Analisa Sintesa Tindakan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN Di susun dalam rangka memenuhi tugas State Keperawatan Dasar



Di susun Oleh : SURIANA 14420202106



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSTAS MUSLIM INDONESIA MAKASSSAR 2021



LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA ________________________________________________ Nama Klien



: Ny. H



Umur



: 57 tahun



Diagnosa Medik



: Trauma Tumpul Laceratum



No.RM



: 284421



Tanggal Tindakan



: Sabuu, /12/2020 pukul 10.00



1. Diagnosa Keperawatan : DS : -



Klien mengatakan merasakan nyeri yang disebabkan karena terjatuh dari motor pada saat kecelakaan



DO: -



Klien tampak meringis



-



Skala nyeri 4 (sedang)



Diagnosa keperawatan : Nyeri akut 2. Dasar Pemikiran Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri,  dari tempat tidur ke kursi roda yang dilakukan oleh satu atau dua orang perawat. 3. Tindakan Keperawatan yang dilakukan Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda. 4. Prinsip Tindakan a.



 Persiapan a) Persiapan Alat : Kursi roda  dan handscun atau sarung tangan (jika perlu) b) Persiapan Pasien :  Pasien berada di tempat tidur  Jelaskan prosedur pada pasien c) Persiapan Tempat :  Atur posisi tempat tidur pada posisi yang tepat,  Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur,



b.  Prosedur Kerja:  Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan di lakukan pada pasien  Posisikan kursi roda 450 dari arah tempat tidur pasien dan pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci  Bantu pasien duduk di tempat tidur  Kaji postural hipotensi  Instruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi tempat tidur  Instruksikan pasien untuk mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul  Instruksikan pasien untuk meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi tempat tidur sedangkan kaki yang lemah berada di depannya  Meletakkan tangan pasien di atas permukaan tempat tidur atau diatas kedua bahu perawat 



Perawat berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang



 Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat  Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda. Siap untuk 



melakukan gerakan Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak bersama menuju korsi roda



5. Analisa Tindakan Memindahkan pasien untuk pemeriksaan. 6.



Bahaya dan Pencegahan Pasien dapat terjatuh Pencegahanya : perawat harus hati-hati ketika memindahkan pasien.



7. Hasil yang didapatkan dan Maknanya Didapatkan posisi pasien aman dan nyaman 8. Tindakan Keperawatan Lain Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar 9. Evaluasi Diri Penulis melakukan kegiatan secara mandiri, sesuai SOP.



ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR PEMBERIAN TERAPI O2 NASAL KANUL Nama Klien Umur Alamat Diagnosa Medik No. RM



: Tn. S : 57 Tahun : Jl. Lamasi Luwu : CHF (congestive heart failure) : 278 187



1. Diagnosa keperawatan: Data Subyektif dan data obyektif yang menghasilkan satu diagnose a. PengkajianData 



Data subjektif : Pasien mengatakan sesak







Data objektif : Tekanand



arah



160/100



mmHg,



nadi



102x/menit,



RR



28x/menit,



36,50C.dispnea, warna kulit pucat, gelisah Hasil pemeriksaan fisik Paru Inspeksi



Thoraks simetris,klien  menggunakan otot bantu nafas



Palpasi



dan  terdapat



retraksi



dinding



dada, Respiratory Rate 28x/menit. Gerakan parusaat inspirasi dan ekapirasi sama, tidakt erdapat massa, tidak terdapat fraktur pada daerah thorak, terpasang elektroda



Perkusi Auskultasi



Sonor Tidak terdapat suara tambahan, bunyi nafas vesikuler



b. Diagnosa keperawatan



suhu



Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler 2. Dasar pemikiran Gagal jantung kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien. Gagal jantung kengestif dapat disebabkan oleh :kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload), Peradangan dan penyakit   myocardium  degenerative, Penyakit jantung lain, dan factor sistemik. 3. Tindakan keperawatan yang dilakukan Pemberian terapi O2 nasal kanul 5 liter 4. Prinsip Tindakan 



Definisi Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan kedalam paru melalui saluran pernapasan denngan menggunakan alatk husus







Tujuan 1)  Memenuhi kekurangan oksigen 2)  Membantu kelancaran metabolism 3)  Sebagai tindakan pengobatan 4)  Mencegah hipoksia 5)  Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung







Prosedur Terapi dilakukan pada penderita : 1)  Dengan anoksia atau hipoksia



2)  Dengan kelumpuhan alat – alat pernapasan 3)  Selama dan sesudah dilakukan norcoseumum 4)  Tiba – tiba menunjukkan tanda – tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu 5)  Terdapat trauma paru 6)  Dalam keadaan coma 



Persiapan Alat : 1) Tabung oksigen beserta isinya 2) Regulator dan flow meter 3) Masker atau nasal kanul 4) Selang penghubung







Pasien : 1) Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan 2) Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai







Perawat : 1)  Amati tanda – tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian 2)  Jauhkan hal – hal yang dapat membahayakan, misalnya :api yang menimbulkan kebakaran 3)  Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol 4)  Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai 5)  Nasal kanul atau masker harus dibersihkan, di desinfeksi dan disimpan kering 6)  Pemberian oksigen harus hati – hati terutama pada penderita penyakit paru konis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi, hypercarbia diikuti penurunan kesadaran



7)  Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan – pelan sesuai kebutuhan 



Cara kerja 1)  Mengucapkan salam 2)  Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3)  Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya 4)  Cucitangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan 5)  Hubungkan nasal kanul atau masker dengan selang oksigen kebotol pelembab 6)  Pasang kepasien 7)  Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan 8)  Pasien dirapikan kembali 9)  Peralatan dibersihkan 10)  Mencuci tangan 11)  Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan



5.  Analisa tindakan Pemberian oksigen dimaksudkan untuk  memberikan tambahan oksigen pada klien yang mengalami sesak nafas akibat perubahan membran alveolar kapiler. 6. Bahaya dan Pencegahan 



Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.







Pencegahan : Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-obat tertentu, dan latihan fisik.



7.  Hasil yang di dapatkan dan maknanya S :mengatakan sesak sudah berkurang O : - Klien tampak rileks - Akral masih dingin - RR : 24x/menit A :Masalah teratasi P :-Pertahankan intervensi 8. Tindakan keperawatan lainnya a. Pemberian terapi nebulizer dengan atrovent 1 cc, diencerkan dengan Nacl 9% 1cc b. Pemberian obat bronkodilator dan mukolitik. c. Pemasangan infus d.  Pemeriksaan GDS (104 g/dl) e. Pemeriksaan rekam EKG 9. Evaluasi Diri Kelebihan : Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul ataupun masker tanpa bantuan dari perawat. Kekurangan : Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena yang dilaksanakan hanya tindakan yang darura saja.



LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM _____________________________________



Nama Klien



: Ny. H



Umur



: 30 Tahun



Diagnosa Medik



: CKR



No.RM



: 352056



Tanggal Tindakan



: Sabtu, /12/2020 pukul 10.00



1. Diagnosa keperawatan: 



Data subjektif: pasien mengeluh nyeri, pasien mengatakan skala nyeri di angka 6 (nyeri sedang).







Data objektif: pasien tampak mengernyitkan dahi



2. Dasar pemikiran Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan emosional (SDKI PPNI, 2016), sedangkan nyeri adalah pengalaman sensori dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan jaringan tubuh (Wahyudi & Abd. Wahid, 2016) 3. Tindakan keperawatan yang dilakukan Memberikan terapi relaksasi nafas dalam 4. Prinsip tindakan  Tahap prainteraksi a. Membaca status pasien b. Mencuci tangan c. Menyiapkan alat  Tahap orintasi a. Memberikan salam teraupetik b. Validasi kondisi pasien c. Menjaga privacy pasien



d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga  Tahap kerja 1) Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang dipahami/jelas 2) Atus posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik 3) Instruksikan pasien untuk melakukan tarik napas dalam sehingga rongga paru berisi udara, intruksikan pasien dengan cara perlahan. 4) Menghembuskan udara membiarkannya keluar dari setiap anggota tabuh, pada saat bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhataiannya pada sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa nikmatnya rasanya 5) Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2) menit 6) Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya dengan cara perlahan 7) Merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki menuju keparu-paru seterusnya rasakan udara mengalir keseluruh bagian anggota tubuh 8) Minta pasien untuk memusatkan perhatian pad kaki dan tangan dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki dan rasakan kehangatannya 9) Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan rasakan kehangatanya 10) Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bila rasa nyeri kembali lagi 11) Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara mandiri  Tahap terminasi a. Evaluasi hasil kegiatan b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya c. Akhiri kegiatan dengan baik d. Cuci tangan  Dokumentasi a. Catat waktu pelaksaan tindakan b. Catat respon pasien



c. Paraf dan nama perawat juga 5. Analisa tindakan Melakukan teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu manajemen dalam membantu untuk meringankan rasa nyeri. 6. Bahaya dan pecegahan Terapi relaksasi napas dalam tidak diberikan pada pasien yang sesak napas. 7. Hasil yang didapatkan dan maknanya S : klien mengatakan nyerinya berkurang O : klien nampak rileks A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan relaksasi napas dalam selama 1x24 jam pasien menyatakan skala nyeri berkurang dari 6 (nyeri sedang) ke 4 (nyeri sedang). 8. Tindakan keperawatan lain Tidak ada tindakan lain yang dilakukan. 9. Evaluasi diri Tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur.



ANALISA SINTESA KEPERAWATAN DASAR TERAPI INTRAVENA Nama Klien



: Tn.S



Umur



: 32 tahun



Alamat



: Jl. Perintis kemerdekaan 7



Diagnosa Medik



: Demam Thypoid



No.RM



: 278754



1. Diagnosa Keperawatan Hipertermi b/d proses penyakit a. Data Subjektif :-klien mengatakan demam -klien mengatakan pusing -klien mengatakan nyeri perut -klien mengatakan mual dan muntah b. Data Objektif



:-suhu tubuh 38,7 -klien nampak lemah



2. Dasar Pemikiran Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Penyakit ini ditandai dengan panas yang berkepanjangan. Terjadinya penularan bakteri salmonella typhy sebagian besar melalui makanan/minuman yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama dengan tinja/feses. 3. Tindakan Keperawatan yang dilakukan Melakukan tindakan terapi intravena/pemasangan infus  Fase Prainteraksi Persiapkan alat  Fase Orientasi a. Member salam terapeutik b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan tindakan d. Menjelaskan prosedur tindakan e. Minta persetujuan klien  Fase Interaksi a. Cuci tangan dan pakai handscoen b. Pasang sampiran c. Atur posisi klien d. Sambungkan botol cairan dan infus set



e. Alirkan cairan pada infus set sampai tidak ada udara f. Pilih kateter IV yang tepat g. Pasang tourniquet pada lengan klien h. Pilih tempat yang akan dilakukan penyuntikan i. Desinfeksi terlebih dahulu menggukan alkohol swab sebelum melakukan penyuntikan j. Lakukan penyuntikan pada vena yang telah ditentukan k. Sambungkan infus set dengan kateter IV l. Fiksasi dan atur tetesan cairan sesuai anjuran m. Rapikan alat n. Lepas handscoen dan cuci tangan  Fase Terminasi a. Lakukan evaluasi sesudah melakukan tindakan b. Menyampaikan rencana tindak lanjut c. Dokumentasi 4. Prinsip-Prinsip Tindakan a. Pastikan jenis cairan sesuai dengan yang dianjurkan b. Jumlah tetesan cairan sesuai dosis c. Pastikan kateter IV masuk pada pembuluh darah vena 5. Analisa Tindakan Keperawatan Tujuan dilakukan tindakan pemasangan infus adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan cairan tubuh yang hilang, memudahkan untuk pemberian obat melalui intravena. 6. Bahaya dan Pencegahan a. Bahaya



:-resiko infeksi pada daerah yang terpasang infus -edema pada daerah sekitar pemasangan infus



b. Pencegahan



:-ganti infus setelah pemakaian tiga hari -pastikan kateter IV masuk pada pembuluh darah vena



7. Hasil yang didapat dan Maknanya S



: klien mengatakan demam



O



: suhu tubuh 38



A



: masalah belum teratasi



P



: lanjutkan intevensi



8. Tindakan Keperawatan Lain a. Kompres hangat/dingin b. Observasi suhu tubuh c. Kolaborasi pemberiaan obat d. Observasi TTV 9. Evaluasi Diri Sudah dapat melakukan tindakan secara mandiri namun masih perlu dipantau oleh perawat jaga.