Alfaujan Januar Ilhamdhani - TP Parameter Farmakokinetika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM FARMAKOKINETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN



TUGAS PENDAHULUAN “PARAMETER FARMAKOKINETIKA”



OLEH NAMA



: ALFAUJAN JANUAR ILHAMDHANI



NIM



: N011201002



KELOMPOK



: 3 (TIGA)



GOLONGAN



: KAMIS SIANG C



ASISTEN PJ WAFIAH



: NUR SYAFIKA DAN NURFADILLA



MAKASSAR 2022



SOAL 1. Jelaskan perbedaan parameter farmakokinetik primer, sekunder, tersier serta sebutkan masing-masing contohnya! 2. Sebutkan definisi dari parameter farmakokinetika: t1/2elim, Vd, Ka, K, dan AUC! 3. Jelaskan tahapan farmakokinetika dari aspirin! 4. Jelaskan perbedaan aspirin, natrium salisilat dan salisilat! 5. Jelaskan fungsi Pereaksi Trinder dan natrium sitrat 3,8%! 6. Jelaskan jenis jenis model kompartemen!



JAWABAN 1. Parameter farmakokinetika digunakan untuk menginterpretasikan suatu perubahan obat atau nasib obat di dalam tubuh melalui parameter nilai. Menurut Pradana (2013), parameter farmakokinetika dibagi menjadi 3, yaitu: a. Parameter primer Parameter yang dipengaruhi oleh salah satu atau lebih perubahan fisiologis tubuh. Contohnya Ka, Vd, dan ClT b. Parameter sekunder Parameter yang dipengaruhi oleh parameter primer karena perubahan variabel fisiologis. Contohnya k, t1/2 dan tmax. c. Parameter tersier atau turunan Parameter yang tidak hanya dipengaruhi oleh parameter primer tapi juga dipengaruhi oleh dosis dan kecepatan pemberian suatu obat. Contohnya Cpmax dan MRT. 2. Menurut Pradana (2013) waktu paruh eliminasi (t1/2elim) adalah parameter yang menggambarkan lamanya waktu yang dibutuhkan bagi obat untuk dapat tereliminasi setengahnya. Selain itu, menurut Mutscler (1991) volume distribusi (Vd) parameter yang menggambarkan korelasi antara konsentrasi obat dalam darah dengan jumlah total obat dalam tubuh. Menurut (Shargel dan Yu, 2005), tetapan laju absorpsi (Ka) adalah parameter yang menggambarkan masuknya konsentrasi obat ke dalam sirkulasi sistemik dari tempat absorpsinya. Selain itu, menurut Pradana (2013), laju eliminasi (K) merupakan parameter yang digunakan untuk menggambarkan eliminasi obat dari dalam tubuh, serta AUC (Area under curve) merupakan salah satu paramater farmakokinetik yang diperoleh dari perhitungan model non kompartemen dengan nilainya berbanding terbalik dengan volume distribusi (Vd). AUC menggambarkan nilai yang menyatakan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik yang apabila terjadi penurunan nilai AUC akan berdampak pada efektivitas obat serta efek terapetiknya (Sandi, et al. 2013). 3. Berdasarkan rumus molekul serta strukturnya (Departemen Kesehatan RI, 2020) ketiga seyawa ini memiliki perbedaan, aspirin memiliki rumus



struktur C9H8O4, natrium salisilat memiliki rumus struktur CH5NaO3, sedangkan rumus struktur dari salisilat sendiri adalah C7H6O3. Dari perbedaan rumus molekul tersebut dapat disimpiulkan juga memiliki perbedaan pada gugus fungsi setiap senyawanya tetapi efek terapetik yang diberikan relatif sama. Hal ini dikarenakan, ternyata aspirin dan natrium salisilat merupakan senyawa turunan dari salisilat itu sendiri. Efek terapetik yang diberikan juga hampir sama yaitu memberikan efek anti inflamasi (Wu, 2000). Bedanya, aspirin dan natrium salisilat memiliki rasa yang layak konsumsi dibanding salisilat karena sifat salisilat yang pahit. 4. Menurut Rahayu dan Solihat (2018), pereaksi Trinder digunakan untuk mengidentifikasi senyawa salisilat dari sampel urin, darah, dan cairan lambung yang apabila terbentuk warna ungu, diduga suatu sampel mengandung salisilat. Sedangkan untuk natrium sitrat 3,8% biasanya digunakan



sebagai



antikoagulan



untuk



mencegah



terjadinya



penggumpalan (Ayunawati, et al. 2017). 5. Aspirin merupakan salah satu obat yang ada dalam bentuk sediaan oral. Adapun farmakokinetik dari aspirin menurut Darsono (2002), yakni aspirin akan diabsorbsi di dalam lambung dan usus halus melalui proses difusi pasif. Mencapai plasma dalam waktu 30 menit dan mencapai konsentrasi puncak setelah 1 -2 jam. Pada dosis kecil, mempunyai waktu paruh kirakira 4 jam. Pada dosis yang digunakan sebagai anti inflamasi (4-6 g /hari) dengan kadar salisilat serum mencapai 200-300 mg/L, menunjukkan waktu paruh 12-25 jam. Kecepatan absorpsi dan ekskresi bergantung pada jenis preparat, besarnya dosis dan individu. Distribusi melalui difusi pasif ke hampir semua jaringan dan cairan tubuh yang disertai sebanyak 80-90% terikat dengan protein plasma terutama albumin. Metabolisme berlangsung di hati, dengan cara hidrolisis oleh enzim esterase menjadi asam salisilat dan asam asetat dengan waktu paruh aspirin sebesar 15 menit, suatu konjugat yang larut dalam air dan dengan cepat diekskresi melalui ginjal sebesar 5,6%-35,6%. 6. Menurut Staf Pengajar Departemen Farmakologi (2008), terdapat dua jenis model kompartemen dalam farmakokinetika, yaitu: a. Satu komparetemen



Salah satu model kompartemen yang merupakan kompartemen sederhana dimana manusia dipandang sebagai suatu ruangan berisi cairan homogen. Nantinya, obat yang diberikan terkhusus secara intravena akan mengalami metabolism atau eksresi keluar tubuh. b. Dua kompartemen Model kompartemen yang merupakan modifikasi dari model satu kompartemen yang terbagi menjadi kompartemen perifer dan kompartemen sentral yang saling berhubungan, tetapi molekulmolekul obat hanya dapat masuk dan keluar tubuh melalui kompartemen sentral.



DAFTAR PUSTAKA Ayunawati, I.K., Rosyidah, I., & Umasyaroh. 2017. ‘Hasil Pemeriksaan LED Metode Westergren Antara Antikoagulan EDTA dan Natrium Sitrat 3,8%’. Jurnal Insan Cendekia, 6(1): 34-40. Darsono, L. 2020. ‘Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol’. JKM, 2 (1): 30-38. Departemen Kesehatan RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan. Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat Edisi V. Bandung: Penerbit ITB. Pradana, D.A., Hayati, F., dan Sukma, D. 2013. ‘Pengaruh Pra-Perlakuan Madu Terhadap Farmakokinetika Eliminasi Rifampisin Pada Tikus Wistar Jantan’. Jurnal Ilmiah Farmasi, 10 (1): 18-28. Rahayu, M., dan Solihat, M.F. 2018. Toksikologi Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sandi, D.A.D. dkk. 2013. ‘Profil Farmakokinetika Bupivakain pada Pasien Hamil Normotensi yang Menjalani Sectio Caesarea’. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 3 (2): 87-92. Shargel, L. dan Yu. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi Kedua. Surabaya: UNAIR Press. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: EGC. Wu, K. K. 2000. ‘Aspirin and Salicylate: An Old Remedy with A New Twist’. Circulation, 102(17): 2022-2023.



RUBRIK PENILAIAN TUGAS PENDAHULUAN FARMAKOKINETIK 2022 NAMA NIM KELOMPOK GOLONGAN



: ALFAUJAN JANUAR ILHAMDHANI : N011201002 : 3 (TIGA) : KAMIS SIANG (C)



No.



Elemen



Skor Maks.



I. Kelengkapan Format 1.



Identitas tugas pendahuluan (Judul praktikum, logo Unhas, identitas penulis, dan identitas asisten PJ praktikum) II. Kelengkapan Isi 1. Mengerjakan seluruh soal tugas pendahuluan yang diberikan



5



15



2.



Jawaban dijelaskan secara sistematis, singkat, padat dan jelas serta berlandaskan pustaka valid



35



3.



Jawaban tidak mengandung unsur plagiarisme



35



III. Daftar Pustaka 1.



Memuat semua kutipan yang digunakan



5



2.



Gaya penulisan daftar pustaka mengikuti format Harvard style



5



Nilai TP



Penilaian