Akuntansi Manajemen I [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I KONSEP-KONSEP DASAR, PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN 1. SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (Management Accounting Information System) menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tujuan manajemen tertentu. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan sifat dan proses, masukan (input) maupun keluaran (output). Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen yaitu : 1) Menyediakan informasi untuk perhitungan produk, jasa atau objek lainnya yang dibutuhkan oleh manajemen. Dalam hal ini manajemen diharuskan memenuhi perhitungan biaya produk, jasa dan objek lainnya dengan tepat atau akurat. Selain itu penelusuran biaya dan ukuran non keuangan bagi kinerja dari waktu ke waktu. 2) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan (continous improvement). Dalam hal ini para manajer, eksekutif dan pekerja membutuhkan sebuah informasi yang dapat mengidentifikasi berbagai masalah, seperti kelebihan atau kekurangan biaya yang dianggarkan. Setelah masalah diketahui tindakan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasi solusinya dapat diambil. Solusi yang diambil bertujuan dengan komitment perbaikan berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan berarti mencari cara meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya. 3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan disini berkaitan dengan dua tujuan utama misalnya, informasi biaya produk, proses pelanggan dan objek lainnya menjadi perhatian serius bagi manajemen (tujuan utama) dalam hal mengidentifikasi masalah serta melakukan alternatif solusinya. Demikian juga observasi terhadap perencanaan, pengendalian dan evaluasi (tujuan ke dua) dapat dilakukan seperti tujuan pertama.



2. PROSES MANAJEMEN Proses manajemen (Process Management) didefinisikan sebagai aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain manajer , pekerja, eksekutif harus memahami dengan baik dan benar tentang proses manajemen tentang aktivitas perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan (planning) merupakan formulasi terperinci dari tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian (controlling) merupakan pemonitoran implementasi suatu rencana. Sedangkan pengambilan keputusan (decision making) merupakan pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.



3. AKUNTANSI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI KEUANGAN



Akuntansi manajemen (Management Accounting) berbeda dengan akuntansi keuangan (financial accounting) yaitu : 1) Informasi akuntansi manajemen ditujukan untuk pengguna internal, sedangkan informasi akuntansi keuangan ditujukan untuk eksternal. 2) Akuntansi manajemen tidak terikat oleh aturan-aturan dari luar seperti Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sedangkan keuangan terikat dengan aturan-aturan dari luar seperti SAK. 3) Akuntansi manajemen lebih bersifat subjektif dan menggunakan ukuran keuangan dan non keuangan, sedangakan akuntansi keuangan bersifat objektif dan diaudit akuntan publik (akuntan independen) atas informasi keuangan yang tersedia. 4) Akuntansi manajemen menyediakan informasi lebih terperinci, lebih luas dan memilikin multi disiplin ilmu dibandingkan akuntansi keuangan.



4. FOKUS DAN PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN Akuntansi manajemen harus menyediakan informasi yang memungkinkan manajemen untuk berfokus pada nilai pelanggan, manajemen kualitas total dan persaingan berdasarkan waktu. Dalam hal ini manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan seperti kepemimpinan biaya atau diferensiasi produk. Disisi lain posisi atau peran akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan informasi yang digunakan oleh manajer untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntansi manajemen biasanya terlibat secara dekat dalam proses manajemen sebagai anggota tim manajemen.



5. SEJARAH SINGKAT AKUNTANSI MANAJEMEN Pada tahun 1925, penekanan pada prosedur akuntansi manajemen berubah menjadi perhitungan biaya persediaan yang berawal dari penekanan pelaporan pihak eksternal. Pada tahun 1950-an dan 1960-an beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem biaya tradisional. Pada tahun-tahun belakangan ini terdapat usaha yang sangat signifikan untuk mengubah praktek dan sifat akuntansi manajemen secara radikal. Sebagian besar sebagai respon terhadap perubahan dramatis dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat.



6. PERILAKU ETIS BAGI MANAJER DAN AKUNTANSI MANAJEMEN Perilaku etis melibatkan tindakan-tindakan yang “benar”,”sesuai” dan “adil”. Prinsip umum yang mendasari sistem etika merupakan keyakinan bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya. Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan etis. Akuntan manajemen dan para manajer dalam mencapai laba yang maksimal atau memaksimumkan kekayaan bersih perusahaan dengan cara-cara yang legal dan etis. Ada sepuluh nilai inti dalam menghasilkan prinsip-prinsip yang membedakan antara benar dab salah dalam istilah umum yaitu :



1. Kejujuran 2. Integritas 3. Pemenuhan janji 4. Kesetiaan 5. Keadilan 6. Kepedulian terhadap sesama 7. Penghargaan kepada orang lain 8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab 9. Usaha untuk mencapai kesempurnaan 10. Akuntabilitas



7. BIAYA DAN OBJEK BIAYA Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan terminilogi yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan dan objek lain yang menjadi perhatian manajemen adalah salah satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi manajemen. Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapat barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. Bagi perusahaan atau organisasi yang mencari laba (organisation profit) bahwa biaya yang dikorbankan untuk memberikan manfaat dimasa depan adalah pendapatan. Agar perusahaan dapat tetap berjalan pendapatan harus lebih besar dari beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Beban (expenses) adalah biaya yang telah dihabiskan (expired) untuk memperoleh pendapatan (revenues) Objek biaya (cost objective) adalah tempat dimana biaya diukur dan diakumulasikan. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah pabrik sepatu ingin menetapkan biaya pengembangan sepatu baru, maka objek biayanya adalah proyek pengembangan sepatu baru.



8. PEMBEBANAN BIAYA Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek, pabrik, departemen, pelanggan, aktivitas dan lain-lain. Ada dua metode pembebanan biaya yaitu : 1) Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya secara khusus dan phisik dengan suatu objek biaya. Misalkan objek biaya adalah produk sepeda, produk sepeda menggunakan bahan baku (direct material) dengan tenaga kerja langsung (direct labor). Bahan baku dan tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk membuat sepeda dapat diamati secara physik sehingga biaya dapat dibebankan langsung pada sepeda tersebut.



2) Penelusuran penggerak (driver tracing) adalah penggunakan penggerak untuk membebankan biaya pada objek biaya. Dalam kontek pembebanan biaya, penggerak (driver) adalah faktor penyebab yang mengukur konsumsi (atau pemakaian) sumber daya ke objek biaya.



Ilustrasi, untuk memahami pembebanan biaya dengan penelusuran langsung (direct tracing) dan penelusuran penggerak (driver tracing) Andi dan Joko sepakat untuk berbagi biaya makan siang di rumah makan lesehan. Mereka memesan nasi 1 bakul kecil (terbagi menjadi tiga piring) seharga Rp. 9.000, dan aatu teko kecil es teh manis (dengan isi untuk tiga gelas) seharga Rp. 7.500 dan Andi memesan atu piring gadogado seharga Rp. 7.000 sedangkan Joko memesan satu mangkok sop ayam seharga Rp. 8.000. Perlu diketahui bahwa Andi menghabiskan dua piring nasi dan Joko menghabiskan satu piring nasi. Untuk es teh manis satu gelas untuk Andi dan dua gelas untuk Joko. Berapakah biaya makan per orang (Andi dan Joko) Jawab Keterangan Penelusuran Langsung (direct tracing) Gado-gado Sop Ayam Penelusuran penggerak (driver tracing)



Andi



Joko



Rp. 7.000 Rp. -



Rp. – Rp. 8.000



Nasi 2 piring



2 3



x Rp.9.000



Rp. 6.000



Rp. –



Nasi 1 piring



1 3



x Rp.9.000



Rp. -



Rp. 3.000



Teh manis 1 gelas



1 3



x Rp. 7.500



Rp. 2.500



Rp. –



Teh manis 2 gelas



2 3



x Rp.7.500



Rp. -



Rp. 5.000



Biaya makan siang per orang Catatan :



Rp. 15.500



Rp. 16.000



a. Metode penelusuran langsung merupakan pembebanan biaya ke objek biaya yang paling akurat, disebabkan hubungan sebab akibat yang dapat diamati secara fisik. Sedangkan metode penelusuran penggerak dianggap kurang akurat karena ukuran satu piring nasi dan satu gelas es teh bisa berbeda. b. Ada satu metode pembebanan biaya yang lebih dianggap kurang akurat (atau sebaiknya dihindari) yaitu metode alokasi (allocation methode). Pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya disebut metode alokasi. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek biaya, baik dengan metode penelusuran langsung



maupun penelusuran penggerak. Biaya tidak langsung, tidak terdapat hubungan sebab akibat, maka pembebanan biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. Contoh, biaya tidak langsung adalah biaya penerangan dan pemanasan ruangan pabrik yang memproduksi dua atau lebih produk yang berbeda. Namun demikian pengalokasian biaya tidak langsung tetap dilakukan untuk tujuan pelaporan pihak eksternal.



9. HARGA POKOK PRODUK DAN JASA Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting. Ada dua jenis output yaitu produk berwujud (barang) atau jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan dan mesin. Televisi, mobil, pakaian dan hamburger merupakan produk berwujud. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk berwujud atau fasilitas organisasi. Jasa (service) juga do produksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan input modal. Perawatan kesehatan, jasa pemakaman dan akuntansi merupakan contoh aktivitas jasa yang dilakukan pelanggan. Sedangkan penyewaan kendaraan, alat ski dan video adalah jasa yang memungkinkan pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Ada empat dimensi penting yang membedakan jasa (service) dengan produk berwujud (tangible product) yaitu : 1. Tidak berwujud (intangible) artinya pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli. 2. Tidak tahan lama (perishability) artinya jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan. 3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability) artinya produsen dan pembeli jasa biasanya melakukan kontak langsung saat terjadinya pertukaran (atau transaksi jasa). 4. Tidak selalu sama (heterogenity) artinya terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produk berwujud.



10. HARGA POKOK PRODUK DAN PELAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL Perhitungan harga pokok produk untuk pelaporan keuangan eksternal, dikelompokkan menurut fungsi organisasi dapat dibagi dua, yaitu : 1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi terdiri dari tiga jenis, yaitu : a. Biaya bahan langsung (manufacturing cost) adalah bahan yang dapat di telusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. c. Biaya overhead (overhead cost) adalah semua biaya produksi atau pabrik selain bahan baku langsung (direct material cost) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost).



Pada perusahaan manufacturing atau pabrikasi bahwa biaya overhead disebut juga biaya pabrik (factory borden) atau overhead manufactur (overhead manufacturing). Catatan : kombinasi dari ketiga jenis biaya produksi yang dijelaskan diatas dapat dibagi dua yaitu, 1. Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan baku (direct material cost) ditambah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 2. Biaya konversi (conversion cost) adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) ditambah biaya overhead (overhead cost). 2. Biaya non produksi (non manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum. Biaya non produksi atau sering disebut biaya komersil (commercial expense) atau biaya operasi (operating expense) dapat dibagi dua kategori yaitu : a. Biaya penjualan (selling expense) adalah biaya yang dikeluarkan sampai dengan barang atau jasa kepada konsumen. Biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya pelanggan melupakan contoh dari biaya penjualan atau biaya pemasaran (marketing expense). b. Biaya umum dan administrasi (general and administration expense) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengkoordinir aktivitas penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan secara keseluruhan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Biaya mendesain produk dan jasa, pengembangan dan administrasi merupakan contoh dari biaya umum dan administrasi (general and administration expense).



11. LAPORAN LABA RUGI EKSTERNAL Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menjelaskan pendapatan dan beban yang dikeluarkan untuk pendapatan pada suatu periode tertentu. Syarat utama dalam laporan laba rugi eksternal, biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja dan overhead) dimasukkan pada perhitungan biaya produksin (cost of good manufactured) sedangkan biaya non produksi (biaya penjualan dan biaya administrasi) dimasukkan dalam laporan laba rugi (income statement). Hal ini dapat dipahami bahwa biaya penjualan serta biaya umum dan administrasi dipandang sebagai biaya periode (period cost) yang tidak dapat ditunda pembebanannya. Ada tiga jenis laporan laba rugi, sesuai dengan jenis usaha organisasi yaitu : 1) Usaha dagang (trading company) Jenis usaha yang menjual dan membeli barang dagangan tanpa melalui perubahan kualitas maupun kuantitas. Usaha dagang memiliki satu jenis barang persediaan untuk dijual yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory) Ilustrasi “Usaha dagang Kencana” menyajikan data-data untuk laporan laba rugi tahun 2011 (jutaan rupiah) sebagai berikut : Persediaan barang dagang 1 Januari 2011 Rp. 80 Persediaan barang dagang 31 Desember 2011 Rp. 100 Penjualan Rp. 915 Retur penjualan Rp. 10 Potongan penjualan Rp. 15 Pembelian Rp. 400



Beban pembelian (beban angkut masuk) Retur pembelian Potongan pembelian Beban penjualan Beban administrasi dan umum Beban bunga Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.



Rp. 12 7 Rp. 5 Rp. 75 Rp. 85 Rp. 8 Rp.



Diminta : Susunlah laporan laba rugi tahun 2011 Jawab :



Usaha Dagang Kencana Income Statement For the year ended December 31, 2011 Gross sales Rp. 915 Sales return Rp. 10 Sales discount Rp. 15 Rp. (25) Net sales Rp. 890 Cost of Good Sold (COGS) Opening merchandise inventory Rp. 80 Purchase Rp. 400 Freight in Rp. 12 Purchase return Rp. (7) Ending merchandise inventory Rp.(100) Cost of Good Sold Rp. (380) Gross profit (Gross margin) Rp. 510 Operating expenses Selling expenses Rp. 75 General & administration expenses Rp. 85 Rp. (160) Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 350 Interest expenses Rp. (8) Earning before tax (EBT) Rp. 342 Income tax 30% x Rp. 342 Rp.102,6 Earning after tax (EAT) or net income Rp.239,4 2) Usaha Pabrikasi (Manufactur) Usaha pabrikasi adalah usaha yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi (produk yang siap dijual ke pasar) ada tiga jenis persediaan produk pada usaha manufaktur yaitu : a. Persediaan bahan baku (raw material inventory) adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan produk jadi dan dapat ditelusuri langsung kepada produk jadi. b. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) adalah persediaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut untuk menjadi produk jadi dalam periode tertentu. c. Persediaan barang jadi (finish goods inventory) adalah produk jadi atau produk selesai yang siap untuk dijual.



Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku sampai dengan barang jadi, mengeluarkan biaya produksi (manufacturing cost) yaitu : bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya produksi ini dimasukkan dalam laporan keuangan pendukung, yang disebut dengan laporan harga pokok produksi (cost of good manufactured – COGM) beserta persediaan barang dalam proses (work in process – WIP). Sedangkan persediaan barang jadi (finished good inventory) dan biaya operasi (atau biaya penjualan dan biaya umum & administrasi) dimasukkan dalam laporan laba rugi (income statement).



Ilustrasi Usaha manufacture jet-set, menyajikan data-data biaya produksi dan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 50 Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 80 Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75 Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 90 Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 100 Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 120 Penjualan Rp. 1.210 Retur penjualan Rp. 6 Potongan penjualan Rp. 4 Pembelian Rp. 650 Biaya angkut pembelian Rp. 15 Retur pembelian Rp. 10 Potongan pembelian Rp. 5 Upah tenaga kerja langsung Rp. 95 Overhead pabrik Rp. 105 Beban penjualan Rp. 85 Beban administrasi dan umum Rp. 75 Beban bunga Rp. 15 Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak. Diminta : Susun laporan laba rugi pada tahun 2011 Jawab Usaha Manufacture Jet – Set Income Statement For the year ended December 31, 2011 Gross sales Rp. 1.210 Sales return Rp. 6 Sales discount Rp. 4 Rp. Net sales Rp. 1.200 Cost of Good Sold (COGS) Finished Goods inventory-opening Rp. 100 Cost of good manufactured-COGM Rp. 805 Finished Goods inventory-ending Rp.(120) Cost of Good Sold Rp. (785)



(10)



Gross profit (gross margin) Operating expenses Selling expenses Rp. General & administration expenses Earning before interest and tax (EBIT) Interest expenses Earning before tax (EBT) Earning before tax (EBT) Income tax 30% x Rp. 240 Earning after tax (EAT) or net income



Rp. 85 Rp.



75 Rp. Rp. Rp.



Rp. (15) 240 240 Rp. Rp.



415 Rp. (160) 255



(72) 168



Usaha Manufacture Jet – Set Cost of Good Manufactured (COGM) For the year ended December 31, 2011 Direct material inventory – opening Rp. 50 Purchases Rp. 650 Freight in Rp. 15 Purchases return Rp. (10) Purchases discount Rp. (5) Direct materials inventory – ending Rp. (80) Direct materials cost Rp. 620 Direct labor cost Rp. 95 Overhead cost Rp. 105 Manufacturing cost Rp. 850 Work in Process inventory – opening Rp. 75 Work in Process inventory – ending Rp. (90) Cost of good manufactured (COGM) Rp. 805 Catatan : Biaya utama (prime cost) = Direct material cost + direct labor cost = Rp. 620 + Rp. 95 = Rp. 715 Biaya konversi (conversion cost) = Direct labor cost + overhead cost = Rp. 95 + Rp. 105 = Rp. 200 3) Usaha Jasa (Service Company) Jenis usaha jasa pada prinsipnya setiapm usaha yang memberikan atau menjual jasa kepada umum. Pada halaman sebelumnya telah dijelaskan perbedaan dimensi untuk output organisasi berupa produk berwujud (barang) dan jasa. Salah satu diantaranya bahwa output jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama. Laporan laba rugi untuk usaha jasa, penulis membedakan usaha jasa yang tidak memerlukan penggunaan bahan baku seperti kolam renang yang hanya menjual tiket atau karcis berenang sebagai hasil utama, namun demikian jenis usaha ini memiliki pendapatan lain-lain seperti hasil penjualan kantin dan karcis parkir kendaraan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan jenis usaha jasa yang menggunakan bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead seperti halnya usaha manufaktur. Bedanya terletak pada persediaan barang jadi dan persediaan bahan baku (persediaan awal dan akhir) tidak ada. Contoh jenis usaha jasa seperti ini adalah seorang arsitek memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi memiliki pasien dengan berbagai tahap proses pemasangan kawat gigi.



Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa (tidak menggunakan bahan baku)



Kolam renang “sehat jasmani” menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : Pendapatan jasa Rp. 850 Pendapatan lain-lain Rp. 50 Beban operasi Rp. 200 Beban bunga Rp. 20 Pajak peghasilan 30% dari laba sebelum pajak. Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 20Jawab Usaha Jasa Kolam Renang “Sehat Jasmani” Income Statement For the year ended December 31, 2011 Service revenues Other revenues Total revenues Operating expenses Earning before interest and tax (EBIT) Interest Expenses Earning before tax (EBT) Income tax 30% X Rp. 680 Earning after tax (EAT)



Rp. Rp.



Rp. Rp.



850 50 Rp. 900 Rp. (200) Rp. 700 (20) 680 Rp. (204) Rp. 476



Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa memiliki barang dalam proses Arsitektur Dr. Ir . Setiawan menyajikan data-data laporan 2011 adalah sebagai berikut : Penjualan Barang dalam proses 1 Januari 2011 Barang dalam proses 31 Desember 2011 Biaya jasa yang di tambahkan terdiri dari : Bahan baku langsung Upah tenaga kerja langsung Overhead Beban penjualan Beban administrasi Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 2011



laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun Rp. 650 Rp. Rp.



Rp. Rp.



50 40



Rp. 100 Rp. 80 90 50 Rp. 60



Jawab : Arsitektur Dr. Ir. Setiawan Income Statement For the year ended December 31, 2011 Rp. 650



Sales Cost of good service Work in process-opening Addition cost of service Direct raw material



Rp.



50



Rp. 100



Direct labor Overhead Total cost of sales service Work in process ending Cost of sales service – net Gross margin Operating expenses Selling exspenses Administration exspenses Earning before interest and tax (EBIT)



Rp. 80 Rp. 90 Rp. 320 Rp. (40) Rp. 280 Rp. 370 Rp. Rp.



50 60



Rp.(110) Rp. 260



12. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN Berdasarkan fungsi dan aktivitas : Sistem akuntansi manajemen dapat di klasifikasikan secara umum menjadi dua jenis, yaitu : 1. Sistem manajemen berdasarkan fungsi (functional based management – FBM) 2. Sistem manajemen berdasarkan aktivitas – FBC). Sistem manajemen berdasarkan fungsi adalah suatu pendekatan pembebanan biaya-biaya sumber daya kepada objek biaya berdasarkan produksi atau fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional seperti divisi, pabrik dan departemen (contohnya teknik pengendalian kualitas dan perakitan adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen). Karena sistem FBM membebankan biaya berdasarkan fungsi produksi, maka pendekatan pembebanan biaya produksi, dianggap sebagai perhitungan biaya sebagai produksi atau fungsi (functional based costing – FBC). Sistem manajemen bedasarkan aktivitas – FBC adalah suatu pendekatan yang terintegrasi doseluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen berdasarkan aktivitas dalam pembebanan biaya-biaya sumber daya kepada objek biaya dalam suatu organisasi. Karena sistem FBC membebankan biaya berdasarkan aktivitas, maka pembebanan biaya dianggap sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing – ABC). Dari penjelasan yang disebutkan di atas, perbedaan karakteristik sistem FBM dan ABM, adalah sebagai berikut : Sistem FBM 1. Penggerak biaya berdasarkan unit produksi 2. Intensif dalam pengalokasian biaya 3. Perhitungan harga pokok secara sempit 4. Fokus pada pengelolaan biaya 5. Informasi aktivitas sedikit 6. Maksimalisasi kerja individual 7. Pengukuran kinerja hanya dibidang keuangan.



Sistem FBC Penggerak biaya unit produksi dan non



1. unit 2. Intensif dalam penelusuran biaya 3. Perhitungan harga pokok secara luas dan fleksibel 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas 5. Informasi aktivitas sangat luas 6. Maksimalisasi kerja seluruh sistem 7. Pengukuran kinerja dibidang keuangan dan non keuangan.



13. MANAJEMEN KUALITAS TOTAL DAN RANTAI NILAI Manajemen kualitas total (total quality management – TQM) adalah suatu pendekatan yang memungkinkan produsen bekerja keras menciptakan lingkungan para pekerja membuat produk sempurna (tanpa cacat). Filosofi TQM pada prinsipnya menciptakan lingkungan para pekerja



membuat produk tanpa cacat (zero defect). Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, mamasarkan dan memperbaiki suatu produk atau jasa. Dalam sistem akuntansi manajemen ada dua jenis rantai nilai yaitu : 1. Rantai nilai eksternal (internal value chain) 2. Rantai nilai industri (industrial value chain). Rantai nilai eksternal (internal value chain) adalah rangkaian aktivitas mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan serta mengirimkan produk ke pelanggan. Rantai nilai industri (industrial value chain) adalah rangkaian aktivitas menciptakan nilai dan saling berhubungan, mulai dari bahan baku hingga pemakaian produk akhir. Jadi orientasi nilai rantai (value chain) adalah nilai bagi pelanggan (customer value). Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah selisih apa yang pelanggan terima (realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan). Yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli (realisasi bagi pelanggan) meliputi fitur umum dan khusus. Suatu produk jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, merk dan faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Yang diserahkan pelanggan (pengorbanan pelanggan) meliputi biaya pembelian produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan dan mempelajari cara penggunaan produk, serta biaya pasca pembelian. Seperti biaya pemeliharaan fitur (kualitas desain) adalah karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama (contoh: fitur yang berbeda untuk usaha penerbangan kelas utama dan ekonomi antara perusahaan garuda dengan perusahaan mandala).



14. SOAL KAJIAN ULANG 1.



Proses manufaktur, klasifikasi biaya, penelusuran biaya dan laporan laba rugi. Informasi biaya sebuah restoran hamburger pada bulan Desember 2011, adalah sebagai berikut : Daging Hamburger Tomat Selada Roti Bahan lainnya Upah koki Upah pelayan Upah supervisor



16.000.000 3.000.000 2.500.000 3.000.000 200.000 25.500.000 20.320.000 20.000.000



Utilitas (listrik,air) Upah petugas kebersihan Perlengkapan kebersihan Sewa gedung Iklan Depresiasi (penyusutan): Peralatan masak Mesin kas



5.000.000 1.200.000 500.000 8.000.000 1.000.000 2.000.000 500.000



Keterangan tambahan selama bulan Desember 2011 :  Hamburger yang terjual 10.000 hamburger dengan harga Rp. 15.000 per burger  Perusahaan menyewa gedung dan mempekerjakan beberapa orang koki, pelayan, dan petugas kebersihan dan seorang supervisor (yaitu pemiliknya sendiri, Susana) petugas kebersihan hanya membersihkan gedung Diminta :



a. Klasifikasikanlah biaya bulan Desember 2011 dalam kategori berikutnya : biaya produksi (bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead manufaktur) dan biaya operasi (beban penjualan dan administrasi) serta jumlah rupiah masing-masing. b. Susunlah laporan laba rugi untuk pelaporan eksternal. c. Asumsikanlah bahwa restoran hamburger juga memproduksi ayam panggang (artinya ada dua jenis produk). Bagaimanakah anda membebankan biaya depresiasi untuk peralatan masak pada setiap produk? Apakah hal ini termasuk penelusuran langsung, penelusuran penggerak, atau alokasi ? Jelaskan! Jawab : a. Biaya produksi (manufacturing cost) Bahan Langsung : Daging hamburger Rp. 16.000.000 Tomat Rp. 3.000.000 Selada Rp. 2.500.000 Roti Rp. 3.000.000 Total Rp. 24.500.000 Tenaga kerja langsung Upah koki Rp. 25.500.000 Overhead Manufaktur Bahan lainnya Rp. 200.000 Utilitas Rp. 5.000.000 Depresiasi peralatan masak Rp. 2.000.000 Upah petugas kebersihan Rp. 1.200.000 Perlengkapan kebersihan Rp. 500.000 Sewa gedung Rp. 8.000.000 Total Rp. 16.900.000 Biaya operasi (non manufacturing cost) Biaya penjualan Upah pelayanan Rp. 20.320.000 Iklan Rp. 5.000.000 Depresiasi mesin kas Rp. 500.000 Total Rp. 25.820.000 Biaya administrasi Gaji supervisor Rp. 20.000.000 b. Laporan laba rugi (income statement) selama bulan Desember 2011 : Penjualan (Rp. 15.000 x 10.000) Rp. 150.000.000 Harga pokok penjualan Bahan langsung Rp. 24.500.000 Tenaga kerja langsung Rp. 25.500.000 Overhead manufacturing Rp. 16.900.000 Rp.(66.900.000) Laba Kotor Rp. 83.100.000 Biaya Operasi Beban Penjualan Rp. 21.820.000 Beban Administrasi Rp. 20.000.000 Rp.(41.820.000) Laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Rp. 41.180.000 c. Depresiasi peralatan masak dibebankan pada produk burger dan panggang tidak boleh berdasarkan penelusuran langsung. Yang paling tepat bisa berdasarkan jam pemakaian mesin masak sesuai dengan perbandingan jam pemakaian masing-masing produk. Hal ini merupakan penelusuran penggerak. 2.



Usaha jasa, sistem biaya dan laporan laba rugi



Jasa pemakaman “Rest In Paradiso” di Jakarta menyelenggarakan jasa pemakaman. Datadata biaya selama tahun 2011 adalah sebagai berikut : Bahan langsung per unit Rp. 10.000.000 Tenaga kerja langsung per unit Rp. 1.000.000 Overhead per unit dengan rumus Y = Rp. 2.000.000 + Rp. 15.000X Y = Total overhead tetap dan variabel X = Overhead variabel setiap unit Beban penjualan per tahun Rp. 800.000.000 Beban administrasi per tahun Rp. 950.000.000 Pemakaman yang dilakukan sebanyak 500 kali dengan harga yang di bebankan Rp. 40.000.000 setiap kali pemakaman Diminta : a) Hitunglah harga pokok per unit (harga pokok setiap pemakaman) b) Susunlah laba rugi c) Apakah “Rest In Paradiso” menjual produk berwujud atau tidak berwujud jelaskan d) Apakah “Rest In Paradiso” menggunakan sistem berdasarkan fungsi atau berdasarkan aktivitas? Jelaskan! Jawab : a) Harga pokok per unit (setiap pemakaman) Bahan langsung Rp. 10.000.000 Upah tenaga kerja Rp. 1.000.000 Overhead Tetap Rp. 2.000.000 Variabel Rp. 15.000 x Rp. 500 Rp. 7.500.000 Rp. 9.500.000 Total Rp. 20.500.000 b) Laporan laba rugi selama tahun 2011 Penjualan Rp. 40.000.000 x Rp. 500 Rp. 20.000.000.000 Harga pokok penjualan Rp. 20.500.000 x 500 Rp.(10.250.000.000) Laba kotor Rp. 9.750.000.000 Beban operasi Rp. 800.000.000 Beban administrasi Rp. 950.000.000 Rp. (1.750.000.000) Laba kotor sebelum bunga dan pajak Rp. 800.000.000 c) Jika pemakaman adalah produk tidak berwujud dengan alasan tidak dapat disimpan dan pelanggan berhubungan langsung dengan produsennya (tidak dapat di pisah) d) Sistem Akuntansi Manajemen yang dipakai “Rest In Paradiso” adalah berdasarkan fungsi (functional based management – FBM) alasan yang paling tepat, karena pembebanan biaya kepada objek biaya (pelanggan berdasarkan produksi unit pemakaman) 15.



SOAL UNTUK LATIHAN



15.1 Soal Teori 1. Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen. Jelaskan! 2. Sebutkan dan jelaskan tentang proses manajemen!



3. Paling tidak ada empat perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Sebutkan dan jelaskan! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perilaku “etis”? 5. Apa yang dimaksud dengan biaya dan objek biaya? 6. Apa yang dimaksud dengan pembebanan biaya kepada objek biaya berdasarkan penelusuran penggerak? 7. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya produksi (manufacturing cost) dan biaya non produksi atau biaya operasi (non manufacturing)? 8. Apa yang dimaksud dengan total quality management (TQM) dan rantai nilai (value chain). Sebutkan dan jelaskan? 9. Apa yang dimaksud dengan nilai bagi pelanggan (customer value)? 10.Sebutkan perbedaan karakteristik sistem FBM dan sistem FBC? 15.2 Soal Kasus 1. Usaha dagang “LARIS” di Jakarta yang menjual satu jenis produk memberikan data-data biaya untuk tahun 2011 (dalam jutaan rupiah) adalah sebagai berikut : Penjualan Rp. 980 Retur penjualan dan pengurang harga Rp. 20 Pembelian Rp. 410 Beban angkut pembelian Rp. 10 Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15 Beban penjualan Rp. 75 Beban umum dan administrasi Rp. 90 Beban bunga Rp. 7 Persediaan barang dagang (awal) Rp. 75 Persediaan barang dagang (akhir) Rp. 60 Pajak penghasilan 28% Diminta : a. Siapkan harga pokok penjualan tahun 2011 b. Susun laporan laba rugi tahun 2011 2. Usaha manufaktur “Jansen” di Bekasi memberikan data-data biaya selama tahun 2011 (jutaan rupiah) sebagai berikut : Pembelian bahan baku Rp. 600 Beban angkut pembelian Rp. 20 Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15 Penjualan barang jadi Rp.1.415 Retur penjualan dan pengurangan harga Rp. 25 Beban penjualan Rp. 100 Beban umum dan administrasi Rp. 115 Beban tenaga kerja langsung Rp. 140 Beban overhead pabrik Rp. 160 Beban bunga Rp. 20 Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 100 Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 120 Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75 Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 85 Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 65 Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 50



Diminta : a. Siapkan laporan harga pokok produksi (COGS) b. Siapkan laporan harga pokok penjualan (COGM) c. Siapkan laporan laba rugi (income statement) d. Hitunglah besarnya biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost)



BAB 2 PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS. 1. PERILAKU BIAYA Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk menjelaskan apakah biaya berupah seiring dengan perubahan aktivitas atau keluaran. Rentang waktu (times range) berparan penting dalam penentuan perilaku biaya, karena biaya dapat berubah ketika ada perubahan aktivitas dalam bataswaktu yang relevan, rentang waktu relevan (relevan range)adalah rentang keluaran dengan asumsi hubungan biaya dan keluaran atau aktivitas berlaku. Perilaku biaya dapat dibagi tiga yaitu: 1) Biaya tetap Biaya tetap (Fixed Cost-FC) adalah biaya yang jumlah keseluruhannya akan tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat aktivitas atau keluaran berubah, contoh: biaya sewa, biaya depresiasi dengan metode garis lurus, gaji pegawai staf. Karakteristik biaya tetap adalah biaya keseluruhan atau total tetap konstan ketika ada perubahan aktivitas, tetapi biaya per unit berubah. 2) Biaya variabel Biaya variabel (variabel Cost-VC) adalah biaya yang secara keseluruhan berubah atau bervariasi secara proporsional terhadap perubahan aktivitas atau keluaran, contoh: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung. Karakteristik biaya variabel adalah biaya keseluruhan tetap konstan namun biaya per unit berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas atau keluaran. 3) Biaya campuran Biaya campuran (Mixed Cost-MC) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel, contoh: komisi penjualan, biaya listrik.



Untuk tujuan perhitungan harga pokok dan pelaporan laba rugi pihak eksternal, perlu dipisahkan jumlah variabel dan tetap yang terdapat dalam biaya campuran(mixed cost-MC). Pemisahan biaya variabel per unit dan biaya tetap per priode dalam jumlah biaya campuran dapat menggunakan salah satu metode sebagai berikut: a. Metode titik tertinggi dan terendah (High and Low Point-HLP) Dengan metode ini lebih dulu dihitung biaya variabel per unit berdasarkan selisih antara unit produksi maupun ukuran lainnya, seperti jam mesin, jam tenaga kerja langsung terhadap biaya campuran yang terjadi. Maka biaya tetap dapat dihitung dengan rumus persamaan garis lurus(linear) yaitu = y = a + bx Y= biaya campuran a = biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran x= biaya variabel per unit dalam biaya campuran b= unit produksi atau ukuran lain b.



Metode kuadrat kecil (least square method-LS). Dengan metode ini biaya variabel dan biaya tetap dihitung berdasarkan persamaan garis lurus (linear) yaitu = y = a + bx Y = Biaya campuran rata-rata per priode atau aktivitas A = Biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran X = Biaya variabel per unit dalam biaya campuran B = unit produksi atau volume kegiatan atau ukuran lainnya seperti jam mesin jam tenaga kerja. Cara perhitungan biaya variabel per unit dangan metode kuadrat terkecil terlebih dahulu menghitung rata-rat biaya campuran ada aktivitas atau volume kegiatan. Lalu rata- rata biaya campuran dan volume kegiatan merupakan penyimpangan.



Maka biaya variabel per unit =



Ʃ ( x−x 1 ) x ( y− y 1) Ʃ ( x−x 1 ) 2



Keterangan x-x1 = penympangan volume kegiatan atau aktivitas y-y1 = penyimpangan biaya campuran c. Metode Scatter Graph Metode scatter graph adalah suatu metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan pendekatan grafik atau diagram ( biasanya grafik garis ). Catatan: Metode paling akurat untuk pemisahan biaya variabel dan biaya tetap pada biaya campuran adalah metode least square, namun perhitungan paling praktis adalah metode



titik tertinggi dan terendah. Untuk itu penulis hanya membahas kedua metode tersebut (metode least square dan high low point). ILUSTRASI: Anda adalah seorang akuntan manajemen yang berkeinginan untuk mengetahui komponen biaya variabel dan biaya tetap pada biaya campuran dalam sebuah perusahaan. Data – data biaya dan unit produksi selama tiga tahun berturut –turut adalah sebagai berikut:



Tahun 2009 2010 2011



Volume produksi (unit) 10.000 15.000 13.000



Biaya campuran (RP) 400 500 400



Ditanya : 1. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya per tahun dengan metode hingh and low point 2. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan least square Jawab : 1. Menetapkan biaya variabel per unit . Keterangan Titik tertinggi Titik terendah Selisih



volumeproduksi(u nit) 15.000 10.000 5.000



Biaya variabel perunit =



Biayacampuran( RP) 500.000.000 400.000.000 100.000.000



100.000 .000 = Rp. 20.000 per unit 5.000



Menetapkan biaya per tahun Nilai tertinggi: y = a + bx 500.000.000 = a + 20.000 (15.000) 500.000.000 = a + 300.000.000 a = RP. 200.000.000 atau titik terendah:



2. Metode least square



y = a + bx 400.000.000 = a + 20.000 (14.000) 400.000.000 = a + 200.000.000 a = RP. 200.000.000



Menetapkan biaya variabel per unit Biaya campuran rata- rata pertahun = 400+500+460 = RP 453 (jutaan rupiah) 3 Volume produksi rata –rata per tahun= 10.000.+ 15.000 + 13.000= 9.333 unit 3



Tahu n



Biaya Campura n(y) (RP)



Penyimpa ngan biaya campuran( y1) (RP)



Volume produksi (x)



Penyimpa ngan volume produksi (x1) (unit)



2009 2010 2011



500 500 460



(53) 47 7



667 5667 3.667



444.889 32.114.8 89 13.446.8 89



Total



1.360



0



10.000(un it) 15.000(un it) 13.000(un it) 28.000(un it)



0



4600666 7



(xx1)



2



(xx1)*(y -y1) (jutaa n rupia h) 35.35 1 266.3 49 25.66 9 327.3 69



Biaya variabel per unit (b) = 327.369.000 =RP.7.116 46.006.667 Menetapkan biaya Tetap Persamaan garis lurus:



y = a +bx 453.000.000 = a + 7.116 (9.333) 453.000.000 = a + 66.413.628 a = Rp 368586372



catatan : perhitungan biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan kedua metode high and low point dengan metode least square,adalah sebagai berikut : Metode High and low point Least square Selisih



Biaya tetap per tahun 200.000.000 360.586372 168.586.372



Biaya variabel per unit 20.000 7.116 12.884



2. PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS Perhitungan atau kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) adalah pendekatan pembebanan biaya yang pertama- tama menggunakan penelusuran



langsung(direct tracing) untuk membebankan biaya pada aktivitas pada objek biaya(cost object) . kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas pada umumnya digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk, contohnya , perusahaan unilever yang memproduksi sabun mandi, sabun cuci dan lain sebagainya . pembahasan kalkulasi berdasarkan aktivitas , terdiri dari beberapa subtopik permbahasan yang terdiri dari : 2.1 Perincian Klasifikasi Aktivitas Aktivitas (activity) adalah keseluruhan tindakan didaladm organisasi yang berupa bagi para manajer untuk tujuan perencanaan , pengendalian dan pengambilan keputusan . 1. Aktivitas tingkatan unit (unit level activity) adalah aktivita yang dilakukan setiap kali sebuah unit produksi. Sebagai contoh, pemesinan ,perakitan adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali sebuah unit produksi. Biaya aktivitas tingkat unit jumlahnya berubah- ubah atau berpariasi terhadap perubahan jumlah unit yang diproduksi. 2. Aktivitas tingkat tumpukan (batch level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan setiap batch produk diproduksi. Sebagai contoh, penyetakan (set-up) , pemeriksaan, penjadwalan dan penanganan bahan adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi besarnya terhadap perubahan suatu batch produk diproduksi, tetapi tetap terhadap jumlah unit setiap batch. 3. Aktivitas tingkat produk (product level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Sebagai contoh , perubahan teknik , pengembangan prosedur pengijinan produk, pemasaran, rekayasa teknik produk,dan pengujian adalah contoh – contoh aktivitas tingkat produk. Biaya aktivitas tingkat produk cenderung mening kat dengan peningkatan jenis produk yang berbeda. 4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility level aktivity) adalah aktivitas yang menumpang proses umum suatu pabrik. Sebagai contoh, manajemen pabrik, tata letak(layout), dukungan untuk program masyarakat, keamanan, pajak kekayaan, dan depresiasi atau penyusutan mesin pabrik. Dari keempat tingkat tersebut, tiga yang pertama ,yaitu tingkat unit level, tingkat batch, dan tingkat produksi mengandung aktivitas yang berkaitan dengan produk, sehingga dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan rasio kosumsi (Consumption Ratio). Aktivitas dengan rasio kosumsi yang sama dapat menggunakan penggerakan aktivitas yang sama untuk membebankan biaya. Oleh sebab itu, semua aktivitas dalam tiga tingkat pertama yang pertama penggerakan aktivitas yang sama dikelompokkan bersama- sama . Berbeda dengan katagori umum keempat( tingkat fasilitas ) memiliki masalah dengan filosofi ABC yaitu mengenai penelusuran biaya pada produk. Aktivitas tingkat fasilitas ( dan biayanya ) adalah produk umum yang bervariasi dan tidak mungkin mengidentifikasi bagaimana setiap produk menggunakan aktivitas tersebut. Jadi biaya tingkat fasilitas tidak dibebankan keproduk, tetapi diperlakukan sebagai biaya periode(period cost). 2.2 Identifikasi Aktivitas dan Atributnya



Suatu aktivitas merupakan tindakan yang dilakukan orang dengan peralatan untuk orang lain, maka identifikasi aktivitas dapat dilakukan dengan mewawancarai manajer atau para wakil diarea kerja fungsional (departemen). Serangkaian pertanyaan diajukan untuk memperoleh jawaban , untuk digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas (aktivity dictionary). Kamus aktivitas (aktivity dictionary) adalah daftar aktivitas – aktivitas dalam sebuah organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas (aktivity aktivity) adalah informasi keuangan dan non keuanganyang menjelaskan aktivitas individual dan atribut yang digunakan tergantung pada tujuannya. Contoh –contoh atribut aktivitas yang berhubungan dengan perhitungan biaya meliputi sumber daya yang digunakan ,objek biaya yang menggunakan aktivitas , jumlah atau presentase waktu yang dihasilkan pekerja untuk suatu aktivitas ,pergerakan aktivitas, dan nama aktivitas dan atribut nya, untuk mengetahui : (1)Sumber Daya, (2) jenis aktivitas, (3) objek biaya, dan (4) penggerakan biaya. ILUSTRASI Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan sebagai identifikasi aktivitas dan atributnya pada sebuah usaha jasa yang memproduksi kartu kredit. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adakah sebagai berikut: 1. Berapa banyak karyawan dalam departemen anda? Misalnya, ada 6 orang . pertanyaan ini untuk mengetahui “ sumbernya” (tenaga kerja) 2. Apa saja aktivitas yang mereka lakukan? Misalnya , pemrosesan kartu kredit, pembuatan laporan kepada pelanggan, dan penjawaban atas pertanyaan pelanggan. Pertanyaan ini untuk mengetahui “ jenis aktivitas”. 3. Peralatan apa saja yang digunakan? Misalnya, komputer dan printer, kertas dan meja. Tujuan pertanyaan ini seperti tujuan nomor satu diatas, untuk mengetahui “ sumber daya” (peralatan). 4. Apakah output ( keluaran) dari setiap aktivitas? Misalnya pelanggan menggunakan kartu ATM. Tujuan pertanyaan ini untuk mengetahui “objek biaya”. 5. Beberapa banyak waktu yang dihabiskan pekerja untuk setiap aktivitas dan peralatan? Misalnya, sebanyak 70% digunakan untuk memproses transaksi 255 untuk menyiapkan laporan , dan yang 5 % lagi untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan ini untuk mengetahui “penggerakan aktivitas”. 2.3 Analisis Penggerakan Aktivitas dan Akar pemicu Setiap aktivitas terdiri dari input dan output .input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang dikonsumsi aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya . output aktivikasi hasil atau produksi dari suatu aktivitas . sebagai contoh, penulis sedang menulis buku akuntansi manajemen , maka berbagai input-nya adalah kertas, pulpen,komputer dan disk, meja, dan lainlain, sedangkan outputnya adalah buku manajemen akuntansi. Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Ketika kebutuhan suatu aktivitas berubah, biaya aktivitas pun berubah. Akar pemicu aktivitas (aktivity roof cause) adalah penyebab yang paling dasar dari suatu aktivitas yang dilakukan. Analisis pergerakan (driver analysis) adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentivfikasi berbagai fektor yang merupakan akar pemicu (activity roofcase) dari biaya aktivitas. Dengan kata lain, analisis pergerakan menggunakan akar pemicu. Contohnya, akar



pemicu pemindahan bahan baku adalah tata letak pabrik (layout) . perlu kita ketahui pula, akar pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap merupakan pemicu dari berbagai aktivitas terkait lainnya. Contohnya kualitas pemasok yang rendah merupakan pemicu biaya pemeriksaan bahan atau suku cadang yang dibeli dan terjadi pemesanan ulang. 2.4 Analisis Aktivitas Analisis aktivitas (aktivity analysis)adalah proses untuk mengidentifitkasi, menjelaskan, dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan. Analisis aktivitas harus menunjukan empat hasil : (1) aktivitas apa yang dilakukan, (2) beberapa banyak orang yang melakukan suatu aktivitas , (3) waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas dan (4) penilaian aktivitas- aktivitas yang dilakukan . tujuan yang terpenting dari analisis aktivitas adalah mempertahankan aktivitas yang bernilai tambah (vallue added activity) dan mengeliminasi ( menghapuskan) aktivitas yang tidak bernilai tambah (non vallue added elimination) aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) adalah setiap aktivitas yang dibutuhkan perusahaan untuk bertambah dalam bisnis atau demi kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas yang tidak bernilai tambah(non vallue added) adalah setiap aktivitas yang tidak dapat menopang kelangsungan hidup perusahaan. Ada tiga kriteria aktivitas bernilai tambah: (1) aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi, (2) perubahan kondisi yang tidak bisa dicapai melalui aktivitas sebelumnya , dan (3) aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan . jika, salah satu aktivitas tidak bernilai tambah. 2.5 Biaya Unit dan Harga Penawaran Biaya per unit ( unit cost per unit) adalah jumlah biaya produksi( bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur) dibagian output produksi ( volume produksi).pengertian diatas untuk perhitungan biaya produksi per unit pada perusahaan manufaktur. Harga jual atau penawaran (sales price) adalah harga yang ditawarkan kepada pihak lain atau pelanggan dengan jumlah costper unit ditambah markup (tambahan harga). Mark up ( tambahan harga umumnya dinyatakan dalam presentase tertentu dari costper unit. Mark up tersebut dipandang sebagai laba yang diharapkan perusahaan untuk melangsungkan hidup perusahaan. Perlu diketahui, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung berdasarkan biaya aktual ( penelusuran langsung) , sedangkan overhead pabrik berdasarkan suatu tarif atau pun penelusuran pergerakan biaya aktivitas. Untuk memberikan gambaran perhitungan biaya per unit serta harga jual untuk sebuah perusahaan yang menggunakan kalkulasi biaya tradisional( traditional base costing- TBC). Dikatakan kalkulasin tradisional ,karena alokasi overhead pabrik kepada produkj berdasarkan tarif tunggal untuk seluruh departemen, seperti : jam mesin, jam tenaga kerja langsung , dan bahan baku. Gambaran perhitungan biaya perunit dan harga jual (kalkulasi biaya tradisional) Perusahaan manufaktur “jaya” yang memproduksi satu jenis produk, menyajikan data- data biaya dan produksi bahan Desember 2011, adalah sebagai berikut:



Biaya bahan baku



RP 500.000.000



Upah tenaga kerja langsung



RP 400.000.000



Overhead dianggarkan



manufaktur



Unit produksi



yang



RP 800.000.000 1000 unit



Mark up 30% dari biaya produksi sebagai laba yang diinginkan Diminta : a. Hitunglah biaya produksi per unit b. Hitunglah harga jual per unit



Jawab: a. Biaya produksi:



Bahan baku Upah langsung Overhead manufaktur Total



RP 500.000.000 RP 400.000.000 RP 800.000.000 RP 1.700.000.000



Biaya per unti = 1.700.000.000 = RP 1.700.000.000 1.000 Harga jual per unit: biaya per unit Work up 30% x 1700000 Harga jual per unit



RP 1.700.000 510.000 RP 2.210.000



Contoh perhitungan biaya per unit dan harga jual ( kalkulasi ABC) Sebuah perusahaan manufaktur menyajikan data – data biaya produksi dan output selama tahun 2011: 1. Produk yang dihasilkan perusahaan ada dua jenis , yaitu produk x dan y. 2. Bahan baku tahunan untuk produk x RP.190 dan produk y RP 130 3. Upah tenaga kerja langsung per tahun untuk produk x RP 150 dan produk y RP 130 4. Overhead manufaktur dibebankan kepada produk berdasarkan rasio kosumsi aktivitas , dan 3 jenis aktivitas yang terdapat pada perusahaan sehubungan dengan overhead (1) aktivitas pemeliharaan mesin , (2) aktivitas penanganan bahan, dan (3) aktivitas penyetelan mesin (setup). Data- data overhead manufactur yang dianggarkan tahun 2011:



Aktivitas Pemeliharaan mesin Penanganan bahan Penyetelan mesin



Waktu aktivitas (jam) 300 jam upah langsung 20 perpindahan 10 kali proses produksi



Biaya overhead (jutaan rupiah) 900 100 150



Aktivitas yang dikosumsi masing – masing produk :



Pemeliharaan mesin Penanganan bahan Penyetelan mesin



Produk x 200 Jam upaah langsung 12 perpindahan 7 proses produksi



Produk y 100 jam upah langsung 8 perpisahaan 3 proses produksi



5. Jumlah produksi selama tahun tersebut, peroduk A100 unit dan produk B 50 unit. Ditanya : a. Hitunglah biaya produksi produk x dan y per unit b. Hitunglah harga jual produk x dan y per unit, apabila mark up 40% untuk masing-masing produk. Jawab: a. Biaya produksi per unit (jutaan rupiah ) Keterangan Bahan baku (RP) Tenagakerja langsung (RP) *Overhead manufaktur Total biaya produksi(RP) Unit produksi Biaya produksi per unit(RP)



Produk x 190 150 765 1.105 100 11,05



Produk y 145 130 385 660 50 13,20



*Tarif overhead manufaktur masing-masing aktivitas: 1. pemeliharaan mesin = 900 = RP 3 per jam tenaga kerja langsung 300



1. Penangana bahan



= 100 = RP 5 per pindahan 20 = 150 = RP 15 per proses produksi 10



2. Penyetelan mesin



Pembebanan overhead pabrik pada produk x dan y berdasarkan tarif Aktivitas



Produk X (Jutaan rupiah) 200 x Rp 3 = Rp. 600 12 x Rp 5 = Rp. 60 7 x Rp 15 = Rp.105



1.Pemeliharaan mesin 2.penanganan bahan 3.penyetelan mesin Total



Produk Y (jutaan rupiah) 100 x Rp 3 = Rp. 300 8 x Rp 5 = Rp. 40 3 x Rp 15 = Rp. 45



Rp.765



Rp 385



b. Harga jual per unit ( jutaan rupiah) Keterangan Biaya produksi perunit Mask up 40% Harga jual per unit



Produk X Rp 11,05



Produk Y Rp 13,20



4,42 Rp 15,47



5,28 Rp 18,48



Catatan: Ada cara lain untuk menghitung pembebanan overhead pabrik, berdasarkan rasio kosumsi (consumption ratio) masing- masing aktivitas. Berdasarkan soal kalkulasi ABC diatas , rasio kosumsi aktivitas: Aktivitas 1.Pemeliharaan mesin 2.penanganan bahan 3.penyetelan mesin



Produk A 200/300 x100%=67% 12/20 x 100% = 60% 7/10 x 100% = 70%



Produk B 100/300 x 100% =33% 8/20 x 100% = 40% 3/10 x 100% = 30%



Pembebanan overhead pabrik ke masing- masing produk Aktivitas



Produk A



Produk B



Penggerak aktivitas Jam tenaga kerja langsung Perpindahan bahan Proses produksi



1. Pemeliharaan mesin 2. Penanganaan bahan 3. Penyetelan mesin Total 3. SOAL KAJI ULANG



67% x Rp. 900 = Rp.600 60% x Rp. 100 = Rp. 60 70% x Rp. 150 = Rp. 105 Rp. 765



33% x Rp.900 = Rp.300 40% x Rp.100 = Rp. 40 30% x Rp. 105 = Rp. 45 Rp.385



1. Pemisahan biaya campuran dengan metode “highand low point” dan “least aquare” sebuah perusahaan memiliki biaya campuran ( mixedcost) selama tahun 2011: Bulan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total



Mixed Cost (juataan rupiah) 768 744 744 708 600 636 600 600 636 660 696 816 8.203



Jam mesin (jam) 6.800 6.000 6.800 7.800 8.400 6.400 5.200 5.200 6.200 7.000 8.600 9.600 84.000



Ditanya : a. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan(metode and low point) b. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan (metode least square) Jawab : a. Metode “high and lowpoint” Keterangan mesin Titik tertinggi Titk terendah Selisih



MixedCost Rp 816 Rp 600 Rp 216



Biaya variabel per unit = 216 = Rp. 0,05 atau Rp.50.000 4.400 Biaya tetap per bulan: y = a + bx Titik tertinggi: Rp.816 = a + 9600 ( Rp 0,005) 816 = a + 480



Jam 9.600 5.200 4.400



a = Rp 336 atau Rp 336.000.000



b. Metode “least square”



Bulan



Mixed cost Y



Penyimpan gan dari rata-rata y-y1



Jam Mesin X



Penyimpan gan ratarata x-x1



Dikuadratkan



(x-x1)2



Jan Feb Mar



768 744 744



84 60 60



6.800 6.000 6.800



(200) (1.000) (200)



40.000 1.000.000 40.000



Apr Mei Juni Juli Agu st Sep Okt Nov Des



708 600 630 600 600 636 660 696 819



24 (84) (48) (84) (84) (48) (24) 12 132



7.800 8.400 6.400 5.200 5.200 6.200 7.000 8.600 9.600



(800) (400) (600) (1.800) (1.800) (800) 0 1.600 2.600



640.000 1.960.000 360.000 3.240.000 3.240.000 640.000 0 2.560.000 6.760.000



8.20 8



0



84.00 0



0



20.480.000



Biaya Variabel: =



(x – x1) x ( y – y1) =



544.800



(x – x1) 2 Biaya tetap Y



= a + bx



684* = a + 0,03 684 = a + 210 a



= 474 atau Rp. 474.000.000



= Rp. 0.03 atau Rp. 30.000



20.480.000



Perkalian



(y-y1)(xx1) (16.800 ) (60.000 ) (12.000 ) 19.200 (117.60 0) 28.800 151.200 151.200 38.400 0 14.200 343.400 544.800



*=8.208 = Rp. 684 12 ** = 84.000 = 7.000 jam 12



2. Kalkulasi biaya ABC , biaya per unit dan harga jual Nabila manufakturing memproduksi dua jenis produk, yaitu produk A dan produk B. Data- data biaya dan aktivitas pada tahun 2011 adlah sebagai berikut: Data –data perhitungan harga pokok produksi Keterangan Unit produksi satu tahun Biaya utama(bahan baku dan upah) Jam tenaga kerja langsung Jam mesin Proses produksi Jumlah perpindahan



Produk A 5.000 780.000.000 10.000 20.000 12 130



Produk B 50.000 780.000 40.000 80.000 8 70



Total 55.000 1.518.000.00 0 50.000 100.000 20 200



Biaya overhead manufaktur dan konsumsi aktivitas Aktivitas 1. Persiapan penyetelan mesin 2. Penanganan bahan 3. Energi 4. Pengujian / inspeksi Total



Biaya aktivitas 1.200.000.000 600.000.000 1.000.000.000 1.600.000.000 4.400.000.000



Diminta: a. b. c. d. e.



Hitunglah rasio konsumsi untuk setiap aktivitas dan penggerakan aktivitas Kelompokkan masing-masing aktivitas pada tingkat baktivitas (level activity) Hitunglah tarif setia kelompok aktivitas dan pembebanan overhead Hitumglah biaya per unit Hitunglah harga jual per unit, jika mark up adalah 30%



Jawab :



a. Rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas Aktivitas



Produk A



Produk B



1. Persiapan 12/20 x 100% = 2. Penanganan bahan 60% 130/200x100%= 3. Energi 65% 20.000/100.000 4. Pengujian x100% = 20% 10.000/50.000x1 00% = 20%



8/20 x 100% = 40% 70/200 x 100% =35% 80.000/100.000x 100%= 80% 40.000/50.000 x100% =80%



b. Pengelompokkan aktivitas ke tingkat aktivitas Tingkat Unit (unit level) Tingkat Bacth (bacth level) bahan



Penggerak aktivitas Proses produksi Jumlah perpindahan Jam mesin Jam tenaga kerja langsung



:aktivitas energi dan pengujian : aktivitas persiapan dan penanganan



c. Perhitungan tarif kelompok aktivitas Tingkat bacth (bach level aktivity) 1. Persiapan Rp 1.200.000.000 2. Penanganan Bahan 600.000.000 Total 1.800.000.000 Proses produksi 20 Tarif kelompok Rp90.000.000.000 per proses



Tingkat unit (unit level aktivity) 3.Energi 1.000.000.000 4.Pengujian 1.600.000.000 Total 2.600.000.000 Jam 100.000 Tarif kelompok jam mesin



Rp



mesin Rp



26.000 per



d. Biaya produksi per unit Keterangan Biaya utama (bahan baku danupah) (Rp) Biaya overhead (Rp) * Total biaya produksi (Rp) Unit produksi (unit) Biaya produksi per unit(Rp)



Produk A 780.000.000 1.600.000.000



Produk B 738.000.000 2.800.000.000



2.380.000.000 5.000 476.000.0000



3.538.000.000 50.000 70.760.000



*perhitungan biaya overhead: Produk A Produk B Kelompok tingkat bacth Rp 90.000.000 x 12 Rp 90.000.000 x 8 720.000.000 Kelompok tingkat unit Rp 26.000.000 x 20.000 jam Rp 26.000.000 x 80.000 jam Rp2.080.000.000 Total 2.800.000.000



Rp -



Rp



1.080.000.000 Rp



520.000.000 -



Rp 1.600.000.000



Rp



e. Harga jual per unit Keterangan Biaya produksi per unit(Rp.) Mark up 30% (Rp.) Harga jual per unit (Rp.)



Produk A 476.000



Produk B 70.760



142.800 618.000



21.228 91.988



4. SOAL UNTUK LATIHAN 4.1 Soal latihan 1. sebutkan definisi biaya tetap, biaya variabel dan biaya campuran beserta karakteristiknya? 2. sebutkan definisi atau pengertian kalkulasi biaya ABC? 3. sebutkan rincian klasifikasi aktivitas dan berikan contohnya masing – masing 4. apa yang dimaksud dengan penelusuran langsung (direct tracing) penelusuran penggerakan (drivert tracing) 5. apakah anda setuju, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung menggunakan penelusuran penggerakan? Jika tidak setuju berikan alasannya? 6. apa yang dimaksud dengan kamus aktivitas(dictionary activity) dan atribut aktivitas (attribule activity) 7. apa yang dimaksud dengan rantai nilai( vallue chain), rantai nilai internal (internal value chain) dan rantai nilai industri (industry value customer) 8. apa yang dimaksud dengan nilai pelangggan (value customer)



9. apa yang dimaksud dengan aktivitas nilai bertambah (added activity value) dan sebutkan karakteristiknya 10.jelaskan pengertian dari aktivitas yang tidak bernilai tambah (non added activity value) 4.2 Soal Kasus 1. Sebuah perusahaan memberikan data overhead manufaktur (biaya campuran ) untuk triwulan terakhir tahun 2011 yaitu sebagai berikut: Bulan September Oktober November Desember



Overhead manufaktur 500.000.000 550.000.000 800.000.000 600.000.000



Unit produksi 10.000 12.000 15.000 12.500



Diminta : a) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan( gunakan metode high and low point) b) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan ( gunakan metode least square) 2. PT. Gapura memproduksi tiga jenis produk yaitu: Produk A, B dan C. Data data aktivitas dan biaya overhead serta produk pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: Data harga pokok produksi Keterangan Produk A Unit yang diproduksi(unit) 15.0000 Bahan baku (Rp) 350.000.00 Upah langsung(Rp) 0 Jam tenaga kerja 200.000.00 langsung 0 Jam mesin 10.000 Proses produksi 25.0000 Jumlah pindahan bahan 9 80 Data aktivitas dan overhead Aktivitas 1. Penyetelan (set up) 2. Penanganan bahan (material handling) 3. Energi 4. Pengujian Diminta :



Produk B 25.0000 300.000.00 0 150.000.00 0 20.000 35.000 6 70



Produk C 10.000 200.000.00 0 150.000.00 0 20.000 40.000 10 100



Biaya Aktivitas 400.000.000 250.000.000 150.000.000 100.000.000



Total 50.000 850.000.0 00 500.000.0 00 50.000 100.000 25 250



1. 2. 3. 4. 5.



Hitunglah rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas Kelompokkan masing – masing aktivitas pada tingkat aktivitas (level activity) Hitunglah tarif setiap kelompok aktivitas dan pembebanan overhead Hitunglah biaya produksi per unit Hitunglah harga jual per unit jika mark up 40%



BAB 3 KALKULASI BIAYA PRODUKSI PENUH DAN VARIABEL 1. BIAYA PRODUKSI PENUH VERSUS VARIABEL Biaya produksi (manufakturing cost atau production cost) adalah biaya- biaya yang berhubungan dengan produkis barang atau penyediaan jasa. Biaya produksi (manufakturing cost) terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung bersifat variabel sehingga sering disebut biaya langsung(direct cost) sedangkan biaya overhead merupakan biaya campuran (mixed cost) yang bersifat variabel tetap. Untuk kalkulasi biaya tradisional biaya overhead tetap ditentukan dimuka(predetermined) berdasarkan kapasitas produksi normal. Dalam pembebanannya bisa jam tenaga kerja langsung, jam mesin dan lain- lain . rumus untuk menetapkan tarif overhead tetap adalah sebagai berikut:



Tarif overhead per unit =



Anggaran overhead tetap per periode kapasitas produksi normal



Biaya produksi variabel ( variable manufacturing cost) terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Biaya produksi tetap (fixed manufacturing cost) terdiri dari overhead tetap saja. Pemahaman biaya produksi yang telah dijelaskan diatas berguna untuk menetapkan kalkulasi biaya produksi biaya variabel dan kalkulasi biaya penuh. Kalkulasi biaya variabel (variabel costing atau direct costing) adalah perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan biaya variabel saja kedalam pengolahan produk barang atau penyediaan jasa. Kalkulasi biaya penuh (full costing atau absorption costing) adalah perhitungan biaya produksi yang memasukkan biaya produksi variabel dan tetap ke dalam produksi barang atau penyediaan jasa. 2. MANFAAT VARIABEL COSTING DAN FULL COSTING. Kegunaan kalkulasi biaya produksi variabel (variabel costing) antara lain: 1. Membebankan semua biaya tetap ke dalam perhitungan atau laporan laba rugi sehingga tidak di tunda pembebanan biaya tetap kepada periode selanjutnya. Dengan kata lain biaya tetap di pandang sebagai biaya periode(periode cost). 2. Perencanaan laba rugi manajemen perusahaan dengan biaya produksi yang kompetitif dalam persaingan bisnis . 3. Mempermudah penyusunan laporan laba rugi segmen tingkat unit ,batch dan tingkat produk. 4. Memisahkan biaya berdasarkan perilaku atau perubahan aktivitas yaitu variabel dan tetap. 5. Pengambilan keputusan dan penguranan biaya atau reduksi biaya . Kegunaan kalkulasi biaya produksi tetap (full costing atau absorpting costing) antara lain: 1. Pelaporan laba rugi kepada pihak eksternal yang telah ditetapkan berdasarkan standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2. Memisahkan biaya bukan berdasarkan perilaku biaya tetapi berdasarkan fungsi yaitu biaya produksi ( manufacturing cost) dan biaya non operasi (non manufacturing cost) 3. Menentukan kinerja fungsional seperti devisa, pabrik, pemasaran, dan administrasi. 3. LAPORAN LABA RUGI DAN REKONSILIASI LABA BERSIH Akibat perbedaan perhitungan biaya produksi variabel dan penuh secara logis dimungkinkan ada perbedaan laba bersih antara laporan laba rugi variabel costing dan full costing. Hal ini terjadi karena perlakuan overhead tetap dalam biaya unit produksi. Untuk itu perlu diadakan rekonsiliasi atau penyesuaian atas perhitungan laba bersih tersebut. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Selisih laba bersih = ( unit produk jadi akhir – unit produk jadi awal) unit.



× tarif overhead tetap per



Perlu diketahui laba bersih menurut variabel costing dan full costing jumlahnya sama besar apabila volume produksi yang dianggarkan sama besarnya dengan volume produksi aktual.khusus untuk laporan laba rugi full costing ada kemungkinan terjadi varian overhead tetap ( fixed overhead varian ) baik yang menguntungkan (favorable = F) , maupun yang tidak menguntungkan (D). Selisaih overhead tetap (fixed overhead tetap ) adalah perbedaan overhead tetap yang terjadi jika volume produk yang dianggarkan berbeda dengan unit produkis aktual. Rummus perhitungan adalah sebagai berikut : Selisih overhead tetap = ( volume produksi yang diangarkan – volume produksi aktual)



× tarif



overhead tetap per unit. Ilustrasi Kalkulasi laporan laba rugi full dan variable costing serta rekonsiliasi laba bersih. Perusahaan manufaktur PT. RIONATA menyajikan data – data produksi dan operasi untuk 2 tahun yaitu 2011 dan 2012. 1. Biaya produksi per unit tahun 2011 dan 2012 adalah sama yaitu: Bahan baku Rp. 1.300 Upah langsung Rp. 1.500 Overhead variabel Rp. 200 Biaya produksi variabel per unit RP. 3.000 Overhead tetap pertahun berdasarkan budget produksi normal 150.000 unit adalah sebesar Rp. 150.000.000 2. Data produksi dan persediaan barang jadi serta unit yang dijual: Keterangan Persediaan awal Diproduksi Dijual Persediaan akhir



Tahun 2010 0 unit 170.000 unit 140.000 unit 30.000 unit



Tahun 2011 30.000 unit 140.000 unit 160.000 unit 10.000 unit



3. Beban operasi terdiri dari : - Beban penjualan variabel 5% dari penjualan tiap tahun Ditambah beban penjualan tetap Rp. 10.000.000 setiap tahun. - Beban administrasi (sama tetap) , sebesar Rp. 55.000.000 tiap tahun. 4. Harga jual per unit, adalah Rp 5.000 Diminta a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing. b. Hitunglah overhead variances tahun 2011 dan 2012 c. Susunlah laporan laba – rugi ,variabel costing dan full costing . d. Buatlah rekonsiliasi selisih laba bersih variabel costing Dan full costing tahun 2011 dan 2012 Jawab a. Biaya produksi per unit ( tahun 2011 dan 2012 adalah sama)



Jenis biaya produksi Bahan baku Upah langsung Overhead pabrik variabel *overhead tetap Total



*Overhead tetap per unit



=



Variabel costing (Rp.) 1.300 1.500 200 0



Full costing (Rp.) 1.300 1.500 200 1.000



3.000



4.000



Rp .150 .000.000 150.000



= Rp. 1.000



b. Overhead fixed variance (selisih overhead tetap) Tahun 2011 = (150.000 – 170.000) Rp. 1.000 = Rp 20.000.000 (F) Tahun 2012 = (150.000 – 140.000) Rp. 1.000 = Rp 10.000.000(U) Catatan: Jika unit produksi aktual lebih besar dari yang normal atau dianggarkan adalah yang menguntungkan ( favorable = f ), demikian juga sebaliknya. c. Laporan laba rugi variabel costing Keterangan Penjualan Biaya variabel Produk variabel Pemasaran variabel Total biaya variabel Laba kontribusi Biaya tetap Pemasaran tetap Administrasi tetap Overhead tetap Total biaya tetap



Laba bersih sebelum pajak



Catatan :



Tahun 2011 (Rp) Rp. 140.000 × 5000 =700.000.000 Rp.140.000 ×



3000 =



420.000.000



5%



Tahun 2012 (Rp.) 160.000



× 5000 = 800.000.000



160.000 ×



3000 =



480.000.000



× 7.000.000 =



5% × 800.000.000 =



35.000.000 455.000.000 245.000.000



40.000.000 520.000.000 280.000.000



10.000.000 55.000.000 150.000.000



10.000.000 55.000.000 150.000.000



215.000.000 Rp. 30.000.000



215.000.000 Rp. 65.000.000



1. Pada laporan laba rugi variabel costing, biaya dibagi menurut perilaku biaya, yaitu variabel dan tetap 2. Penjualan setelah dikurangi total biaya variabel disebut laba kontribusi (contribution margin – CM) 2. Laporan laba rugi full costing. Keterangan Penjualan Harga pokok penjualan Biaya produksi Laba kotor Selisih overhead tetap Laba kotor yang disesuaikan Beban operasi Berdasarkan variabel Pemasaran tetap Administrasi tetap Total beban operasi Laba sebelum pajak



Tahun 2011 (Rp.) 140.000 ×



Tahun 2012(Rp.) 160.000 ×



5000 =



700.000.000 140.000 ×



800.000.000



4000 =



160.000



460.000.000 140.000.000 F 20.000.000 160.000.000 5% ×



700.000.000 =



5000 =



×



4000 =



640.000.000 160.000.000 U 10.000.000 150.000.0000 5% ×



35.000.000 10.000.000 55.000.000 Rp. 100.000.000



800.000.000 = 40.000.000 10.000.000 55.000.000 Rp. 105.000.000



Catatan: 1. Pada laporan laba rugi full costing, bahwa biaya dipisahkan secara fungsional yaitu biaya produksi dan biaya non produksi ( biaya operasi). 2. Pada laporan laba rungi full costing , memungkinkan terjaid selisih overhead tetap, baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan. Selisih overhead tetap tersebut, disesuaikan terhadap laba kotor, jika mengu7ntungkan menambah laba kotor, tetapi jika tidak menguntungkan mengurangi laba kotor. d. Rekonsiliasi laba bersih Tahun 2011 : laba bersih variabel costing 30.000.000 Laba bersih full costing 60.000.000 Selisih Rekonsilisasi.( 30.000 unit – 0 unit)



× Rp. 1000



30.000.000 Tahun 2012 : Laba bersih variabel costing 65.000.000 Laba bersih full costing



Rp Rp Rp 30.000.000 Rp Rp Rp 45.000.000



Selisih



Rp 20.000.000



Rekonsiliasi ( 10.000 unit – 30.000 unit)



× Rp 1000



Rp



20.000.000 Catatan: Pengurangan unit didalam kurung selamanya dianggap plus. 4. SOAL KAJI ULANG Kalkulasi, laporan laba rugi dan rekonsiliasi variabel & full costing Data produksi dan biaya bulan desember tahun 2012 dari PT. Mulawarman , adalah sebagai berikut: 1. Biaya produksi terjadi dari bahan baku Rp 2.000 per unit, upah langsung Rp 1.500 per unit, dan overhead tetap yang dianggakan Rp 960.000.000 per tahun. Adapun produksi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar 1.200.000 unit barang. Overhead variabel Rp 500 per unit. 2. Persediaan barang pada awal bulan desember 2012 adalah 10.000 unit,produksi barang bulan desember 2012 adalah 95.000 unit. 3. Penjualan bulan desember 2012 sebesar 80.000 unit dengan harga Rp 10.000 per unit. 4. Beban operasional terdiri dari beban penjualan Rp 90.000.000 dan beban umum Rp 100.000.000 untuk bulan Desember tahun 2012. Presentasi biaya operasional adalah 60% bersifat variabel dan 40% bersifat tetap. Diminta : a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing. b. Hitunglah selisih overhead tetap bulan Desember 2012. c. Susunlah laporan laba – rugi variabel costing dan full costing bulan Desember 2012. d. Buatlah rekonsiliasi laba bersih veriabel costing dan full costing bulan Desember 2012. Jawab a. Perhitungan biaya produksi per unit Jenis biaya produksi Bahan baku Upah langsung Overhead variabel *Overhead tetap



Variabel (Rp.) 2.000 1.500 500 0 4.000



*Tarif overhead tetap per unit =



costing



Full costing (Rp.) 2.000 1.500 500 800 4.800



Rp .960 .000.000 1.200.000 unit



= Rp. 800



Produk yang dianggarkan per bulan = 1200.000 unit : 12 bulan = 100.000 unit



Overhead tetap per bulan = = b. Selisih overhead tetap (100.000 unit – 95.000 unit)



Rp .960 .000.000 12 bulan



= Rp. 80.000.000



× Rp. 800 = Rp. 80.000.000



c. Laporan laba rugi full costing Keterangan Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Selisih 0verhead tetap (U)



Laba kotor yang disesuaikan Beban operasi Beban penjualan variabel Beban penjualan tetap Beban umum variabel Beban umum tetap Total beban operasi Laba sebelum pajak



Tahun 2012 (Rp.) 80.000 ×



10.000



=



800.000.000 80.000



× 4.800 = 384.000.000



416.000.000 4.000.000 Rp 412.000.000 60% ×



90.000.000



=



54.000.000



×



40%



90.000.000



=



100.000.000



=



36.000.000 60%



×



60.000.000 40% ×



100.000.000=



40.000.000 190.000.000 Rp 222.000.000 Laporan laba rugi variabel costing Keterangan Penjualan Biaya variabel Biaya produksi variabel Biaya penjualan variabel Biaya umum variabel Total biaya variabel Laba kontribusi Biaya tetap Overhead tetap Beban penjualan tetap Beban – beban tetap Laba sebelum pajak



Tahun 2012 (Rp.)



×



80.000



10.000



=800.000.000 80.000 ×



Rp.



4.000=



320.000.000 60%



×



90.000.000



=



54.000.000 60% ×



60.000.000



100.000.000=



434.000.000 366.000.000 80.000.000 40% ×



90.000.000



=



36.000.000 40% ×



100.000.000=



40.000.000 Rp 210.000.000 d. Rekonsiliasi laba bersih Persediaan awal bulan Desember diketahui sebesar 10.000 unit Persediaan akhir bulan Desember adalah 10.000 + 95.000 – 80.000 = 25.000 unit Rekonsiliasi : (25.000 – 10.000) ×



Rp. 800 = Rp. 12.000.000



Laba bersih full costing Laba bersih variabel costing



Rp. 222.000.000 Rp. 210.000.000 12.000.000



5. SOAL UNTUK LATIHAN 5.1



Soal teori 1. Jelaskan pengertian full costing dan variabel costing 2. Jelaskan pengertian biaya produksi, biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap 3. Sebutkan dan jelaskan manfaat full costing dan variabel costing 4. Jelaskan perbedaan biaya produksi per unit dengan biaya full costing dan variabel costing 5. Apa yang dimaksud dengan laba kontribusi 6. Mengapa terjaid varian overhead tetap 7. Varian overhead tetap dalam full costing dapat sebagai varian yang menguntungkan dan tidak menguntungkan . sebutkan kereteria saat menguntungkan dan tidak menguntungkan 8. Menurut pendapat saudara apakah selamanya laba bersih berbeda antara full costing dan variabel costing jelaskan 9. Sebutkan jenis biaya non produksi serta jelaskan definisinya 10.Apa yang dimaksud dengan laba kotor setelah penyesuaian pada laporan laba rugi full costing



5.2 Soal Kasus 1. Data – data produksi dan biaya yang terdapat pada PT. Jaya yang memproduksi sejenis barang pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: a. Biaya produksi per unit terdiri : Bahan baku Rp. 5.000 Upah tenaga kerja Rp. 3.000 Overhead variabel Rp. 1.000



Budget overhead dalam tahun2011 sebesar Rp. 40.000.000 dasar perhitungan tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung sebanyak 20.000jam b. Perusahaan memiliki persediaan barang jadi pada tanggal 1 januari 2011 sebanyak 5000 unit. Produksi selama tahun 2011 sebnayak 40.000 unit. Produksi normal per tahun sebanyak 50.000 unit barang. c. Selama tahun 2011 perusahaan telah menjual produk jadi sebanyak 30.000 unit . harga jual per unit adalah Rp. 15.000 d. Biaya non produksi atau biaya operasi pada tahun 2011 terdiri dari biaya penjualan variabel 10% dari penjualan ditambah biaya penjualan tetap Rp. 9.000.000 per tahun. Sedangkan biaya administrasi Rp. 18.000.000 per tahun dengan rincian bersifat variabel 20% dan bersifat tetap 80%. Diminta: 1. Hitunglah biaya produksi per unit dengan full costing dan variabel costing 2. Susunlah laporan laba rugi full costing dan variabel costing 3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap



2. Data – data tersedia untuk bulan desember 2011 untuk tujuan kalkulasi biaya variabel dan penuh sebagai berikut: a. Persediaan barang jadi awal 25.000 unit diproduksi pada bulan Desember 2011 sebanyak 150.000 unit dan dijual selama bulan tersebut 100.000 unit b. Biaya produksi variabel Rp. 10.000 per unit dan overhead tetap Rp. 2.000 per unit c. Harga jual per unit adalah Rp. 20.000 (biaya operasi dalam bulan tersebut Rp. 400.000.000 bersifat variabel 70% dan tetap 30%) Diminta: 1. Hitunglah laba kotor dan laba kontribusi 2. Hitunglah selisih overhead tetap 3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap 3,



Ketika anda sedang menyusun laporan laba rugi full costing pada tahun 2011 terdapat labaa kotor Rp 40.000.000 selisih overhead Rp 10.000.000 (menguntungkan ). Biaya penjualan dan biaya administrasi pada tahun tersebut adalah Rp. 150.000.000( variabel 70% dan tetap 30%) Diminta: 1. Hitunglah laba kotor yang tealah disesuaikan 2. Hitunglah laba bersih sebelum pajak 3. Hitunglah biaya administarasi yang bersifat variabel dan tetap.



BAB 4 ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 1.



ANGGARAN, PERENCANAAN , DAN PENGENDALIAN



Anggaran, perencanaan, dan pengendalian benar – benar saling berhubungan dalam suatu organisasi bisnis. Anggaran (budget) adalah rencana terincih yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan pengguaan sumber – sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, perencanaan (planning) adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dibuat atau dilakukan untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu . pengendalian (controling) adalah melihat kebelakang , menentukan apakah yang sebenarnya terjadi dan membandingkannya dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran merupakan komponen kunci dari perencanaan



karena semua level manajemen bertindak berdasarkan anggaran yang telah disetujui oleh komite anggaran. Komite anggaran (budget committee) adalah komite yang bertanggung jawab untuk meninjau anggaran, memeberi pertunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, memeberi petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, mengatasi berbagai perbedaan yang muncul dalam prses pembuatan anggaran , menyetujui anggaran akhir , dan memonitor kerja sesungguhnya. 2. MANFAAT ANGARAN Paling tidak ada empat manfaat dari pada anggaran yaitu 1. memperbaiki pengambilan keputusan. Keputusan bisa berubah, khususnya dibidang keuangan ketika anggaran mengharuskan seperti itu. Misalanya, anggaran penjualan menurun dari priode sebelumnya , secra logis ada penghematan biaya. 2. Memaksa para manajer melakukan perencanaan. Anggaran memaksa manajeman untuk merencanakan maa depan dan sekaligus mendorong para manajer menghubungkan organisasi secara menyeluruh untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. 3. Menyediakan standar evakuasi kinerja. Anggaran dapat dipandang sebagai standar yang harus dicapai oleh manajemen, agara bertindak secara efisien dan efektif dalam seala aktivitas. Dengan kata lain, anggaran dapat merubah setiap individual dalam melakukan setiap aktivitas yang bernilai tambah (added value). 4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi Secara formal, anggaran mengomunikasikan rencana organisasi pada setiap karyawan dalam mencapai tujuannya, dipastikan pula untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan koordinasi yang mantap dan jelas. 3. ANGGARAN INDUK Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan menyeluruh ( komprehensif) bagi organisasi secara keseluruhan , biasanya dalam satu tahun periode fiska. Anggaran tahunan, biasanya dipecah- pecahkan menjadi bulanan, kwartal. Dan kwartalan. Anggaran induk memiliki komponen utama, yaitu,anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran yang mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi suatu perusahaan. Hasil akhir dari anggaran operasional adalah laporan laba yang dianggarkan ( proforma laporan laba – rugi). Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran yang merincikan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out), serta posisi keuangan secara umum. Hasil akhir dari anggaran keuangan adalah proforma neraca ( aktual, kewajiban , dan equitas) anggaran operasional (operasional budget) terdiri dari perkiraan laba rugi disertai dengan laporan anggaran pendukung, yaitu: 1. anggaran penjualan anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional dan sebagai anggaran keuangan , maka sabaiknya anggaran penjualan dihitung dan ditetapkan secara akurat. Fungsi yang bertanggung jawab tentang anggaran penjualan adalah departemen pemasaran.



2. Anggaran produksi Anggaran produksi (production budget) menjelaskan berapa banyak unit yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir, perlu diketahui bahwa persediaan akhir suatu priode, menjadi persediaan awal pada priode berikutnya. 3. Anggaran pembelian bahan baku langsung Anggarapemnbelian bahan baku langsung (direct materials purchass budget) adalah jumlah bahan baku yang dibeli ( satuan unit dan uang) setiap periode. Jumlah kuantitas bahan baku langsung yang dibeli, tergantung pada unit yang diproduksi dan rencana persediaan akhir bahan baku. Seperti halnya persedian awal periode berikutnya, maka persediaan bahan baku pun demikian juga. 4. Anggaran biaya bahan baku (cost of materials budget) menjelaskan penggunaaan bahan baku keproduksi yang dinyatakan dalam satuan unit dan uang. Besarnya biaya bahan baku, tergantung dari unit yang diproduksi serta penggunaan bahan baku setiap unit produksi. 5. Anggaran tenaga kerja langsung Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya upah tenaga kerja, yang besarnya tergantung pada unit yang diproduksi dan tarif upah langsung. 6. Anggaran overhead pabrik Anggaran overhead (overhead budget) menunjukan konsumsi biaya tidak langsung. Overhead manufaktur atau pabrik dapat bersifat variable dan tetap ( campuran). Overhead variable bervariasi, tetapi biasanya terpisahkan overhead tunai dan tidak tunai. Overhead tunai (cash overhead ) adalah komponen overhead yang memerlukan pengeluaran tunai. Sedangakan Overhead tidak tunai ( non cash overherad) adalah komponene overhead yang tidak memerlukan pengeluaran tunai( misalanya: depresiasi). 7. Anggaran persediaan akhir barang jadi Anggarana persediaan akhir barang jadi ( ending finished goods inventory budget)memebrikan informasi biaya produksi per unit untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi dan penjualan. 8. Anggaran harga pokok penjualan Anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget) mengungkapkan harga pokok barang yang siapa untuk dijual. 9. Anggran beban operasional Anggaran beban operasional (operating expense budget) menguraikan rencana pengleuaran biaya operasi ( beban penjualan dan beban administrasi) atau biaya non manufaktur dalam satu periode. Anggaran keuangan (financial budget) terdiri dari : 1. Anggaran kas Anggaran kas (cash budget) adlah rencana terperincih tentang sumber dan Penggunaaan kas dalam satu periode. Pada saat menyusun budget, harus memperhatikan kas minimum yang dipertahankan perusahaan, karena mempengaruhi besarnya pinjaman yang dilakukan perusahaan jika kas defisit. Kas minimum (safety cash balance) merupakan kas minimum yang dipertahankan, untuk kebutuhan yang tidak diduga sebelumnya. 2. Anggaran investasi



Anggaran investasi (investment budget) adalah rencana investasi jangka panjang untuk tujuan memperoleh pengembalian investasi (rate of return). Catatan penting: Ketika anggaran penjualan (sales budget) selesai dibuat, penjualan dapat dilakukan secara tunai dan kredit. Apabila penjuaslan dilakukan secara kredit, pelunasan piutang bias diangsur sesuai syarat kredit yang ditetapkan dan pelunasan piutang tersebut disusun dalam satu defter atau tabel yang disebut daftar pengumpulan piutang (schedule of account receivable collection ). Demikian juga tentang anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchase budget), apabila sudah selesai dibuat, jika pembayaran angsuran (kredit) , maka dibuat dartar pelunasan utang dagang (schedule of account payable payment). Perlu diketahui bahwa tabel pengumpulan piutang (schedule of account receivable ) dan tabel pelunasan piutang dagang (schedule of account payable payment)bukan merupakan komponen anggaran, tetapi sebagai daftar pendukung untuk keperluan penyelesaian kas budget. Ilustrasi Master Budget (Anggaran Induk) Pt. Gajah mada menyediakan informasi keuangan sebagai dasar penggunaan anggaran pada tahun 2012, adalah sebagai berikut : 1. Neraca Awal tahun anggaran, 1 januari 2012 Aktiva Aset Lancar Kas Rp. Piutang Dagang* 980.000.000 Bahan baku*** Rp. Barang Jadi**** 960.000.000 Total Aktiva Lancar Rp. 84.000.000 Aset Tetap Rp. Tanah 160.000.000 Aktiva tetap Akm. Peny. Aktiva Rp. 1.684.000.000 tetap Total Aktiva tetap Total Aktiva



Rp. 1.000.000.000 Rp. 3.000.000.000 (Rp. 1.600.000.000) Rp. 2.400.000.000 Rp. 4.084.000.000



Kewajiban dan equitas Kewajiban Lancar Hutang Dagang** Rp. Equitas 240.000.000



Modal Saham Laba ditahan Total Equitas Total Kewajiban dan Equitas



Rp. 1.600.000.000 Rp. 2.224.000.000 Rp. 3.824.000.000 Rp. 4.084.000.000



Keterangan neraca : *



Piutang dagang merupakan piutang dari penjualan kredit barang jadi



**



Hutang dagang merupakan hutang atas pembelian bahan baku secara kredit



*** Persediaan bahan baku sebanyak 840 kg **** Persediaan barang jadi sebanyak 200 unit. 2. Kebijakan Perusahaan a. Penjualan barang jadi dilakukan secara kredit, pola pembayaran adalah 40% pada kwartal penjualan dan 60% pada kwartal berikutnya. Demikian juga atas pembelian bahan baku secara kredit, pola pembayaran adalah 50 % pada kwartal pembelian dan sisanya pada kwartal berikutnya. Pada saat keuangan perusahaan dalam keadaan defisit, dapat melakukan pinjaman ke bank, ketika keadaan keuangan perusahaan surplus dapat digunakan membayar kembali pinjaman. Pada saat meminjam maupun mengangsur pinjaman ke bank dengan memperhatikan saldo kas minimum, sebesar Rp. 400.000.000 setiap kwartal. Untuk mempermudah perhitungan pada saat meminjam dengan pembulatan Rp. 5.000.000 Penuh. b. Rencana persediaan akhir barang jadi tiap kwartal ditetapkan sebesar 10% dari penjualan kwartal berikutnya. Sedangkan rencana persediaan akhir barang baku, ditetapkan sebesar 20% dari kebutuhan bahan baku kwartal berikutnya. Perusahaan, juga sudah memutuskan anggaran tahun 2013, untuk penjualan barang jadi kwartal I, sejumlah 2.200 unit. Demikian tentang rencana bahan baku yang dibutuhkan pada kwartal I tahun 2013, ditetapkan sebesar 4.600kg. Harga bahan baku Rp. 100.000 per Kg. c. Dividen tunai, dibayar setiap 6 bulan. Yaitu pada kwartal I dan kwartal III. Jumlah dividen yang dibayar adalah 10% dari nilai nominal saham. d. Perusahaan menggunakan kalkulasi biaya variable (variable costing) untuk menghitung biaya produksi per unit dan pelaporan laba rugi. 3. Rencana beban operasi terdiri dari : a. Beban penjualan variable secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.120.000.000, Rp.180.000.000, Rp.240.000.000, dan Rp.180.000.000. b. Beban penjualan tetap secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.200.000.000, Rp.200.000.000, Rp.200.000.000, dan Rp.200.000.000. c. Beban administrasi variable secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.80.000.000, Rr.120.000.000, Rp.160.000.000, dan Rp.120.000.000. d. Beban administrasi tetap secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.300.000.000, Rp.300.000.000, Rp.300.000.000, dan Rp.300.000.000. 4. Rencana perhitungan biaya produksi per unit a. Bahan baku yang digunakan hanya satu jenis dengan harga rata-rata Rp. 100.00 per Kg. Untuk memproduksi barang jadi digunakan 2Kg setiap unit barang jadi. b. Tenaga kerja langsung menghabiskan waktu selama 5 jam untuk setiap unit barang jadi, tarif rata-rata per jam Rp. 80.000



c. Overhead variable menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanannya, tarif overhead variable Rp. 40.000 per jam kerja langsung. d. Overhead tetap yang dibebankan untuk setiap kwartal jumlahnya sama yaitu Rp. 600.000.000 5. Bunga pinjaman bank adalah 12% per tahun. Pajak penghasilan perusahaan 25% per tahun, pajak penghasilan tiap kwartal tidak langsung disetor ke kantor pajak (terhutang). Bunga dihitung dari jumlah pengembalian hutang. 6. Pada kwartal II perusahaan membeli tunai peralatan seharga Rp. 800.000.000. aktiva tetap yang baru ini memiliki penyusutan yang direncanakan untuk kwartal III Rp. 100.000.000 dan kwartal IV Rp. 100.000.000 7. Rencana penjualan setiap kwartal secara berturut-turut yaitu 2.000 unit, 4.000 unit dan 3.000 unit. Harga jual rata-rata Rp. 1.500.000 per unit. Diminta : Susunlah Budget Induk (Master Budget) Jawab : Budget penjualan (Sales Budget – SB) Keterangan Unit yang dijual Harga per unit Total



I 2.000 1.500.0 00



Kwartal (Rp) II III 3.000 4.000 1.500.0 1.500.0 00 00



IV 3.000 1.500.00 0



3.000.0 00



4.500.0 00



4.500.00 0



6.000.0 00



Satu Tahun 12.000 1.500.000



18.000.000



Daftar pelunasan piutang (schedule of account receivable-SAR) Period e Tr IV 2012 Tr I Tr II Tr III Tr IV



Jumlah 960.000. 000 3.000.000.0 00 4.500.000.0 00 6.000.000.0 00 4.500.000.0 00 18.960.000. 000



I 960.000. 000



Penerimaan Kas dari Piutang II III



Satu Tahun IV 960.000.0 00.



1.200.000. 000



1.800.000. 000 1.800.000. 000



2.160.000. 000



3.600.000. 000



2.700.000. 000 2.400.000. 000



5.100.000. 000



3.600.000. 000



3.000.000.0 00 4.500.000.0 00 6.000.000.0 00 2.700.000.0 00 16.260.000. 000



Budget Produksi (Production Budget-PB) Keterangan Budget Penjualan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Budget Produksi



Kwartal (Unit) I II 2.000 3.000 300 400



2.300 (200) 2.100



2.300 (300) 3.100



III 4.000 300



IV 3.000 220



Satu Tahun 12.000 220



4.300 (400) 3.900



3.220 (300) 2.900



12.220 (200) 12.020



IV 2.920 2 5.840 100.000



Satu Tahun 12.020 2 24.040 100.000



584.000.0 00



2.404.000. 000



Budget Biaya bahan baku (Cost of raw material budget- CRMB) Keterangan Unit Produksi Bahan per unit Kebutuhan Produksi Harga per kg Total



I 2.100 2 4.200 100.000 420.000.0 00



Kwartal (Unit) II III 3.100 3.900 2 2 6.200 7.800 100.000 100.000 620.000.0 00



780.000.0 00



Budget Pembelian Bahan Baku (Purchases of materials budget- PMB) Keterangan



Kebutuhan Produksi Persediaan Akhir Total Kebutuhan Persediaan Awal Anggaran Pembelian Harga per kg Anggaran Pembelian



I



II



Kwartal III



IV



4.200 1.240



6.200 1.560



7.800 1.168



5.840 920



Satu Tahun (Rp) 24.040 920



5.440 (840)



7.760 (1.240)



8.968 (1.560)



6.760 (1.168)



24.960 (840)



4.600 100.000



6.520 100.000



7.408 100.000



5.592 100.000



24.120 100.000



460.000.0 00



652.000.0 00



740.800.0 00



559.200.0 00



2.412.000. 000



Daftar Pembayaran Hutang (schedule of account payble payment-SAPP) Period e IV 2012 I II III IV



Jumlah 240.000.00 0



460.000.00 0 652.000. 000 740.000.00 0 559.000.00 0 2.652.000. 000



I 240.000.0 00



Penerimaan Kas dari Piutang II III



Satu Tahun IV 240.000.000



230.000.0 00



230.000.0 00 326.000.0 00



470.000.0 00



556.000.0 00



326.000.0 00 370.400.0 00



696.400.0 00



370.000.00 0 279.600.00 0



650.000.00 0



460.000.000 652.000.000 740.800.000 279.600.000



2.372.400.00 0



Budget Upah tenaga kerja langsung (direct labor cost budget-DBC) Keterangan



Unit Produksi Bahan per unit Kebutuhan Produksi Harga per kg Total



Tri Wulan



Satu Tahun



I 2.100 5 10.500 80.000



II 3.100 5 15.500 80.000



III 3.900 5 19.500 80.000



IV 2.420 5 14.600 80.000



12.020 5 60.100 80.000



840.000.00 0



1.240.000. 000



1.560.000. 000



1.168.000. 000



4.808.000. 000



Budget Overhead (Overhead Budget) Keterangan Jam kerja langsung Tarif overhead variabel overhead variabel Overhead tetap



Kwartal II III 15.500 19.500.000



IV 14.600



60.100



40.000.000



40.000



40.000



40.000



40.000



420.000.00 0 600.000.00 0



620.000.00 0 600.000.00 0



780.000.00 0 700.000.00 0



584.000.00 0 700.000.00 0



2.404.000.0 00 2.600.000.0 00



I 10.500



Satu tahun



Total Overhead Overhead (non kas) Overhead (kas)



1.020.000. 000 (150.000.0 00) 870.000.00 0



1.220.000. 000 (150.000.0 00) 1.070.000. 000



1.284.000. 000 (250.000.0 00) 1.230.000. 000



1.284.000. 000 (250.000.0 00) 1.034.000. 000



5.004.000.0 00 (800.000.00 0) 4.204.000.0 00



Anggaran biaya produksi per unit (Cost of production budget) Kalkulasi Biaya Variabel (Variable costing) Jenis Biaya Produksi Bahan Baku Upah Langsung Overhead Pabrik



Jumlah 2 x Rp. 100.000 = Rp. 200.000 5 x Rp. 80.000 = Rp. 400.000 5 x Rp. 40.000 = Rp. 200.000 = Rp. 800.000



Biaya Produksi variable per unit



Anggaran biaya produksi variable (cost of production variable cost- CPVP) Unit yang dijial Unit yang dijual Biaya Produksi Variabel per unit Total



Kwartal



Satu Tahun



I 2.000 800.000



II 3.000 800.000



III 4.000 800.000



IV 3.000 800.000



12.000 800.000



1.600.000. 000



2.400.000. 000



3.200.000. 000



2.400.000. 000



9.600.000. 000



Anggaran Biaya Operasi (operating cost budget) Keterangan Pemasaran Variabel Umum variabel Operasi Variabel



I 120.000.0 00 80.000.00 0 200.000.0



Kwartal II III 180.000.0 240.000.0 00 00 120.000.0 160.000.0 00 00 300.000.0 400.000.0



Satu tahun IV 180.000.00 0 120.000.00 0 300.000.00



720.000.000 480.000.000



1.200.000.00



Pemasaran tetap Umum tetap Operasi tetap Total operasi



beban



00 200.000.0 00 300.000.0 00 500.000.0 00 700.000.0 00



00 200.000.0 00 300.000.0 00 500.000.0 00 800.000.0 00



00 200.000.0 00 300.000.0 00 500.000.0 00 900.000.0 00



0 200.000.00 0 300.000.00 0 500.000.00 0 800.000.00 0



0 800.000.000 1.200.000..00 0 2.000.000.00 0 3.200.000.00 0



Anggaran Laba rugi (Income statemen budget- ISB) ‘’ Laporan Laba rugi variable costing’’ Keterangan Penjualan Biaya Variabel Produksi variable Pemasaran variable Umum variable Total biaya variablel Laba kontribusi Biaya Tetap Penjualan tetap Umum tetap Overhead tetap



Total biaya tetap Laba bersih sebelum bunga & pajak Beban bunga Laba pajak Pajak



sebelum



Kwartal



Satu tahun



I 3.000.000. 000



II 4.500.000.0 00



III 6.000.000. 000



IV 4.500.000. 000



18.000.000. 000



1.600.000. 000 120.000.00 0 80.000.000 1.800.000. 000 1.200.000. 000



24.000.000. 000 180.000.00 0 200.000.00 0 2.780.000.0 00 1.720.000.0 00



3.200.000. 000 2.160.000. 000 160.000.00 0 3.600.000. 000 2.400.000. 000



2.400.000. 000 180.000.00 0 120.000.00 0 2.700.000. 000 1.800.000. 000



9.600.000.0 00 720.000.00 0 560.000.00 0 10.880.000. 000 7.120.000.0 00



200.000.00 0 300.000.00 0 600.000.00 0 1.100.000. 000



200.000.00 0 300.000.00 0 600.000.00 0 1.100.000.0 00



200.000.00 0 300.000.00 0 700.000.00 0 1.200.000. 000



200.000.00 0 300.000.00 0 700.000.00 0 1.200.000. 000



800.000.00 0 1.200.000.0 00 2.600.000.0 00 4.600.000.0 00



100.000.00 0 0



620.000.00 0 0



1.200.000. 000 45.000.000



100.000.00 0



620.000.00 0



1.200.000. 000



1.200.000. 000 114.300.00 0 600.000.00 0



4.600.000.0 00 159.300.00 0 2.520.000.0 00



penghasilan 25% Laba bersih sesudah pajak



25.000.000



155.000.00 0



288.750.00 0



121.425.00 0



590.175.00 0



75.000.000



465.000.00 0



866.250.00 0



3.642.275. 000



1.646.525.0 00



Catatan: Perlu diingat kembali pembahasan pada BAB III tentang kalkulasi biaya variable (variable costing). Laporan laba rugi Variabel costing memisahkan biaya variable dengan biaya tetap. Selisih antara penjualan dengan total biaya variable disebut laba kontribusi (contribution margin). Anda harus memahami, bahwa anggaran dibuat oleh manajemen untuk tujuan pihak internal sebagai perencanaan dan pengendalian. Untuk itu laporan laba rugi variable costing sebaiknya untuk dilakukan. Anggaran Kas (cash budgeting-CB) Keterangan Saldo kas Penerimaan (SAR)



kas



Kas tersedia Pengeluaran Bahan baku (SAPP) Tenaga kerja langsung (DCB) Overhead kas (OB) Operasi (OCB) Pajak penghasilan (ISB) Aktiva tetap Deviden



Total pengeluaran Surplus (defisit) Pinjaman Pengembalian Beban bunga



I 480.000.00 0 2.160.000. 000 2.640.000. 000



Kwartal II III 400.000.0 404.000.0 00 00 3.600.000. 5.100.000. 000 000 4.000.000. 5.504.000. 000 000



Satu tahun IV 412.000.00 0 5.400.000.0 00 5.812.600.0 00



1.696.600.0 00 16.260.000. 000 17.956.600. 000



470.000.00 0



556.000.0 00



696.400.0 00



650.000.00 0



2.374.400.0 00



840.000.00 0 870.000.00 0 700.000.00 0 0 0 160.000.00 0 3.040.000. 000 (400.000.0 00) 800.000.00 0



1.240.000. 000 1.070.000. 000 800.000.0 00 0 800.000.0 00 0 4.466.000. 000 (466.000.0 00) 870.000.0 00



1.560.000. 000 1.230.000. 000 900.000.0 00 0 0 160.000.0 00 4.546.400. 000 957.600.0 00 0 (500.000.0



1.168.000.0 00 1.034.000.0 00 800.000.00 0 0 0 0



4.808.000.0 00 4.204.000.0 00 3.200.000.0 00 0 0 0



3.652.000.0 00 2.160.600.0 00 0 (1.170.000.



14.584.400. 000 3.372.200.0 00 0 (1.670.000.0



Saldo akhir



0 0



0 0



400.000.00 0



404.000.0 00



00) (45.000.00 0) 412.000.0 00



000) (114.300.00 0) 876.300.00 0



00) (159.300.00 0) 1.542.900.0 00



Keterangan a. Pinjaman seharusnya 400.000.000 + 466.000.000= Rp. 866.000.000(Pembulatan Rp. 5.000.000) keatas. Jumlah yang Rp. 400.000.000 , merupakan kas minimum. b. Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 500.000.000 = Rp. 45.000.000 (Kwartal III) c. Beban bunga : 12/12 x 12%x Rp. 300.000.000 = Rp. 36.000.000 (Kwartal IV) Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 870.000.000 = Rp. 78.000.000 (Kwartal IV) Total Rp. 114.300.000 (Kwartal IV) Aktiva Aset lancar Kas (CB) Piutang dagang (SAR) Bahan baku (PMB) Barang jadi Total aktiva lancar Aktiva tetap Tanah Bangunan & Peralatan Akm. Pey. Barang & Peralatan Total Aktiva Tetap



1.542.900.00 0 2.700.000.00 0 92.000.000 714.600.0 00 3.625.000.0 00



Kewajiban dan Equitas Kewajiban lancar Hutang lancar 279.600.000 (SAPP) 590.175.000 Hutang Pajak 869.775.000 (ISB) Total kewajiban lancar



Equitas Modal saham Laba ditahan Total Equitas



1.600.000.000 3.550.525.000 5.150.525.000



1.000.000.00 0 3.800.000.00 0 (2.400.000.00 0) 2.400.000.00 0 Total Aktiva 6.020.300.000 Total Kewajiban dan Equitas 6.020.300.000 a. Rp. 3.000.000.000 + Rp. 800.000.000 = Rp. 3.800.000.000 b. Rp. 1.600.000.000 + Rp. 600.000.000 + Rp. 100.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp. 2.400.000.000 c. Rp. 2.224.000.000 + Rp. 1.646.525.000 – Rp. 320.000.000 = Rp. 3.550.525.000 4. SOAL KAJI ULANG



Anggaran penjualan bahan baku dan produksi Perusahaan manufaktur abadi , memproduksi satu jenis produk yaitu produk A. Produk tersebut menggunakan 2 jenis bahan baku yaitu X dan Y. Selama smester I tahun 2012 terdapat data-data yang berhubungan dengan penyusunan anggaran sebagian atau parsial. Adapun data atau informasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Rencana penjualan Januari 2.500 unit, Februari 3.000 unit, Maret 4.000 unit, April 5.000 unit, Mei 5.000 unit Juni 6.000 unit dan Juli 6.000 unit. Penjualan dilakukan di daerah Sumatera dan Jawa dengan harga jual sama yaitu Rp. 50.000 per unit. Proporsi penjualan di Jawa dan Sumatra adalah sama yaitu masing-masing 50%. Persediaan barang jadi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah 1.000 unit, sedangkan rencana persediaan akhir tiap bulan adalah 20% dari rencana penjualan bulan berikutnya. 2. Bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi A terdiri dari : Bahan Baku X 5 kg Bahan Baku Y 2 kg Rencana persediaan akhir tiap bulan adalah 10% dari kebutuhan produksi bulan berikutnya. Kebutuhan bahan baku untuk produksi bulan juli 2012 adalah 28.000 Kg untuk X dan 104.000 kg untuk Y. Adapun harga bahan baku X adalah Rp. 8.000 per kg dan Y adalah Rp. 7.000 per kg. persediaan bahan baku X dan Y pada Desember 2011 masing-masing 6.000 kg dan 3.000 kg. Diminta : a. b. c. d.



Susunlah Susunlah Susunlah Susunlah



Budget penjualan semester I 2012 Budget Produksi sesester I 2012 Budget biaya bahan baku semester I 2012 Anggaran pembelian bahan baku semester I 2012



Jawaban : 1. Anggaran Penjualan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Total Penjualn (unit) Harga per unit Total Penjualan Rp.



2. Anggaran Produksi



Jawa 1.250 1.500 2.000 2.500 2.500 2.500 12.250 50.000 612.500.0 00



Sumatera 1.250 1.500 2.000 2.500 2.500 2.500 12.250 50.000 612.500.00 0



Jumlah 2.500 3.000 4.000 5.000 5.000 5.000 24.500 50.000 1.225.000.0 00



Keterangan



Unit yang dijual Persediaan akhir Kebutuhan Persediaan awal Rencana produksi



Jan



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



2.500 600



3.000 800



4.000 1.000



5.000 1.000



5.000 1.000



5.000 1.200



Per Smeste r 24.000 1.200



3.100 (1.000 ) 2.100



3.800 (600)



5.000 (800)



6.000 (1.000)



6.000 (1.000)



6.200 (1.000)



25.700 (1.000)



3.200



4.200



5.000



5.000



5.200



24.700



Jun



Per Smester



3. Anggaran biaya bahan baku X Keteran gan Unit yang di produksi Bahan yang digunaka n Kebutuha n Harga per kg Biaya bahan baku X



Jan



Feb



Mar



Apr



Mei



2.100



3.200



4.200



5.000



5.000



5.200



24.700



5



5



5



5



5



5



5



10.500



16.000



21.000



25.000



25.000



26.000



123.500



8.000



8.000



8.000



8.000



8.000



8.000



8.000



84.000.00 0



128.000.0 00



168.000.0 00



200.000.0 00



200.000.0 00



208.000.0 00



988.000.0 00



Mar



Apr



Mei



Jun



Per Smester



Anggaran biaya bahan baku Y Keteran gan Unit yang di produksi Bahan yang digunaka n Kebutuha



Jan



Feb



2.100



3.200



4.200



5.000



5.000



5.200



24.700



2



2



2



2



2



2



2



4.200



6.400



8.400



10.000



10.000



10.400



123.500



n Harga per 7.000 7.000 7.000 kg Biaya 84.000.00 128.000.0 168.000.0 bahan 0 00 00 baku Y 4. Anggaran pemnelian bahan baku X Keteran gan Kebutuha n produksi Persediaa n akhir Kebutuha n Persediaa n awal Total pembelia n (kg) Harga per kg Total pembelia n



7.000



7.000



7.000



8.000



200.000.0 00



200.000.0 00



208.000.0 00



988.000.0 00



Per Smester



Jan



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



10.500



16.000



21.000



25.000



25.000



26.000



122.500



1.600



2.100



2.500



2.500



2.600



2.800



2.800



12.100



18.100



23.500



27.500



27.600



28.800



125.300



(6.000)



(1.600)



(2.100)



(2.500)



(2.500)



(2.600)



(6.000)



6.100



16.500



21.400



25.000



25.100



26.200



119.300



8.000



8.000



8.000



8.000



8.000



8.000



8.000



48.800.00 0



132.000.0 00



171.200.0 00



200.000.0 00



200.800.0 00



209.600.0 00



954.400.0 00



Apr



Mei



Jun



Per Smester



Anggaran Pembelian Bahan Baku Y Keteran gan Kebutuha n produksi Persediaa n akhir Kebutuha n Persediaa n awal



Jan



Feb



Mar



9.200



6.400



4.800



10.000



10.000



10.400



24.500



640



480



1.000



1.000



1.040



1.040



1.040



4.840



6.880



5.800



11.000



11.040



11.440



25.540



(3.000)



(640)



(480)



(1.000)



(1.000)



(1.040)



(3.000)



Total pembelia n (kg) Harga per kg Total pembelia n



1.840



6.240



5.320



10.000



10.040



10.100



22.540



7.000



7.000



7.000



7.000



7.000



7.000



7.000



12.880.00 0



43.680.00 0



37.240.00 0



70.000.00 0



70.280.00 0



70.700.00 0



157.780.0 00



5. SOAL UNTUK LATIHAN 5.1



Soal Teori



1. Mengapa, anggaran, perencanaan, dan pengendalian sangat berhubungan erat dalam suatu bisnis (Perusahaan) 2. Apa yang dimaksud dengan Anggaran dan Komite Anggaran 3. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari Anggaran 4. Apa yang dimaksud dengan anggaran penjualan, produksi dan biaya produksi 5. Apakah perbedaan anggaran produksi dengan biaya produksi 6. Mengapa anggaran penjualan merupakan titik tolak membuat anggaran produksi 7. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya tenaga kerja langsung 8. Pada saat anda menyusun anggaran overhead, perlu dipisahkan anggaran overhead tunai dan tidak tuna. Mengapa perlu dipisahkan 9. Pada saat menyusun anggaran laba rugi, digunakan metode “variable costing”. Mengapa demikian 10. Apa yang dimaksud dengan Aanggaran Induk (Master Budget) 5.2 Soal Kasus Penyusunan Budget kas 1. Dalam rangka penyusunan budget kas untuk kwaetal I tahun 2012 (dirinci dalam bulan), terdapat informasi sebagai berikut : a. Saldo kas untuk 31 Desember 2011, sebesar Rp. 500.000.000 b. Rencana penjualan, bulan Januari Rp. 2.000.000.000, Februari Rp. 2.500.000.000, dan Maret Rp. 4.000.000.000. Penjualan tunai 20% dan kredit 80%. Penerimaan kas dari penjualan kredit adalah 40% pada bulan penjualan dan 60% pada penjualan bulan berikutnya c. Rencana pembelian bahan baku dengan kredit, bulan Januari Rp. 800.000.000, Februari Rp. 900.000.000, dan Maret Rp. 900.000.000. pola pelunasan hutang pembelian bahan baku dilakukan sebesar 70% pada bulan pembelian dan yang 30% lagi pada bulan berikutnya d. Pembayaran beban operasi, terdiri dari : Bulan



Beban Pemasaran



Beban Administrasi



Januari Februari Maret



Rp. 50.000.000 Rp. 55.000.000 Rp. 58.000.000



Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 45.000.000



e. Pembayaran overhead kas dan upah tenaga kerja langsung. Bulan Januari Februari Maret f.



Beban Pemasaran Rp. 60.000.000 Rp.62.000.000 Rp.64.000.000



Beban Administrasi Rp. 20.000.000 Rp. 22.000.000 Rp. 25.000.000



Pada bulan januari perusahaan meminjam uang ke bank Rp. 400.000.000. Bunga dibayar tiap bulan setelah bulan peminjaman. Bunga adalah sebesar 1% per bulan dan secara tunai, bungan dihitung dari jumlah pinjaman pokok dan tidak ada pengembalian pinjaman pada kwartal I tahun 201



Diminta : Siapkan Budget kas kwartal I tahun 2012 untuk bulan Januari, Februari, dan Maret. Buat daftar pendukung untuk penerimaan piutang dan pelunasan hutang. 2. Budget biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Informasi sebuah perusahaan manufaktur pada kwartal I tahun 2012 (dirinci menjadi bulan Januari, Februari dan Maret) rencana unit produksi untuk bulan Januari 5.000 unit, Februari 8.000 unit dan Maret 10.000 upah yang dikerjakan selama 3 jam per unit, tariff upah Rp. 20.000 perjam. Overhead variable berdasarkan jam tenaga kerja langsung, tariff Overhead variable Rp. 10.000 perjam tenaga kerja langsung Overhead tetap sebesar Rp. 70.000.000 tiap bulan. Diminta : Siapka Budget biaya tenaga kerja langsung dan Overhead.



BAB 5 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL



1. PENGATURAN Analisis biaya, volume, dan laba (cost, volume, and profit analysis – CPV analysis) merupakan suatu alat perencanaan dan pengambilan keputusan. Perencanaan(planning) adalah pandangan kedepan untuk melakukan tindakan apa yang seharusnya dilakukan mencapai tujuan – tujuan tertentu. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses memilih antara berbagai alternatif yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Analisis biaya, volume,laba (CVP analisis ) menekankan keterkaitan antara biaya ,volume atau kuantitas yang terjual, harga jual dan semua informasi keuangan terkandung didalamnya. Dengan kata lain perubahan biaya harga jual dan kualitas yang terjual dapat mempengaruhi laba yang diperoleh suatu perusahaan. 2. TITIK IMPAS Salah satu manfaat CVP, adalah menentukan panjualan impas balik dalam unit maupun uang. Penjualan impas(sales break even point – BEP sales) adalah titik dimana total pendapatan ( total penjualan) sama dengan total biaya. Pendapatan atau penjualan (sales – s ) adalah kualitas barang atau jasa yang dijual dikalikan terhadap harga jual. Total biaya (total cost – TC) adalah jumlah biaya variabel yang ditambah jumlah biaya tetap. Biaya variabel (variabel cost – VC) adalah biaya yang bervariasi besarnya secara proposional dengan perubahan aktivitas. Biaya tetap (fixed cost – FC) adalah biaya yang jumlahya selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas sampai dengan perubahan range tertentu. 3. MANFAAT TITIK IMPAS Penjualan impas (sales BEP) memiliki berbagai manfaat antara lain: 1.



Batas penjualan yang aman (margin of safety – MOS ) yaitu penurunan penjualan yang boleh terjadi namun tidak mengalami dan tidak memperoleh keuntungan 2. Indikator penutupan usaha (skate down point – SDP ) yaitu apakah yang sebaiknya perusahaan ditutup apabila biaya variabel dan biaya tetap tunai tidak dapat tertutup 3. Menetapkan target penjualan ( sales target – ST ) yaitupenjualan yang diharapkan memperoleh laba yang diinginkan (desi net propit) 4. Menetapkan sales BEP yang baru akibat adanya perubahan – perubahan biaya, harga jual serta kuantitas yang dijual bertujuan untuk menghadapi persaingan bisnis. 4. RUMUS – RUMUS TITIK IMPAS DAN MANFAAT YANG TERKAIT. Teknit perhitungan titik impaas(sales BEP) dapat menggunakan dua cara yaitu: 1. Pendekatan aritmatika. Sales BEP (Rp.) =



Sales BEP (Rp) =



FC VC 1− S



atau



FC CMR



FC S per unit−VC per unit



atau



FC CM per unit



Keterangan: FC = fixed cost atau biaya tetap VC = variabel cost atau biaya variabel S = sales atau penjualan S = Q x P Q = Kuantitas yang dijual, sedangkan P adalah harga dijual per unit. CMR = contribution margin ratio atau persentase biaya variabel terhadap penjualan CM = Contribution margin atau laba kontribusi adalah penjualan dikurangi biaya variabel S per unit = Sales per unit atau harga jual per unit atau sering disebut dengan price(P). VC per unit= Variabel cost per unit atau biaya variabel per unit. CM perunit= Contribution per unit atau laba kontribusi per unit. 2. Pendekatan grafik Menggunakan metode stastistik yaitu grafik atau diagram. Grafik yang digunakan adalah grafik garis. Rumus – rumus manfaat yang terkait, adalah sebagai berikut:



FC Cash VC 1− S



a. Sales SDD (Rp) =



FC cash = biaya tetap tunai. Biaya tetap tidak tunai (FC non cash) seperti depresiasi aktiva tetap tidak diperhitungkan. b. Sales Mos (%) =



sakes budget ( Rp. ) −sales BEP (Rp .) Sales Budget ( Rp .)



c. Sales target (Rp) =



=



ˣ 100%



FC + Desired profil VC 1− S



Jika, desired profil dinyatakan dalam presentase. Maka sales target dimaksimalkan dengan X . jika desired profil dalam Rp, sales target tidak perlu dimisalkan X. d. Sales BEP yang baru. Rumusnya sama seperti pendekatan aritmatika yang dijelaskan diatas. Akan tetapi angka – angka yang dimasukkan kedalam rumus , adalah angka- angka setelah perubahan. 5.



KETERBATASAN TIDAK IMPAS Ada dua hal penting tentang keterbatasan titik impas, yaitu: 1. Karena perhitungan titik impas menggunakan biaya berdasarkan prilaku tetap dan variabel, dimana biaya variabel pada nyatanya tidak selalu berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas. 2. Asumsi titik impas adalah harga jual tidak berubah atau linear, nyatanya bisa non linear.



Ilustrasi Perhitungan titik impas, grafik dan manfaat yang terkait Rencana penjualan sebuah perusahaan untuk satu jenis produk pada tahun 2012 sebesar 10.000 unit. Harga jual adalah Rp 50.000 per unit sedangkan biaya variabel adalah Rp 30.000 per unit. Biaya tetap selama tahun 2012 sebesar Rp 100.000.000. Diminta a. Siapkan laporan laba rugi budget dengan metode variabel costing, serta tunjukkan dalam angka absolut (Rp) dan rasio (%). b. Hitunglah sales BEP (dalam Rp dan unit) c. Buatlah sebuah grafik BEP. d. Hitunglah sales MOS (dalam % dan Rp) e. Hitunglah sales SOP( dalam Rp) biaya tetap tunai 80% dan sisanya 20% tidak tunai. f. Hitunglah sales target (dalam Rp), apabila laba yang diinginkan 30% dari sales target. g. Pada tahun 2013, perusahaan yang sedang dalam persaingan bisnis yang ketat ingin menambah peralatan yang canggih. Dampak penambahan peeralatan, menambah biaya tetap per tahun Rp. 20.000.000 .disisi lain biaya variabel turun 10% dari biaya variabel tahun 2012, kuantitas penjualan naik 20% dari tahun 2012 dan harga jual turun 5% dari harga jual tahun 2012. Jawab : a. Laporan laba rugi variable costing. Keterangan Sales (s) 10.000 x 50.000 Variabel cost (VC)10.000 30.000 Contributin margin(CM) Fixed cost(FC) Protif



x



Rp



%



500.000.000 300.000.000



100% 60%



Nama rasio Sales ratio VC.ratio



200.000.000 100.000.000 100.000.000



40% 20% 20%



CMR FC.ratio Protif ratu



b. Sales BEP (Rp dan unit) Sales BEP (Rp) =



Sales BEP (unit) = Atau Sales BEP (unit) =



100.000.000 800.000 .000 1− 500.000 .000 100.000 .000 50.000−30.000 sales BEP Rp harga jual per unit



=



100.000 .000 0,4



=



100.000 .000 20.000



=



250.000 .000 50.000



= Rp. 250.000.000



= 5.000 unit



= 5.000 unit



Catatan : 1. Apabila sales BEP (unit) yang lebih dahulu dihitung, maka sales BEP(RP) dihitung dengan cara : sales BEP (Rp) = sales BEP (unit) x harga jual per unit = 5000 unit x Rp. 50.000



= Rp. 250.000.000 2. Bukti, bahwa sales BEP tidak untung dan juga tidak rugi atau laba sama dengan nol. Sales BEP 5000 x Rp 50.000 = Rp. 250.000.000 VC 5000 x 30.000 = Rp 150.000.000 CM, =Rp 100.000.000 FC. =Rp 100.000.000 Protif Rp.0 c. Grafik BEP y = sales dan cost (jutaan rupiah) 500 400



profit area



300



VC



sales Bep



200 100



loss



area



FC (Quantit y) 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000



Langkah – langkah mendesain grafik 1. Tarik garis vertikal y, berpotongan dan x. 2. Tentukan unit BEP dan Rp BEP untuk menentukan perpotongan dititik sales BEP. 3. Tarik garis lurus FC sejajar dengan garis x, kemudian tarik garis VC dari titik FC uang berpotongan pada titik sales BEP.



d. Sales MOS (% dan Rp) Sales MOS (%) =



500.000 .000−250.000.000 500.000 .000



X 100% = 50%



Sales MOS (Rp) = 50% x Rp 500.000.000 = Rp 250.000.000



Artinya jika penjualan turun 50% atau Rp 250.000.000 dari rencana, maka perusahaan masih aman, artinya penjualan masih impas (BEP) atau Rp 500.000.000 – 250.000.000 = Rp 250.000.000 e. Sales SDP Sales SDP (Rp) =



f.



100.000 .000 x 80 800.000 .000 1− 500.000 .000



=



80.000.000 0,4



= Rp. 200.000.000



Artinya: jika penjualan Rp 200.000.000, maka perusahaan masih dapat menutupi biaya variabel dan biaya tetap tunai (biaya tetap tidak tunai 20% atau Rp 20.000.000 diabaikan, karena biaya non tunai merupakan biaya catatan seperti, depresiasi aktiva tetap). Sales target Misalanya sales target adalah X ,maka persamaan adalah sebagai berikut: X=



100.000 .000+30 ( x ) 800.000 .000 1− 500.000 .000



=



100.000 .000+0,3 x 0,4



0,4X = 100.000.000 + 0,3x = 0,1x = 100.000.000 X=



100.000 .000 x



= Rp. 1.000.000.000



Artinya: jika target penjualan Rp. 1.000.000.000, maka perusahaan memperoleh laba sebesar 30% x 1.000.000.000 = Rp. 300.000.000 Bukti: Sales target Rp 1.000.000.000 Vc. 60% x Rp. 1.000.000.000 Rp. 600.000.000 CM Rp. 400.000.000 FC Rp. 100.000.000 Profit



Rp. 300.000.000







300.000 .000 1.000 .000 .000



30% g. Sales BEP yang baru ( tahun 2013). Variabel – variabel yang berubah pada tahun 2013: 1. Biaya tetap 100.000.000 + 20.000.000 = Rp 120.000.000 2. Biaya variabel 30.000 – ( 10% x 30.000) = Rp 27.000 3. Kuantitas penjualan 10.000 + (20% + 10.000) = 12.000 unit 4. Harga jual per unit = 50.000 – ( 5% - 50.000) = Rp. 47.500



x



100% =



120.000 .000 Sales BEP (Rp) = 1− 27.000 47.500 Atau Sales BEP (Rp)



=



=



120.000 .000 0,43



120.000 .000 27.000 x 12.000 1− 47.500 x 12.000



=



=



Rp. 279.069.767



120.000.000 324.000 .000 1− 570.000 .000



120.000 .000 0,43



=



=



Rp.279.069.767 pembulatan 6. MULTI PRODUK Pembahasan sebelumnya mengenai produk tunggal dalam menetapkan titik impas dan manfaat yang terkait. Apabila sebuah perusahaan memiliki labih dari dua jenis produk disebut multi produk. Perhitungan sales BEP pada prinsipnya adalah sama yang membuat berbeda adalah perhitungan sales BEP masing – masing produk. Sales BEP masing – masing produk tergantung kepada sales BEP total atau saels BEP perusahaan. Artinya lebih dahulu menetapkan sales BEP total. Ilustrasi Data – data produk, harga jual dan biaya untuk tiga jenis produk A,B dan C untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut: Keterangan Unit produk yang dijual Harga jual per unit(Rp) Biaya variabel per unit (Rp.) Biaya tetap per tahun



Produk A 5.000 200.000 120.000 200.000. 000



Produk B 3.000 250.000 150.000 150.000.0 00



Produk C 2.000 400.000 240.000 120.000. 000



Diminta: Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit) untuk produk A,B dan C. Jawab Menetapkan sales BEP total produk Perbandingan kualitas produk A: B: C = 5.000 : 3.000 : 2.000 = 10.000 Sales rata – rata per unit =



VC rata- rata per unit=



( 5.000 x 200.000 )+ ( 3.000 x 250.000 )+(2.000 x 400.000) 10.000



( 5.000 x 120.000 )+ (3.000 x 150.000 )+(2.000 x 240.000) 10.000



Contribution margin rata –rata per unit (CM rata – rata ) 102.000



=Rp. 255.000



= Rp. 153.000 Rp.



Sales BEP total (unit) =



Total FC seluruh produk CM rata−rata



=



470.000 .000 102.000



=



4.608 unit (pembulatan)



Sales BEP total (Rp.) = 4.608 x 255.000 = Rp. 1.175.040.000 



Sales BEP produk A



5.000 10.000



Dalam Rp. = Dalam unit = 



Rp. 1.175.040.000 = Rp. 587.520.000



x



4.608 unit = 2.304 unit



Sales BEP produk B =



3.000 10.000



x



Rp. 1.175.040.000 = Rp. 352.512.000



Dalam unit =



3.000 10.000



x



4.608 unit = 1.382 unit



Dalam Rp







5.000 10.000



x



Sales BEP produk C =



2.000 10.000



x



Rp. 1.175.040.000 = Rp. 235.512.000



Dalam unit =



2.000 10.000



x



4.608 unit = 922 unit



Dalam Rp



7. SOAL KAJI ULANG Perhitungan sales BEP dan manfaat yang terkait (produk tunggal) Laporan laba rugi PT. Sentosa pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: Penjualan yang dianggarkan 10.000 unit x Rp. 5.000 = Rp. 50.000.000 Jenis biaya variabel Tetap Bahan baku 9.000.000 _ Upah langsung 8.000.000 _ Overhead 6.000.000 3.000.000 Pemasaran 5.000.000 3.000.000 Administrasi 2.000.000 4.000.000 Total 30.000.000 10.000.000 Rp. 40.000.000 Laba operasi Rp. 10.000.000 Diminta: a. Siapkan laporan laba rugi variabel costing (tunjukkan dalam angka Rp,% dan nama rasio)



b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit), sales, MOS, dan SDP apabila biaya tetap tunai 80%. Jawab : a. Laporan laba rugi “variabel costing” Keterangan Nama rasio Penjualan 10.000 x Rp 5.000 SR VC 10.000 x Rp3.000 VCR Laba kontribusi CMR FC FCR P PR



10.000 .000 0,4



=



2



3



Sales MOS (%) =



Rp 50.000.000



25.000 .000 5.000



= =



Rp 20.000.000



40%



Rp 10.000.000



20%



Rp 10.000.000



20%



5.000 unit



x



100% = 50%



10.000 .000 x 80 30.000 .000 1− 50.000 .000



Sales SDP(Rp) =



=



8.000.000 0,4



=



Rp. 20.000.000



8. SOAL UNTUK LATIHAN 8.1 1. 2. 3. 4.



100% 60%



Rp 25.000.000



50.000 .000−25.000.000 50.000 .000



%



Rp 30.000.000



10.000 30.000 .000 1− 50.000 .000



b. 1. Sales BEP (Rp) =



Sales BEP( unit) =



Rp



Soal teori Apa yang dimaksud dengan CVP analisis Jelaskan pengertian dari perencanaan, pengambilan keputusan Apa yang dimaksud dengan penjualan impas Sebutkan dan jelaskan manfaat dari pada analisis impas (BEP analisis)



5. Jelaskan pengertian laba kontribusi (contribution margin) dan contribution margin ratio (CMR) 6. Apa yang dimaksud dengan laba kontribusi per unit 7. Apa yang dimaksud dengan MOS( margin of safety) dan SDP (shut down point) 8. Dalam analisis BEP mengapa biaya dibagi berdasarkan perilaku biaya yang bersifat variabel dan tetap 8.2 Soal Kasus 1. Sales, BEP, Grafik dan manfaat yang terkait(produk tunggal) Budget penjualan dari sebuah perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar 50.000 unit barang. Harga jual per unit sebesar Rp. 200.000. biaya variabel per unit Rp. 100.000. biaya tetap per unit Rp. 2.000.000.000. biaya tetap terdiri dari yang bersifat tunai Rp. 1.500.000.000 dan tidak tunai Rp. 500.000.000 Diminta: a. b. c. d. e. f. g.



Susunlah laporan laba rugi metode variabel costing (dalam Rp. dan %) Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit) Buatlah sebuah grafik BEP Hitunglah sales MOS (Rp. dan%) Hitunglah SDP (Rp. dan unit) Hitunglah sales target apabila laba yang diinginkan Rp. 2.500.000.000 Dalam tingkat persaingan yang sangat ketat pada tahun 2013 perusahaan ingin menambah peralatan yang lebih canggih untuk mereduksi biaya dan memperbaiki kualitas produk sebagai dampaknya biaya tetap naik 20% dari tahun 2012, biaya variabel turun 20% per unit dibandingkan 2012. Variabel yang lain dianggap sama dengan tahun 2012 berapakah sales BEP tahun 2013 (dalam Rp. dan unit)



2. Sales BEP total untuk multi produk Data – data biaya dari produk milik PT. Sanjaya yang menghasilkan tiga jenis produk yaitu X, Y dan Z pada tahun 2012: Keterangan Produk X Produk Y Produk Z Unit produk yang dijual 6.000 unit 7.000 unit 8.000 unit Harga jual per unit (Rp.)Rp 500 Rp 200Rp 1.000 Biaya variabel per unitRp 200 Rp 120Rp 500 Rp 1.000.000 Rp 260.000 Rp 2.000.000 (Rp.) Biaya tetap per tahun Diminta : a. Hitunglah sales BEP total produk (Rp. dan unit) b. Hitunglah sales BEP masing – masing produk (Rp. dan unit).



BAB 6 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS 1. MODEL PENGEAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS Pengaambilan keputusan taktis (tactical decision making) merupakan pemilihan diantara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas. Contohnya suatu perusahaan sedang mempertimbangkan memproduksi satu jenis komponen atau suku cadang dari pada membelinya dari pemasok. Tujuanya adalah untuk efisiensi biaya dalam memperoleh suku cadang tersebut. Secara umum, ada enam langkah prosedur pengambilan keputusan yang baik untuk direkomendasikan, yaitu : 1. Kenali dan definisikan Masalah Pada langkag pertama ini, adalah mengenali dan mendefinisikan masalah yang spesifik. Contohnya, suatu tim manajemen suatu perusahaan membutuhkan tambahan ruang untuk gedung persediaan, jadi perlu dianalisis tentang luas ruang yang dibutuhkan, mengapa dibutuhkan, dan bagaimana tambahan ruangan itu akan dimanfaatkan, merupakan dimensi penting dari masalah tersebut. 2. Identifikasi setiap alternative solusi



3.



4.



5.



6.



Membuat daftar dan mempertimbangkan berbagai alternative solusi yang tepat. Misalnya, kebutuhan tambahan ruangan pada langkah pertama diatas, terdapat berbagai solusi yakni : a. Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup atau sesuai dengan kebutuhan b. Menyewa fasilitas tambahan yang mirip dengan yang ada pada saat ini. Atau dengan kata lainya, menyewa gedung tambahan yang dimanfaatkan sebagai gudang persediaan. c. Membeli gedung untuk dimanfaatkan sebagai gedung persediaan. Dari ketiga alternative diatas, perusahaan harus memilih alternative dengan risiko yang lebih kecil atau disesuaikan dengan kemampuan perusahaan agar perusahaan tetap survive. Identifikasi biaya (cost) dan manfaat (benefit) setiap alternative solusi. Pada tahap ini berbagai biaya yang tidak relevan dapat dieliminasi, hanya biaya relevan yang diperhitungkan. Biaya relevan (relevan cost) adalah biaya dimasa yang akan datang yang berubah disetiap alternatifnya. Hitung total biaya dan manfaat yang relevandari setiap alternative. Dalam tahap ini harus memperhitungkan penghematan biaya relevan setelah pemilihan alternative yang layak. Misalkan ada dua alternative yang layak dan yang dipilih, yaitu menyewa gedung dengan menyewa Rp. 50.000.000 per tahun dan membeli gedung seharga Rp. 600.000.000, untuk memilih salah satu alternative yang baik tergantung arus kas yang terjadi dari setiap alternative, alternative solusi yang demikian akan dibahas pada bab 6 berikutnya yang membahas tentang keputusan infestasi jangka panjang. Nilai factor-faktor kualitatif. Walaupun biaya dan pendapatan (factor kualitatif) yang berhubungan dengan alternative solusi sangat penting, namun factor kualitatif pun dipertimbangkan, Faktor kualitatif sangat sulit diukur atau dinyataka dengan uang, namun demikian factor kualitatif dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai contoh solusi alternative yang dipilih untuk menambah ruangan untuk gudang adalah dengan membangun gudang sendiri, maka factor kualitatifnya adalah seperti terjadinya kemungkinan banjir. Pilihan Alternatif yang menawarkan manfaat terbesar. Secara keseluruhan keputusan dapat dibuat setelah semua biaya dan manfaat (factor kuantitatif) yang relevan setiap alternative solusi dinilai dengan factor-faktor kuantitatif juga dipertimbangkan.



2. BIAYA RELEVAN Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa definisi biaya relevan (relevan cost) adalah biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternative. Semua keputusan yang berhubungan dengan masa depan hanya biaya masa depan yang relevan saja dipertimbangkan, namun untuk menjadi relevan suatu biaya tidak hanya merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari suatu alternative ke alternative yang lain jika biaya masa depan terdapat pada lebih dari suatu alternatif tetapi jumlahnya tidak berbeda disebut biaya tidak relevan, dan tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Ilustrasi Biaya Relevan



Perusahaan sedang mempertimbangkan memproduksi suku cadang x dengan mengeluarkan upah langsung Rp. 150.000.000, dan atau membelinya dari pemasok luar. Apakah upah langsung yang Rp. 150.000 dikatakan biaya relevan ? Jawaban, adalah ya. Jika suku cadang dibeli dari pemasok luar maka upah langsung tersebut tidak ada atau nol. 3. BIAYA TIDAK RELEVAN Biaya tidak relevan (irrelevant cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama atau tidak berubah diantara berbaga alternatif dan tidak punya pengaruh dalam pengambilan keputusan contohnya, biaya penyusutan asset tetap. Penyusutan (depreciation) adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap selama umur ekonomis aktiva. Penyusutan merupakan biaya tertanam (sunk cost) yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh tindakan apapun damasa depan. Biaya tertanam adalah biaya masa lalu dan selalu sama dalam setiap alternative, sehingga tidak relevan. 4. APLIKASI BIAYA RELEVAN Secara umum ada enam jenis aplikasi biaya relevan untuk pengambilan keputusan taktis yaitu : 1. Keputusan membuat atau membeli Manajer sering dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat sendiri atau membeli komponen atau suku cadang tertentu Ilustrasi Sebuah perusahaan manufaktur telah memproduksi satu jenis komponen printer computer yang di produksi sebanyak 10.000 unit dengan data-data sebagai berikut : Jenis Biay Bahan Langsung Upah Langsung Overhead Variabel Overhead Tetap Umum Sewa Peralatan Total



Total Biaya 150.000.000 170.000.000 80.000.000 100.000.000 50.000.000



Biaya Per Unit 15.000 17.000 8.000 10.000 5.000



550.000.000



55.000



Pada saat ini ada tawaran dari pemasok pihak luar untuk komponen printer tersebut seharga Rp. 400.000.000 untuk 10.000 unit berhubung karena penggunaan komponen printer dari pemasok luar harus disosalisasikan ke perusahaan diperlukan biaya tenaga kerja paruh waktu Rp. 30.000.000 pada saat pembelian. Ditanya : a. Sebutka biaya relevan dan biaya tidak relevan yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi komponen printer . b. Keputusan apa yang dipilih perusahaan, apakah tetap memproduksi sendiri atau membeli komponen printer tersebut. Jawaban :



a. Biaya relevan, adalah bahan baku langsung, upah langsung, overhead variable, dan sewa peralatan. Biaya tidak relevan, adalah Overhead tetap umum. b. Memilih pengambilan keputusan Jenis Biaya Bahan Langsung Upah Langsung Overhead Variabel Sewa Peralatan Biaya Pembelian Tenaga Kerja Paruh Waktu



Produksi Sendiri 150.000.000 170.000.000 80.000.000 50.000.000 -



Membeli Dari Luar



450.000.000



400.000.000 30.000.000



Perbedaan Jumlah 150.000.000 170.000.000 80.000.000 50.000.000 (400.000.000) (30.000.000)



430.000.000



20.000.000



Keputusan yang di ambil perusahaan adalah membeli dari pemasok luar, karena ada penghematan biaya sebesar Rp. 20.000.000 Catatan : Logika yang harus dikembangkan untuk pengambilan keputusan antara produksi sendiri atau membeli dari pihak luar adalah menetapkan jumlah biaya relevan yang terjadi, dan pilihlah keputusan yang biayanya lebih sedikit. Kata kunci adalah mengambil keputusan yang biayanya lebih sedikit antara produksi sendiri dan membeli dari pihak luar (make or buy decision). 2. Keputusan meneruskan atau menghentikan Untuk perusahaan memproduksi lebih dari dua jenis produk ada kemungkinan satu jenis produk menderita kerugian, pertanyaanya apakah produk yang merugikan itu dihentikan atau diteruskan. Hal seperti ini bias juga berlaku bagi perusahaan memiliki beberapa kantor cabang, divisi dan anak perusahaan. Ilustrasi Daftar perhitungan laba-rugi sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk A, B dan C adalah sebagai berikut: Laporan Laba-rugi full costing Keterangan Penjualan Biaya Variabel



Laba Kontribusi Biaya tetap langsung Iklan Gaji Penyusutan Total biaya tetap langsung



Produk A 500.000.00 0 250.000.00 0 250.000.00 0



Peoduk B 800.000.00 0 480.000.00 0 320.000.00 0



Produk C 150.000.000 140.000.000



Total 1.450.000.000 870.000.000



10.000.000



580.000.000



10.000.000 37.000.000 53.000.000 100.000.00



10.000.000 40.000.000 40.000.000 90.000.000



10.000.000 35.000.000 10.000.000 55.000.000



30.000.000 112.000.000 103.000.000 245.000.000



Laba Operasi Segmen



0 150.000.00 0 -



230.000.00 0 -



(45.000.000)



335.000.000



-



125.000.000 210.000.000



Beban Tetap Umum Laba Operasi Perusahaan Diminta : a. Tentukan Biaya yang Relevan dan Tidak Relevan b. Apakah peoduk C diteruskan atau di hentikan Jawaban a. Biaya relevan dan tidak Relevan Biaya relevan adalah Biaya Variabel, Biaya Iklan, Biaya Gaji b. Pengambilan Keputusan Keterangan



Meneruskan (Produk Total)



Menghentikan Produk A dan B )



Perbedaan Jumlah Jika meneruskan 150.000.000 140.000.000 10.000.000



Penjualan 1.450.000.000 1.300.000.000 Biaya Relevan 870.000.000 730.000.000 Laba Kontribusi 580.000.000 570.000.000 Biaya Tetap Langsung Iklan 30.000.000 20.000.000 10.000.000 Gaji 112.000.000 77.000.000 35.000.000 Total Biaya Tetap 142.000.000 97.000.000 45.000.000 Langsung Laba Operasi 438.000.000 473.000.000 (35.000.000) Kesimpulan : Sebaiknya Produk C dihentikan, karena jika produk C diteruskan ada penurunan laba operasi Rp. 35.000.000 Catatan : Untuk menentukan meneruskan atau menghentikan produk yang merugi, berdasarkan perbandingan laba operasi meneruskan atau menhentikan dengan jumlah laba yang mana terbesar. Apabila laba operasi meneruskan lebih kecil dari pada laba operasi menghentikan maka dihentikan dan jika sebaliknya meneruskan Produk produk yang merugi tersebut. 3. Keputusan meneruskan atau menghentikan dengan berbagai pengaruh komble menter. Pada saat keputusan menghentikan lini produk dilakukan, ada pengaruh penurunan penjualan produk lainya, dengan asumsi produk yang dihentikan saling melengkapi (Complementer). Misalnya, salah satu dari produk batu bata, genteng dihentikan, akan mempengaruhi penjualan produk lainya. Ilustrasi Laporan laba-rugi (variable costing) untuk perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk A, B, dan C adalah sebagai berikut :



Keterangan Penjualan Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap Langsung Iklan Gaji Penyusutan Total biaya tetap langsung Laba Operasi Segmen Beban Tetap Umum Laba Operasi Peusahaan



Produk A 500.000.000 250.000.000 250.000.000



Produk B 800.000.000 480.000.000 320.000.000



Produk C 150.000.000 140.000.000 10.000.000



Total 1.450.000.000 870.000.000 580.000.000



10.000.000 37.000.000 53.000.000



10.000.000 40.000.000 40.000.000



10.000.000 35.000.000 10.000.000



30.000.000 112.000.000 103.000.000



100.000.000



90.000.000



55.000.000



245.000.000



150.000.000



230.000.000



(45.000.000)



335.000.000



-



-



-



125.000.000 210.000.000



Perusahaan sedang mempertimbangkan apakah produk C (merugi) diteruskan atau dihentikan. Namun manajer pemasaran memprediksi apabila produk C dihentikan, akan mempengaruhi penurunan penjualan produk A sebanyak 10% dan Produk B sebesar 8%. Diminta: a. Tentukanlah jenis biaya yang relevan dan tidak relevan. b. Apakah produk C diteruskan atau dihentikan Jawaban: a. Jenis biaya relevan dan Tidak Relevan. Biaya Relevan : Biaya Variabel, Iklan, dan Gaji Biaya Tidak Relevan : Penyusutan dan Biaya Tetap Umum b. Mengambil Keputusan diteruskan atau dihentikan Keterangan



Penjualan Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap Langsung Iklan Gaji Total Biaya Tetap Langsung Laba Operasi



Meneruskan (Produk Total)



Menghentikan Produk A dan B)



1.400.000.000 870.000.000 580.000.000



1.186.000.000* 666.600.000** 519.400.000



Perbedaan Jumlah Jika meneruskan 264.000.000 203.400.000 60.600.000



30.000.000 112.000.000 142.000.000



20.000.000 77.000.000 97.000.000



10.000.000 35.000.000 45.000.000



438.000.000



422.400.000



15.600.000



Keputusan yang diambil adalah meneruskan Produk C, karena laba operasi lebih besar sebesar Rp. 15.600.000 dari pada menghentikan.



Keterangan * Produk A + B = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) = Rp. 1.186.000.000 ** Produk A + B = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) = Rp. 666.600.000 4. Meneruskan atau menghentikan dengan alternative penggunaan dari fasilitas Ketika terjadi penghentian lini produk yang merugi, ada kemungkinan mengganti produk yang baru dengan menggunakan fasilitas produk yang merugi tersebut. Disisi lain, produk lini yang dihentikan dapat menurunkan penjualan lini produk yang lainya. Pertanyaanya, apakah lini produk yang merugi tersebut tetap dihentikan dengan produk yang baru ? Jawabanya, tergantung prediksi laba kontibusi jika menghentikan lini produk yang merugi dan atau laba kontribusi jika mengganti produk yang baru. Ilustrasi Laporan laba rugi Variable costing yang memproduksi tiga jenis produk A, B dan C adalah sebagai berikut :



Keterangan Penjualan Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap Langsung Iklan Gaji Penyusutan Total biaya tetap langsung Laba Operasi Segmen Beban Tetap Umum Laba Operasi Peusahaan



Produk A 500.000.000 250.000.000 250.000.000



Produk B 800.000.000 480.000.000 320.000.000



Produk C 150.000.000 140.000.000 10.000.000



Total 1.450.000.000 870.000.000 580.000.000



10.000.000 37.000.000 53.000.000



10.000.000 40.000.000 40.000.000



10.000.000 35.000.000 10.000.000



30.000.000 112.000.000 103.000.000



100.000.000



90.000.000



55.000.000



245.000.000



150.000.000



230.000.000



(45.000.000)



335.000.000



-



-



-



125.000.000 210.000.000



Perusahaan sedang mempertimbangkan penghentian produk C (Merugi) dengan mengganti produk baru yaitu produk D. Adapun prediksi laporan laba rugi produk D adalah sebagai berikut : Laporan Laba-rugi produk D, metode laba-rugi Variable Costing Penjualan



Rp. 100.000.000



Biaya Variabel Laba Kontribusi Beban Tetap Langsung Laba Operasi Segmen



Rp. 40.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 55.000.000 Rp. 5.000.000



Akibat dari penghentian Produk C (yang merugi) diprediksi adanya penurunan penjualan produk A sebesar 10% dan Produk B sebesar 8% Diminta: Apakah Produk C diganti dengan produk D. Jawaban : Menghentikan Produk C dengan mengganti produk D. Keterangan



Meneruskan Produk (A,B,C Total)



Menghentikan Perbedaan dan jumlah Mengganti (A,B & Jika meneruskan D) Penjualan 1.450.000.000 * 1.286.000.000 164.000.000 Biaya Variabel 870.000.000 ** 706.600.000 163.400.000 Laba Kontribusi 580.000.000 579.000.000 600.000 Keputusan yang diambil adalah menghentikan produk C dengan mengganti produk baru D, Alasanya, karena adanya tambahan laba kontribusi sebesar Rp. 60.000 Keterangan : * Produk A, B dan D = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) + 100.000.000 = Rp. 1.286.000.000 ** Produk A, B dan D = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) + 40.000.000 Rp. 706.600.000



=



5. Keputusan pesanan khusus Pada saat perusahaan sedang beroperasi di bawah kapasitas normal, ada pelanggan memesan produk dibawah harga jual normal, tentu dapat dipertimbangkan apakah pesanan khusus tersebut diterima atau ditolak. Sudah barang tentu dasar pertimbanganya adalah menggunakan fasilitas yang belum terpakai atau menganggur serta pertambahan laba akibat penerimaan pesanan khusus. Pada prinsipnya, pesanan khusus diterima apabila terdapat penambahan laba dari penjualan normal, tetapi ditolak apabila tidak ada penambahan laba. Ilustrasi Sebuah perusahaan memproduksi satu jenis produk berdasarkan kapasitas normal 10.000 unit per tahun. Pada saat ini perusahaan beroperasi pada kapasitas dibawah normal, yaitu 8.000 unit atau kapasitas 80%. Data-data biaya dan Produk selama tahun 2011, yaitu :



Keteranga



Biaya Variabel : Bahan baku langsung Upah langsung Overhead Pengemasan Komisi Distribusi Total Biaya Variabel Biaya Tetap : Gaji Penyusutan Utilitas Pajak Lain-lain Total Biaya Tetap Total Biaya



Jumlah Biaya Rp.



Biaya Per Unit Rp.



160.000.000 150.000.000 80.000.000 20.000.000 16.000.000 8.000.000 434.000.000



20.000 18.750 10.000 2.500 2.000 1.000 54.250



120.000.000 24.000.000 16.000.000 10.000.000 15.000.000 175.000.000 609.000.000



8.000 3.000 2.000 1.250 1.875 18.125 72.375



Unit barang yang diproduksi atau 8.000 telah laku dijual dengan harga Rp. 100.000 per unit. pada tahun 2011, ada seorang pelanggan memesan khusus 1.000 unit dengan harga penawaran dibawah total biaya per unit, yaitu seharga Rp. 65.000 per unit. penawaran dilakukan langsung ke perusahaan sehingga tidak ada komisi perantara bisnis, serta biaya distribusi ditanggung oleh pemesan. Diminta : Apakah perusahaan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut. Jawab : Menerima atau menolak pesanan khusus Keterangan



Menolak Pesanan Menolak Pesanan Khusus Khusus (8.000) Unit (8.000) Unit Penjualan 800.000.000 a 865.000.000 b c Biaya Variabel 434.000.000 485. 250.000 d Laba Kontribusi 364.000.000 379.750.000 Keputusan yang diambil adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba kontribusi sebesar Rp. 15.570.000 atau Rp. 379.750.000 – Rp. 364.000.000 Keterangan : a. Produk normal 8.000 x Rp. 100.000 = Rp. 800.000.000 b. Produk normal + Pesanan Khusus = (8.000 x 100.000) + 1.000 (65.000) = Rp. 865.000.000 c. 8.000 unit x Rp. 54.250 = 434.000.000 d. (8.000 unit x Rp. 54.250) + 1.000 unit (Rp. 54.250 – Rp. 2.000 – Rp 1.000) = Rp. 434.000.000 + 51.250.000 = Rp. 485.250.000



5. KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT Ada perusahaan yang menghasilkan produk gabungan dengan mengeluarkan biaya bersama. Dan pada saat titik pemisahaan produk gabungan langsung dijual atau diproses lebih lanjut, yang tujuanya adalah menambah pendapatan. Produk gabungan (joint product) adalah produk-produk yang tidak dapat dipisahkan. Biaya bersama (common cost) adalah biaya dari sumber daya yang digunakan dalam output dari dua atau lebih produk atau jasa berbeda, setelah melalui proses bersama. Contoh perusahaan yang menghasilkan produk bersama dengan mengeluarkan biaya bersama, seperti pegolahan bijih besi, yang menghasilan emas, yang menghasilakan tembaga. Contoh lainya, pada pertanian yang memproduksi tomat dimana tomat yang sudah matang disortir menjadi tomat yang besar tanpa cacat, tomat berukuran sedang dan seterusnya. Ilustrasi Tuan joko adalah seorang petani Tomat yang professional dibidang pertanian. Pada bulan Desember 2011 menghasilkan tomat yang sudah matang dan disortir menjadi jenis. Jenis A adalah tomat berukuran besar tanpa cacat, tomat B adalah tomat berukuran sedang tanta cacat, dan tomat C adalah tomat yang tidak dapat dikategorikan kepada jenis A dan B. Harga jual per kg untuk tomat jenis A Rp. 25.000, jenis B Rp. 18.000 dan jenis C Rp. 10.000 . Jumlah biaya bersama tmat sampai pada titik pisah Rp. 100.000.000 untuk setiap 10 Ton atau 10.000 kg tomat. Tuan joko sedang mempertimbangkan untuk tomat jenis C apakah dijual pada saat titik pisah atau diproses lebih lanjut menjadi saus tomat. Biaya pemrosesan saus tomat adalah Rp. 1.500 per kg dan harga saos tomat per kg Rp. 13.000. Diminta : a. Apakah biaya bersama (joint cost) merupakan biaya relevan dalam pengambilan keputusan untuk proses lebih lanjut jenis tomat C b. Keputusan yang dipilih tuan joko apakah menjual pada titik pisah atau diproses lebih lanjut menjadi saos tomat. Jawaban : a. Biaya bersama yang besarnya Rp. 100.000.000 merupakan biaya masa lalu (sunk cost) dan tidak dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk proses lebih lanjut atas tomat jenis C oleh karena itu biaya bersama tersebut adalah biaya tidak relevan. b. Mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut Keterangan Pendapatan per kg Biaya Proses Lebih Lanjut (per kg) Manfaat



Memproses Lebih Lanjut 13.000 1.500 11.500



Menjual 10.000 -



Perbedaan jk Memproses 3.000 1.500



10.000



1.500



Keputusan yang dipilih adalah memproses lebih lanjut dari jenis tomat C menjadi saos tomat. Alasanya mendapat pendapatan lebih besar Rp. 1.500 dari pada menjual langsung pada titik pisah. 6. SOAL KAJI ULANG Sukses perusahaan memproduksi satu jenis peralatan ringan dengan biaya per unit sebagai berikut : Bahan baku langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Variabel Overhead Tetap Total Biaya Per Unit



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



20.000 10.000 30.000 15.000 75.000



Informasi tambahan adalah : 1. Perusahaan mengeluarkan biaya penjualan variable Rp. 10.000 untuk setiap unit peralatan yang terjual. Biaya penjualan tetap Rp. 300.000.000 per tahun dan Biaya umum tetap Rp. 200.000.000 (tidak ada biaya umum variable) 2. Harha jual peralatan adalah Rp. 120.000 per unit 3. Kapasitas produksi normal adalah 300.000 unit per tahun karena kelesuan perusahaan hanya memproduksi 180.000 unit. Ternyata diluar wilayah perusahaan ada yang memesan kusus sebanyak Rp. 100.000 unit dengan harga Rp. 7.000 per unit (dibawah harga jual normal) Diminta : Berikanlan justifikasi kualitatif dan kuantitatif apakah pesanan khusus tersebut diterima atau ditolak. Jawaban : Justifikasi Kualitatif Perusahaan beroperasi dibawah kapasitas normal, untuk itu menerima pesanan khusus yang dapat mendorong hamper terpenuhinya kapasitas normal. Disisi lain jika pesanan khusus diterima maka dapat dihindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK dapat mempengaruhi reputasi perusahaan yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dimasa depan. Justifikasi Kuantitatif Harga penawaran khusus yang lebih rendah membuat perusahaan menghitung biaya dan manfaat pesanan khusus yang mengacu pada profitabilitas perusahaan. Perhitungan kuantitatif tentang biaya dan manfaat adalah sebagai berikut : Keterangan



Menerima Pesanan Khusus (180 rb + 100 rb = 280 rb)



Menolak (180 rb unit)



Pendapatan Biaya Variabel Bahan baku Upah langsung Pemasaran Overhead Total biaya variabel Laba Kontribusi



28.600.000.000



a



5.600.000.000 c 2.800.000.000 e 1.800.000.000 g 8.400.000.000 i 18.600.000.000 10.000.000.000



21.600.000.000



b



3.600.000.000 d 1.800.000.000 f 1.800.000.000 h 5.400.000.000 j 12.600.000.000 9.000.000.000



Keputusanya adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba kontribusi Rp. 1.000.000.000 yaitu Rp. 10.000.000.000 - Rp. 9.000.000.000. Keterangan : a. (180.000 unit x Rp. 120.000) + (100.000 unit x Rp. 70.000) b. (180.000 unit x Rp. 120.000) c. (180.000 unit x Rp. 20.000) + (100.000 unit xRp. 20.000) d. (180.000 unit x Rp. 20.000) 3.600.000.000 e. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp. 10.000) f. (180.000 unit x Rp. 10.000) 1.800.000.000 g. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp.0) h. (180.000 unit x Rp. 10.000) 1.800.000.000 i. (180.000 unit x Rp. 300.000) + (100.000 unit x Rp.30.000) j. (180.000 unit x Rp. 30.000) 5.400.000.000



= Rp. 28.600.000.000 = Rp. 21.600.000.000 = Rp. 5.600.000.000 = Rp. = Rp. 2.800.000.000 = Rp. = Rp. 2.800.000.000 = Rp. = Rp. 2.800.000.000 = Rp.



7. SOAL UNTUK LATIHAN 7.1. Soal Teori 1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan taktis ? 2. Secara umum ada enam langkah dalam pengambilan keputusan, sebutkan dan jelaskan ? 3. Jelaskan pengertian biaya relevan dan biaya tidak relevan ? 4. Jelaskan apa yang dimaksud biaya bersama dan produk gabungan ? 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyusutan dan biaya tertanam ? 6. Apa yang dimaksud biaya bersama pada titik pisah 7. Mengapa pengaruh kualitatif diperlukan dalam pengambilan keputusan ? 8. Pada saat terjadi pengambilan keputusan membeli atau membeli (membuat) sendiri untuk komponen tertentu, akhirnya keputusan jautuh pada membeli komponen tersebut dari pihak luas. Sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Apakah PHK berpengaruh terhadap reputasi perusahaan ? jelaskan ! 7.2. Soal Kasus 1. Selama ini PT Dermawan memproduksi seluruh suku cadang X dengan data-data biaya per unit sebagai berikut :



Bahan baku langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Variabel Overhead Tetap Total Biaya Produksi Per Unit



Rp. 29.500 Rp. 4.000 Rp. 18.000 Rp. 40.000 Rp. 91.500



Ada sebuah perusahaan lain menawarkan suku cadang X dengan harga Rp. 65.000 per unit. PT Derwaman memproduksi 53.000 unit per tahun. Semuah overhead tidak dapat dihapuskan walaupun produksi suku cadang X dihentikan. Ditanya : a. Tentukan jenis biaya yang mana saja sebagai biaya relevan dan tidak relevan b. Keputusan seperti apa yang dilakukan PT Dermawan membeli atau tetap memproduksi sendir 2. Keputusan melanjutkan atau membeli Chenpai Company memproduksi tiga produk A, B dan C. Laporan laba-rigi sebagai berikut : Keterangan Penjualan Biaya Variabel



Laba Kontribusi



Produk A 150.000.00 0 135.000.00 0 45.000.000



Produk B 160.000.00 0 100.000.00 0 60.000.000



Produk C 210.000.000 140.000.000



70.000.000



Total 3.610.000.00 0 2.490.000.00 0 1.120.000.00 0 530.000.000



Beban Tetap 15.000.000 30.000.000 80.000.000 Langsung Laba Operasi 30.000.000 30.000.000 (10.000.000) 590.000.000 Segmen Beban Tetap Umum 340.000.000 Laba Operasi 250.000.000 Perusahaan Beban tetap langsung termasuk penyusutan perlengkapan yang dipakai lini produk : Produk A sebesar Rp. 20.000.000, Produk B sebesar Rp. 120.000.000 dan produk C sebesar Rp. 250.000.000



Diminta : a. Ada dampak pada laba jika produk C dihentikan.



b. Anggaplah produk C dihentikan dan dampaknya terjadi penurunan penjualan produk A sebesar 8% dan produk B 5%, berapakah pengaruh laba jika produk C dihentikan.



BAB 7 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1. PENGERTIAN DAN JENIS – JENIS INVESTASI MODAL



Keputusan investasi modal (capital investasi decision) adalah perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas , pengaturan perdanaan, dan penggunaan kereteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Setiap organisasi memiliki sumber daya yang terbatas yang akan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan profilalitas jangka panjangnya. Sehingga, membuat keputusan investasi modal yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang. Proses pengambilan keputusan investasi modal disebut penganggaran modal (capital budgeting). Ada dua jenis proyek penganggaran modal (capital budgeting) yaitu : proyek independen dan proyek saling eksklusif. Proyek independen (independent projects) adalah proyek jika diterima atau ditolak tidak akan mempengaruhi arus kas (cash flow) proyek lain. Misalnya keputusan perusahaan untuk membangun pabrik baru untuk produk baru, tidak mempengaruhi keputusan membuat produk baru jenis lainnya. Proyek saling eksklusif (mutually exculusive projects) yaitu proyek yang apabila diterima akan menghalangi proyek lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang selama ini menggunakan operasional produksi secara manual, menggantikan ya dengan sistem otomatisasi. Jadi , jika benar diganti dengan sistem otomatisasi maka sistem manual akan tersingkir. 2. PENGEMBALIAN YANG WAJAR Keputusan investasi modal yang tepat akan menerima kembali investasi awal sepanjang u murnya dan menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal pada saat yang sama. Jadi, salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal akan mengembalikan sumber daya awalnya atau tidak dan memberikan pengambilan yang wajar. Pengambilan yang wajar telah disepakati secara umum adalah setiap proyek yang baru dapat menutup biaya . kesempatan dari dana yang di investasikah . sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memperoleh daya dari pasar uang dengan bunga 12 persen dan menginvestasikannya dalam proyek baru , maka proyek baru tersebut harus memberikan pengembalian investasi paling tidak 12 persen. Pada kenyataannya , dana untuk investasi modal berasal dari sumber yang berbeda yang berarti memiliki biaya kesempatan yang berbeda. Apabila menggunakan sumber daya yang berbeda, maka perlu dihitung pembaruan biaya kesempatan yang terjadi perlu dijelaskan. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah penghasilan yang hilang dari suatu alternatif bisnis karena alternatif bisnis lain yang lebih menguntungkan. 3. LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI Dasar penilaian apakah suatu investasi modal diterima atau ditolak , adalah proyeksi hasil atau laba dari investasi modal tersebut. Ada dua jenis laba yang berkaitan dengan penilaian investasi modal yaitu : laba akuntansi dan laba tunai. Laba akuntansi (profit accounting) adalah laba bersih setelah pajak (earnings after tax –EAT ) atau cukup disebut laba bersih (net income) . laba tunai (cash profit)adalah laba bersih setelah pajak (EAT) ditambah depresiasi atau penyusutan. Mengapa penyusutan menambah laba bersih sesudah pajak? Alasannya, bahwa depresiasi adalah biaya tidak tunai (non cash), atau depresiasi hanya sebagai biaya catatan atau biaya akuntansi yang tidak perlu mengeluarkan uang tunai . laba tunai sering disebut arus kas masuk (net cash flow – CCF) dan pengeluaran investasi disebut arus kas keluar (cash out flow – COF) Ilustrasi Data – data keuangan sebuah perusahaan selama tahun 2012 terdiri dari:



Penjualan Rp. 900.000.000, harga pokok penjualan Rp. 400.000.000, beban operasi tunai Rp.200.000.000dan beban operasi tidak tunai ( depresiasi ) Rp. 50.000.000, beban bunga Rp. 15.000.000 , dan pajak 30 persen Diminta: Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai Jawab: Penjualan Rp. 900.000.000 Harga pokok penjualan 400.000.000 Laba kotor Rp. 500.000.000 Beban operasi tunai Rp. 200.000.000 Depresiasi (tidak tunai) 50.000.000 250.000.000 Laba sebelah bunga dan pajak Rp. 250.000.000 Beban bunga 15.000.000 Laba sebelah pajak Rp. 235.000.000 Pajak 30% × 235.000.000 70.500.000 Laba bersih sesudah pajak (EAT) Rp. 164.500.000 Maka: laba akuntansi Rp. 164.500.000 dan laba tunai Rp. 164.500.000 + Rp. 50.000 = Rp. 214.500.000 4. NILAI WAKTU DARI UANG Nilai waktu dari uang (time value of money) merupakan nilai uang yang berbeda jika diterima sekarang (at present) dibandingkan jika diterima kemudian (future). Hal ini dapat diterima logika karena uang yang diterima saat ini atau sekarang lebih berharga berhubungan karena dapat di investasikan untuk memperoleh hasil. Contoh sederhana, pada awal tahun 2011 diterima uang Rp. 100.000.000 yang disimpan di bank untuk memperoleh bunga 12 persen per tahun. Maka , jumlah uang pada awal tahun 2012 menjadi Rp. 112.000.000 dengan perhitungan Rp. 100.000.000 + ( 12% × Rp. 100.000.000) artinya, jumlah uang pada awal tahun 2012 sebesar Rp. 112.000.000 adalah sama nilainya dengan jumlah uang Rp. 100.000.000 pada awal tahun 2011. Untuk menghitung nilai uang sekarang (present value – PV) dapat menggunakan rumus : PV =



1 (1+i)



n



Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung nilai uang sekarang (PV) dari penerimaan uang di masa depan dengan jumlah yang sama besarnya maupun tidak sama besarnya. Apabila penerimaan uang di masa depan dengan jumlah yang sama besarnya, untuk menghitung PV penerima – penerima tersebut dapat digunakan PV anuitas, dengan rumus:



1− PV anuitas =



1 ( 1+i ) n i



anya bisa digunakan jika penerimaan uang beberapa periode di masa depan adalah sama besarnya. Keterangan :



I = interest atau tingkat bunga atau biaya modal atau r = rate n= periode atau waktu Pada umumnya PV tersebut telah ditetapkan dalam suatu tabel yang disebut dengan tabel PV. Cara membaca tabel PV adalah yang disebut dengan melihat perpotongan n ( periode) dengan I (interest). Ilustrasi Membaca tabel PV rumus PV = n



10%



11%



12%



13%



1



0,90 9



0,90 1



0,893



0,88 5



2



0,82 6



0,81 2



0,797



0,78 3



3



0,75 1



0,73 1



0,712



0,69 3



4



0,68 3



0,65 9



0,636



0,61 3



5



O,62 1



0,59 3



0,593



0,54 3



1 (1+i)



n



Cara membaca tabel 



Jika n = 3 i = 12% PV =



1 (1+0,12)







Jika n = 5 i = 13% PV =



1 (1+0,13)



1− Membaca tabel PV anuitas Rumus P PV anuitas=



n



10%



12%



14%



16%



1



0,90 9



0,89 3



0,87 7



0,862



1,73 6



1,69 0



1,64 7



1,605



3



2,48 7



2,40 2



2,32 2



2,246



= 0,712



5



= 0,543



1 ( 1+i ) n i



Cara membaca tabel 



Jika



1−



2



3



n



=2



1 ( 1+0,16 ) 2 0,16



i=16%



= 1,605



PV



Anuitas



=



4



3,17 0



3,03 7



2,91 4



2,798







Jika



1−



5



3,79 1



3,60 5



3,43 3



n=4



1 ( 1+0,14 ) 4 0,14



i=14%



PV



Anuitas=



= 2,914



3,274



5. MODEL DAN KRITERIA PENILAIAN Ada dua model penelitian investasi modal dan masing – masing model terdiri dari dua metode. Model dan metode penilaian tersebut terdiri dari: 5.1 Model Non Diskonto model non diskonto (non discounting models) adalah suatu model yang mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of Money). Model non diskonto dibagi menjadi 2 cara: a. periode pengambilan periode pengambilan (payback periode – Pbp) adalah waktu yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memperoleh investasi awalnya kembali. Dengan metode Pbp didasarkan laba tunai(cash profit) periode pengembalian =



Investasi Awal Laba Tunai Tahunan



perhitungan di atas dilakukan apabila laba tahunan besarnya sama. Apabila tidak sama besarnya maka periode pengembalian dihitung dengan menambahkan laba tahunan sampai dengan investasi awal yang lebih pendek. Jika telah ditentukan standar periode pengembalian investasi maka proyek investasi diterima apabila Pbp lebih pendek dari standar pengukuran dan jika sebaliknya ditolak. Kelemahan utama dari metode ini adalah tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang, sedangkan keuntungannya dimana perhitungannya cukup mudah. Ilustrasi Rumah sakit sehat betul merencanakan pembelian “ generator canggih” untuk mengatasi jika listrik padam. Harga generator Rp. 1.000.000.000, umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu nol. Laba tunai atau arus kas yang di proyeksikan dari generator tersebut selama 5 tahun adalah Rp. 500.000.000 jumlahnya sama setiap tahun. Di minta:



1) hitunglah



periode



pengembalian



(PbP)



asumsikan



pada



standar



periode



pengembalian 2,5 tahun. Apakah proyek investasi generator canggih diterima atau ditolak? 2) Asumsikan pula arus kas masuk tahunan tidak sama besarnya, berubah menjadi tahun I Rp.300.000.000, tahun II Rp.400.000.000, tahun ke III Rp.500.000.000, tahun IV Rp. 600.000.000, dan tahun V Rp. 700.000.000, standar periode pembelian sama yaitu 2,5 tahun. Hitunglah PbP dan apakah investasi in diterima atau ditolak. Jawab: 1. Arus kas tahunan sama besarnya. Periode pengembalian =



1.000 .000 .000 500.000 .000 = 2 Tahun



Investasi proyek generator canggih diterima, karena periode pengembalian lebih pendek dari standar periode pengembalian.



2. Arus kas tidak sama besarnya. Tah un



Investasi awal yang belum tertutupi (awal tahun)



Arus kas tahunan



1



Rp. 1.000.000.000 (investasi awal)



Rp. 300.000.000(1 tahun



2



Rp. 700.000.000



Rp. 400.000.000 tahun)



3



Rp. 300.000.000



Rp. 500.000.000 (0,6 bulan)



4



-



Rp.600.000.000



5



-



Rp.700.000.000



(1



Pada tahun ke 3 bahwa investasi awal yang belum tertutupi Rp. 300.000.000, sedangkan arus kas tahunan pada awal tahun ke 3 adalah Rp. 500.000.000. jadi , pada tahun ke 3 waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi awal adalah 0,6 bulan dengan perhitungan



300.000 .000 500.000 .000



x 1 Tahun = 0,6 bulan



Jadi, periode pengembalian 2,6 bulan. Keputusan yang diambil dengan menolak investasi generator karena melebihi standar pengembalian investasi yaitu 2,5 tahun. Catatan: Contoh soal di atas adalah proyek independen, apabila proyek saling eksklusif harus dipilih proyek investasi yang periode pengembaliannya lebih pendek, tetapi teknis perhitungannya sama seperti di atas untuk masing - masing proyek investasi . b. Tingkat pengembalian akuntansi Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return – ARR) adalah suatu metode yang mengukur pengembalian investasi proyek berdasarkan laba akuntansi ( bukan laba tunai) yang dinyatakan dalam persentase ARR (%)



=



Keterangan *Laba akuntansi rata – rata = **Investasi awal ***Investasi rata – rata



¿∗Investasi Awal atau Investasi Rata−rata∗¿∗¿ rata∗¿ Laba Akuntansi Rata− ¿ ¿



Laba Akuntansi Selama Umur Proyek Umur Proyek



= Investasi Mula-mula atau Awal Investasi



Investasi Awal+ Nilai Sisa = 2



Kriteria pengukuran metode ARR dengan membandingkan ARR yang ditemukan sebagai standar (proyek independen) dengan ketentuan jika ARR standar pengukuran lebih besar dari ARR yang di proyeksikan maka proyek investasi di tolak dan jika sebaliknya diterima akan tetapi untuk proyek saling eksklusif pilihlah ARR proyek yang lebih besar. Ilustrasi Investasi generator canggih pada sebuah rumah sakit dengan harga perolehan Rp. 1.000.000.000 umur investasi adalah 5 tahun tanpa nilai residu. Laba akuntansi adalah Rp 300.000.000 pada tahun I, Rp. 400.000.000 pada tahun II, Rp. 500.000.000 pada tahun III, Rp.600.000.000 pada tahun IV, Rp. 700.000.000 pada tahun V. Diminta: Hitunglah ARR dan apakah proyek investasi diterima atau di tolak jika standar pengukuran ARR adalah 40% ( gunakan investasi awal sebagai dasar pembagi laba akuntansi rata – rata ) Jawab:



Laba



akuntansi



rata







rata



=



300.000 .000+ 400.000.000+500.000 .000+600.000 .000+700.000 .000 5 = 500.000.000 ARR =



500.000 .000 1.000 .000 .000



x 100% = 50%



Keputusan investasi generator di terima proyeksi I ARR lebih besar dari ARR standar pengukuran yaitu 40% Catatan : Kriteria pemakaian untuk metode ARR adalah menerima usulan proyek investasi apabila ARR proyeksi lebih besar dari pada ARR standar pengukuran. Apabila tidak menggunakan standar pengukuran gunakan prinsip pengembalian investasi (rate of return) yang wajar. Kelemahan metode ARR sama seperti metode Pbp yaitu tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang dan keuntungannya pun sama seperti metode Pbp yaitu perhitungannya cukup mudah. 5.2Model Diskonto Model diskonto (discounting models) adalah suatu model analisis penilaian investasi yang memasukkan nilai waktu dan uang ataupun konsep diskonto arus kas masuk ( laba tunai) dan arus kas keluar, model diskonto memiliki dua metode yaitu: 1. Nilai sekarang bersih Metode nilai sekarang bersih (net present value - NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk (present value cash in – PV cash in) dan arus kas keluar dari investasi (present value Investment) dengan suatu proyek atau dengan rumus: NPV = PV cash in - PV cash out. Kriteria pengukuran dengan metode NPV adalah jika NPV positif berarti menguntungkan atau diterima dan jika NPV negatif berarti rugi atau ditolak kembali diingatkan apabila arus kas masuk jumlahnya sama setiap tahun dapat menggunakan PV anuitas jika arus kas masuk jumlahnya berbeda – beda setiap tahun bisa menggunakan PV anuitas dan atau PV tunggal. Ilustrasi Rencana proyek investasi sebesar Rp 3.600.000.000 dengan umur 5 tahun tanpa nilai residu akan menghasilkan laba tunai atau arus kas masuk yang jumlahnya sama besarnya tiap tahun yaitu Rp. 1.200.000.000. Diminta : a. Hitunglah NPV, jika biaya modal atau tingkat diskonto 12%. b. Apakah rencana proyek investasi diterima atau tidak? Jawab: a. Menghitung NPV



Tahu n 1 2 3 4 5



Arus



kas



masuk



Faktor diskonto 12% (PV Tunggal)



PV arus masuk



kas



1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000



0,893 0,797 0,712 0,636 0,567



1.071.600.000 956.400.000 854.400.000 763.200.000 680.400.000



Total PV dari arus kas masuk PV dari investasi Rp. 3.600.000.000× 1,000



4.326.000.000 3.600.000.000



NPV proyek



726.000.000



b. Pengambilan keputusan berhubungan karena NPV positif yaitu sebesar Rp. 726.000.000 berarti untung atau proyek investasi diterima. Catatan penting 1. Arus kas masuk tiap tahun sama besarnya maka menghitung PV arus kas dapat menggunakan



1− PV anuitas yaitu =



1 ( 1+0,12 ) 5 0,12



= 3,605



Maka:



Total PV arus kas masuk Rp. 1.200.000.000 × 3,605 = Rp. 4.326.000.000 PV investasi kas masuk Rp. 3.600.000.000 × 1000 = Rp. 3.600.000.000 NPV arus kas masuk Rp 726.000.000 2. Kembali diingatkan, jika arus kas masuk tidak sama besarnya atau berbeda – beda setiap tahun hanya bisa menggunakan PV tunggal (PV anuitas tidak dapat digunakan) 3. Istilah faktor diskonto (discount factor – DF) mengacu pada besarnya biaya modal atau bunga modal (interest – i ). 4. Apabila PNV dari perhitungan di atas negatif berarti rugi atau tidak. 5. Apabila proyek saling eksklusif , dipilih NPV yang paling besar. 6. Perhitungan PV tunggal dan anuitas dapat dilihat dari tabel PV (sebagai lampiran) 2. Tingkat pengembalian internal (IRR)



Tingkat pengembalian internal (internal rate of return – IRR)adalah suku bunga yang mengatur nilai sekarang (PV) dari laba tunai atau arus kas masuk suatu proyek sama dengan nilai sekarang (PV) investasi awal. Dengan kata lain PV dari arus kas masuk setelah dikurangi PV investasi awal sama dengan nol. Apabila arus kas masuk tahunan sama besarnya, maka lebih dahulu dihitung discount factor (DF) atau tingkat bunga (interest – i) . berdasarkan PV anuitas dengan rumus, sebagai berikut:



Investasi Awal



df PV anuitas = Arus Kas Tahunan Apabila df PV anuitas angkanya sama seperti dalam tabel PV anuitas, maka angka yang tepat itu di kalikan arus kas tahunan merupakan jumlah PV arus kas proyek. Akan tetapi jika df PV tidak persis sama, maka dilakukan dengan cara coba – coba (Etty and error). Dipastikan menghasilkan NPV arus kas positif dan negatif. Pada akhirnya, baru dapat ditentukan IRR yang tepat. Jika arus kas masuk dari proyek tidak sama besarnya setiap tahun, maka untuk menghitung PV arus kas masuk menggunakan dua tingkat suku bunga secara coba – coba, yaitu yang menghasilkan NPV positif dan negatif sama seperti cara menghitung PV arus kas tahunan yang jumlahnya sama setiap tahun. Adapun rumus mencari IRR yang tepat adalah sebagai berikut: IRR = Ipts +



[(



NPVpstp+ NPV ¬¿ NPVpstp ¿



) x (ineg – ipstp) ]



Keterangan : i pstp = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif i neg = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV neg = NPV negatif ( investasi awal lebih besar dari PV arus kas masuk atau rugi) NPV pstp = NPV positif (investasi awal lebih kecil dari PV arus kas masuk atau untung)



Ilustrasi Arus kas masuk sama besarnya setiap tahun (IRR) Sebuah perusahaan merencanakan investasi proyek Rp 1.201.000.000/ dengan umur 3 tahun tanpa nilai sisa ( nilai residu). Diminta: a. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun Rp 500.000.000. apakah usulan proyek diterima atau ditolak apabila biaya modal 18%? b. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun adalah Rp 509.330.000.000



Jawab a. Menghitung IRR angka PV anuitas persis sama seperti dalam tabel PV anuitas df



1.201 .000 .000 500.000 .000



PV anuitas =>



= 2,402 (Lihat tabel PV) Angka 2.402 Terdapat



pada perpotongan n= 3; i = 20% maka, IRR adalah 20% Bukti PV arus kas masuk = Rp. 500.000.000 × 2,402 = Rp 1.201.000.000 PV investasi awal = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp 1.201.000.000 NPV proyek Rp 0 Artinya . sesuai dengan definisi IRR yang telah dijelaskan di atas , bahwa PV arus kas masuk dikurangkan terhadap investasi awal sama dengan nol. b. Menghitung IRR. Angka PV anuitas tidak tepat sama pada tabel PV anuitas df PV anuitas



1.201 .000 .000 509.330 .000



= 2,358



angka 2.358 berada antara i yaitu i 12% = 2.402 dan i= 14% adalah 2.322 pada n yang sama yaitu 3 artinya pasti ada NPV yang positif dan negatif. Perhitungannya adalah se bagai berikut: Tah un



df anuitas 2,402 12%



PV arus kas masuk 2,322 i=v=14%



Rp. 1.223.410.66 0



Rp.1.82.664. 260



PV Investasi awal Rp.1.201.000.000



1.201.000.00 0



1.201.000.00 0



NPV proyek



+Rp-. 22.410.660



(Rp.18.335.7 40)



1-3



Arus kas masuk tahunan



Rp. 509.330.000



IRR = 12% +



= 12% +



df anuit as 2,40 2



df anuitas 2,322



22,42



2,322



[(



22.410 .660 22.410 .660+18.335 .740



[(



22.410.660 40.746 .400



) x (14% – 12% ) ]



) x (14% – 12% ) ]



= 12% + 0,011% =12,011% atau 0,12011



Bukti : Hitung dulu PV anuitas dari 12,011% => PV arus kas = Rp. 509.330.000 × 2,358 = Rp. 1.201.000.140 PV Investasi = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp. 1.201.000.000 NPV proyek (seharusnya nol tapi karena pembulatan )Rp.140 Ilustrasi Arus kas masuk (cash in) tidak sama besarnya tiap tahun (IRR) Rencana untuk sebuah investasi proyek dengan investasi awal adalah Rp.400.000.000. dengan umur 4 tahun tanpa nilai sisa. Arus kas masuk tahunan adalah : tahun Rp 190.000.000, tahun 2 Rp 170.000.000, tahun 3 Rp 130.000.000, dan tahun 4 Rp 110.000.000, gunakan tingkat recount faktor (df) 20% dan 22%. Diminta: a. Hitunglah IRR b. Asumsikan biaya modal (cost of capital) sebesar 17%, apakah usulan proyek diterima atau ditolak . Jawab: a. Menghitung IRR (6 maka PV tunggal) Tahu n



Cash tahun



1



in



df= 20%



df = 22%



PV cash in (20%)



PV cash in (22%)



190.000.000



0,8333



0.8197



158.327.00 0



155.743.0 00



2



170.000.000



0,6944



0.6719



118.048.00 0



114.223.0 00



3



130.000.000



0,5507



0.5507



75.231.000



71.591.00 0



4



110.000.000



0,4823



0.4514



53.053.000



49.654.00



0 PV dari cash in



404.659.00 0



391.311.0 00



PV dari investasi



400.000.00 0



400.000.0 00



NPV proyek



+4.653.000



8.789.000



IRR = 20%



[(



4.653 .000 4.653 .000+ 8.789 .000



) x (22% – 20% ) ]



= 20% + 0,7% = 20,7% atau 0,207 Usulan proyek diterima karena IRR lebih besar dari biaya modal sebesar 17% 6. PENYESUAIAN ARUS KAS MASUK DAN NILAI SISA TERHADAP INFLASI Pada saat pengambilan keputusan investasi terdapat dua faktor yang harus disesuaikan pada arus kas masuk, yaitu: inflasi dan nilai residu atau nilai sisa. Inflasi adalah daya beli uang yang menurun, sementara waktu harga barang dan jasa semakin mengingkat untuk itu faktor diskonto (discount faktor – df) harus disesuaikan terhadap tingkat inflasi prosedur sebagai berikut: 1. Hitunglah dulu indeks harga, dengan memperhitungkan : indeks harga =(1 + tingkat inflasi ) 2. Faktor diskonto dengan memperhitungkan tingkat inflasi adalah tingkat bunga (interest –i) + tingkat inflasi + ( i × tingkat inflasi). Nilai residu atau nilai sisa (salvage value) aktiva jangka panjang adalah takssiran harga yang wajar dari suatu investasi atau investasi jangka panjang pada akhir umur ekonomis investasi tersebut. Nilai sisa investasi juga harus disesuaikan dengan tingkat inflasi pada akhir tahun investasi. Ilustrasi Penyesuaian arus kas masuk dan nilai sisa terhadap inflasi Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal adalah Rp. 18.000.000. umur proyek adalah 2 tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000. tingkat bunga adalah 16% per tahun, sedangkan tingkat inflasi 10% per tahun, arus masuk tiap tahun sama besarnya yaitu Rp. 120.000.000 Diminta: Hitunglah NPV proyek, apabila tidak memperhitungkan tingkat inflasi dan dengan memperhitungkan tingkat inflasi (menggunakan metode NPV) Jawab:



Tidak memperhitungkan tingkat inflasi



Tahun



Arus kas masuk & nilai sisa



df atau i = 16%



PV arus kas masuk & nilai sisa



1 2 3



120.000.000 120.000.000 20.000.000



0,862 0,743 0,743



103.440.000 89.160.000 18.860.000



Total PV cash in dan nilai sisa Pv investasi awal Rp 180.000.000 × 1,000



207.460.000 180.000.000



NPV proyek



+27.460.000



Tahu n



1 2 3



Arus kas masuk dgn nilai sisa



120.000.000 120.000.000 20.000.000



Indeks harga



1.100a 1,210b 1,210



Arus kas masuk dengan nilai sisa yang disesuaikan



Df yang disesuaika n dengan inflasi



PV dari arus kas masuk dan nilai sisa



132.000.000 145.200.000 24.200.000



0,784c 0,614d 0,614



103.488.00 0 89.152.800 14.858.800



Total PV cash in dan nilai sisa PV investasi awal Rp 180.000.000 × 1,000



207.499.60 0 180.000.00 0



NPV proyek



+27.499.60 0



Keterangan Dengan memperhitungkan inflasi Indeks harga, a. (1 +0,1)1 = 1.100 b. (1 + 0,1)2= 1.210 dF yang disesuaikan dengan tingkat inflasi



c. 0,16 + 0,1 + (0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => d. 0,16 + 0,1 + ( 0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 =>



1 (1+0,216) 1 (1+0,216)



1



2



= 0,784 = 0,614



7. PERHITUNGAN INFLASI AWAL TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK Salah satu contoh keputusan investasi untuk proyek saling eksklusif (mutually axclusive) adalah penggantian aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetap yang baru. Alasan yang menyebabkan penggantian aktiva tetap yang baru karena yang lama rusak dan atau ketinggalan jaman. Pada umumnya aktiva tetap yang lama dijual sehingga mungkin timbul laba atau rugi penjualan aktiva. Untuk menghitung laba dan rugi penjualan aktiva tetap adalah nilai buku aktiva tetap dibandingkan dengan harga jualnya. Apabila nilai buku aktiva tetap lebih besar dari harga jualnya merupakan laba penjualan aktiva, jika sebaliknya merupakan rugi penjualan aktiva. Laba atau rugi penjualan aktiva tetap dikenakan pajak dengan prinsip sebagai berikut: 1. Jika, terjadi laba penjualan aktiva tetap dikenakan pajak tambahan, sehingga mengurangi arus kas yang diterima dari penjualan aktiva tetap. 2. Jika, terjadi rugi penjualan aktiva tetap dapat mengurangi laba kena pajak, sehingga menghasilkan penghematan pajak. Hasil dari penjualan aktiva tetap yang lama mengurangi nilai harga perolehan investasi aktiva tetap yang baru. Ilustrasi Perencanaan investasi tentang penggantian mesin lama dengan mesin baru untuk sebuah perusahaan memiliki data – data sebagai berikut: 1. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp 500.000.000, dan telah disusutkan sebesar Rp 300.000.000 2. Mesin lama dijual, dan digantikan dengan mesin baru seharga Rp 30.000.000, tingkat diskonto yang digunakan untuk mesin baru adalah 10% per tahun, tarif pajak penjualan mesin lama adalah 30% dan proyeksi laba tunai atau arus kas masuk mesin baru selama umur ekonomis adalah sebesar Rp 480.000.000 setiap tahun. Diminta: a. Hitunglah nilai investasi awal mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp 160.000.000 b. Hitunglah nilai investasi mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp. 240.000.000 c. Berdasarkan jawaban nomor a diatas, hitunglah NPV mesin baru dengan menggunakan metode NPV. Jawab: a. Harga jual mesin lama 160.000.000



Rp



Nilai buku mesin lama Rp 500.000.000 – 300.000.000 (200.000.000) Rugi penjualan mesin baru ( 40.000.000) Penghematan atau pajak 30% × 40.000.000 12.000.000 Hasil bersih penjualan mesin lama: Harga jual mesin lama 160.000.000 Penghematan pajak Hasil bersih penjualan mesin 172.000.000 Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 172.000.000= b. Harga jual mesin lama 240.000.000 Nilai buku mesin lama 500.000.000 – 200.000.000 Laba penjualan mesin lama 40.000.000 Pajak tambahan 30% × 40.000.000 12.000.000 Hasil bersih penjualan mesin lama : Harga jual mesin lama 240.000.000 Pajak ( 12.000.000) Hasil bersih hasil penjualan lama 228.000.000 Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 228.000.000= c. Menghitung NPV mesin baru ( metode NPV) Tahun



Arus kas nilai sisa



1 2 3



480.000.000 480.000.000 30.000.000



masuk&



Rp Rp Rp



Rp 12.000.000 Rp Rp 672.000.000 Rp 300.000.000 Rp Rp



Rp tambahan Rp Rp 616.000.000



Faktor diskonto 10%



PV arus kas masuk % nilai sisa



0,909 0,826 0,826



436.320.000 396.480.000 24.780.000



Total PV cash in dan nilai sisa PV investasi awal Rp. 672.000.000 × 1.000



857.580.000 672.000.000



NPV mesin baru



+185.580.000



8. SOAL KAJI ULANG Proyek eksklusif dengan metode Pbp, ARR, NPN dan IRR: PT. Namora merencanakan dua jenis investasi proye A dan B Investasi awal proyek A Rp 300.000.000 dengan umur ekonomis 3 tahun, dan nilai residu nol, investasi awal proyek B Rp. 210.000.000 dengan umur 2 tahun dan nilai residu nol. Proyeksi laba masing – masing proyek adalah : Proyek A Tahun



Laba bersih setealh pajak



Depres iasi



1



80.000.000



100.000



2



85.000.000



100.000



3



90.000.000



100.000



Proyek B



Tah un



Laba bersih setelah pajak



Depresiasi



1



70.000.000



105.000.00 0



2



90.000.000



105.000.00 0



Diminta : a. Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai atau cash in masing – masing proyek b. Hitunglah Pbp dan proyek yang mana saudara pilih c. Hitunglah ARR dan proyek yang mana suadara pilih d. Hitunglah Npv dengan metode NPV dan proyek yang mana saudara pilih e. Faktor diskonto yang digunakan sebesar 12% untuk masing – masing proyek. f. Hitunglah IRR dan proyek yang mana saudara pilih g. Faktor diskonto yang digunakan adalah sebesar 30% dan 40% untuk proyek A, sedangkan untuk proyek B 44% dan 48%. Jawab : a. Laba tunai dan laba akuntansi Proyek A Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 80.000.000, tahun ke 2 Rp. 85.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 90.000.000



Laba tunai adalah laba setelah pajak ditambah depresiasi tahun ke 1 Rp 180.000.000, tahun ke 2 Rp 185.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 190.000.000 Proyek B Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp 70.000.000, dan tahun ke 2 Rp. 90.000.000 Laba tunai adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 175.000.000, dan tahun ke 2 Rp 195.000.000 Catatan untuk diingat kembali :  Metode ARR berdasarkan laba akuntansi sedangkan metode Pbp,NPV, dan IRR 



berdasarkan laba tunai (cash in). Metode Pbp dan ARR tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang atau model non discounting, sedangkan metode NPV dan IRR memperhitungkan nilai waktu



dari uang atau model discounting. b. Metode PbP Proyek A Tahun



Investasi awal yang belum tertutup



Cash in tahunan



1 2 3



300.000.000 120.000.000 -



(1 180.000.000 (7,78 185.000.000 190.000.000







tahun) bulan)



Pada tahun kedua investasi awal yang belum tertutup Rp 120.000.000 sedangkan arus kas masuk tahun ke 2 Rp 185.000.000 jadi pada tahun ke 2 waktu



yang dibutuhkan untuk menutupi investasi awal selama 7,78



bulan dengan perhitungan:



120.000 .000 185.000 .000



x 12 bulan = 7,78 bulan (8 bulan),



Maka PbP 1,8 bulan Proyek B Tahun



Investasi tertutup



awal



yang



belum



Cash in tahunan



1 2







210.000.000 35.000.000



(1 180.000.000 (0,2 185.000.000



tahun) bulan)



Pada tahun ke 2 investasi awal yang belum tertutup Rp. 35.000.000 maka tahun ke 2 waktu yang dibutuhkan menutupi investasi awal adalah 0,2 bulan. Maka Pbp adalah 1,02 bulan.



Keputusan investasi memilih proyek B karena periode pengembaliannya lebih pendek dari proyek A. c. Metode ARR Proyek A



80.000.000+ 85.000.000+ 90.000.000 3



Lab akuntansi rata – rata = 195.000.000



195.000 .000 300.000 .000



ARR = Proyek B Laba akuntansi rata – rata =



=



100% = 65%



70.000 .000+90.000 .000 2



ARR=



8.000 .000 210.000 .000



= Rp.



= 8.000.000



x 100% = 38,1%



Keputusan investasi : memilih proyek A karena ARR proyek A lebih besar dari proyek B d. Metode NPV Proyek A Tah un



Arus kas masuk & nilai sisa



Faktor diskonto 12%



PV arus kas &nilai sisa



1 2 3



180.000.0000 185.000.000 190.000.000



0,893 0,797 0,712



160.740.000 147.445.000 135.280.000



Total PV cash in dan nilai sisa Pv investasi awal Rp 300.000.000 × 1,000



443.465.000 300.000.000



NPV Mesin Baru



143.465.000



masuk



Proyek B Tahu n



Arus kas masuk & nialai sisa



Faktor diskonto 12%



PV arus kas masuk & nilai sisa



1



175.000.000



0,893



156.275.000



2



195.000.000



0,797



155.415.000



Total PV cash in dan nilai sisa PV investasi awal Rp. 210.000.000 × 1,000 NPV mesin baru



311.690.000 210.000.000 101.690.000



Keputusan investasi memilih proyek A karena menghasilkan NPV positif yang lebih besar dibandingkan dengan proyek B. e. Metode IRR Proyek A Tahun 1 2 3



Cash in tahun



Df=36%



180.000.000 0,735 185.000.000 0,541 190.000.000 0,398 PV dari Cash in PV dari investasi Awal NPV Proyek



IRR = 36% +



[(



8.005 .000 8.805.000+7.970 .000



Df=40% 0,714 0,510 0,364



PV cash in (36%) 132.300.000 100.085.000 75.620.000 308.005.000 300.000.000 +8.005.000



PV cash in (36%) 128.520.000 94.350.000 69.160.000 292.030.000 300.000.000 -7.970.000



) x (40% - 3%)]



= 36% + 0,02% = 36,02 %



Proyek B Tahun



Cash in tahun



Df=36%



Df=40%



1 2



175.000.000 195.000.000



0,694 0,482



0,676 0,457



PV dari Cash in



PV cash in (36%) 121.450.000 93.990.000



PV cash in (36%) 128.520.000 89.115.000



215.440.000



204.035.000



PV dari investasi Awal NPV Proyek



IRR = 36% +



[(



5.440.000 5.8440 .000+5.965 .000



210.000.000 +5.440.000



210.000.000 -5.965.000



) x (44% - 40%)]



= 44% + 0,02% = 44,02 %



Keputusan investasi : memilih proiyek B dari pada proyek A karena IRR proyek B lebih besar dari proyek A. 9. SOAL UNTUK LATIHAN 9.1 Soal teori 1. Jelaskan pengertian dari pengambilan keputuan (capital investment decision) 2. Ada dua jenis proyek penganggaran modal (capital bugeting), sebutkan dan jelaskan 3. Sebutkan sebuah contoh untuk proyek independen dan proyek saling eksklusif 4. Jelaskan pengertian dari pengembalian yang normal 5. Apa yang dimaksud dengan biaya kesempatan (opportunity cost) 6. Apa yang dimaksud dengan laba akuntansi dan laba tunai (cash in flow) 7. Jelaskan pengertian dari nilai waktu dari uang 8. Apa yang dimaksud dengan nilai sisa atau nilai residu investasi atau aktiva 9. Apa yang dimaksud dengan NPV positif dan NPV negatif 10.Apa yang dimaksud dengan investasi (inflation) 9.2 Soal kasus 1. Isilah kolom ditolak atau diterima dari tabel yang berikut ini: N o



Metode penilaian



Hasil peneilaian



Standar pengukuran penilaian



1 2 3 4



Pbp ARR NPV IRR



2 tahun 30% Positif 25%



2,5 tahun 28% Positif 23%



Ditolak atau Diterima



2. sebuah perusahaan sedang mengevaluasi sebuah investasi proyek dengan nilai investasi awal sebesar Rp. 400.000.000 dengan nilai residu nol. Umur ekonomis adalah 4 tahun, selma umur ekonomis diperkirakan dapat memperoleh laba bersih setelah pajak pada tahun ke 1 Rp. 90.000.000, tahun ke 2 Rp. 70.000.000, tahun ke



3 Rp. 30.000.000, dan tahunke 4 Rp. 10.000.000. penyusutan atau depresiasi dengan jumlah yang sama besarnya yaitu Rp. 100.000.000 setiap tahun. Diminta : a. hitunglah laba akuntansi dan laba tunai setiao tahun b. hitunglah Pbp c. hitunglah ARR d. hitunglah NPV, apabila tingka diskonto 20% per tahun dengan menggunakan metode NPV. e. Hitunglah IRR adalah 20% dan 22% 3. Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal Rp. 200.000.000. umur proyek 2 tahun dengan nilai residu Rp. 20.000.000. arus kas masuk yang diperkirakan setiap tahun selama 2 tahun adalah sama besarnya yaitu Rp 150.000.000 tingkat diskonto adalah 18% per tahun. Diminta: Hitunglah NPV dengan menggunakan metode NPV.



BAB 8 BIAYA STANDAR 1. ALASAN BIAYA STANDAR DITERAPKAN Biaya standar (standard cost) adalah biaya yang seharusnya terjadi untuk membuat atau memproduksi barang atau jasa, dan biaya standar sudah ditentukan sebelum proses produksi dimulai atau dilakukan. Ada dua alasan untuk menetapkan biaya standar, yaitu: 1. Perencanaan dan pengendalian Sistem biaya standar dapatmemperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memperbaiki ukuran kinerja dengan kata lain biaya standar yang ditentukan lebih dahulu sebagai perencanaan kemudian dibandingkan dengan biaya aktual sebagai dasar pengukuran kinerja dan pengendalian biaya. 2. Perhitungan harga pokok produk Dalam sistem biaya standar, biaya- biaya yang dibebankan pada produk dengan menggunakan standar harga dan kualitas untuk ketiga biaya produksi: bahan baku langsung upah tenaga keja langsung dan biaya overhead. Standar harga mengacu pada jumlah harga yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan, sedangkan



standar kualitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output(atau keluaran). 2. JENIS-JENIS STANDAR DAN BIAYA STANDAR PER UNIT Secara umum ada dua jenis standar: standar ideal dan standar yang saat ini tercapai.standar ideal membutuhkan efisien maksimum dan hanya dapay dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara efisien . misalanya , tidak ada mesin rusak , menganggur atau kurangnya keterampilan untuk melakukan suatu aktivitas. Standar yang saat ini dapat tercapai artinya segala sesuatu dilakukan secara efisien, tetapi diberikan kelonggaran untuk kerusakan normal , gangguan , kurangnya keterampilan dan lain-lain dalam batas normal. Disarankan agar menggunakan standar yang saat ini dapat tercapai, karena jika terlalu ideal membuat pekerja frustasi yang pada gilirannya menurunkan kinerja. Biaya produksi standar per unit adalah biaya bahan baku tenaga kerja langsung. Dan overhead untuk setiap unit produk. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga langsung (atau upah langsung) bersifat variabel sedangkan overhead bersifat variabel dan tetap ( atau biaya campuran).



3. ANALISIS VARIASI, PENCATATAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN Seperti yang telah dijelaskan tentang biaya standar merupakan biaya yang seharusnya terjadi dan ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan. Ketika proses produksi dimulai dan selsai, berati biaya sesungguhnya ( atau biaya aktual) dapat diketahui, sehingga biaya aktual dibandingkan dengan biaya standar melahirkan variasi atau selisih. Apabila biaya standar lebih kecil dari pada biaya aktual merupakan selisih menguntungkan(favorable-F ) dan jika sebaliknya merupakan selisih yang merugikan(unfavorable – U) . pencatatan atau akuntasi biaya biaya produk merupakan mekanisme mendebet dan mengkredit variasivariasi bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Pada prinsipnya biaya standar bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dicatat keperkiraan barang dalam proses sebesar biaya standar dan variasi yang menguntungkan dikredit dan variansi biaya produksi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Selisih biaya bahan baku langsung Selisih biaya bahan baku langsung terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih harga bahan baku dan selisih penggunaan ( atau pemakaian ) bahan baku. Selisih bahan baku(materials price variance) merupakan perbedaan harga bahan baku standar dan harga bahan baku aktual (atau harga beli aktual) dan yang bertanggung jawab atas selisih harga bahan baku adalah agen pembeli dan bagian pembeli dalam perusahaan. Selisih penggunaan bahan baku materials usage variance) adalah perbedaan antara bahan baku langsung pakai yang digunakan ( atau aktual) dan penggunaan bahan baku standar. Yang bertanggungjawab atas selisih penggunaan bahan baku adalah sebagaian produksi dalam perusahaan. 2. Selisih biaya tenaga kerja langsung Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi tarif upah langsung. Selisih upah langsung (direct labor rate variance) merupakan perbedaan upah tenaga kerja aktual ( atau yang dibayar kepada pekerja ) dan biaya standar upah tenaga kerja



yang bertanggung jawab atas selisih tarif upah adalah manajer produksi dalam perusahaan. Selisih efisiensi upah (direct labor efficiency variance) merupakan perbedaan jam tenaga kerja aktual dan jam tenaga kerja standar dan yang bertanggung jawab atas selisih efisiensi upah juga manajer produksi. 3. Selisih overhead (atau overheadmanufakturing). Selisih overhead terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih overhead variabel dan selisih overhead tetap. Selisih overhead variabel merupakan selisih antar tarif overhead aktual dan tarif overhead standar.selisih overhead variabel dibagi lagi menjadi dua , yaitu: selisih pengeluaran overhead variabel dan selisih efisiensi overhead. Selisih overhead tetap merupakan perbedaaan antara overhead tetap aktual dengan overhead tetap yang dibebankan ( overhead tetap yang dibebankan di peroleh tarif standar,overhead tetap dikalikan dengan jam standar upah langsung yang diizinkan ). Selisih overhead tetap dibagi lagi mejadi dua , yaitu : selisih pengeluaran overhead tetap dan selisih efisiensi overhead tetap, yang bertanggung jawab atas selisih overheadnvariabel dan tetap adalah departemen produksi melalui manajer produksi. Ilustrasi Analisis variasi dan pencatatan biaya bahan baku langsung, upah langsung, dan overhead. Biaya standar dari sebuah perusahaan manufaktur untuk tahun 2012 yang memproduksi suatu jenis produk dan menggunakan satu jenis bahan baku untuk setiap unit produk, adalah sebagai berikut: Bahan baku langsung 2 kg @Rp 5000 Tenaga kerja langsung 0.5 jam @ Rp 10.000 Overhead tetap 0,5 jam @ Rp 2.000 Overhead variabel 0,5 jam @ 4.000 Biaya standar per unit



Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 1.000 Rp 2.000 Rp 18.000



Tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung, aktivitas normal pada tahun 2012 adalah 2500 jam tenaga kerja langsung data – data biaya dan produksi pada tahun 2012, yaitu : Jumlah yang diproduksi Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11750 kg Tenaga kerja langsung 2900 jam Overhead tetap Overhead variabel



6.000 unit Rp 61.100.000 Rp 29.580.000 Rp 6.000.000 Rp 10.500.000



Diminta a. Hitunglah variansi harga bahan baku, variansi penggunaan bahan baku dan jurnal yang diperlukan untuk mencatat variasi – variasi tersebut. b. Hitunglah variansi tarif tenaga kerja langsung, variansi efisiensi tenaga kerja langsung, dan jurnal untuk mencatat variansi- variansi tersebut



c. Hitunglah variansi pengeluaran overhead variabel, variabel efisiensi overhead variabel, variansi pengeluaran overhead tetap , variansi efisiensi overhead tetap, dan jurnal mencatat variansi – variansi tersebut. Jawab a. 1. Rumus untuk menghitung variansi harga bahan baku VHB = ( HA per satuan – HS per satuan ) KA persatuan 2. Rumus untuk menghitung variansi penggunaan bahan baku VPB = ( KA per satuan – KS per satuan ) HS persatuan Keterangan : VPB = Varian penggunaan bahan baku KA = Kuantitas aktual bahan baku per satuan KS = Kuantitas standar bahan baku per satuan HS = harga standar bahan baku per satuan Maka VHB = ( 11.750Kg – 12.000Kg*) 11.750 = Rp. 1.250.000 F *2Kg x 6.000 unit = 12.000Kg b. 1 Rumus untuk menghitung variansi tarif tenaga kerja langsung VTTKL = ( TATKL per jam – TSTKL per jam ) AJTKL Keterangan: VTTKL = Variansi tarif tenaga kerja langsung TATKL = Tarif aktual tenaga kerja langsung TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung AJTKL = Aktual jam tenang kerja langsung Maka VHB = (Rp. 10.200* - Rp. 10.000) 2.900 = Rp. 580.000 U



*



29.580 .000 2.900 jam



=



5.200



2 Rumus untuk menghitung variansi efisiensi tenaga kerja langsung VETKL = ( AJTKL – SJTKL ) TSTKL per jam Keterangan VETKL = Varian efisiensi tenaga kerja langsung AJTKL = Aktual jam tenaga kerja langsung SJTKL = Standar jam tenaga kerja langsung TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung Maka VETKL = ( 2.900 jam - 3.000 jam*) Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000 F *0,5 jam x 6.000 unit = 3.000Kg c. 1 variansi pengeluaran overhead variansi (VPOV) => Tanpa rumus overhead actual ( tetap dan variabel ) 6.000.000 + 10.500.000 overhead tetap pada kapasitas normal 2500 jam x Rp 200 overhead variabel sesungguhnya (atau aktual)



Rp. 16.500.000 (5.000.000) Rp. 11.500.000



overhead variabel pada kapasitas aktual 2900 jam x Rp 4000 variansi pengeluaran overhead variabel 100.000 F



(11.600.000) Rp



2 Rumus untuk menghitung variansi efisien overhead variabel. VEOV = (KA – KS ) TSOV Keterangan VEOV = Variansi efisiensi overhead variabel KA = Kapasitas aktual KS = Kapasitas standar TSOV = Tarif, standar overhead variabel Jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya adalah F, maka: VEOV =(2900 JAM – 3000 Jam) Rp 4000 = Rp 400.000 F 3 Rumus untuk menghitung variansi pengeluaran overhead tetap VPOT =( KA – KN ) TSOT => (2.900 jam – 2.500 jam) x RP. 2.000 = Rp.80.000 F 4 Rumus untuk menghitung variansi efisiensi overhead tetap VEOT = (KA – KS ) TSOT Keterangan VEOT = Variansi efisiensi overhead tetap KA = Kapasitas aktual KS = Kapasitas standar TSOT = Tarif standar overhead tetap Jika KA lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya F. Maka: VEOT = (2900 jam – 3000 jam ) x Rp 2.000 = Rp 200.000 F Jumlah mencatat variansi – variansi jawaba a, b, dan c. a. Variansin harga bahan baku langsung (VHB) Persediaan bahan baku (D) (11750 Kg x Rp 5000) Variansi harga bahan baku (VHB) (K) 2.350.000 Hutang dagang/ kas (K) 61.100.000 Keterangan : pada saat membeli bahan baku langsung Variansi penggunaan bahan baku langsung (VPB) Barang dalam proses (12.000 kg X Rp 5000) Variansi penggunaan bahan baku (VPB) Persediaan bahan baku 58.750.000



Rp 58.750.000 Rp Rp



Rp 60.000.000 Rp. 1.250.000 Rp.



Keterangan : pada saat bahan bakku dimasukkan dalam proses produksi. b. Variansi tarif tenaga kerga langsung (VTTKL Dan variansi efisiensi tenaga kerja langsung(VETKL) dibebankan kedalam proses produksi. Barang dalam proses Rp 30.000.000 (3rb jam x Rp.10rb ) Variansi tarif tenaga kerja langsung (VTTKL) Rp 580.000 Variansi efisiensi tenaga kerja langsung (VETKL) Rp 1.000.000 Utang jagi dan upah RP 29.580.000 c. Variansi pengeluaran overhead variabel (VPOV), Variansi efisien overhead variabel(VEOV), Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT), dan variansi efisien overhead tetap dibebankan kedalam proses produksi. Barang dalam proses Rp 18.000.000 {6000 unit x (Rp 2000 + Rp 1000)} Variansi pengeluaran overhead variabel(VPOV) Rp 100.000 Variansi efisiensi overhead variabel (VEOV) Rp 400.000 Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT) Rp 800.000 Variansi efisien overhead tetap (VEOT) Rp 200.000 Overhead pabrik aktual Rp 16.500.000 4. BAURAN BAHAN BAKU Jenis variansi yang telah dibahas diatas adalah variansi – variansi yang menggunakan bahan baku satu jenis untuk satu suatu jenis produk tertentu. Apabila menggunakan lebih dari satu jenis bahan baku untuk satu jenis produk tertentu akan menimbulkan selisih komposisi bahan baku ( material mix variance) adalah penyimpangan komposisi standar dengan komposisi aktual( atau sesungguhnya). Selisih hasil(yield variance) adalah penyimpangan presentase hasil standar dengan presentase hasil aktual . selisih hasil yang terjadi terdiri dari selisih bahan baku , selisih hasil tenaga kerja langsung, dan selisih overhead pabrik. Selisih komposisi bahan baku, selisih hasil bahan baku, selisih hasil tenaga kerja langsung, dan selisih overhead dapat sebagai hasil yang menguntungkan (F) dan yang merugikan(U). Ilustrasi Selisih komposisi bahan bakudan selisih hasil Data – data biaya standar untuk memproduksi 5 unit barang adalah sebagai berikut: Bahan baku X sebanyak 6 Kg dengan harga Rp 1500 Per Kg Bahan baku y sebanyak 4 Kg dengan harga Rp 2000 per Kg Tenaga kerja langsung Rp 15.000 Overhead ( tetap dan variabel ) Rp 20.000 Selama bulan desember tahun 2012 telah diproduksi 4.550 unit barang dengan mengunakan bahan baku X 5.200 Kg dan bahan baku Y Rp 3.800 Kg Diminta : a. Selisih komposisi bahan baku (materials mix variance) Tabel :



Jenis %kompo bahan sisi baku srandar bahanba ku



1 X Y



2 60%* 40%*



100%



Kompos isi standar bahan baku (2) x 9.000 Kg 3 54.000 Kg 36.000 kg 90.000 kg



Selisih komposi si bahanb aku (kg) (3) –(4)



Harga standar bahanb aku per kg



4 5.200 kg 3.800 kg



5 200 kg 200 kg



9.000 kg



-



6 7 Rp. 1.500 Rp. 300.000 Rp. 2.000 F Rp. 400.000 U Rp. 100.000 U



Bahan baku standar x sebanyak Bahan baku standar y sebanyak Total bahan baku x dan y sebanyak



6 Kg setiap 5 unit produk 4 Kg setiap 5 unit produk 10 Kg setiap 5 unit produk



6







Komposis standar bahan baku X = 10







Komposis standar bahan baku Y = 10



4



x 100% = 60% x 100% = 40%



Catatan Jika, komposis standar lebih besar dari komposisi menguntungkan (F) , jika , sebaliknya merugikan (U) b. 1 VHB



aktual



Rumus untuk menghitung variansi bahan baku = ( HA Per satuan - HS per satuan) HrSb persatuan



Keterangan : VHB = Varian hasil bahan baku HA = Harga aktual barang diproduksi HS = Harga standar barang diproduksi HrSB = Harga rata – rata standar bahan baku Maka VHB = (4.550 unit – 4.500 unit*) Rp. 3.400** = Rp. 170.000 F



61.100 .000 11.750 Kg



= 5.200



Selisih komposisi bahan baku yang diminta (5) x (6)



Komposi s aktual bahanb aku



(dalam



Kg)



adalah



*presentase hasil untuk 5 unit barang dibutuhkan bahan baku X dan Y sebanyak 6Kg + 4 Kg = 10 Kg, maka presentase hasil



5 10



x 100% = 50% maka HS = 50% x 9.000 kg =



4.500 Kg **harga rata – rata bahan baku persatuan = 2



( 6 x 1.500 ) (4 x 2.000) 6 +4



: 5 unit = Rp. 3.400



Rumus untuk menghitung variansi hasil tenaga kerja langsung VHTKL = (Ha dalam satuan - HA dalam satuan ) Trs TKL per satuan Keteranga : VHTKL = Variansi hasil tenaga kerja langsung HA = Harga aktual barang diproduksi HS = Harga standar barang diproduksi Trs TKL = Tarif rata – rata standar tenaga kerja langsung Maka VHTKL = (4.550 Unit – 4.500 unit ) Rp. 3000* = Rp. 150.000 F *Rp. 150.000 : 5 = Rp. 3.000



3 Rumus untuk menghitung selisih hasil overhead VHO =(Ha dalam satuaan – HS dalam satuan) Tr SO per satuan Keterangan: HA = Harga aktual barang diproduksi HS = Harga standar barang diproduksi Tr SO = Tarif rata – rata standar overhead Maka VHO = (4.550 unit -4.500 unit) Rp. 4.000* = Rp. 200.000 F *Rp. 200.000 : 5 = Rp. 4.000 5. LAPORAN LABA RUGI Laporan laba rugi bagi perusahaan yang menggunaakan biaya standar dalam menghitung biaya produksi, variasi – variasi biaya produksi yang timbul diperlakukan sebagai penambahan laba kotor untuk variasi yang merugikan. Barikut ini adalah bagan laporan laba rugi perusahaan yang menggunakan biaya standar: Laporan laba rugi Penjualan Rp. xxxx Harga xxxx Laba Rp. xxxx



pokok



Penyesuaian laba kotor standar Variansi yang menguntungkan



penjualan kotor



standar standar



Rp. xxxx



Variansi yang merugikan xxxx Laba kotor yang disesuaikan xxxx Beban operasi Beban penjualan Beban penjualan Beban umum dan administrasi xxxx Laba Rp. xxxx Beban xxxx Laba bersih sebelum pajak xxxx Pajak xxxx Laba bersih sesudah pajak xxxx



xxxx Rp



Rp xxxx xxxx bersih



sebelum bunga Rp. penghasilan Rp.



6. SOAL KAJI ULANG Selisih biaya produksi jurnal dan laporan laba rugi variansi baiya produksi, jurnal dan laporan laba rugi sebuah perusahaan yang menggunakan biaya standar, dengan biaya standar per unit, adalah sebagai berikut: Bahan baku langsung 3 Kg @ Rp. 10.000 Rp. 30.000 Tenaga kerja langsung 0,4 jam@ Rp. 20.000 8.000 Overhead tetap 0,4 jam@ Rp. 4.000 1.600 Overhead variabel 0,4 jam @ Rp. 8.000 3.200 + Biaya standar per unit Rp. 42.800 Tarif overhead tetap berdasarkan jam tenaga kerja langsung dan kapasitas normal perusahaan pada tahun 2012 adalah 2600 jam tenaga kerja langsung. Informasi biaya dan produksi yang terjadi pada tahun 2012: Jumlah barang yang diproduksi sebanyak 7000 unit Tenaga kerja selama 2.650 jam Rp. 55.650.000 Overhead tetap 11.000.000 Overhead variabel 15.000.000 Bahan baku yang dibeli dan digunakan 22.000 kg 231.000.000 Dimita : a. Hitunglah selisih harga bahan baku, selisih pengunaan bahan baku, dan jurna untuk membuat selisih – selisih tersebut. b. Hitunglah selisih tarif upah langsung (atau tenaga kerja langsung), selisih efisiensi tenaga kerja langsung, dan jurnal untuk mencatat selisih – selisih tersebut.



c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel, selisih pengeluaran overhead tetap , dan jurnal untuk mecatat selisih – selisih tersebut d. Pada tahun 2012 telah terjual sebanyak 6000 unit dengan harga jual Rp. 80.000 per unit, biaya penjualan Rp. 60.000.000 dan biaya umum Rp. 70.000.000. beban bunga Rp. 11.000.000 dan tarif pajak penghasilan 28%. Siapkan lah laporan laba rugi tahun 2012. Jawab : a. 1 variansi harga bahan baku (VBH) satuan



*



Rp .231.000 .000 22.000 kg



=(HA per satuan – HS per satuan) KA per = (Rp. 10.500* - Rp. 10.000) 22.000 =Rp. 11.000.000 **U



= Rp. 10.500



** Apabila HA persatuan lebih besar dari HS persatuan adalah U (merugika) dan jika sebaliknya menguntungkan (F). 2



variansi penggunaan bahan baku(VBH) persatuan



=



(KA per satuan – KS per satuan ) HS



= ( 22.000 kg – 21.000 kg*) Rp. 10.000 = Rp. 10.000.000 U** *KS = 3kg x 7000 unit = 21.000 kg ** Apabila KA lebih besar dari KS sebagai yang merugikan (U), jika sebaliknya mengeuntungkan (F). 3



jurnal variasi harga beli Persediaan bahan baku Rp.220.000.000 (22.000 kg x Rp 10.000) Variansi penggunaan bahan baku Rp. 11.000.000 Utang dagang/kas Rp. 231.000.000 Jurnal variansi penggunaan bahan baku Barang dalam proses Rp. 210.000.000 (21.000 kg x Rp. 10.000) Variansi penggunaan bahan baku Rp. 10.000.000 Persediaan bahan baku Rp. 220.000.000 b. 1 . variansi tarif tenaga kerja langsung (VTTKL) = ( TA per satuaan – TS per satuan)AJTKL =(Rp. 21.000* - Rp.20.000) 2650 jam = Rp. 2.650.000 U* *



RP .55.650 .000 2.650 Jam



= Rp. 21.000



** Apabila TA per satuan lebih besar dari TS per satuan dianggap sebagai yang merugikan (U) , jika sebaliknya menguntungkan (F) 2 variansi efisiensi tenaga kerja langsung = (AJTKL – SJTKL) TSTKL per jam = (2.650 jam – 2.800 jam*) = Rp. 3.000.000 F**



*0,4 jam x 7.000 unit = 2800 jam ** Apabila AJTKL lebih besar dari SJTKL berarti merugikan (U) , jika sebaliknya menguntungkan (F). 3 jurnal variansi tarif tenaga kerja langsung dan variansi efisiensi tenaga kerja langsung yang dibutuhkan ke produksi. Barang dalam proses Rp. 56.000.000 (7.000 jam x Rp. 8.000) Variansi tarif tenaga kerja langsung 2.650.000 Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000 Untung gaji atau upah Rp. 556.650.000 c. 1. Variansi pengeluaran overhead variabel Overhead actual (tetap dan variabel)* Rp. 11.000.000 + Rp. 15.000.000 26.000.000 Overhead pada kapasitas normal 2.600 jam x Rp. 10.400.000 Overhead variabel actual 15.600.000 Overhead variabel pada kapasitas aktual 2650 jam x Rp. 21.200.000 Variansi pengeluaran overhead variabel 5.600.000 F 2



Rp. 4.000 Rp. 8.000 Rp.



variansi efisiensi overhead variabel (VEOV) = (KA – KS ) TSOV =(2650 jam – 2600 jam) Rp.8000 = Rp. 1.200.000 F *jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS berarti menguntung (U) dan jika sebaliknya merugikan (F).



3



Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT) = (KA – KS )TSOV = (2.650 jam – 2600 jam) Rp. 4.000 = Rp. 200.000 F* *jika KA lebih besar dari pada KN merupakan yang menguntukan (F), jika sebaliknya merugikan (U).



4



Variansi efisiensi overhead tetap (VEOT)



= (KA – KS ) TSOT = ( 2.650 Jam – 2.800 jam) Rp.4.000 = Rp. 600.000 F



5



jurnal variansi pengeluaran overhead variabel , variansi efisiensi overhead variabel, variansi pengeluaran overhead ttetap, dan variansi efisiensi overhead tetap.



Barang dalam proses



Rp. 84.000.000



(7.000 unit x ( Rp. 1.600 + Rp 3.200) Variansi efisiensi overhead variabel Variansi efisiensi overhead tetap



Rp. 1.200.000 Rp.



600.000



Variansi pengeluaran overhead variabel



Rp.



5.600.000



Variansi pengeluaran overhead tetap



Rp.



1.200.000



Overhead yang di bebankan 78.700.000



Rp.



d. Laporan laba rugi tahun 2012 Penjualan 6000 unit x Rp. 80.000 Rp. 480.000.000 Harga pokok standar 6000 unit x Rp. 42.800 Rp.256.800.000 Laba kotor standar Rp. 223.200.000 Penyesuaian laba kotor Variansi yang menguntungkan (F) 1. Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3 000.000 2. Variansi pengeluaran overhead variabel 5.600.000 3. Variansi efisiensi overhead variabel 1.200.000 4. Variansi overhead tetap 200.000 5. Variansi efisiensi oberhead tetap Rp. 600.000 Total variansi yang menguntungkan (F) Rp. 10.600.000 Variansi yang merugikan (U) 1. Variansi harga bahan baku Rp. 11.000.000 2. Variansi penggunaan bahan baku 10.200.000 3. Variansi tarif uapah langsung Rp. 2.650.000 Total variansi yang merugikan (U) Rp. 23.650.000 Variansi bersih merugikan(U) Rp. 13.050.000 Laba kotor yang disesuaikan Rp. 210.150.000 Beban operasi Beban penjualan Rp. 60.000.000 Beban umum Rp.70.000.000 Rp. 130.000.000 Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp. 80.150.000 Beban bunga 11.000.000 Laba bersih sebelum pajak 69.150.000 Pajak penghasilan 28% x Rp. 69.150.000 19.362.000



Laba bersih sesudah pajak



Rp.



49.788.000



7 . SOAL UNTUK LATIHAN 7.1 Soal Teori 1. jelaskan definisi biaya standar 2. sebutkan dan jelaskan jenis biaya produksi 3. ada dua alasan bagi perusahaan untuk menetapkan biaya standar sebutkan dan jelaskan 4. sebutkan dan jelaskan jenis – jenis standar 5. apa yang dimaksud dengan biaya produksi standar per unit 6. siapa yang bertangungjawab atas terjadinya selisih harga bahan baku dan selisih pemakaian bahan baku 7. siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung 8. apa yang dimaksud dengan selisih hasil dan selisih komposis bahan baku 9. apabiala baiay produksi standar lebih besar dari pada biaya produksi aktual meruakan kerugian (unfavorable), jelaskan alasannya, mengapa demikian 10.variansi – variansi biaya produksi baik menguntungkan maupun merugikan disesuaikan terhadap laba kotor pada saat menyusun laporan laba rugi . apa yang dimaksud dengan disesuaikan terhadap laba kotor, jelaskan 7.2 Soal Kasus 1. Menghitung selisih komposis bahan baku dan selisih hasil Untuk menghasilkan produk A menggunakan dau jenis bahan baku x dan y. Data – data biaya produksi standar untuk memproduksi 4 unit produk A, adalah sebagai berikut: Bahan baku x sebanyak 7 kg dengan harga Rp.30.000 per kg Bahan baku y sebanyak 3 kg dengan harga Rp. 40.000 per kg Tenaga kerja langsung Rp. 300.000 Overhead variabel dan tetap Rp. 400.000 Selama bulan desember 2012 terdapat informasi: Jumlah produk A yang telah diproduksi sebanyak 4200 unit Baha baku yang digunakan terdiri dari : bahan baku x 6000 kg dan Bahan baku sebanyak 4000 kg. Diminta : a. Hitunglah komposisi bahan baku b. Hitunglah selisih hasil bahan baku, selisih tenaga kerja langsung dan selisih hasil overhead. 2. Variansi biaya produksi dan laporan laba rugi Data – data biaya produksi standar untuk membuat satu jenis produk pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: Bahan baku langsung 4 kg @ Rp. 5.000 Rp. 20.000 Tenaga kerja langsung 0,5 jam @ Rp. 10.000 5.000 Overhead variabel 0,5 jam @ Rp. 4.000 2.000 Overhead tetap 0,5 jam @ Rp. 2.000 1.000



Biaya produksi standar per unit 28.000



Rp.



Kapasitas normal produksi per tahun adalah 3000 jam tenaga kerja langsung . data – data biaya produksi aktual tahun 2012 adalah sebagai berikut: Jumlah produk yang diperoduksi sebanyak 1000 unit Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11.800 kg sebesar Rp. 584.100.000 Tenaga kerja langsung selama 4.990 jam sebesar 24.700.500 Overhead pabrik variabel 19.760.000 Overhead tetap 6.400.000 Informasi penjualan proyek pada tahun 2012 yaitu telah dijuala sebanyak 9.000 unit dengan harga Rp. 60.000 per unit. Beban penjual Rp. 50.000.000 dan bahan umum Rp. 70.000.000 Beban bunga Rp. 10.000 dan pajak penghasilan 28%. Diminta : a. Hitunglah selisih harga bahan baku dan selisih efisiensi upah langsung b. Hitunglah selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel , selisih efisiensi overhead variabel, selisih pengeluaran overhead tetap, dan selisih efisiensi overhead tetap d. Siapkan laporan laba rugi.



BAB 9 MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL DAN



JUST IN TIME 1. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL Definisi persediaan (inventory) untuk perusahaan manufaktur adalah uang yang dihabiskan organisasi untuk mengubah bahan baku (atau bahan mentah) menjadi barang jadi. Persediaan bahan baku (raw materials inventory) untuk perusahaan manufaktur dengan sistem tradisional harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan disebut manajemen persediaan tradisional. Namun demikian, perlu diketahui bahwa persediaan yang cukup besar menelan biaya penyimpanan yang cukup besar juga, yang pada gilirannya mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Dan perusahaan yang memiliki persediaan yang ditinggi dibandingkan persaingan cenderung berada pada posisi kompetitif yang lemah. Ada dua kelompok biaya persediaan (inventory cost) yaitu: Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanaan (ordering cost – OC) adalah biaya – biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan ( biaya administrasi dam dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman dan biaya pembongkaran. Biaya penyimpanan persediaan ( carrying cost – CC) adalah biaya – biaya untuk menyimpan persediaan . contohnya asuransi pajak persediaan, biaya penanganan , biaya keuangan, sewa ruang penyimpanan, dan biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan. 2. KUANTITAS PESANAN EKONOMIS DAN PEMESANAN KEMBALI Kuantitass atau jumlah pesanan ekonomis (economic order quantity – EOQ) adalah jumlah yang seharusnya dipesan ( atau diproduksi) untuk minimalkan biaya persediaan (inventory cost). Biaya persediaan adalah total biaya pemesanan ditambah biaya penyimpanan. Rumus untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) yaitu: Rumus : EOQ =







2 x D x OC CC



Keterangan: EOQ = kuantitas atau jumlah pesanan ekonomis D = permintaan atau persediaan yang dibutuhkan dalam priode tertentu ( biasanya satu tahun). OC = biaya pemesanan persediaan CC = biaya penyimpanan ( atau biaya persiapan) Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa total biaya persediaan adalah biaya pemesanan (ordering cost - OC) ditambah biaya penyimpanan (carrying cost – CC) Jumlah biaya pemesanan (OC) = frequensi pemesanan X biaya pemesanan setiap kali memesan Jumlah biaya penyimpanan(CC) = kuantitas persediaan rata –rata (Q/2) X biaya penyimpanan satiap satu unit persediaan.



Pemesanan kembali (re – order porint – ROP) adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru dilakukan kembali. Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu (lead time), dan dimana tingkat persediaan hampir habis. Waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan setelah pesanan dilakukan , sering kali setelah pesanan kembali dilakukan, tidak ada kepastian atas persediaan yang dipesan. Misalnya , karena kemacetan, kondisi cuaca yang buruk dan lain – lain yang membuat pesanan tidak tepat diterima pada saat persediaan sudah hampir habis. Untuk mengatasi ketidak pastian ini perlu perusahaan mengadakan persediaan pengamanan. Persediaan pengamanan (safety stock) adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuansi pemesanan dengan rumus perhitungan sebagai berikut: Safety stock = (penggunaan maksimal – rata - rata penggunaan) X lead time (waktu tunggu) Maka , ROP = (tingkat rata – rata penggunaan X lead time) Ilustrasi Menghitung EOQ, ROP, safety,dan Inventory cost. bahan baku yang dibutuhkan suatu perusahaan adalah 10.000 unit per tahun. Biaya pesanan setiap kali memesan Rp. 250.000, sedangkan biaya penyimpanan dari rata – rata persediaan adalah Rp. 20.000 setiap unit. Diminta : a) Hitunglah EOQ dan biaya EOQ, hitung juga persediaan untuk 10 kali, 25 kali memesan b) Asumsikan bahan yang digunakan setiap hari maksimal 60 unit, penggunaan rata – rata bahan baku satiap hari 50 unit . waktu tunggu pesanan adalah 4 hari . hitunglah safety stock dan ROP Jawab : a) 1. Menghitung EOQ EOQ = 2







2 x 10.000 x 250.000 20.000



= √ 250.000 = 500 Unit



Menghitung biaya persediaan EOQ Biaya pemesanan = 20* x Rp. 250.000 Biaya penyimpanan = 500/2 x Rp. 20.000 Jumlah biaya persediaan pada EOQ ( 20 kali memesan)



*pesanan setiap tahun sebanyak 20 kali pemesanan =



= =



Rp. 5.000.000 500.000 Rp. 5.500.000



10.000 unit 500 unit



= 20 kali



**Artinya biaya persediaan paling ekonomis sebanyak 20 kali memesan dan jumlah tiap kali memesan 500 unit dengan total biaya persediaan paling minimal ( atau ekonomis) Rp. 5.500.000 3. Biaya persediaan 10 kali memesan: Biaya pemesanan 10 x Rp. 250.000 Rp. 2.500.000



Biaya



1.000∗¿ 2 ¿



penyimpanan



x



Rp.



20.000



10.000.000 *



10.000 unit 10 kali



=



1.000 unit



Total 12.500.000



Rp.



Biaya persediaan 25 kali memesan: Biaya pemesanan 25 x Rp.250.000 6.250.000 Biaya



penyimpan



400 2



Rp.



x



Rp.



20.000



4.000.000 *



10.000 unit 25 kali



=



400 unit



Total 10.250.000



Rp.



b) 1. Menghitung safety stock Penggunaan maksimal per hari 60 unit Penggunaan rata – rata tiap hari 50 unit Selisih (safety stock) 10 unit x 4hari = 40 unit 2 ROP = ( 4 x 50 unit) + 40 unit = 240 unit 3. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST IN TIME Persediaan jusr in time (JIT) meminimalkan persediaan sampai serendah mungkin dan menekan biaya persediaan sampai dengan nol. JIT menganggap memiliki persediaan yang tinggi merupakan pemborosan bahkan ketidakmampuan bersaing yang dimungkinkan karena kualitas rendah dan harganya mahal. Sistem JIT(just in time manufakturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem permintaan yang ada, bukan didorong kedalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Pembeli JIT( Just ini time purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan bahan baku atas suku cadang tepat pada waktu diproduksi. Produk dan pembelian JIT mewakili usaha terus menerus dalam mengejar produktivitas melalui penghematan biaya, pengendalian biaya, peningkatan laba, persaingan harga , kinerja pengiriman yang baik, dan meningkatkan kualitas. 4. KARAKTERISTIK DASAR JIT Secara umum ada empat karakteristik dasar JIT, yaitu: 1. Tata letak pabrik. Dalam lingkungan tradisional proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lain. Masing dengan fungsi



yang sama ditempatkan dalam satu area yang disebut departemen, para pekerja memiliki keahlian spesialisasi . nerneda dengan model JIT, menggunakan pola sel manufaktur (manufakturing cell) terdiri atas mesin – mesin yang diatur sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan. Tiap sel di persiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu. Produk dipindahkan dari satu mesin kemesin lainnya dari awal hingga selesai, sehingga para pekerja yanmg dibutuhkan bukan spesialisasi, akan tetapi memiliki beberapa keahlian. Berikut ini digambarkan tata letak manufaktur tradisional dan JIT. Manufaktur tradisional Produk A →A Produk B



→B



Mesin bubut



→A Alat gerinda



→B



→A Alat peleburan



→B



JIT manufaktur Gerinda



Gerinda Bubut



Produk A



peleburan



barang jadi



Bubut



peleburan



Produk B



barang jadi



2. pengelompokan dan pemberdayaan karyawan pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas ganda memiliki pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan sel, dengan kata lain para pekerja atau karyawan model JIT memiliki multi keahlian, bukan terspesialisasi, dan sekaligus memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam manajemen organisasi. 3. Total pengendalian kualitas Total pengendalian kualitas (total quality control – TOC) pada intinya suatu usaha tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha mendapatkan desai produk, dan proses manufaktur tanpa cacat. Artinya kualitas yang rendah tidak dapat ditoleransi. 4. Ketelusuran overhead pabrik Dalam model JIT pembebenan overhead pabrik terproduksi hampir seratus persen dengan penelusuran langsung (direct tracing) , jika ada penelusuran alokasi dan penggerak tidak terlalu signifikan menghitung biaya produksi per unit sangat mudah karna seluruh biaya produksi (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead ) berdasarkan penelusuran langsung untuk pembebanan biaya produksi ke produk. 5. KETERBATASAN JIT



Apapun keunggulan suatu metode atau model termasuk JIT, memiliki keterbatasan atau kelemahan antara lain: 1. Para pemasok mungkin merasa tertekan karena kontak jangka panjang, memungkinkan perlunya perjanjian yang baru dalam hal menaikan harga. 2. Bagi pelanggan atau pengecer pada saat tertentu tidak memperoleh produk yang diinginkan karena mode JIT tidak memiliki banyak persediaan. Para pekerja atau karjawan perusahaan yang melakukan model JIT, seringkali merasa tenaganya diperas ketika perusahaan yang bersangkutan beroperasi untuk menghasilkan produk yang banyak atas permintaan pelanggan. Selain hal diatas , mencari pekerja yang memiliki beberapa keahliat ganda sangat sulit dan jika pun adaupah atau gaji mereka sangat tinggi. 6. SOAL KAJI ULANG Menghitung EOQ, biaya persediaan, ROP, dan persediaan pengaman. Sebuah perusahaan manufaktur membutuhkan bahan baku dalam 1 tahun sebanyak 80.000 unit. Penggunaan bahan baku rata – rata 320 unit per hari , sedangkan penggunaan bahan baku maksimal 340 unit per hari. Biaya pemesanaan bahan baku Rp. 1.250.000 setiap kali memesan dan biaya penyimpanan Rp.500 per unit. Waktu tunggu (lead time) adalah 10 hari. Diminta: 1. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ. 2. Hitunglah biaya persediaan untuk 2 kali dan 5 kali memesan. 3. Hitunglah safety stock dan ROP. Jawab : 1. a.







2 ×80.000 ×1.250 .000 500



√ 400.000 .000



=



= 20.000 unit



b biaya persediaan pada EOQ biaya pemesanan



= 4*



biaya penyimpanan =



×



Rp. 1.250.000



20.000 2



×



Rp. 500



biaya persediaan 4 kali memesan



80.000unit 20.000unit



= Rp.



5.000.000



=Rp. =Rp.



5.000.000



10.000.000



= 4 kali memesan dalam 1 tahun



2. a . Biaya persediaan 2 kali memesan biaya pemesanan 2



× Rp. 1.250.000



biaya penyimpanan =



40.000 2



× Rp. 500



biaya penyimpanan 2 kali memesan



Rp.



2.500.000



Rp. 10.000.000 Rp. 12.500.000



*



80.000unit 5



= 40.000 unit



b . Biaya persediaan 5 kali memesan biaya pemesanan biaya penyimpanan



× Rp. 1.250.000 16 2



× Rp. 500



biaya persediaan 5 kali memesan *



80.000unit 5



Rp. 4.000.000 Rp.10.250.000



= 16.000 unit



3. a Safety stock ( persediaan pengaman) kebutuhan maksimal per hari kebutuhan rata – rata per hari selisih (safety stock) = 20 unit b ROP = (10 ×



Rp. 6.250.000



×



10 hari =



320 unit) + 200 unit =



340 unit 320 unit 200 unit 3400 unit



catatan penting: perusahaan yang memproduksi sendiri komponen atau suku cadang atau bahan baku( bukan dibeli dari pihak luar) maka biaya pemesanan tidak ada, maka sebagai gantinya adalah biaya persiapan (set up cost) . biaya persiapan (set up cost) adalah biaya – biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi komponen atau suku cadang atau bahan baku tertentu. 7. SOAL UNTUK LATIHAN 7.1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Soal teori Sebutkan definisi persediaan untuk perusahaan manufaktur Ada dua kelompok biaya persediaan, sebutkan dan jelaskan. Apa yang dimaksud dengan ROP dan EOQ. Pada lingkungan manufaktur tradisional bahwa dibutuhkan persediaan yang cukup tinggi. Apa dampaknya terhadap laba perusahaan. Mengapa persediaan yang tinggi bagi sebuah perusahaan merupakan posisi yang lemah dalam besaingan pada bisnis, jelaskan alasannya. Jelaskan pengertian dari JIT manufaktur dan JIT pembelian. Ada empat karakteristik dasar dari JIT. Sebutkan dan jelaskan. Jelaskan keterbatasan JIT.



7.2 Soal Kasus Menghitung EOQ, biaya persediaan, persediaan pengaman, dan ROP. Sebuah perusahaan membutuhkan bahan baku 80.000 unit setiap tahun. Biaya pemesanan Rp 1.000.000 setiap kali memesan dan biaya penyimpanan Rp.



400 per unit. Bahan baku yang digunakan setiap hari 220 unit, sedangkan bahan baku maksimal yang digunakan 225 unit setiap hari. Waktu tunggu adalah 9 hari. Diminta: A. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ. B. Hitunglah biaya persediaan untuk 1 kali,2 kali, dan 5 kali memesan. C. Hitunglah persediaan pengeman (safety stock dan ROP).



BAB 10 PUSTA PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER 1. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Sisitem akuntansi pertanggungjawaban (responcilibty accounting system) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untung mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban dapat memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk menglola kegiatan mereka yaitu: tersentralisasi dan desentralisasi .pengambilan keputusan tersentralisasi (centerlized decision making) merupakan berbagai keputusan dibuat pada berbagai tingkat manajemen pusat( manajemen puncak) dan manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian keputusan tersebut. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making) adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang paling rendah. Alasan – alasan untuk melakukan sistem desentralisasi secara umum ada empat yaitu: 1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal Manajemen puncak tidak terlalu mengetahui kondisi lokal, akan tetapi manajer tingkat yang lebih rendah lebih menguasai informasi lokal sehingga mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal. 2. Dengan mendesentralisasikan keputusan – keputusan operasional sehari – heri kepada manajer yang lebih rendah, maka manajemen pusat lebih fokus menanganin perencanaan dan pengambilan keputusan strategi. Dengan kata lain, keberlangsungan hidup jangka panjang perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat dari pada operasional sehari – hari.



3. Melatih dan memotifasi para manajer Setiap organisasi selalu membutuhkan generasi penerus manajer yang lebih tinggi, artinya manajer lokal atau manajer yang lebih rendah diberikan peluang membuat keputusan – keputusan penting. Manajer – manajer lokal yang berhasil mengambil keputusan terbaik akan dipromosikan kemanajer yang lebih tinggi. 4. Meningkatkan daya saing. Manajer yang lebih renda dapat mengambil keputusan tentang unit yang dipimpinnya sebagai unit yang mandiri dalam hal menentukan harga dapat bersaing untuk pihak eksternal dan internal. 2. JENIS – JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Pusat pertanggungjawaban (responsibility center ) merupakan segmen atau devinisi bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan – kegiatan tertentu. Ada empat jenis utama pusat pertanggungjawaban yaitu: 1. Pusat biaya Pusat biaya (cost center) dimana manajernya bertenggung jawab hanya terhadap biaya. Contohnya, manajer departemen produksi. 2. Pusat pendapatan Pusat pendapatan (revenue center) dimana manjernya bertanggung jawab hanya terhadap penjual. Contohnya manajer depertemen pemasaran. 3. Pusat laba Pusat laba (profit center ) dimana manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan dan biaya, contohnya, manajer cabang atau devisi. 4. Pusat investasi (investment center ) Dimana manajernya bertanggung jawab terhadap biaya, penjualan dan investasi . contohnya, manajer investasi. 3. PENGUKURAN KINERJA PERTANGGUNGJAWAB Setiap pusat pertanggungjawaban yang telah dijelaskan diatas, harus bertanggungjawab tentang kegiatan apa yang diembannya, yang pada giliranya mengukur kesuksesan para manajer pertanggungjawaban yang bersangkutan. Berikut ini penjelasan pengukuran kinerja masing – masinag pusat pertanggungjawaban, yaitu: 1. Pusat biaya Fokus kepada efisiensi biaya, seperti membandingkan anggaran atau standar biaya aktual untuk mengetahui variansi yang terjadi. Disini , manajer pusat biaya juga harus memahami perhitungan biaya produksi variabel costing dan full costing, atau memahami tentang biaya aktivitas ( activity based costing – ABC). Sebaiknya diulang kembali mengenali variabel dan full costing, biaya standar, dan biaya aktivitas yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 2. Pusat pendapatan Fokus kepada bagaimana meningkatkan penjualan saja, tanpa melihat struktur perubahan biaya. Namun demikian perlu kordinasi kepada pusat biaya dengan kata lain, pusat pendapatan berusaha untuk meningkatkan penjualan dari satu priode kepada periode berikutnya. 3. Pusat laba Laba adalah selisih penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Pada prinsipnya pusat laba berusaha untuk meningkatkan laba segmen atau



devisi yang dipimpinya masing – masing manajer devisi atau cabang. Laba masing – masing devisi atau cabang atau anak perusahaan dapat dilihat dari laporan laba rugi masing – masing unit. Ilustrasi Laporan labarugi segmen atau devisi. Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi radio dan televisi. Informasi berikut ini untuk bulan desember 2011 Keterangan Penjualan Harga pokok penjualamn variabel Overhead tetap langsung devisi



Devisi televisi Rp. 4.000.000.000 2.000.000.000



Devisi radio Rp. 2.900.000.000



300.000.000



1.500.000.000 200.000.000



Tambahan informasi - Komisi penjualan 5% dari penjualan - Beban penjualan dan administrasi langsung devisi. Devisi televisi Rp 100.000.000 dan devisi radio Rp 150.000.000 - Beban penjualan dan administrasi umum seluruh devisi Rp. 200.000.000 dan overhead umumnya semua devisi Rp. 100.000.000 Diminta: Siapkan laporan laba rugi segmen atau divisi (metode variabel costing) Jawab: Laporan laba rugi segmen ( jutaan rupiah). Keterangan



Devisi televisi 4.000



Penjualan Biaya variabel Harga pokok penjualan variabel 2.000 Komisi penjualan 5% dari penjualan 200 Total biaya variabel 2.200 Laba kontribusi segmen 1.800 Biaya tetap langsung Biaya penjualan dan adm 100 Laba bersih segmen 1.700 Beban penjualan dan administrasi umum Beban overhead umum Total beban umum Laba bersih perusahaan



Devisi radio 2.900



Total



1.500 145 1.645 1.255



3.500 345 3.845 3.055



150 1.105



250 2.805 200 100 300 2.505



6.900



Komisi penjualan televisi = 5% x 4.000 = 200 Komisi penjualan radio = 5% x 2.900 = Rp. 145



4. Pusat investasi Pengukuran kinerja pusat investasi dapat mengunakan dari salah satu dari tiga cara dibawah ini yaitu : 1. Berdasarkan pengembalian investasi (return on investemnt – ROI) ROI dinyatakan dalam presentase (relatif) dengan membandingkan laba operasi ( atau laba bersih sebelum bungan dan pajak) dan investasi atau aktiva operasi rata – rata atau dengan rumus sebagai berikut: ROI (%) =



Laba sebelum bunga pajak Aktiva operasi rata−rata



Aktiva operasi rata- rata =



ˣ



100%



Nilai buku aktiva awal+ Nilai buku aktiva akhir 2



2. Berdasarkan laba residu (residul value – RV) yaitu laba bersih sebelum bunga dan pajak dikurangi tingkat pengembalian investasi atau aktiva operasi rata – rata . 3. Berdasarkan nilai tambah ekonomi(economic added value - EVA) yaitu laba bersih (laba bersih setelah pajak ) dikurangi pengembalian yang diharapkan dari investasi atau aktiva operasi rata – rata . jika, EVA positif perusahaan menciptakan kekayaan dan jika negatif perusahaan menyia – nyiakan modal atau investasinya. Ilustrasi Perhitungan ROI, RV, dan EVA. Sebuah proyek investasi memberikan data – data laporan laba – rugi pada tahun 2012 yaitu: Penjualan Rp 2.000.000.000 Harga pokok penjualan 1.500.000.000 Beban penjualan dan administrasi 240.000.000 Beban bunga 10.000.000 Pajak penghasilan 28% dari laba sebelum pajak Aktiva operasi rata – rata Rp. 1.000.000.000 Diminta : a. Siapkan laporan laba rugi (metode full costing) b. Hitunglah ROI, RV, dan EVA. Tingkat pengembalian modal perusahaan 12,5% per tahun. Jawab : a. Laporan laba rugi (metode full costing) Penjualan 2.000.000.000 Harga pokok 1.500.000.000



Rp. penjualan



Laba kotor 500.000.000



Rp. Beban



penjualan



240.000.000 Laba bersih sebelum bunga dan pajak 260.000.000 Beban 10.000.000 laba bersih sebelum pajak 250.000.000 pajak penghasilan 28% 70.000.000 laba bersih (laba bersih sesudah pajak) 180.000.000 b. 1.



dan



administrasi Rp. bunga Rp.



X



Rp



250.000.000 Rp



Menghitung ROI ROI =



260.000 .000 1.000 .000 .000



X



100% = 26%



2



Menghitung RV (residual value) Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp. 260.000.000 Pengambilan modal 12,5% x 1.000.000.000 125.000.000 RV Rp. 135.000.000 3 menghitung EVA Laba bersih sesudah pajak Rp. 180.000.000 Pengambilan modal 12.5% x 1.000.000.000 125.000.000 EVA Rp. 55.000.000 Catatan penting: Disanrankan menggunakan EVA untuk mengukur pusat investasi, artinya lebih jelas diketahui apakah pusat investasi menambah kekayaan perusahaan atau menyia – nyiakan investasinya atau modal yang digunakan. Seperti jawaban soal diatas dengan menggunakan EVA , artinya kekayaan perusahaan bertambah Rp. 55.000.000 pada tahun 2012. Perlu diingat kembali, bahwa tujuan jangka panjang perusahaan adalah memakmurkan pemilik perusahaan dan secara logis akan menambah kesejahteraan para pegawainya( pada khususnya manajer). 4. PENETAPAN HARGA TRANSFER Ketika satu devisi dari satu perusahaan menjual pada devisi lainnya, maka semua devisi – devisi tersebut seta perusahaan secara keseluruhan teerkena pengaruhnya. Artinya, masing – maasing devisi( penjual dan pembeli) berusaha untuktidak dirugikan akibat harga transfer. Untuk itu diperlukan kebijakan (policy) tentang penetapan harga transfer. Dalam penyusun kebijakan penetapan harga transfer bagi penjual maupun bagi pembeli harus mempertimbangkan biaya peluang (opportunity cost). Pertimbangan biaya peluang artinya adanya harga transfer minimum bagi evisi penjual dan harga transfer maksimum bagi



devisi pembeli. Harga transfer minimum (minimum transfer pricing) artinya harga transef devisi penjual tidak lebih buruk dibandingkan jika dijual diluar, kondisi seperti ini sering disebut “ batas bawah (floor)” dari rentang penawaran . harga transfer maksimum (maximum transfer pricing) artinya harga transfer bagi devisi pembeli tidak lebih buruk jika dibeli dari luar. Kondisi seperti ini sering disebut “batas atas(ceiling)” rentang penawaran pada prakteknya, ada tiga kebijakan harga transfer yaitu: 1. Harga transfer berdasarkan harga pasar Jika cara ini yang dilakukan, berarti telah tersedia harga pasar komponen atau suku caadang yang dijual devisi penjual kepada devisi pembeli. Dengan demikian manajemen pusat tidak perlu campur dengan tenang harga transfer, karna harga psar sudah jelas untuk dilakukan. 2. Harga transfer berdasarkan biaya Jika harga pasar produksi ( suku cadang atau komponen) tidak tersedia, maka harga transfer berdasarkan pembuatan ditambah kenaikan harga (mark up). Mark up dinyatakan dalam presentase tertentu dari jumlah biaya pembuatan produk . berbicara tentang biaya perlu diingat kembali penggolongan biaya, misalnya : Biaya penuh (full cost), biaya variabel, dan lain- lain. Ilustrasi Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi A dan B. Devisi A menjual produk yang di hasilkannya ke DEVISI B, biaya produksi per unit DEVISI A adalah sebagai berikut: Bahan baku langsung Rp 15.000 Upah langsung Rp 5.000 Overhead variabel 3.000 Overhead tetap 1.500 Biaya produksi per unit Rp 24.500



Diminta : a. Hitunglah transfer dengan biaya produk DIVISI A ke DIVISI B. Mark up 20% dari biaya produksi penuh (full costing) b. Hitunhlah harga transfer produk DIVISI A ke DIVISI B.mark up 20% dari biaya produksi variabel ( variabel costing) Jawab a. Harga transfer dengan biaya produksi penuh (full costing) Biaya produksi penuh 24.500 Mark up 20% X 4.900



Rp. Rp.



24.500



Harga transfer per unit Rp. 29.400 b. Harga transfer dengan biaya variabel (variabel costing) Biaya produksi variabel Rp. 23.000 Mark up 20% X Rp. 23.000 4.000 Harga transfer per unit Rp. 27.600 3. Harga transfer dinegosiasikan . Jika kondisi pasar tidak sempurna, harga transfer dinegosisasikan oleh divisi penjual dan devisi pembeli dengan mempertimbangkan harga pasar dan kondisi terjual bagi devisi penjual. Ilustrasi Dalam sebuah perusahaan yang memiliki devisi A dan B. Devisi A mengelurkan biaya produksi penuh per unit adalah Rp. 27.500. jika produk devisi A dijual keluar dengan harga Rp. 31.500 per unit dan komisi penjualan Rp. 3.500 per unit. Diminta : Hitunglah harga transfer yang dinegosiasikan dari devisi A apa bila dijual ke devisi B. Jawab : Jika devisi A menjual keluar, maka harga jual bersih per unit adalah Rp. 31.500 – Rp. 3.500 = Rp. 28.000. Maka harga transfer negosiasi yang memungkinkan antara harga Rp. 28.000 sampai dengan Rp. 31.500 per unit. 5



SOAL KAJI ULANG 1. Menyusun laporan laba rugi segmen (metode variabel costing) sebuah perusahaan memiliki 2 devisi yaitu devisi A dan devisi B. Informasih masing – masing devisi pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: Keterangan Penjualan Harga pokok penjualn variabel Overhead tetap langsung devisi Biaya operasi langsung devisi Biaya operasi umum devisi



Devisi A Rp. 5.000.000.000 2.500.000.000 750.000.000



Devisi B Rp. 4.000.000.000 2.000.000.000 500.000.000



200.000.000



150.000.000



125.000.000



100.000.000



Informasih tambahan Devisi A dan B menjual produknya keluar dengan komisi penjualan 30% dari penjualan. Diminta:



Siapkan laporan laba rugi segmen(metode variabel costing) Jawab: Laporan laba rugi segmen( jutaan rupiah). Metode variabel costing. Keterangan Penjualan Biaya variabel : HP penjualan variabel Komisi penjualan 3% dari penjualan Total biaya variabel Laba kontribusi segmen Biaya tetap langsung Biaya operasi Laba bersih segmen Beban operasi umum devisi (Rp.125.000 Laba bersih perusahaan *3% x Rp. 5.000 **3% x Rp. 4.000



Devisi A 5.000



Devisi B 4.000



Total 9.000



2.500 150 2.650 2.350



2.000 120 2.120 1.980



4.500 270 4.770 4.230



125 100 2.225 1.880 + Rp.100.000)



225 4.105 225 3.880



= 150 = 120



2. Menetapkan harga transfer (harga pasar,biaya dan negosiasi) Perusahaan yang memiliki devisi X dan Y dengan ketentuan produk devisi X ditransfer ke devisi Y. Biaya produksi per unit devisi A adalah sebagai berikut: Bahan baku langsung Rp 25.000 Tenaga kerja langsung Rp 15.000 Overhead variabel Rp 5.000 Overhead tetap Rp 1.000 Biaya produksi per unit Rp 46.000 Harga pasar produksi devisi X adalah Rp 60.000 per unit Diminta Hitunglah harga transfer devisi X ke devisi Y, apabila : a. Berdasarkan harga pasar b. Berdasarkan biaya ditambah mark up 20% (metode full costing) c. Berdasarkan negosiasi, jika devisi A menjual keluar memberikan komisi penjualan 4% dari harga pasar Jawab a. Harga transfer berdasarkan harga pasar yaitu b. Harga transferberdasarkan biaya plus mark up. Biaya produksi penuh 46.000 Mark up 20% x 9.200



Rp. 60.000 Rp. Rp



46.000



Harga transfer 55.200 c. Harga jual bersih jika di jual keluar Rp 60.000 – ( 4% x 60.000) = Rp 58.600 Harga transfer negosiasi antara Rp 58.600 sampai Rp 60.000.



Rp.



6 SOAL UNTUK LATIHAN 6.1 SOAL TEORI 1. Sebutkan definidi sistem akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi pertanggungjawaban. 2. Jelaskan pengertian keputusan tersentralisasi dan keputusan tersentralisasi 3. Sebutkan dan jalaskan alasan – alasan diperlukannya sistem tersentralisasi 4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis pusat pertanggungjawaban 5. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis kinerja pusat biaya 6. Jelaskan pengeluaran kinerja pusat pendapatan( atau penjualan) 7. Jelaskan pengukuran kinerja pusat biaya dan pendapatan 8. Jelaskan pengukuran kinerja pusat investasi 9. Jelaskan apa yang dimaksud harga transfer minimum dan harga transfer maksimum 10.Ada tiga kerugian harga transfer. Sebutkan dan jelaskan 6.2 Soal Kasus Perusahaan yang memiliki divisi X ke divisi Y telah disepakati bahwa produk yang dihasilkan divis X ditransfer ke divisi. Biaya produksi per unit divisi X yaitu: Bahan baku langsung Rp. 50.000 Tenaga kerja langsung Rp 2.000 Overhead pabrik variabel Rp. 10.000 Overhead pabrik tetap Rp. 5.000 Biaya produksi penuh per unit Rp. 91.000 Diminta: Hitunglah harga transfer dari divisi X ke divisi Y, berdasarkan biaya plus mark up 25% apabila 1. Berdasarkan biaya produksi penuh (full costing) 2. Berdasarkan biaya produksi variabel (variabel costing )



BAB 11 BALANCED SCORE CARD, BIAYA TARGET DAN BISNIS INTERNASIONAL 1. BALANCED SCORE CARD (BSC)



Balanced score card adalah sistem manajemen strategis yang mengdefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategis. Dengan kata lain balance score card menerjemahkan misi dan strategi organiusasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat tahun perspektif yaitu Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, Perspektif proses bisnis internal dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sebelum membahas masing – masing perspektif lbih dahulu didefinisikan tentang strategi dan penerjemah strategi. Strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan manajemen diantara 4 perspektif yang dijelaskan diatas. Penerjemahan strategi dalam kerangkan balanced score card adalah “ pemilihan segmen pasar dan pelanggan yang unit bisnis layani, pengidentifikasian proses internal, serta memiliki kemampuan individual dan organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan”. Penjelasan ringkasan tentang 4 perspektif balanced score card adalah: 1. Perspektif keuangan Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangkan panjang. Perspektif keuangan memiliki 3 tema strategi yaitu: pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya dan penempatan aset (aktiva). - Pertum buhan pendapatan, mengacu pada peningkatan pendapatan, seperti: menciptakan produk baru, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru dan -



lain – lain yang pada prinsipnya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Penurunan biaya , mengacu pada berkurangnya biaya- biaya yang terjadi pada periode sebelumnya melalui pembebanan yang tepat, nemar , dan adil kepada



-



objek biaya misalnya, sistem biaya aktivitas sangat cocok untuk penurunan biaya. Penggunaan aset, mengacu pada pemanfaatan aset perusahaan secara efektif,



efesien, dan produktif. 2. Perspektif pelanggan Perspektif pelanggan merupakan umber komponen pendapatan dari tujuan perspekti keuangan. Pada prinsipnya perspengtif pelanggan mengacu pada nilai pelanggan. Nilai pelanggan (cusromer value)perbedaan antara realisasi dan pengorbana, dimana realisasi merupakan apa yang pelanggan terima sedangkan pengorbanan adalah apa yang diserahkan pelanggan dengan tegasnya, pelanggan harus puas dengan produk atau jasa yang mereka beli. Puas adalah memenuhi harapan bahkan bila perlu melebihi harapan. 3. Perspektif proses bisnis internal Proses adalah sarana menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham perusahaan (atau pemilik perusahaan) untuk mencapai tujuan perspektif proses bisnis internal diperlukan rantai nilai proses. Rantai nilai proses terdiri dari 3 proses inovasi, proses operasional dan proses pasca penjualan. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki 3 tujuan utama: peningkatan kemampuan pegawai, peningkatan motivasi dan pemberdayaan dan pelibatan pegawai, serta peningkatan sistem informasi.



2. BIAYA TARGET Manajemen siklus hidup menekankan penurunan biaya, bukan pengendalian biaya. Manajemen siklus hidup (life cycle cost manajemen ) berfokus pada pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing. Untuk mencapai tujuan ini, para manajer harus menyeibangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman , kinerja dan atribut produk, keistimewaan, ketahanannya, keindahannya, dan kualitas yang dimilikinya. Bagi keseluruhan hidup produk (whole life cycle of product) adalah biaya siklus hidup suatu produk plus biaya paksa pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan, dan pembuangan. Arus nilai terdiri dari semua aktivitas yang bernilai tambah dan yang tidak bernilai tambah yang dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya ( seperti pesanan pelanggan atas produk baru) ketahap produk jadi ketangan pelanggan. Buangan adalah segala sesuatu yang tidak menambah nilai pelanggan. Contohnya, produk cacat, waktu tunggu yang lama, transportasi barang yang tidak perlu dan lain- lain. Biaya target (cost target) adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan (desired profit). Jika biaya target kurang dari apa yang saat ini dicapai maka manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakkan biaya aktual ke biaya target. Menemukan penurunan biaya merupakan tantangan utama dari perhitungan biaya target. Secara umum ada tiga metode penuruna biaya yaitu: 1) Rekayasa berlawanan Metode ini membedakan produk pesaing untuk mencari lebih banyak keisitmewaan rencangan yang membuat oenurunan biaya 2) Arus nilai Arus nilai berfokus pada menaksir nilai yang ditetapkan pada berbagai fungsi produk pada pelanggan. Arus nilai (value chain) arus yang membentuk semua aktivitas baik yang menambah nilai maupun yang tidak menambah nilai untuk membawa sekelompok barang atau jasa dari awal sampai produk jadi ditangan pelanggan. 3) Perbaikan proses Perbaikan proses mengacu pada efisiensi biaya dimulai dari perancangan, desain produk sampai dengan produk jadi ditangan konsumen atau pelanggan. 3. PERHITUNGAN BIAYA TARGET Perhitungan biaya target sangat mudah sekali, yang sulit adalah bagaimana mendefinisikan biaya, pembebanan biaya kepada objek biaya secara tepat, benar dan adil. Dan yang lebih sulit lagi ketika di perlukan penurunan biaya dari masing – masing objek biaya. Ilutrasi Menetapkan biaya target dan penurunan biaya Perusahaan manufaktur telah mengeluarkan biaya per unit produk sebesar Rp 225.000. laba yang diharapkan per unit Rp 50.000. sementara waktu harga pesaing di pasar adalah Rp.250.000 per unit. Diminta: 1. Hitunglah biaya target



2. Berapakah jumlah penurunan biaya 3. Apakah tantangan bagi manajemen dalam persoalan pertanyaan no 1 dan 2 Jawab: 1. Biaya target Biaya target = Rp 250.000 – Rp 50.000 = Rp 200.000 2. Penurunan biaya Penurunan biaya = Rp 225.000 - Rp 200.000 = Rp 25.000 3. Tantangan bagi manajemen Tantangan yang paling utama bagi manajemen adalah dari objek biaya yang manakah penurunan biaya itu dicapai, serta bagaimana caranya menurunkan biaya dari objek biaya tersebut. 4. BISNIS INTERNASIONAL Pembahasan tentang bisnis internasional dibagi menjadi empat sub topik yaitu: 1. Tingkat keterlibatan dalam perdagangan internasional Perusahaan multinasional (multinational corporation – MNC) adalah perusahaan yang menjalankan bisnis dilebih dari satu negara dalam suatu volume dimana kesehatan dan pertumbuhan perusahaan bergantung lebih dari satu negara. Contohnya, makanan siap saji KFC yang perusahaan induknya di Amerika memiliki cabang KFC di Indonesia dan banyak negara lainnya harus mempertimbangkan sistem hukum yang berlaku dinegara yang diinginkan menjadi fatner bisnissebagai dasar untuk menentukan struktur perusahaan yang akan dilakukan. Pada umumnya ada tiga pilihan yaitu : joint venture, anak perusahaan milik sendiri dan ekspor – impor. Joint venture (perusahaan patungan ) adalah sebuah kemitraan diman para investor menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Contohnya, Toshiba, siemens dan IBM membuat chip memori. Anak perusahaan yang dimiliki sendiri adalah suatu perusahaan disuatu negara membeli perusahaan yang sudah berdiri dinegara lain. Jadi perusahaan yang dibeli menjadi anak perusahaan sedangkan perusahaan yang membeli menjadi perusahaan induk. Ekspor impor adalah perusahaan yang melakukan penjualan produk ke luar negri ( atau ekspor) dan atau perusahaan yang membeli produk dari luar negar (impor). 2. Nilai tukar mata uang asing Apapun struktur perusahaan yang dijelaskan diatas (joint venture, anak perusahaan yang dimiliki sendiri dari ekspor impor) memiliki persoalan yang utama mengenai nilai tukar mata uang asing. Apabila nilai tukar tetap maka tidak akan ada masalah. Namaun nilai tukar sering berubah bahkan mengalami perubahan harian. Misalnya 1 dollar yang ditukar dengan 150 yen pada hari tertentu dapat berubah menjadi senilai 125 yen pada hari yang lain . Fluktuasi nilai tukar mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam area internasional. Salah satu peran penting dari akuntan manajemen adalah mengelola risiko mata uang. Manajemen risiko mata uang ( currency risk management) mengacu pada pengelolaan perusahaan terhadap risiko transaksi, ekonomi dan transaksi ( penerjemahan) karena fluktuasi nilai tukar. Risiko transaksi mengacu pada kemungkinan transaksi tunai dimasa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tular. Risiko ekonomi



mengacu pada kemungkinan bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan dimasa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nlai tukar. Risiko transaksi atau risiko akuntansi adalah tingkat dimana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh nilai tukar. 3. Menentukan nilai tukar dan jenis mata uang suatu negara Menentukan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain dapat menggunakan cara langsung dan tidak langsung misalnya 1 dollar Amerika = Rp 10.000(langsung) atau Rp 1 = 0,0001 dollar ( cara tidak langsung) . Jenis dan singkatan mata uang beberapa negara antara lain: Nama Mata uang Singkatan dan kepanjangan Indonesia Rupiah (Rp) IDR= indonesia rupiah Amerika Dollar ($) USD= United States Dollar Australia Dollar ($) AUD= Australia Dollar Jepang Yen (Y) JPY = Japanes Yen Hongkong Dollar ($) HKD= Hongkong Dollar Malaysia Ringgit MYR = Malaysia Ringgit Singapura Dollar ($) SGD = singpura Dollar Inggris Pound GBP = Great Britain Pound Arab Real SAR = Saudi Arabia Real India Ruppe INR = Indian Ruppe Catatan: mata uang Euro adalah mata uang untuk beberapa negara seperti : Italia , Jerman , Francis , Austria, Portugal, Belanda, Islandia, Portugal, Belgia, Finlandia, Yunani, Monako, Kosovo, Spanyol, Vatikan, Montenegro, San Mario dan Andorra. 4. Keuntungan dan Kerugian nilai tukar Jika terjadi transaksi bisnis ekspor dan impor memungkinkan timbulnya keuntungan ataupun kerugian nilai tukar kurs akibat transaksi nilai tukar atau dengan kata lain nilai mata uang satu negara menguat ataupun melemah dibandingkan dengan mata uang negara lainnya. Istilah menguat (apresiasi) artinya satu unit mata uang suatu negara mampu membeli lebih banyak mata uang negara kedua, sebaliknya melemah (depresiasi) berarti mata uang suatu negara membeli unit negara lain lebih sedikit. Apabila terjadi transaksi bisnis antara satu negara dengan negara lainnya ada dua jenis nilai tukar (Kurs) yaitu Kurs spot dan kurs forward. Kurs spot adalah nilai tukar dari sutu jenis mata uang terhadap mata uang lain untuk transaksi langung (hari ini). Kurs forward (kurs diwaktu yang akan datang atau masa yang akan datang) adalah nilai tukar dari satu jenis mata uang dengan mata uang yang lain dimasa depan tertentu. Kurs forward digunakan untuk lindung nilai (hedging). Lindung nilai (hedging) adalah suatu cara untuk mengatasi risiko perubahan nilai tukar berdasarkan kontrak dimasa depan. Kontak dimasa depan (forward contract) mensyaratkan pembeli atau penjual menukar sejumlah mata uang tertentu ( nilai tukar krus forward) pada tanggal yang sudah di tentukan dimasa depan. Selisih antara kurs spot dan kurs forward merupakan beban premi ( dianggap sebagai premi asuransi). Ilustrasi 1



Laba rugi nilai tukar bagi eksportir dan lindung nilai (hedging) supertubs, Inc , yang berbasis di Oklahoma yang menjual bak mandi cantik didalm negri dan kepada distributor prancis sebnayak 100 unit bak mandi seharga $1.000 per unit dan pembayarannya tanggal 15 maret dengan menggunakan Euro. Nilai tukar pada tanggal 15 januari 0,82 Euro per Dollar ($), berarti piutang supertubs Inc adalah 82.000 Euro ( 0,82 × 100 × $1.000) Ditanya: a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal 15 maret, apabila nilai tukar Euro per dollar tidak berubah yaitu 0,82 Euro per dollar. b. Berapa dollarkah yang diterima penjual bak mandi ( Super Tubs Inc) apabila nila tukar 0,84 Euro per dollar, dan beberapa dollar kerugian Super tubs inc akibat penurunan nilai tukar bagi Super Tubs Inc. c. Asumsikan pula pada tanggal 15 Maret, 0.8 Euro per dollar, berapa dollarkah keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc. d. Aumsikan juga pada tanggal 15 maret Super Tubs Inc membuat kontrak di depan dengan kurs forward untuk pembayaran tanggal 15 maret, 0,825 Euro per dollar ( melakukan Hedging) dimana Super Tubs Inc. Jawab: a. Dollar yang diterima Super Tubs Inc Karena Euro tidak berubah nilai tukarnya dari tanggal 15 Januari ke tanggal 15 Maret, tidak ada laba rugi nilai tukar, jumlah yang diterima PT. Tubs adalah 100 unit x $1.000= $100.000 b. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi Nilai tukar Piutang dollar yang di terima 15 Januari $ 100.000 Penerimaan piutang dalam dollar tanggal 15 Maret 97.619* Kerugian nilai tukar $ 2.381



¿



82.000 euro =$ 99.619 (pembulatan) 0,84 euro



c. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi nilai tukar Piutang dollar yang diterima tanggal 15 Januari Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret Keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc d. Menghitung beban premi nilai tukar (Hedging) Piutang dollar yang di terima tanggal 15 Januari Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret



$ 100.000



82.000 euro 0,80 euro



$ 102.000 $



$ 100.000



82.000 euro 0,80 euro



Beban premi nilai tukar (untuk pihak bank & Money changer)



2.500



$



$ 99.394 606



Catatan : Seandainya Super Tubs Inc, tidak melakukan hedging dengan asuransi 0,84 Euro per dollar makan yang di terima Super Tubs Inc $ 97.619 (jawab b). Akibat melakukan hedging yang diterima $ 99.394, jadi ada penghematan kerugian sebesar $ 2.381 (jawab a) -$ 606 = $ 1.775 Ilustrasi 2 Laba rugi nilai tukar bagi Importir dan hedging Pada tanggal 20 Februari, perusahaan America Inc, di negara bagian Montana membeli komputer perusahaan Jepang, seharga $ 50.000. pembayaran utang di lakukan pada tanggal 20 Mei dengan menggunakan yen. Nilai tukar pada tanggal 20 Februari (kurs spot) adalah 130 yen per dollar (atau $ 50.000 x 130 yen = 6.500.000 yen)



Diminta: a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal 20 Mei, apabila kurs pada tanggal 20 Mei tetap atau 130 yen per dollar. b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20 Mei adalah 135 yen per dollar. c. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20 Mei adalah 129 yen per dollar. d. Asumsikan perusahaan America Inc, melakukan hedging, dengan menggunakan kurs forward, pada tanggal 20 Mei adalah 128,7 yen per dollar. Hitunglah bebas premi nilai tukar untuk perusahaan America Inc.



Jawab: a. Jumlah yang dibayar perusahaan America Inc, Kewajiban yang dibayar America Inc, tetap $ 50.000 atau 6.500.000 yen, karena nilai tukar yen tidak berubah dengan kurs spot 130 yen per dollar. b. Laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, Kewajiban dalam dollar pada tanggal 20 Februari $ 50.000 Kewajiban yang dibayar dills tanggal tapsal 20 Mei Keuntungan nilai tukar c. Laba-rugi nilai tukar bagi America Inc, Kewajiban dalam dollar pada tanggal 20 Februari Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret Keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc d. Beban premi nilai tukar (Hedging)



6.500 .000 135



$ 48.148* $



6.500 .000 129



1.852 $ 50.000 $ 50.388 $



388



Kewajiban yang dibayar pada tanggal 20 Februari Kewajiban yang dibayar dalam dollar tanggal 20 Mei



6.500 .000 128,7



Beban premi nilai tukar untuk perusahaan America, Inc



$ 50.000 $ 50.505 $



505



Catatan : Beban premi $ 505 diberikan kepada pihak bank sebagai asuransi (jaminan) 5. SOAL KAJI ULANG 1. Menetapkan biaya target dan penurunan biaya. Perusahaan manufaktur jaya memproduksi satu jenis barang dengan biaya produk per unit Rp. 300.000. laba yang diinginkan perusahaan itu adalah 30% dari biaya produksi per unit. Harga jual barang tersebut dipasar adalan Rp. 200.000. Diminta : a. Hitunglah biaya target b. Hitunglah biaya per unit yang di turunkan agar perusahaan mampu bersaing sesuai harga jual pasar Jawab a. Biaya target Biaya target = Rp. 300.000 – (30% x Rp. 300.000) = Rp. 210.000 b. Penurunan Biaya Penurunan Biaya = Rp. 210.000- Rp. 200.000 = Rp. 10.000 2. Laba-rugi nilai tukar, hedging bagi eksportir (Penjual) Produk X milik PT Angkasa dijual kepada perusahaan Jansen di Amerika pada tanggl 10 Januari 2011. Kurs spot pada tanggal 10 Januari 2011 untuk 1 dollar Amerika adalah Rp. 10.000. Harga jual produk tersebut Rp. 1.000.000.000 atau 100.000 dollar US. Pembayaran dilakukan tanggal 10 Maret 2011 dengan menggunakan dollar US (USD). Diminta : a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar adalah Rp. 11.000 pada tanggal 10 Maret 2011. b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar adalah Rp. 9.000 pada tanggal 10 Maret 2011. c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward yang ditentukan pada tanggal 10 Januari 2011 untuk 1 dollar US adalah Rp 9.500. hitunglah beban premi yang dibayar PT Angkasa kepada lembaga bank sebagai fasilita hedging. Jawab a. Menghitung laba-rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah. Piutang yang diakui pada tanggal 10 Januari 2011



Rp. 1.000.000.000



Piutang yang diakui pada tanggal 10 Maret 2011, Rp 11.000 x $ 100.000 Keuntungan nilai tukar untuk PT Angkasa



1.100.000.000 Rp. 100.000



Catatan : Keuntungan nilai tukar yang diperoleh PT Angkasa karena dollar US menguat terhadap rupiah, dimana pembayaran dilakukan dalam dollar US. Dengan kata lain dollar menguat (apresiasi) dalam rupiah melemah (depresiasi). b. Menghitung laba-rugi nilai tukar untuk PT. Angkasa dalam rupiah Piutang yang diakui pada tanggal 10 Februari 2011 Rp. 1.000.000.000 Piutang yang diterima tanggal 10 Maret 2011, Rp. 9.000 x $ 100.000 900.000.000 Kerugian nilai tukar untuk PT. Angkasa Rp. 100.000.000 Catatan Kerugian nilai tukar, karena dollar US melemah (depresiasi) terhadap dollar (apresiasi) dimana pelunasan piutang dalam dollar US. c. Menghitung beban premi bagi PT. Angkasa karena hedging Piutang yang diakui pada tanggal 15 Januari 2011 Piutang yang diterima tanggal 10 Maret 2011, Rp. 9.500 x $ 100.000 Beban premi yang diterima untuk bank dari PT. Angkasa



Rp. 1.000.000.000 950.000.000 Rp. 50.000.000



3. Laba rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembeli) PT Angkasa perusahaan indonesia mengimpor sejenis produk dari perusahaan Amerika pada tanggal 15 Januari 2011 seharga $ 100.000. Kurs spot pada tanggal 15 Januari 2011 adalah 1 dollar US sama dengan Rp. 10.000. Pembayaran dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011 dengan menggunakan dollar US (USD) Diminta : a. Hitunglah laba rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah, apabila kurs pada tanggal 15 Maret untuk 1 dollar US adalah Rp. 11.000 b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah, apabila kurs pada tanggal 15 Maret 2012 adalah Rp. 9.000 per satu dollar US c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward pada salah satu bank dengan kurs forward pada tanggal 15 Maret 2011 adalah Rp. 9.500 per satu dollar US. Hitunglah beban premi basi pada PT Angkasa kepada bank.



Jawab a. Menghitung laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah



Kewajiban yang diakui tanggal 15 Januari 2011, Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000 Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011, Rp. 11.000 x $ 100.000 1.100.000.000 Kerugian nilai tukar untuk PT Angkasa Rp. 100.000.000 Catatan : Kerugian nilai tukar untuk PT. Angkasa karena pembayaran dalam dollar US, dimana dollar menguat (apresiasi) terhadap rupiah yang melemah (depresiasi) b. Menghitung laba-rugi nilai tukar PT Angkasa dalam rupiah Kewajiban yang diakui tugas tanggal 15 Januari 2011, Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000 Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011, Rp. 9.000 x $ 100.000 900.000.000 Keuntungan nilai tukar basi PT Angkasa Rp. 100.000.000 Catatan : Keuntungan nilai tukar untuk PT Angkasa karena pembayaran dalam dollar US, dimana dollar US melemah (depresiasi) terhadap rupiah yang menguat (apresiasi) c. Menghitung beban premi bagi PT Angkasa Kewajiban yang diakui pada tanggal 15 Januari 2011, Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000 Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011, Rp. 9.500 x $ 100.000 950.000.000 Beban premi bagi PT Angkasa untuk bank Rp. 50.000.000 6. SOAL UNTUK LATIHAN 6.1



Soal Teori 1. Jelaskan pengertian Balanced Score Card ? 2. Balanced Score Card dalam menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja memiliki empat perspektif. Sebutkan dan jelaskan 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



perspektif-perspektif terebut? Apa yang dimaksud dengan penerjemahan strategi dalam Balanced Score Card ? Apa yang dimaksud dengan manajemen siklus hidup, biaya keseluruhan hidup produk? Jelaskan pengertian arus nilai dan buangan Jelaskan pengertian biaya target (target cost) ? Ada tiga cara penurunan biaya dalam penetapan biaya target. Sebutkan dan jelaskan? Jelaskan pengertian perusahaan multi nasional (MNC) ? Pada umumnya ada tiga pilihan struktur perusahaan internasional. Sebutkan dan



jelaskan? 10.Jelaskan pengertian dari risiko transaksi, risiko ekonomi, dan risiko translasi dalam bisnis internasional. Dan apa yang dimaksud dengan depresiasi dan apresiasi suatu mata uang? 6.2



Soal Kasus



1. Biaya target dan penurunan biaya target.



PT. Matahari memproduksi satu jenis produk, dengan biaya produksi per unit Rp. 500.000. Harga jual produk tersebut dipasar adalah Rp. 900.000 per unit, laba yang diinginkan PT. Matahari adalah Rp. 400.000 per unit. Diminta : a. Hitunglah biaya target untuk PT. Matahari b. Berapakah penurunan biaya yang harus dilakukan PT. Matahari agar bisa bersaing dengan harga jual pesaing dipasar. 2. Menghitung laba-rugi nilai tukar dan hedging bagi eksportir (penjual) PT. Kencana mengekspor produknya ke Jepang pada tanggal 20 Maret 2011, seharga 10.000.000 yen. Kurs spot pada tanggal 20 Maret adalah Rp. 120 setiap yen, dan pembayaran dilakukan dengan yen pada tanggal 20 Mei 2011. Diminta : a. Apabila nilai tukar (kurs) yen terhadap rupiah adalah Rp. 125. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT. Kencana dalam rupiah pada tanggal 20 Mei 2011. b. Apabila nilai tukar yen pada tanggal 20 Mei 2011 adalah Rp. 115 per yen. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT. Kencana. c. PT. Kencana melakukan hedging dengan menggunakan kurs forward yang ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2011 adalah Rp. 116 per yen. Hitunglah beban premi yang ditanggung beban PT. Kencana. 3. Menghitung laba-rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembelian) PT. Indoraya adalah perusahaan Indonesia mengimpor suku cadang tertentu dari Amerika dari seharga 500.000 dollar US pada tanggal 5 Juli 2011 kurs spot pada tanggal 5 Mei 2011 adalah Rp. 10.000 per 1 dollar US. Pembayaran dalam kurs US. Diminta : a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011 dalam rupiah. Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September 2011 adalah Rp. 10.500 per 1 dollar US. b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011. Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September adalah Rp. 9.500 per 1 dollar US. (Labarugi) PT. Indo Raya dinyatakan dalam rupiah). c. PT. Indo Raya melakukan hedging dengan kurs forward yang ditetapkan pada tanggal 5 September adalah Rp. 9.850 per 1 dollar US. Hitunglah beban premi yang ditanggung PT. Indo Raya.