Alat Musik Tradisional Benua Asia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tarian Dan Alat Musik Tradisional Benua Asia A. Tarian Tradisional Benua Asia I. Kawasan Asia Tenggara 1. Indonesia  Tari Kecak



Tari Kecak Tari Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokohtokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Tari Kecak adalah hasil karya Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies pada tahun 1930an.



2. Malaysia  Tari Mak Yong



Tari Mak Yong Mak Yong atau Makyung merupakan sejenis tarian Melayu traditional. Drama tari Mak Yong ini merupakan sebagai suatu bentuk drama-tari Melayu yang menggabungkan unsur-unsur ritual, lakonan dan tarian yang digayakan, muzik vokal dan instrumental, lagu, cerita dan teks percakapan yang formal dan bersahaja. Drama-tari ini dipertontonkan terutamanya di Terengganu , Patani, Kelantan, Kedah, Perlis serta di Kepulauan Riau - Indonesia. Mak Yong dipersembahkan sebagai hiburan dan juga sebagai cara perubatan. Mak Yong dipercayai wujud sebelum kedatangan Islam lagi. Ia dipentaskan sebagai pementasan Diraja di bawah naungan Kesultan Kelantan sehingga 1920-an. Dengan itu, tradisi ini dikekalkan dalam bentuk asal tanpa meninggalkan peningkatan yang terdapat di istana seperti pakaian yang berhias cantik. Persembahan Mak Yong biasanya dibuka dengan lagu "Mengadap Rebab" diikuti dengan tarian, lakonan dan muzik. Setiap satu cerita mampu dipersembahkan merentasi beberapa amalam dalam siri pertunjukkan tiga jam. Dalam persembahan tradisi di kampung, ia dilakukan dipanggung terbuka yang berlatarkan daun kelapa. Penonton akan duduk di tiga sisi panggung, sisi yang ke empat dikhaskan bagi orkestra yang terdiri dari pemain rebab, gendang kepala dua dan tetawak. Kebanyakan peranan dilakukan oleh wanita dan ceritanya berasaskan cerita rakyat tradisi dengan watak raja, dewa dan pelawak. Mak Yong di kaitkan dengan upacara di mana pawang cuba menyembuhkan pesakit yang dirasuk melalui nyanyian, tarian bersawai dan menurun.



3. Filipina



 Tari Tinikling



Tari Tinikling Tarian tradisional yang berasal dari Leyte, Filipina ini merupakan tarian yang menirukan burung tikling menghindari perangkap bambu yang dibuat oleh para petani. Tarian ini menggunakan tiang serta fancy footwork, dimana beberapa pemain menggunakan tiang bambu untuk memukul, tekan, serta geser di atas tanah. Kemudian sang penari melangkah di atas nya untuk menghindari bambu tersebut sebagaimana perangkap dari bambu untuk burung tikling. 4. Thailand  Tari Pong-laang



Tari pong-laang berasal timur bahari Thailand. Musik pengiringnya memilki ritme menyentak dan cukup cepat sinkron dengan gerakan tarinya nan nan sangat bergerak maju dan energik. Itulah nan membuat tarian ini memiliki daya tarik tersendiri. Tari Thailand ini memiliki 15 bar kayu nan diikat bersama dengan tali nan kuat secara berturutturut. Instrumennya bisa dimainkan secara solo atau dalam suatu ensemble. Namun, umumnya dimainkan oleh dua orang pemain dengan menggunakan tongkat kayu berbentuk gambang nan dirangkai tali.



 Tari Song Kran



Tari Song Kran Tari tradisional Thailand ini menceritakan kegembiraan dan keceriaan. Gerakannya gemulai dan perlahan, namun harmonisasi geraknya seimbang dan memikat. Dahulu, tarian ini dibawakan saat panen padi. Sekarang, tarian ini dibawakan saat menyambut event-event besar, seperti menyambut tahun baru atau menyambut tamu negara. Tarian ini biasa dibawakan oleh penari wanita dengan jumlah 4-6 orang. Namun, jumlah tersebut dapat berubah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. 5. Brunei Darussalam  Tari Adai Adai Tarian ini erupakan tarian traditional bagi suku kaum Brunei yang berdasarkan pada kehidupan kaum nelayan. Tarian ini mengisahkan cerita kumpulan nelayan pergi menangkap ikan di laut manakala kaum wanita menunggu kepulangan mereka di kawasan pantai untuk membantu mengutip hasil tangkapan yang akan diperolehi. Tarian Adai-adai ini biasanya ditarikan oleh pasangan empat lelaki dan empat perempuan ini diiringi oleh pukulan rebana dan gambus serta nyanyian dengan rentak hampir sama dengan rentak tarian japin yang terdapat di Semenanjung Malaysia. Tarian Adai-Adai biasanya diadakan semasa keramaian suku kaum Brunei ataupun menyambut ketibaan orang-orang kenamaan. Penari-penarinya juga memakai pakaian khas yang berwarna warni.



Kadang-kala tiada alatan muzik digunakan, sebaliknya bunyi yang mengiringi nyanyian adalah hentakan pengayuh di bahagian pinara sampan atau perahu yang didayung serta pukulan buyung atau keduit. Tarian ini sering dipersembahkan di majlis-majlis keramaian.  Tari Aduk-Aduk Aduk-Aduk merupakan tarian upacara yang dilakukan oleh orang Kedayan selama liburan, terutama pada akhir panen musim. Penari memakai pakaian prajurit tradisional, di tengkolok , merah sabuk dan pakaian hitam, dan menari dengan ketukan silat , seorang Melayu seni bela diri . Tarian ini disertai dengan instrumn perkusi, termasuk drum dan kelapa kerang. Aduk-Aduk-Ini adalah bentuk tarian pribumi dan umumnya dilakukan selama setiap kesempatan meriah, terutama untuk merayakan akhir musim panen. Para penari umumnya terbungkus dalam attires tradisional mereka prajurit dan menari selaras dengan musik dan gerakan silat. II. Kawasan Asia Timur 1. Korea Selatan 



Tari Kipas



Tari Kipas Buchaechum, atau buchae(tari kipas) adalah tari kelompok yang merupakan salah satu tarian tradisional Korea yang paling terkenal di mancanegara. Tarian ini dipertunjukkan oleh sekelompok penari wanita yang memegang kipas berwarna-warni. Inti tarian ini adalah variasi gerakan membuka, menutup, dan membentuk diterpa angin. Tari ini terkenal karena mempersentasikan keindahan dan keangunan wanita Korea. Para penarinya membentuk formasi dari kejadian-kejadian di alam seperti deburan ombak, rumpun bunga, dan kupu-kupu yang berterbangan diterpa angin.



Kostum tari kipas biasanya jeogori (jaket panjang dengan kemeja yang diikat), mahkota bunga tradisional, dan kipas yang biasanya berbulu di pinggirnya dan digambari bunga peoni. Kipas tersebut selalu dibuka dan ditutup sebagai bagian dari tarian.  Tari Talchum



Tari Talchum Talchum dapat dicirikan sebagai tarian Korea yang mengenakan topeng. Miming, berbicara dan bahkan kadang-kadang bernyanyi. Meskipun orang Korea paling percaya bahwa talchum mengacu pada semua drama tari topeng, sebenarnya istilah regional hanya benar diterapkan tarian Hwanghae dari Korea Utara. Tarian dari Seoul atau Gyeonggi dikenal sebagai Noli sandae, sedangkan tarian dari pantai selatan yang dikenal sebagai yayu yang berarti bermain lapangan atau ogwangdae yang berarti tarian dari lima badut. Talchum bukan hanya tarian yang dilakukan oleh penari bertopeng tetapi juga termasuk konten dramatis signifikan dengan karakter bertopeng menggambarkan manusia, hewan dan makhluk kadangkadang supranatural. Drama tari topeng berbagi karakteristik mendasar, meskipun mereka sangat bervariasi menurut wilayah dan pemain. Tema dasar ritus eksorsisme mereka, tarian ritual, menggigit satir, parodi kelemahan manusia, kejahatan sosial dan kelas istimewa. Variasi mungkin telah dilakukan di acara-acara kenegaraan perayaan atau ritual untuk berdoa untuk hujan. Partisipasi antusias dari penonton adalah fitur yang paling luar biasa dari drama tari topeng Korea. Ada tiga belas drama tari topeng di Korea yang berbeda: provinsi Hwanghaedo gaya Haeseo, seperti Bongsan Talchum, Gangnyeong Talchum, Eunyul Talchum; provinsi Gyeonggi-do, Yangju Byeolsandae, Tarian Topeng Songpa Sandae Noli, provinsi Gyeongsang-do, Suyeong Yayu, Dongnae Yayu, Gasan Ogwangdae, Tongyeong Ogwangdae, Goseong Ogwangdae ; provinsi Gyeongsangbukdo, Hahoe Byeolshin'gut Talnoli; provinsi Gangwon, Gangneung Gwanno Gamyeon'guk, dan Namsadang (rombongan Menjamu Pria Keliling Garis Utara) Deotboegichum.



2. Jepang  Tari Kabuki



Tari Kabuki Kabuki merupakan tarian tradisional Jepang yang paling populer. Sejak zaman kuno, Kabuki selalu menjadi primadona masyarakat Jepang. Para penarinya adalah pria. Kabuki menawarkan olah tari yang berbaur dengan kritik sosial dan kearifan hidup. Gerak khas Kabuki terletak pada langkah kaki yang sangat lemah lembut. Terdapat 3 gerakan dasar pada Kabuki, yaitu gerakan memutar, gerakan tangan, dan gerakan kepala. Setiap gerakan menyimbolkan ekspresi manusia. Tarian Kabuki dipadu dengan busana berupa kimono yang eye catching, membuat tarian ini semakin sulit untuk dilupakan. penari Kabuki dirias secara mencoloh dan mewah. Hal tersebut membuat tarian tradisional Jepang ini berbeda dengan tari tradisional lainnya.



 Tari Bon Odori



Tarian tradisional Jepang ini ditampilkan ketika masa panen tiba (festival musim panen), sebagai ungkapan syukur kepada dewa. Ditarikan secara massal dengan penarinya memakai baju tradisonal Jepang. Ciri khas tarian Bon Odori ialah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional. Langkah kaki bergerak bebas disertai entakan kaki buat mengeluarkan suara. Lalu, ditingkahi dengan tangan nan disesuaikan dengan ritme musik. Tarian tradisional Jepang nan satu ini berarti menari bersama-sama. Dilangsungkan setelah seremoni Obon. Obon sendiri merupakan rangkaian upacara adat buat penyambutan arwah leluhur. Tarian Bon Odori dilakukan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin. Bayangkan betapa meriahnya tarian ini bukan? Tarian tradisional Jepang ini biasanya banyak dilakukan di halaman-halaman kuil. Menurut cerita masyarakat Jepang, gerakan pada tarian Bon Odori ini meniru gerakan para arwah nan menari sebab terbebas dari sanksi kejam neraka. Selain itu, Tarian tradisional Jepang nan satu ini juga merupakan tarian puncak dari seremoni musim panas di Jepang. Dan biasanya, tarian ini dilaksanakan setiap tanggal 15 Juli dan 16 Juli.



3. China  Tari Naga



Tari Naga Tari Naga atau disebut juga Liang Liong di Indonesia adalah suatu pertunjukan dan tarian tradisional dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa. Seperti juga Tari Singa atau Barongsai, tarian ini sering tampil pada waktu perayaan-perayaan tertentu. Orang Tionghoa sering menggunakan istilah 'Keturunan Naga' sebagai suatu simbol identitas etnis.



Dalam tarian ini, satu regu orang Tionghoa memainkan naga-nagaan yang diusung dengan belasan tongkat. Penari terdepan mengangkat, menganggukkan, menyorongkan dan mengibas-kibaskan kepala naga-nagaan tersebut yang merupakan bagian dari gerakan tarian yang diarahkan oleh salah seorang penari. Terkadang bahkan kepala naga ini bisa mengeluarkan asap dengan menggunakan peralatan pyrotechnic. Para penari menirukan gerakan-gerakan makhluk naga ini --- berkelok-kelok dan berombakombak. Gerakan-gerakan ini secara tradisional melambangkan peranan historis dari naga yang menunjukkan kekuatan yang luar biasa dan martabat yang tinggi. Tari naga merupakan salah satu puncak acara dari perayaan Imlek di pecinan-pecinan di seluruh dunia. Naga dipercaya bisa membawa keberuntungan untuk masyarakat karena kekuatan, martabat, kesuburan, kebijaksanaan dan keberuntungan yang dimilikinya. Penampilan naga terlihat menakutkan dan gagah berani, namun ia tetap memiliki watak yang penuh kebajikan. Hal-hal inilah yang pada akhirnya menjadikannya lambang lencana untuk mewakili kekuasaan kekaisaran.



III. Kawasan Asia Selatan 1. India  Tari Kathak



Kathak merupakan salah satu dari lapan bentuk tarian klasik India, berasal dari India Utara. Tarian ini boleh dijejak asalnya kepada pencerita lisan nomad India utara silam, dikenali sebagai Kathaks, atau pencerita. Pencerita ini, membuat persembahan di lapangan kampung dan laman kuil, kebanyakannya khusus dalam mengisahkan kisah mitos dan moral dari kitab, dan menokok pengisahan mereka dengan alunan tangan dan mimik muka. Ia pada asasnya merupakan teater, menggunakan alatan dan bunyi muzik bersama gerak tangan, bagi menghidupkan penkisahan. Dalam bentuk kini terkandung bekas tarian kuil dan adat, dan pengaruh pergerakan bhakti. Sejak abad ke-16 seterusnya ia menyerap sesetengah ciri tarian Parsi dan tarian Asia Tengah yang diimport oleh istana diraja era Mughal. Terdapat tiga jurusan utama atau gharana bagi Kathak dari mana pengamal masa kini menyusur susur galurnya: gharana dari Jaipur, Lucknow dan Benares (lahir di istana Kachwaha raja Rajput, Nawab dari Oudh, dan Varanasi mengikut turutan); terdapat juga gharana Raigarh yang kurang menonjol dan lebih muda dari mana teknik ketiga-tiga gharana sebelumnya digabung tetapi menjadi terkenal kerana komposisinya yang berbeza. Tarian Kathak merupakan salah satu lagi tarian klasikal India yang berasal dari utara India. Perkataan Kathak berasal dari perkataan India Katha yang bermaksud 'seni bercerita'.  Tari Manipuri



Tari Manipuri Manipuri berasal dari Manipur, India timur laut. Gerakan tari ini awalnya dinamakan jogai yang berarti gerakan melingkar. Berdasarkan teks kuno, tari ini melambangkan gerakan planet yang mengelilingi matahari. Menurut mitologi Hindu, saat Khrisna, Radha dan gopi menarikan tari Ras Leela, Shiva menjaga agar tidak seorangpun yang mengganggu tarian mereka. Parvati, permaisuri Shiva juga ingin melihat tarian ini, jadi Shiva memilih tempat yang paling indah di Manipur dan menarikan kembali tari Ras Leela. Setelah berabad-abad kemudian, pada abad ke-11, selama masa pemerintahan Raja



Loyamba, pangeran Khamba dan Dinasti Khomal dan Putri Thaibi dari Dinasti Mairang menarikan kembali tari ini dan kemudian dikenal sebagai Lai-Haraoba, tarian tertua dari Manipur. Gaya tari Manipuri berkembang berdasarkan kehidupan dan budaya rakyat Manipuri dan memiliki cirikhas dekorasi yang berwarna-warni serta gerakan kaki yang lincah. 2. Pakistan  Tari Jhumar Jhumar atau Jhoomar adalah bentuk hidup dari musik dan tarian yang berasal dari Multan dan Balochistan di wilayah Pakistan , tetapi berkembang di Punjab (Pakistan) & Sandalbar daerah. Ini adalah bentuk lebih lambat dan lebih berirama Bhangra. Jhumar berasal dari Jhum - yang berarti bergoyang. Lagu-lagu membangkitkan kualitas yang mengingatkan bergoyang. Meskipun isi dari lagu-lagu yang bervariasi-mereka biasanya suka dengan lagu-lagu emosional juga. Jhummar adalah tarian ekstasi. Dilakukan secara eksklusif oleh laki-laki, ini adalah fitur umum untuk melihat tiga generasi - ayah, anak dan cucu - menari bersama-sama. Tarian tanpa akrobat. Gerakan lengan hanya dianggap keahlian utama. Jari-jari kaki musik ditempatkan di depan dan belakang dan liku diambil ke kanan, kadang-kadang penari satu tempat tangan mereka di bawah tulang rusuk di sebelah kiri dan menggerakkan tangan dengan tangan kanan. Jhumar adalah tarian rakyat dilakukan selama musim panen di Punjab. Ini adalah demonstrasi hidup dari kebahagiaan manusia. Tarian ini kebanyakan dilakukan oleh Baluchi dan Saraiki orang Punjab Selatan. IV. Kawasan Asia Barat 1. Arab Saudi  Tari Zapin



Zapin berasal dari bahasa arab yaitu “Zafn” yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. Tari Zapin memang berkembang luas di Malaysia, tetapi tarian ini diperkenalkan ke Malaysia oleh para pedagang dari tanah Arab dan Yaman. Menurut sejarahnya, tarian ini dahulu sebagai hiburan di istana-istana kerajaan. Lalu pada abad ke-16 tarian ini mulai dibawa oleh para pedagang ke daerah Johor seperti Singapura, Malaysia, Riau dan berkembang disana. Karena para pedagang biasanya adalah para laki-laki, tarian ini awalnya hanya dibawakan oleh laki-laki. Seiring berkembangnya zaman, para wanita kemudian mempelajari Zapin dan saat ini tari zapin bisa dibawakan oleh wanita ataupun wanita dan laki-laki secara berbarengan. Zapin adalah tarian yang memiliki banyak ragam geraknya. Apalagi, tarian ini berkembang di berbagai negara. Tetapi pada dasarnya, gerakannya sama. Jika tari perut berfokus pada perut, tari zapin berfokus pada kaki. Sesuai dengan namanya, “Zapin” berasal dari bahasa Arab “Zafn” yang artinya pergerakan kaki cepat. Dibutuhkan tempat atau panggung yang cukup besar untuk menampilkan tarian ini, karena tarian ini menampilkan langkahan kaki yang cukup besar dan penarinya bergerak kesana kemari. Posisi badan selalu bergerak seperti mengalun sesuai dengan irama musik. Tangan tidak banyak bergerak, hanya sedikit mengikuti gerakan kaki. Para penari Zapin diharuskan untuk berinteraksi satu sama lain dengan baik ketika menari. Sehingga, tari Zapin jarang ditarikan secara solo melainkan berpasangan atau kelipatan dua. Alat musik yang digunakan untuk mengiri tarian Zapin di Arab adalah Gambus (alat musik petik) dan tiga buah gendang kecil yang disebut Marwas. Zapin juga diiringi dengan nyanyian yang liriknya biasanya dalam bahasa Arab. Nyanyian ini bermakna untuk memberi nasihat atau dakwah dan memberi puji-pujian kepada Tuhan. Pakaian untuk penari Zapin di Arab lebih simpel bila dibandingkan dengan daerah Melayu seperti Malaysia atau Indonesia. Di Arab, pakaian penari Zapin hanya memakai baju gamis (biasanya warna putih), celana bahan panjang dan sorban atau peci. Jika di Melayu, para laki-laki menggunakan baju kurung, kain sarung tenun dan peci. Wanita memakai baju kurung, kebaya panjang, kain sarung, dan sanggul. Musik pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas. Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran lakilaki dengan perempuan.



Tari Zapin sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera, Semenanjung Malaysia, Serawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan brunei Darusalam..Di Brunei, tarian Zapin cukup banyak macamnya seperti rentaknya dan geraknya dan mengikut dari segi sebutannya yaitu dialek orang Brunei zapin lebih dikenali dengan sebutan ‘”Jipin”‘.



2. Turki  Tari Sema



Tari Sema Sebuah tarian lain juga terkenal dari Timur Tengah adalah tari sema. Tarian ini dilakukan oleh para dervish yang berputar. Tidak seperti tari perut yang dibentuk sebagai sarana hiburan, tari sema diciptakan untuk alasan religius. Tari sema telah dipertunjukkan selama 700 tahun oleh kaum sufi. Devish (bahasa Turki dan Arab) berasal dari kata Persia darwish (berarti kerangka pintu) yang menggambarkan kaum sufi yang berada



pada ambang pencerahan. Banyak yang mengatakan istilah kaum sufi (sufi dalam bahasa Arab berarti wol) muncul dari kebiasaan para nabi yang menggunakan mantel wol. Tari sema dimulai dengan pujian kepada para nabi. Lalu, terdengar suara drum yang menjadi simbol sang pencipta diikuti improvisasi musik dari alat musik ney (sejenis seruling) yang menyimbolkan embusan napas sang pencipta yang memberi kehidupan kepada semua makhluk. Pemimpin memberi hormat lalu memimpin para darwish membentuk lingkaran. Saat melewati posisi sang pemimpin, para darwish akan saling memberi hormat sebagai lambang penghormatan antarjiwa yang berbalut dalam bentuk raga. Setelah tiga putaran, mereka melepas mantel. Setiap orang akan mendekati pemimpin, memberi salam, mencium tangan, dan membentuk formasi sesuai intruksi pemimpinnya. Dengan berputar, mereka melepas kehidupan duniawi dan bergabung dengan Allah. Mereka membuka kedua tangan dengan tangan kanan menghadap ke atas agar mendapat berkah dari surga dan tangan kiri menghadap kebawah untuk memberikan berkah ke bumi. Tarian diakhiri dengan pembacaan Al-Qur’an. Para darwish berputar-putar secara simultan selama 10 menit lalu berhenti dan berlutut. Kemudian berdiri dan muali lagi. Proses ini diulang sebanyak empat kali, yang memiliki arti : kelahiran manusia sebagai bukti Allah sebagai pencipta dan peran manusia sebagai makhluk. kegembiraan manusia menjadi saksi penciptaan.kegembiraan akan cinta dan pengorbanan akan pikiran untuk mencinta, untuk menggenapi perintah. Akhir perjalanan spiritual, termasuk kembali kepada kehidupan sehari-hari dan pengabdian kepada Allah. Pakaian semua terdiri dari topi tinggi yang menggambarkan ego mereka, jubah putih panjang dengan rok lebar menggambarkan penutup ego, dan mantel hitam yang menggambarkan kehidupan duniawi yang kemudian mereka lepaskan.







Tari Zeybek



Tari Zeybek Semua tarian Zeybek memiliki bentuk karakteristik umum, namun posisi lengan dan tubuh berbeda sesuai dengan daerah yang berbeda. Ritme ini juga sangat karakteristik, pola sembilan ketukan lambat: 9/4 = 2 +2 +2 +3 ketukan atau 3 +2 +2 +2 dengan variasi sesekali. Melodi Zeybek dapat dibagi sesuai dengan tempo mereka: Agir (lambat) dan Kivrak (cepat). The Zeybek Agir memiliki pola berirama 9/2 atau 9/4, yang dimulai dengan pengantar yang disebut gezinleme dalam gaya bebas di mana para penari berkeliaran dengan bebas sebelum mulai menari dalam waktu dengan irama. Ada, bagaimanapun, tidak ada pengenalan gezinleme dalam tarian Zeybek perempuan. Kivrak Zeybek memiliki pola berirama 9/8 atau 9/16.



B. Alat Musik Tradisional Benua Asia 1. Indonesia



 Sasando



Sasando sebuah alat musik tradisional asal pulau Timor, NTT. Sasando adalah alat musik berdawai yang memiliki keunikan dalam bentuk dan suaranya. Salah satu jenis kekayaan bangsa yang memiliki nilai seni tinggi. Asal tepat dari alat musik ini adalah dari sebuah pulau bernama pulau Rote. Cara memainkannya dengan cara dipetik.  Serune Kalee (Serunai)



Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh.



2. Korea  Gayageum



Gayageum adalah alat musik petik tradisional Korea yang berupa kecapi dengan 12 senar. Alat musik ini diciptakan raja ke-6 dari Kerajaan Gaya, yakni Gasil. Gayageum kemudian disebarkan ke Kerajaan Silla dan masih dimainkan hingga kini. Gayageum telah mengalami banyak modifikasi. Gayageum modern merupakan hasil modifikasi dari akhir Dinasti Joseon pada abad ke-19, dan sering kali dinamakan sanjo gayageum. Gayageum yang dimodernkan memunyai jumlah senar lebih banyak, yakni 13, 17, 18, 21, 22, atau 25 buah yang terbuat dari nilon. Di Korea Utara, gayageum bersenar 21 lebih banyak dimainkan.



 Geomungo



Geomungo atau hyeon-geum ("kecapi hitam") adalah sebuah kecapi tradisional dari korea. Geomungo dimainkan sambil duduk. Senarnya dipetik menggunakan tongkat bambu kecil suldae dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan senar untuk menghasilkan nada. Tipe nada yang dimainkan untuk musik tradisional Korea adalah D#/Eb, G#/Ab, C, A#/Bb, A#/Bb, dan A#/Bb satu oktav lebih rendah daripada nada tengah. Geomungo dimainkan pada saat pementasan solo (sanjo) atau dengan alat musik lain. Suara nada yang dihasilkan Geomungo dianggap lebih "maskulin" dibanding alat musik petik gegayume yang dianggap lebih feminin; namun keduanya dimainkan baik oleh pria maupun wanita. 3. Jepang  Koto



Koto adalah alat musik tradisional Jepang yang menyerupai kecapi. Alat ini masuk ke Jepang sejak abad ke-7. Di masa itu, koto dimainkan sebagai salah satu bagian musik Istana. Koto dimainkan sebagai alat musik tunggal, tanpa iringan alat musik lain, dan menjadi populer di masyarakat sejak abad ke-17. Bagian badan terbuat dari kiri atau kayu paulownia yang dilubangi bagian dalamnya. Koto memiliki 13 dawai. Karena koto menggunakan lima tangga nada, dengan 13 dawai, biasanya koto dapat menghasilkan sekitar 2,5 oktaf. Di Jepang, sejak zaman dahulu



hingga saat ini, koto sering diibaratkan sebagai ryu atau naga sehingga bagian-bagian alat musik ini juga dinamai ryukaku (tanduk naga), ryukou (mulut naga), dan ryubi (ekor naga). Di berbagai negara di Asia, naga dihormati seperti dewa dan dianggap sebagai makhluk mitos spiritual tinggi.  Shakuhachi



Shakuhachi merupakan alat musik tradisional Jepang yang berbentuk seruling. Shakuhachi dibuat dari bambu, di bagian dekat akar, dengan diameter 3.5cm-4,0cm. Ada 5 lubang, 4 di bagian depan dan 1 di bagian belakang. Sisi dalam Shakuhachi digosok sampai halus, bahkan belakangan ini bagian dalamnya diolesi Shu-urushi (bahan pewarna alam berwarna merah) atau Kuro-urushi (bahan pewarna alam yang berwarna hitam), agar menghasilkan suara yang halus dan indah. Dulu, bagian mulut shakuhachi dipotong menyerong, tetapi sekarang pada bagian mulut dipasangi tanduk rusa atau kerbau supaya lebih kokoh. Shakuhachi merupakan seruling yang dapat menghasilkan warna suara yang bervariasi dan nada suara yang paling sensitif di antara seruling tradisional Jepang, baik seruling tiup samping (horizontal) maupun seruling tiup depan (vertikal). Oleh karena ciri khas itu Shakuhachi mempunyai posisi tersendiri di dalam alat musik tradisional Jepang.



4. India  Midagram



Alat musik tradisional India yang satu ini terbuat dari sebuah batang kayu, masyarakat Hindustan mengenalnya dengan nama mridangam. Perkusi yang memiliki dua permukaan pukulan, digunakan untuk mengiringi musik melodi dalam komposisi tradisional India. Seperti halnya tabla, bisa digunakan dengan ketukan jemari, telapak tangan dan pukulan menekan ke dalam permukaan membran kulit. Namun perlu kemampuan dan ketelitian dalam tuning membran kulitnya, sehingga memiliki suara yang baik. Keberadaan instrumen mridangan sangat penting untuk mengiringi musik tradisional khas Indian bagian selatan (karnatis).



 Tabla



Nah alat musik tradisional India yang satu ini sangat popular bahkan di dunia, banyak musisi dunia yang memasukan bebunyian tabla di dalam album-album mereka, sebut saja the Beatles untuk lagu ‘Inner Light’ dalam single album ‘Lady Madonna’. Alat tradisional yang memiliki bentuk seperti gendang Sunda atau Jawa, memiliki bunyi yang unik sehingga mampu mengajak para pendengarnya untuk menari terlebih dipadukan bersama suara tampura dan sitar. Salah satu musisi tabla India yang mendunia adala Zakir Hussain dan Anoushka Shankar.



5. Arab  Gambus



Gambus adalah sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab, memiliki 6 jenis dawai rangkap, dawai yang dipakai adalah usus kambing atau nylon, biasanya setiap dawai rangkap sehingga ada 12 dawai semuanya, tidak ada fret (jadi seperti biola, papan polos, nada ditentukan dengan posisi jari seperti main biola), sedangkan plektrum disebuta dalam bahasa Arab sebagai risha (artinya bulu). Sekarang dawai dibuat dari nylon yang dibungkus kuningan atau tembaga) seperti dawai gitar. Gambus memiliki suara rendah yang unik. Gambus Arab berbeda dengan yang ada di Turki, Armenia, atau Yunani. Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan yang ada di Arab. Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab, yaitu al oud.



 Qanun



Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang berasal dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya adalah Hukum. Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan suara yang datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah dengan meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk modulasi. Pemain maestro qanun adalah: Muhammad El 'Aqqad (Mesir), Abraham Salman (Iraq).