Adab Berbicara Menurut Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ADAB BERBICARA MENURUT ISLAM Taufik Pelu Program Pascasarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Email: [email protected]



ABSTRAK



Manusia ditakdirkan oleh Allah untuk bisa berkomunikasi atau berbicara dalam berintraksi antar sesama manusia. Hampir setiap saat kita menggunakan dan membutuhkan komunikasi dalam berintraksi dengan manusia di sekitarnya. Salah satu alat komunikasi yang sering kita gunakan adalah bahasa lisan. Dalam berkomunikasi dengan lawan bicara tentu harus menggunakan bahasa yang baik, sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh lawan bicara. Banyak faktor yang melatar belakangi manusia dapat berbicara dengan baik antara lain pendidikan, lingkungan, budaya dan lain sebagainya. Jika akhlak manusia baik maka tutur katanya dalam melakukan komunikasi akan baik dan begitu pun sebaliknya. Manusia zaman sekarang sudah mengalami yang namanya perubahan dalam pola pikir, maupun tutur kata, semakin hari banyak yang mengucapkan kata-kata kotor dalam berbicara dan tidak memikirkan perasaan orang yang ada disekitarnya, mereka melupakan bahwa ada norma yang berlaku di masyarakat sekitar, dan mereka tidak mengetahui dampak buruk dari perkataan kasar yang mereka ucapkan. Oleh sebab itu Islam mengatur segala aspek kehidupan yang berlaku untuk seorang muslim, termasuk dalam hal berbicara dan berkata-kata yang sesuai dengan Al-Qur’an dan contoh yang diajarkan dalam sunnah Nabi Muhammad Saw. Kata Kunci: Adab Berbicara, Pentingnya Adab, Adab dalam Islam



PENDAHULUAN Manusia, sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari yang Namanya interaksi sosial. Sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu alat komunikasi yang sering kita gunakan adalah bahasa lisan. Dalam berkomunikasi dengan lawan bicara tentu harus menggunakan bahasa yang baik, sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh lawan bicara. Cara berkomunikasi lisan dapat dipengaruhi banyak hal antara lain latar belakang pendidikan, lingkungan, budaya, dan lain sebagainya. Faktor tersebutlah yang menentukan adab dan etika seseorang ketika berkomunikasi lisan. Oleh sebab itu kebiasaan berkomunisi yang baik harus dibiasakan oleh seseorang sejak dini, karena kebiasaan inilah yang akan mempengaruhi kualitas seseorang nantinya dalam berinteraksi dengan orang lain.1 Adab adalah salah satu istilah di dalam bahasa Arab yang artinya adalah adat kebiasaan. Kata ini menunjuk kepada suatu jenis kebiasaan, etiket, dan pola tingkah laku yang dianggap sebagai model. Selama dua abad pertama dalam kemunculan agama islam, istilah adab ini membawa implikasi makna etika dan juga sosial. Kata dasar pada kata adab artinya adalah sesuatu yang menakjubkan, atau persiapan untuk pesta. Di dalam pengertian ini sama halnya dengan kata urbanitas, kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti pada masyarakat. Dalam berkomunikasi harus menggunakan tata karma dan tutur kata yang baik. Jangan sampai bahasa kita menyakiti orang lain, ketus, nyelekik dan menimbulkan permusuhan. Akhlak yang baik akan mengeluarkan bahasa yang baik. Rasulullah telah mencontohkan, Betapa lembut dan santunnya Rasulullah Sehingga masing-masing lawan komunikasi Rasul merasa dia yang paling dimuliakan Rasulullah. 1



Ernawati, Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Bicara Secara Islami Pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok, dalam Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017



Begitu pentingnya adab dalam berkomunikasi, sehingga dalam tulisan ini akan mengupas bagaimana konsep adab dalam Islam? Bagaimana adab berkomunikasi dalam perspektif Islam? karena ketika berkomunikasi tidak berhati-hati maka isi yang disampaikan tidah terarah dan bahkan bisa menjerumuskan ke jalan yang sesat. Tujuan dari kajian tulisan ini adalah untuk mengetahui konsep adab dalam Islam dan adab berkomunikasi dalam perspektif Islam. PEMBAHASAN A. Pengertian Adab Berbicara dalam Islam Secara etimologi, kata “adab” dimaknai sebagai kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Adapun “beradab” berarti mempunyai adab, mempunyai budi bahasa yg baik, berlaku sopan. Menurut wikipedia, adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.2 Adab seringkali diucapkan orang ketika berkaitan dengan perilaku yang baik pada orang lain. Kita menyukai dan sayang kepada orang tersebut. Ketika marah disebutkan tidak beradab berarti kita paham bahwa adab menjadi tolok ukur kebaikan seseorang di tengah masyarakat. Kita pastinya setuju bahwa adab merupakan hal penting bagi seorang muslim yang seringkali diabaikan. Adab senantiasa membutuhkan rujukan yang benar dan konsisten karena jika hanya merujuk kepada sopan santun, maka ucapan Nabi Ibrahim kepada ayahnya merupakan perilaku 2



Nurhadi, Adab Berbicara, https://www.academia.edu/38459157/Adab_Berbicara.pdf, (Jakarta)



yang tidak beradab. Tatkala Nabi Ibrahim menyampaikan perkataan, sesuai dengan al-Qur‟an dalam (QS 6:74). ٰ َ ‫ك فِي‬ ۡ َ‫ال إِ ۡب ٰ َر ِهي ُم أِل َبِي ِه َءا َز َر أَتَتَّ ِخ ُذ أ‬ ‫ين‬ َ ‫ك َوقَ ۡو َم‬ َ ‫صنَا ًما َءالِهَةً ِإنِّ ٓي أَ َر ٰى‬ َ َ‫َوإِ ۡذ ق‬ ٖ ِ‫ضلَ ٖل ُّمب‬ Terjemahnya: “Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar [489], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. (QS 6:74).3 Adab berdasarkan persepsi manusia akan berbeda adab yang ditentukan oleh Allah dan rasulnya. Adab dalam pandangan orang kafir jelas berbeda dengan adab seorang muslim. Seperti Islam mengajarkan adab berpakaian dan orang kafir juga memiliki kaidah adab dalam berpakaian yang jelas berbeda. Imam Al-Bukhari mengatakan, adab itu diambil dari Muhammad saw, bukan adab yang lain. Adab seringkali diucapkan orang ketika berkaitan dengan perilaku yang baik pada orang lain. Kita menyukai dan sayang kepada orang tersebut. Ketika marah disebutkan tidak beradab berarti kita paham bahwa adab menjadi tolok ukur kebaikan seseorang di tengah masyarakat. Kita pastinya setuju bahwa adab merupakan hal penting bagi seorang muslim yang seringkali diabaikan. Seseorang tidak memiliki adab atau disebut kurang adab jika menyinggung perasaan orang lain, baik tetangga atau rekan kerja di kantor. Maka menjadi penting untuk memahami apa itu adab, dan bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan kita.4 Bahkan, karena keutamaan dan pentingnya adab, orang tua diwajibkan untuk mengajarkan adab kepada anak-anaknya, agar menjadi keturunan yang memiliki adab sesuai



3 4



Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,h. 137 Hakis, Adab Berbicara dalam Prespektif Islam, Jurnal Mercusuar Volume 1 No 1 Juli 2020.



yang disyariatkan oleh ajaran Islam. Anak yang tidak memiliki adab akan jauh dari ajaran dan kaidal Islam akibatnya akan jauh dari rahmat dan kasih sayang Allah. B. Adab Berbicara dalam Islam Di antara perkara yang diatur di dalam syari’at Islam adalah tentang masalah adab. Sangat banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang masalah adab, yang menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan masalah tersebut. secara ringkas ada beberapa adab yang diatur di dalam Islam, mulai dari adab; makan, keberadaan dalam masjid, berdoa, membaca Al-Qur’an, bertamu, menjenguk orang sakit, berpergian, hingga adab tidur. Dengan mempelajari adab-adab tersebut semakin melengkapi kesempurnaan amalan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian nilai-nilai Islam benar-benar dapat tercermin pada perilaku umat Islam. Adab dalam pandangan Islam bukanlah perkara remeh. Bahkan ia menjadi salah satu inti ajaran Islam. Demikian penting perkara ini, hingga para ulama salaf sampai menyusun kitab khusus yang membahas tentang adab ini.5 Komunikasi sangat erat kaitannya dengan bahasa. Mengapa bahasa menjadi hal yang perlu diperhatikan? Karena sukses tidaknya sebuah komunikasi, salah satunya tergantung dari bagaimana komunikator (da'i) menggunakan bahasa dalam pembicaraannya. Bagaimana penggunaan bahasa yang baik dan benar, akan menunjang proses berjalannya komunikasi yang efektif. Adab dalam pandangan Islam bukanlah perkara remeh. Bahkan ia menjadi salah satu inti ajaran Islam. Demikian penting perkara ini, hingga para ulama salaf sampai menyusun kitab khusus yang membahas tentang adab ini. Oleh karenanya berikut ini adalah di antara bentuk 5



Hakis, Adab Berbicara dalam Prespektif Islam, Jurnal Mercusuar Volume 1 No 1 Juli 2020.



adab-adab dalam Islam yang mesti untuk dimiliki oleh seorang muslim, khususnya dalam hal adab dalam berbicara. 1. Berbicara yang baik Ketika kita diberikan nikmat berbicara, maka berbicaralah hanya yang baik saja. Sebagaimana telah Allah perintahkan, ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًايُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َو َمن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ~~وْ ًزا‬ ‫َظي ًما‬ ِ ‫ع‬ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosadosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]6 Dalam kitab Shahihnya no. 6477 , dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda. ‫ب‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬ ِ ‫ْر‬ ِ ‫ارأَ ْب َع َد َما بَ ْينَ ْال َمس‬ ِ َّ‫إِ َّن ْال َع ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم بِ ْال َكلِ َم ِة َما يَتَبَي ُ~َّن َما فِ ْيهَا يَه ِْوى بِهَا فِي الن‬ “Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”



2. Berkata yang jujur 6



Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,h. 427



Teladan yang selalu dicontohkan oleh Rasul semasa hidupnya adalah selalu berkata jujur. Jujur dalam berbicara menunjukkan ke-Islaman seseorang, maka hendaknya kita selalu jujur dalam setiap perkataan bahkan dalam candaan sekalipun. ْ‫ق يَ ْه~ ِدي‬ ِّ ‫ فَ~إ ِ َّن‬، ‫ق‬ َ ‫الص~ ْد‬ َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هللاِ ب ِن َم ْسعُوْ د َر‬ ِ ‫ َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ُ ‫ص~ ُد‬ ْ َ‫ َو َما يَزَ ا ُل ال َّر ُج ُل ي‬، ‫ َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِديْ إِلَى ْال َجنَّ ِة‬، ِّ‫إِلَى ْالبِر‬ ،‫ب‬ ِّ ‫ق َويَتَ َح~ رَّى‬ َ ‫الص~ ْد‬ َ ‫ َوإِيَّا ُك ْم َو ْال َك~ ِذ‬، ‫ص~ ِّد ْيقًا‬ َ ‫ق َحتَّى يُ ْكت‬ ِ ِ‫َب ِع ْن~ َد هللا‬ ‫َب ِع ْن َد هللاِ َك َّذابًا‬ َ ‫ب َحتَّى يُ ْكت‬ َ ‫ َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَ ْك ِذبُ َويَتَ َحرَّى ْال َك ِذ‬، ‫ار‬ َ ‫فَإ ِ َّن ْال َك ِذ‬ ِ َّ‫ َوإِ َّن ْالفُجُوْ َر يَ ْه ِديْ إِلَى الن‬، ‫ب يَ ْه ِديْ إِلَى ْالفُجُوْ ِر‬ Dari Abdullâh bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahualaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” [ Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386) At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih. 3. Tidak Mengghibah Salah satu penyumbang dosa terbesar manusia adalah lisannya. Banyaknya ghibah yang dilakukan membuat seorang ahli agama pun dapat masuk ke dalam neraka. Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 dijelaskan, ‫ك‬ َ ‫ك أَ َخ~ أ‬ َ ‫ ِذ ْك~ ُر‬: ‫ أَتَ ْدرُونَ َما ْال ِغيبَةُ قَ~~الُوا هَّللا ُ َو َر ُس~ولُهُ أَ ْعلَ ُم قَ~~ا َل‬: ‫ال‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬ ُ‫يل اَفَ َراَيْتَ إِ ْن َكانَ فِي أَ ِخي َما أَقُو ُل قَا َل إِ َّن َكانَ فِ ْي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ِدا ْغتَ ْبتَهُ~ َوإِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِ ْي ِه فَقَ ْد بَهَتَه‬ َ ِ‫بِ َما يَ ْك َرهُ ق‬



“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan halhal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya” 4. Tidak Berdusta Yang dimaksud dusta di sini adalah menyampaikan kabar yang tidak benar. Dari Abdullâh bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahualaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur.7 Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” (Ahmad (I/384); al-Bukhâri no. 6094 dan dalam kitab al-Adabul Mufrad no. 386) 5. Tidak Memotong Pembicaraan Adab selanjutnya ketika berbicara adalah tidak memotong pembicaraan. Orang yang suka memotong pembicaraan orang lain adalah orang yang sangat tidak sopan dan egois. Al-Hasan Al-Bashri berkata, 7



Hakis, Adab Berbicara dalam Prespektif Islam, Jurnal Mercusuar Volume 1 No 1 Juli 2020.



‫ و ال تقط~~ع‬, ‫ و تعلم حسن االستماع كم~ا تتعلم حس~~ن الق~ول‬, ‫إذا جالست فكن على أن تسمع أحرص منك على أن تقول‬ ‫على أحد حديثه‬ “Apabila engkau sedang duduk berbicara dengan orang lain, hendaknya engkau bersemangat mendengar melebihi semangat engkau berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain.” (Al-Muntaqa hal. 72) 6. Tidak Mengolok-olok Orang Lain Allah hanya melihat ketakwaan seseorang, bukan bentuk fisiknya. Hal ini telah disebutkan dalam firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik…” (Qs.Al Hujurat 11) Selain itu, mencela dan mengolok-olok juga merupakan perbuatan zolim terhadap orang lain karena akan menimbulkan sakit hati korbannya. 7. Melihat Wajah lawan bicara Jika berbicara secara langsung, maka pandanglah wajah orang yang berbicara tersebut. Hal ini akan membuat mereka merasa lebih dihargai. Dari ibnu ‘Abbas, beliau berkata, ْ ‫َظ َرةٌ َوإِلَ ْي ُك ْم ن‬ ْ ‫ َش َغلَنِي هَ َذا َع ْن ُك ْم ُم ْن ُذ ْاليَوْ َم إِلَ ْي ِه ن‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اتَّ َخ َذ خَاتَ ًما فَلَبِ َسهُ قَا َل‬ ّ َ ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ‫إن َرس‬ ُ‫َظ َرةٌ ثُ َّم أَ ْلقَاه‬ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sebuah cincin dan memakainya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cincin ini telah menyibukkanku dari



(memperhatikan) kalian sejak hari ini (aku memakainya), sesaat aku memandangnya dan sesaat aku melihat kalian”. Kemudian beliau pun melempar cincin tersebut.”(Shahih An Nasa’i : 5304) PENUTUP Adab dalam pandangan Islam bukanlah perkara remeh. Bahkan ia menjadi salah satu inti ajaran Islam. Demikian penting perkara ini, hingga para ulama salaf sampai menyusun kitab khusus yang membahas tentang adab ini. Adab berbicara menurut Islam adalah adab yang sangat perlu diperhatikan karena merupakan komunikasi yang orang dalam kehidupan sehari-hari. Adapun adab dalam berbicara yang perlu diperhatikan antara lain: Jujur dalam berbicara, berbicara dengan baik atau diam, tidak Ghibah, melihat wajah lawan bicara, antusias, tidam memotong pembicaraan, tidak berdebat. Begitu pentingnya adab dalam berkomunikasi, sehingga dalam tulisan ini akan mengupas bagaimana konsep adab dalam Islam? Bagaimana adab berkomunikasi dalam perspektif Islam? karena ketika berkomunikasi tidak berhati-hati maka isi yang disampaikan tidah terarah dan bahkan bisa menjerumuskan ke jalan yang sesat. Tujuan dari kajian tulisan ini adalah untuk mengetahui konsep adab dalam Islam dan adab berkomunikasi dalam perspektif Islam



DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI, Al-Qura’n dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1992



Ernawati, Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Bicara Secara Islami Pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok, dalam Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 Hakis, Adab Berbicara dalam Prespektif Islam, Jurnal Mercusuar Volume 1 No 1 Juli 2020. Nurhadi, Adab Berbicara, https://www.academia.edu/38459157/Adab_Berbicara.pdf, (Jakarta)