14 0 133 KB
AASHTO
Perencanaan Perkerasan Lentur Metode Pt-01-2002-B - AASTHO’93 Pada gambar trase jalan yang menghubungkan kota A, B, dan kota C. Dimana ruas jalan A-B merupakan jalan lama, sedangkan kota B – C merupakan jalan baru (2 lajur, 2 arah) yang memerlukan perkerasan jalan. Data – Data perencanaan sebagai berikut : ● Pertumbuhan lalu lintas (i) = 6 % pertahun ● Klasifikasi jalan = Lokal ● Dari hasil penyelidikan CBR tanah dasar : Ruas jalan B – C = 6,6,6,5,5,4,4,7,6,4 ● Survey lalu lintas dilakukan tahun 2010 : Kendaraan ringan 2 ton = 600 buah Kendaraan bus 8 ton = 250 buah Truck 2 as 12 ton = 250 buah Truck 3 as 20 ton = 75 buah Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = 600 buah Roda Depan ( STRT ) = 50 % x 2 ton = 1 ton Roda Belakang ( STRT ) = 50 % x 2 ton = 1 ton Kendaraan bus 7 ton (3 + 5) = 250 buah Roda Depan ( STRT ) = 34 % x 7 ton = 3 ton Roda Belakang ( STRG ) = 66 % x 7 ton = 5 ton Truck 2 as 12 ton (4 + 8) = 250 buah Roda Depan ( STRT ) = 34 % x 14 ton = 4 ton Roda Belakang ( STRG ) = 66 % x 14 ton = 8 ton Truck 3 as 20 ton (6 + 7.7) = 75 buah Roda Depan ( STRT ) = 25 % x 20 ton = 5 ton Roda Belakang ( SGRG ) = 75 % x 20 ton = 15 ton Diminta : Rencanakan tebal perkerasan jalan baru ruas jalan B-C jika umur rencana (UR=10 tahun) dan jalan tersebut digunakan untuk lalu lintas pada tahun 2012 a. Lapisan permukaan (AC, EAC =50000 psi) b. Lapis pondasi atas (Bt Pecah CBR 90%) c. Lapis pondasi bawah (Sirtu CBR 50%) 1. Menghitung Angka Ekivalen (AE) atau CESA
Gunakan tabel Angka Ekivalen berdasarkan AASHTO 93 untuk IPt = 2,0 & SN = 3 Kendaraan Ringan ( 1 + 1 )
= 0,0004 + 0,0004
=
0,0008
Interpolasi untuk beban 1 ton ( Sumbu Tunggal ) 0.0002000 AE 0.0020000
0.90 1.00 1.80 AE = AE =
0.00
+
0.00 1.80
-
0.00 0.9
x
1.00
-
0.90
0.00040
Kendaraan Bus ( 3 + 5 )
= 0,0200 + 0,1456
=
0,1656
Interpolasi untuk beban 3 ton ( Sumbu Tunggal )
AE =
0.01
AE =
0.0200 0
+
2.70 3.00 3.60
0.0100000 AE 0.0400000
0.04 3.60
-
0.01 2.7
x
3.00
-
2.70
0.09 4.5
x
5.00
-
4.50
Interpolasi untuk beban 5 ton ( Sumbu Tunggal )
AE =
0.09
AE =
0.1455
+
4.50 5.00 5.40
0.0900000 AE 0.1900000
0.19 5.40
-
6
Kendaraan Truk 2 As ( 4 + 8 )
= 0,0622 + 0,9133
=
0,9755
Interpolasi untuk beban 4 ton ( Sumbu Tunggal ) 0.0400000 AE 0.0900000
3.60 4.00 4.50 AE =
0.04
+
0.09 4.50
-
0.04 3.6
x
4.00
-
3.60
x
8.00
-
7.30
=
1,0195
6.00
-
0.0622 2 Interpolasi untuk beban 8 ton ( Sumbu Tunggal ) AE =
0.6100000 AE 1.0000000
7.30 8.00 8.20
AE =
0.61
AE =
0.91333
+
1.00 8.20
-
Kendaraan Truk 3 As ( 6 +7.7 )
0.61 7.3
= 0,2860 + 0,7335
Interpolasi untuk beban 6 ton ( Sumbu Tunggal ) 0.1900000 AE 0.3500000
5.40 6.00 6.40 AE =
0.19
AE =
0.28600
+
0.35 6.40
-
0.19 5.4
x
5.40
Interpolasi untuk beban 14 ton ( Sumbu Tandem )
0.6460000 AE 0.8430000
13.60 14.00 14.50 AE =
0.65
AE =
0.73356
+
0.84 14.50
-
0.65 13.6
x
14.00 -
13.60
2. Menghitung Beban Sumbu Selama Umur Rencana (W18)
Diketahui : Faktor Distribusi Arah = 0,5 Faktor Distribusi Lajur = 1,0 Umur Rencana (UR) = 10 tahun Faktor Pertumbuhan L.Lintas (i) = 6 % pertahun Dengan UR =10 th,dan i= 6 % pertahun, dengan menggunakan table 4.10 Didapat Faktor Umur Rencana(N) = 13,18 W18 = ƩLHR x DA x DL x 365 x N Jenis Kendaraan
Beban Sumbu
Kendaraan Ringan Kendaraan Bus Kecil
( 1+1 ) ( 3+5 )
Kendaraan Truk 2 As Kendaraan Truk 3As
( 4+8 ) ton ( 6 +7,7 ) ton
ton ton
LHR Awal 0,0008 600 0,1656 250
Faktor UR 13,18 13,18
0,9755 250 1,0195 75
13,18 13,18 Jumlah
ESAL
W18 1154,57 99581,49 586604,7 3 183919,1 871259,9
3. Menghitung Tebal Perkerasan Lentur Metode AASTHO 93 Rumus : Log Wt18 = ZR x So + 9.36 x log.(SN+1) - 0.2 +
Gt 0.4 + (1094/(SN+1)5.19)
+ 2.32 x log.MR - 8.07
S0 R ZR IPt IPo MR
= Standar deviasi (0,4-0,5) diambil 0,4 = Reabilitas, table 4.12, jalan Arteri, Luar kota diambil = 80 % = Standar Normal Deviasi, table 4.11, untuk R, dan S0, diambil =-0,841 = Indeks Permukaan Akhir perkerasan, diambil 2,0 (arteri) table 6.2 = Indeks Permukaan Awal perkerasan, diambil 4,0, table 6.1 = Modulus Resielent = 1500*CBR= 1500*4,36=6540
Cara analitis : CBRrata-rata = Nilai CBR
6 + 6 + 6 + 5 + 5 + 4 + 4 + 7 + 6 + 4 = 5,30 10 = CBRrata-rata – ( ) R= 3,18
Nilai CBR
= 5,30 – ( ) = 4,36
Gt = Log.{(4.0- Pt) / (4.2-1.5)} = Log Wt = Log 0,871 x 10^6 =
-0,1303 5,940
Masukkan nilai-nilai tersebut kedalam rumus diatas maka didapat SN= 3,185 mendekati nilai asumsi SN = 3 Menentukan Tebal Perkerasan Lentur a1. Koefisien Surface a1 = 0,173 ln (EAC) – 1,813 EAC = 50.000 psi, 20°C (68°F), a1 = 0,44 a2. Koefisien Base a2 = 0,249(logEBS)-0,977,atau a2 = 0,0428 ln (CBRBase) – 0,0542 untuk CBR (90%), a2 = 0,138 a3. Koefisien Sub Base a3 = 0.227(log ESB)- 0,839, atau a3 = 0,0264 ln (CBRSub-Base) + 0,0194 untuk CBR (50%), a3 = 0,123
m2 = Koefisien Drainase lapis pondasi atas m2 = 0,9 m3 = Koefisien drainase lapis pondasi bawah m3 = 0,8 Tebal Minimal (Tabel 4.15) D1 = 3,0 inch D2 = 6,0 inch
tabel 4.14 tabel 4.14
SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3 3,0 = 0,44 x 3,0 + 0,138 x 6,0 x 0,9 + 0,123 x D3 x 0,8 D3 = 9,5 inch Jadi D1 = 3,0 inch = 7,5 cm D2 = 6,0 inch = 15,0 cm D3 = 9,5 inch = 24,0 cm