1000 Kata 2 Hari Jadi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Assalamualaikum wr.wb, selamat pagi, siang, sore, petang, malam tergantung anda membaca ini diwaktu yang mana hehehe Sudahkah anda mengenal diriku... Jika belum izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya andi nugroho setyawan, anak pertama dari dua bersaudara. Lahir di semarang 25 Agustus 2001, langsung saja ke pembahasan inti. Pengalaman paling menarik sewaktu mendaki??. Yaps pengalaman paling menarik sewaktu saya mendaki itu ketika pertama mendaki. Awalnya saya menganggap remeh "naik gunung buat apa" "bikin capek". Tapi kata kata itu ditepis halus oleh perkataan teman saya. Yang menjelaskan "Ayo melu muncak, mengko ben kue ngerti dewe artine karo maksude wong kesel kesel munggah gunung" itu dalam bahasa jawa, jika diartikan jadi seperti ini "mari ikut mendaki, nanti agar kamu mengerti sendiri artinya dan maksudnya orang capek capek mendaki gunung" seperti itulah, oh iya waktu itu saya kurang lebih berumur 16 tahun kurang lebih kelas 3 SMP pada tahun 2017. Dan yah waktu telah berlalu seiring saya mengumpulkan uang saku untuk ikut pendakian, waktu telah cepat berlalu.. saya pun telah memiliki cukup uang intuk ikut acara open trip yang saat itu diselenggarakan oleh komunitas Republik Kenthir yang semua anggotanya tergabung dalam PMII, ya persiapan mendaki saya waktu itu cukup ribet, maklum baru pertama mendaki. Yang saya persiapkan tas, jaket, celana, jas hujan, sepatu. Dan lucunya saya memakai tas doreng TNI, Memakai jaket baseball yang berbahan tipis, memakai celana Levis yang teramat sangat ketat, dan yang paling saya malu untuk mengingatnya yaitu memakai sepatu PDL TNI :D. Ya persiapan itu dilakukan 3 hari sebelum melaksanakan pendakian. Waktu pun tiba Saya bersiap dan berangkat dari rumah menuju Markas PMII di kota Purwodadi. Dan saya pun terkejut, ternyata yang masih sekolah itu cuma saya, yang lain sudah menjadi mahasiswa di salahsatu atau salahdua perguruan tinggi bahkan yang bikin saya kaget juga ada yang sudah menjadi seorang sarjana. Yaap bisa di rasakan betapa kecilnya diriku berada di rombongan itu. Ya singkat waktu kami berkenalan. Bang icun saya memanggil untuk ketua open trip, untuk wakilnya kang maliks, dan untuk ka.bidang perlengkapan dan konsumsi bung tomo. Dan 5 yang ikut open trip, saya, kang mupid (ini kakak saya), maman, yang dua lagi lupa namanya :D. Oke waktu berangkat kami berangkat dari Markas PMII Menuju Basecamp Suwanting, ya tepatnya saya akan mendaki gunung merbabu. Waktu perjalanan dilakukan ditengah malam tepatnya pukul 1 pagi agar dipagi hari kami bisa lakukan pendakian, kami berangkat menggunakan sepeda motor, saya berbonceng dengan kakak saya, yap waktu perjalanan saya tempuh dengan rasa kantuk yang terkadang hadir.. setengah perjalanan kami sampai di boyolali, singgah sejenak di sebuah warung kecil di pinggiran jalan karena terbilang badan kami terasa sangat lelah.. ada yang minum kopi, teh, susu bahkan bang maliks makan habis 4 bungkus nasi wajarlah katanya tadi malam dia belum makan, hehehe.. setelah itu beristirahat sejenak sambil merokok, ya dulu saya belum kecanduan rokok jadinya saya engga ikutan merokok hehehe, dan sekarang saya sudah tercandu oleh rokok dan kopi. Buat yang belum tercandu kalau bisa jauhi rokok hehehe. Tepat pukul 3 pagi kami sampai di Basecamp suwanting.. dengan membayar tiket kami langsung menuju kerumah penginapan. Dan yang terjadi waktu itu rumah penginapan sedang penuh.. lalu kami memilih penginapan di bagian atas.. setelah itu saya tidur untuk mempersiapakan diri dari medan jalur pendakian... Yap katanya jalur suwanting itu sangat berat apalagi untuk pemula seperti saya.. saya tidur dan yang lain mempersiapkan barang barang, yang akan di bawa untuk mendaki. Subuh telah datang saya pun terbangun dari tidur untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat subuh saya olahraga kecil kecilan agar nanti sewaktu pendakian tidak terjadi kram. Sang surya pun muncul dari ufuk timur, bersamaan dengan kami yang



sedang melaksanakan doa agar dalam pendakian kami selalu dalam lindungan Allah SWT, dan setelah itu kami melakukan tos dengan dipimpin oleh bang icun "Republik Kenthir", seraya kami pun menjawab "Grobogan Ora Didol!" Saya merasa canggung waktu itu melihat teman yang lain membawa carrier yang besar dan saya hanya membawa ransel TNI berukuran sedang tapi saya juga menyadari kalau saya masih pemula dan berpikir kalau saya yang bawa itu pasti setiap sepuluh langkah saya akan berhenti karena kelelahan.. berjalan dengan penuh gembira dan capek, dan akhirnya kami sampai di sumber air yang pertama, di situ kami berhenti sejenak untuk beristirahat.. oh iya waktu mendaki saya mengenakan kaos dan celana levis yang ketat, begitu sakit di bagian selakangan dan bung tomo menyuruh saya mengganti celana dengan celana kolor, pertama kali saya enggan untuk mengganti celana saya tapi lama kelamaan terasa perih, dan saya ganti celana dengan ditutupi sarung saya berganti celana kolor. Di situ saya merasa sedikit lega karena untuk melangkah lebih terasa enteng dan bebas untuk bergerak mengingat trek di jalur suwanting sedikit terjal. Waktu terus berlalu sampai di pos 3 jalur suwanting entah pos 3 atau berapa saya sudah lupa karena sudah lama saya belum melakukan pendakian kembali di gunung merbabu pokoknya batas antara hutan dan camp area sebelum sabana, kami di camp area pukul kurang lebih pukul 4 sore. Lalu mendirikan tenda dan memasak mie instan. Selepas maghrib kami pun beristirahat dan yang berencana akan summit waktu subuh tiba ternyata semua itu hanya wacana kami semua terbangun pukul 7 pagi dan akhirnya kami memutskan untuk summit pukul 9 di waktu senggang itu kami lakukan untuk berfoto foto dengan latar belakang gunung merapi hanya beberapa menit berfoto kabut pun mulai turun. Lalu kami melakukan summit betapa indahnya sabana 1 dan 2 akhirnya saya sampailah di puncak triangulasi dengan tinggi kurang lebih 3.142 Mdpl. Di puncak kami dibayar dengan kabut yang menyelimuti puncak, dilanjut kepuncak kenteng songo, tidak berlama lama dipuncak kami melakukan untuk turun kembali ke camp, di camp semua membagi tugas, saya bung tomo, kang maman dan kakak saya mendapatkan tugas untuk memasak di sumber air pos 3, dan yang lain membantu membongkar tenda. Yap selepas makan kami langsung turun dari pos 3 ke pos 2.. diwaktu perjalanan turun kami banyak sekali bertemu dan saling tegur sapa kepada pendaki yang lain, sampai di pos 2 pukul setengah 6, kami melanjutkan perjalanan dari pos 2 ke pos 1. Dan disini pengalaman terjadi di perjalanan saya merasa sangat kelelahan dan sedikit merasa takut akan hal hal yang mistis.. selagi berjalan saya pun merasa ada yang mendorong atau menyenggol saya dan saya terjatuh kedalam jurang, begitu beruntungnya saya masih ada pijakan akar dan ranting pohon yang saya pegang agar tidak terjatuh ke dasar jurang, lalu bang icun yang dibelakang saya berteriak, "Ya Allah" lalu saya naik keatas ditarik tangan saya dan badan saya oleh bang icun dan kang maman. Dan akhirnya bang icun memutuskan untuk break sebentar dan menyuruh saya untuk bercerita gimana bisa terperosok, lalu saya menceritakannya "Ada yang menyenggol saya tadi," aku menjelaskan. Dan anehnya jarak antara aku dan kakak aku yang di depan dan bang icun yang dibelakang sedikit jauh jadi tidak mungkin bang icun yang menyenggol saya. Dan suasana sedikit tenang kami pun melanjutkan perjalanan, ditengah perjalanan kami menjumpai seorang pendaki yang hendak turun dia hanya sendirian karena tertinggal oleh rombonganya dan kami beristirahat sejenak sambil mengobrol dan menunggu adzan isya' selesai... Dan akhirnya kami sampai di gerbang pos pendakian. Betapa banyak sekali tukang ojek yang menunggu. Dan tidak lama kami memilih untuk naik ojek karena waktu dan tenaga yang sudah teramat lelah, dengan membayar RP 15.000- kami naik ojek dan sampai di basecamp, tanpa basa basi saya langsung menaruh tas dan pergi untuk mandi karena badan sudah terasa lengket dan bau keringat yang tidak enak, setelah itu kami beristirahat, dengan tidur beralaskan tikar dan berbantalan dengan tas saya



berpikir ternyata naik gunung itu tidak gampang, foto bagus elegan yang berada dipuncak dan setiap keindahan di trek atau di puncak harus dibayar dengan tenaga, waktu, dan mental yang setiap menit di coba dan sejak itu saya tau cara bersyukur yang sebenar benarnya. Dan saya tertidur. Dan ini lah akhir dari cerita saya semoga dapat bermanfaat, menginspirasi, dan menghibur anda yang membacanya akhir kata saya Andi Nugroho Setyawan Wassalamualaikum wr.wb