02 BI - Klaster-3 - UK-4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU INFORMASI TEKNIK MEKATRONIKA



MEMELIHARA SISTEM PNEUMATIK C.282900.023.01



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.



DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA MALANG



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ...............................................................................................



2



BAB I PENDAHULUAN .................................................................................



5



A.



TUJUAN UMUM ..........................................................................



5



B.



TUJUAN KHUSUS ........................................................................



5



BAB II MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DALAM RANGKA PEMELIHARAAN PREVENTIF TERHADAP SISTEM PNEUMATIK ........................................ A.



6



Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan aktifitas pekerjaan ..................................................................................



6



1. Cara menyiapkan perangkat dan komponen sistem pneumatik untuk pemeriksaan/pemeliharaan preventif ..........................



6



2. Cara melaksanakan inspeksi secara visual dan pengujian dengan peralatan standar ...................................................



16



3. Cara melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif yang dijadwalkan mencakup penyesuaian dan atau perbaikan menggunakan teknik fluida daya mengacu pada spesifikasi pabrik pembuatnya .............................................................. B.



Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan aktifitas pekerjaan ..................................................................................



C.



24



34



Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan aktifitas pekerjaan ..................................................................................



38



BAB III MELACAK DAN MENEMUKAN GANGGUAN PADA SISTEM PNEUMATIK .



39



A.



Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Kondisi Sistem.....



39



1. Cara mengidentifikasi komponen sistem pneumatik berdasar tanda yang dimiliki .............................................................



39



2. Cara melaksanakan pemeriksaan sistem secara visual untuk koleksi data pelacakan gangguan ........................................



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



48



Halaman: 2 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



3. Cara memperbaharui kartu riwayat pemeliharaan dan jadwal pemeliharaan preventif untuk penambahan data pelacakan gangguan ...........................................................................



63



4. Cara melakukan pemeriksaan dan pengetesan berdasarkan prinsip menggunakan teknik dan peralatan tes yang tepat ....



65



5. Cara memverifikasi gangguan dan kegagalan fungsi sesuai standar kerja dan fungsi sistem ...........................................



83



6. Cara melaporkan gangguan dan kegagalan fungsi pemakaian secara tertulis .................................................................... B.



Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Kondisi rangkaian peralatan dan komponen pneumatik/elektropneumatik ..................



C.



84



85



Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Kondisi rangkaian peralatan dan komponen pneumatik/elektropneumatik .................



89



BAB IV MEMPERBAIKI DAN ATAU OVERHAUL SISTEM PNEUMATIK ...............



90



A.



Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Set-Up Tekanan Udara .......................................................................... 1.



Cara memperbaiki peralatan atau komponen serta sistem pneumatik yasng rusak .......................................................



2.



90



90



Cara memeriksa kembali pengisolasian sistem atau komponen .........................................................................



93



3. Cara memberi tanda/label peralatan atau komponen yang diisolasi ............................................................................. 4.



Cara melaksanakan penggantian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen ..............................................



5.



95



Cara memilih komponen pengganti dari katalog pabrik pembuatnya .......................................................................



7.



94



Cara melakukan pengujian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen ..............................................



6.



94



96



Cara memasang kembali komponen sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan ...................................................................



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



96



Halaman: 3 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



8.



Kode Modul C.282900.023.01



Cara mengetes kelaikan operasi komponen yang sudah terpasang ..........................................................................



B.



Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Set-Up Tekanan Udara ..........................................................................



C.



97



98



Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Set-Up Tekanan Udara ..........................................................................



100



BAB V MELAKSANAKAN KOMISIONING ULANG SISTEM PNEUMATIK .............



101



A.



Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menguji Dan Mengoperasikan Sistem Pneumatik ...................................................................... 1.



Cara mengkomisioning ulang sistem pneumatik ...................



2.



Cara melakukan penyempurnaan operasi sistem dan verifikasi menggunakan prinsip fluida daya dan teknik aplikasi sistem...



3.



103



146



Keterampilan yang Diperlukan dalam Menguji Dan Mengoperasikan Peralatan Dan Komponen Pneumatik ..........................................



C.



101



Cara memperbaharui dan melengkapi kartu riwayat pemeliharaan .....................................................................



B.



101



146



Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menguji Dan Mengoperasikan Peralatan Dan Komponen Pneumatik ..........................................



148



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................



149



A.



Buku Referensi ...........................................................................



149



B.



Referensi Lainnya .......................................................................



149



DAFTAR ALAT DAN BAHAN .........................................................................



150



A.



DAFTAR PERALATAN/MESIN .......................................................



150



B.



DAFTAR BAHAN .........................................................................



150



DAFTAR PENYUSUN ...................................................................................



151



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 4 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



BAB I PENDAHULUAN A. TUJUAN UMUM Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memelihara sistem pneumatik/elektropneumatik,



meliputi



pemeliharaan



preventif,



pelacakan



dan



menemukan gangguan, memperbaiki dan atau overhaul, dan komisioning ulang sesuai prosedur pengoperasian.



B. TUJUAN KHUSUS Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memelihara Sistem Pneumatik ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik sesuai SOP. 2. Melacak dan menemukan gangguan pada sistem pneumatik sesuai SOP. 3. Memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik sesuai SOP. 4. Melaksanakan komisioning ulang sistem pneumatik sesuai SOP.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 5 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



BAB II MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DALAM RANGKA PEMELIHARAAN PREVENTIF TERHADAP SISTEM PNEUMATIK



A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaksanakan Pemeriksaan dalam rangka Pemeliharaan Preventif terhadap Sistem Pneumatik Tahap awal memelihara sistem pneumatik adalah melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik. Untuk dapat melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik dengan baik perlu didukung dengan seperangkat pengetahuan sebagai berikut: 1.



Cara menyiapkan perangkat dan komponen sistem pneumatik untuk pemeriksaan/ pemeliharaan preventif.



2.



Cara melaksanakan inspeksi secara visual dan pengujian dengan peralatan standar.



3.



Cara melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif yang dijadwalkan mencakup penyesuaian dan atau perbaikan menggunakan teknik fluida daya mengacu pada spesifikasi pabrik pembuatnya.



1. Cara menyiapkan perangkat dan komponen sistem pneumatik untuk pemeriksaan/pemeliharaan preventif. a. Pentingnya Perawatan dan Perbaikan



Maintenance and Repair (MR) atau perawatan dan perbaikan merupakan kegiatan yang sulit untuk dipisahkan. Kegiatan perawatan akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan perbaikan, demikian sebaliknya. Perawatan ditentukan sebelum pekerjaan perbaikan, dilakukan secara terjadwal dengan tujuan mencegah keausan dan kegagalan mendadak dari komponen peralatan. Definisi perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan. Kegiatan perawatan adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan yang dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai. Beberapa istilah tentang perawatan, antara lain: 1) Perawatan pencegahan (preventive), yaitu perawatan yang dilakukan terhadap peralatan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 6 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2) Perawatan dengan cara perbaikan (corrective), yaitu perawatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk memenuhi kondisi standard peralatan tersebut. 3) Perawatan jalan (running), yaitu perawatan yang dilakukan selama peralatan dipakai 4) Perawatan dalam keadaan berhenti (shut-down), yaitu perawatan yang dilakukan pada saat peralatan tidak sedang dipakai.



b. Peraturan dan Standar Keamanan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Industri 1) Pengertian K3 Dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu: a. Secara Filosofis Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur. b. Secara Keilmuan Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.



Tujuan dari K3: 1) Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja. 2) Meningkatkan efisiensi kerja. 3) Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Misi dari K3: 1) Mempelajari tentang K3 2) Melaksanakan tentang K3 3) Memperoleh hasil yang sempurna dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja Sasaran K3: 1) Menjamin keselamatan pekerja 2) Menjamin keamanan alat yang digunakan 3) Menjamin proses produksi yang aman dan lancar



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 7 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Norma-norma yang harus dipahami dalam K3: 1) Aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja 2) Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja 3) Resiko kecelakaan dan penyakit kerja Tujuan norma-norma: agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan untuk dapat menjamin keselamatan pekerja. Dasar hukum K3: 1) UU No.1 tahun 1970 2) UU No.21 tahun 2003 3) UU No.13 tahun 2003 4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996



Hambatan dari penerapan K3: 1) Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat : 



Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar







Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah



2) Hambatan dari sisi perusahaan: Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.



2) Jenis-jenis bahaya dalam K3 Dibagi menjadi 3, yaitu: a) Jenis kimia Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia berbahaya. Contoh: 



Abu sisa pembakaran bahan kimia







Uap bahan kimia







Gas bahan kimia



b) Jenis fisika 



Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin.







Keadaan yang sangat bising.







Keadaan udara yang tidak normal.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 8 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Contoh:  Kerusakan pendengaran  Suatu suhu tubuh yang tidak normal



c) Jenis proyek/ pekerjaan 



Pencahayaan atau penerangan yang kurang.







Bahaya dari pengangkutan barang.







Bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.



Contoh: 



Kerusakan penglihatan







Pemindahan barang yang tidak hati-hati sehingga melukai pekerja







Peralatan kurang lengkap dan pengamanan sehingga melukai pekerja.



Istilah-istilah yang ditemui dalam dalam dunia kerja: a) Harzard adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit dan kerusakan yang menghambat kemampuan pekerja. b) Danger/bahaya adalah tingkat bahaya suatu kondisi yang dapat mengakibatkan peluang bahaya yang mulai tampak sehingga mengakibatkan memunculkan suatu tindakan. c) Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu. d) Incident adalah munculnya kejadian berbahaya yang dapat menimbulkan terjadinya kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal. e) Accident adalah kejadian bahaya yang disertai dengan adanya korban atau kerugian baik manusia maupun peralatan. Kecelakaan Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya. Oleh karena itu, sabotase atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya.



Kerugian akibat kecelakaan kerja Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan 5 kerugian (5K): a) Kerusakan b) Kekacauan organisasi c) Keluhan dan kesedihan d) Kelainan dan cacat Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 9 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



e) Kematian Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja a) Pengendalian teknik Contoh:  Mengganti prosedur kerja  Menutup atau mengisolasi bahan bahaya  Menggunakan otomatisasi pekerja  Ventilasi sebagai pengganti udara yang cukup



b) Pengendalian administrasi Contoh:  Mengatur waktu yang pas/sesuai antara jam kerja dengan istirahat  Menyusun peraturan K3  Memasang tanda-tanda peringatan  Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman  Mengadakan dan melakukan pelatihan sistem penanganan darurat



Standart keselamatan kerja Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja. a. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan. b. Perlindungan mesin. c. Pengamanan listrik yang harus mengadakan pengecekan berkala. d. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan yang cukup, ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang khusus.



Pasal 3 Undang-Undang No.1 Tahun 1970, menyatakan syarat-syarat keselamatan kerja ditetapkan untuk: a. mencegah dan mengurangi kecelakaan; b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; e. memberi pertolongan pada kecelakaan; f.



memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;



g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 10 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan; i.



memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;



j.



menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;



k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; l.



memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;



m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya; n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang; o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan; p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang; q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; r. menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Tentang kewajiban bila memasuki tempat kerja, pasal 13 UU No.1 Th. 1970, meyatakan bahwa barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.



c. Pengendalian Risiko K3 Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat ditolerir. Cara pengendalian risiko dilakukan melalui: a. Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber bahaya (hazard). b. Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya. c. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan. d. Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 11 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



e. Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.



d. Peralatan dan Perlengkapan K3 Industri/Alat Pelindung Diri (APD) Peralatan dan perlengkapan K3 industri atau sering difahami sebagai alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Alat pelindung diri



(APD) merupakan perlengkapan keselamatan bagi operator atau pekerja dalam setiap mengoperasikan peralatan alat-alat teknik dan sebuah mesin. Setiap orang yang bekerja dengan peralatan baik peralatan manual ataupun otomatis wajib mengetahui perlengkapan perlindungan diri. Didalam bengkel-bengkel permesinan juga harus dicantumkan tanda-tanda penggunaan alat pelindung diri (APD), supaya setiap orang yang bekerja di dalamnya selalu ingat untuk melengkapi dirinya dengan alat pelindung diri.



Gambar 2.1 Tanda-tanda alat pelindung diri 1) Pakaian Kerja Pakaian kerja yang dipakai oleh operator harus mempunyai syarat-syarat tidak mengganggu pergerakan tubuh operator dan tidak terasa panas waktu dipakai. Indonesia beriklim tropis maka disarankan untuk pakaian kerja dibuat dari bahan cotton. Pakaian kerja sebaiknya tidak ada bagian-bagian yang terjurai atau melambai-lambai supaya tidak terlilit putaran sumbu utama.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 12 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 2.2 Pakaian kerja MR



2) Sepatu kerja Sepatu yang dikenakan oleh operator harus benar-benar dapat memberikan perlindungan terhadap kaki operator. Berdasarkan standart yang telah ditentukan bahwa sepatu kerja dibuat dari bahan kulit, sedangkan alas dibuat dari karet yang elastis tetapi tidak mudah rusak karena berinteraksi dengan minyak pelumas (oli) dan biasanya untuk bagian ujung masih dilapisi oleh plat besi yang digunakan untuk melindungi kaki apabila terjatuh oleh benda-benda yang berat.



Gambar 2.3 Sepatu pengaman



3) Kaca Mata Kaca mata digunakan untuk melindungi mata operator dari bram-bram yang melayang pada saat kerja di mesin perkakas. Oleh karena itu kaca mata yang dipakai oleh operator harus memenuhi syarat-syarat berikut: mampu menutup semua bagian-bagian mata dari kemungkinan terkena bram, tidak mengganggu penglihatan operator dan yang terakhir harus memiliki lubang sebagai sirkulasi udara ke mata.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 13 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 2.4 Kacamata pengaman 4) Helm/topi Helm digunakan untuk melindungi kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas pada saat bekerja. Helm harus terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah pecah jika terkena serpihan benda dari atas. Selain itu untuk menghindari terlilitnya rambut operator yang panjang pada putaran sumbu utama.



Gambar 2.5 Helm dan topi



5) Masker Masker pelindung digunakan apabila benda kerja yang dikerjakan menimbulkan serbuk atau debu, bau seperti bahan kayu, plastik, aluminium atau bau yang menyengat.



Gambar 2.6 Macam-macam masker pelindung 6) Sarung tangan Sarung tangan digunakan untuk melindungi diri dari benda kerja yang dikerjakan panas atau yang mengandung bahan kimia. Sarung tangan sendiri terbuat bahan yang berbeda-beda tergantung penggunaannya. Bahan sarung tangan antara lain terbuat dari karet, kulit atau kain.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 14 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 2.7 Sarung tangan pelindung (kain, kulit, dan karet)



7) Pelindung telinga Untuk menghindari suara yang berlebihan ditempat kerja, sebaiknya menggunakan pelindung telinga. Suara bising bisa berdampak pada kesehatan apabila terjadi secara berulangulang dalam kurun waktu yang cukup lama, terutama gangguan pendengaran.



Gambar 2.8 Pelindung teling dari suara bising



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 15 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2. Cara melaksanakan inspeksi secara visual dan pengujian dengan peralatan standar.



a. Jenis-jenis Perawatan Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu: 1) Perawatan terencana (preventif dan korektif) 2) Perawatan tidak terencana (darurat). Joel Levitt (2002) membagi pekerjaan perawatan menjadi sebagai berikut:



Gambar 2.9 Pembagian pekerjaan perawatan



Pada perawatan Direncanakan-Korektif terdapat 3 tahapan, yaitu: (1) pendeteksian, cek fungsi, cek kinerja, bandingkan dengan spesifikasi alat/sistem; (2) menentukan lokasi, cek fungsi tiap blok (bagian dari sistem), cek komponen pada blok yang tidak bekerja dengan baik; dan (3) perbaikan, perbaiki atau ganti komponen yang rusak dengan baru.



Tujuan perawatan secara umum adalah membantu untuk: 1) Melindungi aset dan memperpanjang usia pakai peralatan produksi 2) Meningkatkan keandalan sistem 3) Menurunkan biaya penggantian 4) Mengurangi downtime (waktu tidak produksi) sistem 5) Mengurangi kecelakaan/cedera



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 16 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Kegagalan peralatan kontrol, mekanik, atau kegagalan proses dapat berakibat buruk baik untuk manusia dan dari sisi ekonomi. Selain downtime dan biaya termasuk untuk memperbaiki dan/atau mengganti peralatan bagian atau komponen, ada risiko kecelakaan/cedera operator, dan eksposur akut kimia dan/atau agen fisik. Oleh karena itu perawatan adalah kegiatan pencegahan kecelakaan berkelanjutan yang sangat penting, yang harus diintegrasikan ke dalam operasi /proses manufaktur produk Anda. Bagi sebagian industri, masalah pemeliharaan dan perbaikan secara umum selalu dikaitkan dengan tanggungjawabnya terhadap produk yang berkualitas, tepat waktu dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Beberapa industri atau organisasi yang besar bahkan mempunyai misi yang selalu dikaitkan dengan aset dan investasi. Jadi kegiatan pemeliharaan & perbaikan alat & fasilitas lain diperhitungkan sebagai bagian dari aset & investasi.



b. Jenis-jenis Perawatan Peralatan Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pra perawatan dan perawatan pencegahan.



Gambar 2.10 Jenis-jenis Perawatan Peralatan



1) Perawatan sebelum dioperasikan (pra-perawatan) Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin peralatan agar dapat beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan maka dibuat rencana Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 17 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



perawatannya. Perawatan dapat berupa jadwal pembersihan, penggantian pelumasan dan uji coba peralatan tanpa beban. Peralatan yang baru dihidupkan hendaknya tidak langsung dibebani. Peralatan dibiarkan hidup beberapa menit, sementara itu diadakan pengecekan pada bagian-bagian tertentu. Apabila tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat dibebani sedikit demi sedikit sampai pada beban yang diharapkan.



2) Perawatan Pencegahan Telah disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata-mata mencegah terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan ini justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai.



Perawatan pencegahan meliputi: 1) Perawatan harian (preventif) Maksudnya ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap/selama peralatan dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh pemakai peralatan.



Macam-macam kegiatan perawatan harian: a) Selama peralatan bekerja maka pemakai harus selalu memeriksa/mengganti situasi kerjanya, bahkan sejak peralatan mulai bekerja. Cara memeriksa/mengamati yaitu dengan cara:  Lihat, maksudnya cara kerja peralatan diperhatikan, barangkali ada sesuatu yang kelihatan tidak semestinya.  Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada getaran suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya.  Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada suara-suara asing yang menandakan kelainan. b) Pencegahan Beban Lebih Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi kapasitas/kemampuan yang termasuk beban lebih. Misalnya: Putaran peralatan terlalu tinggi, muatan terlalu berat, suhu terlalu tinggi, dan sebagainya.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 18 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c) Pelumasan Semua peralatan yang berputar atau bergerak bergesekan perlu diberi pelumasan. Pelumasan ini berfungsi untuk mengurangi gesekan, mencegah keausan dan berfungsi mendinginkan. Untuk pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan komponen yang dilumas. d) Pendinginan Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti suhu terkendali hingga laju kerusakan terkendali pula. e) Pencegahan Korosi. Pada umumnya peralatan yang bagian-bagiannya terbuat dari logam/baja ada kecenderungan berkarat (korosi). Proses korosi akan terjadi bila logam bereaksi dengan oksigen, air atau bermacam-macam asam. Korosi sangat merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab itu korosi harus dicegah. Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara: 



Kebersihan, yaitu menjaga peralatan tetap bersih selalu dibersihkan sehabis dipakai.







Melindungi logam agar tidak terkena zat-zat penyebab korosi antara lain dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.



2) Perawatan Berkala (korektif) Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal yang diprogramkan. Macam-macam kegiatan perawatan berkala antara lain: a) Pemeriksaan secara periodik. Maksudnya ialah memeriksa peralatan terhadap bagian bagiannya untuk diadakan perawatan pencegahan. Pemeriksaan dapat dilakukan bulan, 6 bulanan atau tahunan. b) Penyetelan bagian-bagian/komponen. Selama peralatan beroperasi, dimungkinkan komponen-komponen berubah posisi karena adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan sebagainya, sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen bergeser. Untuk itu perlu distel kembali agar kembali seperti semula. c) Penggantian komponen. Dari hasil inspeksi, mungkin ditemukan ada komponenkomponen yang perlu diganti karena aus, patah atau bengkok hingga tak dapat berfungsi dengan baik.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 19 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Untuk itu perlu penggantian komponen. Dalam melaksanakan perawatan berkala ini, harus bekerja berdasarkan petunjuk perawatan.



Agar fungsi perawatan efektif, maka harus memasukkan unsur-unsur berikut: Rencana penggantian komponen dirancang sebagai berikut: a. Keandalan komponen (kegagalan peralatan biasanya disebabkan oleh kekuranghandalan komponen) 



Cek informasi pabrikan







Cek produk terbaik yang diterima di industri



b. Menjaga rekaman perawatan peralatan c. Penjadwalan penggantian komponen pada akhir perawatan usia pakai d. Memperoleh dan memelihara persediaan: 



Komponen paling terpercaya







Komponen penting







Komponen dijadwalkan untuk penggantian



e. Mengganti peralatan dengan rawan-service dengan peralatan yang lebih handal. Dengan memperkenalkan unsur perencanaan dalam fungsi perawatan, Anda dapat mengurangi perbaikan dan tenaga dengan syarat keahlian khusus.



Eksplorasi perawatan untuk mengantisipasi dan mencegah kerusakan. Tindakan diagnostik untuk menganalisis kebutuhan pabrik Anda meliputi: a. Spesifikasi Operasi dan perlakuan peralatan b. Pengalaman masa lalu dengan komponen: 



Catatan inspeksi







Catatan servis







Frekuensi penggantian







Kegagalan komponen diperiksa



c. Program pelumasan dijadwalkan secara teratur: 



Mengidentifikasi titik-titik pelumasan pada peralatan







Kode warna untuk mengidentifikasi frekuensi pelumasan



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 20 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri







Kode Modul C.282900.023.01



Berkonsultasi dengan pabrikan dan belajar dari praktik terbaik industri untuk menyusun jadwal.



3) Mengidentifikasi Bahaya Yang akan Terjadi pada Kegiatan MR Bahaya yang berhubungan dengan kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bahaya Keselamatan 



Mekanis (peralatan dan alat)







Elektris (peralatan hidup/bertegangan)







pneumatik







Hidrolik







Panas







Pembakaran







Jatuh (lantai yang licin, bekerja di ketinggian)



b. Bahaya kesehatan 



Agen kimia (proses kimia, pelarut pembersih, produk reaksi tak terduga, debu, bahan kimia lainnya)







Agen fisika (noise, getaran, lainnya)



c. Bahaya ergonomis  Biomekanik



(angkat,



mendorong,



menarik



(penanganan



manual),



peregangan,



penyelesaian (untuk mencapai dan mengakses daerah sulit)  Desain pekerjaan / proses (alat yang dirancang buruk, sulit untuk mengakses lokasi kerja, alat pelindung diri, prosedur kompleks) Banyak dari bahaya ini saling terkait. Periksa proses Anda, tata letak area proses Anda, dan peralatan proses yang digunakan, untuk menentukan sifat yang tepat dari bahaya yang mungkin ditemui selama kegiatan perawatan. Misalnya, pekerjaan perawatan dilakukan di ruang terbatas membawa risiko yang lebih besar dari luka kritis dan eksposur akut terhadap bahan kimia dan fisik. Risiko ini berkaitan dengan peralatan dan bahan-bahan di ruang itu sendiri dan dari operasi di dekatnya.



4) Mengontrol Bahaya Yang akan Terjadi pada Kegiatan MR Idealnya, bahaya yang mungkin terjadi selama kegiatan perawatan harus ditangani dalam tahap perencanaan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 21 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



a) Seleksi proses Tergantung pada sifat dari proses, tindakan pencegahan khusus mungkin diperlukan untuk melindungi pekerja saat pembongkaran dan pembersihan peralatan. Pertimbangkan faktor ini ketika Anda membuat keputusan untuk memilih salah satu proses. Juga pertimbangkan faktor-faktor berikut yang berkontribusi terhadap tingkat risiko kegiatan perawatan: a. Kemudahan pendirian struktur untuk sementara b. Kemudahan untuk mengakses c. Dukungan dan perakitan ulang komponen dari peralatan skala besar d. Penggunaan kerekan dan platform kerja mobile e. Penggunaan yang aman dari tangga terutama di dekat peralatan bertegangan listrik f.



Berapa banyak pembongkaran diperlukan untuk mengakses peralatan yang terdampak.



g. Keperluan untuk peralatan pengangkat sementara h. Keperlu untuk perlengkapan pelindung pribadi (Alat Pelindung Diri/APD) i.



Bahaya rumah tangga terletak di lantai dengan adanya komponen terbongkar.



b) Seleksi peralatan Proses yang Anda pilih akan menentukan jenis peralatan yang akan Anda gunakan. Namun, pertimbangkan hal berikut: a. Keandalan (Data pabrikan, Pengalaman mengoperasikan di pabrik, Data asosiasi pabrikan) b. Kemudahan akses ke bagian yang akan diservis c. Kemudahan pembongkaran d. Kompleksitas prosedur perbaikan e. Kemudahan frekuensi pelumasan bagian yang diperlukan f.



Tindak lanjut produsen/pemasok (Ketersediaan suku cadang,



Ketersediaan waktu



pelayanan). c) Mengembangkan Prosedur Ketika servis peralatan, bahaya yang tidak terkait dengan proses operasi Anda kemungkinan akan muncul juga. Untuk alasan ini, penting untuk mempersiapkan prosedur servis tertulis yang meliputi: (1) Kejelasan prosedur, langkah-demi-langkah, dalam bentuk checklist, untuk mengendalikan energi yang berbahaya a. Persiapan untuk mematikan b. Mematikan mesin, proses atau peralatan Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 22 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c. Mengisolasi energi ke mesin, proses atau peralatan d. Menerapkan perangkat lockout e. Mengontrol energi yang tersimpan (de-energization) f.



Verifikasi isolasi



g. Pelepasan dari kontrol lockout (2) Identifikasi bahaya (3) Seleksi dan spesifikasi APD (Sesuai jenis bahaya dengan tepat) (4) Seleksi dan spesifikasi alat yang akan digunakan: b. Alat yang tepat untuk pekerjaan c. Dalam kondisi baik d. Sesuai untuk lingkungan (misalnya, alat non memicu dalam atmosfer yang mudah terbakar) e. Desain ergonomis (5) Prosedur langkah-langkah untuk pembongkaran (6) Checklist langkah-langkah untuk pemeriksaan komponen (untuk menetapkan data dasar keandalan) (7) Identifikasi bahaya yang terkait dengan sub prosedur: b. Masuk dan bekerja di ruang terbatas c. Pengelasan di ruang terbuka dan terbatas d. Penghilangan isolasi e. Pembersihan f.



Penanganan dan penggunaan pelarut



g. Struktur pendirian sementara h. Penggunaan peralatan portabel i.



Penggunaan tangga



j.



Peledakan abrasive



k. Pengecatan (8) Pemasangan dan pembongkaran perancah dan platform sementara lainnya (9) Pembongkaran peralatan skala kecil (10) Perakitan kembali peralatan skala kecil (11) Penyangga dan pembongkaran peralatan skala besar Memeriksa setiap prosedur secara menyeluruh untuk memastikan bahwa metode paling tidak berbahaya dipilih, dan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan aman diambil. Mencatat semua kegiatan perawatan, indikasi-indikasi mesin, bagian-bagian terkait, jenis perawatan dan tanggal dilakukan. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 23 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c. Cara melaksanakan inspeksi peralatan secara visual Cara melaksanakan inspeksi/pemeriksaan secara visual dilakukan dengan cara mengamati yaitu:  Lihat, maksudnya cara kerja peralatan diperhatikan, barangkali ada sesuatu yang kelihatan tidak semestinya.  Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada getaran suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya.  Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada suara-suara asing yang menandakan kelainan.



3. Cara melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif yang dijadwalkan mencakup penyesuaian dan atau perbaikan menggunakan teknik fluida daya mengacu pada spesifikasi pabrik pembuatnya. a. Bentuk-bentuk Perawatan Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara: 1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance). 2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:



Gambar 2.11 Skema pembagian perawatan



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 24 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



1) Perawatan Preventif (Preventive Maintenance) Perawatan preventif adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.



2) Perawatan Korektif Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.



3) Perawatan Berjalan Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.



4) Perawatan Prediktif Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.



5) Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.



6) Perawatan Darurat (Emergency Maintenance) Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:



1) Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance) Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 25 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.



2) Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement) Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.



Istilah-istilah yang umum dalam perawatan: 1. Availability: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan. 2. Downtime: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan. 3. Check: Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk. 4. Facility Register Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas. 5. Maintenance management: Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama. 6. Maintenance Schedule: Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya. 7. Maintenance planning: Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang. 8. Overhaul: Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima. 9. Test: Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima. 10. User: Pemakai peralatan/fasilitas. 11. Owner: Pemilik peralatan/fasilitas. 12. Vendor: Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 26 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan. 13. Efisiensi:



14. Trip: Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik). 15. Shut-in: Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak). 16. Shut-down: Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.



b. Sistematika Perbaikan Pneumatik Pekerjaan perbaikan sistem pneumatik akan memberikan hasil yang optimal apabila dikerjakan secara sistematis. Sistematik perbaikan pneumatik meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Perbaikan (Corective Maintenance atau Repair fault) ialah suatu tindakan pemeliharaan terhadap mesin/peralatan/fasilitas yang mengalami kerusakan untuk mengembalikan kepada kondisi semula agar fasilitas tersebut dapat berfungsi kembali. Dengan demikian perbaikan ini dapat dikatakan merupakan bagian dari pemeliharaan secara umum. 2) Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang perbaikannya



cukup



dengan



penggantian



komponen



(replacement)



dan



tidak



memerlukan waktu dan biaya tinggi. 3) Perbaikan medium (Medium repairing)



ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan



akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang lebih lama. 4) Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan pembetulan-pembetulan maupun penggantian komponen. 5) Perbaikan darurat (Emergency repairing)



ialah perbaikan dari kerusakan akibat



kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang sempurna atau langsung diperbaiki secara sempurna. Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti : 1) Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin/peralatan/fasilitas dalam keadaan bekerja atau dioperasikan/digunakan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 27 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2) Shut down maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin/peralatan/fasilitas yang mana mesin/peralatan/fasilitas tersebut harus diberhentikan/tidak dipergunakan, karena tidak mungkin dilakukan pemeliharaan bila mesin/peralatan/fasilitas dalam keadaan bekerja/dipergunakan. 3) Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut juga pemeliharaan yang tidak baik. Perbaikan atau pun overhaul biasa dilakukan oleh teknisi dan/atau teknisi ahli, sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya memperhatikan suatu sistematika perbaikan atau overhaul yang telah ditentukan. Kegiatan di dalam perbaikan meliputi hal-hal berikut : 1) Diagnosa Kerusakan atau disebut juga Fault Finding ialah kegiatan untuk mencari atau menemukan kerusakan (bagian yang rusak) pada fasilitas yang mengalami gangguan. Untuk dapat melaksanakan diagnosa kerusakan biasanya teknisi dibantu oleh :  Informasi dari operator  P K (Petunjuk Kerja) dari buku operations manual.  P P (Petunjuk Pemeliharaa) dari buku maintenace manual.  KM (Kartu Mesin) yang merupakan catatan perbaikan sebelumnya (maintenance record). 2) Analisis perbaikan ialah kegiatan yang dilakukan setelah kerusakan atau gangguan ditemukan yaitu mengadakan pemeriksaan bagian-bagian yang rusak, memperhitungkan dan merencanakan pelaksanaan perbaikan. 3) Proses Perbaikan ialah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh bagian perencanaan ( maintenance engineering ). Pelaksana perbaikan ini tentu disesuaikan dengan tingkat kesulitan perbaikannya. 4) Penyetelan dan pemeriksaan ialah proses penyatuan atau perakitan kembali setelah semua komponen yang diperbaiki selesai. Pemeriksaan hasil penyetelan/perakitan biasanya dilakukan oleh Supervisor (seorang pengawas) perbaikan. 5) Uji Perbaikan ialah pengujian hasil perbaikan untuk menyatakan bahwa perbaikan telah selesai dan hasilnya merupakan mesin/peralatan/fasilitas yang telah baik kembali hingga dapat difungsikan lagi. Ada beberapa jenis pengujian yang harus dilakukan terhadap hasil perbaikan ini yaitu:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 28 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



1) Uji tampak maksudnya ialah mesin/peralatan/fasilitas yang telah selesai diperbaiki perlu dilihat secara visual apakah sudah tampak rapi, tertib dan sempurna rakitannya. 2) Uji geometrik ialah pengujian komponen mekanik seperti kerataan permukaan, kesentrisan putaran, kesikuan, kedataran dan sebagainya. Uji geometrik ini perlu dilakukan untuk meyakinkan kesempurnaan perakitan, karena apabila komponen mekanik tidak dipasang dengan sempurna maka jalannya mesin / peralatan / fasilitas akan tidak normal yang mengakibatkan laju kerusakan mesin semakin cepat. 3) Uji fungsi ialah menguji semua bagian yang bergerak apakah bagian-bagian tersebut telah berfungsi sebagaimana mestinya. Caranya ialah semua bagian yang bergerak dijalankan tanpa beban dan diamati satu per satu. 4) Uji jalan atau uji coba ialah pengujian terhadap mesin / peralatan / fasilitas setelah selesai diperbaiki yaitu dengan cara menjalankan mesin hingga beban penuh. Pengujian perbaikan ini dilakukan oleh bagian quality assurance dan pengujiannya akan selalu mengacu pada test standar dan buku petunjuk kerja (operation manual). Setelah selesai pelaksanaan uji perbaikan ini berarti mesin/peralatan/fasilitas telah kembali baik dan dapat difungsikan lagi.



c. Menemukan Kerusakan ( Fault Finding) Beberapa istilah yang serupa dan maksudnya sama seperti : menemukan kerusakan (faultfinding) atau mendiagnose kerusakan (diagnosing fault) atau mencari gangguan/kerusakan (fault tracing) maksudnya ialah mencari bagian-bagian yang rusak atau tidak berfungsi dari sistem pneumatik yang menyebabkan sistem itu terganggu atau tidak bekerja. Untuk mengetahui adanya gangguan tentu kita akan melihat tanda-tandanya terlebih dulu. Apakah tanda-tanda adanya kerusakan/gangguan itu? Ikutilah penjelasan berikut: 1) Tanda-tanda kerusakan Tanda-tanda kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pneumatik antara lain : a) Sistem berhenti. Artinya dalam keadaan operasi tiba-tiba sistem berhenti tanpa dikehendaki atau pada waktu akan dioperasikan sistem tidak mau bekerja. b) Getaran yang berlebihan. Bila terjadi getaran yang tidak seperti biasanya selama operasi atau getaran yang berlebihan berarti ada suatu kelainan. Kelainan itu disebabkan oleh apa, itulah yang harus dicari.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 29 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c) Terdengar suara asing. Suara asing yang tidak biasa terdengar perlu dicurigai dan perlu dicermati kemudian segera mengambil keputusan. d) Meningkatnya suhu. Apabila suhu meningkat dengan tajam perlu kiranya segera memberhentikan mesin kemudian menyelidiki kelaian apa yang terjadi. e) Tercium bau kebakaran. Termasuk apabila timbul bau kebakaran yang tidak biasanya terjadi, perlu segera diselidiki dan mesin juga diberhentikan. Tanda-tanda seperti tersebut di atas bila muncul dalam keadaan saat pengoperasian sistem pneumatik (dalam keadaan bekerja), perlu kiranya operator atau pemakai mesin/peralatan/ fasilitas segera menghentikannya dan lapor kepada bagian maintenance.



Langkah-langkah untuk mencari kerusakan/gangguan adalah sebagai berikut: a) Mempelajari cara kerja alat Pahami dulu cara kerja alat sebelum melakukan pembongkaran. b) Membaca diagram sirkuit Pelajari juga cara kerja sirkuit pneumatik dengan membaca diagram sirkuit. Dari hasil membaca diagram ini kita akan mendapatkan komponen apa yang rusak/terganggu.



(1) Sebab-sebab terjadinya kerusakan dan cara menemukannya. Pada prinsipnya penyebab gangguan pada sistem pneumatik dapat kita kelompokkan menjadi 3 (tiga ) katagori yaitu: 



Kerusakan komponen







Kesalahan sirkuit, yaitu kesalahan desain atau dapat juga salah menginstalasi, tidak sesuai dengan diagram sirkuit.







Pengikatan atau pemasangan yang kurang sempurna.



Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kerusakan dan cara menemukannya, perhatikanlah penjelasan berikut:



Penyebab sistem tiba-tiba berhenti Bila sirkuit tiba-tiba berhenti ada beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 30 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



 Udara kempa habis atau tekanannya turun sampai di bawah tekanan kerja. Cara mengatasinya dengan memeriksa udara kempa, bila udara kempa habis kemungkinan kompresor berhenti dan tidak bekerja lagi atau rusak. Untuk itu kompresor harus diperbaiki lebih dulu.  Selang (konduktor) lepas atau putus. Cara mengatasinya dengan memeriksa atau mencari pada bagian mana selang tadi lepas atau putus. Setelah ditemukan perbaikilah atau gantilah dengan selang yang baik.  Salah satu komponen tidak berfungsi, misalnya tersumbat atau rusak. Cara mengatasinya dengan mencari komponen yang terganggu tadi (fault tracing), setelah ditemukan kemudian perbaiki atau gantilah komponen tersebut. Cara melacak bagian yang terganggu tadi dengan cara mendeteksi aliran udara kempa, yaitu dengan melepas setiap sambungan (konektor) untuk diperiksa apakah ada aliran udara sampai ke bagian tersebut. Bila di sana sudah berhenti berarti di bagian itulah yang terganggu.  Pemasangan komponen tidak sempurna, misalny kendor atau miring atau terlalu jauh atau terlalu dekat dari jangkauan komponen lain. Ini perlu dilacak pula komponen yang mana yang kurang sempurna posisinya. Setelah ditemukan perbaikilah kondisi tersebut. Bila sirkuit tidak dapat dioperasikan sejak awal (tidak dapat di start), kemungkinan gangguannya antara lain :  Di samping kesalahan-kesalahan tersebut di atas kemungkinan besar adalah salah perakitan yaitu perakitannya tidak sesuai dengan diagram sirkuit. Untuk itu perlu diperiksa kembali dan disesuaikan dengan diagram sirkuit.  Salah desain. Bila salah desain kemungkinan sirkuit dapat bekerja tetapi tidak sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu perlu diulang kembali.



Penyebab Terjadinya getaran yang berlebihan Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya getaran, antara lain :  Ada komponen yang pemasangannya (fitting) kurang kuat sehingga terjadi goyang pada komponen tersebut, akibatnya mesin/peralatan bergetar.  Tekanan udara kempa terlalu tinggi.  Salah perakitan sehingga terjadi tabrakan atau over laping adara kempa sehingga akan mengakibatkan getaran juga.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 31 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Penyebab terjadinya suara asing Suara asing di sini dapat diartikan suara yang timbul berbeda dengan suara-suara yang biasanya terdengar atau suara yang terlalu bising. Hal ini disebabkan antara lain:  Ada bagian atau komponen yang tidak terikat / terpasang dengan kuat (kendor), seperti baut, mur, katup-katup, aktuator, unit tenaga ataupun pemipaan



(konduktor dan



konektor), sehingga menimbulkan suara asing. Untuk menemukannya, periksa setiap komponen atau mur / baut yang dicurigai, dengan memegang atau menggoyang satu per satu.  Ada komponen yang bocor seperti silinder pneumatik, katup-katup dan lain sebagainya. Hal ini akan mengakibatkan udara kempa keluar secara tidak normal sehingga menjadi bising. Hal ini akan mudah diketahui karena asal keluarnya udara dapat dirasakan.  Saluran keluar tidak menggunakan silender, sehingga mengakibatkan bising. Ini juga mudah dideteksi, karena suara udara yang keluar cukup keras.  Suara mendengung biasanya keluar dari solenoid yang bermasalah. Oleh karena itu bila ada suara yang mendengung segeralah periksa katup solenoid kemudian ambil tindakan untuk mengatasi. Penyebab kenaikan suhu Kenaikan suhu pada sistem pneumatik merupakan keadaan yang membahayakan, apalagi bila sistem pneumatik ini digunakan pada obyek atau produk yang tidak tahan panas. Adapun penyebeb kenaikan suhu ini antara lain :  Pendingin udara kempa tidak bekerja dengan baik, sehingga udara bertekanan tinggi yang diproduksi oleh kompreser bersuhu tinggi. Oleh karena itu periksa unit pendinginan udara.  Pelumasan pada kompresor tidak terlaksana dengan baik sehingga terjadi gesekan antar logam yang mengakibatkan kenaikan suhu. Oleh karena itu periksa selalu pelumasan pada kompresor.  Terjadi gesekan antar bagian komponen yang bergerak, misalnya antara piston dengan dinding silinder. Hal ini terjadi kemungkinannya karena kurang pelumasan atau pemasangan komponen yang kurang pas atau posisi yang tidak seimbang dan lain sebagainya.  Beroperasi terlalu lama.  Terjadi beban lebih.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 32 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Penyebab bau kebakaran Bau kebakaran (smelling burn) merupakan suatu tanda terjadinya kebakaran. Seperti kita ketahui bahwa kebakaran merupakan bahaya yang sangat besar. Oleh karena itu harus dihindari. Penyebab kebakaran pada sistem pneumatik antara lain:  Hubung singkat arus listrik pada sistem elektropneumatik.  Kebakaran plastik. Karena komponen pneumatik termasuk konduktor (selang) banyak yang dibuat dari plastik yang sifatnya mudah terbakar. Bila terkena panas yang agak berlebihan apalagi terkena api, komponen dari plastik tersebut akan terbakar. Oleh karena itu hindarilah timbulnya panas yang berlebihan dan jauhkan dari api.



d. Cara melaksanakan pengujian peralatan dengan peralatan standar Berikut gambar diagram pemipaan untuk keperluan pengujian peralatan dan sistem pneumatik.



Gambar 2.11 Diagram pemipaan yang direkomendasikan untuk pengujian sistem pneumatik



1) Alat-alat uji sistem pneumatik (a) Manometer, untuk mengukur tekanan udara yang hasilnya ditunjukkan baik secara analog maupun secara digital.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 33 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



(a) manometer analog



Kode Modul C.282900.023.01



(b) manometer digital genggam



Gambar 2.12 Contoh manometer



B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melaksanakan Pemeriksaan Dalam Rangka Pemeliharaan Preventif Terhadap Sistem Pneumatik Keterampilan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik adalah: 1.



Menyiapkan



perangkat



dan



komponen



sistem



pneumatik



untuk



pemeriksaan/



pemeliharaan preventif.  Menyiapkan ceklis dokumen instalasi  Menyiapkan ceklis komponen sistem penumatik/elektropneumatik. TABEL CEKLIS PERANGKAT No



Deskripsi



1



Prosedur pemeriksaan dan perbaikan



2



Daftar Perangkat



3



Daftar Komponen



4



Daftar APD



5



Daftar Peralatan K3



6



Log book



7



…………………….



Cek



Keterangan



TABEL CEKLIS DAFTAR KOMPONEN No 1



Deskripsi



Cek



Keterangan



Tekanan pada air service unit 6 bar



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 34 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



No



Deskripsi



2



Tegangan catu daya listrik 24VDC



3



Komponen pneumatik:



Cek



Kode Modul C.282900.023.01



Keterangan



 Silinder kerja ganda, ……  ............................... 4



Komponen kontrol listrik:  Tombol tekan, …..  …………………….



TABEL CEKLIS DAFTAR PERALATAN KERJA (TOOL SET) No



Deskripsi



1



Obeng



2



Tang



3



………….



4



…………



Cek



Keterangan



TABEL CEKLIS PERALATAN UKUR LISTRIK No



2.



Deskripsi



1



AVO meter



2



MEGGER



3



………….



4



…………



Cek



Keterangan



Menggunakan peralatan dan perlengkapan K3.  Memilih APD yang diperlukan  Menggunakan APD yang diperlukan. TABEL CEKLIS MENGGUNAKAN PERALATAN K3 INDUSTRI No



Deskripsi



1



Menggunakan helm kerja



2



Menggunakan sepatu kerja



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Cek



Keterangan



Halaman: 35 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



No



3.



Deskripsi



3



Menggunakan sarung tangan



4



Menggunakan ear-plug



5



Menggunakan kacamata



6



Menggunakan masker



7



Menggunakan pakaian kerja



Kode Modul C.282900.023.01



Cek



Keterangan



Melaksanakan inspeksi secara visual dan pengujian dengan peralatan standar.  Menyiapkan peralatan uji.  Melaksanakan inspeksi secara visual dengan mengisi ceklis. TABEL CEKLIS PEMERIKSAAN/INSPEKSI VISUAL



Step No. :



4.



Deskripsi



Cek



1



Periksa komponen mekanik



2



Periksa pemegang aktuator secara mekanik



3



Periksa sambungan listrik



4



Periksa pemegang sensor



5



Periksa posisi sensor di tempat sensor



6



Periksa sambungan tubing



7



Periksa posisi awal mesin



8



............



Keterangan



Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif yang dijadwalkan mencakup penyesuaian dan atau perbaikan menggunakan teknik fluida daya mengacu pada spesifikasi pabrik pembuatnya.  Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif harian/mingguan/bulanan



Pemeriksaan Harian Peralatan Pneumatik Hari/Tanggal



: …………………………………………………………………



Peralatan



: …………………………………………………………………



NO



KEGIATAN



1



Buang air kondensasi dari mangkok filter



2



Periksa ketinggian minyak di lubrikator, jika minyak di bawah level isi mangkok lubrikator dengan minyak yang baru.



3



Meminyaki pada titik 1, 2, 3 dst ….



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



CEK



KETERANGAN



Halaman: 36 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



4



Kode Modul C.282900.023.01



Prosedur khusus pada sistem atau unit individu.



Pemeriksaan Mingguan Peralatan Pneumatik Hari/Tanggal



: …………………………………………………………………



Peralatan



: …………………………………………………………………



NO



KEGIATAN



1



Bersihkan dan periksa aktuator ke 1, 2, dst (roller, lever, plunger…), ganti komponen yang cacat.



2



Periksa selang udara yang bocor, hatihati menghapus chip logam tertanam, periksa luka yang menyebabkan kebocoran.



3



Uji selang plastik yang terbelit, ganti komponen yang cacat.



4



Periksa sambungan selang untuk kebenaran dan kekencangan.



5



Cek manometer udara untuk mengurangi tekanan katup.



6



Cek fungsi dari lubrikator udara (ratarata aliran 5 tetes/menit, atur sekrup kontrol pada lubrikator jika diperlukan.



7



Prosedur khusus pada sistem atau unit individu.



CEK



KETERANGAN



Pemeriksaan Bulanan Peralatan Pneumatik Hari/Tanggal



: …………………………………………………………………



Peralatan



: …………………………………………………………………



NO



KEGIATAN



1



Periksa kebocoran pada semua sambungan mur-baut dan sambungan tetap, kencangkan mur-baut ganti jika diperlukan, perbaiki saluran atau ganti jika diperlukan.



2



Periksa katup dari kerugian kebocoran, cek kebocoran di semua lubang buangan pada posisi normal.



3



Bersihkan filter, cuci elemen filter dengan minyak tanah ( atau …) dan tiup dengan



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



CEK



KETERANGAN



Halaman: 37 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



NO



KEGIATAN



CEK



Kode Modul C.282900.023.01



KETERANGAN



udara bertekanan dari arah yang berlawanan dengan aliran normal. 4



Periksa sambungan silinder , kencangkan atau ganti pakingnya jika diperlukan.



5



Periksa katup pelampung dari mangkok filter otomatis untuk buang air kondersasi.



6



Prosedur khusus pada sistem atau unit individu.



Pemeriksaan 6 Bulanan Peralatan Pneumatik Hari/Tanggal



: …………………………………………………………………



Peralatan



: …………………………………………………………………



NO



KEGIATAN



1



Uji pengait batang piston dari keausan, ganti penopang, paking, seal jika diperlukan.



2



Periksa peralatan dan perakitan dari unjuk kerja, kebocoran udara dan fungsi mekanik.



3



Periksa elemen silincer, ganti jika kotor yang berat.



4



Prosedur khusus pada sistem atau unit individu.



CEK



KETERANGAN



C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melaksanakan Pemeriksaan Dalam Rangka Pemeliharaan Preventif Terhadap Sistem Pneumatik Sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik yaitu: 1. Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik dengan akurat, teliti sesuai standar K3. 2. Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan preventif terhadap sistem pneumatik sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) Perusahaan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 38 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



BAB III MELACAK DAN MENEMUKAN GANGGUAN PADA SISTEM PNEUMATIK



A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Melacak dan Menemukan Gangguan pada Sistem Pneumatik Sebelum memelihara sistem pneumatik/elektropneumatik, terlebih dahulu harus dicek apakah kondisinya normal sesuai dengan standar pabrik. Pengecekan meliputi kondisi fisik maupun fungsi teknis dari peralatan dan komponen tersebut. Adapun pengetahuan yang dibutuhkan untuk dapat melacak dan menemukan gangguan pada sistem pneumatik adalah sebagai berikut: 1. Cara mengidentifikasi komponen sistem pneumatik berdasar tanda yang dimiliki. 2. Cara melaksanakan pemeriksaan sistem secara visual untuk koleksi data pelacakan gangguan. 3. Cara memperbaharui kartu riwayat pemeliharaan dan jadwal pemeliharaan preventif untuk penambahan data pelacakan gangguan. 4. Cara melakukan pemeriksaan dan pengetesan berdasarkan prinsip menggunakan teknik dan peralatan tes yang tepat. 5. Cara memverifikasi gangguan dan kegagalan fungsi sesuai standar kerja dan fungsi sistem. 6. Cara melaporkan gangguan dan kegagalan fungsi pemakaian secara tertulis.



1. Cara mengidentifikasi komponen sistem pneumatik berdasar tanda yang dimiliki. a. Dokumen instalasi sistem pneumatik Dokumen instalasi yang harus disiapkan sebelum mengoperasikan sistem pneumatik, antara lain adalah instruksi manual, gambar diagram sistem pneumatik/elektropneumatik, dokumen prosedur pengoperasian, dokumen prosedur kerja dan K3 industri.



1) Instruksi manual sistem pneumatik dan elektropneumatik. Dokumen instruksi manual yang dibuat oleh pabrik pembuatnya, biasanya berisi: 



prosedur pengoperasian komponen pneumatik dan elektrik,







petunjuk cara pemasangan, perawatan dan







terdapat pula data tekniknya (datasheet).



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 39 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Contoh Pembacaan datasheet (data pabrik/data teknik) peralatan dan komponen: a) Pembacaan Lembar Data Peralatan Contoh datasheet sebuah kompressor.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 40 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



b) Pembacaan Lembar Data Komponen Lembar data diperlukan untuk mengetahui kemampuan komponen baik komponen pneumatik atau komponen elektrik. Tabel berikut adalah contoh data sheet dari berbagai komponen pneumatik dan elektrik.



(1) Komponen Silinder Kerja ganda



Tabel 3.1 Lembar data Silinder Kerja Ganda Deskripsi



Data teknis



Mode operasi



: Kerja ganda



Bentuk piston



: Bulat



Bentuk batang piston



: Bulat



Jenis sensor



: Magnetik



Jenis Bantalan



: cincin bantalan dalam (tidak dapat diatur)



Pengaman terhadap torsi



: Tidak



Ukuran piston



:



Panjang langkah



: 80 mm



Diameter batang piston



: 4 mm



Tekanan kerja



: min. 1 bar



Tekanan kerja



: max. 10 bar



Minimum ambient temperature



: -20 °C



Maximum ambient temperature



: 80 °C



Gaya effektif (teori) pada 6 bar, maju



: 30 N



Gaya effektif (teori) pada 6 bar, mundur



: 23 N



Pemakaian udara pada 6 bar maju/10mm



: 0,0032 l



Pemakaian udara pada 6 bar mundur/10mm



: 0,0024 l



Media



: udara kering, berpelumas atau tidak



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



8



Halaman: 41 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(2) Komponen Katup Pengatur Aliran Satu Arah



Tabel 3.2 Lembar data Katup Pengatur Aliran Satu Arah Deskripsi



Data Teknis



Fungsi



: Pengatur Aliran Satu Arah



Ukuran pengaturan



: 1,4 mm



Ukuran non-return



: 1,4 mm



Slang pada lubang 2



:



Tekanan kerja



: min. 0,2 bar



Tekanan Kerja



: max. 10 bar



Volume aliran 1->2(S)



: max. 40 l/min



Volume aliran 1->2(S)



: min 0 l/min



Aliran standar 2->1



: max. 50 l/min



Aliran standar 2->1



: min 0 l/min



Media



: Udara bertekanan, dengan filter 40 μm (bisa berpelumas)



4



(3) Komponen Limit Switch



Tabel 3.3 Lembar data Limit Switch Tegangan kerja



Arus kontak pada beban ohm (A)



Arus kontak pada beban induktif (A)



V



DC



AC



DC



AC



12



6



-



6



-



24



6



-



6



-



60



1



-



0.5



-



110



0.5



-



0.2



-



220



0.25



-



0.1



-



250



-



6



-



2



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 42 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(4) Komponen Reed Switch



Tabel 3.4 Lembar data Reed Switch Deskripsi



Data teknis



Jenis kontak



: reed contact



Fungsi kontak



: N/O



Akurasi switch



: (+/-) 0,1 mm



Jenis tegangan



: AC/DC



Tegangan kerja [DC]



: 24 V



Tegangan kerja [DC]



: min. 12 V



Tegangan kerja [DC]



: max. 30 V



Tegangan kerja nominal [AC]



: 24 V



Tegangan kerja min. (AC)



: 12 V



Tegangan kerja max. (AC)



:



30 V



Daya kontak max. (DC)



:



10 W



Daya kontak max. (AC)



:



10 VA



Frekuensi switching max



:



500 Hz



Tingkat keamanan



: IP67



(5) Komponen Relai



Tabel 3.5 Lembar data Relai Deskripsi



Data teknis



Tegangan Nominal



24 V AC/DC



Daerah kerja



20.4 V to 30 V



Arus Nominal



22 mA



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 43 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Deskripsi



Kode Modul C.282900.023.01



Data teknis



Pengaman



: penyearah jembatan



Jenis kontak



: C/O



Jumlah kontak



: 2



Tegangan switching



: max. 250 AC/DC



Arus Switching



: max. 5 A AC/DC; min. 500 mA



Kapasitas switching



: 1250 VA



Umur kontak



: 3 × 107 switching cycles



Switch-on delay



: 8 ms



Switch-off time del



: 3 ms



Temperatur kerja



: – 25 °C to + 60 °C



Tegangan isolasi



: 2500 Veff



Klas pengaman



: IP 20



(6) Komponen katup solenoid



Tabel 3.6 Lembar data katup solenoid Deskripsi



Data teknis



Fungsi switch



5/2-way valve



Tekanan kerja min.



-0,9 bar



Tekanan kerja max.



10 bar



Tekanan pilot min.



3 bar



Aktuasi/reset



solenoid tunggal, pengembali pegas udara



Rata-rata aliran 1 - 2



400 l/min



Rata-rata aliran 2 - 3



400 l/min



Aliran nominal 1 - 4



400 l/min



Aliran nominal 4 - 3/5



400 l/min



Response time OFF/OVER(dom.)



17 ms



Response time OFF/OVER



27 ms



Jenis Tegangan



DC



Tegangan nominal



21 V



Daya konsumsi



0,5 W



Siklus kerja, solenoid



100 %



Media



Udara bertekanan, berfilter 40 μm (boleh



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 44 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



berpelumas) Klas pengamanan



IP65



(7) Komponen Unit Pelayanan Udara



Tabel 3.7 Lembar data unit pelayanan udara Media



Udara bertekanan



Desain



Filter dengan pemisah air, katup kontrol membran



Posisi pemasangan



Vertical ± 5°



Satandar aliran



750 l/min



Tekanan max.



1600 kPa (16 bar)



Tekanan kerja max.



1200 kPa (12 bar)



2) Gambar diagram sistem pneumatik dan elektropneumatik. Gambar diagram terdiri dari gambar rangkaian utama/daya dan gambar rangkaian kontrol. Pada sistem pneumatik murni, gambar diagram rangkaian daya dan rangkaian kontrol keduanya menggunakan sumber energi (media kerja dan media kontrol) berupa udara bertekanan, sehingga gambar menyatu. Sedangkan pada sistem elektropneumatik, gambar rangkaian daya/utama dengan gambar rangkaian kontrol dipisahkan, karena keduanya menggunakan sumber energi yang berbeda. Gambar rangkaian daya menggunakan sumber energi udara bertekanan, sehingga disebut juga gambar rangkaian pneumatik, sedangkan gambar rangkaian kontrol menggunakan sumber energi elektrik, sehingga disebut pula gambar rangkaian elektrik. Contoh gambar diagram sistem pneumatik dan sistem elektropneumatik dapat diperhatikan gambar berikut ini.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 45 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 3.1 Sistem pneumatik secara umum



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 46 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 3.2 Sistem pneumatik dengan kontrol pneumatik (sistem pneumatik murni)



Gambar 3.3 Sistem pneumatik dengan kontrol elektrik (sistem elektropneumatik) Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 47 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2. Cara melaksanakan pemeriksaan sistem secara visual untuk koleksi data pelacakan gangguan. a. Memeriksa kondisi interkoneksi dan selang pneumatik Dalam sistem pneumatik hubungan antara peralatan-peralatan dan komponen penumatik dihubungkan melalui selang (tube) atau pipa serta sambungan (fitting). Dengan adanya sambungan dan belokan memungkinkan terjadinya kerugian tekanan yang sering disebut tegangan jatuh. Aliran gas dalam saluran, beberapa perbedaan tekanan jatuh dibutuhkan untuk memperdaya tahanan gesekan (frictional resistance) di dalam pipa dan fittingnya. Ukuran tekanan jatuh tergantung dari kecepatan aliran (flow rate), diameter pipa, panjang pipa dan geometri pipanya (seperti pembelokannya) dan kekasaran pipa. Tekanan yang hilang merupakan kerugian operasional. Kerugian desain pemipaan harus seimbang dengan kerugian dalam pemipaan. Tekanan jatuh antara pengirim dan penerima tidak boleh melebihi 10 kPa (0,1 bar). Umumnya tekanan jatuh dapat dikurangi dengan menambah ukuran lubang pipa, hindari belokan yang tajam dan menggurangi pemakaian fitting.



1) Pneumatic coil Pneumatik coil umumnya tentang coiled tubing dan selang, perbedaannya adalah pada sistem penguatannya. Jika ada penguatan maka disebut dengan selang (hose). Jika tidak ada penguatan maka disebut dengan tubing. Penguatan paling sering menggunakan anyaman benang yang tertanam pada dinding selang. Sebuah selang juga dapat diperkuat dengan cara lain, seperti dengan selang bergelombang. Diameter pipa dapat dengan mudah ditentukan dengan menggunakan nomogram aliran pipa dan tekanan jatuh. Cara menginterprestasikan sebuah nomogram untuk menentukan sebuah diameter pipa yang benar, factor-faktor berikut yang harus ditentukan adalah sebagai berikut: 



volume aliran (flow volume)







pipe length (panjang pipa)







tekanan jatuh (pressure drop)







tekanan kerja (working pressure)



Nomor pembatas-pembatas didalam sebuah saluran (seperti sambungan pipa & klep klep yang harus dikonversikan sehingga menjadi panjang-panjang pipa yang setara).



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 48 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2) Pneumatic fitting Fitting pneumatik menyediakan link penting antara komponen dalam sistem pneumatik. Spare part ini mengakomodasi konektor dan tubing pada sistem pneumatik. Setiap fitting atau belokan didalam saluran akan menghasilkan beberapa tahanan. Tabel 3.8 Fitting pneumatik yang umum digunakan GAMBAR



KETERANGAN



Push in Fiting-male thread, sebagai konektor pada silinder atau katup yang menghubungkan komponen dengan selang.



Push In L-Fiting orientable-male thread, sebagai konektor pada silinder atau katup yang menghubungkan komponen dengan selang dengan pengatur tekanan.



Push in T-Fiting-male thread, sebagai konektor pada silinder atau katup yang menghubungkan komponen dengan selang model T.



Push in L-Fiting-male thread, sebagai konektor pada silinder atau katup yang menghubungkan komponen dengan selang model L. Push in T-conector, sebagai penghubung antar selang pneumatik, untuk 3 titik percabangan berbentuk T.



Push in Y-conector, sebagai penghubung antar selang pneumatik, untuk 3 titik berbentuk Y.



Push in conector, sebagai penghubung antar selang pneumatik.



Push in L conector, sebagai penghubung antar selang pneumatik berbentuk elbow.



Push in X-conector, sebagai penghubung antar selang pneumatik, untuk 4 titik berbentuk X



b. Memeriksa kondisi kelistrikan elektropneumatik Pada sistem kontrol elektropneumatik terdapat empat kelompok komponen yaitu : a. Energi Supply (Pemasok Energi), yang meliputi arus listrik dan udara bertekanan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 49 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



b. Elemen Input (Sensor-Sensor), yang meliputi limit switch, tombol tekan dan proximity sensor. c. Elemen Pemroses (Prosessor), yang meliputi kontaktor, relai, modul-elektronik d. Elemen Kontrol Akhir (Penggerak), yang meliputi switching logic, katup selenoid dan konverter dari pneumatik ke elektrik. e. Elemen Kerja (Aktuator), yang meliputi silinder, motor listrik dan komponen-komponen. Untuk lebih jelasnya mengenai komponen-komponen tersebut silahkan perhatikan gambar dalam tabel berikut ini: Tabel 3.9 Simbol-simbol komponen elektrik elektropneumatik sesuai rantai kontrol ELEMEN ELEMEN KERJA Silinder, motor



SIMBOL



ELEMEN KONTROL AKHIR Switching logic, katup selenoid dan konverter dari pneumatik ke elektrik



ELEMEN PROSES Kontaktor, relai, modulelektronik ELEMEN INPUT (SENSOR) Limit switch, tombol tekan dan proximity sensor



SUPLAI ENERGI Kompresor, Air service unit, Rectifier



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 50 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c. Memeriksa kondisi peralatan dan komponen rangkaian pneumatik/ elektropneumatik (power-pack, air regulator, filter dan komponen lainnya). 1) Sistem Pengadaan Udara bertekanan Agar dapat menjamin keandalan pengendalian pneumatik, harus disediakan udara yang kualitasnya memadai. Termasuk di dalamnya adalah faktor-faktor sebagai berikut:  udara yang bersih,  kering, dan tekanan yang tepat. Jika ketentuan-ketentuan ini diabaikan, maka akibatnya adalah keandalan mesin tidak terjamin dan dengan demikian akan menaikkan biaya perbaikan serta penggantian komponen. Udara bertekanan diperoleh dari kompresor, kemudian dialirkan melalui beberapa elemen sampai mencapai pemakai. Tidak menggunakan persiapan udara yang berkualitas baik dan pemilihan komponen yang salah akan mengurangi kualitas. Elemen-elemen berikut harus dipergunakan dalam penyiapan udara bertekanan:  Kompresor udara  Tangki udara  Penyaring udara dengan pemisah air  Pengering udara  Pengatur-tekanan  Pelumas  Tempat pembuangan untuk kondensasi Jenis dan penempatan kompresor turut mempengaruhi kadar partikel-partikel debu, minyak, dan air masuk ke dalam sistem. Persiapan udara yang kurang baik akan mengakibatkan sering menimbulkan gangguan dan menurunkan daya tahan sistem pneumatik. Berikut adalah gejala-gejala yang tampak: 



Keausan yang cepat pada seal dan elemen yang bergerak dalam katup dan silinder.







Katup beroli







Peredam suara yang kotor. Persiapan dilakukan oleh penyaring isap pada pengambilan udara masuk kompresor,



disambung seri dengan pengering, penyaring dan pemisah minyak dan air kondensasi. Mereka harus dipilih sesuai dengan tugasnya.



(a) Kompresor Sistem kontrol pneumatik beroperasi menggunakan media udara bertekanan dengan volume dan tekanan udara yang sesuai sistem tersebut. Suplai udara bertekanan didapatkan dari Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 51 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



kompresor. Kompresor adalah mesin untuk memanpatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat. Sebaliknya ada kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor disebut pompa vakum. Karakteristik kompresor yang terpenting adalah: 



volume gas yang dikeluarkan dengan satuan m3/min atau l/min







tekanan kerja dengan satuan bar. Tergantung jenis kompresor, kapasitas/volume yang dihasilkan bervariasi dari beberapa liter



permenit sampai kira-kira 50.000 m3/min. Sedangkan tekanan yang dihasilkan berkisar antara beberapa milimeter udara sampai lebih 1000 bar. Dengan tekanan udara yang dibutuhkan di dalam sistem pneumatik, hanya beberapa jenis kompresor yang cocok untuk aplikasi tersebut. Kontrol pneumatik secara normal bekerja pada tekanan sekitar 6 bar, sedangkan batas operasinya minimum 3 bar sampai maksimum 15 bar. Di luar aturan ini akan ditemukan di dalam aplikasi khusus. (b) Instalasi Kompresor Unit



kompresor



portabel



hanya



dibutuhkan



jika



digunakan



untuk



tujuan



percobaan/pemeliharaan. Untuk pemakaian yang tetap, kompresor dipasang permanen lebih disukai. Kompresor dan alat bantu harus selalu dipasang, tergantung instruksi pabrik pembuatnya. Biasanya untuk mendapatkan anti getaran dilakukan hal sebagai berikut:  dipasang di tempat yang jauh,  menggunakan fondasi terpisah.



Kecuali kompresor kecil, kompresor dipasang di ruang tersendiri. Pemeliharaan khusus yang harus dilakukan untuk menjaga agar kompresor mendapatkan dingin, kering dan bebas debu. Bila lokasi pengambilan udara bersih tidak tersedia, instalasi menggunakan filter yang dipasang pada ujung pipa pengambilan udara. Pipa dari filter ke kompresor harus dibuat besar. Langkah ini memungkinkan udara isap bersih disalurkan ke beberapa kompresor melalui kanal isap bersama. Kondisi udara isap yang bersih adalah salah satu faktor yang menentukan umur kompresor. Ukuran bervariasi tergantung kebutuhan udara peralatan pneumatik yang dihubungkan ke sistem dan harus ditambah kapasitas cadangan untuk keperluan peralatan pneumatik tambahan yang dihubungkan dalam waktu pendek serta 10-30 % untuk kebocoran-kebocoran yang terjadi.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 52 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(c) Tangki udara Tangki mempunyai fungsi sebagai berikut : 1.



Untuk mendapatkan tekanan konstan pada sistem pneumatik, dengan tidak mengindahkan beban yang berfluktuasi



2.



Penyimpan/tandon udara sebagai “emergency suply” bila sewaktu-waktu ada kegagalan kompresor, beban pemakaian yang tiba-tiba besar.



3.



ruangan yang luas dari tangki akan mendinginkan udara. Oleh karena itu, penting pada tangki bagian bawah dipasang kran untuk membuang air kondensasi.



Pemilihan ukuran tangki udara bertekanan tergantung dari: 1.



Volume udara yang ditarik ke dalam kompresor



2.



Pemakaian udara konsumen



3.



Ukuran saluran



4.



Jenis dari pengaturan siklus kerja kompresor



5.



Penurunan tekanan yang diperkenan kan dari jaringan saluran.



Hal lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan tangki udara adalah adanya : 1.



Penunjuk tekanan (manometer)



2.



Penunjuk temperatur (termometer)



3.



Katup relief



4.



Pembuangan air



5.



Pintu masuk (untuk tangki yang besar) Tangki udara dapat dipasang secara vertikal atau horisontal. Udara keluaran diambilkan



dari bagian atas tangki, sedangkan udara masuk lewat bagian bawah tangki. Gambar berikut memperlihatkan cara pemasangan tangki udara.



Termometer Manometer



Kompresor



Katup "ON-OFF"



Katup pembatas tekanan



Tangki Udara



Pembuangan air



Gambar 3.4 Instrumen pada tangki Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 53 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 3.5 Pemasangan tangki udara (d) Pengering Udara Udara yang dihisap kompresor selalu mengandung uap air. Kadar air ini harus ditekan serendah mungkin. Suhu dan tekanan udara menentukan kadar kelembaban udara. Makin tinggi suhu udara, makin banyak kadar uap air yang dapat diserap. Apabila titik jenuh dari kelembaban udara mencapai 100%, meneteslah air. Contoh: * Pada temperatur 20 C, udara mengandung air sebesar 17 gram/m3. * Pada temperatur 40 C, udara mengandung air sebesar 51 gram/m3. Contoh Perhitungan : 3



Sebuah kompresor berdaya hisap 10 m /h memampatkan udara bebas ( 20C, kelembaban 3



relatif 50%) pada tekanan absolut 7 bar (1,43m /h). Sebelum pemampatan, kadar air sebesar 3



8,5 g/m . Hasilnya adalah massa air 85 g/h. Setelah pemampatan, suhu naik menjadi 40C. 3



Udara yang dijenuhkan pada lubang-keluar kompresor, mempunyai kadar air sebesar 51 g/m . 3



Pada massa udara yang dimampatkan 1,43 m /h, massa airnya adalah : 3



3



1,43 m /h . 51 g/m = 72,93 g/h Dengan demikian massa air yang dikeluarkan dari kompresor adalah: 85 g/h - 72,93 g/h = 12,07 g/h Jika kondensasi tidak dibuang semua, maka sisanya akan masuk ke dalam sistem dan dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan sebagai berikut: * Korosi dalam pipa, katup, silinder, dan elemen-elemen lainnya. Ini akan menambah biaya pemakaian dan perawatan. * Mencuci pelumas asli pada elemen yang bergerak. * Mengganggu fungsi kontak dari katup Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 54 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



* Mencemarkan dan merusak hal tertentu misalnya pada industri makanan, dan pengecatan. Oleh karena itu, kandungan air harus



dikeluarkan dari udara bertekanan sebelum



menyebabkan gangguan dan udara harus benar-benar kering. Air menyebabkan seal keras, korosi dan lubrikasi asli silinder tercuci. Minyak dan air menyebabkan seal dan membran sobek. Pada pekerjaan pengecatan, air dan debu menyebabkan pengotoran, daya rekat cat rendah dan melepuh. Di dalam industri makanan, obat-obatan, dan kimia, minyak, kotoran, bakteri, dan kuman merusak produksi. Umur sistem pneumatik berkurang jika embun yang berlebihan dibawa masuk ke dalam sistem ke elemen-elemen kontrol. Oleh karena itu, penting memasang peralatan pengering udara untuk mengurangi kandungan embun sampai ke tingkat yang sesuai dengan yang digunakan pada elemen-elemen pemakai. Ada 3 cara untuk mengurangi kandungan air di dalam udara: * Pengering temperatur rendah (dengan sistem pendingin) * Pengering adsorbsi * Pengering absorbsi Pengering sistem pendingin



2 3



4 N



1 V



Keterangan : 1. Kompresor 2. Pendingin air ( After - Cooler ) 3. Pemisah kondensat 4. Tangki udara bertekanan V. Filter kasar N Filter halus



Pengering Absorbsi



N



Pengering Adsorbsi



V



Gambar 3.6 Pemasangan pengering udara



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 55 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Setiap penurunan temperatur udara akan mengakibatkan pengembunan uap air. Semakin rendah titik pengembunannya, makin sedikit air yang diserap dari udara. Kapasitas udara untuk menyerap uap air tergantung dari volume udara dan temperaturnya, tidak tergantung pada tekanannya. Berbagai metode digunakan untuk mengeringkan udara bertekanan. Masing-masing metode memiliki karakteristik khusus sendiri dan akan menghasilkan hasil yang optimum hanya jika digunakan secara benar. Yang paling umum adalah Pengering Dengan Sistem Pendingin (Refrigeration Drying) karena metode ini adalah metode yang paling penting dalam industri.



(e) Distribusi Udara Saluran udara harus dibuat baik untuk mencegah air kondensasi masuk ke dalam peralatan pneumatik dan tekanan pada peralatan juga harus diperhatikan. Jangan sampai penyusutan tekanan pada saluran terlalu besar. Bahan dan ukuran pipa yang benar sama pentingnya seperti halnya susunan pipa dan pemeliharaannya. (a) Bahan Pipa Pipa yang dipergunakan dalam distribusi udara harus memenuhi kriteria sebagai berikut:  kerugian tekanan rendah  bebas kebocoran  tahan karat  mempunyai kemampuan pemuaian.



Bahan yang paling rendah adalah plastik. Pipa plastik dapat disambung 100 % rapat udara melalui perekat (lem) atau sambungan (fiting) dan mudah disambung/ diperpanjang. Harga tembaga, baja dan besi adalah murah, tetapi harus di las atau disambung melalui sambungan ulir. Jika pekerjaan tersebut tidak dapat dikerjakan dengan benar maka serpihan besi, partikelpartikel las atau bahan seal bisa masuk ke dalam sistem. Ini dapat membawa kegagalan pemakaian utama. Untuk diameter kecil dan menengah, pipa plastik lebih unggul dari material lain seperti harga, pemasangan, perawatan dan mudah perpanjangannya. (b) Saluran udara Penyusutan tekanan pada pipa terjadi akibat tahanan sirkulasi, terutama pada penyempitan, tikungan (bengkokan), pencabangan dan sambungan pipa. Penyusutan harus diberi kompensasi oleh kompresor. Turunnya tekanan di seluruh jaringan, jangan sampai lebih besar dari 0,1 bar. Dalam praktiknya kerugian sebesar 5% tekanan kerja. Untuk tekanan kerja 6 bar, maka penurunan tekanan sebesar 0,3 bar.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 56 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Kriteria yang lain yang harus diperhatikan dalam penentuan diameter dalam pipa adalah: 1. kecepatan aliran 2. panjang pipa 3. kerugian tekanan yang diijinkan (ideal 0,1 bar) 4. tekanan kerja 5. jumlah pencabangan, tahanan pipa.



Gambar 3.7 Nomogram menentukan diameter pipa udara bertekanan (c) Instalasi Sistem Pipa Pipa saluran utama yang dipasang permanen harus dapat dicapai dari semua sisi. Instalasi di dalam tembok atau pada kanal pipa tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah tidak menimbulkan kebocoran.



Gambar 3.8 Sistem distribusi udara



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 57 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Pada saluran utama, meskipun pemisahan air dalam sistem pembangkit tekanan berjalan baik, penurunan tekanan dan pendinginan luar dapat menghasilkan kondensat dalam pipa sistem. Supaya kondensat ini dapat dibuang, saluran harus diletakkan pada arus dengan kemiringan 1 – 2 %. Saluran ini dapat pula dipasang bertahap. Kemudian kondensat dapat dibuang pada titik terendah melalui pembuangan air. Lihat gambar 3.8. Pada saluran utama vertikal, titik pengeluaran (pemakai) tidak berada di titik terendah tetapi di atas titik terendah saluran vertikal. Titik terendah saluran vertikal dipakai untuk menyimpan dan membuang air kondensasi. Gambar 3.9 menunjukkan saluran vertikal yang mengambil pencabangan dari saluran horisontal.



Gambar 3.9 Pencabangan Saluran Untuk mengamankan peralatan pemakai dari air kondensasi dari saluran utama, saluran pencabangan harus diletakkan ke atas. Saluran pencabangan membentuk kemiringan ke atas sebelum turun ke bawah dan mempunyai jari-jari dalam bengkokan paling rendah 2 kali diameter pipa (r=2D). Saluran pencabangan vertikal dapat dilihat pada gambar 3.10.



Gambar 3.10 Pencabangan Saluran Vertikal Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 58 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Saluran udara bertekanan dibuat dalam bentuk melingkar (Ring Main) untuk menjamin kondisi tekanan yang konstan. (d) Efisiensi Ekonomis Udara Bertekanan Efisiensi sistem pneumatik sangat tergantung dari kebocoran-kebocoran yang terjadi pada pipa dan sambungan-sambungan. Tabel 3.10 menunjukkan kerugian udara dan kerugian energi akibat kebocoran. Akibat dari kebocoran pipa: 



membayar kebocoran, meski-pun hanya udara







sistem beroperasi tidak efisien







polusi suara akibat udara keluar.



Tabel 3.10 Kerugian udara dan kerugian energi akibat kebocoran Lubang Kebocoran (diameter)



Kerugian Udara pada 6 bar



Energi yang dibutuhkan kompresor



m3/min



HP



kW



1



0,06



0,4



0,3



3



0,6



4,2



3,1



5



1,6



11,2



8,3



10



6,3



44



33



mm



(f) Unit Pelayanan Udara (Air Service Unit) Unit pelayanan udara merupakan gabungan dari: 



Filter udara







Pengatur tekanan udara dan manometer







Pelumas udara



Gambar 3.11 Unit pelayanan udara (dari kiri: filter, pengatur tekanan dan pelumas) Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 59 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Kombinasi ukuran dan jenis yang benar dari elemen ini ditentukan oleh penerapan dan permintaan dari sistem kontrol. Unit pelayanan udara dipasang pada setiap jaringan kerja sistem kontrol untuk menjamin kualitas udara bagi tiap tugas sistem kontrol. Gambar 3.12 menunjukkan Unit Pelayanan Udara Bertekanan.



Gambar 3.12 Unit Pelayanan Udara Bertekanan (Air Service Unit) Simbol unit pelayanan udara seperti pada gambar 3.13 berikut ini:



Gambar 3.13 Simbol Unit Pelayanan Udara



1) Filter Udara (Penyaring Udara) Filter udara bertekanan mempunyai tugas memisahkan semua yang mencemari udara bertekanan yang mengalir melaluinya, sebagaimana juga memisahkan air yang telah terkondensasi. Udara bertekanan masuk kedalam mangkuk penyaring melalui lubang masukan. Tetes air dan butiran kotoran dipisahkan dari udara bertekanan dengan prinsip sentrifugal dan jatuh ke bagian bawah mangkuk penyaring. Kumpulan air yang ditampung oleh mangkuk penyaring harus dikeluarkan sebelum mencapai batas maksimum yang ditunjuk oleh mangkuk. Kalau tidak, air akan mengalir kembali bersama udara bertekanan ke dalam sistem. Pemilihan filter yang benar memegang peranan yang sangat penting dalam pengadaan udara bertekanan yang bagus kualitasnya untuk sistem pneumatik. Parameter filter adalah ukuran porinya. Ukuran pori penyaring menunjukkan ukuran partikel-partikel minimum yang dapat disaring dari udara bertekanan. Sebagai contoh:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 60 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



 elemen penyaring 5 micron, menyaring semua partikel yang berdiameter lebih besar dari 0,005 mm. Dengan desain yang benar, filter udara pun dapat digunakan untuk memisahkan kondensasi dari udara bertekanan. Kondensasi yang terkumpul harus segera dibuang sebelum mencapai batas maksimum yang ditetapkan. Jika tidak, air kondensasi akan masuk kembali ke dalam aliran udara.



Gambar 3.14 Filter udara dan mangkuknya 2) Pengatur Tekanan Udara Kegunaan pengatur adalah untuk menjaga tekanan kerja (tekanan sekunder) relatif konstan meskipun tekanan udara turun naik pada saluran distribusi (saluran primer) dan bervariasinya pemakaian udara. Perubahan tekanan dalam sistem pipa dapat berdampak negatif pada sifat kontak katup, langkah silinder dan sifat waktu dari katup kontrol aliran dan katup memori. Tekanan konstan adalah prasyarat agar operasi kontrol pneumatik bebas dari kesalahan. Untuk mendapatkan yang konstan, pengatur tekanan dipasang sealiran dengan filter udara dan mempunyai kegiatan yaitu menjaga kestabilan tekanan tanpa memperhatikan fluktuasi tekanan atau pemakaian udara dalam sistem. Tekanan udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing instalasi. Tekanan pada sistem yang telah dibuktikan praktis secara ekonomi maupun teknis antara pengadaan udara bertekanan dan efisiensi komponen adalah:  6 bar pada bagian tenaga  4 bar pada bagian kontrol.



Tekanan yang terlalu tinggi membawa energi yang tidak efisien dan menambah pemakaian, sedangkan tekanan rendah membuat efisiensi rendah terutama pada bagian tenaga.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 61 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 3.15 Pengatur Tekanan Udara



3) Pelumas Udara Bertekanan (Lubrikator) Kegunaan alat ini untuk menyalurkan minyak berupa kabut dalam jumlah yang dapat diatur, lalu dialirkan ke sistem distribusi dari sistem kontrol dan komponen pneumatik yang membutuhkannya. Udara bertekanan mengalir melalui pelumas, menyebabkan turunnya tekanan antara gelas minyak dan bagian atas (ruang tetes) dari pelumas. Perbedaan tekanan ini cukup untuk menekan minyak ke atas melalui saluran naik dan menetes masuk ke dalam pipa semprot yang dapat dilihat melalui pipa pengawas. Disini minyak dikabutkan dan diteruskan ke sistem.



Gambar 3.16 Pelumas Udara Mengidentifikasi kejanggalan/kerusakan pada peralatan dan komponen Sebelum mengoperasikan sistem pneumatik/elektropneumatik, pemeriksaaan atau pengecekan pada komponen harus dilakukan. Pengecekan menggunakan datasheet pabrik pada komponen tersebut sebagai acuan. Selain pengecekan komponen pneumatik/elektropneumatik selang, sambungan dan koneksi pada saluran pneumatik diperiksa. Pengecekan ada tidaknya kejanggalan meliputi: a. Kondisi fisik sistem secara umum maupun komponen (berkarat, piston bengkok, aus, dll). b. Kelengkapan sistem maupun komponen. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 62 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c. Posisi komponen terhadap sistem dan posisi part/bagian dari komponen. Hal ini dilakukan untuk untuk menghindari adanya kerusakan yang lebih parah dan berbahaya ketika peralatan/komponen pneumatik/elektropneumatik dioperasikan.



3. Cara memperbaharui kartu riwayat pemeliharaan dan jadwal pemeliharaan preventif untuk penambahan data pelacakan gangguan. Program pemeliharaan preventif ini mempunyai tujuan utama, yaitu: a.



Inspeksi secara periodik pada mesin-mesin, pembangkit tenaga, dan bangunan-bangunan. Frekuensi inspeksi ditentukan berdasarkan pengalaman, dan pada peralatan yang baru dilakukan oleh pembuat rekomendasinya.



b.



Laporan kerusakan atau kegagalan yang terjadi dapat dinalisis, dan tindakan perawatan korektif dapat dilakukan untuk menjamin agar tidak terulang kembali. Kartu riwayat pemeliharaan dan jadwal pemeliharaan preventif senantiasa diupdate untuk



penambahan data pelacakan gangguan.



Contoh Kartu Riwayat Pemeliharaan: KARTU RIWAYAT PEMELIHARAAN Kartu Catatan Historis Tanggal



Laporan Pekerjaan No.



Dari Tgl : ………s.d ……………



Biaya/Waktu



Keterangan ringkas: Bagian-Kerusakan-Penyebab-Tindakan perbaikanMaterial/suku cadang yang digunakan



Fasilitas



Perawatan direncanakan



Perawat tak direncanakan



Lokasi:



No. Identitas



JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES



Setiap sistem pemeliharaan preventif memerlukan sarana pencatatan berupa kartu-kartu dan formulir. Banyaknya formulir yang dibutuhkan tergantung pada sistem aktivitas pemeliharaan yang dilakukan di industri. Berikut ini adalah keterangan lengkap dari berbagai bentuk formulir dan prosedur penggunaannya.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 63 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Contoh Kartu Order Inspeksi ORDER INSPEKSI Jan



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



Jul



Ags



Nama Alat : CONTAINER LOADER Pembuat : PROSEDUR INSPEKSI Kebersihan mesin



Sep



Okt



Nop



Des



Tgl. Pembelian : Insp.



B



C



K



B



C



K



B



C



K



B



No. Unit Dept. Gedung Lantai C K B



: : : : C



K



B



C



K



Kondisi permukaan/pengecatan Perakitan penggerak utama Motor penggerak: Temperatur, getaran, kelainan suara … Chains: cek keausan, tension, alignment ……



Tgl. inpseksi Diinspeksi oleh B – Baik: Tidak perlu perbaikan



C – Cukup: Perlu inspeksi



K – Kurang: Perlu perbaikan segera



Bagian yang diperiksa dapat diberi keterangan : B (baik), C (cukup), atau K (kurang). Setelah pemeriksa mencek semua bagian komponen yang ada pada daftar menurut prosedurnya, kemudian alat di masukkan ke bagian perbaikan umum dan dicatat tanggal inspeksinya. Pada sisi sebaliknya dari kartu tersedia ruang untuk catatan mengenai penyetelan atau perbaikan yang dilakukan pada waktu pemeriksaan ataupun keterangan yang berkaitan dengan inspeksi peralatan. Keterangan-keterangan itu diperlukan untuk menambah data historis/riwayat peralatan. Kartu order disimpan disimpan oleh departemen perawatan dan diarsipkan per bulan.



Pekerjaan rutin yang diperlukan dalam inspeksi perawatan preventif adalah sebagai berikut: 1. Pada setiap awal bulan, order inspeksi ditarik dari arsipnya. Sejumlah unit dicatat pada lembar kontrol sebagai pekerjaan inspeksi yang dijadwalkan. Setelah dicatat, kartu kontrol tersebut dikirim ke departemen (lihat tabel). Contoh Kartu Kontrol: KARTU KONTROL Departemen : ……………………………………… Bulan : …………………………………… Inspeksi yang dijadwalkan Hasil Pekerjaan Pekerjaan yang diselesaikan



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 64 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2. Semua order inspeksi dikembalikan ke bagian pencatatan setelah pemeriksaan dilakukan, hasilnya dicatat pada lembar kontrol, kemudian ditunjukkan bahwa inspeksi yang dijadwalkan telah diselesaikan. 3. Sejumlah order inspeksi unit yang dikembalikan bersama lembar pekerjaan dicek penyelesaiannya pada lembar kontrol dan dicatat dalam kolom hasil pekerjaan. Apabila semua pekerjaan telah selesai, maka lembaran-lembaran pekerjaan diserahkan kembali ke bagian pencatatan. 4. Dari hasil catatan pada lembar kontrol tersebut kini dapat dipersiapkan untuk laporan perawatan preventif setiap bulan. (lihat tabel). Contoh: Laporan Inspeksi Perawatan Intensif LAPORAN INSPEKSI PERAWATAN INTENSIF Pabrik : ……………………………………… Departemen



Reed Package Maintenance



Insp. yang dijadwalkan 41 98 88



Insp. yang diselesaikan 30 98 121



Bulan : …………………………………… Insp. yang tak selesai 11 0 7



Hasil pekerja an 0 52 10



Pek. yang diselesaikan 0 38 7



Pek. yang tak selesai 0 22 3



Kerusa kan 45 87 8



Total 5. Lembar kontrol yang baru dimulai setiap bulan. Untuk lembar-lembar kontrol yang tidak lengkap perlu diberi tanda agar tidak diproses sebagai pekerjaan inspeksi yang terjadwal. 6. Order-order inspeksi yang telah selesai, diarsipkan dengan persetujuan departemen untuk dilakukan inspeksi kembali pada bulan berikutnya.



4. Cara melakukan pemeriksaan dan pengetesan berdasarkan prinsip menggunakan teknik dan peralatan tes yang tepat a. Prosedur Standar Ketika servis peralatan, bahaya yang tidak terkait dengan proses operasi anda kemungkinan akan muncul juga. Untuk alasan ini, penting untuk mempersiapkan prosedur servis tertulis yang meliputi: 1) Kejelasan prosedur, langkah-demi-langkah, dalam bentuk checklist, untuk mengendalikan energi yang berbahaya a) Persiapan untuk mematikan b) Mematikan mesin, proses atau peralatan c) Mengisolasi energi ke mesin, proses atau peralatan d) Menerapkan perangkat lockout Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 65 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



e) Mengontrol energi yang tersimpan (de-energization) f) Verifikasi isolasi g) Pelepasan dari kontrol lockout 2) Identifikasi bahaya 3) Seleksi dan spesifikasi APD (Sesuai untuk jenis bahaya dan tepat) 4) Seleksi dan spesifikasi alat yang akan digunakan: a) Alat yang tepat untuk pekerjaan itu b) Dalam kondisi baik c) Sesuai untuk lingkungan (misalnya, alat non memicu dalam atmosfer yang mudah terbakar) d) Desain ergonomis. 5) Prosedur / langkah-langkah untuk pembongkaran 6) Checklist langkah-langkah untuk pemeriksaan komponen (untuk menetapkan data dasar keandalan). 7) Identifikasi bahaya yang terkait dengan sub prosedur: a) Masuk dan bekerja di ruang terbatas b) Pengelasan di ruang terbuka dan terbatas c) Penghilangan isolasi d) Pembersihan e) Penanganan dan penggunaan pelarut f) Struktur pendirian sementara g) Penggunaan peralatan portabel h) Penggunaan tangga i)



Peledakan abrasive



j) Pengecatan 8) Pemasangan dan pembongkaran perancah dan platform sementara lainnya 9) Pembongkaran peralatan skala kecil 10) Perakitan kembali peralatan skala kecil 11) Penyangga dan pembongkaran peralatan skala besar. Memeriksa setiap prosedur secara menyeluruh untuk memastikan bahwa metode paling tidak berbahaya dipilih, dan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan aman diambil. Mencatat semua kegiatan perawatan, indikasi-indikasi mesin, bagian-bagian terkait, jenis perawatan dan tanggal dilakukan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 66 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



b. Metode/Teknik Pelacakan gangguan Ada 2 metode/teknik pengetesan atau pelacakan gangguan pada sistem pneumatik yang sering digunakan, yaitu: 1. Metode tekanan/tegangan 2. Metode hambatan/ketersambungan. Kedua metode ini dapat digunakan baik pada sistem pneumatik maupun elektropneumatik. Metode teknik tekanan dilakukan untuk menguji ketersediaan tekanan pada rangkaian pneumatik, sehingga pengetesan dilakukan pada rangkaian yang bertekanan (suplai udara harus dihidupkan). Alat ukur yang digunakan manometer. Pengukuran dilakukan mulai dari titik suplai udara, menuju ke elemen kerja hingga ditemukan titik gangguannya, yaitu titik dengan tekanan nol. Pada sistem elektropneumatik, maka pengujian dengan metode tegangan dilakukan pada rangkaian elektrik dalam kondisi bertegangan. Alat ujinya adalah voltmeter/AVOmeter/ Multimeter. Cara pengujiannya seperti pengujian tekanan pada sistem pneumatik.



Gambar 3.17 Contoh pelacakan kesalahan sistem pneumatik dengan metode tekanan



Gambar 3.18 Contoh pelacakan kesalahan sistem elektrik dengan metode tegangan



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 67 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Pengetesan menggunakan metode hambatan sering digunakan untuk menguji sistem elektrik ketika komponen yang bermasalah sudah teridentifikasi, dan untuk memastikan pada bagian



mana



dari



komponen



yang



bermasalah,



maka



dites



menggunakan



metode



hambatan/ketersambungan. Alat ukur yang digunakan adalah ohm-meter.



Gambar 3.19 Contoh pelacakan kesalahan sistem elektrik dengan metode resistansi/hambatan



c. Peralatan Pengetesan Sistem Pneumatik Beberapa peralatan pengetesan sistem pneumatik dan elektropneumatik diantaranya: GAMBAR



KETERANGAN Manometer analog adalah alat ukur tekanan udara ruang tertutup, mengukur berapa besar tekanan udara di dalam ruang/rangkaian tertutup. Satuan tekanan biasanya dalam bar, psi.



Manometer digital genggam, mengukur tekanan udara dan ditampilkan secara digital.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 68 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



GAMBAR



Kode Modul C.282900.023.01



KETERANGAN Multimeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur besaran arus listrik, tegangan listrik dan hambatan listrik.



Gambar 3.20 Alat ukur AVO-meter (multimeter) Analog Gambar di atas adalah contoh sebuah AVO-meter analog beserta bagian-bagiannya yang banyak dijumpai di pasaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ukur ini adalah cara penyambungan alat ukur dan cara pembacaan skala. Untuk dapat menggunakannya secara benar membutuhkan keterampilan yang baik, mengingat alat ukur ini bisa dipergunakan sebagai ampere-meter, volt-meter, dan ohm-meter pada saat yang berbeda. Setiap kali mengunakan alat ukur yang berbeda (ampere-meter/volt-meter/ohm-meter), maka harus memperhatikan cara penyambungan alat ukur dan skala pembacaan yang berbeda pula. Sebagai contoh penggunaan ampere-meter harus disambung seri terhadap beban, volt-meter disambung secara parallel, dan ohm-meter mengharuskan objek yang diukur dalam keadaan tidak bertegangan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 69 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Untuk dapat membacanya secara benar, perhatikan skala pembacaan yang dikeluarkan oleh pabrik, seperti di bawah ini:



Gambar 3.21 Contoh Skala Pembacaan AVO-meter Analog YX-360-TRF



Beberapa kemungkinan kesalahan hasil pembacaan adalah dikarenakan faktor manusianya yang dapat disebabkan oleh posisi pembacaan/penempatan alat ukur yang kurang tepat atau dapat juga kesalahan memaknai tabel skala pembacaan. AVO-meter digital memiliki fungsi dan daerah penggunaan yang mirip dengan AVO-meter analog, yang membedakan adalah displai hasil pengukuran sudah tersaji dalam bentuk angka, sehingga pemakai langsung dapat membacanya.



Penggunaan AVO-meter digital dapat



meminimalisir kesalahan pembacaan skala pada AVO-meter analog.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 70 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 3.22 Alat ukur AVO-meter (multimeter) Digital dan bagian-bagiannya d. Pemeriksaan Suplai Udara pada Kompresor Pengaturan tekanan yang pertama perlu dilakukan pada kompresor sebagai sumber energi udara bertekanan, dan yang kedua adalah pengaturan tekanan pada air service unit (unit penyediaan udara/ASU). Seting tekanan pada kompresor harus lebih besar atau sama dengan seting tekanan pada ASU. Seting tekanan pada ASU adalah seting tekanan kerja mesin/sistem pneumatik, biasanya kurang-lebih 4-6 bar. Pada sistem pneumatik-murni, sumber energi rangkaian daya/utama maupun rangkaian kontrol, keduanya menggunakan sumber energi udara bertekanan yang disiapkan dari kompresor. Besarnya tekanan ada yang sama, ada pula yang dibedakan, misalnya tekanan udara rangkaian daya 6 bar dan tekanan udara rangkaian kontrol 4 bar. Udara bertekanan untuk penggunaan pneumatik harus dapat memadai dan memiliki kualitas yang baik. Udara dimampatkan kira-kira menjadi 1/7 dari volume udara bebas oleh kompressor dan disalurkan melalui suatu sistem pendistribusian udara. Untuk menjaga kualitas udara yang diterima, peralatan unit pelayanan udara (service unit) harus digunakan untuk mempersiapkan udara sebelum digunakan ke dalam sistem kontrol pneumatik. Kerusakan dalam sistem pneumatik bisa dikurangi jika udara bertekanan dipersiapkan dengan benar. Untuk hal tersebut aspek di bawah ini harus diperhatikan guna untuk mendapatkan udara yang berkualitas. •



Kuantitas udara yang diinginkan harus memenuhi kebutuhan sistem



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 71 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01







Jenis kompresor yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem







Tangki penyimpan udara yang memadai







Persyaratan udara yang bersih







Tingkat kelembaban udara yang dapat mengurangi korosi dan lembab







Persyaratan pelumasan jika diperlukan







Temperatur udara dan pengaruh lain yang rendah pada sistem







Persyaratan tekanan kerja







Ukuran katup dan saluran harus memenuhi kebutuhan sistem







Pemilihan bahan dan kebutuhan sistem harus sesuai dengan lingkungan







Tersedianya titik-titik drainase dan saluran buangan pada sistem distribusi.







Tata letak sistem pendistribusian udara yang sesuai.



Disain dari komponen pneumatik direncanakan untuk maksimum operasi pada tekanan 8 s.d. 10 bar (800 s.d. 1000 kPa), tetapi dalam praktik dianjurkan beroperasi pada tekanan 5 s.d. 6 bar (500 s.d. 600 kPa) untuk penggunaan yang ekonomis. Memperhatikan adanya kerugian tekanan pada sistem distribusi, maka kompresor harus menyalurkan udara bertekanan 6,5 s.d. 7 bar, sehingga pada sistem kontrol, tekanan tetap tercapai sebesar 5 s.d. 6 bar. Penyetelan tekanan di kompresor lebih tinggi dari tekanan di konsumen untuk mengatasi jika tiba-tiba ada bahaya dan perubahan tekanan konsumsi, tangki udara bisa dipasang untuk menstabilkan tekanan pada jaringan kerja udara bertekanan. Pada operasi normal tangki udara ini diisi oleh kompresor, dengan alasan untuk cadangan yang dapat digunakan setiap saat. Hal ini juga membuat kemungkinan untuk mengurangi frekuensi hidup-matinya kompresor. Tekanan pada tangki kompresor bisa diatur dari sensor tekanan yang ada di atas tangki udara, misalnya 8 bar. Kompresor akan hidup/mati tergantung dari penyetelan sensor ini. Sedangkan tekanan yang keluar dari kompresor bisa diatur oleh katup pengatur tekanan. Penyetelan tekanan 6,5 – 7 bar pada kompresor dapat dilakukan dengan memutar katup pengatur tekanan dan hasilnya dapat dilihat di manometer sebesar 6,5 – 7 bar.



Gambar 3.23 Pengatur tekanan pada kompresor



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 72 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



e. Suplai udara dari Air Service Unit Tekanan yang dibutuhkan oleh konsumen adalah 6 bar. Jika tekanan pada pipa distribusi lebih besar dari 6 bar, maka dapat diturunkan dengan jalan memutar katup pengatur tekanan pada unit pelayanan udara hingga mencapai 6 bar. Penunjukkan 6 bar bisa dilihat pada manometer yang terpasang pada unit pelayanan udara.



Gambar 3.24 Mengatur tekanan pada unit pelayanan udara



Pada tabung pelumas perlu diperiksa apakah minyak pelumasnya masih ada atau sudah habis. Isi jika telah kosong. Takaran minyak pelumas harus diperiksa agar minyak yang keluar tidak terlalu besar.



Gambar 3.25 Pemeriksaan minyak pelumas silinder Pemeriksaan takaran minyak pelumas dengan jalan sehelai karton dipegang pada jarak 20 cm dari lubang katup daya (5/2). Operasikan sistem dalam beberapa waktu, maka akan terlihat warna kuning pada karton. Jika minyak jatuh maka terjadi pelumasan yang berlebihan.



f. Suplai Energi Listrik Suplai energi listrik diperlukan pada sistem elektropneumatik, dimana sebagai sumber energi rangkaian daya berupa suplai udara bertekanan, sedangkan sumber energi rangkaian kontrol berupa suplai daya listrik. Suplai daya listrik bisa berupa arus bolak-balik/alternating



current (AC) maupun arus searah/direct current (DC). Nilai tegangan kerjanya pun bisa bervariasi, 12V, 24V, 110V, ataupun 220V. Nilai tegangan kerja untuk rangkaian kontrol pada sistem Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 73 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



elektropneumatik kebanyakan menggunakan tegangan 24 Vdc. Sumber tegangan DC ini dapat disediakan dengan sebuah power suplai, adaptor AC/DC. Kemampuan suplai DC dibedakan oleh kapasitas suplainya yang ditunjukkan dengan nilai kemampauan ampere-nya, misalnya suplai 24 Vdc 5A. Sumber listrik pada kotak kontak diperiksa dengan menggunakan AVOmeter untuk mengetahui tegangan sumber AC. Bila tidak ada tegangan periksa pengamannya apakah ada yang putus atau jatuh.



Gambar 3.26 Pemeriksaan tegangan sumber AC Pengecekan tegangan sumber dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan alat ukur yang digunakan yaitu AVOmeter. • Pilih selektor alat ukur pada posisi voltmeter AC. Ukur kotak-kontak dengan menggunakan AVOmeter. Jika AVOmeter menunjuk angka 220 maka sumber tegangan kotak-kontak baik. Bila AVOmeter menunjuk ke harga nol maka tidak ada sumber tegangan listrik pada kotakkontak tersebut. Bila menggunakan sumber tegangan searah 24V, pengecekan tegangan sumber searah sebagai berikut : • Siapkan alat ukur yang digunakan yaitu AVOmeter. • Pilih selektor alat ukur pada posisi voltmeter DC. Ukur kotak-kontak dengan menggunakan AVOmeter. Jika AVOmeter menunjuk angka 24 maka sumber tegangan serah baik. Bila AVOmeter menunjuk ke harga nol maka tidak ada sumber tegangan listrik pada sumber tersebut. Cek pengaman lebur unit catu daya searah.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 74 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 3.27 Pemeriksaan tegangan sumber DC Pemeriksaan sumber tenaga listrik, meliputi: • Periksa besarnya tegangan jaringan untuk sistem 1 fase yang tegangannya adalah 220VAC, untuk sistem 3 fase tegangan line adalah 380V • Periksa tegangan catu daya DC untuk keperluan rangkaian elektronik/sensor misalnya 24VDC. • Pengaman lebur (fuse) pada sisi sekunder transformator kontrol terbuka. • Semua tombol EMERGENCY-STOP dikunci. g. Pemeriksaan Peralatan Listrik Pasang pengaman lebur pada unit catu daya jika tegangan 24VDC digunakan untuk rangkaian kontrol. Penandaan dan pengkodean sambungan antara panel kontrol dan peralatan harus diperiksa secara visual untuk menghindari kesalahan. Tusuk kontak dimasukkan dan sambungan ke sakelar utama dimatikan. Perawatan harus diambil agar kontak sambungan tidak rusak dan berubah bentuk yang dapat mengganggu transmisi sinyal. Setelah persiapan selesai, sakelar utama di hubungkan dan tegangan kontrol tersambung. Listrik dengan tegangan 220VAC dapat membahayakan manusia jika ada bagian-bagian aktif terbuka, tersentuh oleh manusia. Oleh karena itu sebelum peralatan dioperasikan setelah perawatan perlu dilakukan pemeriksaan kembali: • Periksa peralatan pengaman instalasi sesuai fungsinya. • Hanya orang ahli listrik atau elektronika yang diperbolehkan bekerja menangani sistem jaringan listrik. • Kotak terminal dijaga tertutup setiap waktu, membuka panel hanya diperbolehkan oleh staff yang telah dilatih.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 75 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



• Jangan mengaktifkan katup limit elektrik secara manual selama mencari kesalahan, Gunakan peralatan. • Hanya tegangan ekstra rendah 24VDC yang digunakan. Sebelum instalasi disambung ke jaringan listrik, kesesuaian tegangan utama harus diperiksa. Semua fungsi panel kontrol harus dalam posisi mati. Kunci EMERGENCY-STOP pada panel kontrol dan kunci EMERGENCY-STOP pada instalasi harus terkunci. h. Pemeriksaan Komponen Listrik Pemeriksaan komponen listrik dilakukan untuk mengetahui apakah komponen listrik masih dalam keadaan baik atau rusak. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan AVOmeter dan komponen yang akan diperiksa dilepas dari instalasinya. Komponen yang akan dilakukan pemeriksaan adalah komponen pengaman instalasi, komponen kontrol seperti relai, sakelar kendali dansebagainya. 1) Pengecekan Tombol Tekan Pengecekan dilakukan untuk mengetahui kontak tombol masih baik atau rusak. Gambar berikut adalah tombol tekan yang mempunyai kontak N/O dengan nomor kontak 13 – 14 dan kontak N/C dengan nomor kontak 21-22.



Gambar 3.28 Pengecekan tombol tekan Pengecekan kontak dilakukan dengan cara sebagai: • Siapkan alat ukur yang dipergunakan yaitu AVOmeter. • Pilih selektor AVOmeter pada posisi Ohmmeter. • Hubungkan kabel AVOmeter ke kontak 13 dan 14, lakukan pengecekan pada saat tombol ditekan dan tidak ditekan. 



Kontak N/O 13-14 baik jika saat tidak ditekan dan ditekan mempunyai harga yang berbeda yaitu tombol belum ditekan displai menunjukkan angka tak terhingga (atau dalam Mohm) dan saat tombol ditekan, displai menunjukkan angka nol (kecil sekali di bawah 1).



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 76 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri







Kode Modul C.282900.023.01



Selain hasil di atas, keadaan kontak N/O riusak.



• Hubungkan kabel AVOmeter ke kontak 21 dan 22, lakukan pengecekan pada saat tombol ditekan dan tidak ditekan. 



Kontak N/C 21-22 baik jika saat tidak ditekan dan ditekan mempunyai harga yang berbeda yaitu tombol belum ditekan displai menunjukkan angka nol (kecil sekali di bawah 1) dan saat tombol ditekan, displai menunjukkan angka tak terhingga (atau dalam Mohm).







Selain hasil di atas, keadaan kontak N/O riusak.



Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini. Tabel 3.11 Pengecekan kontak tombol tekan Penunjukan Ohmmeter Kontak



Keadaan Kontak



Tombol belum ditekan



Tombol ditekan







0



baik



0



0



rusak











rusak



0







baik



0



0



rusak











rusak



13 - 14



21 - 22



2) Pengecekan Relai Pengecekan dilakukan untuk mengetahui relai masih berfungsi atau tidak dengan jalan mengukur tahanan kumparan dan memberi tegangan pada kumparan untuk mengetahui keadaan kontak-kontaknya. Gambar berikut adalah pemeriksaan kontak relai.



Gambar 3.29 Pengecekan relai



Pengecekan relai dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan alat ukur yang digunakan yaitu AVOmeter. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 77 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



 Pilih selektor alat ukur pada posisi Ohmmeter. Ukur tahanan kumparan relai dengan



menggunakan AVOmeter. Jika Ohmmeter menunjuk nol maka kumparan relai putus dan relai dikatakan rusak. Bila Ohmmeter menunjuk ke harga tertentu, kumparan relai masih baik dan siap untuk dilakukan pengecekan kontak-kontaknya. Cek relai dengan menggunakan tegangan :  Hubungkan relai ke tegangan yang sesuai dengan data teknisnya. Misalnya tegangan



kumparan relai 24 VDC, maka kumparan relai A1-A2 dihubungkan dengan catu daya DC 24V.  Cek kontak-kontaknya seperti cara yang digunakan saat pengecekan kontak tombol tekan.



Tabel berikut dapat digunakan untuk pengecekan relai. Tabel 3.12 Pengecekan relai Penunjukan Ohmmeter Kumparan relai A1-A2



0







-



baik



-



0



putus



Penunjukan Ohmmeter Kontak relai



1-4



1-2



Keadaan kumparan



Ke Harga Tertentu



Keadaan Kontak



Relai belum bekerja



Relai bekerja







0



baik



0



0



rusak











rusak



0







baik



0



0



rusak











rusak



3) Pengecekan Pengaman Lebur (Sekering) Pengecekan dilakukan untuk mengetahui pengaman lebur putus atau tidak.



Gambar 3.30 Pengecekan pengaman lebur Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 78 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Pengecekan pengaman lebur dilakukan dengan cara sebagai: • Siapkan alat ukur yang digunakan yaitu AVOmeter. • Pilih selektor alat ukur pada posisi Ohmmeter. Ukur ujung-ujung pengaman lebur dengan menggunakan AVOmeter. Jika Ohmmeter menunjuk nol maka pengaman lebur masih baik. Bila Ohmmeter menunjuk ke harga tak berhingga maka pengaman lebur telah putus.



i. Pemeriksaan Pneumatik 1) Pemeriksaan urutan kontrol pneumatik • Manual override di posisi netral • Dengan katup pilot ganda: pindahkan aktuator yang berbahaya ke posisi yang aman • Set katup pengatur tekanan pada tekanan 1,5 bar (tidak di bawah) • Lepas tombol EMERGENCY-STOP • Sedikit demi sedikit atur katup pengatur tekanan untuk menghilangkan tekanan kebocoran • Set kecepatan optimum silinder



2) Urutan Kontrol pneumatik Atur tombol manual katup ke posisi nol. Ada kemungkinan pada katup solenoid ganda sedang berada pada posisi yang tidak diinginkan, gerakan tidak terkontrol dapat terjadi jika switch on. Pada kasus ini fungsi mekanik yang saling berinteraksi dapat bertabrakan. Tindakan pencegahan keamanan yang sesuai harus segera diambil: aktuator dipindahkan ke posisi yang aman dan slang yang menyebabkan tabrakan dilepas. Ini untuk mencegah gerakan yang tibatiba jika tekanan disambungkan, katup pengatur tekanan dimatikan. Persiapan telah selesai, tombol EMERGENCY-STOP dilepas, sakelar utama dihubungkan, udara tekanan disambungkan. Tekanan dinaikkan berangsur-angsur sampai ke tekanan kerja melalui katup pengatur tekanan. Titik kebocoran dapat dideteksi dan dihilangkan dengan segera. Kecepatan silinder maju dan mundur dapat diset dengan menggunakan katup pengontrol aliran dan mengatur skrup pengatur bantalan silinder. 3) Pemeriksaan komponen pneumatik Pemeriksaan komponen pneumatik dilakukan untuk mengetahui apakah komponen pneumatik masih dalam keadaan baik atau rusak. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan udara bertekanan dan AVOmeter untuk mengecek kumparan solenoid dan komponen yang akan diperiksa dilepas dari instalasinya. Komponen yang akan dilakukan pemeriksaan adalah KKA dan katup solenoid. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 79 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



a) Pengecekan Silinder Kerja Tunggal Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang masukannya. Pengecekan silinder dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan silinder kerja tunggal yang akan diperiksa fungsinya. • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan silinder dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi silinder baik adalah batang piston akan bergerak keluar sampai ke posisi maksimum dan kembali ke posisi semula bila sumber udara dimatikan.







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Udara keluar ke atmosfir melalui cincin bearing, Silinder tidak dapat kembali ke posisi akhir, Batang piston tidak terkait dengan halus, Silinder berjalan lebih pelan karena adanya minyak atau air ke dalam silinder.



b) Pengecekan Silinder Kerja Ganda Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang–lubang silinder secara bergantian. Pengecekan silinder dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan silinder kerja ganda yang akan diperiksa fungsinya. • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan silinder dengan unit pelayanan udara menggunakan slang untuk arah maju. Setelah diamati ganti slang dihubungkan ke silinder untuk arah mundur. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi silinder baik adalah batang piston dapat bergerak keluar sampai ke posisi maksimum dan kembali ke posisi semula pada posisi minimum.







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Silinder berjalan lebih pelan karena adanya minyak atau air ke dalam silinder, Udara keluar melalui batang piston, Bantalan udara tidak merespon, Lubang sambungan mengeluarkan udara.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 80 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



c) Pengecekan Katup 3/2 N/C Operasi dengan Tombol Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang P(1) pada katup 3/2 tombol tekan. Pengecekan katup dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan katup 3/2 N/C dengan rol yang akan diperiksa fungsinya. • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan lubang P(1) katup dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya :  Kondisi baik jika roll ditekan udara keluar dari lubang A(2).  Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Udara keluar dari katup pada lubang A; Udara keluar melalui lubang buangan , Jika udara bertekanan disambungkan ke lubang A(2), udara keluar melalui lubang P(1) dan melalui lubang R(3).



d) Pengecekan Katup 3/2 N/C Operasi Dengan Rol dan Pemandu Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang P(1) pada katup 3/2 dengan rol. Pengecekan katup dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan katup 3/2 N/C dengan rol yang akan diperiksa fungsinya. • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan lubang P(1) katup dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi baik jika rol ditekan udara keluar dari lubang A(2).







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Udara keluar dari katup pada lubang R ketika katup belum beroperasi, Udara keluar melalui lubang A, ketika katup belum beroperasi, Udara keluar melalui lubang buangan untuk membran pada katup, Katup tidak dapat berpindah posisi, kemungkinan tekanannya terlalu rendah atau kotor.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 81 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



e) Pengecekan Katup 5/2 Operasi Dengan Pneumatik Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang P(1) pada katup 5/2 dengan pneumatik. Pengecekan katup dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan katup 5/2 dengan pneumatik yang akan diperiksa fungsinya. • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan lubang P(1) katup dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi baik jika salah satu lubang A(4) atau B(2) mengeluarkan udara pada saat kondisi tidak bekerja dan berubah arah pada saat bekerja misalnya lubang B(2) mengeluarkan udara saat tidak bekerja dan lubang A(4) mengeluarkan udara saat bekerja.







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Udara keluar dari katup pada lubang A(4), B(2) , R(3) dan S(5), Katup tidak bisa pindah posisi.



f) Pengecekan Katup Kontrol Aliran Satu Arah Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang P(1). Pengecekan katup dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan katup kontrol aliran satu arah yang akan diperiksa fungsinya. • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan katup dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi baik jika udara masuk dari P keluar ke A alirannya dapat diatur dan dari A ke P aliran udara tidak dapat diatur.







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Katup mengeluarkan udara ketika sekrup pengatur aliran ditutup, Katup mengeluarkan gangguan bunyi.



g) Pengecekan Katup Buang Cepat Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang P(1). Pengecekan katup dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan katup kontrol aliran satu arah yang akan diperiksa fungsinya. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 82 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



• Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan katup dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi baik jika udara masuk dari P keluar ke A, udara dari A keluar ke R.







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Udara keluar dari lubang R katup ke atmosfir, Udara keluar diantara sambungan rumah katup atas dan bawah.



h) Pengecekan Katup 5/2 Solenoid Tunggal Pengecekan dilakukan dengan jalan memberi udara bertekanan pada lubang P(1) dan memberi tegangan pada solenoidnya. Pengecekan katup dilakukan dengan cara sebagai : • Siapkan katup 5/2 solenoid yang akan diperiksa fungsinya. • Ukur kumparan solenoid dengan ohmmeter, • Siapkan sumber tegangan untuk mencatu daya solenoid katup, • Atur tekanan udara pada unit pelayanan udara sebesar 6 bar dengan jalan memutar pengaturnya. • Hubungkan lubang P(1) katup dengan unit pelayanan udara menggunakan slang. • Buka katup ”ON-OFF” pada unit pelayanan udara. • Cek hasilnya : 



Kondisi baik jika salah satu lubang A(4) atau B(2) mengeluarkan udara pada saat solenoid tidak diberi tegangan dan berubah arah pada saat solenoid bertegangan misalnya lubang B(2) mengeluarkan udara saat solenoid tidak bertegangan dan lubang A(4) mengeluarkan udara saat solenoid bertegangan.







Kondisi tidak baik bila keadaannya sebagai berikut : Udara keluar dari katup pada lubang A(4), B(2) , R(3) dan S(5), Katup mengeluarkan udara tidak terlalu lama, Solenoid mendengung saat diberi tegangan.



5. Cara memverifikasi gangguan dan kegagalan fungsi sesuai standar kerja dan fungsi sistem. Verifikasi gangguan dan kegagalan fungsi sistem pneumatik dan elektropneumatik, dilakukan dengan memperhatikan standar prosedur yang telah ditetapkan. Secara dokumen dapat diverifikasi dengan memperbandingkan fungsi/cara kerja sistem sesuai manual book. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 83 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Sedangkan gangguan dan kegagalan fungsi komponen dapat diverifikasi dengan datasheet pabrik pembuatnya. Gangguan dan kegagalan fungsi yang ditemukan diverifikasi dengan menggunakan 



Kegagalan fungsi diverifikasi dengan diagram rangkaian dan diagram langkah.







Kerusakan komponen diuji dengan membandingkan komponen yang sama.



6. Cara melaporkan gangguan dan kegagalan fungsi pemakaian secara tertulis. Ketika



terjadi



kondisi



tidak



normal



pada



peralatan



atau



komponen



pneumatik/elektropneumatik, misalkan patah/rusak atau berkarat (kerusakan terlihat secara fisik) maka segera melaporkan kepada petugas berwenang. Adapun prosedur melaporkan kondisi tersebut berdasar langkah–langkah berikut: a. Periksa kondisi peralatan/komponen. b. Bandingkan komponen dengan datasheet pabrik. c. Isi form kerusakan peralatan/komponen. d. Ajukan penggantian peralatan/komponen.



Contoh Laporan Kerusakan Komponen TABEL LAPORAN KERUSAKAN KOMPONEN No



Nama Komponen



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Kerusakan



Keterangan



Halaman: 84 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melacak dan Menemukan Gangguan pada Sistem Pneumatik Keterampilan kerja yang diperlukan dalam melacak dan menemukan gangguan pada sistem pneumatik yaitu: 1. Mengidentifikasi komponen sistem pneumatik berdasar tanda yang dimiliki. • Identifikasi komponen suplai berdasarkan gambar rangkaian pada manual book. • Identifikasi komponen pneumatik berdasarkan gambar rangkaian pada manual book. • Identifikasi komponen elektrik berdasarkan gambar rangkaian pada manual book. TABEL CEKLIS IDENTIFIKASI KOMPONEN No



Deskripsi



1



Tekanan pada air service unit 6 bar



2



Tegangan catu daya listrik 24VDC



3



Komponen pneumatik:



Cek



 Silinder kerja ganda, ……  ............................... 4



Komponen kontrol listrik:  Tombol tekan, …..  …………………….



2. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara visual untuk koleksi data pelacakan gangguan.  Periksa sumber/suplai daya udara  Periksa interkoneksi sambungan selang  Periksa sumber/catu daya kelistrikan.  Periksa koneksi kabel pada terminal kabel.  Amati jika terdapat gangguan fungsi sistem.  Perbaiki jika terdapat gangguan pada sistem. Pemeriksaan menggunakan tabel berikut: Step No. :



Deskripsi



1



Periksa komponen mekanik



2



Periksa pemegang aktuator secara mekanik



3



Periksa sambungan listrik



4



Periksa pemegang sensor



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Cek



Halaman: 85 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Step No. :



Kode Modul C.282900.023.01



Deskripsi



5



Periksa posisi sensor di tempat sensor



6



Periksa sambungan tubing



7



Periksa posisi awal mesin



8



...................



Cek



3. Memperbaharui kartu riwayat pemeliharaan dan jadwal pemeliharaan preventif untuk penambahan data pelacakan gangguan.  Perbaharui kartu riwayat pemeliharaan dalam rangka pendataan. KARTU RIWAYAT PEMELIHARAAN Kartu Catatan Historis Tanggal



Laporan Pekerjaan No.



Dari Tgl : ………s.d ……………



Biaya/Waktu



Keterangan ringkas: Bagian-Kerusakan-Penyebab-Tindakan perbaikanMaterial/suku cadang yang digunakan



Fasilitas



Perawatan direncanakan



Perawat tak direncanakan



Lokasi:



No. Identitas



JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES



4. Melakukan pemeriksaan dan pengetesan berdasarkan prinsip menggunakan teknik dan peralatan tes yang tepat.  Periksa sistem pneumatik dengan metode tekanan.  Periksa sistem elektropneumatik dengan metode tegangan.  Periksa komponen elektrik dengan metode hambatan. Contoh tabel pemeriksaan sebagai berikut: PEMERIKSAAN RANGKAIAN PNEUMATIK NO



PEMERIKSAAN



HASIL



1



Periksa gambar rangkaian.



2



Periksa tekanan di Air Service Unit (ASU).



sesuai/tidak



Atur agar tekanan di ASU 6 bar



3



Periksa keluaran minyak lubrikasi di ASU.



sesuai/tidak



Atur sekrup pengatur lubrikasi.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



ada/tidak



SOLUSI Sediakan gambar rangkaian dan diagram langkah



Halaman: 86 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Atur posisi limit switch sehingga saat silinder majumundur, limit switchnya teraktuasi.



4



Periksa aktuasi limit switch di rangkaian.



sesuai/tidak



5



Periksa sambungan kabel di terminal dan komponen.



kencang/tidak



Kencangkan dengan obengyang sesuai.



6



Periksa sambungan pneumatik di manifold, katup dan silinder.



kencang/tidak



Kencangkan sambungan selang di fiting pneumatik.



7



Periksa apakah ada selang yang bengkok atau berbelit.



bengkok/tidak



Ganti selang yang bengkok.



Setelah selesai pemeriksaan hubungkan rangkaian ke sumber pneumatik dan sumber listrik. Jalankan rangkaian dengan menekan tombol START. Jika rangkaian pneumatik berjalan normal maka tidak ada kerusakan pada peralatan pneumatik, tetapi jika di “START” peralatan tidak berjalan sebagaimana mestinya maka ada kerusakan pada rangkaian pneumatik dan sistem perlu dites atau diuji kelaikannya. Tes atau uji dilakukan dengan bantuan tabel berikut: TABEL PENGUJIAN KINERJA SISTEM KELISTRIKAN NO 1



EVEN



KINERJA



KETERANGAN



Tombol S1 ditekan



2



Berikut adalah diagram pencari kesalahan:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 87 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Dari diagnosis sampai menemukan kesalahan dilakukan dengan menggunakan alat yang sesuai.



5. Memverifikasi gangguan dan kegagalan fungsi sesuai standar kerja dan fungsi sistem.  Verifikasilah gangguan dan kegagalan fungsi sistem dengan dokumen manual book. Kegagalan fungsi diverifikasi dengan diagram rangkaian dan diagram langkah.  Verifikasilah gangguan dan kegagalan fungsi komponen dengan dokumen datasheet atau kerusakan komponen diuji dengan membandingkan komponen yang sama. 6. Melaporkan gangguan dan kegagalan fungsi pemakaian secara tertulis.  Laporkan gangguan dan kegagalan fungsi pemakaian secara tertulis sesuai SOP. TABEL LAPORAN KERUSAKAN KOMPONEN No



Nama Komponen



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Kerusakan



Keterangan



Halaman: 88 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melacak dan Menemukan Gangguan pada Sistem Pneumatik Sikap kerja yang diperlukan dalam melacak dan menemukan gangguan pada sistem pneumatik yaitu: 1. Melacak dan menemukan gangguan pada sistem pneumatik dengan akurat, teliti sesuai standar K3. 2. Melacak dan menemukan gangguan pada sistem pneumatik sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) Perusahaan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 89 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



BAB IV MEMPERBAIKI DAN ATAU OVERHAUL SISTEM PNEUMATIK



A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik Adapun pengetahuan yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik adalah sebagai berikut: 1. Cara memperbaiki peralatan atau komponen serta sistem pneumatik yang rusak. 2. Cara memeriksa kembali pengisolasian sistem atau komponen. 3. Cara memberi tanda/label peralatan atau komponen yang diisolasi. 4. Cara melaksanakan penggantian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen. 5. Cara melakukan pengujian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen. 6. Cara memilih komponen pengganti dari katalog pabrik pembuatnya. 7. Cara memasang kembali komponen sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan. 8. Cara mengetes kelaikan operasi komponen yang sudah terpasang.



1. Cara memperbaiki peralatan atau komponen serta sistem pneumatik yang rusak. Kegiatan di dalam perbaikan meliputi hal-hal berikut : a. Diagnosa Kerusakan Diagnosa kerusakan adalah kegiatan untuk mencari atau menemukan kerusakan (bagian yang rusak) pada fasilitas yang mengalami gangguan. Untuk dapat melaksanakan diagnose kerusakan biasanya teknisi dibantu oleh:    



Informasi dari operator P K yaitu petunjuk kerja dari buku operations manual. P P yaitu petunjuk pemeliharaan dari buku maintenace manual. K M yaitu kartu mesin yang merupakan catatan perbaikan sebelumnya (maintenance record).



b. Analisis perbaikan Yaitu kegiatan yang dilakukan setelah kerusakan atau gangguan ditemukan dengan mengadakan pemeriksaan bagian-bagian yang rusak, memperhitungkan dan merencanakan pelaksanaan perbaikan. Di dalam kegiatan analisis perbaikan ini ada kegiatan dismantling atau pembongkaran yaitu peralatan yang telah dinyatakan rusak dibongkar untuk dicari bagian-bagian yang rusak.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 90 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Kemudian bagian-bagian atau komponen yang rusak tersebut diperiksa sejauh mana atau separah apa kerusakan itu terjadi. Untuk pembongkaran dan pemeriksaan ini diperlukan alat-alat atau bahkan alat khusus dan juga teknisi atau bahkan teknisi ahli. Perhitungan perbaikan maksudnya ialah setelah kerusakan komponen diperiksa dan telah nyata jenis kerusakannya kemudian dipertimbangkan jenis perbaikan apa yang dipilih termasuk diperhitungkan biaya perbaikannya. Jadwal perbaikan ialah pembagian dan penetapan waktu perbaikan setiap komponen yang pelaksanaan perbaikannya mungkin ditangani oleh beberapa teknisi di beberapa bengkel pula. Komponen yang satu dan yang lain penyelesaian perbaikannya harus sesuai dengan jadwal agar pada waktu perakitan kembali semuanya sudah siap. c. Proses Perbaikan Proses perbaikan adalah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh bagian perencanaan ( maintenance engineering ). Pelaksana perbaikan ini tentu disesuaikan dengan tingkat kesulitan perbaikannya, misalnya untuk perbaikan-perbaikan kerusakan yang tidak terlalu rumit mungkin cukup dengan teknisi biasa tetapi bila untuk perbaikan dari kerusakan yang cukup rumit mungkin perlu teknisi khusus atau teknisi ahli. Pelaksanaan perbaikannya pun mungkin di bengkel sendiri atau mungkin juga di bengkel luar yang sesuai dengan jenis perbaikan yang dikehendaki. d. Penyetelan dan pemeriksaan Penyetelan dan pemeriksaan ialah proses penyatuan atau perkitan kembali setelah semua komponen yang diperbaiki selesai. Pemeriksaan hasil penyetelan / perakitan biasanya dilakukan oleh Supervisor perbaikan . e. Uji Perbaikan Uji perbaikan adalah pengujian hasil perbaikan untuk menyatakan bahwa perbaikan telah selesai dan hasilnya merupakan mesin/peralatan/fasilitas yang telah baik kembali hingga dapat difungsikan lagi.



Sebagian besar gangguan pada sistem pneumatik disebabkan adanya kerusakan pada komponen. Kerusakan komponen pneumatik ada yang bisa diperbaiki ada yang tidak. Mungkin hanya sebagian kecil yang rusak sehingga dapat kita perbaiki, mungkin juga sebagian besar dari komponen itu rusak sehingga tidak dapat di perbaiki lagi. Jika komponen tidak bisa diperbaiki



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 91 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



maka perbaikan sistem pneumatik dilakukan dengan mengganti komponen yang rusak. Komponen yang rusak dilepas dan diganti dengan komponen baru yang sama spesifikasinya. Untuk mempelajari cara-cara perbaikan komponen, anda akan mempelajari dari setiap komponen itu mengenai hal-hal berikut:  Diskripsi tentang fungsi-fungsi komponen  Gambar komponen  Bagian-bagian setiap komponen yang sering rusak diberi tanda bintang (*) Daftar kerusakan yaitu kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen tersebut, penyebabnya dan saran perbaikannya. a. Lubrikator Tabel 4.1 Kemungkinan gangguan yang terjadi pada lubrikator Tipe gangguan



Penyebab



Perbaikan



Lubrikator terbalut resin



Penggunaan oil salah



Lubrikator cuci dan ganti oli



Lubrikator tidak berfungsi dengan baik



Salah pemasangan/pengikatan



Betulkan pemasangan dengan memperhatikan arah tanda panah



Terlalu banyak kandungan oli di dalam sistem



 Lubrikator disetel kurang tepat



 Lubrikator disetel secara tepat



Oli cepat habis



 Ring O kurang kencang



 Oli terlalu penuh (lebih dari garis batas)  Lubrikator disetel kurang tepat







lagi



Kurangi isi oli



 Kencangkan atau ganti ring O tersebut  Lubrikator disetel lagi



b. Filter dan Regulator Tabel 4.2 Kemungkinan gangguan yang terjadi pada filter dan regulator Tipe gangguan



Penyebab



Filter tidak dapat memisahkan kotoran dan air



 Filter salah memasangnya



Udara bertekanan keluar dari regulator



Regulator dipasang tidak sesuai dengan arah aliran udara bertekanan



 Level air pengembunan melebihi garis batas



Perbaikan * Pasangkan filter di belakang arah aliran * Buanglah air kondensat dan pasang pemisah air otomatis * Betulkan kembali pemasangan regulator



c. Silinder Kerja Tunggal Tabel 4.3 Kemungkinan gangguan yang terjadi pada silinder kerja tunggal Tipe gangguan Udara keluar (bocor )



Penyebab  Cup packing bocor



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Perbaikan  Ganti packingnya Halaman: 92 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Tipe gangguan



Kode Modul C.282900.023.01



Penyebab



Perbaikan



 Packing lepas dari batang piston



 Kencangkan packingnya



Batang torak tidak kembali ke posisi semula.



 Pegas kompresi rusak



 Ganti dengan pegas baru



 Filter nipel tersumbat



 Bersihkan filter nipel tersebut



Udara bocor melalui flange-bushing



 Cup Packing bocor



 Ganti packingnya



 Cup packing diikat salah posisi



 Perbaik posisi pemasangannya.



d. Silinder Kerja Ganda



Tabel 4.4 Kemungkinan gangguan yang terjadi pada silinder kerja ganda Tipe gangguan



Penyebab



Perbaikan



Udara kempa bocor pada batang torak



Cincin beralur cacat atau rusak



Ganti dengan cincin baru



Udara bocor pada saluran R pada konektor



Seal silinder dan/atau cincin penuntun rusak



Gantilah spare part tersebut



Piston menumbuk pada kedua belah sisi



Kedua belah ring bantal-udara telah aus



Ganti kedua belah ring bantaludara tersebut.



2. Cara memeriksa kembali pengisolasian sistem atau komponen. Sebuah kerusakan di salah satu bagian dari mesin dapat disebabkan oleh kerusakan dalam subsistem yang berbeda pada mesin. Mengisolasi subsistem, dapat membantu fokus pada satu sistem pada satu waktu. Mempersempit daerah diagnostik dengan isolasi subsistem membutuhkan tindakan pencegahan ekstra. Sementara mesin operasi, harus mencermati pada tekanan tersimpan dalam sistem, sehingga tekanan maksimum yang diijinkan tidak melebihi. Perhatian dan keamanan adalah dua kunci untuk langkah diagnostik ini. Yang perlu diperhatikan dalam isolasi ini antara lain ;  Prosedur isolasi. Prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan perlu dipatuh bersama. Misalnya siapa yang harus melakukan, kapan waktunya, alat apa yang memenuhi syarat yang akan dipergunakan dan sebagainya.  Prosedur keselamatan kerja. Agar keselamatan dan kesehatan kerja terjamin kita harus mematuhi prosedur yang berlaku secara umum maupun prosedur yang ada di perusahaan. Khusus untuk sistem pneumatik misalnya, perlu membuang dulu semua sisa udara kempa yang masih ada di dalam sistem. Memberikan label (tagged) pada sub-assembly yang nantinya akan dipisah-pisahkan untuk mempermudah pada waktu penyatuan kembali (reassembling). Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 93 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



3. Cara memberi tanda/label peralatan atau komponen yang diisolasi. Pemberian tanda/label pada peralatan atau komponen yang diisolasi merupakan bagian dari prosedur standar pengisolasian, dalam kerangka untuk tetap menjaga keselamatan dan keamanan kerja, serta lebih memudahkan dan meningkatkan efisiensi kerja. Pemberian tanda/label dapat dilakukan dengan: 



Menyiapkan tanda/label yang sudah disediakan khusus untuk perawatan dan perbaikan, atau dapat juga menggunakan kertas label.







Memberi tanda/label pada peralatan/komponen yang rusak.



4. Cara melaksanakan penggantian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen. Pelaksanaan penggantian komponen sistem harus dilaksanakan sesuai prosedur standar dengan tatap meperhatikan prosedur K3. Dokumen utama sebagai rujukan tatacara penggantian komponen dapat ditemukan utamanya pada dokumen PP.   



P K yaitu petunjuk kerja dari buku operations manual. P P yaitu petunjuk pemeliharaan dari buku maintenace manual. K M yaitu kartu mesin yang merupakan catatan perbaikan sebelumnya (maintenance record).







Teknisi Perbaikan. Dalam menetapkan personel untuk melaksanakan perbaikan ini harus disesuaikan antara kerusakan komponen yang akan diperbaiki dengan kompetensi teknisi pelaksana perbaikan. Kemungkinan memerlukan teknisi ahli apabila memerlukan perbaikan yang sangat presisi.







Tempat Perbaikan. Maksudnya ialah apakah pelaksanaan perbaikan itu di bengkel sendiri atau harus ke bengkel di luar perusahaan. Karena tidak semua keahlian dan peralatan untuk perbaikan itu dimiliki oleh suatu perusahaan maka pada perbaikan komponen tertentu perlu dibawa ke bengkel lain. Misalnya untuk memperbaiki eksentrisitas dan menguji sentrisitasnya atau untuk perlakuan panas dan sebagainya.







Alat perbaikan dan alat testing. Alat-alat perbaikan merupakan faktor penentu keberhasilan perbaikan. Oleh karena itu perlu kiranya alat-alat perbaikan tersebut memenuhi persyaratan teknis. Demikian juga alat pengujian (testing tools) harus memenuhi syarat (terstandar), karena apabila alat ujinya tidak standar maka hasil perbaikannya pun tidak akan memenuhi standar.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 94 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri







Kode Modul C.282900.023.01



Pengetesan hasil perbaikan komponen. Setiap hasil perbaikan, sekecil apapun bagian komponen tersebut, perlu dites sebelum dirakit kembali ke dalam komponen induknya dengan mempergunakan alat-alat tes yang telah disebutkan di atas.



5. Cara melakukan pengujian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen. Pengujian komponen baru sebelum dipasang dapat dilakukan terpisah, menggunakan suplai diluar sistem yang diperbaiki. Pengujian dilakukan dengan memperhatikan prosedur standar pengujian dan merujuk kepada data pabrik (data sheet) untuk menghindari kesalahan uji. Pemeriksaan komponen ialah pemeriksaan seperti apa bentuk dan jenis kerusakan komponen tersebut kemudian dianalisis dan diuji sejauh mana /seberat apa kerusakan tersebut terjadi . Langkah-langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:  Membongkar/memindahkan komponen dari induk mesin/peralatan. Setiap komponen atau sub.assembly dicabut (dipindahkan) dari induk mesin / peralatan kemudian dikirim ke bengkel yang sesuai misalnya sub.assembly gear box dikirim ke bengkel mekanik, sub.assembly kelistrikan dikirim ke bengkel listrik dan sebagainya. Ingat ! label atau tagged pada setiap sub.assembly jangan sampai hilang.  Dismantling atau pembongkaran. Pembongkaran komponen menjadi bagian-bagian terkecil dari komponen atau bijian, hal ini perlu dicermati dan selalu memperhatikan gambar susunan pada maintenance manual. Alat pembongkaran seperti alat pengencang/pengendor, atau alat pemukul, atau alat pemotong harus benar-benar sesuai atau cocok dengan pekerjaan yang sedang ditangani. Setelah pembongkaran selesai kemudian proses pembersihan atau pencucian dari bagian-bagian terkecil agar mudah diidentifikasi dan diperiksa.  Pemeriksaan atau pengujian komponen. Karena overhol adalah proses perbaikan menyeluruh dari kerusakan total disebabkan keausan maka untuk bagian-bagian komponen sistem pneumatik yang diberi tanda bintang (lihat bagian 3 modul ini), pasti sudah harus diganti kerena aus. Jadi tidak perlu diperiksa lagi. Tetapi bagian-bagian yang lain seperti piston, piston rod, cylinder barrel, valve tube, valve disc, control plunger dan lain sebagainya perlu diperiksa /ditest apakah kondisinya masih baik atau sudah cacad misalnya pengurangan demensi, perubahan bentuk seperti bengkok, tidak sentris atau bahkan retak atau patah. Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan oleh teknisi ahli dan didukung dengan alat pemeriksa/ alat uji yang memadai di bengkel atau lab. Masing-masing. Ini semua harus dilaksanakan dengan Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 95 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



cermat karena hasilnya akan digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan selanjutnya.  Pengambilan keputusan. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian kerusakan tadi anda dapat mengambil keputusan apakah bagian tersebut perlu diganti dengan yang baru atau cukup diperbaiki saja. Misalnya poros yang bengkok diluruskan, valve disc yang berkurang ukurannya dapat dilapis lagi (elektro plating) dan sebagainya.Tentu saja harus diperhitungkan bahwa perbaikan ini dijamin akan mencapai kualitas yang sama dengan yang baru dengan biaya lebih murah.



6. Cara memilih komponen pengganti dari katalog pabrik pembuatnya. Memilih komponen pengganti dari katalog pabrik harus memperhatikan tipe dan spesifikasi komponen. Tipe/model komponen berkaitan dengan bentuk fisik dan ukuran, sedangkan spesifikasi menjelaskan kemampuan dan cara kerja dari komponen. Komponen baru dipastikan memiliki tipe dan spesifikasi yang sama dengan komponen lama yang akan diganti.



7. Cara memasang kembali komponen sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan. Panduan untuk memasang kembali komponen baru yang sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dapat ditemukan pada dokumen PP (petunjuk pemeliharaan), terkadang menjadi bagian dari dokumen buku manual. Prosedur pemasangan didahului dengan memasang komponen secara fisik, dan lakukan pengesetan secara mekanik, lengkap dengan sambungan pipa/selang pneumatiknya. Kemudian dilanjutkan dengan penyambungan bagian kontrol dengan menyambungkan kabel-kabel elektrik sesuai label yang telah diberikan. Penyatuan kembali atau reassembling merupakan pekerjaan akhir dari proses perbaikan atau overhol. Kegiatan reassembling ini sangat tergantung pada pelaksanaan perbaikan komponen. Oleh karena itu monitoring pelaksanaan perbaikan harus dilaksanakan secara konsisten agar jadwal perbaikan yang telah ditetapkan dapat terlaksana secara tepat.



Langkah-langkah reassembling dapat anda ikuti sebagai berikut : 



Persiapan. Hal pokok yang harus dilakukan dalam persiapan ini adalah mengumpulkan komponen-komponen yang telah selesai diperbaik baik yang diperbaik di dalam bengkel sendiri atau pun yang di bengkel luar. Periksalah semua komponen apakah sudah terkumpul



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 96 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



semuanya dan cocokan dengan gambar kerja. Disamping itu tentu saja dipersiapkan pula alat-alat perakitan dan alat penunjangnya seperti alat angkat, alat keselamatan kerja. Jangan lupa persiapkan pula bahan-bahan yang diperlukan seperti oli, grease, selang, udara kempa, kabel dan lain sebagainya. 



Pelaksanaan perakitan. Biasanya sistem pneumatik merupakan bagian atau sub.sistem dari suatu mesin / peralatan. Dengan demikian pelaksanaan overholnya kemungkinan bersamaan dengan sub.sistem yang lain tetapi dapat juga hanya sub.sistem pneumatik saja yang dioverhol. Komponen yang akan dirakit kembali ini adalah komponen yang telah selesai diperbaiki dan telah dikumpulkan dan juga



komponen-komponen baru (replacement)



seperti: seal, bearing, selang, pegas, cincin washer dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan perakitan ini harus selalu dimonitor oleh petugas agar tidak terjadi kesalahan. Setelah selesai perakitan, Supervisor perakitan harus memeriksa kembali hasil kerja stafnya sebelum menyerahkan mesin/peralatan yang dioverhol ke bagian quality control dan quality Assurance.



8. Cara mengetes kelaikan operasi komponen yang sudah terpasang. Uji perbaikan adalah pengujian hasil perbaikan untuk menyatakan bahwa perbaikan telah selesai dan hasilnya merupakan mesin/peralatan/fasilitas yang telah baik kembali hingga dapat difungsikan lagi. Ada beberapa jenis pengujian yang harus dilakukan terhadap hasil perbaikan ini yaitu : 



Uji visual maksudnya ialah peralatan yang telah selesai diperbaiki perlu dilihat secara visual apakah sudah tampak rapi, tertib dan sempurna rakitannya.







Uji geometrik ialah pengujian komponen mekanik seperti kerataan permukaan, kesentrisan putaran, kesikuan, kedataran dan sebagainya. Uji geometrik ini perlu dilakukan untuk meyakinkan kesempurnaan perakitan, karena apabila komponen mekanik tidak dipasang dengan sempurna maka jalannya peralatan akan tidak normal yang mengakibatkan laju kerusakan mesin semakin cepat.







Uji fungsi ialah menguji semua bagian yang bergerak apakah bagian-bagian tersebut telah berfungsi sebagaimana mestinya. Caranya ialah semua bagian yang bergerak dijalankan tanpa beban dan diamati satu per satu.







Uji jalan atau uji coba ialah pengujian terhadap mesin / peralatan / fasilitas setelah selesai diperbaiki yaitu dengan cara menjalankan mesin hingga beban penuh.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 97 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Pengujian perbaikan ini dilakukan oleh bagian quality assurance dan pengujiannya akan selalu mengacu pada test standar dan buku petunjuk kerja (operation manual). Apakah yang dimaksud dengan menemukan kerusakan itu ? Beberapa istilah yang serupa dan maksudnya sama seperti : menemukan kerusakan (fault-



finding) atau mendiagnose kerusakan (diagnosing fault) atau mencari gangguan / kerusakan (fault tracing) maksudnya ialah mencari bagian-bagian yang rusak atau tidak berfungsi dari sistem pneumatik yang menyebabkan sistem itu terganggu atau tidak bekerja. Untuk mengetahui adanya gangguan tentu kita akan melihat tanda-tandanya terlebih dulu. Apakah tanda-tanda adanya kerusakan / gangguan itu ? Ikutilah penjelasan berikut ! : Tanda-tanda kerusakan Tanda-tanda kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pneumatik antara lain : 



Sistem berhenti. Artinya dalam keadaan operasi tiba-tiba sistem berhenti tanpa dikehendaki atau pada waktu akan dioperasikan sistem tidak mau bekerja.







Getaran yang berlebihan. Bila terjadi getaran yang tidak seperti biasanya selama operasi atau getaran yang berlebihan berarti ada suatu kelainan. Kelainan itu disebabkan oleh apa, itulah yang harus dicari.







Terdengar suara asing. Suara asing yang tidak biasa terdengar perlu dicurigai dan perlu dicermati kemudian segera mengambil keputusan.







Meningkatnya suhu. Apabila suhu meningkat dengan tajam perlu kiranya segera memberhentikan mesin kemudian menyelidiki kelaian apa yang terjadi.







Tercium bau kebakaran.



Termasuk apabila timbul bau kebakaran yang tidak biasanya



B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memperbaiki dan atau Overhaul Sistem Pneumatik Keterampilan yang dibutuhkan dalam memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik adalah: 1. Memperbaiki peralatan atau komponen serta sistem pneumatik yang rusak.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 98 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01







Identifikasi jenis gangguan







Identifikasi penyebabnya







Lakukan perbaikan pada kerusakan skala ringan atau penggantian komponen pada kerusakan skala besar.



2. Memeriksa kembali pengisolasian sistem atau komponen.







Cek sub-sistem yang diisolasi



3. Memberi tanda/label peralatan atau komponen yang diisolasi. 



Siapkan kertas label







Berikan tanda/label pada peralatan atau komponen yang diisolasi



4. Melaksanakan penggantian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen. 



Lakukan sesuai prosedur standar







Siapkan dokumen PP







Siapkan datasheet komponen







Siapkan toolset







Lakukan prosedur K3 penggantian komponen







Berikan tanda/label pada sambungan selang dan kabel pada komponen yang akan diganti







Lepas sambungan selang dan kabel







Lepaskan komponen dari tempatnya







Ganti komponen yang rusak dengan yang baru







Lakukan penyambungan selang dan kabel pada komponen yang baru



5. Melakukan pengujian komponen sistem berdasarkan karakteristik kerja komponen. 



Siapkan komponen pengganti yang sesuai







Lakukan pengujian komponen baru sebelum dipasang, secara terpisah/individu







Rujuklah pada datasheet dari pabrik



6. Memilih komponen pengganti dari katalog pabrik pembuatnya.







Identifikasi tipe dan spesifikasi komponen seperti tipe dan spesifikasi yang akan diganti



7. Memasang kembali komponen sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan. Jika gangguan pada komponen dapat diperbaiki, maka lakukan prosedur pemasangan kembali. 



Lakukan prosedur K3 pemasangan komponen







Menyiapkan toolset.







Identifikasilah tanda/label pada sambungan selang dan kabel



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 99 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01







Pasang kembali komponen yang sudah diperbaiki







Lakukan penyambungan selang dan kabel pada komponen yang baru



8. Mengetes kelaikan operasi komponen yang sudah terpasang.







Cek kekuatan pasangan komponen







Cek kekuatan sambungan selang dan kabel







Cek kerapihan







Cek ketersediaan sumber udara masuk dan sumber elektrik masuk.







Operasikan peralatan dengan cara kerja sesuai diagram rangkaian dan diagram gerakan langkah.



C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Memperbaiki dan atau Overhaul Sistem Pneumatik Sikap kerja yang diperlukan dalam memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik yaitu: 1. Memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik dengan akurat, teliti sesuai standar K3. 2. Memperbaiki dan atau overhaul sistem pneumatik sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) Perusahaan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 100 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



BAB V MELAKSANAKAN KOMISIONING ULANG SISTEM PNEUMATIK



A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaksanakan Komisioning Ulang Sistem Pneumatik Adapun pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan komisioning ulang sistem pneumatik adalah sebagai berikut: 1.



Cara mengkomisioning ulang sistem pneumatik.



2.



Cara melakukan penyempurnaan operasi sistem dan verifikasi menggunakan prinsip fluida daya dan teknik aplikasi sistem.



3.



Cara memperbaharui dan melengkapi kartu riwayat pemeliharaan.



1. Cara mengkomisioning ulang sistem pneumatik. a. Cara melaksanakan start-up sistem pneumatik Sebelum pengoperasian sistem pneumatik/elektropneumatik, maka dilaksanakan prosedur start-up sistem sebagai berikut : a. Memperhatikan prosedur K3. b. Menyalakan sumber listrik AC untuk kompresor dengan hati–hati. c. Menghidupkan suplai udara (kompresor). d. Mengatur tekanan udara sesuai prosedur (tekanan yang digunakan). e. Menyalakan sumber kendali/kontrol elektrik (untuk sistem elektropneumatik).



b. Menghidupkan kompresor udara Kompresor adalah peralatan pneumatik yang digunakan untuk membangkitkan udara bertekanan yang menjadi sumber daya bagi mesin pneumatik atau elektropneumatik. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menghidupkan kompresor, antara lain: 1. Sumber daya listrik yang dibutuhkan. Biasanya sumber listrik arus bolak-balik (AC), tetapi harus dipastikan apakah jenis 1 fase atau 3 fase, lihat data spesifikasi kompresor. 2. Perhatikan apakah ada hal yang bisa mengganggu jika kompresor dijalankan. 3. Perhatikan posisi katup utama, apakah sudah ditutup. 4. Perhatikan sistem otomatis apakah sudah diseting pada rentang yang diinginkan, lihat data spesifikasi kompresor. 5. Cek kartu perawatan, apakah sudah saatnya untuk membuang air kompresor, dan mengganti minyak kompresor.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 101 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Jika semua sudah dicek dan kompresor dalam kondisi siap dijalankan, maka pengoperasian kompresor bisa dilakukan dengan menghubungkan kompresor ke sumber daya listrik dan menjalankannya dengan menekan tombol ON/START.



Gambar 5.1 Contoh kompresor dan bagian-bagiannya



c. Instruksi Pemeriksaan instalasi/sistem Pemeriksaan bagian dan keseluruhan sistem dilakukan bersama antara perancang software dan teknisi elektrik dan pneumatik. Penggerak pneumatik atau elektrik yang rusak karena kesalahan dapat dihilangkan lebih awal. Instruksi pemeriksaan untuk sistem atau instalasi yang dioperasikan secara elektrik atau pneumatik sebagai berikut : • Pastikan sumber udara bertekanan dan sumber listrik mati • Gerakkan semua aktuator ke posisi awal tergantung diagram langkahnya. • Gerakkan semua manual overrides katup pada posisi netral. • Tutup katup pengatur aliran satu arah untuk mengurangi kecepatan silinder maju selama permulaan jalan • Tutup katup pengatur tekanan • Hubungkan udara bertekanan dan perlahan-lahan naikkan tekanan ke tekanan kerja. • Siapkan pemeriksaan untuk PLC, ikuti instruksi manual dari manufacturnya. • Hidupkan sumber tegangan • Periksa fungsi I/O melalui LED atau software program • Secara manual atur posisi aktuator dan sensor Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 102 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



• Tes program plc, start dengan modul program EMERGENCY-STOP. Setelah semua bagian diuji dan semua mekanik telah disetel, pilih mode “single step” dan start instalasi/sistem. Proses langkah demi langkah tanpa benda kerja. Sensor benda harus dilalui untuk tujuan ini. Tes sistem secara keseluruhan beberapa menit dan tes semua fungsi panel kontrol untuk menjamin tidak ada tabrakan dalam sistem. • Tes dengan benda kerja untuk mode „single step“. • Atur kecepatan mesin sesuai kapasitas produksi dengan membuka katup pengontrol aliran dan operasikan mesin dengan kondisi normal. • Cek semua mode operasi termasuk kemungkinan kesalahan. • Optimasi sistem untuk mencapai parameter kerja mesin • Periksa bahwa semua instalasi/sistem telah memenuhi harga yang dibutuhkan. 2. Cara melakukan penyempurnaan operasi sistem dan verifikasi menggunakan prinsip fluida daya dan teknik aplikasi sistem. a. Pengoperasian Sistem Pneumatik-murni



1) Pengoperasian Komponen Pneumatik Pengoperasian komponen pneumatik mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya. Setiap komponen pneumatik ada instruksi manualnya. Berikut ini adalah contoh instruksi manual sebuah komponen pneumatik yang dapat dibaca pada petunjuknya. Di petunjuknya terdapat: • cara pemasangan bagian-bagian dan sambungan-sambungan, • metode pengoperasian, • kondisi pemakaian, • pemasangan komponen mekanik dan pneumatik, • komisioning, • pengoperasian, • perawatan, • membongkar dan mereparasi, • menghilangkan gangguan, • asesoris, • data teknik.



a) Silinder Berikut ini adalah petunjuk pemakaian silinder yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 103 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(1) Cara pemasangan bagian-bagian dan sambungan-sambungan • Cara mengencangkan peralatan tergantung rancangannya, • Sambungan udara bertekanan terletak pada permukaan silinder atau rumahnya, • Ulir sambungan beban: ulir dalam atau ulir luar pada batang piston, • Pengatur sekrup bantalan udara silinder terdapat pada permukaan silinder.



(2) Cara pengoperasian Jika rongga pada silinder diberi udara bertekanan, piston pada tabung bergerak maju. Batang piston memindahkan gerakannya di luar. Gerakan batang piston kembali dilakukan oleh pegas pada silinder kerja tunggal dan oleh tekanan udara pada silinder kerja ganda. Pada silinder kerja ganda dengan batang piston pada satu sisi menyebabkan perbedaan gaya maju dan gaya mundur silinder. (3) Kondisi pemakaian Kondisi umum untuk pemakaian yang aman dan benar harus dilihat setiap waktu : • Amati spesifikasi dalam katalog (tekanan, gaya, torsi, berat, suhu, kecepatan), • Pastikan suplai udara dipersiapkan dengan benar, • Amati kondisi ambient yang berlaku, • Rawat media yang digunakan untuk memperpanjang umur peralatan, • Pelankan tekanan sistem. Hal ini akan mencegah gerakan yang tidak terkontrol secara tiba-tiba dari suatu kejadian. (4) Pemasangan komponen mekanik dan pneumatik Pemasangan komponen mekanik dilakukan sebagai berikut : • Periksa jenis silinder yang akan dipasang sesuai dengan silinder yang diinginkan, • Perlakukan silinder dengan hati-hati agar silinder tidak rusak, • Tempatkan silinder pada peralatan penopangnya agar sekrup pengatur bantalan silinder selalu dapat dijangkau, • Pastikan bahwa silinder terpasang bebas dari gangguan, • Amati kekuatan pengencangan sekrup, baut sesuai dengan ketentuan dalam katalog, Sedangkan pemasangan komponen pneumatik dilakukan sebagai berikut : • Gunakan katup pengontrol aliran satu arah untuk mengatur kecepatan silinder, • Amati apakah katup satu arah yang terkontrol telah terpasang dengan benar. Dengan menggunakan katup ini untuk mencegah berat yang bergerak turun ke bawah secara tibatiba pada pemasangan miring atau tegak lurus. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 104 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(5) Komisioning Komisioning adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari pengecekan mekanik sampai ujicoba menjalankan silinder. Pada sistem yang lengkap : • kecilkan tekanan pada sistem untuk mencegah gerakan yang tidak terkontrol secara tibatiba. Pada unit individu : • pastikan tidak ada beban yang bergerak pada piston silinder • kencangkan katup pengontrol aliran yang terpasang padanya :  pada saat pertama kali,  kemudian longgarkan kembali satu putaran. • Kencangkan sekrup bantalan udara :  pada saat pertama kali,  kemudian longgarkan kembali satu putaran. • Pastikan pengaturan bantalan udara tidak menimbulkan efek pada katup buang cepat. • Kecilkan tekanan silinder pada satu sisi. Sebaliknya pembebanan berlebihan akan terjadi pada gerakan pertama jika gerakan piston terlalu cepat. • Mulai ujicoba gerakan. • Selama ujicoba gerakan lihat jika membutuhkan modifikasi pada setelan bantalan udara atau kecepatan beban yang bergerak. • Buka katup pengontrol aliran satu arah pelan-pelan sampai kecepatan yang diinginkan tercapai. • Buka sekrup bantalan sampai mencapai yang diinginkan. (6) Pengoperasian • Pastikan tidak ada benda yang terletak di posisi pergerakan batang piston silinder. • Pada beban yang besar, kecepatan tinggi atau katup buang cepat, gunakan shock absorber. • Gunakan udara bertekanan yang kering dan berpelumas untuk temperatur di bawah 20oC atau kecepatan geser di atas 1m/s. (7) Perawatan Bersihkan kotoran dari batang piston silinder dengan kain yang lunak.



Semua bahan



pembersih yang tidak menggores, diperbolehkan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 105 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(8) Pembongkaran dan Perbaikan • Pesan komponen-komponen yang sesuai jika silinder mengalami kondisi :  performa yang buruk  meningkatnya pemakaian udara  gangguan suara pada udara buang • pastikan silinder sesuai standar dan spesifikasinya sesuai katalog. • Lakukan penggantian komponen dengan benar agar tidak menimbulkan kerusakan pada permukaan silinder. • Jika batang piston rusak kirim ke pabrik pembuatnya.



(9) Menghilangkan Gangguan pada silinder (a) Gerakan tidak rata (tersendat-sendat) Penyebab dari gerakan yang tersendat-sendat ini adalah : 1). Tanpa pelumas 2). Pencekikan aliran udara tidak benar 3). Batang piston kotor 4). Udara tidak cukup 5). Tekanan tidak cukup 6). Seal piston dan seal batang piston rusak.



Untuk memperbaiki keadaan diatas, lakukan aktivitas sebagai berikut : 1). Beri pelumas 2). Jika memungkinkan, lakukan pencekikan pada udara buangan silinder. 3). Bersihkan permukaan, 4). Pilih tekanan yang sesuai, jaga tekanan tetap konstan. 5). Volume udara dinaikkan. 6). Ganti dengan komponen yang baru.



(b) Piston tidak dapat bergerak ke posisi akhir Penyebabnya adalah : 1). Barrel silinder rusak 2). Sekrup bantalan udara tertutup 3). Ada benda asing dalam silinder



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 106 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Perbaikannya adalah : 1). Kirim ke pabrik pembuatnya 2). Buka sekrup pengatur 3). Ganti filter udara bertekanan. b) Realisasi Kontrol Mesin Dengan Pneumatik (1) Rangkaian Langsung Kontrol langsung adalah kontrol yang memberi perintah langsung pada aktuator. Kontrol langsung hanya dipilih jika: • volume silinder tidak besar, • dalam proses perubahan dikontrol oleh satu elemen sinyal. Menggerakkan silinder adalah salah satu pertimbangan yang penting dalam pengembangan solusi dari sistem kontrol. Energi pneumatik dikirim ke silinder melalui sebuah katup tombol tekan. Rang-kaian untuk keperluan tersebut dapat dikembangkan. (a) Kontrol Silinder Kerja Tunggal 1. Masalah Batang piston silinder kerja tunggal bergerak keluar pada saat silinder menerima udara bertekanan. Jika udara bertekanan dihilangkan, secara otomatis piston kembali lagi ke posisi awal.



2. Pemecahan Sebuah katup akan mengeluarkan sinyal ketika sebuah tombol tekan ditekan dan sinyal hilang bila tombol dilepas. Katup kontrol arah 3/2 adalah sebagai katup pembangkit sinyal. Jenis katup ini cocok untuk mengontrol sebuah silinder kerja tunggal. Komponen yang diperlukan : • Silinder kerja tunggal mempunyai satu lubang masukan udara dan satu lubang pembuangan atau lubang ventilasi serta pegas untuk gerakan kembali. • Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi kontak, tombol tekan untuk mengaktifkan dan pegas untuk kembali. • Udara bertekanan dari catu daya (kompresor ) dihubungkan ke katup 3/2. • Sambungan udara bertekanan ( pipa / slang plastik ) antara catu daya dan katup 3/2, antara katup 3/2 dan silinder. 3. Prinsip Kerja Rangkaian



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 107 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang : lubang masukan, lubang keluaran dan lubang pembuangan. Hubungan antara lubang ini ditentukan oleh lintasan yang ada dalam katup. Jumlah variasi aliran ditentukan oleh jumlah posisi katup, dalam hal ini ada 2 posisi. Posisi normal



Posisi kerja



Gambar 5.2 Rangkaian Langsung silinder kerja tunggal a. Posisi Awal Posisi awal (rangkaian kiri) didefinisikan sebagai posisi istirahat dari sistem. Semua bagian terhubung dan tombol tidak ditekan oleh operator. Udara bertekanan dari catu daya ditutup, piston masuk ke dalam oleh dorongan pegas kembali. Lubang masukan silinder dihubungkan ke lubang pembuangan melaui katup. Pengiriman bertekanan diputus oleh katup. b. Tombol ditekan Menekan tombol tekan berarti memindahkan posisi katup 3/2, melawan pegas katup. Diagram (rangkaian kanan) menunjukkan katup teraktifkan pada posisi kerja. Udara ber-tekanan dari catu daya melalui katup masuk ke lubang masukan silinder kerja tunggal. Udara bertekanan yang terkumpul menyebabkan batang piston bergerak keluar melawan gaya pegas kembali. Setelah piston sampai pada posisi akhir langkah maju, maka tekanan udara di dalam tabung silinder meningkat mencapai harga maksimum. c. Tombol dilepas Segera setelah tombol dilepas, maka pegas di katup mengembalikan katup ke posisi awal dan batang piston silinder kembali masuk. Jika tombol tekan diaktifkan lau dilepas sebelum silinder keluar penuh, piston masuk kembali secara langsung, maka ada hubungan langsung antara pengoperasian tombol tekan dan posisi silinder. Hal ini memungkinkan silinder bisa keluar tanpa mencapai akhir langkah.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 108 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



d. Kecepatan Silinder Kecepatan keluar dan kecepatan masuk silinder kerja tunggal berbeda. Silinder bergerak keluar digerakkan udara bertekanan, sedangkan selama mundur kecepatan diatur oleh pegas kembali, sehingga kecepatan gerak arah piston keluar lebih cepat daripada kecepatan mundur.



(b) Kontrol Silinder Kerja Ganda Masalah Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar ketika sebuah tombol ditekan dan kembali ke posisi semula ketika tombol dilepas. Silinder kerja ganda dapat dimanfaatkan gaya kerjanya ke dua arah gerakan, karena selama bergerak ke luar dan masuk silinder dialiri udara bertekanan. Pemecahan Sebuah katup diperlukan untuk membangkitkan sebuah sinyal dan membatalkan sinyal yang lain ketika tombol dilepas. Katup 4/2 digunakan karena katup tersebut merupakan katup pembangkit sinyal dengan 2 lubang sinyal keluaran. Katup ini cocok untuk mengendalikan sebuah silinder kerja ganda. Komponen yang digunakan berupa : • Silinder kerja ganda dengan 2 lubang masukan, • Katup kontrol arah 4/2 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi kontak, tombol untuk mengaktifkan dan pegas untuk gaya kembali, • Catu daya udara bertekanan dihubungkan ke katup 4/2, • Dua sambungan udara bertekanan antara katup dan silinder. Prinsip Kerja Rangkaian Silinder Kerja Ganda Posisi awal (tidak aktif)



Posisi kerja (aktif)



Gambar 5.3 Rangkaian Langsung silinder kerja ganda Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 109 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



a. Posisi Awal Posisi awal (rangkaian kiri) semua hubungan dibuat tidak ada tekanan dan tombol tidak ditekan oleh operator. Pada posisi tidak diaktifkan, udara bertekanan diberikan pada sisi batang piston silinder, sedangkan udara pada sisi piston silinder dibuang melalui saluran buang katup. b. Tombol ditekan Menekan tombol berarti memindahkan posisi katup 4/2 melawan gaya pegas pengembali. Diagram rangkaian (rangkaian kanan) menunjukkan katup aktif pada posisi kerja. Pada posisi ini suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi piston silinder dan udara pada sisi batang piston dibuang keluar lewat katup. Tekanan pada sisi piston mendorong keluar batang piston. Pada saat langlah keluar penuh dicapai, tekanan pada sisi piston mencapai maksimum. c. Tombol dilepas Tombol tekan dilepas, pegas pengembali katup menekan katup kembali ke posisi semula. Sekarang suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi batang piston dan udara pada sisi piston dibuang keluar melalui katup, sehingga batang piston silinder kerja ganda masuk kembali. d. Kecepatan Silinder Kerja Ganda Kecepatan silinder keluar dan masuk berbeda. Kenyataannya bahwa volume silinder pada sisi batang piston lebih kecil daripada volume udara pada sisi piston. Oleh karena itu volume suplai udara bertekanan selama arah masuk lebih kecil dari pada arah keluar sehingga gerak-an silinder arah masuk lebih cepat daripada arah keluar. Jika tombol tekan dilepas sebelum silinder keluar sampai langkah penuh, maka batang piston akan masuk kembali dengan segera. Oleh karena itu ada hubungan langsung antara pengoperasian tombol dan posisi batang piston silinder. (2) Rangkaian Tidak Langsung Untuk mengontrol silinder dengan kecepatan tinggi atau silinder besar, membutuhkan aliran udara yang banyak. Oleh karena itu diperlukan katup kontrol dengan ukuran yang besar pula. Gaya untuk melayani bekerjanya katuppun besar dan pada kejadian ini penggunaan kontrol tidak langsung adalah tepat. Secara listrik kriteria pemilihan kontrol tidak langsung berhubungan dengan: • gaya pengaktifan katup • tegangan dan ukuran solenoid • kerumitan rangkaian.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 110 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Berikut ini adalah contoh Kontrol Silinder Kerja Ganda Masalah Silinder kerja ganda harus keluar pada saat tombol ditekan dan kembali lagi setelah tombol dilepas. Silinder berdiameter 250 mm, sehingga memerlukan udara banyak. Pemecahan Prinsipnya sama seperti pemecahan masalah dengan silinder kerja tunggal, hanya berbeda katup kontrol arah yang menghubungkan ke silinder kerja ganda menggunakan katup 5/2. Komponen yang digunakan berupa : • Silinder kerja ganda dengan 2 lubang masukan, • Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi kontak, tombol tekan untuk mengaktifkan dan pegas untuk kembali, • Katup kontrol arah 5/2 mempunyai 5 lubang utama dan 2 posisi kontak, 1 lubang kontrol untuk mengaktifkan dan pegas pengembali, • Catu daya udara bertekanan dihubungkan ke katup 3/2 dan katup 5/2, • Sambungan udara bertekanan dari catu daya ke silinder. 1A F=0



1V1



4



2



12 5



1S1



2



1



3 1



3



Gambar 5.4 Kontrol tidak langsung silinder kerja ganda



(3) Realisasi Rangkaian Logika Dasar Kita telah mengetahui bahwa ada empat logika dasar dalam teknik digital yaitu identity, negation, AND dan OR. Keempat logika tersebut dapat direalisasikan dengan menggunakan komponen pneumatik.



(a) Fungsi ”Identity” (YES)



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 111 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Tabel kebenaran ”Identity” menunjukkan bahwa keluarannya sama dengan masukannya. Masukan ”0” maka keluarannya adalah ”0”, sedangkan masukan ”1” maka keluarannya adalah ”1”. Tabel 5.3 Tabel kebenaran “identity”



Gambar 5.5 Simbol logika “identity”



Realisasi ”identity” diwujudkan oleh komponen pneumatik sebagai berikut: a. Dengan katup 3/2 normal tertutup (N/C), pengaktifan tombol tekan dan pengembalian pegas, seperti terlihat pada gambar. 2



1



3



Gambar 5.6 Realisasi logika identity



Cara kerja identity dengan katup tombol tekan dijelaskan seperti pada tabel berikut.



Tabel 5.4 Cara Kerja ”Identity” dengan katup tombol tekan 3/2 N/C Masukan S1 tidak ditekan (masukan ”0”)



Keluaran H1



Tidak ada keluaran pada H1 (0 bar)



0.00



S1



2



1



Tombol katup (S1) ditekan (S1= 1).



Udara keluar dari lubang 1 ke lubang 2. Ada keluaran pada H1 (6 bar)



3



H1 6.00



S1



2



1



3



b. Dengan katup 3/2 normal tertutup (N/C), pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas, seperti terlihat pada gambar berikut.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 112 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



2



1



3



Gambar 5.7 Realisasi logika identity dengan katup 3/2 normal tertutup (N/C), pengaktifan pneumatik Cara kerja identity dengan katup pengaktifan pneumatik dijelaskan seperti pada tabel berikut. Tabel 5.5 Cara Kerja ”Identity” dengan katup 3/2 N/C pengaktifan pneumatik Masukan



Keluaran



Tidak ada udara



Tidak ada keluaran



H1



bertekanan pada ”x”



pada H1 (0 bar)



0.00



(masukan ”0”).



2



x



1



3



Tekanan 6 bar



Udara keluar dari



H1



diberikan pada ”x” (x



lubang 1 ke lubang 2.



6.00



= 1).



Ada keluaran pada H1



x



2



(6 bar) 1



3



(b) Fungsi Negation (”NOT”) Tabel



kebenaran



”NOT”



menunjukkan



bahwa



keluarannya



berlawanan



dengan



masukannya. Masukan ”0” maka keluarannya adalah ”1”, sedangkan masukan ”1” maka keluarannya adalah ”0”, seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 5.6 Tabel kebenaran “NOT”



Gambar 5.8 Simbol logika “NOT”



Realisasi ”NOT” diwujudkan oleh komponen pneumatik sebagai berikut:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 113 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



a. Dengan katup 3/2 normal terbuka (N/O), pengaktifan tombol tekan dan pengembalian pegas, seperti terlihat pada gambar berikut. 2



1



3



Gambar 5.9 Realisasi logika NOT dengan katup 3/2 N/O, pengaktifan tombol tekan dan pengembalian pegas



Cara kerja ”NOT” dengan katup tombol tekan 3/2 N/O dijelaskan seperti pada tabel berikut. Tabel 5.7 Cara Kerja ”NOT” dengan katup tombol tekan 3/2 N/O Masukan S1 tidak ditekan (masukan ”0”)



Keluaran H1



Udara keluar dari lubang 1 ke lubang 2. Ada keluaran pada H1 (6 bar)



6.00



S1



2



1



3



H1



Tombol katup (S1) ditekan (S1= 1).



Tidak ada keluaran pada H1 (0 bar)



0.00



S1



2



1



3



b. Dengan katup 3/2 normal terbuka (N/O), pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas, seperti terlihat pada gambar berikut. 2



1



3



Gambar 5.10 Realisasi logika NOT dengan katup 3/2 N/O, pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 114 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Cara kerja NOT dengan katup pengaktifan pneumatik dijelaskan seperti pada tabel berikut. Tabel 5.8 Cara Kerja ”NOT” dengan katup 3/2 N/O pengaktifan pneumatik Masukan Tidak ada udara bertekanan pada ”x” (masukan ”0”).



Keluaran Udara keluar dari lubang 1 ke lubang 2. Ada keluaran pada H1 (6 bar)



H1 6.00 2



x



1



Tekanan 6 bar diberikan pada ”x” (x = 1).



Tidak ada keluaran pada H1 (0 bar)



3



H1 0.00



x



2



1



3



(c) Fungsi Logika “AND” Tabel kebenaran ”AND” menunjukkan bahwa keluarannya ada (1) jika kedua masukkannya ada (1). Salah satu atau kedua masukan ”0” maka keluarannya adalah ”0”, seperti terlihat pada tabel berikut. Simbol logika ”AND” ditunjukkan pada gambar berikut. Tabel 5.9 Tabel kebenaran “AND”



Gambar 5.11 Simbol logika “AND”



Realisasi ”AND” diwujudkan oleh komponen pneumatik sebagai berikut: a. Dengan dua katup 3/2 normal tertutup (NC), pengaktifan tombol tekan dan pengembalian pegas yang disambung seri yang komponennya telah ditunjukkan oleh gambar berikut. Cara kerja AND dengan dua katup tombol tekan 3/2 N/C dijelaskan seperti pada tabel berikut.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 115 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Tabel 5.10 Cara Kerja ”AND” dengan dua katup 3/2 N/O seri Masukan Tombol S1 dan S2 tidak ditekan.



Tombol S1 ditekan dan S2 tidak



ditekan.



Tombol S1



tidak ditekan dan S2



ditekan.



Tombol S1 dan S2 ditekan.



Keluaran Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena udara dari sumber terblokir oleh S1 dan S2.



Tidak ada udara berte kanan pada H1 karena udara dari sumber ter blokir oleh S2.



Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena udara dari sumber terblokir oleh S1.



H1 0.00



S2



2



S1



1 2



3



1



3



H1 0.00



S2



2



S1



1 2



3



1



3



H1 0.00



S2



2



S1



1 2



3



1



3



Ada keluaran pada H1 sebesar 6 bar.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



H1 6.00



S2



2



S1



1 2



3



1



3



Halaman: 116 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



b. Dengan katup 3/2 normal tertutup (N/C), pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas. Sinyal dari dua katup tombol 3/2 N/C masing-masing dihubungkan ke lubang 12 dan lubang 1 seperti terlihat pada gambar berikut.



A 2 12 1 2



3



2



S1



S2 1



3



1



3



. Gambar 5.12 Rangkaian fungsi “AND” dengan katup 3/2 N/C



Cara kerja AND dengan katup 3/2 N/C pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas.dijelaskan seperti pada tabel berikut.



Tabel 5.11 Cara Kerja ”AND” dengan katup 3/2 N/O pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas Masukan Tombol S1 dan S2 tidak ditekan.



Keluaran Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena katup V1 tidak aktif.



H1 V1



S2



2



1



tidak ditekan.



3



Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena udara dari sumber terblokir oleh S2.



H1 V1



1 2



3



1



3



0.00 2



12



S1



S2



2



1



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



2



12



S1



Tombol S1 ditekan dan S2



0.00



3



1 2



3



1



3



Halaman: 117 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Masukan Tombol S1



tidak ditekan dan S2



ditekan.



Kode Modul C.282900.023.01



Keluaran Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena katup V1 tidak aktif.



H1 V1



2



12 1



S1



S2



2



1



Tombol S1 dan S2 ditekan.



0.00



3



Ada keluaran pada H1 sebesar 6 bar.



3



2



1



H1 V1



3



6.00 2



12



S1



S2



2



1



3



1 2



3



1



3



c. Dengan “two pressure valve” yang komponennya terlihat seperti pada gambar berikut. 2 1



1



Gambar 5.13 Realisasi logika AND dengan “two pressure valve”



Cara kerja AND dengan “two pressure valve” dijelaskan seperti pada tabel berikut. Tabel 5.12 Cara Kerja ”AND” dengan “two pressure valve” Masuk-an Tombol S1 dan S2 tidak ditekan.



Keluaran Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena katup V1 tidak aktif.



H1 V1



2



1



S1



1



S2



2



1



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



0.00



3



2



1



3



Halaman: 118 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Masuk-an Tombol S1 ditekan dan S2 tidak



ditekan.



Tombol S1



tidak ditekan dan S2



ditekan.



Tombol S1 dan S2 ditekan.



Kode Modul C.282900.023.01



Keluaran Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena udara dari sumber terblokir oleh V1 masukan sebelah kiri.



Tidak ada udara bertekanan pada H1 karena udara dari sumber terblokir oleh V1 masukan sebelah kanan.



H1



0.00



V1



2



1



S1



1



S2



2



1



3



1



V1



2



1



1



S2



2



1



V1



1



2



1



1



S2



2



3



3



6.00



1



S1



2



3



H1



Ada keluaran pada H1 sebesar 6 bar.



3



0.00



H1



S1



2



2



1



3



(d) Fungsi Logika “OR” Tabel kebenaran ”OR” menunjukkan bahwa keluarannya ada (H1=1) jika ada salah satu atau kedua masukannya. Salah satu atau kedua masukan ”1” maka keluarannya adalah ”1”, seperti terlihat pada tabel berikut. Simbol logika ”OR” ditunjukkan pada gambar berikut.



Tabel 5.13 Tabel kebenaran “OR”



Gambar 5.14 Simbol logika “OR”



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 119 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Realisasi ”OR” diwujudkan oleh komponen pneumatik sebagai berikut: a. Dengan „ Shuttle Valve“. 2 1



1



Gambar 5.15 Realisasi logika OR dengan “ shuttle valve”



Cara kerja OR dengan “ shuttle valve” dijelaskan seperti pada tabel berikut.



Tabel 5.14 Cara Kerja ”OR” dengan “shuttle valve” Masuk-an



Keluaran



Tombol S1 dan S2 Tidak ada udara tidak ditekan. bertekanan pada H1 karena katup V1 tidak aktif.



H1 V1



tidak ditekan.



S1



S2



1



3



H 1 6.00 V1 2 1



Ada keluaran pada H1 sebesar 6 bar, melalui sisi sebelah kanan V1.



1



S2



2



2



3



1



3



H 1 6.00 V1 2 1



S1



1



S2



2



1



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



2



3



1



ditekan.



1



2



Ada keluaran pada H1 sebesar 6 bar, melalui sisi sebelah kiri V1. S1



Tombol S1 tidak ditekan dan S2



2



1



1



Tombol S1 ditekan dan S2



0.00



3



2



1



3



Halaman: 120 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Masuk-an Tombol S1 dan S2 ditekan.



Kode Modul C.282900.023.01



Keluaran Ada keluaran pada H1 sebesar 6 bar.



H 1 6.00 V1



2



1



S1



S2



2



1



1



3



2



1



3



(4) Rangkaian memori Sinyal yang dihasilkan keluaran rangkaian logika diatas berlangsung pendek. Jika sinyal masukan dihilangkan, maka sinyal keluaran pun hilang. Untuk mendapatkan sinyal keluaran dalam waktu lama walaupun sinyal masukan dihilangkan maka sinyal keluaran harus disimpan. Rangkaian yang mempunyai fungsi tersebut disebut rangkaian pengunci atau rangkaian memori.



(a) Rangkaian Pengunci Ada dua rangkaian pengunci : 1. Rangkaian pengunci dominan hidup (ON) 2. Rangkaian pengunci dominan mati (OFF)



Gambar 5.16 Rangkaian logika dengan pengunci



Realisasi rangkaian pengunci dominan ON dan dominan OFF dengan menggunakan komponen pneumatik sebagai berikut : a. tombol katup 3/2 normal tertutup (N/C) berfungsi sebagai tombol ON (sinyal masukan), b. tombol katup 3/2 normal terbuka (N/O) berfungsi sebagai tombol OFF(sinyal masukan),



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 121 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



c.



Kode Modul C.282900.023.01



“shuttle valve” berfungsi sebagai logika OR



d. katup 3/2 normal tertutup (N/C) dengan pengaktifan pneumatik dan pengembalian pegas berfungsi sebagai katup AND. Rangkaian pengunci adalah rangkaian dengan memberi sinyal masukan dalam waktu pendek (pulsa) menghasilkan sinyal keluaran yang terus menerus. Mematikan sinyal keluaran dengan cara memberi sinyal lain pada rangkaian. Jadi pada rangkaian ini terdapat dua sinyal masukan yang masing-masing berfungsi sebagai ON dan OFF atau sebagai START dan STOP. 1. Rangkaian Pengunci Dominan ON Rangkaian pengunci dominan ON adalah rangkaian pengunci apabila kedua sinyal masukan diberikan ke rangkaian dalam waktu bersamaan tetap menghasilkan sinyal keluaran. H1 2 12 1



3



2 1



S1



2



1



1



2



3



1



S2



3



Gambar 5.17 Rangkaian pneumatik pengunci dominan ”ON”



Keluaran H1 disambung seri dengan sinyal NOT masukan (S2) yang hasilnya dihubungkan ke masukan logika “OR”. Masukan “OR” lainnya berasal dari sinyal S1. Keluaran “OR” memproses keluaran H1.



2. Rangkaian Pengunci Dominan OFF Rangkaian pengunci dominan OFF adalah rangkaian pengunci apabila kedua sinyal masukan diberikan ke rangkaian dalam waktu bersamaan tidak mengeluarkan sinyal keluaran.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 122 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



H1 2 12 2



1



3



S2 1 1



S1



2



3 1



2



1



3



Gambar 5.18 Rangkaian pneumatik pengunci dominan ”OFF”



Logika OR mendapat masukan dari sinyal masukan S1 dan sinyal keluaran H1. Hasil logika OR ini diseri dengan sinyal masukan NOT (S2). Hasil logika AND ini memproses keluaran H1. Rangkaian pengunci dominan ON dan dominan OFF juga disimbolkan dalam satu rangkaian logika yang dikenal dengan SET–RESET. a)



b)



Gambar 5.19 Simbol a) dominan ON (SET) dan b) dominan OFF (RESET)



(b) Rangkaian Memori Dengan Katup Memori Rangkaian memori dapat dilakukan dengan menggunakan katup yang daktifkan oleh pneumatik dan dikembalikan dengan pneumatik. Perhatikan gambar berikut.



Gambar 5.20 Rangkaian memori dengan katup memori Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 123 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Bila tombol 1S1 ditekan, maka katup 1V1 aktif dan silinder bergerak maju. 1S1 dilepas, silinder tetap bergerak keluar sampai mencapai posisi maksimum. Silinder kembali jika tombol lainnya 1S2 ditekan.



(6) Kontrol Kecepatan Aktuator Pengaturan kecepatan silinder yang dimaksudkan disini adalah :  Mengurangi kecepatan  Menambah kecepatan (a) Mengurangi Kecepatan Silinder Kecepatan silinder dapat dikurangi dengan memasang katup kontrol aliran. Untuk mengatur kecepatan silinder agar lebih lambat dapat menggunakan katup kontrol aliran satu arah seperti pada gambar simbol berikut:



Gambar 5.21 Simbol katup one-way flow control (pengatur aliran satu arah) Ada dua kemungkinan pemasangan katup pengatur aliran satu arah :  Pengaturan udara masuk ,  Pengaturan udara pembuangan. (b) Menambah Kecepatan Silinder Menambah kecepatan silinder dengan menggunakan katup buangan-cepat. Pemasangan katup ini dekat dengan silinder, agar udara buangan cepat keluar dan kecepatan silinder bertambah.



(7) Pengaturan Kecepatan Silinder Kerja Tunggal Pada silinder kerja tunggal, pengurangan kecepatan gerakan maju hanya efektif dilakukan oleh pengaturan udara masuk dan tidak mungkin menambah kecepatan gerakan maju dengan menggunakan katup buangan cepat. Pengurangan kecepatan silinder dilakukan dengan menggunakan katup kontrol aliran satu arah seperti pada gambar berikut ini.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 124 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



F=0



F=0



100%



F=0



100%



100% 100%



Gambar 5.22 pengurangan kecepatan gerakan maju



Gambar 5.23 pengurangan kecepatan gerakan mundur



Gambar 5.24 Pengurangan kecepatan gerakan maju dan mundur



Sedangkan menambah kecepatan gerakan mundur dapat dilakukan seperti gambar berikut:



F=0



2 1 3



Gambar 5.25 Penambahan kecepatan gerakan mundur



(8) Pengaturan Kecepatan Silinder Kerja Ganda Pada silinder kerja ganda memungkinkan melakukan pengaturan aliran udara masuk dan udara buangan untuk mengurangi kecepatan gerakan maju dan mundur. Katup buangan cepat dapat digunakan untuk menambah kecepatan maju maupun mundur. Pengurangan kecepatan silinder dengan pengaturan terpisah untuk gerakan maju dan mundur seperti gambar berikut:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 125 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



F=0



100%



Gambar 5.26 Pengurangan kecepatan dengan mengatur udara masuk (metering-in)



100%



100%



100%



F=0



Gambar 5.27 Pengurangan kecepatan dengan mengatur udara buang (metering-out)



Sedangkan menambah kecepatan gerakan maju dan mundur dapat dilakukan seperti gambar berikut. F=0



F=0



2



2



1



1



3



3



Gambar 5.28 Mempercepat gerakan maju



Gambar 5.29 Mempercepat gerakan mundur



(9) Kontrol Silinder Dengan Sensor Tekanan Pada mesin pres, tekanan pengepresan disesuaikan dengan benda kerja yang akan dicetak. Terlalu kuat akan membuat benda kerja pecah atau terlalu lemah tidak akan menghasilkan cetakan sesuai yang diinginkan. Oleh karena itu diperlukan sensor untuk mendeteksi tekanan pengepresan agar sesuai dengan tekanan yang dinginkan.



Gambar 5.30 Rangkaian silinder dengan sensor tekanan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 126 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Jika katup 1S ditekan, elemen kontrol 1V2 aktif dan batang piston silinder 1A maju. Jika batang piston mencapai benda kerja, tekanan mulai naik. Jika tekanan pada batang piston mencapai harga pengesetan katup sakelar tekanan 1V1, maka katup 3/2 nya aktif. Katup elemen kontrol 1V1 aktif, silinder kembali ke posisi semula. (10) Kontrol Silinder Dengan Katup Tunda Waktu Dalam rangkaian kontrol, kadang-kadang perlu menunda sinyal keluaran. Rangkaian tunda waktu dapat direalisasikan oleh komponen pneumatik. Ada bermacam-macam tunda waktu yaitu respon waktu dengan tunda – on, respon waktu dengan tunda – off, respon waktu dengan tunda on–off. (1) Respon waktu tunda – on (Delay-ON). Pada rangkaian ini penundaan terjadi setelah sinyal masukan dihidupkan (ON). Sinyal keluaran yang ditunda bisa berupa normal terbuka (N/O) atau normal tertutup (N/C). Simbol logika tunda–on sebagai berikut.



Gambar 5.31 Simbol logika tunda-on Realisasi respon waktu tunda–on



untuk kedua keluaran tersebut dengan pneumatik



sebagai berikut : a. Dengan katup tunda waktu 3/2 normal tertutup (N/C) a)



b)



Gambar 5.32 Realisasi tunda on dengan katup tunda waktu 3/2, N/C (a) dan diagram fungsinya (b) Gambar berikut adalah realisasi dari delay ON dengan katup 3/2 N/C. Cara kerjanya adalah jika tekanan yang diperlukan pada lubang kontrol 12 telah tercapai, katup 3/2 aktif dan aliran bebas melalui lubang 1 ke 2. Penundaan terjadi dimulai saat sinyal pada lubang 12 diberi tekanan udara.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 127 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



b. Dengan katup tunda waktu 3/2 normal terbuka (N/O) a)



b)



Gambar 5.33 Realisasi tunda ON dengan katup tunda waktu 3/2, N/O a) dan diagram fungsinya b)



(2) Respon waktu tunda – off (Delay-OFF). Pada rangkaian ini penundaan terjadi setelah sinyal masukan dihilangkan (OFF). Sinyal keluaran yang ditunda bisa berupa normal terbuka (N/O) atau normal tertutup (N/C). Simbol logika tunda–off sebagai berikut.



Gambar 5.34 Simbol logika tunda-off Realisasi respon waktu tunda–off untuk kedua keluaran tersebut dengan pneumatik sebagai berikut: a. Dengan katup 3/2 normal tertutup (NC), katup kontrol aliran satu arah dan tangki udara kecil. a)



b)



Gambar 5.35 Realisasi tunda off dengan katup 3/2,N/C a) dan diagram fungsinya b)



b. Dengan katup 3/2 normal terbuka (N/O), katup kontrol aliran satu arah dan tangki udara kecil. a)



b)



Gambar 5.36 Realisasi tunda off dengan katup 3/2, N/O a) dan diagram fungsinya b)



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 128 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



(3) Respon waktu tunda on– off (Delay ON-OFF). Pada rangkaian ini penundaan terjadi setelah sinyal masukan dihidupkan (ON) dan saat sinyal masukan dimatikan (OFF). Sinyal keluaran yang ditunda normal tertutup (N/C). Simbol logika tunda–off sebagai berikut.



Gambar 5.37 Simbol logika tundaon-off Realisasi respon waktu tunda on-off dengan pneumatik menggunakan katup 3/2 normal tertutup (NC), dua buah katup kontrol aliran satu arah dan tangki udara kecil. a)



b)



Gambar 5.38 Realisasi tunda on-of dengan katup tunda waktu 3/2, N/C a) dan diagram fungsi b)



Gambar diatas adalah realisasi dari delay ON-OFF dengan katup 3/2 N/C. Jika tekanan diberikan pada lubang kontrol 12, udara masuk tangki diatur oleh katup aliran t1, katup 3/2 tidak langsung aktif. Penundaan terjadi pada saat sinyal masukan ON. Jika tekanan pada lubang kontrol 12 dihilangkan, udara pada tangki udara tidak langsung habis keluar melainkan dihambat oleh katup kontrol aliran t2, sehingga katup 3/2 masih aktif sampai tekanan udara pada tangki menurun. Penundaan terjadi pada saat sinyal masukan OFF.



(11) Kontrol untuk multi aktuator Di dalam hal rangkaian dengan beberapa aktuator yang bekerja secara berurutan, yang paling penting adalah adanya kejelasan definisi permasalahan. Gambaran gerakan semua aktuator dapat diuraikan dengan metode “penjelasan urutan gerakan “. Dengan menggunakan metode tersebut, dapat memudahkan perancang rangkaian merancang rangkaian kontrol dengan beberapa aktuator. Metode untuk menjelaskan urutan gerakan adalah : 1.



Urutan di dalam kronologi kejadian



2.



Bentuk tabel



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 129 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



3.



Vektor diagram



4.



Notasi singkatan



Kode Modul C.282900.023.01



Contoh Mesin Penekuk Plat logam akan dibengkok dengan alat penekuk. Plat dimasukkan secara manual. Ketika tombol start ditekan, silinder A menjepit potongan benda kerja. Silinder B membengkok bagian plat dan kemudian kembali, silinder C membuat bengkokan terakhir. Ketika silinder C telah kembali ke posisi semula (posisi awal/nol), silinder A melepaskan jepitan pada benda kerja. Tata letak mesin sebagai berikut :



Gambar 5.39 Tata letak mesin penekuk



Untuk memecahkan masalah di atas dalam perancangan diagram rangkaian, perlu dipersingkat dan diperjelas uraian di atas dengan menggunakan diagram fungsi. 1. Diagram Fungsi Diagram fungsi terdiri dari :  diagram gerakan  diagram kontrol



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 130 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



a. Diagram Gerakan 1) Diagram Pemindahan-Step (Langkah) Urutan operasi pada elemen kerja digambarkan disini; pemindahan dimasukkan sebagai fungsi dari step (satu step adalah perubahan di dalam kondisi pada beberapa komponen). Jika beberapa elemen kerja terdapat di dalam sistem kontrol, maka akan digambarkan dengan cara yang sama dan terletak di bawah komponen yang lainnya. Hubungan di dalam urutan terbagi dalam step-step. 1



2



3



4



5=1 Keluar (maju)



Silinder A Kembali (mundur) Step



Pemindahan



Gambar 5.40 Diagram step (langkah) Sebagai contoh pada mesin penekuk, diagram pemindahan-stepnya adalah sebagai berikut:



a0 1 A 0 1 B 0 1 C 0



2



1



3



4



5



6



7=1



S



p



Gambar 5.41 Diagram step (langkah) mesin penekuk



Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran diagram langkah:  Step-step harus digambarkan secara horizontal dan secara diagonal dengan jarak yang sama  Pemindahan tidak harus digambarkan dengan skala, tetapi menggunakan jarak yang sama untuk semua komponen.  Dalam hal beberapa komponen mempunyai jarak antara secara vertikal dalam pemindahan tidak boleh terlalu kecil (1/2 sampai 1 step).



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 131 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



 Jika kondisi sistem berubah selama bergerak, misal karena sebuah limit switch diaktuasi ketika silinder berada pada titik tengah atau jika waktu masuknya dirubah, step di tengah dapat dimasukkan.  Step diberi nomor sesuai kebutuhan.  Penandaan kondisi-kondisi atau status ditentukan secara bebas.  Posisi silinder dapat ditandai seperti dalam contoh (maju-mundur, atas-bawah, dll), atau dengan digit (contoh, 0 untuk posisi mundur dan 1 untuk posisi maju).  Penandaan komponen harus ditulis di sebelah kiri diagram, sebagai contoh: silinder A.



2) Diagram Pemindahan-Waktu Pemindahan komponen dimasukkan sebagai fungsi waktu. Berkebalikan dengan diagram pemindahan-step, waktu t digambarkan dengan skala dan keberadaan hubungan antara waktu dan setiap komponen digambarkan dalam urutan. 1 (maju)



1



2



3



4=1



Silinder A



0 (mundur) Waktu t



Gambar 5.42 Diagram pemindah-waktu



Sebagai contoh mesin penekuk, diagram pemindahan dan waktu akan nampak sebagai berikut: 1



2



3



4



5



6



7=1



1 Silinder A



0 1 Silinder B



0 1 Silinder C



0



Waktu t



Gambar 5.43 Diagram pemindah-waktu mesin penekuk



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 132 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggambarannya adalah sama seperti pada diagram pemindahan-step. Hubungannya dengan diagram pemindahan-step dihilangkan oleh garis penghubung (garis tahap), bagaimanapun, jaraknya sekarang menyesuaikan dengan waktu yang diperlukan dan pada skala waktu yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Diagram-diagram pemindahan-step lebih disukai digunakan untuk penandaan dan penampakan sistem kontrol pemindahan (sistem urutan proses-dikontrol), sebab waktu bermain dalam hal ini dinomorduakan.  Diagram-diagram pemindahan-waktu lebih disukai digunakan untuk penandaan dan penampakan sistem kontrol pengaturan waktu (kontrol urutan tergantung waktu), karena program urutan secara jelas ditampilkan sebagai fungsi waktu dalam diagram ini.  Jika diagram akan digambarkan untuk komponen-komponen kerja yang berputar(seperti motor listrik, motor udara), bentuk dasar yang digunakan sama. Bagaimanapun, perubahan waktu di dalam kondisi tidak diperhitungkan. Dengan kata lain, perubahan di dalam kondisi (misal tersambungnya motor listrik) tidak akan nampak pada tahap berikutnya dalam diagram pemindahan-step, tetapi dibuat langsung masuk pada garis step.



b. Diagram Kontrol Di dalam diagram kontrol kondisi pensakelaran pada elemen sinyal input dan elemen sinyal proses dimasukkan sebagai fungsi step. Waktu pensakelaran tidak diperhitungkan. Posisi normal komponen sangat penting di sini dan akan diperlihatkan pada program kontrol, sebagai contoh tertutup, logika 0 atau 1. 1



2



3



4



5



6



1 (terbuka) Pemberi Sinyal 0 (tertutup)



3



4 2(A)



Kondisi



Step 1(P)



3(R)



Gambar 5.44 Diagram kontrol



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 133 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Pada contoh di atas limit switch membuka pada step 2 (logika 1) dan menutup lagi pada step 5 (logika 0). Diagram berikut memperlihatkan metode yang lain:



1



2



3



4



5



6



Gambar 5.45 Metode lain dari diagram kontrol



Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan: 



Jika mungkin, diagram kontrol harus digambarkan bersama dengan diagram gerakan.







Step atau waktu harus digambarkan secara horizontal







Beberapa jarak vertikal dapat digunakan antara garis-garis gerakan, tetapi harus disusun secara jelas.



Contoh Diagram Fungsi Diagram fungsi sebagai contoh pada mesin penekuk diperlihatkan seperti gambar berikut ini: Limit switch telah dimasukkan pada diagram gerakan sebagai informasi pelengkap dan membantu memperjelas hubungannya. Secara umum dapat dipahami mengenai diagram, dimana kondisi-kondisi dan perubahan di dalam kondisi-kondisi dapat digambarkan secara grafis, adalah perlu untuk menggambarkan urutan fungsi pada mesin dan perlengkapan produksi, dan dimana kondisi-kondisi dan perubahan di dalam kondisi-kondisi dapat dinampakkan secara grafis. Diagram-diagram ini memperlihatkan unit-unit kerja dan elemen-elemen individual saling mempengaruhi pada mesin atau unit produksi.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 134 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



1



2



1



S2 (a1)



3



4



5



6



S7 Start Sil. B



S1 (a0)



S4 (b1) S3 (b0)



0 1



Sil. C



7=1



S2 (a1)



Sil. A 0 1



Kode Modul C.282900.023.01



S3 (b0) S6 (c1)



S6 (c1) S5 (c0)



0



S1 (a0) S4 (b1)



S5 (c0)



1 S1 0 1 S2 0 1 S3 0 1 S4 0 1



S5 0 1



S6 0 1 S7 0



Gambar 5.46 Diagram fungsi



Diagram fungsi memudahkan perencanaan, desain dan konstruksi pada sistem kontrol untuk mesin dan unit produksi. Ini tidak tergantung pada jenis sistem kontrol. Disamping itu, diagram fungsi yang terpenting membantu untuk menemukan kesalahan jika terjadi ketidakfungsian. Metode dasar yang mewakili dan simbol-simbol harus diseragamkan dalam semua hal, sehingga kesalahan membaca dan memahami diagram dapat dihindari. Bentuk yang paling sederhana pada gambar dapat memperlihatkan proses operasi secara jelas.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 135 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Dalam banyak hal, diagram fungsi menjadi dasar untuk pembuatan chart fungsi menurut DIN 40719.



b. Pengoperasian Sistem Elektropneumatik Aktuator pneumatik dapat dijalankan dengan menggunakan kontrol listrik. Sistem ini dikenal dengan sistem elektropneumatik. Pada sistem elektropneumatik, media pneumatik digunakan untuk menggerakkan aktuator sedangkan untuk mengaktifkan katupnya dengan menggunakan media listrik. Jadi ada dua rangkaian yaitu rangkaian utama atau rangkaian pneumatik dan rangkaian kontrol atau rangkaian listrik. Gambar berikut menunjukkan rangkaian elektropneumatik. Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol :



Gambar 5.47 Rangkaian elektropneumatik: rangkaian utama dan rangkaian kontrol



Sistem ini mempunyai keuntungan yaitu : •



sinyal yang dikirimkan mempunyai jarak yang sangat panjang di dalam kontrol sistem,







Waktu antara sinyal pengiriman dan sinyal penerimaan diminimalkan dengan menggunakan



listrik sebagai media transmisinya. Selain itu juga mempunyai keuntungan dibandingkan dengan kontrol pneumatik : •



mengurangi slang







memperkecil panel kontrol







menyederhanakan komisioning







memakai catu daya listrik biaya rendah







mengurangi konsumsi udara bertekanan.



Rangkaian kontrol sistem elektropneumatik dapat dirancang dengan dua cara yaitu dengan menggunakan relai atau Programmable Logic Controllers (PLC). Di sini hanya akan diulas kontrol dengan relai saja.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 136 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



1) Pengoperasian Secara Langsung Silinder Kerja Tunggal Kontrol langsung silinder adalah kontrol yang perintah dari elemen masukan langsung ditujukan ke katup penggerak silinder, tanpa melalui elemen pemroses. Gambar berikut adalah Alat Penyortir yang merupakan kontrol langsung dari sebuah mesin. Cara kerjanya dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya. Batang piston silinder kerja tunggal akan keluar mendorong benda ke ban berjalan lain, jika switch tombol ditekan. Tombol dilepas, batang piston kembali ke posisi semula.



Gambar 5.48 Alat Penyortir



Permasalahan mesin tersebut dipecahkan dengan membuat rangkaian kontrol secara langsung. Kontrol langsung silinder dilakukan dengan jalan menyambungkan tombol tekan S1 ke solenoid katup 1Y1.



Gambar berikut menunjukkan rangkaian silinder kerja tunggal dengan



kontrol langsung. Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol :



Gambar 5.49 Kontrol Langsung Silinder Kerja Tunggal Setelah S1 ditekan, arus listrik mengalir melalui kumparan solenoid 1Y1, yang mengaktifkan katup 1V1. Udara bertekanan mengalir dari lubang 1 ke lubang 2 dan batang piston maju. Jika S1 dilepas maka arus yang mengalir ke kumparan 1Y1 terputus. Katup 1V1 kembali ke posisi



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 137 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



semula. Silinder membuang udara dari tabungnya melalui lubang 3 katup 1V1 dan batang piston mundur. 2) Pengoperasian Secara Tidak Langsung Silinder Kerja Ganda Kontrol tidak langsung silinder adalah kontrol yang perintah ke katup penggerak silinder berasal dari elemen pemroses, tidak berasal dari elemen input. Kontrol tidak langsung di dalam rangkaian elektropneumatik dapat dicapai melalui penambahan relai. Manfaat yang diperoleh pengontrolan katup solenoid melaui relai dibandingkan kontrol langsung dengan sakelar adalah : • Relai memberikan tingkat isolasi listrik antara operator dan rangkaian kontrol, sehingga memungkinkan dicapai keselamatan kerja yang baik, • Kumparan relai dijalankan oleh arus listrik yang kecil, sehingga mengurangi bunga api pada kontak sakelar. Beban sakelar dikurangi. • Relai mempunyai banyak kontak dengan konfigurasi yang bervariasi misalnya relai kutub banyak dengan kontak NO, NC dan kontak tukar. Konfigurasi tersebut cocok untuk pemakaian rangkaian yang rumit, termasuk untuk penguncian. Gambar berikut menunjukkan rangkaian silinder kerja ganda dengan kontrol tidak langsung. Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol :



1A



1



+24V



2 13



F=0 S1



1V1



13 K1



14



4



14



2 A1



1Y1 5



3 1



K1 0V



1Y1 A2



Gambar 5.50 Kontrol Tidak Langsung Silinder Kerja Ganda Jika tombol S1 ditekan, arus listrik mengalir melalui kumparan relai K1. Relai K1 bekerja menarik kontak-kontaknya. Kontak K1 terhubung, arus listrik mengalir melalui kumparan solenoid 1Y1, yang mengaktifkan katup 1V1. Silinder 1A maju. S1 dilepas, relai mati dan aliran ke solenoid 1Y1 terputus. Silinder kembali keposisi semula. Kontrol tidak langsung dipilih tergantung dari kondisi : • Gaya yang dibutuhkan untuk pengaktifan posisi • Kesulitan rangkaian • Kemampuan daya kontak Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 138 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



• Sistem menggunakan “remote control”



3) Rangkaian Memori Listrik Rangkaian memori atau juga disebut rangkaian pengunci adalah rangkaian yang menyimpan perintah sinyal pertama sampai dilakukannya perintah sinyal ke dua. Rangkaian memori elektropneumatik dapat dirancang dengan menggunakan relai yang rangkaiannya dibuat dalam bentuk dominan set (on) atau dominan reset (off) atau dengan menggunakan katup solenoid ganda. Relai dapat mengunci dalam kondisi tetap hubung jika bagian arus pengunci paralel dengan tombol ON (S1) melalui kontak NO relai (K1). Tombol OFF (S2) harus dipasang di dalam rangkaian memori. Pemasangan tombol OFF menentukan fungsi rangkaian memori. Rangkaian memori dengan tombol S2 (N/C) yang disambung seri dengan kontak pengunci relai K1 (N/O) dinamakan rangkaian memori “dominan set”. Pada rangkaian memori “dominan set”, tombol S1 mendominasi tombol S2. Jika tombol S1 dan S2 ditekan serentak, arus listrik mengalir melalui kumparan relai. Rangkaian dominan set nampak seperti pada gambar berikut.



Gambar 5.51 Rangkaian pengunci dengan dominan set



Rangkaian memori dengan S1 (N/O) dan kontak pengunci relai (N/O) yang disambung paralel dan kemudian diseri dengan tombol S2 (N/C) dinamakan rangkaian memori “dominan reset”. Pada rangkaian memori “dominan reset”, tombol S2 mendominasi tombol S1. Jika tombol S1 dan S2 ditekan serentak, tidak ada arus listrik pada kumparan relai K1. Rangkaian dominan reset nampak seperti pada gambar berikut.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 139 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Gambar 5.52 Rangkaian pengunci dengan dominan reset



Jika rangkaian pengunci ini diterapkan untuk mengoperasikan rangkaian mesin pneumatik silinder kerja ganda dengan katup single solenoid, maka rangkaiannya dapat dilihat sebagai berikut: Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol :



Gambar 5.53 Rangkaian pengunci dengan dominan reset silinder kerja ganda dengan katup single solenoid Jika tombol S1 ditekan sesaat, maka relai K1 akan aktif terus walaupun S1 kemudian dilepas. K1 aktif menyebabkan aliran suplai daya ke solenoid 2M1, maka katup 1V1 aktif. Selanjutnya udara bertekanan dari kompresor masuk port 1-4 katup 1V1 dan mendorong silinder 1A maju hingga maksimal, udara dari dalam silinder dibuang melalui port 2-3 ke udara bebas.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 140 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



Jika ditekan tombol S2 sesaat, maka aliran daya ke koil K1 terputus, relai K1 off, dan solenoid 2M1 off, sehingga katup 1V1 kembali ke posisi normal, silinder terdorong mundur hingga minimal. Rangkaian memori dengan solenoid ganda nampak seperti gambar berikut. Katup solenoid ganda disebut juga katup “bi stable” atau katup memori. Katup diaktifkan oleh dua kumparan solenoid. Perubahan posisi katup melalui pemberian catu daya pada kumparan solenoidnya. Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol :



Gambar 5.54 Rangkaian memori dengan katup solenoid ganda



Posisi sakelar katup membalik hanya jika sinyal diberikan pada kumparan lainnya atau operasi manual diaktifkan. Untuk membalik posisi katup hanya dibutuhkan satu sinyal saja yang aktif pada kumparan solenoid.



4) Rangkaian Logika 1. Fungsi logika DAN Fungsi logika DAN terdiri dari paling sedikit dua elemen yang dihubungkan secara seri : • Fungsi logika DAN dapat mempunyai dua atau lebih input. Kombinasi sakelar dan sensor dapat dilakukan. • Fungsi ditunjukkan melalui simbol logika dengan dua input dan satu output, seperti pada gambar berikut. • Kedua sinyal input harus ada untuk diteruskan ke output.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 141 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



+ 24V



S1 masukan



Gambar 5.55 Simbol logika DAN



Kode Modul C.282900.023.01



1



aliran sinyal



S2 masukan Keluaran



Gambar 5.56 Rangkaian logika DAN dengan 2 masukan Realisasi fungsi logika DAN menggunakan kontak-kontak yang disambung seri, seperti terlihat pada gambar diatas. Pengaktifan S1 tidak menghasilkan keluaran karena kontak S2 terbuka. Begitu juga jika hanya mengaktifan S2 saja. Keluaran terjadi jika dilakukan pengaktifan S1 dan S2 bersama-sama. Aplikasi logika DAN dijelaskan melalui permasalahan mesin perakit berikut ini. Dengan menggunakan mesin perakit, komponen-komponen ditaruh di dalam mesin tersebut. Alat perakit akan maju merakit komponen-komponen di dalam mesin tersebut jika dua tombol switch ditekan bersama-sama. Penekanan tombol–tombol dilepas, alat perakit kembali ke posisi semula dan siap untuk memulai pekerjaan baru. Gambar mesin perakit nampak pada gambar berikut.



Gambar 5.57 Mesin perakit



Permasalahan tersebut dipecahkan dengan membuat rangkaian seri dari kedua tombol (S1 dan S2) yang dihubungkan dengan solenoid katup 1Y, nampak pada gambar berikut:



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 142 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Rangkaian utama :



Kode Modul C.282900.023.01



Rangkaian kontrol : +24V



1A



1



F=0



S1 4



2



5



3



1Y



S2 1



1



2



1Y 3



0V



Gambar 5.58 Rangkaian seri mesin perakit Silinder akan maju jika kedua sakelar (S1 dan S2) ditekan bersama-sama. Rangkaian tersebut dinamakan juga rangkaian seri, karena dua sakelar S1 dan S2 disambung seri.



2. Fungsi Logika ATAU Fungsi logika ATAU terdiri dari paling sedikit dua elemen yang dihubungkan secara paralel: • Fungsi logika ATAU dapat mempunyai dua atau lebih input. Kombinasi sakelar dan sensor dapat dilakukan. • Fungsi ditunjukkan melalui simbol logika dengan dua input dan satu output, seperti pada gambar dibawah. • Hanya satu sinyal input yang dibutuhkan untuk diteruskan ke output.



Gambar 5.59 Simbol logika ATAU



Gambar 5.60 Rangkaian fungsi logika ATAU dengan 2 masukan Realisasi fungsi logika ATAU menggunakan kontak-kontak yang disambung parallel, seperti terlihat pada gambar diatas. Pengaktifan S1 akan menghasilkan keluaran karena kontak S2 tertutup. Begitu juga jika hanya mengaktifan S2 saja. Keluaran terjadi jika dilakukan pengaktifan Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 143 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



salah satu atau kedua S1 dan S2 bersama-sama, sedangkan keluaran tidak terjadi pada saat kedua tombol tidak ditekan. Aplikasi logika ATAU dijelaskan melalui permasalahan Alat Penuang berikut ini. Dengan menggunakan alat penuang, cairan dituang dari mangkuk. Mangkuk akan miring dan cairan dalam mangkuk keluar jika salah satu dari dua tombol switch ditekan. Penekanan tombol-tombol dilepas, mangkuk kembali ke posisi semula. Gambar alat penuang nampak pada gambar berikut.



Gambar 5.61 Alat penuang



Permasalahan tersebut dipecahkan dengan membuat rangkaian paralel dari kedua tombol (S1 dan S2) yang kemudian dihubungkan dengan solenoid katup 1Y, lihat gambar berikut. Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol : +24V



1A



1



2



F=0



S1 4



S2



2



1Y 5



3 1



1



2



3



1Y 0V



Gambar 5.62 Rangkaian paralel alat penuang Silinder akan maju jika salah satu atau kedua sakelar (S1 atau S2) ditekan bersama-sama. Rangkaian tersebut dinamakan juga rangkaian paralel, karena dua sakelar S1 dan S2 disambung paralel. Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 144 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



5) Kontrol Tergantung Tekanan Contoh kontrol dengan sensor tekanan seperti pada permasalahan Alat Stempel berikut. Benda kerja distempel dengan alat stempel, seperti tampak pada gambar 13.223. Dengan menekan dua switch tombol tekan bersama-sama, batang piston silinder bergerak keluar dan benda kerja distempel. Jika tekanan pengepresan yang diinginkan telah tercapai maka batang piston kembali ke posisi semula dan alat siap memulai tugas baru.



Gambar 5.63 Alat stempel Untuk mengetahui tekanan pengepresan yang diinginkan telah tercapai digunakan konverter PE atau sensor tekanan. Konverter sinyal pneumatik–listrik mengukur udara bertekanan di dalam saluran suplai silinder dan memampatkannya dengan harga tertentu. Segera setelah harga tercapai, konverter sinyal membangkitkan sinyal listrik. Rangkaian utama :



Rangkaian kontrol : 1B1



1



+24V



1B2



1A



F=0



3



S1 1B2



1B3



4



2



5



3



1Y1



S2 1B3



1Y2 1



1B1



1



2 1Y1



1Y2



3 0V



Gambar 5.64 Kontrol dengan sensor tekanan



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 145 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



3. Cara memperbaharui dan melengkapi kartu riwayat pemeliharaan Semua kejadian pada mesin terkait pemeliharaan dan perbaikan harus tercatat pada kartu riwayat pemeliharaan yang akan sangat bermanfaat untuk melakukan diagnosa terhadap gangguan yang terjadi, dan mengambil langkah perawatan dan perbaikan yang tepat. Contoh Kartu Riwayat Pemeliharaan: KARTU RIWAYAT PEMELIHARAAN Kartu Catatan Historis Tanggal



Laporan Pekerjaan No.



Dari Tgl : ………s.d ……………



Biaya/Waktu



Keterangan ringkas: Bagian-Kerusakan-Penyebab-Tindakan perbaikanMaterial/suku cadang yang digunakan



Fasilitas



Perawatan direncanakan



Perawat tak direncanakan



Lokasi:



No. Identitas



JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES



B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melaksanakan Komisioning Ulang Sistem Pneumatik 1. Mengkomisioning ulang sistem pneumatik a. Laksanakan prosedur start-up sistem pneumatik 1) Nyalakan sumber listrik. 2) Nyalakan suplai udara (kompresor). 3) Atur tekanan udara sesuai prosedur (tekanan yang digunakan). 4) Nyalakan sumber kendali elektrik. TABEL PROSEDUR START-UP NO



PEMERIKSAAN



1



Periksa tekanan di Air Service Unit (ASU).



2



Periksa keluaran minyak lubrikasi di ASU.



3



Periksa aktuasi limit switch di rangkaian.



4



Periksa sambungan pneumatik di manifold, katup dan silinder.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



CEK



Halaman: 146 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



5



Periksa apakah ada selang yang bengkok atau berbelit.



6



Periksa tegangan catu daya 24 VDC.



7



Periksa sambungan kabel di terminal dan komponen.



Kode Modul C.282900.023.01



b. Lakukan pengujian kinerja sistem pneumatik/elektropneumatik TABEL PENGUJIAN NO 1



EVEN



KINERJA



KETEERANGAN



Tekan tombol START



2 3



c. Lakukan prosedur mematikan sistem TABEL PROSEDUR MEMATIKAN SISTEM NO



EVEN



1



Tekan tombol STOP, kembalikan mesin ke home posisi



2



Matikan suplai daya elektrik



3



Matikan suplai udara bertekanan



KINERJA



KETEERANGAN



4



2. Melakukan penyempurnaan operasi sistem dan verifikasi menggunakan prinsip fluida daya dan teknik aplikasi sistem. Menguji kinerja rangkaian pneumatik/elektropneumatik. a. Lakukan pengujian kompresor apakah tekanan sudah sesuai dengan standart operasi. b. Lakukan pengoperasian pada rangkaian kontrol (pneumatik atau elektrik). c. Lakukan pengujian dengan rangkaian daya/rangkaian pneumatik d. Lakukan prosedur mematikan sistem. TABEL PENYEMPURNAAN OPERASI DAN VERIFIKASI SISTEM NO



PEMERIKSAAN



1



Cek tekanan di Air Service Unit (ASU).



2



Cek aktuasi limit switch di rangkaian.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



CEK



Halaman: 147 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



3



Cek tegangan catu daya 24 VDC.



4



Cek sambungan kabel di terminal dan komponen.



5



Operasikan mesin dengan menekan tombol START



6



Periksa gerakan aktuator sesuai dengan diagram gerakan langkah



7



Operasikan prosedur mematikan mesin dengan menekan tombol STOP



8



Matikan sumber tegangan listrik



9



Matikan sumber udara bertekanan di ASU



10



Matikan sumber udara bertekanan di kompresor



3. Memperbaharui dan melengkapi kartu riwayat pemeliharaan. Lakukan pembaharuan data dan lengkapi kartu riwayat pemeliharaan. KARTU RIWAYAT PEMELIHARAAN Kartu Catatan Historis Tanggal



Laporan Pekerjaan No.



Dari Tgl : ………s.d ……………



Biaya/Waktu



Keterangan ringkas: Bagian-Kerusakan-Penyebab-Tindakan perbaikanMaterial/suku cadang yang digunakan



Fasilitas



Perawatan direncanakan



Perawat tak direncanakan



Lokasi:



No. Identitas



JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES



C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melaksanakan Komisioning Ulang Sistem Pneumatik Sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan komisioning ulang sistem pneumatik yaitu: 1. Melaksanakan komisioning ulang sistem pneumatik dengan akurat, teliti sesuai standar K3. 2. Melaksanakan komisioning ulang sistem pneumatik sistem pneumatik sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) Perusahaan.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 148 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



DAFTAR PUSTAKA A. Buku Referensi a. Bartenschlager. J., dkk. Fachkunde Mechatronik. Europe-Lehrmittel. Haan-Gruiten. Germany. 2012. b. Croser. P. Pneumatics. Basic Level Textbook. Esslingen. Festo Didactic. 1989. c. Croser. P. Pneumatik. Tingkat Dasar. Jakarta. Festo Didactic. PT. Nusantara Cybernetic Eka Perdana. 1994. d. Ebel. F., Nestel. S. Proximity Sensors FP 1110. Textbook. Festo Didactic. Esslingen. 1992. e. Hasebrink. J.P., Kobler. R. Fundamentals of Pneumatic Control Engineering – Textbook. Esslingen. Festo Didactic. 1989. f. Jurgen Ehnert. Tabellen Mechatronik. Westermann. Braunschweig. 2000. g. Meixner. H., Kobler. R. Maintenance of Pneumatic Equipment and System. Esslingen. Festo Didactic. 1988. h. Meixner, Sauer. E. Training System in Control Technology Electropneumatics. Festo Didactic. 1984. i. Siemens Technical Education Program. Basic of Electricity. Material Courses. Siemens nergy & Automation. 2000. j. Soleh. M., Sudaryono, Agung. S. Sistem Pneumatik dan Hidrolik. BSE. PSMK. 2009 k. Soleh. M. Teknik Kontrol 1. BSE. PSMK. 2013 a. Soleh. M. Nursalam P. Teknik Kontrol 2. BSE. PSMK. 2013 b. Thomson. P.J. Electro-Pneumatics Basic Level TP 201 Textbook. Esslingen. Festo Croser Didactic. 1991. c. Thomas. K., Dines. G. Dasar-Dasar Pneumatik. Jakarta. Penerbit Erlangga. 1993. d. Werner. D., Kurt. S. Pneumatic Control. Wurzburg. Vogel-Verlag. 1987. e. Werner. D., Kurt. S. Cutting Cost with Pneumatics. Vogel-Verlag. 1988.



B. Referensi Lainnya a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/Men/Vii/2010 Tentang Alat Pelindung Diri c. Kemnaker, Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi, standarkompetensi.kemnaker.go.id d. Kemnaker, Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi, http://standarkompetensi.naker.go.id/ Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 149 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



DAFTAR ALAT DAN BAHAN A. Daftar Peralatan/Mesin No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Nama Peralatan/Mesin Kompresor 1 fase, 220 Vac Trainer pneumatik Trainer elektropneumatik Model mesin pneumatik/elektropneumatik Toolset Avometer LCD proyektor Laptop



Keterangan 2 6 6 3 6 6 1 6



unit set set unit set unit unit unit



B. Daftar Bahan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Nama Bahan Komponen silinder pneumatik Komponen katup pneumatik Komponen kontrol elektrik (tombol, limitswitch, relai) Kabel jumper Selang pneumatik 4 mm Fiting selang pneumatik L, T, X, Y Kain majun Dokumen mesin Kertas label ukuran kecil (8x20 mm)



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Keterangan 3 set 3 set 3 set 6 6 6 6 3 6



x 30 set x 30 potong x 5 buah potong set lembar



Halaman: 150 dari 151



Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri



Kode Modul C.282900.023.01



DAFTAR PENYUSUN No.



Nama



Profesi 1. Instruktur PPPPTK BOE/VEDC Malang 2. Instruktur FESTO 3. Asesor Elektrikal LPJKN 4. Asesor LSP P2 PPPPTK BOE Malang



1.



DR. Drs. Miftahu Soleh, M.Sc



5. Expert of Electrical Maintenance and Repair GOTEVOT Kingdom of Saudi Arabia 6. Expert of Mechatronics WSC 2011 London United of Kingdom 7. Expert of Mechatronics WSC 2013 Leipzieg Germany.



Judul Modul: Memelihara Sistem Pneumatik Modul - Versi 2018



Halaman: 151 dari 151