10 Adat Istiadat Id [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Adat Istiadat Jawa



wisatawan langsung.



untuk



menyaksikan



secara



Pada momen ini, Keraton akan mengadakan pawai atau iring-iringan gunungan hasil bumi masyarakat sekitar yang diarak oleh abdi dalem serta prajurit Kraton. Adat ini masih dilestarikan hingga saat ini karena merupakan bagian dari kearifan lokal.



2. Pernikahan Adat Istiadat Indonesia Masyarakat Jawa identik dengan masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat warisan nenek moyang. Penduduk Jawa mempunyai beragam adat dan tradisi yang sangat menarik untuk diulas. Mulai dari acara pernikahan, kehamilan, hingga kematian, masyarakat masih melestarikan adat dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas adat masyarakat Jawa bersumber dari warisan nenek moyang. Namun seiring masuknya agama Islam ke Pulau Jawa, beberapa adat dan tradisi mengalami asimilasi dan mulai berubah sesuai dengan ajaran agama Islam. Berikut ini beberapa contoh adat istiadat Jawa yang perlu Anda ketahui:



1. Sekaten Upacara ini biasa diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Setiap tahunnya, Sekaten diselenggarakan di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta dan dihadiri oleh ribuan warga Yogyakarta maupun wisatawan. Tidak heran, tradisi yang satu ini juga menjadi daya tarik tersendiri sehingga mengundang banyak



Pernikahan merupakan momen sakral dengan adat yang cukup rumit bagi masyarakat Jawa. Meskipun kebanyakan masyarakat telah meninggalkan beberapa tradisi karena beberapa alasan, Anda perlu mengetahui beberapa adat istiadat dalam upacara pernikahan Jawa. Malam sebelum akad, pengantin harus melakukan siraman dan midodareni. Selain itu, ada pula adat serah-serahan di mana calon pengantin pria memberikan barangbarang kepada pengantin wanita. Setelah prosesi akad, terdapat tradisi balangan suruh (lempar daun sirih), panggih (pertemuan kedua mempelai), dhahar klimah (saling menyuap), dan sungkeman.



3. Tedak Siten Tedak siten dalam bahasa Indonesia berarti turun ke tanah. Upacara ini dilakukan sebagai selamatan ketika seorang bayi sudah mulai berjalan. Tujuan diadakannya acara tedak siten adalah sebagai bentuk rasa syukur karena sang bayi diberikan kesehatan. Dalam upacara ini, terdapat ritual bayi dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan diberi beberapa barang seperti alat tulis, uang, dan lain sebagainya.



Adat Istiadat Sumatera



ke suatu proses yang lebih sempurna, yaitu alam yang lebih abadi. Para arwah juga dapat dengan berkumpul dengan anggota keluarga lain yang telah meninggal. Adat yang telah dilaksanakan secara turun temurun ini juga terkadang diikuti dengan pembuatan Tugu Marga.



2. Ngobeng – Sumatera Selatan



Adat Istiadat Indonesia Salah satu pulau besar di Indonesia ini juga menyimpan beragam adat istiadat yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sumatera terdiri dari beberapa provinsi yang mempunyai tradisi beragam, tergantung dari wilayah geografisnya. Sebagai contoh, provinsi Sumatera Utara mempunyai adat istiadat yang berbeda dengan provinsi Aceh atau provinsi Sumatera Selatan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera, simak beberapa contoh adat Sumatera berikut ini.



1. Mangongkal Holi – Sumatera Utara Hingga saat ini, masyarakat Batak masih melestarikan adat Mangongkal Holi. Tradisi ini merupakan sebuah upacara untuk menggali kuburan yang telah lama kemudian mengambil tulang belulang mayat dan memindahkannya ke kuburan baru. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak, orang yang sudah meninggal tidaklah benar-benar tiada. Mereka menuju



Ngobeng adalah tradisi menjamu tamu yang masih dilestarikan oleh masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Ngobeng merupakan bentuk dari menghargai tamu serta mempererat tali silaturahmi. Tamu yang berkunjung akan langsung disiapkan hidangan serta air untuk mencuci tangannya. Dalam tradisi ini disiapkan beragam menu seperti opor, gulai kambing, acar, tumisan, sambal, dan lain sebagainya.



3. Nganggung – Bangka Belitung Adat istiadat yang berasal dari provinsi Bangka Belitung ini diselenggarakan untuk memperingati hari besar Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid Nabi, atau menyambut tamu penting. Dalam adat Nganggung, warga masyarakat harus membawa dulang yang berisi makanan ke masjid. Sebelum menyantap, isi dulang akan didoakan terlebih dahulu oleh tokoh agama sekitar.



Adat Istiadat Kalimantan



Yang menarik dari Aruh Baharin adalah upacara ini melibatkan roh leluhur. Para tokoh adat melakukan ritual khusus untuk memanggil roh leluhur agar turut hadir dan memeriahkan acara Aruh Baharin. Disediakan pula beraneka ragam sesaji agar dapat dinikmati oleh para leluhur.



2. Maccera Tasi



Adat Istiadat Indonesia Selain pulau Jawa dan Sumatera, pulau Kalimantan juga menyimpan kekayaan budaya yang masih terus dilestarikan oleh warga masyarakat. Pulau ini juga terdiri dari beberapa provinsi sehingga adat istiadat dan tradisi yang dimiliki juga cukup beragam. Selain upacara adat, kekayaan budaya Kalimantan juga terdiri dari pakaian adat, Bahasa, makanan khas, musik, tarian, dan lain sebagainya. Kenali lebih dekat adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Kalimantan. Berikut ini adalah tiga contoh adat dan tradisi yang masih dijaga oleh penduduk Kalimantan.



1. Aruh Baharin Dalam tradisi ini, lima balian (sebutan untuk tokoh adat) berlari-lari kecil sambil membunyikan gelang yang terbuat dari kuningan. Mereka berlari sambi mengelilingi tempat pemujaan dan membaca mantera. Upacara ini dihadiri oleh warga Dayak dan diselenggarakan sebagai bentuk syukur atas panen padi yang melimpah. Upacara ini biasanya dilaksanakan selama 7 hari.



Tradisi Maccera Tasi juga masih dipertahankan oleh masyarakat Kalimantan hingga saat ini. Upacara ini melibatkan prosesi penyembelihan hewan kurban seperti kambing, kerbau, atau ayam. Proses penyembelihan dilakukan di laut dan darahnya dibuang ke laut sebagai simbol pemberian darah untuk kehidupan laut. Tujuan diselenggarakannya tradisi ini adalah agar mendapatkan hasil laut yang melimpah.



3. Mandi Tian Mandaring Upacara ini sering dilakukan untuk memperingati 7 bulan kehamilan. Tradisi ini menyerupai Mitoni bagi masyarakat Jawa. Dalam tradisi ini, dibuat pagar mayang. Pagar tersebut dibuat dari batang tebu yang diikat. Di dalam pagar kemudian akan ditempatkan air mayang, air bunga, keramas asam kamal, dan lain sebagainya.



Adat Istiadat Sulawesi



Adat Istiadat Indonesia Sulawesi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku. Terdapat beraneka ragam kebudayaan, adat, dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi. Beberapa tradisi dipengaruhi oleh agama Islam sehingga menambah kekayaan budaya di pulau Sulawesi. Berikut ini beberapa adat istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar.



1. Mappalili Mappalili merupakan upacara adat yang biasa diselenggarakan untuk mengawali musim tanam padi. Ritual ini dipimpin oleh pendeta Bugis kuno yang disebut sebagai bissu. Bissu Puang Matoa akan berkumpul di rumah arajang, yang merupakan tempat penyimpanan bajak sawah pusaka. Dengan mengenakan kemeja bergaris yang dipadukan dengan sarung berwarna putih polos, Bissu Puang Matoa memimpin acara.



keempat, masyarakat sekitar biasa menyebutnya sebagai angngirang. Pada masa ini, keluarga dari kedua belah pihak harus memenuhi keinginan calon ibu terutama yang berupa makanan. Setelah kehamilan memasuki usia 7 bulan, dilaksanakan upacara anynyapu battang. Pada tradisi anynyapu battang, kedua keluarga menyiapkan berbagai macam makanan yang mempunyai simbol-simbol tertentu. Dalam upacara ini, calon ibu dan calon ayah akan dimandikan kemudian memakai pakaian adat dan bersanding. Kemudian mereka akan dikerumuni oleh keluarga dan mereka memilih makanan tertentu.



3. Ammateang Ammateang merupakan upacara adat kematian bagi masyarkat Bugis. Pada dasarnya tidak ada yang berbeda dengan ritual kematian yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Ketika seseorang meninggal, jenazahnya akan dimandikan, dikafani, dan dikebumikan dengan layak. Setelah itu, rumah duka akan mengadakan tahlilan dan khataman Al-Qur’an.



Adat Istiadat Bali



2. Adat kehamilan Masa kehamilan merupakan masa yang mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat Bugis. Pada awal-awal kehamilan hingga memasuki bulan



Adat Istiadat Indonesia



Siapa tak kenal Bali? Pulau yang dijuluki sebagai Pulau Dewata ini masih kental



dengan adat dan tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar secara turun-temurun. Bahkan, kekayaan budaya dan adat istiadat Bali juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk menyaksikannya secara langsung. Meskipun Pulau Bali mempunyai wilayah geografis yang relatif kecil, namun kekayaan budaya yang dimiliki tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Bahkan ada beberapa tradisi yang sangat terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia seperti tradisi bakar mayat atau ngaben yang selalu ramai oleh pengunjung. Berikut ini beberapa contoh adat istiadat dari Provinsi Bali. 1. Upacara Ngaben Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang merupakan warisan leluhur dan telah dilakukan sejak ratusan tahun silam di Bali. Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa dengan membayar jenazah, roh leluhur menjadi suci dan mereka bisa beristirahat dengan tenang. Upacara ngaben membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini karena ngaben melibatkan orang dalam jumlah besar dan panggung pembakaran. Oleh karena itu, masyarakat Bali yang kurang mampu biasanya harus menunggu selama beberapa saat agar dapat melakukan ngaben secara bersama-sama. Dengan demikian, biaya upacara terasa lebih ringan karena ditanggung oleh beberapa keluarga.



2. Melasti Upacara Melasti merupakan acara yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Biasanya upacara ini diadakan menjelang Nyepi, yaitu tiga hari sebelumnya. Ketika Melasti dilaksanakan, masyarakat Bali



akan menyucikan diri mereka dengan mendatangi sumber-sumber air seperti danau, laut, atau mata air yang disakralkan. Dalam adat ini, tokoh adat akan memercikkan air ke kepala warga masyarakat agar kotoran dan keburukan yang ada dalam diri mereka hilang sehingga mereka kembali suci. Upacara Melasti juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. 3. Omed-omedan Tradisi yang satu ini cukup unik. Setelah merayakan Nyepi, warga Bali akan mengadakan upacara Omed-omedan yaitu kelompok pemuda dan pemudi berusia 18 hingga 30 tahun yang belum menikah akan berhadapan. Mereka akan diguyur air kemudian bertarung dan diakhiri dengan saling berciuman. Tradisi ini telah ada sejak puluhan tahun silam dan masih dilestarikan hingga sekarang.



BENGKULU ISTIADAT



ADAT



Adat dan istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, di antaranya: Kain Bersurek, merupakan kain bertuliskan huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu umumnya atau sebesar 95% lebih menganut agama Islam. Upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu seperti, sunat rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang baru lahir.Salah satu upacara tradisional adalah upacara "TABUT" yang sekarang populer dengan nama “TABOT” yaitu suatu perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan



tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, untuk memperingati gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad SAW oleh keluarga Yalid dari kaum Syiah, dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Pada perayaan TABOT tersebut dilaksanakan berbagai pameran serta lomba ikan – ikan, telong – telong, serta kesenian lainnya yang diikuti oleh kelompok – kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu, sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah satu kalender wisatawan tahunan.Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu, yakni: Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa Lembak. Penduduk Provinsi Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri dari Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu. Sedangkan lagu daerah yaitu Lalan Balek.Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif cukup baik. Kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar-umat beragama yang aman, damai dan saling menghargai cukup baik.Falsafah hidup masyarakat setempat, "Sekundang setungguan Seio Sekato". Bagi masyarakat Bengkulu pembuatan kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan bahasa pantun yaitu: "Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul, Yang Ringan Samo Dijinjing", artinya dalam membangun, pekerjaan seberat apapun jika sama-sama dikerjakan bersama akan terasa ringan juga. Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek Pembukuh, Bulek Kata Rek Sepakat", artinya bersatu air dengan bambu,



bersatunya pendapat dengan musyawarah.



Festival tabot



adat istiadat suku Sunda (Jawa Barat) yang penting diketahui. 1.Sistem Kekerabatan



via BudayaJawa.id Poin yang pertama adalah adalah sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Pada keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda. Di kebiasaan suku Sunda dikenal adanya



Pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan Kemudian dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata Sajarah dan Sarsilah (Salsilah atau Silsilah) yang memiliki pengertian kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Sedang makna Sajarah adalah Susun Galur/garis keturunan.



dapat dinikmati oleh pejabat-pejabat setempat yang diundang untuk menghadiri acara tersebut. 3.Upacara Tingkeban



2.Upacara Adat Seren Taun via



via Tribunnews Poin yang kedua adalah Upacara Seren Taun yang merupakan upacara (kebiasaan) adat khas tradisional Jawa Barat (Jabar) dimana upacara adat ini intinya adalah mengangkut padi (ngangkut pare) dari sawah ke leuit (lumbung padi) dengan menggunakan pikulan khusus yang disebut rengkong dengan diiringi tabuhan musik tradisional. Kemudian diadakan riungan (pertemuan) antara sesepuh adat/pemuka masyarakat dengan para pejabat pemerintah setempat. Penjelasan lebih lanjut, yakni bahwa upacara Seren Taun membawa hasil tani sebagai permohonan syukur kepada Tuhan atas kehadiran pejabat setempat adalah untuk menyampaikan berita gembira mengenai keberhasilan panen padi (hasil tani) dan kesejahteraan masyarakat yang dicapai dalam kurun waktu yang telah dilalui. Kegiatan ini mempunyai salah satu ciri khas yaitu dengan prosesi seba atau dapat diartikan semacam menyampaikan segala hasil tani yang telah dicapai untuk



Google Image Adat istiadat Sunda yang berikut adalah Upacara Tingkeban, yaitu sebuah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung 7 bulan. Kebiasaan ini bertujuan sebagai bentuk permohonan atas keselamatan bagi sang bayi dan ibu yang melahirkan. Merujuk kepada arti dari Tingkeban sendiri berasal dari kata Tingkeb yang mempunyai arti tutup, maksudnya sang ibu yang sedang mengandung selama 7 bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya hingga empat puluh hari sesudah persalinan dan sebagai tanda agar sang ibu tidak bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar. Mereka melakukan hal ini karena ingin menghindari segala hal buruk yang tidak diinginkan. 4.Upacara Adat Pesta Laut



via Blogger Kebiasaan Upacara Adat Pesta Laut ini umumnya digelar di daerah Jawa Barat



seperti Pelabuhan Ratu (Sukabumi) dan Pangandaran (Ciamis). Kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala hasil laut yang diperoleh oleh para nelayan dengan alat transportasi laut, juga ditujukan sebagai permohonan keselamatan agar para nelayan selalu diberi keselamatan dan hasil laut yang melimpah. 5. Upacara Sepitan/Sunatan



via WordPress Upacara sunatan/khitanan dibuat dengan maksud agar alat vital pengantin sunat menjadi bersih dari segala kotoran. Pada kepercayaan agama Islam, seorang anak yang telah melaksanakan ritual sunatan berarti telah melaksanakan salah satu syarat sebagai umat Islam. Bagi kaum perempuan, Upacara Sepitan dilaksanakan pada saat anak itu berusia bayi agar tidak malu. Dalam tatacara adat, pelaksanaan upacara ini pada laki-laki dilakukan saat menginjak umur 6 tahun. Dalam upacara Sunatan, selain mengundang paraji sunat, juga mengundang para kerabat dan tetangga pengantin sunat.



Upacara turun mandi (infosumbar) Upacara Turun Mandi adalah salah satu upacara tradisional masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia, sekaligus memperkanlkan sang bayi kepada masyarakat. Upacara Turun Mandi ini digelar di sungai (batang aia), dengan prosesi arak-arakan. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai. 2. Balimau



catatan9empat Balimau adalah tradisi mandi membersihkan diri menjelang bulan ramadhan. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau di lubuak atau sungai. Selain itu Balimau juga memiliki makna lainnya yaitu mensucikan bathin dengan bermaaf-maafan satu sama lain sebelum menyambut bulan suci ramadhan. 3. Makan Bajamba



kebudayaan Minang yang sampai saat ini masih tetap dijaga kelestariannya: 1. Upacara Turun Mandi



inilahtrip.com



Makan bajamba sering juga disebut Makan Barapak, tradisi ini sampai sekarang masih jamak dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Makan Bajamba adalah tradisi makan dengan cara makan bersama di sebuah tempat, biasanya dilakukan pada hari besar islam, upacara adat atau acara-acara penting lainnya. Tradisi makan bajamba diperkirakan masuk ke Sumatera Barat seiring dengan masuknya islam ke Ranah Minang pada abad ke-7. Maka tidak heran banyak adab dalam makan bajamba yang sesuai dengan syariat islam. 4. Batagak Pangulu



Sumbaminang.blogspot Masyarakat etnis Minangkabau hidup dalam budaya bersuku dan berkaum. Setiap suku biasanya memiliki seorang penghulu suku atau Datuak. Ketika sebuah suku atau kaum mengangkat pimpinan kaumnya yang baru maka diadakanlah upacara Batagak Pangulu. Upacara Batagak Pangulu merupakan salah satu upacara besar yang menjadi tradisi masyarakat Minangkabau. Acara ini biasanya diadakan dengan menyembelih kerbau dan mengadakan acara pesta selama 3 hari bahkan sampai seminggu lamanya. 5. Batagak Kudo-kudo



Postpintar.blogspot Upacara Batagak Kudo-Kudo merupkan salah satu rangkaian panjang dari Tradisi



masyarakat Minangkabau dalam membangun rumah. Upacara Batagak Kudo-Kudo sendiri dilakukan saat sebuah rumah baru akan baru dipasan kuda-kuda. Biasanya upacara ini mirip dengan ‘baralek’ dengan mengundang orang kampung dan sanak famili. Kado yang biasanya dibawakan oleh tamu undangan adalah seng atau atap untuk rumah. 6. Tabuik



postcardandtag.com Salah satu tradisi unik yang ada di Sumatera Barat adalah Pesta Tabuik. Perayaan Tabuik merupakan tradisi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Prosesi ini biasanya berlangsung selama satu minggu dengan perayaan puncak yang dinamakan “Hoyak Tabuik” yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Salah satu kalimat tentang Pariaman dan Tabuik adalah sebuah Pantun yang berbunyi: “Pariaman tadanga langang, batabuik mangkonyo rami.” Pada puncak perayaan Tabuik ini biasanya masyarakat dari seluruh penjuru Sumatera Barat akan memenuhi Kota Pariaman untuk menyaksikan “Hoyak Tabuik”. Tidak hanya dari Sumatera Barat, mereka yang menyaksikan prosesi Pesta Tabuik bahkan juga datang dari luar negeri. Event tahunan Kota Pariaman ini memang selalu dinanti setiap tahunnya. 7. Pacu Jawi



Reog ponorogo



Pacu Jawi (FOTO Antara) Salah satu tradisi unik yang menjadi favorit dari Sumatera Barat adalah Pacu Jawi. Pacu Jawi merupakan tradisi unik yang dilakukan masyarakat Tanah Datar khususnya masyarakat di kecamatan Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan. Selain itu Pacu Jawi juga dilaksanakan di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh. Sekilas, Pacu Jawi mirip dengan Karapan Sapi di Madura. Namun yang membedakan keduanya adalah lahan yang digunakan. Jika Karapan Sapi menggunakan sawah yang kering, maka Pacu Jawi menggunakan sawah yang basah dan berlumpur. Selain itu untuk mempercepat lari sapi, joki Pacu Jawi tidak menggunakan tongkat seperti Karapan Sapi, mereka biasanya menggigit ekor sapi. 8. Pacu Itiak



4.bp.blogspot.com Pacu Itiak (Balapan Itik) adalah salah satu tradisi unik dari Sumatera Barat khususnya di daerah Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Event Pacu Itiak biasanya dilaksanakan di 11 tempat berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Tata cara perlombaan Pacu Itiak ini adalah dengan melemparkan Itiak sehingga Itiak pun terbang menuju garis finish. Itiak yang paling cepat mencapai garis finish akan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak tempuh satu lintasan Pacu Itiak ini biasanya sepanjang 800 meter.



gambar tarian Reog Ponorogo Tari Reog Ponorogo Tarian Daerah Jawa Timur. Kesenian Reog merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur bagian barat. Dan Ponorogo disebut sebagai kota asal kesenian reog yang sebenarnya karena pada gerbang kota Ponorogo dihiasi dengan dua sosok bagian dari kesenian ini. Dua sosok tersebut adalah Warok. Kesenian ini masih sangat kental dengan hal-hal mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.



Sejarah Kesenian Reog Sejarah kesenian reog berasal dari cerita rakyat. Cerita ini diambil tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu. Diceritakan bahwa Ki Ageng Kutu yang merupakan seorang abdi kerajaan di Kertabumi pada abad ke-15. Ia melakukan pemberontakan karena murka akan pemerintahan raja yang terpengaruh kuat dari istri raja majapahit yang berasal dari cina. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan bela diri. Namun ki Ageng Kutu sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan, maka ia membuat pertunjukan seni Reog yang merupakan sindiran kepada raja Kertabumi dan kerajaannya. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kerajaan



Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.Adat di Jakarta yang Masih Dilestarikan Hingga Kini



Sesuai dengan namanya, ritual ini dilakukan sebelum membangun rumah. Ritual ini dilakukan untuk menentukan tata letak rumah sesuai dengan feng shui. Tujuannya agar rumah yang akan didirikan membawa keberkahan dan terhindar dari musibah. Dalam ritual bikin rume, pemilik rumah harus memilih kayu tertentu yang nantinya digunakan sebagai dasar pembuatan rumah. Meskipun tampak sepele, ritual ini sangat penting bagi suku Betawi. 2. Pinde Rume Selain ritual bikin rume, suku Betawi pun memiliki ritual pinde rume. Bagi suku Betawi, pindahan rumah tak sekadar memindahkan barang dari rumah lama ke rumah baru, melainkan lebih daripada itu.



Upacara Pernikahan Adat Betawi (Sumber: futariworld.blogspot.com) Uzone.id - Selama ini Kota Jakarta memang dikenal sebagai kota metropolitan yang menawarkan berbagai kemudahan. Namun, tahukah Anda bahwa Jakarta pun menyimpan banyak warisan budaya berupa upacara adat? Sisi lain ini membuat Kota Jakarta semakin menarik untuk dijelajahi. Terutama bagi Anda yang menyukai segala sesuatu tentang sejarah dan budaya. Adapun upacara adat di Jakarta yang masih dilestarikan, antara lain sebagai berikut. 1. Bikin Rume



Dalam prosesi pinde rume, pihak yang hendak pindah harus mengambil tanah dari pekarangan rumah lama dan dibungkus dalam kain putih. Nantinya, tanah ini akan disebarkan di pekarang rumah baru. Tujuannya agar aura keberkahan pemilik rumah baru tidak berubah. 3. Nginjek Tanah Nginjek tanah merupakan prosesi adat Betawi yang dilakukan ketika seorang bayi telah mampu menginjakkan kakinya di tanah. Dalam prosesi ini, anak akan dibawa menaiki tujun anak tangga yang dibuat dari tanaman tebu. Setelah proses tersebut, anak akan dipancing untuk memasuki sebuah kurungan yang telah dilengkapi berbagai macam hadiah. Konon, benda yang



pertama kali diambil si anak menuntunnya di masa depan.



akan



4. Ngelamar Ngelamar merupakan prosesi upacara lamaran masyarakat Betawi. Dalam acara ini, calon mempelai pria akan datang mengunjungi rumah calon mempelai wanita bersama rombongan dengan berjalan kaki. Pihak calon mempelai pria datang dengan membawa berbagai macam hadiah bagi calon mempelai wanita, seperti cincin pertunangan, aneka buah, hingga roti buaya. Umumnya, setelah kedua belah pihak bertemu, acara ini dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama. Prosesi ngelamar wajib dilakukan sebelum kedua calon mempelai memutuskan untuk menikah. 5. Upacara Pernikahan Upacara ini digelar setelah kedua pasangan memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan. Sebelum upacara pernikahan berlangsung, calon mempelai wajib melakukan ritual bawa tande putus, masa dipiare, siraman, malem mangkat lebih dulu. Setelahnya, calon mempelai pria akan datang menggunakan andong bersama rombongan membawa seserahan.