Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN



SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERUSAHAAN PADA PT BINTANG COSMOS MEDAN



Oleh



NAMA



: INGRID SILALAHI



NIM



: 050503141



DEPARTEMEN



: AKUNTANSI



Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009 Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



PERNYATAAN



Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT. Bintang Cosmos Medan” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program regular S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.



Medan, 08 Juni 2009 Yang Membuat Pernyataan



Ingrid Silalahi NIM. 050503141



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



KATA PENGANTAR



Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa motivasi, saran maupun bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MSi, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak., selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MSi, Ak., selaku Dosen Pembanding II. 4. Pimpinan dan para karyawan PT. Bintang Cosmos Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna penyelesaian skripsi ini, terutama kepada Bapak Tony Nauli Basa dan Ibu Reny Wijaya.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



5. Kedua Orangtua penulis, Bapak John Silalahi dan Ibu Johanna Hutagalung, yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



ABSTRAK



Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik peramalan serta metode penyusunan anggaran penjualan yang dilakukan perusahaan dan sejauh mana penggunaan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan pada PT. Bintang Cosmos Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus, yaitu dengan merinci suatu obyek tertentu, kemudian menginterpretasikan, dan menganalisis sehingga dapat memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi dan wawancara dengan kepala bagian keuangan dan akuntansi, serta kepala bagian penjualan. Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa anggaran penjualan dan realisasi periode tahun 2004 sampai 2008. Dari hasil penelitian diketahui bahwa PT. Bintang Cosmos Medan melakukan peramalan penjualan secara kualitatif dan dengan metode participative budgeting (top down and bottom up). Anggaran penjualan telah dijadikan sebagai standar dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan, namun perusahaan tidak melakukan analisis varians. Manajemen perusahaan hanya menggunakan anggaran untuk melihat besarnya varians yang terjadi antara anggaran penjualan dan realisasinya. Perusahaan juga tidak menetapkan standar varians, yang akan menghemat waktu dalam melakukan evaluasi kinerja. Oleh karena itu, perusahaan belum menggunakan anggaran penjualan dengan efektif dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan.



Kata kunci : Anggaran Penjualan, Analisis Varians, dan Evaluasi Kinerja.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



ABSTRACT The objective of this research is to know techniques and methods undertaken by the company to forecast sales budget and the extent of evaluating the performance of company management PT Bintang Cosmos Medan. The research methods used in this study is a descriptive research in the form of case studies, detailing a particular object, then interpreting it and analyzing it in order to to provide informations to solve problems encountered. The data used are primary and secondary data. Primary data in form of observations and interviews with the head of the financial and accounting management and the head of the sales as well. While the secondary data used in form of sales and the realization of the budget period in 2005 until 2008. From the results of the research we note that the PT Star Cosmos Medan do sales forecasting with the qualitative and participative budgeting method (top down and bottom up). Sales budget have been made as a standard in evaluating the performance of the management company, however the company do not perform analysis varians. Company management use only the amount of the budget to mesure the amount of varians between salse budget and its realization. The company also does not set any standard varians, which will save time in evaluating performance. Therefore, companies has not yet used the sales budget effectivelly in evaluating the performance of company management. Key words : Sales Budget, Variance Analysis, and Performance Evaluation.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



DAFTAR ISI halaman PERNYATAAN ………………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………………………………………….…… ii ABSTRAK ……………………………………………………………………………. iv ABSTRACT ......................................................................................................................v DAFTAR ISI ……………………………………………..………………………….. vi DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. ix DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. xi BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………….…………….………….. 1 B. Perumusan Masalah ……………………….………….……………. 4 C. Batasan Masalah ……………………….……………….………….. 5 D. Tujuan Penelitian ……………………….……………….………….. 5 E. Manfaat Penelitian ……………………….…………………….…… 5 F. Kerangka Konseptual ……………………….…………………….... 6



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran ……………….….……………………….. 7 2. Fungsi Anggaran ……………………….…………..………….. 10 3. Manfaat dan Kelemahan Anggaran ………………….………… 12



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



B. Anggaran Penjualan 1. Pengertian Anggaran Penjualan …………….………………… 13 2. Penyusunan Anggaran Penjualan ……………………………. 15 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan ………………………………………….. 18 4. Peramalan Penjualan …………………………………………. 19 C. Analisis Varians Penjualan ………………………………………. 35 D. Analisis Anggaran Penjualan Dalam Mengevaluasi Kinerja…….. 41 BAB III



METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 47 B. Jenis Data dan Sumber Data …………………………………....…. 47 C. Metode Analisis Data ………………………………………….….. 48 D. Responden ………………………………………………………… 48 E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ……………………………………... 49



BAB IV



HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat dan Aktivitas Perusahaan ……………………. 50 2. Kepegawaian dan Struktur Organisasi ………………………... 51 3. Peramalan dan Penyusunan Anggaran Penjualan …....……….. 58 B. Analisis Hasil Penelitian 1. Peramalan Penjualan ………………………………………….. 61 2. Metode Penyusunan Anggaran Penjualan ………………...….. 64



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



3. Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan …………………………………….. 66 BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………....... 72 B. Saran ……………………………………………………………. 73



DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 75 LAMPIRAN



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1



Judul Anggaran Penjualan The Norton Company, untuk tahun yang



Halaman 15



berakhir 31 Desember, 19B 2.2



Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat Terkecil



22



2.3



Peramalan Penjualan – Metode Momen



22



2.4



Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat



23



2.5



Standar Kesalahan Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat



25



Terkecil 2.6



Standar Kesalahan Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat



25



Terkecil 2.7



Standar Kesalahan Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat



26



2.8



Standar Kesalahan Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat



26



2.9



Analisis Korelasi – Metode Kuadrat Terkecil



28



2.10



Pengaruh Koefisien Korelasi



30



2.11



Penjualan Susu PT. Sederhana Periode 2002-2006



32



2.12



Penjualan Susu PT. Sederhana Semester I dan II Periode Tahun



35



2007 2.13



Laporan Kinerja PT. Sederhana Semester I Tahun 2007



37



2.14



Laporan Kinerja Terhadap Anggaran



45



4.1



Persentase Pencapaian Total Penjualan



60



4.2



Peramalan Penjualan- Metode Kuadrat Terkecil



63



PT. Bintang Cosmos Medan Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



4.3



Budget dan Realisasi Income Tahun 2005



68



4.4



Budget dan Realisasi Income Tahun 2006



68



4.5



Budget dan Realisasi Income Tahun 2007



69



4.6



Budget dan Realisasi Income Tahun 2008



69



4.7



Laporan Kinerja Terhadap Anggaran



70



PT. Bintang Cosmos, Tahun 2008.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran



Judul



1



Struktur Organisasi PT. Bintang Cosmos



2



Retur Penjualan



3



Faktur (invoice) jasa reparasi



4



Faktur Penjualan



5



Budget dan Realisasi Income Tahun 2005 & 2006



6



Budget dan Realisasi Income Tahun 2007



7



Budget dan Realisasi Biaya Tahun 2007



8



Budget dan Realisasi Income Tahun 2008



9



Budget dan Realisasi Biaya Tahun 2008



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk berkembang, tetap hidup (survive), serta memenuhi fungsi sosialnya. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui suatu perencanaan dan pengendalian yang baik. Semakin berkembangnya perusahaan akan semakin banyak pula jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan sehingga perencanaan dan pengendalian akan kegiatan tersebut menjadi lebih rumit. Perencanaan dan pengendalian ini juga diperlukan untuk menghindarkan perusahaan dari masalah yang kompleks akibat meningkatnya persaingan di dunia usaha. Perencanaan ini dinyatakan dalam bentuk anggaran atau lebih dikenal dengan nama budget. Anggaran sebagai suatu system cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, pelaksanaan (pengarahan & pemotivasian), pengendalian, dan evaluasi seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran sebagai alat bantu manajemen untuk jangka waktu tertentu dinyatakan dalam unit kuantitatif dan satuan moneter. Suatu anggaran disusun untuk mencoba memberikan jawaban dan memperkirakan kejadian yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini merupakan bagian dari fungsi perencanaan, karena merupakan proyeksi ke depan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka. Untuk itu dibutuhkan persiapan penyusunan anggaran yang matang, tajam, dan teliti. Salah satu perencanaan yang dibutuhkan perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan pendiriannya adalah perencanaan atas laba yang optimal yang dapat diwujudkan antara lain dalam suatu anggaran. Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Dalam proses penyusunan anggaran, langkah pertama adalah pembuatan ramalanramalan penjualan dan penyusunan anggaran penjualan. Anggaran penjualan digarap terlebih dahulu karena anggaran-anggaran lain tidak dapat disusun tanpa adanya estimasi penjualan. Anggaran penjualan berisi tentang berapa jumlah produk yang ditargetkan untuk dijual dan harga jual setiap produk yang memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang optimal pada masa yang akan datang. Anggaran penjualan sendiri disusun setelah ramalan penjualan dilakukan. Ramalan penjualan yang akurat meningkatkan manfaat anggaran penjualan sebagai dasar penyusunan anggaran perusahaan yang lain karena perusahaan dapat melengkapi rencana aktivitas lain setelah perusahaan mengetahui jumlah yang dianggarkan untuk dijual dalam suatu periode. Beberapa komponen utama yang terdapat dalam anggaran penjualan adalah penjelasan tentang kuantitas unit dan jenis produk perusahaan, harga jual produk, total harga jual, dan rincian daerah pemasaran. Anggaran penjualan sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran-anggaran lainnya harus disusun secara cermat dan sebaik mungkin. Karena bila terjadi banyak penyimpangan dalam realisasi anggaran penjualan terhadap anggaran penjualan maka sudah barang tentu anggaran-anggaran lainnya juga terjadi banyak penyimpanagan dalam realisasinya. Anggaran penjualan, sebagai alat bantu manajemen sangat berperan sebagai standar kinerja untuk mengevaluasi kinerja bagian penjualan. Pengevaluasian melalui anggaran penjualan erat kaitannya dengan fungsi anggaran penjualan sebagai alat pengendalian. Di sini anggaran penjualan digunakan untuk membandingkan antara



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



realisasi yang telah dicapai oleh bagian penjualan dengan rencana perusahaan dalam anggaran. Kegunaan anggaran itu sendiri bagi evaluasi kinerja bagian penjualan adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan pada khususnya dan manajemen pada umumnya, dan memaksimalkan penggunaan anggaran penjualan dalam evaluasi kinerja manajemen. Adapun fungsi anggaran menurut Supriyono (1999:343) dibagi atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Fungsi Perencanaan Fungsi Koordinasi Fungsi Komunikasi Fungsi Motivasi Fungsi Pengendalian dan Evaluasi Fungsi Pendidikan



Suatu penelitian yang telah ada terdahulu, salah satunya seperti mengevaluasi kinerja manajer pemasaran dengan melihat total pencapaian yang diperoleh dari total penjualan yang dinyatakan dalam persentase, karena adanya campur tangan manajer pemasaran dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaannya. Disini, penulis ingin menyampaikan bahwa evaluasi kinerja manajemen tidak hanya dilihat dari total pencapaian penjualan saja, tetapi juga: •



Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.







Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.







Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan.



PT. Bintang Cosmos merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kenderaan bermotor dengan merek Mercedes-Benz untuk wilayah Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Sumatera Utara di bawah naungan PT. Daimler-Chrysler Distribution Indonesia yang mulanya bernama PT. Star Motors Indonesia yang merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Mercedes-Benz untuk Indonesia. Adapun kenderaan yang dipasarkan adalah jenis truk, bus, dan sedan. Sampai saat ini ada tiga kegiatan usaha yang dilakukan PT. Bintang Cosmos, yaitu penjualan kenderaan bermotor, penjualan spareparts dan pemberian jasa reparasi untuk merk Mercedes-Benz. Penjualan produk kenderaan bermotor dan spareparts ini membutuhkan perencanaan yang baik yang kemudian disusun dalam suatu anggaran penjualan. Anggaran ini berisi kuantitas dan harga jual minimum yang harus dicapai oleh bagian penjualan untuk mendukung rencana perolehan pendapatan perusahaan. Hal inilah yang menjadikan anggaran penjualan sebagai suatu standar evaluasi kinerja bagian penjualan oleh manajemen perusahaan. Namun kenyataannya seringkali peranan anggaran penjualan sebagai standar kinerja tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya.



B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah : Bagaimana peramalan dan penyusunan anggaran penjualan serta penggunaan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan yang dilakukan oleh PT. Bintang Cosmos Medan?



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



C. Batasan Masalah Pembahasan anggaran penjualan perusahaan yang dilakukan oleh penulis hanya pada penjualan kenderaan bermotor, workshop, dan spareparts.



D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui teknik peramalan dan metode penyusunan anggaran penjualan pada perusahaan. 2. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan anggaran penjualan



dan



mengetahui



sejauh



mana



penggunaannya



dalam



mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan.



E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk mengetahui peranan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan pada khususnya dan manejemen pada umumnya. 2. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memanfaatkan anggaran penjualan. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang anggaran terutama anggaran penjualan.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



F. Kerangka Konseptual



Manajer Perusahaan



Bagian Penjualan PT. Bintang Cosmos Medan



Anggaran Penjualan



Evaluasi kinerja



Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan akan mengakibatkan anggaran yang lain juga menjadi salah. Mengingat arti pentingnya suatu anggaran penjualan bagi keseluruhan aktivitas perusahaan maka diperlukan pedoman dalam menyusun anggaran penjualan perusahaan dengan baik dan benar. Dengan adanya anggaran penjualan maka dapat dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan. Keuntungan dari peranan anggaran penjualan itu sendiri secara umum adalah sebagai pemicu bagi pihak-pihak yang terkait dalam aktivitas perusahaan untuk mencapai sasaran dalam anggaran, sekaligus sebagai dasar atau gambaran bagi bagian penjualan untuk merealisasikannya.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran Kata anggaran sudah sering kita dengar dalam kegiatan sehari-hari. Ada yang memahaminya sebagai target, ada yang mengatakan penghasilan atau biaya yang diproyeksikan/diharapkan, dan yang lainnya. Berdasarkan etimologi kata anggaran berasal dari bahasa Yunani yang artinya kantong, dompet, atau pundipundi. Istilah yang dipakai untuk menyebutkan anggaran dapat berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Karena tujuan akhir dari perusahaan pada umumnya adalah laba (profit) maka anggaran perusahaan juga sering disebut sebagai : •



Business Budget







Profit Planning and Control







Comprehensive Budgeting







Managerial Budgeting







Business Budget and Control



Anggaran pada dasarnya merupakan rencana kuantitatif terhadap kegiatan operasi perusahaan. Namun oleh beberapa penulis, anggaran dapat didefenisikan dengan lebih terperinci mengingat anggaran merupakan komponen utama dari perencanaan serta pengendalian. Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Berikut defenisi anggaran menurut beberapa penulis : Anggaran menurut Munandar (1997:1) ialah, “Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Shim & Siegel (2000:342), “Anggaran merupakan rencana kuantitatif dari kegiatan maupun program yang dinyatakan menurut nilai aktiva, modal, pendapatan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana tersebut ataupun dalam istilah kuantitatif lainnya seperti unit barang ataupun jasa.” Welsch (2000:1), “Perencanaan dan pengendalian laba yang menyeluruh sebagai suatu pendekatan sistematis dan formal untuk menjalankan tahapan penting dari fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen.” Dari ketiga defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran mencakup unsur-unsur sebagai berikut : a. Rencana Anggaran merupakan suatu rencana karena merupakan suatu penentuan terlebih dahulu aktivitas atau kegiatan yang akan datang. Dengan adanya rencana, maka perusahaan akan berjalan menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Hal ini



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang dijadikan pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan. c. Dinyatakan dalam unit moneter Anggaran dinyatakan dalam unit moneter, mengingat kegiatan perusahaan yang beraneka-ragam sering memiliki satuan unit yang berbeda-beda. Dengan satuan unit yang sama maka seluruh kegiatan perusahaan akan dapat dihitung, dianalisa, dan kemudian dapat disusun perencanaan yang terpadu yang memadai bagi perusahaan yang bersangkutan. d. Jangka waktu tertentu yang akan datang Anggaran perusahaan disusun untuk berbagai jangka waktu. Misalnya per minggu, per bulan, per triwulan, per semester, per tahun, atau per jangka waktu lebih dari satu tahun. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pihak manajemen dan kesepakatan yang ada dalam perusahaan. e. Sumber daya Perusahaan harus membuat perencanan mengenai sumber daya yang diperlukan dan yang tersedia, agar rencana operasi dapat direalisasikan dengan baik. Sistem anggaran yang digunakan perusahaan nantinya akan memberikan beberapa keuntungan antara lain memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan semangat bersaing yang sehat, membantu mengarahkan modal dan semua usaha-usaha Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



organisasi ke saluran yang paling menguntungkan serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar setiap bagian dalam perusahaan.



2. Fungsi Anggaran Fungsi Anggaran sebagai alat bantu manajemen menurut



Supriyono



(1999:343) dibagi atas: a. b. c. d. e. f.



Fungsi Perencanaan Fungsi Koordinasi Fungsi Komunikasi Fungsi Motivasi Fungsi Pengendalian dan Evaluasi Fungsi Pendidikan



Fungsi anggaran tersebut dijelaskan sebagai berikut: a.



Fungsi Perencanaan Anggaran sebagai alat perencanaan tertulis memberikan gambaran yang nyata tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai perusahaan.



b.



Fungsi Koordinasi Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan.



c.



Fungsi Komunikasi Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran. Komunikasi tersebut meliputi penyampaian informasi yang berhubungan dengan



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



tujuan, strategi, kebijaksanaan, pelaksanaan, penyimpangan yang timbul serta prestasi yang berhasil dicapai. d.



Fungsi Motivasi Anggaran berfungsi sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana di dalam melaksanakan tugas-tugasnya atau untuk mencapai tujuan. Motivasi ini dapat diberikan yaitu dengan pemberian insentif ataupun promosi jabatan bagi para pelaksana yang mencapai prestasi.



e.



Fungsi Pengendalian dan Evaluasi Anggaran



sebagai



alat



pengendalian



pada



dasarnya



adalah



membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan sehingga dapat ditentukan



penyimpangan



yang



timbul



apakah



merugikan



atau



menguntungkan bagi organisasi dan unit-unitnya. f.



Fungsi Pendidikan Dengan anggaran, para manajer dididik untuk bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin dan sekaligus dengan pusat pertanggungjawaban lain dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, anggaran bermanfaat untuk latihan kepemimipinan bagi para manajer agar dimasa depan mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi.



Anggaran



suatu



perusahaan



harus



disusun



setelah



perusahaan



mengembangkan suatu rencana strategis baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rencana strategis jangka panjang yang biasanya berjangka waktu lima tahun, membahas tentang investasi modal utama yang dibutuhkan untuk Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



mempertahankan fasilitas yang ada, meningkatkan kapasitas, pengembangan produk dan pengembangan pasar tertentu. Sementara rencana strategis jangka pendek yang dicapai dalam tahapan tahun demi yahun menggambarkan tentang tingkat penjualan, tingkat produksi dan biaya, pendapatan dan arus kas yang diantisipasi untuk tahun mendatang. Untuk lebih memahami konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan karakteristik anggaran menurut Mulyadi (2001:490), yaitu: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.



3. Manfaat dan Kelemahan Anggaran Manfaat dari penyusunan anggaran ini menurut Nafarin (2001:12) yaitu : a. b. c. d. e. f.



Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. Dapat memotivasi pegawai. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi manajer.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Sedangkan kelemahan dari anggaran menurut Adisaputro, & Asri (2003:53) yaitu : a. Anggaran disusun berdasarkan estimasi seperti potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain, oleh karena itu terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya. d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa anggaran bukanlah satu-satunya yang dapat dilakukan oleh manajemen atau yang tertinggi dalam kebijakan manajemen. Hakikat anggaran adalah “membantu” manajemen dalam menjelaskan tujuan yang hendak dicapai.



B. Anggaran Penjualan 1. Pengertian Anggaran Penjualan



Pengertian anggaran penjualan dapat diuraikan oleh beberapa penulis seperti berikut: Munandar (1997:49) mengatakan: “Anggaran Penjualan (sales budget) ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) pemasaran.”



Menurut Hansen dan Mowen (2000:355): Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



“Anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang memuat prakiraan penjualan dalam unit dan satuan moneter yang telah disetujui oleh komite anggaran.” Dalam anggaran penjualan harus terdapat beberapa hal penting yang akan menjelaskan keadaan rencana penjualan secara terperinci seperti: •



Kuantitas unit barang atau jasa yang akan dijual







Harga jual per unit







Jenis produk yang akan dijual







Total harga jual







Rincian daerah pemasaran produk



Secara sederhana, anggaran penjualan dapat digambarkan sebagai berikut: Rencana kuantitas barang/jasa yang akan dijual Rencana harga jual per unit barang/jasa Total harga jual barang/jasa



XXX unit Rp XXX Rp XXX



Berikut ini disajikan contoh anggaran penjualan bagi perusahaan yang menjual satu jenis produk.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Tabel 2.1 THE NORTON COMPANY Anggaran Penjualan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember, 19B Keterangan



Kuartal



Total



1 2 3 4 Perkiraan Penjualan dalam 800 700 900 800 3.200 unit Harga jual per unit x$80 X$80 x$80 x$80 x$80 Total Penjualan $64.000 $56.000 $72.000 $64.000 $256.000 Sumber: J. K. Shim J. G. Siegel, Budgeting, terjemahan Julius Mulyadi, Erlangga, Jakarta, 2001, hal. 56.



2. Penyusunan Anggaran Penjualan Pada umumnya perusahaan-perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya



akan



terbentur



kepada



dua



permasalahan



utama.



Dua



permasalahan utama tersebut yaitu permaslahan yang berhubungan dengan penjualan dan permasalahan yang berhubungan dengan produksi. Penyusunan anggaran penjualan sebaiknya dimulai dari masalah yang paling berat yang dirasakan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Penyusunan anggaran induk perusahaan secara keseluruhan pada umumnya dilaksanakan oleh Komite Anggaran (Budget Committee) yang terdiri dari Pejabat Pimpinan Pusat (Chief Executive Officer), Pejabat Operasional Pusat (Chief Operating Officer), dan Pejabat Keuangan Pusat (Chief Financial Officer). Fungsi pokok komite anggaran ini antara lain adalah menyusun dan menyetujui



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



kebijaksanaan dalam anggaran, merevisi anggaran dan menyarankan tindakan perbaikan atas analisis antara anggaran dan realisasinya. Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran induk, maka terdapat 3 metode yang dikemukakan oleh Atkinson (2001:475) yaitu: 1. Authoritive Budgeting 2. Participative Budgeting 3. Consultative Budgeting Authoritive Budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah (Top-Down Approach) dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan, melainkan atasan langsung menetapkan anggaran tersebut. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan tepat pada sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi diantara unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain atasan mungkin saja tidak mengetahui dengan pasti target yang sesuai untuk suatu unit perusahaan tertentu, serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang dianggarkan yang disebabkan oleh ketiadaan partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran. Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (Joint Decision-making Process). Metode ini memberikan pengaruh positif terhadap motivasi karyawan karena penerimaan karyawan yang lebih besar terhadap tujuan yang dianggarkan menyebabkan Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



komitmen perseorangan yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan tersebut dan partisipasi dalam penyusunan anggaran menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara pihak pelaksana anggaran dan atasan sehingga terdapat pemahaman yang lebih jelas tentang tugas dan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi ia tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahannya. Penyusunan anggaran menurut Harahap (2001:85) jika ditinjau dari segi mana anggaran mulai disusun maka dibedakan atas: a. A Priori b. A Posteriori c. Pragmatis Pembagian tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. A Priori Dalam metode ini, penyusunan anggaran penjualan dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan untuk periode tersebut lalu diikuti dengan estimasi kuantitas penjualan serta estimasi harga perunit produk yang memungkinkan perusahaan mencapai laba yang telah ditetapkan sebelumnya. b. A Posteriori



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Dalam metode ini, penyusunan anggaran dimulai dari penghitungan estimasi kuantitas penjualan, harga perunit produk, biaya dan lain-lain. Setelah penghitungan komponen tersebut, kemudian perusahaan akan menghitung estimasi jumlah laba berdasarkan penghitungan didalam anggaran penjualan. c. Pragmatis Dalam metode ini, penyusunan anggaran penjualan dan proyeksi laba ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu.



3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mencari laba yang optimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan akan mengakibatkan anggaran yang lain juga menjadi salah. Penyusunan anggaran didahului dengan pembuatan ramalan (forecast) penjualan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap penjualan. Munandar (1997:50) menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran penjualan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 1) Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: a) Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat (daerah) penjualannya. b) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti pemilihan saluran distribusi, pemilihan mediamedia promosi, cara (metode) penetapan harga jual dan sebagainya. c) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang. Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



d) Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun ketrampilan dan keahliannya (kualitatif), serta kemungkinan pengembangannya di waktu yang akan datang. e) Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya di waktu yang akan datang. f) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang. 2) Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa: a) Keadaan persaingan di pasar. b) Posisi perusahaan dalam persaingan. c) Tingkat penghasilan penduduk. d) Tingkat penghasilan masyarakat. e) Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan (demand elasticity), yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam anggaran penjualan yang disusun. f) Agama, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. g) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. h) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional. i) Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.



4. Peramalan Penjualan Ramalan penjualan yang akurat akan membuat suatu anggaran penjualan dapat berfungsi dengan baik. Peramalan ini berkaitan dengan potensi penjualan perusahaan dan bagian pasar yang dapat dicapai perusahaan. Perlu diketahui sebelumnya istilah perencanaan penjualan dengan ramalan penjualan merupakan dua hal yang berbeda. Walaupun keduanya saling berkaitan tetapi masing-masing mempunyai perbedaan tujuan yang jelas. Ramalan (forecast) bukan merupakan rencana, melainkan suatu pernyataan dan/atau penaksiran terukur dari keadaan di masa datang tentang pokok tertentu (misalnya pendapatan penjualan) berdasarkan satu atau lebih asumsi yang jelas. Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Mulyadi (2001:491) menjelaskan karakteristik ramalan secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Ramalan dapat dinyatakan dalam satuan keuangan atau dalam satuan selain keuangan. 2. Ramalan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu. 3. Penyusunan ramalan tidak bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang diramalkan. 4. Ramalan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. 5. Ramalan akan selalu dimuktahirkan (update) jika informasi baru menunjukkan perubahan kondisi. 6. Penyimpangan dari yang diramalkan tidak dianalisis secara formal atau secara berkala. Penyusun ramalan melakukan analisis terhadap penyimpangan hasil ramalan dengan apa yang diramal, namun tujuan analisis ini adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam melakukan ramalan.



Ramalan penjualan menurut Munandar (1997:52) berdasarkan sifat untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat dibedakan menjadi dua metode yaitu: 1. Bersifat kualitatif (Opinion Method), ialah cara penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini memiliki kelemahan karna banyak diwarnai dengan pendapat yang bersifat subyektif sehingga hasil taksirannya menjadi diragukan. Beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain: a. Pendapat pimpinan bagian penjualan (executive opinion). b. Pendapat petugas penjualan (salesman). c. Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar). 2. Bersifat kuantitatif (statistical method), ialah cara penaksiran yang menitikberatkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Kelemahan dari metode ini ialah adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti selera dan kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan dan cara berpikir masyarakat. Metode yang bersifat kuantitatif oleh Nafarin (2001:24) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



1. Analisis Trend, yang terdiri dari: a. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) b. Metode Momen (Moment) c. Metode Kuadrat (Analisis Trend Garis Lengkung) 2. Standar Kesalahan Forecasting 3. Analisis Regresi (Regression Analysis)



a. Analisis Trend (Trend Analysis) Trend merupakan gerakan lamban berjangka panjang dan cenderung menuju kesatu arah, menaik atau menurun. Analisis trend yang dapat dipergunakan seprti (1) metode last square (metode kuadrat terkecil), (2) metode momen, dan (3) metode kuadrat (analisis trend garis lengkung). Metode kuadrat terkecil dan metode momen disebut metode trend garis lurus. Misalnya, data penjualan susu dari PT. Sederhana 5 tahun, yaitu tahun 2002, 2003, 2004, 2006 masing-masing 130 unit, 145 unit, 150 unit, 165 unit dan 170 unit. Analisis trend garis lurus terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen yang dapat diuraikan sebagai berikut.



Metode kuadrat terkecil (Least Square Method) Ramalan penjualan dengan menggunakan metode ini dapat dihitung dengan rumus : Y = a + bX



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



b=



a=



n ∑ XY − ∑ X n∑X2



∑Y n



∑Y − (∑ X ) 2



∑X −b  n 



   



Tabel 2.2. Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat Terkecil N



Tahun



Penjualan (Y)



X



X2



XY



1



2002



130



0



0



0



2



2003



145



1



1



145



3



2004



150



2



4



300



4



2005



165



3



9



495



5



2006



170



4



16



680







760



10



30



1.620



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.



Metode momen Rumus yang digunakan



Y=a+bX



∑Y = n a + b ∑ X ∑ XY = a ∑ X + b ∑ X



2



Tabel 2.3. Peramalan Penjualan – Metode Momen N



Tahun



Penjualan (Y)



X



X2



XY



1



2002



130



0



0



0



2



2003



145



1



1



145



3



2004



150



2



4



300



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



4



2005



165



3



9



495



5



2006



170



4



16



680







760



10



30



1.620



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Metode Kuadrat (Analisis Trend Garis Lengkung) Persamaan trend garis lengkung adalah : Y = a + b X + c (X)2



Rumus metode yang akan dikemukakan dalam uraian ini adalah untuk penjualan produk bukan permintaan turunan. Dikatakan penjualan produk bukan permintaan turunan, bila produk yang dijual tersebut tidak dipengaruhi oeh penjualan produk lainnya yang mememerlukan bahan baku dari produk tersebut. Misalkan produk susu tidak digunakan sebagai bahan baku dari produk roti, maka produk susu ini adalah produk bukan permintaan turunan. Akan tetapi, bila produk ini digunakan untuk bahan baku membuat produk biscuit susu misalnya, maka produk susu ini dikatakan produk permintaan menurun. Anggap saja penjualan susu PT. Sederhana seperti contoh sebelumnya merupakan produk bukan permintaan menurun, sehingga dalam metode kuadrat dapat dibuat perhitungan sebagai berikut : Tabel 2.4. Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat N



Tahun



Penjualan (Y)



X



X2



X2Y



X4



1



2002



130



-2



-260



520



16



2



2003



145



-1



-145



145



1



3



2004



150



0



0



0



0



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



4



2005



165



1



165



165



1



5



2006



170



2



340



680



16







760



0



100



1.51



34



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Y



=na+c



∑X



∑X



2



2



Y =a X2 +c∑X4



a. Standar Kesalahan peramalan (SKP) Dalam analisis trend ada dua metode yang dapat digunakan dalam ramalan penjualan, yaitu metode garis lurus dan metode trend garis lengkung. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan standar kesalahan peramalan (SKP). Nilai SKP yang terkecul akan menunjukkan bahwa peramalan yang disusun tersebut mendekati kesesuaian. Adapun rumus standar peramalan (SKP) adalah sebagai berikut :



∑ (X − Y )



2



SKP



=



X



= penjualan nyata



Y



= ramalan penjualan



n



= jumlah data yang dianalisis



:n



Misalnya dari data yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu penjualan susu oleh PT. Sederhana yang ramalan penjualannya menggunakan metode trend garis lurus (metode kuadrat terkecil) dan metode trend garis lengkung (metode kuadrat) adalah sebagai berikut : menurut metode kuadrat terkecil, persamaan trend garis lurusnya adalah : Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Y



=a+bX



Y



= 132 + 10 X



Tabel 2.5. Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Terkecil Tahun 2002



X 0



A 132



Bx 0



Ramalan Penjualan 132 + 0 = 132



2003 2004



1 2



132 132



10 20



132 + 10 = 142 132 + 20 = 152



2005 2006



3 4



132 132



30 40



132 + 30 = 162 132 + 40 = 172



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.



Berikut perhitungan SKP penjualan susu dengan metode kuadrat terkecil : Tabel 2.6 Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Terkecil Tahun 2002 2003 2004 2005 2006



Penjualan Nyata (X) 130 145 150 165 170



Ramalan Penjualan (Y) 132 142 152 162 172



(X-Y)



(X-Y)2



-2 3 -2 3 -2



4 9 4 9 4 30







Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



∑ (X − Y )



SKP =



2



:n



30 : 5 = 2,45



Menurut metode kuadrat (metode trend garis lengkung) persamannya : + bX + c (X)2



Y



=a



Y



= 153,43 + 10 x – 0,71 (X)2



Tabel 2.7 Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Tahun 2002 2003



X -2 -1



A 153,43 153,43



Bx -20 -10



cX2 -2,84 -0,71



Ramalan Penjualan 153,43 – 20 – 2,84 = 130,59 153,43 – 10 – 0,71 = 142,72



2004



0



153,43



0



0



153,43 –0– 0 = 153,43



2005



+1 153,43



+10



-0,71



153,43 + 10 – 0,71 = 162,72



2006



+2 153,43



+20



-2,84



153,43 + 20 – 2,84 = 170,59



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.



Perhitungan SKP penjualan susu dengan metode kuadrat (trend garis lengkung) sebagai berikut : Tabel 2.8 Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006



Penjualan Nyata (X) 130 145 150 165 170



Ramalan Penjualan (Y) 130,59 142,72 153,43 162,72 170,59



(X-Y)



(X-Y)2



-0,59 +2,28 3,34 +2,28 -0,59



0,3481 5,1984 11,7649 5,1984 0,3481



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.







22,8579



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.



∑ (X −Y )



SKP =



=



2



:n



22,8579 : 5 = 2,14



Jadi, dengan metode trend garis lurus nilai SKP 2,45 lebih besar daripada dengan meted garis lengkung ya mempunyai nilai SKP 2,14. oleh Karena itu, dengan metode garis lengkung lebih sesuai untuk ramalan penjualan perusahaan susu PT. Sederhana.



b. Analisis Korelasi Ramalan penjualan dengan metode statistic akan lebih lengkap apabila ditambah dengan analisis korelasi. Analisis korelasi dipakai untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara beberapa variable. Perubahan tingkat penjualan yang akan terjadi tidak hanya ditentukan oleh penjualan, tetapi juga oleh factor lain, misalnya penjualan susu ditentukan oleh factor penjualan biscuit susu, penjualan kulit sepatu ditentukan oleh factor penjualan sepatu. Produk kulit



sepatu yang penjualannya bergantung pada



penjualan produk sepatu dan penjualan susu ditentukan oleh penjualan biscuit susu, maka produk kulit sepatu dan susu disebut dengan produk permintaan menurun. Formula (rumus) yang dapat dipergunakan dalam analisis korelasi berupa metode kuadrat terkecil sebagai berikut : Y



= a + bX



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



b



=



n∑X Y −∑X



a



=



∑Y − b ∑ X



n



= Jumlah data yang dianalisis



a



= jumlah pasang observas



b



= koefisien



Apabila



n∑X2



∑Y − (∑ X ) 2



n



X



= Penjualan biskuti susu, variable bebas (independent)



Y



= Penjualan susu, variable tergantung (dependent)



Tabel 2.9 Analisis Korelasi – Metode Kuadrat Terkecil 2



Y2



−   X − X  



−   Y − Y   



− −     X − X  Y − Y    



39



9



16.900



-2



-22



44



4



484



145



580



16



21.025



-1



-7



7



1



49



5



150



750



25



22.500



0



-2



0



0



4



2005



6



165



990



36



27.225



1



+13



13



13



169



2006



7 170 1.190 49 28.900 25 760 3.900 135 116.550



2 0



+36 0



36 100



4 10



324 1.030



Tahun



X



Y



XY



2002



3



130



2003



4



2004







X



−   X − X  



2



− 2   Y − Y   



Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. −



X = ∑ X : n = 25 : 5 = 5 (rata − rata X ) −



Y



∑ Y : n = 760 : 5 = 152 (rata − rata Y )



Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



b=



5(3.900) − 25(760) 19.500 −19.000 = = 10 675 − 625 5(135) − (25) 2



a=



760 − 10(25) = 102 5



Perhitungan tersebut dapat juga dihitung dengan metode momen sebagai berikut :



∑ Y = na + ∑ Xb ∑ XY = ∑ X a + ∑ X 760



2



b



= 5a + 25 b ………x 5



3.800 = 25 a + 125 b 3.900 = 25 a + 135 b



3.900 = 25 a + 135 b



100



=



10 b



b



= 100 : 10 = 10



760



= 5 a + 25 b ….x 5,4



4.104 = 27 a + 135 b



3900



= 25 a + 135 b



3.900 = 25 a + 135 b 204



=2a



a



= 204 ; 2 = 102



dapat juga dihitung dengan rumus sebagai berikut : −



b=







∑ XY − n X Y ∑X −



2







nX



=



3.900 − 5(5) (152) 3.900 − 3.800 = = 10 135 − 125 135 − 5(5) 2







a = Y − b Y = 152 − 10 (5) = 102



Dengan demikian Y = a + b X Y = 102 + 10 X Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.



Kemudian hubungan saling ketergantungan antara kedua variable, yaitu penjualan susu dan penjualan biscuit susu harus diuji dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan angka kurang lebih dari satu. Berarti pengaruh variable beba (X) terhadap variable tergantung (Y) adalah besar, tidak peduli apakah koefisien korelasi itu positif atau negative. Apabila korelasi tersebut positif berarti semakin besar (X) semakin kecil (Y). sebaliknya bila korelasi tersebut negative berarti semakin besar (X) semakin kecil (Y) atau semakin kecil (X) semakin besar (Y). Kalau koefisien korelasi mendekati nol, berarti pengaruh dari variable tersebut kecil sekali.



Tabel 2.10 Pengaruh Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi (R) Tafsiran