3 Konsep Keluarga Sejahtera [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP KELUARGA SEJAHTERA



DISUSUN OLEH SRI APRIYANTI 091 STYC 17



YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN MATARAM 2020



i



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Keluarga Sejahtera” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Mataram, 09 April 2020



ii



DAFTAR ISI Cover .....................................................................................................



i



Kata Pengantar......................................................................................



ii



Daftar Isi................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN......................................................................



1



1.1...................................................................................Latar Belakang .........................................................................................................1 1.2..............................................................................Rumusan Masalah .........................................................................................................2 1.3.................................................................................................Tujuan .........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................



3



2.1 Pengertian keluarga sejahtera............................................................



3



2.2 Tahapan keluarga sejahtera...............................................................



3



2.3 Indikator keluarga sejahtera..............................................................



6



2.4 Manfaat keluarga sejahtera................................................................



7



2.5 Pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera..................................



7



BAB III PENUTUP...............................................................................



11



3.1 Kesimpulan........................................................................................



11



3.2 Saran..................................................................................................



11



DAFTAR PUSTAKA............................................................................



12



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan perawatan dirumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan. Menurut Departemen kesehatan 1998 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dengan keadaan saling ketergantungan. Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Program pembangunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang kuat dengan diundangkannya UU No 10 tahun 1992 tentang perkembangan



kependudukan



dan



pembangunan



keluarga



sejahtera.



Kemudian sekitar 1 setengah tahun kemudian yaitu pada 29 juni 1993 presiden merencanakan bahwa setiap tanggal 29 juni sebagai “Hari Keluarga Nasional (Harganas)”, dan digariskan oleh presiden saat itu bahwa keluarga dikembangkan menjadi wahana pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka



dikembangkan



kebijakan



strategis



yang



diperlukan



untuk



mengembangkan keberhasilan gerakan keluarga berencana lebih lanjut menjadi “Gerakan pembangunan keluarga sejahtera” secara lengkap. 1.2.



Rumus an masalah 1. Apa pengertian keluarga sejahtera?



1



2. Bagaimana tahapan keluarga sejahtera? 3. Apa indikator keluarga sejahtera? 4. Apa manfaat keluarga sejahtera? 5. Bagaiman pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera? 1.3.



Tujua n 1. Tujuan umum Untuk mengetahui konsep teori dalam keluarga sejahtera serta bisa menerapkan hal-hal tersebut sehingga seorang individu bisa membentuk keluarga yang sejahtera tanpa ada kendala-kendala lainya karena sudah disajikan dalam bentuk makalah untuk dipelajari serta bisa diterapkan dalam membangun suatu keluarga. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengertian keluarga sejahtera b. Untuk mengetahui tahapan keluarga sejahtera c. Untuk mengetahui indikator keluarga sejahtera d. Untuk mengetahui manfaat keluarga sejahtera e. Untuk mengetahui pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian keluarga sejahtera Keluarga sejahtera adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas suami-isteri dan anaknya. Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup sprititual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan [ CITATION shi13 \l 1057 ]. Menurut Solih 1986 keluarga sejahtera dan bahagia adalah keluarga yang dapat mencapai kesuksesan di dalam hidupnya, baik materil maupun mental spiritual, yang memberikan nilai-nilai kepuasan yang mendalam kepada para anggota keluarga dalam situasi penuh kebahagiaan dan ketentraman hidup bersama. Jadi kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dimana kehidupan secara materiil, mental spiritual, dan sosial dapat dipenuhi secara seimbang bagi para anggota keluarga dalam situasi penuh kebahagiaan dan ketentraman hidup bersama. 2.2 Tahapan keluarga sejahtera Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang lauak. Bertakwa kepada tuhan yang maha Esa memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (A. Mungit, 1996 dalam [ CITATION Her13 \l 1057 ]. Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan



psikososial,



kemampuan



memenuhi



ekonominya



dan



aktualisasinya di masyarakat serta memperhatikan perkembangan negara Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera.



3



Di Indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu: [ CITATION Her13 \l 1057 ]



1. Keluarga pra sejahtera Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal (kebutuhan dasar belum seluruhnya terpenuhi) yaitu: a. Malaksanakan ibadah menurut agamnya oleh masing-masing anggota keluarga. b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas dirumah, bekerja, sekolah dan berpergian. d. Lantai rumah terluas bukan lantai tanah e. Bila anak-anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa kesarana kesehatan. 2. Keluarga sejahtera I Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologis. Pada keluarga sejahtera 1 kebutuhan dasar 1 sampai 5 telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi yaitu: a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur b. Paling



kurang



sekali



seminggu,



keluarga



menyediakan



daging/ikan/telur c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru pertahun d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni rumah e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat f. Paling kurang 1 anggota keluarga 15 tahun ke atas berpenghasilan tetap g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin



4



h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil) 3. Keluarga sejahtera II Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembanganya, seperti kebutuhan anak menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II, kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 – 14 terpenuhi), namun kebutuhan pengembangan belum terpenuhi anatar lain: a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama b. Sebagaian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk komunikasi antar anggota keluarga d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya e. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1x/6 bulan f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/majalah/radio/TV g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi daerah. 4. Keluarga sejahtera III Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III, kebutuhan fisik sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (1-21 terpenuhi), namun kepedulian sosial belum terpenuhi, yaitu: a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat bentuk materiil. b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/instusi masyarakat



5



5. Keluarga sejahtera III plus Keluarga sejahtera III plus yaitu, keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi (1-23 terpenuhi). 2.3 Indikator keluarga sejahtera Indikator keluarga sejahtera [ CITATION Yan18 \l 1057 ] 1. Keluarga pra sejahtera 1 “Sangat Miskin” Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya. a. Indicator ekonomi 1) Makan dua kali sehari b. Indicator non ekonomi 1) Bila anak sakit dibawa kesarana kesehatan “Puskesmas” 2. Keluarga sejahtera 2 ‘Miskin’ Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal. a. Indikator ekonomi 1) Sekali seminggu makan daging dan ikan 2) Setahun sekali setiap anggota keluarga dapat satu stel pakaian baru masing-masing 3) Luas lantai rumah untuk satu penghuni paling kurang 8 meter b. Indikator non ekonomi 1) Ibadah teratur 2) Punya penghasilan tetap 3) Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf 4) Usia 6-15 tahun bersekolah 3. Keluarga sejahtera 3 a. Upaya meningkatkan pengetahuan agama b. Mempunyai tabungan keluarga c. Ketika makan sambil berkomunikasi d. Mengikuti kegiatan kemasyrakatan e. Rekreasi 1x 6 bulan



6



f. Punya transportasi g. Memperoleh berita dari surat kabar h. Belum dapat terpenuhi i. Aktif memberikan sumbangan secara material secara teratur j. Aktif sebagai pengurus di ke organisasian kemasyarakatan 4. Keluarga sejahtera plus a. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur b. Ikut sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan 2.4 Manfaat dan tujuan keluarga sejahtera Keluarga sejahtera bertujuan untuk mengemabngkan keluarga agar timbul rasa aman, tentram dan harapan masa depannya lebih baik merupakan salah satu pembentuk ketahanan keluarga dalam membangun keluarga sejahtera. Pelaksanaan pembangunan dalam keluarga sejahtera dalam PP no. 21 tahun 1994, pasa 2 pembangunan kelurga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga. Tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, produktif, mandiri dan memiliki kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungannya. 2.5 Pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera Peraturan pemerintah No. 21 tahun 1994 pasal 2, menyatakan bahwa penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan



kualitas



keluarga



dan



keluarga



berencana



yang



diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Tujuan mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, sehat, produktif, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungan. Pokok-pokok kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah kegiatan pertumbuhan dan pengembangan perilaku usaha dan tenaga terampil sehingga dapat



7



melakukan usaha ekonomi produktif untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Bentuk kegiatan pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah sebagai berikut: a. Penumbuhan dan pengembangan pengetahuan, sikap perilaku usaha, dan keterampilan keluarga melalui penyuluhan, pelatihan magang, studi banding, dan pendampingan. b. Penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha, melalui kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) c. Pembinaan permodalan, melalui tabungan, takesra, (tabungan keluarga sejahtera), kukesra (kredit keluarga sejahtera) d. Pembinaan pemasaran melalui kerjasama dengan para pengusaha dan sector terkait e. Pembinaan produksi, melalui bimbingan dalam memilih dan memanfaatkan alat teknologi tepat guna yang diperlukan dalam proses produksi f. Pembinaan kemitrausahaan, dengan para pengusaha dari sector terkait koperasi g. Pengembangan jaringan usaha, khusunya bekerjasama dengan departemen koperasi dan PPKM. 2. Pembinaan ketahanan non fisik keluarga Tujuan peningkatan kualitas anak, pembinaan kesehatan reproduksi remaja, dan peningkatan keharmonisan keluarga, keimanan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha Esa. Bentuk kegiatan ketahanan non fisik keluarga adalah sebagai berikut: a. Bina keluarga balita Pembinaan terhadap orang tua anak balita agar pertumbuhan dan perkembangan anaknya optimal secara fisik dan mental melalui kelompok dengan bantuan alat permainan edukatif (APE). b. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui 1) Pusat-pusat konsultasi remaja



8



2) Penyuluhan konseling di sekolah dan pesantren, kelompokkelompok 3) Remaja, karang taruna, remaja masjid, pramuka dan lain-lain 4) Kelompok bina keluarga remaja (BKR), dan penyuluhan melalui media masa c. Pembinaan keluarga lansia melalui kelompok Bina keluarga lansia (BKL) d. Kegiatan-kegiatan lain adalah sebagai berikut: 1) Gerakan keluarga sejahtera sadar buta aksara 2) Beasiswa supersemer 3) Bantuan karya pramuka keluarga berencana (saka kencana) kegiatan lomba-lomba 3. Pelayanan keluarga berencana a. Kegiatan komunikasi informasi edukasi (KIE) Kegiatan ini meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan KB. b. Pelayanan kesehatan reproduksi meliputi pelayanan kontrasepsi, pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu, serta pelayanan lain yang ada hubungannya dengan reproduksi 4. Pendataan keluarga sejahtera Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan gerakan keluarga sejahtera setiap tahun, anatar bulan januari sampai maret, dilakukan pendataan keluarga untuk mengetahui pencapaian keluarga berencana dan tahapan keluarga sejahtera. Friedman (1981) membagi lima tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu: a. Mengenal



gangguan



perkembangan



kesehatan



setiap



anggotanya b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat c. Memberikan



tindakan



keperawatan



kepada



anggota



keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri



9



d. Mempertahankan



suasan



dirumah



yang



menguntungkan



kesehatan dan perkembangan keperibadian anggota keluarga e. Mempertahankan hubungan tibal balik antara keluarga lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik.



10



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan perawatan dirumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga sejahtera adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas suami-isteri dan anaknya. Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup sprititual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan [ CITATION shi13 \l 1057 ]. 3.2 Saran Apabila di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon dimaafkan, penulis sangat mengharapakn kritik dan sarannya dari pembaca demi perbaikan makalah ini dan kami ucapkan terimakasih.



11



DAFTAR PUSTAKA Azmi,



F.



N.



(2019).



Konsep



Keluarga



Sejahtera.



Bandung:



https://www.academia.edu/4055533/Konsep-Keluarga-Sejahtera-Makalah. Dewi,



D.



M.



Konsep



Keluarga



Sejahtera.



Indonesia:



https://www.academia.edu/23992684/Konsep-Keluarga-Sejahtera. Herlinawati. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka A-Salam. shinta.



(2013).



Pengertian



Keluarga



Sejahtera.



Indonesia:



https://id.scribd.com/doc/146290246/Pengertian-Keluarga-Sejahtera. Yanti, E. R. (2018). Konsep keluarga Dan Keperawatan Keluarga. PekenBaru Riau:



https://www.slideshare.net/mobile/ayurahmadani5/materi-



keperawatan-komunitas-konsep-keluarga.



12