22 Pengaruh Kurangnya Kehadiran Siswa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BAHASA INDONESIA PENGARUH KURANGNYA KEHADIRAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 11 SMAN 2 DENPASAR



Oleh : I Kadek Yasa Astawa (11) Chaterina Setia Dewi (02) Lilo Leano Fernando Hosse (20) Putu Merta Adi Kusuma Jaya (29) Ni Komang Cahya Kirana Wiguna (38)



SMAN 2 DENPASAR TAHUN AJARAN 2018/2019



KATA PENGANTAR



Segala puji kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunian ya, sehingga proposal penelitian yang berjudul “ Pengaruh kurangnya presensi siswa terhada p prestasi belajar siswa kelas 11 SMAN 2 DENPASAR “ ini bisa terselesaikan dengan baik. Adapun maksud dan tujuan diajukannya proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari da n mengamati kehadiran siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar. Hal ini patut untuk dianalisis kare na pada umumnya siswa SMA masih labil sehingga sangat riskan terjadi tindakan penyimpa ngan. Selain itu, dengan mempelajari hal tersebut kita dapat meningkatkan persentase kehadi ran, cara bagaimana meningkatkannya dan tindakan apa yang seharusnya digunakan untuk m enanggulangi ketidakhadiran siswa dalam bersekolah. Proposal penelitian ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat selama proses penelitian, diantaranya : Bapak I Kadek Runia, S.Pd. Sebagai guru pembimbing sekaligus guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Pihak-pihak lainnya Walaupun demikian, proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Kami harapkan, proposal ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak terutama para siswa. Selain itu, k ritik dan saran dari pembaca sangatlah penting bagi kami agar proposal penelitian ini bisa leb ih baik lagi.



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………



i



DAFTAR ISI……………………………………………………………………....



ii



BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….



1



1.1 Latar belakang…………………………………………………………..



1



1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………



3



1.3 Tujuan…………………………………………………………………..



3



1.4 Manfaat…………………………………………………………………



3



BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………



4



2.1 Kehadiran Siswa……………………………………………………….



4



2.2 Prestasi Belajar…………………………………………………………



4



2.3 Pengaruh Kehadiran Siswa Terhadap Berbagai Aspek Siswa………………



7



2.4 Penyebab Ketidakhadiran Siswa……………………………………….



8



2.5 Dampak Kurangnya Kehadiran Siswa di Sekolah…………………….…



12



2.6 Pendekatan Peningkatan Kehadiran……………………………………



13



2.7 Sistem Absensi Siswa disetiap Mata Pelajaran…………………………



16



BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………



18



3.1 Rancangan Penelitian………………………………………………….



18



3.2 Populasi dan Sampel…………………………………………………..



18



3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen…………………………….



19



3.4 Waktu Pelaksanaan……………………………………………………



20



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………



22



4.1 Pengaruh ketidakhadiran siswa terhadap prestasi belajarnya……………



22



4.2 Faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakhadiran siswa di sekolah….



24



ii



4.3 Dampak yang dihadapi siswa karena kurangnya kehadiran di sekolah…..



26



BAB V PENUTUP……………………………………………………………….



28



5.1 Kesimpulan………………………………………………………



28



5.2 Saran…………………………………………………………………..



28



DAFTAR ISI……………………………………………………………………. LAMPIRAN-LAMPIRAN



iii



29



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran siswa di sekolah adalah kehadiran dan keikutsertaan siswa secara fisik dan m ental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran s iswa disekolah adalah ketidaan partisipasi secara fisik siswa terhadap kegiatan-kegiatan dise kolah. Ketidakhadiran siswa terhadap kegiatan yang ada disekolah dapat mempengaruhi aspe k siswa yang lain seperti kerajinan dan keuletan di dalam kelas, semangat untuk belajar bahk an dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa itu sendiri. Banyak orang menilai bahwa kehadiran di sekolah itu tidak begitu penting, seiring de ngan pesatnya perkembangan tehknologi pendidikan dan pengajaran telah memunculkan an ggapan baru, yaitu pengajaran dengan kehadiran siswa di sekolah hanya sebagai penyampaia n pengetahuan. Mereka menganggap, jika melalui teknologi seperti belajar online para siswa dapat menyerap pengetahuan, kehadiran siswa di sekolah mungkin menjadi persoalan yang ti dak perlu dipermasalahkan. Sebenarnya, kehadiran siswa di sekolah ditujukan agar pengajaran dapat dibarengi ol eh keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam prosesnya sehingga siswa benar-benar me ndapatkan apa yang telah disampaikan secara langsung. Dengan demikian, kehadiran disekol ah sangat penting apapun alasannya dan secanggih apapun teknologi pendidikan yang telah a da. Ketidakhadiran siswa di sekolah dapat berasal dari dalam (faktor internal), misalnya mereka jarang hadir di sekolah karena motivasi belajar dan disiplin diri yang rendah. Dan jug a dapat berasal dari luar (factor eksternal), misalnya lingkungan sekolah atau pergaulan di se kolah yang kurang kondusif dapat menyebabkan siswa untuk tidak ikutserta dalam kegiatan di sekolah. Pada umumnya ketidakhadiran siswa di sekolah dapat dibagi menjadi empat keadaan, pertama, keterangan alpa. Alpa berarti ketidakhadiran siswa tanpa keterangan yang jelas dan alasan yang tidak pasti. Biasanya siswa yang memiliki banyak catatan alpa telah dicap oleh o rang-orang di sekolah itu sendiri sebagai pribadi yang buruk. Alpa juga mencerminkan keter angan tanpa berita yang jelas, sehingga saat siswa tidak hadir di sekolah dan mendapatkan al



1



pa maka ia dianggap secara tidak bertangggungjawab telah meninggalkan kewajibannya seba gai seorang siswa. Kedua, keterangan ijin. Ijin berarti ketidakhadiran siswa dengan keterangan yang jela s dan alasan yang dapat dipastikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Biasanya, keterangan i jin disertai dengan surat pemberitahuan dari orang tua. Ketiga, keterangan sakit. Sakit berarti ketidakhadiran siswa dengan keterangan yang jelas dan alasan yang dapat dipastikan serta da pat dipertanggungjawabkan. Terkadang , keterangan sakit tidak disertai dengan surat pember itahuan dari orangtua karena sakit bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Jika disertai surat pun, itu biasanya surat pemberitahuan dari orang tua dan surat keterangan sakit dari dokter. Kendati d emikian, siswa punya banyak akal. Terkadang surat pemberitahuan dari orang tua adalah hasi l rekayasa siswa itu sendiri yang mengatasnamakan surat itu dengan nama dan tanda tangan orangtuanya. Hal inilah yang membuat guru selalu membawa rasa curiga kepada siswa yang tidak hadir di sekolah dengan keterangan-keterangan diatas. Keempat, keterangan dispensasi. Dispensiasi berarti ketidakhadiran siswa dengan ket erangan yang langsung berasal dari pihak sekolah sendiri. Keterangan dispen diberikan kepa da siswa karena siswa tersebut tengah mewakili sekolahnya dalam ajang perlombaan dan aja ng lainnya yang mengatasnamakan sekolah. Walaupun demikian, keterangan dispensasi juga terkadang menjadi alasan siswa untuk tidak hadir disekolah sehingga kegiatan belajarnya pu n terganggu. Siswa yang memiliki kehadiran kurang, sulit untuk memotivasi dirinya sendiri agar d apat menjadi seperti siswa lain yang memiliki motivasi belajar kuat. Siswa yang memiliki ke hadiran kurang sebenarnya tahu bahwa dirinya tengah berada diambang kehancuran, tetapi s ulit bagi mereka untuk bangkit dan menjadi pribadi yang lebih disiplin untuk kedepannya. M ereka kebanyakan memiliki pola pikir yang tidak luas, cenderung untuk memikirkan kesenan gan tersendiri dan walaupun memiliki sikap sosial, sikap yang disosialisasikan di kehidupan social tidaklah baik. Sehubungan dengan hal diatas, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ketidakha diran siswa terhadap prestasinya di sekolah maka perlu dilakukannya penelitian terhadap pre sensi siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar. Dengan demikian, penelitian disusun dengan judul “ Pengaruh kurangnya presensi siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 11 SMAN 2 DEN PASAR “.



2



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai beri kut : 1. Bagaimanakah pengaruh kehadiran siswa terhadap prestasi siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar? 2. Apakah faktor yang menyebabkan terjadi kurangnya kehadiran siswa kelas 11 SMA N 2 Denpasar? 3. Bagaimanakah dampak kurangnya kehadiran siswa di sekolah terhadap prestasi siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan mengadakan penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kehadiran siswa terhadap prestasi siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar 2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadi kurangnya ketidak hadiran siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar 3. Untuk mengetahui dampak kurangnya kehadiran siswa di sekolah terhadap prestasi siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : A. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dan contoh untuk penelitian lain yang berkaitan dengan ketidakhadiran siswa di sekolah B. Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan siswa terutama siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar akan pentingnya kehadiran di sekolah 2. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan sistem presensi dan absensi siswa serta dapat memberikan semangat kepada guru-guru pengajar untuk lebih meningkatkan kualitas penyampaian materi. 3. Bagi peneliti, kami lebih termotivasi dan ingin lebih meningkatkan mutu kedisiplinan sekolah SMAN 2 Denpasar terutama tentang kehadiran di sekolah



3



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kehadiran Siswa 



Pengertian Kehadiran



siswa



di



sekolah



(school



attandence)



adalah



kehadiran



dan



keikutsertaansiswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif disekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik siswaterhadap kegiatan-kegiatan sekolah. Pada jam-jam efektif sekolah, siswa memang harus berada



di



sekolah.



Kalau



tidak



ada



di



sekolah,



seyogyanya



dapat



memberikanketerangan yang sah serta diketahui oleh orang tua atau walinya. (AkhmadSudrajat:2010) Nasution, dkk (1993:3)memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdirisendiri. Terdapat unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu rawinput, teaching-learning process, output, enviromental input dan instrumental input. 



Tujuan Kehadiran Siswa Adapun tujuan kehadiran siswa di sekolah menurut E. Mulyasa, antara lain: 1. Untuk mengembangkan bakat dan pengalaman belajar 2. Untuk menjalin komunikasi antara guru dan siswa serta sesama siswa 3. Untuk mempelajari dan memahami pesan yang disampaikan guru di kelas 4. Untuk membentuk sikap dan sifat demokrasi siswa 5. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki siswa.



2.2 Prestasi Belajar 



Pengertian Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan



perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu: “Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20)



4



Translate : “Tes prestasi adalah tes standar untuk mengukur keterampilan atau pengetahuan oleh seseorang dalam satu baris lagi pekerjaan, sebuah studi“ (kamus internasional webster, 1951:20) Prestasiadalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251) Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi). Dari beberapa pengertian diatas, Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport. 



Tipe Prestasi Belajar Dalam pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar, merujuk kepada aspek-aspek



kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, ketiga aspek diatas harus juga menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar harus mencangkup aspekaspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek diatas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. a. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif 1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (Knowledge) 2) Tipe prestasi belajar pemahaman (comprehention) 3) Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi) 4) Tipe prestasi belajar analisis 5) Tipe prestasi belajar sintesis b. Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif



5



Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe prestasi belajar afektif  tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan lainlain. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai. Tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan prestasi belajar mencangkup: 1) Receving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gelaja. 2) Respoding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. 3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. 4) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5) Karakteristik dan internalisasi diri, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kehidupan dan prilakunya. c. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotorik Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam betuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan keterampilan itu meliputi: a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudan merupakan kebiasaan) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c. Kemampuan



perspektuan



termasuk



didalamnya



membedakan



visual,



membedakan auditif motorik dan lain-lain d. Kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan e. Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks



6



f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komonikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. 2.3 Pengaruh Kehadiran Kiswa Terhadap Berbagai Aspek Siswa Kepentingan sekolah selain mengajarkan siswanya mengenai materi-materi, sekolah juga punya kepentingan dan kewajiban untuk membentuk karakter serta mental siswanya. Karakter yang terbentuk didapat dari kontak fisik (secara langsung). Upaya pengembangan karakter dalam dunia pendidikan telah dicanangkan dalam pemberlakuan kurikulukm K13, dimana dalam kurikulum itu menilai semua aspek yang dimiliki oleh siswa antara lain pengetahuan(kognitif), keterampilan(psikomotor) dan sikap(afektif). Ketiga aspek tersebut harus dipenuhi oleh siswa karena jika salah satu aspek tersebut tidak tuntas, maka dalam kelanjutannya siswa tersebut tidak bisa melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi. Agar pemberlakuan kurikulum K13 ini dapat berjalan dengan lancar, siswa diharapkan aktif dalam tiga aspek penilaian itu. Siswa dalam kurikulum ini, tidak hanya harus memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi juga harus didukung oleh keterampilan yang memadai dan sikap spiritual yang dapat dijadikan contoh. Tetapi penekanan dalam pembentukan karakter siswa melalui kurikulum K13 dilakukan dengan membangun sikap dan moral siswa. Sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal ersaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Secord and Backman, 1964). Sikap yang baik harus ditanamkan pada siswa sejak dini demi membentuk karakter siswa yang baik pula. Maka dengan demikian, hal lain seperti kerajinan, kedisiplinan bahkan prestasi siswa di sekolah dapat ditumbuhkembangkan menjadi lebih baik lagi. Contoh aspek sikap yang perlu diperhatikan adalah mengenai kehadiran siswa di sekolah. Kehadiran siswa penting dalam pembelajaran, karena penyampaian materi di sekolah terjadi secara langsung dengan melibatkan guru dan siswa. Kehadiran siswa di sekolah menjadi salah satu factor yang memberikan pengaruh terhadap prestasi yang dicapai. Dengan hadirnya siswa dalam kegiatan sekolah terutama pembelajaran di kelas, berarti siswa tersebut minimal telah mengikuti pembelajaran yang diberlangsungkan walaupun tidak semua materi yang disampaikan bisa dimengerti oleh siswa. Dengan kata lain, semakin rajin siswa datang ke sekolah, semakin apik ilmu dan nilai yang akan didapatkan nanti.



7



Selain itu, kehadiran siswa di sekolah juga berguna demi memenuhi syarat kurikulum K13 yaitu aspek sikap. Semakin rajin siswa untuk hadir disekolah, maka nilai sikap yang diperoleh semakin bagus, begitu sebaliknya.



2.4 Penyebab Ketidakhadiran Siswa Menurut Imron (2012:84) ada banyak sumber penyebab ketidakhadiran siswa yang berimbas pada kurangnya kehadiran siswa di sekolah. Petama, ketidakhadiran siswa yang bersumber dari lingkungan keluarga. Tak bisa dipungkiri bahwa keluarga yang merupakan lingkungan terdekat dengan masing-masing anak, jika bermasalah maka anak itupun ikut bermasalah. Banyak permasalahan siswa yang timbul dari lingkungan keluarga, antara lain : a. Kedua orang tuanya bekerja. Ini merupakan persoalan yang paling sering dijumpai, karena dengan bekerjanya kedua orang tua menyebabkan minimnya pengawasan terhadap aktivitas anak. Anak SMA yang dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan, dapat merusak diri anak itu karena anak pada tahap ini mempunyai ego dan rasa ingin tahu yang begitu besar. b. Kedua orang tuanya berpisah. Permasalahan diatas juga menyebabkan minimnya pengawasan terhadap aktivitas anak. Dengan berpisahnya ibu dan ayah sebagai orangtua anak, maka anak akan merasa tidak diperhatikan dan melakukan hal yang ia sukai. Bisa saja saat jam sekolah sebenarnya sudah dimulai, anak ini melakukan kegiatan yang ia sukai seperti membolos dan lain sebagainya. c. Keadaan darurat di rumah. Contohnya seperti ada salah satu angota keluarga yang jatuh sakit, kecelakaan dan lainnya. Keadaan ini memaksa siswa untuk tetap berada di rumah dan megikuti kegiatan dirumah. d. Ada persoalan di lingkungan keluarga. Meksipun masalah tersebut tidak bersangkutpaut langsung dengan siswa, umumnya juga mempengaruhi jiwa siswa. Misal adanya pertengkaran antara ayah dan ibu, bisa menjadikan penyebab bagi siswa untuk hadir di sekolah. Selain itu juga factor penyebabnya bisa karena orang tua yang sedang berpergian jauh sehingga harus menjaga rumah, pergi bekerja keluar kota dan lain sebagainya. Kedua, ketidakhadiran siswa di sekolah yang disebabkan oleh peserta didik itu sendiri. Hal seperti ini bisa saja terjadi, mengingat anak pada masa SMA berjiwa labil dan



8



egonya tinggi. Adapun penyebab ketidakhadiran yang bersumber dari siswa sendiri antara lain : a. Lupa tidak bersekolah. Hal ini bisa saja terjadi, mungkin karena tidurnya terlarut malam sehingga anak didik tersebut bangun kesiangan dan secara tidak di sengaja peserta didik yang bersangkutan lupa untuk mengikuti mata pelajran atau tidak hadir di sekolah. b. Moralnya tidak baik.Pelajaran moral di sekolah sangatlah berguna bagi peserta didik yang ingin menimbah ilmu di sekolah, peserta didik yang tidak serius mengikuti mata pelajaran ini besar kemungkinan pendidikan moralnya tidak begitu memadai, hal seperti ini dapat mempengaruhi proses belajarnya, karna tidak sedikit peserta didik yang bolos di karenakan memiliki moral yang tidak baik, akibatnya peserta didik jadi enggan untuk pergi kesekolah. c. Terjadi perkelahian antar peserta didik. Problem semacam ini tidak jarang di temukan di lingkungan sekolah, perkelahian diantara peserta didik bisa saja menyebabkan peserta didik yang bersangkutan tidak dapat mengikuti pelajaran karena kena skorsing oleh gurunya. d. Sakit yang tidak diketahui kapan sembuhnya. Hal ini tidak luput dari kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa, sakit adalah salah satu kodrat yang ada pada manusia, tidak menutup kemungkinan peserta didik yang juga sebagai makhluk ciptaan tuhan juga terkena musibah atau sakit yang tak kunjung sembuh, sehingga menyebabkan peserta didik tersebut membolos atau tidak masuk sekolah. e. Anggota kelompok peserta didik yang suka membolos. Teman juga pempunyai peran aktif dalam menumbuhkan moral seseorang yang tinggal di sekitarnya, peserta didik yang berteman dengan sekelompok anak yang suka membolos, tidak menutup kemungkinan peserta didik yang bersangkutan juga ikut-ikutan membolos, anak yang suka membolos bisa saja menarik teman-temanya untuk ikut-ikutan membolos. f. Anak itu sendiri yang memang suka membolos. Atau bisa saja seorang peserta didik yang membolos memang dari peserta didik itu sendiri, kurangnya motivasi dan bimbingan dari orang tua menyebabkan anak didik yang bersangkutan enggan untuk pergi ke sekolah.



9



g. Prestasinya lemah. Bisa saja peserta didik yang tidak hadir di sebbkan karna prestasinya yang lemah, yang menyebabkan peserta didik yang bersangkutan tidak pede atau malu terghadap teman sebayanya. Ketiga, ketidakhadiran dapat disebabkan karena sekolah. Sekolah terkadang dijadikan alasan oleh siswa untuk tidak datang ke sekolah karena tidak mengakomodasikan keinginan mereka. Jika ditelusuri lebih lanjut, sekolah terkadang lalai dalam memperhatikan perkembangan siswanya, sehingga beberapa siswa yang merasakan hal demikian memutuskan untuk tidak hadir mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Adapun penyebab ketidakhadiran siswa yang bersumber dari sekolah antara lain :



a. Lokasi sekolah yang tidak menyenangkan. Bisa juga peserta didik menjadi jenuh dan menyebabkan mereka absen sekolah hanya karena di tempat mereka belajar tidak memenuhi kriteria sekolah yang menyenangkan, sekolah adalah tempat berjalannya proses belajar mengajar, hal ini memerlukan motivasi untuk menarik hati peserta didik. Jika sekolahnya tidak menyenangkan, maka kemungkinan mereka enggan untuk belajar di sekolah itu, karena pada umumnya semua peserta didik lebih senang jika proses belajar mengajar di sekolah menggunakan metode joyful learning.



b. Program sekolah yang tidak efektif. Hal ini terjadi karena kurikulum yang di gunakan tidak tepat dalam mendayagunakan program kerja di sekolah. Program sekolah yang tidak tepat bisa saja mempengaruhi tujuan sekolah dan akibatnya seperti ini, peserta didik jadi enggan untuk pergi kesekolah.



c. Terlalu sedikit peserta didik yang masuk. Tidak sedikit di suatu sekolah yang kekurangan pelajar atau peserta didik, hal ini bisa juga berdampak pada peserta didik tersebut. Terkadang ada sekolah yang peserta didiknya melebihi batas maksimum, tetapi mereka jarang masuk sekolah, hal ini berakibat buruk bagi peserta didik yang lain. Karena kemungkinan mereka enggan masuk sekolah karena sedikitnya peserta didik yang masuk.



d. Biaya sekolah yang terlalu mahal. Masalah ekonomi juga termasuk salah satu permasalahan yang dapat menghambat proses belajar siswa. Biaya sekolah yang terlalau mahal akan menjadi beban bagi mereka yang tidak mampu, di Indonesia sekian banyak peserta didik yang putus sekolah hanya karna telat melunasi pembayaran di sekolah.



10



e. Kurangnya fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah juga menjadi salah satu faktor atau media yang di butuhkan untuk memudahkan pembelajaran di sekolah. “Tahun dua puluhan proses belajar mengajar berbeda dengan sistem sekarang, yang sudah menggunakan banyak alat modern untuk melangsungkan proses belajar mengajar” Wijaya (1988:30). Jika fasilitas di sekolah tidak memadai, maka peserta didik merasa tidak terpenuhi akan kebutuhannya di sekolah. Hal ini dapat mengecewakan para siswa sehingga menyebabkan mereka enggan untuk pergi ke sekolah



f. Kurangnya bimbingan dari guru baik secara individual maupun secara kelompok kepada peserta didik. Peran wali kelas di sekolah sangatlah penting bagi proses pembelajaran yang berlangsung di suatu sekolah. Selain dapat membantu siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dengan proses belajarnya, hal ini juga dapat menimbulkan keharmonisan antara peserta didik dengan pendidiknya. Jika para guru kurang menaruh simpati peserta didiknya, mereka merasa kurang di perhatikan dan mereka jadi sering membolos karena tidak kerasan di sekolah.



g. Program yang ditawarkan oleh sekolah kepada peserta didik tidak menarik. Program/tujuan/rencana adalah sesuatu yang harus di perhatikan dalam persekolahan, dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas.



“dalam



pembaharuan



pendidikan



tidak



akan



berhasil



kalau



mengenyampingkan masalah tujuan” Wijaya (1988:30). Setiap peserta didik memiliki cita-cita di dalam kehidupannya, jika di suatu sekolah tidak menyediakan program yang dapat menarik perhatian peserta didik dalam membantu mewujudkan cita-citanya, peserta didik yang sekolah di suatu lembaga pendidikan ini akan merasa jenuh dan tidak menutup kemungkinan mereka merasa tidak nyaman di sekolah.



h. Suasana sekolah yang tidak kondusif. Pengaturan tata ruang sekolah yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa di sekolah sangat berpengaruh pada kehadiran peserta didik yang bersangkutan, hal ini berkaitan dengan kemauan para peserta didik yang menginginkan suasana sekolah yang kondusif. Keempat, Ketidakhadiran siswa dapat disebabkan dari masyarakat. Ketidakhadiran yang bersumber dari masyarakat. Sebagai lingkungan pendidikan yang ketiga, masyarakat juga menentukan dapat tidaknya, suka tidaknya peserta didik hadir di



11



sekolah. Imron (1994:63) menyatakan ketidakhadiran yang bersumber dari faktor masyarakat ini adalah:



a. Terjadinya peledakan penduduk. Ketidakhadiran di sini, terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber yang dapat dipergunakan oleh anak untuk hadir di sekolah.



b. Keadaan genting di masyarakat. Kegawatan-kegawatan yang terjadi pada masyarakat, antara lain bisa menjadi penyebab peserta didik tidak hadir di sekolah. Terutama jika hal demikian dirasakan menakutkan oleh peserta didik.



c. Kemacetan jalan. Kemacetan demikian, terutama terjadi di kota-kota besar yang padat arus kendaraannya. Padatnya arus kendaraan ini, erat kaitannya dengan tidak seimbangnya antara rasio jalan dengan jumlah kendaraan yang ada. Sementara banyaknya jumlah kendaraan, berkaitan erat dengan tingginya daya beli masyarakat di satu pihak dan banyaknya permintaan penduduk terhadap sarana transportasi. Hal demikian akan terasa pada kota-kota yang padat penduduknya.



d. Adanya pemogokan massal. Pemogokan massal, bisa terjadi pada para pekerja dan bisa terjadi pada peserta didik di sekolah. Solidaritas yang berbentuk pemogokan ini bisa menjadikan peserta didik tidak mau hadir di sekolah.



e. Adanya peperangan. Di negara yang suhu politiknya menghangat, tidak jarang diwarnai oleh peperangan, baik peperangan antara satu negara dengan negara lain atau antar masyarakat di suatu negara. Perebutan kekuasaan di suatu negara sering juga diwarnai oleh peperangan. Pada saat demikian, peserta didik tedak hadir ke sekolah, karena alasan keamanan.



2.5 Dampak Kurangnya Kehadiran Siswa di Sekolah Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah tentu berpengaruh terhadap prestasi siswa. Terjadinya ketidakhadiran siswa di sekolah disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya, dimana ketidakhadiran siswa di sekolah memiliki dampak tidak hanya terhadap prestasi siswa tetapi juga terhadap hal lain yang berkaitan dengan siswa itu sendiri. Dampak kurangnya kehadiran siswa disekolah antara lain : a. Terhadap Prestasi siswa



12



Sebagian besar seorang siswa yang kehadirannya kurang, pasti memiliki prestasi yang kurang pula. Pengaruhnya terletak pada pemahaman terhadap suatu materi yang disampaikan. Jika semakin rajin siswa hadir di sekolah, maka pemahamannya terhadap materi yang disampaikan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika siswa malas untuk hadir maka pemahamannya tentang materi juga menjadi kurang. Tidak hanya itu, kehadiran siswa juga memperngaruhi nilai sikap (aspek pada kurikulum K13). Penekanan pada pendidikan karakter saat ini, mengutamakan aspek sikap sebagai pembentuk karakter anak yang baik karena dalam penilaiannya mencangkup sikap spiritual (seperti penilaian dalam berdoa dan beribadah, sikap toleransi, sikap syukur dan lainnya) dan sikap sosial (penilaian dalam keaktifan, sikap peduli, respon, toleransi, disiplin, bertanggungjawab, santun, kejujuran dan lainnya) b. Terhadap Siswa Tidak hadirnya siswa disekolah juga dapat berdampak terhadap siswa itu sendiri. Selain menjadi tertinggal dalam materi, juga akan kehilangan hal lain seperti momen-momen bersama teman di kelas. Selain itu jika seorang siswa tidak hadir di sekolah karena keinginannya sendiri, maka hal tersebut dapat membentuk karakter anak yang buruk seperti tidak disiplin. Siswa akan menjadi seorang yang pemalas karena tidak ada tuntutan waktu yang tegas. c. Terhadap Orangtua Setiap orang tua pasti menambakan anak-anaknya menjadi anak yang baik dengan segudang prestasi. Ketika prestasi anaknya sebagai siswa itu buruk, dapat membuat hati orangtua gelisah. Terkadang, keadaan hati seperti itu dapat mengganggu aktivitas orangtua misal dalam bekerja.



2.6 Pendekatan Peningkatan Kehadiran Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah adalah dengan melihat kasus per-kasus. Karena para siswa satu sama lainnya memiliki masalah-masalah yang berbeda. Usaha-usaha itu antara lain : a. Perbaikan lingkungan rumah



13



Usaha yang dapat dilakukan berkaitan dengan perbaikan lingkungan rumah dalam rangka meningkatkan kehadiran siswa di sekolah Imron (1994:16) berasumsi sebagai berikut : 1) Mengantarkan peserta didik kesekolah tepat pada waktunya. Hal demikian dapat dilakukan oleh orang tua pada kelas-kelas awal di sekolah dasar. Upaya demikian, dapat dilakukan juga oleh sekolah misalnya dengan transportasi sekolah yang tepat waktu dan dapat mengakomodasi peserta didik di sekolah. 2) Peserta didik diberi pekerjaan tertentu dan memerintahkan mereka mengumpulkannya kesekolah. 3) Orang tua berusaha memantau waktu tidur anaknya agar yang bersangkutan tidur tepat waktu sehingga dapat bangun tepat waktu juga. Dapat juga menyediakan weker agar anaknya bangun pagi-pagi benar sebelum berangkat kesekolah. 4) Pengupayakan agar peserta didik memahami sedalam mungkin mengenai tata tertib sekolah.



b. Perbaikan Kondisi Sekolah Usaha-usaha yang dapat dilakukan berkenaan dengan perbaikan kondisi lingkungan sekolah Imron (1994:66) menyatakan sebagai berikut : 1) Mengunakan tata tertib sekolah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah. Peserta didik yang melanggar tata tertip sekolah bisa diberi sangsi sesuai dengan yang ditentukan dan disepakati oleh peserta didik. Pada awal orientasi peserta didik, para peserta didik memang diminta untuk menyepakati kesediaanya untuk mentaati peraturan sekolah dan tata tertib sekolah. 2) Memberikan pengertian kepada peserta didik akan arti pentingnya kehadiran mereka. 3) Menjadikan kehadiran peserta didik disekolah sebagai prasyarat untuk mengikuti ujian atau kehadiran peserta didik sebagai bagian dari perhitungan nilai ujian di sekolah. 4) Memperbaiki kondisi sekolah agar dipersepsi oleh peserta didik sangat menarik.



14



5) Memperlibatkan guru secara aktif dalam upaya peningkatan kehadiran peserta didik. 6) Selalu mempresensi peserta didik pada saat awal masuk kelas, baik pada jamjam pertama maupun pada saat jam-jam setelah istirahat atau pergantian jam. Mereka yang tidak ada pada jam-jam tertentu dicatat pada buku absensi dann digolongkan sebagai peserta yang tidak hadir. c. Perbaikan terhadap peserta didik sendiri “Perbaikan terhadap peserta didik sendiri sangat penting, oleh karena yang menentukan hadir tidaknya mereka sendiri. Usaha yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif dan preservatif” Imron (1994:67). Preventif dalam kamus lengkap bahasa Indonesia berarti bersifat mencegah atau pencegahan, pencegahan ini bisa di terapkan dirumah oleh orang tua, di sekolah oleh guru dan juga di lingkungan mereka tinggal yakni masyarakat. Kuratif dalam kamus ilmiah popular berarti tindak penyembuhan atau pengobatan sedangkan preservatif dalam kamus ilmiah popular berarti memelihara, yang berarti memelihara kebiasaan baik yang sudah terbentuk. Artinya jika ketiga istilah ini sama-sama di terapkan, maka kehadiran peserta didik dapat di tingkatkan dan ketidakhadiran peserta didik dapat di kurangi. d. Perbaikan terhadap kondisi masyarakat Perbaikan demikian akan dapat dilakukan, manakala ada kerja sama yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Jika sekolah tersebut memang didirikan untuk masyarakat,



maka



semestinya



masyarakat



juga



mendukung



terhadap



keberlangsungan sekolah. Dukungan tersebut dapat di wujudkan dalam bentuk mendukung terhadap upaya sekolah. Tidak diperbolehnya para peserta didik memasuki tempat-tempat hiburan pada saat jam sekolah berlangsung, adalah salah satu manifestasi dukungan yang patut dikembangkan. Demikian juga meminta keterangan atas peserta didik yang keluyuran di jalan-jalan pada saat jam sekolah, dapat dilakukan oleh masyarakat karena hal tersebut mendukung terhadap peningkatan kehadiran peserta didik di sekolah, Imron (1994:68).



15



e. Catatan kehadiran dan ketidakhadiran Peserta didik yang hadir di sekolah hendaknya di catat oleh guru dalam buku presensi. Sementara peserta didik yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam buku absensi. Dengan kata lain, presensi adalah daftar kehadiran peserta didik, sementara absensi adalah buku daftar ketidak hadiran peserta didik. Begitu jam pertama sudah dinyatakan masuk, serta para peserta didik masuk ke kelas, guru hendaknya mempresensi peserta didiknya satu persatu. Selain agar mengenal peserta didiknya, guru akan mengetahui siapa-siapa diantara peserta didiknya yang tidak masuk sekolah. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mempresensi kembali, barang kali ada peserta didiknya yang pulang sebelum waktunya. Tidak jarang, peserta didik pulang sebelum waktunya, hanya karena sudah merasa sudah dinyatakan masuk melalui presensi pada jam pertama, Imron (1994:68).



2.7 Sistem Absensi Siswa disetiap Mata Pelajaran Absensi adalah daftar kehadiran siswa di sekolah. Absensi penting untuk mengetahui tingkat kehadiran siswa di sekolah. Absensi juga digunakan sebagai salah satu nilai dalam aspek sikap (afektif). Absensi pada umumnya dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui berapa banyak siswa yang hadir di dalam kelas pada saat pengabsenan. Jika siswa tidak hadir, maka akan dituliskan tidak hadir dalam data absensi dengan keterangan/ alasan. Biasanya sekolah menungaskan guru setiap mata pelajaran untuk mengabsen siswanya sebelum memulai pembelajaran. Hal itu bertujuan agar setiap waktu, siswa dipantau kehadirannya di sekolah melalui absensi siswa di setiap mata pelajaran. Jenis-jenis kehadiran/absensi siswa di sekolah, antara lain : a) Absensi Manual Absensi jenis manual, adalah absensi yang sepenuhnya dikerjakan langsung oleh manusia. Absensi siswa manual biasa terdiri dari : (a) Absensi harian siswa, (b) Rekapitulasi absensi siswa per bulan yaitu rekapitulasi yang datanya diambil dari absensi harian, Adapun pengerjaannya bisa harian, mingguan atau juga bulana, 3.



16



Rekapitulasi absensi siswa per semester yaitu rekapitulasi yang datanya diambil dari rekapitulasi absensi per bulan, adapun pengerjaannya bisa per semester. b) Absensi otomatik/elektrik. Pada era modernisasi seperti sekarang ini dalam pembuat absensi kita dapat menggunakan alat bantu elektronik. Jadi absensi otomatik adalah absensi yang menggunakan alat bantu elektronik Saat ini, banyak sekolah menerapkan sistem absensi manual. Tetapi sudah ada beberapa sekolah yang menerapkan absensi menggunakan teknologi seperti absen wajah dan sidik jari. Dimana absensi seperti itu sudah diprogramkan menggunakan komputer untuk menerima dan mengirim data kehadiran siswa.



17



BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rangkaian cara terstruktur atau sistematis yang digunakan oleh para peneliti dengan tujuan mendapatkan jawaban yang tepat atas apa yang menjadi pertanyaan pada objek penelitian. Dengan kata lain, di dalam metode penelitian, semua data objek yang berkaitan dengan pertanyaan pada objek harus disusun sistematis agar mendapatkan hasil yang benar dari penelitian. Susunan metode penelitian yang benar harus mencangkup hal hal seperti : (1) rancangan penelitian, (2) Populasi dan sampe (subjek dan objek)l, (3) metode pengumpulan dan instrumen, (4) Jadwal pelaksanaan dan (5) daftar pustaka. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode historis. Karena penelitian ini akan mengumpulkan informasi, menilai dan membuktikan data ketidakhadiran siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar, dan data yang diperoleh akan disimpulkan berdasarkan perbandingan teori yang sudah ada. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui apa saja pengaruh ketidakhadiran siswa di sekolah kelas 11 SMAN 2 Denpasar, faktor penyebabnya, dampak yang ditimbulkan dan bagaimana cara menanggulanginya. Hal tersebutlah yang akan dibandingkan dengan materi dan teori yang sudah ada sebelumnya (tujuan verifikasi). 3.2 Populasi dan Sampel 



Populasi -







Seluruh siswa kelas XI SMAN 2 Denpasar.



Sampel -



Subjek



: Kelas XI IPS 1



-



Objek



:Data absensi siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar.Beberapa hasil



ulangan harian siswa kelas 11 SMAN 2 Denpasar pada bulan Januari.



18



3.3 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan data dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk menjawab semua permasalahan dalam penelitian ini. Jenis data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data No



Jenis Data



Metode



Instumen



Analisis



Pengumpulan



Penelitian



Data



Data Absensi



Deskriptif



History



Hasil ulangan



kualitatif



Kuisioner



hariam Angket



Deskriptif



Data 1



Pengaruh



ketidakhadiran



siswa



terhadap prestasi belajarnya 2



Faktor yang menyebabkan terjadinya



3



ketidakhadiran siswa di sekolah Dampak yang dihadapi siswa karena



kualitatif Study Pustaka



kurangnya kehadiran di sekolah



Data Hasil



Deksriptif



Wawancara



Ulangan



Kualitatif



(bila perlu)



Harian



Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada tabel di atas dijelaskan satu per satu di bawah ini!. 



Metode Kuisioner Metode Kuisioner (angket) adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, akan menggunakan kuisioner sebagai berikut :



19



Tabel 3.2 Draf Kuisioner N



DAFTAR PERNYATAAN



O 1



Siswa



mengalami



SS



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena memiliki keluarga yang bermasalah. 2



Siswa



mengalami



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena factor intern dari siswa itu sendiri. 3



Siswa



mengalami



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena jarak yang jauh antara sekolah dengan rumah siswa bersangkutan. 4



Siswa



mengalami



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena ajakan dan pengaruh dari teman yang negatif. 5



Siswa



mengalami



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena tidak kondusifnya suasana di sekolah. 6



Siswa



mengalami



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena kualitas guru yang terkadang tidak sesuai dengan siswa bersangkutan. 7



Lebih suka berkumpul dengan teman saat jam sekolah dibandingkan diluar jam sekolah.



8



Responden dibandingkan



lebih



suka



belajar



di



sekolah



di



rumah



karena



mendapatkan



bimbingan dari guru di setiap mata pelajarannya. 9



Responden merasa harus datang tepat waktu ke sekolah setiap hari.



20



S



RG



TS



STS







Metode Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik tertulis,



foto-



foto, gambar maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penelitian. 3.4 Jadwal Pelaksanaan Tabel 3.2 Kegiatan dan waktu penyelenggaraan No 1



Nama Kegiatan Persiapan : penyusunan proposal, penyusunan istrumen dan



Tanggal dan Bulan Januari



2



materi proposal Presentasi : Pemaparan dan pengajuan proposal untuk di



januari



3 4 5 6



lanjutkan pada tahap penelitian Pelaksanaan penelitian Analisis dan pengujian data Penyusunan laporan penelitian Presentasi dan penilaian hasil laporan penelitian



21



April April April April



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian serta pembahasannya dari hasil penelitian. Hasil penelitian akan kami sajikan dalam bentuk tabel dan deskripsi. Dan disetiap data yang disajikan akan dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. 4.1 Pengaruh ketidakhadiran siswa terhadap prestasi belajarnya Penelitian menyangkut rumusan masalah ini dilakukan dengan metode historis, dimana telah mengumpulkan data nilai dan hasil ulangan harian dan data mengenai kehadiran siswa di sekolah pada sampel penelitain. Data-data tersebut akan dibandingkan dan dihubungkan satu sama lain. Data pertama yang telah dikumpulkan adalah data mengenai daftar nilai satu mata pelajaran (KKM :70) sebagai model nilai dari keseluruhan mata pelajaran yang ada. Data tersebut kemudian akan dibandingkan dengan keterangan yang berkaitan dengan kehadiran siswa itu di kelas (menggunakan sampel bulan april). Dari pembandingan itu, akan diketahui apakah ada pengaruh ketidakhadiran siswa terhadap prestasi belajarnya dan apakah terbukti teori-teori yang menyatakan bahwa hal itu saling mempengaruhi. Tabel 4.1.1 Rekapan data nilai dan keterangan kehadiran Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



Nilai 70 90 80 60 70 90 70 10 60 40 60 70 60 -



Keterangan berkaitan dengan kehadiran Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian cukup baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian baik



22



16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38



80 80 30 80 10 60 60 70 70 60 50 70 60 70 70 60 50 70 70 50 80



Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian cukup baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik Kehadiran keseharian baik



Sebelum melangkah lebih lanjut, tim peneliti mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu guru yang bersedia memberikan data mengenai nilai siswa di kelas XI IPS 1.



Hasil : Dari data di atas, dapat dilihat nilai pada satu mata pelajaran dan keterangan mengenai kehadirannya di sekolah pada bulan april. Data itu menunjukan bermacam hasil antara lain : 



Nilai besar + kehadiran baik, cukup dan kurang baik







Nilai kecil + kehadiran cukup dan kurang baik



Berdasarkan hasil diatas, kehadiran yang baik rata-rata mempunyai nilai sekurangkurangnya mencapai KKM. Hal itu dikarenakan siswa yang terus datang ke sekolah dan secara langsung juga bertemu dan diajar oleh guru mata pelajaran. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada siswa yang berpotensi, hanya saja ia jarang untuk dapat hadir ke sekolah. 4.2 Faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakhadiran siswa di sekolah



23



Data selanjutnya tersaji dalam bentuk deskripsi, dimana dalam data deskripsi dibawah ini diambil dari hasil tes kuisioner yang telah dicermati dan diteliti. Dalam kuisioner terdapat pernyataan dan pertanyaan sejumlah sembilan dan pernyataan, pertanyaan itu di buat berdasarkan landasan teori mengenai faktor penyebab terjadinya ketidakhadiran siswa di sekolah. Penelitian melalui kuisioner ini mendapatkan hasil sebagai berikut : Dalam penyebaran kuisioner, dilakukan dan dikerjakan sejumlah 10 siswa yang akan mewakili sampel yang kami teliti. Setelah mendapatkan hasil, bahwa siswa-siswa sampel yang menjawab kuisioner, sebagian besar menyetujui teori-teori mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakhadiran siswa di sekolah. Dengan rekapan data sebagai berikut : Table 4.2.1 Hasil Tes Kuisioner Peryataan dan pertanyaan 1. Siswa mengalami keterlambatan bahkan



SS 1



S 4



RG 1



TS 2



STS 2



2



5



1



0



2



3



2



2



3



0



2



3



0



2



3



1



3



2



1



3



1



1



0



6



2



6



3



0



1



0



ketidakhadiran di sekolah karena memiliki keluarga yang bermasalah 2.Siswa mengalami keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena factor intern dari siswa itu sendiri. 3.Siswa mengalami



keterlambatan



bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena jarak yang jauh antara sekolah dengan rumah siswa bersangkutan. 4.Siswa mengalami keterlambatan bahkan ketidakhadiran di sekolah karena ajakan dan pengaruh dari teman yang negatif. 5.Siswa mengalami keterlambatan ketidakhadiran



di



sekolah



karena



kondusifnya suasana di sekolah. 6.Siswa mengalami keterlambatan



bahkan tidak bahkan



ketidakhadiran di sekolah karena kualitas guru yang terkadang tidak sesuai dengan siswa bersangkutan. 7.Lebih suka berkumpul dengan teman saat jam sekolah dibandingkan diluar jam sekolah.



24



8.Responden lebih suka belajar di sekolah



4



3



3



2



6



2



0



0



dibandingkan di rumah karena mendapatkan bimbingan dari guru di setiap mata pelajarannya. 9.Responden merasa harus datang tepat waktu ke sekolah setiap hari. Pembahasan : Kuisioner yang telah di isi oleh responden di kumpulkan untuk dihitung tiap jawaban yang dipilih oleh responden. Setelah itu, jawaban yang berbagai macam dari responden akan di akumulasikan dengan mengambil pilihan jawaban terbanyak yang dipilih responden. Tabel 4.2.2 Akumulasi Data Hasil Tes Kuisioner Pernyataan/pertanyaan 1 2 3



Keterangan Sebanyak 4 orang setuju Sebanyak 5 orang setuju 3 orang sangat setuju dan 3 orang tidak



4



setuju 3 orang satuju dan 3 orang sangat tidak



5



setuju 3 orang satuju dan 3 orang sangat tidak



6 7 8 9



setuju Sebanyak 6 orang tidak setuju Sebanyak 6 orang sangat setuju Sebanyak 4 orang sangat setuju Sebanyak 6 orang setuju



Penjelasan : Dengan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlambatan bahkan ketidakhadiran siswa di sekolah dapat disebabkan karena memiliki keluarga yang bermasalah, faktor intern dari siswa itu sendiri, bisa juga dikarenakan jarak rumah yang jauh, ajakan yang negatif dari teman sebaya, suasana tidak kondusif di sekolah dan lainnya. Tetapi dalam draf kuisioner, juga terlampir mengenai alasan mereka harus dating ke sekolah karena merasa lebih focus belajar ketika di sekolah. Selain itu, sekolah juga menjadi wadah untuk bertemu dengan teman sehingga mereka merasa harus dating bahkan lebih awal sebelum jam pelajaran di mulai. 4.3 Dampak yang dihadapi siswa karena kurangnya kehadiran di sekolah



25



Dalam metode yang dilakukan terhadap rumusan masalah ini, data yang di pakai sama dengan data saat menguji rumusan masalah pertama. Tetapi, dalam pembahasan kali ini akan lebih mengacu kepada dampak yang dihadapi oleh siswa dengan kehadiran yang kurang di sekolah. Tabel 4.3.1 Data Siswa Dengan Kehadiran Yang Diperhatikan Nomor 7 8 13 14 16 18 30



Nilai 70 10 60 80 30 70



Keterangan Kehadiran keseharian cukup baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian kurang baik Kehadiran keseharian cukup baik Kehadiran keseharian kurang baik



Berdasarkan data itu, terlihat pada siswa dengan nomer acak 13 tidak mendapatkan nilai dengan kehadiran yang juga kurang baik pada bulan april ini. Selain itu juga, pada siswa nomer 8 mendapatkan nilai kurang baik karena kahadirannya kurang baik. Tetapi tidak bisa disangkal, ada siswa yang walaupun tercatat dengan kehadiran yang kurang baik namun memiliki pengetahuan yang cukup baik ( memang pintar ).



26



BAB V PENUTUP KESIMPULAN Sekolah adalah tempat dimana seorang siswa akan menuntut ilmu. Selain itu sekolah merupakan wadah untuk mempertemukan satu orang dengan lainnya sehingga tercipta interaksi dan sosialisasi diantara mereka. Banyak pendapat mengenai perlu atau tidak seorang siswa untuk bersekolah, dan sebagian mengatakan perlu. Tetapi dengan itu tidak bisa menutup kemungkinan seorang siswa mengalami ganguan dalam bersekolah, contohnya mengenai kehadiran di sekolah. Kehadiran di sekolah penting, karena jika siswa hadir di sekolah maka ia berarti telah mengikuti pembelajaran. Tetapi apakah bisa dijamin semua siswa dapat hadir di sekolah? Hal itu telah diteliti dan ditelaah. Semua kasus mengenai keterlambatan, ketidakhadiran siswa di sekolah mempunyai sebab masing-masing dan juga mempunyai pemecahan masalah masing-masing. Dari sebab serta pemecahan itu, tim peneliti telah menguji teori yang berkairan dengan hal tersebut. Dan hasilnya, beberapa teori yang telah ada itu terbukti saat diuji dan juga ada beberapa teori yang tidak terbukti kebenarannya saat diuji. Walaupun demikian, sebagai seorang siswa hendaknya kita memang serius dalam menjalankan kewajiban yaitu belajar dan mulailah dengan hal kecil seperti hadir di sekolah. Siswa juga perlu tak hanya dorongan dalam dirinya sendiri, mereka juga perlu dorongan dari luar untuk meningkatkan dirinya. Oleh sebab itu, semua yang ada disekitar siswa akan berpengaruh dan saling mempengaruhi.



27



SARAN Dengan kesimpulan yang telah tersepakati, kami sebagai tim peneliti telah merekomendasikan saran- saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan penelitian ini antara lain :



https://oload.stream/f/TMU8_NJWlXY/Incredibles_2_2018.mp4#



Daftar Pustaka



Sudarjad,Akhmad.2010.tentang-kehadiran-dan-ketidakhadiran-siswa-di-sekolah. akhmadsudrajat.wordpress.com.20oktober2010 Sekolah,Software.2018.ini-pentingnya-absensi-siswa-di-setiap-matapelajaran.softwaresekolah.id.05082018 Purnamafers,Riyan.2011.pengaturan-kehadiran-danketidak.riyanpurnamafers.blogspot.com.20oktober2010 Putri,Erika,Dian.2017.kehadiran-dan-ketidakhadiran-persertadidik.danniaedu.blogspot.com. Hidayat,Anwar.2017.metode-penelitian-metodologi-penelitian.www.statistikian.com.



3Februari2017 Saddoen,Arifin.2018.contoh-metode-penelitian.moondoggiesmusic.com.10juli2018



Sugeng,Mas.2014.macam-macam-penelitian-dan-metode.tipsserbaserbi.blogspot.com.Oktober2010 Suherli.Suryaman,Maman.Septiaji,Aji.Istiqomah.2017.bukupelajaranBahasaIndonesia.



28



29



30