Alat Dan Bahan Praktikum Biokimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ACARA I PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PENDAHULUAN



Latar Belakang Pengenalan alat dan bahan praktikum merupakan hal yang paling utama dalam praktikum, karena disaat kita mempelajari alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium dengan sendirinya pula kita akan dapat mengetahui cara kerja dan penggunaan serta bahaya yang dapat ditimbulkan oleh atau dari alat-alat dan bahan tersebut (Rohman, 2010). Oleh karena itu sangatlah penting mengenali dan mempelajari alat dan bahan praktikum di laboratorium agar tidak terjadi kecelakaan ataupun kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan tersebut, sehingggapraktikum dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya.



Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tentang alat dan bahan praktikum sehingga kecelakaan dalam praktikum dapat ditanggulangi dan mempermudah kita dalam menggunakan alat dan bahan praktikum tersebut.



TINJAUAN PUSTAKA



Laboratorium merupakan wadah atau tempat belajar mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, (Day, 2009). Peranan laboratorium dalam mempelajari ilmu kimia yaitu untuk memberikan kelengkapan bagi pelajaraan teori yang telah di terima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar. Memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi praktikan dan juga memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.



Sebagai alat untuk menambah ketrampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk menentukan kebenaran. memumpuk rasa ingin tahu sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan. Dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang di peroleh penemuan yang di dapat dalam prose kegiatan kerja laboratorium, (Rohman, 2010). Pentingnya mengenal alat-alat dan bahan kimia di laboratorium dan cara penggunaanya, Selain mengenal alat-alat laboratorium kita juga harus mengenal fungsi alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dengan kita telah menenal nama, bentuk dan fungsi alat yang akan kita gunakan maka kita akan lebih mudah dalam melakukan praktikum. Dalam penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan yang akan kita lakukan dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap keselamatan praktikan. Dalam prakteknya, seseorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan merugikan kehidupan manusia terutama bagi orang tersebut. Setidaknya ada tantangan bagi para ahli kimia untuk mempelajari hal-hal yang berbahaya itu. Selain bahan kimia, penggunaan peralatan juga penting dalam melakukan praktek di laboratorium kimia. Kesalahan penggunaan alat dan bahan merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang kurang menguntungkan atau berbahaya bagi dirinya maupun orang lain, (Febrybiology, 2010). Peralatan yang biasa di laboratorium kimia antara lain yaitu gelas kimia (beaker),labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, kaca arloji, mortar dan pestle, spatula, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, burner/pembakar spiritus, dan alat-alat pendukung lainnya sepeti labu ukur, labu bundar, corong buchner, erlenmeyer buchner, cawan petri, botol semprot, klem manice, klem bosshead, klem burat, dan sebagainya. (Harjadi, 2009). Sifat-sifat bahan kimia dalam laboratrium, dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain yaitu bahan kimia beracun (Toxic) Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Bahan kimia korosit (Corrosive) Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan kimia mudah terbakar (Flammable) Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.



Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga



menimbulkan ledakan. Bahan kimia peledak (Explosive) ah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.Bahan kimia reaktif terhadap air (Water Sensitive Substances) Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air



dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Bahan kimia oksidator (Oxidation) Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Gas bertekanan (Compressed gases) Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Bahan kimia radioaktif (Radioactive substances) Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Dan bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. (Baker, 2010).



PELAKSANAAN PRAKTIKUM



Waktu dan Tempat Praktikum Adapun praktikum biokimia ini dilaksanakan pada hari selasa, 14 Oktober 2014 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram. Alat dan Bahan Praktikum a. Alat-Alat Praktikum Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum biokimia ini adalah Corong, Gelas Ukur, Pipet Volumetri, Tabung reaksi, Penjepit Tabung Reaksi, Plat Tetes, Statif dan Klem Buret, Kawat Kasa, Labu Erlenmeyer, Tabung Sentrifugal, Kaki Tiga, Rak Tabung, Reaksi, Kaca Arloji, Tang Krus, Cawan uap. b. Bahan-Bahan Praktikum Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biokimia ini adalah NaOH, NaCl, H 2SO4, HCl, dan KOH.



PEMBAHASAAN



Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Alat-Alat Praktikum



NO



NAMA DAN GAMBAR ALAT



METODE ALAT



FUNGSI ALAT



PRINSIP ALAT



1.



Taruh corong



Untuk



diatas wadah yang



memindahkan perbedaan



diameternya lebih



zat dari



diameter



kecil,larutan



wadah yang



mulut corong,



dituangkan



besar ke



diameter



kedalam corong.



wadah yang



besar untuk



diameternya



memasukan



lebih kecil.



cairan dan



Corong



Berdasarkan



diameter kecil untuk mengeluarkan cairan. 2.



Masukan larutan



Untuk



Memiliki



ke dalam gelas



mengukur



garis-garis



ukur, kemudian



volume



sebagai tanda



lihat skala di gelas



larutan



untuk



ukur.



dengan



menghitung



tingkat



atau



ketelitiannya



mengukur



yang lebih



volume suatu



teliti.



cairan.



Mengambil



Berdasarkan



Gelas Ukur 3.



Pipet ini



menggunakan alat larutan



pemindahan



bantu filler. Filler



dengan



larutan



dipencet untuk



volume



dengan



memasukkan



tertentu.



volume



larutan ke pipet.



tertentu.



Pipet Volumetri



4.



Jepit tabung reaksi



Mereaksikan



Alat ini



pada bagian dekat



atau



digunakan



mulut tabung.



menyimpan



untuk



Letakkan di atas



zat. Serta



mereaksikan



bunchen atau api



untuk



suatu larutan



spirtus.



pemanasan



dalam jumlah



larutan.



sedikit.



Jepit tabung reaksi



Untuk



Digunakan



pada bagian dekat



menjepit



untuk



mulut tabung pada



tabung



menjepit



saat sedang



reaksi.



tabung



Tabung reaksi 5.



melakukkan Penjepit Tabung Reaksi 6.



reaksi.



pemanasan atau pembakaran. Bahan yang di uji



Untuk



Tempat



di teteskan ke



menyimpan



penyimpan



dalam plat tetes.



sampel.



sampel dalam skala yang kecil.



Plat Tetes 7.



Letakan buret



Statif



Statif sebagai



pada penjepit



digunakan



penyangga



buret(klem buret)



sebagi



buret



yang sudah



penyanggah



sedangkan



terpasang pada



buret, Klem



klemseperti



statif



buret untuk



penjepit,



menjepit



sehingga



buret



digunakan



Statif dan Klem



untuk



Buret



menahan buret agar tidak jatuh.



8.



Taruh wadah di



Meratakan



Sebagai alas



atas kawat kasa



panas.



dalam



untuk melakukan



penyebaran



pemanasan



panas yang



larutan.



berasal dari suatu pembakar.



Kawat Kasa 9.



Masukkan larutan



Menitrasi



Alat ini



ke dalam labu



larutan.



digunakan



erlenmeyer yang



untuk



berisi larutan yang



menitrasi



akan ditritrasi,



suatu larutan.



kemudian lihat perubahan yang Labu



terjadi.



Erlenmeyer 10.



Masukkan koloid



Untuk



Sebagai



ke dalam tabung,



memisahkan



pemisahan



lalu tunggu



antara



larutan



beberapa saat,



larutan



dengan



endapan akan



dengan



endapan.



tampak di ujung



endapan,



Dengan



bawah tabung.



contohnya



prinsipnya



koloid.



adalah perbadaan



massa jenisnya.



Tabung Sentrifugal 11.



Taruh wadah



Sebagai



Digunakan



seperti labu



penyangga



untuk



erlenmeyer di atas



kawat kasa



penyangga



kawat kasa. Lalu



dalam proses



kawat kasa



panas kan dengan



pemanasan



karena



menggunakan



atau



memiliki tiga



bunchen atau api



pembakaran



kaki yang



spirtus.



larutan.



dapat digunakan sebagai penahan.



Kaki Tiga 12.



Simpan



beberapa Menyimpan



Alat



ini



tabung reaksi yang tabung reaksi. digunakan telah diisi larutan



sebagai



an yang telah di



wadah tabung



campur.



reaksi karena memiliki ronggarongga



yang



bisa digunakan untuk menyimpan



Rak Tabung



tabung-



Reaksi



13.



tabung reaksi.



Letakkan



zat



atas



di Sebagai



Berbentuk



arloji, tempat untuk seperti piring



kemudian timbang menimbang



sehingga bisa



dengan



zat



kimia digunakan



menggunakkan



serta sebagai sebagai



neraca.



penutup gelas tempat untuk kimia.



penimbang.



Kaca Arloji 14.



Tekan



ke



dua Untuk



Digunakan



ujung



tang



krus mengangkat



untuk



jepit



alat



yang alat



sedang panaskan.



yang menjepit alat-



di sedang panaskan.



di alat seperti cawan.



Tang Krus



panas



15.



Letakkan air laut Tempat untuk Terbuat



Cawan uap



dari



dalam cawan lalu menguapkan



porselen yang



panaskan.



tahan panas,



larutan.



Nanti akan terjadi



jadi



kristal-kristal yang



digunakan



terdapat



untuk



pada



cawan.



biasa



penguapan larutan karena



bias



dipanaskan.



Tabel Analisis MSDCS Bahan Kimia



NO



NAMA



NAMA DAGANG



SIFAT



BAHAYA



BAHAN 1



NaOH



CARA PENANGANAN



Sodium



Sangat basa,



Korosif,



Jangan sampai



hydrate,



keras, rapuh,



mengiritasi



terjadi kontak



Coustic soda



lembab, cepat



permeator



langsung



menyerap



dengan kulit dan



karbondioksida,



mata. Jika



berupa



terjadi cucilah



padatan



dengan bagian yang terkena NaOH dengan air yang banyak dan sabun, bila berlanjut segeralah kedokter.



2



NaCl



Garam dapur



Massa molar



Dapat



Jangan



58,44 gr/mol,



menyebabkan mengkonsumsi



kerapatan 2,16



tekanan



NaCl secara



gr/ cm3, titk



darah tinggi



berlebihan. Jika



leleh 8010C,



jika



terjadi minumlah



titik didih



dikonsumsi



air yang banyak,



14650C, larut



secara



dan segeralah



dalam air,



berlebihan



kedokter.



tingkat osmotik tinggi 3



4



H2SO4



HCl



Asam sulfat



Tidak berwarna Berbahaya



Hindari kontak



dan tidak



bagi



langsung



berbau, larut



kesehatan



dengan



dalam air,



jika terkena



H2SO4 dan



sangat osmotik



kontak degan



jangan dihirup,



mata, kulit,



bekerjalah



dan jika



dalam lemari



dihirup,



asam dan



mudah



ruangan yang



terbakar



berventilasi baik.



Hydrocloricacid, Berbau pedas



Berbahaya



Jika terkena kulit



hydrogen



tidak berwarna



bagi



dan mata basuh



cloride



larut dalam air,



kesehatan



dengan air



mempunyai



jika terkena



minimal 15



stabilitas tinggi



kontak degan



menit. Jika



sangat reaktif



mata, kulit,



terhirup pindah



dengan logam,



dan jika



ketempat yang



sangat korosif



dihirup dan



berudara segar,



tertelan



dan jika tertelan jangan dimuntahkan dan segeralah kedokter jika



efeknya berlanjut. 5



KOH



Potash, kalium



Berwarna



Berbahaya



Jika terkena kulit



caustic, lye,



putih/kuning,



bagi



dan mata basuh



hidrat kalium



berbahaya



kesehatan,



dengan air



mudah



mudah



minimal 15



terbakar,



terbakar



menit. Jika



korosif



terhirup pindah ketempat yang berudara segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan dan segeralah kedokter jika efeknya berlanjut. Gunakan masker saat bekerja dengan KOH. Hindari terjadi kebakaran.



DAFTAR PUSTAKA



Baker, J. T., 2010. MSDS Nitrit Acid. Terjemahan, Erlangga. Jakarda. Day, R. A. Jr., 2009. Kimia Analisis Kuantitatif,Edisi Revisi,Terjemahan Soendoro, dkk. Erlangga. Jakarta.



Febrybiology,



2010. Teknik



Pengenalan,



Persiapan,



dan



Penggunaan



Alat



Laboratorium



Microbiologi.http://febrybiology07.wordpress.com (diakses tanggal 14 Oktober 2014). Rohman, T., 2010. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Erlangga. Jakarta.



Harjadi, W., 2009. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia. Jakarta.



Alat



Fungsi Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.



Erlenmeyer Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.



Labu destilasi



Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.



Gelas Beaker Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.



Corong gelas Menyaring larutan dengan dengan bantuan pompa vakum.



Corong bucher



Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan.



buret Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.



Corong pisah Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.



Labu ukur leher panjang



Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.



Gelas ukur Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar.



kondensor Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.



Filler (karet pengisap)



Untuk mengukur volume larutan



Pipet ukur Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.



Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.



Pipet tetes Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.



Pengaduk



Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.



Tabung reaksi Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.



Spatula plastik dan logam untuk uji nyala dari beberapa zat.



Kawat nikrom Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.



Pipa kapiler atau kaca kapiler



Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.



desikator Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada pada kotak kertas universal.



Indikator universal 1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia 2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia 3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.



Gelas arloji



Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas.



Hot hands Untuk menyaring larutan.



Kertas saring Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.



Kaki tiga Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen



Kawat kasa



Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.



Rak tabung reaksi Untuk menjepit tabung reaksi.



penjepit Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan berputar.



Stirer dan batang stirer Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.



mortal dan pastle



Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.



Krusibel Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.



Evaporating dish Sebagai penjepit, misalnya: · Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi · Menjepit buret dalam proses titrasi · Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi Klem dan statif Untuk menjepit corong pemisah dalam proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada proses penyeringan.



Ring



Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.



Clay triangle Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.



Kacamata pengaman Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan.



Pemanas spiritus Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.



Pemanas atau pembakar bunsen



Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.



Hot plate Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.



Oven Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.



Tanur Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.



inkubator



Untuk menghancurkan (tidak ada di LAB)



Granat



Daftar Pustaka http://qualitycontrol-07.blogspot.com sumber-sumber lain



Laboratorium merupakan ruangan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan dan penelitian. Di laboratorium terdapat berbagai macam alat dan bahan yang dapat mendukung kegiatan di dalamnya. Tujuan praktikum ini agar kita mampu mengenali bahan dan peralatan yang digunakan sehingga diperoleh data yang cukup valid untuk dianalisa. Alat dan bahan yang digunakan ketika praktikum sangat penting untuk terlebih dahulu dipahami sehingga kita dapat menggunakannya dan mengetahui fungsinya dengan baik. Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 di Laboratorium FHA, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Salah satu alat laboratorium yaitu Hot Plate yang berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan. Prinsip kerjanya adalah peningkatan homogenisasi suatu larutan dengan suhu dan stirrer (magnet pengaduk yang mengaduk pada Hot Plate). Setiap alat yang berada di laboratorium memiliki Deskripsi, Fungsi, Prinsip Kerja serta Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya masing-masing. Untuk menggunakan peralatan ini diharuskan melalui prosedur yang biasa digunakan agar peralatan dapat digunakan dengan baik dan benar. Kata Kunci : Laboratorium, HotPlate ABSTRACT Laboratory is a room designed according to the need to undertake activities related to the functions of education and research. In the laboratory there are a variety of tools and materials that can support the activities in it. This practical purposes so that we are able to recognize the materials and equipment used in order to obtain enough valid data to be analyzed. Tools and materials used when the lab is very important to first understand that we can use it and determine its function well. Practicum was held on Tuesday, October 20, 2015 in FHA Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, West Java. One tool that is Hot Plate laboratory that serves to homogenize the solution. The principle works is an increase in the homogenization solution with the temperature and stirrer (magnetic stirrer stirring at Hot Plate). Each tool in the laboratory has a description, function, Principle of Work and Work and Standard Operational Procedures respectively. To use this equipment required to undergo a procedure that is used so that the equipment can be used properly. Key World : Laboratory, HotPlate



PENDAHULUAN Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Biokimia adalah salah satu ilmu yang memerlukan praktek agar memahami lebih jelas proses reaksi kimia dan proses lainnya yang berlangsung dalam makhluk hidup. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting agar saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Plummer 1987). Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Sari 2012: 124). Sterilisasi peralatan yang terbuat dari gelas seperti erlenmeyer, test tube, petri disk disterilkan dengan autoclave. Sebelum digunakan peralatan dicuci dan disikat dengan detergen kemudian dibilas air tawar, tunggu kering, setelah itu ditutup rapat dengan alumunium foil dan plastik, sedangkan tabung reaksi dan pipet ditutup kapas, dibungkus alumunium foil dan plastik (Sari 2012: 124). METODOLOGI Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium FHA, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 12.30 WIB. Adapun alat yang diperkenalkan dalam praktikum Biokimia ini adalah Spektrofotometer, yang bertujuan mengukur absorbansi larutan. Alat kedua adalah Inkubator, yang bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Alat ketiga adalah Hot Plate, hot plate ini digunakan untuk membantu pengadukan atau menghomogenkan suatu zat dengan perlakuan panas. Alat keempat adalah Lemari Pendingin digunakan untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak. Adapun alat yang dijelaskan oleh salah satu praktikan yaitu Weighing Scoop yang berfungsi untuk menimbang dalam kuantitas berat yang sangat kecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Spektrofotometer Menurut Cairns (2009), Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah ditunjukkan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek (Herliani 2008).



1. 2. 3. 4.



Prinsip kerja Spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain: Radiasi yang digunakan harus monokromatik, Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen, Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer). Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari spektrofotometer adalah sampel dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.



Gambar.1 Spektrofotometer (Dokumentasi Pribadi 2015)



Inkubator Inkubator merupakan alat untuk menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil. Fungsinya untuk menumbuhkan kultur sel/jarinagn pada suhu tertentu. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10 – 70o C. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energy panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb M. 2006). Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari inkubator adalah memilih mode operasi “normal operation” dengan menekan tombol SET selama 3 detik, mode operasi yang aktif akan menyala. Pilih mode operasi mode 1 dengan memutar tombol push/turn sambil menekan tombol SET. Setelah tombol SET dilepas, layar control akan menunjukkan mode operasi tipe 1. Selanjutnya mengatur set point temperature dengan menekan tombol SET dan putar tombol push/turn untuk memilih set point temperature yang diinginkan. Pengontrol akan memulai memanaskan oven, ditunjukkan dengan symbol heater berwarna orange. Selanjutnya mengatur kecepatan kipas dengan memutar tombol push/turn searah jarum jam sampai symbol kipas menyala pada display. Sambil menekan tombol push/turn untuk mengatur kecepatan kipas sampai dengan 50%. Kemudian putar tombol push/turn searah jarum jam sampai monitor



temperature menyala pada display. Tekan tombol SET dan putar tombol push/turn untuk mengatur temperature monitor.



Gambar.2 Inkubator (Dokumentasi Pribadi 2015)



Hot Plate Hot plate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah magnet pengaduk yang mengaduk pada hotplate. Alat ini di gunakan untuk membuat larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan atau larutan pekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang umum di pakai adalah molar (m). Kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan (Syukri 1999). Prinsip kerja dari hot plate sendiri yaitu mengomogenkan larutan dengan putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius. Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari hot plate yang pertama adalah menyimpan Erlenmeyer berisi media yang akan di aduk di atas Hot plate. Kemudian meletakkan kapsul magnet kedalam Erlenmeyer. Lakukan pengaturan waktu, dan kapsul magnetpun akan bergerak mengaduk media tersebut dengan merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromagnet statis yang diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.



Gambar.3 Hot Plate (Dokumentasi Pribadi 2015)



Lemari Pendingin Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan suatu zat dalam perlakuan suhu yang rendah (dingin). Lemari pendingin ini memiliki ruang yang tertutup sehingga ketika pintunya tidak dibuka, suhu rendah di dalam tidak akan terpengaruh oleh suhu ruangan. Fungsinya mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur serta untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak.



Prinsip kerjanya yaitu mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan. Prinsipnya sama seperti penguapan eter yaitu jika pada eter yang menguap hilang, maka pada lemari pendingin, zat pendingin yang telah menguap tidak dibuang tetapi dimampatkan oleh sebuah pompa sehingga mencair kembali dan melewati beberapa siklus. Siklus akan berulang terus-menerus sehingga lemari pendingin seakan-akan berfungsi mengambil kalor dari bahnbahan makanan dalam lemari pendingin dan membebaskan kalor-kalor ini ke lingkungan. Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari alat ini adalah sambungkan stop kontak ke stavolt bersumber arus 220 volt. Kemudian atur suhu pendingin (cek suhu) sesuai yang diperlukan. Bahan-bahan yang akan disimpan diberi nama, tanggal pepenyimpanan dll. Masukkan bahan-bahan dengan rapih dan teratur. Bahan-bahan yang sudah tidak dipergunakan segera dikeluarkan dari lemari pendingin. Untuk mencegah kontaminasu bersihkan lemari pendingin seminggu sekali.



Gambar.4 Lemari Pendingin (Dokumentasi Pribadi 2015)



Weighing Scoops Alat ini terbuat dari kaca borosilikat dan memiliki permukaan dasar yang datar sehingga dapat ditempatkan pada keseimbangan dan ditimbang. Fungsinya untuk menimbang bubuk dalam jumlah yang sangat kecil. Prinsipnya yaitu menimbang kuantitas berat dengan volume atau jumlah yang sangat kecil. Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya yaitu pastikan bahwa weighing scoops sudah menyala. Pastikan skala yang ada pada display menunjukkan angka nol. Letakkan benda yang akan diukur massanya pada bagian depan weighing scoops. Kemudian baca skala yang tertera pada display.



Gambar.5 Weighing Scoops (http://asiva053.blogspot.co.id/2014/09/alat-gelas-laboratorium.html)



Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer adalah alat laboratorium yang terbuat dari jenis gelas borosilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labu



erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 – 200 mL. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus berada di atas garis leher). Prinsip kerja dari labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Prosedur Kerja dan Standar Operasional, yaitu masukkan larutan yang akan di uji kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian goyangkan labu erlenmeyer untuk menghasilkan reaksi yang diinginkan.



Gambar.6 Labu Erlenmeyer (http://www.carolina.com/lab-flasks/pyrex-erlenmeyer-flask-measuring/FAM_726682.pr)



Pipet Tetes Pipet Tetes, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya. Fungsinya memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dengan skala kecil kemudian meneteskannya pada bahan lain. Prinsip kerjanya yaitu memipet cairan secara kurang teliti dengan memasukkan larutan dari tempat satu ke tempat lain. Mengambil larutan dengan menekan thumb knob sampai hambatan pertama, kemudian melepaskan/meneteskan dengan melepas thumb knob. Prosedur Kerja dan Standar Operasional, dari alat ini yang pertama adalah denagn menekan karet penghisapnya lalu masukkan ke dalam cairan yang akan diambil. Lepaskan tekanan pada karet penghisap agar cairan masuk ke dalam pipet. Tekan karet penghisap untuk mengeluarkan cairan.



Gambar.7 Pipet tetes (Dokumentasi Pribadi 2015)



Labu Ukur Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup, ukurannya mulai dari 1mL – 2 L. Fungsinya untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Prinsip kerjanya, labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti Prosedur Kerja dan Standar Operasional, dengan mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.



Gambar.8 Labu Ukur (http://study.com/academy/lesson/volumetric-flask-uses-calibration-quiz.html)



Water Bath Water bath merupakan sebuah peralatan yang diisi air sebagai alat pemanas dan suhunya diatur dengan thermostat. Peralatan ini dapat mempertahankan/menciptakan suhu konstan pada kondisi tertentu. Fungsinya untuk menciptakan suhu panas yang konstan dan menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ‘ON’ maka arus listrik dari sumber akan memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu yang diinginkan. Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, pertama dengan menghubungkan instrument dengan sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON. Isi air kira-kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan kebutuhan. Setelah selesai tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan. Kemudian tutup alat dengan plastik pengaman.



Gambar.9 Water Bath (Dokumentasi Pribadi 2015)



Gelas Kimia (Beaker Glass) Gelas Kimia terbuat dari tipe kaca borosilikat yang terbuat dari silica dan oksida boron yang tahan terhadap panas. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 – 1000 ml. Fungsinya sebagai tempat untuk menyimpan atau melarutkan zat dan sebagai tempat memanaskan sampel. Prinsip kerjanya yaitu melihat skala pada sisi beaker glass yang digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, Larutan dituangkan ke dalam beaker glass secara perlahan, ukur volumenya dengan mengamati skala pada badan gelas. Jika ingin memasukkan larutan asam terlebih dahulu masukkan akuades di beaker glass tersebut.



Gambar.10 Beaker Glass (http://www.grainger.com/product/KIMBLE-CHASE-Beaker-4YMZ8)



KESIMPULAN Kesimpulan Praktikum mengenai Pengenalan Bahan dan Peralatan Praktikun ini yaitu merupakan dasar untuk pelaksanaan praktikum Biokimia Perairan selanjutnya, karena praktikum ini merupakan praktikum dasar, sehingga pada saat praktikum selanjutnya, praktikan dapat menggunakan peralatan dengan prosedur yang telah dipelajari sebelumnya dipraktikum Pengenalan Bahan dan Peralatan Praktikum ini.



Pada setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki deskripsi, fungsi, prinsip kerja serta Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta. Herliani, Anan. 2008. Spektrofotometri. Pengendalian Mutu Agroindustri-Program D4 PJJ. Rochima, Emma dkk. 2013. Modul Praktikum Biokimia.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Jatinangor : Tidak diterbitkan. Sari, Indah Permata. 2012. Pola Pertumbuhan Nannochloropsis Oculata Pada Kultur Skala Laboratorium, Intermediet, Dan Massal. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 4 No. 2, : 123-127. Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar. UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Instruksi Kerja Alat. Malang. 8 hlm. UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Penggunaan Water Bath. Malang. 1 hlm. UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Instruksi Kerja Alat Pemakaian Lemari Pendingin. Malang. 3 hlm. UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Instruksi Kerja Penggunaan Inkubator Memmert INE500. Malang. 5 hlm



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal : 30 ). Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat – alat tersebut masih tersisa zat – zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum ( Anonim, 2012 ) Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat – alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar. (Anonim, 2012).



1.2 1. 2. 3.



TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi ala- alat laboratorium Mahasiswa mengetahui jenis,sifat dan fungsi zat kimia Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alatlaboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak diinginkan (Anonim.2013). Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnyadari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses penelitian.Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agardalam proses penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut beserta fungsinya. tentu dari sini kita bisa belajar bagaimana penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasilyang akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung dari proses penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan



Bagaimana mengunakan alat tersebut agar tidak terjadi salah penggunaan dan pemakainnya.Alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut.perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium harus diperhatikan guna keselamatan



dan keberhasilan kerja atau penelitian. Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masingmasing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahandari mikrobia yang tidak diinginkan (Anonim,2013). Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikroba yang tidak diinginkan.Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan padaupaya supaya mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks.Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yangterbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan,keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi,merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan.Maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses penelitian (Anonim,2013).



BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan bahan



1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)



Gelas piala Erlenmeyer Labu ukur Petridish Gelas ukur Kaca arloji Tabung reaksi Cawan penguap Mortal



10) Krush 11) Pipet tetes 12) Pipet volum 13) Pipet gondok 14) Batang pengaduk 15) Sudip 16) Corong pisah 17) Desikator 18) Buret 19) Corong 20) Rak tabung raeksi 21) Penjepit tabung reaksi 22) Statif dan klem 23) Sikat tabung reaksi 24) Segitiga 25) Bola hisap 26) Lampu spiritus 27) Bunsen 28) Kaki tiga 29) Botol semprot 30) Kawat kasa 31) Klem utilitas 32) Oven 33) Tanur 34) Hot plate 35) Timbangan analitis



3.2 Cara kerja 3.2.1 Gelas Kimia Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Simpan larutan didalamnya. 3.2.2 Labu Erlenmeyer Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya. 3.2.3 Gelas Ukur Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.



3.2.4 Pipet Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kertas isap. Lalu celupkan ke dalam larutan. Tekan pilernya lalu longgarkan. 3.2.5 Buret Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya. 3.2.6 Tabung Reaksi Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 3.2.7 Kaca Arloji Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut. 3.2.8 Corong Letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan perlahan lahan ke dalam mulut corong. 3.2.9 Cawan Masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan ke dalam oven. 3.2.10 Mortar dan Pastle Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (pastle).



3.2.11 Spatula Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji. 3.2.12 Batang pengaduk Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati. 3.2.13 Kawat Kasa Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan. 3.2.14 Kaki Tiga Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa. 3.2.15 Labu Ukur



Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan. 3.2.16 Termometer Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi. 3.2.17 Rak Tabung Reaksi Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.



BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Hasil pengamatan No 1



Nama Gelas piala



2



Erlenmeyer



3



Labu ukur



  



4 5 6 7 8 9



Petridish Gelas ukur Kaca arloji Tabung reaksi Cawan penguap Mortal



     



10



Krush



 



11



Pipet tetes







12



Pipet volum







 



Fungsi Tempat menyimpan larutan Tempat untuk memanaskan larutan kimia,untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat Digunakan sebagai tempat zat yang akan di titrasi Tempat membuat larutan dan mengencerkan larutan Tempat untuk membiakkan mikroba Untuk mengukur volume larutan Sebagai wadah untuk menimbang Untuk mereaksikan dua atau lebih zat dalam skala kecil Untuk mengeringkan suatu bahan dalam ovenda desikator Untuk menghaluskan zat yang masih bersifat padat atau kristal Terbuat dari porselein,bersifat inert. Digunakan untuk memanaskan logam logam,misalnya kandungan abu suatun logam dan bahan lain Untuk meneteskan atau mengambil larutan dalam jumlah kecil Untuk mengukur volume larutan



13 14



Pipet gondok Batang pengaduk



 



15



Sudip







16



Corong pisah







17



Desikator







18



Buret







19



Corong







20



Rak tabung reaksi







Untuk mengambil larutan pada volume tertentu Untuk mengaduk atau mengocok suatu bahan yang direaksikan Untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan,misalnya dalam bentuk kristal Untuk memisah kan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis,biasanya digunakan pada proses ekstraksi Untuk menyimpan bahan bahan yang harus bebas dari air dean mengeringkan zat zat dalam laboratorium,desikator ada 2 jenis yakni desikator biasa bdan desikator vakum Digunakan untuk titrasi .dan pada kadar tertentu dapat juga digunakanuntuk mengukur volume suatu larutan Untuk memasukkan atau memindahkan larutan dari suatu tempat ketempat lain dan juga digunakan untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring pada bagian atas Untuk menempatkan tabung reaksi



21



Penjepit tabung reaksi







Menjepit tabung reaksi



22



Statif dan klem



  



Menjepit soklet pada proses ekstraksi Menjepit buret pada proses titrasi Menjepit kondensor pada proses destilasi



23



Sikat tabung reaksi







Untuk menyikat tabung reaksi ketika mencucinya



24



Segitiga







Untuk meletakkan gelas piala /erlenmeyer ketika dipanaskan



25



Bola hisap







Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan



26



Lampu spritus







Untuk membakar zat/memanaskan larutan



27



Bunsen







Untuk memanaskan larutan,dan dapat juga digunakan untuk sterillisasi dalam suatu proses



28



Kaki tiga







Untuk penyangga pembakar spritus



29



Botol semprot







Tempat meletakkan aquades



30



Kawat kasa







Untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan ,menggunakan pemanas spritus atau pemanas bunsen



31



Klem utilitas







Untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll.



32



Oven







Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan ,dan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah



33



Tanur







Menentukan kadar abu



34



Hot plate







Sebagai pemanas



35



Timbangan analitis







Untuk menimbang zat



BAB V PEMBAHASAN 4.2 Pembahasan 1. Gelas kimia Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Simpan larutan didalamnya. 2. Erlenmeyer Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. 3. Labu ukur Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan. 4.Petridish Tempat untuk membiakkan mikroba 5.Gelas ukur Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.



6. Kaca arloji Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih



dahulu dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut. 7. Tabung reaksi Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua dm setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 8. Cawan Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan larutan.masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan ke dalam oven 9. Mortar dan Pastle Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan. Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (Mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (Pastle). 10.Krush Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam. 11.Pipet tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil 12. Pipet volum Untuk mengukur volume larutan



13. Pipet gondok Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah. 14. Batang pengaduk Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati. 15. Sudip/Spatula Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat daristainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk



mengaduk larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji. 16. Corong pisah Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi. 17.desikator Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum. 18 Buret Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.



19. Corong Digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan penyaringan setelah diberikertas saring 20 Rak tabung reaksi Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi. 21.Penjepit tabung reaksi Untuk menjepit tabung reaksi. 22.Statif dan klem Sebagai penjepit, misalnya: 



Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi







Menjepit buret dalam proses titrasi







Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi



23 Sikat tabung reaksi Untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan untuk praktikum. 24.Segitiga



Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan. 25.Bola hisap Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan 26.Lampu spritus Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses. 27.Bunsen untuk memanaskan larutan,dan dapat juga digunakan untuk sterillisasi dalam suatu proses 28. Kaki tiga Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara bunsen dan kawat kasa. 29.Botol semprot Tempat meletakkan aquades 30. Kawat kasa Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan 31.Klem utilitas Untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll. 32.Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah. 33.Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °c. 34.Hot plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar. 35. Timbangan analitis Untuk menimbang zat 36. Termometer Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu ataupun perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai jenis dan satuan derajat yang berbeda, misalnya thermometer celcius, fahrenheit dan kelvin. Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi 37. Tabung sentrifuse Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun pada ujung bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai tabung/perantara untuk memisahkan larutan dan endapan. Cara menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse. Lalu dimasukkan kea lat sentifugase.



BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui nama-nama dan fungsi alatalat laboratorium. 2. Setiap jenis zat kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda,misalnya asam yang bersifat korosif tehadap benda di sekitarnya,selain itu zat kimia memiliki fungsi yang sama. 3. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui cara penggunaan beberapa alat laboratorium,Alat laboratorium memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda. 6.2 Saran Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga kondusifitas keadaan ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar.



BAB VII JAWABAN PERTANYAAN



BAB VIII DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Alat – Alat Kimia beseta Fungsinya. www.sholehalamak.blogspot.com. diakses 25 Oktober 2013 Anonim. 2013. Alat – alat Pratikum Kimia. www.scribd.com . diakses 25 Oktober 2013 Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta



Alat-alat Laboratorium Kimia [lengkap] Beserta Fungsi dan Gambarnya November 10, 2016 By Oncom man 1 Comment



Alat- alat laboratorium – Macam atau jenis- jenis dari alatalat labratorium tergantung dari fungsi, manfaat atau kegunaan. Ada alat alat laboratorium kimia, alat- alat laboratorium biologi juga



ada alat- alat laboratorium mikrobiologi. Yang mana dari ketiga alatalat tersebut berbeda gambar dan bentuknya.



carleton.ca Oncoman ucapkan selamat datang kembali di tutugOncom, dalam website ini Oncomers semua akan mendapatkan beragam jurusjurus ilmu pengetahuan yang bermanfaat dari berbagai sumber terpercaya yang telah saya Oncoman rangkum. Berikut daftar alat- alat laboratorium beserta fungsinya Untuk mengetahui fungsi dan pengertian dari Laboratorium bisa di cek di wikipedia Macam- macam Alat Laboratorium dan Kegunaannya



1. Alat- alat Laboratorium | Labu ukur



betterequipped.co.uk Labu ukur atau yang sering disebut dengan (Voumetric Flask) adalah alat yang sering difungsikan sebagai alat bantu untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana yang tertera dalam badan labu takardan bisa juga digunakan untuk menyiakan larutan dalam kimia analitik yang konsetrasi dan dengan jumlahnya dapat diketahui dengan pasti dengan dengan keakuratan yang tinggi Alat ini sangatlah cocok apabila digunakan untuk mengukur seseuatu karena memiliki keakuratan yang sangat tinggi karena pada bagian lehernnya terdapat sebuah lingkaran gradasi, toleransi, volume, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Juga pada lehernya terdapat tanda batas yang menunjukan ukuran volume sebagaimana yang tertera pada badan labu takar.



Biasanya alat ini berwarna transparan namun ada juga yang berwarna gelap dan biasanya dilengkapi juga dengan penutup dari bahan yang tahan terhadap bahan kimia seperti polietilen. 2. Alat- alat Laboratorium | Gelas Beaker



verrerievilleurbannaise.com Gelas beaker atau yang sering disebut dengan gelas piala adalah sebuah alat dengan betuk siilinder dengan alas yang datar. Fungsi dari gelas ini hanya sebatas digunakan sebagai gelas penampung, bukan digunakan untuk pengukur sehingga dalam hal ini tidaklah mengherankan skala yang terdapat dalam gelas ini mempunyai ruang yang begitu lebar.



Beaker dapat kita temukan dengan berbagai macam ukuran dari yang berukuran 25 ml sampai dengan ukuran 3 iter. Sebagian besar pembuatan alat ini biasanya menggunakan bahan borosilikat atau plastik.



Baca Juga



Cara Mudah Membaca Karakter Seseorang dari Bentuk Tanda tangan



Dengan bahan tersebut , maka gelas ini hanya bisa digunakan untuk jenis bahan kimia dengan sifat korosif yang terbuat dari PPTE. Untuk menjegah adanya kontaminasi atau hilangnya cairan pada saat penelitian berlangsung biasanya digunakan gelas arloji sebagai penutupnya. 3. Alat- alat Laboratorium | Buret



verrerievilleurbannaise.com Alat yang satu ini memiliki bentuk silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan juga terdapat semacam kran pada sisi bawah. Fungsi dari alat ini yaitu untuk keperluan kuantitatif analisis oleh karena itu alat ini dirancang dengan ketelitian tinggi. Dalam penggunaannya buret biasa dipakai untuk titrasi yang membutuhkan presisi tinggi, namun pada keadaan tertentu dapat pual digunakan untuk mengukur volume suatu larutan. Baca juga : Manfaat Kimia dalam Kehidupan Sehari- hari



Walaupun dalam perkembangannya, sudah banyak ditemukan berbagai macam alat titrasi yang sudah berbasis elektronik tapi alat ini masih selalu dipakai di banyak laboratorium karena segi



harganya yang tentu saja lebih murah jika dibandingkan dengan yang sudah elektrik. Alasan lebih murahnya yaitu bahan yang digunakan pada buret ini terbuat dari bahan plastic atau bahan kaca. 4. Alat- alat Laboratorium | Erlenmeyer



grale.com Erlenmeyer adalah salah satu macam alat laboratorium yang fungsinya untuk mengenalisis kuantitatif secara volumetric (titrasi). Dalam melakukan proses titrasi alat ini sering dipergunakan untuk menampung laurutan yang nantinya akan dititrasi. Tak hanya itu alat ini juga berguna dalam mikrobiologi, yaitu digunakan untuk proses pembiakan mikroba. Bentuk dari



Erlenmeyer seperti tabung dengan bagian luarnya terdapat skala yang menampilkan perkiraan volume cairan. 5. Alat- alat Laboratorium | Gelas Ukur



sanplatec.co.jp Gelas ukur adalah alat yang berfungsi sebagai pengukur volume larutan mulai dari urutan 10 sampai 2000 ml. Alat ini memiliki bentuk seperti pipa dengan bagian bawahnya yang agak sedikit lebar ini berguna sebagai kaki untuk menopang alat ini agar dapat stabil berdiri. Pada umumnya gelas ukur terbuat dari bahan plastic atau elas( polipropilen)



Baca Juga



Penerapan Ilmu Kimia dalam Berbagai Bidang Kehidupan



6. Alat- alat Laboratorium | Corong Pisah



tokopedia.com Fungsi corong pisah biasa digunakan untuk melakukan ekstraksi cair agar dapat memisahkan komponen- komponen dalam sebuah campuran antara fase pelarut dengan densitas berbeda yang tidak bercampur. Corong pemisah mempunyai bentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai semacam penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang biasa digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca atau Teflon. Ukuran dari corong pemisah bermacam- macam antara 50 mL sampai 3 L 7. Alat- alat Laboratorium | Kondensor Kimia



id.aliexpress.com Condesor adalah sebuah peralatan laboratorium yang mempunyai fungsi untuk mendiginkan cairan panas atau uap. Selain mendinginkan cairan, alat ini dapat difungsikan untuk mengembunkan uap. Bentuknya terdiri dari tabung dengan bentuk spiral dalam sebuah tabung. Bukan hanya satu jenis saja, kondesor memiliki banyak bentuk atau jenis dan diantranya adalah Vigreux kolom, condesor graham, condesor dimroth. Sumber : chemistry.about.com 8. Alat- alat Laboratorium | Filler



youtube.com Filler adalah sebuah alat yang berguna untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukut. Di dalam bagian filler teradapat sebuah karet yang difungsikan sebagagai karet resisten bahan kimia. Filler memilkik 3 saluran yang masing masing salurannya memiliki katup. 9. Alat- alat Laboratorium | Pipet Ukur



Alibaba.com Pipet adalah alat laboratorium yang biasa digunakan untuk memindahkan suatu volume cairan terukur. Penggunaan pipet biasanya digunakan dalam penelitia-penelitian uji biologi motekular, kimia analitik dan juga kedokteran. Pipet dibuat dalam berbagai jenis dengan maksud tujuan yang berbeda- beda dari setiap bentuk dan jenisnya dengan tingkat ketepatan dan ketelitian yang tentu berbeda- beda pula. 10. Alat- alat Laboratorium | Pipet tetes



wikiwand.com Pipet tetes adalah jenis pipet dengan bentuk berupa pipa kecil yang terbuat dari kaca atau plastic dengan ujung bawah yang meruncing serta bentuk ujung atasnya ditutupi oleh karet yang berguna untuk mengambill cairan dalam jumlah tetesan kecil atau setetes demi setetes.



Baca Juga



Lilin dan Cara Lengkap Pembuatannya.



11. Alat- alat Laboratorium | Pipet volume atau volumetric



keywordsking.com Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume. Pipet volume digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi. 12. Alat- alat Laboratorium | Batang Pengaduk



essentialoilsdirect.co.uk Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang biasa digunakan untuk mencampur bahan kimia dengan cairan untuk keperluan penelitian laboratorium. Biasanya terbuat dari kaca pejal, ukurannya hampir sama dengan sedotan minum, hanya saja sedikit lebih panjang dan ujungnya membulat. Seperti kebanyakan peralatan gelas laboratorium lainnya, batang pengaduk terbuat dari bahan borosilikat (umum dikenal sebagai pyrex). 13. Alat- alat Laboratorium | Tabung Reaksi



alicdn.com 14. Alat- alat Laboratorium | Spatula



madaboutscience.com 15. Alat- alat Laboratorium | Kawat Nikrom



eBay.com



16. Alat- alat Laboratorium | Pipa kapiler



Diytrade.com



17. Alat- alat Laboratorium | Desikator



belart.com



18. Alat- alat Laboratorium | Indikator Universal



id.aliexpress.com



19. Alat- alat Laboratorium | Gelas Arloji



generallabora.com



20. Alat- alat Laboratorium | Hot Hands



StudyBlue.com



21. Alat- alat Laboratorium | Kertas Saring



tokopedia.com



22. Alat- alat Laboratorium | Kaki Tiga



turbosquid.com



23. Alat- alat Laboratorium | Kawat Kasa



mflab.com



24. Alat- alat Laboratorium | Rak Tabung Reaksi



tokopedia.com



25. Alat- alat Laboratorium | Penjepit Tabung Reaksi



Coleparmer.com



26. Alat- alat Laboratorium | Stirer dan batang Stirer



Coljogjalabware.comeparmer.com



27. Alat- alat Laboratorium | Mortal dan pastle



etsystatic.com



28. Alat- alat Laboratorium | Krusible



etsystatic.com



29. Alat- alat Laboratorium | Evaporating dish



mflab.com Pengenalan Alat-alat Laboratorium Kimia Dasar Pengertian Laboratorium Sebelum membahas alat apa saja yang ada di laboratorium dan fungsinya, sedikit akan kami bahas mengenai pengertian laboratorium dan tujuan penggunaan laboratorium. Secara sempit laboratorium diartikan sebagai ruangan yang dibatasi oleh dinding yang di dalamnya terdapat alat-alat dan bahan-bahan beraneka ragam yang dapat digunakan untuk melakukan eksperimen (Subiyanto, 1998 : 79). Sudaryanto (1998 : 2) mendefinisikan laboratorium sebagai salah satu sarana pendidikan IPA, sebagai tempat peserta didik berlatih dan kontak dengan objek yang dipelajari secara langsung, baik melalui pengamatan maupun percobaan.



Lebih lanjut Sudaryanto (1998 : 7) menyatakan peranan dan fungsi laboratorium ada tiga, yaitu sebagai (1) sumber belajar, artinya lab digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor atau melakukan percobaan, (2) metode pendidikan, meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana penelitian, tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik yang bersikap ilmiah.



Secara lebih umum laboratorium diartikan sebagai suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian (Depdikbud, 1994 : 7). Pengertian ini bermakna lebih luas, karena tidak membatasi laboratorium sebagai suatu ruangan, artinya kebun, lapangan, ruang terbukapun dapat menjadi laboratorium. Tujuan penggunaan laboratorium kimia / IPA bagi peserta didik antara lain :



1. Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan pembuatan alat sederhana). 2. Melatih bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran lab. 3. Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan. 4. Melatih daya berpikir kritis analitis melalui penafsiran eksperimen. 5. Memperdalam pengetahuan. 6. Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggungjawab. 7. Melatih merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada. 8. Memberikan pengalaman untuk mengamati, mengukur, mencatat, menghitung, mene-rangkan, dan menarik kesimpulan.



Pengenalan Alat-alat dan fungsinya Untuk menunjang kegiatan praktikum atau eksperimen dilaboratorium dibutuhkan peralatan khusus yang didesain untuk keperluan di laboratorium. Berikut beberapa contoh alat-alat dasar yang biasa digunakan di laboratorium khususnya di laboratorium kimia berikut dengan fungsinya.



1. Beaker Glass / Gelas beaker / Gelas Piala



Fungsi :



sebagai penampung sample / bahan sementara, atau bisa digunakan sebagai penyimpan zat sementara.



2. Gelas Ukur



Fungsi : Alat ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan ketelitian rendah.



3. Corong Gelas



Fungsi :







Sebagai alat bantu untuk memindah / memasukkan larutan ke wadah / tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan kecil.  Sebagai alat bantu dalam melakukan penyaringan, yaitu sebagai tempat meletakkan kertas saring



4. Pengaduk Kaca



Fungsi : Untuk membantu menghomogenkan larutan Alat bantu mengalirkan larutan kedalam corong ketika memindah atau ketika menyaring larutan



5. Rubber bulb / karet penghisap / filler



Fungsi : Membantu mengambil larutan kimia yang berbahaya dengan cara disambungkan dengan pipet ukur atau pipet volume.



6. Pipet Ukur



Fungsi : Mengambil larutan dan mengukur volume larutan pada berbagai skala / ukuran dengan ketelitian tinggi. 7. Pipet Volume / Pipet Gondok



Fungsi : Mengambil bahan dan mengukur volume larutan hanya satu skala ukuran dengan ketelitian tinggi ( ketelitian lebih tinggi dibanding pipet ukur ) 8. Pipet Droping / Pipet Tetes



Fungsi : Mengambil bahan dalam jumlah sedikit / tetesan tidak ada skala ukuran volume pada alat ini. 9. Labu Ukur / Labu Takar / Labu Alas Datar



Fungsi :  



Membuat suatu larutan dengan volume yang diketahui secara teliti Mengencerkan larutan sampai volume tertentu dengan ketelitian yang tinggi.



10. Batang Pengaduk Ujung Spiral



Fungsi : Menghomogenkan larutan kimia 11. Spatula Stainlessteel



Fungsi : Mengambil bahan kimia padat



12. Lampu Spirtus dari Logam



Fungsi : Alat pembakar yang terbuat dari logam atau pemanas dengan bahan bakar spirtus.



13. Erlenmeyer



Fungsi : 



Mengukur volum bahan kimia cair dengan ketelitian rendah  Sebagai tempat menampung bahan kimia untuk sementara  Tempat menghomogenkan larutan atau media.  Tempat untuk menyimpan media pada pengujian mikro  Digunakan untuk menampung titran pada saat tetrasi  Tempat menyimpan media pada analisa mikrobiologi 14. Cawan Porselin



Fungsi : 



Mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi  Tempat mengarangkan bahan yang kemudian sekaligus tempat untuk mengabukkan bahan  Menguapkan bahan dengan cara dipanaskan baik pemanasan langsung maupun tidak langsung



15. Neraca analitik



Fungsi : Menimbang alat ,bahan dengan ketelitian 0,0001gr dan kapasitas maksimum 210 gr



16. Kasa Asbes



Fungsi : Sebagai landasan pada saat pemanasan langsung, agar pemanasan lebih merata.



17. Segitiga Porselin



Fungsi : Sebagai tempat meletakkan alat ketika melakukan pemanasan langsung



18. Botol Semprot



Fungsi : Tempat untuk Menyimpan Aquades



19. Piknometer



Fungsi : Untuk mengukur massa jenis zat cair.



20. Tangkrus



Fungsi : Untuk mengambil alat / bahan dari oven ( kondisi Panas)



21. Mortar pastle



Fungsi : Untuk Menghaluskan Bahan.



22. Klem buret bentuk x



Fungsi : Tempat meletakkan Buret



23. Ring



Fungsi : Tempat meletakkan Corong kaca , atau corong pisah.



24. Statif



Fungsi : Alat Untuk menegakkan burret, corong pisah dll. statif dikombinasikan dengan ring atau klem



25. Buret



Fungsi : Alat yang digunakan untuk melakukan tetrasi



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang



Dalam melaksanakan praktikum, biasanya praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, ketelitian praktikan adalah hal yang sangat penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan ketelitian adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alatalat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu sendiri. (Koesmadji, 2008) Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan digunakan. Kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.(Ginting, 2011) Alasan-alasan di atas, mengajarkan kita bahwa pengenalan alat sangatlah penting dan utama disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya kita harus tahu dulu nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat-alat yang ada dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum yang baik, cepat dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-alat, contoh alat-alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume, tabung reaksi, labu ukur, buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Penggunaan dari alat-alat tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Oleh karena itu dalam percobaan ini diberikan beberapa pengetahuan dan latihan tentang penggunaan dan fungsinya. Sering kali di dalam laboratorium terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara dan fungsi dari alat-alat laboratorium. Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang terbuat dari gelas, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya. Apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan hal yang fatal. Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak terjadi kerusakan alat. (Achmad, 2008) Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya.Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.(Khasani, 2009) Tujuan 1. Mengetahui fungsi alat – alat gelas laboratorium. 2. Memahami prinsip kerja alat – alat gelas laboratorium. 3. Memahami cara penggunaan, memelihara, memebersihkan, kalibrasi, dan memperbaiki alat gelas laboratorium. B.



Rumusan Masalah 1. Bagaimana prinsip kerja dari alat – alat gelas laboratorium? 2. Apa fungsi dari alat – alat gelas laboratorium? 3. Bagaimana keselamatan kerja saat menggunakan alat – alat ringan laboratorium? C.



16.



Tip / Ujung Mikropipet



Sebagai tempat untuk cairan dalam ukuran 1µl sampai 20 µl.