34 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI



HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI BERMAIN ANAK DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD AL FALAH DESA BIBRIK KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN



Disusun Oleh : EKA NUR MEILAWATI NIM. 201302024



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2017



SKRIPSI



HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI BERMAIN ANAK DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD AL FALAHDESA BIBRIK KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)



Disusun Oleh : EKA NUR MEILAWATI NIM. 201302024



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2017



i



ii



iii



HALAMAN PERSEMBAHAN



Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan serta doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik tepat pada waktunya. Oleh karena itu atas rasa syukur penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNya maka skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa. Kepada Bapak Sarni dan Ibu Suwarti selaku kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan penulis. Ucapan terimakasih saja tak akan cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kedua orang tuaku. Kepada semua dosen Prodi S1 Keperawatan khususnya dosen pembimbing Bapak Drs. I Made Santu S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing 1 dan Ibu Sesaria Betty M. S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing 2 serta dewan penguji Ibu Mega Arianti Putri S.Kep,.Ns.,M.Kep terima kasih banyak telah membimbing dengan sabar dan telaten sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Adikku Prada Bayu Ade Irawan terimakasih banyak atas doa, kasih sayang serta dukungan untuk saya. Dan ucapan terimakasih untuk seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat dan perhatian serta motivasi untuk penulis. Temanku Nely riza octavia dan Anju filomena yang banyak membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Teman-temanku Prodi S1 Keperawatan Kelas A dan B angkatan tahun 2013 terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua atas semua semangat, dukungan dan bantuan kalian semua. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, orangorang yang penulis sayangi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.



iv



HALAMAN PERNYATAAN



Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : EKA NUR MEILAWATI NIM : 201302024 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.



Madiun, 27 Juli 2017 Mahasiswa



EKA NUR MEILAWATI NIM. 201302024



v



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama



: EKA NUR MEILAWATI



Jenis Kelamin



: Perempuan



Tempat dan Tanggal Lahir



: Madiun, 26 Mei 1992



Agama



: Islam



Alamat



: Ds. Garon Dsn. Garon Rt.18 Rw. 03 Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun



No. HP/Wa



: 082134801262



E-mail



: [email protected]



Riwayat Pendidikan



: 1. SD Negeri Garon 1 2. SMP Negeri 1 Balerejo 3. SMK PGRI Wonoasri



Riwayat Pekerjaan



: PT. Onkyo Asia Electronic



vi



KATA PENGANTAR



Puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dankarunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain Anak dengan Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun” skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih : 1. Zainal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah meberikan Kesempatan untuk mengikuti Program Sarjana Keperawatan. 2. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan.



vii



3. Drs. I Made Santu S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini. 4. Sesaria Betty M, S.Kep,.Ns.,M.Kes selaku pembimbing 2 yang dengan kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, nasehat-nasehat dan semangat. 6. Teman penulis yaitu Nely riza octavia dan Anju filomena yang banyak membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan bantuan yang telah mereka berikan selama ini kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan kita semua.



Madiun, 27 Juli 2017



EKA NUR MEILAWATI NIM : 201302024



viii



ABSTRAK Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain Anak dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun



EKA NUR MEILAWATI NIM : 201302024 Pengetahuan dan peranan orang tua sangat bermanfaat bagi perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali keterlambatan proses perkembangan anaknya sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Jiwan Kabupaten Madiun. Metode yang digunakan adalah Analitik Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini 32 anak dari 35 populasi dan 32 orang tua anak tersebut dengan menggunakan teknik sampling Total Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar DDST. Hasil penelitian didapatkan sejumlah 28 (87,5%) responden pengetahuan baik dengan motorik halus normal, sejumlah 2 (6,25%) responden pengetahuan cukup dengan motorik halus meragukan, dan sejumlah 2 (6,25%) responden pengetahuan kurang dengan motorik halus meragukan. Hasil analisa penelitian didapatkan p-value = 0,000 < α = 0,05 dengan nilai kontigensi 0,670 (kekuatan hubungan antar variabel pada tingkat kuat). Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Berdasarkan penelitian diatas diharapkan orang tua mengetahui tentang pentingnya stimulasi bermain yang tepat sesuai dengan usia anak. Kata Kunci : Pengetahuan, Stimulasi Bermain, Perkembangan Motorik Halus.



ix



ABSTRACT Corelation Knowledge Parents About Play Stimulation With Fine Motor Development In Children Aged 3-5 Years In Early Childhood Al Falah Bibrik Jiwan Madiun EKA NUR MEILAWATI NIM : 201302024 Knowledge and the role of parents is very helpful to child growth overal, because the parents could be immediately recognize child growth advantages as early as possible to give stimulation on child growth thorough in physical aspect, mentally and social. The purpose of this research is to knowing relation between parents knowledge about play stimulation with fine motor development children 3-5 years old in early childhood Al Falah Bibrik Jiwan Madiun. The method used is corelation analitic with cross sectional approach. The sample of this research is 32 children from 35 population and 32 of parents used sampling technique with total sampling. That instrument used is quesioner and DDST sheet. The result of research obtained amount 28 (87,5%) of respondent that good knowledge with normally motoric, amount 2 (6,25%) of respondent that average knowledge with doubtful motoric, and amount 2 (6,25%) of respondent less knowledge with doubtful motoric. The result of analysis obtained ρ–value = 0,000 < α = 0,05 with contigency value 0,670 (the power of relation between variable on strong level). Research conclution is there are relation between parents knowledge about play stimulation with fine motor development children 3-5 years old growth early childhood Al Falah Bibrik Jiwan Madiun. Based on above research expected the parents knowing about importance play stimulation that rigth and appopriate age of the child. Keywords : Knowledge, Play Stimulation, Fine Motor Development



x



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAKS ..................................................................................................... ix ABSTRACK .................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan .............................................................. 9 2.1.1 Definisi Pengetahuan .................................................... 9 2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................... 10 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ..................... 11 2.1.4 Cara pengukuran pengetahuan ...................................... 13 2.2 Konsep Orang Tua ................................................................. 14 2.2.1 Definisi orang tua ......................................................... 14 2.2.2 Tugas dan peran orang tua ............................................ 15 2.2.3 Fungsi pokok orang tua ................................................ 16 2.3 Konsep Stimulasi Bermain ...................................................... 18 2.3.1 Defiinisi stimulasi bermain ........................................... 18 2.3.2 Fungsi bermain ............................................................. 18 2.3.3 Tujuan bermain ............................................................. 20 2.3.4 Faktor yang mempengaruhi bermain ............................ 22 2.3.5 Variasi dalam aktivitas bermain ................................... 24 2.3.6 Stimulasi bermain sesuai dengan usia .......................... 25 2.4 Konsep Perkembangan Motorik .............................................. 28 2.4.1 Definisi perkembangan motorik halus .......................... 28 2.4.2 Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik .... 29 2.4.3 Tingkatan perkembangan motorik halus ...................... 30 2.4.4 Manfaat perkembangan motorik halus ......................... 32 2.4.5 Dampak dalam perkembangan motorik halus .............. 33 2.4.6 Tugas-tugas perkembangan .......................................... 34 2.4.7 Jenis-jenis perkembangan ............................................. 34 2.4.8 Pengukuran dan screening perkembangan................... 35



xi



2.5 Konsep Anak Usia Pra Sekolah (Usia 3-5 Tahun) .................. 43 2.5.1 Definisi anak usia pra sekolah ...................................... 43 2.5.2 Ciri-ciri anak usi pra sekolah ........................................ 43 2.5.3 Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah.............. 45 2.5.4 Perkembangan bahasa anak usia pra sekolah ............... 45 2.5.5 Perkembangan psikososial anak usia pra`sekolah ........ 45 2.5.6 Perkembangan moral anak usia pra sekolah ................. 46 2.5.7 Perkembangan motorik anak usia pra sekolah.............. 46 2.5.8 Stimulasi Anak Usia Pra Sekolah ................................. 47 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 50 3.2 Hipotesis ................................................................................ 51 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ...................................................................... 53 4.2 Populasi dan Sempel Penelitian................................................ 54 4.2.1 Populasi ...................................................................... 54 4.2.2 Sampel ........................................................................ 54 4.3 Teknik Sampling ...................................................................... 55 4.4 Kerangka Operasional .............................................................. 55 4.5 Identifikasi Variabel Peneliatian .............................................. 57 4.6 Definisi Operasional ................................................................. 57 4.7 Instrument Penelitian ................................................................ 60 4.8 Uji Validitas dan Reabilitas ...................................................... 60 4.8.1 Uji Validitas .................................................................... 60 4.8.2 Uji Reabilitas................................................................... 61 4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 62 4.10 Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 62 4.11 Teknik Pengolahan Data ........................................................ 63 4.12 Analisa Data ........................................................................... 67 4.13 Etika Penelitian ...................................................................... 71 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 73 5.2 Karakteristik Responden .......................................................... 75 5.2.1 Data Umum .................................................................... 75 5.2.2 Data Khusus.................................................................... 77 5.3 Pembahasan .............................................................................. 79 5.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 88 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan ............................................................................... 89 6.2 Saran ......................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91 LAMPIRAN ..................................................................................................... 93



xii



DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Definisi Operasional hubungan pengetahuan otang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik .............................. 58 Tabel 4.2 Daftar nilai keeratan hubungan variabel ........................................ 69 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Orang Tua ........................ 74 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Anak ................................. 74 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan ................................ 75 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pekerjaan .................................. 75 Tabel 5.5 Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain ..................... 76 Tabel 5.6 Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun .................... 76 Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kec. Jiwan Kab. Madiun ............... 77



xiii



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 50 Gambar 4.1 Kerangka Operasional hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik, Jiwan,Madiun ... 55



xiv



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Pengajuan Skripsi ...................................................... 90 Lampiran 2 : Surat Izin Survey Pendahuluan dan Penelitian ...................... 91 Lampiran 3 : Penjelasan Penelitian ............................................................. 92 Lampiran 4 : Lembar Persetujuan menjadi responden ................................ 93 Lampiran 5 : Kisi-Kisi Soal ........................................................................ 94 Lampran 6 : Lembar Kuesioner Pengetahuan ............................................ 95 Lampiran 7 : Lembar Penilaian DDST ....................................................... 97 Lampiran 8 : Standart Operasional Prosedur (SOP) ................................... 98 Lampiran 9 : Tabulasi Soal Pengetahuan Dengan SPSS .......................... 100 Lampiran 10 : Uji Validitas .......................................................................... 101 Lampiran 11 : Tabulasi Pengetahuan Orang Tua .......................................... 104 Lampiran 12 : Tabulasi Perkembangan Motorik Halus Anak ...................... 106 Lampiran 13 : Hasil SPSS ............................................................................. 112 Lampiran 14 : Lembar Konsultasi Proposal dan Skripsi .............................. 130 Lampiran 15 : Foto Kegiatan ....................................................................... 131



xv



DAFTAR SINGKATAN Dinkes DDST PAUD SPSS KSPS



: Dinas Kesehatan : Denver Development Screening Test : Pendidikan Anak Usia Dini : Statistic Package For Social : Kuesioner Pra Screening Perkembangan



xvi



DAFTAR ISTILAH Analysis Adoption Anomity Aplication Beneficience Coding Comprehension Confidentiality Cross Sectional



: Menganalisis : Menerima : Tanpa Nama : Aplikasi : Prinsip Manfaat : Pengkodean : Memahami : Kerahasiaan : Jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat Construction Play : Bermain Konstruksi Dependent : Terikat Editing : Pengolahan Evaluation : Evaluasi Exploratory Play : Bermain mengamati Independent : Bebas Inform Consent : Lembar Persetujuan Interest : Merasa Tertarik Know : Tahu Sampling : Teknik Pengambilan Sampel Scoring : Memberi Nilai Comprehention : Memahami Awareness : Kesadaran Golden Age : Jaman Keemasan Passed : Lulus Trial : Mencoba Manipulation : Manipulasi Presition : Ketelitian Naturalization : Kewajaran / pengalamiahan Personal Social : Perilaku Sosial Fine Motor Adaptive : Motorik Halus Gross Motor : Motorik Kasar Language : Bahasa Advanced : lebih/lanjut Caution : Peringatan Delay : Keterlambatan No Opportunity : Tidak ada kesempatan



xvii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia dimasa mendatang. Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang sangat berkualitas, maka perlu dipersiapkan agar dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya (Munandar, 2009). Kemampuan motorik merupakan salah satu proses tumbuh kembang yang harus dilalui dalam kehidupan anak, salah satunya motorik halus. Banyaknya negara yang mengalami berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif (Hidayat, 2010). Menurut WHO, 5-25% dari anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk perkembangan motorik halus. Gangguan perkembangan motorik halus biasanya menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan belajar. Perkembangan motorik halus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi genetik,motivasi untuk berlatih, kesehatan. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengetahuan orang tua,pendidikan orang tua,sikap orang tua,keluarga sosial ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan pola asuh (Fathoni, 2008). Dalam



melakukan



gerakan



motorik



halus,anak



memerlukan



dukungan



keterampilan fisik lain serta kematangan mental. Namun sebagian orang tua belum memahami hal ini, mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangan (Shochib, 2009).Dalam masa perkembangan anak terdapat masa



1



kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi perkembangan meningkat. Stimulasi bermain sangat diperlukan dalam proses perkembangan motorik anak. Apabila stimulasi bermain anak baik maka akan membuat perkembangan motorik anak meningkat, anak menjadi aktif dalam bermain. Stimulasi bermain yang buruk dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik, anak menjadi pasif dalam bermain (Dian, 2013). Menurut UNICEF pada tahun 2011 didapatkan data sejumlah 27,5% atau setara dengan 3 juta anak mengalami gangguan perkembangan khususnya pada balita. Angka kejadian di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, dan



di



Argentina terdapat 22% anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi. Di Indonesia 13-18% mengalami berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif.



Berdasarkan sensus demografi kesehatan



indonesia (SDKI) 2015 jumlah anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,09 juta anak. Dari jumlah tersebut, 13,5 juta diantaranya berusia antara 0-3 tahun dan anak usia 4-5 tahun mencapai 12,6 juta anak, dari jumlah anak tersebut sekitar 14,8% anak mengalami keterlambatan perkembangan(Hidayat, 2010). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terdapat presentase pencapaian indikator kinerja cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan prasekolah 80,21% pada tahun 2012 menjadi 75,46% pada tahun 2013. Data dari Dinkes Provinsi Jawa Timur terdapat 1-3% anak mengalami keterlambatan motorik. Data dari dua rumah sakit di Jakarta menyebutkan bahwa 11,3% anak mengalami



2



keterlambatan perkembangan motorik halus (Sujiono,2010). Berdasarkan hasil penelitian Roesli (2010) di Puskesmas Mranggen didapatkan bahwa balita yang mengalami gangguan motorik kasar sebanyak (31,2%), motorik halus (14,3%), sedangkan yang mengalami gangguan perkembangan stimulasi bahasa (19,1%) dan yang mengami gangguan perkembangan personal sosial (11,5%). Data jumlah balita di Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun pada tahun 2015 berjumlah 2.449 balita. Yang mengalami keterlambatan motorik berjumlah 906 balita, dan dilakukan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang). Data jumlah balita di puskesmas jiwan pada tahun 2016 berjumlah 1937 balita dan yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik berjumlah 198 balita. Data jumlah balita dari Puskesmas Klagen Serut pada tahun 2016 berjumlah 1493 balita dan balita yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik berjumlah 246 balita. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun pada tahun 2017 terdapat 35 anak usia 3-5 tahun. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu guru jumlah siswa pada tahun 2016 berjumlah 38 anak dan terdapat 5 anak yang mempunyai keterlambatan perkembangan motorik halus. Hasil tersebut dilakukan tes DDST oleh guru yang bekerjasama dengan Puskesmas Bibrik. Pada tahun 2017 masih belum dilakukan tes DDST pada siswa di PAUD Al Falah yang berjumlah 35 anak dengan usia 3-5 tahun. Menurut Munandar (2009) menyatakan bahwa karakter perkembangan motorik halus anak yang paling utama yaitu, pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi, pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami



3



kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna, pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, pada akhirnya masa kanak-kanak usia 6 tahun yang belajar bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil. Banyak kegiatan yang dapat kita berikan kepada anak untuk meningkatkan perkembangan motorik halusnya, salah satunya yaitu dengan bermain warna yang pasti menyenangkan bagi sebagian besar anak. Perkembangan motorik sangat berpengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan lainnya, anak yang memiliki fisik yang terlatih akan memiliki lebih banyak kesempatan dalam melakukan berbagai kegiatan baru yang belum pernah anak lakukan untuk menambah pengetahuannya. Perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain identitas anak, sosial ekonomi keluarga, kemampuan motorik anak, antropometri dan makanan yang dikonsumsi anak (Shochib, 2009). Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan anak sebagian besar berasal dari keluarga. Pada dasarnya keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak, selain sebagai pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan anak motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian



diri,



secara



psikososiologis



juga



sebagai



stimulator



bagi



pengembangan kemampuan anak (Yusuf, 2011). Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak dari luar agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi dapat diberikan oleh orang terdekat seperti orang tua, khususnya adalah seorang ibu (Shochib, 2009).



4



Hal-hal yang dapat memperhambat perkembangan motorik halus anak antara lain, kerusakan otak sewaktu dilahirkan, kondisi buruk prenatal (Ibu hamil yang merokok, narkoba, dll). Kondisi buruk saat postnatal (setelah dilahirkan), kurangnya kesempatan anak untuk dapat melakukan aktivitas motorik halus dikarenakan kurangnya stimulasi dari orang tua, over protective, terlalu dimanja, tuntutan yang terlalu tinggi dari orang tua, yaitu dituntut untuk melakukan aktivitas motorik halus tertentu padahal organ motoriknya belum matang, kidal yang dipaksakan menggunakan tangan kanan sehingga menimbulkan ketegangan emosi pada anak (Soedjiningsih, 2012). Menurut Munandar (2009) apabila dalam perkembangan seorang anak, peran orang tua tidak optimal, maka akan berdampak buruk terhadap perkembangan motorik halus anak. Anak akan cenderung manja, tidak mampu menyelesaikan permainannya sendiri, dan tidak dapat menghasilkan suatu karya. Selain itu anak akan cenderung kurang peka terhadap stimulus yang ada, lebih sering diam, kurang percaya diri, dan kurangnya rasa ingim tahu pada setiap hal-hal yang baru. Ibu berperan penting sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga sehingga ibu perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar mengerti dan terampil dalam melaksanakan pengasuhan anak sehingga dapat bersikap positif dalam membimbing perkembangan anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tirsa pada tahun 2014 yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain dengan perkembangan Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Anugerah Tumaratas Dua Kecamatan Langowan Barat mendapatkan hasil yang signifikan antara



5



pengetahuan ibu dan perkembangan anak yaitu diperoleh nilai (p = 0,004 < α 0,05). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuk pada tahun 2014 yang berjudul hubungan pengetahuan ibu tentang bermain dengan perkembangan motorik kasar pada anak toddler (1-3tahun) di posyandu desa suruhkalang karanganyar yang memperoleh hasil analisis bivariat diketahui nilai OR=2,839 dan P-value = 0,222, dimana p-value> 0,05. Sehingga hasil analisis tersebut dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang bermain dengan perkembangan motorik kasar pada anak toddler (anak usia 13tahun) di posyandu desa Suruhkalang Karanganyar. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Solusi dalam masalah ini dengan memberikan penjelasan kepada orang tua tentang pentingnya stimulasi bermain yang tepat sesuai dengan usia anak.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun?



6



1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain pada anak di PAUD Al Falah Desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun 2. Untuk mengidentifikasi perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun 3. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun.



1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang stimulasi bermain anak dan perkembangan motorik anak pada usia prasekolah 2. Pengembangan ilmu pengetahuan antara kualitas pengetahuan ibu tentang stimulasi bermain anak dan perkembangan motorik pada anak usia prasekolah.



7



1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sumber informasi dan kajian pustaka mengenai ada hubungan pengetahuan orang tua tentang perkembangan motorik pada anak usia prasekolah 3. Bagi Orang tua Sebagai masukan bagi orang tua agar selalu memperhatikan teknik bermain yang tepat sesuai usia untuk kualitas perkembangan motorik halus anak yang optimal. 4. Bagi Tempat Penelitian Dengan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain yang tepat sesuai dengan usia anak serta dilakukannya tes DDST, dapat mengetahui perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di



PAUD Al Falah Desa Bibrik



kecamatan Jiwan kabupaten Madiun



8



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Konsep Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan berasal dari kata “tahu” yang berarti mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami). Jadi pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui setelah melihat, mengalami, sesuatu (kamus besar indonesia). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengnderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan unsur yang sangat penting untuk terbentukknya tindakan seseorang (Notoadmodjo,2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Roger (1974) dikutip dari Notoatmodjo (2007), bahwa di dalam diri seseorang sebelum menerima sesuatu obyek terjadi yang berurutan, yaitu : 1.



Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.



2.



Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus (obyek) tersebut.



3.



Menimbang – nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.



4.



Mencoba (Trial), orang telah mulai mencoba berperilaku baru.



9



5.



Menerima (Adoption), subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.



2.1.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitifmenurut Notoadmodjo (2007) mempunyai enam tingkat yaitu : 1.



Tahu (Know)



Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kala kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2.



Memahami (Comprehention)



Memahami diartikan sebagai bagian dari suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. 3.



Aplikasi (Aplication)



Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam korteks atau situasi yang lain.



10



4.



Analisis (Analysis)



Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata keja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya. 5.



Sintesis (Syntesis)



Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meningkatkan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6.



Evaluasi (Evaluation)



Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian dari suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteri-kriteria yang telah ada. 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1. Usia Usia adalah waktu hidup (sejak kelahiran). Semakin bertambahnya usia seseorang maka tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah seiring pengalaman hidup. 2. Intelegensi



11



Daya membuat reaksi / penyesuaian yang tepat dan cepat baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman-pengalaman yang baru. Membuat pengalaman yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada faktor-faktor / kondisi-kondisi baru. 3. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi ssesorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. 4. Sosial Budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini mengalami suatu proses belajar dan memperoleh atau pengetahuan. 5. Pendidikan Pendidikan



adalah



suatu



kegiatan



atau



proses



pembelajaran



untuk



mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu. 6. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pngetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.



12



2.1.4 Cara pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tenatng isi materi yang akan di ukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan (Notoadmodjo,2007). Tingkat pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007) dibagi menjadi tiga adalah sebagai berikut ini : 1.



Tingkat pengetahuan baik



Tingkat pengetahuan baik adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang mampu mengetahui,



memahami,



mengaplikasi,



menganalisis,



mensintesis,



dan



mengevaluasikan. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan baik jika seseorang mempunyai 76-100% pengetahuan. 2.



Tingkat pengetahuan cukup



Tingkat pengetahuan cukup adalah tingkat pengetahuan dimana sesorang mengetahui, memahami, tetapi kurang mengaplikasi, menganalisis, mengintesis, dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan sedang jika seseorang mempunyai 56-75% pengetahuan. 3.



Tingkat pengetahuan kurang



Tingkat pengetahuan kurang adalah tingkat pengetahuan dimana sesorang kurang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan kurang jika seseorang mempunyai 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75–90%. 6. Penilainan perkembanagan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun dengan DDST 1). Anak usia 3 Tahun : ⁻ Menggoyangkan Ibu Jari ⁻ Menara dari 8 kubus



40



⁻ Menirukan garis vertikal 2). Anak usia 4 Tahun : ⁻



Memilih garis yang lebih panjang







Mencontoh







Menggambar orang 3 bagian







Mencontoh lingkaran



3). Anak usia 5 tahun : ⁻



Mencontoh persegi







Menggambar orang 8 bagian







Mencontoh persegi ditunjukkan



2.5 Konsep Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) 2.5.1 Definisi Usia Prasekolah Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia nol sampai enam tahun. Mereka biasanya mengikuti program preschool. Diindonesia untuk usia 4-6 tahun biasanya mengikuti program taman kanak-kanak. Pada masa prasekolah ini dibagi menjadi dua masa yaitu masa vital dan masa estetik. Masa vital adalah masa dimana pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya, sedangkan masa estetik dianggap sebagai



masa perkembangan rasa keindahan. Dimana pada masa ini



perkembangan anak yang terutama adalah perkembangan panca inderanya(Dony, 2014) Sedangkan menurut Ari (2015) anak prasekolah adalah anak- anak yang berusia 3 sampai 4 tahun. Pada tahap ini anak biasanya akan lebih aktif dalam



41



bereksplorasi, menyentuh benda, mengetes rasa, mencium bau, mendengar dan test lainnya untuk mengenal kemampuan diri mereka sendiri. Mereka belajar dengan mengalami dan dengan melakukan. Anak-anak prasekolah belajar dari permainan mereka dan biasanya mereka selalu sibuk mengembangkan ketrampilan dan menggunakan bahasa. 2.5.2 Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Menurut Rizky (2015) ciri-ciri anak usia pra sekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif. 1. Ciri Fisik Anak Usia Pra Sekolah Anak usia pra sekolah pada umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia pra sekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan matanya masih kurang sempurna. Rata-rata kenaikan berat badan per tahun sekitar 16,7-18,7 kg dan tinggi sekitar 103-110 cm. Mulai terjadi erupsi gigi permanen. 2. Ciri Sosial Anak Usia Pra Sekolah Anak usia pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Biasanya mereka mempunyai sahabat yang berjenis kelamin sama. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti. Anak menjadi sangat mandiri,



42



agresif secara fisik dan verbal, bermain secara asosiatif, dan mulai mengeksplorasi seksualitas 3. Ciri Emosional Anak Usia Pra Sekolah Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap sering marah dan iri hati sering diperlihatkan 4. Ciri Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Anak usia pra sekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa. Sebagian besar dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya. Sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara. Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik. 2.5.3 Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah masih masuk pada tahap operasional. Tahap ini ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi simbol-simbol yang menggambarkan objek atau benda dan keterikatan atau hubungan diantara mereka. Tahap pra opersional ini juga ditandaioleh beberapa hal, antara lain : egosentrisme, ketidakmatangan pikiran/ ide/ gagasan tentang sebab-sebab dunia di fisik, kebingungan antara simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus pada satu dimensi pada waktu kebingungan tentang identitas orang lain dan objek (Rizky, 2015). 2.5.4 Perkembangan Bahasa Anak Usia Pra Sekolah Menurut Rizky (2015), perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah adalah sebagai berikut ini :



43



1.



Anak usia 3 tahun dapat menyatakan 900 kata, menggunakan tiga sampai empat kata kalimat dan berbicara dengan tidak putus-putusnya (ceriwis)



2.



Anak usia 4 tahun dapat menyatakan 1500 kata, menceritakan cerita yang berlebihan dan menyanyikan lagu sederhana (ini merupakan usia puncak untuk pertanyaan “mengapa” )



3.



Anak usia 5 tahun dapat mengatakan 2100 kata, mengetahui empat warna atau lebih, nama-nama hari dalam seminggu dan nama bulan.



2.5.5 Perkembangan Psikososial Anak Usia Pra Sekolah Menurut Rizky (2015) anak usia pra sekolah berada pada tahap ke -3 : inisiatif vs kesalahan. Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (Preschool Age). Antara usia 3 dan 6 tahun , anak menghadapi krisis psikososial. Pada usia ini, anak secara normal telah menguasai rasa otonomi dan memindahkan untuk menguasai rasa inisiatif. Anak pra sekolah adalah seorang pembelajar yang energik, antusiasme dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Perkembangan rasa bersalah terjadi pada waktu anak dibuat merasa imajinasi dan aktifitasnya tidak dapat diterima. Anak pra sekolah mulai menggunakan lasana sederhana dan dapat bertoleransi terhadap keterlambatan pemuasan dalam periode yang lama. 2.5.6 Perkembangan Moral Anak Usia Pra Sekolah Anak pra sekolah berada pada tahap pre konvesional pada tahap perkembangan moral yang berlangsung sampai usia 10 tahun. Pada fase ini, kesadaran timbul dan penekanannya pada kontrol eksternal. Standart moral anak berada pada orang lain



44



dan ia mengobservasi mereka untuk menghindari hukuman dan mendapatkan ganjaran (Rizky, 2015). 2.5.7 Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah Menurut Rizky (2015) perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak usia pra sekolah adalah sebagai berikut ini : 1.



Perkembangan motorik halus (Fine Motor) Usia 3 tahun



Aktifitas a. Anak dapat menyusun ke atas 9-10 balok b. Anak dapat membentuk jembatan 3 balok c. Anak dapat membuat lingkaran dan silang 4 tahun a. Anak dapat melepas sepatu b. Anak dapat membuat empat c. Anak dapat menambahkan 3 bagian ke gambar stik 5 tahun a. Anak dapat mengikat tali sepatu b. Anak dapat menggunakan gunting dengan baik c. Anak dapat menyalin segitiga d. Anak dapat menambahkan 7 sampai 9 bagian gambar stik e. Anak dapat menuliskan beberapa huruf dan angka, dan nama pertamanya 2. Perkembangan motorik kasar (Gross Motor) Usia 3 tahun



4 tahun



5 tahun



Aktifitas a. Anak dapat menaiki sepeda roda tiga b. Anak dapat menaiki anak tangga mengguanakan kaki bergantian c. Anak berdiri pada satu kaki selama beberapa detik d. Anak melompat jauh a. Anak dapat meloncat b. Anak dapat menangkap bola c. Anak dapat menuruni tangga menggunakan kaki bergantian a. Anak dapat meloncat b. Anak dapat berjingkat dengan satu kaki c. Anak dapat menendang dan emnangkap bola d. Anak dapat lompat tali e. Anak dapat menyeimbangkan kaki bergantian



45



2.5.8 Stimulasi Anak Usia Pra Sekolah Menurut Rizky (2015) setelah umur selain mengembangkan kemampuankemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga diarahkan untuk kesiapan bersekolah antar lain : memeggang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil/buang air besar di toilet),



berbagi dengan teman dan kemandirian



(ditinggalkan di sekolah). Stimulasi untuk anak usia pra sekolah dengan usia 3-5 tahun bisa diberiakn dalam bentuk interaksi dengan keluarga dan orang lain disekitar si kecil. Perangsangan dapat dilakukan dirumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di kelompok bermain, Taman kanak-kanak atau sejenisnya . Hal ini akan membantu membentuk kepribadian si kecil dan cara dia berpikir sampai dia dewasa. Beberapa stimulasi perkembangan anak usia pra sekolah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut ini : 1.



Membaca buku bersama si kecil. Bila Ibu bekerja, membacakan cerita sebelum anak tidur adalah kebiasaan interaksi yang tak hanya menyenangkan, tapi juga mendidik.



2.



Ajak anak membantu Ibu melakukan pekerjaan rumah yang sederhana, misalnya melipat pakaian, dll.



3.



Dorong anak untuk bermain dengan anak lain, sehingga ia belajar mengenai nilai berbagi dan persahabatan.



4.



Kalau anak melakukan perbuatan yang salah, jelaskan kepadanya kenapa hal yang ia lakukan itu salah, dan perbuatan seperti apa yang lebih baik.



46



5.



Ketika anak merasa marah atau kecewa karena suatu masalah, bantu ia menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.



6.



Berbicaralah kepada anak dengan cara yang sama seperti Ibu berbicara dengan



orang



dewasa



lainnya.



Hal



ini



akan



membamtu



mengembangkan kemampuan berbahasa anak. 7.



Ajak anak untuk mengambil keputusan dari hal-hal sederhana, misalnya pakaian apa yang akan dia pakai, camilan yang akan ia nikmati di sore hari, dll.



47



BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL



3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka Konseptual adalah konsep yang di pakai sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2013). Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melaui penelitian yang akan dilakukan(Notoadmodjo, 2012). Tahap yang penting dalam suatu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan kterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam,2013).



48



Faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Umur Intelegensi Lingkungan Sosial Budaya Pendidikan Pengalaman



Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus : 1. Faktor internal adalah karakeristik yang melekat pada individu seperti tipe tubuh, genetik, motivasi untuk berlatih, kesehatan motivasi atau atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain 2. Faktor meliputi pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, sikap orang tua, keluarga sosial ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan pola asuh.



Pengetahuan orang tua tentang Stimulasi Bermain: 1. Tingkat pengetahuan Baik 2. Tingkat pengetahuan Cukup 3. Tingkat pengetahuan Kurang



Perkembangan motorik halus usia pra sekolah 1. Normal 2. Abnormal 3. Meragukan 4. Tidak dapat di uji



Keterangan : : diteliti atau diukur : tidak diteliti atau tidak diukur : berpengaruh : berhubungan



Gambar 3.1 Kerangka Konsep hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun



49



Pengetahuan orang tua dipengaruhi oleh faktor internal yaitu Usia, intelegensi, pemahaman, keyakinan, system nilai kepercayaan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan ibu yaitu pendidikan formal/informal, pergaulan, sarana informasi, sosial ekonomi budaya, latar belakang keluarga. Perkembangan balita terutama pada motorik halus juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan motorik balita yaitu karakteristik tubuh, motivasi atau atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain. Faktor eksternalnya yaitu tempat diluar individu yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penampilan seseorang, misalnya lingkungan sosial budaya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun.



3.2 Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan dalam penelitian (Nursalam, 2013). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0



: Tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi



bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.



50



BAB 4 METODE PENELITIAN



Metodelogi penelitian berasal dari kata Metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodelogi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan (Nursalam, 2013). Pada bab ini akan di jelaskan desain penelitian, kerangka kerja, subjek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, pengumpulan data, analisis data, dan etika penelitian. 4.1 Desain Penelitian Pemilihan dan penetapan rancangan penelitian dilakukan setelah perumusan hipotesis penelitian untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh terhadap penelitian (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini saya menggunakan penelitian analitik korelasi dimana penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan pada status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Nursalam, 2013).



51



Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hubungan antar variabel yang dilakukan secara serentak dari suatu kelompok subjek.



4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan dan subjek penelitian (misalnya manusia,pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun, sebanyak 32 anak. Kriteria populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan rentang usia 3-5 tahun dan siswa yang diantar ke sekolah oleh keluarga inti (Bapak atau Ibu). 4.2.2 Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Besarnya sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel (Notoatmodjo, 2012). Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang berjumlah 32 anak dan 32 orang tua (Bapak atau Ibu) dari anak-anak tersebut.



52



4.3 Teknik Sampling Sampling adalah menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2013). Metode sampling atau penentuan partisipan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk kedalam kategori Total Sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi semua menjadi sampel (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini, saya mengambil sampel dari populasi siswa PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun yang berjumlah 32 anak dan 32 orang tua (Bapak atau Ibu) dari anak tersebut.



4.4 Kerangka Operasional Kerangka operasional adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal dilakukan penelitian. Kerangka operasional adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian yang disajikan dalam bentuk alur penelitian mulai dari desain hingga analisis datanya (Nursalam, 2013)



53



Populasi : Seluruh siswa di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun Sebanyak 32 anak Sampel : Siswa PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun sebanyak 32 anak dan 32 orang tua (Bapak atau Ibu) dari anak tersebut Desain penelitian : Cross Sectional



Teknik Sampling : Total Sampling Variabel Variabel Independen: Pengetahuan orangtua stimulasi bermain



Variabel Dependen: tentang Perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun



Pengumpulan Data



Pengumpulan Data



Wawancara dan Kuesioner



DDST



Pengolahan Data Editing, Coding ,Skoring dan Tabulating



Analisa Data : Uji Spearman Rank



Hasil dan Kesimpulan



Publikasi



Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun



54



4.5 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Nursalam, 2013). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain di PAUD Al Falah desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,karena adanya variabel bebas (Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.



4.6 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang di ukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (diungkap dalam definisi konsep) tersebut secara operasional, secara praktik , riil, dan secara nyata dalam lingkup objek penelitian /objek yang di teliti. Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan atau mendeskripsikan variabel penelitian



55



sedemikian rupa sehingga orientasi pengertian definisi operasional terletak pada istilah yang spesifik dan terukur (Nursalam, 2013).



56



Tabel 4.1 Definisi operasional Hubungan Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor Variabel Independen: Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain



Segala sesuatu Pengetahuan orang tua tentang stimulasi yang diketahui bermain, meliputi : orang tua 1. Pengertian stimulasi bermain (ayah atau ibu) 2. Fungsi bermain tentang 3. Tujuan bermain stimulasi 4. Faktor yang mempengaruhi bermain (rangsangan) 5. Variasi dan keseimbangan dalam untuk bermain aktivitas bermain 6. Stimulasi bermain sesuai dengan usia



Variabel Dependen : Perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun



Segala sesuatu Kemampuan anak dalam melakukan tes : perkembangan Anak usia 3 Tahun motorik halus ⁻ Menggoyangkan Ibu Jari yang dinilai ⁻ Menara dari 8 kubus sesuai dengan ⁻ Menirukan garis vertikal DDST pada Anak usia 4 Tahun anak usia 3-5 1. Memilih garis yang lebih panjang tahun 2. Mencontoh 3. Menggambar orang 3 bagian 4. Mencontoh lingkaran Anak usia 5 tahun 1. Mencontoh persegi 2. Menggambar orang 8 bagian 3. Mencontoh persegi ditunjukkan



Kuesioner



Ordinal



Skor : - Benar :1 - Salah : 0 Kategori : Baik = 76-100% Cukup = 56-75% Kurang = dari r tabel maka di dapatkan 12 pertanyaan valid. 4.8.2 Uji Reabilitas Uji reabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dilakukan telah reliabel. Suatu alat yang dikatakan reliabel alat itu mengukur gejala dalam waktu berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Nasir, 2011). Untuk menguji reabilitas kuesioner digunakan koefisiensi reabilitas Alpha Cronbach dengan menggunakan aplikasi program SPSS (Stastitial Padage for Sosial Sciense) versi 16.00 for Windows. Hasil pengujian dengan menggunakan



58



Alpha Cronbach dengan alat ukur kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih atau sama dengan 0,60. Setelah dilakukan uji reabilitas menggunakan aplikasi program SPSS (Stastitial Padage for Sosial Sciense) versi 16.00 for Windows, hasil pengujian dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan alat ukur kuesioner



adalah 0,781



dinyatakan reliabel.



4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.9.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di PAUD Al Falah desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun 4.9.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari – Juli 2017



4.10 Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dengan proses pengumpulan karateristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Proses pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini proses pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1.



Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian kepada ketua Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun



2.



Mengurus perizinan penelitian kepada kepala Puskesmas Klagen Serut



59



3.



Mengurus perizinan penelitian di PAUD Al Falah desa Bibrik kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun



4.



Menentukan jumlah sampel untuk penelitian penelitian di PAUD Al Falah desa Bibrik kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun



5.



Mengumpulkan para orang tua untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian ini.



6.



Melakukan pendekatan pada responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden.



7.



Meminta persetujuan pada orang tua untuk menjadi responden (informed consent).



8.



Peneliti memberikan penjelasan tentang tata cara mengisi angket kepada responden dan dipersilahkan bertanya jika ada responden yang belum jelas.



9.



Peneliti mempersilahkan kepada responden untuk mengisi angket, selama peneliti mendampingi responden.



10. Setelah semua pertanyaan diisi angket diambil kembali oleh peneliti, dikumpulkan lalu ditabulasi,di prosentasekan dan dianalisis.



4.11 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2012). Pengolahan data adalah melakukan analisis terhadap data dengan metode



60



dan cara-cara tertentu yang berlaku dalam penelitian (Beni, 2008). Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini : 1. Pengolahan (Editing) Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Proses editing ini meliputi : (1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Perlu sedikit dicek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut. (2) Mengecek kelengkapan data



artinya memeriksa isi instrumen



pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrumen barang kali ada yang lepas) (3) Mengecek macam isian data. Jika dalam instrumen termuat sebuah atau seberapa item yang tidak sesuai yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka responden dikeluarkan pada tahap selanjutnya (Arikunto, 2011). 2. Entri data Memasukkan data ke komputer dengan menggunakan aplikasi program SPSS (Stastitial Padage for Social Sciense) versi 16.00 for Windows. Pada pengisian kode pada program SPSS masing-masing variabel penelitian diberi kode berupa angka. 3. Scoring



61



Scoring adalah pengolahan data yang digunakan dengan cara memberikan skor pada item yang perlu diberi skor. Tahapan ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor (Arikunto,2011). Skoring dalam penelitian ini dilaksanakan untuk masing-masing variabel sebagai berikut ini : (1) Untuk mengukur pengetahuan orang tua tentang perkembangan motorik halus bila responden menjawab “Ya” diberikan skor “1” bila responden menjawab “Tidak” diberikan skor “0”. 4. Pengkodean (Coding) Coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Bertujuan untuk mengidentifikasi jawaban yang ada menurut macamnya dan memberikan kode angka, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data (Arikunto, 2011). Dalam penelitian ini peneliti melakukan klarifikasi jawaban responden yang memenuhi ketentuan jawaban yaitu sebagai berikut ini : (1) Data Demografi Usia : 1 = 16-25 tahun 2 = 26-35 tahun 3 = 36-45 tahun Pendidikan : 1 = SD 2 = SMP 3 = SMA/SMK



62



4 = S1 Pekerjaan : 1 = PNS 2 = Swasta 3 = Wiraswasta 4 = Petani/Pekebun 5 = IRT (Ibu Rumah Tangga) (2) Kriteria Pengetahuan : 1. Kode 1 yaitu kurang jika jawaban benar < 56% 2. Kode 2 yaitu cukup jika jawaban benar 56%-75% 3. Kode 3 yaitu baik jika jawaban benar 76%-100% Motorik Halus : 1 = Normal 2 = Abnormal (Suspect) 3 = Meragukan



5. Tabulating Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini tabulasi pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun, skor dan kategori.



63



4.12 Analisa Data Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis terhadap data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah (Wiratna, 2014). 4.12.1 Data Umum (Data Demografi) Data umum berisi karakteristik responden yang digunakan untuk pertimbangan peneliti dalam menilai karateristik responden. Data akan dianalisa dengan rumus prosentase sebagai berikut ini : Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini : Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, usia orang tua dalam bentuk distribusi dan presentase : P = x 100%



Keterangan : P = Angka prosentase F = Frekuensi N = Banyaknya Responden Menurut Sugiyono (2011), hasil pengolahan data diinterprestasikan menggunakan skala kualitatif sebagai berikut : 100%



= Seluruhnya



64



76% - 99%



= Hampir Seluruhnya



51% - 75%



= Sebagian Besar



50%



= Setengah



25% - 49%



= Hampir Setengahnya



1% - 24%



= Sebagian Kecil



0%



= Tidak Satupun



4.12.2 Data Khusus 1. Analisa Univariat Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. (1) Variabel Independent Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain. Pengumpulan data ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut ini : N =



x100%



Keterangan : N = Nilai yang didapat SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimum Menurut Notoatmodjo (2007) hasil pengolahan data dapat dimasukkan kedalam kategori variabel tingkat pengetahuan: 1. Kurang jika jawaban benar < 56% 2. Cukup jika jawaban benar 56%-75% 3. Baik jika jawaban benar 76%-100%. 65



(2) Variabel Dependent Variabel pada penelitian ini adalah perkembangan data dengan DDST. Dan dikategorikan sesuai dengan kategori DDST yaitu : 1) Normal : Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. 2) Meragukan : Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. 3) Abnormal (Suspect): Bila di dapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi atau berhubungan. Analisis bivariat yaitu anilisis yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik (Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik anak. Analisa data dilakukan dengan menggunakanuji statistik spearman rank, karena : a. Variabel ini terdiri dari skala ordinal, sehingga objek-objek atau individu-individu yang dipelajari dapat dirangking dalam 2 rangkaian berurut. b. Metode ini digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel. c. Digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan dan arah hubungan antar variabel.



66



Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan analisa dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi SPSS 16.0. Setelah dihitung maka gunakan tabel keeratan korelasi (Wiratna, 2014). Kaidah keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan kriteria sebagai berikut : a. Bila nilai ρ-value ≤ 0,05 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun. b. Bila nilai ρ-value ≥ 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun. Berikut adalah tabel yang menunjukan keeratan atau kekuatan suatu korelasi dalam penelitian (Sugiono, 2011). Tabel 4.2 Daftar nilai keeratan hubungan antara variabel Nilai



Kategori



0,00 – 0,199



Sangat rendah



0,20 – 0,399



Rendah



0,40 – 0,599



Sedang



0,60 – 0,799



Kuat



0,80 – 1,000



Sangat Kuat



67



4.13 Etika Penelitian Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Nugroho, 2012). Etika yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengajuan permohonan izin kepada ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun untuk mendapatkan persetujuan melakukan penelitian di PAUD Al Falah desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Peneliti memperhatikan etika dalam penelitian sesuai dengan penyataan Notoadmodjo (2010) yaitu : 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Dalam penelitian ini, saya memberikan inform consent sebelum penelitian yang digunakan untuk memberikan kebebasan kepada responden dalam menentukan kesediaannya sebagai responden untuk memberikan informasi yang digunakan sebagai sumber penelitian. 2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality) Dalam penelitian ini, saya memberikan inform consent sebelum penelitian yang digunakan untuk memberikan kebebasan kepada responden dalam menentukan kesediaannya sebagai responden untuk memberikan informasi yang digunakan sebagai sumber penelitian.Dalam penelitian ini saya memperhatikan kerahasiaan identitas



responden



dengan



menyamarkan



identitas



pribadi



responden



(anonymity). 3. Keadilan



dan



inklusifitas/



keterbukaan



(respect



for



justice



an



inclusiveness)



68



Penelitian ini juga menyertakan surat pernyataan dimana responden bersedia untuk memberikan informasi sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Hal ini dapat mengurangi resiko kesalahan dalam informasi yang dikumpulkan. 4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) Dalam penelitian ini saya memperhitungkan manfaat yang akan diperoleh oleh responden dan mengurangi resiko kerugian yang akan didapat oleh responden. Manfaat yang akan diperoleh antara lain responden mengetahui informasi dan penambahan wawasan yang penting dari penelitian ini serta mengetahui dan memperbaiki apa saja yang bisa menjadikan pengaruh atau faktor dari hal-hal mengenai kesehatan yang terjadi.



69



BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dengan kemajuan zaman yang semakin mengarah ke era globalisasi kita tergugah untuk mengadakan pembelajaran kelompok bermain/playgroup/PAUD/ TK. Pada penelitian ini dengan judul “Hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun” yang dilakukan pada tanggal 12 Mei 2017. Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun didirikan pada tahun 2008 di pimpin oleh Ibu Puji Rahayu S.Pd Pendirian Paud Al Falah di lakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan serta memberi kesempatan belajar kepada anak usia dini di Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Sesuai dengan surat ijin operasional satuan dengan Nomor bukti pendaftaran : 421.9/1576.6/402.101/2014 yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan pada tanggal 1 Juli 2014. Pada awal berdiri tahun ajaran 2008/2009 Paud Al Falah terdapat 14 siswa dengan usia 3-6 tahun dan meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah siswa di Paud Al Falah sebanyak 34 siswa. Pada tahun ajaran 2015/2016 terdapat 36 siswa yang belajar di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Paud Al Falah menerapkan program pengembangan kecerdasan majemuk (Multiple Intelegency) yang diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang dihadapi. Kecerdasan



70



majemuk (Multiple Intelegency) menerapkan program pengoptimalan fungsi otak bagian depan, otak belakang, otak kanan, otak kiri dan hati nurani. Menerapkan KBM sesuai dengan indera belajar dominan anak, pendekatan belajar terbaik anak, sumber belajar terbaik. Menerapkan kebebasan memilih materi pelajaran yang diminati siswa. Menerapkan senam otak untuk siswa setiap hari sebelum menjelang KBM dimulai. Siswa dengan bebas bisa memakai semua sarana yang ada di sekolah untuk berkreasi dan berinovasi. Di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun ini memiliki 2 kelas dengan jumlah murid keseluruhan 32 anak dan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti tenaga pendidik serta alat-alat permainan yang disediakan oleh kelompok bermain dalam keadaan baik sehingga dapat digunakan secara maksimal. Di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun melakukan Screening perkembangan anak dengan bekerjasama dengan Puskesmas Bibrik, namun kegiatan Screening perkembangan anak masih jarang dilakukan karena Screening perkembangan hanya dilakukan apabila Puskesmas Bibrik melakukan kegiatan tersebut dengan waktu yang masih tidak menentu. Tenaga pendidik di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun : 1. Kepala



: Puji Rahayu S.Pd



2. Tenaga Pendidik



: 1. Dian Larasati



2. Wahyu Tri Utami Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan bagi guru dan juga orang tua anak Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dapat memperhatikan perkembangan anak yang baik sesuai



71



dengan usianya dan melakukan screening perkembangan anak secara rutin di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sehingga anak dapat berkembang secara optimal.



5.2 Karakteristik Responden 5.2.1 Data Umum 1. Karakteristik Usia Orang Tua (Bapak atau Ibu) Karakteristik berdasarkan usia orang tua di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini : Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia orang tua Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No. Usia Responden Jumlah Prosentase (%) 1. 16-25 Tahun 11 34,4 2. 26-35 Tahun 14 43,7 3. 36-45 Tahun 7 21,9 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 5.1 Menjelaskan bahwa usia orang tua anak di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan rentang usia 16-45 Tahun sejumlah 32 orang, yang paling banyak adalah orang tua dengan usia 26-35 tahun sejumlah 14 orang (43,7%), dan yang paling sedikit orang tua dengan usia 36-45 tahun sejumlah 7 orang (21,9%). 2. Karakteristik Usia Anak Karakteristik berdasarkan usia anak di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini :



72



Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan usia anak di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No. Usia Anak Jumlah Prosentase (%) 1. 3 Tahun 7 21,9 2. 4 Tahun 25 78,1 3. 5 Tahun 0 0 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 5.2 Menjelaskan bahwa usia anak di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan jumlah yang paling banyak adalah anak dengan usia 4 tahun sejumlah 25 (78,1%) anak. Sedangkan anak yang berusia 3 tahun sejumlah 7 (21,9%) anak. 3. Karakteristik Pendidikan Orang Tua (Bapak atau Ibu) Karakteristik berdasarkan pendidikan orang tua Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini : Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan orang tua Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No. Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1. SD 2 6,25 2. SMP 1 3,125 3. SMA/SMK 23 71,875 4. S1 6 18,75 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan orang tua di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 23 (71,875%) responden dengan pendidikan SMA/SMK dan sebagian kecil sejumlah 1 (3,125%) responden dengan pendidikan SMP. 4. Karakteristik Pekerjaan Orang Tua (Bapak atau Ibu) Karakteristik berdasarkan pekerjaan orang tua Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini :



73



Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan orang tua Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No. Pekerjaan Jumlah Prosentase (%) 1. PNS 4 12,5 2. Swasta 8 25 3. Wiraswasta 2 6,25 4. Petani/Pekebun 2 6,25 5. IRT 16 50 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan orang tua di Paud Al Falah Desa Bibrik Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 16 (50%) responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan sebagian kecil sejumlah 2 (6,25%) responden dengan pekerjaan Wiraswasta dan Petani/Pekebun. 5.2.2 Data Khusus 1. Hasil Analisis Pengetahuan Orang Tua Hasil analisis Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini : Tabel 5.5 Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1. Baik 28 87,5 2. Cukup 2 6,25 3. Kurang 2 6,25 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 5.5 Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 28 (87,5%) responden dengan pengetahuan baik. 2. Hasil Analisis Perkembangan Motorik Halus Anak



74



Hasil analisis perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini: Tabel 5.6 Perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No. Perkembangan Frekuensi Prosentase (%) Motorik Halus 1. Normal 29 90,6 2. Meragukan 0 0 3. Suspect/abnormal 3 9,4 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 5.6 Perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 29 (90,6%) responden dengan perkembangan motorik halus normal dan terdapat 3 (9,4%)



responden



yang



mengalami



perkembangan



motorik



halus



abnormal/Suspect. 3. Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Perkembangan Motorik Halus Hasil analisis hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut ini : Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Perkembangan Motorik Halus Normal Meragukan Abnormal/ Total Pengetahuan Sucpect F % F % f % f % Baik 28 87,5 0 0 0 0 28 87,5 Cukup 1 3,125 0 0 1 3,125 2 6,25 Kurang 0 0 0 0 2 6,25 2 6,25 Jumlah 29 90,625 0 0 3 9,375 32 100 P Value 0,000 75



C



0,670



Sumber : Data Primer Tabel 5.7 Hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dari 28 (87,5%) responden dengan pengetahuan baik dan perkembangan motorik halus normal. Dari 2 (6,25%) responden dengan pengetahuan cukup sejumlah 1 (3,125%) responden dengan perkembangan motorik halus normal dan 1 (3,125%) responden dengan perkembangan motorik halus abnormal/Suspect. Dan terdapat 2 (6,25%) responden



pengetahuan



kurang



dengan



perkembangan



motorik



halus



abnormal/Suspect. Dari hasil uji statistik yang digunakan adalah Spearman Rank dan di dapatkan hasil nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 , sehingga statistik H0 di tolak dan H1 di terima berarti ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan nilai kontigensi sebesar 0,670 yang diinterprestasikan dengan kekuatan hubungan antara variabel pada tingkat kuat.



5.3 Pembahasan 5.3.1 Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain Anak di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Berdasarkan tabel 5.5 diketahui pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah pengetahuan baik yaitu sejumlah 28 (87,5%) responden,



76



pengetahuan cukup yaitu sejumlah 2 (6,25%), dan pengetahuan kurang sejumlah 2 (6,25%) responden. Dari hasil analisa kuesioner menunjukkan sejumlah 28 orang tua yang berpengetahuan baik didukung oleh pendidikan yang tinggi mampu mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi lebih mandiri sehingga anak dapat berkembang secara optimal. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor usia orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak. Rata-rata usia orang tua dalam penelitian ini dengan rentang usia 26-35 tahun yaitu usia dewasa awal dengan daya tangkap informasi dan pola pikir yang masih sangat baik sehingga dari informasi yang didapat dapat diaplikasikan untuk perkembangan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Notoatmodjo (2003) bahwa faktor pengetahuan dipengaruhi yang pertama adalah faktor usia, usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirannya pengetahuan



sehingga



yang diperolehnya semakin membaik. Kedua adalah faktor



pendidikan hal ini disebabkan karena pengetahuan disebabkan oleh faktor tingkat pendidikan bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Ketiga adalah ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tirsa (2014) tentang



hubungan



pengetahuan



ibu



tentang



manfaat



bermain



dengan



perkembangan motorik anak usia prasekolah di TK Anugerah Tumaratas Dua Kecamatan Langowan Barat sejumlah 30 responden yang diteliti dengan hasil



77



penelitian terdapat 19 (63,3%) memiliki pengetahuan baik, sedangkan 11 (36,7%) responden memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan ibu tentang manfaat bermain dengan perkembangan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan motorik anak yang diperoleh nilai (p = 0,004 < α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa pngetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dipengaruhi oleh faktor pendidikan dimana sebagian besar orang tua berpendikan SMA/SMK dan sebagian pendidikan S1. Karena dengan pendidikan tinggi seseorang akan semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang masuk dan pengetahuan akan semakin luas sehingga orang tua yang berpendidikan tinggi akan mempunyai wawasan yang luas. Selain faktor pendidikan juga faktor usia pada penelitian ini rata-rata rentang usia responden 26-35 tahun yang termasuk usia



dewasa



awal



dan



merupakan



usia



dimana



seseorang



menerima



tanggungjawab dan sebagai manusia yang produktif sehingga mereka bertanggung jawab atas perilaku yang dapat meningkatkan kualitas kesehatannya. Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak yang kurang serta perlindungan anak yang berlebihan atau kurangnya motivasi pada diri anak itu sendiri akan menyebabkan kurang berkembangnya motorik halus pada anak. Berdasarkan hasil pemaparan diatas, peneliti berharap adanya peran baik dari pihak pendidik (Guru) maupun orang tua dalam meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya stimulasi bermain di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Pengetahuan orang tua yang baik tentang manfaat bermain bagi anak dapat mempengaruhi terhadap perkembangan anak sehingga anak mencapai perkembangan optimal sesuai usianya.



78



5.3.2 Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 3-5 Tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Berdasarkan tabel 5.5 diketahui perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 29 (90,625%) responden dengan perkembangan motorik halus normal, hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Wuryani (2008) bahwa anak yang memiliki perkembangan motorik halus normal akan memiliki kesehatan yang baik, kemandirian, hiburan diri serta mampu bersosialisasi dengan lingkungan



sekitarnya.



Sedangkan



sejumlah



3



(9,375%)



anak



dengan



perkembangan motorik halus abnormal akan mengalami beberapa masalah seperti keterlambatan dalam kemampuan komunikasi (bersosialisasi), dalam belajar, kesulitan kontrol emosi serta retardasi mental. Berdasarkan hasil wawancara dari orang tua dari anak yang perkembangan motoriknya abnormal mengatakan saat dirumah anak tersebut tidak bisa melakukan pekerjaan secara mandiri misalnya saat memakai baju masih memerlukan bantuan oarang tua, saat memasang sepatu juga masih memerlukan bantuan orang tua, saat makan masih memerlukan bantuan orang tua. Apabila segala keinginannya tidak terpenuhi anak tersebut akan menangis. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak diantaranya menurut Wuryani (2008) faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan sehingga anak yang mempunyai IQ tinggi menunjukkan perkembangan motoriknya lebih cepat dibandingkan dengan anak yang normal atau dibawah normal. Adanya dorongan atau



rangsangan



untuk



menggerakkan



semua



kegiatan



tubuhnya



akan



mempercepat perkembangan motorik anak. Sedangkan menurut Fathoni (2008)



79



faktor yang mempengaruhi motorik halus di bagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah karakeristik yang melekat pada individu seperti tipe tubuh, genetik, motivasi untuk berlatih, kesehatan motivasi atau atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain. Faktor eksternal adalah tempat diluar individu yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penampilan seseorang. Faktor eksternal meliputi pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, sikap orang tua, keluarga sosial ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan pola asuh. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tirsa (2014) tentang



hubungan



pengetahuan



ibu



tentang



manfaat



bermain



dengan



perkembangan motorik anak usia prasekolah di TK Anugerah Tumaratas Dua Kecamatan Langowan Barat sejumlah 30 responden yang diteliti dengan hasil 21 (70%) responden dengan perkembangan motorik halus normal dan 9 (30%) responden dengan perkembangan motorik halus meragukan. Berdasarkan hasil pemaparan diatas disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus pada anak dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor internal yaitu sifat dasar genetik dan motivasi anak untuk berlatih atau belajar. Sifat dasar genetik pada setiap individu berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi perkembangan motorik pada anak. Sedangkan motivasi anak untuk belarlatih atau belajar juga dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak karena apabila anak tidak memiliki motivasi dalam berlatih atau belajar, anak tersebut akan mengalami keterlambatan perkembangan. Selain itu perkembangan motorik halus anak dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, sikap orang tua, keluarga sosial ekonomi, sosial budaya,



80



lingkungan, dan pola asuh. Pengetahuan serta pendidikan orang tua yang kurang akan menyebabkan orang tua kurang wawasan, sehingga orang tua tersebut tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang baik kepada anak-anaknya. Orang tua akan cenderung tidak mengetahui perkembangan anak yang baik dan tepat sesuai usia anak-anaknya. Kondisi lingkungan yang positif akan membuat dorongan, rangsangan, kesempatan belajar dan pengajaran yang sesuai akan meningkatkan motorik halus anak. 5.3.3 Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Berdasarkan tabel 5.6 diketahui hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dari 28 (87,5%) responden berpengetahuan baik dengan perkembangan motorik halus anak normal 28 (87,5%). Responden pengetahuan cukup dengan perkembangan halus anak abnormal 1 (3,125%). Responden pengetahuan kurang terdapat 2 dengan perkembangan motorik halus abnormal 2 (6,25%). Dari hasil analisa kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didapatkan sejumlah 2 responden memiliki pengetahuan cukup dalam mengetahui (know) tentang stimulasi bermain anak, dimana orang tua hanya mengetahui tentang stimulasi bermain seperti pengertian dan fungsi bermain tetapi masih sedikit orang tua yang bisa memahami stimulasi bermain pada anak-anaknya. Sejumlah 2 responden yang memiliki pengetahuan kurang dalam mengaplikasikan (application) stimulasi bermain pada anakanaknya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) dimana pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak yang kurang serta



81



perlindungan anak yang berlebihan atau kurangnya motivasi pada diri anak itu sendiri akan menyebabkan kurang berkembangnya motorik halus pada anak. Dalam perkembangan seorang anak, peran orang tua yang tidak optimal, akan berdampak buruk terhadap perkembangan motorik halus anak. Anak akan cenderung manja, tidak mampu menyelesaikan permainannya sendiri, dan tidak dapat menghasilkan suatu karya. Selain itu anak akan cenderung kurang peka terhadap stimulus yang ada, lebih sering diam, kurang percaya diri, dan kurangnya rasa ingim tahu pada setiap hal-hal yang baru. Orang tua berperan penting sebagai pendidik pertama,



sehingga orang tua perlu dibekali pengetahuan dan



keterampilan agar mengerti dan terampil dalam melaksanakan pengasuhan anak sehingga dapat bersikap positif dalam membimbing perkembangan anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Orang tua juga harus mengetahui tentang pentingnya stimulasi bermain pada anak-anak karena dengan rangsangan dalam bermain anak tersebut akan dapat mengembangkan kemampuan otaknya dalam berfikir dan menyelesaikan permainan-permainan yang dilakukan sehingga kemampuan otaknya dapat berfungsi dengan baik dan membuat perkembangan motoriknya berkembang secara optimal. Dari hasil uji statistik yang digunakan adalah Spearman Rank dan di dapatkan hasil nilai ρ = 0,000 < α = 0,005 , sehingga statistik H0 di tolak dan H1 di terima berarti ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan nilai kontigensi sebesar 0,670 yang diinterprestasikan dengan kekuatan hubungan antara variabel pada tingkat kuat.



82



Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun informal, umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan menurut Titik (2015) faktor yang mengetahui pengetahuan antara lain tingkat pendidikan yaitu upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat, informasi yaitu seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas. Sehingga hal di atas dapat berpengaruh terhadap perilaku yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak. Menurut Fathoni (2008) faktor yang mempengaruhi motorik halus dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi antara lain: tipe tubuh, genetik, motivasi untuk berlatih, kesehatan motivasi atau atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi: pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, sikap orang tua, keluarga sosial ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan pola asuh. Sedangkan menurut Wuryani (2008) faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah sifat dasar dari genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan. Dorongan atau rangsangan untuk menggerakan semua kegiatan tubuhnya akan mempercepat perkembangan motorik anak. Dengan demikian pengetahuan orang tua memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak, hal ini dikarenakan orang tua dengan pengetahuan yang baik akan sangat membantu dalam perkembangan anak yang optimal (Wuryani, 2008).



83



Disinilah peran orang tua dalam perkembangan anak sangat diperlukan dan menjadi hal yang penting dikarenakan orang tua dengan pengetahuan yang baik dapat membantu perkembangan anak secara optimal. Sehingga dengan hal ini dapat meminimalkan atau mencegah masalah dalam proses perkembangan motorik anak. Tahapan perkembangan pada anak sendiri dapat digunakan sebagai sarana



mendeteksi



atau



memprediksi



secara



dini



gangguan



masalah



perkembangan atau gagal dalam perkembangan motorik sesuai umurnya (Susanto, 2011). Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tirsa (2014) tentang



hubungan



pengetahuan



ibu



tentang



manfaat



bermain



dengan



perkembangan motorik anak usia prasekolah di TK Anugerah Tumaratas Dua Kecamatan Langowan Barat yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan motorik halus anak. Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa mayoritas anak dengan orang tua yang memiliki pengetahuan baik menunjukkan perkembangan motorik yang baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki orang tua dengan pengetahuan yang buruk. Hal ini disebabkan karena pengetahuan orang tua yang buruk dapat menyebabkan perkembangan anak terganggu sehingga berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Oleh sebab itu diharapkan peran guru atau pihak terkait seperti puskesmas untuk dapat membantu para orang tua dalam memberi pengetahuan kepada orang tua anak tentang stimulasi perkembangan serta dampak apa yang dapat terjadi apabila anak mengalami gangguan atau masalah dalam perkembangan.



84



5.4 Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum optimal atau bisa dikatakan sempurna. Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian yaitu : Dalam penelitian ini terdapat beberapa anak yang ditinggal orang tuanya untuk bekerja keluar kota bahkan juga keluar negeri dan anak tersebut di asuh oleh nenek/kakek. Hal tersebut mempengaruhi dalam pengambilan sampel sehingga tidak sesuai dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan.



85



BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN



6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dapat disimpulkan sebagai berikut ini : 1. Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 28 (87,5%) responden dengan pengetahuan baik. 2. Perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebagian besar sejumlah 29 (90,6%) responden dengan perkembangan motorik halus normal. 3. Ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain anak dengan perkembangan motorik halus anak usia3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan nilai kontigensi sebesar 0,670 yang diinterprestasikan dengan kekuatan hubungan antar variabel pada tingkat kuat.



86



6.2 Saran Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak kesalahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum optimal atau bisa dikatakan sempurna. Kekurangan-kekurangan tersebut adalah : 1. Bagi pihak Paud Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Untuk PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dalam melakukan permainan haruslah permainan yang dapat mengembangkan motorik halus anak. Serta harus lebih rutin dalam melakukan test DDST untuk mengetahui perkembangan setiap anak. 2. Bagi pihak mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dan referensi yang dapat membantu untuk kegiatan penelitian selanjutnya serta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alasan yang baik untuk melakukan promosi kesehatan tentang pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dan perkembangan motorik halus anak agar menambah wawasan orang tua dan dapat mengetahui perkembangan anak. 3. Bagi peneliti lainnya Hasil penelitian ini belum sempurna karena keterbatasan penelitian, diharapkan peneliti lain mampu mengembangkan penelitian dengan variabel lain, atau menambah jumlah responden untuk mengoptimalkan hasil penelitian yang akan dilakukan.



87



DAFTAR PUSTAKA



Ahmad, Beni. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : CV Pustaka Setia Arikunto, S.2011. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Adriana, Dian.2013.Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika Cintya, Rizky.2015.Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi,Toddler, Anak dan Usia Remaja.Yogyakarta: Nuha Medika Djiwandono Sri Esti Wuryani.2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Fathoni. 2008. Faktor ekstrenal terhadap perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun. Google: http://fathoni.wordpres.com/2008/10/06/faktor-eksternalterhadap-perkembangan-motorik-halus//. Diakses : 17/10/2010 Hidayat.2010.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Dini. Jakarta : Salemba Medika Munandar, Utami.2009. Pengembangan Kreatifitas Anak berbakat. Jakarta : Rineka Cipta Nasir.2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo.2007. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta . 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho,H .2012. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening Test. Jakarta : EGC Nursalam.2011.Konsep dan Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika . 2013. MetodologiPenelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Ed. 3. Jakarta: Salemba Medika Setiawan, Dony.2014. Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang(pengkajian dan pengukuran.Yogyakarta : Nuha Medika



88



Soedjiningsih.2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Shochib.2009. Pola Asuh dan Peran Orang Tua. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sujiono.2010. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan Indonesia Sulistyawati,Ari.2015. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba Medika Susanto.2011.Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya.Jakarta : Kencana Prenada Media Groub Tirsa.2014.Jurnal. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain dengan perkembangan Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Anugerah Tumaratas Dua Kecamatan Langowan Barat.Google:www.ejurnal.com/2014/hubungan-pengetahuan-ibu-tentang.html.Universitas Sam Ratulangi Manado.diakses:Juni 2014 Wiratna, S.2014.Metodelogi Penelitian Keperawatan.Yogyakarta : Gava Media Yusuf, S.2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Zaldym.2010. Peran dan fungsi orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak. Google: http://zaldym.wordpres.com/2010/07/17/peran-danfungsi-orang-tua-dalam-mengembangkan-kecerdasan-emosional-anak//. Diakses : 17/10/2010



89



Lampiran 1 JADWAL PENGAJUAN SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun No Jadwal Bulan Januari 1.



Pembuatan Judul



2.



Pengajuan Judul



3.



Survey Pendahuluan



4.



Bimbingan Proposal



5.



Ujian Proposal



6.



Revisi Proposal



7. 8.



Pengurusan Perizinan Penelitian Pengumpulan Data



9.



Analisa Data



10.



Penarikan Kesimpulan



11.



Ujian Skripsi



12.



Revisi Skripsi



13.



Pengumpulan Berkas



Februari



Maret



April



90



Mei



Juni



Juli



Agustus



Lampiran 2 SURAT IZIN SURVEY PENDAHULUAN



91



SURAT IZIN PENELITIAN



92



SURAT KETERANGAN PENELITIAN



93



Lampiran 3 PENJELASAN PENELITIAN



Perihal



: Pemberian Informasi



Lampiran



: 1 Lembar



Dengan Hormat, Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) Keperawatan di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, saya mohon kesediaan Ibu / bapak untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Untuk itu saya mohon kerjasama dengan memberikan informasi dengan menjawab setiap butir pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kemampuan ibu/ bapak yang sebenarnya. Penelitian ini tidak dilakukan tindakan apapun pada ibu/ bapak, dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang ibu/ bapak berikan. Penelitian ini hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan. Atas bantuan dan kerjasama yang baik, saya ucapkan terima kasih.



Madiun, April 2017



Eka Nur Meilawati



94



Lampiran 4



PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN



Setelah dijelaskan maksud penelitian, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



:



Umur



:



Menyatakan bahwa saya (Bersedia / Tidak Bersedia) menjadi responden dalam penelitian ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun”. Saya tidak akan menuntut apapun terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan dengan sadar tanpa ada paksaan dari pihak manapun.



Madiun, April 2017 Peneliti



Responden



Eka Nur Meilawati



(



* Coret yang tidak perlu



95



)



Lampiran 5 KISI-KISI SOAL PENGETAHUAN “Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 tahun di PAUD Al falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kota Madiun”



Variabel Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain No



Uraian



Nomor Soal



Tahu (Know) 1.



Definisi Stimulasi Bermain



1 dan 2



2.



Fungsi Bermain



3 dan 4



Memahami (Comprehension) 3.



Tujuan Bermain



5 dan 6



4.



Faktor yang mempengaruhi bermain



7 dan 8



Aplikasi (Aplication) 5.



Variasi dan keseimbangan dalam bermain



9 dan 10



6.



Stimulasi bermain sesuai dengan usia



11 dan 12



Indikator Pertanyaan Positif (+)



Nomor Soal 1,2,4,5,6,8,9,11



Pertanyaan Negatif (-) 3,7,10,12



Jumlah Soal 8 Soal 4 Soal



96



Lampiran 6 KUESIONER Hubungan Pengetahuan Orang tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun Di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kec.Jiwan Kab. Madiun Kode : Tanggal : Alamat : I. Data Demografi Petunjuk pengisian : Isilah data dibawah ini dengan lengkap. Berilah tanda cek (√) pada tanda kurung yang tesedia sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini. A. Orang Tua 1. Nama (Inisial) : 2. Nomor Responden : 3. Usia : Tahun 4. Pendidikan Terakhir : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) Sarjana 5. Pekerjaan : ( ) Pegawai Negeri Sipil ( ) Swasta ( ) Wiraswasta ( ) Petani/Pekebun ( ) Ibu Rumah Tangga B. Anak 1. Jenis Kelamin 2. Usia Anak



: ( ) Laki-laki ( ) Perempuan : ( ) 3 tahun ( ) 4 tahun ( ) 5 tahun



II. Kuesioner Pengetahuan Orang Tua Petunjuk pengisian 1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti 2. Jawablah dengan baik setiap pernyataan dengan cara memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih. No



PERNYATAAN



1.



Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan Stimulasi bermain adalah suatu rangsangan untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan. Melalui bemain anak tidak dapat mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya marah, benci, takut dan kesal. Fungsi bermain adalah untuk perkembangan kreatifitas anak. Tujuan bermain adalah untuk



2.



3.



4. 5.



BENAR



97



SALAH



6.



7.



8. 9.



10.



11.



12.



mengembangkan kemampuan menyamakan atau membedakan Bermain dapat mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialisasi atau bergaul dengan orang lain Jenis kelamin anak tidak mempengaruhi pemilihan alat permainan yang akan dimainkan anak Alat permainan anak harus sesuai dengan usia anak. Dalam bermain aktif (misanya bermain bola, bemain drama), kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif (misalnya melihat gambar, menonton tv) kesenangan didapatkan dari orang lain. Anak yang sedang sakit akan cenderung memilih berbagai jenis kegiatan bermain aktif misalnya bermain bola, karena kebanyakan energi yang dimiliki anak akan membuatnya lebih aktif dan ingin menyalurkan energinya tersebut. Mengajak anak bermain puzzel, menggambar, menghitung, dan mengelompokkan gambar termasuk stimulasi bermain untuk anak usia 45 tahun Stimulasi bermain (rangsangan untuk bermain) pada anak usia 3 tahun, usia 4 tahun dan usia 5 tahun tidak perlu berbeda-beda.



98



Lampiran 7 LEMBAR PENILAIAN DDST



99



100



Lampiran 8



STANDART OPERASIONAL PROSEDUR(SOP) KOMPETENSI : DDST No. Dokumen :



Tanggal Terbit :



Operasional Prosedur Pengertian



Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan DDST



Tujuan



Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa keperawatan yang akan melakasanakan pratket kliknik di rumah sakit dalam : ⁻ Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak



Langkah



Uraian



L



TL



Tanda Tangan



I. Persiapan alat : 1. Lembar DDST 2. Alat Tulis 3. Alat Gambar 4. Alat Permainan II. Persiapan pasien : 1. Identifikasi Identitas 2. Menjelaskan kepada oramg tua pasien tentang prosedur yang akan dilakukan 3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan 4. Mempersiapkan lingkungan tempat pemeriksaan III. Pelaksanaan : 1. Menarik garis umur pada lembar DDST dan menentukan tugas



101



perkembangan yang akan di ujikan 2. Memberi petunjuk pada pasien cara melakukan tes. Kemudian meminta pasien melakukannya 3. Melakukan tes mulai dari item yang paling mudah 4. Melakukan tes secara urut dari item yang menggunakan sedikit energi 5. Memberikan pujian pada anak apabila dapat melakukan tes 6. Menulis skor pada form DDST setiap tindakan tes 7. Menyimpulkan hasil tes setelah menyelesaikan minimal 5 tindakan Dokumentasi tindakan Catatan Penilaian Unit Terkait



102



Lampiran 9 TABULASI UJI VALIDITAS SOAL PENGETAHUAN ORANG TUA



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



P_1 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_2 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_3 BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_4 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_5 BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_6 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



103



P_7 BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_8 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_9 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_10 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_11 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



P_12 BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR



SKOR



12.00 12.00 12.00 12.00 3.00 12.00 12.00 8.00 11.00 2.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00



Lampiran 10 UJI VALIDITAS Correlations P_1 P_1



Pearson Correlation



P_2



P_3



P_4



P_5



.784**



.681**



.784**



.681**



.423



.001



.005



.001



.005



.116



.005



.000



.005



.000



15



15



15



15



15



15



15



15



15



15



.784**



1



.535* .784**



.535*



.784** .535*



.784**



1



Sig. (2-tailed) P_2



P_3



P_4



P_5



N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)



.535* 1.000**



.001 15



15



.040 15



.681**



.535*



1



.005 15



.040 15



15



.040 15



.784** 1.000**



.535*



1



.001 15 .681** .005



.000 15



.000 15



15



.535* 1.000**



.535*



.000



.040 15



.001 15



P_7



.000 15



.040 15



.710 15



.000 15



.535* .784**



.535*



.040 15



.001 15



.040 15



1 -.105 1.000**



.040



.710



104



P_8



P_9



P_10



P_11



.681** 1.000** .681** 1.000** 1.000**



.535* 1.000** -.105 1.000**



.040 15



.040



P_6



.000



.001 15



P_12



SKOR_TOTAL



.784**



.950**



.000



.001



.000



15



15



15



.784** 1.000**



.930**



.040 15



.001 15



.001 15



.000 15



.000 15



.681** -.071



.681**



.681**



.535*



.688**



.800 15



.005 15



.005 15



.040 15



.005 15



.784** .535*



.784**



.784** 1.000**



.930**



.005 15



.001 15



.040 15



.001 15



.001 15



.000 15



.000 15



.681** -.071



.681**



.681**



.535*



.688**



.005



.005



.040



.005



.005



.800



P_6



P_7



P_8



P_9



P_10



N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



15



15



15



15



15



15



15



.423



.784**



-.105



.784**



-.105



1



-.105



.116 15



.001 15



.710 15



.001 15



.710 15



15



.710 15



.535* 1.000** -.105



1



.681**



.535* 1.000**



.005 15



.040 15



.000 15



.040 15



.000 15



.710 15



15



1.000**



.784**



.681**



.784**



.681**



.423



.681**



.000 15



.001 15



.005 15



.001 15



.005 15



.116 15



.005 15



.681**



.535*



-.071



.535*



-.071 .681**



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



.005 15



.040 15



.800 15



.040 15



.800 15



.005 15



1.000**



.784**



.681**



.784**



.681**



.423



Sig. (2-tailed) N



.000 15



.001 15



.005 15



.001 15



.005 15



.116 15



105



15



15



15



15



15



15



.423 .681**



.423



.423



.784**



.589*



.116 15



.005 15



.116 15



.116 15



.001 15



.021 15



.681** -.071



.681**



.681**



.535*



.688**



.005 15



.005 15



.040 15



.005 15



1 .681** 1.000** 1.000**



.784**



.950**



.005 15



.800 15



15



.005 15



.000 15



.000 15



.001 15



.000 15



-.071



.681**



1



.681**



.681**



.535*



.606*



.800 15



.005 15



15



.005 15



.005 15



.040 15



.017 15



1 1.000**



.784**



.950**



.000 15



.001 15



.000 15



.681** 1.000** .681** .005 15



.000 15



.005 15



15



P_11



P_12



Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



Sig. (2-tailed) N SKOR_TOTAL Pearson Correlation



1.000**



.784**



.681**



.784**



.681**



.423



.000 15



.001 15



.005 15



.001 15



.005 15



.116 15



.005 15



.535* .784**



.535*



.784** 1.000**



.535* 1.000**



.001 15



.000 15



.040 15



.000 15



.950**



.930**



.688**



.930**



Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 N 15 15 15 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



.000 15



.040 15



.681** 1.000** .681** 1.000**



.001 15



.040 15



.688** .589*



.688**



.005 15



*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).



106



.021 15



.005 15



.000 15



1



.784**



.950** .000 15



.005 15



.000 15



15



.001 15



.784** .535*



.784**



.784**



1



.930**



.040 15



.001 15



.001 15



15



.000 15



.950** .606*



.950**



.950**



.930**



1



.000 15



.000 15



.000 15



15



.001 15



.000 15



.017 15



HASIL UJI VALIDITAS No Item



rxy



rtabel



Keterangan



P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 P_6 P_7 P_8 P_9 P_10 P_11 P_12



0,950 0,930 0,688 0,930 0,688 0,589 0,688 0,950 0,606 0,950 0,950 0,930



0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514



Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid



107



Reabilitas Case Processing Summary N Cases



Valid



% 15



100.0



0



.0



Excludeda



Total 15 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.



Reliability Statistics Cronbach's Alpha



N of Items



.781



13



Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted Item Deleted



Corrected Item-Total Correlation



Cronbach's Alpha if Item Deleted



P_1



20.0000



41.429



.946



.757



P_2



20.0667



40.781



.924



.753



P_3



19.9333



43.495



.668



.772



P_4



20.0667



40.781



.924



.753



P_5



19.9333



43.495



.668



.772



P_6



20.0000



43.143



.556



.770



P_7



19.9333



43.495



.668



.772



P_8



20.0000



41.429



.946



.757



P_9



19.9333



43.781



.583



.774



P_10



20.0000



41.429



.946



.757



P_11



20.0000



41.429



.946



.757



P_12



20.0667



40.781



.924



.753



SKOR_TOTAL



10.4667



11.552



.997



.959



108



Lampiran 11 TABULASI Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Bermain dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun PENGETAHUAN NOMOR NAMA USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN KRITERIA RESPONDEN (INISIAL) NILAI SKOR KODE BAIK CUKUP KURANG 1. E 24 SMA/SMK Wiraswasta 10 83,3 1 Baik 2. P 29 SMA/SMK Swasta 11 91,6 1 Baik 3. D 31 SMA/SMK Swasta 10 83,3 1 Baik 4. S 28 SMA/SMK Petani/Pekebun 10 83,3 1 Baik 5. P 32 SMA/SMK IRT 11 91,6 1 Baik 6. J 39 SD Petani/Pekebun 6 50 3 Kurang 7. J 23 SMA/SMK IRT 10 83,3 1 Baik 8. A 25 SMA/SMK IRT 11 91,6 1 Baik 9. M 29 S1 PNS 12 100 1 Baik 10. L 30 SMA/SMK IRT 10 83,3 1 Baik 11. A 21 SMP IRT 8 66,6 2 Cukup 12. S 42 SD IRT 6 50 3 Kurang 13. S 40 S1 PNS 12 100 1 Baik 14. M 27 SMA/SMK IRT 10 83,3 1 Baik 15. A 24 SMA/SMK IRT 12 100 1 Baik 16. S 32 S1 Swasta 11 91,6 1 Baik 17. S 29 S1 PNS 11 91,6 1 Baik 18. G 28 SMA/SMK Swasta 10 83,3 1 Baik 19. A 31 SMA/SMK Swasta 10 83,3 1 Baik 20. I 37 S1 PNS 12 100 1 Baik 21. S 23 SMA/SMK IRT 10 83,3 1 Baik 22. E 42 SMA/SMK IRT 10 83,3 1 Baik 23. L 33 SMA/SMK IRT 11 91,6 1 Baik 24. E 24 SMA/SMK IRT 11 91,6 1 Baik 109



25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.



D R W F Y D S A



38 23 34 23 25 34 23 43



SMA/SMK SMA/SMK SMA/SMK SMA/SMK SMA/SMK SMA/SMK S1 SMA/SMK



Swasta Wiraswasta IRT IRT IRT IRT Swasta Swasta



110



10 11 10 12 10 8 10 10



83,3 91,6 83,3 100 83,3 66,6 83,3 83,3



1 1 1 1 1 2 1 1



Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik



Cukup -



-



Lampiran 12 TABULASI Perkembangan Motorik halus Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Nomor Nama Jenis Responden (Inisial) Kelamin 1. AP L



2.



AR



P



3.



AV



P



4.



AO



P



Usia



Indikator



4 Thn 3 Bln



a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 11 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 5 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang. 4 Thn 7 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar 111



Kesimpulan Normal



Normal



Normal



Normal



5.



AW



P



4 Thn 6 Bln



6.



AS



P



4 Thn 2 Bln



7.



AD



P



3 Thn 8 Bln



8.



BA



L



4 Thn 1 Bln



9.



BW



L



4 Thn 6 Bln



f. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang a. Menggoyangkan Ibu Jari b. Menyusun menara 8 Kubus c. Meniru garis vertikal d. Berpisah dari Ibu dengan mudah e. Menyebutkan nama lengkap a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar g. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat



112



Normal



Abnormal/ Suspect



Normal



Normal



Normal



10.



D



L



11.



E



L



12.



F



L



13.



NA



P



14.



NS



P



e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 8 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 3 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 1 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 3 Thn 9 a. Menggoyangkan Ibu Jari Bln b. Menyusun menara 8 Kubus c. Meniru garis vertikal d. Berpisah dari Ibu dengan mudah e. Menyebutkan nama lengkap 3 Thn 10 a. Menggoyangkan Ibu Jari Bln b. Menyusun menara 8 Kubus c. Meniru garis vertikal d. Berpisah dari Ibu dengan 113



Normal



Abnormal/ Suspect



Abnormal/ Suspect



Normal



Normal



15.



ND



L



4 Thn 7 Bln



16.



NJ



L



4 Thn 9 Bln



17.



ND



L



4 Thn 3 Bln



18.



R



P



4 Thn 1 Bln



19.



SA



P



4 Thn 9 Bln



114



mudah e. Menyebutkan nama lengkap a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang a. Memilih garis yang lebih panjang b. Mencontoh +



Normal



Normal



Normal



Normal



Normal



20.



V



L



21.



Z



P



22.



ZA



P



23.



D



P



c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 10 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 4 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 7 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 10 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar 115



Normal



Normal



Normal



Normal



24.



A



L



25.



K



L



26.



H



P



27.



S



P



28.



L



L



f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 7 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 10 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 3 Thn 6 a. Menggoyangkan Ibu Jari Bln b. Menyusun menara 8 Kubus c. Meniru garis vertikal d. Berpisah dari Ibu dengan mudah e. Menyebutkan nama lengkap 4 Thn 6 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 1 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat 116



Normal



Normal



Normal



Normal



Normal



29.



A



P



30.



T



P



31.



D



P



32.



A



P



e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 4 Thn 10 a. Memilih garis yang lebih Bln panjang b. Mencontoh + c. Mencontoh gambar lingkaran d. Menyusun Puzzel dengan tepat e. Menyebutkan warna dengan benar f. Meniru gambar persegi panjang 3 Thn 5 a. Menggoyangkan Ibu Jari Bln b. Menyusun menara 8 Kubus c. Meniru garis vertikal d. Berpisah dari Ibu dengan mudah a. Menyebutkan nama lengkap 3 Thn 10 e. Menggoyangkan Ibu Jari Bln f. Menyusun menara 8 Kubus g. Meniru garis vertikal h. Berpisah dari Ibu dengan mudah i. Menyebutkan nama lengkap 3 Thn 9 a. Menggoyangkan Ibu Jari Bln b. Menyusun menara 8 Kubus c. Meniru garis vertikal d. Berpisah dari Ibu dengan mudah e. Menyebutkan nama lengkap



117



Normal



Normal



Normal



Normal



Lampiran 13 DATA UMUM



1. Distribusi Frekuensi Usia Responden dan Pengetahuan Orang Tua Case Processing Summary Cases Valid N USIA * PENGETAHUAN



Missing



Percent 32



N



100.0%



Total



Percent 0



N



.0%



USIA * PENGETAHUAN Crosstabulation Count PENGETAHUAN BAIK USIA



CUKUP



KURANG



Total



16-25 Tahun



10



1



0



11



26-35 Tahun



13



1



0



14



36-45 Tahun



5 28



0 2



2 2



7 32



Total



USIA ORANG TUA Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



16-25 Tahun



11



34.4



34.4



34.4



26-35 Tahun



14



43.8



43.8



78.1



36-45 Tahun



7



21.9



21.9



100.0



32



100.0



100.0



Total



USIA_ANAK Frequency Valid



Percent



Valid Percent Cumulative Percent



3 TAHUN



7



21.9



21.9



21.9



4 TAHUN



25



78.1



78.1



100.0



Total



32



100.0



100.0



118



Percent 32



100.0%



PENGETAHUAN Frequency Valid



BAIK



Percent



Cumulative Percent



Valid Percent



28



87.5



87.5



87.5



CUKUP



2



6.2



6.2



93.8



KURANG



2



6.2



6.2



100.0



32



100.0



100.0



Total



2. Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pengetahuan Orang Tua Case Processing Summary Cases Valid N PENDIDIKAN * PENGETAHUAN



Missing



Percent 32



N



100.0%



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 32



PENDIDIKAN * PENGETAHUAN Crosstabulation Count PENGETAHUAN BAIK PENDIDIKAN SD SMP SMA/SMK S1 Total



CUKUP



KURANG



Total



0



0



2



2



0



1



0



1



22



1



0



23



6



0



0



6



28



2



2



32



PENDIDIKAN Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



SD



2



6.2



6.2



6.2



SMP



1



3.1



3.1



9.4



23



71.9



71.9



81.2



6



18.8



18.8



100.0



32



100.0



100.0



SMA/SMK S1 Total



119



100.0%



PENGETAHUAN Frequency Valid



BAIK



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



28



87.5



87.5



87.5



CUKUP



2



6.2



6.2



93.8



KURANG



2



6.2



6.2



100.0



32



100.0



100.0



Total



3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan dan Pengetahuan Orang Tua Case Processing Summary Cases Valid N



Missing



Percent



PEKERJAAN * PENGETAHUAN



32



N



100.0%



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 32



100.0%



PEKERJAAN * PENGETAHUAN Crosstabulation Count PENGETAHUAN BAIK PEKERJAAN PNS



CUKUP



Total



KURANG



4



0



0



4



SWASTA



8



0



0



8



WIRASWASTA



2



0



0



2



PETANI/PEKEBUN



1



0



1



2



13



2



1



16



28



2



2



32



IRT Total



PENGETAHUAN Frequency Valid



BAIK



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



28



87.5



87.5



87.5



CUKUP



2



6.2



6.2



93.8



KURANG



2



6.2



6.2



100.0



32



100.0



100.0



Total



120



PEKERJAAN Frequency Valid



4.



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



PNS



4



12.5



12.5



12.5



SWASTA



8



25.0



25.0



37.5



WIRASWASTA



2



6.2



6.2



43.8



PETANI/PEKEBUN



2



6.2



6.2



50.0



IRT



16



50.0



50.0



100.0



Total



32



100.0



100.0



Distribusi Frekuensi Usia orang Tua dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Case Processing Summary Cases Valid N



USIA * PERKEMBANGAN_MOTORIK



Missing



Percent 32



N



100.0%



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 32



100.0%



USIA * PERKEMBANGAN_MOTORIK Crosstabulation Count PERKEMBANGAN_MOTORIK NORMAL



ABNORMAL/SUSPECT



Total



USIA 16-25 Tahun



10



1



11



26-35 Tahun



14



0



14



36-45 Tahun



5



2



7



29



3



32



Total



PERKEMBANGAN_MOTORIK Frequency Percent Valid



NORMAL ABNORMAL/ SUSPECT Total



Valid Percent Cumulative Percent



29



90.6



90.6



90.6



3



9.4



9.4



100.0



32



100.0



100.0



121



USIA Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



16-25 Tahun



11



34.4



34.4



34.4



26-35 Tahun



14



43.8



43.8



78.1



36-45 Tahun



7



21.9



21.9



100.0



32



100.0



100.0



Total



5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua dan Pekembangan Mtorik Halus Anak Case Processing Summary Cases Valid N PENDIDIKAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK



Missing



Percent 32



100.0%



N



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 32



PENDIDIKAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK Crosstabulation Count PERKEMBANGAN_MOTORIK NORMAL PENDIDIKAN SD SMP SMA/SMK S1 Total



ABNORMAL/SUSPECT



Total



0



2



2



0



1



1



23



0



23



6



0



6



29



3



32



PERKEMBANGAN_MOTORIK Frequency Valid



NORMAL ABNORMAL/ SUSPECT Total



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



29



90.6



90.6



90.6



3



9.4



9.4



100.0



32



100.0



100.0



122



100.0%



PENDIDIKAN Frequency Valid



Valid Percent



Cumulative Percent



SD



2



6.2



6.2



6.2



SMP



1



3.1



3.1



9.4



23



71.9



71.9



81.2



6



18.8



18.8



100.0



32



100.0



100.0



SMA/SMK S1 Total



6.



Percent



Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Case Processing Summary Cases Valid N



PEKERJAAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK



Missing



Percent 32



N



100.0%



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 32



100.0%



PEKERJAAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK Crosstabulation Count PERKEMBANGAN_MOTORIK NORMAL PEKERJAAN PNS



ABNORMAL/SUSPECT



Total



4



0



4



SWASTA



8



0



8



WIRASWASTA



2



0



2



PETANI/PEKEBUN



1



1



2



14



2



16



29



3



32



IRT Total



PERKEMBANGAN_MOTORIK Frequency Valid



NORMAL ABNORMAL/ SUSPECT Total



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



29



90.6



90.6



90.6



3



9.4



9.4



100.0



32



100.0



100.0



123



PEKERJAAN Frequency Percent Valid



Valid Percent Cumulative Percent



PNS



4



12.5



12.5



12.5



SWASTA



8



25.0



25.0



37.5



WIRASWASTA



2



6.2



6.2



43.8



PETANI/PEKEBUN



2



6.2



6.2



50.0



IRT



16



50.0



50.0



100.0



Total



32



100.0



100.0



DATA KHUSUS Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi Bermain Anak dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Al Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Case Processing Summary Cases Valid N PENGETAHUAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK



Missing



Percent 32



100.0%



N



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 32



100.0%



PENGETAHUAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK Crosstabulation Count PERKEMBANGAN_MOTORIK NORMAL PENGETAHUAN BAIK



Total



ABNORMAL/SUSPECT



Total



28



0



28



CUKUP



1



1



2



KURANG



0



2



2



29



3



32



124



PENGETAHUAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK Crosstabulation PERKEMBANGAN_MOTORIK ABNORMAL/ SUSPECT



NORMAL PENGETAHUAN BAIK



Count



28



% within PENGETAHUAN



CUKUP



100.0%



28



.0% 100.0%



% within PERKEMBANGAN _MOTORIK



96.6%



.0%



87.5%



% of Total



87.5%



.0%



87.5%



1



1



2



Count % within PENGETAHUAN



50.0%



50.0% 100.0%



% within PERKEMBANGAN _MOTORIK



3.4%



33.3%



6.2%



% of Total



3.1%



3.1%



6.2%



0



2



2



KURANG Count



Total



0



Total



% within PENGETAHUAN



.0%



% within PERKEMBANGAN _MOTORIK



.0%



66.7%



6.2%



% of Total Count



.0% 29



6.2% 3



6.2% 32



% within PENGETAHUAN % within PERKEMBANGAN _MOTORIK % of Total



100.0% 100.0%



90.6%



9.4% 100.0%



100.0%



100.0% 100.0%



90.6%



9.4% 100.0%



Correlations PENGETAHUAN



Spearman's rho



PENGETAHUAN



Correlation Coefficient



1.000



.869**



.



.000



32



32



**



1.000



.000



.



32



32



Sig. (2-tailed) N PERKEMBANGAN Correlation Coefficient _MOTORIK Sig. (2-tailed) N



125



PERKEMBANGA N_MOTORIK



.869



Correlations PENGETAHUAN



Spearman's rho



PENGETAHUAN



Correlation Coefficient



1.000



.869**



.



.000



32



32



**



1.000



.000



.



32



32



Sig. (2-tailed) N PERKEMBANGAN Correlation Coefficient _MOTORIK Sig. (2-tailed)



.869



N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



PERKEMBANGA N_MOTORIK



Symmetric Measures Asymp. Std. Errora



Value Interval by Interval



Pearson's R



Ordinal by Ordinal Spearman Correlation N of Valid Cases



Approx. Tb Approx. Sig.



.903



.070



11.538



.000c



.869



.121



9.632



.000c



32



a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.



Symmetric Measures Value



Asymp. Std. Errora



Approx. Tb Approx. Sig.a



Nominal by Nominal Contingency Coefficient



.670



Interval by Interval



Pearson's R



.903



.070



11.538



.000c



Ordinal by Ordinal



Spearman Correlation



.869



.121



9.632



.000c



N of Valid Cases



32



a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.



126



.000



Lampiran 14 LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL DAN SKRIPSI



127



128



129



Lampiran 15 LAMPIRAN FOTO KEGIATAN



130