Akutansi Sektor Publik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Akuntasi sektor publik adalah suatu proes pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas publik seperti pemerintah, LSM dan lain-lain yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan. Organisasi sector public yang paling mudah dikenal adalah organisasi pemerintah. Organisasi pemerintah sebagaimana organisasi public umumnya akan beraktivitas berdasarkan anggaran. Tinjauan akuntansi sector public berdasar pada SAK No 45 berisi tentang ; 1. 2. 3. 4. 5.



Laporan Posisi Keuangan Laporan Aktivitas Laporan Perubahan dalam Aset Neto/ Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan Hal tersebut berdasarkan pada PP no 05 tahun 2009 (tentang Parpol) yg diaudit oleh BPK, Peraturan KPU No 01 tahun 2009 tentang kampanye pemilihan DPR, DPRD (Propinsi maupun Kabupaten/ Kota).



AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Sektor public bergerak dalam bidang: 1. Faktor ekonomi yaitu yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan perkapita (GNP/ GDP), struktur produksi, tenaga kerja, arus modal dalam negeri, cadangan devisa, nilai tukar mata uang , utang dan bantuan luar negeri, infrastruktur, teknologi, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, dan sektor informal. 2. Factor politik yaitu yang mempengaruhi sector public antara lain: hubungan Negara dan masyarakat, legitimasi pemerintah, tipe rezim yang berkuasa, ideology Negara, elit politik dan masa, jaringan internasional dan kelembagaan. 3. Factor cultural yang mempengaru sector public antara lain: keragaman suku, ras, agama, bahasa, budaya, sistem nilai masyarakat, historis, sosiologi masyarakat, karakteristik masyarakat, dan tingkat pendidikan. 4. Factor demografi, yang mempengaruhi sector public antara lain: pertumbuhan penduduk, struktur usia penduduk, migrasi, dan tingkat pendidikan.



PERSAMAAN SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA Meskipun sector public memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sector swasta akan tetapi dalam beberapa hal memeliki persamaan, yaitu : 1. Kedua sector, baik public maupun swasta merupakan bagian integral dari system ekonomi disuatu Negara dan keduanya merupakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya (scrarcity of resources), sehingga baik sector public maupun swasta dituntut untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien. 3. Proses pengendalian managemen, termasuk managemen keuangan pada dasarnya sama. Kedua sector sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi managemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. 4. Pada beberapa hal kedua sector menghasilkan produk yang sama misalnya, transportasi masa, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dll. 5. Kedua sector terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang disyaratkan.



PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DAN TANGGUNG JAWAB SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA Perbedaan Tujuan Organisasi Sumber Pendanaan



Pertanggungjawaban Struktur Organisasi



Sektor Publik Nonprofit Motive Pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba BUMN/ BUMD, penjual an asset Negara, dsb



Sektor Swasta Profit Motive Pembiayaan internal, mo dal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva. Pembi yaan ekternal; penerbitan saham. Kepada masyarakat Kepada pemegang (publik) dan parleman saham dan kreditor (DPR/ DPRD) Birokrasi, kaku, dan Fleksibel; datar, pyramid, hirarkis lintas fungsional



Karakteristik anggaran Sistem akuntansi



Terbuka untuk publik Cash accounting



Tertutup untuk public Accrual accounting



PERBEDAAN STAKEHOLDER SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA Stakeholder Sektor Publik Stakeholder Sektor Swasta Stakeholder Ekternal Stakeholder Eksternal 1. Masyarakat pengguna jasa 1. Bank sebagai kreditor 2. Masyarakat membayar pajak 2. Serikat buruh 3. Perusahaan dan organisasi social 3. Pemerintah ekonomi yang menggunakan pe4. Pemasok layanan public sebagai input atas 5. Distributor aktivitas organisasi 6. Pelanggan 4. Bank sebagai kreditor pemerin7. Masyarakat tah 8. Serikat dagang (trade union) 5. Badan-badan internasional, 9. Pasar Modal seperti bank dunia, IMF, ADB, PBB, dsb. 6. Investasi asing dan country analisys. 7. Generasi yang akan datang Stakeholder Internal Stakeholder Internal 1. Lembaga Negara (Kabinet, MPR 1. Managemen DPR/ DPRD, dsb). 2. Karyawan 2. Kelompok politik (Partai politik), 3. Pemegang saham 3. Manajer Publik (Gubenur, Bupati Direktur BUMN/ BUMD). 4. Pegawai Pemerintah.



UU No. 5/ 1974



UU No. 22/1999 UU No. 25/1999



UU No. 17/2003 UU No. 1/2004



1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)



UU No. 32/2004



UU No. 33/2004



UU No. 17/2003 UU No. 1/2004



PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan PP Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan PP Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah PP Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.



Organisasi Pemerintah Dan Akuntansi Dana Diorganipsasikan ke dalam lima bagian, yaitu: Organisasi Pemerintah sebagai organisasi nirlaba, karakteristik organisasi pemerintah, lingkungan organisasi pemerintah, pelaporan keuangan organisasi pemerintah dan karakteristik akuntansi pemerintahan. ORGANISASI PEMERINTAH SEBAGAI ORGANISASI NIRLABA Organisasi nirlaba (nonprofit organization) adalah organisasi yang orientasi utamanya bukan untuk mencari laba. Organisasi pemerintah (government organization), yang orientasi utamanya bukan untuk mencari laba, merupakan salah satu jenis organisasi nirlaba. Jenis organisasi nirlaba meliputi: Pemerintah, pendidikan, kesehatan, keagamaan.



KAREKTERISTIK ORGANISASI PEMERINTAH Organisasi pemerintah memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan organisasi lain karena organisasi pemerintah:



1. Tidak menentukan laba sebagai orientasi utama, 2. dimiliki secara kolektif oleh masyarakat dan bukti kepemilikan tidak dalam bentuk saham yang dapat dijual belikan, 3. Tidak secara langsung memberikan jasa kepada warga Negara sesuai dengan sumber keuangan yang diberikan oleh warga Negara tersebut kepada pemerintah.



LINGKUNGAN ORGANISASI PEMERINTAH Lingkungan beroperasi organisasi pemerintah secara umum berbeda dengan lingkungan beroperasi organisasi komersial. Organisasi pemerintah yang melaksanakan aktivitas layanan umum terfokus pada bidang yang dikelola, tujuan organisasi, sumber, pengaturan dan pengendalian, evaluasi prestasi.



PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI PEMERINTAH Laporan keuangan yang dihasilkan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebagai media penyampaian informasi keuangan kepada pemakai laporan. Informasi yang bermanfaat harus dibuat sesuai dengan undang-undang, peraturan, anggaran dan prinsip akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan organisasi komersial adalah untuk menunjukkan kondisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan kondisi keuangan organisasi tersebut. Siklus akuntansi komersial meliputi identifikasi transaksi, pencatatan transaksi membuat jurnal penutup, dan menyiapkan laporan keuangan yang disusun meliputi laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Di sisi lain, siklus akuntansi pemerintahan meliputi: 1. Mencatat anggaran dalam catatan akuntansi, 2. Mencatat transaksi yang terjadi selama periode tertentu, 3. membuat jurnal penutup, 4. Menyiapkan laporan keuangan meliputi laporan pendapatan belanja dan perubahan saldo dana, neraca, laporan arus kas, laporan perbandingan antara anggaran dengan realisasi.



KARAKTERISTIK AKUNTANSI PEMERINTAHAN Umumnya organisasi pemerintah mengambil keputusan tentang sumber keuangan dan penggunaannya dikaitkan dengan tujuan politik dan sosial. Undang-undang dan peraturan lainnya memberikan batasan hukum aktivitas



pemerintah. Ada dua jenis batasan hukum dalam akuntansi dan pelaporan keuangan meliputi penggunaan dana dan peranan anggaran.



KEDUDUKAN AKUNTANSI Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan biasanya dikenal dengan akuntansi sector privat, dan yang berkaitan dengan organisaisi pemerintah atau lembaga non profit dikenal dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sector public. Reformasi keuangan daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Anggaran dalam pemerintahan atau organisasi sector public. Anggaran menjadi rencana menejerial untuk menerapkan strategi organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sector public. DANA UMUM DAN DANA PENDAPATAN KHUSUS 1. Deskripsi dana, dana umum (general fund) adalah dana yang dibentuk oleh suatu unit pemerintah Negara Bagian atau Pemerintah Lokal untuk mempertanggungjawabkan semua aktivitas “Pemerintah Umum” (general government) yang tidak dipertanggungjawabkan dalam dana lain. 2. Sumber keuangan, adalah semua jenis sumber keuangan pemerintah umum merupakan sumber keuangan dana umum yaitu berasal dari pajak property, pajak penjualan, pajak penghasilan, perijinan, dan beban jasa, maupun bantuan (grant) seperti federal dan donasi. Sumber dana umum sama dengan sumber dana khusus. 3. Proses akuntansi sangat dipengaruhi oleh sifat dana, focus pengukuran, dan basis pencatatannya. Dana umum dan khusus termasuk kelompok dana pemerintahan yang bersifat belanja. 4. Akuntansi anggaran yaitu memiliki posisi formal dalam akuntansi dana. Ada tiga komponen pokok anggaran unit pemerintah; a. Taksiran pendapatan adalah sumber keuangan yang diharapkan akan tersedia bagi suatu unit pemerintah dalam suatu tahun anggaran berupa pendapatan pajak, perijinan, bunga, parkir, pendapatan investasi, dan pendapatan intern pemerintah, beban jasa (charge for service), serta denda dan penyitaan (fine and forfeiture).



b. Appropreasi merupakan alokasi sumber keuangan yang digunakan untuk membelanjai aktivitas dalam suatu tahun anggaran. Appropriasi dapat juga disebut sebagai usulan pengeluaran. c. Sumber (penggunaan) keuangan lain adalah penerimaan yang tidak dapat dikatagorikan sebagai pendapatan bagi dana yang menerimanya antara lain penjualan obligasi dan transfer yang diterima.



Sebagai ilustrasi badan legislative (citty countil) Kota Sidoarjo menyetujui anggaran untuk tahun anggaran 2004.



KOTA SIDOARJO DANA UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2004 Keterangan



Anggaran Rp



Realisasi Rp



Taksiran Pendapatan Pajak Perijinan Perparkiran



22.000.000,00 13.000.000,00 13.000.000,00



26.000.000,00 21.000.000,00 12.000.000,00



Beban Jasa Denda dan Penyitaan



12.000.000,00 10.000.000,00



10.000.000,00 11.000.000,00



Jumlah



70.000.000,00



80.000.000,00



Appropriasi Gaji Supplies Security Fasilitas Modal Layanan Lain



20.000.000,00 12.000.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00 8.000.000,00



19.500.000,00 12.000.000,00 10.000.000,00 7.250.000,00 5.250.000,00



Jumlah



60.000.000,00



54.000.000,00



SUMMARY PROBLEM Informasi berikut ini dari dana umum Kota Krian. Untuk tahun anggaran 2004, badan legistave kota tersebut telah menyetujui anggaran dana umum. Pajak property yang tercantum dalam anggaran sebesar Rp 36.000.000,00 tersebut dibebankan kepada pemilik property yaitu; Shinta Rp 20.000.000,00, Sya’ban Rp 12.000.000,00, Anita Rp 1.800.000,00, Syananta Rp 1.200.000,00, dan Mas’ud Rp 1.000.000,00.



KOTA KRIAN DANA UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2004 Keterangan



Anggaran Rp



Taksiran Pendapatan Pajak Property Perijinan Perparkiran Penjualan



36.000.000,00 2.000.000,00 1.600.000,00 400.000,00



Jumlah



40.000.000,00



Appropriasi Gaji Supplies Layanan Lain



28.000.000,00 8.000.000,00 3.600.000,00



Jumlah



39.600.000,00



Kebijakan akuntansi yang dianut Kota Krian adalah; 1. Semua pembelian menggunakan encumbrance dan pembelian tidak menggunakan encumbrance . 2. Diadakan akun pembantu untuk merinci akun control.



yang



bukan



Transaksi operasi yang terjadi selama tahun anggaran 2004 sebagai berikut: 1. Pajak property ditetapkan kepada kelima warga Negara pemilik property 2. Dilakukan pemesanan supplies dengan harga pesanan Rp 8.000.000,00 3. Pemerintah menerima pembayaran pajak property dari semua warga Negara yang telah diberikan tagian pajak property 4. Diterima pesanan supplies pada transaksi tiga dan disiapkan vouchernya (belum dibayar) 5. Diterima pendapatan dari pajak penghasilan perparkiran, dan perijinan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam anggaran 6. Dilakukan pembayaran voucher yang telah dibuat untuk supplies yang telah diterima 7. Disiapkan voucher gaji dan belanja lain-lain dengan jumlah sesuai dengan anggaran (belum dibayar) 8. Dilakukan pembayaran voucher gaji dan belanja lain-lain Berdasarkan informasi di atas diminta; 1. Buatlah jurnal anggaran 2. Buatlah jurnal operasi 3. Susunlah neraca saldo 4. Buatlah jurnal penutup 5. Susunlah laporan keuangan



DANA KHUSUS KOTA KRIAN 1. Jurnal anggaran Taksiran pendapatan pajak property Taksiran pendapatan pajakpenjualan Taksiran pendapatan perparkiran Taksiran pendapatan perijinan Belanja gaji Belanja supplies Belanja lain-lain Saldo dana tidak dicadangkan 2. Jurnal operasi Jurnal untuk mencatat transaksi 1 Piutang pajak property kini Sinta Piutang pajak property kini Sa’ban Piutang pajak property kini Anita Piutang pajak property kini Sananta Piutang pajak property kini Mas’ud Pendapatan pajak property



Jurnal untuk mencatat transaksi 2 Encumbrance Supplies Cadangan Encumbrance



Rp 36.000.000 Rp 400.000 Rp 1.600.000 Rp 2.000.000



Rp 20.000.000 Rp 12.000.000 Rp 1.800.000 Rp 1.200.000 Rp 1.000.000



Rp 8.000.000



Rp 28.000.000 Rp 8.000.000 Rp 3.600.000 Rp 400.000



Rp 36.000.000



Rp 8.000.000



Jurnal untuk mencatat transaksi 3 Kas Rp 36.000.000 Piutang pajak property kini Sinta Rp 20.000.000 Piutang pajak property kini Sa’ban Rp 12.000.000 Piutang pajak property kini Anita Rp 1.800.000 Piutang pajak property kini Sananta Rp 1.200.000 Piutang pajak property kini Mas’ud Rp 1.000.000 Jurnal untuk mencatat transaksi 4 Cadangan Encumbrance Supplies



Rp 8.000.000



Encumbrance Supplies



Rp 8.000.000



Belanja Supplies Utang Voucher



Rp 8.000.000



Jurnal untuk mencatat transaksi 5 Kas Pendapatan pajakpenjualan Pendapatan perparkiran Pendapatan perijinan



Rp 4.000.000



Rp 8.000.000



Rp 400.000 Rp 1.600.000 Rp 2.000.000



Jurnal untuk mencatat transaksi 6 Utang Voucher Kas



Rp 8.000.000



Rp 8.000.000



Jurnal untuk mencatat transaksi 7 Belanja Gaji Belanja lain-lain Utang Voucher



Rp 28.000.000 Rp 3.600.000



Rp 31.600.000



Jurnal untuk mencatat transaksi 8 Utang Voucher Kas



Rp 31.600.000



3. Neraca Saldo Kota Krian Dana Umum Neraca Saldo Per 31 Desember 2004 Kas Taksiran pendapatan pajak property Taksiran pendapatan pajakpenjualan Taksiran pendapatan perparkiran



Rp 400.000 Rp 36.000.000 Rp 400.000 Rp 1.600.000



Rp 31.600.000



Taksiran pendapatan perijinan Appropriasi gaji Appropriasi supplies Appropriasi lain-lain Pendapatan pajak property Pendapatan pajak penjualan Pendapatan perparkiran Pendapatan perijinan Belanja gaji Belanja supplies Belanja lain-lain Saldo dana tidak dicadangkan



Rp 2.000.000



Tatal



Rp 80.000.000



Rp 28.000.000 Rp 8.000.000 Rp 3.600.000



Rp 28.000.000 Rp 8.000.000 Rp 3.600.000 Rp 36.000.000 Rp 400.000 Rp 1.600.000 Rp 2.000.000



Rp



400.000



Rp 80.000.000



4. Jurnal Penutup Pendapatan pajak property Rp 36.000.000 Pendapatan pajak penjualan Rp 400.000 Pendapatan perparkiran Rp 16.000.000 Pendapatan perijinan Rp 2.000.000 Taksiran pendapatan pajak property Rp 36.000.000 Taksiran pendapatan pajakpenjualan Rp 400.000 Taksiran pendapatan perparkiran Rp 16.000.000 Taksiran pendapatan perijinan Rp 2.000.000 Appropriasi gaji Rp 28.000.000 Appropriasi supplies Rp 8.000.000 Appropriasi lain-lain Rp 3.600.000 Belanja gaji Rp 28.000.000 Belanja supplies Rp 8.000.000 Belanja lain-lain Rp 3.600.000



5. Laporan Keuangan Kota Krian Dana Umum Laporan Pendapatan, Belanja, dan Perubahan Saldo Dana Per 31 Desember 2004 Pendapatan Pendapatan pajak property Rp 36.000.000 Pendapatan pajak penjualan Rp 400.000 Pendapatan perparkiran Rp 16.000.000 Pendapatan perijinan Rp 2.000.000 Total Pendapatan Rp 40.000.000 Belanja Belanja gaji Belanja supplies Belanja lain-lain Total Belanja



Rp 28.000.000 Rp 8.000.000 Rp 3.600.000



Kenaikan Saldo dana Saldo dana awal tahun Saldo dana akhir tahun



Rp 39.600.000 Rp Rp Rp



Tugas dikumpulkan Berikut informasi Dana umum Balung Bendo Taksiran: Pendapatan pajak property Pendapatan pajak penjualan Pendapatan perparkiran Pendapatan perijinan Denda



Rp 17.000.000,00 Rp 7.000.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 2.000.000,00



Apropriasi: Belanja Gaji Belanja Supplies Peralatan Kendaraan



Rp 20.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 2.000.000,00



400.000 0 400.000



Pajak property sebesar Rp 17.000.000,00 ditetapkan kepada empat pemilik property; Nurul Rp 6.000.000,00, Sumiatin Rp 5.000.000,00, Tatok Rp 4.000.000,00, dan Cahyani Rp 2.000.000,00. Transaksi yang terjadi pada tahun 2010; 1. Pemerintah menyerahkan faktur kepada keempat warga Negara pemilik property. 2. Pemerintah melakukan pemesanan supplies seharga Rp 4.000.000,00 3. Seluruh pajak property diterima Rp 17.000.000,00 dan pajak penjualan Rp 7.000.000,00 4. Supplies yang dipesan diterima dan dibayar dengan faktur Rp 4.000.000,00 5. Diterima seluruh pendapatan secara tunai dari perparkiran dan perijinan. 6. Gaji karyawan dibayar sebesar Rp 20.000.000,00. 7. Pemerintah melakukan pemesanan peralatan sebesar Rp 3.000.000,00 8. Pemerintah melakukan pemesanan kendaraan sebesar Rp 1.900.000,00 9. Diterima seluruh pendapatan secara tunai dari denda 10.Peralatan yang dipesan diterima dan di bayar dengan faktur Rp 3.000.000,00 11.Kendaraan yang dipesan diterima dan disiapkan vochernya (belum dibayar). Diminta: 1. Buatkan jurnal anggaran 2. Buatlah jurnal operasi 3. Susunlsh neraca saldo 4. Buatlah jurnal penutup 5. Susunlah laporan keuangan



Dana Proyek Modal Dana proyek modal (capital project fudnd) adalah dana yang digunakan oleh suatu unit pemerintah untuk mempertanggungjawabkan sumber keuangan yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva tetap (fasilitas modal) yang dilakukan oleh pemerintah umum (general government). Kriteria major dan project Major adalah aktiva tetap yang diperoleh termasuk katagori fasilitas modal besar bagi unit pemerintah yang memperolehnya. Project adalah akativa tetap yang diperoleh merupakan proyek bagi unit pemerintah yang memeperolehnya. Sumber keuangan dana proyek modal berasal dari penjualan obligasi umum(general bond), bantuan (grant) dari unit pemerintah lain, transfer operasi (operating transfer) dari dana lain, dan pendapatan investasi. Alasan



pemerintah mengeluarkan obligasi adalah; (1) dimungkinkan diperoleh sumber keuangan yang besar sekaligus, (2) pemerintah menentukan syarat-syarat yang menguntungkan bagi pemerintah dalam mengeluarkan obligasi, (3) periode pelunasan cukup panjang, sehingga pendapatan setiap periode dapat digunakan untuk membayar pokok dan bunga. Aktivitas investasi Sumber keuangan yang diterima oleh dana proyek modal baiasanya tidak selalu segera digunakan begitu diterima, sehingga sangat dimungkinkan adanya kas yang menganggur. Prosedur akuntansi Fokus pengukuran dana proyek modal adalah tersedianya sumber yang dapat dibelanjakan. Basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual modifikasian, yaitu mengakui pendapatan pada saat tersedia dan terukur serta mengajui belanja pada saat barang atau jasa diterima atau pada saat utang timbul. Ada tiga alas an mengapa utang obligasi tidak dicatat sebagai utang dalam dana proyek modal; (1) Dana proyek modal berfokus pada aktiva pengeluaran, karena itu yang dicatat hanya yang bersifat lancar,(2) Dana proyek modal digunakan hanya untuk mencatat sumber keuangan untuk memperoleh aktiva tetap,(3) Dana pelunasan utang digunakan untuk mencatat pelunasan pokok dan bunga utang. Untuk pengendalian belanja, maka akuntansi dana proyek modal menggunakan akuntansi encumbrance yaitu dengan mengaitkan sejumlah dana tertentu terhadap aktivitas yang telah disetujui untuk dibelanjakan dalam waktu dekat atau lama. Penandatanganan kontrak tersebut dijurnal dengan mendebet akun encumbrance, dan mengkridit akun cadangan encumbrance. Begitu juga sebaliknya apabila terjadi realisasi pelaksanaan. Jurnal anggaran: tahun anggaran, proyek tidak selesai. Contoh: Pada tanggal 5 Januari 2003, pemerintah kota Sidoarjo mendatangani kontrak pembangunan sebuah gedung kantor pemerintah dengan PT Persada dengan jangka waktu dua tahun anggaran . Anggaran yang disetujui adalah: Bantuan pemerintah pusat Emisi obligasi umum Investasi(surat berharga)



Rp 350.000.000,00. 400.000.000,00 100.000.000,00



35 % 40 % 10 %



Transfer dari dana umum



150.000.000,00



15 %



Transaksi yang terajdi selama proses pembangunan gedung sebagai berikut: 1. Kontrak pembangunan ditandatangani dengan harga kontrak sebesar Rp 800.000.000,00. 2. Bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp 350.000.000,00 dikatagorikan terurkur dan tersedia , sehingga dapat diakui sebagfai pendapatan sebelum diterima. 3. Obligasi umum 10 tahun dijual sebesar nilai nominalnya Rp 400.000.000,00. 4. Bantuan dari pemerintah pusat diterima secara tunai Rp 350.000.000,00. 5. Transfer operasi dari dana umum Rp 150.000.000,00 secara tunai. 6. Untuk menggunakan uang yang menganggur, pemerintah membeli surat berharga seharga Rp 700.000.000,00. 7. Harga kontrak termasuk fee bagin arsitek pembangunan seharga Rp 100.000.000,00. pemerintah mendapat tagihan dari arsitek, dan melakukan pembayaran dengan persentese sisaan sebesar 10 %. 8. Diterima pendapatan bunga dari surat berharga sebesar Rp 30.000.000,00. 9. Kontraktor memberikan tagihan untuk pembayaran pertama Rp 150.000.000,00. Tagihan tersebut segera dibayar oleh pemerintah dengan mengurangi persentase sisaan sebesar 10%. 10.Surat berharga dengan kos Rp 250.000.000,00.dijial dengan harga Rp 300.000.000,00. 11.Pemerintah menerima tagihan dari kontraktor seharga Rp 150.000.000,00 dan disisipkan untuk dibayar dengan persentase sisaan 10% . 12.Surat berharga dengan kos Rp 200.000.000,00 dijual dengan harga Rp 220.000.000,00. 13.Tagihan yang diterima pada transaksi 11 dibayar oleh pemerintah. 14.Pada akhir tahun anggaran 2003 pemerintah menerima tagihan dari kontraktor Rp 150.000.000,00 (belum disiapkan vouchernya), dan pendapatan bunga surat berharga yang belum diterima Rp 30.000.000,00 merupakan hak pemerintah. Ditetapkan kembali anggaran untuk tahun 2004 yang merupakan selisih antara anggaran awal (original budget) dengan total belanja tahun anggaran 2003. disamping itu, pendapatan investasi yang ditaksir dianggarkan sebesar Rp 50.000.000,00.



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Berikut ini transaksi-transaksi pada tahun anggaran 2004: Encumbrance yang beredar tahun anggaran 2003 dinyatakan kembali awal tahun anggaran 2004, Tagihan yang diterima tahun anggaran 2003 dibayar dengan persentase sisaan 10%, Piutang bunga investasi sebesar Rp 30.000.000,00 diterima, Diterima surat tagihan dari kontraktor seharga Rp 150.000.000,00 dan langsung dibayar, Surat berharga dengan kos Rp 250.000.000,00 dijual dengan harga Rp 300.000.000,00. Disamping itu, diperoleh juga pendapatan bunga atas investasi sebesar Rp 25.000.000,00, Diterima tagihan yang terakhir sebesar Rp 100.000.000,00 dan langsung dibayar, Dilakukan serah terima bangunan dari kontraktor kepada pemerintah. Persentase sisaan, yang merupakan kewajiban pemerintah kepada kontraktor, dibayar.



Instruksi:  Buatlah jurnal anggaran awal tahun anggaran 2003  Buatlah jurnal operasi selama tahun anggaran 2003  Susunlah neraca saldo akhir tahun anggaran 2003  Buatlah jurnal penutup akhir tahun anggaran 2003  Susunlah laporan keuangan tahun anggaran 2003  Buatlah jurnal anggaran awal tahun anggaran 2004  Buatlah jurnal operasi selama tahun anggaran 2004  Susunlah neraca saldo akhir tahun anggaran 2004  Buatlah jurnal penutup akhir tahun anggaran 2004  Susunlah laporan keuangan tahun anggaran 2004



1. Jurnal anggaran tahun 2003 Proyek Tidak selesai Taksiran pendapatan Rp 450.000.000,00 Taksiran sumber keuangan lain Rp 550.000.000,00 Apropriasi Saldo dana tidak dicadangkan (jurnal untuk mencatat anggaran)



Rp 800.000.000,00 Rp 200.000.000,00



2. Jurnal Opersi tahun 2003 Proyek Tidak selesai Jurnal untuk mencatat transaksi 1 Encumbance Rp 800.000.000,00 Cadangan Encumbance (jurnal untuk mencatat penandatangan kontrak)



Rp 800.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 2 Piutang dari pemerintah pusat Pendapatan pemerintah pusat



Rp 350.000.000,00 Rp 350.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 3 Kas



Hasil Penjualan Obligasi



Rp 400.000.000,00



Rp 400.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 4 Kas



Piutang dari pemerintah pusat



Rp 350.000.000,00 Rp 350.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 5 Kas Rp 150.000.000,00 Transfer operasi dari dana umum Rp 150.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi 6 Investasi Rp 700.000.000,00 Kas Jurnal untuk mencatat transaksi 7 Cadangan Encumbance Encumbance



Rp 700.000.000,00



Rp 100.000.000,00 Rp 100.000.000,00



Belanja fee arsitektur Rp 100.000.000,00 Utang voucher Persentesi sisaan atas kontrak kontruksi



Rp 90.000.000,00 10.000.000,00



Utang voucher Kas



Rp 90.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 8 Kas Rp 30.000.000,00 Pendapatan investasi



Rp 90.000.000,00



Rp 30.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 9 Cadangan Encumbance Encumbance



Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00



Belanja Kontrantor Rp 150.000.000,00 Utang voucher Rp 135.000.000,00 Persentesi sisaan atas kontrak kontruksi 15.000.000,00 Utang voucher Rp 135.000.000,00 Kas Rp 135.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi 10 Kas Rp 300.000.000,00 Investasi Rp 250.000.000,00 Pendapatan investasi 50.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi 11 Cadangan Encumbance Encumbance Belanja kos kontruksi Utang kontrak kontruksi



Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 12 Kas Rp 220.000.000,00 Investasi Rp 200.000.000,00 Pendapatan investasi 20.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi 13 Utang kontrak kontruksi



Rp 150.000.000,00



Utang voucher Persentasi sisaan atas kontrak kontruksi Utang voucher Kas



Rp 135.000.000,00 15.000.000,00



Rp 135.000.000,00 Rp 135.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 14 Cadangan Encumbance Encumbance Belanja kos kontruksi Utang kontrak kontruksi



Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00



Piutang bunga investasi Rp 30.000.000,00 Pendapatan Investasi Rp 30.000.000,00 Dana proyek Modal Dana Pembangunan Gedung Kantor Neraca Saldo Per 31 Desember 2003 Kas Rp 390.000.000 Rp Piutang bunga investasi 30.000.000 Investasi 250.000.000 Utang kontrak kontruksi Persentase sisaan kontruksi Pend. Bantuan pemerintah Pendapatan investasi Hasil penjualan obligasi Transfer dari dana umum Belanja fee arsitektur 100.000.000 Belanja kos kuntruksi 450.000.000 Taksiran pendapatan 450.000.000 Taksiran sumber pend.lain 550.000.000 Apropriasi Encumbrance 250.000.000 Cadangan Encumbrance Saldo dana tidak dicadangkan



150.000.000 40.000.000 350.000.000 130.000.000 400.000.000 150.000.000



800.000.000 250.000.000 200.000.000



Jumlah



2.470.000.000



2.470.000.000



Jurnal penutup tahun anggaran 2003 proyek tidak selesai Pendapatan bantuan pemerintah pusat Rp 350.000.000 Pendapatan investasi Rp 130.000.000 Taksiran Saldo dana tidak dicadangkan



Rp 450.000.000 30.000.000



Apropriasi Rp 800.000.000 Belanja fee arsitertur Rp 100.000.000 Belanja kos kontruksi Rp 450.000.000 Encumbrance Rp 250.000.000 Hasil penjualan obligasi Rp 400.000.000 Transfer dari dana umum Rp 150.000.000 Taksiran sumber keuangan lain



Rp 550.000.000



Dana proyek Modal Dana Pembangunan Gedung Kantor Laporan Pendapatan, Belanja, dan Perubahan Saldo Dana Per 31 Desember 2003 Pendapatan Sumbangan pemerintah pusat Rp 350.000.000 Investasi 130.000.000 Total pendapatan Rp 480.000.000



Belanja Fee arsitek Kos kuntruksi Total belanja Selisih pendapatan dibawah belanja Sumber keuangan lain Transfer dari dana umum Hasil emisi obligasi Total sumber keuangan lain Selisih pendapatan lain diatas belanja Saldo dana awal tahun anggaran Saldo dana akhir tahun



100.000.000 450.000.000



150.000.000 400.000.000



Rp 550.000.000 (Rp 70.000.000)



Rp 550.000.000 Rp 480.000.000 Rp 0 Rp 480.000.000



Dana proyek Modal Dana Pembangunan Gedung Kantor Neraca Per 31 Desember 2003 Kas Rp 390.000.000 Rp Piutang bunga investasi 30.000.000 Investasi 250.000.000 Utang kontrak kontruksi Persentase sisaan kontruksi Cadangan encumbrance Saldo dana tidak dicadangkan Jumlah 670.000.000



150.000.000 40.000.000 250.000.000 230.000.000 670.000.000



Jurnal anggaran tahun 2004 Proyek selesai Taksiran pendapatan Rp 50.000.000,00 Taksiran sumber keuangan lain 200.000.000,00 Apropriasi Rp 250.000.000,00 (jurnal untuk mencatat anggaran) Jurnal Operasi tahun 2004 Proyek selesai



Jurnal untuk mencatat transaksi 1 Encumbance Rp 250.000.000,00 Cadangan Encumbance Rp 250.000.000,00 (jurnal untuk menyatakan kembali encumbrance)



Jurnal untuk mencatat transaksi 2 Cadangan Encumbance Encumbance



Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00



Belanja kos konstruksi Rp 150.000.000,00 Utang voucher Rp 135.000.000,00 Persentese sisaan atas kontrak kontruksi 15.000.000,00 Utang voucher Kas



Rp 135.000.000,00 Rp 135.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 3 Kas Rp 30.000.000 Piutang bunga investasi Rp 30.000.000 Jurnal untuk mencatat transaksi 4 Cadangan Encumbance Encumbance



Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00



Belanja kontrak kontruksi Rp 150.000.000,00 Utang voucher Rp 135.000.000,00 Persentase sisaan atas kontrak kontruksi 15.000.000,00



Utang voucher Kas



Rp 135.000.000,00 Rp 135.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 5 Kas Rp 325.000.000,00 Investasi Rp 250.000.000,00 Pendapatan investasi 75.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 6 Cadangan Encumbance Encumbance



Rp 100.000.000,00 Rp 100.000.000,00



Belanja kos konstruksi Rp 100.000.000,00 Utang voucher Rp 90.000.000,00 Persentase sisaan atas kontrak kontruksi 10.000.000,00 Utang voucher Kas



Rp 90.000.000,00



Jurnal untuk mencatat transaksi 7 Persentase sisaan atas kontrak kontruksi Utang voucher Utang voucher Kas



Rp 80.000.000



Rp 90.000.000,00



Rp 80.000.000



Rp 80.000.000



Rp 80.000.000



Dana proyek Modal Dana Pembangunan Gedung Kantor Neraca Saldo Per 31 Desember 2004 Kas Rp 305.000.000 Rp Pendapatan investasi Belanja kos kontruksi 250.000.000 Taksiran pendapatan 50.000.000 Appropriasi Saldo dana tidak dicadangkan Jumlah 605.000.000



75.000.000 250.000.000 280.000.000 605.000.000



Jurnal penutup tahun anggaran 2004 proyek selesai Pendapatan investasi Taksiran pendapatan Saldo dana tidak dicadangkan Appropriasi Belanja kos kontruksi



Rp 75.000.000



Rp 50.000.000 25.000.000



Rp 250.000.000 Rp 250.000.000



SOAL DIKERJAKAN Berikut ini adalah informasi yang diperoleh dari dari Dana Pembangunan Jembatan Pemerintah Kota Jagir untuk tahun anggaran 2010. 1. Pemerintah kota Jagir menyetujui melaksanakan pembangunan jembatan dengan total biaya Rp 3.000.000.000,00. Beberapa hari kemudian ditandatangani kontrak dengan PT. Difan. Sumber keuangan untuk melakukan pembangunan berasal dari bantuan pemerintah pusat Rp 625.000.000,00, dan hasil penjualan obligasi umum Rp 2.500.000.000,00. Di samping itu menaksir pendapatan investasi sebesar Rp 100.000.000 2. Dilakukan emisi obligasi umum dengan harga jual Rp 2.250.000.000,00 (nilai nominal obligasi sebesar Rp 2.500.000.000,00). 3. Diterima bantuan pemerintah pusat secara tunai. 4. Kas sebesar Rp 2.250.000.000,00 digunakan untuk membeli surat berharga jangka pendek. 5. Dilakukan pembayaran fee bagi arsitek sebesar Rp 11.250.000,00 yang merupakan bagian dari harga kontrak yang telah ditandangani. 6. Kontraktor menyerahkan tagihan kepada pemerintah sebesar Rp 625.000.000,00. 7. Investasi surat berharga dengan kos Rp 125.000.000,00 dijual dengan harga Rp 125.500.000,00. 8. Pendapatan investasi berupa bunga senilai Rp 87.500.000,00. 9. Tagihan pada transakasi 6 dibayar dengan prersentase sisaan 10%. 10. Kontraktor menyerahkan tagihan kepada pemerintah sebesar Rp 625.000.000,00. 11.Investasi surat berharga dengan kos Rp 365.000.000,00 dijual dengan harga Rp 400.000.000,00. 12.Tagihan pada transakasi 10 dibayar dengan prersentase sisaan 10%.



13.Pendapatan investasi berupa bunga senilai Rp 6.250.000,00. Tetapi belum diterima sampai akhir tahun anggaran Diminta: 1. Buatlah jurnal anggaran 2. Buatlah jurnal operasional 3. Susunlah neraca saldo 4. Buatlah jurnal penutup 5. Susunlah laporan keuangan Dana Penetapan Khusus 1. Penetapan dana khusus adalah aktifitas khusus jasa operasi yang diberikan yang tidak berkaitan dengan perolehan atau pembangunan fasilitas modal (Aktiva tetap). Jenis-jenis penetapan jasa khusus adalah perlindungan polisi khusus, pembersihan kotoran-kotoran akibat badai, pembersihan salju, pembersihan jalan, dan penerangan jalan. 2. Proyek penetapan khusus adalah aktifitas khusus yang menghasilkan aktiva baru, tambahan, atau pertambahan nilai, manfaat, dan atau keindahan aktiva lama. Jenis- jenis proyek penetapan khusus baik yang bersifat intrastruktur maupun yang bersifat bisnis pemerintah, antara lain: pengerasan dan pelebaran jalan, perbaikan jalan, trotoar, pembangunan tempat parker, pembuatan tempat penyaluran air, pembuatan gili-gili dan selokan. Jurnal anggaran Sebagai ilustrasi pemerintah kota akan melakukan proyek bersama-sama dengan warga. Sumber keuangan ditetapkan selama 10 tahun dengan menjual obligasi. Kontrak kontruksi ditandatangani antara pemerintah kota dengan kontraktor PT. Bumi persada sebesar Rp 115.000.000,00. Angsuran setiap tahun Rp 11.500.000,00 ditambah bunga. Apabila ditetapkan anggaran dengan jumlah taksiran pendapatan sebesar Rp 25.760.000,00 dan apropriasi Rp 116.380.000,00 jurnalnya: Taksiran pendapatan Rp 25.760.000 Saldo Dana Tidak Dicadangkan 90.620.000 Apropriasi Rp 116.380.000 Jurnal untuk mencatat anggaran Perlu diketahui bahwa diproyeksikan difisit anggaran sebesar Rp 90.620.000,00 untuk tahun anggaran 2001. Pendapatan tahun 2001 sebesar Rp



25.760.000,00, berasal dari pembayaran yang dikumpulkan dari penetapan tahun anggaran tersebut sebesar Rp 11.500.000,00, pembayaran berikutnya (yang akan menjadi aktiva lancar akhir tahun) sebesar Rp 11.500.000,00, taksiran pendapatan investasi sebesar Rp 1.380.000,00, serta bunga angsuran penetapan khusus tahun 2001 sebesar Rp 1.380.000,00. Untuk menentukan jumlah pendapatan yang diakui, diasumsikan bahwa semua penerimaan yang akan segera dikumpulkan tahun anggaran 2001 dianggap telah tersedia dan terukur pada saat ditetapkan, sehingga menjadi aktiva lancar. Sedangkan appropriasi meliputi kros proyek Rp 115.000.000,00 ditambah dengan bunga obligasi sebesar Rp 1.380.000,00 yang harus segera dibayarkan kepada pemegang obligasi. Jurnal Operasi Warga Negara membayar secara angsuran selama 10 Tahun, maka angsuran selama 9 tahun terakhir tidak dapat diakui sebagai pendapatan, tetapi sebagai piutang dan pendapatan ditanggungkan. Berdasarkan informasi diatas, jurnal untuk mencatatan pendapatan khusus adalah: Piutang penepatan khusus-kini Piutang penepatan khusus-ditangguhkan Pendapatan-penepatan khusus Pendapatan ditangguhkan Jurnal untuk mencatat penepatan khusus



Rp 11.500.000,00 103.500.000,00 Rp 11.500.000,00 103.500.000,00



Jurnal yang dibuat untuk mencatat kontrak dengan PT. Total Persada sebesar Rp 115.000.000,00 adalah: Encumbrance Rp 115.000.000,00 Cadangan Encumbrance Rp 115.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penandatanganan kontrak Obligasi



dikeluarkan



untuk



memperoleh



kas



dalam



pembelanjaan



pembangunan proyek. Kas Rp 115.000.000,00 Utang Obligasi penetapan khusus Rp 115.000.000,00 Jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi



Apabila Pemerintah membeli surat berharga sebesar Rp 115.000.000,00, jurnal yang dibuat: Investasi Rp 115.000.000,00 Kas Rp 115.000.000,00 Jurnal untuk mencatat pembelian investasi Misalnya kontraktor menyerahkan tagihan setengah dari total kos proyek, Rp 57.500.000,00 untuk itu surat berharga dengan kos Rp 57.500.000,00 dijual dengan harga Rp 59.800.000,00. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah: Cadangan Encumbrance Rp 57.500.000,00 Encumbrance Rp 57.500.000,00 Jurnal untuk mencatat pembalikan Encumbrance Belanja-kos konstruksi Utang Kontrak Konstruksi Jurnal untuk mencatat belanja



Rp 57.500.000,00 Rp 57.500.000,00



Kas Investasi Laba penjualan investasi



Rp 59.800.000,00 Rp 57.500.000,00 2.300.000,00



Jurnal untuk mencatat penjualan investasi Utang Kontrak konstruksi Rp 57.500.000,00 Persentase sisaan atas kontrak konstruksi Kas (Jurnal untuk mencatat pembayaran utang)



Rp 5.750.000,00 Rp 51.750.000,00



PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA Hak Negara, segala usaha pemerintah untuk mengisi kas Negara disebut dengan hak Negara meliputi mencetak uang, menarik pajak, penarikan iuran, dan pungutan lain, mengadakan pinjaman dan mengadakan pinjaman paksa. Hak pemerintah untuk menarik pajak didasarkan pada UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Kewajiban Negara meliputi menyelenggarakan tugas Negara dan membayar tagihan-tagihan kepada pihak ke tiga. Pengelolaan keuangan Negara



yang dikelola langsung meliputi anggaran pendapatan dan belanja Negara serta barang-barang Negara. Sedangkan keuangan Negara yang dikelola secara biasa yaitu perusahaan jawatan, umum, dan perseroan.



Pendekatan penyusunan anggaran menggunakan: (1) Pendekatan Wens Begroting adalah pendekatan penyusunan anggaran yang didasarkan pada keinginan. Dimulai dari bawah dan tingkat paling atas. (2) Pendekatan Plafond Begroting adalah pendekatan penyusunan anggaran yang didasarkan pada plafon atau batas tertinggi. (3) Pendekatan campuran adalah pendekatan penyusunan anggaran campuran antara pendekatan wens begroting dengan pendekatan Plafon Begroting. SIKLUS ANGGARAN NEGARA Siklus anggaran meliputi lima tahap, yaitu penyusunan, pengesahan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertangggung jawaban. Proses penyusunan anggaran Negara meliputi permintaan sumbangan anggaran (Bappenas), Ditjen anggaran, menteri keuangan dan surat edaran menteri kauangan, penentuan dan penyampaian usulan anggaran (DUK/ Daftar Usulan Kegiatan, DUP/Daftar Usulan Proyek), pembahasan usulan (RUU, APBN, UU, APBN), penyiapan RUU dan APBN. Pembukuan bendaharawan UYHD (Uang yang Harus Dipertanggungjawbakan yaitu uang muka kerja yang diterima oleh bendaharawan pengeluaran yang akan digunakan untuk membiayai trensaksi sehari-hari. Pembukuan bendaharawan UYHD, meliputi: buku kas umum, buku pembantu (bukua kas tunai, bank, pengawasan dana, pengawasan kredit per MAK, perscot dan pungutan serta penyetoran pajak. SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT Surat Keputusan Menteri RI No. 476/KMK 01/1991 tentang system akuntansi pemerintah meliputi akuntansi departemen/lembaga, Instansi, pemerintah pusat dan system pemerintahan pusat. Ruang lingkup akuntansi pemerintahan pusat meliputi Lembaga tertinggi Negara, Lembaga Tinggi Negara, dan Lembaga eksekutif. Sistem akuntansi pusat meliputi system akuntansi umum, kas umum Negara, bagian anggaran, kantor regional, dan kantor regional khusus. Prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan Indonesia dikelompokkan menjadi sifat akuntansi pemerintahan (anggaran dana dan penggunaan anggaran, pengukuran hasil operasi (Appropriasi, otorisasi kredit, estimasi pendapatan, dan belanja) dan pengukuran posisi keuangan (aktiva, aktiva lancar, aktiva tetap, investasi, aktiva lain-lain, utang, utang lancar, utang jangka panjang, ekuitas dana, ekuitas dana lancar, dan ekuitas dana yang di investasikan.



Siklus Akuntansi Sektor Publik



Teknik akuntansi di lingkungan organisasi sektor publik diaplikasikan dalam berbagai ragam dikarenakan adanya berbagai kepentingan dan kebutuhan di masing-masing organisasi yang berdampak pada tumbuhnya beragam teknik pengukuran dan basis akuntansi yang digunakan. Bab ini akan menyajikan ilustrasi atas transaksi-transaksi yang dilakukan oleh sebuah organsasi sektor publik berupa yayasan. Transaksi-transaksi tersebut kemudian diolah dalam sebuah proses akuntansi yang tahapantahapannya tidak berbeda dengan siklus akuntansi di sektor komersial. Transak si



Laporan Keuangan



Jurnal



Neraca saldo



Buku besar Figur 6.1 Siklus Akuntansi



Sesuai dengan urutan siklus dalam Figur 6.1, berikut ini akan disajikan sebuah kasus singkat dari Yayasan Maju Bersama. GAMBARAN YAYASAN MAJU BERSAMA Yayasan Maju Bersama merupakan sebuah yayasan lembaga swadaya masyarakat yang didirkan pada tanggal 1 Januari 2005. Yayasan ini mengkhususkan untuk bergerak dalam bidang pemberdayaan dan peningkatan profesionalitas usaha kecil menengah (UKM) yang ada di



sekitar kota Depok. Yayasan melihat bahwa banyak UKM yang sesungguhnya memiliki potensi besar untuk dapat berkembang menjadi sebuah perusahaan yang lebih besar namun mereka terbentur pada permasalahan sumber daya manusia (profesionalisme). Permasalahan tersebut masih ditambah dengan kurangnya jaringan dalam rangka pemasaran produk-produk yang mereka hasilkan. Selain itu, Yayasan ini juga bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan jalan mendorong terciptanya UKM-UKM baru.  Visi : Memberdayakan UKM sebagai penggerak ekonomi mikro.  Misi :  Mendorong terciptanya UKM baru.  Meningkatkan profesionalitas UKM.  Memperkuat jaringan antarsesama UKM.  Struktur Organisasi : Untuk menjalankan misi-misinya tersebut, Yayasan mengembangkan programprogram sebagai berikut: 1. Sosialisasi UKM: Seminar Kewirausahaan 2. Pelatihan: Pelatihan Pemasaran, Pelatihan Keuangan, Pelatihan Manajemen Produksi 3. Pengembangan Jaringan: Pertemuan UKM, Studi Banding Untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut, Yayasan menyusun anggaran sebagai berikut: Anggaran Operasional: Belanja gaji 120.000.000 Belanja barang 40.000.000 Belanja listrik, air, dan telepon 10.000.000 170.000.000 Anggaran Kegiatan: Seminar kewirausahaan 10.000.000 Pelatihan pemasaran 15.000.000 Pelatihan keuangan 12.500.000 Pelatihan manajemen produksi 7.500.000 Pertemuan UKM 5.000.000 Studi Banding 15.000.000 65.000.000 TOTAL ANGGARAN 235.000.000 Dalam mengadministrasikan pelaksanaan anggarannya, Yayasan membuat pembagian dana menjadi:



1. Dana terikat (restricted fund). 2. Dana tidak terikat (unrestricted fund). Pada awal tahun anggaran tersebut, diketahui saldo kas untuk dana terikat (restricted fund) adalah Rp 15.000.000 dan dana tidak terikat (unrestricted fund) sebesar 10.000.000. TRANSAKSI PADA YAYASAN Selama bulan Januari, transaksi-transaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 5 Jan Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70 juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM. 6 Jan Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8 juta untuk pembangunan jaringan UKM. 7 Jan Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9 juta. 11 Jan Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata, menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta. 12 Jan Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2 juta. 13 Jan Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10 juta. 15 Jan Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15 juta. 20 Jan Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50 juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan. 23 Jan Dibayar tagihan listrik, air, dan telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5 juta. 25 Jan Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2 juta. 30 Jan Mengadakan kegiatan Pertemuan UKM I yang menghabiskan dana Rp 3 juta. 31 Jan Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9 juta. PENJURNALAN DAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN Seperti telah dijelaskan dalam Bab5 tentang Teknik Akuntansi Sektor Publik, dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Sedangkan fokus pengukuran menentukan apa yang akan dilaporkan. Dengan kata lain, jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan di neraca. Berikut akan diilustrasikan penjurnalan pada Yayasan Maju Bersama selama bulan Januari dengan basis akuntansi yang berbeda-beda. Basis Kas 5 Januari Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70 juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM. Kas 70.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 42.000.000 Pendapatan—Dana Tidak Terikat 28.000.000 Penerimaan bantuan dari pemerintah menambah kas Yayasan sebesar Rp 70 juta. Karena



ada ketentuan penggunaan untuk membiayai pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM, sebesar 60% dari penerimaan ini diakui sebagai pendapatan bagi Dana Terikat, sementara sisanya diakui sebagai pendapatan bagi Dana Tidak Terikat. Penerimaan ini dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Kas sebesar Rp 70 juta, serta mengkredit Pendapatan—Dana Terikat (Rp 42 juta) dan Pendapatan Dana Tidak Terikat (Rp 28 juta). 6 Januari Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8 juta untuk pembangunan jaringan UKM. Kas 8.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 8.000.000 Penerimaan sumbangan sebesar Rp 8 juta ditentukan penggunaannya untuk pembangunan jaringan UKM, sehingga Yayasan mengakuinya sebagai pendapatan bagi Dana Terikat. Pencatatan dilakukan dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan—Dana Terikat. 7 Januari Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9 juta. Belanja Gaji—Dana Tidak Terikat 9.000.000 Kas 9.000.000 Pembayaran gaji karyawan akan mengurangi kas Yayasan dan menambah belanja gaji. Pembayaran ini menggunakan Dana Tidak Terikat, sehingga Yayasan akan mencatat transaksi ini dengan mendebit Belanja Gaji—Dana Tidak Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 9 juta. 11 Januari Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata, menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta. Belanja Kegiatan—Dana Terikat 4.500.000 Kas 4.500.000 Kegiatan Seminar Kewirausahaan tersebut dibiayai dengan menggunakan Dana Terikat. Yayasan mencatat transaksi ini dengan mendebit Belanja Kegiatan— Dana Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 4,5 juta. 12 Januari Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2 juta. Kas 2.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 2.000.000 13 Januari Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10 juta. Belanja Kendaraan—DanaTidak Terikat 10.000.000 Kas 10.000.000 Pembelian motor untuk kendaraan operasional dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Belanja Kendaraan—Dana Tidak Terikat sebesar Rp 10 juta, dan mengkredit Kas dengan nilai yang sama. 15 Januari Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15 juta. Belanja Sewa—Dana Tidak Terikat 15.000.000 Kas 15.000.000 Pembayaran biaya sewa gedung sekretariat Yayasan menggunakan Dana Tidak Terikat. Transaksi ini akan dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Belanja Sewa—Dana Tidak Terikat sebesar Rp 15 juta, dan mengkredit Kas dengan nilai yang sama.



20 Januari Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50 juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan. Kas 50.000.000 Pendapatan—Dana Tidak Terikat 50.000.000 Karena pihak bank tidak menentukan penggunaan uang pinjaman, maka Yayasan mencatat penerimaan pinjaman dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan—Dana Tidak Terikat sebesar Rp 50 juta. Jika bank memberikan ketentuan penggunaan pinjaman tersebut, maka Yayasan akan mengkredit Pendapatan—Dana Terikat. 23 Januari Dibayar tagihan listrik, air, dan telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5 juta. Belanja Listrik, Air, dan Telepon— Dana Tidak Terikat 1.500.000 Kas 1.500.000 Pembayaran tagihan listrik, air, dan telepon dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Belanja Listrik, Air, dan Telepon-Dana Tidak Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 1,5 juta. 25 Januari Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat Yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2 juta. Belanja ATK—Dana TidakTerikat 2.000.000 Kas 2.000.000 Pembelian ATK untuk perlengkapan sekretariat Yayasan akan dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Belanja ATK—Dana Tidak Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 2 juta. 30 Januari Mengadakan kegiatan Pertemuan UKM I yang menghabiskan dana Rp 3 juta. Belanja Kegiatan—Dana Terikat 3.000.000 Kas 3.000.000 Kegiatan Pertemuan UKM I tersebut dibiayai dengan Dana Terikat, sehingga Yayasan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Belanja Kegiatan—Dana Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 3 juta. 31 Januari Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9 juta. Tidak ada penjurnalan Basis kas hanya mencatat transaksi yang melibatkan arus masuk/keluar kas. Transaksi di atas tidak melibatkan arus masuk/keluar kas, sehingga Yayasan tidak melakukan penjurnalan atas transaksi tersebut. NERACA Dana Tidak Terikat Dana Terikat (dalam Rp) (dalam Rp) Aktiva Kas 50.500.000 59.500.000 Total 50.500.000 59.500.000 Kewajiban dan Ekuitas Dana 50.500.000 59.500.000 Ekuitas dana* Total 50.500.000 59.500.000



LAPORAN AKTIVITAS Dana Tidak Terikat Dana Terikat (dalam Rp) (dalam Rp) Pendapatan



78.000.000



Belanja gaji Belanja kendaraan



9.000.000 10.000.000



Belanja sewa gedung Belanja listrik, air, dan telepon



15.000.000 1.500.000



Belanja ATK



2.000.000



Belanja kegiatan



7.500.000



Surplus/ deficit Transfer



40.500.000 masukan -



Transfer—keluaran Penambahan Ekuitas Dana



* Saldo Awal



52.000.000



40.500.000



Dana Tidak Terikat = 10.000.000



Dana Terikat 15.000.000



= =



44.500.000 59 500 000



44.500.000 44.500.000



+/+ Penambahan Ekuitas Dana Saldo Akhir



40.500.000 50.500.000



Basis Akrual 5 Januari Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70 juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM. Kas 70.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 42.000.000 Pendapatan—Dana Tidak Terikat 28.000.000 Penerimaan bantuan pemerintah akan dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Kas sebesar Rp 70 juta. Karena ada ketentuan bahwa 60% dari sumbangan tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan pelatihan UKM dan pembentukan jaringan UKM, inaka Yayasan mencatatnya dengan mengkredit Pendapatan— Dana Terikat. Sementara sisanya diakui sebagai pendapatan bagi Dana Tidak Terikat, dan dicatat dengan mengkredit Pendapatan—Dana Tidak Terikat. Pencatatan ini tidak berbeda



dengan pencatatan dengan basis kas. Akuntansi Sektor Publik 6 Januari Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8 juta untuk pembangunan jaringan UKM. Kas 8.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 8.000.000 Penerimaan sumbangan untuk pembangunan jaringan UKM akan diakui sebagai pendapatan bagi Dana Terikat, dan akan dicatat sebagai kredit pada akun Pendapatan—Dana Terikat. 7 Januari Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9 juta. Belanja Gaji—Dana Tidak Terikat 9.000.000 Kas 9.000.000 Pembayaran gaji karyawan akan dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Belanja Gaji Dana Tidak Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 9 juta. 11 Januari Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata, menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta. Belanja Kegiatan—Dana Terikat 4.500.000 Kas 4.500.000 Pengeluaran untuk kegiatan Seminar Kewirausahaan tersebut menggunakan Dana Terikat, dan akan dicatat dengan mendebit Belanja Kegiatan—Dana Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 4,5 juta. 12 Januari Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2 juta. Kas 2.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 2.000.000 Penerimaan uang pendaftaran peserta seminar akan diakui sebagai pendapatan bagi Dana Terikat. Yayasan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan—Dana Terikat sebesar Rp 2 juta. 13 Januari Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10 juta. Kendaraan 10.000.000 Kas 10.000.000 Pembelian motor untuk kendaraan operasional akan dicatat sebagai debit pada akun Kendaraan dan kredit pada akun Kas sebesar Rp 10 juta. Berbeda dengan basis kas, penggunaan basis akrual akan langsung mengakui aktiva yang dibeli. 15 Januari Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15 juta. Sewa Dibayar di Muka 15.000.000 Kas 15.000.000 Pembayaran biaya sewa gedung untuk dua tahun ke depan akan diakui oleh yayasan sebagai sewa dibayar di muka, yang merupakan aktiva. Yayasan mencatat transaksi ini dengan mendebit Sewa Dibayar di Muka dan mengkredit Kas sebesar Rp 15 juta. Pada akhir tahun nanti, akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat belanja sewa yang benar-benar (secara substansi) menjadi beban tahun ini.



Belanja Sewa 7.500.000 Sewa Dibayar Dimuka 7.500.000 20 Januari Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50 juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan. Kas 50.000.000 Utang Bank 50.000.000 Berbeda dengan basis kas, penggunaan basis akrual langsung mengakui utang yang diperoleh dari bank, dengan mengkredit akun Utang Bank. 23 Januari Dibayar tagihan listrik, air, dan telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5 juta. Karena menggunakan basis akrual, pada bulan Desember tahun sebelumnya telah dicatat jurnal sebagai berikut : Beban Listrik, Air, dan Telepon 1.500.000 Beban yang Masih Harus Dibayar 1.500.000 Maka pada bulan Januari tahun ini ketika dilakukan pembayaran, jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut: Beban yang Masih Harus Dibayar 1.500.000 Kas 1.500.000 Karena basis akrual mendasarkan pencatatan pada timbulnya hak atau kewajiban, maka beban listrik, air, dan telepon tahun lalu tetap dicatat walaupun belum dibayar. Pencatatan beban tersebut menimbulkan beban yang masih harus dibayar (utang beban). Ketika beban tersebut dibayar, maka Yayasan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Beban yang Masih Harus Dibayar dan mengkredit Kas sebesar Rp 1,5 juta. 25 Januari Dibeli Alat Tulis Kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat Yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2 juta. Perlengkapan ATK 2.000.000 Kas 2.000.000 Pembelian ATK akan dicatat oleh Yayasan dengan mendebit Perlengkapan ATK dan mengkredit Kas sebesar Rp 2 juta. Pencatatan ini berbeda dengan basis kas yang mendebit belanja ATK. Perbedaan ini muncul karena fokus pengukuran yang digunakan dalam basis kas adalah arus masuk/keluar kas, sementara basis akrual mendasarkan pencatatan pada timbulnya hak atau kewajiban suatu entitas. Dengan dasar itu, Yayasan juga nantinya akan mencatat beban ATK melalui jurnal penyesuaian tetapi benar-benar sebesar ATK yang dipakai. 30 Januari Mengadakan kegiatan Pertemuan UKM I yang menghabiskan dana sebesar Rp 3 juta. Belanja Kegiatan—Dana Terikat 3.000.000 Kas 3.000.000 Kegiatan Pertemuan UKM I tersebut dibiayai dengan Dana Terikat, sehingga Yayasan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Belanja Kegiatan—Dana Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 3 juta. 31 Januari Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9 juta. Komputer 9.000.000 Pendapatan Sumbangan 9.000.000



Berbeda dengan basis kas yang berfokus pada arus masuk/keluar kas, penggunaan basis akrual berfokus pada peristiwa (event) yang menimbulkan hak atau kewajiban bagi suatu entitas. Penerimaan sumbangan berupa dua unit komputer menimbulkan hak Yayasan atas komputer tersebut, sehingga Yayasan akan mencatat penerimaan tersebut dengan mendebit Komputer dan mengkredit Pendapatan Sumbangan sebesar nilai wajar dari komputer tersebut. NERACA Dana Tidak Terikat (dalam Rp)



Dana Terikat (dalam Rp)



Aktiva Kas



50.500.000



Sewa dibayar di muka



15.000.000



Perlengkapan ATK



2.000.000



Komputer



9.000.000



Kendaraan



10.000.000



Total



86.500.000



Kewajiban dan Ekuitas Dana Utang bank Ekuitas dana* Total



59.500.000 59.500.000



50.000.000 36.500.000 86.500.000



59.500.000 59.500.000



LAPORAN AKTIVITAS Dana Tidak Terikat Dana Terikat (dalam Rp) (dalam Rp) Pcndapatan Belanja gaji Belanja kegiatan Surplus / deficit Transfer—masukan Transfer—keluaran Penambahan Ekuitas Dana



37.000.000 9.000.000 28.000.000 28.000.000



* Saldo Awal -/- Beban Dibayar



yang



Masih



Harus



52.000.000 7.500.000 44.500.000 44.500.000



Dana Tidak Terikat



Dana Terikat



10.000.000



15.000.000



(1.500.000)



+/+ Penambahan Ekuitas Dana Saldo Akhir



=



8.500.000



15.000.000



28.000.000



44.500.000



36,500,000



59.500.000



Basis Kas Modifikasi 5 Januari Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70 juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM. Kas 70.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 42.000.000 Pendapatan—Dana Tidak Terikat 28.000.000 Pencatatan transaksi ini tidak berbeda dengan pencatatan dengan kedua basis yang telah dibahas sebelumnya, yaitu dengan mendebit Kas sebesar Rp 70 juta, mengkredit Pendapatan—Dana Terikat sebesar Rp 42 juta dan Pendapatan— Dana Tidak Terikat sebesar Rp 28 juta. 6 Januari Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8 juta untuk pembangunan jaringan UKM. Kas 8.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 8.000.000 Sama dengan pencatatan dengan basis kas dan basis akrual, Yayasan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan—Dana Terikat sebesar Rp 8 juta. 7 Januari Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9 juta. Belanja Gaji—DanaTidakTerikat 9.000.000 Kas 9.000.000 Yayasan mencatat transaksi ini dengan mendebit Belanja Gaji—Dana Tidak Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 9 juta. 11 Januari Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata, menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta. Belanja Kegiatan—Dana Terikat 4.500.000 Kas 4.500.000 Pencatatan dilakukan sama dengan pencatatan dalam basis kas dan basis akrual, yaitu dengan mendebit Belanja Kegiatan—Dana Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 4,5 juta. 12 Januari Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2 juta. Kas 2.000.000 Pendapatan—Dana Terikat 2.000.000 Yayasan mengakui pendapatan bagi dana terikat dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan—Dana Terikat sebesar Rp 2 juta. 13 Januari Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10 juta. Transaksi ini untuk Dana Tidak Terikat.



Belanja Kendaraan Kas Kendaraan Ekuitas Dana—Di investasikan pada Aktiva Tetap



10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000



Pencatatan belanja dilakukan sama dengan pencatatan belanja pada basis kas. Selain mencatat belanja, Yayasan juga harus mengakui aktiva yang dibelinya sebagai konsekuensi atas tuntutan yang muncul dari fokus pengkuran jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan mendebit Kendaraan dan mengkredit Ekuitas Dana—Diinvestasikan pada Aktiva Tetap (Dana Tidak Terikat). Jurnal kedua ini disebut sebagai jurnal corollary. 15 Januari Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk satu tahun ke depan sebesar Rp 15 juta. Belanja Sewa—Dana Tidak Terikat 15.000.000 Kas 15.000.000 Sama halnya dengan basis kas, pencatatan transaksi ini dilakukan dengan mendebit Belanja Sewa —Dana Tidak Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 15 juta. 20 Januari Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50 juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan. Kas 50.000.000 Pendapatan—Dana Tidak Terikat 50.000.000 Ekuitas Dana—Dicadangkan untuk Utang (Dana TidakTerikat) 50.000.000 Utang Bank 50.000.000 Selain pencatatan Pendapatan—Dana Tidak Terikat, Yayasan juga akan mencatat jurnal yang kedua untuk mengakui utang yang diperoleh. Pengakuan utang ini dilakukan dengan mendebit akun Ekuitas Dana—Dicadangkan untuk Utang (Dana Tidak Terikat), dan mengkredit Utang Bank sebesar Rp 50 juta. 23 Januari Dibayar tagihan listrik, air, dan telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5 juta. Belanja Listrik, Air, dan Telepon— Dana TidakTerikat 1.500.000 Kas 1.500.000 Pencatatan Belanja Listrik, Air, dan Telepon—Dana Tidak Terikat ini tidak berbeda dengan pencatatan yang dilakukan dalam, basis kas. 25 Januari Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat Yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2 juta. Belanja ATK—Dana Tidak Terikat 2.000.000 Kas 2.000.000 30 Januari Mengadakan kegiatan Pertemuan UKM I yang tnenghabiskan dana sebesar Rp 3 juta. Belanja Kegiatan—Dana Terikat 3.000.000 Kas 3.000.000 Pengeluaran untuk kegiatan Pertemuan UKM I dicatat dengan mendebit Belanja Kegiatan—Dana Terikat dan mengkredit Kas sebesar Rp 3 juta.



31 Januari Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9 juta. Komputer 9.000.000 Ekuitas Dana—Diinvestasikan pada Aktiva Tetap (Dana TidakTerikat) 9.000.000 Berbeda dengan basis kas murni, basis kas modifikasi memungkinkan pengakua transaksi yang tidak melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas. Seper halnya transaksi di atas, Yayasan dapat mengakui komputer yang diperoleh dengan mendebit Komputer dan mengkredit Ekuitas Dana— Diinvestasikan pad Aktiva Tetap (Dana Tidak Terikat) sebesar Rp 9 juta. NERACA Dana Tidak Terikat (dalam Rp) Aktiva Kas Komputer Kendaraan Total



50.500.000 9.000.000 10.000.000 69.500.000



Kewajiban dan Ekuitas Dana Utang bank Ekuitas damask Diinvestasikan pada aktiva tetap Dicadangkan untuk utang Total



50.000.000 50.500.000 19.000.000 (50.000.000) 69.500.000



59.500.000



59.500.000



59.500.000



59.500.000



LAPORAN AKTIVITAS Dana Tidak Terikat (dalam Rp) Pendapatan Belanja gaji



Dana Terikat (dalam Rp)



78.000.000



Dana Terikat (dalam Rp) 52.000.000



9.000 9.000.000



-



Belanja kendaraan



10.000.000



-



Belanja sewa gedung



15.000.000



-



Belanja listrik, air, dan telepon



1.500.000



-



Belanja ATK



2.000.000



-



Belanja kegiatan



-



7.500.000



Surplus/ deficit



40.500.000



44.500.000



Transfer—masukan



-



-



Transfer—keluaran



-



-



Penambahan Ekuitas Dana



40.500.000



44.500.000



127 Dana Tidak Terikat



Dana Terikat



*Saldo Awal



=



10.000.000



15.000.000



+/+ Penambahan Ekuitas Dana



=



40.500.000



44.500.000



50.500.000



59.500.000



+/+ Diinvestasikan pada Aktiva Tetap



19.000.000



-/- D icadangkan untuk Utang



=



(50.000.000)



Saldo Akhir



=



19.500.000



59.500.000



KASUS



Kasus 1 Pujowanito University adalah universitas milik Yayasan Jakarta International University yang terletak di pusat jantung bisnis kota Jakarta. Selama tahun 2006 terdapat kejadian-kejadian sebagai berikut: 10 Jan Diterima subsidi dari pemerintah sebesar Rp 2,5 miliar dengan syarat penggunaan 40% untuk pengembangan bangunan kampus dan sisanya untuk operasional. 28 Jan Diterima sumbangan dari Ikatan Pengusaha Muda Jakarta sebesar Rp 800 juta untuk pembangunan laboratorium. 10 Feb Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 200 juta. 14 Feb Universitas merayakan hari jadinya di hotel JW Marriott, Kuningan dan menghabiskan dana sebesar Rp 500 juta. 10 Mar Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 200 juta. 14 Mar Universitas mengangkat dr. Suhardjono sebagai guru besa-Rp 25.000.000_ 10 Apr Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 200 juta. 20 Apr Diterima pembayaran SPP secara kas (tunai) sebesar Rp 790 juta. Dari jumlah tersebut, Rp 110 juta merupakan pelunasan SPP tahun sebelumnya yang telah diakui sebagai piutang usaha, Rp 560 juta merupakan SPP tahun ini, dan Rp 120 juta diperuntukkan bagi SPP tahun depan. 10 Mei Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 200 juta. 10 Mei Diberikan beasiswa bagi 20 orang mahasiswa berprestasi berupa pengembalian SPP (total Rp 100 juta) . 22 Mei Pembangunan laboratorium telah selesai 50% dan universitas membayar Rp 400 juta. Diminta: Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam dana-dana yang telah ditetapkan dengan menggunakan: a. Basis kas. b . Basis akrual. c. Basis kas yang dimodifikasi.



Kasus 2 Untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, pemerintah kota Depok mendirikan Universitas Jaya, sebuah sebuah perguruan tinggi berskala menengah, pada tanggal 5 Januari 2003. Untuk keperluan administrasi keuangan dan peningkatan akuntabilitas, Universitas Jaya menerapkan akuntansi dana dan membentuk dana-dana berikut:  Dana Lancar (Current Fund)  Dana Pembangunan (Plant Fund)  Dana Beasiswa (Scholarship Fund)  Dana Abadi (Endowment Fund) Berikut adalah transaksi yang terjadi: 10 Jan Diterima subsidi dari pemerintah sebesar Rp 250 juta dengan syarat penggunaan 40% untuk pengembangan bangunan kampus dan sisanya untuk biaya operasional. 28 Jan Diterima sumbangan asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 170 juta untuk keperluan beasiswa. 10 Feb Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 12 juta. 15 Feb Dilakukan pembelian mobil dengan dana operasional Rp 55 juta. 10 Mar Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 12 juta. 30 Mar Dikeluarkan keputusan pimpinan untuk mengalokasikan 25% saldo dana operasional sebagai dana abadi (endowment). 10 Apr Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 12 juta. 20 Apr Diterima pembayaran SPP sebesar Rp 115 juta, termasuk di dalamnya Rp 45 juta untuk dana pembangunan gedung. 10 Mei Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 12 juta. 22 Mei Dilakukan pembayaran termin pertama atas pembangunan gedung sebesar Rp 75 juta. Diminta: Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam dana-dana yang telah ditetapkan dengan menggunakan: a. Basis kas. b . Basis akrual. c . Basis kas yang dimodifikasi.



AKUNTANSI UNIVERSITAS Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di universitas sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Bab ini akan membahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana dalam institusi universitas di Amerika Serikat (AS). Dalam pengaturannya, universitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Universitas yang Dikelola Pihak Swasta (Private University). Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan (FASB Statement) No. 117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba. 2. Universitas yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public University). Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh Governmental Accounting Standards Board – GASB (Dewan Standar Akuntansi Pemerintah) khususnya dalam pernyataan (GASB Statement) No. 15 tentang “Model Pelaporan Keuangan untuk Universita”. Bab ini akan membahas jenis universitas yang kedua berdasarkan ketentuan akuntansi dana yang dikembangkan dalam pernyataan GASB No. 15. STRUKTUR DANA DI UNIVERSITAS Struktur dana untuk universitas terdiri atas: 1. Dana Lancar (Current Funds) 2. Dana Pinjaman (Loan Funds) 3. Dana Abadi (Endowment Funds) 4. Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds) 5. Dana Pembangunan (Plant Funds) Dana Lancar (Current Funds) adalah dana yang didirikan oleh universitas untuk mengelola kekayaan atau sumber daya (resources) yang akan digunakan dalam rangka membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Current funds ini dibagi menjadi dua, yaitu dana yang penggunaannya tidak ada batasan (unrestricted current fund) dan dana yang penggunaannya terbatas pada tujuan tertentu (restricted current fund). Dana Pinjaman (Loan Funds) adalah dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan universitas. Dana Abadi (Endowment Funds) adalah dana yang dikumpulkan dan kemudian dikelola oleh universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini “diabadikan” kemudian dikelola dalam bentuk investasi yang hasilnya (return) bisa dimanfaatkan untuk penggunaan jangka pendek. Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds) adalah semacam dana pensiun yang dikelola oleh universitas, sedangkan Dana Pembangunan (Plant Funds) adalah dana yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan aktiva tetap lainnya. Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit-unit pemerintah. Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing-masing dana, menggunakan anggaran untuk



merencanakan dan memonitor operasi, dan juga menggunakan sistem beban pemesanan (encumbrances) untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan, memiliki transaksi dan transfer antardana, serta menyajikan neraca serta laporan operasi untuk periode berjalan. Akan tetapi, terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dana yang diterima. Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara dana terikat (restricted funds) dan dana tidak terikat (unrestricted funds). Pembatasan (restriction) yang dimaksud berasal dari pihak eksternal universitas. Pihak manajemen Universitas juga dapat menyisihkan uang untuk tujuan tertentu. Namun, manajemen tidak boleh membatasi penggunaan suatu dana. Sehingga ketika istilah pembatasan digunakan dalam akuntansi dana untuk universitas, hal itu mengacu pada pembatasan dari pihak eksternal universitas atas penggunaan suatu dana, bukan mengacu pada penyisihan dana secara internal. Secara ringkas, akuntansi dana dan pelaporannya untuk universitas dapat dilihat pada Figur 9.1 berikut: Kelompok Dana Lancar Tidak Terikat



Terikat



Dasar Akuntnasi



Akrual



Pendapatan diakui saat dana di belanjakan



Laporan Keuanga



Laporan Pendapatan dan Belanja



Pinjaman



Abadi



Anuitas dan Pensiun



Pembangunan



Pemasukan atau sumbangan (contributions) dan transfer langsung dicatat sebagekredit pada saldo dana. Dana untuk dibeij:akan ditransfer ke Dana Lancar, kecuali untuk belanja modal dan pelunasan utang, yang dicatat pada Dana Pembangunan.



Laporan Perubahan Saldo Dana Neraca (Kombinasi) Figur 9.1 Akuntnasi dana universitas dan pelaporannya Seperti dapat dilihat pada Figur 9.1, ada tiga laporan keuangan yang harus dibuat oleh suatu universitas, yaitu: 1. Laporan pendapatan, belanja, dan beban lainnya (statement of current funds revenues, expenditures, and other changes). 2. Laporan perubahan saldo dana (statement of changes in fund balances). 3. Neraca kombinasi (combined balance sheet). Pada bagian akhir dari bab ini akan disajikan dua laporan yang pertama, sementara neraca yang disajikan hanya mencakup neraca untuk Dana Lancar. Namun yang dimaksud dengan neraca kombinasi sebenarnya hanyalah gabungan neraca dari masing-masing dana. Selanjutnya, pembahasan akuntansi dana untuk universita ini akan berfokus pada Dana Lancar.



DANA LANCAR TIDAK TERIKAT Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund) mencatat dana yang dapat dibelanjakan untuk menjalankan aktivitas utama dari universitas dan penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Dana Lancar Tidak Terikat serupa dalam tujuannya dengan Dana Umum pada entitas pemerintah. Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Terikat adalah dasar akrual, seperti yang digunakan untuk entitas komersial. Namun, sebagai ganti laba bersih (net income), selisih antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai perubahan bersih atas saldo dana (net change to fund balance). Bagian keuangan dari universitas biasanya menyiapkan rincian anggaran menurut fungsi, objek, departemen, dan kelompok belanja. Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran ini serupa dengan yang dicatat dalam akuntansi pemerintahan. Format ayat jurnal anggaran adalah sebagai berikut: Anggaran Pendapatan XXX Estimasi Belanja XXX Saldo Dana XXX Ayat jurnal anggaran tersebut ditutup pada akhir periode. Selain itu, seperti telah disinggung sebelumnya, akuntansi dana untuk universitas juga menggunakan sistem encumbrances untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan. Dengan sistem ini, ketika dilakukan pesanan pembelian maka dicatatlah ayat jurnal berikut: Beban Belanja XXX Cadangan Beban Belanja XXX Setelah pesanan diterima maka jurnal di atas dibalik senilai proporsi pesanan yang diterima, dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang sebenarnya diterima: Cadangan Beban Belanja XXX Beban Belanja XXX Belanja XXX Kas XXX Dalam akuntansi dana untuk universitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: Pendapatan dan Belanja Sehubungan dengan pendapatan (revenue) dan belanja (expenditure), dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Remisi Uang Kuliah dan Piutang Tak Tertagih Uang kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber pendapatan utama dari Dana Lancar Tidak Terikat. Dalam akuntansi dana untuk universitas, jumlah uang kuliah yang seharusnya terkumpul berdasarkan tarif standar diakui secara penuh sebagai pendapatan. Beasiswa dan remisi (potongan) uang kuliah yang diberikan universitas, termasuk piutang tak tertagih dicatat sebagai belanja. Meskipun banyak beasiswa yang terdapat di sebuah universitas, dalam Dana Lancar Tidak Terikat hanya dicatat beasiswa yang disponsori langsung oleh universitas. Beasiswa lain yang berasal dari alumni atau perusahaan yang dikelola oleh universitas dicatat dalam kelompok dana yang lain. b. Pengembalian Uang Kuliah Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan pengembalian uang kuliah (untuk mahasiswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai pengurangan pendapatan. Ketika pengembalian kepada mahasiswa tersebut disetujui, universitas mendebit pendapatan dari uang kuliah dan mengkredit kas atau piutang.



c. Sesi Perkuliahan yang Berlangsung pada Dua Periode Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada satu periode berjalan namun baru diselesaikan pada periode berikutnya. Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan bahwa uang kuliah yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut diakui sebagai pendapatan pada periode di mana sesi perkuliahan tersebut paling banyak diselenggarakan, bersama dengan seluruh belanja yang berhubungan dengan sesi perkuliahan tersebut. Jika uang kuliah dipungut pada periode berjalan namun sesi perkuliahan kebanyakan diselenggarakan pada periode berikutnya, maka universitas mencatat pemungutan uang kuliah sebagai debit pada kas dan kredit pada pendapatan tangguhan (deferred revenue). Pendapatan tangguhan, beserta belanja tangguhan (deferred expenditure) jika ada, kemudian diakui sebagai pendapatan dan belanja yang sesungguhnya pada periode berikutnya. Transfer dan Penyisihan Dana Seperti dalam akuntansi pemerintahan, akuntansi dana untuk universitas juga memiliki beragam transfer antardana. Namun, dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat istilah khusus yaitu transfer wajib (mandatory transfer) dan transfer tidak wajib (nonmandatory transfer). Transfer wajib adalah transfer dari Dana Lancar ke dana lainnya untuk memenuhi ketentuan dari pihak eksternal dalam suatu perjanjian. Transfer tidak wajib adalah transfer serupa namun ditentukan sendiri oleh pihak universitas untuk berbagai tujuan. Transfer tidak wajib juga dapat dilakukan dari dana lainnya ke dalam Dana Lancar. Transfer wajib dan tidak wajib dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan yang berhubungan dengan Dana Lancar serupa dengan transfer antardana dalam akuntansi pemerintahan. Manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang dalam Dana Lancar Tidak Terikat untuk tujuan tertentu di masa depan. Penyisihan yang disebut dana yang penggunaannya ditetapkan atau dialokasikan oleh dewan (board-designated funds) ini adalah penyisihan internal yang serupa dengan penyisihan laba ditahan (retained earnings) dalam entitas komersial. Manajemen dapat menetapkan atau mencabut penyisihan tersebut menurut kebijakannya sendiri. Investasi Investasi dilaporkan pada nilai wajar (fair value) dalam neraca suatu institusi publik. Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam nilai wajar investasi untuk periode berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan (revenue) dalam laporan operasi entitas yang sesuai. Sumbangan Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan, dan lembaga eksternal untuk memperbaiki program dan aktivitas pendidikannya. Selain itu, universitas juga dapat mencari pemasukan tambahan dari lembaga-lembaga internalnya. Lembaga-lembaga yang menjadi bagian integral dari universitas juga memiliki Dana Lancar serta dana-dana lainnya yang disatukan dalam laporan keuangan universitas. Yang perlu diperhatikan adalah pemisahan antara sumbangan yang mengikat (restricted contributions) dengan sumbangan yang tidak mengikat (unrestricted contributions). Sumbangan yang mengikat yang diterima dicatat dalam Dana Lancar Terikat dan dibelanjakan sesuai dengan batasannya. Sumbangan yang tidak mengikat dicatat dalam Dana Lancar Tidak Terikat dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan universitas yang telah ditentukan. Beberapa pemasukan dapat berbentuk Dana Abadi di mana pokok dananya (principal) harus dikelola selama periode tertentu. Pemasukan ini dicatat dalam rekening Dana Abadi yang terpisah. Pemasukan yang berupa properti diakui sebag.ai pendapatan pada nilai wajarnya. Sedangkan pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari mahasiswa lama untuk melaksanakan program orientasi bagi mahasiswa baru, biasanya tidak dicatat oleh universitas.



Depresiasi Semua organisasi nirlaba, termasuk universitas, harus melaporkan depresiasi (penyusutan) dalam laporan keuangan untuk tujuan eksternalnya. Depresiasi harus dilaporkan sebagai belanja (expenditure) dalam daNa yang menggunakan aktiva bersangkutan selama periode berjalan. Serupa dengan Dana Umum dalam akuntansi pemerintahan, Dana Lancar juga dapat mengakuisisi aktiva, namun terbatas pada aktiva lancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktiva j angka panjang yang dilaporkan dalam Dana Lancar. Aktiva j angka panjang dilaporkan dalam Dana Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi aktiva tetap dengan dana yang berasal baik dari Dana Lancar maupun Dana Pembangunan sendiri. Akan tetapi untuk akuisisi aktiva tetap dalarn nilai yang . besar tidak boleh menggunakan dana yang berasal dari Dana Lancar, namun harus menggunakan dana yang berasal dari dan dicatat sebagai Dana Pembangunan. Ilustrasi Transaksi Dana Lancar Tidak Terikat Berikut adalah ilustrasi transaksi dari Universitas Impian selama tahun 20X6. Universitas Impian memiliki tahun buku yang berakhir sama dengan akhir tahun ajarannya (30 Juni). Di bawah ini adalah saldo neraca Universitas Impian per 30 Juni 20X5 yang menjadi saldo awal untuk periode tahun 20X6 (dalam ribuan rupiah) : Universitas Impian Neraca—Dana Lancar 30 Juni 20X5 (dalam ribuan rupiah) Aktiva TidakTerikat: Kas 55.000 lnvestasi, pada nilai wajar 180.000 Piutang Usaha 98.000 Dikurang: Penyisihan Piutang TakTertagih (10.000) Persediaan, pada mana yang lebih rendah, biaya atau pasar 40.000 Beban Dibayar di Muka 10.000 Total Aktiva Tidak Terikat 373.000 Terikat: Kas Investasi, pada nilai wajar Piutang Usaha Dikurang: Penyisihan Piutang TakTertagih Total Aktiva Terikat Total Dana Lancar Kewajiban dan Saldo Dana TidakTerikat: Utang Usaha Beban yang Masih Harus Dibayar Deposit Mahasiswa



56.000 83.000 84.000 (4.000) 219.000 592.000



50.000 8.000 18.000



Utang pada Dana Lainnya Beban yang Ditangguhkan Saldo Dana: Tidak dialokasi Diatur oleh Dewan Deposit Mahasiswa Diatur oleh Dewan Total Tidak Terikat Terikat: Utang Usaha Saldo Dana Total Terikat Total Dana Lancar



60.000 10.000 227.000 18.000 373.000 3.000 216.000 219.000 592.000 Figur 9.2 Neraca—Dana Lancar Universitas Impian



Pendapatan (Revenue) Setelah dihitung, jika seluruh mahasiswa yang terdaftar di Universitas Impian membayar uang kuliahnya pada tarif standar, maka Universitas Impian akan memperoleh pendapatan dari uang kuliah sebesar Rp 1.310.000. Dari jumlah tersebut, Universitas Impian berencana memberikan remisi (potongan) uang kuliah total senilai Rp 45.000 sedangkan sisanya harus dibayar tunai oleh para mahasiswa. Tidak berapa lama kemudian, karena satu. dan lain hal maka sebagian mahasiswa Universitas Impian mengundurkan diri dan menarik uang kuliah yang telah mereka bayarkan total senilai Rp 20.000. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (1) Kas 1.265.000 Piutang 45.000 Pendapatan—Uang Kuliah 1.310.000 (2) Pendapatan—Uang 20.000 Kas 20.000 Karena berstatus badan hukum milik negara, maka Universitas Impian masih mendapatkan subsidi dari pemerintah senilai Rp 650.000. Selain itu, Universitas Impian juga mendapat tambahan dana dari pemerintah senilai Rp 20.000 yang berasal dari dana lancar terikat sehubungan dengan riset pengobatan kanker sebagai penggantian biaya overhead. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (3) Kas 670.000 Pendapatan—Apropriasi Pemerintah 650.000 Pendapatan—Hibah dan Kontrak Pemerintah 20.000 Universitas Impian juga memperoleh pendapatan dari donasi alumninya senilai Rp 425.000, di samping juga memperoleh pendapatan dari pengelolaan Dana Abadi senilai Rp 255.000. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (4) Kas 425.000 Pendapatan—Sumbangan, Hibah, dan Kontrak Pribadi 425.000 (5) Kas 255.000 Pendapatan—Dana Abadi dan Pendapatan investasi 255.000



Setelah dihitung, investasi yang tercatat dalam Dana Lancar ternyata mengalami kenaikan nilai wajar (fair value) senilai Rp 10.000. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (6) Investasi 10.000 Pendapatan—Dana Abadi dan Pendapatan Investasi 10.000 Unit-unit usaha tambahan/lainnya (auxiliary enterprises) milik universitas, di antaranya adalah kantin, memperoleh pendapatan senilai Rp 1.100.000. Dari jumlah itu, senilai Rp 123.000 masih dalam bentuk piutang, Rp 9.000 diperkirakan tidak tertagih, sedangkan sisanya telah diterima secara tunai. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (7) Kas 977.000 Piutang 123.000 Belanja—Usaha Tambahan 9.000 Penyisihan PiutangTakTertagih 9.000 Pendapatan—Usaha Tambahan 1.100.000 Terakhir, pada tahun 20X6 terdapat pokok dari Dana Abadi yang sudah jatuh tempo senilai Rp 20.000 dan dapat digunakan dalam Dana Lancar Tidak Terikat. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (8) Kas 20.000 Pendapatan—Dana Abadi Jatuh Tempo 20.000 Belanja (Expenditures) Rincian belanja dari Universitas Impian dapat dilihat pada ayat jurnal di bawah. Dari jumlah belanja tersebut, Rp 2.003.000 dibayar tunai, Rp 73.000 • secara kredit, senilai Rp 40.000 merupakan penggunaan dari persediaan dan perlengkapan yang ada, Rp 10.000 merupakan beban dibayar di muka yang jatuh tempo pada 20X6, dan Rp 79.000 merupakan belanja dari dana lainnya yang nantinya harus diganti oleh Dana Lancar. Sebagai catatan, termasuk dalam belanja yang dimaksud adalah penggantian biaya overhead untuk riset pengobatan kanker senilai Rp 20.000 [lihat jurnal (3)]. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (9) Belanja—Pengajaran



Belanja—Riset Belanja—Pelayanan Publik Belanja—Dukungan Akademik Belanja—Pelayanan Mahasiswa Belanja—Dukungan Institusional Belanja—Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Kas Persediaan Beban Dibayar di Muka Utang Utang Dibayar di Muka Utang kepada Dana Lain



1.480.000 50.000 65.000 125.000 100.000 275.000 110.000 2.003.000 40.000 10.000 63.000 10.000 79.000



Remisi uang kuliah yang telah ditetapkan di awal total senilai Rp 45.000 akhirnya diberikan kepada beberapa mahasiswa pilihan dari Universitas Impian. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (10) Belanja—Beasiswa 45.000 Piutang 45.000 Terakhir, belanja dari unit-unit usaha tambahan milik universitas dicatat pada ayat jurnal sebagai



berikut: (11) Belanja—Usaha Tambahan Kas



906.000 906.000



Transfer Berikut ini adalah data-data mengenai transfer antardana yang terjadi selama tahun 20X6 untuk Universitas Impian. Transfer Wajib Jumlah Tujuan Ke Dana Pembangunan Ke Dana Pembangunan Ke Dana Pinjaman Transfer Tidak Wajib Ke Dana Pinjaman Ke Dana Abadi Ke Dana Pembangunan Dari Dana Abadi



Rp 120.000 85.000 1.000



Pelunasan utang Perbaikan dan penggantian aktiva Pemenuhan ketentuan kontrak



Jumlah Rp 15.000 275.000 35.000 30.000



Tujuan Penambahan jumlah dana Pembentukan Dana Abadi Penambahan jumlah dana Pembagian keuntungan investasi



Jumlah transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp 120.000 dialokasikan senilai Rp 75.000 untuk unit-unit usaha tambahan milik universitas, demikian pulajumlah transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp 85.000 dialokasikan senilai Rp 35.000 untuk unit-unit usaha tambahan tersebut. Adapun ayat jurnal untuk mencatat data-data transfer antardana di atas adalah sebagai berikut: (12) Transfer Wajib—Pokok dan Bunga



ke Dana Pembangunan Transfer Wajib—Pembaruan dan Penggantian ke Dana Pembangunan Transfer Wajib—Menyesuaikan Hibah ke Dana Pinjaman Kas



120.000



(13) Transfer Tidak Wajib ke Dana Pinjaman



15.000 275.000 35.000



Transfer Tidak Wajib ke Dana Abadi Transfer Tidak Wajib ke Dana Pembangunan Transfer Tidak Wajib dari Dana Abadi Kas



85.000 1.000 206.000



30.000 295.000



Transaksi Lain Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang berhubungan dengan neraca Dana Lancar dari Universitas Impian: (14) Investasi 55.000 Kas 55.000



(15) Kas



Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Usaha (16) Persediaan



88.000 10.000 98.000 45.000



Kas (17) Beban Dibayar di Muka



45.000 14.000



Kas (18) Utang



Utang Dibayar di Muka Utang kepada Dana Lain Kas (19) Kas



14.000 50.000 8.000 60.000 118.000 5.000



Kredit yang Ditangguhkan (20) Deposit Mahasiswa



5.000 3.000



Kas



3.000



Terakhir, manajemen Universitas Impian menyisihkan Rp 50.000 dari saldo dana untuk riset di masa depan. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (21) Saldo Dana



Cadangan untuk Penelitian yang Dialokasikan oleh Dewan



50.000 50.000



DANA LANCAR TERIKAT Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunakan untuk tujuan operasional dari universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang mensponsori dana tersebut. Penerimaan dana dengan pembatasan (restriction) dicatat sebagai peningkatan dalam kas dan saldo dana, namun tidak diakui sebagai pendapatan sampai ketentuan yang membatasi penggunaan dana tersebut dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan. Format ayat jurnal pener•imaan dana dalam Dana Lancar Terikat adalah sebagai berikut: Kas XXX Saldo Dana XXX Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut: Belanja XXX Saldo Dana XXX Kas XXX Pendapatan XXX Jadi, dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai dengan tujuan tertentu telah dilakukan.



Ilustrasi Transaksi Dana Lancar Terikat Berikut adalah ilustrasi lanjutan dari transaksi-transaksi Universitas Impian selama tahun 20X6: Pendapatan dan Penambahan Saldo Dana Lainnya Universitas Impian menerima dana untuk Dana Lancar Terikat dari pemerintah senilai Rp 300.000 yang penggunaannya dibatasi pada riset pengobatan kanker, jumlah ini termasuk Rp 20.000 sebagai penggantian biaya overhead yang dicatat dalam Dana Lancar Terikat [lihat jurnal (3)]. Selain itu Universitas Impian juga menerima dana dari sebuah lembaga swasta senilai Rp 250.000 yang penggunannya dibatasi pada pengembangan "Pusat Rekayasa Teknologi." Ayat jurnalnya sebagai berikut: (22) Kas



Saldo Dana (23) Kas



Saldo Dana



300.000. 300.000 250.000 250.000



Selama tahun 20X6, Universitas Impian membelanjakan uang senilai Rp 212.000 untuk riset pengobatan kanker dan Rp 190.000 untuk pengembangan "Pusat Rekayasa Teknologi." Ayat jurnalnya sebagai berikut: (24) Saldo Dana



Pendapatan—Hibah dan Kontrak Pemerintah



212.000 212.000



(25) Saldo Dana



190.000 Pendapatan—Sumbangan, Hibah, dan Kontrak Pribadi 190.000



Selain itu, Universitas Impian juga menerima pendapatan dari pengelolaan Dana Abadi senilai Rp 105.000 yang penggunaannya dibatasi pada belanja untuk pengembangan program S-1. Ayat jurnalnya sebagai berikut: (26) Kas



105.000 Peridapatan—Dana Abadi dan Pendapatan Investasi 105.000



Belanja dan Pengurangan Saldo Dana Lainnya Dari keterangan tentang pendapatan dalam Dana Lancar Terikat di atas juga dapat diketahui bahwa belanja yang dilakukan dengan menggunakan Dana Lancar Terikat adalah total senilai Rp 507.000 (riset pengobatan kanker senilai Rp 212.000, pengembangan "Pusat Rekayasa Teknologi" senilai Rp 190.000, pengembangan program S-1 senilai Rp 105.000). Dari jumlah total tersebut, Rp 7.000 masih berupa utang yang harus dilunasi kemudian. Rincian belanja tersebut dapat dilihat pada ayat jurnal berikut: (27) Belanja—Pengajaran



245.000



Belanja—Riset Belanja—Pelayanan Publik Belanja—Beasiswa Kas Utang



200.000 12.000 50.000 500.000 7.000



Dari keterangan untuk jurnal (22) diketahui bahwa dana dari pemerintah senilai Rp 300.000 untuk riset pengobatan kanker sudah termasuk Rp 20.000 sebagai penggantian biaya overhead yang dicatat dalam Dana Lancar Terikat [lihat jurnal (3)]. Ketika belanja penggantian biaya overhead ini dilakukan dan dicatat pada Dana Lancar Terikat [lihat keterangan untuk jurnal (9)] maka pada Dana Lancar Terikat dibuatlah ayat jurnal berikut: (28) Saldo Dana



20.000



Kas



20.000



Setelah diteliti, senilai Rp 14.000 dari Dana Lancar Terikat yang telah diterima sebelumnya ternyata ketentuan yang membatasinya tidak dapat dipenuhi oleh Universitas Impian sehingga harus dikembalikan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (29) Saldo Dana



14.000



Kas



14.000



Transaksi Lain Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang berhubungan dengan neraca Dana Lancar dari Universitas Impian: (30) Investasi



41.000



Kas (31) Kas



41.000 46.000



Piutang (32) Utang



Kas



LAPORAN KEUANGAN



46.000 3.000 3.000



Laporan keuangan Universitas Impian untuk tahun buku yang berakhir tanggal 30 Juni 20X6 disajikan pada beberapa figur berikut: Universitas Impian Neraca—Dana Lancar 30 Juni 20X6 (dalarn ribuan rupiah) 20X6 20X5 Aktiva Tidak Terikat: Kas



95.000



55.000



Investasi Piutang -/- Penyisihan Piutang TakTertagih Persediaan Beban Dibayar di Muka Jumlah TidakTerikat Terikat:



245.000 123.000 (9.000) 45.000 14.000 513.000



180.000 98.000 (10.000) 40.000 10.000 373.000



Kas Investasi Piutang -/- Penyisihan Piutang TakTertagih Jumlah Terikat



179.000 124.000 38.000 (4.000) 337.000



56.000 83.000 84.000 (4.000) 219.000



Jumlah Dana Lancar



850.000



592.000



Figur 9.3



Neraca—Dana Lancar Universitas Impian Kewajiban dan Saldo Dana Tidak Terikat: Utang Utang Dibayar di Muka Deposit Mahasiswa



63.000 10.000 15.000



50.000 8.000 18.000



Utang pada Dana Lain



79.000



60.000



Kredit Ditangguhkan



15.000



10.000



281.000



227.000



50.000



-



513.000



373.000



7.000



3.000



Saldo Dana



330.000



216.000



Total Terikat



337.000



219.000



Total Dana Lancar



850.000



592.000



Saldo Dana: Tidak Dialokasikan Dialokasikan oleh Dewan Total TidakTerikat Terikat: Utang



Figur 9.3 (Lanjutan)



Universitas Impian Laporan Pendapatan, Belanja, dan Beban Lainnya-Dana Lancar Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 30 Juni 20X6 (dalam ribuan rupiah) Tidak Terikat Terikat Total Pendapatan Pendapatan-Uang Kuliah



1.290.000



-



1.290.000



650.000



-



650.000



20.000



212.000



232.000



425.000



190.000



615.000



265.000



105.000



370.000



1.100.000



-



1.100.000



20.000



-



20.000



3.770.000



507.000



4.277.000



1.480.000



245.000



1.725.000



50.000 65.000



200.000 12.000



250.000 77.000



Dukungan Akademik



125.000



-



125.000



Pelayanan Mahasiswa



100.000



-



100.000



Dukungan Institusional Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas Beasiswa



275.000 110.000 45.000



50.000



275.000 110.000 95.000



2.250.000



507.000



2.757.000



45.000



-



45.000



Pendapatan-Pendapatan Pemerintah Pendapatan-Hibah dan Kontrak Pemerintah Pendapatan-Sumbangan, Kontrak Pribadi



Hibah,



dan



Pendapatan-Dana Abadi dan Pendapatan Investasi Pendapatan-Usaha Lainnya Pendapatan-Dana Abadi Berjangka Jatuh Tempo Total Pendapatan Belanja dan Transfer Wajib Belanja: Pengajaran Riset Pelayanan Publik



Total Belanja Transfer Wajib: Pokok dan Bunga ke Dana Pembangunan



Figur 9.4 Laporan pendapatan, belanja, dan perubahan lainnya-Dana Lancar Universitas Impian



Pembaruan dan Penggantian ke Dana Pembangunan Penyesuaian Hibah ke Dana Pinjaman Total



50.000



50.000



1.000



1.000



2.346.000



507.000



2.853.000



Unit Usaha Lainnya: Belanja Transfer Wajib ke: Pokok dan Bunga ke Dana Pembangunan



915.000



915.000



75.000



75.000



35.000 1.025.000



35.000 1.025.000



Pembaruan dan Penggantian ke Dana Pembangunan Total Unit Usaha Lainnya Total Belanja dan Transfer Wajib



(3.371.000)



(507.000)



(3.878.000)



-



128.000



128.000



-



(14.000)



(14.000)



(295.000)



-



(295.000)



104.000



114.000



218.000



Transfer dan Lain-lain Penerimaan Terikat yang Melebihi Pengeluaran Penerimaan Terikat yang Didanai Kembali Transfer Tidak Wajib Kenaikan (Penurunan) Saldo Dana



Figur 9.4 Lanjutan) PERTANYAAN



Universitas Impian menerapkan akuntansi dana dalam pembukuannya. Di awal tahun ajaran 2005/2006, diketahui data keuangan sebagai berikut: Pos Tidak Terikat: Kas 210.000.000,00 Piutang Usaha 341.000.000,00 Piutang Apropriasi Pemerintah 75.000.000,00 Total Aktiva Tidak Terikat 626.000.000,00 Utang Usaha 45.000.000,00 Pendapatan yang Ditangguhkan 66.000.000,00 Saldo dana tidak dialokasikan 515.000.000,00 Total Pasiva Tidak Terikat 626.000.000,00 Pos Terikat: Kas Investasi Aktiva Bersih Terikat Saldo dana terikat Total pasiva terikat



7.000.000,00 60.000.000,00 67.000.000,00 67.000.000,00 67.000.000,00



Transaksi-transaksi yang terjadi sepanjang tahun tersebut adalah: 1 Juli Diterima sumbangan dari alumni sebesar Rp 100.000.000,00 di mana 50% untuk pembelian buku perpustakaan dan sisanya untuk dana beasiswa. Untuk keperluan tersebut, universitas hams membuat Dana Abadi (Endowment Fund) untuk menampung dana beasiswa. 30 Juli Diterima pelunasan SPP tahun sebelumnya (piutang) sebesar Rp 11 .000.000,00 tunai. 2 Agt Diterima pembayaran SPP secara kas (tunai) sebesar Rp 2.100.000.000,00 Dari jumlah tersebut, Rp 330.000.000,00 merupakan pelunasan SPP tahun sebelumnya yang telah diakui sebagai piutang, Rp 1.650.000.000,00 merupakan SPP tahun ini, dan Rp 120.000.000,00 merupakan SPP tahun depan (pendapatan yang ditangguhkan) . 5 Nov Diterima subsidi dari pemerintah sebesar Rp 75.000.000,00 yang sebelumnya telah dicatat sebagai piutang. Pada saat bersamaan, ditetapkan pula subsidi untuk tahun ini, dan uangnya diterima tahun depan sebesar Rp 85.000.000,00 2 Des Diterima sumbangan tanpa syarat atau pembatasan apa pun dari alumni sebesar Rp 50.000.000,00 9 Jan Investasi dalam Dana Terikat (Restricted Fund) senilai Rp 40.000.000,00 dijual seharga Rp 45.000.000,00 20 Feb Dana dalam Dana Terikat telah digunakan sesuai tujuannya sebesar Rp 35.000.000,00 30 Jun Total biaya operasional universitas selama satu tahun sebesar Rp 1.800.000.000,00 dan telah dibayar tunai. Utang biaya operasi tahun lalu (utang usaha) juga dibayarkan. 30 Juni Pendapatan ditangguhkan tahun sebelumnya diakui tahun berjalan. Diminta: 1. Buatlah jurnal untuk seluruh transaksi tersebut sesuai dana terkait! 2. Buatlah neraca dan laporan aktivitas Universitas Impian untuk tahun yang berakhir tanggal 30 Juni 2006.



Akuntansi Rumah Sakit Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di rumah sakit. Namun harus disadari bahwa tidak semua rumah sakit adalah organisasi yang bersifat nirlaba. Beberapa rumah sakit dioperasikan sebagai layaknya perusahaan yang mencari laba, bahkan beberapa di antaranya melakukan penjualan sahamnya di pasar modal. Dalam kasus rumah sakit yang beorientasi laba, standar akuntansi yang diikuti adalah standar akuntansi keuangan yang digunakan untuk sektor komersial. Bab ini akan membahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana dalam rumah sakit di Amerika Serikat (AS). Seperti halnya universitas, dalam pengaturannya, rumah sakit dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital). Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan (FASB Statement) No. 117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.” 2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital). Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh Governmental Accounting Standards Board – GASB (Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan). Bab ini akan membahas jenis rumah sakit yang pertama berdasarkan ketentuan akuntansi dana yang dikembangkan dalam pernyataan FASB No. 117. AKUNTANSI DANA DI RUMAH SAKIT Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan informasi keuangannya mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) 2. Dana Terikat (Restricted Fund) Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi



penggunaannya pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya dana umum (General Fund) dipemerintahan atau Dana Lancar Tidak Terikat (unresticted currentnfund) dalam akuntansi universitas, yang dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari. Dana Terikat (restricted Fund) adalh dana yang dibatsi penggunaana pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi (1) Dana Terikat Sementara waktu (temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat sementara, dan (2) Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat permanen. Aktiva (aset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara satu atau lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara waktu dan terikat permanen. Selengkapnya, dana-dana yang umum dugunakan dalam akuntansi dana untuk rumah sakit dapat dlihat pada Figur 10.1 berikut ini : Kelompok Dana Terikat



Umum



Tujuan Khusus



Terikat Waktu



Penggantian dan Pengembangan Fasilitas



Abadi



Dasar Akuntansi



Akrual



Pemasukan/sumbangan (contYibutions), transfer, dicatat secara langsung dalam dana yang bersangkutan. Sumber daya/dana ditahan dam masing-masing dana hingga dipindahkan ke Dana Umpm un.tuk belanja:



Deskripsi Perbedaan.



.



Dana dibatasi untuk tujuan operasional tertentu



Laporan Keuangan



Neraca Laporan Operasi Laporan Perubahan Aktiva Bersih Laporan Arus Kas



Dana tidak dapat digunakan sampai waktu yang ditentukan pihak sponsor.



Dana dibatasi untuk penambahan aktiva tetap



Dana abadi yang harus dikelola dan tidak untuk digunakan.



Figur 10.1 Dana – dana dalam akuntansi dana rumah sakit



Dana Umum Dana Umum (Gneral Fund) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana yang diterima dan dibenlanjakan dalam menjalankan kegiatan operasi utama dari rumah sakit. Dalam dana umum, direksi rumah sakit dapat menetapkan pembatasan berupa penyisihan atas sumber daya tertentu (board-designated resources). Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggapsebagai dana terikat namunpencatatannya harus tetap mencantumkan tujuan penyisihan dana tersebut. Hal ini disebabkan oleh dana yang dibatasi penggunaannya. Penyisihan danaberasal dari inisiatif internal direksi rumah sakit, sedangkan pembatasan penggunaan dana berasal dari pihak internal direksi rumah sakit, sedangkan pembatasandana berasal dari pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut. Dana Terikat Kelompok dana (fund Group)yang digolongakn sebagai dana terikat digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang mensponsori dana tersebut.secara garis besar, seperti dijelaskan sebelumnya kelompok dana terikat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu pembatasannya bersifat sementara (temporarily restricted) dan yang pembatasannya bersifat tetap (permanently restricted) Yang termasuk kedalam dana terikat sementara adalah (1) Dana untuk tujuan khusus (Specific-Purpose Funds), yaitu dana atau kekayaan yang dibatasi penggunaannya sampai batas waktu tertentu, (2) Dana Terikat Wkatu (Time Resticted Fund), yaitu Dana atau kekayaan yang dibatasi penggunaannya sampai batas waktu tertentu, dan (3) Dana Pengganti dan Pengembangan Fasilitas (Plant Replecement and Exspansion Funds). Yaitu dana atau kekayaan yang khusus dialokasikan untuk pembangunan dan/atau pengembangan aktiva tetap.(Endowment Funds). Deskripsi singkat



tentang masing-masing dana tersebut dapat dilihat pada bagan sebelumnya. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam dana abad, dana hanya boleh digunakan sebagai modal/pokok, yang biasanya akan dikelola/diinvestasikan misalnya daalm bentuk deposito. Penghasilan dari investasi inilah yang baru dapat digunakan baik untuk tujuan umum(tidak terikat) maupun untuk tujuan khusus (terikat sementara) LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT Terdapat empat laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi. Neraca Neraca rumah sakit tidak mempunyai perbedaanmendasar, baik isi maupun proses penyusunan, dari sudut pandanng ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian, ada beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan, antara lain : a. Kas Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada Dana Terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi (misalnya, kas yang terdapat pada Dana Pembangunan dan Dana Abadi). b. Piutang Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi. Dengan demikian, dibuat penyajian tentang "penyisihan piutang tak tertagih." Rumah sakit biasanya juga memberikan pelayanan sosial, yaitu pelayanan kesehatan curnacuma bagi pasien yang dapat menunjukkan bahwa ia tidak mampu membayar menurut kriteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik sebagai piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan rumah sakit.



c.



d.



e.



f.



g.



Investasi Investasi awal dicatat pada harga•perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada laporan operasi rumah sakit. Aktiva Tetap Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana Umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan aktivanya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu. Aktiva yang Disisihkan Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan untuk tujuan tertentu oleh pihak internal rumah sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat (restricted assets), namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited assets). Aktiva yang disisihkan ini adalah sumber daya yang sebelumnya dijelaskan sebagai board designated resources. Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang .melakukan pencatatan utang jangka panjangnya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu. Saldo Dana Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan, Saldo Dana yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan



menjadi (1) terikat (unrestricted) yang dapat digunakan dengan bebas sesuai kebijaksanaan dari rumah sakit, (2) terikat sementara waktu (temporarily restricted) yang baru dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi, dan (3) terikat permanen (permanently restricted) yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya saja. Laporan Operasi Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi (Statement of Operations). Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang memengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan basil kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba/rugi operasi selama periode berjalan maupun laba lain yang diperoleh selama operasi berjalan. Contoh laba lain yang dimaksud adalah pendapatan investasi (baik yang telah direalisasi maupun belum direalisasi) . Judul dari indikator kinerja ini misalnya "Surplus Pendapatan dan Sumbangan Lainnya atas Belanja." Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan hams dilaporkan setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara internal antardana yang ada. Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian. a. Pendapatan Jasa Pasien Pendapatan dari pasien dihitung padajumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjustments) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien.



Penyesuaian Kontraktual Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggungan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa-jasa yang diberikannya namun rumah sakit bisa saja menjalin kontrak dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah pembayaran yang lebih rendah untuk jasa-jasa tersebut. Dalam hal ini, rumah sakit membuat Penyesuaian Kontraktual dari tarif jasa normalnya. c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapatan tersebut biasanya mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya. b.



Transfer Antardana Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/ donor sudah terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva tersebut harus ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer antardana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai "Pelepasan Saldo Dana" dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat. e. Beban Dana Umum Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara, akrual, seperti halnya pada entitas komersial. d.



c.



Sumbangan



Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai Sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor/donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke Dana Umum. Laporan Perubahan Aktiva Bersih Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih, yaitu Tidak Terikat, Terikat Sementara, dan Terikat Permanen. Laporan Arus Kas Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial. ILUSTRASI TRANSAKSI Berikut adalah ilustrasi transaksi untuk Rumah Sakit Impian, sebuah rumah sakit nirlaba di Kota Impian, selama periode 20X6. Rumah sakit ini mengklasifikasikan dananya menjadi (1) Dana Tidak Terikat: Dana Umum, (2) Dana Terikat Sementara: Dana untuk Tujuan Khusus, Dana Terikat Waktu, Dana Penggantian dan Pengembangan Bangunan, dan (3) Dana Terikat Permanen: Dana Abadi. Saldo neraca tanggal 31 Desember 20X5 yang juga



menjadi saldo awal untuk periode 20X6 adalah sebagai berikut. Rumah Sakit Impian Neraca Per 31 Desember 20X5 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Aktiva Lancar: Kas 14.000 Piutang 400.000 -/- Estimasi Piutang Tak T ertagih 12.000 Piutang Sumbangan (30.000) Persediaan 60.000 Beban Dibayar di Muka 20.000 Total AktivLancar 476.000 Aktiva yang Disisihkan: Kas yang Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas 210.000 Piutang yg Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas 120.000 lnvestasi yg Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas 808.000 Total Aktiva yang Disisihkan 1.138.000 Investasi 716.000 Aktiva Tetap 3.200.000 -/- Akumulasi Depresiasi (1.000.000) Aktiva Tetap (Bersih) 2.200.000 Total Aktiva 4.530.000 Kewajiban dan Aktiva Bersih Kewajiban Lancar: Utang Bank 70.000 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 60.000 Utang Usaha 90.000 Utang Gaji 25.000 Utang Pihak Ketiga 125.000 Pendapatan Diterima Di Muka 5.000 Total Kewajiban Lancar 375.000 Utang Jangka Panjang 1.100.000 Total Kewajiban 1.475.000



Aktiva Bersih: TidakTerikat Terikat Sementara Teri kat Waktu Total Aktiva Bersih Total Kewajiban dan Aktiva Bersih



1.685.000 570.000 800.000 3.055.000 4.530.000



Figur 10.2 Neraca Rumah Sakit Impian Dana Umum Rumah Sakit Impian telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp 2.600.000 jika diukur menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, terdapat penyesuaian kontraktual yang harus dikurangkan senilai Rp 240.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (1)Piutang 2.600.000 Pendapatan Jasa Pasien 2.600.000 (2)Penyesuaian Kontraktual 240.000 Piutang 240.000 Selain pendapatan yang berasal dari pasiennya, Rumah Sakit Impian juga memperoleh pendapatan dari kantin, apotik, dan lahan parkir yang dikelolanya total senilai Rp 30.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (3)Kas 30.000 Pendapatan Program Lainnya 30.000 Selama 20X6, Rumah Sakit Impian mengakui beban operasi senilai Rp 2.590.000. Dari jumlah itu, senilai Rp 2.125.000 dibayar tunai dan sisanya merupakan penggunaan aktiva dibayar di muka, penyisihan piutang tak tertagih, depresiasi, dan utang. Selain itu Rumah Sakit Impian juga menerima sumbangan jasa senilai Rp 10.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (4)Belanja—Jasa Keperawatan 800.000 B elanja—Jasa Profesional Lainnya 620.000 Belanja—Jasa Umum 700.000 Belanja—Jasa Fiskal 100.000 Belanja—Jasa Administrasi 80.000 Belanja—Biaya Malpraktik 30.000



Belanja—Piutang TakTertagih 60.000 Belanja—Depresiasi 200.000 Kas 2.125.000 Estimasi Piutang TakTertagih 60.000 Persediaan 90.000 Belanja Dibayar di Muka 5.000 Akumulasi Depresiasi 200.000 Utang Usaha 50.000 Utang Gaji 30.000' Utang Biaya Malpraktik 30.000 (5)Belanja—Jasa Profesional Lainnya 10.000 Pendapatan Donasi Jasa 10.000 Selain donasi jasa seperti disinggung di atas, Rumah Sakit Impian juga menerima donasi aktiva dalam bentuk uang tunai senilai Rp 63.000 dan dalam bentuk obat- obatan senilai Rp 30.000. Kedua donasi tersebut tidak terikat penggunaannya. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (6)Kas 63.000 Sumbangan—Tidak Dibatasi 63.000 (7)Persediaan 30.000 Sumbangan—Tidak Dibatasi 30.000 Pendapatan lain yang diperoleh Rumah Sakit Impian selama 20X6 adalah pendapatan senilai Rp 10.000 dari investasi yang dananya ditentukan oleh direksi rumah sakit sendiri (board-designated funds) bagi pengembangan rumah sakit di masa depan. Sebagai tambahan, Rumah Sakit Impian juga memperoleh keuntungan senilai Rp 5.000 dari penjualan peralatannya. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (8)Kas—Disisihkan untuk Pembangunan Gedung 10.000 Pendapatan Investasi 10.000 (9)Kas 55.000 Akumulasi Depresiasi 50.000 Aktiva Tetap 100.000 Keuntungan Penjualan Aktiva 5.000 Berikut ini adalah data mengenai transfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat.



Jumlah (Rp) 180.000 200.000



25.000 12.000



Dana Terikat



Deskripsi



Dana untuk Tujuan Khusus Dana Penggantian dan Fasilitas Pengembangan Dana Penggantian dan Perluasan Dana Terikat Gedung Waktu



Dana dalam bentuk uang tunai untuk riset dan Dana dalam bentuk uang pendidikan. tunai untuk membeli peralatan . Peralatan yang sudah dapat digunakan untuk kegiatan . Penarikanoperasi piutang. Figur 10.3



Data Transfer—Dana Terikat ke Dana TidakTerikat Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (10) Kas 180.000 Penerimaan Transfer—Pelepasan Saldo Dana 180.000 (11) Kas 200.000 Penerimaan Transfer—Pelepasan Saldo Dana 200.000 (12) Aktiva Tetap 25.000 Penerimaan Transfer—Pelepasan Saldo Dana 25.000 (13) Kas 12.000 Penerimaan Transfer—Pelepasan Saldo Dana 12.000 Sedangkan berikut ini adalah ayat-ayat jurnal untuk mencatat beberapa transaksi lain dalam Dana Umum dari Rumah Sakit Impian selama tahun 20X6. (14) Kas 2.250.000 Estimasi Piutang Tak Tertagih 50.000 Piutang 2.300.000 (15) Persediaan 50.000 Kas 50.000 (16) Kas 50.000



(17) (18)



(19) (20) (21)



Investasi 50.000 Aktiva Tetap 250.000 Kas 250.000 Wesel Bayar 5.000 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 60.000 Utang Usaha 90.000 Utang Gaji 25.000 Kas 180.000 Kas 35.000 Utang Pihak Ketiga 35.000 Utang Jangka Panjang 50.000 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 50.000 Investasi 15.000 Keuntungan Investasi Belum Direalisasi 15.000



Dana untuk Tujuan Khusus Rumah Sakit juga membentuk suatu dana untuk keperluan-keperluan khusus yang disebut Dana untuk Tujuan Khusus. Dana ini (seperti juga dana terikat lainnya) tidak mencatat belanja. Dana ini hanya mencatat aktiva yang penggunaannya dibatasi (restricted) sampai Dana Umum memenuhi persyaratan untuk menggunakan aktiva tersebut, biasanya setelah melakukan belanja operasi yang sesuai dengan persyaratan atau setelah direksi rumah sakit menyetujui belanja tersebut. Dalam hal ini aktiva ditransfer dari Dana untuk Tujuan Khusus (atau dari dana terikat lainnya) ke Dana Umum untuk membayar belanja operasi dimaksud. Selama tahun 20X6, Dana untuk Tujuan Khusus dari Rumah Sakit Impian mencatat pendapatan senilai Rp 66.000 dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut, dan mencatat sumbangan dari sponsor/donor senilai Rp 115.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (22) Kas 66.000 Pendapatan Investasi—Terikat 66.000 (23) Kas 115.000 Sumbangan—Terikat 115.000 Karena telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam operasi



selama tahun 20X6, maka dana senilai Rp 180.000 ditransfer dari Dana untuk Tujuan Khusus ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal (10)]: (24) PengeluaranTransfer—Pelepasan Saldo Dana 180.000 Kas 180.000 Dana Terikat Waktu Selama tahun 20X6 Dana Terikat Waktu dari Rumah Sakit Impian mengakui piutang senilai Rp 12.000 yang langsung ditransfer ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal (13)]: (25) Kas 12.000 Piutang 12.000 (26) Pengeluaran Transfer—Pelepasan Saldo Dana 12.000 Kas 12.000 Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas Selama tahun 20X6 Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas dari Rumah Sakit Impian mendapatkan donasi dari pihak sponsor senilai Rp 25.000 dalam bentuk peralatan dan senilai Rp 60.000 dalam bentuk uang tunai. Selain itu, Rumah Sakit Impian juga memperoleh pendapatan investasi senilai Rp 7.000 dari dana yang dikelola dalam dana ini. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: (27) Aktiva Tetap 25.000 Sumbangan—Terikat 25.000 (28) Kas 60.000 Sumbangan—Terikat 60.000 (29) Kas 7.000 Pendapatan Investasi—Terikat 7.000 Selanjutnya, selama tahun 20X6 terdapat peralatan senilai Rp 25.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasi rumah sakit dan dana senilai Rp 200.000 yang ditransfer dari Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas ke Dana Umum karena persyaratan penggunaannya sudah dipenuhi. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut (lihat juga ayat jurnal (11) dan (12)]: (30) Aktiva Tetap 200.000



Kas 200.000 (31) Pengeluaran Transfer—Pelepasan Saldo Dana 25.000 Aktiva Tetap 25.000 Berikut ini adalah transaksi-transaksi lain yang terkait dengan Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas selama tahun 20X6. Transaksi ini berupa penagihan piutang sebesar Rp 105.000 dan pembelian investasi sebesar Rp 122.000 dengan menggunakan dana ini. (32) Kas 105.000 Piutang atas Janji 105.000 (33)



Investasi Kas



122.000 122.000



Dana Abadi Selama 20X6 Dana Abadi Rumah Sakit Impian memperoleh sumbangan dalam bentuk uang tunai senilai Rp 415.000. Dari jumlah ini, senilai Rp 400.000 langsung diinvestasikan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:



(34) (35)



Kas Sumbangan—Terikat Investasi Kas



415.000 415.000 400.000 400.000



Format Laporan Keuangan Neraca Rumah Sakit Impian



Per 31 Desember 20X5 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Aktiva lancer Kas



285.000



14.000



Piutang



460.000



400.000



-/- Estimasi piutang tak tertagih



(40.000)



(30.000)



Piutang sumbangan Persediaan Beban dibayar di muka



12.000 50.000



60.000



15.000



20.0,00



770.000



476.000



Kas yang di sisihkan untuk pengembangan 75.000 fasilitas Piutan yang di sisihkan untuk pengembangan 15.000 fasilitas Investasi yang disisihkan untuk 1.330.000 pengembangan fasilitas untuk pengembangan Penyisihan internal 10.000 fasilitas Total aktiva yang disisihkan 1.430,000 Investasi 681.000



210.000



Total aktiva lancer Aktiva yang disisihkan



Aktiva tetap -/- akumulasi depresiasi Aktiva tetap (bersih)



3.375.000



120.000 808.000 1.138.000 716.000 3.200.000



(1.150.000) (1.000.000) 2.225.000 5.106.000



2.200.000 4.530.000



Utang bank



65.000



70.000



Bagian lancar utang jangka panjang



50.000



60.000



Utang usaha



50.000



90.000



Utang gaji



30.000



25.000



Total aktiva Kewajiban dan aktiva bersih Kewajiban lancar :



Utang malpraktik



30.000



-



Utang pihak ketiga



160.000



125.000



5.000



5.000



390.000



375.000



Utang jangka panjang



1.050.000



1.100.000



Total kewajiban



1.440.000



1.475.000



2.025.000



1.685.000



Terikat sementara



426.000



570.000



Terikat permanen



1.215.000



800.000



Total akitva bersih



3.666.000



3.055.000



Total kewajiban dan aktiva bersih



5.106.000



4.530.000



Pendapatan diterima di muka Total kewajiban lancer



Aktiva bersih : Tidak terikat



Figur 10.4 Neraca Rumah Sakit Impian Rumah Sakit Impian Laporan Oprasi Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2OX6 (dalam ribuan rupiah) Pendapatan, Keuntungan, dan Dukungan Lainnya yang Tidak Terikat Penggunaannya Pendapatan Jasa Pasien -/- Penyesuaian Kontraktual Pendapatan Jasa (bersih) Pendapatan Program Lain Sumbangan – Tidak Terikat Keuntungan Penjualan Aktiva Keuntungan Donasi Jasa Aktiva bersih yang dilepaskan dari kategori terikat untuk digunakan dalam operasi



2.600.000 (240.000)



Pendapatan, Keuntungan, dan Dukungan Lainnya yang Tidak Terikat Penggunannya Belanja : Belanja – jasa keperawatan Belanja – jasa profesional lainnya Belanja – jasa umum Belanja – jasa fiscal Belanja – jasa administrasi Belanja – biaya malpraktik Belanja – piutang tak tertagih Belanja – depresiasi Total Belanja Pendapatan Operasi Pendapatan Lain Pendapatan investasi Surplus pendapatan atas belanja Keuntungan investasi yang belum direalisasi Penerimaan transfer – pelepasan saldo dana pembangunan Kenaikan dalam aktiva bersih Figur 10.5 Laporan Operasi Rumah Sakit Impian KASUS



Kasus 1



2.360.000 30.000 93.000 5.000 10.000 192.000



2.690.000 800.000 630.000 700.000 100.000 80.000 30.000 60.000 200.000 2.600.000 90.000 10.000 100.000 15.000 225.000 340.000



Rumah Sakit Hidup Sehat yang memperkerjakan seorang kontroler yang tidak berpengalaman pada awal tahun 20X5. Di penghujung tahun 20X5, dewan direksi Rumah Sakit Hidup Sehat memutuskan untuk mengadakan sebuah program besar untuk pencarian dana. Mereka berharap pada bulan Desember 20X5, laporan posisi keuangan Rumah Sakit Hidup Sehat telah sepenuhnya sesuai dengan prinsip yang berlaku umum untuk rumah sakit. Neraca saldo bulan Desember 20X5 yang telah disiapkan kontroler adalah sebagai berikut: Rumah Sakit Hidup Sehat Neraca Saldo Per 31 Desember 20X5 (dalam jutaan rupiah) Debit Kas Piutang sumbangan Investasi pada sekuritas jangka pendek yang dapat dipasarkan Investasi pada sekuritas jangka panjang yang dapat dipasarkan Piutang bunga Piutang usaha Persediaan Tanah Gedung dan peralatan Akumulasi depresiasi Utang usaha Utang hipotek Saldo dana



1.000 1.850 2.000



Kredi t -



3.000



-



150 550 350 1.200 7.500 -



2.600 400 3.200 11.400



Total



17.60 0



17.600



Informasi – informasi tammbahan :  Piutang sumbangan pada tanggal 31 Desember 20X5 terdiri atas :  Penggunaan yang tidak terikat Rp. 400.000.000  Penggunaan untuk riset kanker Rp. 100.000.000  Penggunaan untuk pembelian peralatanRp. 200.000.000  Dana abadi Rp. 300.000.000 Total Rp.1.000.000.000  Investasi jangka pendek pada akhir tahun terdiri atas Rp. 1.500.000.000 dari dana yang tak dibatasi sedangkan sisanya akan dialokasikan untuk riset penyakit kanker di masa datang. Investasi jangka panjang sepenuhnya berasal dari dana abadi.  Aktiva RS Hidup Sehat dicatat dalam harga pasarnya saat ini yaitu Rp. 1.200.000.000. Pemilik sebenarnya membeli tanah tersebut dengan harga Rp. 700.000.000 dan pada saat disumbangkan ke RS Hidup Sehat, tanah tersebut dihargai pasar sebesar Rp 950.000.000  Gedung rumah sakit yang digunakan saat ini dibeli 11 tahun yang lalu dengan harga Rp 6.000.000.000 dan diestimasikan dapat digunakan untuk 30 tahun. Peralatan – peralatan dibeli 7 tahun lalu dengan total Rp 1.500.000.000 dan diperkirakan masih dapat dipakai hingga 3 tahun mendatang.  Pada tanggal 29 Desember 20X5, dewan direksi memutuskan untuk menyisihkan Rp 1.000.000.000 dari dana yang tak dibatasi untuk diinvestasikan dalam jangka pendek untuk membangun pusat rehabilitasi narkoba.



Buatlah neraca untuk RS Hidup Sehat pada tanggal 31 Desember 20X5! Kasus 2 Anggaplah diri Anda saat ini adalah seorang tenaga akuntansi di Rumah Sakit Kasih. Berikut ini adalah neraca Rumah Sakit Kasih pada tanggal 31 Desember 20X5 (dalam jutaan rupiah): Rumah Sakit Kasih Neraca Saldo Per 31 Desember 20X5 (dalam jutaan rupiah) Aktiva Kas Piutang usaha (-) Penyisihan piutang tak tertagih Perlengkapan Total aktiva



Aktiva Kas Investasi Tanah Bangunan (-) Akumulasi depresiasi Peralatan (-) Akumulasi depresiasi Total aktiva



Aktiva Kas Investasi Total aktiva



370



(70)



Dana Umum Kewajiban dan Saldo Dana 200 Utang Usaha - Beban yang masih harus dibayar Total kewajiban 300 140 Saldo dana 640 Total kewajiban dan saldo dana



Dana Pembangunan Kewajiban dan Saldo Dana 538 Utang obligasi hipotek 712 Saldo dana: 4.000 Investasi pada bangunan 17.500 Dicadangkan utk pengmbgn (4.300) 13.200 dan penggantian fasilitas 6.800 1.340 5.460 23.910 Total kewajiban dan saldo dana



Dana Pembangunan Kewajiban dan Saldo Dana 60 Saldo dana 2.600 2.660



Total kewajiban dan saldo dana



160 60 220 420 640



1.500 20.210 2.200 22.410 23.910



2.660 2.660



Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 20X5:  Semua pendapatan kotor dari jasa pelayanan yang dikenakan kepada pasien dicatat sebagai piutang usaha sebagai berikut:



    











   



Beban jasa administrasi



Rp 1.200.000.000



Beban jasa fiskal



Rp



Beban jasa umum



Rp 2.250.000.000



Beban jasa keperawatan



Rp 5.200.000.000



Beban jasa profesional lainnya



Rp 1.650.000.000



Perlengkapan



Rp



950.000.000



600.000.000



Beban yang masih harus dibayar Rp 60.000.000 Penyisihan untuk piutang tak tertagih meningkat sebesar Rp 300.000.000. Piutang yang berhasil ditagih sebesar Rp 98.500.000.000 sedangkan jumlah yang dihapuskan sebagai piutang tak tertagih sebesar Rp 110.000.000. Pembayaran atas voucher yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 82.500.000.000 Untuk pemberian jasa keperawatan dibeli perlengkapan sebesar Rp 370.000.000 Pada tanggal 31 Desember 20X5, pendapatan bunga terutang dari investasi Dana Pembangunan adalah sebesar Rp 8.000.000 Depresiasi atas gedung dan peralatan adalah sebagai berikut :



  



Rp 7.800.000.000



Jasa profesional lainnya Rp 3.210.000.000 Jasa pelayanan yang ditanggung oleh asuransi adalah sebesar Rp 150.000.000 Dana umum mengeluarkan Rp 180.000.000 untuk membayar utang obligasi hipotek (mortage bond payable) dengan nilai wajar yang ekuivalen Selama tahun berjalan, Dana Umum menerima masukan umum sebesar Rp 500.000.000 dan pendapatan dari investasi dana abadi sebesar Rp 650.000.000. Dana Umum telah dirancang untuk menerima pendapatan dan hasil investasi dari dana abadi Sebuah peralatan baru seharga Rp 260.000.000 dibeli dengan dana dari Dana Umum.Pembelian itu kemudian diganti oleh dana yang telah dicadangkan untuk pergantian peralatan. Sebuah mesin XRay yang semula dibeli dengan harga Rp 240.000.000 dan memiliki nilai yang tidak terdepresiasi sebesar Rp 24.000.000 telah dijual dengan harga Rp 5.000.000 Voucher yang telah dikeluarkan seluruhnya berjumlah Rp 11.910.000.000 yang dikeluarkan untuk keperluan sebagai berikut:



       



Kamar rawat dan administrasi



Depresiasi gedung



Rp



440.000.000



Depresiasi peralatan Rp 730.000.000 Pada tanggal 31 Desember 20X5, dilakukan pembayaran di muka untuk beban jasa fiskal atas obligasi hipotek (mortage bond)



Diminta: 1. Susunlah kembali neraca Rumah Sakit Kasih untuk tahun 20X5, untuk menunjukkan bahwa Rumah Sakit Kasih tidak memiliki investasi pada Dana Pembangunan (Plant Fund). Baik kas maupun investasi yang ada sebenarnya secara sementara merupakan dana yang terbatas penggunaannya untuk penggantian peralatan dan aktiva lain yang dilaporkan dalam dana ini merupakan bagian aktiva bersih dari Dana Tidak Terikat. 2. Buatlah jurnal-jurnal untuk mencatat transaksi selama tahun 20X5 untuk semua dana yang ada. Asumsikan bahwa Anda membuatnya sesuai dengan apa yang telah Anda buat di nomor 1.