Alur Maju [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ALUR MAJU Alur maju adalah jalan cerita yang menyajikan urutan yang dimulai dari tahap perkenalan menuju tahap penyelesaian secara sistematis dan tidak mengacak. Alur maju juga biasa disebut dengan alur progresif. Contoh : ‘’keputusan Setengah Hati’’ ‘’Aku tegak di atas panggung aula madrasah negeri setingkat SMP



sambil



mengguncang-guncang



telapak



tanganku,



Pak



Sikumbang, Kepala Sekolahku memberi selamat karena nilai ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi di Kabupaten Agam. Tepuk tangan murid , orang tua dan guru riuh mengepung aula. Muka dan kupingku bersemu merah tai jantungku melonjak-lonjak girang. Aku tersenyum malu-malu ketika Pak Sikumbang menyorongkan mik kle mulutku. Dia menunggu sambil menunduk aku paksakan bicara. Yang keluar dari kerongkonganku Cuma bisikan lirih yang bergetar karena gugup, “Emmm… terima kasih banyak Pak… Itu saja…” Suaraku layu tercekat. Tanganku dingin. Nilaiku adalah tiket utama untuk mendaftar ke SMA terbaik di Bukittinggi. Tiga tahun aku ikuti perintah Amak belajar di madrasah tsanawitah, sekarang waktunya aku menjadi seperti orang umumnya, masuk jalur non agama – SMA. Alangkah bangganya kalau bisa bilang saya anak SMA Bukittinggi….!!! -----------The end---------



ALUR MAJU Alur maju adalah jalan cerita yang menyajikan urutan yang dimulai dari tahap perkenalan menuju tahap penyelesaian secara sistematis dan tidak mengacak. Alur maju juga biasa disebut dengan alur progresif.



‘’MIMPI YANG SEMPURNA’’ Para pemain lain juga bersedih, segera saja Pak Roberto, Pelatih CFC menghibur kami semua, “ Apa arti kemenangan bagi kalian?” tanyanya. Serentak kami menjawab, “ Mencapai keinginanan diri atas sesuatu yang kita inginkan” memang itu yang selalu pelatih kami ucapkan saat kita kalah. “Nah, apa mencapai Final sudah menjadi keinginan dan kebanggaan kalian?” tanyanya lagi kami berpikir sebentar, lau kami menjawab,” Ya!” jawab kami gembira saat mengetahui jalan pembicaraan tersebut. “ Mulai sekarang kami tak akan bersedih lagi jika sudah mencapai tujuannya, Pak Roberto,” sambung kami. Dan pada tanggal 28 desember 2008 kami pulang kembail kenegara kami semua. Sungguh suatu Turnamen yang melelahkan dan menggembirakan. Aku memegang Sepatu Emas yang kuterima saat menjadi Man of The Match turnamen itu. Kemudian di Koran Negara kami yang ternama tertulis “citizen Footbal Club Bermain Sangat Indah dalam Piala Dunia antar SSB se dunia” Ya, kami puas dengan kemenangan yang kami raih itu. -----------The end---------



‘’DULU BENCI SEKARANG CINTA ‘’ Waktu aku pulang sekolah, pada pukul 04.00 WIB , aku mampir dulu di toko aksesoris sebelah barat SMA ku. Aku pergi ke toko aksesoris dengan temenku Karina. Kami berdua akan membeli kaca mata untuk kado ulang tahun yang akan ku berikan kepada temenku badroela, di pesta ulang tahunnya 3 hari ke depan nanti . Pada saat aku memasuki toko aksesoris, terlihat banyak siswa-siswi dari SMA 2 Pati yang juga berada di sana. Aku dan karina pun langsung memilih kacamata tersebut. Kalau tidak, nanti aku pulang ke rumah akan kesorean. Setelah aku sudah membayar kacamata yang ku beli aku langsung keluar. Tiba-tiba di luar aku berpapasan dengan suryanata. Dia adalah orang yang paling ku benci, dari dulu. Karena dia pernah mengerjain aku, sampai aku di BK oleh guru. Padahal aku tidak pernah memusuhi dia sebelumnya. Mungkin apa karena dia suka sama aku ya.. haha.. Lalu, suasana yang tadinya aku senang telah membeli kado kini menjadi buram. Kacamata yang telah terbungkus samak dengan cantik dan rapi pun di ambil paksa oleh suryanata yang akan di buka. Katanya, dia penasaran dengan isi kado itu. Lalu aku marah, dan aku minta untuk mengembalikan kado tadi. Dia tetap mengejek dan tidak mau memberikannya kepada ku. Lalu, aku keluarkan jurus andalanku yaitu ku incak kakinya. Dia langsung meringis kesakitan lalu kadonya di lempar begitu saja. Aku pun langsung cepat-cepat mengambil kadonya tadi. Eh, malah suryanata mengejar aku. Dia tau kalau isi kado itu adalah kacamata.dia kan suka sekali dengan aksesoris kaca mata. Aku pun teriakteriak dan minta tolong pada temenku karina untuk siap menangkap kado lemparanku tadi , karena aku di kejar suryanata. Setelah itu, aku berhenti berlari karena capek di kejar suryanata tadi. Eh malah si surya ada di belakangku, aku pun minta maaf sama dia. eh dia malah tersenyum. Terus, pipiku di cubit sampai merah, dan rasanya sakit. katanya itu balasan karena aku tadi telah menginjak kakinya. Dia langsung aku tanya, kenapa dia sering jengkel , ngerjain sama aku , dia tetap gak mau menjawab. Ya udah , aku pun langsung pergi dan pulang. Dia juga ikut pulang dengan motornya, tapi di tengah perjalanan tadi, dia malah menyelip aku. Sampai-sampai aku ingin marah lagi. Ohh.. ternyata dia mau minta maaf sama aku tentang perbuatannya tadi, karena dia sadar, kalau perbuatan jengkelnya itu telah membuatku sedih. Aku gak tau maksut dia bicara gitu, tiba-tiba dia mau mengatakan cinta pada aku. Kalau di balik perbuatan jengkelnya itu, dia menyimpan rasa terhadapku. Aku langsung kaget dan terkejut. Aku tidak percaya, mungkin dia berbohong, atau ingin ngerjain aku lagi. Tapi, dia bilangnya malah serius, karena aku juga sebenernya suka sama dia lalu aku bilang oke. Dia langsung senang sekali . tiba-tiba bensin dia habis di tengah jalan, motor dia berhenti padahal waktu itu sudah mnejelang magrib. Karena aku tidak tega melihat dia mendorong motornya sendirian , lalu aku ikut menemaninya. Aku gak menyangka kalau selama ini, dia sering ngerjain aku ternyata itu sudah di rencanakan. Peristiwa tadi sore itu pun juga sudah di rencanakan. Sekarang aku sadar, bahwa aku dan dia saling membenci, malah sekarang cinta.



-----------The end--------



‘’AKIBAT TERLAMBAT’’ Hari itu aku bangun pagi terlambat. Ku lihat jam telah menunjukan pukul 7. Tanpa pikir panjang aku langsung berganti pakaian dan langsung menuju sekolahku. Di perjalanan sekolah, aku memacu kendaraanku dengan sangat kencang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pejalan kaki yang melintas. Tanpa sempat menghindar lagi, aku pun menumbur dirinya.



Aku tepental dari motorku, sementara orang tersebut jatuh terperosok. Sontak saja orang-orang yang ada di sekitar jalan itu menghampiriku. Mereka geram dengan perbuatanku. Bahkan salah satu dari mereka hendak memukul diriku. “Ayo kita pukuli saja orang ini,” teriak salah seorang. Dengan cepat mereka menarik bajuku. Aku sempat dipukuli beberapa kali hingga wajahku membiru. Namun, beberapa saat kemudian aku mendengar suara seseorang. “Sudah hentikan kita seharusnya jangan main hakim sendiri,” kata seorang pria yang tidak aku kenal itu. “tapi dia telah menabrak pria itu Pak!” “sudah bubar kalian,” pria itu membentak.



Akhirnya mereka semua bubar. Aku merasa sangat beruntung karena ditolong olehnya. “Terimakasih Pak, aku tidak akan selamat jika tidak ada Bapak dan aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku!” kataku mengiba. “Sudahlah sekarang kau pergi antarkan orang yang kau tabrak itu ke klinik” perintah bapak itu. Setelah itu aku langsung pergi membawa orang yang aku tabrak ke klinik untuk diobati. Hingga hari ini aku tidak mengenal siapa pria baik yang menolongku waktu itu.



-----------The end---------



SINOPSIS CERPEN ALUR MAJU:



“IMPIAN” Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak yang pandai sehingga para guru di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA. Dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya di kota. Karena kepandaiannya dia berhasil masuk lewat jalur beasiswa di PTN ternama dikota terdekat. Neneknya yang sudah tua terpaksa dia tinggal. Karena rumahnya yang berada di tepi desa, dia tidak memiliki tetangga dekat. Dia meminta izin kepada neneknya, namun neneknya tidak memberinya izin. Rena sangat marah pada neneknya yang menghalangi niatnya. Neneknya mencoba menjelaskan kepada Rena alasannya, namun Rena tidak menggubrisnya. Nenek mencoba merayu Rena, tapi Rena semakin merasa bahwa hidupnya tidak adil. Selama beberapa hari Rena tidak berbicara pada neneknya. Rena merencanakan kabur dari rumah untuk menggapai cita-citanya. Dia tidak peduli lagi dengan neneknya yang dianggapnya telah menghalangi impiannya. Setelah sampai di Kota dia merasa terbebas dengan beban mengurus neneknya. Sambil kuliah dia bekerja di rumah makan sebagai pelayan. Suatu malam ketika dia pulang kerja dia melihat pengemis renta yang masih menengadahkan tangannya. Dinginnya malam tidak membuat pengemis tersebut terhentak untuk pulang. Rena teringat pada nenek yang telah menjaganya saat kedua orang tuanya telah menghadap sang pencipta. Dia merasa terbebena dan berdosa. Dia mulai kalut dengan beribu macam pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Buat apa aku meraih impianku, jika orang yang seharusnya paling bahagia atas kesuksesanku menderita? Buat apa aku berada di puncak jika, syurgaku tak merasakan kenikmatan? Bagaimana aku tersenyum, jika yang terpenting di dunia ini merintih? Setelah mematung cukup lama, Rena memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya malam itu juga. Dia sudah tidak sabar bertemu neneknya. Sampailah ia di rumah peot yang menjadi saksi kedewasaanya. Di lihatnya nenek yang masih menata barang dagangan yang diambil dari kebun tetangga, untuk dibawanya ke pasar. Tak kuasa dia menahan tangisannya lagi. Dia sebut dengan lantang sapaan tercinta, dan dia peluk tubuh keriput penuh peluh tersebut. Rena berjanji akan selalu berada di dekat neneknya. Akhirnya Rena tidak melanjutkan studinya di kota. Dia habiskan waktunya untuk membantu mengajar anak-anak putus sekolah di desanya. Hidupnya sekarang lebih tenang dan bahagia dari pada saat dia menggapai impiannya tapi membuang muka terhadap apa yang ada di sekitarnya



Tahap



Peristiwa Gadis bernama Rena hidup dengan neneknya di rumah Pengenalan peot, pinggiran desa Rena telah lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliahnya Muncul di Kota. Rena mendapatkan beasiswa karena konflik kecerdasannya. Rena meminta izin untuk meninggalkan desa dan tinggal di kota untuk kuliah. Nenek Rena tidak Klimaks mengizinkan sehingga membuat Rena marah dan memutuskan untuk melarkan diri dari rumah. Sepulang dari kerja sambilannya Rena melihat pengemis renta. Hal ini mengigatkannya dengan Antiklimaks neneknya di Desa. Rena mulai berpikir untuk apa studinya jika neneknya tetap menderita. Rena memutuskan pulang untuk bertemu neneknya. Dia Penyelesaian memutuskan keluar dari studinya, dan membantu anakanak putus sekolah di desanya agar tetap dapat belajar.