Alokasi Biaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ALOKASI BIAYA : DEPARTEMEN, PRODUK GABUNGAN, DAN PRODUK SAMPINGAN



diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Biaya Dosen Pengampu : Prof. Dr. Kirmizi Ritonga, SE., MBA., Ak.



Oleh: Kelompok 1 Anggota Kelompok: 1. Aprilianti



(1702110014)



2. Nadyatul Hasanah



(1702114157)



Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau Pekanbaru 2020



DAFTAR ISI DAFTAR ISI...................................................................................................................... BAB 1.



BAB 2.



i



PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang ......................................................................................



1



1.2



Rumusan Masalah .................................................................................



1



1.3



Tujuan Penelitian...................................................................................



1



PEMBAHASAN



1. Peran strategis dari alokasi biaya......................................................................



3



2. Isu etika dalam alokasi biaya ...........................................................................



4



3. Aloaksi biaya ke departemen jasa dan produksi..................................... ...................



7



4. Perhitungan biaya pada produk gabungan .......................................................



7



5. Alokasi Biaya pada Industri Jasa .....................................................................



8



6. Contoh kasus biaya alokasi...............................................................................



11



BAB 3.



PENUTUP 3.1



Simpulan................................................................................................



13



3.2



Saran......................................................................................................



13



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................



14



i



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Gabungan (joint product) dihasilkan secara simultan melalui suatu proses atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai nominal. Proses produksi tersebut bersifat simultan karena proses itu menghasilkan seluruh



produk tersebut tanpa kecuali. Peningkatan dalam output salah satu



produk pasti akan menyebabkan peningkatan kuantitas dari produk atau produk- produk lain, dan demikian pula sebaliknya, walaupun tidak harus dalam proporsi yang sama. Biaya gabungan terjadi dalam bentuk jumlah total biaya yang dapat dibagi untuk semua produk dihasilkan dan bukan berasal dari penjumlahan biaya individual masing-masing produk. Total biaya produksi dari beragam produk melibatkan biaya gabungan maupun biaya produksi individualyang terpisah. Titik pisah batas (split-off point) didefinisikan sebagai titik dimana produk- produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual. Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih dalam satu kesatuan yang homogen. 1.2 Rumusan Masalah Berikut beberapa rumusan masalah dalam makalah ini : 1. Apa saja peran strategis dari alokasi biaya ? 2. Apa saja isu etika dalam alokasi biaya ? 3. Bagaimana aloaksi biaya ke departemen jasa dan produksi ? 4. Bagaimaana perhitungan biaya pada produk gabungan ? 5. Bagaimana Alokasi Biaya pada Industri Jasa ? 6. Bagaimana contoh kasus dari alokasi biaya ? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui peran strategis dari alokasi biaya ? 2. Untuk mengetahui isu etika dalam alokasi biaya ? 1



3. Untuk mengetahui aloaksi biaya ke departemen jasa dan produksi 4. Untuk mengetahui perhitungan biaya pada produk gabungan 5. Untuk mengetahui Alokasi Biaya pada Industri Jasa 7. Untuk mengetahui contoh kasus dari alokasi biaya ?



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peran Strategis Alokasi Biaya Menentukan biaya departemen dan biaya produk yang akurat sebagai dasar evaluasi. Manajer dapat melakukan evaluasi efisiensi biaya departemen dan profitabilitas dari berbagai produk untuk pelaporan keuangan serta kepatuhan pajak. Manajer juga harus mematuhi standar pelaporan keuangan yang telah ditetapkan. Memotivasi manajer, untuk dapat mengalokasikan biaya secara efektif dan dapat memberikan imbal jasa kepada manajer departemen atas penurunan biaya yang diharapkan. Contoh : ketika alokasi biaya departemen untuk pemeliharaan peralatan didasarkan atas jumlah kerusakan, manajer akan termotivasi untuk mengurangi biaya tersebut. Menyediakan insentif yang tepat bagi manajer untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan manajemen puncak, yaitu dengan memberikan dorongan untuk mengendalikan biaya bersama dari setiap departemen. Menentukan imbal jasa yang wajar bagi manajer atas upaya dan keahliannya serta efektivitas pengambilan keputusan. Manajer dapat menentukan alokasi biaya yang efektif apabila dapat menentukan dasar alokasi biaya yang objektif. Dasar alokasi biaya yang paling objektif hanya ada ketika hubungan sebab-akibat dapat ditentukan. Contoh : alokasi biaya pemeliharaan berdasarkan jumlah kerusakan lebih obyektif daripada alokasi berdasarkan luas lantai, jumlah produk yang dihasilkan atau biaya teaga kerja pada departemen tersebut, karena terdapat hubungan sebab akibat antara biaya pemeliharaan dengan jumlah kerusakan. Tujuan dari lokasi biaya: Membutuhkan metode alokasi biaya yang cukup akurat untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif mengenai produk dan departemen. Memotivasi manajer, yang berarti bahwa agar dapat efektif, alokasi biaya harus memberikan imbal jasa kepada manajer departemenatas penurunan biaya yang diharapkan. Menyediakan insentif untuk pengambilan keputusan yang akan dicapai ketika alokasi biaya menyediakan insentif yang efektif untuk setiap manajer yang bertindak secara otonom dengan cara yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak.



3



Kewajaran, yang tercapai ketika alokasi biayanya jelas, objektif, dan diaplikasikan secara konsisten. 2.2 Isu Etika dalam Alokasi Biaya Isu etika muncul ketika biaya dialokasikan ke produk/jasa yang dihasilkan baik untuk pasar



yang



penuh



kompetisi



maupun



badan



publik/departemen



pemerintah.



Mengimplementasikan metode alokasi biaya adalah isu ekuitas/keawajaran yang muncul ketika unit pemerintahan mengganti biaya institusi swasta/ketika unit pemerintahan memberikan pelayanan kepada publik dengan uang pembayaran. Pengaruh dari metode alokasi yang dipilih terhadap biaya produk yang dijual/dibeli dari anak perusahaan diluar negeri. Pendekatan departemen memiliki tiga tahapan, yaitu : 



Menelusuri seluruh biaya produksi langsung dan mengalokasikan biaya overhead ke departemen jasa dan departemen produksi.







Mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi.







Mengalokasikan biaya departemen produksi ke produk



Alokasi biaya ke departemen jasa dan departemen produksi. Menggunakan tiga langkah dari alokasi biaya per departemen: 1. Tahap pertama: menelusuri biaya langsung dan mengalokasikan biaya tidak langsung ke departemen. 2. Tahap kedua dan ketiga: mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi. Isu-isu implementasi. Isu implementasi yang utama adalah pilihan metode alokasi yang paling akurat. Tiga isu tambahan yang perlu dipertimbangkan ketika mengimplementasikan pendekatan alokasi departemen adalah:  Pengaruh disinsentif yang muncul ketika dasar alokasi yang ditetapkan tidak berkaitan dengan penggunaan.  Pengaruh disinsentif yang muncul ketika dasar alokasi yang ditetapkan berdasarkan penggunaan aktual.  Pengaruh disinsentif yang muncul ketika alokasi biaya melebihi harga beli diluar.



4



Perhitungan biaya produk gabungan. Produk gabungan merupakan produk-produk yang diproduksi secara bersamaan melalui proses atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai hasil pemrosesan tersebut. Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan, antara lain: Metode Ukuran Fisik Metode ini menggunakan ukuran fisik seperti pon, galon, yard, atau volume unit yang diproduksi pada titik pisah untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan. Keunggulan dan kelemahan: keunggulan metode fisik adalah (1) metode ini mudah digunakan (2) kriteria untuk alokasi biaya gabungan bersifat objektif. Metode ini mengabaikan kapabilitas untuk menghasilkan pendapatan dari setiap produk yang dapat bervariasi diantara produk-produk gabungan dan tidak memiliki hubungan sam asekali dengan ukuran fisik apapun . setiap produk juga dapat memiliki ukuran fisik yang unik (galon untuk satu produk dan pon untuk produk lainnya), dan dengan demikian metode ukuran fisik mungkin tidak dapat digunakan. Metode berikut ini ditujukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Metode Nilai Jual pada Titik Pisah Metode ini mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan nilai jual relatifnya pada titik pisah dan hanya dapat digunakan ketika produk gabungan dapat dijual pada titik pisah. Kelemahan dan keunggulan: keunggulan metode inilai jual adalah bahwa metode tersebut (1) mudah dihitung (2) dialokasikan menurut pendapatan dari setiap produk. Metode tersebut lebih unggul dari pada metode ukuran fisik karena mengalokasikan biaya gabungan secara proporsional tehadap kemampuan setiap produk dalam menyerap biaya-biaya ini. Metode ini merupakan aplikasi dari konsep kewajaran mengenai kemampuan untuk menanggung yang tercakup dal tujuan alokasi biaya pada awal bab. Metode nilai bersih yang dapat dialokasikan. Tidak seluruh produk gabungan dapat dijual pada titik pisah. Dengan demikian tidak ada harga pasar yang melekat di bebrapa produk pada titik pisah. Dalam hal ini kita menggunakan konsep nlai bersih yang dapat direalisasikan. Keunggulan dan kelemahan: metode NRV lebih unggul dibandingkan dengan metode ukuran fisik karena, seperti metode nilai jual pada titik pisah, metode ini memerlihatkan alokasi yang menghasilkan tingkat profitabiliats yang dapat diprediksi dan dibandingkan antar produk.



5



Metode ukuran fisik dapat memberikan pedoman yang menyesatkan bagi manajemen puncak terkait dengan profitabilitas produk. Perhitungan Biaya Produk Sampingan Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk perhitungan biaya produk sampingan, yaitu: Pendekatan Pengakuan Aktiva. Pendekatan pengakuan aktiva mencatat produk sampingan sebagai persediaan pada nilai bersih yang dapat direalisasikan, oleh karena itu produk sampingan diakui sebagai persediaan ketika produk sampingan diproduksi. Dua metode yang digunakan : a. Metode Nilai Bersih yang Dapat direalisasikan Metode ini memperliahtkan nilai bersih yang dapat direalisasikan dari produk sampingan pada neraca sebagai persediaan dan pada laporan laba rugi sebagai pengurang dari total biaya produksi produk gabungan. b. Metode Pendapatan Lain-lain pada Titik Produksi Metode ini memperlihatkan nilai bersih yang dapat direalisasikan dari produk sampingan pada laporan laba rugi sebagai pendapatan lainlain atau penjualan lainnya. Pada pendekatan pendapatan tidak membebankan nilai ke produk sampingan dalam periode produksi tetapi mengakui pendapatan produk sampingan pada periode ketika produk tersebut dijual. Dua metode yang digunakan : a. Metode Pendapatan Lain-lain pada titik penjualan Metode ini memperlihatkan pendapatan penjualan bersih dari produk sampingan yang dijual pada waktu penjualan dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan lain-lain atau pendapatan penjualan lainnya. b. Metode Pengurangan Biaya Produksi pada Titik Penjualan Metode ini memperlihatkan pendapatan penjualaan bersih dari produk sampingan yang dijual pada waktu penjualan dalam laporan laba rugi sebagai pengurangan dari total biaya produksi ( pendapatan lain” ). Metode pengakuan aset: Didasrkan pada konsep akuntansi keuangan mengenai pengakuan, pengaitan, dan sifat material dari aktiva. Produk sampingan diakui sebagi aktiva dengan kemungkinan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang karena terdapat pasar untuk produk sampingan tersebut. Metode pendapatan: Disesuaikan dengan konsep akuntansi keuangan mengenai realisasi pendapatan, sifat material, dan mafaat biaya. Metode ini konsisten dengan pendapat bahwa pendapatan bersih dari produk sampingan seharusnya dicatat ketika terjadi penjualan karena merupakan titik dimana pendapatan direalisasikan. 6



2.3 Aloaksi Biaya ke Departemen Jasa dan Produksi



Alokasi biaya dimulai dengan mengidentifikasi departemen mana yang langsung mendukung kedua jenis pinjaman, yaitu departemen operasi dan departemen pemasaran. Departemen lainnya mendukung departemen operasi dan departemen pemasaran. Dua departemen pendukung yang penting adalah departemen jasa administrasi dan departemen akuntansi. Pada tahap ketiga atau tahap terakhir, biaya dan departemen operasi dan departemen pemasaran dialokasikan ke dua jenis pinjaman, yaitu pinjaman komersial dan pinjaman perumahan. 2.4 Perhitungan Biaya pada Produk Gabungan Produk gabungan atau sering disebut joint produk diproduksi secara bersamaan melewati suatu proses atau serentetan proses pada umummnya, dimana setiap produk yang telah dihasilkan mempunyai lebih dari nilai nominal dalam bentuk yang sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Peningkatan dalam output salah satu produk, tidak dapat dihindari, akan banyak menyebabkan peningkatan kuantitas dari produk atau produk-produk yang lain, demikian pula sebaliknya, walaupun tidak harus dalam proporsi yang sama. Titik pisah batas atau split-off point dijelaskan sebagai titik di mana produk-produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual. Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih berada dalam satu kesatuan yang homogeny. Penentuan Biaya Produksi per Unit Penyajian perhitungan biaya produksi persatuan dan juga perhitungan harga pokok produksi selesai atau juga produk dalam laporan biaya produksi yang terbagi menjadi 3 bagian yakni: Data produksi yang berisikan suatu jumlah produk dalam proses pada awal periode ,jumlah produk yang bisa diolah selama periode tertentu jumlah produk selesai yang ditransfer kedepartemen berikut maupun juga gudang jumlah produk yang masih dalam proses akhir periode serta jumlah produk yang dapat hilang,cacat maupun rusak dalam proses produksi. Memperlihatkan biaya-biaya produksi yang akan terjadi dalam department tertentu dan juga biaya produksi komulatif yang akan dikeluarkan sampai dengan department tertentu (department setelah department yang pertama) dalam bagian ke 2 ini disajikan biaya total dan biaya persatuan setiap elemen biaya produksi.



7



Produk gabungan merupakan produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai jual yang relatif besar. Produk-produk yang nilai total penjualannya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai jual produk gabungan diklasifikasikan sebagai produk sampingan. Titik dalam proses produksi gabungan di mana setiap produk dapat diidentifikasi untuk pertama kalinya disebut juga titik pisah. Biaya tambahan yang terjadi setelah titik pisah yang dapat diidentifikasi langsung ke setiap produk disebut juga biaya pemrosesan tambahan atau biaya yang dapat dipisahkan. 2.5 Alokasi Biaya pada Industri Jasa Departemen-departemen yang lain mendukung secara tidak langsung, departemen jasa administrative dan departemen akuntansi. Departemen jasa administrative memberikan dukungan legal dan teknis. Departemen akuntansi memberikan jasa-jasa keuangan, termasuk laporan-laporan keuangan regular dan penjagaan catatan-catatan pelanggan. Departemendepartemen jasa administrative dan akuntansi menyediakan jasa kepada satu sama lain sebagaimana kepada departemen-departemen operasi dan pemasaran. Masing-masing dari keempat departemen memiliki tenaga kerja dan biaya persediaan tertentu yang dapat dilacak secara langsung pada departemen tersebut. Sebagai tambahan, departemen sumber daya manusia dan departemen jasa computer memberikan jasa-jasa kepada keempat departemen tersebut. PENENTUAN BIAYA PRODUK BERSAMA Alokasi biaya juga di butuhkan pada saat suatu perusahaan memiliki produk bersama/ produk-produk gabungan. Produk bersama dihasilkan secara bersamaan dalam departemendepartemen produksi yang sama sebelum dipindahkan ke departemen-departemen produksi yang berurutan sebagai produk-produk yang terpisah. Banyak pabrik-pabrik manufaktur yang menghasilkan lebih dari satu produk dari suatu proses manufaktur gabungan. Sebagai contoh, industry perminyakan memproses minyak mentah menjadi berbagai macam produk. Begitu juga, industyri semikonduktor memproses wafer-wafer silicon menjadi bergam chip-chip memori computer dengan kecepatan yang berlainan, toleransi-toleransi temperature, dan harapan-harapan hidup yang juga berbeda. Produk bersama dan produk sampingan didapatkan dari pemrosesan suatu masukan atau input tunggal atau serangkaian input-input yang umum. Produk bersama adalah produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai-nilai penjualan yang relative besar. Produk8



produk yang nilai penjualan totalnya kecil jika dibandingkan dengan nilai penjualan produk bersama diklasifikasikan sebagai produk sampingan. Produk bersama dan produk sampingan keduanya memulai kehidupan manufaktur mereka sebagai bagian dari bahan mentah yang sama. Sampai dengan suatu titik tertentu dalam proses produksi, tidak ada pemisahan yang dapat dilakukan si antara produk-produk tersebut. Titika dalam proses produksi pada mana produk bersama individual dapat diidentifikasikan untuk pertama kalinya disebut sebagai the split-off point (titik pemisahan). Setelah itu, prosesproses produksi yang terpisah mungkin diterapkan kepada produk-produk individual tersebut. Pada titik pemisahan, produk bersama atau produk sampingan mungkin dapat dijual atau mungkin memerlukan pemrosesan lebih lanjut dengan tujuan untuk dapat dijual, tergantung pada sifatnya. Joint costs mencakup semua biaya manufaktur yang muncul sebelum split-off (termasuk bahan-bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik). Untuk tujuan pelaporan keuangan, biaya-biaya ini dialokasikan di antara produk bersama. Biaya-biaya tambahan yang muncul setelah titik split-off dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk-produk individual, disebut sebagai biaya pemrosesan tambahan/additional processing costs atau biayayang dapat dipisahkan/separable costs. Keluaran-keluaran lain dari produksi gabungan mencakup srcrap, limbah, kelebihan, dan unit-unit rusak. Scrap adalah sisa dari suatu proses produksi yang memiliki nilai tanpa pemulihan yang kecil. Limbah, seperti halnya limbah kimiawi, merupakan suatu bahan residu yang tidak memiliki nilai pemulihan, dan perusahaan-perusahaan diharuskan untuk membuangnya secara tepat. Sebagai tambahan pada limbah dan scrap, beberapa produk tidak memenuhi standarstandar kualitas dan mungkin dikerjakan ulang untuk dijual kembali. Unit-unit yang tersisa tidak dikerjakan ulang untuk alasan-alasan ekonomis. Unit-unit yang rusak dikerjakan ulang untuk dijadikan unit-unit yang dapat dijual. Metode-Metode Untuk mengalokasikan Joint Costs Pada Produk Bersama Metode-metode yang paling sering digunakan untuk mengalokasikan joint costs pada produk bersama adalah: a.



Physical measures/ukuran-ukuran fisik Metode ini menggunakan suatu ukuran fisik seperti pon, gallon, yard atau unit-unit atau



volume yang dihasilkan pada titik split-off untuk mengalokasikan joint costs pada produk 9



bersama. Langkah pertama adalah menyeleksi ukuran fisik yang sesuai sebagai dasar untuk alokasi. Keunggulan dari metode ini adalah: 1)



Mudah untuk digunakan.



2)



Kriteria untuk alokasi joint costs bersifat objektif. Namun metode ini mengabaikan kemampuan menghasilkan penerimaan dari produk-



produk individual yang dapat sangat bervariasi di antara produk bersama dan tidak memiliki hubungan sama sekali dengan suatu ukuran fisik apa pun. Juga, setiap produk mungkin memiliki suatu ukuran fisik yang unik dan meskipun demikian metode tersebut mungkin tidak dapat diterapkan. b.



Sales values/nilai-nilai penjualan Suatu metode alternative yang digunakan secara luas adalah metode nilai penjualan pada



split-off. Metode ini mengalokasikan joint costs pada produk bersama atas dasar nilai penjualan relatifnya pada titik split-off. Metode ini dapat digunakan hanya pada saat produk bersama dapat dijual pada titik split-off. Keunggulan dari metode ini adalah: 1)



Mudah untuk diperhitungkan,



2)



Dialokasikan menurut penerimaan produk individual. Metode ini lebih menonjol pada daripada metode ukuran fisik karena mengalokasikan



joint costs dalam proporsi terhadap kemampuan produk untuk menyerap biaya-biaya ini. Merupakan suatu penerapan konsep ability-to-bear dari keadilan, yang tercakup di dalam tujuantujuan alokasi biaya. Namun keterbatasannya adalah bahwa dalam beberapa industry harga-harga pasarnya terus-menerus berubah. Juga, harga penjualan pada split-off mungkin tidak tersedia karena pemrosesan tambahan diperlukan sebelum produk tersebut dapat dijual. c.



Net realizable/nilai-nilai bersih yang dapat direalisasikan Tidak semua produk bersama dapat dijual pada titik split-off. Jadi, tidak ada harga pasar



untuk dilekatkan pada beberapa produk pada titik split-off. Dalam hal ini, konsep net realizable value digunakan. NRV dari suatu produk adalah nilai penjualan produk yang diperkirakan pada titik split-off, dibuat dengan mengurangkan biaya-biaya pemrosesan dan penjualan tambahan di atas titik split-off dari nilai penjualan mutlak produk.



10



Keunggulan dan keterbatasan. Metode ini bersifat superior terhadap metode ukuran fisik karena, seperti halnya metode nilai penjualan pada split-off, metode ini menghasilkan suatu alokasi yang menghasilkan suatu tingkat profitabilitas yang dapat diperkirakan dan dapat diperbandingkan di antara produk-produk tersebut. Metode ukuran fisik mungkin memberikan panduan yang salah arah pada manajemen puncak berkenaan dengan profitabilitas produk, dan metode ini dapat menjadi sangat mebuat putus asa manajer-manajer lini-produk. Meskipun demikian, metode net reliazable value kurang begitu objektif daripada metode nilai penjualan. Karena metode nilai penjualan menggunakan suatu harga pasar yang objektif pada split-off, maka metode ini lebih disukai daripada metode ukuran fisik dan metode net reliazable value, dan metode ini digunakan kapan pun suatu nilai pasar untuk produk pada titik split-off tersedia. 2.6 Kasus PT. Fruit Kings, memproses bersama 7500 ton buah-buahan, dengan total biaya bersama Rp 45 jt. Proses bersama tersebut untuk menghasilkan produk bersama berupa buah kaleng dan jelly buah. Data produk yang dihasilkan dari proses bersama sebagai berikut : Produk



Buah kaleng Jelly buah Selai buah



Kuantitas



3,000 4,000 500



Harga jual pada Biaya proses Harga jual yang titik split-off



tambahan



diestimasi



23,000 11,500



3,000 4,000 2,500



titik split-off 30,000 21,250 5,500



pada



Diminta : 1. Hitunglah alokasi biaya bersama menggunakan metode pengukuran unit fisik ? 2. Hitunglah alokasi biaya bersama menggunakan metode harga jual pada titik split-off ?



Jawab : 11



1. Alokasi biaya bersama menggunakan metode pengukuran fisik Produk



Kuantitas



Persentase



Alokasi



Buah kaleng Jelly buah Selai buah Total



3,000 4,000 500 7,500



kuantitas 40% 53,3% 6,7% 100%



bersama 18.000.000 23.985.000 3.015.000 45.000.000



biaya Biaya bersama/unit 6.000 5.996,25 6.030



Persentase Kuantitas = 3,000 x 100% atau jumlah unit kuantitas/100% x 7,500 Total kuantitas alokasi biaya bersama = %unit kuantitas x T.Alokasi biaya bersama 2. Alokasi biaya bersama menggunakan metode harga jual pada titik split-off : Produk



b. kaleng j. buah s. buah Total



kuantita



Harga jual Total harga %



Alokasi



Biaya



s



pada



harga



biaya



bersama/u



3.000 4.000 500 7.500



titik jual



split-off 23.000 11.500



6.900.000 4.600.000



jual 60% 40%



bersama 27.000.000 18.000.000



nit 9.000 4.500



34.500



11.500.000



100%



45.000.000



13.500



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 12



Menentukan biaya departemen dan biaya produk yang akurat sebagai dasar evaluasi. Manajer dapat melakukan evaluasi efisiensi biaya departemen dan profitabilitas dari berbagai produk untuk pelaporan keuangan serta kepatuhan pajak. Manajer juga harus mematuhi standar pelaporan keuangan yang telah ditetapkan. Alokasi biaya dimulai dengan mengidentifikasi departemen mana yang langsung mendukung kedua jenis pinjaman, yaitu departemen operasi dan departemen pemasaran. Departemen lainnya mendukung departemen operasi dan departemen pemasaran. Dua departemen pendukung yang penting adalah departemen jasa administrasi dan departemen akuntansi. Pada tahap ketiga atau tahap terakhir, biaya dan departemen operasi dan departemen pemasaran dialokasikan ke dua jenis pinjaman, yaitu pinjaman komersial dan pinjaman perumahan. 3.2 Saran Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan dapat memberi acuan bagi perusahaan – perusahaan di Indonesia untuk berpedoman pada peraturan yang telah dtetapkan oleh pemerintah dan sesuai dengan yang dipelajari.



DAFTAR PUSTAKA Grup Ilmu. 2018. Alokasi Biaya : Departemen, Produk Gabungan, dan Produk Sampingan. group-ilmu-blogspot.com. Diakses pada bulan September 2018. 13



Aceh



Loan



sayang.



2018.



Produk



Gabungan



dan



Produk



Sampingan.



https://mynewacehloensayang.blogspot.com. Diakses pada bulan Februari 2018. Economic, Accounting & Tax. 2014. Contoh Soal dan Jawaban Alokasi Biaya Bersama. https://candraekonom.blogspot.com. Diakses pada bulan Oktober 2014.



14