Analisa Jurnal EBN DM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS JURNAL EBN “PENGARUH RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI SEBUAH RUMAH SAKIT DI TASIKMALAYA” Asep kuswandi, Ratna Sitorus, Dewi Gayatri



Di susun untuk memenuhi tugas stase Keperawatan Medikal Bedah



Disusun oleh: Ulfa Zakhiyah (18.0544.N)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2018



A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Jika tidak diatasi, DM akan menimbulkan berbagai komplikasi penyakit serius lainnyaseperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf. Oleh karena itu DM merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan manusia (Widyanto & Triwibowo 2013, h.141). Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi (Soegondo, et al., 2007). Lebih dari 171 juta penduduk dunia diperkirakan menderita DM. Pada tahun 2030, sebanyak 366 juta orang di dunia diproyeksikan akan menderita DM. Tercatat 4 dari 5 negara di dunia dengan jumlah pasien diabetes yang terbesar ada di Asia, yaitu India sebesar 32,7 juta pasien, Cina sebesar 22,6 juta pasien, Pakistan sebesar 8,8 juta pasien, dan Jepang 7,1 juta pasien. Menurut Depkes (2011), peningkatan pasien DM juga terjadi di Indonesia. Pada tahun 2007 penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan mencapai 14,7% dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai 21,3 juta (Widyanto & Triwibowo 2013, h.142). Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi diabetes mellitus di Propinsi Jawa Barat sebesar 0,8%. Teknik relaksasi merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dapat mengurangi kecemasan dan secara otomatis dapat menurunkan kadar gula darah. Relaksasi dapat mempengaruhi hipotalamus untuk mengatur dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis. Stres tidak hanya dapat meningkatkan kadar gula darah secara fisiologis. Pasien dalam keadaan stres juga dapat mengubah pola kebiasaannya yang baik, terutama dalam hal makan, latihan dan pengobatan (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2008). Lane, McCaskill, Ross, Feinglos, dan Suwit (1993) dalam Kelley dan Barrett (1999) telah melakukan penelitian tentang efek relaksasi bagi pasien DM tipe 2. Jumlah subjek yaitu 38 orang. Kelompok kontrol dan intervensi



menunjukkan perbaikan kadar gula darah, tetapi pada kelompok kontrol tidak signifikan. Penelitian ini menyarankan relaksasi bagi pasien DM tipe 2. Selain itu, Feinglos, Hastedt, dan Surwit (1987) dalam Kelley dan Barrett (1999) telah meneliti pengaruh terapi relaksasi pada pasien DM. Total 21 subjek dipilih sebagai partisipan, dengan masing-masing 10 partisipan pada kelompok intervensi dan kontrol. Subjek diminta melakukan relaksasi dua kali sehari selama tujuh hari. Subjek pada kelompok kontrol tidak melakukan relaksasi, diet, dan kontrol insulin. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan, sehingga peneliti menyarankan agar senantiasa melatih pasien DM melakukan relaksasi. Terapi dengan teknik relaksasi selama ini belum pernah diberikan pada pasien DM tipe 2. Penanganan pasien dengan DM tipe 2 di pelayanan kesehatan umumnya hanya dengan terapi konvensional. Perawat belum memberikan terapi relaksasi, padahal relaksasi tersebut dapat setara maknanya dengan obat penurun gula darah baik oral maupun insulin yang disuntikkan. Surwit et al. (2002) dari Duke University Medical Centre, Amerika, menyatakan bahwa teknik-teknik penanganan stres bila disertai dengan perawatan standar bisa membantu menurunkan kadar glukosa darah. Penurunan yang dicapai juga hampir sebesar hasil yang bisa diharapkan dari obat-obatan pengendali diabetes. Surwit bersama timnya meneliti 108 pasien DM tipe 2 dan penderita DM akut pada orang dewasa. Semua responden menjalani sesi edukasi DM selama 30 menit dan separuh responden juga diminta mengikuti panduan mengatasi stres. Setelah setahun, sebanyak 32% pasien yang mendapat pengetahuan tentang penanganan stres tercatat mengalami penurunan gula darah satu persen atau lebih. Sementara penurunan kadar gula darah hanya 12% di antara responden yang tidak memiliki pengetahuan mengatasi stres. Surwit selanjutnya menyatakan bahwa stres mempengaruhi DM secara langsung.



B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Sebuah Rumah Sakit Di Tasikmalaya. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui kagar gula darah sebelum dilakukan tindakan relaksasi b. Untuk mengetahui kagar gula darah setelah dilakukan tindakan relaksasi C. Konsep Dasar Teknik relaksasi merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dapat mengurangi kecemasan dan secara otomatis dapat menurunkan kadar gula darah. Relaksasi dapat mempengaruhi hipotalamus untuk mengatur dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis. Kelompok kontrol dan intervensi menunjukkan perbaikan kadar gula darah, tetapi pada kelompok kontrol tidak signifikan. Penelitian ini menyarankan relaksasi bagi pasien DM tipe 2. Subjek diminta melakukan relaksasi dua kali sehari selama tujuh hari. Subjek pada kelompok kontrol tidak melakukan relaksasi, diet, dan kontrol insulin. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan, sehingga peneliti menyarankan agar senantiasa melatih pasien DM melakukan relaksasi. D. Evaluasi Hasil EBN Metode Penelitian 1. Judul Jurnal Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Sebuah Rumah Sakit Di Tasikmalaya. 2. Peneliti Asep Kuswandi, Ratna Sitorus, Dewi Gayatri 3. Tahun Penelitian Tahun 2008 4. Telaah Kritis Jurnal Keperawatan a. Metode Penelitian 1) Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Sebuah Rumah Sakit Di Tasikmalaya.



2) Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen pre dan post test, menggunakan kelompok kontrol. 3) Metode sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 pasien di sebuah rumah sakit di Tasikmalaya, dengan perincian masing-masing 50 pasien pada kelompok intervensi dan kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara purposed sampling. Sampel dipilih sesuai kriteria inklusi yaitu pasien rawat inap, maksimal memiliki tiga komplikasi dari lima komplikasi yang umum terjadi pada DM tipe 2, menu dan porsi makan terkontrol.



4) Hasil Penelitian Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara kelompok interaksi dan kelompok kontrol.Berikut ini penjelasan karakteristik responden dan perbedaan penurunan KGD antara kelompok intervensi dan kontrol.Rerata umur responden 47 tahun, paling banyak pada usia 35-46 tahun (62%). Kelompok laki-laki dan perempuan sama jumlahnya. Komplikasi paling kelompok laki-laki dan kelompok perempuan baik pada kontrol maupun intervensi tidak jauh berbeda dalam pola perubahan KGD. Hal ini terlihat pada grafik 2, dimana garisnya terlihat hampir berdekatan satu sama lain pada setiap kelompok. Penyakit DM tipe 2 merupakan penyakit dengan karakteristik peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) akibat gangguan sekresi insulin, aktivitas insulin atau keduanya, sehingga perlu insulin. Adapun yang perlu diperhatikan pemberian insulin adalah diberikan saat puncak, cara penyimpanan insulin, persiapan dan rotasinya, serta teknik penyuntikannya. Akibatnya, rentang dosis insulin cukup jauh, yaitu mulai dari 24 unit sampai dengan 36 unit. Penyakit ini dapat dipengaruhi oleh umur, gaya hidup, jenis kelamin, dan dapat menyebabkan komplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 pasien yang telah dilakukan intervensi maupun kontrol mengalami penurunan kadar gula darah, didapatkan hasil sebagai berikut : Kelompok Intervensi : 1. Ny. M : Pretest GDS = 289 mg/dl



Postest GDS = 261 mg/dl 2. Tn. S



: Pretest GDS = 171 mg/dl Postest GDS = 158 mg/dl



3. Ny. K : Pretest GDS = 394 mg/dl Postest GDS = 357 mg/dl 4. Ny. D : Pretest GDS = 243 mg/dl Postest GDS = 218 mg/dl 5. Tn. J



: Pretest GDS = 169 mg/dl Postest GDS = 147 mg/dl



Kelompok Kontrol : 6. Tn. H



: Pretest GDS = 452 mg/dl Postest GDS = 426 mg/dl



7. Tn. U



: Pretest GDS = 267 mg/dl Postest GDS = 231 mg/dl



8. Ny. N : Pretest GDS = 183 mg/dl Postest GDS = 147 mg/dl 9. Ny. B



: Pretest GDS = 351 mg/dl Postest GDS = 327 mg/dl



10. Ny. C



: Pretest GDS = 159 mg/dl Postest GDS = 140 mg/dl



b. Analisis dengan PICOT 1) P : Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 pasien di sebuah rumah sakit di Tasikmalaya, dengan perincian masing-masing 50 pasien pada kelompok intervensi dan kontrol. 2) I : Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan metode pre dan post test, menggunakan kelompok kontrol artinya pengumpulan data dilakukan sebelum atau sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Teknik pengambilan sample adalah dengan cara purposed sampling. Sample dipilih sesuai kriteria inklusi yaitu pasien rawat inap. ( apa yg dilakukan) 3) C : pembanding pada jurnal ini adalah perbedaan antara kelompok interaksi dan kelompok kontrol. (perbandingan)



4) O : Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara kelompok interaksi dan kelompok kontrol. Berikut ini penjelasan karakteristik responden dan perbedaan penurunan KGD antara kelompok intervensi dan kontrol.Rerata umur responden 47 tahun, paling banyak pada usia 35-46 tahun (62%). Kelompok laki-laki dan perempuan sama jumlahnya. Komplikasi paling kelompok laki-laki dan kelompok perempuan baik pada kontrol maupun intervensi tidak jauh berbeda dalam pola perubahan KGD. Hal ini terlihat pada grafik 2, dimana garisnya terlihat hampir berdekatan satu sama lain pada setiap kelompok. 5) T : Teknik ini dilakukan secara rutin selama 10 menit, dua kali sehari dalam keadaan perut kosong, selama 7 hari. c. Kelebihan Jurnal Kelebihan dari penerapan jurnal ini secara rutin dapat membantu pasien DM tipe 2 untuk mengontrol gula darah dan dapat mencegah untuk menggunaan insulin, sehingga hasil penelitian jurnal ini dapat dijadikan wacana bagi pelayanan kesehatan khususnya RSUD dr. H. Soewondo Kendal agar dapat mengimplementasikan relaksasi sebagai intervensi non farmakologi dalam meningkatkan pemenuhan kesehatan. d. Kekurangan Jurnal Kekurangan dalam



jurnal penelitian ini adalah relaksasi tidak



langsung menurunkan kadar gula darah melainkan harus melalui tahapan dan proses serta rutin dilakukan. e. Implikasi Jurnal Intervensi relaksasi ini dapat dilakukan kepada semua usia penderita DM tipe 2, baik laki-laki maupun prempuan, sehingga hasil penelitian jurnal ini dapat dijadikan wacana bagi RSUD dr. H. Soewondo Kendal agar dapat menerapkan



atau



mengimplementasikan



relaksasi



sebagai



nonfarmakologi dalam meningkatkan pemenuhan kesehatan.



intervensi



E. Cara (SOP) Adapun langkah-langkah melakukan relaksasi dalam menurunkan kadar gula darah, yaitu : Langkah-langkah teknik relaksasi yang diajarkan kepada responden adalah sebagai berikut, pasien dianjurkan mengenakan pakaian longgar serta tidak memakai kaca mata dan sepatu. Pasien berbaring pada posisi yang nyaman dengan leher dan lutut ditopang bantal/guling. Kemudian, pasien diminta untuk memejamkan mata, mengatur nafas secara pelan dan dalam selama satu menit. Pengaturan nafas dengan cara menarik nafas melalui hidung dan mengencangkan semua otot dalam tiga hitungan. Setelah itu, nafas dikeluarkan pelan-pelan dari mulut selama tiga hitungan sambil mengendurkan semua otot tersebut. Selanjutnya, mata dipejamkan mata lebih kuat dan alis dikerutkan selama tiga hitungan lalu mata dibuka kembali dan otot-otot wajah dikendurkan kembali. Langkah selanjutnya yaitu dengan menarik dagu ke arah leher selama tiga hitungan lalu mengembalikan dagu ke posisi semula. Langkahlangkah kontraksi dan relaksasi dilanjutkan pada tangan kanan dan kiri dengan mengepal sekuatnya selama tiga hitungan lalu mengendurkannya kembali. Siku ditekuk sekuatnya,bahu diangkat dan perut ditahan sekuatnya selama tiga hitungan. Ujung jari-jari kaki kanan dan kiri ditarik ke arah perut sekuatnya selama tiga hitungan pada saat yang sama. Kemudian, tarik ujung jari-jari kaki kanan dan kiri ke bawah selama tiga hitungan. Akhiri rangkaian langkah tersebut dengan menarik nafas dalam dan berkata: “saya merasa nyaman dan tenang”. Teknik ini dilakukan secara rutin selama 10 menit, dua kali sehari dalam keadaan perut kosong.



F. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologis. DM terjadi akibat tubuh tidak menghasilkan/memakai insulin sebagaimana mestinya. DM biasanya karena faktor genetik dan obesitas. Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.



Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes diet, latihan, pemantauan, terapi (jika diperlukan), pendidikan. Salah satu latihan yang dapat diberikan adalah relaksasi.



2. Saran Terapi relaksasi ini sangat bermanfaat bagi pasien DM tipe 2 akan lebih baik bagi perawat untuk mengajarkan terapi ini sebagai tindakan keperawatan, selain menjalankan terapi yang diberikan berdasarkan advice dari dokter.



DAFTAR PUSTAKA



KuswandiAsep, Ratna Sitorus, &Dewi Gayatri. 2008. Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Sebuah



Rumah



Sakit



Di



Tasikmalaya.



E-JKI



www.



JurnalKeperawatanIndonesia.co.id Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku saku patofisiologi.Jakarta :EGC Herdman,T.Heathe. 2012. Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC. Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 20122014. Jakarta: EGC. Nurarif, Huda Amin & Hardhi Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA NIC-NOC 2015. Jogjakarta: Mediaaction Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC. Syamsuhidayat. 2007. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Sudoyo, Aru W. 2009. Ilmu Penyakit dalam.Jakarta : EGC