Analisis Aktivitas Investasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan dan Penialaian Aset



Oleh Anggota kelompok: SAFINA NOVITASARI



115020307111031



ARI PUTRI R



115020307111042



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014



ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan. A. KAS DAN SETARA KAS Kas, aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, money orders, dan cek. Setara kas juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap dikonversi menjadi kas, dan (2) hampir jatuh tempo sehingga resiko perubahan harga yang disebabkan pergerakan tingkat bunga yang hanya minimal. B. PIUTANG Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. 1. PENILAIAN PIUTANG Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba perusahaan yang saling terkait. Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya. Meskipun keputusan mengenai ketertagihan dapat dibuat kapan saja, ketertagihan piutang dalam satu kelompok hanya dapat diestimasi berdasarkan pengalaman masa lalu, dengan penyisihan yang layak berdasarkan ekonomi saat ini, industri, dan kondisi debitur. 2. ANALISIS PIUTANG Risiko kolektibilitas. Sebagian besar penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu, meskipun penyisihan dilakukan untuk ekonomi terkini yang membaik, industri, dan kondisi debitur. Alat analisis untuk memeriksa ketertagihan atau kolektibiltas mencakup: •



Membandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis







Memeriksa



konsentrasi



pelanggan-resiko



meningkat



jika



piutang



terkonsentrasi pada satu atau sedikit pelanggan. •



Menghitung dan menyelidiki tred periode rata-rata kolektibilitas piutang dibandingkan



dengan



syarat



kredit



pelanggan



untuk



industri



yang



bersangkutan •



Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan dari piutang atau wesel tagih masa lalu.



Keaslian piutang. Deskripsi piutang pada laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan biasanya tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai apakah piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih. Pemahaman mengenai praktik industri dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Faktor lain yang mempengaruhi keandalan adalah hak pengembalian barang. Sekuritisasi piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua atau sebagian piutangnya pada pihak ketiga,. Praktik ini disebut anjak piutang atau sekutirisasi. Piutang dapat dijual dengan recourse atau tanpa recourse pada pembeli. C. BEBAN DIBAYAR DI MUKA Beban dibayar di muka merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang yang belum diterima. Beban dibayar di muka biasanya dikelompokkan dalam aset lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan yag jika tidak ada akan membutuhkan penggunaan aset lancar lain. PERSEDIAAN A. AKUNTANSI DAN PENILAIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabkan oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian aset. Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan dagang: Persediaan awal+pembelian bersih-HPP=persediaan akhir 1. ARUS BIAYA PERSEDIAAN



FIFO-metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama dijual. LIFO-metode ini mengasumsikan persediaan yang dibeli terakhir merupakan unit yang pertama dijual. AVERAGE



COST-metode



ini



mengasumsikan



bahwa



unit



dijual



tanpa



memperhatikan urutan pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata-rata. B. ANALISIS PERSEDIAAN 1. DAMPAK BIAYA PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar terkini. 2. DAMPAK BIAYA PERSEDIAAN TERHADAP NERACA Dalam periode harga meningkat, dan dengan sumsi persediaan belum melikuidasi lapisan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga jauh yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantinya. Hasilnya neraca perusahaan yang menggunakan LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam perusahannya. 3. DAMPAK BIAYA PERSEDIAAN TERHADAP ARUS KAS Peningkatan laba kotor dengan menggunakan metode FIFO menyebabkan laba sebelum pajak menjadi lebih tinggi, dan karenanya utang pajak menjadi tinggi pula. Pada periode dimana harga meningkat, peusahaan dapat terjebak pada pengurangan arus kas karena mereka harus membayar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan yang terjual pada biaya pegganti yang lebih tinggi dibandingkan biaya persediaan awal. 4. BIAYA PERSEDIAAN MANUFAKTUR DAN DAMPAK PENINGKATAN PRODUKSI Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen: •



Bahan baku atau bahan mentah-biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat produk







Tenaga kerja-biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk jadi







Overhead-biaya



tidak



langsung



pada



proses



manufaktur,



seperti



penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasarana. 5. BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI PASAR, MANA YANG LEBIH RENDAH Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atas valuasi persediaan adalah menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih rendah (lower of market-LOCOM). Aturan LOCOM menyatakan bahwa jika harga pasar persediaan turun melebihi biaya perolehan persediaan untuk alasan apapun maka nilai persediaan diturunkan untuk mencerminkan kerugian ini. Nilai atau harga pasar dijabarkan sebagai biaya pengganti terkini melalui pembelian atau produksi. Meskipun begitu, nilai pasar tidak boleh melebihi nilai realisasi bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin keuntungan normal. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan operasi lebih dari satu periode. Aset tetap berwujud antara lain bangunan, pabrik dan peralatan. Sedangkan untuk aset tetap tak berwujud antara lain paten, merk dagang, copyright, goodwill. Akuntansi Aset Jangka Panjang •



Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai Kapitalisasi untuk : a. Aset berwujud : aset dicatat pada nilai perolehan b. Aset tak berwujud : biaya internalnya segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca. Area yang paling bermasalah untuk profesi akuntansi adalah kapitalisasi biaya pengembangan perangkat lunak. Kapitalisasi untuk internal, harus dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang masa manfaat yang diharapkan. Untuk yang eksternal, dikapitalisasi dan diamortisasi hanya teknologi. Alokasi ada 3 yaitu



jika perangkat tersebut mencapai fisibilitas



a. Penyusutan (depresiasi) : untuk aset tetap b. Amortisasi : untuk aset tak berwujud c. Deplesi : untuk sumber daya alam 3 faktor yang menentukan nilai alokasi biaya a. Periode manfaat b. Nilai sisa c. Metode alokasi Penurunan Nilai dilakukan apabila arus kas yang diharapkan lebih kecil daripada nilai tercatat aset, dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar. 2 distorsi terkait dengan dengan penurunan nilai : a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan b. Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi laba bersih sementara berpotensi meningkaatkan kegunaan nilai aset pada neraca Kapitalisasi vs Pembebanan : Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio •



Dampak Kapitalisasi terhadap Laba Dampak terhadap laba : a. Menangguhkan pengakuan biaya = menghasilkan laba yang lebih tinggi pada saat akuisisi, dan laba yang rendah untuk selanjutnya b. Menghasilkan serial perataan laba







Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan rasio tingkat pengembalian investasi. Kapitalisasi mempengaruhi baik laba maupun basis investasi pada rasio tingkat pengembalian investasi.







Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas Pada pembebanan biaya aset langsung, rasio solvabilitas mencerminkan kondisi perusahaan lebih buruk dari kondisi sebenarnya, karena pembebanan tersebut menyebabkan ekuitas dinyatakan terlalu rendahh untuk yang memiliki aset produktif







Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi



Jika aset dikapitalisasi, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas investasi, maka arus kas keluar operasi terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun akuisisi dibandingkan dengan kapitalisasi biaya. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam •



Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan Penilaian dari aset tetap ini menggunakan prinsip biaya historis, yaitu mencatat aset sesuai harga beli. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset.







Menilai Sumber Daya Alam Sumber daya alam merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber daya. Dilaporkan sebesar biaya historis dan ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi dan pengembangan. Biaya ini dibebankan saat sumber daya tersebut dipindahkan, dikonsumsi atau dijual. Perusahaan juga mengalokasi biaya sumber daya alam pada jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia yang juga biasa disebut sebagai deplesi.



Penyusutan •



Tingkat Penyusutan a. Umur Manfaat Asumsi ini dibuat berdasar kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan informasi mengenai fisik dan sifat produktifnya. Kerusakan merupakan salah satu alasan adanya umur manfaat ini. Integritaas penyusutan dan penentuan laba bergantung pada estimasi yang cukup akurat dan revisi masa manfaat yang tepat waktu, yang idealnya tidak dipengaruhi oleh insentif manajemen yang terkait dengan waktu pengakuan laba. b. Metode Alokasi 



Garis lurus Mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penggunaan metode ini adalah kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu. Analisis harus waspada pada kelemahan konseptual ini yaitu kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi karena



penyusutan pada tahun awal sama dengan tahun berikutnya. Dan juga penyusutan ini menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengembalian aset sepanjang waktu. 



Dipercepat Mengalokasi biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola semakin menurun. Tujuan dari metode ini adalah pajak, yaitu percepatan alokasi biaya dan berikut penangguhan laba kena pajak. Konsep yang mendukung metode ini addalah beban penyusutan yang semakin kecil sepanjang waktu merupakan kompensasi atas 1) Peningkatan biaya perbaikan dan perawatan 2) Pennurunan pendapatan dan efisiensi operasi 3) Peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset berumur dimasa depan. Dua metode dipercepat antara lain yaitu saldo menurun dan jumlah angka tahun.







Khusus Ditentukan pada industri tertentu, seperti baja dan mesin berat. Metode ini mengkaitkan penyusutan dengan pada aktivitas atau entitas penggunaan aset. Pada metode ini perlu menelaah estimasi masa manfaat secara periodik untuk tetap valid dibaawah kondisi yang berubah.







Deplesi Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau produksi. Perbedaan dengan penyusutan adalah jika penyusutan adalah alokasi biaya aset produktif sepanjang waktu, sedangkan deplesi adalah alokasi biaya berdasar unit yang dieksploitasi dari sumber daya alam. Deplesi tergantu pada produksi, jika menghasilkan ebih banyak maka biaya deplesi juga lebih tinggi pula. Analis harus memperhatikan kerumitan pada deplesi seperti keanddalan dalam mengestimasi pemulihan sumber daya. Harus menelaah estimasi ini secara periodik untuk membuktikan informasi telah semua tersampaikan.







Penurunan Nilai Akuntansi sekarang telah merefleksikan nilai masa kini, meskipun dengan dasar konservatif yaitu ketika aset yang telah disusutkan diestimasi lebih tinggi daripada nilai



estimasi sekarang, maka nilainya pada neraca diturunkan untuk merefleksikan nilai saat ini. Menganalisis Aset Tetap dan Sumber Daya Alam •



Menganalisis Penyusutan dan Deplesi Analis berfokus pada revisi masa manfaat aset. Revisi ini sering kali digunakan untuk memindahkan atau meratakan laba selama beberapa periode. Tiga kemungkinan tantangan analis pada perbedaan metode alokasi yang digunakan adalah 



Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak







Dampak pajak yang



menguntungkan menghasilkan dari penyusutan pajak yang



makin tinggi . 



Menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi dari awal tahun yang diperpanjang selama beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.



Analis dapat mempertimbangkan penyusutan tambahan berdasar percepatan dengan membagi jumlah pajak tangguhan dengan tarif pajak terkini. Analis juga harus memperhatikan informasi penyusutan dan juga tidak terfokus pada laba sebelum penyusutan. Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk itu digunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap total aset. Pengukuran lain yaitu rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, umur sisa rata-rata, dan rata-rata jangkauan total yang berhubungan dengan umur rata-rata dan umur sisa. Jika pengukuran tersebut digunakan oleh analis untuk membandingkan antar perusahaan, harus dilakukan dengan hati-hati karena beban penyusutan berubah tergantung metode alokasi serta asumsi masa manfaat dan nilai sisa. •



Analisis Penurunan Nilai 3 masalah anilisis penurunan nilai adalah 



Evaluasi kelayakan jumlah penurunan nilai







Evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai







Analisis efek penurunan nilai terhadap laba



ASET TAK BERWUJUD



Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian. Aset tak berwujud sering kali : 1. Tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan atau segmennya 2. Masa manfaat yang tidak terhingga 3. Mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif Akuntansi Aset Tak Berwujud •



Aset Tak Berwuujud dapat Diidentifikasi Merupakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Dicatat sebesar biayanya dan mengamortisasi biaya sepanjang periode manfaat. Tidak diperbolehkan menghapus untuk dibebankan pada saat akuisisi.







Aset Tak Berwujud tidak dapat Diidentifikasi Merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasi dan seringkali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Biaya pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan aset tak berwujud dibebankan saat terjadinya.







Amortisasi Aset Tak Berwujud Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak diidentifikasi, biaya ini selanjutnya diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jika aset tak berwujud mengalami penurunan nilai yang materiel (setelah uji pemulihan), maka aset diturunkan nilainya. Berdasar sstandar akuntansi goodwill tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai setiap tahunnya.



Menganalisis Aset Tak Berwujud Analisis harus waspada terhadap : 1. Saat mengevaluasi aset tak berwujud karena sering terjadi kesalahan penilaian 2. Goodwill yang dicatat hanya saat akuisisi, dan sebagian besar goodwill terdapat pada neraca. 3. Perlakuan amortisasi manajemen. Yaitu dengan meningkatkan laba yang dilaporkan dengan cara mengamortisasi aset tak berwujud sepanjang periode yang melebihi periode manfaat 4. Komposisi, penilaian dan disposisi goodwill.



Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tak Tercatat Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadinya. Jika goodwill dapat menghasilkan laba itu karena pembebanan pengembangan goodwill. Analis harus menyesuaikan aset dan kewajiban secara layak.