9 0 6 MB
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
LAPORAN KEGIATAN AKSI BERGIZI DI SEKOLAH KABUPATEN MOROWALI TAHUN 2023
DI KABUPATEN MOROWALI TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN a.Latar Belakang Dalam mencapai tujuan nasional bangsa indonesia sesuai UUD 1945 melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Kesehatan dan gizi remaja merupakan aspek penting dalam kehidupan remaja yang menjadi landasan siklus kehidupan manusia. Permasalahannya sangat kompleks dan beragam, namun sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman remaja akan informasi gizi, kesehatan dan masalah kehidupan social lainnya telah menyebabkan kehidupan
remaja
menjadi
kurang
sejahtera.
Berbagai
tantangan dalam masa remaja seperti kasus perundungan (bullying), perkawinan anak , obesitas, kurang gizi dan lainnya perlu dihadapi dengan pendekatan yang komperhensif. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dindonesia yang dapat dialami dari balita,
remaja,
ibu
hamil
sampai
usia
lanjut.
Riskesdas
2018
menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26, 8 % dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32 %. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia. Menanggulang hal tersebut , pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi tablet tambah darah (TTD). Suplementasi TTD mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12-18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/. Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak factor yang mempengaruhi, salah satunya adalah
kurangnya
kepatuhan
remaja
putri
dalam
mengkonsumsi TTD. Hasil Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa proporsi remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir di sekolah sebesar 76,2 % tetapi hanya 1, 4% yang mengkonsumsi TTD sesuai anjuran. Diperlukan komitmen dan dukungan dari semua pihak untuk mengatasi persoalan kekurangan gizi termasuk anemia. Intervensi melalui sosialisasi dari tingkat sekolah harus dilakukan agar remaja Indonesia khususnya remaja putri memahami pentingnya menjaga asupan gizi untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
b.Tujuan Tujuan Umum : 1. Meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri Tujuan Khusus : 1. Adanya motivasi remaja untuk mengkonsumsi TTD setiap minggu. 2. Adanya motivasi remaja untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung sayuran, buah buahan, protein hewani 3. Adanya motivasi remaja untuk melaksanakan aktivitas fisik setiap hari. C. Waktu dan Kegiatan : Kegiatan dilaksanakan
: Bulan Maret 2023
Tempat Pelaksanaan
: Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Se- Kab. Morowali
Waktu
: 08.00 sampai selesai
D. Narasumber dan Moderator a. Kepala Bidang Promosi dan Kesmas b. Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Madya dan Nutrisionis Madya
BAB II HASIL KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan di SMP/ sederajat
dan SMA/
Sederajat, dihadiri oleh siswi yang berasal dari 8 sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kab. Morowali. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah.
Dalam Sambutannya beliau mengapresiasi
kegiatan ini, merupakan upaya promotif dan preventif dalam rangka pencegahan stunting, remaja putri sebagai calon ibu yang akan melahirkan bayi, seharusnya sejak dini sudah mempersiapkan diri dan kesehatannya, Salah satunya adalah mencegah anemia dengan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 1 butir setiap minggu, mengkonsumsi makanan sehat, berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Berdasarkan data Riskesdas 2018 menunjukkan
prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26, 8 % dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32 %. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia. Kegiatan aksi bergizi dilaksanakan dengan 3 intervensi utama, yaitu 1)
Senam Bersama
2)
Sarapan dan Minum TTD bersama di sekolah/madrasah setiap minggu.
3)
Edukasi
Gizi
yang
bersifat
multi
sektor
dengan
tujuan
mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik 4)
Komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komperhensif.
Aksi Bergizi tentunya di integrasikan dengan Trias UKS yaitu Pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat. Dalam kegiatan ini, Kadis kesehatan, PP dan KB menyampaikan pentingnya pengetahuan tentang gizi remaja, dukungan dari semua pihak untuk mengatasi persoalan stunting dan juga masalah kekurangan gizi termasuk anemia.intervensi melalui sosialisasi dari tingkat sekolah harus dilakukan agar remaja Indonesia, khususnya remaja putri, memahami pentingnya menjaga asupan gizi untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Kita banyak tahu remaja putri kita yang menjalani diet tenpa mereka tahu hal itu berdampak fatal, bahkan dampaknya terbawa samapi mereka hamil nanti. Ini sebetulnya perlu kita cegah dengan memberikan mereka pemahaman dan penekanan agar mereka mengubah perilaku sehingga tidak berdampak pada jangka panjang. Selain itu salah satu indicator Germas yakni aktivitas fisik, melakukan
pergerakan
anggota
tubuh
yang
menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang waktu. Tidak perlu melakukan aktivitas yang berat, cukup melakukan hal-hal sederhan dirumah dan lingkungan sekitar misalnya bermain bola, bersepda, jalan santai dll. Rangkaian kegiatan antara lain senam bersama, makan buah bersama, Edukasi, Games, launching Aksi Bergizi ditandai dengan dilepasnya balon diudara, dan minum tablet tambah darah
serentak. Kegiatan Aksi Bergizi ini di harapkan dilaksanakan setiap minggu dan harus ada pendampingan dari tenaga kesehatan dan guru UKS di sekolah.
BAB III KESIMPULAN Anemia
pada
remaja
berdampak
buruk
terhadap
penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas.
Selain itu secara khusus anemia yang dialami
remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu, sehingga memperbesar resiko kematian Ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Upaya pencegahan dan penaggulangan anemia dilakukan dengan memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin. Upaya yang dilakukan dikemas dalam suatu gerakan yakni “Aksi Bergizi” dalam kegiatan tersebut antara lain : Makan makanan bergizi seimbang terutama tinggi nprotein, kaya zat besi, Minum tablet tambah darah secara teratur, 1 tablet setiap minggu, mengkonsumsi buah dan sayur, dan melakukan aktivitas fisik.
Ketua Panitia Penanggung jawab Promosi Kesehatan dan PM
NOVIANI B SALAWATY, SKM NIP.19801113 200312 2 003