AJARAN Isa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AJARAN YESUS: 1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak meminta dirinya untuk disembah dan dipuja).



AJARAN KRISTEN: 1. Yesus adalah Tuhan sesuai pernyataan Paulus.



Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, umat Israel. (Matius 10:5-6) yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya domba-domba yang hilang dari umat Israel." segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena (Matius 15:24) Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6) Aku (Yesus) tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, dalam hatimu, bahwa Allah telah bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." membangkitkan Dia dari antara orang mati, (Yohanes 11:42) maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9) Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka NB: mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan Engkau utus. (Yohanes 17:3) dan percaya Yesus telah bangkit dari antara Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya orang mati, maka ia akan diselamatkan. seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan dibandingkan yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan Sesungguhnya barangsiapa menerima orang pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih yang Kuutus, ia menerima Aku, dan menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia Esa. (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20) Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28) 2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.



2.Kristen mengutuk hukum Taurat sesuai pernyataan Paulus. Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16)



(Matius 5:18) NB: Karena itu siapa yang meniadakan salah satu Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran perintah hukum Taurat sekalipun yang paling Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya kecil, dan mengajarkannya demikian kepada (Matius 5:19). orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19) Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orangorang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20) 3. Penggenapan (nasakh) Yesus terhadap beberapa hukum Taurat.



3. Kristen membangkang penggenapan (nasakh) Yesus dan menggantinya dengan ajaran baru dari Paulus.



Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Matius 5:29)



Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (Roma 10:4)



Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (Matius 5:30)



NB: Kristen sama sekali menolak hukum cungkil mata dan potong tangan sebagaimana diperintahkan Yesus (Matius 5:29-30).



Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (Matius 5:34) 4. Yesus disunat pada usia delapan hari sesuai perintah Tuhan.



4. Kristen tidak mewajibkan sunat sesuai pernyataan Paulus.



Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)



Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)



Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; (Kejadian 17:10)



Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukumhukum Allah. (1 Korintus 7:19)



haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:11) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah



NB: Sunat adalah manifestasi perjanjian yang kekal antara Allah dengan Abraham dan keturunannya, yang tidak bisa dibantah oleh siapapun!



seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:13) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjianKu." (Kejadian 17:14) Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. (Kejadian 21:4) 5. Tidak ada dosa waris dalam ajaran Yesus. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14) Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20) 6. Yesus memerintahkan banyak berwudlu apabila sedang berpuasa dan mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17) Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39)



5. Kristen mengajarkan adanya dosa warisan dari Adam sesuai pernyataan Paulus.



Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)



6. Kristen mengajarkan bernyanyi di gereja sesuai perintah Paulus. dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)



Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang NB: mendekat kepada mezbah itu, maka mereka Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, membasuh kaki dan tangan--seperti yang tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19). diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran 40:31-32) Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian



tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. (Bilangan 20:6) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak." Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: (Kejadian 17:2-3) 7. Yesus melarang hidup mewah di dunia.



7. Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen sesuai pernyataan Paulus.



"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20)



"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28)



8. Yesus meninggal dunia dibungkus kain kafan.



8. Umat Kristen meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.



Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59) Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)



Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.



9. Yesus tidak membatalkan hukum rajam.



9. Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.



Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?" (Yohanes 8:5)



Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).



Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7)



NB: Kristen sama sekali menolak hukum rajam kepada para pelaku zinah, yang tentu saja ini bertentangan dengan perintah Yesus kepada umatnya (Yohanes 8:7).



10. Yesus tidak membuat agama baru.



10. Kristen adalah agama baru yang lahir pada masa Paulus (setelah masa Yesus).



Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).



Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)



Wassalaam.



101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 1.Silsilah Yesus Kristus Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya …. Yakub memperanak Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kritus …… (Matius 1 : 1 …… dst). Sebenarnya silsilah Yesus (Nabi Isa as) hanya bisa dinisbatkan kepada ibunya Maryam karena kelahiran beliau tidak melalui hubungan biologis. Yesus (Nabi Isa) lahir dari kalamullah maka lebih pantas disebut Yesus (Isa) bin Maryam, bukannya Isa (Yesus) bin Yusuf. Karena ia dilahirkan oleh manusia, maka Yesus adalah 100% manusia dan bukan Tuhan ! Yang namanya Tuhan (Allah), mustahil bersilsilah, Dia tidak berawal dan tidak berakhir. Maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :  



Setiap yang bersilsilah, pasti dia bukan Tuhan ! Yesus bersilsilah, berarti Yesus bukan Tuhan !!



Dalam Qs. 57 Al Hadiid ayat 3 dijelaskan sebagai berikut : “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. 57 Al Hadiid 3) Ayat tersebut menjelaskan, hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir, sementara Yesus (Nabi Isa) berawal dan berakhir. Berawal dari kelahirannya dan berakhir dengan kematiannya. 1. Setiap yang berawal dan berakhir, pasti bukan Tuhan ! 2. Yesus berawal dan berakhir, berarti Yesus bukan Tuhan !! 2. Kelahiran Yesus Kristus “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1 : 21). Ayat tersebut merupakan nubuat Allah buat Maryam bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki yang bernama Yesus, sebagai penyelamat Umat yaitu Bani Israel. 



Setiap yang dilahirkan, pasti bukan Tuhan.



 



Yesus dilahirkan, berarti Yesus bukan Tuhan. Yesus menjadi penyelamat umatnya (Bani Israel) berarti Yesus hanya seorang utusan Tuhan, manusia biasa dan bukan Tuhan.



Al Qur’an juga menginformasikan kelahiran Yesus sebagai berikut : “(Jibril) berkata, “Aku hanyalah utusan Tuhan-mu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs 19 Maryam 19). 3. Yesus Pemimpin Umat Israel “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-ali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Matius 2:6). Yesus dinubuatkan Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggembalakan umatnya Israel.    



Setiap yang dinubuatkan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus dinubuatkan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dijadikan penggembala bagi umat Israel, pasti bukan Tuhan. Yesus dijadikan penggembala bagi Israel, berarti Yesus bukan Tuha.



4. Yesus dibaptis oleh Yohanes “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibabtis olehnya.” (Matius 3:13). Kalau Yesus itu Tuhan, mestinya Yesus yang membaptis Yohanes, bukan sebaliknya. Setiap orang baru memasuki wilayah suatu agama, pintu pertama yang harus dia lewati yaitu “pembabtisan”, yang kalau dalah Islam “Bersyahadat”. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan harus dibabtis.  



Setiap yang dibabtis, pasti bukan Tuhan. Yesus dibabtis, berarti Yesus bukan Tuhan.



5. Yesus dikasihi oleh Tuhan. “Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah AKu berkenan.” (Matius 3:17). Suara yang terdengar dari langit itu adalah suara Tuhanyang mengasihi dan berkenan terhadap anak-Nya yaitu Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, suara Tuhan yang mana lagi  yang ia dengar? Bukankah Tuhan itu hanya satu?    



Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dikasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan. yesus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



6. Yesus dibawa dan dicoba oleh iblis “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” (Matius 4:1). Jika Yesus itu Tuhan, mestinya Tuhanlah yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Sangat tidak rasional jikat Tuhan harus dicobai oleh Iblis. Sebagai seorang Nabi atau Rasul, tentu sangat wajar jika Yesus dicobai Iblis karena dia hanya seorang yang diutus oleh Tuhan.  



Setiap yang di coba oleh iblis, pasti bukan Tuhan. Yesus di coba oleh Iblis, berarti Yesus bukan Tuhan.



7. Yesus berpuasa dan merasa lapar “Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.” (Matius 4:2). Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan harus berpuasa dan merasa lapar. Yang berpuasa dan merasa lapara adalah sifat manusia.  



Setiap yang berpuasa dan lapar, pasti bukan Tuhan. Yesus berpuasa dan merasakan lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.



8. Iblis membawa Yesus “Kemudian Iblis membawa-Nya ke kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah.” (Matius 4:5) Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan bisa dibawa-bawa oleh Iblis, apalagi ditempatkan oleh iblis di atas bubungan Bait Allah. Jika dia Tuhan, mana kekuasaannya sampai dia bisa dbawa-bawa oleh iblis? Hal ini terkesan seperti main-main saja, apalagi iblis memerintahkan agar Yesus meloncat dari bubungan Bait Allah.  



Setiap yang ditempatkan iblis ke atas bubungan Bait Allah, pasti dia bukan Tuhan. Yesus ditempatkan oleh iblis ke atas bubungan Bait Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.



9. Yesus dibawa iblis ke atas gunung “Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya.” (Matius 4:8). Seandainya Yesus itu Tuhan, tidak mungkin dia bisa dibawa-bawa oleh iblis, apalagi sampai ditempatkan oleh iblis di atas gunung yang sangat tinggi.  



Setiap yang dibawa-bawa oleh iblis ke atas gunung, pasti bukan Tuhan. Yesus dibawa-bawa oleh iblis ke atas gunung, berarti Yesus bukan Tuhan.



10. Yesus menyuruh hanya menyembah kepada Allah.



“Maka berkatalah Yesus kepadanya :”Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya Dia sajalah engkau berbakti!”. (Matius 4:10). Yesus menghardik dan menyuruh Iblis untuk menyembah hanya kepada Allah saja. Ini berarti iblispun tahu bahwa Yesus mengajarkan tauhid dan dia bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah. Jika Yesus itu Tuhan, tentu kata-katanya kepada Iblis sebagai berikut, “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus menyembah Aku, sebab hanya kepadaKu sajalah engkau berbakti!”  



Setiap yang menyuruh menyembah kepada Tuhan, berarti bukan Tuhan! Yesus menyuruh menyembah kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!



Dalam Al Qur’an surat Az Zuhruf 63-64 : Dan ketika Isa datang membawa keterangan-keterangan, dia berkata, “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan hikmah [1364] dan supaya aku terangkan kepada kamu sebagian daripada yang kamu perselisihkan padanya. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (QS: 43 – Az Zuhruf 63) Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah dia. Inilah jalan yang lurus.” (QS: 43 – Az Zuhruf 64) Yesus menyuruh menyembah kepada Tuhan yang dia sembah yaitu Allah SWT. Ini membuktikan bahwa Yesus hanyalah seorang nabi, rasul atau utusan Tuhan, bukan Tuhan!. 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 11. Yesus suruh melakukan menurut kehendak Tuhannya. “Bukan setiap orang yang berseru kepadaku : Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.” (Matius 7:21). Yesus mengatakan bahwa “Yang masuk surga adalah orang yang melakukan menurut kehendak Bapanya.” (Allah), bukan hanya berseru kepadanya : Tuhan, Tuhan!. Jika Yesus itu Tuhan, niscaya dia akan mengatakan bahwa “yang masuk ke dalam kerajaan surga yaitu mereka yang melakukan menurut kehendakk!”  



Setiap yang menyuruh melakukan kehendak Tuhannya, pasti bukan Tuhan. Yesus menyuruhnya melakukan menurut kehendak Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.



12. Yesus mengaku utusan Tuhan. “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.” (Matius 10:40) Ayat ini bermakna bahwa barangsiapa yang menghormati Yesus, sama saja dia telah menghormati Tuhan yang mengutusnya. Atau barang siapa yang mengikuti ajaran Yesus, sama saja dia telah mengikuti ajaran yang telah mengutusnya yaitu Tuhan.  Atau barang siapa



yang mempermuliakan Yesus, berarti sama saja dia telah mempermuliakan yang mengutusnya yaitu Allah SWT. Ini membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, tapi hanya seorang utusan Tuhan.  



Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan! Yesus diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan, tapi utusan Tuhan.



Catatan : Demikian juga ummat Islam yang bershalawat kepada Nabi Muhammad saw, berarti mereka dalam rangka menyambut yang mengutusnya, ialah Tuhannya Nabi Muhammad yaitu Allah SWT. Pahalanya bukan semata-mata untuk Nabi Muhammad saw, tetapi kepada mereka yang bershalawat kepadanya. 13. Yesus mengaku dia seorang Nabi. “Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang yang benar, ia akan menerima upah orang benar.” (Matius 10:41). Yesus mengaku dia seorang yang benar dan seorang nabi, buka Tuhan!.  



Setiap yang mengaku seorang nabi, pasti bukan Tuhan! Yesus mengaku dia hanyalah seorang nabi, berarti Yesus bukan Tuhan!



Ayat tersebut bermakna, siapa yang menganggap Yesus sebagai Nabi, dia akan menerima upah nabi. Dan siapa yang menerima Yesus sebagai orang benar, maka dia akan menerima upah orang benar. Keem-pat Injil, yaitu Matius 13:57, Markus 6:4, Lukas 13:33, dan Yohanes 4:44, semuanya mencatat pengakuan Yesus bahwa dia hanyalah seorang nabi, bukan Tuhan! Al Qur’an juga menjelaskan bahwa Yesus (Nabi Isa as) hanyalah seorang nabi, sebagaimana ayat tersebut dibawah ini : “(Isa) berkata, “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku kitab dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Qs 19 Maryam 30) Catatan : Umat Islam yang menyambut Nabi Muhammad saw sebagai seorang nabi dan seorang benar, berarti mereka akan menerima upah sebagai seorang Nabi dan seorang benar. Semua umat Islam bershalawat kepada Nabi Muhammad, bukan mendoakannya agar beliau selamat di akhirat, tapi yang bershalawat itulah yang akan menerima berupa pahala sebagai orang yang benar dan berahklak. Dan perintah untuk bershalawat, kepada Nabi Muhammad saw adalah perintah Allah, bukan perintah Muhammad, sebagaimana firman-Nya. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat atas Nabi. [1229] Hai orangorang yang beriman bersalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguhsungguh.”[1230] (Qs 33 Al Ahzaab 56).



Shalawat Allah kepada Nabi berarti curahan rahmat-Nya. Shalawat malaikat kepada Nabi berarti permohonan rahmat Allah kepadanya. Allah menyuruh orang-orang mukmin bershalawat kepada Nabi adalah sebagai perwujudan rasa kecintaan dan cara yang paling baik untuk memelihara hubungan dengan Nabi Muhammad. Sedangkan untuk memelihara hubungan dengan sesame muslim dilakukan dengan saling menyampaikan salam. 14. Yesus bersyukur kepada Tuhan. “Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Baa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25). Yesus sendiri mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia juga mengucapkan syukur kepada Allah, yaitu Tuhan langit dan Bumi.  



Setiap yang bersyukur kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, pasti bukan Tuhan! Yesus bersyukur kepada Tuhan langit dan bumi, berarti Yesus bukan Tuhan pencipta langit dan bumi!



Al Qur’an jelaskan bahwa pencipta langit dan bumi bukan Yesus (Isa as) melainkan Allah SWT. “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, kemudian orang-orang kafir menyamakan sesuatu dengan Tuhan mereka.” (Qs 6 Al An’aam 1). 15. Yesus mengusir setan dengan kuasa Roh Kudus “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Matius 12:28) Yesus mengaku bilaman ia mengusir setan, itu dilakukan dengan bantuan kuasa Roh Allah, bukan dengan kuasanya sendiri. Pengakuan Yesus dengan jujur dan polos tersebut, memberikan suatu makna bahwa apa yang dia lakukan itu semua atas kuasa Roh Allah, bukan atas kuasanya sendiri, sebab dia bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dair ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :    



Setiap yang mengusir setan atas bantuan Roh Allah, pasti bukan Allah. Yesus mengusir setan atas bantuan Roh Allah, berarti Yesus bukan Allah. Setiap yang tidak punya kuasa mengusir setan, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak punya kuasa mengusir setan, berarti Yesus bukan Tuhan.



Untuk mengusir setan saja Yesus harus minta bantuan dari Roh Allah. Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan, sebab terhadap setan saja dia tidak sanggup mengusirnya jika tidak dibantu oleh Roh Allah. 16. Yesus berikan tanda tidak tepat “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:40.



Waktu itu beberapa orang ahli Taurat dan orang Farisi meminta sesuatu tanda dari Yesus, dan kepada mereka Yesus berikan suatu tanda nabi Yunus tinggal dalam perut ikan 3 hari 3 malam. Ternyata tanda-tanda yang diberikan Yesus tersebut tidak tepat. Alasannya sebagai berikut : 1. Nabi Yunus berada dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam, sementara Yesus berada dalam perut bumi hanya 1 malam 3 hari. 2. Nabi Yunus selama dalam perut ikan tetap dalam keadaan hidup, sementara Yesus dalam perut bumi dalam keadaan mati.



Kalau Yesus itu benar-benar adalah Tuhan, tentu ramalannya akan tepat atau tidak akan meleset. Ternyata ramalan atau tanda-tanda yang Yesus berikan kepada ahli Taurat dan orang Farisi, tidak tepat atau meleset. Tentu saja ini cukup memberikan suatu bukti bahwa dia bukan Tuhan.    



Setiap yang memberikan ramalan yang tidak tepat, pasti bukan Tuhan! Yesus meberikan ramalan atau tanda yang tidak tepat, berarti Yesus bukan Tuhan! Setiap yang mati dan tinggal ke dalam rahim bumi, pasti bukan Tuhan! Yesus mati dan tinggal dalam rahim bumi, berarti Yesus bukan Tuhan!



17. Yesus berdoa di atas bukit “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian disitu.” (Matius 14:23). Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Yesus naik ke bukit untuk berdoa seorang diri. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu berdoa lagi kepada Tuhan. Jika masih ada Tuhan lain yang dia sembah, berarti Tuhan itu lebih dari satu. Tuhan yang mana lagi yang disembah oleh Yesus, jika ia sendiri adalah Tuhan???  



Setiap yang berdoa kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan! Yesus berdoa kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



18. Yesus diutus untuk Bani Israel “Jawab Yesus :” aku diustus hanya kepada domba-domba yang hilang dari Umat Israel.” (Matius 15:24) Pengakuan Yesus tersebut menunjukkan bahwa dia hanya benar-benar di utus untuk kaum tertentu saja, yaitu Bani Israel, bukan untuk seluruh kaum semesta. Jika Yesus itu Tuhan, pasti ajarannya untuk seluruh manusia, seluruh alam semesta. Tetapi dalam ayat tersebut Yesus katakana bahwa  dia hanya diutus untuk kaumnya saja yaitu Bani Israel.  



Setiap yang diutus Tuhan, pasti bukan Tuhan! Yesus diutus Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



Al Qur`an juga menjelaskan bahwa Yesus itu bukan Tuhan tapi hanya seorang utusan Tuhan bagi kaumnya saja, yaitu Bani Israel. Perhatikan ayat Al Qur`an  sebagai berikut :



“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab [196], Hikmah, Taurat dan Injil.” (Qs Ali Imran 48) “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. “ (Qs Ali Imran 49) “Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian) atasnya dan Kami menjadikan-nya sebagai teladan bagi Bani Israil.” [1363](Qs 43 Az Zuhkruf 59). Ayat Alkitab dibawah ini yaitu Kisah Rasul 13:23, lebih memperjelas kebenaran Al Qur’an : “Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juru selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (Kisah Rasul 13:23) 19. Yesus datang dengan kemuliaan Bapanya / Tuhan “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikatmalaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap oang menurut perbuatannya.” (Matius 16:27). Yesus memberikan kesaksian bahwa dia adalah Anak Manusia, karena dia dilahirkan dari rahim seorang manusia bernama Maria. Yesus tahu dia punya seorang ibu, makanya dia katakana bahwa dia adalah anaknya manusia. Tidak sekalipun Yesus memberikan kesaksian bahwa dia adalah Allah itu sendiri. Buktinya Yesus dikatakan bahwa di akhir zaman nanti dia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya (Allah). Ini membuktikan bahwa dia itu bukan Tuhan!    



Setiap yang mengaku anak manusia pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku sebagai anak manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang datang dalam kemuliaan Tuhannya, pasti dia bukan Tuhan. Yesus datang dalam kemuliaan Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan!!



20. Yesus adalah Mesias “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya : “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan Yohanes Pembabtis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan Yeremia atau salah satu nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka : “Tetapi apa katamu, siapa Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”



Dalam dialog antara Yesus dengan murid-muridnya tersebut, tidak sekalipun Yesus mengaku diri sebagai Tuhan. Keduabelas murid tersebut adalah orang yang paling dekat dengan Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, tentu mereka itulah yang pertama mengetahui. Saat Yesus bertanya: “Siapakah aku ini?” tidak seorang pun dari mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Justru mereka menjawab “Engkau adalah Mesias anak Allah yang hidup.” Jawaban mereka dibenarkan oleh Yesus. Sebab kata Yesus, jawaban itu berasal dari Bapa-Ku (AllahKu) yang di sorga. Mesias berasal dari bahasa Ibrani ‘Masyiakh’ atau ‘Al-Masih’ atau ‘Kristus’ (bahasa Yunani) artinya “yang diurapi Tuhan” atau “yang dipilih Tuhan”. Sedangkan yang dimaksud dengan “Anak Allah” adalah “Hamba Allah”. Dalam teologi bangsa Israel, mereka adalah anak-anak Allah (hamba-hamba Allah) sebagaimana ayat-ayat Perjanjian Lama berikut ini : “Maka engkau (Musa) harus berkata kepada Firaun : Beginilah firman Tuhan : Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab iu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.” (Keluaran 4:22-23). Yesus adalah keturunan Israel, sehingga dia mengakui sebagai anak Allah (hamba Allah). Dari dialog tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :   



Setiap Mesias (pilihan Tuhan), bukanlah Tuhan. Yesus mengaku sebagai Mesias (pilihan Tuhan) Berarti Yesus bukan Tuhan.



Kita juga dapat mengambil kesimpulan dari istilah “Anak Tuhan” berikut ini :   



Setiap anak Tuhan (hamba Tuhan) bukanlah Tuhan. Yesus mengaku sebagai anak Tuhan (hamba Tuhan) Berarti Yesus bukan Tuhan.



Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 21. Ramalan Yesus tidak terbukti “Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya diantara orang yang tidak ada akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajan-Nya.” (Matius 16:28) Ramalan Yesus tersebut diucapkan-Nya sudah hampir 2000 tahun yang lampau. Sudah ratusdan generasi yang mati sejak waktu Yesus berucap seperti itu sampai sekarang, tetapi dia (Yesus) belum juga datang sebagai Anak Manusia ke dunia ini. Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin ramalan Tuhan bisa meleset bukan? Tidak terbuktinya ramalan Yesus tersebut karena memang dia bukan Tuhan, tapi hanyalah seorang anak manusia saja.



   



Setiap yang ramalannya tidak tepat, pasti bukan Tuhan. Yesus memberikan ramalan tidak tepat, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengaku Anak Manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku dia Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.



22. Terdengar suara dari langit “Dan tiba-tiba ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaugi mereka dan dari dalam awan itu tersengar suara yang berkata : “Inilah Anak Yang Kukasihi, kepadaNyalah aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5) Suara yang berkata  : “Inilah Anak yang Kukasihi,…” itu adalah suara Tuhan dari langit yang didengar langsung oleh Petrus dan Yesus. Peristiwa ini terjadi di atas gung yang tinggi dimana saat itu Yesus berubah wajahnya, sehingga dalam penglihatan Petrus, Yesus sedang berbicara dengan Musa dan Elia. Maka pad saat itulah terdengar suara Tuhan dari langit yang mengatakn seperti itu.    



1. Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan. 2. Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. 3. Setiap yang dikasihi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. 4. Yesus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



23. Yesus mati, dibangkitkan Tuhan “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka : “Jangan kamu ceriterakan peglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.” (Matius 17:9) Yesus berpesan jangan menceeriterakan kepada seorangpun penglihatan mereka, sebelum dia dibangkitakn dari antara orang mati. Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan itu mati dan dibangkitkan kembali. Itu merupakan salah satu pengakuan Yesus yang begitu jujur dan polos, bahwa dia adalah seorang anak manusia, bukan Tuhan. Tapi anehnya umat Kristiani malah tidak percaya ucapan Yesus tersebut, malah mereka jadikan Yesus itu Tuhan.    



Setiap yang merasakan mati, pasti bukan Tuhan! Yesus merasakan mati, berarti Yesus bukan Tuhan! Setiap yang dibangkitkan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan! Yesus dibangkitkan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!



24. Hanya Allah yang berhak, Yesus tidak berhak “Yesus berkata kepada mereka : “Cawan-Ku memang akan kau minum, tetapi hal duduk di sebelah kananku atau di sebelah kiriku, aku tidak berhak memeberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapaku telah menyediakannya.” (Matius 20:23) Konteks ayat tersebut yaitu ketika kedua muridnya yaitu Yakobos dan Yohanes meminta kepad Yesus agar mereka berdua bisa duduk di sebelah kanan atau di sebelah kirinya Yesus. Tetapi Yesus mengaku dengan jujur dan polos, bahwa dia tidak punya hak untuk mengabulkan permintaan mereka berdua, karena kata Yesus hal iu hanyalah haknya Bapanya



(Allah), bukan haknya dia. Pengakuan tersebut jelas-jelas menunjukkan bahwa dia itu bukan Tuhan. Dengan adanya pengakuan Yesus dengan jujur seperti itu, maka dia dapat simpulkan sebagai berikut :  



Setiap yang mati mengorbankannya nyawanya, pasti bukan Tuhan. Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.



25. Nyawa Yesus sebagai tebusan “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan unuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. “(Maitus 20:28) Dalam ayat  tersebut Yesus katakan bahwa dia hanyalah anak manusia, karena dia terlahir dari rahim ibunya. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak mungkin hanya untuk menebus dosadosa manusia, nyawa Tuhan sendiri yang dikorbankan. Timbul pertanyaan lain; bagaimana dengan nasib orang-orang yang lahir dan mati sebelum kedatangan Yesus sebagai penebus dosa manusia? Tuhan Maha Kuasa, tentu Dia berhak untuk mengampuni dosa-dosa manusia tanpa harus mengorbankan “Anak-Nya” sendiri. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak mungkin Tuhan mengorbankan nyawanya untuk manusia. Manusia-lah yang berkorban untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia.  



Setiap yang mati mengorbankan nyawanya, pasti bukan Tuhan. Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.



26. Tuhan, anaknya Daud? “Dan ketika Yesus dan murid-muridnya keluar dari Yerikho, orang yang berbondongbondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” Tetapi orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, katanya : “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” (Matius 20:29-31) Sungguh aneh orang yang berteriak memanggil Yesus dengan kata-kata:”Tuhan, anak Daud”. Jika mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Tuhan, tentu tidak perlu lagi menambahkan dengan kata-kata “Anak Daud” Cukup mereka berteriak “Tuhan, kasihanilah kami.” Sangat tidak masuk akal sehat jika Tuhan berasal dari keturunan anak Daud. Tuhan itu tidak berasal dari keturunan Daud. Tuhan itu tidak bersilsilah, tidak berawal dan tidak pula berakhir. Dari bunyi ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan karena dia bersilsilah. Lagi pula yang mengatakan Yesus itu Tuhan, bukan dia sendiri. Yang mengatakan Yesus itu Tuhan adalah orang-orang yang mempertuhankannya, padahal Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.  



Setiap anak keturunan nabi Daud, pasti bukan Tuhan! Yesus disebut anak Daud, berarti Yesus bukan Tuhan !!



Al Qur’an juga jelaskan bahwa Yesus bukan Tuhan, dia hanyalah hambaa Allah yang mendapat karunia sebagai rasul Allah yang menjadi teladan bagi bani Israil.



“Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian) atasnya dan Kami menjadikannya sebagai teladan bagi Bani Israil.” [1363] (Qs 43 Az Zuhkruff 59) 27. Inilah Nabi Yesus dari Nazaret “Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata : “Siapakah orang ini?” Dan banyak orang berkata itu menyahut: “Inilah Yesus dari Nazaret di Galilea.” (Matius 21:10-11) Seluruh orang di kota Yerussalem berkata Yesus adalah seorang Nabi dari Nazaret, Yesus tidak memprotes sebutan itu, karena memang dia hanyalah Nabi. Sayang sekali istilah “Nabi Yesus” tidak popular, yang popular adalah “Nabi Isa”. Mungkin terdengar janggal jika ada yang menyebut “Nabi Yesus”. Padahal Yesus tidak melarang orang memanggilnya “Nabi Yesus”. Orang yang hidup sezaman dan sempat berdialog dengan Yesus, tahu bahwa Yesus bukan Tuhan. Bagaimana mungkin orang yang datang ratusan bahkan ribuan tahun kemudian, mengatakan Yesus itu bukan nabi dia adalah Tuhan????  



Setiap yang mengatakan bahwa Yesus adalah nabi, pasti bukan Tuhan! Yesus seorang Nabi-nya Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan !!



28. Yesus merasa lapar dan mengutuk pohon ara “Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu : “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.” (Matius 21:18-19) Sangat manusiawi sekali jika Yesus merasa lapar, sebab namanya manusia pasti merasakan lapar. Ini membuktikan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan. Sangat tidak masuk akal jika Tuhan merasa lapar. Yang lebih tidak rasional yaitu bagaimana mungkin hanya karena Yesus tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dari pohon ara tersebut yaitu buahnya, lalu pohon ara tersebut dikutuknya. Tentu menjadi pertanyaan, apakah kesalahan dari pohon ara tersebut? Jika Yesus itu Tuhan, sebenarnya tanpa mendekatpun mestinya dia tahu, bahwa pohon ara tersebut tidak ada buahnya. Dan jika Yesus itu Tuhan, mestinya dia Maha Tahu dan pasti dia akan tahu musim berbuah. Dan walaupun bukan musim berbuah, jika Yesus itu adalah Tuhan, tentu dia bisa memerintahkan kepada pohon ara tersebut untuk mengeluarkan buahnya. Jika pohon ara tersebut bisa mengeluarkan buahnya, justru akan menambah keyakinan pada muridnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi hal itu tidak dilakukan Yesus, sebab memang dia bukan Tuhan, jadi dia tidak berkuasa memerintahkan pohon ara itu untuk mengeluarkan buahnya.     



Setiap yang merasa lapar, pasti dia bukan Tuhan. Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak bisa memerintahkan pohon mengeluarkan buahnya, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa memerintahkan pohon untuk mengeluarkan buahnya, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak tahu musim buah, pasti dia bukan Tuhan.







Yesus tidak tahu musim buah, berarti Yesus bukan Tuhan.



29. Dialog Yesus dengan orang Farisi “Guru, hokum manakah yang terutama dalam hokum taurat?” Jawab Yesus kepadanya : “Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:36-37) Orang-orang Farisi yang hidup sezaman dengan Yesus, bahkan mereka bisa berbicara bertatap muka langsung dengan Yesus, memanggil Yesus “Guru” bukan “Tuhan”. Ini membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Yesus menjawab “Kasihanilah Tuhan, Allahmu … dst …”. Jika Yesus itu adalah Tuhan, mestinya dia katakana “Kasihanilah Aku sebab akulah Tuhan, Allahmu.” (Matius 22:36-37)    



Setiap yang mengasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengasihi Tuhan, Allahnya, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap orang yang dipanggil Guru, pasti bukan Tuhan. Yesus dipanggil guru berarti Yesus bukan Tuhan.



30. Yesus tidak tahu hari kiamat Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun tahu , malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36) Berbicara tentang kapan datangnya hari kiamat, Yesus berterus terang bahwa tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga pun tidak tahu, dan Yesus sendiri tiak tahu kapan hari kiamat tiba, kecuali hanya Allah yang tahu. Jika Yesus itu Tuhan, mestinya dia tahu kapan datangnya hari kiamat itu. Wajar jika ia tidak tahu, sebab memang dia itu hanyalah seorang nabi atau Rasul, bukan Tuhan!    



Setiap yang tidak tahu tentang hari kiamat, pasti bukan Tuhan! Yesus tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang memanggil Bapa kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan. Yesus memanggil Bapa kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan!!



Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 31. Yesus pergi berdoa di Getsmani “Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsmani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah disini sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.” (Matius 26:36) Sebenarnya jika mau berdoa, dimana saja boleh, tidak harus memilih tempat khusus. Yesus berpesan kepada murid-muridnya untuk menunggu dia yang akan berdoa di suatu tempat yang bernama taman Gestmani. Sampai tiga kali terjadi Yesus berdoa ditaman tersebut



sebelum dia ditangkap dan diserahkan ketangan orang-orang yang berdosa yang akan menangkapnya (Matius 26:42-45). Ini semua membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Tuhan tidak perlu lagi harus berdoa. Jika Tuhan itu harus berdoa, kepada siapa lagi doa ditujukan?  



Setiap yang berdoa kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan! Yesus berdoa kepada Tuhan berarti Yesus bukan Tuhan !!



32. Yesus sedih, gentar dan terasa akan mati “Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka : “Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggalah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Matius 26:37-38). Dalam kitab suci agama manapun tidak pernah kita temukan Tuhan harus sedih dan gentar, kecuali didalam Alkitab/Bible. Manusia tidak boleh memberikan sifat lemah kepada Tuhan, sebab setiap yang punya sifat lemah, pasti bukan Tuhan. Jika Tuhan punya sifat lemah, apa bedanya Dia dengan makhluk ciptaan-Nya? Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan punya rasa sedih, gentar, apalagi merasa seperti mau mati. Sifat-sifat lemah seperti itu adalah sifat makhluk ciptaan-Nya bukan sifat Tuhan.    



Yesus yang merasa sedih dan gentar, pasti bukan Tuhan. Yesus merasa sedih dan gentar berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang merasa seperti mau mati, pasti bukan Tuhan. Yesus merasa seperti mau mati, berarti Yesus bukan Tuhan.



33. Yesus sujud dan berdoa “Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdo’a, kata-Nya : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini llau daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39). Yesus sujud dan berdoa kepada Allah dan memohon agar kehendak Allahnya yang terjadi, bukan menurut kehendaknya sendiri. Ini membuktikan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, bukan Allah, tapi hanya sebagai manusia biasa. Tidak mungkin Tuhan harus sujud menyembah kepada Tuhan. Tuhan yang mana lagi yang disujudi oleh Yesus jika dia sendiri adalah Tuhan?      



Setiap yang sujud kepada Allah pasti bukan Allah. Yesus sujud kepada Allah, berarti Yesus bukan Allah. Setiap yang berdoa kepada Allah, berarti Yesus bukan Allah. Yesus berdoa kepada Allah, berarti Yesus bukan Allah. Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.



34. Yesus raja orang Yahudi “Dan di atas kepalan-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa dia dihukum : Inilah Yesus Raja orang Yahudi.” (Matius 27:37).



Pada zaman itu orang-orang bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, dapat dipastikan mereka akan menyembah dan takut akan dia, bukan malah menghukumnya. Mana mungkin ada manusia berani menghukum Tuhan! Tulisan : Inilah Yesus Raja orang Yahudi” menunjukkan bahwa dia itu hanya sebagai seorang pemimpin sukunya atau kaumnya, yaitu orang Yahudi, atau Bani Israel. Sebelum Yesus lahir, Allah SWT telah menubuatkan bahwa akan lahir seorang anak laki-laki yang akan menjadi raja atas kaumnya yaitu Yahudi dari keturunan Yakub, bernama Yesus. Jadi yang lahir itu “orang” bukan “Tuhan”. Perhatikan nubuat Allah sebelum Yesus dilahirkan ke dunia dalam Injil Lukas 1:31-33 sebagai berikut L: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah kamu menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Maha Tinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan ia akan menjadi raja atas kaum Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”      



Setiap yang dilahirkan seorang wanita, pasti bukan Tuhan. Yesus dilahirkan seorang wanita,berarti Yesus bukan Tuhan Setiap yang dinubuatkan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus dinubuatkan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang lahir dari kandungan seorang wanita, pasti anak manusia. Yesus dilahirkan dari kandungan seorang wanita, berarti Yesus seorang anak manusia, jadi bukan Tuhan!!



Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakkan atau dilahirkan, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat Al Ikhlash 3 sebagai berikut : “Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.” (Al Ikhlash 3) 35. Yesus tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri “Demikianlah juga imam-imam kepala bersama-sama Ahli Taurat dan tua-tua mengolokolokan Dia dan berkata :”Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia (Yesus) menaruh harapan-Nya pada Allah: Baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata : Aku adalah Anak Allah.” (Matius 27:41-43) Ayat ini sangat menarik, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu dia bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari siksaan dan penderitaan, dan bisa turun dari salib. Kalau pada saat itu juga Yesus benar-benar bisa menyelamatkan dirinya, pasti para imam kepala dan ahli taurat akan langsung percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Jika hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri tidak sanggup, bagaimana mungkin Yesus bisa menyelamatkan seluruh manusia di dunia???   



Setiap yang tidak bisa menyelamatkan dirinya pasti bukan Tuhan! Yesus tidak bisa menyelamatkan dirinya, berarti Yesus bukan Tuhan! Setiap yang menaruh harapan kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan!







Yesus menaruh harapannya kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!



36. Yesus berseru panggil Tuhannya “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artina : Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa engkau meninggalkan Aku?” (Matius 24:46). Ketika Yesus dipaku dan digantungkan dikayu salib, sebelum ia mati dia berseru memanggil Tuhannya (Allah) “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Teriakan Yesus seperti itu justru memberikan pengertian sebagai berikut :     



Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan mana lagi yang dia panggil? Jika Yesus dipersiapkan oleh Tuhan untuk mati di kayu salib dalam rangka untuk menebus dosa, tentu tidak perlu dia harus berteriak-teriak minta tolong kepad Tuhan, seharusnya dia ikhlas disalib. Jika didalam diri Yesus ada Tuhan, mengapa dia masih memanggil-manggil Tuhan lagi? Ini membuktikan Yesus dan Tuhan tidaklah menyatu. Setiap yang berseru memanggil Tuhan, pasti dia bukan Tuhan. Yesus berseru memanggil Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.



37. Yesus menyerahkan nyawanya “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.” (Matius 27:50). Begitu Yesus hampir mati atau dalam keadaan sakaratul maut, setelah dia berseru memanggil-manggil kepada Tuhannya, dia menyerahkan nyawanya. Dalam hal ini menjai pertanyaan :     



Jika Yesus itu adalah Tuhan, siapa yang mencabut nyawa Tuhan? Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan yang mana lagi yang menerima nyawanya? Ketika Yesus mati selama tiga hari, siapa yang mengendalikan dunia atau alam semesta ini ? Setiap yang mati dan menyerahkan nyawanya, pasti bukan Tuhan? Yesus mati dan lalu menyerahkan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan?



38. Yesus diberi kuasa oleh Tuhan “Yesus mendekati mereka dan berkata : “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan dibumi.” (Markus 28:18) Jika Yesus telah diberi kuasa penuh di sorga dan di bumi oleh Tuhannya, tentu menjadi pertanyaan, Tuhan mana lagi yang memberikan kuasa-Nya kepadanya, sementara dia itu juga adalah Tuhan?? Jika benar Yesus mendapat kuasa dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Dan kalau segala kuasa sudah diberikan atau diserahkan Tuhan sepenuhnya kepada Yesus, apa lagi fungsi Tuhan di alam semesta ini? Apakah Tuhan nganggur dan tidak melakukan apa-apa lagi karena segalanya sudah diserahkan sepenuhnya kepada Yesus? Dan jika benar segala kuasa di surga dan di bumi semuanya telah diberikan kepada Yesus, lalu kekuasaan apalagi yang masih dimiliki oleh Tuhan??



 



Setiap yang mendapatkan kuasa dari Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mendapatkan kuasa dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



39. Yesus punya ibu dan adik-adik saudara sekandung “Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri diluar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya :”Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu diluar, dan berusaha menemui Engkau.” (Matius 3:31-32) Ayat tersebut menceritakan, Yesus mempunyai ibu dan saudara kandung. Dalam kitab suci manapun, tidak pernah kita jumpai Tuhan punya ibu dan saudara dan adik. Kalau Tuhan punya adik dan saudara sekandung, berarti adik-adik sekandung dari Tuhan itu punya anak keturunan yang masih hidup di dunia ini, dan jumlah mereka pasti sangat banyak. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :    



Setiap yang punya ibu kandung bukan Tuhan. Yesus punya ibu kandung, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang punya adik kandung, pasti bukan Tuhan. Yesus punya adik kandung, berarti Yesus bukan Tuhan.



40. Yesus anak seorang tukang kayu “Bukanlah ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukanlah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.” (Markus 6:3) Suami Maria bernama Yusuf. Dia berprofesi sebagai tukang kayu. Orang-orang yang hidup sezaman dengan Yesus tahu persis bahwa Yesus itu manusia biasa seperti mereka, bukan Tuhan. Tidak mungkin Tuhan punya ayah seorang tukang kayu. Tetapi jika Yesus sebagai manusia biasa, tentu sangat wajar dia punya ayah walaupun hanya sebagai tukang kayu, berarti Yesus bukan Tuhan, sebab Tuhan yang sesungguhnya pasti tidak punya bapak, tidak punya ibu dan juga tidak punya saudara kandung, serta tidak berprofesi sebagai seorang tukang kayu.      



Setiap yang punya ayah, ibu dan saudara kandung pasti bukan Tuhan. Yesus punya ayah, ibu dan saudara sekandung, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang ayahnya tukang kayu, pasti bukan Tuhan. Yesus ayahnya tukang kayu, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang berprofesi sebagai tukang kayu, pasti bukan Tuhan. Yesus yang berprofesi sebagai tukang kayu, berarti Yesus bukan Tuhan.



Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 41. Yesus mengaku dia seorang nabi



“Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati dimana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, diantara kaum keluarga dan di rumahnya.” (Markus 6:4). Pada ayat tersebu Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia hanyalah seorang nabi dan punya kaum keluarga. Jika Yesus sendiri telah memberikan kesaksian bahwa dirinya hanyalah seorang nabi dan mempunyai kaum keluarga, mengapa umatnya yang mengaku sebagai pengikutnya justru menganggap beliau sebagai Tuhan? Yesus memberi kesaksian bahwa dia seorang nabi dan punya kaum keluarga, berarti dia bukan Tuhan.  



Setiap yang mengaku seorang nabi dan punya kaum keluarga, pasti dia bukan Tuhan. Yesus mengaku sebagai nabi dan punya kaum keluarga, berarti Yesus bukan Tuhan



42. Yesus berdoa dan mengucap berkat “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada muridmurid-Nya supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu. Begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada mereka.” (Markus 6:41). Ayat tersebut bercerita tentang bagaimana Yesus memberi makan lima ribu orang dengan hanya lima potong roti dan dua ikan. Tentu sangat mustahil hanya dengan lima roti dan dua ikan bisa mencukupi untuk makanan sebanyak lima ribu orang. Untuk itu maka Yesus menengadah ke langit dan berdoa minta berkat dari Tuhannya agar dikabulkan doanya. Tuhan kabulkan doa permohonan Yesus, maka walaupun hanya lima potong roti dan dunia ikan, tetapi cukup untuk makanan lima ribu orang, bahkan tidak habis, masih tersisa beberapa bakul. Inilah yang disebut dengan mukjizat. Karena Tuhan mengabulkan permohonannya, maka terjadilah mukjizat itu. Seandainya Tuhan tidak mengabulkan doanya, tentu tidak mungkin hanya bermodalkan lima roti dan dua ikan akan cukup memberi makan lima ribu orang. Allah memberikan mukjizat-Nya, untuk membuktikan kepada orang-orang pada zaman itu bahwa dia (Yesus) adalah benar seorang Nabi utusan-Nya.    



Setiap yang menengadah ke langit memohon kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus menengadah ke langit memohon kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang meminta berkat kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus meminta berkat kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



43. Ramalan Yesus yang meleset “Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya diantara orang yang hadir disini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.” (Markus 9:1). Sejak Yesus mengucapkan ramalan tersebut sampai saat ini tahun 2005, sudah hampir 2000 tahun lamanya, tetapi tidak ramalannya tidak terbukti alias fiktif. Sementara jangka waktu yang hampir 2000 tahun sampai sekarang ini, orang-orang yang mendengar ucapan Yesus saat itu sampai sekarang, sudah ada ratusan generasi semuanya telah mati, tetapi Kerajaan Allah yang Yesus janjikan belum juga datang. Jika Yesus itu Tuhan, tentu ucapan Yesus tersebut terbukti, berarti itu hanyalah ucapan fiktif.



 



Setiap yang meramalkan sesuatu tetapi tidak terbukti, pasti bukan Tuhan. Yesus meramalkan sesuatu tetapi tidak terbukti, berarti Yesus bukan Tuhan.



44. Yohanes menyebut Yesus “Guru” “Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena dia bukan pengikut kita.” (Markus 9:38). Yohanes yang hidup sezaman dengan Yesus, memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini berarti Yohanes pun tahu bahwa Yesus bukan Tuhan. Kalau Yohanes tahu Yesus itu Tuhan, tentu dia akan panggil Yesus dengan sebutan “Tuhan”. Yohanes (Nabi Yahya) seorang yang Rasul, tidak memanggil Yesus dengan sebutan “Tuhan” karena dia tahu persis bahwa Yesus itu hanyalah seorang “Guru”.  



Setiap yang dipanggil “guru” pasti bukan Tuhan. Yesus dipanggil “guru” oleh Yohanes, berarti Yesus bukan Tuhan.



45. Yesus mengaku hanya Allah saja yang baik “Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut dihadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus : “Mengapa kau katakana Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. (Markus 10:17-18). Yesus dipanggil “guru” oleh orang tersebut, berarti Yesus bukan Tuhan. Yesus menjawab bahwa “tak seorangpun yagn baik selain dari pada Allah saja”. Jika Yesus itu Tuhan, tentu dia akan berkata bahwa “tak seorangpun yang baik selain daripada Aku.”  



Setiap yang mengaku hanya Tuhan saja yang baik, pasti dia bukan Tuhan. Yesus mengaku bukan dia yang paling baik, berarti dia bukan Tuhan.



46. Kata Yesus, segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah “Yesus memandang mereka dan berkata : “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikain bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” (Matius 10:27). Ayat tersebut bercerita tentang sulitnya orang-orang yang kaya akan masuk ke dalam kerajaan surga. Yesus memberikan perumpamaan bahwa lebih mudah seekor unta untuk masuk ke dalam surga. Karena perumpamaan tersebut tidak dipahami oleh orang yang mendengarnya, maka Yesus berkata “segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” Jika Yesus itu Tuhan, tentu dia akan berkata bahwa segala sesuatu mungkin bagi-Ku. Jika Yesus itu Tuhan (Allah), Allah mana lagi yang dia sebutkan itu?  



Setiap yang mengakui keberadaan Allah, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku keberadaan Allah, berarti dia bukan Allah.



47. Anak Manusia, diolok-olok, diludahi dan dibunuh “Kata-Nya : “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, (34) dan Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari ia akan bangkit.” (Markus 10:33-34). Pada ayat tersebut, Yesus mengaku dengan jujur bahwa dia adalah Anak Manusia dan dia diludahi, disesah dan akan dijatuhi hukuman mati (dibunuh) dan pada hari yang ketiga, dia akan dibangkitkan oleh Tuhan. Kesimpulannya :        



Setiap yang mengaku sebagai Anak Manusia pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dihukum oleh manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus dihukum oleh manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dibunuh manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus dibunuh oleh manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dibangkitkan dari kubur selama tiga hari, pasti bukan Tuhan. Yesus dibangkitkan dari kubur setelah tiga hari, berarti Yesus bukan Tuhan.



48. Yesus tidak berhak, kecuali Tuhan “Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku dan di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.” (Markus 10:40) Ayat tersebut merupakan permohonan dari Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zabedeus kepada Yesus agar kelak mati, mereka bisa duduk disebelah kiri dan sebelah kanan Yesus. Tetapi Yesus menjawab dia tidak berhak memberikannya, karena memang itu bukan haknya dia, tetapi hak Tuhannya (Allah).     



Setiap yang tidak punya hak (kuasa) pasti bukan TUhan. Yesus tidak punya hak (kuasa), berarti Yesus bukan Tuhan. Sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu dia langsung memberikan keputusan keapda Yakobus dan Yohanes. Setiap yang tidak bisa memberikan keputusan, psati bukan Tuhan Yesus tidak bisa memberikan keputusan, berarti Yesus bukan Tuhan.



49. Yesus memberikan nyawanya sebagai tebusan “Karena Anak Manusia  juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45). Pada ayat tersebut Yesus sendiri yang memberi kesaksian bahwa dia adalah Anak Manusia, yang akan memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang. Yesus tidak pernah mendakwahkan kemana-mana bahwa dia Anak Tuhan. Karena dia tahu persis bahwa dia hanyalah seorang anak manusia yang dilahirkan oleh ibunya, Maria. Jika Yesus itu Tuhan, tentu dia  bisa mengampuni dosa manusia, tanpa harus mengorbankan nyawanya sendiri.



     



Setiap yang mengaku sebagai Anak Manusia, pasti bukan Tuhan Yesus mengaku dia sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mati dan menyerahkan nyawanya, pasti bukan Tuhan. Yesus mati dan menyerahkan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan Setiap yang mati untuk menebus dosa manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus mati menebus dosa manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.



50. Yesus orang Nazaret anak Daud “Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Markus 10:47). Ayat ini menceritakan seorang buta yang bernama Bartimeus, yang memohon kepada Yesus agar matanya disembuhkan hingga bisa melihat lagi. Bartiemus yang wakti itu hidup sezaman dengan Yesus, mengetahui Yesus bukan Tuhan, tetapi seorang yang berasal dari Nazaret, dan dari keturunan Daud. Makanya Bartimeus tidak memanggil Yesus dengan sebutan “Tuhan”. Sebab Yesus hanyalah anak manusia dan tidak punya zat ketuhanan sedikit pun.    



Setiap orang yang berasal dari Nazaret, pasti bukan Tuhan. Yesus berasal dari Nazaret, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap orang yang berasal dari keturuann Daud, pasti bukan Tuhan Yesus berasal dari keturunan Daud, berarti Yesus itu bukan Tuhan, sebab Tuhan tidak punya keturunan.



Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 51. Yesus suruh mengambil keledai tanpa izin pemiliknya “Ketika Yesus dan murid-muridnya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya: dengan pesan: “Pergilan ke kampung yang didepanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah kemari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, Jawablah : Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya kesini.” (Markus 11:1-3). Ayat tersebut memberikan kesan, seolah Yesus bukan orang yang mengajarkan etika dan akhlak yang baik. Sebab mengambil barang milik orang tanpa minta ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya, itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Juga seolah dia orang terkenal dan berkuasa, maka boleh seenaknya saja mengambil barang orang lain tanpa setahu pemiliknya.  



Setiap yang menyuruh melakukan hal yang tidak terpuji, pasti bukan Tuhan. Yesus menyuruh melakukan hal tidak terpuji, berarti Yesus bukan Tuhan.



52. Yesus datang atas nama Tuhan “Orang-orang yang berjalan didepan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru :”Hosana! Diberkati Dia yang datang dalam nama Tuhan…(Markus 11:9). Pada ayat tersebut orang-orang berseru dalam menyambut kedatangan sus dengan ucapan “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan….” Hal itu menggambarkan bahwa Yesus itu bukan Tuhan. “Hosana” berarti selamat datang. Tidak mungkin Tuhan datang atas nama Tuhan juga. Tuhan yang mana lagi yang datang, jika Yesus itu sendiri adalah Tuhan?    



Setiap yang diberkati dalam nama Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus diberkati dalam nama Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang datang dalam nama Tuhan pasti bukan Tuhan. Yesus datang dalam nama Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



53. Yesus lapar, tidak tahu musim dan mengutuk pohon ara “Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat sesuatu dari pohon itu. Tetapi waktu Ia  tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu :”Jangan lagi seorang pun memakan buahmu selama-lamanya?” Dan murid-muridnya pun mendengarnya.” (Markus 11:1214). Dikisahkan di dalam ayat-ayat tersebut bahwa Yesus merasa lapar, lalu dia mendekati pohon tersebut barangkali ada buahnya untuk dimakan. Ternyata pohon tersebut tidak ada buahnya. Maka dikutuklah pohon tersebut, karena apa yang dia harapkan dari pohon itu ternyata tidak ada. Jika Yesus itu Tuhan, tanpa mendekatpun dia tahu bahwa pohon itu tidak ada buahnya. Dan jika Yesus itu Tuhan, walaupun belum musim buah, dengan kuasanya dia bisa memerintahkan pohon tersebut untuk mengeluarkan buahnya. Dan jika Yesus itu Tuhan, tentu dia bijaksana, tidak perlu mengutuk pohon yang tidak bersalah. Jika Yesus itu Tuhan, berarti pohon ara tersebut adalah mahkluk ciptaannya. Tentu dengan kemahakuasaannya, dia bisa memerintahkan pohon itu mengeluarkan buahnya seketika itu juga, walaupun bukan musim berbuah.        



Setiap yang merasa lapar, pasti bukan Tuhan. Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak tahu musim berbuah, pasti bukan Tuhan Yesus tidak tahu musim berbuah, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak mengetahui dari jauh pohon itu berbuah, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak mengetahui dari jauh kalau pohon itu berbuah, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak bisa memerintahkan pohon mengeluarkan buahnya, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa memerintahkan pohon untuk mengeluarkan buahnya, berarti Yesus bukan Tuhan.



54. Yesus berikan kesaksian bahwa Tuhan itu Esa “Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal menjawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada mereka itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum apakah yang paling utama?” Jawab Yesus : “Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.” (Markus 12:28-29). Dihadapan orang Saduki dan para ahli Taurat, Yesus memberikan kesaksian bahwa Tuhan itu adalah Allah kita yang Esa, Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Tuhan itu adalah diri dia sendiri. Dan Yesus tidak sekalipun mengatakan bahwa Tuhan itu punya oknum (Trinitas) tetapi Yesus katakana bahwa Tuhan itu Esa. Esa berarti satu, bukan dua atau tiga Tuhan.   



Setiap yang memberi kesaksian bahwa Tuhan itu adalah Allah yang Esa, berarti dia bukan Tuhan. Yesus memberikan kesaksian bahwa Tuhan itu adalah Allah yang Esa, berarti dia bukan Tuhan. Sebab jika dia itu juga adalah Tuhan, berarti Tuhan itu bukan Esa.



55. Yesus tidak tahu kapan kiamat “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13:32). Yesus memberikan kesaksian dengan jujur, bahwa tentang kapan datangnya hari kiamat, tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat juga tidak ada yang tahu, dia sendiripun tidak tahu, kecuali Allah. Sebagai seorang anak manusia, karena Yesus hanyalah seorang nabi atau rasul, maka sangat wajar jika dia tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, karena itu adalah rahasia Tuhan dan hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa :    



Setiap yang tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak tahu kapan datangnya hari kiamat itu, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengaku bahwa hanya Bapa (Allah-nya) saja yang tahu tentang hari kiamat, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku hanya Bapa (Allah-nya) sajayang tahu datangnya hari kiamat itu, berarti Yesus bukan Tuhan.



56. Yesus termasuk orang durhaka “Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi : “Ia akan terhitung di antara orangorang durhaka.” (Markus 15:28) Sungguh ironis sekali jika Yesus digolongkan termasuk dari antara orang-orang yang durhaka. Yesus (Nabi Isa as) itu orang mulia, utusan Tuhan, Nabi dan Rasul yang dikasihi Allah, dan dia adalah orang yang suci. Sangat tidak wajar jika penulis Alkitab menempatkan Yesus sebagai bagian dari orang-orang yang durhaka.



Dapat dipastikan, bahwa semua pendeta atau pastur dan misionaris yang paham Alkitab, mereka mengakui bahwa setiap ayat yang di kurung kurawal, pasti tidak asli atau ayat tambahan. Bahkan dalam beberapa Alkitab, ayat yang di kurung kurawal, seperti itu sudah dihilangkan. Didalam Alkitab, terdapat sekitar 17 (tujuh belas) ayat yang di kurung kurawal, yang diakui ayat sisipan atau tidak asli.  



Setiap yang terhitung di antara orang-orang durhaka, pasti bukan Tuhan. Yesus terhitung di antara orang-orang durhaka, berarti Yesus bukan Tuhan.



Jika penulis Alkitab menempatkan Yesus (Nabi Isa) terhitung diantara orang-orang durhaka, justru Al Qur’an sangat membela Yesus (Nabi Isa) dengan memuliakannya, sebagaimana firman-Nya sebagai berikut : (Jibril) berkata, “Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs 19 Maryami 19). Perlu diketahui, kitab suci Al Qur’an yang umumnya tidak diakui oleh umat Kristiani, justru sangat membela Nabi Isa (Yesus), karena Yesus (Nabi Isa) adalah nabi kami umat Islam juga. Jadi Al Qur’an membela dan mendudukan Nabi Isa as (Yesus) sesuai pada porsinya sebagai hamba Allah yang suci. 57. Kata Malaikat bahwa Yesus adalah orang Nazret “Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk disebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut, tetapi orang muda (Malaikat) itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada disini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.” (Markus 16:5-6) Pada ayat tersebut, malaikat memberi kesaksian bahwa Yesus itu adalah orang Nazaret yang telah dibangkitkan Tuhan dari kuburnya. Malaikat saja tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, tapi hanyalah manusia biasa yang berasal dari Nazaret. Dan malaikat juga tahu bahwa Yesus itu dibangkitkan oleh Tuhan dari kuburnya. Ini membuktikan, Yesus itu bukan Tuhan.     



Siapapun orang yang berasal dari Nazaret, pasti dia itu adalah manusia, dan bukan Tuhan. Yesus orang dari Nazaret, berarti Yesus itu orang, bukan Tuhan. Setiap yang dibangkitkan Tuhan dari kuburnya, pasti bukan Tuhan. Yesus dibangkitkan oleh Tuhan dari kuburnya, berarti Yesus bukan Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan yang mana lagi yang membangkitkan diriny dari kubur?



58. Yesus duduk disebelah kanan Allah “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk disebelah kanan Allah.” (Markus 16:19). Penulis Alkitab menulis bahwa Yesus terangkat ke sorga lalu duduk disebelah kanan Allah. Terangkatnya Yesus ke sorga, bukan berarti bahwa dengan kekuatannya sendiri lalu dia naik dan terbang atau melayang ke langit, lalu duduk disebelah kanannya Allah. Yang mengangkat



beliau (Yesus/Nabi Isa as) ke langit adalah Allah itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut :    



Setiap yang diangkat ke surga, pasti yang mengangkatnya, yaitu Tuhan. Yesus di angkat ke surga oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang duduk disebelah kanan Tuhan, pasti bukan Tuhan, Yesus duduk di sebelah kanan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



Jika Yesus itu Tuhan, dan kemudian dia duduk di sebelah kanannya Tuhan, kalau begitu siapa yang disebelah kirinya itu, Tuhan juga? 59. Maria mengandung kemudian melahirkan Yesus “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engaku menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:31). Injil Lukas juga berbicara tentang nubuat Yesus yang akan dikandung dan dilahirkan oleh wanita. Tuhan menubuatkan kelahirannya Yesus melalui kandungan seorang wanita yang bernama Maria. Yang namanya dikandung dan dilahirkan oleh wanita, pasti dia itu makhluk ciptaan-Nya seorang anak manusia, bukan Tuhan. Tidak mungkin jika Tuhan yang menubuatkan akan dilahirkan sendiri menjadi manusia yang berproses selama lebih kurang sembilan bulan.  



Setiap yang dikandung dan dilahirkan oleh wanita, pastilah manusia, bukan Tuhan. Yesus dikandung dan dilahirkan oleh manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.



Nubuat kelahiran Yesus yang lahir dari Ruh Kudus, juga diceritakan dalam Qs 19:19 seperti yang telah kami kemukakan diatas tadi. Al Qur’an menyebutkan bahwa penciptaan Nabi Isa (Yesus) sama seperti penciptaan Nabi Adam sebagaimana dinyatakan pada Qs 3 Ali Imran 59 berikut ini : “Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” maka jadilah dia.” (Qs 3 Ali Imran 59) Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa :  



Setiap yang dijadikan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus dijadikan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



60. Yesus lahir di kota nabi Daud “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas 2:11) Ayat tersebut adalah ucapan dari Malaikat di padang kepada para gembala ternak, yang mengabarkan bahwa pada hari itu telah lahir telah dilahirkan seorang juruselamat yang bernama Kristus, Tuhan, di kota Daud.



 



Siapa saja yang dilahirkan di kota Daud, pasti bukan Tuhan. Yesus dilahirkan di Kota Daud, berarti Yesus bukan Tuhan.



Rasanya ayat tersebut (Lukas 2:11) tadi, janggal sekali, sebab bagaimana mungkin Malaikat bisa mengatakan telah lahir Kristus, Tuhan. Dalam berbagai terjemahan Alkitab yang berbahasa Inggris, Yesus itu diterjemahkan dengan kata Lord, sementara Tuhan (Allah) diterjemahkan dengan kata God. Sebenarnya dalam kamus bahasa Inggris, kata Lord berarti Tuan, bukan Tuhan! Dalam pengertian apa pun kata “Tuan” tidak sama dengan kata “Tuhan”. Contoh dalam berbagai Alkitab versi bahasa Inggris ayat tersebut berbunyi sebagai berikut : Alkitab King James Version “For unto you is born this day in the city of David a Savior, which is Christ the Lord.” Alkitab today’s English Version. “This very day in David’s town your Savior was born-Christ the Lord!” Alkitab Contemporary English Version. “This very day in King David’s hometown a Savior was born for you. He is Christ the Lord.” Alkitab Revised Standard Version mengatakan : “For to you is born this day in the city of David a Savior, who is Christ the Lord.” Alkitab the Reader’s Digest Bible : “For to you is born this day in the city of David a Savior, who is Christ the Lord.” Dari kelima versi Alkitab bahasa Inggris ini, semuanya menyebut yesus dengan kata “Christ the Lord,” bukan “Christ the God.” Lord (tuan) sedangkan God (Tuhan). Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 61. Yesus mempunyai orang tua “Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.” Ayat tersebut menceritakan bagaimana Yesus yang masih anak-anak setiap tahun dibawa oleh orang tuanya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika itu Yesus baru berumur dua belas tahun. Jika Yesus itu Tuhan, tentu kedua orangtuanya yang lebih mengetahuinya daripada para penulis Injil. Tetapi kedua orangtuanya tidak pernah mengatakan atau memberi kesaksian bahwa anak mereka adalah Tuhan. Bahkan sampai keduaorangtuanya mati, tidak



sekalipun mereka mengatakan bahwa anak mereka itu adalah Tuhan yang harus disembah oleh umat manusia.      



Setiap yang mempunyai orang tua, pasti bukan Tuhan. Yesus mempunyai orang tua, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang diasuh oleh orangtuanya, pasti bukan Tuhan. Yesus diasuh oleh kedua orangtuanya, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang pernah berumur 12 tahun, pasti bukan Tuhan. Yesus berumur 12 tahun, berarti Yesus bukan Tuhan. Sebab Tuhan tidak mengenal umur atau usia.



62. Yesus dikhitan atau disunat “Dan ketika genap delapan hari dan ia harus disunatkan, ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21). Orang yang paling mengetahui siapa sebenarnya anaknya adalah orangtuanya sendiri, apalagi ibunya yang melahirkannya. Belum pernah terbesit dalam mulut ibunya (Maryam) mengatakan atau memberikan kesaksian kepada umat manusia saat itu, bahwa anaknya yang dia lahirkan itu bernama Yesus adalah Tuhan atau Allah itu sendiri yang menjelma jadi manusia. Ibu dan bapaknya menyunatkan Yesus tepat pada hari ke delapan sesuai dengan firman Allah kepada mereka yaitu dalam kitab Kejadian 17:12 yang berbunyi : “Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun temurun ….” Jika Yesus itu Tuhan, apakah Tuhan perlu bersunat? Karena Yesus itu manusia, maka dia wajib bersunat, mengikuti perintah Tuhan.    



Setiap yang bersunat, karena mengikuti perintah Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus disunat karena mengikuti perintah Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dikandung oleh ibunya, pasti bukan Tuhan. Yesus dikandung oleh ibunya, berarti Yesus bukan Tuhan.



63. Yesus diserahkan kepada Tuhan “Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkannya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hokum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” (Lukas 2:22-23). Menurut Alkitab setiap anak lak-laki harus ditahirkan (disucikan) menurut Hukum Taurat Musa, termasuk Yesus harus mengikuti hokum taurat Musa untuk disucikan dan dikuduskan oleh Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, apakah perlu Tuhan harus disucikan dan dikuduskan lagi? Jika Yesus itu Tuhan, berarti dia sendiri Yang Maha Suci dan Maha Kudus bukan? Timbul pertanyaan, apakah Tuhan perlu disucikan dan dikuduskan lagi oleh Tuhan?? 



Setiap yang diserahkan untuk ditahirkan (disucikan) kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.



  



Yesus diserahkan untuk ditahirkan (disucikan) kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang dikuduskan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus dikuduskan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



64. Yesus dipanggil “Anak” oleh kedua orang tuanya “Dan ketika orang tuanya melihat dia, tercenganglah merea, lalau kata ibunya kepadanya: “Nak, mengapa kamu berbuat demikian terhadap kami? Bapamu dan aku cemas mencari Engkau.” (Lukas 2:48). Seperti sudah dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya, bahwa yang paling mengetahui siapa anaknya, adalah ibunya yang melahirkan dia. Ibu bapaknya memanggil Yesus dengan sebutan “nak”, berarti Yesus itu adalah anak mereka, anak manusia, bukan Tuhan! Sangat tidak masuk akal jika Tuhan punya orang tua, ibu dan ayah. Buktinya tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab, dimana ibunya dan bapaknya pernah menyembah kepada Yesus anaknya sebagai Tuhan atau Allah itu sendiri. Dan tidak sekalipun ibu bapaknya memberikan kesaksian kepada umat manusia pada saat itu, bahwa anaknya yang bernama Yesus adalah Allah atau Tuhan semesta alam yang harus disembah oleh semua manusia, karena dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, tidak pernah! Jika ibu bapaknya pernah mengatakan bahwa anak yang dilahirkan itu bernama Tuhan, tentu para penulis injil akan mengabadikannya dalam injil.    



Setiap yang punya orang tua, pasti bukan Tuhan. Yesus punya orang tua, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap orang yang dipanggil “anak”, pasti bukan Tuhan. Yesus dipanggil “anak”, berarti Yesus bukan Tuhan.



65. Yesus diasuh ibunya dan semakin besar dan semakin dikasihi Allah “Lalu Ia pulang bersama-sama dengan mereka ke Nazaret; dan ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan sema perkara di dalam hatinya. (52) dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:51-52) Ayat tersebut mengisahkan tentang perbuatan Yesus ketika dia berumur dua belas tahun sudah mulai berdakwah. Karena Yesus sering pergi tanpa setahu orang tuanya, maka cemaslah orang tuanya mencari-cari dia. Setelah ditemukan, mereka membawa pulang anak itu yang masih berumur dua belas tahun yaitu Yesus. Yesus diasuh oleh orang tuanya dan semakin bertambah besar dan semakin dikasihi oleh Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana mungkin Tuhan sejak dilahirkan sampai dewasa diasuh oleh manusia selama puluhan tahun. Jika Yesus itu Tuhan, maka orang pertama yang paling tahu, adalah ibunya yang mengandung, melahirkan dan merawatnya.     



Setiap yang diasuh oleh ibunya, pasti bukan Tuhan. Yesus diasuh oleh ibunya, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tumbuh semakin besar, pasti bukan Tuhan. Yesus tumbuh semakin besar, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang semakin dikasihi oleh Tuhan, pasti bukan Tahun.







Yesus semakin dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



66. Yesus memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun “Ketika yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli.” (Lukas 3:23). Ayat tersebut menceritakan tentang silsilah  Yesus yang memulai pekerjaannya ketika dia berumur kira-kira tiga puluh tahun. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana mungkin Tuhan baru memulai bekerja ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun?? Tentu menjadi pertanyaan, sebelum berumur tiga puluh tahun, apa saja yang dia kerjakan? Di dalam Alkitab disebutkan bahwa Yesus mulai berdakwah pada usia dua belas tahun dan selama 17 (tujuh belas) tahun hilang riwayat-Nya dalam Alkitab. Dan baru pada usia tiga puluh tahun muncul memulai pekerjaannya. Lebih aneh lagi bagaiman penulis Alkitab menulis “menurut anggapan orang” ia adalah anak Yusuf, anak Eli …” Sangat tidak masuk akal jika ayat tersebut adalah firman Tuhan. Jika firman Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan memberikan wahyunya berdasarkan “menuru anggapan orang”.    



Setiap yang memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun, pasti bukan Tuhan. Yesus memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang hanya “menurut anggapan orang”, pasti bukan Tuhan. Yesus dikatakan “menurut anggapan orang” berarti Yesus bukan Tuhan.



67. Yesus dibawa Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai iblis “Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari  sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ ia tinggal empat puluh hari empat lamanya dan dicobai iblis. Selama disitu ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu ia lapar. Dikisahkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Selama dicoba, Yesus berpuasa empat puluh hari tidak makan dan tidak minum, setelah itu barulah Yesus merasa lapar. Jika Yesus itu Tuhan dan Roh Kudus itupun Tuhan juga, berarti Tuhan dibawa oleh Tuhan. Yang lebih aneh lagi, yaitu Tuhan kok dicobai Iblis. Mestinya Tuhan mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Dan jika Yesus itu Tuhan, mustahil merasakan lapar.      



Setiap yang dibawa Roh Kudus, pasti bukan Tuhan. Yesus dibawa oleh Roh Kudus, berarti Yesus bukan Tuhan Setiap yang dicoba oleh Iblis, pasti bukan Tuhan. Yesus dicobai oleh Iblis, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang merasakan lapar, pasti bukan Tuhan Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.



68. Roh Tuhan ada pada Yesus yang mengaku sebagai Utusan Tuhan



“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik keapda orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku.” (Lukas 4:18). Ayat ini seperti ucapan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa Roh Tuhan ada dalam dirinya dan katanya Tuhan telah mengurapinya. Padahal ayat tersebut sebenarnya bukan ucapan Yesus, tetapi tulisan yang dibacakan dalam kitab Nabi Yesaya 61:1 yang sebenarnya bukan ditujukan kepada dirinya. Perhatikan bunyi kitab Yesaya 61:1 sebagai berikut : “Roh Tuhan Allah adau padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi Aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orangorang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara ….. Kata-kata “padaku” dan “Aku” dalam injil Lukas 4:18 pakai huruf capital, adalah kata ganti untuk pribadi Yesus. Sementara kata-kata “padaku” dan aku dalam kitab Yesaya 61:1 memakai huruf kecil, adalah bukan ditujukan kepada Yesus, karena saat itu Yesus belum lahir. Seandainya injil Lukas 4:18 tersebut ditujukan kepada Yesus, kesimpulannya adalah sebagai berikut :      



Setiap yang diberi Roh oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus diberi Roh oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap diurapi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus diurapi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan Yesus diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



69. Yesus orang Nazaret yang kudus dari Allah “Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:”Hai Engkau, Yesus orang nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Lukas 4:33-34) Manusia jaman dahulu yang hidup se zaman dengan yesus, tahu bahwa yesus bukan Tuhan. Orang yang kerasukan setanpun tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, melainkan dia adalah orang yang berasal dari Nazaret dan orang kudus yang datang (diutus) oleh Allah. Jika mereka tahu Yesus adalah Tuhan, tentu teriakan mereka berbunyi, “Hai Engkau Tuhan, Engkau adalah Tuhan kami.”    



Setiap orang berasal dari Nazaret, pasti bukan Tuhan. Yesus berasal dari Nazaret, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap orang kudus yang datang dari Tuhan, pasti bukan Tuhan Yesus orang kudus yang datang dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



70. Yesus bersama ibu dan saudara kandungnya



“Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kapada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudarasaudar-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.”Tetapi ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengar-kan firman Allah dan melakukannya. “ (Lukas 8:19-21) Ayat diatas ini menceritakan bahwa ibunya dan saudara-saudaranya  sedang mencari Yesus. Setelah ketahuan dimana Yesus itu berada, seseorang memberitahukannya kepada Yesus bahwa ibunya dan saudara-saudaranya ingin bertemu dengannya. Tetapi Yesus menjawab pada orang tersebut, “Ibuku dan saudara-saudaraku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Jawaban Yesus yang tidak mencerminkan sebagai seorang anak yang sholeh. Ucapan Yesus tersebut sangat merendahkan ibu dan saudara-saudaranya. Makna-nya sama saja Yesus mengatakan bahwa mereka (ibunya dan saudara-saudaranya) bukan orang-orang yang mendengar dan melakukan perintah Allah. Atau sama saja bahwa Ibu-nya dan saudara-saudaranya tidak termasuk orang-orang yang taat pada Allah Na’udzubillahimindzalik!!.  



Setiap yang punya ibu dan saudara-saudara kandung, pasti bukan Tuhan. Yesus punya ibu dan saudara kandung, berarti Yesus bukan Tuhan.



Jika didalam Alkitab Yesus merendahkan dan melecehkan ibunya, justru di dalam kitab suci Al Qur’an, Yesus atau Nabi Isa as sangat taat dan memuliakan orang tuanya. Hal itu dapat kita baca dalam Al Qur’an surat 19 Maryam ayat 31-32 sebagai berikut : “Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan aku salat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. 19 Maryam : 31-32) Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 71. Yesus dipanggil “Guru” oleh muridnya “Maka datnglah murid-murid-Nya membangungkan Dia, katanya : “Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angina dan air yang mengamuk itu. Dan angina dan air itu pun reda dan danau menjadi teduh.” (Lukas 8:24) Kita tahu Yesus punya dua belas orang murid. Mereka hidup bersama-sama dengan Yesus. Mereka memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini berarti bahwa mereka tahu bahwa Yesus hanyalah seorang guru, bukan Tuhan. Makanya dalam banyak ayat lain, muridmuridnya memanggil Yesus dengan sebutan “Rabi” yang artinya juga “Guru”. Bahkan tidak kurang dari tiga belas ayat dimana Yesus dipanggil “Rabi” oleh orang lain dan muridmuridnya. Diantaranya ayat dibawah ini :



“Kata Petrus kepada Yesus : “Rabi, betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Baiklah kai dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Markus 9:5) “Kata Natanel kepada-Nya :”Rabi Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yohanes 1:49). “Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya : “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” (Yohanes 6:25).  



Setiap yang dipanggil “Guru” atau “Rabi” pasti hanyalah guru, bukan Tuhan. Yesus dipanggil “Guru “ atau “Rabi”, berarti Yesus bukan Tuhan.



72. Yesus ketakutan pada malaikat dan semakin bersungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan “Maka seseorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. (44) Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44). Malaikat yang memberi kekuatan kepada Yesus adalah malaikat utusan Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana mungkin Yesus ketakukan kepada seorang malaikat? Ini berarti malaikat lebih tinggi kekuasaannya dari pada Yesus. Dengan semakin bersungguh-sungguh Yesus berdoa, ini menandakan bahwa Yesus ketakutan dengan datangnya malaikat utusan Tuhan tersebut. Jika Yesus itu seorang Nabi, sangat wajar sekali jika dia merasa ketakutan, karena dia hanyalah seorang manusia biasa utusan Allah. Tentu akan sangat merendahkan ketuhanan Yesus sendiri, jika dia sebagai Tuhan harus mengalami ketakutan kepada seorang malaikat saja.        



Setiap yang takut kepada malikat Tuhan, pasti dia bukan Tuhan. Yesus ketakutan kepada malaikat Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menerima kekuatan dari malaikat, pasti bukan Tuhan. Yesus menerima kekuatan dari malaikat, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus semakin sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, pasti bukan Tuhan. Yesus mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, berarti Yesus bukan Tuhan.



73. Yesus menyerahkan nyawanya “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46) Diatas kayu salib, sebelum mati, Yesus berseru dengan suara nyaring kepada Tuhannya sambil menyerahkan nyawanya. Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan mana lagi yang dia panggil?



Dan Yesus itu Tuhan, siapa yang mencabut dan menerima nyawanya? Apakah malaikat berani mencabut nyawanya Tuhan? Dan jika Tuhan harus mati walaupun hanya untuk beberapa hari saja, siapa yang mengendalikan alam semesta yang begitu luasya?    



Setiap yang berseru kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus berseru kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



74. Ucapan Yesus fiktif, tidak terbukti “Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkantaan-Ku, yang telah Kukatakan padamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. “Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga,…” (Lukas 24:24-46) Ucapan Yesus tersebut, sampai saat ini tidak ada seorang pendeta atau pastur, bahkan Paus yang ada di Roma-pun tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan Yesus tersebut. Jika itu benar-benar ucapan Yesus, apalagi dia sebagai Tuhan menurut agama anggapan Kristen, tentu apa yang diucapkan pasti bisa dibuktikan. Ucapan Yesus yang mengatakan bahwa ada tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Kitab para Nabi-Nabi dan Kitab Mazmr bahwa “Mesias akan menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” ternyata setelah dicek, ucapannya itu tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Ini membuktikan ucapan Yesus tersebut adalah fiktif, karena tidak bisa dibuktikan.    



Setiap yang berkata tapi tidak bisa dibuktikan, pasti bukan Tuhan. Yesus berkata tapi tidak bisa dibuktikan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara orang mati, pasti bukan Tuhan. Yesus menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara oaring mati, berarti Yesus bukan Tuhan.



75. Firman Allah itu Yesus?? Yesus itu firman Allah?? “Pada mulanya adalah firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1). Ayat tersebut bukan ucapan Yesus atau wahyu Allah kepada Yohanes, tetapi hanyalah ucapan Yohanes sendiri. Makanya dalam ayat tersebut tidak ada tanda petik. Jika firman itu adalah Yesus, dan Yesus adalah Allah itu-itu juga, kama kalau kata ‘Firman’ digantin dengan kata ‘Yesus’ akan terbaca lucu : “Pada mulanya adalah Yesus, Yesus itu bersama sama dengan Yesus dan Yesus itu adalah Yesus.”



“Pada mulanya adalah Tuhan, Tuhan itu bersama-sama dengan Tuhan dan Tuhan itu adalah Tuhan.” Pada mulanya adalah Allah, Allah itu bersama-sama dengan Allah dan Allah itu adalah Allah. Jika Firman itu bersama-sama dengan Allah, berarti Firman itu bukan Allah. Jika saya bersama Fulan, berarti saya itu bukan Fulan, karena kami berdua, bukan satu.    



Setiap yang bersama-sama dengan Allah, berarti bukan Allah. Yesus bersama-sama dengan Allah, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang berawal, pasti bukan Tuhan. Yesus berawal mula, berarti Yesus bukan Tuhan.



76. Tuhan telah menjadi manusia Yesus “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14). Maksud ayat tersebut yaitu Yesus yang Sang Firman telah menjadi manusia sebagai Anak Tunggal Bapa. Ayat ini merupakan inkarnasi Tuhan yang menjelma jadi manusia Yesus. Tentu menjadi pertanyaan, jika Tuhan atau Allah telah menjelma Yesus, apakah masih ada Allah atau Tuhan yang lain? Mestinya jawabnya sudah tidak ada Tuhan lain. Namun dalam pandangan Kristen, tetap saja masih ada Allah lain, yaitu Bapa Yesus dan juga Roh Kudus, yang ketiganya adalah satu. Itulah paham Trinitas.      



Setiap yang menjadi manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus menjadi manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menjadi Anak Tunggal Allah pasti bukan Tuhan. Yesus menjadi Anak Tunggal Allah, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menerima kemuliaan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus menerima kemuliaan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



Dalam Al Qur’an, betapa banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah itu tidak punya anak, seperti Qs 4:171, Qs 6:101, Qs 10:68, Qs 19:35, Qs 19:88-92, Qs 21:26, Qs 23:91, Qs 25:2, Qs 43:81 dll. Bahkan Allah mengecam orang-orang yang mengatakan bahwa Allah punya anak, sebagaimana contoh ayat Qur’an sebagai berikut : “Dia Pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyia anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Qs Al An’aam 101). “Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil (mempunyai) anak.” (Qs 19 Maryam 88). “Sungguh kamu telah membuat suatu kemungkaran yang amat besar.” (Qs 19 Maryanm 89).



“Hampir-hampir langit terpecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping.” (Qs 19 Maryam 90). “…disebabkan mereka mendakwakan anak bagi Yang Maha Pengasih.” (Qs 19 Maryam 91). “Tiada patut bagi Yang Maha Pengasih memiliki anak.” (Qs 19 Maryam 92). “Allah tiada mempunyai anak dan tiada Tuhan bersama-Nya, kalau sekiranya demikian niscaya tiap-tiap Tuhan membawa makhluk yang diciptakan-Nya dan sebahagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebahagian yang lain. Mahasuci Allah dari yang mereka sifatkan itu.” (Qs 23 al Mu’minuun 91). Seandainya Tuhan (Allah) benar-benar mempunyai anak sungguhan, pasti kami umat Islam akan mengkultuskan dan menyembah anak itu. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat 43 Az Zuhkruf ayat 81, jika Allah mempunyai anak, niscaya Rasulullah Muhammad saw adalah orang pertama kali yang akan menyembahnya. “Katakanlah : “JIka Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula menyembahnya.” (Qs 43 Az Zuhkruf 81). 77. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu Yesus “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Ayat ini termasuk salahs satu ayat yang paling menentukan keselamatan dunia dan akhirat. Intinya asal percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa manusia, maka dijamin masuk surga. Itu merupakan bentuk kasih Allak akan dunia ini, maka dikaruniakan-Nya kepada Anak-Nya yang tunggal, untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Jika ayat ini sangat penting, mengapa hanya Yohanes yang menulisnya, dan itupun dituls paling belakangan. Sementera tiga Injil yang duluan ditulis seperti Matius, Markus dan Lukas, tidak menulis ayat ini. Logikanya, mestinya ketiga injil duluan itulah (Matius, Markus, dan Lukas) harus memuat sabda Yesus tersebut, sebab merekalah yang duluan menulis Injil daripada Yohanes. Oleh sebab itu, jika satu injil menulis dan tiga injil diam, maka jelas ayat tersebut sangat lemah. Tetapi jika tiga injil menulis dan satu injil tidak, mungkin itu akan lebih kuat kebenarannya.  



Setiap yang menerima karunia dari Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus menerima karunia dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



78. Yesus tidak bisa mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebaba apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19).



Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, kalau tidak melihat dari apa yang dikerjakan oleh Bapanya (Tuhan). Jadi Yesus hanya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapanya yaitu Allah. Atau dengan kata lain bahwa Yesus hanyalah melakukan apa yang diperintahkan Tuhannya.    



Setiap yang tidak bisa mengerjakan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa melakukan apapun atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan, Setiap yang memanggil Tuhannya dengan nama Bapa, pasti bukan Tuhan. Yesus memanggil Tuhannya Bapa, berarti Yesus bukan Tuhan.



79. Sebagai utusan, Yesus tidak bisa berbuat & menuruti kehendaknya “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.” (Yohanes 5:30) Ayat ini merupakan pengakuan langsung dari Yesus bahwa dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri. Juga dia bersaksi bahwa dia tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Sungguh ini merupakan suatu pernyataan atau pengakuan yaitu begitu polos dan jujur dari Yesus akan keberadaan status dirinya. Dia mengaku bahwa dia hanyalah seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan! Maka wajarlah jika Yesus tidak bisa berbuat menurut kehendaknya sendiri, sebab dia bukan Tuhan tetapi hanyalah sebagai seorang nabi atau rasul yang di utus oleh Tuhan.      



Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



80. Tuhan bersaksi tentang Yesus “Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendenngar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” (Yohanes 5:37). Lagi-lagi Yesus mengaku bahwa dia diutus Tuhan. Dan Tuhan juga bersaksi akan keberadaan Yesus. Juga suara Tuhan tidak pernah ada yang mendengar, dan rupa Tuhan juga tidak ada yang melihatnya. Karena Yesus memberikan kesaksian seperti itu, wajarlah jika kita mengamininya, karena mustahil Yesus harus berbohong. Jika Yesus mengaku hanya diutus oleh Tuhan, mengapa kita harus menuhankannya? Dan jika Yesus bersaksi bahwa rupa Allah tidak pernah ada yang melihatnya, mengapa rupa Yesus dijadikan sebagai pengganti rupa Allah? 



Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.



  



Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Yesus bersaksi bahwa suara Tuhan tidak terdengar, sementara suara dia bisa terdengar, berarti Yesus bukan Tuhan. Yesus bersaksi bahwa rupa Tuhan tidak terlihat, sementara rupa dia (Yesus) bisa terlihat, itu berarti Yesus bukan Tuhan.



Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 81. Ajaran Yesus berasal dari Tuhan “Jawab Yesus kepada mereka : “Ajaranku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 7:16). Ayat tersebut merupakan jawaban Yesus terhadap orang-orang Yahudi yang merasa heran ketika Yesus mengajar di Bait Allah. Mereka heran darimana Yesus mendapat pengetahuan seperti itu tanpa belajar. Makanya Yesus menjawab bahwa ajarannya bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutusnya. Dari jawaban Yesus tersebut dapat kita simpulkan bahwa apa yang Yesus ajarakan adalah atas bimbingan dari yang mengutusnya yaitu Allah. Sebagai seorang utusan Allah, wajarlah jika Allah mudahkan dengan memberi ilmu padanya untuk berbicara atau mengajar.      



Setiap yang diberikan ilmu oleh Tuhan, pasti dia bukan Tuhan. Yesus diberi ilmu oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mendapat ajaran dari Tuhan, pasti bukan Tuhan Yesus mendapatkan ajaran dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang diutus oleh Tuhan untuk mengajar, pasti bukan Tuhan. Yesus diutus Tuhan untuk mengajar, berarti Yesus bukan Tuhan, melainkan Utusan Tuhan



82. Yesus datang atas kehendak Dia yang mengutusnya “Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru, “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku, namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:28-29). Sebelumnya beberapa orang Yerusalem heran kepada Yesus yang leluasa bisa berbicara dan mengajar di Bait Allah, padahal Yesus adalah termasuk orang yang akan mereka bunuh. Rupanya Yesus mengetahui isi hati dan rencana mereka, maka Yesus berkata seperti itu pada mereka.    



Setiap orang yang mengajar di Bait Allah, pasti bukan Tuhan. Yesus mengajar di Bait Allah, berarti Yesus itu manusia, bukan Tuhan. Setiap yang datang berasal dari Allah, pasti bukan Tuhan. Yesus datang berasal dari Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.



   



Setiap yang diutus oleh Allah, pasti dia seorang utusan Allah. Yesus diutus oleh Allah, berarti Yesus seorang utusan Allah. Setiap yang datang bukan atas kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus datang bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi atas kehendak Dia yang mengutusnya, berarti Yesus itu bukan Tuhan.



83. Yesus mengatakan apa yang dia dengar dari yang mengutusnya “Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu, akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari padanya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” (Yohanes 8:26). Yesus berkata kepada orang banyak yag tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya, dimana Yesus berkata bahwa nanti dia akan menginggalkan mereka dan pergi kepada yang mengutusnya yaitu Allah. Dan apa yang dia dengar langsung dari Tuhannya, itulah yang akan dikatakannya.    



Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukanlah Tuhan. Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti yang bukan Tuhan. Setiap yang mendengar dan mengatakan perkataan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mendengar dan mengatakan perkataan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



84. Yesus berbicara sesuai apa yang Tuhan ajarkan padanya “Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, ia menyertai aku. Ia tidak membiarkan aku sendiri, sebab aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadanya.” (Yohanes 8:28-29) Karena orang-orang tersebut masih tidak mengerti bahwa Yesus berbicara kepada mereka tentang Bapanya (Tuhannya), maka Yesus meneruskan jawabannya bahwa bila mereka meninggikan Anak Manusia, maka mereka akan tahu siapa dia sebenarnya. Yesus jelaskan bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, dia berbicara hal-hal yang diajarkan oleh Bapanya yang mengutusnya, dan dia berbuat apa saja yang berkenan kepada Bapanya (Allah) dan dia tidak sendirian, tetapi Tuhan selalu menyertainya.      



Setiap yang mengaku sebagai Anak Manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku hanya sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, berarti dia bukan Tuhan. Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



85. Tuhan lebih besar dari Yesus, walaupun mereka adalah satu “Bapaku, yang memberikan mereka kepadaku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes, 10:29-30)



Ayat tersebut merupakan jawaban Yesus kepada orang-orang Yahudi yang merasa bimbang kepadanya, apakah Yesus itu Mesias yang ditunggu-tunggu atau bukan. Mereka minta supaya Yesus berterus terang. Yesus menjelaskan, mereka yang percaya kepadanya akan menjadi dombanya. Maka Yesus berkata pada mereka :      



Setiap yang memanggil “Bapa” kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan. Yesus memanggil “Bapa” kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengaku “Tuhan lebih besar daripadanya”, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku “Tuhan lebih besar dari dirinya”, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengaku Tuhan bersama dirinya, pasti dirinya bukan Tuhan. Yesus mengaku dirinya bersama Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



86.Yesus dalam Tuhan dan Tuhan dalam Yesus “Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:38). Ayat tersebut adalah ucapan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya Yesus sebagai anak Allah, sehingga mereka tidak percaya akan apa yang dikerjakan olehnya. Maka Yesus berkata kepada mereka seperti itu. Kesimpulannya jika Tuhan itu berada dalam Yesus tidaklah berarti Yesus itu Tuhan. Sebab yang ada didalam diri Yesus itu hanyalah Ruh dari Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri yang menjelma menjadi manusia Yesus. 87. Yesus berdoa dan bersaksi dia diutus oleh Tuhan “Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata : “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 11:41-42). Ayat tersebut adalah doa Yesus kepada Allah yang memohon agar orang bernama Lazaru yang telah empat hari mati supaya dihidupkan kembali dari kuburnya. Permohonan Yesus dikabulkan oleh Allah, maka keluarlah Lazarus dari kuburnya. Alalh mengabulkan permohonan doa Yesus, untuk membuktikan kepada mereka bahwa dia benar-benar utusan Tuhan.      



Setiap yang berdoa menengadah ke langit, pasti bukan Tuhan. Yesus berdoa menengadah ke langit, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang mengucapkan syukur kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengucapkan syukur kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus diutus oleh Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.



88. Yesus mengaku bahwa dia lebih rendah dari Tuhannya



“Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yohanes 13:16-17). Ayat tersebut merupakan nasihat sekaligus teladan Yesus khusus kepada murid-muridnya, ketika dia membasuh kaki mereka sebagai tanda perpisahannya dengan mereka kelak, agar mereka mendapat bagian dalam kehidupan. Ucapan Yesus yang mengatakan kepada mereka bahwa seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya, sama saja berarti Yesus tidak lebih tinggi dari Tuhannya. Juga bahwa Yesus bahwa seorang utusan tidak lebih tinggi dari yang mengutusnya, berarti Yesus tidak lebih tinggi dari Tuhan yang mengutusnya. Ini semua membuktikan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, melainkan manusia biasa.    



Setiap yang mengaku hamba Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku dia hanyalah hamba Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap orang yang mengaku utusan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



89. Tidak seorangpun yang sampai kepada Allah tanpa melalui Yesus “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran hidup. Tidak ada seorangpun yang datang ke Bapa, kalau tidak melalui aku.” (Yohanes 14:6) Semua umat Kristen, hamper dapat dipastikan hapal diluar kepada ayat ini. Bahkan ayat ini termasuk salah satu ayat emas yang sangat diandalkan oleh umat Kristiani dimanapun mereka berada :”Akulah jalan dan kebenaran hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” justru memberikan bukti bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Yang Tuhan itu adalah Bapanya yaitu Allah SWT.  



Setiap yang mengaku datang dari Bapa (Tuhan), pasti bukan Tuhan! Yesus mengaku datang dari Bapanya (Tuhan), berarti Yesus bukan Tuhan.



90. Yesus dikendalikan oleh Allah “Tapi percayakah engkau, bahwa aku didalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang aku katakana kepadamu, tidak aku katakana dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 14:10). Ucapan Yesus tersebut beserta bukan berarti bahwa dialah Tuhan itu sendiri, tetapi Ruh yang dari Allah itu yang berada dalam dirinya. Dan apa yang Yesus lakukan sebenarnya atas bimbingan Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Sebab jika Yesus itu Tuhan, kok dalam diri Tuhan ada Tuhan lagi? Tuhan yang mana lagi?      



Setiap yang besera dengan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus beserta Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang melakukan suatu pekerjaan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus melakukan pekerjaan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang tidak bisa melakukan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan. Yesus tidak melakukan atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.



Wassalam: Ki Semar 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan Menurut Al Qur’an & Alkitab 91. Yesus minta kepada Bapa / Tuhan seorang penggantinya “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu roh kebenaran.” (Yohanes 14:15-17). Sebelumnya Yesus meninggalkan dunia ini, dia meminta kepada Bapanya (Tuhannya) agar supaya mereka memberikan seorang Rasul sebagai pengganti untuk meneruskan risalahnya.  



Setiap yang meminta seorang pengganti kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus meminta seorang pengganti, kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



Pengganti yang Yesus minta kepada Bapany (Allah) untuk menggantikannya ternyata adalah seorang yang bernama Ahmad (Muhammad). “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya,(17)  yaitu roh kebenaran.” (Yohanes 14:15-16). Yang dimaksud dengan Seorang Penolong atau Penghibur atau roh kebenaran dalam bahasa Yunani = Parlichtus / Paralectos, yang dalam bahasa Arab berasal dari akta “Hmad”, yang Nasharni jaman dulu menulis dengan kata “Ahmad” yang berarti “Yang terpuji”. Ahmad adalah nama lain dari Nabi Muhammad. Dalam Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad dan Malik, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama : Aku adalah Muhammad, dan aku adalah Ahmad, dan aku adalah Al Maahi (penghapus) karena kekufuran dihancurkan olehku. Aku adlaah Al Haasyir dimana ramai orang dikumpulkan setelah masaku. Aku adalah Al Aaqib karena tidak ada lagi nabi penutup setelahku.” Dalam Al Qur’an Nabi Isa juga bersaksi sebagai berikut : Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat, pemberi kabar gembira dengan sesudahku namanya Ahmad.” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Qs 61 ash Shaf 6) 92. Tuhan lebih besar daripada Yesus “Kamu telah mendengar, bahwa aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi AKu, kamu tentu akan bersukacita Karena aku pergi kepada Bapa Ku, sebab Bapa lebih besar dari [ada aku.” (Yohanes 14:28)



Pengakuan Yesus tersebut sangat jelas bahwa dia hanya orang kecil, tidak sama seperti Bapanya (Allah). Tapi anehnya umat Kristiani tidak mengikuti pengakuan Yesus tersebut, malah Yesus dijadikan sederajat sama dengan tuhan. Yesus berkata dengan jujur, bahwa Bapanya (Allah) lebih besar dari dia. Dan Yesus tidak mengakui atau mengatakan bahwa dia dan Bapanya (Allah) adalah sama besarnya, tidak!!    



Setiap yang pergi kepada Bapanya (Allah), pasti bukan Allah. Yesus pergi kepada Bapanya (Allah), berarti Yesus bukan Allah. Setiap yang mengaku lebih keci dari tuhannya, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku lebih kecil dari Tuhannya, berarti Yeses bukan Tuhan.



93. Yesus datang dari Tuhan dan pergi kepada Tuhan “Aku datang dari Bapa dan AKu datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yohanes 16:28) Ayat ini bukan kata-kata Yesus dalam bentuk perumpamaan atau kiasan, tetapi benar-benar dalam arti yang sesungguhnya, sehingga mudah dipahami. Anak kecil pun paham bahwa Yesus bukan Tuhan, karena Yesus tidak mengakui atau mengatakan bahwa dialah Tuhan, Allah mereka, tidak!! Dari pengakuan Yesus yang jujur dan polos tersebut bahwa dia datang dan pergi meninggalkan dunia dan menuju kepada Bapanya, dapat kita pahami dalam bentuk silogisme berikut ini:    



Setiap orang yang mengaku datang dari Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku bahwa dia datang dari TUhan, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang pergi kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan. Yesus pergi kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.



94. Yesus mengaku Allah itu Esa dan dia hanyalah utusan-Nya “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3) Kata-kata tersebut adalah doa Yesus kepada murid-muridnya sebelum dia ditangkap dan dibunuh. Sebenarnya ucapan Yesus tersebut merupakan dua kaliamt syahadat, sekaligus sebagai bukti Yesus juga mengajarkan Tauhid. Pengakuan Yesus bahwa satu-satunya yang benar adalah Allah dan dia diutus oleh Tuhan, memberikan pengertian bahwa Yesus itu bukan Tuhan, tetapi hanya seorang utusan Tuhan saja.    



Setiap yang mengaku bahwa satu satunya yang benar hanyalah Allah, berarti Allah itu tidak lebih dari satu Yesus mengaku Allah itu hanya satu satunya berarti Yesus bukan allah Setiap yang mengakui bahwa dia di utus oleh Allah, berarti dia bukan Allah. Yesus mengaku dia diutus oleh Allah, berarti Yesus bukan Allah.



Al Qur’an menjelaskan bahwa Yesus (Isa as) sendiri memberi kesaksian bahwa dia adalah seorang utusan Tuhan.



Wa idz qaala ‘iisabnu maryama yaa banii israa-iila innii rasuulullaahi ilaikum mushaddiqal lima baina yadayya minat tauraati wa mubasysyiram bi rasuuliy ya’timin ba’dismuhuu ahmadu… Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat, pemberi kabar gembira dengan sesudahku namanya Ahmad." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Qs 61 ash Shaf 6) 95. Yesus menerima firman Tuhan dan menyampaikannya “Sebab segala firman yang engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusamapikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa aku datang dari pada – Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”. (Yohanes 17:8) Dengan segala kerendahan hati Yesus mengaku bahwa dia telah menyampaikan segala firman yang Tuhan wahyukan kepadanya untuk disampaikan kepada mereka para pengikutnya, agar mereka yakin dan percaya bahwa dia itu adalah utusan yang datang dari Tuhannya. Ucapan Yesus yang polos dan berhaja tersebut, sangatlah jelas dan sudah dipahami oleh siapapun. Anak kecilpun paham dakan hal itu.      



Setiap yang mengaku mendapat dan menerima dari Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku mendapat dan menerima firman dari Tuhan, pasti bukan tuhan. Setiap yang mengaku dia datang dari Tuhan pasti bukan Tuhan. Yesus mengaku dia datang dari “Tuhan berarti Yesus bukan Tuhan Setiap yang mengaku bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti dia utusan Tuhan. Yesus mengaku dia hanya diutus oleh Tuhan, berarti dia hanya seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan !!.



96. Yesus pergi menghadap kepada Allahnya dan Allah kita “Kakta Yesus kepadanya: janganlah engkau memegang aku, sebab aku belum pergi kepada Bap’ tetapi pergilah kepada saudara – saudara – Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka sekarang akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah Ku dan Allahmu” (Yohanes 20:17). Ayat tersebut merupakan ucapan Yesus setelah kebangkitannya pada hari yang ketiga, lalu menampakkan dirinya kepada seorang wanitabernama Maria Magdalena yang sedang mencari mayat yesus. Ketika mareia Magdalena mengetahui bahwa Yesuslah yang dihadapkan dia, Maria mau memegang namun Yesus menolak dan berkata, “Jangalah engkau memegang Aku, sebab aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilahkepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku da Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu” Dari ayat yang tertulis di atas ini dapat kita pahami bahwa:



  



Setiap yang mau pergi kepada Bapanya (Allah), pasti bukan Allah. Yesus mau pergi kepada Bapanya (Allah), berti Yesus bukan Allah. Yesus mengaku akan pergi ke Bapa (Allah) dan Bapa kita (Allah), berati Yesus bukan Allah. Tuhan yang Yesus sembah adalah Tuhan!.



Dalam Al Qur’an Qs. 43 Az Zuhkruf 64 dan Qs. 3 Ali Imran 51, Isa as menyuruh pengikutnya, Bani Israil, untuk menyembah hanya Allah Tuhanku dan Allah Tuhanmu. “Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, Inilah jalan-jalan yang lurus” (Qs 43 Az Zukruf 64). 97. Mukjizat Yesus berasal dari Tuhan “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ia Yesus dari Nazaret, seorang yang telah menentukanAllah dan yang dinyatkan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengn perantaraan Dia (Yesus) di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu”. Ayat tersebut bukan ucapan Yesus, tapi adalah kotbah Petrus dihadapan murid-murid Yesus tentang kematian Yesus yang dibunuh dan bangkit pada hari kitiga. Dari bunyi ayat tersebut, dapat kita pahami sebagai berikut :      



Setiap orang yang ditentukan oleh Allah, pasti bukan Allah. Yesus adalah orang yang ditentukan oleh Allah, berarti yesus bukan Allah. Setiap yang membuat mukjizat dengan kekuatan Allah, pasti bukan Allah Yesus bermukjizat atas kekuatan dari Allah, berarti Yesus bukan Allah. Setiap yang menjajdi perantara Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus menjadi perantara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!!.



Mukjizat Yesus sehebat apapun tidak berarti Yesus itu Tuhan. Dan semua itu bisa terjadi bukan atas kehbatannya sendiri. Tetapi karena atas izin Allah Swt. (Qs. 3:49, Qs. 2:87,253) 98. Yesus dijadikan Tuhan ??? “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kisah Rasul 2 :36). Masih dalah konteks kotbah Petrus kepada murid-murid Yesus, dia katakana bahwa orang Esrael harus tahu bahaw Allah telah membangkitkan Yesus yang disalibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus. Rasanya sangat janggal bahwa Allah menjadika Yesus sebagai Tuhan.  



Setiap yang dibangkitkan oleh Allah, pasti bukan Allah. Yesus dibangkitkan oleh Allah, Allah berarti Yesus bukan Allah.



Jika Allah menjadi Yesus Tuhan, berate ada tuhan selain Allah. Jika Yesus sudah dijadikan Tuhan, bearti Tuhan itu lebih dari satu. Padahal Yesus beraksi dalan Injil Markus 12: 29, bahwa Tuhan itu Esa. Ini berarti dia itu bukan Tuhan.



“Jawab Yesus: “Hukum ynag terutama ialah Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa “ (Markus 12:29) Al Qur’an juga mengatakan bahwa Allah itu Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya dlam Qs. 2: 133, Qs 2:163, Qs 4:171, Qs 5:73, Qs 6:19, Qs 9:31, Qs 12:39, Qs 37:4, Qs 38:65, Qs 39:4, Qs 40:16, Qs 41:6, Qs 112:1, dan lain-lain. Kita dapat mengambil contohnya sebagai berikut : “Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa; tidak Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.” (2) (Qs 2 Al Baqarah 163). “Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Esa.” (Qs 37 Ash Shaaffaat 4). “Katakanlah, “Dia-lah Allah yang Maha Esa.” (Qs 112 AL Ikhlas 1). 99.  Yesus berdiri sebelah kanan Allah “Lalu katanya : “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri disebelah kanan Allah.” (Kisah Rasul 7:56). Ayat tersebut adalah ucapan Stefanus dan bukan ucapan dari Yesus sendiri. Penglihatan Stefanus tersebut sungguh tidak rasional. Bagaimana Stefanus bisa melihat bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah? Jika Yesus yang adalah Anak Manusia berdiri disebelah kanan Allah, sementara Yesus itu sendir adalah Tuhan (Allah), berarti ada dua Allah. Allah yang satu berdiri disebelah kanan dan Allah yang satu lagi berdiri disebelah kiri.    



Setiap yang disebut Anak Manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus disebut sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang berdiri disebelah kanan Tuhan, pasti bukan Tuhan. Yesus berdiri disebelah kanan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.



100. Allah membangkitkan Yesus sebagai juruselamat bagi orang Israel “Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (Kisah Rasul 13:23). Yang dimaksud dengan “dari keturunannya” yaitu dari keturunan Daud. Paulus mengatakan, dari keturunan Daud inilah akan lahir seorang juruselamat bagi orang Israel yang bernama Yesus. Dengan demikian dapatlah kita simpulkan bahwa sesungguhnya Yesus itu adalah Juruselamat, tapi hanya Juruselamat bagi kaumnya saja, yaitu Bani Israel.  



Setiap orang yang dibangkitkan oleh Allah, pasti bukan Allah. Yesus dibangkitkan oleh Allah, berarti Yesus bukan Allah.



Bahkan dalam Injil Matius 15:24, yesus sendiri mengaku dia diutus hanya untuk umat Israel. Jawab Yesus : “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24) 101. Allah itu Esa dan Yesus serahkan dirinya menebus dosa



“Karena Allah itu Esa dan esa pula dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” (1 Timotius 2:5-6). Nasihat Timotius tersebut merupakan kesaksian dia terhadap orang-orang non Yahudi, bahwa apa yang dia ajarkan itu adalah benar dan dia tidak berdusta. Dari bunyi ayat tersebut, dapat kita simpulkan :      



Setiap yang mengatakan Tuhan itu Esa, pasti Tuhan tidak lebih dari satu. Jika Tuhan itu Esa dan tidak lebih dari satu, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menjadi perantara antara Tuhan dan manusia, pasti bukan Tuhan. Yesus menjadi perantara Tuhan dengan manusia, berarti Yesus bukan Tuhan. Setiap yang menyerahkan dirinya menjadi tebusan bagi manusia, pasti adalah manusia, bukan Tuhan. Yesus menyerahkan dirinya menjadi tebusan bagi manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.



Ayat ke 101 (terakhir) ini berbicara tentang Yesus sebagai penebus dosa manusia, yang menurut umat Kristiani Yesus mati dalam rangka untuk menebus dosa-doa manusia. Nah bagaimana para ilmuan tentang hal itu? Simak pendapat mereka sebagai berikut : Socianus (1539 – 1604) “Jika pengorbanan Yesus adalah mutlak dan tidak terbatas meliputi segalanya, maka manusia boleh bebas sepenuhnya berbuat sesuka hatinya. Dan jika doktrin penebusan dosa benar, maka humum Tuhan tidak lagi berlaku mengikat hamba-Nya, karena hukuman atas segala dosa telah dibayar oleh Yesus.” Dr. Cruden Alexander “Bahwa untuk tujuan pengorbanan seperti yang ditimpakan kepada Yesus dengan penderitaan dan kesengsaraan yang amat mengerikan, itu sangat memuakkan bagi pemikiran manusia modern dan dianggap suatu doktrin yang sangat menyeramkan.” George Bernard Shaw “Saya lebih suka memikul tanggung jawab moral saya, tidaklah baik lagi saya untuk membebankan dosa-dosa pada kambing hitam penebus dosa. Saya akan kurang berhati-hati terhadap dosa, apabila saya tahu bahwa hal itu sama sekali tidak merugikan saya.” William Ellery Charing (1780 – 1842) “Pengorbanan itu harus manusia yang melakukan untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia. Jika Yesus itu Tuhan, mengapa justru Tuhan yang mengorbankan diri-Nya untuk manusia? Ini tidak masuk akal sehat! Tuhan dapat saja mengampuni dosa-dosa manusia dengan tidak menggunakan kekerasan dan cara yang keji.” (disiksa sampai mati dipaku dikayu salib Bagaimana Dosa Menurut Islam?



Menurut pandangan Islam, apa pun dosa yang dilakukan oleh manusia, Allah SWT akan mengampuninya, asalkan dia benar-benar mau bertobat dengan sungguh-sungguh, dan berjanji tidak akan melakukannya. Semua dosa bisa Allah ampuni, kecuali dosa syirik. Simaklah firman Allah dalam Al Qur’an berikut ini : “Katakanlah, “Hai hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs 39 Az Zumar 53). Dalam pandangan Islam, dosa ditanggung oleh masing-masing pelakunya. Seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain : “Bahwa tidaklah seseorang yang berdosa akan menanggung dosa yang lain.” (Qs 53 An Najm 38-39) Kesimpulan Dari 101 Alasan yang telah diuraikan, jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan, tetapi dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul Allah yang diutus untuk kaumnya yaitu Bani Israil. Pada keempat Injil semuanya Yesus katakana bahwa dia hanyalah seorang Nabi, dan bukan Tuhan. Perhatikan ucapan Yesus pada empat Injil : “Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” (Matius 13:57). “Dan katanya lagi : “AKu berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” (Lukas 4:24). “Sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.” (Yohanes 4:44). Orang-orang yang hidup sezaman dengan Yesus juga tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, tetapi hanyalah seorang nabi. “Dan orang banyak itu menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di galilea.” (Matius 21:11). Dalam Al Qur’an, Nabi Isa as memberi kesaksian bahwa dia tidak pernah mengatakan dan tidak mengajarkan bahwa dia adalah Tuhan. “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putera Maryam, adakah engkau mengatakan kepada manusia, “Jadikanlah aku dan ibuku menjadi dua Tuhan selain Allah? Isa menjawab, “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan  apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib; (Qs 5 Al Maaidah 116).



Dari keterangan Alkitab dan Al Qur’an sama-sama mengatakan bahwa : YESUS (ISA AS) HANYALAH SEORANG NABI, BUKAN TUHAN !!! “kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?” (Yesaya 46:5). “Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!” (Yesaya 45:21) Wassalam: Ki Semar NABI ISA AKAN TURUN KEMBALI KE BUMI..? Dra. Nuryanah, M.Ag (Guru PAI SMK Negeri 7 Bandung) _ Elaborasi Tanya Jawab Bersama Ustadz Aam Amiruddin (Percikan Iman) di Radio OZ Bandung _ Bismillahirrahmanirrahim  Apakah benar bahwa Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit dan akan turun kembali ke bumi untuk menghancurkan salib-salib?  JAWAB:  Agama kristen percaya tentang kenaikan Isa dan Nabi Isa dibiarkan oleh Tuhan untuk disalib dan akhirnya wafat ditiang salib. Menurut kepercayaan Islam bahwa Nabi Isa tidak mati dibunuh tetapi yang dibunuh itu adalah seseorang yang menentang Nabi Isa yang diserupakan dengan Nabi Isa. a.s. “Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah “Isa. (QS. An Nisa/4: 157). “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada Nya. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana” (QS. An Nisa/4: 158). Kalimat “Allah telah mengangkat Isa” Umat Islam percaya bahwa N. Isa diangkat dan “naik” ke sisi Tuhan. Ada sebagaian umat Islam yang memahami redaksi tersebut secara harfiah, mereka percaya bahwa Nabi. Isa belum mati dan sekarang masih hidup di langit dan suatu saat akan turun ke bumi untuk meluruskan kekeliruan-kekeliruan umatnya. Pendapat tersebut menurut sebagian pakar Al Quran dan Al Hadits, tidak mempunyai dasar yang kuat.



Menurut M Quraisy Shihab, kalimat “Allah mengangkat Isa” dipahami dalam pengertian majazi yakni Allah mengangkat derajat Nabi Isa ke sisi Nya. Jadi pendapat tentang Nabi Isa a.s. sekarang masih hidup di langit dan akan turun lagi ke bumi adalah tidak wajib percaya, karena tidak terdapat dalam rukun iman dan hadits-hadits yang menerangkan Nabi Isa akan turun ke bumi, semuanya tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tidak ada satu pun hadits-hadits tersebut mutawatir. Menurut Sayyid Kutub, dalam permasalahan yang berhubungan dengan kepercayan/keimanan harus pada hadits yang derajat yakin yaitu mutawatir. Hadits tersebut walaupun banyak jumlahnya semuanya bermuara pada dua orang saja yaitu ka’ab al Ahbar dan Wahab bin Munabbin. Kedua orang tersebut mantan penganut agama Kristen. Banyak ulama yang menilai bahwa informasi tentang kehidupan Nabi Isa di langit dan akan turun ke bumi pada hakikatnya bersumber dari sisa kepercayaan kedua perawi hadits-hadits tersebut. Menurut M Quraish Shihab ayat 55 dalam Surat Ali Imran yang berbunyi “…Dan Aku (Allah) akan mengangkatmu ke sisi Ku…” bukanlah dalam pengertian diangkat fisiknya, melainkan di angkat derajatnya ke sisi Allah. “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “hai Isa, sesungguhnya aku mutawaffiika dan mengangkat kamu kepada Ku” (QS. Ali Imran/3: 55). Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mewafatkan (mutawaffiika) Nabi Isa dalam arti Nabi Isa sudah wafat. Jadi, Nabi Isa tidak akan kembali turun ke bumi karena Nabi Isa sudah wafat.  Ustadz, mohon penjelasannya, apa yang dimaksud dengan akan datangnya Imam Mahdi.  JAWAB:  Keterangan tentang suatu ketika akan datang Imam Mahdi tidak ada dalam Al Quran. Adapun Hadits yang menerangkan Imam Mahdi, diantaranya; “Rasulullah saw bersabda: “Al Mahdi (berasal) dariku, luas keningnya, bengkok hidungnya, memenuhi bumi dengan persamaan dan keadilan, yang (sebelumnya) dipenuhi kezaliman dan ketidak – adilan, dia berkuasa selama tujuh tahun.” (Sunan Abu dawud). Mahdiisme (dari ”Al Mahdi”, yang artinya ”Yang diberi petunjuk” ) adalah paham yang dipegang banyak kaum muslim baik dari kalangan sunni maupun syiah. Menurut Azyumardi Azra, munculnya paham ini banyak terkait dengan berbagai faktor sosio-politik. Istilah “al Mahdi” tidak terdapat dalam Al Quran. Istilah yang digunakan dalam kitab suci ini adalah :”al Muhtadi, man yahdil lahu fahuwa al muhtadi”.



“Barangsiapa yang diberi petunjuk (yahdi) oleh Allah maka dialah yang mendapat petunjuk (muhtadi); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka mereka termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al’Araf/7: 178). “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Nya, maka kamu tak akan mendapat seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al kahfi/18: 17). Yang sederhananya berarti ”Orang yang menerima petunjuk untuk dirinya sendiri”. Jadi, dalam pemakaian Al Quran, al Muhtadi adalah “mendapat petunjuk Tuhan”. Begitu juga kitab hadits Shahih Bukhari atau shahih Muslim tidak memuat hadits-hadits yang berkenaan dengan Al Mahdi. Dalam kitab-kitab kumpulan hadits lain pada umumnya memberikan bagian cukup “substansial” bagi hadits-hadits tentang Al Mahdi, termasuk musnad Ahmad Ibn Hanbal, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu majah. Sumber-sumber ajaran syi’ah bisa diduga lebih kaya lagi dengan pembahasan tentang Al Mahdi, karena mahdiisme merupakan salah satu dokrin teologis sentral syi’ah. demikian menurut Azyumardi Azra. Terdapat ulama dan pemikir muslim mempertanyakan keshahihan hadits-hadits tentang Al Mahdi dan membantahnya dengan hadits-hadits lain, misalnya, “ Tidak ada Al Mahdi, yang ada hanyalah Isa Ibnu Maryam (yang kelak muncul di akhir zaman). Salah seorang pengkritik terkeras dari sejarawan; Ibnu Khaldun, setelah mendaftar 24 hadits dan 6 variannya, dia mengatakan tidak satupun hadits tersebut bisa dipercaya meski diantara sanad haditshadits itu terdapat sahabat-sahabat terkemuka semacam Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Thalhah, Ibnu Mas’ud atau Abu Hurairah. Menurut Azyumardi Azra, sangat boleh jadi berbagai hadits tentang Al Mahdi merupakan hasil rekayasa untuk kepentingan-kepentingan politik, apakah dari kalangan sunni maupun syi’i. Tetapi terlepas dari itu, sulit menolak sama sekali, bahwa Al Mahdi aktual akan muncul kelak . Apalagi sebagian besar muslim, khususnya sunni, percaya bahwa Tuhan setiap akhir seratus atau bahkan seribu tahun mengutus seorang mujaddid (pembaru) untuk memperbarui akidah dan ibadah kaum muslimin. Para mujaddid ini tentu saja merupakan tokoh historis, tetapi juga bisa tokoh eskatologis yang muncul di masa depan, seperti Al mahdi. Para mujaddid historis pada umumnya bebas dari aura mahdiisme. Meski demikian, bagi sementara pembaru dan apalagi pada tingkat masyarakat awam sunni, konsep mahdi _bahkan mujaddid_ bukan tidak jarang diwarnai simbol dan tema-tema messianistis (Isa akan turun kembali) dan eskatologis. Dikalangan ulama sunni, Al Mahdi dipercaya sebagai “pembaru” (mujaddid) terakhir yang langsung dibimbing dan diangkat Tuhan, yang muncul di “akhir zaman” untuk memulihkan Islam kepada kemurniannya. Dengan demikian, missi Al Mahdi dikalangan sunni lebih mengandung aspek “revivalisme” yakni lebih bertujuan untuk merestorasi dan membangkitkan kemurnian dan kejayaan masa lampau ketimbang memulai zaman baru sama sekali. Atau lebih tegas lagi fungsi Al Mahdi dalam ajaran sunni adalah untuk



mendukung dan memulihkan kembali ortodoksi Islam, bukan untuk menghapuskan atau menghancurkannya dengan memunculkan dokrin baru “Islam”. Menggunakan kerangka Gellner yang dikutip Azyumardi Azra, Mahdi sunni adalah fusi kepatuhan kitabiyah dengan kepemimpinan kharismatik keagamaan, yang tetap berada dalam batas-batas yang ditetapkan tradisi ortodoksi dan agama skriptural. Dalam gerakan mahdi sunni, kepemimpinan spiritual merupakan artikulasi bagi kitab suci yang merupakan ukuran transsosial yang menentukan bentukan sosial. Sebaliknya, Mahdi syi’ah sejak semula lahir dalam ketertindasan dan ketidakberdayaan visa-vis supremasi dan hegemoni politik sunni yang sering represif atas penganut syiah. Sesuai dengan kepercayaan mereka, bahwa kaum sunni sejak masa sahabat telah mengingkari N. Muhammad saw., yang karenannya penganut syiah menggugat keabsahan ortodoksi kaum sunni itu sendiri. Bagi kaum syi’ah, Mahdi adalah pemimpin yang bebas dari kesalahan (ma’shum), yang dibimbing secara khusus oleh Tuhan; dia adalah makhluk spritual yang senantiasa hidup, yang membimbing mereka yang percaya kepadanya. Pada tingkat lebih ekstrim, bagi kelompok syi’ah tertentu, Fathimiyah dan Isma’iliyah misalnya, Imam Mahdi bahkan akan mengganti hukum yang dibawa Nabi Muhammad saw., dengan hukum baru yang lebih sempurna sembari mengungkapkan rahasia makna al Quran sebenarnya. Tidak diragukan lagi bahwa paham mahdiisme yang sarat dengan muatan eskatologis, baik dalam kasus sunni maupun syi’i menemukan momentum terkuatnya dalam situasi-situasi sosial-politik yang kacau. Ibnu Khaldun menjelaskan, bahwa paham mahdiisme muncul ketika negara berada dalam kekacauan, pada saat dimana pemerintah tidak mampu menjalankan kekuasaan dan penegakkan hukum secara efektif. Dalam pandangannya, kemunculan Mahdi tidak lepas dari aspirasi dan propaganda politik untuk membangun kekuasaan. Pada esensinya, baik mahdiisme (imam mahdi) maupun messianisme (Isa al masih) adalah ideologi-ideologi yang secara khusus cocok bagi “masa tertindas” atau “massa yang merasa terancam” dalam situasi-situasi dimana mereka tidak hanya menjadi sadar akan ketertindasan dan keterancaman, tetapi sekaligus siap memberikan respon. Bagi mereka, gerakan mahdi dan messianis mampu memberikan jalan keluar yang revolusioner. Jika masa sekarang dikuasai para penindas, sebaliknya masa depan adalah milik kaum mahdi dan messianis; di luar itu tidak ada keselamatan dan tidak ada masa depan. Demikian pendapat mereka. Banyak yang tidak mempercayai paham mahdiisme dan messianisme namun tidak sedikit yang menganut paham-paham tersebut. Masing-masing punya argumentasinya sendiri termasuk argumen dari kitab yang suci yaitu Al Hadits dan ayat-ayat suci al Quran dengan interpretasi yang berbeda. Mahdiisme dan messianisme adalah sesuatu yang diperselisihkan (khilafiyah). Namun khilafiyah tersebut harus dihadapi dengan lapang dada_saling menghormati dan menghargai_ agar Ukhuwah Islamiyah tetap terjalin.







Ustadz, apa yang dimaksud dengan orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 77.



 JAWAB:  “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” (QS. Ali Imran/3: 77). Sesungguhnya seluruh yang ada di muka bumi, berupa kemegahan duniawi (kedudukan, atau harta dan lain-lain) berapapun banyaknya yang diterima adalah sangat sedikit dan harganya murah dibanding dengan apa yang telah dilakukannya dengan melanggar aturan Allah yang berakibat penderitaan yaitu kesengsaraan duniawi dan ukhrawi. Ayat tersebut mengingatkan, apabila melanggar aturan-aturan Allah karena ingin mendapatkan harta, kedudukan, kekuasaan, gelar dan lain-lain, maka perbuatan tersebut telah menukar janji Allah dengan harga yang sedikit. Misalnya, janji Allah yang terdapat dalam Al Quran surat Al baqarah/2 ayat 188; “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” Tetapi manusia banyak yang menyalahgunakan kekuasaan yaitu dengan melindungi perbuatan-perbuatan yang salah, melindungi orang yang bersalah dengan menggunakan rekayasa kekuasaan sehingga menutupi kesalahan orang yang jelas-jelas bersalah. Secara legal-formal, dengan saksi dan sumpah-sumpah palsu, memutarbalikkan fakta, direkayasa (suap-menyuap), sehingga selamat dari hukuman dunia. Maka selain pelaku, hakim, dan orang-orang yang terlibat didalamnya, termasuk kepada orang yang telah melakukan penipuan _penipuan muslihat_ didalam hukum karena telah membuat keputusankeputusan yang benar-benar sudah jelas kesalahannya (melakukan KKN) diputuskan menjadi benar_bebas dari hukuman_ (mendapat kemenangan secara dhahir). Islam mengharamkan segala bentuk penipuan. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur dalam seluruh urusannya sebab keikhlasan dalam beragama, nilainya lebih tinggi dari pada seluruh usaha duniawi. Islam mengharamkan suap menyuap kepada penguasa dan pembantu-pembantunya dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan atau kemenangan didalam keputusan yang dijatuhkan, dengan merugikan (menzalimi) orang lain. “Rasulullah saw., melaknat orang yang menyuap, yang menerima suap dan yang menjadi perantara.” (HR. Ahmad dan Hakim).



Kemudian ada juga yang melakukan penipuan dalam jual beli misalnya dengan menggunakan barbagai cara yang tidak diketahui oleh pembeli dengan maksud untuk mendapat keuntungan lebih besar . Karena menurut mereka, bila dilakukan dengan jujur akan mendapatkan untung yang sedikit. Apabila penipuan tersebut banyak mendapatkan keuntungan, maka pada hakikatnya adalah sangat sedikit, harganya sangat murah dibandingkan dengan beratnya balasan dari Allah yaitu berupa azab yang sangat pedih sebagai akibat dari pengingkaran terhadap perjanjian dengan Allah, mereka telah menghianati Allah dengan melanggar aturan-aturan Allah. Mereka telah melanggar fitrahnya yang suci (QS. Al’Araf/7: 172), yang harus tunduk pada aturan Allah (taqwa). Rasulullah saw., melarang untuk melakukan penipuan didalam jual beli. “Dari Ibnu Umar r.a. katanya: “Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah saw., bahwa dia ditipu orang dalam jual beli. Maka bersabda Rasulullah saw., :”katakan kepada si penjual, “Jangan menipu!” maka sejak itu diingatkannya, “Jangan menipu!” (HR. Muslim). “Sesungguhnya Rasulullah saw., pernah melalui suatu (tumpukan) makanan yang oleh pemiliknya dipujinya, kemudian Nabi saw., meletakkan tangannya pada makanan tersebut, tetapi tiba-tiba makanan tersebut sangat jelek, lantas Nabi saw., bersabda: “Juallah makanan ini menurut harga yang pantas dan ini menurut harga yang pantas; sebab barangsiapa menipu kami, bukanlah dari golongan kami.” (HR. Ahmad). Bagi Muslim, segala apa pun yang ada di muka bumi ini dihadapinya dengan aktivitas yang diridhai oleh Allah Swt, hidup berada dalam frame Islam_dalam keadaan beriman kepada Allah_ yaitu dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, hidup diorientasikan hanya untuk mengabdi kepada Allah. Dan bagi orang yang menanggalkan fitrahnya yaitu orang yang hidup didalam kekufuran, melanggar perjanjian dengan Allah dan melakukan hal-hal yang dilarang Allah dengan menggadaikan keimanannya demi mengejar kemegahan duniawi yang bersifat pragmatis (kenikmatan sementara). Maka yang demikian itu termasuk kepada kategori firman Allah berikut ini ; “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al baqarah/2: 16). “Sesungguhnya orang-orang yang menukar keimanan dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak akan dapat memberi mudharat kepada Allah sedikit pun; dan bagi mereka azab yag besar.” (QS. Ali Imran/3: 177).  Ustadz, apakah benar periwayatan hadits Abu Hurairah tidak begitu shahih dengan alasan, Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah jumlahnya banyak tetapi kebersamaan dengan Rasulnya sebentar.  JAWAB:



 Memang benar Abu Hurairah bersama Rasulullah saw., waktunya sedikit tetapi hapalan Haditsnya sangat banyak. Namun demikian tidak bisa dijadikan dasar untuk mengurangi kualitas keshahihan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah selama hadits tersebut susunan dan perawinya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (hasil riset). Fakta membuktikan, berapa banyak orang yang belajar dengan waktu sebentar tetapi ilmunya lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sudah belajar dengan waktu yang lama namun tidak sistematis. Banyak faktor yang menjadikan orang berhasil untuk memahami pengetahuan yang diperolehnya dengan waktu sedikit. Diantaranya faktor kecerdasan; ada yang banyak membaca tetapi pahamnya sedikit dan sebaliknya ada yang sedikit membaca tetapi pemahamannya cepat, banyak dan bagus. Banyaknya menyerap ilmu pengetahuan tidak diukur dengan dari waktu lama belajar tetapi dari seberapa bagus kemampuan intelektualnya. Ada yang hapal zuz amma dengan waktu dua tahun tetapi ada yang hapal zuz amma hanya dengan waktu dua minggu. Untuk menetukan keberhasilan dalam belajar bukan hanya dari waktu sebentar dan lamanya belajar tetapi diukur dari berapa banyak ilmu yang didapatkan, ditentukan oleh intensitas dan kesungguhan belajar dan sistematis. Dan didukung oleh sistem yang efektif dan efesien dengan guru yang kredibel, fasilitas yang lengkap, alat/media yang paling terbaru (canggih-moderen) yang mampu mengakses informasi global (seluruh dunia) dengan mudah. Abu Hurairah ketika belajar kepada Rasulullah saw., menghentikan seluruh kegiatannya dan hanya terfokus kepada proses belajar mengajar bersama Rasulullah Saw. Adapun diantara sahabat-sahabat yang lainnya belajar kepada Rasul saw., tidak intensif, hanya sisa waktu dari aktivitas sehari-hari yang rutinitas. Otomatis akan berbeda dengan Abu Hurairah yang intensif belajar kepada Rasul bahkan Abu Hurairah pernah minta do’a kepada Rasul agar mudah untuk menghapal ilmu yang telah diperolehnya. Dalam riwayat Imam Bukhari, “Abu Hurairah pernah berkata kepada Rasul saw.,: Ya Rasulullah, aku ingin sekali menghapal seluruh yang engkau katakan dan aku ingin sekali merekam ke dalam memoriku seluruh yang engkau perbuat tapi terkadang aku suka lupa, maka Nabi memberikan isyarat “dengan bahasa Isyarat”: “coba hamparkan surbanmu lalu seolah-olah Nabi sedang mengambil barang-barang dimasukkan ke surban satu kali, dua kali, tiga kali, kemudian Nabi mengikatnya. “ Nabi Muhammad saw., mendo’akannya. Walaupun dilihat dari waktu, Abu Hurairah masuk agama Islam belakangan tetapi hapalannya sangat banyak; hapal lebih dari 5000 hadits karena Abu Hurairah, intensitas belajarnya kepada Rasulullah luar biasa (lebih dari sahabatsahabat yang lain). Jadi secara logika, dengan memberikan fonis bahwa hadits Abu Hurairah tidak begitu shahih dengan alasan ketika belajar kepada Rasul dengan waktu yang sedikit, adalah sangat tidak relevan.



Abu Hurairah adalah orang yang belajar kepada Rasulullah saw., secara intensif, sistematis, dan didukung oleh faktor kecerdasan intelektualnya, juga kesungguhan belajarnya. Selain itu, dengan tekadnya yang kuat untuk menghapal banyak hadits sebagaimana hadits Rasulullah saw., yang diriwatyatkan oleh Imam Bukhari di atas. Kasih karunia adalah... Kebaikan Allah yang tidak layak diterima, tidak di usahakan dan tak ternilai yang diberikan kepada orang-orang berdosa. Anugrah ini tidak seharusnya diterima, karena manusia seharusnya mendapat murka Allah (Roma 9:22), tidak sepantasnya diterima karena manusia tidak menerimanya dengan bekerja (Efesus 2:8-9; Titus 3:4-7) dan tidak pada tempatnya diterima karena tidak ada sesuatu yang pantas pada manusia untuk menerimanya (Roma 2:23-25). Motif bagi pemberi adalah murah hati dan bebas.



Al-Quran: Urgensi Sejarah bagi Umat Dunia (Makalah Revisi Pasca Diskusi) OPINI | 23 December 2011 | 20:59 Dibaca: 681  



Komentar: 6  



Nihil



Al-Quran: Urgensi Sejarah bagi Umat Dunia[1] (Diskusi Komunitas PASTI / Paguyuban Alumni Salaf Tebuireng bersama KH. A. Mustain Syafi’i sebagai Respon Positif terhadap Penafsiran KH. Fahmi Basya tentang Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman AS) Al-Faqîr: Fathurrahman Karyadi[2] Prolog Al-Quran diturunkan kepada umat manusia sebagai way of life. Al-Quran tidak dikhususkan teruntuk budaya, sejarah, politik, pendidikan, kesehatan dan sebagainya, namun universal meliputi semua aspek kehidupan. Para sejarahwan meyakini bahwa Al-Quran adalah kitab sejarah, begitu pula para budayawan percaya bahwa Al-Quran adalah kitab sastra paling agung. Tak hanya itu, para pakar kedokteran, matematika, astronom, ekonom, arkeolog, psikolog, menjadikan Al-Quran sebagai referensi utama dalam eksperimen mereka. Itulah AlQuran yang bergelar ”al-Tibyân”, sebagaimana firman-Nya ”Tibyânan likulli Syai`”. Jumlah surat dalam al-Quran sebanyak 114 surat dan jumlah ayatnya 6.247 ayat.[3] Isi pesan al-Qur’an sangat komplek, keimanan, ibadah, akhlaq, sosial, alam semesta, pendidikan, keilmuan, ekonomi, politik dll. Kisah yang ulang-ulang justeru menyita hampir dua pertiga, sementara ayat-ayat hukum cuma 150-450 ayat. Begitu paparan Ibn al-Arabi. Sedangkan selebihnya adalah qashsas atau kisah-kisah, nasehat. Kisah bisa juga dibilang sebagai sejarah. Ia bukan sekedar back priview belaka, akan tetapi kisah-kisah dalam Al-Quran mengandung hikmah serta sebagai bukti otentik dokumen peradaban manusia. Sejarah dan Kisah



Kalimat ”sejarah” merupakan bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa Arab ada kalimat yang hampir serupa yaitu Syajarah (‫ )شجرة‬artinya pohon. Jadi ”sejarah” itu terkait seperi pohon dari akar, batang, cabang dan ranting. Oleh karenanya, orang ahli disebut Sejarahwan (terdapat huruf “h”).[4] Syaikh Muhyiddin al-Khayyath menerangkan bahwa sejarah (Târikh) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa umat dan suku masa lalu dan masa depan. Adapun mempelajarinya sangat penting sekali bagi setiap generasi peradaban manusia. Sejarah dapat ditelusuri dengan tiga pendekatan yaitu (1) Al-âtsâr al-madhbûthah berupa peninggalan masa lalu berbentuk manuskrip, buku, diwan. (2) Al-âtsâr al-manqûlah yaitu cerita atau legenda dari para leluhur. Dan (3) Al-âtsâr al-qadîmah seperti puing-puing kerajaan, keramik guci, batu berukir, uang logam dengan angka tahun dan prasasti. [5] Kisah bisa dikategorikan sebagai sejarah jika kisah itu nyata dan telah terjadi. Syaikh Manna’ Kholil Qatthan menjelaskan bahwa yang dimaksud qisshah dalam al-Quran ialah penjelasan Allah Swt terkait peristiwa dan tragedi yang telah terjadi pada masa umat terdahulu dan para tokoh nabi dan rasul sebelum Rasulullah Saw serta kejadian yang baru terjadi. Qisshah dalam al-Quran terbagi tiga. (1) Kisah para umat dan tokoh tempo dahulu seperti cerita Luqman bersama putranya, Dzul Qarnain, tentang Bani Israil dan sebagainya. (2) Kisah para Nabi terdahulu seperti cerita Nabi Musa As dan Fir’aun, cerita Nabi Ibrahim As hendak menyembelih putranya dan masaih banyak lagi. Dan (3) Kisah yang baru saja terjadi, periode ini ketika yang dialami Rasulullah Saw bersama para sahabat yang kemudian direkam oleh al-Quran.[6] Cuplikan sejarah dalam Al-Quran banyak ragamnya. Ada yang termuat beberapa ayat di setiap surat, seperti kisah Nabi Adam As (al-Baqarah), kisah Dzul Qarnain (QS. al-Kahfi 83). Juga ada satu surat menceritakan kisah secara utuh, seperti surat Yusuf yang merekam otobiografi Nabiyullah Yusuf As. Tak sedikit pula, nama-nama surat dalam Al-Quran yang di-blow up dari key word sejarah itu sendiri, seperti al-Baqarah (kisah sapi Bani Israil), alRum (kisah negeri Romawi), Luqman (tokoh sentral bangsa hitam) dan sebagainya. Hampir seluruh sejarah itu subyektif. Karena itu al-Quran hadir bicara sejarah se-subyektif mungkin dan terbukti serta disinggung secara realiti. Kita ingat bahwa deskriminasi sejarah yang tertinggi justru orang Eropa. Dalam bahasa Inggis, sejarah adalah Historis. Ia miliknya “his”. Sehingga semua pelaku sejarah adalah laki-laki tidak ada yang perempuan. Orang Eropa sangat deskriminasi terhadap perempuan. Islam justru mengangkat dan melindunginya. Mana ada kitab samawi atau karya orang Barat yang mengangkat derajat perempuan? AlQuran menyebutnya Qishah atau Qashash yang artinya al-tatabbu’ bisa dilacak. Fartaddâ ‘alâ âtsârihimâ qashashâ. Bahwa sejarah dalam al-Quran itu terbuka untuk diteliti. Kisah al-Quran adalah nyata, sehingga al-Quran terbuka dan siap dievaluasi. Al-Quran tidak melakukan kebohongan publik dan tidak mengajarkan umat pandai berkhayal dan berandaiandai. Kisahnya yang nyata adalah ajaran agar manusuia bersikap realistik dan berbuat nyata. Al-Quran tidak membutuhkan jasa khayalan, meski untuk tujuan baik. Hal itu karena alQuran sangat mampu menghadirkan yang nyata sebagai suri tauladan dan bisa menampilkan yang benar sebagai pesan kebenaran.  Tidak sama dengan cerita khayal karya para novelis yang ahli khayal. Mereka menulis lamunan tanpa perlu pembuktian dan menulis khayalan tanpa pertanggung jawaban.[7] Sejarah Tiga Zaman



Di antara kemukjizatan al-Quran dapat dibuktikan kapan saja dan di mana saja (Yashluhu fî kulli zamân wa makân). Al-Quran  tidak khusus diturunkan kepada bangsa Arab semata. Tentang mengapa al-Quran berbahasa Arab itu karena saat itu kelompok manusia terbesar berada di Jazirah Arab dan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi Internasional. Maka dengan bahasa Arab semua kalangan di belahan dunia bisa dengan mudah menerimanya. Ada yang menyebutkan karena bahasa Arab adalah bahasa tertua yang dimiliki dunia sejak nabi Adam sebagai manusia pertama, disamping bahasa Arab memiliki kosakata yang amat luas. Penulis memiliki pandangan bahwa sejarah yang dibicarakan Al-Quran terbagi menjadi tiga. Pertama, sejarah masa lalu. Sebagaimana penuturan di atas yang mengacu pada al-qisshah al-ghâbirah. Kedua, sejarah masa sekarang. Dalam QS. al-Takwir Allah berfirman ‫( فأين تذهبون‬Maka ke manakah kamu akan pergi). Jika kita perhatian sebenarnya al-Quran bertanya kepada kita setiap hari tentang ”sejarah”, apa yang akan kita perbuat? Sebab sesuatu yang kita lakukan sekarang sangat berpengaruh di masa depan. Sebagaimana kata (alm) KH. A. Wahid Hasyim “Membaca sejarah sangat penting, tetapi membuat sejarah lebih penting.” Ketiga, sejarah masa depan. Seperti peristiwa runtuhnya gedung WTC pada 11 September. Ternyata ini sudah termaktub dalam Al-Quran dalam juz 11 QS. al-Taubah (9) ayat 109 (109 sesuai tinggi gedung WTC)[8]. Juga ayat yang menerangkan jasad Fir’aun ditemukan, AlQuran menulis bukti otentik itu pada QS. Yunus ayat 92. Juga ada yang meramalkan usia dunia dari lafadz “Baghtah” (‫ )بغتة‬yang disebut Al-Quran sebanyak 4 kali.[9] Last Gon Be By Gone Al-Quran menghadirkan kisah bersifat plur (biasa) berupa singgungan-singgungan bukan kisahnya itu utuh. Maka disebutkan bahwa qishah dalam Quran ada yang ghâbirah atau lampau dan ada yang hâdirah ketika al-Quran turun. Di antara sejarah mustaqbal yang ada di al-Quran adalah surat al-Rum. Saat itu—ketika al-Quran masih eksis turun—Negara Romawi kalah. Tapi oleh al-Quran diramal menang. Wa hum min ghalabihim sayaghlibûn fî bidh’i sinîn. Dalam bahasa Arab bidh’i berarti bilangan 3 sampai 9. Maka benar bahwa bangsa Romawi menang Abad ke-7 sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Abbas sebagai mukjizat al-Quran yang futuristik. Ada yang meyakini al-Quran mencatat persitiwa WTC di Amerika. Kelemahan tafsir ilmi seperti ini terletak pada nomor surat yang disamakan (dibuat-buat). Padahal nomor surat bukanlah wahyu. Itu merupakan kreasi dalam pembukuan. Ketika pembukuan sudah lama kemudian diurutkan nomornya. Maka tafsir ilmi beresiko berat. Diantaranya, bahwa wahyu adalah kebenaran mutlak sedangkan tafsir ilmi itu kreasi berkembang. Tafsir al-Manar ketika menafsirkan sab’a samâwât sebagai tujuh planet karena waktu itu tatasurya baru tujuh belum sepuluh. Nah, sekarang buyar bukan hanya sepuluh tapi sangat banyak. Jika al-Quran dipatenkan dengan ilmu sekarang jawabannya mau tidak mau harus ”wallâhu a’lam” karena tidak menutup kemungkinan akan ada perkembangan selanjutnya. Ilmu sangat dihargai oleh al-Quran. Tetapi klaim kebenaran al-Quran itu hanya ilmu ini dan itu tidak real karena terus berkembang. Klaimnya tidak boleh. Seorang sejarahwan yang juga seorang peneliti pernah mengeritik kelemahan umat Islam. Ada dua, yang pertama ialah romantisme historis. Kita sering mengagungkan orang-orang dulu, apalagi jika itu lelehur kita. Nah inilah yang dimanfaat Belanda agar orang-orang



Indonesia itu tertidur dalam romantis sejarah. Orang-orang pintar Belanda menysun bukubuku kisah kehebatan ulama Islam tempo dahulu sehingga warga pribumi merasa damai menyimak dan membacanya. Dengan begitu mereka lupa dengan Belanda yang menjajahnya. Kedua, dogmatik antropomorfik artinya kebesaran sosok seseorang itu menjadi dogma. Jadi jika seorang tokoh yang berkata maka semua akan patuh dan takut. Bahasanya yaitu unzhur man qâla wa lâ tanzhur maqâlah (Pandanglah yang menagtakan jangan lihat apa yang dikatakan). Al-Quran memang merekam banyak kisah keberhasilan tokoh terdahulu, para nabi dan rasul. Akan tetapi dengan bijaksananya al-Quran menutupnya dengan statement ”Tilka ummatun qad khalat” (Sudahlah mereka sudah berlalu). Ini sebagai upaya menghentikan romantisme historis dan dogmatik antropomorfik. Lahâ mâ kasabat wa lakum mâ kasabtum. Dimana prestasimu? Ketika al-Quran menyebutkan sejarah atau kisah maka kemudian ditutup dengan ayat yang bukan hanya menganjurkan membaca sejarah tetapi memetik dan mampu membuat sejarah. Mu’jizat Angka Urutan  nomor ayat setiap surat (tartîb al-ayat) di al-Quran itu tauqîfî (ketetapan) dari Rasul. Seperti al-Fâtihah tujuh ayat. Sedangkan tartîb al-suwar tentang urutan al-Quran mengapa al-Fâtihah dulu kemudian al-Baqarah itu khilaf cukup panjang di kalangan ulama. Jumlah ayat yang sering disebut-sebut berjumlah 6.666 ternyata tidak nominatif dan tidak ada di kitab Ulumûl Quran, terlalu banyak. Adapun jumlahnya hanya enam ribu lebih dua ratus sekian. Penomoran  ayat di al-Quran yang disebutkan hanyalah surat al-Fâtihah saja, sab’an minal matsânî sedangan yang lainnya tidak. Nah, semua sepakat bahwa al-Fâtihah itu tujuh ayat tetapi berbeda pendapat peletakannya seperti Imam Syafii yang menempatkan Basmalah sebagai awal surat al-Fâtihah. Sedangkan Imam Malik tidak menganggap Baslamah sebagai ayat dalam Fatihah dan  beliau tetap setuju jumlah ayatnya tujuh. Oleh karenanya, ta’yîn atau penetapan pada nomor ayat al-Quran adalah ijtihâdî bukan tauqîfî. Itu standar mushaf Ustmani, sedangkan selain Utsmani yang menggunkan tartîb alnuzûl maka akan tidak beraturan lagi. Tak heran, jika nomor ayat kerap dijadikan mu’jizat oleh orang Jawa karena ada semboyan mereka mengatakan otak-atik matuk (diakali agar bisa nyambung). Seorang peniliti di Timur Tengah telah berhasil mengungkap kemukjizatan al-Quran berdasarkan angka. Di dalam al-Quran ternyata lafadz “ lafadz “Syahr” (bulan) disebutkan 12 kali  sesuai dengan jumlah bulan dalam setahun dan lafadz “yaum” (hari) sebanyak 365 kali sesuai dengan jumlah hari dalam setahun. Tak cukup hanya itu, kemu’jizatan lainnya: 1. Dunia disebutkan 115 kali. Akhirat disebutkan 115 kali. 2. Malaikat 88 kali, syaitan 88 kali. 3. Kehidupan 145 kali, kematian 145 kali. 4. Kebaikan/manfaat 50 kali, jahat 50 kali. 5. Orang2 50 kali, nabi 50 kali.



6. Iblis(raja syaitan) 11 kali, menyelamatkan diri dari iblis 11 kali. 7. Musibah (bencana) 75 kali, syukur 75 kali. 8. Shodaqoh 75 kali, kepuasan 75 kali. 9. Orang2 yg tersesat 17 kali, syuhada 17 kali. 10. Muslimin 41 kali, jihad 41 kali. 11. Emas 8 kali, kehidupan yg mudah 8 kali. 12. Sihir 60 kali, fitnah 60 kali. 13. Zakat 32 kali, barokah 32 kali. 14. Pikiran 39 kali, cahaya 39 kali. 15. Lidah 25 kali, khotbah 25 kali. 16. Harapan 8 kali, ketakutan/kecemasan 8 kali. 17. Berbicara di depan publik 18 kali, pempublikasian 18 kali. 18. Penderitaan 114 kali, kesabaran 114 kali. 19. Muhammad 4 kali, syari’ah (ajaran Rasulullah saw) 4 kali. 20. Laki2 24 kali, wanita 24 kali. Tujuan dan Manfaat Kisah al-Quran Tentang mengapa al-Quran memuat banyak sejarah, setidaknya ada tiga alasan besar: 1. Sebagai tatbîts. Fakullan naqusshû alaika min nabair rasûli mâ nutsabbitu bihî fu’âdak. Itu adalah untuk hiburan pribadi Rasulullah Saw. Alasannya karena hampir seluruh dakwah beliau mewakili kisi-kisi umat terdahulu. Seperti perintah puasa, pada umumnya semua manuisia akan menganggap itu tantangan besar. Maka umat Muhammad tahu bukan hanya mereka yang diwajibkan puasa tetapi umat terdahulu pun berpuasa. 2. Tashdîq. Pemberan cerita terdahulu, bahwa para nabi pernah melakukan sesuatu. Membenarkan pelaku masa lampau. Efeknya kalau Rasulullah mengulang kembali maka tertarik dengan tashdîq-nya Nabi bahwa beliau tidak pernah berbohong. 3. Izhâr. Yaitu mu’jizat al-Quran yang adakalanya ilmu dan lughâwi atau bahasa. Tampilan yang diungkap oleh al-Quran dalam kisah yang berulang-ulang itu indah dan harian. Di sinilah disebut i’jâz satu materi tapi eksposnya itu harian.



KH. A. Mustain Syafii menambahi, bahwa yang paling utama dinilai Tuhan itu kesalehan prilaku, di samping juga berprestasi menurut skill masing-masing. Mudahnya, kita dituntut bener dan pinter. Tapi bener lebih depan ketimbang pinter. Makanya, sifat wajib bagi Rasul



yang pertama itu Shidq (bener), sedangkan Fathanah (pinter) nomor akhir. Keduanya erat tak terpisahkan. Karena membentuk manusia shalih dan bertaqwa tinggi itu susah, maka dibutuhkan banyak piranti. Perlu sentuhan rohani, wejangan spiritual, bimbingan normatif, kontrol sosial, disiplin dll, sehingga ayat-ayat yang mengarah ke formasi ini perlu banyak. Dan kisah-kisah bermakna amatlah berperan dalam hal ini. Anak kecil pastilah tertarik mendengarkan cerita, serius dan konsentrasi padahal akalnya belum lengkap dan nalar belum terbentuk. Mereka bisa menangkap pesan cerita ringan dan sekaligus bisa mengambil hikmah menurut daya fikirnya sendiri. Kisah itu tayangan yang menggambarkan peristiwa, di mana alur-alurnya bisa meresap ke dalam jiwa dan indra. Dengan kisah, seseorang lebih mudah melunak dan luluh, gampang terenyuh dan cepat sadar. Tidak sama dengan wejangan, nasehat, doktrin apalagi dogma yang sifatnya normatif, hitam putih dan kaku. Di sinilah, mengapa kisah-kisah itu dipilih dan mendominasi. Meski diulangulang, tapi tidak membosankan. Hal itu karena gaya bahasanya tidak sama, sehingga angle yang digagas pada setiap kisah yang disajikan juga tidak sama. Tidak sama dengan wejangan doktriner yang cenderung membosankan bahkan bisa membuat audiens muak dan lari. Kisah nabi terdahulu, umat masa lampau dan peristiwa masa silam sungguh sesuatu yang luar biasa dan amat menakjubkan sehingga membuat para ahli sejarah terdecak kagum. Tidak mungkin seorang yang baru kemarin lahir bisa mengatahui peristiwa jutaan tahun yang tak terdokumenkan, kecuali ada Maha Pembisik di belakangnya. Apalagi si penutur kisah, yakni Nabi Muhammad SAW diketahui tak perlah berguru, tak pernah ke luar negeri, bahkan tak bisa baca dan tak mengerti tulis. Tapi kok tahu ?. Itulah, maka kisah al-Qur’an termasuk elemen mukjizat. George Zaidan menyebutkan bahwa diantara manfaat besar al-Quran mencantumkan sejarah adalah memberi semangat tinggi kepada ilmuan muslim untuk lebih prihatian tinggi terhadap sejarah. Ketika mereka membahas tafsir yang berkaitan tentang nama daerah atau wilayah mau tidak mau mereka harus meneliti lebih dalam bahkan menelusuri lansung situs sejarah tersebut. Tak heran dari kegandrungan itulah umat muslim dikenal sebagai umat penghasil buku sejarah terbesar di dunia. Cendikiawan muslim telah berhasil menyusun, sirah nabawaiyah, tarajum al-a’lam, thabaqat al-ulama’, mu’jam al-buldan, indeks, ensikopledia dan berbagai macam buku lainnya terkait sejarah.[10] Beberapa kitab sejarah yang terkenal diantaranya Târîkh al-Baghdâd oleh Ahmad bin Thahir, Târîkh al-Thabârî oleh Imam Abu Ja’far al-Thabari, al-Bidâyah wa al-Nihâyah oleh Ibnu Katsir, Tarâjum al-Rijâl oleh Ibnu Ishaq, Sîrah al-Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam, Tafsîr alMufassirîn oleh Al-Dzahabi, Thabaqât al-Shahâbat oleh al-Waqidi, al-Ashâbah fî Tamyîz alShahâbah oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahzdîb al-Asmâ’ oleh Imam Nawawi, Kasyf alDzunnûn oleh Syekh Hadji dan lain sebagainya. Peradaban Isam dan Bangsa Arab Islam bukan Arab, tetapi Islam tidak bisa dipisahkan dengan Arab. Statement ini dibuktikan oleh Prof. KH Said Aqil Siradj bahwa ternyata para penemu keilmuan penting dalam Islam 90% adalah orang Non Arab. Seperti Penggagas ilmu Nahwu Imam Ahmad bin Kholil alFaroghidi, penemu ilmu Balaghah Imam Ibnu Ubaid, peletak ilmu Mustholah Hadits



Syihabuddin al-Rofahini, penulis tafsir 30 juz sempurna pertama kali ialah Abu Ja’far Ibnu Jarir al-Thabari/Tobaristan, pencetus ilmu tajwib Abu Ubaid Qosim bin Salam, ilmu kalam oleh Washil bin Atho’, bahkan sepuluh Imam hadits terkemuka (Imam Bukhari, Muslim, Turmudzi,dst) tidak satupun orang Arab! [11] Dunia mengenal bahwa banyak ulama besar yang ternyata lahir dari nusatara. Sebut saja seperi Syaikh Arsyad Banjarmasin, Syaikh Hamzah Fansuri Aceh, Syaikh Abdus Samad Palembang, Syaikh Nawawi Banten, Syaikh Mahfudz Termas, Syaikh Abdul Hamid Kudus, Syaikh Yasin Padang dan masih banyak lagi. Jauh sebelum generasi tersebut, Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa telah membangun peradaban Islam yang luar biasa. Dari ranah budaya yang mereka sentuh lalu terciptalah banyak produk yang sebenarnya itu kearab-araban contoh kecil saja tembang berikut ini: ‫ اسلك اسلك بطنك‬usluk, usluk bathnak ‫ بطنك ال اله اال هللا‬bathnuka laa ilaaha illallaah ‫ سرما يصل‬sirru maa yashilu ‫ الاله االهللا فيموت‬laa ilaaha illallaah fayamuutu ‫ فجد د الليل لبه‬fajaddid allaila lubbah Artinya: Jalankanlah, jalankanlah batinmu. Batinmu (melantunkan): laa ilaaha illallaah. Rahasia yang akan bertemu. (Mengucap) Laa ilaaha illallah kemudian (langsung) mati Maka perbaruilah (imanmu dengan ucapan laa ilaaha illallaah) pada malam ini, yaitu pada tengah (malam)-nya. Selebihnya (“wong mati ora obah / yen obah medeni bocah / yen urip goleko dhuwit”) memang sepenuhnya kalimat-kalimat Jawa (“orang mati tidak bergerak / kalau bergerak menakuti kanak-kanak / kalau hidup mencari duit”), merupakan penjelasan metaforis atas salah satu aforisma dalam kitab al-Hikam karya Asy Syaikh Muhammad ibn ‘Athoillah As Sakandari: ‫االعمال صور قائمة وارواحها وجود سر االخالص فيها‬ (Amal itu [barulah] merupakan sosok yang siaga. Nyawanya adalah eksistensi rahasia ikhlas didalamnya) Serta penamaan dalam wayang: ‫شمر خيرا فاترك بغـيا‬ Syammir (semar) khoiron (gareng) fatruk (petruk) baghyan (bagong) Artinya: bersegeralah (kepada) kebaikan kemudian (segera) tinggalkanlah kebangsatan.[12] Borobudur Sebagai Kerajaan Sulaiman



Baru-baru ini ada sebuah penemuan menarik terkait sejarah Borobudur. Selama ini kita mengenal bahwa Borobudur adalah bangunan Budhis yang dibangun pada masa dinasti Syailendra abad ke-7 M. Kini oleh KH. Fahmi Basya Borobudur diklaim peninggalan Nabi Sulaiman (hidup sekitar 1000 SM - 900 SM). Uniknya, dosen Matematika di UIN Jakarta itu mengemukakan pendapatnya dengan argumen ayat-ayat al-Quran.



KH. Fahmi Basya bersama tim saat ekspedisi ke Borobdur (kiri). Alur cerita pembuktian Borobudur sebagai peninggalan Nabi Sulaiman As dengan dalil alQuran (kanan). Situs Wikipedia menyebutkan bahwa Candi Borobudur adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang didirikan oleh penganut agama Budha Mahanaya pada masa Mataram Kuno dibawah pemerintahan Dinasti Syailendra. Berdasarkan tulisan yang terdapat pada “kaki” tertutup dari Candi Borobudur yang berbentuk huruf Jawa kuno yang berasal dari huruf pallawa, diperkirakan tahun berdirinya candi tersebut pada tahun 850 Masehi. Candi Borobudur tidak asal bangun, akan tetapi menggunakan teknologi tinggi, arsitektur dan cita rasa seni begitu menawan. Ia lebih besar daripada Taj Mahal India, Eiffel Prancis atau Angkor Vat di Kamboja. Ia dibangun dengan menggunakan +/- 55.000 m3 batu setara dengan 2 juta bongkah batu. Jumlah relief sebanyak 1460 relief, jika dipanjangkan sekitar 3 kilometer. Tinggi bangunan ini sampai kepuncak adalah 42m, dengan lebar dasar 123 m. Umur Candi Borobudur ini telah mencapai 12 abad. Ahli sejarah menyebutkan beberapa misteri yang menakjubkan di Borobudur pada angkaangkanya. Pertama, Patung Budha (Stupa) ada 72 buah, secara matematis  = 23 x 32 x 7. Jika 72 stupa ditambah 1 stupa induk = 73. Jumlah ini sama dengan jumlah hari pasaran JAWA (Pahing  Pon, Wage, Kliwon dan Legi). Jika 73 x 5 = 365 hari. Kedua, jumlah reliefnya  ada 1460 merupakan hasil kali 4 x 365 artinya menunjukkan pengalaman hidup Sang Budha di dunia selama 4 tahun berturuit turut.[14] Menurut KH. Fahmi Basya di Borobudur memang terdapat beberapa simbol dalam relief, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran. Sehingga dari situlah beliau berani mengatakan bahwa Borobudur merupakan peninggalan Nabiyullah Sulaiman. Diantara alsan dan bukti-bukti lainnya sebagaimana berikut:



Kelemahan Teori Borobudur Sulaiman Dalam diskusi yang diadakan oleh mahasiswa Ma’had Aly dan IKAHA (terhimpun dalam komunitas PASTI) bersama KH. A Mustain Syafi’i da 24 Oktober 2011 memang tidak dikhususkan membahas teori KH. Fahmi Basya. Akan tetapi pembahasan yang bertema “Sejarah dan Kisah dalam al-Quran” itu sedikit menyinggung teori ahli matematika Islam itu terkait Borobudur. Semua yakin dan nyata bahwa al-Quran menyebut nama negeri Saba’. Namun dimanakah negeri subur itu berada? Semua mufassirin terdahulu menyebutkan bahwa Saba’ di Yaman



Selatan sedangkan kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina, seperti Abu Ja’far al-Thabari dan Ibnu Katsir. Bisa dibayangkan jika Saba’ diartikan Wonosobo, para mukhatab se-jazirah Arab akan heran dimana itu Wonosobo. Bisa jadi akan mengalami disconnec antara wahyu dan mukhatab. Ini dalam tinjauan ilmu komunikasi.



Situs sejarah kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina dan Sidr Qalil kerajaan Ratu Bilqis di Yaman versi mufassir Timur Tengah dan dan ilmuan Barat



Situs sejarah kerajaan Nabi Sulaiman di Sleman Yogyakarta dan Sidr Qalil kerajaan Ratu Boko di Wonosobo versi KH. Fahmi Basya Jarak kerajaan Saba’ di Yaman dengan kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina itu 1.500 Km lebih. Perjalanan itu ditempuh burung Hud-Hud dengan membawa surat yang sudah didesaign dengan teknologi kertas dan pena yang bagus. Jika sekarang memang tampaknya mustahil karena jauhnya jarak yang ditempuh. Namun dulu bisa saja terjadi, ukuran burung yang besar dan memiliki energi super, WalLahu a’lam.



Peta yang menunjukkan kerajaan Ratu Bilqis di Yaman Selatan dekat Ma’rib dan kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina daerah al-Quds Sedangkan Arsy yang dimaksud dalam bahasa Arab itu cendrung bermakna kursi besar bukan Stupa. Seperti dalam kisah Imam Ibnu Taimiyah yang ditanya tentang tafsir al-Quran “Arrahmân ‘alal arsy stawâ?” maka dijawab “Ya seperti saya seperti ini duduk di kursi ini,” ucap beliau sembari menggoyangkan tubuhnya di atas kursi besar. Nah di sini tampaknya ada yang berbeda dalam penafsiran KH. Fahmi Basya, beliau mengatakan arsy Bilqis itu adalah stupa di Kerajaan Boko di Wonosobo bahkan terdapat sisa-sisanya yang terbut dari batu. Seperti pendekatan tafsir al-Quran yang dilakukan Agus Mustofa. Beliau memakai fisika, bagus memang. Akan tetapi jika ilmu, teknologi, dunia dijadikan rumusan tafsir pasti beresiko. Seperti yang beliau dalam bukunya “Ternyata Akherat Tidak Kekal”. Buku yang berjumlah 200 halaman lebih sedangkan yang berbicara fokus tentang judul hanya beberapa lembar halaman saja tentang ayat ”Mâ dâmatis samâwâti wal ardl”. Kelemahan beliau dalam penafsirannya, bahwa menghitung akherat dengan menggunakan piranti-piranti planet padahal akherat bukan memakai waktu lagi melaikan abqa. Mulanya disebut al-âkhirah karena unlimited maka ukuran waktu tidak mampu menjangkau. Jika kita kaji lagi tentang kemegahan dan kejayaan kerajaan masa lalu dengan teknologi sekarang maka tidak akan puas. Seperti bagaimana meletakkan batu paling pucuk pada Piramid Mesir. Bisa saja dengan ramuan seperti film Popeye yang lalu memiliki kemampuan super. Dan perlu diingat pada waktu itu apalagi masa Nabi Sulaiman As bahwa jin dan



makhlus halus lainnya bisa diperintah. Bisa dipastikan kejaiban tempo dulu pasti memakai supra energi dan supra rasional. Jin ada yang ditugasi mencari mutiara di dasar laut, Wa minas syayâtina man yaghussûna lahû. Ada juga yang ditugasi menjadi arsitek. Ya’malûna lahû ma yasyâ’ min mahârib wa tamâtsîl[13] wa jifânin kal jawâb wa qudûrir râsiyât. Ada yang bertugas membuat kubah, patung, nampan besar dan guci-guci. Untuk membandingkan—bukan membantah—teori KH. Fahmi yang kami tuturkan di atas hanya yang kami rangkum dari hasil diskusi. Sedangkan sangkalan dan kritik tajam yang banyak tersebar di Internet tidak kami muat. Seperti ada yang mengatakan kelemanhan teori beliau yang mengatakan bahwa Ratu Boko itu Ratu Bilqis padahal Ratu Boko adalah pria (Prabu Boko), tentang tahun berdirinya Borobudur sebagaimana yang tertera dalam buku sejarah Nasional yaitu abad ke-8 M atau 1.200 tahun silam sedangkan Nabi Sulaiman hidup pada abad ke-9 SM (989-931 SM) atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. WaLlahu a’lam Ketika makalah ini ditulis, perkembangan teori Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman terus seru berlanjut. KH. Fahmi Basya mengadakan acara talkshow di berbagai tempat termasuk bersama pakar sejarah Agus Aris Munandar. Pada hari Kamis 10 November 2011 penulis mendapat sms dari tim beliau. Isinya sebuah undangan untuk mengikuti ekspedisi KH. Fahmi Basya ke Jogja Magelang dalam rangka pembuktian Asy Saba (Borobudur) yang akan diadakan pada tanggal 19-20 November 2011. Epilog Demikian hasil diskusi yang kami lakukan. Makalah ini sekedar pembuka kepada para cendikiawan muda khususnya kepada para kaum pesantren. Bahwa di luar sana terdapat banyak penafsiran ayat terhadap fenomena-fenomena klasik maupun kemodernan. Mereka yang bukan ahlinya dengan mudah menghasilkan sebuah penafsiran yang bisa saja benar dan tidak menutup kemungkinan salah. Maka sebagai ahli agama, sudah sepantasnya para santri dan ustadz turut aktif menyumbangkan pemikiran dan kearifannya kepada publik, agar tidak terjadi kekosongan ilmiah dalam lingkup peradaban manusia sekarang ini. Makalah ini juga me-review tentang kaidah-kaidah qishah dalam perspektif  ulum al-Quran. Bagi yang telah mempelajarinya maka akan bisa mengingat kembali dan bagi yang baru mengetahuinya semoga dapat terangsang untuk memperdalam keilmuan tersebut. Semoga bermanfaat. Amin Jakarta, 14 November 2011 WalLahu A’lam bis Shawab [1] Makalah ini merupakan penjabaran dari makalah aslinya yang berjudul “Bagaimana AlQuran Bicara Sejarah?”disampaikan dalam diskusi komunitas PASTI bersama KH. A. Musta’in Syafi’i pada 24 Oktober 2011 di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari kalangan Mahasiswa dan santri. [2] Santri Pesantren Tebuireng, Mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari jurusan Syariah. [3] Dr. Sayid Khidr, al-Fawâshil al-Qur’aniyah (ArabSaudi: Riyadh) [4] Keterangan KH. A. Musta’in Syafii dalam diskusi



[5] Syaikh Muhyiddin al-Khayyath Durûs al-Târikh al-Islâmy [6] Syaikh Manna’ Kholil Qatthan, Ulum al-Quran [7] KH. A Musta’in Syafi’I, rubric Telaah Tafsir Majalah Tebuireng tahun 2010 [8]  Pernah disampaikan oleh (alm.) KH Abdul Wahab Hafidz di Masjid Agung Rembang, 2004. [9]  Lafadz ini dihitung dengan rumus Abajadun, maka totalnya “1802” dhitung sejak Rasululah Saw hijrah. (KH Mundzir Nadzir, Pakeming Tanah Jawi. Surabaya: 1956, hal.17) [10] George Zaidan, Tarikh Adab al-Lughah al-Arabiyah (Mesir: Hilal) [11]  Mauidzah Hasanah Prof. KH Said Aqil Siradj pada acara Haul ke-40 (alm) KH Abdul Wahab Hasbullah, Tambakberas, 8 Oktober 2011 [12] Diunduh dari situs www.teronggosong.com oleh KH Yahya Chalil Tsaquf pada 19 Maret 2011 jam 22:38 [13] Dalam lughat timtsâl itu seni dan shanam itu buat disembah. [14] Posted 27 Februari 2009 by teguhhariawan in ARKEOLOGI & SEJARAH.



PERBEDAAN INFORMASI AL-QUR’AN DAN ALKITAB TENTANG HAMAN February 21, 2012 AbuBMR Leave a comment Go to comments



Persoalan perbedaan tentang terdapatnya seorang tokoh yang bernama Haman antara Al-Qur’an dan alkitab bisa kita temukan dalam ayat-ayat ini : Al-Qur’an :



Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (Al-Qasas: 38) Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (Ghaafir: 36) Alkitab : Ester 3:1  Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda. Perbedaan yang sangat bertentangan tentang tokoh ini adalah, kalau Al-Qur’an menyatakan Haman merupakan salah seorang pejabat penting di istana Fir’aun, maka Alkitab menyebut tokoh ini merupakan pejabat penting di kerajaan Persia. Perbedaan ini pada mulanya dijadikan ‘bahan ejekan’ oleh pihak Kristen dengan menyatakan Al-Qur’an sudah salah mencatat fakta sejarah karena berbeda dengan alkitab, dengan suatu alasan bahwa alkitab sudah ditulis jauh lebih awal dibandingkan Al-Qur’an, maka yang ditulis belakangan jelas mengandung cacat sejarah dan telah mengalami penyimpangan. Namun temuan arkeologis ternyata mengungkapkan fakta sebaliknya. Sejarah Mesir kuno merupakan salah satu dari sedikit kisah-kisah jaman dahulu yang berhasil diungkapkan secara lengkap serta detail, dan didukung dengan adanya prasasti-prasasti tertulis.  Saat ini kita bisa memperoleh dengan mudah hasil temuan tersebut melalui internet berupa foto-foto tulisan Hieroglyph dan hasil terjemahan yang dibuat oleh para ahli. Pada salah satu prasasti tersebut tercatat dan tertulis nama Haman, sebagai salah satu tokoh penting di Mesir dengan kedudukan berada dibawah Fir’aun. Fakta ini sangat sulit untuk dibantah, sebaliknya sampai saat ini tidak ada sedikitpun temuan sejarah dan arkeologis yang ditemukan tentang keberadaan tokoh ini dalam istana Raja Persia : Ahasyweros (Xerxes). Mensikapi hal ini, pihak Kristen yang biasanya saya temui dalam diskusi lintas agama memiliki kesamaan sikap, yaitu berkelit dengan menyatakan : kemungkinan perbedaan ini menunjukkan adanya 2 tokoh yang berbeda dengan nama yang sama. Tuduhan yang menyatakan Al-Qur’an telah salah mencatat sejarah karena berbeda dengan alkitab mulai menghilang. Dalam hal ini kita sebenarnya tidak punya kepentingan dengan pembuktian keberadaan Haman di Persia melalui fakta arkeologis dan sejarah, itu semata-mata menjadi urusan orang Kristen sendiri. Biarlah mereka yang berkutat dengan kebenaran kitab suci mereka, benar atau salah juga merupakan tanggungan mereka sendiri. Pembuktikan sejarah dan arkeologis tentang kebenaran pernyataan Al-Qur’an tentang nama Haman yang berada di Mesir bisa anda temukan dalam tulisan disini : http://id.wikipedia.org/wiki/Haman_%28Al-Qur%27an%29 http://www.islamic-awareness.org/Quran/Contrad/External/haman.html Berikut ini tulisan dari buku : Sejarah Bangsa Israel, dalam Bibel dan Al-Qur’an, Sebuah Penelitian Islamiv Archaeology. Penulis : Dr. Louay Fatoohi/Prof Shetha Al-Dargazelli



Salah satu perbedaan penting antara penjelasan Al-Qur’an dengan Bibel tentang konflik antara Musa dan Fir’aun adalah disebutkannya dalam Al-Qur’an figur penting di istana Fir’aun, Haman. Tokoh ini membantu Fir’aun dalam pengambilan keputusan melawan misi Musa. Haman disebut enam kali dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat menyebutkannya secara sepintas (QS 29:39), bersamaan dengan penyebutan sejumlah individu dan kaum yang dihancurkan Allah, dan menekankan bahwa dia tenggelam bersama Fir’aun. Berikut ini adalah 3 bagian dalam Al-Qur’an yang menunjukkan pentingnya kedudukan figur ini di istana Fir’aun : [28:2] Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah). [28:3] Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orangorang yang beriman. [28:4] Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. [28:5] Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) [28:6] dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu[28:7] Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. [28:8] Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. [40:23] Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, [40:24] kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: “(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”.[40:25] Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orangorang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka”. Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka). Bibel tidak mengenal figur berpengaruh semacam itu di istana Fir’aun, baik dengan nama Haman atau lainnya. Terlepas dari Fir’aun sendiri, tidak ada karakter Mesir terkemuka dalam penjelasan Bibel tentang eksodus. Namun, ada seseorang yang penting bernama Haman tertera dalam kitab Ester, yang kisahnya diduga terjadi di Persia berabad-abad setelah eksodus. Dalam kitab Ester, kita membaca bahwa orang-orang Yahudi setelah pengasingan Babilonia berada dibawah kekuasaan Ahasyweros, raja Persia dan Media. Suatu saat, raja mempromosikan seseorang bernama Haman ke jabatan Perdana Menteri. Mordekhai, seorang pejabat istana berkebangsaanYahudi, tanpa alasan yang jelas menolak menunduk di hadapan Perdana Menteri baru. Hal ini membuat Haman marah dan kemudian dia berusaha membalas dendam dengan berencana menghancurkan orang-orang Yahudi di kerajaan Persia. Akan tetapi dengan bantuan Ester, sepupu Mordekhai dan istri Ahasyweros, rencana itu gagal dan Mordekhai bersama saudara-saudara Yahudi-nya menang atas Haman yang akhirnya dihukum mati dengan ditancap pada tiang tinggi. Inilah secara singkat beberapa peristiwa penting dalam kisah Ester.



Sejumlah sarjana barat yang mengikuti pandangan umum bahwa Al-Qur’an adalah versi Bibel yang diedit secara bebas, menyatakan bahwa munculnya Haman dalam kisah Musa dan Fir’aun versi Al-Qur’an diakibatkan oleh pembacaan yang keliru atas Bibel, sehingga Haman ‘dipindahkan’ dari istana raja Persia, Ahasyweros, ke istana Mesir. Salah satu contoh pandangan ini ditemukan dalam ‘The Encyclopedia of Islam’ yang – sembari menuduh Nabi Muhammad SAW menulis Al-Qur’an dengan mengambil bahan-bahan dari Bibel – menyatakan dalam entry ‘Haman’ : nama orang yang dikait-kaitkan Al-Qur’an dengan Fir’aun, disebabkan oleh kerancuan yang masih tak terjelaskan dengan menteri Ahasyweros yang disebutkan kitab Ester dalam Bibel (EI 1971 : hal 110). Ini merupakan pengulangan pernyataan bahwa kisah Al-Qur’an tentang Fir’aun dan Haman adalah modifikasi dari narasi kitab Keluaran yang ‘kekeliruan menempatkan kisah dalam kitab Ester dan kisah menara Babel’. Paling banter  ‘The Encyclopedia of Islam’ – nama yang ironis jika kita melihat isinya – ketika mengakui beberapa perbedaan penjelasan Al-Qur’an  dari Bibel, berpendapat bahwa, “Dalam beberapa penjelasan Al-Qur’an, dapat dideteksi sejumlah unsur non-Biblikal” (EI 1965 : hal 917). Pernyataan tersebut, dan pernyataan-pernyataan serupa yang diberikan para orientalis , didasarkan pada misrepresentasi dan kesalah-pahaman; misrepresentasi nilai historis kitab Ester dalam Bibel, dan Bibel secara umum, dan kesalah-pahaman terhadap Al-Qur’an secara umum. Mari kita bahas yang pertama terlebih dahulu. Klaim bahwa penjelasan Al-Qur’an tentang Haman mencerminkan kerancuan dengan kisah Ester dalam Bibel mengisyaratkan anggapan bahwa setiap penyebutan tentang Haman pasti berasal dari narasi Bibel. Asumsi ini sendiri mengimplikasikan entah apakah Haman adalah figur ahistoris yang tidak pernah ada diluar Bibel atau jika dia historis, dia pastilah Perdana Menteri raja Persia, Ahasyweros, sebagaimana digambarkan dalam kitab Ester. Kemungkinan pertama akan dibahas dibawah ketika etimologi Haman dibicarakan. Adapun yang kedua, jelas asumsi ini meniadakan kemungkinan bahwa kesalahan terletak pada informasi Bibel tentang Haman historis, yang merupakan figur berpengaruh dalam istana Fir’aun, seperti yang digambarkan Al-Qur’an. Namun, mengesampingkan kemungkinan ini sama sekali tidak logis karena adanya fakta yang diketahui secara umum, bahwa disamping klaim-klaim historis yang tidak dapat dibuktikan, Bibel penuh dengan data historis yang salah. Salah satu aspek kekacauan sejarah dalam Bibel adalah penempatan karakter dalam periode dan tempat historis yang salah. Misalnya Redford melihat secara kritis bahwa Fir’aun Sabtekha (697-690 SM) muncul dalam daftar bangsa-bangsa (Kejadian 10:7) sebagai suku Nubia (Redford 1992: hal 256). Karena itu, pertanyaannya adalah : apakah ada alasan untuk menyatakan bahwa Haman dalam kitab Ester – bukan Haman dalam Al-Qur’an – adalah kasus lain kekeliruan peletakan karakter dalam Bibel..?? Para peneliti menegaskan bahwa ‘Ahasyweros’ bisa jadi ejaan Ibrani untuk sebuah nama Persia yang diterjemahkan oleh orang-orang Yunani menjadi Xerxes (486-465SM). Akan tetapi, sampai sekarang tidak bisa dilakukan identifikasi historis atas nama Haman atau tokoh-tokoh lain dalam kitab Ester, termasuk Ester sendiri yang menjadi nama kitab tersebut. Kisah dalam kitab Ester juga mengandung informasi yang diketahui salah, seperti pernyataan bahwa Persia terbagi menjadi 127 propinsi atau ‘satrapy’ (kegubernuran), padahal sumber historis lainnya hanya menyebutkan tidak lebih dari 30. Para ahli sepakat bahwa kitab Ester mengandung masalah historis yang masif dan sungguh tidak pantas disebut sebagai sebuah buku historis. Buku tersebut sangat ahistoris sehingga salah satu study mutakhir menyimpulkan bahwa ‘kitab Ester sebaiknya dipandang sebagai novel sejarah masa kerajaan Persia’. Pandangan ini diterima oleh kebanyakan sarjana. Buku ini begitu jauh dari sejarah faktual sehingga study di atas menyatakan bahwa ‘menyesatkan jika kita menerjemahkan



Ahasyweros dengan Xerxes’, karena hal ini mengisyaratkan adanya korelasi dengan tokoh yang kita ketahui dari sumber-sumber Yunani. Sebaliknya, tampaknya pengarang meminjam nama Xerxes, tetapi hanya sedikit fakta lain tentang dirinya dalam penyusunan novel ini (Levenson 1997:hal 25). Oleh karena itu jelaslah bahwa tidak ada bukti apapun yang menunjukkan bahwa penyebutan Haman dalam Al-Qur’an pada suatu periode historis yang berbeda dengan penyebutannya dalam kitab Ester disebabkan oleh kesalahan pembacaan Bibel, sebagaimana diklaim oleh sejumlah orientalis. Klaim inilah – dengan menyatakan bahwa penjelasan kitab Ester adalah ahistoris – yang mestinya ditunding memberikan gambaran sejarah yang membingungkan. Sekarang, mari kita bahas etimologi kata ‘Haman’. Pernyataan bahwa Haman dalam AlQur’an sama dengan Haman dalam Bibel mencerminkan kesalah-pahaman mutlak terhadap etimologi kata ‘Haman’. Nama ini dengan mudah dapat dikaitkan dengan nama dewa Mesir ‘Amun’. Karena itu, nama ini adalah kata Mesir dan bukan Persia seperti yang dinyatakan dalam kitab Ester. Dengan kata lain, Bibel-lah yang salah menempatkan Haman, sebagaimana akan dijelaskan lebih jauh nanti. Berdasarkan korelasi yang nyata antara ‘Haman’ dengan ‘Amun’, Syed (1984) mengemukakan bahwa Haman dalam Al-Qur’an adalah ‘gelar’ seseorang, bukan nama. Dia berpendapat bahwa seperti halnya Fir’aun yang merupakan gelar dan bukan nama seseorang, demikian pula ‘Haman’. Syed menegaskan bahwa ‘Haman’ adalah gelar ‘pendeta tinggi Amun’. Diantara bukti-bukti dalam makalah Syed kita menemukan sebagai berikut : “Penyebaran penyembahan terhadap Amen dianggap berhubungan dengan asalnya, yaitu daerah-daerah oase. Tampaknya tidak ada alasan untuk mempertanyakan bahwa  penyembahan oase primitif terhadap Ammon atau Hammon adalah asal muasal dewa Amen atau Amun pada bangsa Mesir dan Baal Haman pada bangsa Carthage” (Petre 1924 : hal 21). Dengan mengutip fakta bahwa para pendeta Mesir sering mempersonifikasikan dewa, Syed menyatakan bahwa :”Amon atau Haman adalah gelar umum bagi para pendeta tinggi ketika mempersonifikasikan dewa Amon”. (Syed 1984 : hal 87). Tentang pengaruh posisi ‘Haman’ atau ‘Pendeta tinggi Amun’ di Mesir, Syed menyatakan berikut : “Jadi, ‘nabi pertama’atau pendeta tinggi Amun adalah sekaligus ‘Pengawas Agung Pekerjaan’. Dalam kapasitas ini, dia diharapkan mengawasi pekerjaan bangunan luas terkait dengan kuil, dan memberikan kemegahan dalam altarnya. Sebagai ‘Panglima Tentara Dewa’ dia mengepalai kekuatan militer kuil, seperti Uskup besar pada abad pertengahan. Sebagai ‘Pengurus Perbendaharaan Negara’, dia harus mengontrol administrasi keuangan yang sama sekali tidak mudah. Otoritasnya juga tidak hanya mencakup kuil Amon dan para pendetanya. Dia juga adalah ‘Pemuka Nabi-nabi Dewa Thebes’ dan ‘Pemuka nabi-nabi segala dewa di selatan maupun utara’. Artinya, semua pendeta di negeri ini berada di bawah otoritasnya dan dialah otoritas spiritual tertinggi kerajaan”. (Steindorff 1905 : hal 96-97). Identifikasi Syed tentang Haman sebagai ‘pendeta tertinggi Amun’ bisa jadi benar. Meskipun dewa Re dan Ptah juga dipuja selama pemerintahan Ramses II, Amun-lah yang memiliki supremasi atas dewa-dewa lain. Karena itu, keunggulan Amun juga memberi pendeta tertinggi Amun posisi penting di Mesir. Ayat Al-Qur’an yang disebutkan diatas



menggambarkan Haman sebagai seseorang yang memiliki otoritas sangat tinggi di istana Fir’aun. Penjelasan Al-Qur’an tentang konfrontasi antara Musa dengan Fir’aun tidak menyebutkan nama pembantu Fir’aun selain Haman. Lalu, seberapa jauh pernyataan ini sejalan dengan apa yang kita ketahui tentang hierarki kekuasaan di Mesir Kuno..?? Menurut Kitchen, jabatan yang dekat dengan Fir’aun adalah para gubernur selatan dan utara, biasanya Thebes dan Memfis. Kitchen menunjukkan bahwa posisi pendeta tinggi suatu dewa tidak disandang seseorang yang menjadi pendeta melalui pendidikan, tetapi sering kali diberikan kepada seorang guberur atau orang terhormat lainnya saat dia purna tugas sebagai penghormatan atasnya, meskipun kadang-kadang tugas itu diemban seorang pangeran (Kitchen 1982 : hal 158). Jika pandangan ini diterapkan pada tahun-tahun terakhir kekuasaan Ramses II, maka pendeta tinggi setiap dewa, termasuk Amun, tidaklah harus figur yang sangat berpengaruh di bawah Fir’aun, meskipun tetap memiliki kekuasaan besar. Peran yang dimainkan Haman dalam upaya Fir’aun menghambat misi Musa, seperti digambarkan dalam Al-Qur’an, menunjukkan bahwa Haman memiliki otoritas tinggi, tetapi tidak niscaya menggambarkannya sebagai seorang berkedudukan paling tinggi di istana Fir’aun. Dan mungkin sangat menonjol dalam peristiwa-peristiwa itu karena sifat peristiwa-peristiwa itu, yaitu suatu konfrontasi keagamaan. Sebagai pendeta tinggi dari dewa utama kerajaan, pendeta tinggi Amun haruslah diajak bermusyawarah tentang ancaman yang ditimbulkan agama baru ini. Nasihatnya jauh lebih penting ketimbang nasehat pejabat lain di istana Fir’aun, termasuk gubernur selatan dan utara. Sebagai fakta pendukung, harus ditegaskan bahwa misi Musa tidak menimbulkan ancaman militer langsung terhadap Fir’aun, tetapi terutama berupa ancaman keagamaan. Memang Fir’aun tidak membiarkan Bani Israel pergi ke Kanaan karena khawatir mereka akan menggabungkan kekuatan dengan orang-orag Semit yang ambisius dan kembali ke Mesir untuk kembali merebut dengan kekuatan militer PiRaamses, ibu kota kuno orang-orang Hyksos. Bahaya ini dengan mudah dapat dicegah dengan menghalangi Bani Israel meninggalkan Mesir, seperti yang dilakukan Ramses II. Akan tetapi, disisi lain, semakin lama Musa tinggal di Mesir – dan dia tidak akan meninggalkan Mesir tanpa kaumnya – semakin besar bahaya yang ditimbulkannya terhadap agama Mesir. Jadi, masalah langsung yang dihadapi Fir’aun adalah ancaman keagamaan dari Musa, sehingga sosok Haman sangat dibutuhkan sebagai penasehat utama Fir’aun. Faktor penting yang menyebabkan Fir’aun dan anggota istananya menganggap misi Musa sebagai suatu ancaman serius terhadap agama mereka adalah waktu kemunculannya, yaitu hanya 120 – 130 tahun setelah penindasan dan penyembahan dewa Amun itu oleh Amenhotep IV (1350-1334 SM). Fir’aun yang mengubah namanya menjadi Akhenaten (hamba Aten) ini melarang penyembahan terhadap Amun dan menutup kuilnya, menggantikannya dengan bulatan matahari, lambang Aten. Fir’aun yang radikal ini bahkan berpindah ke ibu kota baru yang disebut Akhetaten dan , tidak seperti kota-kota kuno lainnya, tidak didedikasikan kepada dewa terdahulu manapun. Sebenarnya, Seti I dan putranya Ramses II, yang memulihkan Amun sebagai dewa kerajaan. Misi Musa tentulah membangkitkan kembali semua memori itu dan memaksa Fir’aun meminta nasehat dari pendeta tinggi Amun. [40:26] Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”.



[20:63] Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama. Identifikasi Syed tentang Haman sebagai pendeta tertinggi Amun sejalan dengan penjelasan Al-Qur’an dan pada saat yang sama tidak bertentangan dengan pengetahuan mutakhir tentang Mesir masa Ramses II. Namun, identifikasi secara umum ini baru dapat dipastikan setelah orang yang disebut Al-Qur’an dengan Haman itu teridentifikasi secara tegas. Pada QS 28:2-8 seperti yang dikutip diatas harus dicatat bahwa ayat-ayat tersebut tidak menunjukkan dengan pasti bahwa Haman yang menasehati Fir’aun dalam konfrontasinya dengan Musa, telah hadir pada saat kelahiran Musa. Dua penyebutan Haman dalam QS 28:68 merujuk kepada peristiwa diseputar pengutusan Musa. Ini didukung oleh pengamatan bahwa penyebutan Haman setelah Fir’aun dalam kedua kasus tersebut berkaitan dengan penyebutan ‘tentara mereka’. Jelasnya, tentara yang disebutkan ini adalah yang tengelam dilaut dan tidak mungkin tentara Fir’aun saat kelahiran Musa. Konflik terakhir antara Musa dan Fir’aun beserta tentaranya, seperti telah kita lihat, setidak-tidaknya berlangsung empat dekade setelah kelahiran Musa. Waktu itu, kebanyakan tentara Fir’aun pada masa kelahiran Musa telah mati dan tidak lagi mengabdi. Dalam ayat-ayat tersebut, Allah menyebut peristiwa dilaut itu setelah pembunuhan anak-anak Israel untuk menekankan bahwa  pembunuhan tersebut tidak menghalangi-Nya membalas Fir’aun dan Haman beserta tentara mereka pada waktu terkemudian melalui tangan orang yang ingin dibunuh Fir’aun ketika masih bayi. Jadi QS 28 : 6-8 berbicara tentang Haman selama pemukiman kedua Musa di Mesir. Pengamatan ini penting jika kita perupaya menentukan identitas Haman yang turut serta dalam upaya Fir’aun melawan Musa, karena hal ini mengisyaratkan bahwa Haman menduduki posisi ini setidak-tidaknya sejak Musa kembali ke Mesir hingga eksodus, suatu periode sepanjang beberapa tahun, namun tidak ada bukti bahwa dia menduduki posisi itu sejak masa kelahiran Musa. Namun kesimpulan ini mungkin memunculkan pertanyaan berikut : Jika Haman dan tentaranya – meskipun disebutkan dalam ayat-ayat yang terdapat di tengah-tengah ayat-ayat tentang kelahiran Musa – adalah orang-orang masa terkemudian, mengapa Fir’aun tidak bisa dianggap juga termasuk generasi terkemudian..??. Dengan kata lain, mengapa kita tidak berasumsi bahwa Fir’aun masa eksodus berbeda dengan Fir’aun yang berkuasa pada masa kelahiran Musa..?. Jawaban terhadap pertanyaan ini sebenarnya sangat mudah : Al-Qur’an telah menyatakan secara eksplisit dalam QS 28 :4 bahwa Fir’aun yang disebutkan pada ayat 6 dan 8 adalah Fir’aun yang sama yang membunuh bayi-bayi lelaki Israel. Dua penyebutan tentang Haman dalam Al-Qur’an terdapat dalam ayat-ayat berikut : [28:38] Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. [40:36] Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, [40:37] (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”. Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia



dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.. Ayat-ayat tersebut mengungkapkan sejumlah fakta penting. Pertama, ada penyebutan eksplisit tentang penggunaan tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan. Hal ini dibuktikan oleh literatur Mesir kuno. Kedua, fakta bahwa menara tersebut dibangun dari tanah liat menunjukkan bahwa bangunan ini tidak dimaksudkan sebagai kuil, karena kuil biasanya dibangun dari batu. Ketiga, ayat-ayat tersebut menggambarkan Haman sebagai seseorang yang bertugas menjalankan proyek bangunan. Jika tidak, Fir’aun akan memerintahkan pembuatan bangunan itu kepada orang lain. Keempat, perintah pembangunan oleh Fir’aun merupakan reaksi yang sangat sesuai dari seorang Fir’aun yang obsesinya terhadap bangunan melebihi Fir’aun lainnya. Kelima, gagasan Fir’aun bahwa dirinya bisa membuktikan kebenaran klaim Musa tentang Allah dengan naik ke langit melalui sebuah menara sejalan dengan konsep Mesir tentang ‘tangga menjulang ke langit yang semula merupakan unsur agama matahari’, seperti ditegaskan oleh Breasted (1912 : hal 153) dan dikutip oleh Syed (1984). Syed juga mengutip penegasan Petrie terhadap ‘menyebar-luasnya gagasan keagamaan tentang keinginan manusia naik menuju dewa di langit (Petrie 1924 : 84). Pembahasan dalam bagian ini telah menunjukkan bahwa, berlawanan dengan klaim sejumlah sarjana Bibel dan orientalis, Haman yang disebut dalam kisah Al-Qur’an tentang konfrontasi Musa dan Fir’aun tidaklah sama dengan Haman yang disebutkan dalam cerita Ester. Bagian ini juga telah menunjukkan bahwa informasi yang terkait dengan penyebutan Haman dalam Al-Qur’an sangat sesuai dengan praktek dan konsep yang ada di Mesir pada masa Fir’aun secara umum dan masa Ramses II secara khusus. Akan tetapi, historisitas Haman yang disebut dalam Al-Qur’an dan fakta bahwa dia adalah figur yang sangat berpengaruh yang berperan penting dalam perseteruan Fir’aun dengan Musa memunculkan pertanyaan tak terelakkan tentang ketiadaan penyebutan figur ini dalam kitab Keluaran. Namun, fakta bahwa ada seorang Haman ahistoris dalam kitab Ester memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini. Awalnya, kisah eksodus dalam Taurat pasti menyebut Haman sebagai pembantu Fir’aun yang menentang Musa, persis seperti yang digambarkan dalam Al-Qur’an. Akan tetapi para pengarang Perjanjian Lama salah menempatkan Haman – yang nama atau gelarnya diambil dari dewa Mesir, Amun – dalam konteks ahistoris yang sangat berbeda. Fakta bahwa Haman jelas-jelas adalah nama Mesir bukanlah sekedar indikasi kebingungan para penyusun Bibel. Namun ada fakta lain, yaitu bahwa Haman ahistoris dalam kisah Ester digambarkan sebagai perdana menteri, yakni figur kedua di Persia setelah raja, persis seperti peran Haman historis dalam konfrontasi Ramses II dengan Musa. Disamping itu persekongkolan Haman ahistoris Persia untuk menghabisi orang-orang Yahudi di kerajaan Persia sebagai balasan terhadap penolakan Mordekhai untuk menghormati – sebuah reaksi yang tidak dijelaskan Bibel – tampaknya merupakan perubahan dari versi asli yang menyatakan bahwa Haman turut campur dengan menyarankan dan melaksanakan pembantaian kedua atas bayi-bayi lelaki Israel yang baru lahir untuk menakut-nakuti Bani Israel dan mencegah mereka mengikuti Musa.



" :: Apakah yang disalib itu Jesus (Nabi Isa AS) atau Judas Iskariot (Yudas/Yahuda)??? :: Darimana umat Islam mengenal nama Judas Iskariot (Yudas/Yahuda)?. Menurut keterangan Buya HAMKA, umat Islam menerima riwayat tentang Judas (Yudas/Yahuda) dari Ibnu Jarir dan Wahab bin Munabbih. Mereka berdua merupakan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang kemudian memeluk Islam. Ibnu Jarir menyatakan bahwa rupa Jesus (Nabi Isa A.S) disamakan dengan Judas (Yudas/Yahuda),sehingga kemudian dialah yang akhirnya disalib oleh penguasa Romawi,sedangkan Nabi Isa AS menurutnya 'diangkat' ke langit secara fisik. Penggambaran peristiwa kenaikan secara fisik yang diutarakan Ibnu Jarir sama persis dengan keyakinan penganut Nasrani, seperti yang tertulis dalam Bible (Injil Markus 16:19) yang berbunyi "Yesus diangkat ke Surga dan duduk di kanan Allah". Dan perlu diketahui bahwa menurut R.P. Roguet dalam bukunya "Initiation a Evangile (Pembimbing Kepada Injil) ayat Injil Markus tersebut adalah hikayat yang tidak otentik. Kalimat tersebut sama sekali tidak pernah ada sebelumnya dalam Codex Vaticanus maupun Codex Sinaticus. Hikayat ini merupakan hikayat tambahan yang diada-adakan kemudian. Jadi jelas,bahwa Hadith yang meriwayatkan 'penyerupaan' Yudas menjadi Nabi Isa AS adalah dari Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani),bukan dari Sahabat Rasulullah yang dekat dengan beliau,apalagi dari keterangan yang bersumber dari Al Quran. Ditambah pula dengan fakta kemiripan hikayat 'pengangkatan' ke Surga yang jelas-jelas merupakan karangan Kaum Nasrani. Dengan demikian,keyakinan bahwa sesungguhnya yang disalib itu adalah Yudas (bukan Nabi Isa AS) sulit dipertanggungjawabkan dan tidak memiliki dasar yang kuat atas keshahihan informasinya, demikian pula dengan keyakinan sebagian muslim yang percaya bahwa Nabi Isa AS diangkat secara fisik ke Surga untuk kemudian turun kembali di Akhir Zaman. Lalu, jika yang disalib adalah benar Jesus (Nabi Isa AS),dan beliau tidak naik ke Surga...bagaimanakah kisah yang sebenarnya?,dan kemanakah beliau 'menghilang' setelah peristiwa penyaliban tersebut?bagaimana dengan Tafsir Al Quran Surah An-Nisa Ayat 157-158?...[^_^] :: Bersambung ::



4 TIANG KEKUFURAN Tiang kekufuran ada empat perkara; 1- Sombong 2- Irihati 3- Marah 4- Syahwat Demikianlah yang pernah ditulis oleh Ibnul Qayyim dalam kitab “Al Fawaid.” Sombong menghalangi seseorang untuk tunduk dan patuh pada aturan-Nya. Iri hati, mencegah seseorang menerima kebenaran dan memperjuangkannya. Marah menutupi seseorang dari berlaku adil terhadap sesama. Dan syahwat menahan seseorang untuk konsentrasi dalam beribadah. Saudaraku.. Jika tiang kesombongan mampu kita tumbangkan, maka mudah bagi kita untuk tunduk dan mematuhi rambu-rambu-Nya. Bila pilar hasad dapat kita runtuhkan, maka terbuka bagi kita pintu nasihat dan tergugah hati kita untuk membukakannya bagi orang lain. Jikalau kekuatan marah dapat kita padamkan, akan membawa kita berlaku adil dan tawadhu’



terhadap sesama. Dan bila tembok syahwat dapat dirobohkan, maka mudah bagi kita menghiasi diri dengan sabar, kesucian diri dan mendaki puncak ubudiyah. Namun merobohkan gunung yang menjulang tinggi, jauh lebih mudah daripada merobohkan keempat pilar di atas. Terlebih ketika keempat pilar itu tersebut telah sempurna menjadi bangunan yang kuat dan istana yang kokoh dalam diri kita. Jika keempat perkara itu telah menguasai diri kita, maka kebathilan bisa dipandang sebagai sebuah kebenaran. Yang ma’ruf berubah menjadi munkar. Dunia mendekat dan akherat menjauh. Akar dari keempat perkara di atas adalah kebodohan diri. Tidak mengenal Rabb dan diri sendiri. Jika kita mengenal ke Mahasempurnaan Allah dan ke Mahamuliaan-Nya, maka kita akan sadar dengan kelemahan dan kekurangan kita. Dengan demikian kita tiada menyombongkan diri, selamat dari bara amarah dan tak memendam hasad terhadap apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada orang lain. Sedangkan obat dari penyakit syahwat adalah; kesehatan ilmu pengetahuan dan kelurusan makrifat. Mari kita runtuhkan pilar kesombongan, iri hati, amarah



dan syahwat tercela dalam diri kita. Jangan kita biarkan ia menjadi rumah atau bangunan atau tempat tinggal kita. Mari kita tingkatkan pengenalan kita terhadap Rabb pencipta kita dan makrifat kepada-Nya serta kenali siapa sejatinya diri kita ini. "Semangat selalu!!!." jika akhi dan ukhti berkenang, mari bergabung di page admin Area Unik insya allah bermanfaat ! " TIADA TUHAN SELAIN ALLAH Al-Kitab: -1- [Ulangan 4:35] "Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia." -2- [Ulangan 4:39] "Sebab itu sadarilah hari ini dan jangan lupa: Tuhan satu-satunya Alah di langit dan di bumi; tak ada yang lain." -3- [Ulangan 5:7] "Jangan menyembah allah-allah lain. Sembahlah Aku saja." [Matius 4:10] Yesus bersabda, "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH engkau berbakti !" -4- [Ulangan 6:4] "Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!" [Markus 12:29] Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, TUHAN ITU ESA. -5- [Ulangan 33:26] Tidak ada yang seperti Allah. -6- [Keluaran 9:14] ... dengan maksud supaya engkau mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Aku di seluruh bumi. -7- [II Samuel 7:22] "Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan Allah, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami." -8- [Yesaya 43:11] Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada Juruselamat selain daripadaKu. -9- [Yesaya 48:12] "Dengarlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!



-10- [Yesaya 46:9] Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, Al-Qur'an: -1- [4.36] Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. -2- [4.87] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. -3- [26.213] Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab. -4- [28.88] Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. -5- [40.14] Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai (nya). -6- [43.64] Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. -7- [44.8] Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, -8- [50.26] yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat". -9- [51.51] Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. -10- [72.20] Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya".



POLIGAMI DALAM ALKITAB Maaf tidak bermaksud menyinggung keimanan rekan-rekan Kristiani. Posting masalah poligami Ini bertujuan untuk menjawab serangan oknum agama tertentu, yang gencar menyerang Rasulullah SAW dan umat Islam yang berpoligami. Padahal, dalam Alkitab sendiri perbuatan Poligami adalah hal biasa dan umum dilakukan termasuk oleh nabi-nabi. Ada begitu banyak ayat Alkitab tentang Poligami dan sebagian akan saya tunjukan.



Semoga posting ini berguna untuk menjawab pertanyaan rekan-rekan kami dari kalangan Kristiani tentang Islam dan Poligami. Dan semoga bisa menjembatani dialog antara umat Kristiani dengan Muslim. Sbb. AYAT-AYAT POLIGAMI DALAM ALKITAB: [II Samuel 5:13] Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari Yerusalem, setelah ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi anak-anak lelaki dan perempuan. [I Raja Raja] 11:1. Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, [11:2] padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. [11:3] Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. [Kejadian 4:19] Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila [Ulangan 21:15] "Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai, [Keluaran 21:10] Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia. [Kidung Agung 6:8] Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang banyaknya. [6:9] Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya; puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya. [Kejadian 16:1] Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. [16:2] Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. [16:3] Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. [Kejadian 25:1] Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. [Kejadian 30:1] Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah ia



kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati." [30:2] Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?" [30:3] Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan." [30:4] Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu. [Kejadian 36:2] Esau mengambil perempuan-perempuan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, dan Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi, [36:3] dan Basmat, anak Ismael, adik Nebayot. [36:4] Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan Rehuel, [36:5] dan Oholibama melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan. [36:6] Esau membawa isteri-isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang telah diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia meninggalkan Yakub, adiknya itu. [36:7] Sebab harta milik mereka terlalu banyak, sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpangan mereka tidak dapat memuat mereka karena banyaknya ternak mereka itu. [36:8] Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom. [36:9] Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir. [36:10] Nama anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri Esau. [Daniel 5:2] Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. [I Samuel 1:2] Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak. [I Tawarikh 4:5] Asyur, bapa Tekoa, mempunyai dua isteri, yakni Hela dan Naara. [I Tawarikh 8:8] Saharaim mendapat anak di daerah Moab, sesudah diusirnya Husim dan Baara, isteri-isterinya. [II Tawarikh 11:21] Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih dari pada semua isteri dan gundiknya--ia mengambil delapan belas isteri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan. Lihat ayat-ayat diatas, poligami bukanlah hal aneh dan dilakukan oleh banyak orang Yahudi termasuk Nabi-Nabi. Apakah ada LARANGAN untuk melakukan poligami dalam Alkitab? Kalau ada, silahkan tunjukkan!. Yesus dan Paulus tidak menikah, namun tak patut pula apabila ada oknum rekan Kristiani yang menghujat Rasulullah Saw yang berpoligami.



Karena Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dll melakukan poligami bahkan Nabi Sulaiman sampai memiliki 1000 istri NAMUN KENAPA UMAT KRISTEN TIDAK PERNAH MERIBUTKANNYA? Ketika Yesus belum menjadi manusia, Dia disebut Kalimat Allah (lihat Qs 3:45). Tapi, ketika Dia datang ke dunia dengan cara dilahirkan, Dia dipanggil dengan nama Yesus Kristus/Isa Al-Masih. Dengan kata lain, Kalimat Allah itu telah menjadi manusia dan diberi nama Yesus. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:14) Mungkin saudara bertanya, mana buktinya bahwa Yesus adalah benar Tuhan? Saudara dapat menemukan jawabannya pada artikel ini: http://tinyurl. com/8abrx5



SHARE APPROVAL (IZIN PENYEBARAN ARTIKEL) Silahkan bila komentar Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas tentang kontoversi Isa al Masih | Yesus sang Mesiah atau Yesus sang Kristus (Jesus the Christ) ingin dibagikan atau diinformasikan ke forum kajian lain, asalkan tetap mencantumkan sumbernya, karena tulisan kami dilindungi oleh UU HAKI dan UU ITE, dan agar kami sebagai penulis dapat mempertanggungjawabkannya. Terima kasih.



1.DALIL DAN ARGUMENTASI TENTANG KEMATIAN 'ÎSÂ AL MASÎH BUKAN DISALIB ● a'udzuw bi llaahi mina alsy syaythaani alr rajiymi. ● aku-berlindung kepada Allâh dari sang setan yang dirajam. ● bi smi llaah alr rahmani alr rahiymi. ● dengan nama Allâh Maha Pengasih Maha Penyayang ● wa qawli him, inna–a, qatalnaa al masiyha, 'iysaa ibna maryama, rasuwla allaaha; wa maa qataluw hu, wa maa shalabuw hu, wa laakin syubbiha la hum; wa inna alladziyna ikhtalafuw fiy hii, la fiy syakkin min hu, maa la hum bi hii min 'ilmin, ilaa ittiba'a alzh zhanmi, wa maa qataluw hu yaqiynaan. ● dan perkataan mereka, sesungguhnya–kami, kami-telah-membunuh Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam. rasul Allâh; dan tak mereka-telah-membunuh dia, dan tak mereka-telah-menyalib dia, dan tapi



seorang-yang-disamarkan bagi dia; dan sesungguhnya para-orang-yang berselisih-berulangkali tentang dia, sungguh didalam suatu-kesangsian tentang dia, tiada bagi mereka dengan berdasarkan pada suatu-pengetahuan, kecuali mengikuti sang sangkaan, dan tak mereka-telah-membunuh dia dengan-yakin. [Q 4:157] Allâh secara jelas dan tegas menyatakan dalam ayat ini bahwa, Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam, tak mati dibunuh dengan cara disalib, dan yang disalib adalah orang lain yang disamarkan atau diserupakan dengan beliau. Berdasarkan pada Injil Barnabas, yang diserupakan dengan beliau dan kemudian mati disalib adalah Yudas Iskariot, seorang murid beliau yang berkhianat [Injil Barnabas 214:4–6. 215:3–9. 217:77–93]. ● bal, rafa'a hu allaahu ilay hi, wa kaana allaahu 'aziyzan hakiyman. ● bahkan, Allâh Dia-telah-mengangkat dia kepada Dia, dan telah-adalah Allâh Perkasa Bijaksana. [Q 4:158] Lafazh "rafa'a hu" atau "Dia-telah-mengangkat dia", Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam. Artinya, meninggikan, mengeataskan, memuliakan, beliau, dengan penyangkalan bahwa beliau tak mati dibunuh dengan cara disalib, sebagai dinyatakan pertama dalam kalimat negasi atau afirmativ negativ, "wa maa qataluw hu, wa maa shalabuw hu" atau "dan tak mereka–telah–membunuh dia, dan tak mereka-telah-menyalib dia". Dalam peristiwa pengangkatan ini, ditonjolan sifat Perkasa Bijaksana Allâh. Artinya telah dilakukan dengan keperkasaan dan atas dasar kebijaksanaan Allâh. Sesungguhnya adalah menolong dan memuliakan hamba-Nya yang dianiaya oleh ketakadilan. ● wa `in mmin `ahli al kitaabi `illaa la yuw`mina–nna bi–hii qabla mawti–hii, wa yawma al qiyaamati yakuwnu 'alay–him syahiydaan ● dan tiada dari ahli kitâb kecuali sungguh ia-beriman–selamanya dengan-dia ['Îsâ] sebelum kematian–dia ['Îsâ], dan di hari kiamat [ Îsâ] ia-menjadi atas–mereka sebagai-pesaksi. [Q 4:159] Allâh mengakhiri ayat ini dengan penyataan jelas dan tegas "qabla mawti–hii" atau "sebelum kematian–dia", Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam. Artinya, beliau telah-mati, tapi bukan karena dibunuh dengan cara disalib. ● idz qaala allaahu yaa 'iysaa `inni–y mutawaffiy–ka wa raafi'u–ka `ilay–ya wa muthahhiru–ka mina alladziyna kafaruw wa jaa'ilu alladziyna ittaba'uw–ka fawqa alladziyna kafaruw `ilaa yawmi al qiyaamati tsumma `ilay–ya marji'u–kum, fa `ahkumu bayna–kum fiy maa kuntum fiy–hi



takhtalifuwna. ● Ketika Allâh Dia-telah-berkata, hai 'Îsâ, sesungguhnya–Aku pewafat–mu dan pengangkat–mu kepada–Ku dan pesuci–mu dari para-orang-yang mereka-telah-kafir, dan penjadi para-orang-yang mereka-telah-mengikuti–mu diatas para-orang-yang mereka-telah-kafir sampai hari kiamat, kemudian kepada–Ku tempat-kembali–kalian, maka Aku-telah-menetapkan-hukum diantara–kalian, didalam apa-saja-yang kalian-telah-adalah didalam–dia kalian-berselisih. [Q 3:55] Dalam ayat diatas, "mutawaffiy" berarti yang-mewafatkan atau yang-mematikan, "raafi'u" berarti yang-mengeataskan, yang-meninggikan, atau yang-mengangkat, "muthahhiru" berarti yangmensucikan, dan "jaa'ilu" berati yang-menjadikan. Bentuk semua lafazh diatas adalah "fail" (pelaku, pekerja), bukan "fi'il" (katalaku, katakerja). Sehingga karena bentuk lafazh adalah "mutawaffiy", tak dapat diketahui apakah akan-mewafatkan atau telah-mewafatkan, hanya pasti-mewafatkan. Tapi Allâh mencantumkan dalam penutup ayat diatas bahwa Dia-telah-menetapan-hukum, mencakup tentang kematian dan kehidupan 'Îsâ al Masîh sendiri, yang diperdebatkan oleh sebagian orang. Artinya, kematian 'Îsâ al Masîh tetap memenuhi dan tak menyalahi hukum Allâh berlaku umum dan universal, alias mati dalam cara sebagaimana umumnya manusia biasa. Dengan kata lain, tak ada pengecualian atau pengistimewaan dalam hal kematian 'Îsâ al Masîh. (C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas



3. DALIL DAN ARGUMENTASI TENTANG KEMATIAN 'ÎSÂ AL MASÎH DI DUNIA ● maa al masiyhu ibnu maryama `illaa rasuwlun, qad khalat min–qabli hi alr rusulu. ● tak adalah Al Masîh putra Maryam kecuali seorang-rasul, sungguh telah-berlalu [wafat, mati] sebelum–dia sang para rasul. [Q 5:75] Ayat diatas menyatakan secara mencakup atau inklusiv, semua rasul sebelum 'Îsâ putra Maryam. ● wa maa muhammadun `illaa rasuwlun, qad khalat min–qabli hi alr rusulu. ● dan tak adalah Muhammad kecuali seorang-rasul, sungguh telah-berlalu [wafat, mati]



sebelum–dia sang para rasul. [Q 3:144] Ayat diatas menyatakan secara mencakup atau inklusiv bahwa, para rasul sebelum Muhammad, mencakup 'Îsâ ibnu Maryam. Gabungan manthiq "waaw athaf" (dan konyungsi, conjuction and) atau kombinasi logik dan ekslusiv (exlusive and) dua ayat serupa dan senada diatas, Q 5:75 dan Q 3:144, menyatakan semua rasul, termasuk 'Îsâ dan Muhammad, wafat atau mati, sebagaimana umumnya manusia biasa, alias tak ada pengecualian atau pengistimewaan. ● wa ja'ala–niy mubaarakan `ayna-maa kuntu, wa awshaa–niy bi alsh shalaati wa alz zakaati maadumtu hayyaan. ● dan Dia-telah-menjadikan–ku ['Îsâ] seorang-yang-diberkati dimana-saja aku-telah-berada, dan Dia-telah-menyuruh–ku dengan sang shalât dan sang zakât selama-aku hidup. [Q 19:31] Dalam ayat diatas, 'Îsâ putra Maryam, menyatakan bahwa beliau seorang muslim, dan manusia biasa, yang hidup dan akan mati di dunia, sebagaimana halnya manusia lain. ● maa qultu la–hum, `illaa maa `amarta–niy bi–hi, `ani u'buduw allaaha, rabbi–y wa rabba– kum, wa kuntu 'alay–him syahiydan, maadumtu fiy–him, fa lammaa tawaffayta–niy, kunta `anta al rraqiiba 'alay–him wa `anta 'alaa kulli syay`in syahiydun. ● tak ['Îsâ] aku-mengatakan kepada–mereka, kecuali apa-saja-yang Engkau-telahperintahkan-kepada–ku dengan–dia [untuk menyampaikannya kepada umat], bahwa kalianabdilah Allâh, Pengasuh–ku dan Pengasuh–kalian, dan aku-telah-menjadi atas–mereka sebagai-pesaksi, selama-aku didalam–mereka, maka bilamana Engkau-telah-mewafatkan– ku, Engkau-menjadilah, Engkau Maha-Pengawas atas–mereka dan Engkau atas tiap sesuatu adalah Pesaksi. [Q 5:117] Dalam ayat diatas, 'Îsâ ibnu Maryam, menjelang kematian beliau, menyerahkan kembali tugas kenabian dan kerasulan beliau, untuk mempersaksikan umat, kepada Allâh. Artinya, 'Îsâ ibnu Maryam, akan wafat di dunia, lama sebelum hari kiamat. Dari banyak hadîts marfu shahih mutawatir (berumber dari rasûlullâh, sah dan banyak periwayatnya), disebutkan bahwa, 'Îsâ al Masîh telah wafat pada usia sekitar 120 tahun, meski tak menyebutkan dimana beliau wafat dan dimana beliau dimakamkan. ● rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah berkata, kalau [andai] telah-adalah



Mûsâ dan 'Îsâ mereka-berdua masih-hidup, niscaya mereka-berdua mengikuti–ku [sejalan dalam Islam]. ● dari Siti Fatimah, dari rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, beliau pernah berkata, bahwa Jibril ia-telah-mengkhabarkan-kepada–ku bahwa 'Îsâ putra Maryâm hidup seratus duapuluh tahun dan mati. ● rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah berkata, sesungguhnya 'Îsâ putra Maryâm hidup selama seratus duapuluh tahun, dan sungguh tak aku-memperhatikan diri–ku sendiri, kecuali akan aku-wafat di sekitar usia enampuluh tahun, [H:R Imam al Bukharî] [Alawddin al Hindi, Kanzu al 'Ummal, Muassaatu alr Risalah, Beirut, 1989, Jilid 11 pagina 479.] (C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas



4. DALIL DAN ARGUMENTASI TENTANG PEMISALAN 'ÎSÂ AL MASÎH DENGAN ÂDAM ● Inna matsala 'iysaa 'inda `allaahi, ka matsali aadama; khalaqa huu min turaabin, tsumaa qaala la huu: "kun, fa yakuwnu." ● Sesungguhnya pemisalan [penciptaan] 'Ísâ dihadapan Allâh, bak [penciptaan] Âdam; Dia– telah–menciptakan dia [Âdam] dari tanah–lempung, kemudian Dia–telah–berkata kepada dia: "Kamu–jadilah, maka dia–tengah–menjadi." [Q 3:59] Diriwayatkan bahwa dalam mi'râj, Muhammad, rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, telah berjumpa dengan para nabi dan rasul di tiap langit. ● dilangit ke1 dengan nabi Âdam, 'alay hi als salaam. ● dilangit ke2 dengan nabi Yahya, 'alay hi als salaam, dan nabi 'Îsâ, 'alay hi als salaam. ● dilangit ke3 dengan nabi Yûsuf, 'alay hi als salaam. ● dilangit ke4 dengan nabi Idrîs, 'alay hi als salaam. ● dilangit ke5 dengan nabi Hârûn, 'alay hi als salaam. ● dilangit ke6 dengan nabi Mûsâ, 'alay hi als salaam. ● dilangit ke7 dengan nabi Ibrâhîm, 'alay hi als salaam. [H:R Imam al Bukhârî, dalam kitab al mi'râj, dari Hudbah bin Khâlid, dari Hummâm binYahyâ, dari Qatâdah, dari Anas bin Mâlik, dari Mâlik bin Sha'sha'ah, dari Muhammad rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama]



[H:R Imam Muslîm, dalam kitab al Imam, dari Muhammad bin Al Mutsanna, dari Ibnu 'Ady, dari Sa'id, dari Qatâdah, dari Anas bin Mâlik, dari Mâlik bin Sha'sha'ah, dari Muhammad rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama] [H:R Ahmad bin Hanbal, musnad Ahmad, dari Hasan bin Mûsâ, dari dari Hammâd bin Salamah, dari Tsâbit al Bunânî, dari Anas bin Mâlik, dari Muhammad rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama]. Merujuk kepada dalil diatas, karena nabi Âdam dan nabi lainnya telah wafat, berarti nabi 'Îsâ juga telah wafat. Kesimpulan logik tiga hadîts shahih diatas tak bertentangan dengan hadîts shahih tentang kematian 'Îsâ al Masîh. ● dari Siti Fatimah, dari rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, beliau pernah berkata, bahwa Jibril ia-telah-mengkhabarkan-kepada–ku bahwa 'Îsâ putra Maryâm hidup seratus duapuluh tahun dan mati. ● rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah berkata, sesungguhnya 'Îsâ putra Maryâm hidup selama seratus duapuluh tahun, dan sungguh tak aku-memperhatikan diri–ku sendiri, kecuali akan aku-wafat di sekitar usia enampuluh tahun, [H:R Imam al Bukharî] (C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas



5. DALIL DAN ARGUMENTASI DAN KONTROVERSI TENTANG KEBANGKITAN 'ÎSÂ AL MASÎH Berdasarkan pada ayat Al Qur`ân dan beberapa hadîts shahih mutawatir, 'Îsâ al Masîh akan dibangkitkan lebih dulu, beberapa waktu menjelang hari kiamat, sebelum manusia lain dibangkitkan pasca kiamat, sehingga menjadi pertanda akan kepastian kedatangan hari kiamat beberapa waktu kemudian. ● wa `inna–huu la 'ilmun li als saa'ati, fa laa tamtaru–nna bi–haa, wa ittabi'uw–ni, haadzaa shiraathun mustaqiymun. ● Dan sesungguhnya–dia ['Îsâ] sungguh suatu-ilmu kepada sang saat [waktu], maka janganlah kamu-ragu-sekalipun tentang–dia [saat tersebut], dan kalian-ikutilah Aku, inilah jalan yang-lurus. [Q 43:61]



● Dari Abdullâh bin Abbas, radhiya allâhu 'an hû, dari rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, beliau pernah berkata, dalam penjelasan ayat "wa inna–huu la 'ilmun li als saa`ati" [Q 43:61], 'Îsâ putra Maryâm akan turun [bangkit, datang kembali] menjelang hari kiamat. [H:R Ibnu Hibban] Berdasarkan pada banyak hadîts, sedikitnya ada sekitar 50 hadîts, pasca kebangkitan beliau menjelang hari kiamat, 'Îsâ al Masîh akan memproklamirkan diri beliau sebagai seorang muslim, sebagaimana Muhammad, mendirikan shalât, menunaikan zakât, memerangi kebathilan, membunuh dajjal, menghapuskan pajak, menegakkan keadilan, menjadi imam, dimana sebagian para penganut ajaran nasrani dan kristiani kemudian menjadi muslim mengikuti dia, dan tak lama kemudian terjadi hari kiamat. KONTROVERSI Jika diantara sekian banyak hadîts tentang kebangkitan 'Îsâ al Masîh menjelang hari kiamat, tak menyebutkan bahwa setelah membunuh dajal dan meneggakkan keadilan kemudian beliau wafat, maka berarti hadîts tersebut dapat dikatakan menyetujui bahwa kebangkitan beliau adalah kebangkitan setelah mati, beberapa waktu lebih dulu sebelum hari kebangkitan total, untuk selamanya hingga kehidupan akhirat. Tapi jika kemudian beliau wafat lagi, maka berarti hadîts tersebut dapat dikatakan tak sesuai dengan Al Qur`ân, karena sebagai manusia mengalami hidup dua kali dan mati dua kali di alam dunia, sedangkan Al Qur`ân menyebutkan masing-masing hanya sekali, dimana kehidupan kedua adalah kehidupan akhirat, bukan kehidupan dunia. (C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas



5. KONTROVERSI TENTANG KENAIKAN 'ÎSÂ AL MASÎH ADAKAH KERAJAAN LANGIT SESUATU YANG NYATA? ● bal, rafa'a hu allaahu ilay hi, wa kaana allaahu 'aziyzan hakiyman. ● bahkan, Allâh Dia-telah-mengangkat dia kepada Dia, dan telah-adalah Allâh Perkasa Bijaksana. [Q 4:158] Sebagian orang memahami dan menafsirkan ayat diatas bahwa 'Îsâ al Masîh diangkat dalam keadaan hidup dengan tubuh fisik ke langit, karena mengangkat dalam ayat diatas diartikan menaikkan ke atas, dan atas adalah langit. Padahal Allâh tak bersemayam didalam langit sebagai makhlûq-Nya. Sebagian lagi menganggap bahwa beliau diangkat ke surga. Padahal beliau belum mati, dan surga dimaksud disediakan untuk kehidupan akhirat setelah kematian di dunia.



● wa huwa alladziy fiy als samaa`i `ilaahun wa fiy al `ardhi `ilaahun, wa huwa al hakiymu al 'aliymu. ● dan Dia adalah Dia-yang didalam sang langit Tuhan dan didalam sang Bumi Tuhan, dan Dia adalah Maha Bijaksana Maha Mengetahui. [Q 43:84] Jika beliau hidup dengan tubuh fisik, maka beliau masih berada dalam kehidupan dunia, tapi dalam anggapan berada di atas, di langit, bukan di Bumi. Lalu dimana? Apakah di langit kedua, sebagaimana dijumpai oleh Muhammad, rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama dalam mi'râj? Jika ya, maka berarti beliau telah mati, karena bagaimana mungkin manusia hidup bersama dengan nabi Yahya yang telah mati? Atau barangkali di satu tempat khusus di langit, yang disebut "kerajaan langit " (celestial kingdom), sebagaimana banyak dan kerap disebut dalam Al Qur`ân? ● tabaaraka alladzy la huu mulku als samaawaati wa al `ardhi wa maa bayna humaa; wa 'inda–hu 'ilmu als saa'ati, wa `ilay–hi turja'uwna. ● terberkatilah Dia-yang bagi Dia kerajaan sang lelangit dan sang Bumi dan apa-saja-yang diantara mereka-berdua; dan dihadapan Dia pengetahuan sang saat [kepastian waktu hari kiamat], dan kepada Dia kalian-akan-dikembalikan. [Q 43:85] Berdasarkan pada Al Qur`ân, kerajaan langit memang ada. Tapi apakah kerajaan langit adalah suatu yang nyata dan konkrit dapat dihuni oleh manusia hidup dengan tubuh fisik, ataukah suatu yang maya dan abstrak alias ghayib yang hanya dapat dihuni oleh tubuh psikik seperti malâ`ikat? Berdasarkan pada satu foto antariksa diambil oleh HST (Hubble Space Telescope) pada 26 Desember 1993, yang bermaksud memfoto galaksi di langit jauh mendekati tepi semesta, tapi secara insidensial, diperoleh satu citra cemerlang, yang bukan benda langit (celestial body) umumnya, seperti galaksi atau nebula, tapi seperti suatu kota gemerlapan mengambang di langit [lihat gambar]. Foto aneh ini disembunyikan dan dirahasiakan oleh NASA (National AeroSpace Administration), lembaga antariksa nasional AS, tapi akhirnya bocor di 1994 ketika seorang peneliti, Dr Masson, menemukannya dan menyeludupkannya keluar, dan dipublikasikan pertama kali pada 8 Februari 1994 oleh Weekly World News (Mingguan Berita Dunia). Tapi pihak NASA menolak pemberitahuan keberadaan foto tersebut, dan juru bicara NASA menolak mengomentari berita tersebut. Diberitakan bahwa Presiden Bill Clinton dan Wakil Presiden Al Gore, ketika itu, secara pribadi sangat tertarik dengan foto tersebut dan meminta penjelasan lanjut. Foto tersebut juga telah disampaikan kepada Paus ketika itu, Yohanes Paulus II atas permintaannya, tapi pihak Vatikan tak menkonformasi dan juga tak menyangkal.



Para ahli NASA, setelah memeriksa dan memeriksa-ulang data, mereka menyimpulkan bahwa citra tersebut otentik atau asli, bukan rekayasa. Tapi mereka menyimpulkan bahwa, kota langit tersebut tak mungkin dihuni oleh kehidupan manusia seperti kita, karena dikelilingi oleh ruang energi gelap dan materi gelap (dark energy and cold dark matter, Λ–CDM), dingin seperti es dan tiada udara, kecuali oleh tubuh psikik, rûh, atau jiwa orang telah mati. Namun mereka juga tak dapat membuktikan keberadaan kehidupan ghayib disana. Floori, Marge, “new Hubble images”, www.weeklyworldnews.com, Thursday, September 10th 2009, http://weeklyworldnews.com/headlines/11684/new-hubble-images Dengan demikian, anggapan bahwa 'Îsâ al Masîh diangkat dalam keadaan hidup dengan tubuh fisik ke langit, tidak atau belum dapat diterima secara logik dan dijelaskan secara ilmiah, dan tak ada dalil naqli Al Qur`ân dan hadîts shahih yang mendukung anggapan sedemikian. (C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas



Weekly World News | The World's Only Reliable News



Ikhwah, ini PENTING dan harus menjadi perhatian kita semua: Sebagai ALUMNI KKO yang mana kita telah belajar memahami kesalahan dari agama lain, maka sikap kita seharusnya tidak dengan "MENGHINA" atau melakukan perbuatan2 yang bisa di kategorikan sebagai PENISTAAN. Efek dari perbuatan ini adalah: 1. Kita sudah mengabaikan peringatan ALLAH SWT dalam Surah Al-An'am: 108. Dan kelak di akhirat kita akan dimintai pertanggungjawaban atas pengabaian kita pada perintah ALLAH SWT. Dan tentu hal ini bukanlah hal yg ringan. 2. Kita sudah melakukan PENISTAAN AGAMA yg berarti melanggar: - Undang-Undang no 1/PNPS/1965 tentang Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama. - KUHP penista agama yaitu pasal 156 a tentang penghinaan agama dan pasal 310 ayat 1 dan 2 tentang pencemaran nama baik. - UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) pasal 27, 28 dan bisa juga 29. KAJIAN KRISTOLOGI yg dilakukan oleh IRENA CENTER adalah Kajian ILMIAH, berdasarkan FAKTA & DATA yg bertujuan untuk MEMBENTENGI AQIDAH UMMAT ISLAM.



Astaghfirullah 3x. Demikian, semoga ALLAH SWT meridhoi langkah kita. Aamiin.



Matius 22:36-40 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."



Tahukah mengapa mayoritas Kristen terutama pendeta dan misionaris sering menipu, gemar berbohong, suka mengedit Bible, suka memutarbalikkan fakta, berlindung dibalik kemunafikan, dan memiliki watak sebagai pemalsu? Kristiani menipu karena mereka percaya bahwa dusta dan kebohongan adalah halal demi tegaknya dogma kekristenan di muka bumi.. Paulus berdusta demi nama Allah: II Roma 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? Paulus mengabarkan Yesus dengan kepalsuan: Filipi 1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, Ajaran Paulus bukan dari Tuhan II Korintus 11:17 Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah



AJARAN ISLAM MELINDUNGI NON-MUSLIM Barangsiapa menyakiti kafir dzimmi (non-muslim yg berdamai) , maka aku (Rasulullah) akan menjadi lawannya di hari kiamat (HR Muslim). “Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun. ” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) "Rasulullah saw. mengecam keras pembunuhan terhadap kaum wanita dan anak-anak," (HR Bukhari [3014] dan Muslim [1744]).



"Bahwasanya, barangsiapa membunuh suatu jiwa, padahal dia tidak membunuh jiwa atau tidak membuat kerusuhan di permukaan bumi, maka seolah-olah dia telah membunuh manusia seluruhnya." (al-Maidah: 32) "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." [QS. 60:8] "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah! karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." [QS.5:8] "Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu untuk melawan mereka." [QS. 4:90]



AYAT-AYAT YANG MENG-ILHAMI BAHWA ISA/YESUS AKAN DATANG/TURUN MENJELANG HARI KIAMAT • Yohanes 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, AKU AKAN DATANG KEMBALI DAN MEMBAWA KAMU KE TEMPAT-KU, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." • Yohanes 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia TINGGAL HIDUP SAMPAI AKU DATANG, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." • Kisah rsaul 1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? YESUS INI, YANG TERANGKAT KE SORGA MENINGGALKAN KAMU, AKAN DATANG KEMBALI DENGAN CARA YANG SAMA SEPERTI KAMU MELIHAT DIA NAIK KE SORGA." • Matius 24:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan APAKAH TANDA KEDATANGAN-MU DAN TANDA KESUDAHAN DUNIA?"



AYAT-AYAT YANG MENGATAKAN ISA/YESUS TERANGKAT KELANGIT (SORGA) • Kisah Para Rasul 1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari YESUS TERANGKAT KE SORGA meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya." • Markus 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, TERANGKATLAH IA KE SORGA, lalu duduk di sebelah kanan Allah. • Lukas 24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan TERANGKAT KE SORGA.