00 - Alinyemen Vertikal [PDF]

  • Author / Uploaded
  • agung
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ALINYEMEN VERTIKAL



 Alinyemen vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. • Pada perencanaan alinyemen vertikal terdapat kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).



 Alinyemen vertikal atau biasa juga disebut penampang melintang jalan didefinisikan sebagai perpotongan antara potongan bidang vertikal dengan badan jalan arah memanjang (Sukirman, 1994).  Perencanaan alinyemen vertikal berkaitan erat dengan besarnya volume galian dan timbunan yang akan terjadi, oleh karena itu perencanaannya juga terkait dengan besarnya biaya konstruksi yang akan terjadi. Sebagai contoh, jalan yang cenderung mengikuti muka tanah asli akan menghasilkan volume galian dan timbunan yang relatif kecil sehingga mengakibatkan biaya yang diimbulkan menjadi relatif murah



Contoh penggambaran alinyemen vertikal



Pertimbangan perencanaan alinyemen vertikal



meliputi : 1. Besarnya biaya pembangunan yang tersedia. 2. Persyaratan yang berhubungan dengan fungsi jalan.



3. Kondisi tanah dasar. 4. Kondisi medan.



5. Muka air banjir. 6. Muka air tanah



7. Kelandaian yang masih memungkinkan.



Elevasi muka jalan sebaiknya: • Berada di atas elevasi permukaan tanah asli



• Berada di atas muka air banjir, pada daerah yang sering dilanda banjir. • Dibuat dengan volume galian dan timbunan yang



seimbang untuk minimalisasi biaya. • Memperhatikan penurunan (settlement), pada tanah lunak.



• Memperhatikan perkembangan lingkungan



KELANDAIAN JALAN Landai Minimum  Kelandaian jalan merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan alinyemen vertikal. Kelandaian yang bagus bagi kendaraan tentunya adalah kelandaian yang tidak menimbulkan kesulitan dalam mengoperasikan kendaraan yaitu kelandaian 0% (datar).  Namun, untuk keperluan drainase justru kelandaian yang tidak datar-lah yang lebih disukai. Beberapa panduan yang bisa diikuti dalam perencanaan kelandaian adalah sebagai berikut: Untuk jalan-jalan di atas timbunan yang tidak memiliki kereb dan kemiringan melintang jalan sudah memadai untuk mengalirkan air, maka kelandaian “datar” sangat dianjurkan. • Untuk jalan-jalan di atas timbunan dan berada pada medan datar serta memiliki kereb, maka kelandaian 0.15% dianjurkan untuk dipakai guna mengalirkan air menuju saluran samping atau inlet.



• Untuk jalan-jalan di atas galian dan memiliki kereb dianjurkan untuk menggunakan kelandaian minimum sebesar 0.3%-0.5%.



Landai Maksimum Selain memiliki batasan minimum, kelandaian juga memiliki batasan maksimum yang diijinkan. Hal ini terkait dengan masalah pengoperasian kendaraan, terutama kendaraankendaraan berat seperti truk. Pengaruh kelandaian terhadap pengoperasian kendaraan dapat berupa berkurangnya kecepatan kendaraan pada tingkat putaran mesin yang sama atau mulai digunakannya transmisi rendah (gigi rendah). Secara praktis, suatu nilai kelandaian masih diperkenankan bila kelandaian tersebut mengakibatkan kecepatan kendaraan lebih besar dari setengah nilai kecepatan rencana Pembatasan kelandaian (maksimum) dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa harus kehilangan kecepatan yang berarti.



Kelandaian pada Alinyemen Vertikal  Kelandaian jalan adalah naik atau turunnya jalan yang dinyatakan dalam  %.



 Kelandaian + ... % berarti jalan itu naik.  Kelandaian - ... % berarti jalan itu turun.



Antara kelandaian-kelandaian tersebut dihubungkan dengan suatu



lengkungan



vertikal



parabola sederhana simetris.



yang



berbentuk



lengkungan



Kelandaian maksimum untuk berbagai VR ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut : Kecepatan Rencana



Landai Maksimum



(Km/jam)



(%)



100 80 60 50 40 30 20



3 4 5 6 7 8 9



Tabel Landai maksimum untuk jalan perkotaan



Kecepatan Rencana



Landai Maksimum



(Km/jam)



(%)



120 110 100 80 60 50 40 L)



dengan pengertian : •L ,panjang lengkung cekung (m) •A, perbedaan aljabar landai (%) •S, jarak pandang henti (m)



1 Lengkung Vertikal Cembung PVI A



g1 % PLV



Yi



Ev



Yn



g2 % PTV



n



i Xi Xn



½ LV



½ LV LV



Gambar 4.1 Lengkung Vertikal Cembung Keterangan : Pada Gambar 4.1 : Titik PLV = titik awal lengkungan parabola g1 = naik, jadi harganya + % Titik PVI = titik perpotongan kelandaian g1 dan g2 g2 = turun, jadi harganya - % Titik PTV = titik akhir lengkungan parabola Titik PLV-PVI dan PVI-PTV adalah garis tangen kelandaian g1 dan g2



Rumus-rumus lengkungan parabola cembung adalah : EV = A . LV 800 dimana : A = g2-g1 dalam % LV = Panjang lengkung vertikal (dalam meter) Yi = ( Xi )2 . Ev ½ LV Yi = A . Xi2 200 LV Jika Xi = ½ LV, maka Yi = EV



g1 = Tinggi titik PVI - Tinggi titik PLV ½ LV g2 = Tinggi titik PTV - Tinggi titik PVI ½ LV



. 100 % . 100 %



Tinggi titik-titik PVI, PLV dan PTV dilihat dari peta perencanaan (tinggi garis kontur).



Panjang minimum lengkung vertikal cembung berdasarkan jarak pandangan henti, untuk setiap kecepatan rencana (VR) dapat menggunakan Tabel 20.



Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH (dengan penghalang balok/lantai jembatan)



Rumus Dasar



• Pada siang hari atau malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = mata pengemudi, h2 = 0 • Pada malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan tidak di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = 60 cm, h2 = 0



Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan jarak pandangan lintasan di bawah dapat ditentukan dengan rumus berikut (AASHTO, 2001) : -jika jarak pandang lebih kecil dari panjang lengkung vertikal (S < L)



-jika jarak pandang lebih besar dari panjang lengkung vertikal (S > L)



dengan pengertian : L = panjang lengkung vertikal cekung (m) A = perbedaan aljabar landai (%) S = jarak pandang (m) C = kebebasan vertikal (m)



Panjang minimum lengkung vertikal cekung berdasarkan jarak pandangan henti, untuk setiap kecepatan rencana (VR) dapat menggunakan Tabel 21.