AGB 3C - Kel.4 - BKPM Standardisasi 5&6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BKPM STANDARDISASI Acara ke 5 dan 6



Disusun oleh: 1. Rani Nurrahmayanti



(362041311063)



2. Minggar Yusril Bintaro



(362041311067)



3. Idvianah Kulsum



(362041311077)



4. Hugo Tandayu



(362041311085) Kelas: 3C Semester: 5 (Ganjil)



PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI 2022



Pokok Bahasan: Infrastruktur Mutu-Standardisasi Tempat: Politeknik Negeri Banyuwangi Alokasi Waktu: 170 menit



A. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali salah satu pilar infrastruktur mutu yaitu standardisasi 2. Mahasiswa mampu menemukan contoh nyata penerapan standardisasi dalam dunia usaha 3. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik hasil diskusi yang telah dilakukan B. Dasar Teori Hubungan antara orang, sistem, dan organisasi yang terintegrasi dalam penelitian, pendefinisian, pengembangan dan promosi mutu barang, layanan dan proses merupakan infrastruktur mutu. Infrastruktur mutu memiliki tiga pilar yang saling terkait yaitu standardisasi, penilaian kesesuaian, dan metrologi. Kegiatan standardisasi utamanya pengembangan standar merupakan pilar utama infrastruktur mutu karena merupakan dasar pebandingan produk. Standardisasi merupakan kegiatan merencanakan, merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara dan mengawasi standar yang dilaksanakan dengan seluruh pemangku kepentingan. Standardisasi juga mencakup kerjasama dengan masyarakat luas terkait pengembangan standar dan sosialisasi standar. Standardisasi tidak hanya berlaku pada bidang agribisnis, namun berlaku pula pada bidang kesehatan, energi, perbankan dan keuangan, otomotif, telekomunikasi, pariwisata dan lainnya. C. Alat dan Bahan 1. Laptop 2. Alat Tulis D. Prosedur Kerja 1. Mahasiswa bekerja secara berkelompok (4 mahasiswa) 2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara berkelompok 3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan selanjutnya. E. Pertanyaan Diskusi Setiap kelompok menemukan salah satu contoh nyata penerapan pilar infrastruktur mutu yaitu standardisasi untuk kepentingan dunia usaha yang meliputi: perdagangan, mutu, keuntungan, manufaktur, distribusi, pengadaan, pemakaian, spesifikasi, dan kontrak. Setiap kelompok



melakukan diskusi terhadap contoh nyata penerapan yang dipilih. Pada minggu ke-6 setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. F. Hasil dan Pembahasan a) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Perdagangan Hutama Karya telah memiliki sejumlah Asphalt Mixing Plant (AMP) di berbagai tempat di Indonesia, sebagai nilai tambah yang cukup menguntungkan bagi Hutama Karya. Di tahun 2010 tersebut, seluruh AMP yang dimiliki dikumpulkan di bawah satu pengelolaan: PT Hakaaston (HKA). Seiring dengan pertumbuhan pasar infrastruktur di Indonesia, HKA kemudian memiliki misi yang lebih besar, yakni melakukan penetrasi ke pasar yang selama ini tidak dijamah oleh induknya, yaitu manufaktur. HKA menghasilkan berbagai produk manufaktur seperti aspal beton, aspal emulsi, agregat fondasi kelas A dan B, serta rock burst untuk concrete mix. Selain manufaktur, HKA juga melakukan perdagangan (trading) aspal dan produk-produk semen lainnya. b) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Mutu Standar internasional dalam hal sistem manajemen mutu. Elemen utama standarisasi ISO 9001:2015 mencakup hal-hal seperti fokus pada pelanggan (customer focus), kepemimpinan (leadership), keterlibatan orang (people involvement), pendekatan pada proses (process approach), perbaikan (improvement), pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence-based decision making), serta manajemen hubungan (relationship management). Mengantisipasi tantangan bisnis konstruksi yang semakin kompetitif Hutama Karya kembali melakukan inovasi melalui diversifikasi usaha dengan mendirikan Unit Bisnis Haka Pole yang merupakan pabrik penghasil tiang penerangan jalan umum. c) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Keuntungan Salah satu standar yang berlaku di Indonesia adalah SNI. Produk yang dihasilkan perusahan harus sesuai dengan SNI. Dengan menerapkan SNI beberapa perusahaan atau UKM merasakan manfaat nyata yang diberikan yaitu kesehatan, keamanan, keselamatan manusia, hewan dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan hidup, persaingan usaha yang sehat, peningkatan daya saing, dan peningkatan efisiensi serta kinerja industri. d) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Manufaktur Penerapan standar nasional indonesia pada perusahaan manufaktur dapatmeningkatkan daya saing industri ndi pasar global.ketika seluruh standar yang di buruhkan konsumen terpenuhi,pemasaran produk akan menjadi lebih mudah,seperti PT Pindo Deli Pulp and Paper mills, unit usaha APP sinar mas, yangdijadikan role model perusahaan manufaktur ber SNI.dengan sejumlah lisensi, porsi ekspor produk pindo deli mencapai 65% dan 35% untuk domestik. Untukmenggarap pasar ekspor, perusahaan memiliki Kantor pemasaran yang tersebardi 40 Kota besar di dunia.



e) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Distribusi Penerapan standardisasi distribusi dimulai dengan penetapan sasaran akhir atau service level dan biaya distribusi. Pemerintah, asosiasi, perusahaan, dan akademisi perlu membangun sistem informasi untuk mendapatkan data pencapaian service level dan biaya distribusi dari setiap sektor industri, produk atau komoditas, moda transportasi, dan lead time transportasi origin dan destination, dari titik lokasi produsen sampai ke lokasi konsumen. Selanjutnya, berdasar standardisasi service level dan biaya distribusi, standardisasi input dan proses disusun. Pada tataran mikro, perbaikan sistem distribusi di perusahaan dilakukan dengan menerapkan manajemen logistik, khususnya operasional transportasi dan pergudangan. Dari perspektif makro atau nasional, distribusi penting untuk menjamin ketersediaan barang dan stabilitas harga. Dua hal ini berkontribusi signifikan terhadap inflasi. Kelangkaan barang dan disparitas harga untuk barang pokok dan penting, harga satu untuk produk tertentu seperti BBM dan semen, menjadi isu penting dalam distribusi nasional. f) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Pengadaan Kabupaten SIAK menerapkan standar LPSE:2014. Sistem pengadaan secara elektronik dinilai dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan transparansi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah, sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya produk KKN g) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Pemakaian Penerapan standardisasi pemakaian seperti standardisasi bahasa yang diperlukan untuk memperoleh alat komunikasi yang sebaik-baiknya dan seefisien-efisiennya di dalam segala kegiatan hidup dan aktivitas sosial pemakainya, yang dimana diperlukan karena aktivitas berbahasa seharihari terkait dengan konteks (latar tempat dan suasana, mitra tutur, tujuan, peristiwa tutur, ragam yang digunakan, sarana yang digunakan, aturan, jenis kegiatan) = SPEAKING = Setting, Participant, Ends, Act, Key, Instrument, Norm, Genre h) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Spesifikasi Contoh standar ini menetapkan ketentuan aspal setara kelas kinerja (Performance Grade, PG). Spesifikasi ini mencakup semua ketentuan yang terdapat pada AASHTO M 320-10. Persyaratan penetrasi dan titik lembek tidak disyaratkan namun harus dilaporkan untuk keperluan pengendalian mutu di lapangan. Sedangkan pengujian kelarutan dan stabilitas penyimpanan disyaratkan, masing-masing untuk mengindikasikan kemurnian dan kehomogenan aspal. SNI 8426:2017



i) Penerapan Standardisasi untuk kepentingan Kontrak Penerapan Perjanjian/kontrak wajib mencantumkan persyaratan penggunaan Standar Nasional Indonesia atau standar lain yang berlaku atau standarinternasional yang setaradan ditetapkan oleh instansi terkait yang berwenang. G. Kesimpulan Penerapan pilar infrastruktur mutu standardisasi untuk berbagai kepentingan memberikan manfaat atau dampak yang signifikan bagi perusahaan ini yang terkait.dengan menerapkan standardisasi antara lain untuk kepentingan perdagangan, dapat meningkatkan volume ekspor dan mendorong perluasan pasar ekspor, kualitas mutu menjadi terjamin,keuntungan menerapkan standar sendiri dapat menjamin keselamatan dan kesehatan yang terlibat,untuk bidang manufaktur proses pemasaran produk akan lebih mudah.



H. Pustaka yang Digunakan https://www.hutamakarya.com/afiliasi https://www.hutamakarya.com/standar-internasional https://www.scribd.com/document/449473047/BAB-I-standar-docx https://supplychainindonesia.com/sci-penerapan-standardisasi-distribusisudah-mendesak/