17.04.157 Bab2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II KAJIAN LITERATUR DAN DATA PERANCANGAN



2.1 . Tinjauan Umum Condominium dan Hotel 2.1.1. Pengertian Hotel Kata hotel memiliki pengertian atau definisi yang cukup banyak, masing – masing orang berbeda dalam menguraikannya. Berikut ini adalah beberapa pengertian hotel : 1. Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut



makan



dan



minum



(SK.



MenHub.



RI.



No.



PM



10/PW.391/PHB-77). 2. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.( SK Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I, pasal 1, Ayat (b)). 2.1.2. Pengertian Condominium Condominium menurut kata berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata, yaitu: „con‟ berarti bersama-sama dan „dominium‟ berarti pemilikan. Sehingga condominium memiliki arti sebagai suatu pemilikan bangunan yang terdiri atas bagian yang masing-masing merupakan suatu kesatuan, serta dimiliki secara individual berikut bagian-bagian lain dari bangunan itu dan tanah di atas mana bangunan itu berdiri yang karena fungsinya digunkan bersama (Arie E. Hutagalung, Condominium dan Permasalahannya, hal. 3).



13



2.1.3. Pengertian Condotel Condotel merupakan singkatan dari condominium dan hotel, dimana sebuah condominium dioperasrikan layaknya seperti sebuah hotel. Konsep bangunan Condo-Hotel secara tidak langsung populer pada tahun 1970-an di Amerika Serikat, lebih tepatnya dikarenakan keuntungan yang akan didapat oleh pemilik condotel (Richard B. Evans, The History of Condo Hotels). Konsep dan istilah condotel berasal dari perpaduan antara condominium dan hotel. Condotel didefinisikan sebagai sebuah unit apartemen atau kondominium dengan status strata-title yang dimiliki oleh perorangan dan dikelola oleh operator hotel atau apartemen. Menurut Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo menjelaskan, di Indonesia sendiri konsep condotel mulai dikenal sejak tahun 2000, menyusul kesuksesan vilatel atau vila-hotel yang sebenarnya memiliki konsep yang sama dengan condotel, namun dengan properti yang berbeda (Widi Agustian, Sejarah Lahirnya Kondotel di Indonesia, 2014). Tabel 2.1. Perbedaan antara Condotel, Hotel, dan Apartemen Sumber : properti.kompas.com



Hotel



Condominium



Apartemen



Condotel



Tiap unit kamar bersifat disewakan (tidak dapat dimiliki oleh individu yang tinggal didalamnya).



Tiap unit kamar dapat dimiliki oleh individu dan kemudian dikelola oleh operator condominium.



Tiap unit dapat dimiliki oleh individu dan dikelola oleh individu itu sendiri.



Penyewa bebas menempati unit kamar selama kamar tersebut masih dalam keadaan disewa oleh penyewa yang bersangkutan.



Pemilik condominium bebas menempati unit kamar yang dimiliki.



Pemilik apartemen dapat bebas menempati unit kamar yang telah ia beli.



Tiap unit kamar dapat dimiliki oleh individu dan kemudian dikelola oleh operator hotel. Pemilik condotel tidak dapat bebas menempati unit kamar yang dimiliki, tetapi memiliki kuota free stay per tahun.



14



Tidak ada biaya pengelolaan, karena pengguna kamar bersifat sementara.



Fully Furnish



Tidak terdapat biaya pengelolaan



Terdapat biaya pengelolaan (listrik, air, keamanan, dll).



Tidak terdapat biaya pengelolaan karena biaya pengelolaan didapat dari pendapatan ketika ada yang menyewa concdotel milik individu.



Fully Furnish + Dapur & R. Makan



Fully Furnish/ Non-Furnish



Fully Furnish



Dilihat dari fungsi, peranan, dan klasifikasi condominium dan hotel, perbedaan dapat dilihat sebagai berikut:



Tabel 2.2. Fungsi, peranan, klasifikasi, dan fasilitas condominium dan hotel Sumber : Kondominium di Makassar (Jurnal) dan SK Dirjen Pariwisata



Fungsi dan Peranan



Klasifikasi



Condominium



Hotel



Condotel



Tempat tinggal vertikal layaknya apartemen namun dikelola oleh operator (bukan oleh pemilik)



Tempat tinggal sementara sebagai akomodasi wisata/ pertemuan pada satu daerah.



Tempat tinggal sementara layaknya hotel, namun tiap kamar dimiliki oleh individu (pemilik) dan dikelola oleh pihak operator hotel.



Fasilitas umum, sama seperti fasilitas hotel, sedangkan fasilitas dalam kamar terdapat tambahan mini pantry dan ruang makan.



Memiliki fasilitas olahraga dan rekreaksi, restoranbar- coffee shop, function room, dan fasilitas laundry (jika dibutuhkan)



Fasilitas umum sama seperti fasilitas hotel, sedangkan fasilitas dalam kamar terdapat tambahan coffee maker/ dispenser.



Tidak ada pembeda jenis kamar.



Terdapat perbedaan tipe kamar, mulai dari deluxe sampai suite.



Terdapat perbedaan tipe kamar (sama seperti hotel).



15



Secara fungsional, dapat dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu area tamu, area publik, bagian administrasi (front of the house), dan back of the house dikutip dari The Architects Handbook oleh Quentin Pickard (Quentin P., 2002). Sistem Pelayanan



2. 1 Front of the house adalah area karyawan yang berhadapan langsung dengan tamu, yang termasuk area front of the house adalah front desk & Concierge, area reservasi dan kasir, room service, area lift, retail, restoran, serta function room. 2. Back of the house adalah area karyawan yang berada di area servis dan terpisah dengan area tamu. Area back of the house adalah dapur dan gudang, area bongkar muat, area pegawai, laundry dan housekeeping, serta mekanikal dan elektrikal. Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dalam sebuah rangkaian kegiatan meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition. Apabila dijabarkan satu per satu, pengertian MICE adalah sebagai berikut (Akademi Pariwisata Mandala Bakti, Surakarta) : 1.



Meeting Istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sma anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.



MICE (Meetings, Incentives, Conferences, dan Exhibitions)



2.



Incentive Berdasarkan UU No. 9 Th. 1990, menjelaskan bahwa incentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.



3.



Conference Dalam praktiknya, arti meeting sama saja dengan conference.



4.



Exhibition Kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI No. KM. 108/ HM. 703/ MPPT-91, Bab1 Pasal C, yang berbunyi “Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata”.



Untuk mengakomodasi rapat, berikut peralatan pendukung yang dibutuhkan pada sebuah ruang rapat (Menata dan Mendesain Interior Ruang Meeting, 2014):  Meja rapat



16



     



Kursi rapat Meeting & Presentation kits (LCD-proyektor-white board) Podium Meja sisi Tempat makanan dan minuman (snack) Teknis (pencahayaan yang sesuai dan AC)



Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan pemerintah dan menurut Dirjen Pariwisata dengan Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88. Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel, dapat ditinjau dari beberapa faktor yang satu sama lainnya ada kaitannya. Berikut adalah tabel pembagian hotel menurut Keputusan Direktur Jendral Pariwisata (1988).



Tabel 2.3. Klasifikasi Hotel Berbintang Sumber : Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88



Jenis fasilitas Min.15



Min.20



Min.30



Min.50



Min.100



-



1 kamar



2 kamar



3 kamar



4 kamar



18-20m²



18-24m²



18-26m²



18-28m²



18-28m²



20m²



44m²



48m²



48m²



52m²



Min.1



Min.2



Min.2



Min.2



Min.2



Tidak wajib



Min.1



Min.1



Min.1



Min.1



-



-



Min. 1dan prefunction room



Min. 1dan prefunction room



Min. 1dan prefunction room



Rekreasi & olahraga



Min. 1 sarana



Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2 sarana lain



Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2 sarana lain



Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2 sarana lain



Kolam renang dan dianjurkan ditambah dengan 2 sarana lain



Ruang yang disewakan Lounge Taman



Min. 3 ruangan Wajib



Min. 3 ruangan Wajib



Min. 3 ruangan Wajib Wajib



Min. 3 ruangan Wajib Wajib



Min. 3 ruangan Wajib Wajib



Kamar tidur Suite Luas kamar Luas kamar suite Ruang makan Restaurant & bar Function room



17



Hotel Bisnis Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya, Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, hal.52), hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel. Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE). Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti restoran, bar & café, pusat kebugaran & spa, kolam renang, dan sebagainya (Kusumo, 2012). Ditinjau dari karakteristik tamu pada hotel bisnis relatif tinggal berkisar antara 1 – 3 malam perkunjungan. Berikut karakteristik tamu baik perseorangan maupun grup berdasarkan tujuan dan tipe kamar yang dipesan menurut buku hotel planning and design dalam jurnal Ristya Vidyatama Kusumo (2012):



Tabel 2.4. Karakter Pengunjung Hotel Bisnis Sumber : Hotel Planning dan Design, Kusumo, 2012



Jenis Pengunjung



Karakter Pengunjung



Perorangan



 Berprofesi sebagai eksekutif muda  Memilih harga menegah keatas



 Tours  Club  Perkumpulan Budaya, seni teater  Berbelanja



 Menginap 2 – 4 malam  Pemilihan harga tidak masalah



 Konvensi dan konferensi  Perkumpulan professional  Rapat pelatihan dan perdagangan



Grup



Tujuan



Tipe Kamar      



Queen size Adanaya area makan & kerja Kamar mandi standar King, twin double – double size Kamar mandi memiliki area ganti pakaian Terdapat area kerja yang baik



18



Karena hotel bisnis menargetkan sasaran utamanya adalah para pebisnis, pada umumnya hotel ini terletak ditempat yang strategis, ditengah kota atau didekat pusat kota. Hotel bisnis sebaiknya dibangun dekat dengan sarana transportasi, seperti stasiun kereta, bandara, atau di kota yang padat akan aktivitas pameran dan bisnis (Hotel Guide „Business Hotels‟, city-ofhotels.com).



Karakteristik Hotel Bisnis, diantaranya:   



Memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis (ballroom dan rapat) Berada di pusat kota dan berdekatan dengan pusat bisnis Keberadaannya dapat menaikan citra kota



Karakteristik Tamu Hotel Bisnis :    



Berpergian seorang diri atau berkelompok Menginap dalam jangka waktu relatif singkat Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan terhadap jarak pencapaian ke objek tujuan harus sedekat mungkin Pertimbangan ekonomi dan fasilitas



2.2. Standar Fasilitas Utama dan Ukuran Ruang Berdasarkan panduan buku standar „Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning‟, berikut adalah tabel ukuran minimal serta bentuk dari fasilitas yang tersedia untuk Hotel : Tabel 2.5. Standar Fasilitas Sumber : Buku Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning



No.



Ruang



Fasilitas Penunjang



Ukuran/ Standar Ruang Lobby (kapasitas 50 org)



1.



Receptionist/ Lobby



-



Meja Penerima tamu Saluran Telepon Loker Lemari kunci Komputer Kursi



- 11 sqft/ jmlh kamar = 1.02 m2/ jmlh kamar - 50%-60% dari jumlah kamar - Luas min : 100 m2 Receptionist (berdasarkan jumlah kamar)



19



- 1 sqft = 0.09 m2 - 1.6 m2/ kamar



2.



Bar



3.



R. Tunggu



- Meja Bar (counter) - Kursi Bar - Back Bar (dapat berupa meja/ rak) - Wastafel (area service)



- 7.5 sqft/ jmlh kamar = 0.6 m2/ jmlh kamar - Luas minimum : 20 m2 - 1.6 m2/ kamar



- Sofa - Coffee Table



(kapasitas berdasarkan jumlah pengguna)



4



R. Rapat



- Meja Rapat - Kursi Rapat - Proyektor + LCD screen



- 6 orang : 13 m2 - 8 orang : 18 m2 - 1.1 m2/ kamar Business center - Luas minimal : 5.5 m2



5



-



Ballroom/ Hall



-



Meja Bulat/ Kotak Kursi Panggung kecil Proyektor + LCD screen R. Pengaturan



(kapasitas ± 100 orang) - Tiap 15-20 orang , 2.5 m2/ orang = 70m2 ± 100 orang = 350m2 - 2.5 kali/ jumlah kamar



Luas kamar



6.



Kamar



-



Kasur Lemari Pakaian Toilet Sofa Kabinet (ambalan/ credenza) Side table/ small coffee table



- Luas minimal : 24 m2 - Luas maksimal : 85 m2 - Clearence : 2.5 m (min) Jumlah kamar - 55-65 m2/ kamar - ( Bintang 4 ) Standar : 50 Suite : 3 Koridor - Luas minimal : 200 sqft = 18 m2 - Lebar minimal : 1.6 m



7.



Toilet (Disable dan Normal)



8.



Pusat Kebugaran



-



Wastafel Closet Duduk Urinal



(Alat-alat fitness)



-



Luas minimal : 40 m2



20



9.



Spa/ Salon -



Massage table Pedicure-manicure table Kursi Stool Area makan



10.



11.



12.



Restoran



R. Manager/ Kantor



Minimarket



-



-



-



Meja makan Kursi makan Cashier table



Luas minimal : 2 m2/ area makan Celah jalan : 0.9 m Lebar koridor : 1.2 m



Dapur



Meja kerja Side table/ Nakas Single sofa Double sofa Kursi kerja Kursi tamu Rak buku Meja display Rak display Meja kasir Lemari pendingin



-



40-50% dari area makan 3.8 m2/ kamar



-



100 sqft/ jmlh kamar = 9 m2/ jmlh kamar 0.5-0.8 m2/ kamar



-



Luas area : 100 -250 m2



2. 3. Tinjauan Sustainable Design (Desain Berkelanjutan) Dewasa ini masalah keberlanjutan (sustainability issues) merambah di semua bidang kehidupan manusia, isu sustainable development diawali dari pernyataan pentingnya kesadaran segenap pihak tentang berbagai isu lingkungan global. Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai suatu proses perubahan



dimana



pemanfaatan



sumberdaya,



arah



investasi,



orientasi



pembangunan dan perubahan kelembagaan selalu dalam keseimbangan dan secara sinergis saling memperkuat potensi masa kini maupun masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia (Brundtland dalam Budihardjo & Sujarto, 1999). Istilah ini ditemukan pada 1987 oleh World Commission on Environment and Development.



21



Desain berkelanjutan (sustainable design) yang merupakan salah satu penjabaran dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang menitik beratkan pada konsep filosofi perancangan obyek fisik, lingkungan binaan, dan layanan untuk mematuhi prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan ekologi yang berkelanjutan. Dengan demikian, desain berkelanjutan (sustainable design) adalah desain untuk mengatasi kondisi-kondisi yang terjadi saat ini terkait dengan krisis lingkungan, pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, sumber daya alam, dan kerusakan ekosistem. Desain berkelanjutan (sustainable design) berusaha mengurangi dampak negatif pada lingkungan, kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan, sehingga meningkatkan kinerja bangunan. Prinsip dari sustainable design mempunyai kemampuan untuk: 1.



Mengoptimalkan potensi situs



2.



Mengurangi komsumsi energi yang tidak bisa diperbaharui



3.



Menggunakan produk ramah lingkungan yang lebih baik



4.



Melindungi dan melestarikan air



5.



Meningkatkan kualitas lingkungan dalam ruangan



Menurut Adrian Renaldo, berdasarkan pendekatan sustainable design, strategi dan teknologi yang memiliki dampak rendah terhadap lingkungan dan dapat memperbaiki kenyamanan serta kualitas secara keseluruhan, diantaranya: 



Penerangan alami







Kualitas udara dalam ruang







Ventilasi alami







Efisiensi energi



Tidak hanya itu, faktor kebutuhan manusia terhadap bangunan juga harus dipertimbangkan dalam sustainable design, antara lain terciptanya kenyamanan visual dalam ruang, dapat menciptakan ruang yang nyaman untuk mendengar suara (mengontrol suara/ bising), serta menciptakan kenyaman thermal (suhu). Sustainable design dalam desain interior mengarah kepada pengertian „hemat energi‟ (M. Donny M., tinjauan kriteria interior rumah berwawasan lingkungan



22



dengan metode LEED). Tidak hanya merancang untuk menghemat energi secara maksimal, tetapi dari penggunaannya. Sehingga desain interior akan mampu mengubah, mengatur, dan memperkirakan aktivitas manusia didalamnya, dengan begitu, pola aktivitas manusia didalamnya tidak membutuhkan banyak energi. Badan pemerintahan yang mengurusi serifikasi bangunan yang menerapkan konsep sustainability (USGBC) telah menerapkan sebuah kriteria untuk menilai tingkat keberlanjutan (sustainability), yaitu sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Alat uji ini memiliki beberapa kriteria untuk menilai



sejauh



mana



bangunan



dapat



dikatakan



berwawasan



lingkungan/berkelanjutan. Berdasarkan Jong-Jin Kim dan Brenda Rigdon (1998) pada bukunya „Panduan Arsitektur Berkelanjutan‟ menyatakan bahwa pemilihan material ramah lingkungan secara selektif untuk bangunan sustainable merupakan hal yang paling mudah diaplikasikan pada bangunan oleh arsitek. Penggunaan material pada bangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan efisiensi energi (disamping proses distribusi bahan, penggunaan material lokal, pengurangan sampah hasil konstruksi, dll). Efisiensi energi adalah hal yang paling penting dalam membuat bangunan berkelanjutan menjadi lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan pencahayaan alami pada bangunan. Meski pencahayaan alami merupakan sumber cahaya termurah dan bentukan cahaya yang paling baik, namun radiasi panasnya tidak selalu bersahabat, terutama pada iklim panas. Untuk menghadang radiasi panas yang masuk ke dalam bangunan, maka diperlukan sebuah penghalang berupa shading. Shading dapat berupa tanaman rambat yang digantung pada area jendela, tirai, maupun melapisi kaca dengan stiker pengurang radiasi pada jendela. Tidak lupa juga penggunaan material yang memiliki daya tahan cukup lama, biaya perawatan rendah, serta dapat diperbarui/ diolah kembali merupakan salah satu bentuk dari pengaplikasian desain berkelanjutan pada bangunan.



23



2. 4. Tinjauan Kebudayaan Betawi Merupakan sebuah kebudayaan yang dihasilkan melalui percampuran antar etnis dan suku bangsa, seperti Portugis, Arab, Cina, Belanda, dan bangsa-bangsa lainnya. Dari benturan kepentingan yang dilatarbelakangi oleh berbagai budaya. Kebudayaan Betawi mulai terbentuk pada abad ke-17 dan abad ke-18 sebagai hasil proses asimilasi penduduk Jakarta yang majemuk. Menurut Umar Kayam, kebudayaan Betawi ini sosoknya mulai jelas pada abad ke-19. Yang dapat disaksikan, berkenaan dengan budaya Betawi diantaranya bahasa logat Melayu Betawi, teater (topeng Betawi, wayang kulit Betawi), musik (gambang kromong, tanjidor, rebana), baju, upacara perkawinan dan arsitektur perumahan. Arsitektur Rumah Betawi Bentuk tradisional rumah Betawi dengan sifat lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. Hal ini bisa dilihat dari pola tapak, pola tata ruang dalam, sistem stuktur dan bentuk serta detail dan ragam hiasnya. Rumah tradisional Betawi tidak memiliki arah mata angin, ke mana rumah harus menghadap dan juga tidak ada bangunan atau ruang tertentu yang menjadi orientasi/pusat perkampungan. Pada pemukiman Betawi, orientasi atau arah mata angina rumah dan pekarangan lebih ditentukan oleh alasan praktis seperti aksesibilitas pekarangan (kemudahan mencapai jalan) juga tergantung pada kebutuhan pemilik rumah. Organisasi ruang dan aktivitas dalam rumah tradisional Betawi sebenarnya relatif sederhana. Tidak ada definisi fungsi ruang berdasarkan jenis kelamin. Kalaupun rumah dibagi dalam tiga kelompok ruang yang pada rumah Jawa dan Sunda menyimbolkan sifat laki-laki, netral, dan wanita, pada rumah Betawi hal itu terjadi karena tuntutan-tuntutan kepraktisan saja. Tata letak ruang rumah tradisional Betawi cenderung bersifat simetris. Dilihat dari letak pintu masuk ke ruang lain dan letak jendela jendela depan yang membentuk garis sumbu abstrak dari depan ke belakang. Ragam Hias Rumah Betawi Ragam hias pada rumah-rumah Betawi berbentuk sederhana dengan motif-motif geometris seperti titik, segi empat, belah ketupat, segi tiga, lengkung, setengah



24



bulatan, bulatan, dsb. Ragam bias biasanya diletakkan pada lubang angin, kusen, daun pintu danjendela, dan tiang yang tidak tertutup dinding seperti tiang langkan, dinding ruang depan, listplank, garde (batas ruang tengah dengan ruang depan), tangan-tangan (skur), dan teras yang dibatasi langkan terbuat dari batu-batu atau jaro, yaitu pagar yang dibuat dari bambu atau kayu yang dibentuk secara ornamentik. Merupakan salah satu ungkapan arsitektural yang paling penting pada arsitektur rumah tinggal Betawi. Ragam hias pada rumah betawi memiliki filosofinya masing-masing, antara lain: Tabel 2.6. Ragam Hias Rumah Betawi Sumber : Rumah Etnik Betawi, 2013



No.



Ragam Hias



1.



Bentuk tumpal adalah simbol gunung yang artinya kekuaran dan keseimbangan alam



2.



Bentuk bunga melati mengisyaratkan pesan keceriaan penghuni rumah, keharuman, yang artinya sangat menjaga kebersihan, serta keramahan yang dimiliki masyarakat betawi.



3.



4.



5.



6.



Motif



Simbol matahari menunjukkan harapan bagi si pemilik rumah agar hatinya senantiasa diterangi seperti matahari yang menerangi bumi.



Motif tanaman seperti tapak dara, kecubung, dan jambu mete mengindikasikan kedekatan masyarakat betawi dengan alam serta pengetahuan masyarakat betawi mengenai tanaman obat. Ragam hias gigi balang memiliki pesan bahwa dalam kehidupan, seseorang pasti akan menghadapi masalah dalam hidupnya. Ragam hias ini juga diartikan sebagai bentuk penghormatan pemilik rumah kepada tamu yang berkunjung Ragam hias kaligrafi menandakan masyarakat betawi yang taat akan ajaran agama Islam.



25



7.



Ragam hias langkan atau pembatas rumah betawi diartikan sebagai simbol penjaga rumah dan sebagai penolak bala.



2.5. Studi Banding Studi banding dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki antar satu condotel dengan condotel/ hotel lainnya, serta untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian sebuah identitas perusahaan pada bangunan condotel Royal Amaroossa Bogor



Gambar 2.1. (ki-ka) Fasad hotel, Lobby Hotel, Ballroom, dan Kamar Sumber: Dokumentasi pribadi



Royal Amaroossa Bogor merupakan sebuah hotel butik yang terletak di tengah kota Bogor dan dekat dengan berbagai tempat tujuan bisnis dan wisata, diantaranya Mall, Kebun Raya Bogor, IPB, Rumah Sakit Pusat PMI, dan Jalan Tol Jagorawi. Memudahkan para penggunanya untuk mengakses ke berbagai tempat sesuai dengan kebutuhannya. Hotel ini merupakan hotel bintang 4, dengan 26



112 kamar (56 Deluxe, 48 Executive, dan 8 Suite) dan tersusun dari 12 lantai. Berdasarkan jenisnya, hotel ini merupakan city hotel, dimana hotel berada di pusat kota dengan tingkat aktivitas penduduknya yang padat. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak management hotel, hotel ini memfokuskan diri pada kegiatan berbisnis „MICE‟ (hotel ini memiliki 7 ruang meeting dengan kapasitas minimum 12 orang sampai dengan 135 orang dan sebuah ballroom dengan kapasitas 300 orang), karena pada hari-hari kerja (weekday), rata-rata pengunjung dan penghuni kamar hotel adalah para penggeliat bisnis yang memang akan melakukan kegiatan berbisnis dan membutuhkan tempat transit sementara. Tidak hanya digunakan sebagai sarana bisnis, hotel ini juga ramai oleh para wisatawan yang datang untuk berlibur di kota bogor (pada weekend). Dilihat dari interiornya, Royal Amaroossa Bogor menggunakan tema „Klasik‟. Terlihat dari banyaknya penggunaan detail ukiran pada dinding, kolom, dan furnitur, serta pengaruh lingkungan sekitar yang memang berada dikawasan bangunan heritage (museum, vihara, pertokoan etnis China, dan perkantoran Belanda). Melihat konsep warna yang digunakan pada Royal Amaroossa Bogor , warna dominan yang mudah dilihat dan digunakan sebagai identitas dari hotel ini adalah merah maroon dan emas. Untuk bagian lantai, hotel ini dominan menggunakan marmer dengan warna krem dan hitam serta karpet berwarna merah maroon.



Swiss-Belresidence Kalibata Jakarta



27



Gambar 2.2. (ki-ka) Receptionist area, R. Meeting, Restoran, dan Area Tunggu Sumber: swiss-belhotel.com dan dokumentasi pribadi



Swiss-Belresidence Kalibata merupakan sebuah condotel (condominium hotel) yang terletak di Jl. Kalibata Raya No.22 Jakarta Selatan dekat dengan salah satu kawasan segitiga emas Jakarta, yaitu Kuningan. Hotel ini berada dikawasan apartemen Woodland Park Residence, yang juga merupakan pemilik dari hotel Swiss-Belresidence Kalibata. Hotel ini dikelilingi oleh bangunan industri, komersial, perkantoran (pemerintahan dan swasta) serta sekolah, membuat bangunan ini menjadi hunian transit yang strategis di dalam kota. Hotel ini merupakan hotel bintang 4, dengan 212 kamar (163 Deluxe, 19 Grand Deluxe, 23 Executive Deluxe, 3 Executive Grand Deluxe, dan 4 Executive Suite) dan tersusun dari 16 lantai. Berdasarkan jenisnya, hotel ini tergolong ke dalam city hotel. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak marketing hotel, hotel ini memfokuskan diri sebagai hotel bisnis yang mengakomodasi semua kegiatan bisnis yang berhubungan dengan „MICE‟ (hotel ini memiliki 8 ruang meeting dengan kapasitas minimum 15 orang sampai dengan 50 orang dan sebuah ballroom dengan kapasitas 180 orang), karena pada hari kerja, hotel ini lebih sering digunakan sebagai tempat meeting dan seminar serta tempat transit (penginapan sementara) para pebisnis, baik pebisnis lokal maupun mancanegara. Selain itu, hotel ini juga sering digunakan sebagai tempat singgah sementara para wisatawan yang datang untuk berlibur di kawasan tersebut (pada weekend). Fasilitas lain sebagai pendukung kegiatan berbisnis di hotel ini selain ruang meeting dan ballroom adalah area restoran. Area restoran terbagi atas 2 area, indoor dan outdoor dengan kapasitas 100 orang.



28



Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak marketing, Hotel SwissBelresidence Kalibata ini mengusung konsep „Green and Healthy Living‟. Pengaplikasian konsep hotel ini lebih kepada pengaturan landscape serta penggunaan material untuk bangunan ini sendiri (arsitektural), karena dulunya kawasan Kalibata ini merupakan kawasan perkebunan karet dengan pohon besar. Penggayaan interior yang digunakan adalah modern (mengacu kepada fungsi utama hotel, sebagai hotel bisnis, sehingga hotel ingin menampilkan image yang sederhana namun tetap memiliki kesan berkelas). Untuk furniturnya, hotel ini banyak menggunakan motif serta material alami seperti rotan dan kayu (baik kayu asli maupun vinyl). Melihat konsep warna yang digunakan pada hotel SwissBelresidence, warna dominan yang paling menonjol adalah warna krem dan coklat muda. Hotel ini banyak menggunakan material karpet sebagai penutup lantai dan marmer pada area utama service (lobby dan restoran).



Royal Hotel Bogor



Gambar 2.3. Lobby + Area tunggu hotel (ki) dan Ballroom (ka) Sumber: Dokumentasi pribadi dan hotelroyalbogor.com



Royal Hotel Bogor terletak di Jl. Ir. H. Djuanda no.16 Bogor Tengah dan dikelilingi oleh area dengan tingkat aktivitas yang tinggi (baik berupa kegiatan jual-beli, pemerintahan, perkantoran, rekreasi, serta kegiatan pendidikan). Hotel ini merupakan hotel bintang 4, dengan jumlah kamar 98 kamar (Superior, Deluxe, Royal Balcony, Royal Executive, Royal Suites, dan The Royal Penthouse) dan tersusun dari 5 lantai. Berdasarkan jenisnya, hotel ini masuk ke dalam city hotel,



29



karena hotel ini biasa digunakan untuk tujuan pertemuan, seminar maupun bisnis. Selain menyediakan fasilitas untuk berkegiatan „MICE‟, hotel ini juga menawarkan „pengalaman‟ lebih untuk para pengunjung dan penghuni, berupa pemandangan Kota Bogor (baik pemandangan Gunung Salak maupun kontur area permukiman Kota Bogor bagian Selatan). Dilengkapi dengan fasilitas bisnis berupa 12 ruang rapat dan pertemuan (kapasitas minimal 20 orang), serta sebuah ballroom (kapasitas 200 orang dan ruangan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa ruang rapat atau pertemuan kecil). Hotel ini juga dilengkapi dengan restoran dengan kapasitas 200 orang sebagai fasilitas pendukung kegiatan „MICE‟maupun pariwisata. Berdasarkan penuturan yang didapat dari pihak marketing, Royal Hotel Bogor ini mengusung konsep Klasik dan Modern. Selain karena hotel ini berdiri diantara bangunan heritage, juga karena hotel ini ingin memberikan kesan „tamu adalah raja‟pada interior bangunannya.



Arnava Hotel Bogor



Gambar 2.4. (ki-ka) Fasad Condotel, Restoran, R. Meeting, dan Ballroom Sumber: Dokumentasi Pribadi 30



Arnava Hotel Bogor merupakan sebuah condotel yang berada di kawasan apartemen Bogor Valley dan terletak di Jl. KH. Soleh Iskandar No.5 Bogor 16152. Condotel ini dikelilingi oleh area dengan tingkat aktivitas yang tinggi (baik berupa kegiatan jual-beli, perkantoran, rekreasi, jalan tol, dan stasiun). Hotel ini merupakan hotel bintang 4, dengan jumlah kamar 129 kamar (Superior dan Deluxe) dan tersusun dari 11 lantai. Berdasarkan jenisnya, hotel ini masuk ke dalam city hotel, karena hotel ini biasa digunakan untuk tujuan pertemuan, seminar maupun bisnis. Dilengkapi dengan fasilitas bisnis berupa 3 ruang rapat dan pertemuan (kapasitas minimal 20 orang), serta sebuah ballroom (kapasitas 500 orang). Hotel ini juga dilengkapi dengan restoran dengan kapasitas 200 orang sebagai fasilitas pendukung kegiatan „MICE‟maupun pariwisata. Berdasarkan penuturan yang didapat dari pihak public relation dan marketing, Arnava Hotel Bogor ini mengusung konsep „Simple is Better‟. Selain karena hotel ini berdiri dekat dengan area jalan tol bogor ring road, juga karena hotel ini ingin memberikan kesan „relaksasi‟ untuk pengunjung maupun penyewa kamar yang berada di hotel tersebut.



Tabel 2.7. Analisa Elemen Interior Sumber : Data Pribadi



No 1. 2.



Analisa Jenis Bangunan Elemen Interior



Lantai



Amaroossa Hotel



SwissBelresidence



Royal Hotel Bogor



Arnava Hotel Bogor



Hotel Butik



Condominium Hotel



Hotel Bisnis



Hotel Bisnis



Didominasi menggunakan marmer berwarna krem dan karpet berwarna maroon (yang dijadikan sebagai identitas hotel amaroossa)



Penggunaan karpet bermotif kain tradisional indonesia dan marmer berwarna gading, serta penggunaan kayu deck pada area sky swimming pool



Mayoritas menggunakan marmer dengan warna yang berbeda untuk mendukung tema dan konsep yang digunakan, Royal (kerajaan)



Pada area publik (lobi, sirkulasi, dan restoran), hotel ini menggunakan marmer pada area private (kamar, ruang meeting dan ballroom), lantai menggunakan



31



karpet



3.



Tidak ada aksen atau treatment pada dinding dan wallpaper pada bagian lobi dan ruang kamar, sisanya hanya di cat biasa.



Tiap area diberikan treatment dinding berupa wallpaper atau partisi (kaca atau kayu) sebagai pemisah antar ruang.



Dominan berpola kotak dengan jenis up-ceiling (baik pada area publik maupun service).



Dominan berpola kotak dengan jenis upceiling.



Kombinasi pola kotak dan organik dengan jenis suspended dan sisanya menggunakan jenis flat ceiling.











Kapasitas ballroom: 180 org



Kapasitas ballroom: 200 org



Kapasitas r.rapat kecil minimum: 12 org



Kapasitas r.rapat kecil minimum: 15 org



Kapasitas r.rapat kecil minimum: 20 org



Maroon, Emas, Abu, dan Krem, digunakan sebagai identitas hotel dan selalu ada di tiap area/ ruang yang ada.



Coklat dan Putih Gading. Namun belum terlihat identitas dari perusahaan pengembang „Green and Healthy Living‟ selain gambar pohon dengan warna emas pada area receptionist.



Hitam dan Krem serta corak warna emas merupakan konsep warna yang digunakan untuk memunculkan kesan kerajaan.



Putih, Abu, dan Biru adalah warna yang dipilih untuk menunjukkan kesederhanaan hotel yang digunakan sebagai hotel bisnis.



Dominan menggunakan cahaya buatan dengan warna kuning



Pada area lobi dan restoran, cahaya berasal dari sinar matahari (siang hari), dan malam hari mengunakan pencahayaan buatan berwarna kuning. Sedangkan pada area kamar dan fasilitas MICE, cahaya berasal dari lampu dan menggunakan



Dominan menggunakan cahaya buatan dengan warna kuning pada semua fasilitas yang ada, kecuali pada ruang meeting (lampu dengan warna putih) dan resto & bar menggunakan pencahayaan dari sinar matahari.



Pada area lobi, resto, dan bar, pencahayaan berasal dari sinar matahari, sedangkan area kamar dan fasilitas MICE, berasal dari pencahayaan buatan dengan penggunaan warna putih.



Dinding



Tidak ada aksen atau treatment pada dinding selain diberi wallpaper, sisanya hanya di cat biasa.



Tidak ada aksen atau treatment pada dinding. Hanya di cat biasa.



Ceiling



Dominan berjenis flat ceiling pada setiap area yang ada.



Fasilitas MICE



 Kapasitas ballroom: 300 org



4.



5.



6.



Fasilitas Bisnis



Warna



Pencahayaan



 Kapasitas ballroom: 500 org Kapasitas r.rapat kecil minimum: 20 org



32



7.



8.



Fasilitas Disable



Tidak terdapat ram, dan fasilitas disable kecuali pada lift.



Signage



Tidak tersedianya signage untuk kegiatan service pengunjung (ground/ lobi)



berwarna putih gading (tidak begitu kuning) Tidak terdapat ram pada area lobi dan fasilitas disable hanya ditemukan pada toilet lantai 1 (ground). Kurangnya signage untuk menunjukkan no.ruang dan nama ruang pada beberapa area, dan kurang terlihatnya singage untuk ruang toilet (ground/ lobi).



Tersedia ram pada area pintu masuk hotel, namun tidak terdapat toilet untuk pengguna yang disable.



Tidak terdapat ram, dan tidak terdapat toilet untuk pengguna yang disable.



Tidak tersedianya signage untuk area service pada lobi



Tidak tersedianya signage untuk area service (ground/ lobi).



Hotel ini mengusung tema sesuai dengan nama hotelnya, yaitu Royal yang berarti kerajaan.



9.



Identitas Perusahaan



Penggunaan warna merah maroon dan aksen emas pada tiap elemen interior publik dan tema klasik pada tiap ruang yang ada. Penggunaan ukiran-ukiran serta furnitur klasik membuat tema utama yang digunakan semakin terasa (mewah dan elegan)



Belum terlihat, karena tidak terdapat aksen atau pun treatment interior pada dinding, lantai, maupun plafon ruang. Namun, ciri khas dari tiap hotel Swiss-Bel adalah penggunaan karpet motif kain pada setiap ruangan yang ada, kecuali area lobby.



Dinding ditreatment dengan cara menggunakan motip klasik wall panel, namun hotel ini tidak menggunakan ukiran-ukiran yang identik dengan klasik pada interiornya. Hotel ini lebih memilih menggunakan motif yang sederhana (kubik). Lantai menggunakan marmer dengan ceiling jenis upceiling atau flat.



Karena hotel ini menggunakan konsep simple is better, maka secara visual yang dapat terlihat adalah penggunaan furnitur dengan modul kubikal, penggunaan warna dingin (biru-putih-abu) dan material marmer putih. Terlihat bahwa hotel ini benarbenar ditujukan untuk para pebisnis yang tidak ingin ribet dalam melaksanakan kegiatan berbisnis.



33



2.6. Data dan Analisa Proyek Data dan Analisa Proyek berisi tentang kondisi dan keadaan condotel, mulai dari data yang bisa dihitung (numerik) maupun data hasil pengamatan, serta data mengenai perusahaan (visi-misi, sejarah) yang masih ada kaitannya dengan perancangan. 2.6.1. Data Lapangan Fisik Sub-bab ini berisi mengenai kondisi atau keadaan condotel , berupa data numerik maupun data lain hasil pengamatan di lapangan:



Gambar 2.5. Bangunan Hotel dan Ballroom Sumber: swiss-belhotel.com



Nama Bangunan



: Swiss-Belresidence Kalibata



Nama Proyek



: Woodland Park Residence



Lokasi



: Jl. Kalibata Raya No. 22 Jakarta



Luas Bangunan



: 1.130 m2 / lantai



Jumlah Lantai



: 16 lantai



Jumlah Kamar



: 212 kamar



Kapasitas fullbooked : 424 orang (2orang per kamar) Jumlah Tipe Kamar



: 5 tipe (163 Deluxe, 19 Grand Deluxe, 23 Executive Deluxe, 3 Grand Executive Deluxe, dan 4 Executive Suite)



Developer



: Pardika Wisthi Sarana Property



34



Arstitek



: PT. Airmas Asri



Fasilitas



: Gym, Kolam Renang, Restaurant, Minimarket, Spa, ATM Center, Taman Tematik, Meeting Room, Ballroom (R. Serba guna), Bar



Jumlah R. MICE



: 9 ruang rapat dan 1 ballroom



Pengguna



: Karyawan, Pengunjung, dan Penghuni hotel



Foto Survey :



(A)



(B)



(C)



(D)



(E)



(F)



35



(G) Gambar 2.6. Hasil foto survey (Keterangan : A-B. Area Tunggu; C. Bar; D. Restoran; E. Ruang rapat; F. Ruang kamar; G. Ruang Gym) Sumber: Dokumentasi pribadi



2.6.2. Data Lapangan Non- Fisik A. Sejarah Singkat Perusahaan Hotel Swiss-Belresidence Kalibata merupakan salah satu hotel bintang 4 di daerah Jakarta Selatan, tepatnya di Jl. Kalibata Raya No. 22. Menawarkan fasilitas bisnis yaitu, hotel, ballroom, meeting room, kolam renang, spa and gym, restoran dan bar. Hotel ini dikembangkan oleh Pardika Wisthi Sarana Property dan merupakan bagian dari proyek Woodland Park Residence dan diresmikan pada tahun 2015 dibawah nauangan managemen hotel Swiss-Belhotel International (sebuah perusahaan internasional yang biasa menangani managemen hotel dan berpusat di Hongkong). B. Visi dan Misi Perusahaan “Untuk memperkuat tujuan kami untuk menjadi pemimpin pada bidang manajemen hotel internasional, tempat peristirahatan, tempat tinggal dengan penyatuan yang unik dari perhotelan ala swiss, profesionalisme, dan sesuai dengan selera orang asia untuk mempertahankan kebijakan kami dengan para pemilik properti dengan penanam modal dari hari ke 36



hari



dengan



maksud



untuk



menjalin



keharmonisan



dan



kerjasamayang kuat antara pemilik dan Swiss-Belhotel International.” C. Logo Perusahaan Merek dapat berupa nama, kata, frasa, logo, lambang, desain bentuk, gambar, atau kombinasi dua atau lebih unsur tersebut. Di Indonesia, hak merek dilindungi melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Sebagai salah satu hotel berskala besar dan berstandar internasional, Swiss-Belresidence mempunyai logo yang diharapkan bisa mewakili perusahaan dan manajemen hotel internasional dari Swiss-Belhotel.



Visualisasi Logo



Gambar 2.7. Visualisasi Logo Managemen Perusahaan Sumber : swiss-belhotel.com



Pada gambar logo diatas, menunjukkan gambar (a) mewakili huruf S untuk kata Swiss dan gambar (b) mewakili huruf B untuk kata Belresidence. 



Kata Swiss Kata Swiss berasal dari nama negara dari pembangun jaringan manajemen perhotelan. Kata ini juga diambil berhubungan dengan kepopuleran bisnis dunia industri perhotelan Swiss yang merupakan negara yang cukup dikenal dengan industri perhotelannya.







Kata Belresidence Kata



Belresidence



merupakan



singkatan



dari



Beautiful



Residence, dimana tujuan utama dari manajemen perhotelan ini



37



adalah membangun hotel-hotel yang cantik, indah dan baik untuk lingkungannya. 



Kata International Kata International menunjukkan bahwa manajemen perhotelan ini sudah memasuki dunia internasional dengan mempunyai banyak cabang hotel yang tersebar di dunia.







Warna Untuk pemilihan warna dari logo, dipilih sesuai dengan warna bendera negara Swiss. Warna merah juga dipilih oleh SwissBelhotel karena menurut kepercayaan dan kultur budaya Asia, khususnya negara China, warna merah bisa menunjukkan tentang kesuksesan, kemakmuran, dan juga kebahagiaan.



D. Analisa Site Bangunan Berdiri di sekitar kawasan padat bangunan industri dan pemerintahan (sekolah maupun instansi pemerintah/ swasta) di Jakarta Selatan, membuat hotel bisnis ini menjadi salah satu area yang strategis sebagai hotel transit bagi para pebisnis yang memang ingin melakukan bisnis di daerah Kalibata maupun sekitarnya. Ditambah lagi hotel bisnis ini dekat dengan kawasan segitiga emas Jakarta, yaitu Kuningan. Keberadaan hotel ini dapat menunjang kehidupan para pebisnis yang memang membutuhkan akses yang cepat, baik mengakses tempat kerja atau tempat-tempat penting lain. Dapat dilihat pada batas lingkungan fisik bangunan: Utara



:



Perumahan DPR RI Kalibata, Kawasan Segitia Emas



Jakarta, an Jakarta Inner Ring Road Barat



: Stasiun Kereta Duren Kalibata,Taman Makam Pahlawan, Kantor Pelayanan Pajak, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri



38



Timur



: Sungai Ciliwung, Badan Kepegawaian Negara, R.S. Budi Asih, Universitas Kristen Indonesia



Selatan



: Plaza Kalibata dan Pusat Grosir Cililitan



 Gambar Peta Lokasi Hotel



Gambar 2.8. Peta Lokasi Hotel Sumber : google.com



Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa hotel terletak di tempat yang padat akan aktivitas industri, sekolah / universitas dan perkantoran (swasta/ pemerintah). Membuat lokasi hotel menjadi tempat yang strategis untuk digunakan apabila para pebisnis ingin mendapatkan suasana pertemuan/ rapat yang berbeda dari yang biasa dilakukan di area kantor.  Gambar Site Plan



Gambar 2.9. Site Plan Sumber : Dokumentasi Pribadi



Dapat dilihat bahwa bangunan condotel ini dibangun pada kawasan apartemen Woodland Park Residence Kalibata. Dimana pengembang 39



apartemen ini merupakan pemilik dari condotel yang dikelola oleh SwissBelresidence. Berikut lampiran denah yang akan diredesain:



Gambar 2.10. Denah eksisting lantai 1 Sumber : PT.Airmas Asri



Gambar 2.11. Denah eksisting lantai 2 Sumber : PT.Airmas Asri



Gambar 2.12. Denah eksisting lantai 3 Sumber : PT.Airmas Asri



40



Gambar 2.13. Denah eksisting lantai 4 Sumber : PT.Airmas Asri



Gambar 2.14. Denah eksisting lantai 5 Sumber : PT.Airmas Asri



Gambar 2.15. Denah eksisting lantai 6 (tipikal 6-16) Sumber : PT.Airmas Asri



41



E. Struktur Organisasi -



General Manager



-



Sales & Marketing



: Penjualan dan pemasaran



-



Human Resources



: Pengembangan sumber daya manusia



-



Finance



: Pengelolaan keuangan perusahaan



-



Projects



: Pengembangan dari bagian properti



-



Technical Services



: Pelayanan teknis (baik untuk proyek



maupun properti yang sudah berjalan) -



Relief Manager



: Pengganti kekosongan jabatan GM untuk



beberapa waktu -



Culinary Operations Manager



: Pengelola makanan dari pihak



operational hotel -



Public Relations & Promotional : Bagian yang mengelola kegiatan promosi dari properti Bagan 2.1. Struktur Organisasi Sumber : Data Perusahaan General Manager



Human Resources



Financial Controller



Project Manager



Chief Accountant



Manager



Room Manager



Sales Manager



Secretary & PR



Food & Beverages Manager



Chief Engineer



Secara umum pembagian ruang berdasarkan kebutuhan pengguna dan fungsinya pada Swiss-Belresidence cukup memenuhi standar kebutuhan ruang yang ada (Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes), berikut perbandingan pembagian ruang antara Swiss-Belresidence Kalibata dengan Walter A.Rutes (Hotel Planning and Design) :



42



Tabel 2.8. Tabel Perbandingan Ruang antara Swiss-Belresidence dan Buku Hotel Planning and Design Sumber : Data Perusahaan



No.



Hotel Planning and Design



Swiss-Belresidence



1.



Lobby







Food & Beverages (Restaurant & Bar) Meeting Room (Ballroom) Front Office Executive Office (Sales-Accounting) Kitchen Storage Employee Area Housekeeping/ Laundry







2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.



Engineering/ Mechanical Recreation (Swimming Pool & Gym-SpaSauna) Minimarket/ Store Business Center



√ √ √ √ √ √ Housekeeping (√ ) Laundry (-) √ Swimming Pool + Gym (√ ) Spa + Sauna ( - )



Keterangan



Terdapat kekurangan ruang pada SwissBelresidence, seperti ruang laundry, sauna+spa, dan business center. Sehingga perlu ditambah guna menyesuaikan dengan standar yang ada, tentunya dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan condotel.



√ -



 General Manager Office Ruangan ini adalah ruang kerja General Manager hotel.  Executive Office Ruangan ini digunakan oleh beberapa anggota tim sales & marketing dan juga Public Relations yang merangkap sekretaris.  Operator & Reservations Office Ruangan ini digunakan oleh operator yang bertugas untuk menerima telepon masuk dan mendelegasikannya ke bagian yang dituju. Di ruangan ini juga ada seorang reservator yang berfungsi untuk menerima reservasi dari tamu.  Front Office Desk Ruangan ini berada di daerah lobi dan digunakan oleh para Front Officer untuk menerima tamu pada saat check in, mengecek jam keluar tamu, menyusun pembagian kamar, mengurus administrasi dan memberikan keperluan kamar. 43



 Front Desk Office Ruangan ini digunakan oleh Room Manager dan juga digunakan untuk briefing tim FO yang selalu diadakan setiap hari untuk mendengar laporan kerja, masalah yang terjadi dan juga sekaligus evaluasi kerja tim tiap harinya.  Food & Beverage Office Ruangan ini adalah ruang kerja FB Manager, Assistant FB Manager, Sous Chef. Sama seperti tim FO, di ruangan ini pula diadakan briefing tim FB tiap harinya.  Kitchen Ruangan ini adalah ruang kerja sous chef bersama timnya dalam menyiapkan semua makanan yang dipesan oleh para tamu hotel. Ruangan ini hanya boleh dimasuki oleh tim FB dan tim kitchen. Hal ini disadari untuk menjaga higienitas dari kitchen sendiri.  Engineering Office Ruangan ini adalah ruang kerja tim engineering dan juga menyimpan keperluan untuk kerja tim.  Accounting Office Ruangan ini adalah ruang kerja tim accounting dan juga terdapat sebuah meja loket di jendela dekat meja general cashier untuk membayar supplier yang datang langsung menagih ke hotel.  Housekeeping Office Ruangan ini adalah ruang kerja tim housekeeping dan juga menyimpan keperluan untuk kerja tim.  Human Resources Office Ruangan ini adalah ruang kerja human resources manager dan juga seorang personal clerk yang membantu kerja human resources manager dalam mengawasi kinerja kerja para pegawai.  Security Office Ruangan ini adalah pos tim sekuriti yang terletak di basement paling depan untuk memudahkan untuk mengecek tiap orang yang hilir mudik ke dalam hotel melalui basement.



44



 Laundry Ruangan ini adalah ruangan khusus untuk menaruh kain yang hendak dicuci dan tempat untuk mencuci dan mengeringkan pakaian. Di sini pula tempat menyeterika dan merapikan segala jenis pakaian sebelum dikembalikan lagi kepada para tamu bersangkutan.  Food and Beverage Storage Ruangan ini adalah ruangan tempat menyimpan segala jenis peralatan dan bahan yang diperlukan oleh tim Food and Beverage. Sehingga memudahkan karyawan untuk mendapatkan peralatan dan bahan yang diperlukan.  General Storage Ruangan ini adalah ruangan tempat menyimpan segala jenis peralatan dan perlengkapan kantor yang diperlukan oleh semua jenis divisi perusahaan. Ruangan ini juga digunakan untuk menyimpan barang-barang yang diperlukan oleh sales & marketing, serta public relations.



F. Analisa Perusahaan Pemilik Swiss-Belresidence merupakan condotel yang dimiliki oleh Pardika Wisthi Sarana Property dan merupakan bagian dari proyek Woodland Park Residence yang diresmikan pada tahun 2015 dan dioperasikan dibawah nauangan managemen hotel Swiss-Belhotel International. Konsep yang digunakan oleh Woodland Park Residence adalah Green & Healthy Living. Maksud dari Green & Healthy Living, condotel ini ingin mengedepankan kualitas sehat, nyaman, dan hijau dengan memberikan nilai lebih dari sisi emosional pada properti yang dibangunnya. Beberapa hasil konsep yang telah diaplikasikan pada bangunan dan sekitarnya adalah mempertahankan pohon rindang sekitar kondotel (agar lingkungan apartemen dan condotel tetap asri), menggunakan material pelapis kaca untuk meredam panas (dapat mengurangi pemakaian AC berlebih), menggunakan gas engine sebagai cadangan dan sumber listrik (dapat



45



mengurangi pemakaian listrik yang bersumber dari PLN), memanfaatkan olahan air sungai ciliwung, tidak banyak menggunakan penyekat ruangan pada area publik, dan menggunakan furnitur yang berbahan dasar ramah lingkungan (dominan rotan). Apabila dilihat dari interiornya sendiri, pengaplikasian identitas perusahaan terlihat hanya pada bagian backdrop receptionist berupa pohon rindang yang berasal dari logo Woodland Park Residence.



Gambar 2.16. Logo Perusahaan Sumber: google.com



Logo perusahaan pemilik diatas, dilambangkan dengan gambar pohon, dimana perusahaan ini menginginkan condotelnya memiliki konsep yang berbeda dengan condotel/ hotel yang lain, yaitu konsep melestarikan lingkungan dan menjadikan condotel hunian yang asri/ hijau ditengah kota. Dengan penggunaan warna utama, yaitu warna cokelat (gradasi) pada tiap ruangannya. Berikut merupakan tabel analisa studi banding antar Swiss-Belresidence Jakarta dengan Arion Swiss-Belhotel Bandung. Studi banding dilakukan pada operator sejenis dikarenakan untuk mendapatkan ciri khas dari tiap Swiss-Belhotel.



46



Tabel 2.9. Analisa Interior Antar Swiss-Belhotel Sumber : Data Pribadi



Swiss-Belresidence Jakarta



Arion Swiss-Belhotel Bandung



Area Receptionist & Area Tunggu



Lantai : Menggunakan lantai marmer polos berwarna krem dan pada area tunggu diberi tambahan karpet sebagai pembatas area antara area lobby dengan area tunggu. Dinding : Tidak ada treatment khusus, hanya berupa cat polos berwarna krem dan didominasi oleh kacakaca berukuran besar yang bersifat masif. Sehingga memudahkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Plafon : Langit-langit berupa flat ceiling dan di cat menggunakan warna putih serta pada area ini plafond sengaja dibuat menyatu sampai lantai 2 untuk memberikan kesan luas dan megah. Furnitur : - Penggayaan yang simple –minimalis/ scandinavian digunakan untuk furnitur (bentukan kotak namun tidak se-kaku bentuk furnitur modern) terlihat pada bentuk furnitur yang digunakan untk area tunggu. Motif dan material terbarukan dijadikan sebagai point of interest pada area lobby. - Meja receptionist menggunakan material marmer dengan warna putih gading dan gambar pohon pada bagian backdrop sebagai perwujudan identitas perusahaan.



Lantai : Menggunakan lantai marmer polos berwarna krem dan terdapat border dengan warna cokelat tua pada lantai area publik serta pada area tunggu diberi tambahan karpet sebagai pembatas area antara area yang ada. Dinding : Treatment pada dinding berupa penggunaan batu marmer pada dinding, wallpaper dengan bentuk klasik dan berwarna emas, serta cat polos berwarna krem Plafon : Pada area tunggu dan lobby lift, plafon berupa up ceiling sebagai tanda pemisah ruangan dan di cat menggunakan warna putih Furnitur : - Baik sofa maupun coffee table memiliki ukuran yang besar dan diselimuti oleh kain dengan motif geometris. - Meja receptionist menggunakan material kayu dan sebagai backdrop terdapat logo hotel, Arion Swiss Belhotel



47



Area Restoran



Lantai : - Menggunakan lantai marmer berwarna krem - Tidak mengaplikasikan bentuk/ motif lain pada lantai karena condotel ingin memberikan kesan „rapih dan bersih‟ pada interior restoran (melihat kembali aspek dimana lokasi bangunan berdiri) Dinding : - Didominasi oleh dinding kaca, karena condotel ingin memperlihatkan view kepada pengunjung yang berada di restoran dan agar cahaya matahari dapat masuk ke area resotan dengan maksimal - Area restoran bersifat ruang terbuka - Bagian dinding tidak ada treatment interior, hanya di cat polos berwarna krem. Plafon : Berupa up ceiling dan tidak ada treatment lain. Plafon hanya di cat putih dan bentuk yang dipakai berupa kotak. Furnitur : Bentuk furnitur dibuat dengan model yang simple untuk menunjukkan bahwa condotel ini merupakan condotel bisnis yang mengangkat konsep hijau



Lantai : - Menggunakan lantai marmer dengan warna dominan krem dan marmer cokelat sebagai aksen - Mengaplikasikan bentuk/ motif border (garis pinggir) pada tengah area restoran dan pinggir ruangan (sebagai list pinggir lantai), karena hotel ini ingin memberikan nuansa „jaman dulu‟ namun dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman (melihat kembali aspek dimana lokasi bangunan berdiri) Dinding : - Dinding didominasi oleh dinding masif. Area jendela hanya terdapat pada satu sisi dan cahaya matahari pun tidak dapat masuk sepenuhnya. - Dinding sedikit diberi treatment berupa pengaplikasian keramik motif batu alam selain cat polos berwarna krem. Plafon : Berupa up ceiling dan tidak ada treatment lain. Plafon hanya di cat krem dan bentuk yang dipakai berupa kotak dan beberapa bulat Furnitur : Bentuk furnitur dibuat dengan model yang mencerminkan penggayaan ‟jaman dulu‟ dan menunjukkan bahwa hotel tersebut berada dikawasan identik dengan lokalitas yang berkembang (Bandung)



Area Kamar



48



Lantai :



Lantai :



Mayoritas menggunakan karpet pada area umum dan private dengan motif kain tradisional Indonesia (tenun) –representasi dari pengenalan identitas Indonesia pada interior condotel. Dipilih kain tenun karena selain kain batik, kain tenun merupakan ciri khas lain yang dimiliki oleh Indonesia.



Mayoritas lantai pada hotel ini menggunakan karpet pada area umum maupun private dengan motif yang digunakan berupa bunga – representasi dari kota Bandung = kota bunga



Dinding : - Tidak ada treatment khusus, hanya berupa cat polos berwarna krem. - Untuk menyiasati ukuran ruang yang kecil, condotel ini menggunakan cermin agar memberikan efek luas pada ruangan. Plafon : Langit-langit berupa flat ceiling dan di cat polos berwarna putih Furnitur : - Komposisi antara ukuran, bentuk dan treatment ruang diseimbangi dengan bentuk furnitur yang didominasi oleh bentuk kotak dan tabung sebagai aksen pengisi ruang - Penggayaan yang simple –minimalis/ scandinavian digunakan untuk furnitur (bentukan kotak namun tidak se-kaku bentuk furnitur modern)



Dinding : Tidak ada treatment khusus, hanya berupa cat polos berwarna krem. Plafon : Langit-langit berupa flat ceiling dan di cat polos berwarna putih Furnitur : - Terdapat armless sofa pada area kasur - Bentukan furnitur cenderung kaku (kotak dan segitiga) - Penggayaan lebih mengarh ke kolonial dan art deco (melihat pengunaan bentuk lampshade dan side table)



Area R. Meeting



Lantai : Mayoritas menggunakan karpet pada area umum dan private dengan motif kain tradisional Indonesia (tenun) –representasi dari pengenalan identitas Indonesia pada interior condotel. Dipilih kain tenun karena selain kain batik, kain tenun merupakan ciri khas lain yang dimiliki oleh Indonesia.



Lantai : Mayoritas menggunakan lantai marmer polos berwarna krem



Dinding : Tidak ada treatment khusus, hanya berupa cat polos berwarna krem.



Dinding : Menggunakan dinding panel membentuk motif art deco dengan memadukan warna cokelat tua sebagai warna dasar dan warna krem sebagai warna aksen.



Plafon : Langit-langit berupa flat ceiling dan di cat polos



Plafon : Langit-langit berupa up ceiling dan di cat



49



berwarna krem



polos berwarna krem. Pencahayaan pada ruangan terdapat pada modul kotak berulang.



Furnitur : - Menggunakan meja lipat (agar meja menjadi lebih fleksibel saat digunakan maupun disimpan)



Furnitur : - Didominasi oleh warna cokelat (seabgai penyeimbang komposisi ruang antara bentuk, ukuran, warna pada ruang rapat)



Area Ballroom



Lantai : Mayoritas menggunakan karpet pada area umum dan private dengan motif kain tradisional Indonesia (tenun) –representasi dari pengenalan identitas Indonesia pada interior condotel. Dipilih kain tenun karena selain kain batik, kain tenun merupakan ciri khas lain yang dimiliki oleh Indonesia. Dinding : Tidak ada treatment khusus, hanya berupa cat polos berwarna taupe (cokelat keabu-abuan) Plafon : Langit-langit berupa up ceiling dan di cat polos berwarna krem dan terdapat hidden lamp pada bagian list ceiling yang di treatment. Furnitur : - Penggayaan yang simple –minimalis/ scandinavian digunakan untuk furnitur (bentukan kotak namun tidak se-kaku bentuk furnitur modern) terlihat pada bentuk lampu gantung yang digunakan sebagai lampu general pada ruang ballroom - Menggunakan meja lipat (agar meja menjadi lebih fleksibel saat digunakan maupun disimpan)



Lantai : Mayoritas lantai pada hotel ini menggunakan karpet pada area umum maupun private dengan motif yang digunakan berupa bunga – representasi dari kota Bandung = kota bunga Dinding : - Treatment berupa bentukan berulang (modul) kotak-kotak dengan motif detail bunga. - Warna emas digunakan sebagai ciri khas dari penggayaan art deco itu sendiri Plafon : Langit-langit dibentuk mengikuti bentuk atap rumah pada umumnya agar ruangan tidak terkesan sempit. Furnitur : - Didominasi oleh warna cokelat (seabgai penyeimbang komposisi ruang antara bentuk, ukuran, warna pada ruang ballroom) - Bentuk lampu gantung yang digunakan pun mencerminkan penggayaan art deco yang diusung oleh hotel di Bandung



Area Bar & Lounge



50



Lantai : Lantai : Menggunakan lantai marmer polos berwarna krem Dinding : Tidak ada treatment khusus, hanya berupa cat polos berwarna krem dan didominasi oleh kacakaca berukuran besar yang bersifat masif. Sehingga memudahkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Plafon : Langit-langit berupa flat ceiling dan di cat menggunakan warna putih Furnitur : Penggayaan yang simple –minimalis/ scandinavian digunakan untuk furnitur (bentukan kotak namun tidak se-kaku bentuk furnitur modern) terlihat pada bentuk furnitur yang digunakan untk area bar & lounge. Motif dan material terbarukan dijadikan sebagai point of interest pada area bar & lounge (umumnya area lobby)



Lantai pada area ini menggunakan parquet laminate. Hal ini dikarenakan sifat ruang area bar & lounge bersifat lebih santai dibandingkan ruang-ruang yang ada. Dinding : - Area bar & lounge merupakan area semioutdoor, dimana area ini berhadapan langsung dengan area kolam renang dan komposisi antara dinding masif dan kaca adalah 50-50%. - Dinding sedikit diberi treatment berupa pengaplikasian keramik motif batu alam selain Plafon : Langit-langit berupa up ceiling dan di cat polos berwarna krem dan terdapat lampu general pada tengah area plafond yang di treatment. Bentukan bulat-bulat tidak beraturan merupakan representasi kelopak bunga. Furnitur : Bentuk furnitur dibuat dengan model yang mencerminkan penggayaan ‟jaman dulu‟ dan menunjukkan bahwa hotel tersebut berada dikawasan identik dengan lokalitas yang berkembang (Bandung)



G. Analisa Warna Warna dominan yang digunakan pada elemen interior condotel adalah warna cokelat dan turunannya (cokelat muda, krem, hingga putih gading). Warna ini digunakan oleh condotel untuk memberikan kesan hangat, tenang, dan bersahabat. Pemilihan warna ini juga didukung dengan logo serta konsep utama hotel yang berhubungan dengan lingkungan/ alam.



51



Gambar 2.17. Tone warna Swiss-Belresidence Sumber: google.com



Pemilihan warna ini juga berkaitan dengan lingkungan sekitar condotel dimana mayoritasnya adalah bangunan bertingkat tinggi dan tidak begitu banyak area hijau yang ditemukan. Sehingga hotel memilih untuk menggunakan warna yang berhubungan dengan alam agar dapat membuat orang nyaman dan dapat menghadirkan kesan alami pada tiap ruang condotel.



H. Analisa Bentuk Untuk ruang, bentuk yang dipakai adalah kotak dan terpaku pada kolom bangunan yang ada serta bentuk bangunan yang sedikit memanjang. Sehingga apabila bentuk lain (lingkaran atau organis) digunakan sebagai pembentuk ruang, maka akan terdapat banyak ruang kosong yang terbuang dan tidak terpakai.



52



Gambar 2.18. Layout Lt.1 (atas) dan Lt. 4 (bawah) Sumber: Arsip Perencana



Untuk furnitur, bentuk yang digunakan didominasi oleh bentuk kotak (persegi/ persegi panjang). Baik furnitur yang diaplikasikan pada tiap kamar, maupun furnitur yang digunakan pada area publik (area tunggu, receptionist, bar, restoran, dan ruang rapat). Namun terdapat furnitur dengan bentuk lingkaran, yaitu pada area lounge, dikarenakan area tersebut memang ditujukan untuk kegiatan bersantai, sehingga diberikan bentuk furnitur yang tidak kaku (kotak).



Gambar 2.19. Area lounge Sumber: Dokumentasi pribadi



I. Analisa Material Untuk lantai, material yang digunakan didominasi oleh karpet sebagai pelapis tambahan, dan pelapis utama adalah marmer berwarna krem. Lantai marmer berwarna krem digunakan pada seluruh area condotel.



53



Marmer digunakan untuk memberikan kesan formal, dan mewah, sedangkan karpet digunakan untuk memberikan kesan hangat dan mengurangi kesan formal yang ada pada lantai marmer.



Gambar 2.20. Material dominan pada condotel Sumber: google.com



Untuk dinding, condotel tidak menerapkan material lain selain cat dinding pada toilet, restoran dan minimarket; wallpaper pada tiap area yang ada, seperti kamar, ruang rapat-ballroom, lobby, kantor, dan mushola; serta marmer pada area toilet. Untuk plafon, material yang digunakan adalah flat gypsum biasa, gypsum akustik, dan gypsum anti lembab untuk area toilet, penyimpanan makanan, dan mushola. Tidak ada treatment lebih yang digunakan pada plafon condotel, kecuali pada area ballroom dan rapat yang plafon-nya menggunakan tipe suspended ceiling.



Gambar 2.21. Tipe plafon pada condotel Sumber: swiss-belhotel.com



54



J. Analisa Furnitur Dikarenakan condotel mengangkat konsep Green and Healthy Living, maka tentunya produk furnitur yang digunakan pun perlu mendukung konsep itu sendiri. Furnitur yang digunakan pada condotel menggunakan material yang dapat diperbarui dan merupakan furnitur hand-made (bukan produk keluaran pabrik-an skala besar), mulai dari sofa single/ double, coffee table, kursi santai, dan kasur. Furnitur-nya sendiri diproduksi oleh Box Living yang memang memiliki satu tujuan yang sama dengan condotel, yaitu menciptakan kehidupan yang lebih sehat tanpa merusak lingkungan. Material yang digunakan didominasi oleh rotan dan limbah kayu, sehingga antara produk satu dan yang lain tidak memiliki tekstur yang sama. Tekstur pada furnitur berupa anyaman yang menjadi ciri khas pada tiap seri desain yang dikeluarkan oleh Box Living. Furnitur diberi natural finishing agar dapat menonjolkan tekstur dan warna asli dari furnitur yang digunakan. Selain mengurangi penggunaan cat, hal ini dapat memberikan nilai estetika lebih pada ruangan.



Gambar 2.22. Furnitur yang digunakan pada condotel Sumber: box-living.com



K. Analisa Organisasi Ruang Organisasi ruang pada condotel masih ada yang belum sesuai dengan faktor kebutuhan dan kegiatan yang berhubungan antara ruang satu dengan yang lain. Terdapat beberapa fasilitas yang belum tersedia/ belum sesuai dengan standar condotel bisnis yang memang memfokuskan diri pada kegiatan bisnis, dan pertemuan-pertemuan serta kegiatan menginap.



55



Berdasarkan kegiatan, kegiatan utama condotel Swiss-Belresidence adalah kegiatan rapat/ pertemuan dan menginap (fungsi privat). Peletakan fungsi hunian pada condotel ini sudah sesuai dengan susunan peletakan ruang dan terpisah dari fungsi lainnya. Begitupun dengan fungsi bisnis/ rapat/ pertemuan, untuk menunjang kegiatan tersebut, condotel ini difasilitasi dengan adanya ruang rapat penuh pada dua lantai condotel termasuk ruang ballroom, business center, dan prefunction (yang fungsinya berhubungan dengan fungsi bisnis). Selain kegiatan bisnis dan menginap, condotel ini difasilitasi dengan kegiatan penunjang lain, yaitu kegiatan rekreasi dan relaksasi (fungsi publik dan semi-publik), kegiatan servis, dan kegiatan administrasi (fungsi privat). Kegiatan rekreasi dan relaksasi diantaranya lobby, bar & lounge, kolam renang, restoran, mini market, dan gym & massage, dimana ruangruang tersebut bersifat publik dan semi-publik. Terdapat beberapa peletakan fungsi relaksasi dan rekreasi, fungsi servis, dan fungsi administrasi yang belum sesuai. Berikut organisasi ruang yang digunakan pada condotel Swiss-Belresidence: Bagan 2.2. Organisasi ruang pada condotel Sumber: Data Pribadi



FUNGSI PRIVAT ( Kegiatan Hunian dan Bisnis )



FUNGSI SEMI PUBLIK ( Kegiatan Rekreasi dan Relaksasi )



FUNGSI SERVIS ( Kegiatan Servis : Toilet, Lift, R. Penyimapanan, Dapur)



FUNGSI SEMI PUBLIK FUNGSI PRIVAT ( Kegiatan Administrasi )



FUNGSI PUBLIK ( Lobby dan Area Tunggu )



56



Organisasi ruang dilihat secara vertikal yang digunakan pada condotel SwissBelresidence :



Lantai 6 Lantai 5



Lantai 4



KAMAR



GYM & MASSAGE



KOLAM RENANG



KAMAR



TOILET



RUANG RAPAT



Lantai 3



RUANG MANAGER



TOILET



BALLROOM



Lantai 2



DAPUR



TOILET



RESTORAN



Lantai Ground



MINI MARKET



TOILET



RUANG STAFF



LOBBY



Gambar 2.23. Organisasi ruang secara vertikal berdasarkan zona Sumber: Data Pribadi



L. Analisa Sirkulasi Sirkulasi memiliki beberapa bentuk pola yang dapat diaplikasikan pada layout ruang interior, diantaranya: linear, spiral, radial, network, dan campuran. Tidak semua pola sirkulasi dapat diterapkan pada bangunan condotel ini, karena pada kondisi eksisting, hanya pola linear-lah yang dapat teraplikasi secara keseluruhan pada tiap lantainya. Sebenarnya pola sirkulasi yang diaplikasikan harus sesuai dengan kebutuhan serta fungsi dari area tersebut, agar sirkulasi yang terbentuk menjadi harmonis antara ruang satu dengan yang lain. Berikut tabel pola sirkulasi yang ada pada interior apabila diterapkan pada bangunan condotel:



57



Tabel 2.10. Penerapan pola sirkulasi pada kondisi eksisting condotel Sumber: Data Pribadi



No



Sirkulasi



Analisa



Ruang



Pola sirkulasi seperti ini cocok diaplikasikan pada area dengan luasan yang terbatas dan memiliki fungsi ruang yang sejenis/ sama. Sehingga, tidak banyak terjadi sirkulasi silang/ bertabrakan. Setidaknya hanya terjadi sirkulasi bolak-balik namun searah.



1.



Linear



Radial 2.



Network 3.



Koridor Kamar Koridor R.Rapat Koridor Lobby Kamar Musholla



Pola radial terlihat pada area ballroom, dimana tamu/ pengunjung ketika berada di lantai ballroom berkumpul dulu pada area tunggu (tengah ruangan) sebelum nantinya masuk ke area ballroom atau ruang rapat atau musholla. Pola network memudahkan pengguna untuk mengakses area satu dan lain dengan mudah. Tidak begitu terjadi banyak sirkulasi silang/ tabrakan terhadap pengguna karena terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan area satu dengan lain.



Ballroom Lobby



Restoran Dapur



58



M. Analisa Pencahayaan Condotel ini menggunakan pencahayaan alami pada hampir semua area publik. Dikarenakan area tersebut didominasi oleh kaca dengan ukuran yang besar, sehingga memudahkan cahaya untuk masuk ke dalam ruangan. Hal ini juga didukung dengan posisi bangunan condotel ini sendiri yang menghadap ke arah utara, membuat cahaya alami dapat menerangi interior condotel secara maksimal. Selain itu, condotel juga dapat menghemat penggunaan listrik untuk pencahayaan buatan mulai dari pagi hari sampai siang hari. Untuk pencahayaan buatan, condotel ini menggunakan beberapa jenis lampu, diantaranya chandelier (lampu gantung) pada area dengan tipe ceiling yang tinggi untuk memberikan kesan mewah; downlight digunakan pada area koridor, kamar, restoran, dan ballroom, dengan pertimbangan area tersebut bukan area dengan kebutuhan cahaya yang tinggi (fokus); dan lampu general digunakan pada area dengan kebutuhan cahaya yang tinggi (fokus), seperti back office, ruang manager, fasilitas pendukung (gym, dapur, storage (penyimpanan/ linen), ruang rapat).



(A)



(B)



(C)



Gambar 2.24. Penerapan lampu pada ruangan (A) lampu gantung, (B) lampu general, dan (C) lampu downlight Sumber: Dokumentasi pribadi dan hotel



59



Tabel 2.11. Analisa Pencahayaan Alami dan Buatan Sumber : Data Pribadi (dokumentasi pribadi dan website)



NO



RUANG



ALAMI



BUATAN



ANALISA



Terdapat general



menghadap ke utara. Hal ini



Pintu masuk condotel ini



Lobby



Dinding banyak menggunakan jendela dengan 1.



ukuran besar, sehingga cahaya banyak yang masuk ke dalam ruangan.



lighting, standing



sebenarnya mendukung



lamp, spotlight, desk



pencahayaan alami masuk ke



lamp dan chandelier



ruangan secara maksimal.



(lampu gantung).



Namun, pada bagian timur



Titik lampu



condotel terdapat bangunan



diletakkan pada area



apartemen, sehingga area



ruang tunggu yang



pintu masuk menjadi lebih



memang tidak



gelap dibandingkan area



mendapatkan cahaya



tunggu yang sama-sama



matahari yang



terdapat pada lobby.



banyak



Dibutuhkan cahaya buatan pada area pintu masuk.



Terdapat general lighting, downlight,



Ballroom



Terdapat pencahayaan alami, karena sebagian



2.



dinding ruang ini merupakan dinding kaca dengan ukuran besar.



dan chandelier (lampu gantung). Titik lampu



Dibutuhkan tambahan jenis



diletakkan pada tiap



pencahayaan buatan lain



area tengah ruangan



untuk menghadirkan kesan



,agar pada saat



mewah



ruangan dibagi menjadi 3, ruangan mendapatkan cahaya yang cukup (sesuai)



Restaurant



Pencahayaan pada ruangan



Area restoran



ini sudah cukup.



dikelilingi oleh dinding kaca, sehingga cahaya



3.



matahari dapat masuk ke dalam



Penempatan titik lampu Terdapat lampu gantung dan



dinding kaca, sehingga



downlight.



pembagian penerangan lampu antara sisi yang



ruangan meski tidak



terkena cahaya matahari dan



maksimal.



Koridor



Terdapat pencahayaan alami pada sisi utara



4.



dinding koridor karena sisi selatan terhalang oleh ruang kamar



tidak dekat dengan area



tidak, sudah imbang. Menggunakan general lighting



Pencahayaan sudah cukup,



sebagai penerang



hanya perlu nambahkan



koridor dan sebagai



aksen agar lampu tidak



penunjuk ruang



terkesan monoton



kamar



60



Kamar



Terdapat general Terdapat jendela



5.



lighting, lampu



masif pada kamar



gantung, dan desk



Dibutuhkan permainan



bersebrangan



lamp. Penempatan



warna untuk menghadirkan



dengan pintu masuk



titik lampu pada



kesan sustainable.



kamar.



area kamar sudah sesuai.



Dapat dilihat, warna lampu yang digunakan pun adalah warna kuning dan putih gading. Bergantung pada kegunaan dan kebutuhan masing-masing ruang yang ada. Warna kuning digunakan untuk memberikan kesan hangat, sedangkan warna putih gading digunakan untuk memberikan kesan sedikit formal pada ruangan namun tetap hangat dan bersahabat (Andri, Marketing Staff Swiss-Belresidence). N. Analisa Penghawaan Penghawaan pada condotel menggunakan dua jenis, yaitu alami dan buatan. Penghawaan alami digunakan pada area publik (restoran dan ballroom) dimana kapasitas pengunjung terbanyak dapat diakomodasi dan berkumpul pada satu area. Untuk penghawaan alami, sebenarnya angin tidak dapat bergerak bebas/ masuk ke dalam bangunan condotel karena hampir seluruhnya bangunan condotel ditutupi oleh dinding. Hanya bagian luar/ outdoor saja yang masih dapat terkena penghawaan alami. Sebenarnya ruang kamar bisa saja mendapat penghawaan alami, namun tidak secara maksimal. Tabel 2.12. Analisa Penghawaan Alami dan Buatan Sumber : Data Pribadi (dokumentasi pribadi) NO



RUANG



ALAMI



BUATAN



ANALISA



Lobby 1.



-



Menggunakan AC Central



Dibutuhkan bukaan untuk menambah penghawaan alami.



61



2.



Ballroom



-



Menggunakan AC Split



Dibutuhkan bukaan untuk menambah penghawaan alami.



Rapat Menggunakan AC Split pada



3.



-



tiap ruang rapat



Dibutuhkan bukaan untuk menambah penghawaan alami.



Restaurant



4.



Penghawaan



Menggunakan



alami hanya pada



AC Central



bagian luar area



dam kipas



makan



angin gantung



Dibutuhkan bukaan untuk menambah penghawaan alami.



Koridor



-



5.



Menggunakan AC Central



Kamar



Penghawaan alami



Terdapat jendela,



6.



namun jendela



Menggunakan



tidak dapat



AC Split.



dibuka.



-



pada ruang kamar belum tercukupi karena jendela tidak dapat dibuka.



Karena hampir seluruh dinding condotel berupa dinding masif dan penghawaan alami tidak memungkinkan terjadi secara maksimal didalamnya, maka penghawaan buatan dibutuhkan. Penghawaan ini digunakan hampir pada seluruh ruangan yang ada, mulai dari AC, exhaust fan, maupun hood (dapur). Hal ini digunakan agar udara pada ruangan tetap terjaga kesegarannya. 62



O. Analisa Keamanan Seperti bangunan tingkat tinggi lainnya, selain dilengkapi dengan petugas keamanan (security) pada tiap pintu masuk akses, condotel ini juga dilengkapi dengan sprinkler dan smoke detector pada tiap lantai dan ruang. Lalu, terdapat hydrant box pada pintu masuk utama sebagai antisipasi alat kemanan bila terjadi kebakaran. Fire extingusiher juga disediakan pada tiap lantai bangunan yang berdekatan dengan lobby lift service serta tangga darurat sebagai sarana kemanan dasar yang terletak pada sisi kiri dan kanan bangunan.



Gambar 2.25. Tangga darurat Sumber: Arsip Perencana



P. Analisa Aktivitas Pengguna Condotel Pengguna hotel antara lain, yaitu tamu, pengunjung dan pengelola yang masing-masing memiliki aktivitas serta kebutuhan berbeda. Rincian aktivitas serta kebutuhan berdasarkan pengguna, sebagai berikut: Tabel 2.13. Analisa Aktivitas Pengguna Condotel Sumber : Data Pribadi



Pengguna



Tamu



Aktivitas      



Datang Administrasi (check in) Menginap Makan & Minum Rekreasi/Olahraga Meeting, Seminar, Pertemuan lainnya 63







Check Out



  



Datang Administrasi Olahraga/Rekreasi (kegiatan pertemuan, seminar, dll)  Makan & Minum  Pulang  Datang  Absen  Ganti Seragam  Pelayanan (Restoran/Rekreasi/ Resepsionis/Fasilitas Kamar 24 jam dll)  Istirahat  Pelayanan  Pulang



Pengunjung



Pengelola



Flow activity pengguna ruang : Makan & Minum



Tamu (Menginap)



Administrasi (Check-In)



Menginap (Kamar)



Rekreasi & Olahraga Rapat/ Seminar/ Pertemuan



Administrasi (Check-Out)



Menunggu



Pengunjung



Administrasi



Rapat/ Seminar/ Pertemuan



Pulang



Makan & Minum



Petinggi Perusahaan : Kerja Kantoran mengelola dan memantau managemen hotel



Pengelola



Pulang



Absen



Ganti Seragam Hotel



Pelayanan



Istirahat



Pelayanan + Security : Receptionist Bell boy Dapur Restoran Rekreasi/ Olahraga Pertokoan



64



Q. Analisa Jenis Ruang/ Fasilitas Jenis ruang/ fasilitas berdasarkan area/zona : Tabel 2.14. Jenis ruang berdasarkan area/ zona sumber: Data Pribadi



Aktivitas - Menunggu - Membaca buku - Berjalan - Menunggu - Duduk - Membaca buku/ majalah - Bertanya - Mengambil makanan - Makan & Minum - Mengisi makanan area buffet - Kegaitan transaksi - Minum & makan (snack) - Menyimpan bahan baku - Meracik minuman & manakan (snack) - Berbincang - Menunggu - Menyimpan barang jualan - Mendata stok barang - Kegiatan transaksi - Menyeduh minuman - Berdiskusi - Presentasi - Berbincang - Menulis - Duduk -



Berbincang Presentasi Makan &Minum Duduk



Mengantri Check-in/ Check-ou Membayar Bertanya Memberikan kunci kamar - Berenang



Fasilitas - Area Tunggu ( akses utama keluar-masuk tamu ketika datang ke condotel dan sebagai point of assembly ) - Sofa ( tipe: single/ double) - Stool - Coffee Table -



Meja receptionist Kursi makan Meja makan Counter (untuk tempat saji area buffet)



-



-



Meja bar Kursi bar Sink Rak/ lemari gelas Lemari penyimpanan (kabinet) Kulkas Peralatan meracik minum (blender, shaker, coffee maker, talenan- cutting board, pisau, dll) Rak/ lemari penyimpanan barang Freezer/ kulkas Meja kasir Microwave dan Dispenser



-



Meja rapat Kursi kerja White/ glass board Projector +LCD



-



- Meja (tipe: bulat/ persegi panjang) - Kursi - Stage - Ruang kontrol audio - Ruang penyimpanan kecil - Meja penerimaan tamu - Kursi - Ruang pertemuan kecil - Kasir - Security - Kolam renang



Ruang



Zona



Lobby



Area Tunggu



Restoran



Publik



Bar & Lounge



Minimarket



Ruang Rapat



Ballroom



SemiPublik



Receptionist



Kolam



65



- Bersantai



-



Mendaftar Menunggu Mengganti pakaian Berolahraga / massage - Membilas badan



- Tidur - Menaruh barang bawaan - Duduk - Menonton TV - Melakukan kerjaan - Minum/ makan



- Kegiatan air - Bercermin - Dandan - Menginput data - Memantau perkembangan condotel - Istirahat - Berdiskusi/ rapat kecil - Menyimpan dokumen-dokumen penting - Duduk - Menggunakan komputer



- Menginput data - Duduk - Menaruh barangbarang dalam loker - Menggunakan komputer - Memantau keadaan hotel



- Wahana bermain area kolam renang Gym: - Meja penerimaan & Kasir - Kursi - Stool (untuk menunggu) - Peralatan kebugaran (treadmill, grade elliptical cross trainer, barbel) - Dispenser Massage: - Tempat tidur - Ruang ganti (gantungan baju) - Meja peralatan praktik - Kasur (tipe: single/ double) - Sofa (tipe: single) - Small table - Side table - Meja kerja & kursi kerja - TV - Credenza/ rak gantung/ lemari penyimanan - Kulkas kecil - Perlengkapan tidur (bantalguling-seprai) - Closet duduk - Shower/ bathtub - Sink & cabinet penyimpanan - Rak handuk - Perlengkapan mandi



-



Meja kerja Kursi kerja Pantry kering Kamar mandi Mesin fotokopi dan print Rak/ Lemari penyimpanan barang - Meja rapat kecil & kursi



Area kantor hotel (yang berisi ruang kantor para petinggi hotel –manager, kepala bagian, sekretaris, dan loker karyawan) - Meja sekretaris & kursi - Sofa (tipe: single/ double) - Coffee table - Dispenser - Loker karyawan - Stool / kursi panjang - Lemari penyimpanan dokumen



Renang (outdoorindoor)



Gym & Massage



Kamar



Toilet kamar



Ruang Manager (executive room)



Privat



Front Office



66



- Mencuci tangan - Dandan - Kebutuhan air - Membersihkan bahan baku - Meracik masakan - Memproses masakan/ memasak - Menyajikan masakan - Mencuci piring dan panci



- Mengambil bahan baku untuk dimasak - Menyimpan barang - Menata dan mendata persediaan barang - Menyimpan barang - Menata dan mendata persediaan barang



- Perangkat elektronik (teleponkomputer) - Closet duduk - Sink (wastafel) - Kaca - Railing besi (untuk disable) - Meja Counter (tempat untuk menyiapkan dan meracik masakan) - Sink - Rak/ Lemari penyimpanan (kering & basah) - Kulkas/ Freezer - Kompor - Peralatan memasak - Lemari penyimpanan piring dan gelas



Toilet



Dapur Restoran Servis



- Rak/ Lemari penyimpanan (kering & basah) - Freezer - Kulkas



Ruang penyimpanan (makanan)



- Rak/ lemari penyimpanan



Ruang penyimpanan (linen)



R. Analisa Kebisingan Bangunan condotel ini berdiri tepat disamping stasiun kereta api, maka bising yang berasal dari suara kereta api pun tidak dapat dihindari. Dalam pengaplikasiannya, condotel hanya menggunakan plafon gypsum akustik pada tiap ruangan yang bersebelahan dengan stasiun kereta api. Ketebalan dinding masif maupun kaca pada sisi yang bersebelahan langsung dengan stasiun kereta tidak berbeda dengan ketebalan dinding lain pada bangunan condotel ini. Sehingga polusi suara yang berasal dari kereta api tidak dapat dihindari. Padahal, pencegahan bising ini seharusnya tidak hanya dari plafond saja, melainkan dari dinding maupun dari benda-benda pendukung lain.



67



S. Analisa Kebutuhan Ruang ‘Condotel Swiss-Belresidence Kalibata’



No.



1.



2.



3.



4.



Ruang (Luas m2)



Lobby



Receptionist



Security



Manager



Kapasitas (org)



± 50



± 15-20 (3 bagian area informasi)



3



6



Aktivitas Menerima tamu Sirkulasi masukkeluarnya tamu condotel Membawa tas/ koper Mengantri pada bagian informasi Bertanya (informasi) Check-in Check-out Duduk Memberikan kunci kamar Membayar



Dimensi



Jumlah unit furnitur



P (m)



L (m)



T (m)



2



0.82



0.56



2.2



-



-



-



-



-



-



-



-



-



Meja receptionsit



1



3



0.5



1.2



Furniture Alat detector -



0.9



0.5m2/ org x20= 10



0.9



0.3



2



0.8m2/ org x20= 16



3



1.4



0.6



0.75



0.6m2/ org x3= 1,8



Kursi



3



0.4



0.4



0.4



0.5m2/ org x3= 1,5



Memantau keadaan coondotel Mengerjakan kerjaan (menginput data)



Perngkat komputer + meja kerja



6



1.6



1.2



1.2



0.68m2/ org x6= 4,08



Duduk



Kursi kerja



6



0.5



0.5



0.5



Bertemu klien



Sofa



2



3



0.8



0.8



Meja



1



2.5



0.8



0.75



Kursi



6



0.4



0.4



0.4



Kabinet Wastafel Kulkas Sofa



3 1 1



0.8 1 0,8



0.6 0.4 0.6



0.8 0.4 1.6



Memantau keadaaan condotel via CCTV Duduk



4



Meja



2



20-25



Duduk/ Menunggu



Sirkulasi



Luas Minimal (m2)



Total Luas Minimal (m2)



50%x (2,02 + 40) = 21



21 + 40 + 42.02 = 105,02



105,02



40%x (1,8+0,9+1,6 2+46) = 20,12



43,2+20,12+ 46 = 109,32



109,32



30%x (1,89+0,192 +3,3) = 13,72



2,08+3,3+13 ,72= 19,1



57,3



40%x (35,52+0,75 +3,84+1,5+0 ,38+1,15+0, 16+0,76) = 17,62



35,52+17,62 + 22,36= 75,5



75,5



70%x



40,8+9,01+2



75,5



0.8m2/ org x20= 16



0.5



Istirahat –Pantry Tunggu



0.8m2/ org x50= 40



0.5



Kursi Lemari penyimpanan Kasir



1



Diskusi/ Rapat kecil



5.



Standar (m2)



0.68m2/ org x6= 4,08 0.8m2/ org x6= 4,8 0.68m2/ org x6= 4,08 0.68m2/ org x6= 4,08 0.8m2/ org x6= 4,8 0.8m2/ org x6= 4,8 0.8m2/ org x6= 4,8



68



6.



Bar & Lounge



15-20



- Single



10



0.8



0.6



0.8



- 3 seat



3



2.4



0.8



0.8



Membaca koran/ majalah



Coffee Table



3



0.8



0.6



0.4



Duduk/ Menunggu Makan & Minum (ringan) Meracik makanan/ minuman Mencuci bahan baku dan peralatan makan dan minum



Kursi bar



15



0.4



0.4



0.9



Meja saji



5



0.4



0.5



1.2



Meja bar



5



0.6



0.5



0.8



Wastafel



2



1.2



0.4



0.4



Menaruh/ menstok bahan baku makanan/ minuman Membayar



7.



8.



Toilet



Minimarket



8



30



9.



Laundry



5



4



1.2



0.6



0.8



1



0.6



0.6



0.7



Wastafel



8



0.35



0.5



0.3



Closet duduk



8



0.7



0.4



0.4



Mengambil keranjang Melihat barang yang dijual Mengambil barang yang dijual Menyimpan stok barang penjualan dalam storage Membayar Menyeduh



Keranjang



2



0.5



0.3



0.25



Rak etalase



8



1.5



0.6



1.4



Membayar Mencuci Memilah baju Menyetrika



Rak Penyimpanan Kasir Dispenser Meja komputer Kasir Mesin Cuci Meja Meja Setrika



26+7.5+10,5 = 44



44



0.68m2/ org x8= 5,44



40%x (5,44+4,48+ 0,42) = 4,13



4,13+5,44+4 ,9= 14,47



217,05



0.8m2/ org x30= 24



50%x (44,4+0,075 +10+0,63+0, 32+4,2) = 29,81



44,4+15,22+ 29,81= 89,03



89,03



40%x (7,4+7,2+2,2 6+1,6) = 7,3



7,4+18,46+7 ,3= 33,16



33,16



3



2



0.5



1.4



1 2



1.5 0.4



0.6 0.4



0.7 1



0.68m2/ org x30= 20,4



0.68m2/ org x5= 3,4



2



2.5



0.6



1.2



2 7



0.6



0.6



0.9



2



2



0.5



0.8



4,92= 75,5



40% x (2.16+1.2+1. 2+0.384+2.3 04+0.252) = 10.5



0.8m / org x20= 16 Kabinet/ Lemari penyimpanan Kasir



(40,8+3,84+ 4,60+0,57) = 24,92



0.5m2/ org x20= 10



2



Mencuci tangan Kegiatan Air (Buang Air Kecil/ Besar)



Mendata barang laundry



0. 68m2/ org x20= 13,6 0. 68m2/ org x20= 13,6 0. 68m2/ org x20= 13,6



0.8m2/ org x5= 4



69



10.



Restoran



150-200



Menanyakan reservasi/ Bertanya Mengambil makanan Duduk Makan & Minum Membayar Mengambil bahan baku masakan Memotong bahan baku Mengolah bahan baku



11.



Dapur



35 (7 orang/ station)



Membersihkan bahan baku Menata masakan (plating) Menyajikan masakan Mencuci Piring/ Panci



12.



Penyimpana n (Food Storage)



5



Merapihkan/ menstok bahan baku (kering dan basah) Mengambil bahan baku untuk dimasak Menyimpan bahan baku (kering maupun basah) Presentasi Duduk



13.



Ballroom



150-200



Mencatat isi acara Makan & Minum Pertunjukan



Meja receptionist Meja Buffet Kursi Meja Kasir



2



2.5



0.5



1.2



6 150 35 1



2 0.4 0.8 -



0.8 0.4 0.8 -



0.8 1 0.7 -



Rak/ Lemari



4



-



-



-



Meja racik Meja racik – kompor



4



Wastafel



4



3



0.8m2/ org x150= 120



50%x (222+24+7,6 8+3+15,68) = 136



50,36+222+ 136= 408,36



408,36



50%x (51,8+3,84+ 2,88+3,84+1 ,92+2,52) = 33,4



51,8+15+33, 4= 100,2



100,2



0.8m2/ org x5= 4



40%x (4+8,64+2,3) = 5,9



4+10,94+5,9 = 20,84



20,84



0.68m2/ org x35= 23,8



40%x (143,8+24+3 ,75+6,91+3, 6) = 72,82



143,8+38,26 +72,82= 254,88



254,88



0.68m2/ org x150= 102



0.8m2/ org x35= 28 2



2



0.6



0.6



0.8



0.8 2



Meja Racik



2



2



0.6



0.8



Wastafel



4



1.4



0.5



0.9



Rak/ Lemari penyimpanan



6



2



0.4



1.8



0.68m / org x35= 23,8



Meja Racik



Freezer Projector + LCD Kursi Meja - Bulat - Persegi Panjang Meja Buffet Panggung



6



0.8



0.6



0.8



1



-



-



-



150 15



0.4



0.4



1



(per 1 meja)



1



0.5



0.5



6 1



1.8 4



0.8 1.5



0.8 0.6



(SDA) 0.8m2/ org x150=



70



120 Menunggu Presentasi 14.



Rapat



Min. 6



Menjabarkan sesuatu Duduk Menulis Memfotokopi Bertanya dan membayar



15.



Business Center



± 10



Menggunakan komputer Menunggu



16.



17.



18.



Audio Control



Penyimpana n (Linen)



Musholla



2



15



± 40



Mengatur dan memantau audio-visual pada area ballroom Duduk



19.



0.6



1



0.5m2/ org x6= 3



1



-



-



-



1 (per 1 orang)



1.5 0.6 1



0.8 0.6 0.5



0.03 1 0.75



0.68m2/ org x6= 4,08



Alat fotokopi Kasir Meja Kursi Sofa



2 1 3 3 2



1.2 3 1 0.4 0.7



0.7 0.6 0.5 0.4 0.7



1 1.2 0.7 1 1



Meja pantau



2



1.2



0.5



0.7



Projector + LCD Papan tulis Kursi Kerja Meja Kerja



2



0.4



0.4



1



Mengambil barangbarang sesuai kebutuhan bisnis maupun kamar Merapihkan, menata, dan menghitung barangbarang stok kebutuhan hotel Menyimpan kasur



Rak penyimpanan



10



2.5



0.5



2



4



2



1.8



Melepas sepatu



Rak Sepatu



3 2 (per area)



2



0.4



2



Wudhu



Tempat wudhu



3



2.4



0.4



0.3



Sajadah



(per 1 orang)



1.2



0.8



0.01



1



2



0.4



1.2



3 6



2.4 2



0.4 0.6



0.4 1



Mendaftar ±8



0.6



Kursi



Solat



Gym & Massage



(per 1 orang)



Sofa



Menunggu Olahraga



Meja receptionist Stool Alat kebugran



30%x (7,08+2,16+ 0,036+2,16+ 2,25) = 4,11



6,63+7,08+4 ,11= 20,82



104,1



0.5m / org x10= 5



40%x (1.68+2.16+ 1.05+0.48+1 ) = 8,91



6.37+8.91+1 0,8= 26,08



26,08



0.5m2/ org x2= 1



40% x (1+0.32+0.8 4) = 0.65



1+2,16+0,86 =4



4



1 m2/ org x15= 15



50% x (15+25+43,6 ) = 41,8



15+68,6+41, 8= 125,4



125,4



50% x (47,2+0,38+ 0,86+3,2) = 25,82



47,2+4,44+2 5,82= 77,46



77,46



40% x (22,2+0,96+ 1,15+7,2+2, 3+1,62+3,24



22,2+18,47+ 16,26= 56,86



56,86



0.5m2/ org 0.6m2/ org x10= 6 2



0.5 m2/ org x40= 20 0.68 m2/ org x40= 27,2



0.5 m2/ org x8= 4 2



0.8 m / org x8= 6.4



71



Ganti Baju Mandi (bilas) Treatment massage Mandi (bilas)



Berenang 20.



Kolam Renang Indoor



± 20



Bersantai Penyimpanan Barang Ganti Baju



Mandi Kegiatan Air (Toilet) Cuci Muka & Tangan Nonton TV Menaruh barang Mengerjakan sesuatu Duduk Bersantai



Sofa



Menyimpan koper/ tas



Kamar



2



Kolam Renang Kursi santai Loker Loker Kasur - Single - Queen Lemari pakaian Credenza Shower Closet Duduk Wastafel TV Nakas Meja Kerja Kursi



Tidur



21.



Loker Shower Kasur single Shower



0.68 m2/ org x8= 5,44 0.5 m2/ org x2= 1 0.68 m2/ org x2= 1,36



8 4 2



0.6 0.9 2



0.4 0.9 1



1.2 0.5



2



0.9



0.9



-



-



-



-



-



-



3 2 2



2 2.5 1



0.7 0.5 1



0.4 2.5 -



0.5 m2/ org x3= 1,5 0.5 m2/ org x20= 10 0.5 m2/ org x20= 10



2 1



2 2



1 1.6



0.5 0.5



1



1.4



0.5



2



1 1 1 1 1 2 1 1 (per 1 orang)



1.2 1.5 0.7 0.4 0.4 1 0.4



0.6 1 0.4 0.35 0.4 0.6 0.4



1 1.98 0.4 1 0.6 0.75 0.8



0.7



0.7



0.9



+2) = 16,26



40% x (21,5+1,68+ 2+6,25) = 12,57



21,5 +9,93+12,57 = 44



44



0.68 m2/ org x2= 1,36 0.7 m2/ org x2= 1,4



0.8 m2/ org x2= 1.6



40% x (4,36+2+1,4 +0,72+2,97+ 0,11+0,14+0 ,45+0,12+0, 88+0,25) = 7,68



4,36+11+7,6 8= 23,04



138,24



72