Alur CSSD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ALUR CSSD RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



Instrumen dan Linen Bekas Pakai (Reuse)



Barang/Linen/Bahan Perbekalan baru Masuk



Penerimaan & Pencatatan Barang Baru



Penerimaan Dan Pencatatan



Sortir ( pencatatan volume dan jenis barang )



Sortir ( pencatatan volume dan jenis barang )



Perendaman STERILISASI Pencucian Tidak Kontrol Indikator



Pengeringan



Sortir (Layak disterilkan/Tidak )



Ya



Gudang Steril



Distribusi Barang Keluar



Tidak Kembalikan ke unit pengiriman instrument/linen



Mengetahui, Direktur RSK. Paru Provinsi Sumatera Selatan



dr.Asep Zainuddin, Sp.PK NIP. 196609112000031001



Palembang, Januari 2018 Penanggung Jawab CSSD



Hj. Tenti Yusepa NIP.197512082000122002



ALUR LAUNDRY RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN Linen Kotor Non Infeksi Linen Kotor Infeksi Penerimaan & Pencatatan



Linen Kotor Non Infeksi ( Kantong Hitam )



Linen Kotor Infeksi ( Kantong Kuning )



Diangkut Troli Tertutup



Linen Kotor Non Infeksi



Linen Kotor Infeksi



Dimasukkan ke dalam mesin cuci + enzymatik



Rendam menggunakan detergent + klorin 0,5%



Masukkan dalam mesin cuci



Penjemuran



Penyetrikaan Pengepakkan (menggunakan plastic kedap udara)



Distribusi (system FI/FO)



Mengetahui, Direktur RSK. Paru Provinsi Sumatera Selatan



Palembang, Januari 2018 Penanggung Jawab Laundry



dr.Asep Zainuddin, Sp.PK NIP. 196609112000031001



Ida Ariyani NIP.198309162014072001 .



Nama Program : Edukasi dan Penyuluhan Masyarakat Waktu Pelaksanaan : 09.00 s/d 09.30 WIB Tempat : Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun : 2018



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Hari / Tanggal Kamis, 04-01-2018 Kamis, 18-01-2018 Kamis, 01-02-2018 Kamis, 15-02-2018



Tema Penyuluhan TB anak Cara Batuk dan Bersin Berhenti Merokok Mengatasi Kegagalan Pengobatan TB Kamis, 01-03-2018 HIV AIDS Kamis, 15-03-2018 Mencegah Penularan Penyakit TB Kamis, 29-03-2018 Menerapkan PHBS Kamis, 05-04-2018 Makanan Sehat dan Bergizi Kamis, 19-05-2018 Cara Minum Obat dan Pemakaian Inhaler Kamis, 03-05-2018 Mengenal TB Sejak Dini Kamis, 17-05-2018 Diet Makanan Pada TBC



Mengetahui, Direktur RSK. Paru Provinsi Sumatera Selatan



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001



Narasumber Dr. Yunita M.Kes, Sp.A Dhina Hydrilliana Dr. Ratnasasri Nurlina Srihartati, SKM Andriansyah, S.pd Heni Fitria, SKM Syamsidar Dr. Sitti Rosmahsari, Sp.GK Riana Safitri, Ssi, Apt Elda Suswita, SKM Karmila, AMG



Palembang, Januari 2018 Pj. Penyuluhan



Heni Fitria, SKM NIP. 198011022000122002



DAFTAR ALAT KESEHATAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



1. Timbangan Dewasa 2. Timbangan Anak 3. Tensimeter Dewasa 4. Tensimeter Anak 5. Stetoskop Dewasa 6. Stetoskop Anak 7. Thermometer Dewasa 8. Thermometer Anak 9. Lampu Iluminator X- Ray 10.Reflex Hammer 11.Tank Spattel 12.EKG 13.Pen Light 14.Nebulizer 15.Spirometri 16.Bak Instrument 17.Bedah Minor Set 18.Hecting Set 19.Tromol 20.Bak Injeksi 21.Kom 22.Bengkok 23.Suction 24.Oksigen Mengetahui, Direktur RSK. Paru Provinsi Sumatera Selatan



Palembang, Januari 2018 Ka. Instalasi Rawat Jalan



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001



Yeny Badariyah, S.Kep NIP.197201281996032002



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PERSIAPAN PASIEN PUNKSI PLEURA



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Suatu langkah kegiatan menyiapkan pasien yang akan dilakukan pengeluaran cairan rongga pleura. 1. Mengeluarkan cairan pleura yang berlebihan dari rongga pleura 2. Untuk pemeriksaan diagnostic 1. Dilakukan pada pasien efusi pleura sesuai indikasi 2. Dilakukan oleh dokter spesialis paru dan anak



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



3. Dilakukan perawat dalam mempersiapkan, sebelum/selama dan setelah prosedur dilakukan. Persiapan Alat : 1. 1 buah transfusi set/infuse set 2. 1 buah intravena cateter sesuai ukuran 3. Flabot vacuum ksong sesuai kebutuhan 4. Spuit 5 cc 1-2 buah, 10cc 3 buah 5. Lidocain 3 ampul 6. 2 buah sarungtangan steril 7. Bengkok 1 buah 8. Lidi kapas steril 3-4 buah 9. 1 buah gunting verban dan plester 10. Alcohol 70% dan yodium povidon 4:1 100cc 11. Botol steril beretiket bila untuk pemeriksaan, diisi rivalta bila untuk pemeriksaan transudat/eksudat 12. Kassa steril 2 buah 13. Bantal 2 buah 14. Duk lubang steril 1 buah 15. Masker Langkah Kerja : 1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat 2. Siapkan alat sesuai standar 3. Bawa alat ke dekat pasien 4. Siapkan pasien a. Beri penjelasan pada pasien, cek informed consent b. Atur posisi pasien ( duduk dengan memeluk bantal ) Rawat Jalan, UGD, Rawat Inap



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PERSIAPAN PEMASANGAN WSD



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 WSD adalah usaha untuk mengalirkan cairan atau udara dari dalam rongga pleura melalui penyayatan dan memasukka pipa/ selang yang dihubungkan dengan botol yang berisi cairan sebagai pemisah dengan udara luar. 1. Mengeluarkan cairan/udara dari rongga pleura agar paru dapat mengembang 2. Untuk memasukkan obat Indikasi : 1. Hematothorax 2. Pneumothorax 3. Empiema 4. Hydrothorax 1. Setiap pasien dengan indikasi pemasangan WSD boleh dipasang WSD 2. Indikasi pemasangan WSD ditentukan oleh dokter 3. Pemasangan WSD dilakukan oleh dokter ahli paru/PPDS paru Persiapan Alat : - Gunting Hecting 1 - Konektor 1 - Bisturi 1 - Benang Hecting Secukupnya - Spuit - Larutan desinfektan secukupnya - Lidocain - Selang NGT uk. 18 Alat tidak steril : - Bengkok - Plester - Gunting Verban - Perlak Pelaksanaan : 1. Dilakukan oleh dokter 2. Siapkan pasien dengan posisi duduk, pasang perlak disamping pasien 3. Cuci tangan 4. Pasang sarung tangan 5. Setelah dokter menentukan lokasi pemasangan, desinfeksi lokasi tersebut dengan diameter 20cm



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PERSIAPAN PEMASANGAN WSD



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



PROSEDUR TETAP



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 6. Dokter melakukan anastesi local dilanjutkan dengan eksisi sela iga dan dilakukan penusukan trocar 7. Okter menjahit luka 8. Pasang konektor di ujung kateter dan sambungkan ke selang di botol 9. Bersihkan luka dengan bethadine dan tutup dengan kassa steril 10. Rapikan alat – alat 11. Perawat mencuci tangan 12. Catat karakteristik dan jumlah cairan yang kelukar, apakah ada undulasi atau tidak 1. Rawat Inap



UNIT TERKAIT



2. Ruang Tindakan 3. Instalasi Farmasi



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Memasukkan darah dari seseorang ( donor ) kepada orang lain ( resipien ) ke dalam vena dengan menggunakan transfusi set. 1. Mencukupi volume darah dalam tubuh pasien 2. Mencukupi jumlah sel darah merah 3. Mengganti darah yang tidak cocok pada neonates ( Rh+) 1. Pasien yang banyak kehilangan darah / cairan antara lain : operasi besar, pendarahan post partum, kecelakaan besar 2. Penyakit tertentu, misalnya : anemia, leukemia 3. Neonates dengan hiperbilirubinemia yang tidak dapat dengan foto terapi 4. Sesuai dengan program pengobatan Persiapan Alat : 1. Sarung tangan 2. Standar infuse 3. Darah sesuai advice 4. Transfuse set 5. Abocath sesuai ukuran 6. Cairan NaCl 0,9% 7. Kapas alcohol 70% secukupnya 8. Kassa steril 9. Gunting verban 10. Plester secukupnya 11. Pengalas 12. Bengkok 13. Tourniket 14. Label Langkah kerja : 1. Mencuci tangan 2. Membawa alat ke dekat pasien 3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan membuat inform consent 4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin 5. Memasang pengalas dan menyiapkan area yang akan ditusuk



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 6. Memeriksa keadaan dan suhu darah ( sesuai dengan suhu tubuh ) cek silang, kembali label darah dengan formulir permintaan darah yang ditandatangani oleh dokter, nama pasien, golonngan darah, no RM, dan no tempat tidur 7. Memakai sarung tangan 8. Menghubungkan salah satu selang transfuse dengan cairan NaCl 0,9% klem selang yang lain 9. Memasang transfuse sesuai SOP pemasangan infuse 10. Cek silang dengan teman sejawat sebelum darah dipasang 11. Memasang selang transfuse pada kantong darah, klem selang yang mengalirkan cairan NaCl. 12. Pasang label 13. Menghitung jumlah tetesan sesuai program pengnobatan 14. Mengobservasi respon pasien 15. Merapkan pasien kembali 16. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula 17. Mencuci tangan 18. Mendokumentasikan tindakan di status pasien



UNIT TERKAIT



19. Perawat tanda tangan Rawat Inap, UGD, Ruang Tindakan



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN SUB CUTAN



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSU PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Memasukkan obat dibawah kulit dengan jarum suntik Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk proses penyembuhan Pastikan obat belum kadaluarsa 1. Diusahakan agar penyuntikan dilakukan pada tempat yang berlainan Lokasi penyuntikan : a. Lengan atas sebelah luar 1/3 bagian dari bahu b. Pada sebelah luar 1/3 bagian dari sendi panggul, daerah perut sekitar pusat 2. Observasi keadaan umum pasien dan reaksi obat setelah penyuntikan 3. Bila timbul reaksi alergi hubungi dokter 4. Bila memakai spuit 2,5 cc / 5cc posisi jarum 45o 5. Bila memakai jarum spuit 1cc posisi tegak lurus 90o 1. Persiapan alat : a. List obat b. Alat tulis c. Baki berisi  Kapas kering dalam tempatnya  Alcohol 70%  Bak suntik  Spuit  Obat yang akan disuntikkan  Bengkok 2. Pelaksanaan : a. Cuci tangan b. Mengenali pasien dengan membaca identitas dan memanggil nama pasien c. Memberitahu dan menjelaskan pemberian dan kegunaan obat d. Membawa alat-alat kedekat pasien e. Mengatur lingkungan (menjaga privacy pasien) f. Atur posisi pasien kemudian tentukan daerah yang akan disuntik, mendesinfeksi lokasi penyuntikan



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN SUB CUTAN



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



PROSEDUR TETAP g. h. i. j. k. l.



UNIT TERKAIT



NO. REVISI



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Menusukkan jarum suntikan dengan sudut 45o – 90o Melakkukan aspirasi, jika tidak ada darah, masukka obat perlahan-lahan Mencabut jarum kemudian melakukan massage pada daerah suntikan Merapikan pasien dan alat bekas suntik ke sampah medic Observasi hasil tindakan Cuci tangan



m. Pemberian obat dicatat dalam status pasien, melliputi rute/cara pemberian, dosis, jam pemberian dan nama jelas perawat UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PENERIMAAN PASIEN BARU



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Pasien baru merupakan setiap pasien yang memenuhi persyaratan untuk dirujuk/dirawat di ruang rawat inap Sebagai acuan dalam menangani setiap pasien baru yang dirawat di ruang rawat inap. Dengan adanya prosedur ini, diharapkan petugas dan peralatan di ruangn rawat inap telah siap sedia sehingga pasien yang baru masuk mendapat penanganan cepat dan tepat. A. Persiapan : 1. Surat persetujuan, perawatan dan mematuhi tata tertib RS 2. Mempersiapkan tempat tidur sesuai kebutuhan 3. Mempersiapkan monitor sesuai kebutuhan 4. Mempersiapkan alat-alat oksigen dan suction 5. Menghubungi petugas laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan 6. Catatan medic keperawatan B. Tindakan Setelah Pasien Masuk 1. Pindahkan pasien ke tempat tidur yang telah disiapkan 2. Masukkan pasien ke ruang yang telah disiapkan 3. Kaji keadaan pasien dan tanda vital 4. Perawat yang lain menghubungi dokter 5. Pemasangan monitor EKG dan alat-alat lain yang diperlukan 6. Untuk pasien yang tidak sadar/coma, perhatikan posisi saluran nafas dan jaga jangan sampai saluran nafas tersumbat 7. Kaji pasien sesuai dengan pedoman pengkajian pasien baru 8. Buat rencana asuhan keperawatan dan buat program penngobatan sesuai dengan order medic 9. Beri penjelasan tentang rencana perawatan dan pengobatan kepada pasien dan keluarganya agar mereka dapat membantu pelaksaan programprogram yang dimaksud



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PENERIMAAN PASIEN BARU



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



UNIT TERKAIT



RSKHUSUS PARU



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 10. Ambil pemeriksaan penunjang sesuai program pengobatan, antara lain :  Laboratorium  EKG  Rontgen, dan lain-lain 11. Laksanakan semmua rencana asuhan keperawatan sesuai prioritasnya 12. Batasi jumlah tamu dan jam besuk, beri penjelasan pada keluarga pasien dan tamu yang mau besuk diharuskan mencuci tangan dan memakai baju khusus UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap



PERAWATAN PASCA PEMASANGAN WSD



PROVINSI SUMATERA SELATAN NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



RS KHUSUS PARU



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Adalah suatu tindakan merawat luka dan selang WSD, agar alat tersebut tetap bersih dan berfungsi dengan baik 1. Mencegah infeksi 2. Member rasa nyaman pada pasien 1. Setiap pasien yang dipasang WSD harus dilakukan perawatan WSD 2. Tindakan dilakukan oleh perawat yang sudah dilatih A. Persiapan Pasien : 1. Jelaskan pada pasien tentanng prosedur yang akan dilakukan 2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan B. Persiapan Alat : 1. Botol steril 2. Selang steril 3. Pinset anatomi 4. Pinset cirurgis 5. Klem 6. Gunting hecting 7. Nacl 0,9% aquaidest 200cc 8. Bethadine 9. Alcohol 70% 10. Salf kemicitin 11. Kapas 12. Kassa 13. Gunting Verban 14. Plester 15. Bengkok 16. Sarung tangan 17. Bensin C. Langkah Kerja : 1. Pasien diberitahu tentang maksud tujuan tindakan yang akan dilakukan 2. Beri posisi yang nyaman 3. Perawat mencuci tangan 4. Pakai sarungn tangan 5. Buka plester dengan kapas bersih mulai dari tengah (fiksasi) lalu yang atas dan terakhir bawah



PERAWATAN PASCA PEMASANGAN WSD



PROVINSI SUMATERA SELATAN NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 6. Bersihkan luka sekitar kateter dengan kapas bethadine dari arah dalam keluar, ulanngi 2-3 kali 7. Siapkan kassa steril 2 lembar, belah ditengah 34 cm. bei salep kemicitin ditengahnya lalu tutupkan ke luka dengan posisi belahan menghadap ke atas, lalu pasang plester 8. Pasang klem nelaton kateter 9. Buka plester dibagian sambungan, bersihkan konektor dengan alcohol, ganti konektor bila perlu 10. Ganti botol lama dengan botol baru yang berisi 200cc Nacl 0,9% / aquadest tambah 10cc bethadine 11. Perhatikan apakah sambungan sudah tertutup rapat 12. Buka klem, perhatikan apakah undulasi ada atau tidak 13. Catat jumlah dan karakteristik cairan yang keluarbila ada 14. Rapikan alat-alat bekas pakai



UNIT TERKAIT



15. Perawat mecuci tangan Rawat Inap, Ruang Tindakan



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



SPOELING WSD



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Adalah melakukan pencucian pada rongga pleura 1. Membersihkan rongga pleura 2. Mempercepat penyembuhan Indikasi : Empiema Konra Indikasi : Empiema dengan broncho fistel 1. Setiap pasien yang menderita empiema tanpa fistel boleh dilakukan spoeling WSD 2. Tindakan dilakukan oleh perawat yang telah dilatih A. Persiapan pasien Beri penjelasan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan B. Persiapan Alat 1. 1-2 botol NaCl 0,9% yang dihangatkan 2. 25-50cc bethadine 3. Y-glass 4. Infuse set 5. Botol bersih untuk menampung 6. Tiang infuse 7. 1 set botol WSD 8. 2 buah klem 9. 1 pasang sarung tangan C. Tindakan 1. Pasien diberitahu tentang tujuan dan prosdur tindakan 2. Perawat mencuci tangan 3. Selang WSD iklem 4. Buka plester pada konektor 5. Tusukkan infuse set pada NaCl yang dihangatkan dan beri 25cc bethadine 6. Hubungkan Y-glass dengan nelaton cateter 7. Selang yang lain masukkan kebotol penampungan 8. Lairkan Nacl perlahan – lahan, perhatikan reaksi klien, bila klien batuk-batuk, hentikan tindakan dan lapor dokter 9. Klem selang kebotol penampungan 10. Buka klem yang di nelaton



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



SPOELING WSD



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 11. Alirkan Nacl perlahan-lahan, perhatikan rekasi klien, bila klien batuk-batuk, hentikan tindakan dn lapor dokter 12. Batukbatuk menandakan adannya brochopleura fistel 13. Bila tidak ada batuk lanjutankan spoeling, masukkan 50-100cc NaCl untuk sekali masuk. Suruh pasien goyang kanan kiri, depan dan belakang 14. Klem selang infuse 15. Buka klem yang kearah botol penampungan, anjurkan pasien batuk agar cairan dapat keluar dengan lancer 16. Ulangi sampai NaCl habis 17. Setelah selesai ganti botol lama dengan yang baru 18. Rapihkan alat-alat 19. Perawat cuci tangan



UNIT TERKAIT



20. Catat jumlah dan karakteristik cairan Rawat Inap, Ruang Tindakan



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMASANG BIDAI



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang) 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah 2. Mencegah bertambahnya perlukaan adapatah tulang 3. Mengurangi rasa sakit 4. Mengistirahatkan daerah patah tulang Patah tulang terbuka / tertutup Persiapan Alat : 1. Alat pelindung diri ( masker, handscoen ) 2. Bidai sesuai dengan kebutuhan 3. Verban/mitella Pasien : 1. Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 3. Lingkungan Petugas : Lebih dari satu orang



PROSEDUR



Pelaksanaan : 1. Petugas menggunakan masker, handscoen 2. Petugas I mengangkat daerah yang ak dipasang bidai 3. Petugas II meletakkan bidai melewati persendian anggota gerak 4. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah tulang 5. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat bidai 6. Mengatur posisi pasien 7. Mencatat dalam catatn perawat Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Respons/keluhan pasien 2. Observasi tekanan darah, nadi pernafasan 3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMASANG BIDAI



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 4. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah tulang 5. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat bdai 6. Mengatur posisi pasien 7. Mencatat dalam catatan perawat



UNIT TERKAIT



Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Respons/ keluhan pasien 2. Observasi tekanan darah, nadi pernapasan 3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar 4. Observasi vaskularisasi darah distal Unit Gawat Darurat



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMBERIKAN HUKNAH GLISERIN



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Suatu langkah-langkah kegiatan memasukkan cairan gliserin hangat ke dalam colon desenden dengan menggunakan spuit gliserin 1. Merangsang peristaltic usus sehingga pasien dapat buang air besar 2. Mengosongkan usus besar sebagai persiapan bagi tindakan operasi atau diagnostic 1. Pasien konstipasi, impaksi faeces 2. Pasien yang akan melakukan operasi 3. Pasien yang tidak kontraindikasi dengan tindakan tersebut 4. Dilakukan oleh perawat Persiapan Alat : 1. Selimut mandi, sarung tangan 2. Alas bokong dan perlak 3. Spuit gliserin 4. 2 bengkok (1 berisi larutan desinfektan) 5. Kom kecil berisis air hangat 6. Mangkok yang berisi cairan gliserin dan minyak perbandingan 1:1 yang direndam dalam kom yang berisi air hangat 7. Botol cebok 8. Pelicin secukpnya 9. Kertas kloset secukupnya 10. Sampiran 11. Pispot Langkah kerja : 1. Perawat mencuci tangan sebelum mempersiapkan alat 2. Siapkan alat sesuai standar, membawa alat kedekat pasien 3. Memberitahu/menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 4. Memasang sampiran 5. Memakai sarung tangan, memakai selimut mandi, perlak dan alas 6. Mengatur posisi pasien pada posisi sim’s dan lutut kanan ditekuk 7. Letakkan bengkok disisi bokong pasien



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMBERIKAN HUKNAH GLISERIN



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



PROSEDUR TETAP



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 8. Isi spuit gliserin sebanyak 10-20cc dengan campuran 9. Cek kehangatan cairan dengan meneteskan kepunggung tangan kemudian keluarkan udara dari dalam spuit 10. Buka daerah anus dan masukkan spuit kedalam anus dengan ujung spuit ke dalam anus dengan ujung spuit mengarah ke depan ( arah kolon sigmoid ) 11. Masukkan cairan gliserin tersebut secara perlahan sambil pasien diminta untuk menarik napas panjang 12. Keluarkan spuit perlahan-lahan dan letakkan ke dalam bengkok yang berisi larutan desinfektan 13. Pasien dalam posisi miring ke kiri dan diberitahu untuk menahan cairan sebentar kemudian pispot dipasang 14. Pasien dirapikan dan alat dibersihkan 15. Cuci tangan 16. Pendokumentasian



UNIT TERKAIT



Rawat Inap, UGD



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN DENGAN KANUL BINASAL



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Memberikan oksigen tambahan dari tabung oksigen ke paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan kanul binasal 1. Memenuhi kebutuhan O2 diseluruh tubuh 2. Mencegah hipoksia 3. Menggurangi beban kerja jantung 1. Klien sesak napas dengan kelainan system pernapasan 2. Klien sesak napas dengan penyakit jantung/ginjal 3. Klien renjatan atau penurunan kesadaran 4. Klien dengan penurunan kesadaran 5. Klien dengan peningkatan tekanan intra cranial (trauma cranial, post craniotomy ) 6. Klien kejang, syok 7. Sewaktu-waktu bila kondisi fisik klien menurun/memburuk 8. Dilakukan oleh dokter, perawat Persiapan :



PROSEDUR



1. Tabung O2 dengan regulator, flow meter dan manometernya 2. Bawa alat ke dekat klien 3. Beri penjelasan kepada pasien (Informed Consent) tentang prosedur 4. Mengatur posisi pasien dengan kepala ekstensi 5. Buka regulator oksigen untuk mengalirkan sumber gas 6. Hubungkan pangkal selang kanul ke humidifier di sumber oksigen dengan aliran rendah 7. Memasang selang bicanula oksigen di hidung klien, kemudian ditempatkan/ikat dengan cara melingkarkan kanul ke telingan klien sehingga posisinya stabil 8. Atur kecepatan oksigen sesuai indikasi dengan cara mengatur flow meter 9. Memperhatikan reaksi pasien, pernapasan dan nadi



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN DENGAN KANUL BINASAL



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



PROSEDUR TETAP



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 10. Mencatat dalam lembaran keperawatn 11. Bereskan alat 12. Cuci tangan 13. Tanda tangan



UNIT TERKAIT



Rawat Inap, UGD, Rawat Jalan, Ruang tindakan



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENJAHIT LUKA



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



RS KHUSUS PARU



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati, menutup dan membalut luka Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati, menutup dan membalut luka Semua pasien dengan luka terbuka Persiapan : - Alat : a. Alat Steril 1. Alat pelindung diri (masker, handscoen ) 2. Hecting set 3. Doek lubang 4. Sarung tangan 5. Spuit 2,5cc, 5cc 6. Benang jahit 7. Kain kassa b. Alat tidak steril 1. Verban 2. Plester 3. Gunting verban 4. Bengkok 5. Ember c. Obat dan cairan 1. Obat anastesi local 2. H2O2 3. Alcohol 70% 4. Antiseptic 5. Aquadest Pasien : 1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Posisi pasien diatur sesua kebutuhan Lingkungan Petugas Pelaksanaa : 1. Petugas menggunakan masker, handscoen 2. Mengatur posisi pasien sesuai keadaan luka 3. Memberikan daerah sekitar luka dari kotoran, darah kering dijahit



MENJAHIT LUKA



PROVINSI SUMATERA SELATAN NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



PROSEDUR TETAP



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 4.



UNIT TERKAIT



NO. REVISI



Membantu doketr dalam melakukan penjahitan, meliputi : a. Mendesinfeksi b. Memberikan anestesi local c. Mencuci luka dengan H2O2 dengan cara menekan secara hati-hati d. Membilas luka dengan aquadest e. Membuang jaringan nekrotik f. Menjahit luka g. Membersihkan sekitar luka 5. Menutup luka dengan kain kassa steril kemudian sekitarnya dibersihkan sampai bersih dan kering 6. Memfiksasi kassa dengan plester 7. Membalut luka dengan verband Hal –hal yang perlu diperhatikan: 1. Observasi keadaan umum pasien selama penjahitan luka 2. Saru hecting set untuk satu orang pasien 3. Khusus luka infeksi ditangani dengan prinsip teknik isolasi 4. Khusus untuk lukagigitan binatang, luka dicuci dengan sabun dibilas dengan air mengalir dan luka tidak perlu dijahit kecuali luka yang lebar 5. Hindari balutan terlalu kencang atau terlalu longgar 6. Dilarang keras memberikan anastesi local dengan obat anestesi yang mengandung adrenalin untuk daerah sacral (jari, telinga, penis) UGD



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGGANTI BALUTAN



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Menukar balutan/penutup luka yang sudah kotor atau lainnya, dengan penutup atau pembalut luka yang baru 1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain Dilakukan pada setiap luka yang dibalut, pada waktuwaktu tertentu atau bila diperlukan : Persiapan Alat : a. Steril : 1. Pinset anatomis 2 buah, atau sarung tangan 2. Pinset chirurgis 1 buah 3. Guntung akngkat jahitan 1 buah 4. Kom steril 2 buah 5. Kassa steril secukupnya 6. Kapas steril secukupnya 7. Lidi kapas secukupnya b. Tidak steril : 1. Bengkok 2. Gunting plester 3. Plester 4. Korentang 5. Alas dan perlak 6. Alcohol/wash bensin 7. Larutan NaCl fisologis dan betadine Pelaksanaan : a. Mencuci tangan b. Menjaga privacy dan kenyamanan pasien c. Mempersiapkan alat dan pasien : 1. Mintakkan informed consent llisan, menyiapkan plester, memasang perlak, mendekatkan bengkok, paket steril di buka dengan benar d. Membuka balutan lama : Lepas balutan lama menggunakan pinset anatomis ke1 tadi, kemudian buang balutan ke bengkok. Simpan pinset on steril ke bengkok yang sudah terisi cairan anti septic.



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGGANTI BALUTAN



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



UNIT TERKAIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 e. Membersihkan luka : 1. Larutan NaCl/normal salin di tuang ke kom (terlebih dahulu di buang sedikit ke bengkok) 2. Bila menggunakan sarung tangan, sarung tangan dipakai dengan benar 3. Pinset anatomis ke2 dan cirurgis diambil 4. Membuat kapas/kassa lembab untuk membersihkan luka (dengan cara memasukkan kapas/kassa ke dalam kom berisi normal sain dan memerasnya dengan menggunakan pinset) 5. Membuat kassa lembab untuk hermina 6. Tangan kanan memegang pinset cirurgis dan tangan kiri memegang pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset cirurgis 7. Luka dibersihkan dari dalam keluar 8. Luka dikaji : Jenis luka warna dasar luka, fase proses penyembmuhan, tanda-tanda infeksi : pembengkakan, rasa sakit, secret (pus/darah) 9. Luka dikeringkan dengan kassa kering yang diambil dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke pinset cirurgi di tanga kanan 10. Beri topical therapy bila diperlukan/sesuai indikasi f. Membalut luka dengan teknik steril Tutup luka yang sudah dibersihkan dengan paraffin gauze, kompres dengan kassa lembab (sekitar 2 lapis kassa) lalu tutup luka dengan kassa kering, luka diberi plester atau dibalut dengan pembalut balutan yang tidak ketat (longgar). g. Membereskan alat, membuang sampah pada tempat sampah medis h. Mencuci tangan UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGGANTI LINEN KOTOR DENGAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Kegiatan mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien 1. Memberikan perasaan senang bagi pasien 2. Mencegah terjadinya decubitus 3. Memelihara kebersihan dan kerapihan 1. Tempat tidur dimana pasiennya harus istirahat secara mutlak (total bedrest) 2. Pasien sakit keras/tidak sadar 3. Lain-lain 1. Prosedur alat : a. Alat-alat tenun yang bersih yang dibutuhkan dan disusun menurut pemakaiannya b. Kursi c. Tempat kain kotor tertutup d. Bedak talk e. Ember berisi larutan desinfektan f. Lap kerja 2 helai (basah dan kering) 2. Persiapan pasien 3. Alat-alat dibawa ke tempat pasien 4. Selimut dan bantal yang tidak perlu, diangkat lalu diletakkan di atas kursi 5. Pasien dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur 6. Lakukan segera perasat ini pada bagian tempat tidur yang kosong 7. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur, lalu gulung satu persatu sampai dibawah punggung pasien, yaitu : a. Sprei kecil digulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin b. Perlak dibersihkan dengan lap larutan desinfektan, dikeringkan lalu digulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin c. Sprei besar digulung ke tengah sejauh mungkin 8. Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan dengan lap pelembab larutan desinfektan lalu dengan lap kering



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGGANTI LINEN KOTOR DENGAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 9. Sprei besar yang bersih digulung, setengah bagian, gulungannya diletakkan di bawah punggung pasien, setengah bagian lagi diratakan dan dipasangkan pada kasur 10. Perlak yang digulung tadi diratakan kembali dan diberi bedak talk 11. Sprei kecil diguung sebagian, dan diletakkan dibawah punggung pasien. Sebagian lagi diratakan di atas perlak lalu dimasukkan bersama-sama ke bawah kasur 12. Setelah selesai dan rapi, pasien dimiringkan ke bagian yang bersih dengan bantal-bantalnya 13. Lepaskan alat-alat tenun yang kotor dari bawah kasur 14. Perlak dibersihkan dan digulung ke tengah 15. Sprei besar diangkat dan dimasukkan ke tempatnya 16. Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan seperti tadi 17. Sprei besar dibuka dari gulungannya, diratakan dan dipasang pada kasur 18. Perlak dan sprei dipasang seperti tadi 19. Sarungn bantal dan guling yangn kotor ditanggalkan, letakkan di dalam tempatnya. Bantal dan guling diratakan sisinya, sarung yang bersih dipasang



UNIT TERKAIT



20. Bantal disusun, pasien dibaringkan kembali dengan posisi yang nyaman UGD dan Rawat Inap



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGATASI KOMPLIKASI PADA TRANSFUSI DARAH



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Pemberian transfusi darah lengkap (wholeblood) atau substansi darah lainnya untuk melakukan koreksi atau sebagai terapi pada keadaan klinik yang abnormal 1. Menjamin bahwa darah atau substansi darah lainnya seperti sel darah merah, trombosit, protein darah lainnya dan plasma sesuai bagi pasien yang membutuhkan 2. Memastikan cocok (sesuai ) antara darah pasien dengan darah/substansi darah yang lain yang akan ditransfusikan 3. Segera monitor adanya komplikasi potensial selama transfuse hasil yang diharapkan 4. Darah atau substansi arah yang ditransfusikan tidak merugikan pasien 1. Setiap pasien yang anemis boleh mendapatkan transfuse 2. Transfuse ditentukan oleh dokter 3. Transfuse diberikan atau dikontrol oleh perawat 4. Inform Consent Persiapan Alat : 1. Formulir permintaan dara 2. Darah/substansi darah yang dimaksud 3. Normal saline ( 500cc ) 4. Set IV untuk pemberian darah 5. Venflon no G 18-G 20 6. Alcohol swabs 7. Plester 8. Standar infuse Pelaksanaan : 1. Perawat mencuci tangan 2. Memberikan informed consent pada pasien dan keluarga 3. Apabila menurut observasi yang dilakukan perawat terjadi reaksi transfuse darah pada pasien, maka transfuse harus dihentikan segera 4. Ganti infuse set dan pasang pasang normal salin, alirkan infuse normal saline secara perlahan untuk mempertahankan agar vena tetap terbuka.



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGATASI KOMPLIKASI PADA TRANSFUSI DARAH



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 5. Observasi dan catat vital sign selama 5 menit 6. Cek kembali identitas pasien, bandingkan dengan catatan pemberian transfuse darah dan nomor unit untuk menghindari kekeliruan 7. Beritahukan kepada petugas medic yang berwenang 8. Hubungi laboratorium untuk pengambilan darah 9. Selanjutnya dikirim ke bagian patologi. Unit darah berikut set transfusinya, infuse set di klem untuk menghindari kebocoran dan pencemaran. Bahan pemeriksaan urin di ambil dari urine pertama yang keluar setelah reaksi transfuse. Perhatian : 1. Pada umumnya reaksi transfuse terjadi pada saat transfuse, termasuk rekasi panas dan alergi (pruritus dan urtikaria) yaitu tampak bintik-bintik merah/bercak-bercak merah pada kulit dan gatalgatal. Perawat harus menunggu pasien untuk 15menit pertama waktu transfuse diberikan. 2. Reaksi yang paling dikhawatirkan adalah gejalagejala klinik yang terburuk yang timbul tiba-tiba seperti reaksi intravena hemolitik, biasanya dimulai dengan pasien menggigil dan panas. Rekasi intavaskular hemolitik terjadi karena keadaan tubuh pasien sendiri. 3. Reaksi-reaksi serius lainnya, misalnya oedema paru yang bukan disebabkan karena penyakit jantung, anafilaksis, dan lain-lain harus segera ditangani Berikut ini adalah gejala-gejala reaksi transfuse : a. Ketika masuk sedikit panas/menggigil, nyeri pada daerah penusukan jarum infuse, nyeri dada lumbar, hipotensi dan shock, kulit kemerahan, urtikaria atau gatal-gatal, gelisah atau sesak napas, perdarahan, ada darah dalam urine (hemoglubinuria ) atau urine berwarna merah



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGATASI KOMPLIKASI PADA TRANSFUSI DARAH



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 b. Kalau ada reaksi hemolitik, situasi ini darurat, dan perawat harus segera memanggil dokter jaga



UNIT TERKAIT



c. Setelah transfuse darah selesai, bilas dengan cairan normal saline, jika masih harus dilanjutkan dengan pemberian ttransfusi darah lagi, harus ganti set infuse Rawat Inap, UGD



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Mengukur caira yang masuk dan keluar baik oral maupun parenteral Untuk menegakkan diagnose Pasien perlu monitor keseimbangan cairan Persiapan : 1. Formulir observasi pemasukkan dan pengeluaran cairan (intake and output) 2. Bahan yang akan diukur 3. Gelas ukuran 4. Memberikan penjelasan pada pasien Pelaksanaan : 1. Perawat mencuci tangan 2. Menghitung cairan yang masuk baik oral maupun parenteral 3. Menghitung cairan yang keluar 4. Mencatat hasil tindakan 5. Perawat mencuci tangan Rawat Inap, UGD



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENGHITUNG PERNAPASAN



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Suatu langkah-langkah kegiatan menghitung jumlah pernapasn ( inspirasi dan ekspirasi ) dalam 1 menit 1. Mengetahui keadaan umum pasien 2. Mengikuti perkembangan kondisi pasien 3. Sebagai data pendukung masalah pasien 1. Secara rutin, yaitu bersamaan pada waktu menghitung denyut nadi, suhu tubuh dan tekanan darah 2. Sewaktu-waktu bila diperlukan 3. Pasien pre, intra, dan post operatif 4. Pada pasien dengan masalah fungsi paru Persiapan Alat : a. Arloji tangan dengan petunjuk detik b. Buku catatan dan pena Persiapan pasien : Pasien dibaringkan dalam terlentang) atau duduk



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



posisi



supinasi



(tidur



Langkah Kerja : 1. Mencuci tangan 2. Menyiapkan alat sesuai standard an dekatkan pada pasien 3. Tempatkan lengan pasien menyilang di atas perut atau pada dada bawah 4. Perhatikan gerak pernapasan pada dinding dada (ekspirasi dan Inspirasi) 5. Hitung frekuensi berdasarkan perhitungan pergerakan dinding dada ( 1 hitungan untuk setiap kegiatan inspirasi dan ekspirasi) dan hitung selama 1 menit penuh 6. Cara menghitung sama dengan cara mennghitung denyut nadi 7. Mencuci tangan 8. Catat hasil perhitungan frekuensi selama satu menit di status pasien dan buku vital sign 9. Tandatangan dan nama jelas perawat Rawat Inap, Rawat Jalan, UGD



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Suatu keinginan menyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan radiodiagnostik 1. Membantu kelancaran tindakan 2. Mendapatkan hasil yang akurat 3. Menyiapkan pasien kooperatif selama pemeriksaan berlangsung Semua pasien yang membutuhkan tindakan radiodiagnostik Alat dan Obat : 1. Kursi dorong/kereta dorong 2. Alas brankar dan selimut 3. Obat-obatan sesuai dengan program 4. Bengkok, tissue 5. Formulir permintaan pemeriksaan radiodiagnostik Pasien : Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan Petugas : Memakai baju khusus sesuai peraturan yang berlaku



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Pelaksanaan : 1. Radiodiagnostik tanpa kontrasi (foto kepala, foto thorax) 2. Menandatangani surat izin tindakan medis 3. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan a. Pada saat pemeriksaan, perawat mendampingi pasien b. Memperhatikan respon pasien c. Setelah pemeriksaan, pasien diantar ke tempat semula 4. Memberikan hasil RO kepada dokter yang merawat dan menyimpan hasil pemeriksaan ke dalam dokumen medic pasien UGD, Rawat Inap



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN MASKER



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Suatu langkah-langkah kegiatan memasukkan oksigen tambahan dari tabung oksigen ke paru melalui saluran pernapasn dengan menggunakan masker oksigen 1. Memenuhi kebutuhan oksigen 2. Mencegah hipoksia 3. Mengurangi beban kerja jantung 1. Pada pasien dengan sesak napas dengan kelinan system pernapasan 2. Pada pasien sesak napas dengan kelainan penyakit jantung/ginjal 3. Pada pasien dengan syok/renjatan 4. Pada pasien penurunan kesadaran 5. Pada pasien dengan peningkatan TIK (trauma kepala, post kraniotomi) 6. Sewaktu-waktu ketika kondisi fisik memburuk 7. Dilakukan oleh perawat sesuai program pengobatan Persiapan Alat : 1. Masker atau sungkup oksigen 2. Tabung oksigen dengan regulator dan manometernya 3. Flowmeter oksigen dengan humidifier 4. Aqua steril untuk humidifikasi Langkah kerja : 1. Cuci tangan dan siapkan alat sesuai standar 2. Bawa alat ke dekat pasien 3. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan 4. Atur posisi kepala pasien dengan ekstensi 5. Buka regulator untuk mengalirkan oksigen dari tabung oksigen 6. Hubungkan pangkal selang masker oksigen ke humidifier di sumber oksigen 7. Pasang masker ke daerah sekitar hidung, mulut, atur tali pengikat sehingga masker menutup dengan rapat dan nyaman



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN MASKER



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 8. Bila perlu pasang kassa pada daerah yang tertekan 9. Atur kecepatan oksigen sesuai dengan indikasi dengan cara menyetel flowmeter 10. Observasi respon pasien dan amati reaksi pemmberian oksigen 11. Catat tindakan dan respon pasien pada dokumentasi keperawatan



UNIT TERKAIT



12. Bereskan alat dan cuci tangan Rawat Inap, UGD, Rawat Jalan



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG SARUNG TANGAN DISPOSSIBLE



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Salah satu alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi kontak kulit pada bagian tangan termasuk jarijari untuk sekali pakai saat melakukan pekerjaan yang beresiko kontaminasi melalui kontak kulit Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatannya dalam melaksanakan pekerjaan dengan melindungi tangan dan jari-jari dari luka, lecet, dan infeksi Menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja Seluruh petugas yang bertugas di ruang pelayanan, gunakan prinsip steril dan non steril sesuai tindakan yang akan dilakukan 1. Ambil sarung tangan yang disediakan 2. Pastikan sarung tangan dalam keadaan bersih dan baik 3. Buka telapak tangan dan renggangkan jari-jari tangan 4. Masukkan jari-jari ke sarung tangan yang berbentuk jari-jari sesuai dengan bentuknya 5. Sarung tangan digunakan oleh petugas Rumah Sakit apabila yang bersangkutan bersentuhan dengan :  Bahan-bahan yang mengandung infeksi  Bahan-bahan yang dapat mengakibatkan iritasi 6. Buang sarung tangan bila telah selesai digunakan UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PENGGUNAAN MASKER



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Tindakan menutupi hidung dan mulut yang berfungsi untuk melindungi system pernapasan untuk sekali pakai saat melakukan pekerjaan yang beresiko kontaminasi melalui udara 1. Melindungi selaput lender hidung, mulut, selama melakukan tindakan dan perawatan yang memungkinkan terjadinya perikan darah dan cairan tubuh lainnya termasuk tindakan orthopedic atau perawatan gigi 2. Melindungi dari infeksi yang ditularkan lewat udara 1. Masker sebagai alat pelindung 2. Masker digunakan saat di kamar operasi 1. Persiapan Alat : masker dari bahan kain (sintetis) yang berpori atau masker dissposible 2. Pelaksanaan : a. Cuci tangan sebelum menggunakan masker b. Kenakan masker hingga hidung dan mulut tertutup c. Masker hanya digunakan saat berada di ruang perawatan pasien atau dalam kamar operasi. Gunakan masker steril khusus untuk tindakan steril d. Gunakan masker maksimal 24jam tetapi dapat diganti bila tercemar atau lembab e. Masker sekali pakai dibuang bersama sampah medis, masker kain dicuci bersama linen terinfeksi Ruang Perawatan, Laundry



RSKHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PENGANGKATAN JAHITAN LUKA/UP HECTING



NO. DOKUMEN



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



dr. AsepZainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit 1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang 2. Mencegah tertinggalnya benang 1. Luka jahit yang sudah diangnkat jahitannya 2. Luka jahitan yang infeksi Persiapan : PERALATAN 1. Pinset anatomis 2 buah steril 2. Pinset chirurgis 2 buah steril 3. Gunting angkat jahit 1 buah steril 4. Kassa steril 5. Mangkok kecil 3 buah steril 6. Sarung tangan steril 7. Gunting verban 8. Plester 9. Alcohol 70% dalam tempatnya 10. Iodine povidone solution 10% atau sejenisnya 11. NaCl 0,9% 12. Bengkok 2 buah, 1 berisi cairan desinfektan 13. Kain pembalut atau verban secukupnya PROSEDUR PELAKSANAAN Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar Tahap Kerja 1. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas 2. Membuka bak instrument steril 3. Memakai sarung tangan 4. Membasahi plester dengan alcohol dan buka dengan menggunakan pinset 5. Membuka balutan lapis terluar 6. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester 7. Membuka balutan lapisan dalam 8. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka) 9. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%



RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



PENGANGKATAN JAHITAN LUKA/UP HECTING



NO. DOKUMEN



KEPERAWATAN



PROSEDUR TETAP



UNIT TERKAIT



NO. REVISI



HALAMAN



DITETAPKAN, KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN



TANGGAL TERBIT



dr. Asep Zainuddin, Sp. PK NIP. 196609112000031001 10. Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone 11. Meletakkan kassa steril dekat luka 12. Menarik simpul jahitan sedikit keatas secara berhati-hati dengan memakai pinset cirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan 13. Menggunting benanng dan tarik hati-hati, buang ke kassa 14. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% 15. Melakukan kompres betadine pada luka / memberi obat / menutup dengan kassa steril 16. Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi) Tahap Terminasi a. Mengevaluasi hasil tindakan b. Berpamitan dengan pasien c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula d. Mencuci tangan e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan UGD