01 Bentuk-Bentuk Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan social dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting dalam memimpin keluarga. Hal-hal yang menjadi bukti penting keluarga sebagai unit terkecil masyarakat dapat dijelaskan bahwa keluarga terbentuk untuk memenuhi dua tujuan penting yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat dan memenuhi kebutuhan anggota keluarga (Friedman et al, 2010). Keluarga memenuhi kebutuhan masyarakat melalui penghasilan dan sosialisasi anggota keluarga. “Unit dasar (keluarga) yang kuat mempengaruhi perkembangan individu yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan hidup individu tersebut” (Friedman et al, 2010). Keluarga adalah “penyangga” antara individu dan masyarakat. Keluarga memenuhi kebutuhan individu melalui penyediaan kebutuhan dasar (makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kasih sayang). Pembentukan keluarga merupakan upaya pemberian dukungan pada pasangan dalam keluarga dengan memenu hi kebutuhan afektif, seksual dan sosioekomi. Bagi anak keluarga adalah guru pertama, karena keluarga yang akan mengenalkan anak pada peraturan sosial dan memperkenalkan nilai-nilai budaya dan kehidupan untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu kesatuan yang kuat apabila terdapat hubungan baik antara ayah-ibu, ayah-anak, dan ibu-anak. Hubungan baik ini ditandai dengan adaya keserasian



1



dalam hubungan timbal balik antar semua pribadi dalam keluarga. Interaksi antar pribadi yang terjadi dalam keluarga ini ternyata berpengaruh terhadap keadaan bahagia (harmonis) atau tidak bahagia (disharmonis) pada salah seorang atau beberapa anggota keluarga lainnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah “bagaimana konsep dasar keluarga?” C. Tujuam Umum Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keluarga D. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat memahami definisi keperawatan keluarga. 2. Mahasiswa dapat memahami struktur keluarga. 3. Mahasiswa dapat memahami bentuk-bentuk keluarga. 4. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari keluarga.



2



BAB II PEMBAHASAN



1. Definisi Keluarga a. Menurut UUD RI No.52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami, istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Anak yang dimaksudkan dalam pengertian ini adalah anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan tinggal bersama suami atau istri anak-anaknya, maka anak tersebut dapat menjadi keluarga yang baru/keluarga lain. b. Menurut (BKKBN, 2011), keluarga adalah satuan individu yang tidak diikat hubungan keluarga, hidup dan makan serta menetap dalam 1 rumah. c. Menurut Friedman (2010), keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh ikatan darah maupun perkawinan yang satu sama lain saling berinteraksi dan memperhatikan.



2. Struktur Keluarga Ciri-ciri struktur keluarga yaitu; a. Terorganisasi Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi dimana setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota keluarga sebagai bentuk ketergantungan dalam mencapai tujuan.



3



b. Keterbatasan Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, tetapi memiliki keterbatasan yang dilandasi tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. c. Perbedaan dan Kekhususan Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa masingmasing anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang berbeda seperti halnya ayah sebagai pencari nafkah yang utama dan peran ibu yang merawat anak-anak (Efendi dan Makhfudi, 2009).



Menurut Efendi (2009), Struktur Keluarganya sebagai berikut: 1. Dominasi jalur hubungan darah a. Patrilineal Keluarga yang berhubungan melalui jalur garis keturunan ayah. b. Matrilineal Keluarga yang dihubungkan melalui jalur garis keturunan ibu 2. Dominasi keberadaan tempat tinggal a. Patrilokal Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dalam keluarga sedarah dari pihak suami. b. Matrilokal Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dalam keluarga sedarah dari pihak istri. 3. Dominasi pengambilan keputusan a. Patriakal Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami. b. Matriakal Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.



4



Struktur keluarga menurut Friedman (2010), digambarkan sebagai berikut : a. Struktur komunikasi Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adaya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri b. Struktur peran Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misal, status sebagai istri/suami. c. Struktur kekuatan Struktur kekuatan adalah kemampuan diri individu untuk mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. d. Struktur nilai dan norma Nilai adalah sistem ide – ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.



3. Bentuk-bentuk Keluarga Menurut Sussman dalam Zaidin (2010), Bentuk keluarga menggambarkan peran sosial, tingkah laku, kultur, dan gaya hidup serta menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk: a. Keluarga inti. Keluarga inti terdiri dari suami (pencari nafkah), ini ada kecenderungan keluarga inti tradisional bergeser menjadi bentuk keluarga inti nontradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh



5



beberapa hal antara lain suami-istri keduanya pekerja/berkarir dan keluarga tanpa anak. b. Keluarga besar tradisional. Keluarga besar tradisional adalah bentuk keluarga yang pasangan suami istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut. Tipe ini banyak pada kelas pekerja dan kaum migran.karena terdapat banyak anggota keluarga dengan banyak aturan, anak jadi bingung dan mencontoh model yang mana (kakek/ayah/paman). Akibatnya, bila kondisi itu berlangsung lama, terjadi angka perceraian tinggi, kehamilan dikalangan remaja, kelahiran diluar pernikahan, dan lainlain. c. Keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga ini hanya memiliki satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu remaja yang tidak menikah akhir-akhir ini cenderung meningkat karena berbagai alasan antara lain kemiskinan dan pergaulan bebas (melahirkan diluar pernikahan). d. Individu keluarga yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat dimasyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti dipanti wreda, tetapi ada juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan dan psikososial karena tidak mempunyai sistem pendukung. e. Keluarga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang tua menghadapi 3 masalah yang paling menonjol, yaitu pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikatan hati. Selain itu Macklin (1988) mengidentifikasi masalah lain seperti peran orang tua tiri dan anak tiri kurang jelas, harapan keluarga yang tidak realistis, kurangnya orang tua tiri dan anak tiri untuk mempelajari peran satu sama lain, konflik tentang masalah finansial dan pengasuhan anak.



6



f. Keluarga binuldear. Keluarga binuldear merujuk pada keluarga setelah cerai sehingga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam perbedaan diantara keduanya, serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap rumah tangga. Bentuk keluarga ini menimbulkan masalah bagi orang tua dan anak (1) peran orang tua terganggu, baik peran pencari nafkah, peran pengasuh, peran pendidik, maupun peran seksual. (2) peran anakpun akan terganggu karena akan menghadapi dua keluarga inti yang terpisah dalam hal kasih sayang, perlindungan, dll. (3) kerjasama kedua orang tua akan menjadi lebih berat karena tidak ada kecocokan diantara mereka dalam membina rumah tangga dan memberi pelayanan pada anak-anaknya. g. Bentuk variasi keluarga nontradisional. Bentuk variasi nontradisional meliputi bentuk keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya. Meskipun demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai dengan keluarga inti tradisioanal. Bentuk keluarga yang spesifik ini menurut Makelin (1988) adalah perkawinan terbuka, keluarga komunal, pasangan kumpul kebo, perkawinan kelompok, keluarga lesbian dan gay.



Menurut Zaidin (2010), Bentuk keluarga menurut konteks keilmuan dan pengelompokan orang terdiri dari: a. Traditional nuclear : keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh saksi-saksi legal dalam ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. b. Reconstituted nuclear : pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami-istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak-anaknya, baik itu anak dari perkawinan lama



7



walaupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. c. Middle age atau aging couple : suami sebagai pencari uang, istri di rumah, atau keduanya bekerja di luar rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah, perkawinan, atau meneliti karir. d. Dyadic nuclear : pasangan suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak. Keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah. e. Single parent : keluarga dengan satu orangtua sebagai akibat perceraian pasanganya. Anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau luar rumah f. Dual career : suami istri atau keduanya orag karir dan tanpa anak g. Commuter married : pasangan suami-istri atau keduanya sama-sama bekerja dan terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu tertentu. h. Single adult : wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah i. Three generations : tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah j. Institusional : anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti k. Communal : satu rumah terdiri atas dua atau lebih atas dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama berbagi fasilitas. l. Group mariage : satu rumah terdiri atas dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga. m. Ummaried parent and child : ibu dan anak yang pernikahannya tidk di kehendaki dan kemudian anaknya di adopsi n. Cohabitating couple : dua orang atau satu pasangan yang bersama tanpa menikah o. Extended familiy : aggota keluarga yang lain di tinggal dalam satu rumah dan berorientasi pada satu kepala keluarga.



8



4. Fungsi Keluarga Terdapat 5 fungsi keluarga yaitu fungsi ekonomi, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi , fungsi afektif, dan fungsi perawatan kesehatan (stanhope & lancaster, 2012). a. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi keluarga ialah keluarga memperoleh sumber-sumber penghasilan dan pengatura penggunaan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa depan yang dalam prosesnya fungsi ekonomi ini mampu membagikan kerangka keluarga, misalnya



ayah sebagai pencari uang



untuk kebutuhan dan ibu mengurus anak (BKKBN, 2016) b. Fungsi Reproduksi Fungsi



reproduksi



keerlangsungan



keluarga



antar



merupakan



generasi



keluarga



sebuah



bentuk



jaminan



dan



masyarakat,



yaitu



memberikan anggota baru kepada masyarakat. c. Fungsi Sosialisasi Fungsi sosialisasi adalah proses sepnjang hidup ketika individu secara berkelanjutan memodifikasi perilaku mereka sebagai respon terhadap keadaan yang terpola secara sosial yang mereka alami. Funsi sosialisasi mencakup semua proses dalam sebuah keluarga atau komunitas melalui pengalaman selama hidup mereka yang penuh makna dan terdiri dari unsur karkteristik yang berpola secara sosial. d. Fungsi Afektif Fungsi afektif merupakan kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan keluarga yang saling asuh atau saling menyayangi. Fungsi afektif sebagai respon terhadap berbagai kebutuhan anggota keluarga tidak dapat terpenuhi secara adekuat, maka akan menimbulkan tekanan dalam keluarga, gangguan kesehatan dan kesedihan lebih dari satu anggota keluarga. e. Fungsi Perawatan Kesehatan



9



Friedman (2010) menyatakan bahwa fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan maalah kesehatan yang memberdayakan sumber daya keluarga dan berbasis keluarga. Fungsi perawatan keluarga bukan hanya sebagai fungsi esenisal dan dasar keluarga, tetapi fungsi yang mengemban fokus setral dalam keluarga agar keluarga berfungsi dengan baik dan sehat.



Menurut Friedman (2010), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu : 1. Fungsi afektif (affective function) Fungsi afektif berguna untuk kebutuhan psikososial. Keberhasilan pada fungsi ini dilihat dari kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. 2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) Fungsi ini sebagai tempat melatih anak dan mengembangkan kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma-norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga. 3. Fungsi reproduksi ( reproductive function) Berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber daya manusia 4. Fungsi ekonomi (economic function) Keluarga ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah. 5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (health care function) Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Terdapat beberapa bentuk-bentuk keluarga yaitu keluarga inti, keluarga tanpa anak, keluarga adopsi, keluarga asuh, extended family, keluarga orang tua tunggal, dewasa lajang yang tinggal sendiri, keluarga orangtua tiri, keluarga binuklir, cohabiting family, dan keluarga homoseksual. Selain itu, keluarga juga memiliki beberapa fungsi yang harus dijalankan sebagai keluarga yaitu fungsi biologis, psikologis, sosialisasi, ekonomi dan pendidikan.



B. Saran Diharapkan



mahasiswa



danmasyarakat



dapat



membaca



serta



mengetahui definisi keluarga, struktur keluarga, bentuk-bentuk keluarga dan fungsi keluarga.



11



DAFTAR PUSTAKA



Efendi, F dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : riset, teori & praktik; alih Bahasa, Achir Yani S. Hamid; editor edisi Bahasa Indonesia, Estu Tiar – Ed. 5. Jakarta: EGC Stanhope, M and Lancaster J. (2012). Community Public Health Nursing. St Louis-Missouri: Mosby Zaidin, Ali. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC



12