Acara IV Pengenalan Benih Dasgro-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis (Irawan, 2015). Dalam terminologi penanganan benih, benih dikelompokkan dalam dua kelompok utama berdasarkan potensi fisiologisnya yaitu benih ortodoks dan rekalsitran. Diantara benih ortodoks dan rekalsitran terdapat kelompok benih intermediet. (Murrinie et al, 2017). Berdasarkan jumlah kotiledon biji dibagi menjadi 2 yaitu monokotil dan dikotil. Proses perubahan dari biji menjadi bibit tumbuhan disebut perkecambahan dimana perkecambahan dibagi menjadi 2 tipe, yaitu epigeal dan hipogeal (Irawanto et al,2015). Keberhasilan dalam budidaya adalah memilih benih yang baik. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang bermutu sehingga dapat bereproduksi secara maksimum. Dengan melakukan pengenalan benih dapat diketahui benih yang baik dan tepat digunakan untuk budidaya tanaman. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenal seperti apa benih yang baik itu. Praktikum



ini



bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi bermacam-macam benih, penggolongan benih berdasarkan sifat fisiologis dan penggolongan benih berdasarkan jumlah kotiledon.



B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi bermacammacam benih, mengetahui penggolongan benih berdasarkan sifat fisiologis dan mengetahui penggolongan benih berdasarkan jumlah kotiledon.



II.



TINJAUAN PUSTAKA Benih



adalah



tanaman



atau



bagiannya



yang



digunakan



untuk



memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman.(Kuswanto, 2003) Benih dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan kandungan air pada saat masak fisiologisnya, yaitu benih rekalsitran dan ortodoks (Atdwiyani et al, 2017). Pada langkah awal di dalam usaha pembudidayaan tanaman perlu adanya penyiapan benih dengan kualitas yang baik. Benih intermediet adalah benih yang mempunyai sifat diantara benih ortodoks dan rekalsitran. Benih ortodoks adalah benih yang bisa disimpan lama. Kadar air dapat diturunkan sampai dibawah 10% dan dapat disimpan pada kelembaban dan suhu yang rendah. Viabilitasnya dapat diperpanjang dengan menurunkan kelembaban dan suhu penyimpanan. Benih dari rekalsitran tetap mempertahankan kadar air tinggi sampai masak (sering >30-50%) dan peka terhadap pengeringan dibawah 12-30 %, tergantung pada jenisnya. Benih ini mempunyai daya simpan yang rendah, kehilangan viabilitasnya dengan cepat pada berbagai kondisi penyimpanan. Benih rekalsitran memiliki daya hidup yang relatif pendek walaupun benih disimpan dalam kondisi lembab (Hasanah, 2002 cit Murrinie et al, 2017). Berdasarkan jumlah kotiledon, biji dibagi menjadi 2 yaitu monokotil dan dikotil. Pada monokotil jumlah kotiledon satu keping dan saat berkecambah biji tetap utuh. Sedangkan dikotil adalah biji berkeping dua dan setelah berkecambah biji terbelah menjadi dua(Jane et al., 2014). Perkecambahan adalah batas antara benih (biji yang mampu tumbuh) yang masih tergantung pada sumber makanan dari induknya dengan tumbuhan yang mampu berdiri sendiri dalam mengambil unsur hara. Tipe perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu epigeal dan hipogeal. Tipe epigeal yaitu perkecambahan dengan kotiledon terangkat ke atas tanah dengan memanjangkan hipokotil sedangkan tipe hipogeal dimana kotiledon tidak membesar sehingga kotiledon tetap berada dibawah tanah selama perkecambahan (Irawanto et al, 2015). Perkecambahan sangat dipengaruhi oleh ukuran tanaman sehingga diperhatikan pada benih yang berkualitas baik(Sulewska et al., 2014). Pada suatu



penelitian menunjukkan bahwa benih yang matang secara fisik menghasilkan kualitas atau kinerja biji yang lebih tinggi. Indeks perkecambahan mencerminkan kekuatan benih untuk berkecambah dimana semakin tinggi nilai indeks perkecambahan maka semakin besar kekuatan benih tersebut.(Mavi, 2016) Pengujian viabilitas benih dengan media yang tepat penting diketahui untuk memperoleh hasil yang sesuai. Uji viabilitas merupakan salah satu tolak ukur yang sangat penting dalam pengujian mutu fisiologis benih. Pemilihan jenis media perkecambahan yang tepat akan mempengaruhi hasil uji viabilitas. Media perkecambahan harus memiliki sifat fisik yang baik, mempunyai kemampuan menyerap air, oksigen dan bebas dari organisme penyebab penyakit. (Sutopo, 2000 cit Agustin et al., 2016).



III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM Praktikum Dasar-dasar Agronomi acara IV tentang pengenalan benih dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Maret 2019 pada pukul 13.30 WIB. Adapun tempat pelaksanaan praktikum di Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Dalam praktikum acara IV ini alat yang digunakan antara lain adalah pinset, petridish, kertas saring, dan alat tulis serta sedangkan bahan yang digunakan berupa benih tanaman padi, jagung, jeruk, saga, sirsak, kangkung, salak, kedelai, sawi, pepaya, kacang hijau, dan kacang tanah. Cara kerja praktikum acara IV ini meliputi identifikasi benih, penyimpanan benih, dan pengecambahan benih. Langkah yang dilakukan pada identifikasi benih yaitu setiap benih diamati bagian eksternalnya lalu digambar serta diamati karakteristik benihnya. Pada penyimanan benih, langkah yang dilakukan adalah 10 buah benih dari tiap jenis tanaman disimpan di dalam petridish yang sudah dilapisi kertas saring dengan syarat biji benih dan kertas saring pada kondisi kering. Kemudian, benih disimpan selama satu minggu. Setelah satu minggu, benih dalam petridish diamati kondisi fisik atau eksternalnya. Pada pengecambahan benih, langkah yang dilakukan adalah 10 benih tiap jenis tanaman yang ada di petridish kemudian dikecambahkan dengan cara kertas saring serta benih dibasahi dan ditunggu hingga satu minggu. Langkah terakhir yaitu setelah satu minggu, benih diamati dan dihitung gaya berkecambahnya.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman memiliki bagian yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Salah satunya yaitu biji, biji merupakan bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit perbanyakan tanaman secara alamiah. Ketika biji akan digunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani yang memiliki fungsi agronomis maka disebut benih. (Lesilolo,dkk, 2013). Dalam kurun waktu tertentu benih mengalami pertumbuhan dan perkembangan berupa perkecambahan ketika sudah terbentuk tanaman muda yaitu ada akar, batang, daun meskipun kecil maka disebut bibit. Dalam suatu usaha pertanian, hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan usaha adalah output atau hasil pertaniannya. Hal ini berkaitan akan faktor internal dan eksternal pada bahan tanam yang diusahakan. Salah satu faktor internal penentu keberhasilan tanaman adalah kualitas benih yang digunakan. Setiap tanaman memiliki karakteristik benih yang berbeda begitu pula sistem perawatan dan pemeliharaannya. Itulah mengapa kegiatan mengidentifikasi benih itu penting, karena dengan mengenal karakteristik benih yang akan digunakan maka pengguna akan mengetahui batasan dan kemampuan benih beserta perawatan atau teknik pengembangbiakannya sehingga dapat melakukan kontrol yang akan menunjang pertumbuhan yang maksimal pada tanaman. Benih dikelompokkan dalam dua kelompok utama berdasarkan potensi fisiologisnya yaitu benih ortodoks dan rekalsitran. Diantara benih ortodoks dan rekalsitran terdapat kelompok benih intermediet. (Murrinie et al, 2017). Berdasarkan jumlah kotiledon biji dibagi menjadi 2 yaitu monokotil dan dikotil. Praktikum Acara IV tentang pengenalan benih telah dilaksanakan. Telah didapatkan hasil identifikasi karakteristik dari 12 benih percobaan serta gaya perkecambahannya dalam sebuah tabel sebagai berikut :



Tabel 4.1. Identifikasi Benih Kulit benih No



Nama Indonesia



Nama ilmiah Oryza sativa



1



Padi



2



Salak



3



Kedelai



4



Saga



5



Jeruk



6



Sirsak



7



Kangkung



Salacca zalacca Glycine max Abrus precatorius Citrus sp. Annona muricata Ipomea aquatica



8



Pepaya



Carica papaya



9



Sawi Kacang tanah



Brassia juncea Arachis hypogaea



Jagung Kacang hijau



Zea mays Vigna radiata



10 11 12



Bentuk Panjang ujung runcing



Warna



Kilapan



Kuning



Tidak mengkilap



1/4 bola



Coklat



Bulat



Krem



Cakram Bulat tak beraturan Lonjong agak oval



Merah Kuning kehijauan



1/4 bola Bulat agak lonjong



Ungu Coklat kehitam an Hitam kecokla tan Coklat muda



Bola Lonjong Trapesium berisi Bulat lonjong



Coklat



Kuning Hijau



Tidak mengkilap Tidak mengkilap Meng kilap Tidak mengkilap Meng kilap Tidak mengkilap Tidak mengkilap Tidak mengkilap Tidak mengkilap Meng kilap Tidak mengkilap



Gaya berkecambah (%)



Sifat fisiologis



Jumlah kotiledon



Kasar Halus agak kasar



Ortodoks



Mono kotil



100%



Rekal sitran



Mono kotil



0%



Licin



Ortodoks



Dikotil



70%



Licin



Dikotil



0%



Kasar Halus licin



Ortodoks Rekals itran Rekal sitran



Dikotil



0% 0%



Halus



Ortodoks



Dikotil Mono kotil



60%



Kasar



Inter mediet



Mono kotil



0%



Tekstur



Halus Agak kasar



Ortodoks



Halus



Ortodoks



halus



Ortodoks



Ortodoks



Mono kotil Mono kotil Mono kotil Mono kotil



Pertama, benih padi (Oryza sativa) yang diamati berbentuk seperti pada umumnya padi yaitu panjang dengan ujung meruncing berwarna cenderung kuning dan tidak mengkilap serta teksturnya kasar. Karena jumlah keping biji 1 maka disebut monokotil. Padi termasuk sifat benih ortodoks yaitu tahan terhadap pengeringan. Gaya berkecambah padi percobaan terhitung 100% artinya benih berkecambah seluruhnya. Benih padi merupakan material yang higroskopis artinya mudah menyerap air. (Tefa,2017). Kadar air yang tinggi selama pengamatan menyebabkan reaksi enzimatis meningkat dan memacu perombakan senyawa makro terutama karbohidrat. Karbohidrat inilah yang menyebabkan energi maksimal pada perkecambahannya. (Kastanja,, 2007 cit Tefa, 2017). Kedua, pada benih salak (Salacca zalacca) mempunyai bentuk benih menyerupai 1/4 bola berwarna coklat dengan tekstur halus agak kasar yang tidak mengkilap. Benih salak



40% 0% 0% 50%



termasuk dikotil yang rekalsitran. Gaya berkecambah terhitung 0% artinya benih tidak ada yang mengalami perkecambahan. Hal ini dimungkinkan karena perlakuan perkecambahan biji salak membutuhkan teknik yang berbeda seperti pada penelitian Salak Pondoh oleh Hazra (2015) yaitu dengan melakukan perendaman biji terlebih dahulu dilanjutkan penyimpanan selama 45 hari dimana perendaman berfungsi untuk memecah dormansi benih. Maka percobaan dengan media kertas saring dan penyimpanan dengan waktu 1 minggu belum mampu menghasilkan perkecambahan. Ketiga, pada benih kedelai (Glycine max) bentuknya bulat berwarna krem dengan tekstur yang licin namun tidak mengkilap. Sifat benih dikotil dan ortodoks. Gaya berkecambahnya terhitung 70%. Sama seperti benih padi hanya saja faktor gaya berkecambah belum maksimal dimungkinkan kualitas fisik benih yang rusak atau tidak sempurna. Keempat, pada benih saga (Abrus precatorius) bentuknya cakram berwarna merah dengan tekstur yang licin dan mengkilap. Sifat benihnya dikotil dan termasuk ortodoks. Baya berkecambahnya terhitung 0%



hal ini



dikarenakan sifat permukaan benih yang keras dan dan dilapisi oleh lapisan lilin sehingga kedap air dan gas. Maka dalam pengecambhan benih saga seperti penelitian yang dilakukan oleh Juhanda,dkk (2013), dilakukan skarifikasi atau upaya mematahkan dormansi dengan pengamplasan permukaan benih. Hasilnya menunjukkan bahwa benih yang mengalami skarifikasi lebih cepat berkecambah dibandingkan tidak mendapat perlakuan skarifikasi. Kelima, pada benih Jeruk (Citrus sp.) bentuknya bulat tak beraturan, warnanya kuning kehijauan dengan tekstur cenderung kasar dan tidak mengkilap. Sifat benihnya rekalsitran dan berkeping dua. Gaya berkecambahnya terhitung 0%, hal ini dimungkinkan karena pada percobaan terdapat jamur disekitar benihnya yang mengakibatkan pertumbuhan biji tidak maksimal. Kontak lingkungan mempengaruhi kesehatan benih. Keenam, pada benih sirsak (Annona muricata) bentuknya lonjong agak oval dengan warna coklat bertekstur halus licin dan mengkilap. Sifat benihnya yang rekalsitran berkeping dua. Gaya berkecambahnya terhitung 0%, hal ini dikarenakan sama sifatnya seperti benih saga. Permukaannya



yang keras dan tebal membuat impermiabel terhadap air dan gas membuat induksi perkecambahan lama maka diperlukan skarifikasi. Ketujuh, pada benih kangkung (Ipomea aquatica) berbentuk menyerupai 1/4 bola yang berwarna ungu dengan tekstur halus namun tidak mengkilap. Sifat benihnya ortodoks dan berkeping satu. Gaya berkecambahnya terhitung 60%, sama seperti benih padi, benih kangkung ini dimungkinkan terdapat benih yang rusak atau bermutu rendah sehingga tidak maksimal berkecambah. Kedelapan, pada benih pepaya (Carica papaya) berbentuk bulat agak lonjong berwarna coklat kehitaman dengan teksturnya yang kasar dan tidak mengkilap. Sifat benihnya intermediet dan monokotil. Gaya berkecambahnya terhitung 0%, hal ini dikarenakan pada biji pepaya mengandung fenolik yang dapat menghambat peristiwa imbibisi benih sehingga dormansi lama, sealin itu fenolik juga menghambat oksigen untuk menstimulasi perkecambahan.(Sebayang, dkk, 2014) Kesembilan, pada benih sawi (Brassia juncea) berbentuk bola berwarna hitam kecoklatan dengan tekstur yang halus namun tidak mengkilap. Sifat benihnya ortodoks dan merupakan biji berkeping satu. Gaya berkecambahnya terhitung 40%, perkecambahan belum maksimal dapat dikarenakan benih sawi yang bermutu rendah atau kontak lingkungan membuat tidak steril. Kesepuluh, pada benih kacang tanah (Arachis hypogaea) berbentuk lonjong, berwarna coklat muda dengan teksturnya yang agak kasar dan tidak mengkilap. Sifat benihnya ortodoks dan merupakan benih monokotil. Gaya berkecambahnya terhitung 0%, hal ini dimungkinkan karena kacang tanah memerlukan nutrisi hara N,P,K yang tercukupi sedangkan pada media kertas saring belum mencukupinya, maka perkecambahan terhambat. Kesebelas, pada benih jagung (Zea mays) berbentuk trapesium berisi, berwarna kuning dengan tekstur halus dan mengkilap. Sifat benihnya ortodoks dan merupakan benih berkeping satu. Gaya berkecambahnya terhitung 0%, hal ini dimungkinkan karena penyiraman yang belum maksimal atau adanya kontak lingkungan membuat benih tidak steril sehingga pertumbuhan terhambat. Terakhir, pada benih kacang hijau (Vigna radiata) berbentuk bulat lonjong dengan warna hijau memiliki tekstur yang halus namun tidak mengkilap. Sifat benih nya ortodoks dan merupakan monokotil. Gaya berkecambahnya terhitung 50%, hal ini



dimungkinkan karena terdapat benih kacang hijau yang bermutu rendah atau penyiraman yang kurang merata pada benih dan media tanam.



V.



KESIMPULAN Setiap benih tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang bermacam-



macam. Berdasarkan sifat fisiologisnya benih terbagi menjadi benih bersifat rekalsitran,



ortodoks,



dan



intermediet.



Sedangkan



berdasarkan



jumlah



kotiledonnya, benih terbagi menjadi monokotil dan dikotil. Benih tanaman mempunyai teknik masing-masing dalam perkecambahannya dan keberhasilan tumbuh kembang benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar benih tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Atdwiyani A., S. Purwanti, dan S.Muhartini. 2017. Pengaruh perendaman air pada benih nangka (Artocarpus heterophyllus) dengan berbagai posisi tanam benih terhadap pertumbuhan bibit. Vegetalika . 6(1):1-11 Agustin H., dan D.I. Lestari. 2016. Optimalisasi media perkecambahan dalam uji viabilitas benih selada dan bawang merah. Agrin. 20(2):107-114 Hazra, F. 2015. Pertumbuhan bibit salak (Salacca zalacca(Gaertner) Voss) pondoh yang diinokulasi dengan isolat bakteri potensial di tanah regosol darmaga.Jurnal Agrotek Tropika. 6(1): 37-44 Irawanto R., E.E.Ariyanti, dan R. Hendrian. 2015.Jeruju (Acanthus ilicifolius):biji, perkecambahan dan potensinya. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(5):1011-1018 Jane B.R., L.A. Urry, M.L. Cain, S.A.Wasserman, P.V.Minorsky and R.B.Jackson. 2014. Campbell Eleventh Edition. Haboker:Pearson Higher Education Juhanda, Y. Nurmiaty, dan Ernawat. 2013. Pengaruh skarifikasi pada pola imbibisi dan perkecambahan benih saga manis (Abruss precarorius ). Jurnal Agrotek Tropika. 1(1):45-49 Kuswanto, H. 2003. Teknologi pemrosesan, pengemasan dan penyimpanan benih. Kanisius:Yogyakarta Lesilolo, M.K, J. Riry dan E.A.Matatula. 2013. Pengujian viabilitas dan vigor benih beberapa jenis tanaman yang beredar di pasaran kota Ambon. Agrologia. 2(1):1-9 Mavi,



K. 2016. The effect of organic priming with marogold herbal tea on seeds quality in a paper (Capsicum baccatum var. Pendulum wilid). Jurnal of Agricultur Faculty of Mustafa Kamal University. 21(1): 31-39



Murrinie E.D., P. Yudono,A. Purwantoro, dan E. Sulistyaningsih. 2017. Identifikasi sifat benih kawista (Feronia limonia(L) Swingle) untuk tujuan penyimpanan. Prosiding Snatif ke-4 Sebayang, A., T. Chairun Nissa B., N., Rahmawati. 2014. Pengaruh pemeraman, pengeringan, dan keberadaan sarcotesta terhadap perkecambahan benih



pepaya(Carica papaya) varietas Callina. Jurnal Online Agroteknologi. 2(3). 1133-1141 Sulewska H., K. Siniatacz, G. Szyimanska, K.Panasiewicz, H.Bandurska, and R. Glowicka Woloszyn.2014.Seed size effect on yield quantity and quality of maize (Zea mays L.) Agriculture. 101 (1): 35-40 Tefa, A., 2017. Uji viabilitas dan vigor benih padi (Oryza sativa) selama penyimpanan pada tingkat kadar air yang berbeda. Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering. 2(3): 48-50



LAMPIRAN



` Gambar 4.1. Benih Padi dan Sawi



Gambar 4.2. Benih pepaya



` Gb.1 Benih Padi dan Sawi



`



Gambar 4.3. Benih jeruk



Gambar 4.5. Benih jagung



Gambar 4.4. Benih Salak



Gambar 4.6. Benih kacang tanah



LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGRONOMI ACARA IV MEDIA TANAM



Disusun Oleh: 1. Ade Bintang Sektya P.



(15440)



2. Amanda Dewi



(15406)



3. Elinora Prihesti Kusuma (15386) 4. Muhammad Naufal R



(15392)



5. Musdalifah Oktiani P.



(15394)



6. Novela Kusuma



(15456)



Golongan/Kelompok: A5/1



Asisten : 1. Nurul Wilda Aghni Khaqiqi 2. Sairoh Bisirotil Mujtaba 3. Anisa Candra 4. Fatahillah Syafiq



LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019