5 Seleksi Kondisi A [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL PRAKTIKUM: Seleksi Kondisi MATA KULIAH: BIOKOMPUTASI DASAR (MAB60002)-KELAS (A)



Oleh: Elvina Rashida Khairi (205090107111030) (2020)



LABORATORIUM BIOLOGI KOMPUTASI DAN BIOINFORMATIKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020



Pernyataan Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Elvina Rashida Khairi NIM



: 205090107111030



Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa isi dari laporan Seleksi Kondisi yang ditulis berikut ini merupakan murni dari hasil pemikiran saya dan tidak ada unsur plagiasi.



Bekasi, 5 November 2020 Yang menyatakan,



Elvina Rashida Khairi



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputasi merupakan bidang yang berkaitan dengan ilmu komputer, informatika, algoritma, teknologi, dan sebagainya. Fokus dari komputasi yang ada saat ini tentunya sudah jauh berkembang dari masa lampau. Saat ini komputasi lebih mencakup kepada teknologi informasi, komputasi ilmiah, sistem informasi, rekayasa perangkat lunak, dan ilmu komputer teoretis. (Tedre, 2014) Komputasi kini sangat erat hubungannyaa dengan kehidupan manusia dan merambah pula ke dalam bidang biologi. Melimpahnya data biologis saat ini memunculkan kebutuhan unuk mengsinkronisasikan disiplin ilmu biologi dengan komputasi. Salah satu aplikasi pemrograman yang dapat digunakan untuk keperluan pengolahan data biologis adalah Python dengan Integrated development environment yang digunakan pada paktikum ini adalah Spyder. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari praktikum mengenai Seleksi Kondisi adalah: 1. Bagaimana prinsip seleksi kondisi pada Python? 2. Apa pengertian dari operasi boolean serta konsep logika boolean? 3. Apa yang dimaksud dengan if statement dan bagaimana konsepnya? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum mengenai Seleksi Kondisi meliputi: 1. Untuk menjelaskan bagaimana prinsip dari seleksi kondisi pada Python. 2. Untuk menjelaskan pengertian operasi boolean serta konsep logika boolean. 3. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan if statement dan bagaimana konsep if statementya. 1.4 Manfaat Praktikum



Manfaat yang didapatkan setelah praktikum mengenai Seleksi Kondisi adalah dapat menerapkan operasi boolean serta if statement dalam menjalankan pemrograman, seperti membuat program indikator air, penentu ganjil genap, penentu bilangan prima, dan banyak lagi. Selain itu, praktikan dapat lebih memahami dan terbiasa dengan menggunakan Python serta dapat mengembangkan lebih lanjut kemampuannya dalam mengoperasikan Python, terutama Spyder.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Seleksi Kondisi pada Python Statement control yang tersedia pada Python meliputi if statement (pemilihan atau seleksi kondisi), loop (pengulangan), range function, dan while loop. Seleksi kondisi merupakan pernyataan bersyarat yang memungkinkan suatu program pada komputer untuk menentukan atau mengambil tindakan yang berbeda didasarkan atas benar atau salahnya beberapa atau sekumpulan kondisi tertentu. Seleksi kondisi memungkinkan programmer untuk mengatur jalannya program sesuai dengan keinginannya (Brownley, 2016; Pine, 2019) 2.2 Pengertian Operasi Boolean dan Konsep Logika Boolean Boolean diambil dari nama seorang matematikawan yang bernama George Boole. Variabel boolean digunakan untuk mengevaluasi suatu kondisi yang dapat menghasilkan nilai True atau False. Operator boolean untuk logika tunggal adalah NOT, NOT akan menyatakan hasil kebalikan atau negasi dari hasil aslinya, semisal hasil aslinya adalah True jika ditambahkan operator not didepannya, nilai yang akan muncul adalah False. Boolean juga memiliki operator-operator yang dapat digunakan untuk kasus yang lebih kompleks atau logika majemuk, yaitu AND dan OR. Operator AND akan menghasilkan nilai gabungan True jika seluruh ekspresinya bernilai True, apabila terdapat salah satu ekspresi yang bernilai False, ekspresi gabungan yang dihasilkan juga bernilai False. Adapun operator OR akan menghasilkan ekspresi gabungan True apabila sedikitnya satu hasil ekspresinya adalah True. Jika seluruh hasil ekspresinya merupakan False, hasil ekspresi gabungannya juga berupa False (Siahaan & Sianipar, 2019). Hasil ekspresi untuk operator NOT, AND dan OR akan lebih mudah dipahami dengan tabel yang disajikan di bawah (Tabel 1)



Tabel 1. Hasil dari Program Operator Boolean AND, OR, dan NOT (Siahaan & Sianipar, 2019). A True True False False



B True False True False



A and B True False False False



A or B True True False False



not A False False True True



2.3 If statement Menyatakan if statement pada Python diawali dengan kata if, elif, atau else yang kemudian dilanjutkan dengan suatu kondisi dan diakhiri dengan tanda titik dua (:). Kondisi tersebut akan dievaluasi dan menghasilkan nilai berupa True atau False. Kondisi tersebut dapat berupa suatu nilai yang konstan , seperti True, atau berupa variabel yang memiliki nilai antara True atau False, dapat juga berupa suatu korelasi dari ekspresi tertentu, ataupun gabungan logis dari dua kondisi atau lebih yang telah disebutkan sebelumnya selagi hasilnya adalah True atau False (Parker, 2016) 2.3.1 If If merupakan bagian dari if statement yang paling utama, yang menyatakan keputusan biner atau keputusan dua arah. Setelah penulisan kata if harus dilanjutkan dengan suatu kondisi yang diakhiri dengan tanda titik dua (:) dan disertai dengan kode pemrograman yang akan dijalankan bila kondisi yang ditentukan memiliki nilai True. Akan tetapi, apabila input yang diberikan tidak sesuai dengan kriteria atau kondisinya salah, sehingga nilainya False kode pemrograman if tidak akan berjalan dan berlanjut ke seleksi yang berikutnya (Parker, 2016; Jubilee Enterprise, 2017). 2.3.2 Elif Elif merupakan seleksi lanjutan dari if statement jika if menghasilkan nilai Flase. Elif dapat digunakan untuk percabangan seleksi yang lebih kompleks. Setelah penulisan elif harus diikuti dengan suatu kondisi yang diakhiri dengan



tanda titik dua (:) dan disertai dengan perintah atau kode pemrograman yang akan dijalan kan jika kondisi bernilai benar atau input yang diberikan menghasilkan True. Apabila seleksi pada tahap elif masih menghasilkan nilai False, seleksi berlanjut ke else (Jubilee Enterprise, 2017). 2.3.3 Else Else merupakan bagian dari if statement yang akan dijalankan atau dieksekusi jika seluruh seleksi sebelumnya (if dan elif (jika ada)) bernilai False. Setelah penulisan else harus diikuti dengan tanda titik dua (:) dan juga suatu pernyataan kode pemerograman atau perintah yang ditulis dengan indentasi atau menjorok. Else tidak mungkin dijalankan tapa didahului dengan if (Parker, 2016).



BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Praktikum biokomputasi dengan topik Seleksi Kondisi bertempat di lokasi masing-masing mahasiswa menggunakan media konferensi Zoom dan dilaksanakan pada tanggal 5 November 2020. 3.2 Metodologi Praktikum dengan topik Seleksi Kondisi menggunakan aplikasi Spyder, adapun metodologi dalam melakukan penginstallan Spyder adalah sebagai berikut: 1. Klik logo Anaconda Navigator pada menu aplikasi.



Gambar 1. Logo Anaconda Navigator 2. Setelah Anaconda Navgator berhasil dibuka, klik “Install” pada Spyder, apabila yang tertera merupakan “Launch” artinya aplikasi Spyder telah terinstall pada perangkat.



Gambar 2. Klik “Install” Spyder



3. Setelah penginstallan selesai dilakukan, Spyder telah dapat dijalankan.



Gambar 3. Spyder Berhasil Terinstall



BAB IV PEMBAHASAN



4.1 Operasi Boolean Boolean merupakan operasi yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kondisi yang dapat menghasilkan nilai True atau False. Adapun program boolean yang dibuat pada Spyder dilampirkan pada gambar di bawah (Gambar 4 dan Gambar 6).



Gambar 4. Input Tipe Boolean AND dan OR Variabel X jika diformulasikan akan menghasilkan X = 100≥50, pertidaksamaan tersebut benar karena 100 lebih besar dari lima puluh, maka pertidaksamaan yang pertama adalah True. Kemudian setelah kata or ada pertidaksamaan yang kedua yang jika diformulasikan akan meghasilkan 3316, pertidaksamaan tersebut benar karena sembilan belas lebih besar dari enam belas, sehingga pertidaksamaan ketiga akan menghasilkan nilai True. Variabel Y memiliki nilai False and True and True, sehingga apabila diberikan perintah print(Y) hasilnya adalah False, seperti pada gambar



di bawah (Gambar 5) karena logika AND membutuhkan seluruh nilai dari suatu variabel adalah True dan tidak boleh ada satupun yang False.



Gambar 5. Output Tipe Boolean Logika Majemuk AND dan OR Selain AND dan OR yang merupakan logika majemuk, tipe boolean juga memiliki logika tunggal, yaitu NOT. Variabel Z jika pertidaksamaannya diformulasikan akan didapat Z = 49,5≥49, pertidaksamaan tersebut benar karena empat puluh sembilan koma lima lebih besar dibandingkan dengan empat puluh sembilan dan nilainya adalah True. Maka dari itu, nilai variabel Z adalah not True yang berarti jika diberikan perintah print(Z) hasilnya adalah False, seperti pada gambar yang ada di bawah (Gambar ). Variabel A jika persamaannya diformulasikan7). Variabel A jika persamaannya diformulasikan akan didapat A= 1998=117, persamaan tersebut salah karena kedua angkanya tidak sama dan nilainya adalah False. Maka dari itu, nilai variabel A adalah not False yang berarti jika diberikan perintah print(A) hasilnya adalah True, seperti pada gambar di bawah (Gambar 7).



Gambar 6. Input Tipe Boolean Logika Tunggal NOT



Gambar 7. Output Tipe Boolean Logika Tunggal NOT



4.2 Program Bilangan Prima Program bilangan prima yang dibuat pada Spyder memiliki input seperti pada gambar yang tertera di bawah (Gambar 8). Kriteria if yang dibuat adalah jika bilangan yang dimasukkan sama dengan dua atau sama dengan tiga atau sama dengan lima atau sama dengan tujuh maka seleksi berhenti pada kriteria yang pertama dan pada console akan muncul kalimat “bilangan prima” sesuai dengan kalimat yang diapit pada tanda kutip dalam perintah print. Seleksi berikutnya menggunakan if statement berupa elif, adalah jika nilai bilangan yang dmasukkan merupakan bilangan yang tidak bersisa atau habis dibagi dengan angka dua atau tiga atau lima atau tujuh, maka pada console akan muncul kalimat “bukan bilangan prima” sesuai dengan kalimat yang diapit pada tanda kutip dalam perintah print. Seleksi yang terakhir, yaitu dengan if statement berupa else. Jika nilai bilangan yang dimasukkan bukan termasuk kedua kriteria yang sebelumnya, berarti perintah print(“bilangan prima”) akan dijalankan dan kalimat yang diapit dengan tanda kutip akan muncul pada console.



Gambar 8. Input If Statement Bilangan Prima Nilai bilangan yang dimasukkan pertama kali adalah 19 dan kalimat yang muncul adalah bilangan prima karena angka sembilan belas tidak lolos dari seleksi pertama maupun kedua. Nilai bilangan yang dimasukkan selanjutnya adalah 8 dan kalimat yang muncul adalah bukan bilangan prima karena angka delapan termasuk ke dalam kriteria pada elif, yaitu habis atau tidak bersisa



ketika dibagi dengan dua. Output dari if statement bilangan prima disajikan pada gambar yang ada di bawah (Gambar 9).



Gambar 9. Output If Statement Bilangan Prima



4.3 Indikator Suhu Air Salah satu pemanfaatan if statement adalah dengan dijadikan sebagai indikator air. Input yang dibuat pada Spyder untuk membuat if statement indikator air ditunjukkan pada gambar yang ada di bawah (Gambar 10). Seleksi if statement yang pertama berupa if memiliki kriteria temperatur air yang dimasukkan harus sama dengan 0. Apabila tidak sama dengan nol, temperatur air akan diseleksi kembali dengan if statement berupa elif. Elif yang pertama memiliki kriteria temperatur air lebih kecil dari 0, jika belum lolos dengan seleksi elif yang pertama, temperatur air yang dimasukkan akan diseleksi kembali dengan elif yang kedua. Elif yang kedua memiliki kriteria temperatur air lebih besar dari atau sama dengan 1 dan sama dengan atau lebih kecil dari 99, jika temperatur air yang dimasukkan bukan termasuk ke dalam seluruh keriteria sebelumnya, temperatur air tergolong ke dalam seleksi if statement yang selanjutnya, yaitu else.



Gambar 10. Input If Statement Indikator Suhu Air



Temperatur air yang dimasukkan pertama kali adalah 111 yang memunculkan kalimat “air akan mendidih dan mengalami penguapan” seperti pada gambar yang ada di bawah (Gambar 11) yang artinya temperatur yang dimasukkan tergolong kepada if statement berupa else, yaitu untuk temperatur air yang tidak tergolong kepada seluruh kriteria sebelumya (kriteria if maupun elif). Setelah itu, dimasukkan temperatur airr sebesar 99 yang memunculkan kalimat “suhu normal” seperti pada gambar yang ada di bawah (Gambar 11) yang artinya nilai yang dimasukkan tergolong kepada elif yang kedua, yaitu untuk temperatur lebih dari atau sama dengan satu sampai dengan kurang dari atau sama dengan sembilan puluh sembilan. Kemudian, dimasukkan kembali temperatur air sebesar 0 yang memunculkan kalimat “air mengalami temperatur yang bersifat termolabil” seperti pada gambar yang ada di bawah (Gambar 11) yang artinya nilai yang dimasukkan tergolong kepada if statement berupa if, yaitu untuk temperatur air sama dengan 0. Selanjutnya, dimasukkan temperatur air sebesar 17 yang memunculkan kalimat “air melewati titik beku dan akan menghasilkan es batu” seperti pada gambar yang ada di bawah (Gambar 11) yang artinya nilai yang dimasukkan tergolong kepada elif yang pertama, yaitu untuk temperatur air yang kurang dari 0.



Gambar 11. Output If Statement Indikator Suhu Air



4.4 If Statement If statement merupakan pemilihan kondisi yang mana akan ditinjau oleh program apakah hasilnya bernilai benar atau salah. If statement disusun secara berurutan dari if, elif (jika digunakan), dan else. Apabila kondisi pada pernyataan if benar maka seleksi berhenti dan perintah atau kode pemrograman akan dieksekusi atau dijalankan. Akan tetapi, jika hasilnya False, seleksi akan dilanjut ke tahap berikutnya yaitu elif. Jika kondisi pada elif bernilai benar, seleksi akan berhenti dan perintah akan dijalankan. Namun, apabila masih salah maka tahap yang paling akhir ialah else. Setelah seluruh seleksi pada if dan elif bernilai False maka program akan menjalankan perintah pada else (Jubilee Enterprise, 2017). Program if statement yang telah dibuat pada Spyder mengenai tipe kodon memiliki input seperti yang disajikan pada gambar di bawah (Gambar 12). Seleksi if statement yang pertama berupa if



A== (“AUG”), jika kodon yang dimasukkan sesuai, seleksi akan berhenti, Akan tetapi, jika kodon yang dimasukkan tidak sesuai dengan kriteria if, kodon yang dimasukkan akan diseleksi kembalidengan elif yang pertama. Elif yang pertama memiliki kriteria A == (“UAG”), elif yang kedua memiliki kriteria A == (“UGA”), dan elif yang ketiga memiliki kriteria A == (“UAA”). Jika kodon yang dimasukkan sesuai dengan kriteria pada salah satu elif tersebut, seleksi akan selesai. Namun, apabila kodon yang dimasukkan tidak sesuai dengan seluruh kriteria sebelumnya, artinya kodon yang dimasukkan tergolong ke dalam if statement yang terakhir, yaitu else.



Gambar 12. Input If Statement Tipe Kodon Kodon triplet basa N yang dimasukkan pertama kali adalah UGA yang memunculkan kalimat “termasuk kodon stop” sesuai dengan kalimat yang diapit tanda petik pada perintah print untuk elif. Selanjutnya kodon triplet bassa N yang dimasukkan adalah UAU yang memunculkan kalimat “bukan kodon start maupun kodon stop” sesuai kalimat yang diapit dengan tanda petik pada perintah print untuk else. Terakhir, kodon triplet basa N yang dimasukkan adalah UGA yang memunculkan kalimat “termasuk kodon start” sesuai dengan kalimat yang diapit tanda petik pada perintah print untuk if.



Gambar 13. Output If Statement Tipe Kodon



4.5 Trubleshooting Kendala yang terjadi ketika praktikum diantaranya adalah kesalahan pengetikan, seperti yang seharusnya tidak boleh menggunakan spasi tetapi diketik dengan spasi atau tidak memberikan tanda kutip ketika ingin melakukan print kalimat.



BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Seleksi kondisi merupakan pernyatan bersyarat yang memungkinkan prgram pada komputer untuk mengambil atau menentukan tindakan yang didasarkan pada hasil analisis benar atau salahnya suatu kondisi. Seleksi kondisi if statement yang paling dasar terdiri dari if dan else.If dan elif berfungsi untuk menyatakan keputusan biner atau keputusan dua arah dan ditulis dengan dengan diawali kata if atau elif yang kemudian dilanjutkan dengan kondisi yang diakhiri dengan tanda titik dua (:) dan disertai dengan kode pemrograman atau perintah yang akan dijalankan apabila nilainya aaalah True. Else merupakan seleksi akhir jika suatu kondisi atau input yang diberikan benilai False. Seleksi dijalankan secara berurutan mulai dari if, elif (jika dibutuhkan), dan else. Adapun boolean merupakan operasi yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kondisi yang dapat menghasilkan nilai True atau False. Boolean memiliki logika majemuk, yaitu AND dan OR serta logika tunggal, yaitu not. Konsep penggunaan AND adalah akan bernilai True jika nilai dari keseluruhan ekspresi adalah True, apabila salah satu saja dari ekspresinya bernilai False maka hasil ekspresi gabungannya adalah False. Konsep penggunaan OR adalah ketika hanya salah satu saja dari ekspresinya bernilai True, hasil ekspresi akhirnya juga akan bernilai True. Nilai ekspresi akhirnya akan False jika keseluruhan ekspresinya bernilai False. Adapun NOT akan menghasilkan ekspresi khir berupa kebalikan dari ekspresi aslinya. 5.2 Saran Saran untuk praktikum biokomputasi dasar mengenai Seleksi Kondisi adalah praktikan diharapkan untuk mempelajari dasar-dasar dari penggunaan Spyder agar lebih mudah dan terbiasa ketika praktikum. Selain itu, sangat disarankan untuk langsung mencoba



membuat program yang diperintahkan ketika sedang praktikum agar jika ada hal yang tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan.



DAFTAR PUSTAKA Brownley, W. C. 2016. Foundations for Analytics with Python: From Non-Programmer to Hacker. O’Reilly Media, Inc: USA Jubilee Enterprise. 2017. Otodidak Pemrograman Python. Elexmedia Komputindo: Jakarta Parker, J. R. 2017. Python: An Introduction to Programming. Stylus Publishing: USA Pine, J. D. 2019. Introduction to Python for Science and Engineering. CRC Press: Florida Siahaan, V. & Sianiar, R. H. 2019. Teori dan Praktek Pemrograman Python. Sparta Publishing: Jakarta Tedre, Matti. 2014. The Science of Computing: Shaping a Discipline. CRC Press: Florida