2015-12-07 Genesa Endapan Mineral - UMI PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GENESA (PEMBENTUKAN) ENDAPAN MINERAL Endapan Primer dan Endapan Sekunder



Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Mineral, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung FTTM – ITB



@ Syafrizal, 2014



OUTLINE MATERI • • • • • •



Pendahuluan. Metallogenic Province Proses Pembentukan Endapan Mineral. Pembentukan Endapan Primer dan Karakteristik nya. Pembentukan Endapan Sekunder dan Karakteristiknya. Penutup



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



2



SYAFRIZAL 



Riwayat Pendidikan – Sarjana Teknik, Option Tambang Eksplorasi, Jurusan Teknik Pertambangan ITB, lulus tahun 1996. – Magister Teknik, Program Pascasarjana ITB, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Bidang Khusus Eksplorasi Cebakan Mineral, lulus tahun 2000. – Doctor of Engineering, Earth Resources Engineering, Graduate School of Engineering, Kyushu University, Japan, lulus tahun 2006.







Riwayat Pekerjaan 







Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. 



Teknik Eksplorasi (S1) ; Metoda Perhitungan Cadangan (S1) ; Genesa Bahan Galian (S1) ; Pemetaan Eksplorasi (S1)







Eksplorasi Cebakan Mineral (S2) ; Genesa Mineral (S2) ; Pengetahuan Geologi (S2) ; Teknik Analisis dalam Endapan Hidrothermal (S2)



Email : 



[email protected]







[email protected]



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



3



PENDAHULUAN



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



4



Ilmu Genesa Bahan Galian Geologi



Mineralogi dan Petrologi



Geokimia dan Geofisika



Pemetaan dan Geologi Foto



GENESA BAHAN GALIAN Mengetahui distribusi elemen/unsur di alam Mengetahui kontrol geologi pembentukan endapan Mengetahui proses pengkayaan  ore & waste Mengetahui penyusunan/membaca model genetik endapan



Ekonomi Mineral



@ Syafrizal, 2014



Penambangan



Pengolahan Bahan Galian



Eksplorasi Bahan Galian



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



5



Intensitas Fracture – Veinlets - Stockwork



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



6



Kenampakan Megaskopik Mineral



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



7



Bentuk Butir Mineral



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



8



Geometri & Penambangan



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



9



Bentuk Badan Bijih



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



10



Assosiasi Mineral



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



11



Mineralisasi & Tekstur



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



12



Ore & Waste



Waste Dump



Mining Production



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



13



Primary – Secondary – Oxides Ore



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



14



PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



15



PENAMPANG KERAK BUMI



Secara umum, interior bumi disusun oleh tiga bagian utama, yaitu : • inti bumi, • mantel (selubung) bumi, • kerak bumi. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



16



KONSENTRASI UNSUR PADA KERAK BUMI • Kerak bumi disusun oleh batuan beku, sedimen, dan metamorfik. • 10 elemen utama (O, Si, Ti, Al, Fe, Mg, Ca, Na, K, H) merupakan 99 % penyusun kerak bumi. • Beberapa logam-logam lain mempunyai kuantitas yang kecil dan umumnya terdapat pada batuan beku. • Logam-logam tersebut dapat menjadi logam berharga melalui proses konsentrasi hingga mencapai kadar tertentu. Contoh : – – – –



Alumunium (30%), Tembaga (0,7-10%), Timbal (2-4%), Zinc (3-8%).



@ Syafrizal, 2014



Elemen



% Berat



% Atom



% Volume



Oksigen



47,71



60,5



94,24



Silikon



27,69



20,5



0,51



Titanium



0,62



0,3



0,03



Alumunium



8,07



6,2



0,44



Besi



5,05



1,9



0,37



Magnesium



2,08



1,8



0,28



Kalsium



3,65



1,9



1,04



Sodium



2,75



2,5



1,21



Potassium



2,58



1.4



1,88



Hidrogen



0,14



3,0



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



17



Unsur-unsur Logam Utama Pada Batuan Beku Elemen



@ Syafrizal, 2014



%



Elemen



%



Alumunium (Al)



8,130



Kobalt (Co)



0,0023000



Besi (Fe)



5,000



Timbal (Pb)



0,0016000



Magnesium (Mg)



2,090



Arsenik (As)



0,0005000



Titanium (Ti)



0,440



Uranium (U)



0,0004000



Mangan (Mn)



0,100



Molibdenum (Mo)



0,0002500



Kromiun (Cr)



0,020



Tungsten (W)



0,0001500



Vanadium (V)



0,015



Antimony (Sb)



0,0001000



Zink (Zn)



0,011



Air Raksa (Hg)



0,0000500



Nikel (Ni)



0,008



Perak (Ag)



0,0000100



Tembaga (Cu)



0,005



Emas (Au)



0,0000005



Timah (Sn)



0,004



Platinum (Pt)



0,0000005



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



18



Faktor Konsentrasi Rata-rata Kelimpahan di alam (%)



Rata-rata kadar minimum yang ekonomis (%)



Faktor Konsentrasi (Konsentrasi Clarke)



Alumunium



8,13



30



4



Besi



5,00



30



6



Mangan



0,10



35



350



Khrom



0,01



30



3000



Tembaga



0,0055



0,5



90



Nikel



0,0075



0,5



66



Seng



0,0070



3



430



Timah



0,0002



1



5000



Timbal



0,0013



4



3075



Uranium



0,0002



0,1



500



0,0000004



0,001



2500



Logam



Emas



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



19



PROFIL DAN SIKLUS BATUAN



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



20



FLUIDA-FLUIDA YANG BERPERAN • Larutan magmatik – silicate-dominated magma,



• Fluida hidrothermal – water-dominated hydrothermal fluids.



• Air meteorik. – Air yang berasal dari atmosfir.



• Air laut. – Air laut pada perairan dalam.



• Air connate. – Air yang terperangkap pada pori batuan sedimen.



• Fluida hasil proses metamorfik. – Air yang berasal dari proses-proses metamorfik.



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



21



LARUTAN MAGMATIK



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



22



PROSES KRISTALISASI PADA MAGMA 1



2



3 Kristal “a”



Magma Homogen



Kristal “a” Mineral “c”



Chill-zone Setelah chillzone (zona dingin) terbentuk, terjadi kristalisasi awal mineral “a”



4



Terjadi settling mineral “c”



P



P



6 5



Konsentrasi kristal “a” dan mineral “c” semakin banyak. Jika konsentrasi mineral “c” semakin banyak, maka dapat mencapai kadar tertentu sehingga menjadi ekonomis.



@ Syafrizal, 2014



P



P



Sebelum terkonsolidasi, residual magma yang mobile akan tertekan dan terinjeksi melalui rekahan yang terbentuk sebagai pegmatit, pneumatolitik, dan hidrothermal, sehingga membentuk endapan diskordan dan konkordan.



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



23



Differensiasi Magma dan Pembentukan Endapan Bijih



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



24



Fluida Hidrothermal & Meteorik



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



25



Connate & Metamorfik Water



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



26



Fluida Hidrothermal & Air Laut



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



27



Pembentukan Endapan Primer



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



28



Proses Pembentukan Endapan Sekunder • Mechanical Accumulation ; – Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan placer (placer deposit)



• Sedimentary precipitates ; – Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.



• Residual processes ; – Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.



• Secondary or supergene enrichment ; – Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.



• Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative) ; – Exhalations dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



29



METALLOGENIC PROVINCE



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



30



PERGERAKAN LEMPENG



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



31



PERGERAKAN LEMPENG



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



32



Kerangka Tektonik dan Mineralisasi



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



33



Kerangka Tektonik Indonesia secara Umum



Jalur Granit Busur Magmatik



Cekungan Sedimen



Busur Magmatik



Busur Magmatik



Cekungan Sedimen Busur Magmatik



Zona Subduksi Busur Magmatik



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



34



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



35



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



36



MAJOR Au-Cu-Pb-Zn MINES IN INDONESIA



Pongkor (U/G): Gold reserves 795,000 Toz with silver reserves 9.2 million Toz.



Open Pit Awak Mas Project. Gold reserves: 1.3 million Toz



Cibaliung (U/G): Gold reserves 374,000 Toz with silver reserves 3.4 million Toz.



Way Linggo (U/G): Average Annual Production 45,000 gold ounces @ Syafrizal, 2014



Production rate: Gosowong (O/P):770,000 gold ounces (19992002) Toguraci (O/P): 492,000 gold ounces (20042008)



GOLD



U/G: Kencana and Kencana Extension Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



37



MAJOR Au-Cu-Pb-Zn MINES IN INDONESIA



Development stage Exploration stage



Reserves: 2.52 Billion ton ore: 0.97% Copper, 0,83 ppm Gold, 4.13 ppm Silver



Development stage



Lead and Zinc Project. Resources: 1.17 MT, 11.5% Zn, 6.7% Pb



COPPER, Lead and Zinc @ Syafrizal, 2014



Reserves: 8.4 billion lbs of Copper and 7.9 million oz of Gold Production rate: 283 million lbs Copper and 318 thousand oz Gold Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



38



Sebaran Batuan Ultra Mafic (Ofiolit) di Indonesia



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



39



MAJOR NICKEL MINES IN INDONESIA Nickel: 5-9 million wmt of nickel ores annually



Resources: 424 MT, 1.5% Ni (2010) 466 MT, 1.50% Ni (2011)



Production rate: 75,989 MT (2010) 66,900 MT (2011)



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



40



ENDAPAN PRIMER & KARAKTERISTIKNYA



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



41



Fase pada Endapan Primer



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



42



ENDAPAN MAGMATIK CAIR • Logam yang umum ditemukan : Kromit (Cr), Titanium (Ti), Intan (C), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Platinum Group Element (PGE).



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



43



ENDAPAN MAGMATIK CAIR Endapan Ni-Cu Sulfida – Tipe Sudbury



Among worldwide Ni-Cu deposits Ni grades are typically 0,7-3%, and Cu grades are 0,22%. Two giant Ni-Cu camps stand out above all the rest in the world: • Sudbury, Ontario, and • Noril'sk-Talnakh, Russia,



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



44



ENDAPAN MAGMATIK CAIR The Bushveld Complex Komoditi utama : Chromite dan PGE



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



45



ENDAPAN MAGMATIK CAIR



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



46



ENDAPAN PEGMATIK • Pegmatite minerals dicirikan oleh ukuran kristal yang lebih besar daripada ukuran-ukuran yang umum terbentuk. • Granitic pegmatites adalah sumber penting untuk rare-elements, seperti beryllium, niobium, tantalum, tin, lithium, rubidium, cesium and gallium. • Beberapa varieties of beryl (aquamarine, golden, morganite), spodumene (kunzite, hiddenite) and tourmaline (pink, green and multicolored elbaite), as well as garnet and topaz sebagai gemstone. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



47



ENDAPAN PNEUMATOLITIK • GEOLOGI ENDAPAN – TIPE GREISEN – Berupa disseminated cassiterite and cassiterite-bearing veinlets, stockworks, lenses, pipes, and breccia. – Gangue mineral : quartz, mica, fluorite, and topaz.



• ASOSIASI ENDAPAN – Tin (timah) skarn, tungsten (Wolfram) skarn, – Tin replacement deposits, – Complex tin-silver-sulfide veins, – Climax-type molybdenum deposits, and – Molybdenum vein and greisen deposits. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



48



ENDAPAN PNEUMATOLITIK Mineralisation model of crustal melting. A. With decreasing temperature, the granite melt layer crystallises downwards, and exsolved ore element-bearing fluid migrates to low-P cupolas developed in the melt/magma interface (MI) thus increasing the intrinsic pressure; B. Fracturing of roof rocks above the MI consequent on the pressure build-up results in expulsion of ore-bearing fluid.With upward movement of the fluid, the oreforming elements are precipitated as various ore-minerals depending on T–P and factors such as redox potential, pH, wall rock composition etc. PMI = Paleo-magma interface; 1 = sedimentary rock; 2 = basement rock 3 = crystallised upper part of magma layer (granite).



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



49



ENDAPAN PNEUMATOLITIK



Beberapa Variasi Endapan Greissen pada fase Pneumatolitik. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



50



Fase Hidrothermal



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



51



ENDAPAN HIDROTHERMAL



The role of magmas in the formation of hydrothermal ore deposits., Jeffrey W. Hedenquist & Jacob B. Lowenstern, 1994



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



52



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



53



Tipe-tipe Endapan Hidrothermal yang Berhubungan dengan Magmatisme Pada Zona Subduksi



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



54



Endapan Porfiri



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



55



CONTOH BENTUK BADAN BIJIH



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



56



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



57



Endapan Epithermal A. Epithermal Low Sulphidation



B. Epithermal High Sulphidation



(Henley and Ellis, 1983 dalam Cooke and Simmons, 2000).



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



58



Endapan Epithermal (Noel C. White., 2005)



High Sulphidation Cu-Ag-Au



@ Syafrizal, 2014



Intermediate Sulphidation



Low Sulphidation Au-Ag



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



59



Kontrol Bijih (mineralisasi) Kontrol Struktur akibat dari sesar dan fractures



Tekanan dan reaktivitas oleh fluida hydrothermal



Litologi : disebabkan oleh sifat fisik batuan



@ Syafrizal, 2014



Bentuk Bijih



Kontrol permeabilitas



Veins (relatif dip tajam), stockworks, perpotongan struktur



Struktur akibat regangan dan tegangan; fracture akibat batuan yang brittle.



Breksi hydrothermal, diatremes, residual dan vuggy quartz



Tekanan yang melebihi daya tahan batuan akibat dari tekanan hidrolik maupun erupsi; pelarutan oleh larutan yang sangat asam.



Stratabound disseminations



Ukuran butir yang kasar pada batuan sedimen dan ignimbrite; kontak antar batuan yang permeable dan impermeable



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



60



Kontrol Bijih (mineralisasi) Vein



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



61



Vuggy Silica



Veinlets-Stockwork



Kontrol Bijih (mineralisasi)



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



62



Low Sulphidation; Neutral pH, meteoric



Banded & Colloform texture



Banded & Colloform texture



Banded & Massive texture



Banded & Colloform texture



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



63



Banded vein



Breccia vein Banded vein



Sulphide rich band



Disseminated @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



64



High Sulphidation, Acid pH, magmatic



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



65



Vuggy Silica @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



66



Vuggy Quartz



@ Syafrizal, 2014 Leached



& replacement TA-3111-Genesa Bahan Galian



Vuggy & Breccia



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015 VuggyEpithermal silica & replacement : Endapan



6767



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



68



ENDAPAN SEKUNDER & KARAKTERISTIKNYA



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



69



ENDAPAN SEDIMENTER VS LATERIT MEKANISME (PROSES) Pelapukan Perpindahan Sorting Konsentrasi



@ Syafrizal, 2014



ENDAPAN SEDIMENTER



ENDAPAN LATERIT Kombinasi mekanis dan Terutama mekanis kimiawi Transportasi secara mekanis Proses pelindian (leaching) Utama akibat perbedaan Utama akibat perbedaan berat jenis dan ukuran butir mobilitas unsur. Proses gravitasi Supergene enrichment.



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



70



TIPE/SUB-TIPE ENDAPAN SEDIMENTER Asal (Sumber)



Kelas (tradisional)



Kelas (Evans, 1994)



Terakumulasi insitu sepanjang proses pelapukan



Residual Placers



Eluvial



Konsentrasi akibat pergerakan pada media padatan



Eluvial Placers



Collovial



Konsentrasi akibat pergerakan pada media air



Stream/Alluvial Placers Beach Placers Offshore Placers



Fluvial Sand-line Marine Placers



Konsentrasi akibat pergerakan pada media angin/udara



Aeolian Placers



Desert atau Coastal Aeolian



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



71



ENDAPAN PLACER RESIDUAL DAN ELUVIAL (COLLOVIAL) Endapan Placer Residual Endapan Placer Eluvial (Collovial)



Batuan dasar Sumber (endapan primer)



@ Syafrizal, 2014



Sumber (endapan primer)



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



72



ENDAPAN PLACER ALLUVIAL



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



73



ENDAPAN PLACER ALLUVIAL



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



74



Endapan Pantai (beach placer)



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



75



ENDAPAN LATERIT RESIDUAL • Laterite : bagian atas dari suatu horizon tanah yang kaya dengan oksida besi dan miskin silika sebagai hasil dari pelapukan intensif pada regolith (Eggleton, 2001). – Regolith (McGraw Hill, 1994) : suatu lapisan yang berasal (sebagai hasil) dari pelapukan batuan yang menyelimuti suatu batuan dasar.



• Laterisasi merupakan proses pelapukan yang terjadi pada daerah beriklim tropis. Endapan laterit cenderung berkadar rendah dengan jumlah yang melimpah. – Melarutkan beberapa mineral yang mudah terlarut seperti Na, K, Mg, Ca dan beberapa Si serta meninggalkan mineral yang sukar larut seperti Fe dan Al sehingga terakumulasi. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



76



EMAS LATERIT



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



77



ENDAPAN BESI LATERIT



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



78



ENDAPAN BAUKSIT • Material regolith yang merupakan bijih aluminium, • Mineral utama gibsite, boehmit, dan diaspore, • Umumnya merupakan endapan residual, namun sebagian ada yang berupa endapan kolovial. • Terbentuk melalui proses pelapukan batuan aluminosilikat pada kondisi iklim subtropis hingga tropis. • Endapan bauksit (residual) mencapai ± 90% sumberdaya bauksit dunia. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



79



ENDAPAN BAUKSIT



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



80



ENDAPAN BAUKSIT



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



81



ENDAPAN NIKEL LATERIT • Menyumbang ± 40% produksi tahunan nikel dunia. • Merupakan hasil dari pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-silikat  iklim tropis s/d subtropis. • Laterite : bagian atas dari suatu horizon tanah yang kaya dengan oksida besi dan miskin silika sebagai hasil dari pelapukan intensif pada regolith (Eggleton, 2001). • Nikel laterit : untuk menyatakan keberadaan suatu regolith yang mengandung konsentrasi nikel dengan kadar yang ekonomis. • Regolith (McGraw Hill, 1994) : suatu lapisan yang berasal (sebagai hasil) dari pelapukan batuan yang menyelimuti suatu batuan dasar. @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



82



Profil endapan Nikel Laterit IRON CAP (TUDUNG BESI) : Lapisan dengan konsentrasi besi tinggi dan dapat melindungi lapisan di bawahnya terhadap erosi. LIMONITIK (OVERBURDEN) : Bagian atas yang relatif kaya dengan oksida besi namun berakumulasi dengan tanah penutup (top soil). LIMONIT : Bagian yang kaya dengan oksida besi akibat dari proses pelindian pada pembentukan zona saprolite SAPROLITE : Merupakan produk lapukan dari batuan dasar, fragmenfragmen batuan asal masih terlihat, berukuran kerikil – bongkah, pada umumnya mineral-mineralnya sudah teralterasi.



PROTHOLITH : Merupakan batuan asal (BED ROCK) yang berupa batuan ultramafik (harzburgite, peridotit atau dunit). @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



83



MEKANISME PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT



Air hujan kaya CO2



ZONA LIMONIT



Sedikit pelindian zona limonit di musim hujan. Konsentrasi residu dari Fe dan Cr. • Fe-hidroksida (+Ni,Al) • Al-hidroksida • Mineral lempung • Mn-hidroksida (+Co) • Cr-spinel



Penguapan  pengendapan SiAl selama musim kering. Naiknya air tanah akibat gaya kapiler.



ZONA PELINDIAN



Penambahan Ni, Mg, Si.



@ Syafrizal, 2014



ZONA SAPROLIT



Pengendapan kembali sebagian Ni, Mg, Si pada rekahan rekahan-rekahan, contohnya sebagai garnierit dan krisopras.



BATUAN ASAL



Silikat yang mengandung nikel terurai Mg, Si, dan Ni larut.



Sebagian Mg mengendap kembali pada rekahanrekahan di batuan asal berupa gel magnesit



PERIDOTIT-SERPENTINIT Serpentinisasi



Batuan Kuliah TamuUltramafik di UMI Makassar, 8 Desember 2015



84



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



85



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



86



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



87



HORIZON LATERIT Top Soil



Limonit



Bedrock Saprolit



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



88



HORIZON LATERIT Spasi 50m



Spasi 25m



Spasi 12.5m @ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



89



Profil Nikel Laterit



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



90



PENUTUP



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



91



PENUTUP • Pemahaman tentang karakteristik endapan akan berimplikasi terhadap prosedur perolehan data di dalam kegiatan eksplorasi. • Berdasarkan pemahaman kontinuitas (geologi dan nilai), selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelompokkan kompleksitas endapan dan pemilihan metoda dalam estimasi sumberdaya dan cadangan.



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



92



Endapan berbentuk urat (vein)



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



93



Endapan berbentuk urat (vein)



@ Syafrizal, 2014



Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2015



94