3 Makalah 3B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FITOTERAPI “VIPALBUMIN”



Disusun Kelompok Oleh :



1. Putri Indah Astuti



(F420185051)



2. Juana Della Alviona



(F420185054)



3. Lathifatul Hikmah



(F420185055)



4. Atika Indana Zulfa



(F420185057)



5. Dinda Amelia



(F420185058)



6. Nila Afifatul Mila



(F420185059)



7. Nurisma Amarilis Minarizma



(F420185066)



8. Muhammad Dzaky N



(F420185074)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS PROGRAM STUDI S1 FARMASI 3 B 2021/2022



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “FITOTERAPI” ini yang membahas tentang "VIPALBUMIN" pada waktu yang telah ditentukan. Terimakasih kepada Bu Apt. Sitta Hasanatin S., M.Farm. selaku dosen mata kuliah FITOTERAPI. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis akan sangat menghragai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Kudus, 6 April 2021



Penyusun



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan menyimpan potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya telah dinyatakan berkhasiat sebagai obat. Dari sekian banyak jenis tumbuhan obat, sekitar 78% masih diperoleh melalui pengambilan langsung dari hutan (Nugroho, 2010). Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan mengenai tanaman obat memiliki karakteristik berbeda-beda pada suatu wilayah. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat tersebut merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun hingga ke generasi sekarang sehingga tercipta berbagai ramuan tumbuhan obat yang merupakan ciri khas pengobatan tradisional Indonesia (Jhonherf, 2007). Pengetahuan mengenai tumbuhan obat mulai dari jenis, bagian tanaman, cara pengobatan sampai dengan penyakit yang dapat disembuhkan merupakan kekayaan pengetahuan yang perlu digali, dikembangkan, dilestarikan, dan dioptimalkan (Harini, 2000) Produksi obat tradisional dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Karena banyaknya variasi sediaan bahan alam, maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengelompokkan obat tradisional dalam sediaan jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda, yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan obat herbal terstandar bahan bakunya harus distadarisasi dan sudah diuji farmakologi secara



eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik (Sukandar, 2006). Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Hal ini menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah keliru. Obat tradisional bila dikonsumsi melampaui batas yang dianjurkan justru akan membahayakan. Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan telaah informasi, dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional (Oktora, 2006). Saat ini tercatat sekitar 40% penduduk Indonesia menggunakan pengobatan tradisional, 70% berada di daerah pedesaan (Harmanto dan Subroto, 2007)



B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Fitofarmaka ? 2. Apa kriteria Fitofarmaka? 3. Bagaimana perancangan Fitofarrmaka atas dasar kaidah Fitoterapi? 4. Apa khasiat yang terkandung dalam vipalbumin?



C. Tujuan Makalah 1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Fitofarmaka. 2. Dapat mengetahui kriteria Fitofarmaka. 3. Dapat mengetahui bagaimana perancangan Fitofarrmaka atas dasar kaidah Fitoterapi. 4. Dapat mengetahui khasiat yang terkandung dalam vipabumin.



BAB II PEMBAHASAN



A.



PENGERTIAN FITOFARMAKA Fitofarmaka adalah obat herbal terstandar yang telah dilkukan pembuktian lebih tinggi secara ilmiah. Pada fitofarmaka telah dilakukan pengujian pra klinik dan pengujian klinik. Logo fitofarmaka adalah jarijari daun, yang kemudian membentuk bintang, terletak dalam lingkaran. Ditempatkan di bagian atas kiri wadah/ pembungkus/ brosur, dicetak dalam warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras dengan warna logo. Tulisan “FITOFARMAKA” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dalam warna hitam di atas dasar warna putih



atau



warna lain



yang



mencolok



kontras



dengan



tulisan



“FITOFARMAKA”. Produk fitofarmaka di Indonesia hanya tersedia 6 produk



yaitu:



Nodiar



(Kimia



Farma),



Rheumaneer



(Nyonya



Meneer),Stimuno (Dexa), Tensigard (Phaspros), X-Gra (Phapros), Diabmeneer (Nyonya Meneer) (Arbangga ,2016) . Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik serta



bahan



baku



dan



produk



jadinya



telah



distandardisasi



(PerBPOM,2019) . B.



PENGERTIAN FITOTERAPI Fitoterapi berasal dari kata, fito dan terapi. Fito artinya fumbuhan, terapi artinya pengobatan. Jadi. fitoterapi adalah pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan (Romansah,2009: l). Menurut sejarahnya istilah fitoterapi disebut oleh seorang dokter dari Prancis, bemama Henry Leclerc. Tokoh tersebut banyak menulis tentang



tanaman obat yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Prancis yang terkenal, yaitu Za Presse Metlicale. Istilah lain untuk fitoterapi adalah pengobatan herbal. Pengobatan herbal adalah bentuk pengobatan alternative yang mencakup penggunaan tanaman atau ekstrak tanaman yang berbeda. Herbal sering disebut jamu, obat botani, atau jamu medis (Rina Nurmalina, 2012: 11) .



C.



KRITERIA FITOFARMAKA 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat dibuktikan secara uji klinis. 3. Dilakukan standardisasi bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. 4. Memenuhi persyaratan mutu dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi. (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Pedoman uji toksisitas nonklinik secara in vivo. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014. Jakarta.2014:1-30.).



D.



PERANCANGAN



FITOFARMAKA



ATAS



DASAR



KAIDAH



KAIDAH DALAM FITOTERAPI Ramuan



(Komposisi)



hendaknya



terdiri



dari



1



(satu)



simplisia/sediaan galenik. Bila hal tersebut tidak mungkin, ramuan dapat terdiri dari beberapa simplisia / sediaan galenik dengan syarat tidak melebihi 5 (lima) simplisia/sediaan galenik. Simplisia tersebut masing



masing sekurang-kurangnya telah diketahui khasiat dan keamanannya berdasar pengalaman. (BPOM, 2004)



E.



FORMULASI Nama produk



komposisi



Industry



Bahan



Berat



Ekstrak Ophicephalus striatus Vipalumin



PT Royal Medikal Pharmalab



Ekstrak sinenis



Citrus



Ekstrak Curcumae domesticate Rhizoma



F.



5g 4,5 g 005 g



KLARIFIKASI Klasifikasi ikan gabus sebagai berikut : Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Actynopterygii



Ordo



: Perciformes



Family



: Channidae



Genus



: Channa



Species



: Channa striata (Courtenay, 2004)



Gambar :



G.



KHASIAT Khasiat ophiocephalus striatus ( ekstrak ikan gabus ) 1. Sebagai Hepaprotektor Sejumlah komponen protein dan asam amino essensial dalam ikan gabus memiliki peran dalam memaksimalkan sekaligus melindungi fungsi hati. Sebagaimana diungkap dalam jurnal Uji potensi ekstrak ikan gabus (Channa striata) sebagai Hepatoprotector pada tikus yang diinduksi dengan parasetamol pada IPB Respirotery tahun 2009. Riset IPB ini membuktikan bahwa pemberian ekstraksi ikan gabus akan membantu meningkatkan ketahanan hati tikus terhadap efek toksin dari parasetamol yang berlebihan. (Purnamasari et all, 2009). 2. Meningkatkan produksi kolagen Dalam riset IPB lain yang diungkap dalam IPB Respirotery tahun 2015 dengan jurnal bertajuk Hidrolisat Kolagen Dari Kulit Ikan Gabus



(Channa



Striata)



Yang



Menunjukkan



Aktivitas



Penghambatan Ace Antioksidan menunjukan adanya komponen asam amino essensial termasuk asam glutamat yang menunjang produksi kolagen. Kulit dari ikan gabus sendiri mengandung kolagen dalam jumlah relatif tinggi. Kolagen akan bekerja menunjang regenerasi sel kulit, sehingga mencegah proses penuaan kulit. Juga berperan dalam regenerasi sel pembuluh darah sehingga menjaga elastisitas dan kesehatan pembuluh darah. (Wibawa et all, 2015).



3. Membantu mengatasi hipertensi Ketika dikatakan ikan gabus membantu tubuh lebih aktif memproduksi kolagen, dan kolagen membantu proses regenerasi sel pembuluh darah, maka secara tidak langsung ikan gabus memberi manfaat dalam mengatasi hipertensi. Sejumlah kasus hipertensi terjadi akibat kerusakan pembuluh darah dimana terbentuk arterosklerosis yang memicu pembuluh darah menjadi kaku, mengeras dan membentuk penebalan. Terbukti bahwa terapi dengan kulit ikan gabus yang kaya kolagen membantu



menghambat



ACE



atau Angiotensin-I



Converting



Enzyme yang menjadi salah satu masalah berkaitan dengan hipertensi. Sebagaimana diungkap dalam IPB Respirotery tahun 2016 dengan tajuk Potensi Ekstrak Protein Kasar Ikan Gabus (Channa Striata) Sebagai Antioksidan Dan Antihipertensi. (Santoso et all, 2016) 4. Menstimulasi Imunitas Dalam riset lain yang diungkap oleh IPB Resipotery tahun 2014 dengan tajuk Efikasi pemberian biskuit fungsional ikan gabus (Ophiocephalus



striatus)



terhadap



imunitas



humoral



anak dibuktikan bahwa pemberian asupan berbahan ikan gabus memberi pengaruh positif terhadap imunitas anak. Ikan gabus diketahui mengandung zink yang bekerja relevan terhadap sistem hormonal. Sedang imunitas bergantung dengan kinerja dan keseimbangan hormonal dalam tubuh. Itu menyebabkan asupan ikan gabus membantu meregulasi sistem imunitas. Ikan gabus juga dikenal kaya akan komponen asam amino, zat besi dan magnesium. Beberapa komponen nutrisi yang juga berperan besar dalam meningkatkan imunitas seseorang. (Sri et all, 2014).



5. Membantu penyembuhan stroke Dalam jurnal Research Gate mengungkapkan adanya manfaat terapi dengan tepung ikan gabus dalam membantu proses penyembuhan kerusakan neurologi pada pasien stroke. Terapi ini sekaligus juga membantu memperbaiki kerusakan pembuluh darah yang dialami oleh pasien. Terapi ini memang masih dalam skala terbatas dan belum diungkap lebih mendalam. Tetapi dipercaya peran kolagen dan aktivasi glutathione akibat dari asupan ikan gabus memberi efek positif terhadap fungsi saraf. 6. Membantu mengatasi malnutrisi Dalam sejumlah praktek yang dilakukan pada sejumlah rumah sakit yang khusus untuk menangani kasus malnutrisi, ditemukan pemberian terapi dengan ekstraksi ikan gabus. Kandungan protein, mineral dan asam lemak di dalamnya yang tinggi memiliki peran besar membantu meningkatkan kecukupan nutrisi pasien malnutrisi. Dalam jurnal ResearchGate diungkap beberapa riset yang membuktikan pemanfaatan ekstraksi ikan gabus untuk penanganan malnutrisi, termasuk yang dijalankan di Jayapura  dalam program Proceeding Ristek Insinas.



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Fitofarmaka adalah obat herbal terstandar yang telah dilkukan pembuktian lebih tinggi secara ilmiah. Pada fitofarmaka telah dilakukan pengujian pra klinik dan pengujian klinik. Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah. Kriteria Fitofarmaka : 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat dibuktikan secara uji klinis. 3. Dilakukan standardisasi bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. 4. Memenuhi persyaratan mutu dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.



Khasiat : 1. Sebagai Hepaprotektor. 2. Meningkatkan produksi kolagen. 3. Membantu mengatasi hipertensi. 4. Menstimulasi Imunitas. 5. Membantu penyembuhan stroke 6. Membantu mengatasi malnutrisi



DAFTAR PUSTAKA



Arbangga.2016. Profil penggunaan obat .Fakultas farmasi ump. BPOM, 2004. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengenlompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta PerBPOM. no 32 th 2019. persyaratan obat mutu dan tradisional. Rina Nurmalina. 2012. Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda . Jakarta: Kompas Gramedia. Romansah.



2009.



http:www.romansah.wordpress.com-20090216-



pengertian herba dan fitoterapi.