Akuntansi Keuangan Lanjutan  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FARTNERSHIP ( Persekutuan Firma ) Pendahuluan Persekutuan Firma sering juga disebut perseroan firma yaitu suatu bentuk badan usaha yang dimilki oleh 2 ( dua ) orang atau lebih dengan memakai namabersama dengan tujuan untuk memperolah laba ( profit oriented ). Akuntansi Persekutuan Firma Seperti halnya perusahaan perseorangan, kalau ditinjau dari segi hokum persekutuan juga tidak berbadan hokum, Walaupun demikian kalau dipandang dari segi ekonomi persekutuan merupakan satu kesatuan usaha . Modal persekutuan dikelompokkan untuk masing-masing sekutu. Pada umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditamung dalam 3 kelompok rekening, yaitu : 1. Rekening modal 2. Rekening Prive 3. Rekening utang-piutang yang depat meliputi : - Utang kepada sektu - Piutang kepada sekutu Pembentukan Persekutuan Pembentukan persekutuan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : 1. Mendirikan perusahaan baru 2. Mengubah pemilikan perusahaan perseorangan yang sudah ada 3. Mengubah pemilikan perusahaan persekutuan yang sudah ada. 1. Mendirikan perusahaan baru A. Setoran Modal Berupa Kas Contoh 1 : Pada awal tahun 2005 Tn Bambang dan Tn Agus sepakat untuk mendirikan persekutuandengan nama Firma Bagus. Sebagai setoran modal awal masingmasing sekutu menyetor kas sebesar : - Tn Bambang Rp 1.500.000.000 - Tn Agus Rp 1.000.000.000 Transaksi ini akan dicatat persekutuan 1. Untuk mecatat setoran modal Bambang : Dr. Cr.



Rp Rp



2. Untuk mecatat setoran modal Agus :



1



Dr. Cr.



Rp Rp



Nerca Pembukuan Firma Bagus Firma Bagus Neraca Per 1 Januari 2005 Aktiva: Kas



Rp



Pasiva : Modal, Bambang Modal, Agus



Rp Rp



Total pasiva



Rp



Pengakuan Nilai lebih salah seorang sekutu : 1. Metode bonus 2. Metode goodwill 1. Metode bonus Contoh 2 : Pada awal tahun 2005 Tn Agus, Bambang dan Budi sepakat untuk mendirikan persekutuandengan nama Firma Abadi. Sebagai setoran modal awal masing-masing sekutu menyetor kas sebesar : - Tn Agus Rp 300.000.000 - Tn Bambang Rp 300.000.000 - Tn Budi Rp 150.000.000 + Jumlah



Rp 750.000.000



Modal masing-masing sekutu diakui sama. Apabila dipakai metode bonus maka besarnya modal masing-masing sekutu = 1/3 X Rp 750.000.000 = Rp Dengan demikian besarnya bonus yang diterima dan diberikan oleh masing-masing sekutu adalah : Nama Sekutu



Setoran modal Mula-mula Rp (1)



Modal Mula-mula Rp (2)



Bonus diberikakan ( diterima ) Rp (3=1–2)



Agus Bamabang Budi Jumlah Transaksi ini akan dicatat persekutuan



2



1. Untuk mecatat setoran modal Agus : Dr. Cr.



Rp Rp



2. Untuk mecatat setoran modal Bambang : Dr. Cr.



Rp Rp



3. Untuk mencatat setoran Budi Dr. Rp Cr.



Rp



4. Untuk mencatat bonus yang diberikan oleh Agus dan Bambang kepada Budi : Dr. Dr Cr.



Rp Rp Rp



Neraca Pembukuan Firma Abadi Firma Abadi Neraca Per 1 Januari 2005 Aktiva: Kas



Rp



Pasiva : Modal Budi Modal, Bambang Modal, Agus



Rp Rp Rp



Total pasiva



. Rp



2. Metode Goodwill Contoh 3 : Pada awal tahun 2005 Tn Agus, Bambang dan Budi sepakat untuk mendirikan persekutuandengan nama Firma Abadi. Sebagai setoran modal awal masing-masing sekutu menyetor kas sebesar : -



Tn Agus Tn Bambang Tn Budi



Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 150.000.000 +



Jumlah



Rp 750.000.000



3



Modal masing-masing sekutu diakui sama. Apabila dipakai metode goodwill maka besarnya modal masing-masing sekutu adalah = Rp Dengan demikian besarnya goodwill yang diterima dan diberikan oleh masingmasing sekutu adalah : Nama Sekutu



Setoran modal Mula-mula Rp (1)



Modal Mula-mula Rp (2)



Godwill yang diterima Rp (3=2–1)



Agus Bamabang Budi Jumlah



Transaksi ini akan dicatat persekutuan 1. Untuk mecatat setoran modal Agus : Dr. Cr.



Rp Rp



2. Untuk mecatat setoran modal Bambang : Dr. Cr.



Rp Rp



3. Untuk mencatat setoran Budi Dr. Rp Cr.



Rp



4. Untuk mencatat goodwill yang diberikan oleh Agus dan Bambang kepada Budi : Dr. Dr Cr.



Rp Rp Rp



Neraca Pembukuan Firma Abadi



4



Firma Abadi Neraca Per 1 Januari 2005 Aktiva: Kas Goodwill Total aktiva Pasiva : Modal Budi Modal, Bambang Modal, Agus Total pasiva



Rp Rp Rp Rp Rp



. Rp



B. Setoran modal berupa aktva nonkas Contoh 4. Pada wal tahun 2005 Tn Yudi dan Nona Ayu mendirikan persekutuan dengan nama Persekutuan Yuyu. Sebagai setoran modal masing – masing menyerahkan aktiva : Nona Yudi menyerahkan Kas sebesar Rp 1.000.000.000 Nona Ayu menyerahkan Tanah dan Gedung dengan nilai buku dan nilai pasar ; Tanah : - Nilai buku - Nilai pasar Gedung : - Nilai buku :



Rp 400.000.000 Rp 600.000.000 Harga perolehan Akumulusasi penyusutan Nilai buku



Rp 500.000.000 Rp 200.000.000 ( - ) Rp



Transaksi ini akan dicatat persekutuan 1. Untuk mecatat setoran modal Yudi : Dr. Cr.



Rp Rp



2. Untuk mecatat setoran modal Ayu : Dr. Dr Cr.



Rp Rp



Neraca Pembukuan Firma Yuyu



5



Firma Yuyu Neraca Per 1 Januari 2005 Aktiva: Kas Tanah Gedung . (+ ) Total Aktiva Pasiva : Modal Yudi Modal, Ayu Total Pasiva



Rp Rp Rp Rp Rp Rp



(



+



)



Rp



PERUBAHAN PEMILIKAN PERSEKUTUAN A. Sekutu baru membeli hak sekutu lama Berdasarkan jumlah hak yang dibeli dari beberapa orang hak tersebut dibeli, maka pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru dapat dikelompokan menjadi 5, yaitu : 1. Membeli sebagian hak seorang sekutu. 2. Membeli seluruh hak seorang sekutu. 3. Membeli sebagian hak beberapa orang sekutu. 4. Membeli seluruh hak beberapa orang sekutu. 5. Membeli sebagian hak seluruh anggota sekutu. Contoh Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2004 adalah: Modal, A Rp 80.000.000,00 Modal, B 120.000.000,00 Modal, C 120.000.000,00 Modal, D 80.000.000,00 + Jumlah modal Rp 400.000.000,00



Diminta : 6



Jurnal untuk mencatat masuk sekutu E pada awal tahun 2005 jika : 1. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 50% hak B baik hak atas modal maupun hak atas rugi – laba sebesar Rp 75.000.000,00. Dr. Cr. 2. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak B baik hak atas modal maupun hak atas rugi –laba seharga Rp 125.000.000,00 Dr. Cr. 3. E diterima sebagai sekutu baru sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak A, B dan C seluruhnyua seharga Rp 100.000.000,00. Dr. Dr Dr. Cr. 4. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak A dan D baik hak atas modal maupun hak atas rugi-laba seluruhnya seharga Rp 200.000.000,00. Dr Dr. Cr. 5.a. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga nilai buku, yaitu 100.000.000,00 Dr. Dr. Dr Dr. Cr.



5.b.1. Metode goodwill



7



E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 125.000.000,00. Nilai pasar 25 % modal = Nilai pasar seluruh modal = !00%/125% X Rp 125.000.000 = Rp Nilai buku modal ( aktiva baru ) = Goodwill = Dr. Cr. Cr. Cr. Cr



Dr. Dr. Dr Dr. Cr. 5.b.2. Metode bonus E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 125.000.000,00. Dr. Dr. Dr Dr. Cr. 5.c.1. Metode goodwill negatif E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 85.000.000,00. Dr. Dr. Dr Dr. Cr.



Dr.



8



Dr. Dr Dr. Cr. 5.c.2. Metode Bonus E diterima sebai sekutu baru dengan cara membeli 255 hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu seharga Rp 85.000.000,00. Cr. Cr. Cr Cr. Dr.



B. Sekutu baru menyetor modal Contoh Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2004 adalah: Modal, A Rp 60.000.000,00 Modal, B 90.000.000,00 Modal, C 90.000.000,00 Modal, D 60.000.000,00 + Jumlah modal Rp 300.000.000,00 Diminta : Jurnal untuk mencatat masuk sekutu E pada awal tahun 2005 jika : 1. E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.00,00. Modal E diakui sebesar Rp 100.000.000,00 yang merupakan 25% dari modal persekutuan. Modal sekutu baru (dalamRp) Modal sekutu baru dalam % Modal persekutuan setelah masuknya E = Modal persekutuan sebelum masuknya E Kenaikan modal persekutuan Jumlah setoran modal sekutu baaru Goodwill Bonus untuk : Modal E Setoran modal



= = = = = = =



= Rp =



Transaksi ini akan dicatat : 9



Dr. Cr.



2. E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 80.000.000,00. yang merupakan 20% dari modal persekutuan. Modal sekutu baru (dalamRp) Modal sekutu baru dalam % Modal persekutuan setelah masuknya E = Modal persekutuan sebelum masuknya E Kenaikan modal persekutuan Jumlah setoran modal sekutu baaru Goodwill Bonus untuk : Modal E Setoran modal



= = = = = = =



= Rp =



Transaksi ini akan dicatat : Dr. Cr. Dr. Cr. Cr. Cr. Cr 3. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 120.000.000,00. yang merupakan 30% dari modal persekutuan. Modal sekutu baru (dalamRp) Modal sekutu baru dalam % Modal persekutuan setelah masuknya E = Modal persekutuan sebelum masuknya E Kenaikan modal persekutuan Jumlah setoran modal sekutu baaru Goodwill



= = = = = = =



Bonus untuk : Modal E = Rp Setoran modal = Transaksi ini akan dicatat :



10



Dr. Cr. Dr. Cr. Cr. Cr. Cr



4. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 100.000.000,00. yang merupakan 20% dari modal persekutuan. Modal sekutu baru (dalamRp) Modal sekutu baru dalam % Modal persekutuan setelah masuknya E = Modal persekutuan sebelum masuknya E Kenaikan modal persekutuan Jumlah setoran modal sekutu baaru Goodwill Goodwill tersebut untuk : Sekutu baru : - Modal Rp - Setoran modal Goodwill Untuik sekutu lama



= = = = = = =



Transaksi ini akan dicatat : Dr. Cr. Dr. Cr. Cr. Cr. Cr



11



5. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 150.000.000,00. yang merupakan 33 1/3% dari modal persekutuan. Modal sekutu baru (dalamRp) = Modal sekutu baru dalam % = Modal persekutuan setelah masuknya E = = Modal persekutuan sebelum masuknya E = Kenaikan modal persekutuan = Jumlah setoran modal sekutu baaru = Goodwill = Goodwill tersebut untuk : Sekutu baru : - Modal Rp - Setoran modal Goodwill Untuik sekutu lama Transaksi ini akan dicatat : Dr. Cr. Dr. Cr.



6. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 125.000.000,00. yang merupakan 25% dari modal persekutuan. Modal sekutu baru dalam % Modal persekutuan setelah masuknya E = Modal persekutuan sebelum masuknya E Kenaikan modal persekutuan Jumlah setoran modal sekutu baaru Goodwill Goodwill tersebut untuk : Sekutu baru : - Modal Rp - Setoran modal Goodwill Untuik sekutu lama



= = = = = =



12



Transaksi ini akan dicatat : Dr. Cr. Dr Cr. Cr. Cr. Cr. Cr.



C. PENGUNDURAN SEKUTU Contoh Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2004 adalah: Modal, A Rp 60.000.000,00 Modal, B 90.000.000,00 Modal, C 90.000.000,00 Modal, D 60.000.000,00 + Jumlah modal Rp 300.000.000,00 Diminta : Jurnal untuk mencatat masuk sekutu D pada awal tahun 2005 jika : 1. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp 60.000.000,00 2. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp 52.000.000,00 karena memberi bonus. 3. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp 80.000.000,00 karena memberi bonus. 4. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp 80.000.000,00 karena mendapat goodwill. Persekutuan hanya mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur. 5. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp 80.000.000,00 karena mendapat goodwill. Persekutuan hanya mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur. 6. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp 50.000.000,00 karena mendapat goodwill. Persekutuan hanya mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur.



13



Likuidasi ( Pembubaran Persekutuan ) A. Likuidasi Sekaligus Dalam likuidasi seperti ini pembagian kas hanya dilakukan sekali saja, oleh karena itu kondisi modal bersih masing masing sekutu ada 5 ( lima ) kemungkinan 1. 2. 3. 4. 5.



Semua sekutu modalnya bersalso positif Ada sekutu yang modalnya bersaldo negative Ada sekutu yang modalnya bersaldo negative dan tidak dapat ditutup Ada sekutu yang harus menyetor modalnya dalam keadaan tidak mampu Kas yang tersedia tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak ketiga



Contoh : Persekutuan ABCD dengan para sekutu A, B, C dan D membagi laba atau rugi dengan ratio 15 : 20 : 35 : 30. Pada awal tahun 2005 persekutuan tersebut sepakat untuk dilikuidasi. Neraca persekutuan per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut : Persekutuan ABCD Neraca Per 31 Desember 2004



Aktiva Kas …………………………………………… Aktiva Non Kas : Piutang Dagang .......................................... Persediaan .................................................. Aktiva Tetap ................................................ Total Aktiva Pasiva Utang Dagang ............................................. Utang A........................................................ Modal A ........................................................ Modal B ……………………………………….. Modal C ………………………………………. Modal D ………………………………………. Total Pasiva



Rp



25.000.000 90.000.000 100.000.000 85.000.000



Rp



300.000.000



Rp



90.000.000 13.000.000 20.000.000 32.000.000 70.000.000 75.000.000



Rp



300.000.000



Diminta : 1. Laporan Likuidasi 2. Jurnal yang diperlukan sehubungan dengan proses likuidasi



14



Jika : 1. 2. 3. 4.



Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar



Rp 235.000.000 Rp 135.000.000 Rp 95.000.000 Rp 55.000.000



15



Persekutuan ABCD Laporan Likuidasi ( dalam 000 rupiah )



UtangUtangModalKeterangan D ( 30% )KasAktiva



Non Kas



Dagang



A



A ( 15 % )



Realisasi So. Setelah realisasi Pelunasan Utang So setelah pelunasan Pembagian kas Setelah pembagian kas



16



Persekutuan ABCD Laporan Likuidasi ( dalam 000 rupiah )



Keterangan



Kas



Aktiva Non Kas



Utang Dagang



Utang A



A ( 15 % )



Modal B ( 20% ) C ( 35% )



D ( 30% )



Sebelum realisasi Realisasi So. Setelah realisasi Pelunasan Utang So setelah pelunasan Menutup modal defisit So. Setelah ditutup Pembagian kas Setelah pembagian kas



17



Persekutuan ABCD Laporan Likuidasi ( dalam 000 rupiah )



Keterangan



Kas



Aktiva Non Kas



Utang Dagang



Utang A



A ( 15 % )



Modal B ( 20% ) C ( 35% )



D ( 30% )



Sebelum realisasi Realisasi So. Setelah realisasi Pelunasan Utang So setelah pelunasan Menutup modal defisit So. Setelah ditutup Pembagian kas Setelah pembagian kas Setoran kas B So. setelah setoran B Pemgagian kas dr B Setelah pembagian kas



18



Persekutuan ABCD Laporan Likuidasi ( dalam 000 rupiah )



Keterangan



Kas



Aktiva Non Kas



Utang Dagang



Utang A



A ( 15 % )



Modal B ( 20% ) C ( 35% )



D ( 30% )



Sebelum realisasi Realisasi So. Setelah realisasi Pelunasan Utang So setelah pelunasan Menutup modal defiasit So. Setelah ditutup A,C,D Menanggung def B So Penutupan defisit A So. setelah penutupan Pemgagian kas dr B Setelah pembagian kas



Persekutuan ABCD



19



Laporan Likuidasi ( dalam 000 rupiah )



Keterangan



Kas



Aktiva Non Kas



Utang Utang Dagang A



Modal A ( 15 % )



B ( 20% )



C ( 35% )



D ( 30% )



Sebelum realisasi Realisasi So. Setelah realisasi Pembayaran Utang So setelah pelunasan Menutup modal defisit So. Setelah transfer A,C,D Menanggung def B So Setoran Kas A dan C So. setelah penutupan Pelunasan utang Setelah pelunasan utang Pembayaran kas



20



B. Likuidasi Berangsur Sering kali proses realisasi tidak dapat dilakukan secara serentak, melainkan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerugian yang lebih besar walaupaun membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pembagian kas kepada para sekutu tidak menunggu proses realisasi selesai. Untuk menentukan besarnya pembagian kas kepada masing-masing sekutu dapat dihitung dengan dua cara yaitu : 1. Membuat perhitungan pembagian 2. Membuat program pembagian kas Prosedur Perhitungan Pembagian Kas 1. Menghitung saldo modal bersih masing masing sekutu 2. Menghitung rugi potensial yang maksimal 3. Membagi rugi potensial 4. Menghitung saldo modal bersih masing masing sekutu setelah diperhitungkan rugi potensial 5. Membagi modal bersih sekutu yang defisit Prosedur Program Pembagian Kas 1. Menghitung saldo modal bersih masing masing sekutu 2. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi persekutuan yaitu modal bersih dibagi dengan ratio bagian laba rugi 3. Menyusun urutan ranking, kemampuan masing-masing sekutu dalam menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut 4. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing sekutu Contoh : Soal sama dengan yang di atas Proses likuidasi tersebut berlangsung selama 3 ( tiga ) bulan : Januari Semua piutamg berhasil direalisasi sebersar Rp 86.000.000. Setelah dilunasi utang kepada pihak ke tiga maka sisa kas yang ada dibagikan kepada para sekutu dengan disisakan Rp 2.000.000 Pebruari Semua persediaan berhasil direalisasi sebersar Rp 90.000.000. kas yang ada lansung dibagikan kepada para sekutu dengan disisakan Rp 1.000.000 Maret Semua aktiva tetap berhasil direalisasi sebersar Rp 79.000.000. kas yang ada lansung dibagikan. Jawab : Menggunakan Perhitungan Pembagian Kas :



21



Latihan Soal Soal 1 Tn Waris memiliki sebuah Toko Mebel Baranyay di Jl. Gegerkalong Hilir Bandung sejak 1 Januari 1995. Pada tanggal 1 Januari 1996 Tn. Rangga ingin menanamkan modal ke dalam perusahaan Tn Waris, dan disepakati oleh Tn Waris untuk membentuk sebuah persekutuan dengan merubah perusahaan yang dimiliki sebelumnya. Adapun nama perusaahaan yang baru dibentuk ini adalah Persekutuan Barokah. Tn Rangga menanamkan modal berupa kendaraan seharga Rp 35.000.000,00 dan uang tunai sebesar Rp 65.000.000,00. Neraca Toko Baranyay pada tanggal 1 Januari 1995 sebelum perubahan menjadi persekutuaan adalah sebagai berikut : Kas Deposito Piutaang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Piutang Wesel Persediaan Barang Dagangan Tanah Gedung Akum. Penyusutan Gedung Mebel Akum. Penyusutan Mebel Total Aktiva



13.000 50.000 15.000 (1.000) 20.000 60.000 80.000 70.000 (7.000)



Utang Dagang Utang Bank Pendek Utang Gaji Modal Waris



Jk.



50.000 75.000 3.000 180.000



10.000 (2.000) 308.000



308.000



Total Kewajiban dan Modal



Dalam perjanjian pembentukan persekutuan, kedua belah pihak sepakat untuk mengubah posisi keuangan Waris yang dilaporkan dalam neraca per 1 Januaari 1995, sebagaai berikut : 1. Uang kas yang ada diambil oleh Tn. Waris seluruhnya 2. Piutang Dagang sebesar Rp 3.000.000,00 dihapuskan dan cadangan kerugian piutang ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang yang baru 3. Persediaan barang dagangan dinilai kembali menjadi Rp 75.000.000 4. Tanah dinilai seharga Rp 90.000.000,00 5. Nilai pengganti gegung sebesar Rp 80.000.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.000.000. Gedung dicatat berdasarkan nilai pasar yang wajar yaitu sebesar Rp 72.000.000 6. Nilai pengganti Mebel sebesar Rp 12.000.000 dengan akumulasi penyusutan sebesr Rp 2.400.000. Mebel dicatat berdasaarkan nilai pasar yang wajar yaitu sebesar Rp 9.600.000 7. Semua utang ditanggung oleh persekutuan. Instruksi :



22



Buatlah jurnal yang diperlukan Persekutuan Barokah , apabila persekutuan membenntuk buku baru.



Soal 2 Neraca yang disusun persekutuan “MELATI” per 31 Desember 1990 sebagai berikut



:



Fa. ABC Neraca Per 31 Desember 1990 Kas Piutang Usaha Aktiva lainnya



Total Aktiva



Rp 48.750.000 146.250.00 0 455.000.00 0



Utang Usaha Kewajiban lainnya Modal Meli Modal Lela Modal Titi



650.000.00 Total kewajiban & 0 modal



Rp 65.000.000 97.500.000 162.500.000 243.75.000 82.250.000 650.000.000



Pembagian laba Meli : Lela : Titi =3:5:2 Pada tanggal 1 Januari 1991 kj akan masuk ke alam persekutuan dan mengambil 25% bagian kepentingan dengan alternatif – alternatif kepentingan sebagai berikut : 1. KJ akan membeli 25% bagian tiap – tiap modal sekutu dengan sekaligus memperoleh 25% hak atas laba tiap bagian sekutu lama dengan membayar Rp 146.250.000 kepada para partner. 2. KJ akan membeli 50% modal M dan 50% hak atas bagian laba Lela dengan membayar Rp 195.000.000 3. KJ mdmasukkan Rp 178.750.000. Laba/rugi dibagi dengan perbandingan 9 : 15 : 6 : 10 Diminta : Buatlah ayat jurnal untuk mencatat masuknya KJ ke dalam persekutuan untuk ketiga kemungkinan di atas dengan menggunakan metode goodwill dan bonus



23



Soal 3 Lulu dan Sisi adalah sekutu-sekutu dari Fa. Lusi yang membagi laba 60 : 40. Neraca yang disusun per 31 Desember 1992 menunjukkan sebagai berikut Fa. LUSI Neraca Per 31 Desember 1992 Cash A/R Inventory Equipment Acc. Depr.



24.000 46.000 82.500 35.000 22.500 12.500 165.000



A/P Capital : Lulu isi



44.000 66.500 54.000 165.000



Pada tanggal tersebut di atas Lulu dan Sisi setuju untuk menerima Ana menjadi sekutu, dengan syarat terlebih dahlu ddiadakan revaluasi atas beberapa aktiva yang dimiliki FA Lusi sebagai berikut : 1. Cadangan penghapusan piutang Rp 2.300.000 ditentukan untuk kemungkinan tak tertagih 2. Persediaan dinyatakan dengan nilai gantinya Rp 86.250.000 3. Peralatan dinilai Rp 17.500.000 4. Utang biaya diakui sebesar Rp 1.950.000 Setelah Ana diterima, maka pembagian laba Lulu, Sisi dan Ana dibagi dengan ratio 5 : 3 : 2. Saldo modal masing-masing sekutu dibuat sesuai ratio ini dengan cara Lulu dan Sisi menyetor kepada Firma untuk penyesuaian modal yang diperlukan dan Ana menginvestasikan Kas pada Firma sebesar bagiannya. Diminta : 1. Buatlah ayat jurnal atas pembukuan dalam buku persekutuan 2. Buat neraca Firma Lusiana yang baru dibentuk.



Soal 4 A, B dan C adalah sekutu-sekutu firma yang membagi laba/rugi dengan rasio 50 : 30 : 20. Pada awal tahun 2008 firma telah habis sesuai dengan akte pendirian dan mereka sepakat untuk membubarkan firma tersebut : Neraca Firma itu sebelum pembubaran adalah sebagai berikut :



24



(dalam ribuan) Kas Aktiva lainnya



Total harta



Neraca 31 Desember 2007 25.000 Utang Usaha 575.000 Pinjaman kepada A Pinjaman kepada B Modal A Modal B Modal C 600.000 Total utang dan modal



131.250 31.250 25.000 162.500 125.000 125.000 600.000



Transaksi penjualan aktiva lainnya sebagai berikut Harga Jual Harga Pokok Januari Rp 125.000.000,00 Rp175.000.000,00 Februari Rp 50.000.000,00 Rp 75.000.000,00 Maret Rp 31.250.000,00 Rp 62.500.000,00 April Rp 125.000.000,00 Rp 262.500.000,00 Diminta : 1. Susunlah daftar Likuidasi 2. Ayat jurnal likuidasi



25