Analisis Beton Ready Mix  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN KULIAH LAPANGAN BETON READY MIX



DISUSUN OLEH ; 1. RIFALDY HARYANTO



D111 12 104



2. MISWAR TUMPU



D111 12 259



3. MUH. ILHAM AKBAR J



D111 12 113



4. ALGIFAR



D111 12 116



5. BOBY RAHMAN



D111 12 106 UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013/2014



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul " Analisis Ready Mix Concrete ( Study kasus : PT. Aneka Batu Persada, Jalan Tamangapa raya No. 5A, Makassar ".



Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.



Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.



Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



MAKASSAR, 22 SEPTEMBER 2013



Penyusun



DAFTAR PUSTAKA Kata Pengangtar ................................................................................................(i) Daftar Pustaka...................................................................................................(ii) Abstract.............................................................................................................(iii) BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan 1.3 Waktu Pelaksanaan 1.4 Metode Pelaksanaan



1 3 3 3



BAB II Asphalt Mixing Plant 2.1 Pengertian Beton 2.2 Penysun Beton 2.3 Kualitas, Pencampuran, dan pengecoran Beton 2.4 Beton dan Beton Bertulang 2.5 Kelebihan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur 2.6 Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur 2.7 Sifat – Sifat Beton Bertulang 2.8 Kolom 2.9 Balok



4 7 10 14 14 15 16 24 25



BAB III Hasil & Pembahasan 3.1 Batching Plant 3.2 Mutu Beban 3.3 Nilai Kuat Tekan Beton



26 31 31



BAB IV Kesimpulan & Penutup 4.1 kesimpulan 4.2 Penutup



32 33



Analisis Ready Mix Concrete (Studi Kasus: PT. Aneka Batu Persada, Jalan Tamangapa Raya No. 5A, Makassar ) ( Analysis of Ready Mix Concrete, Case Study: PT. Aneka Batu Persada, Tamangapa Raya Street No. 5A, Macassar)



MISWAR TUMPU MUH. ILHAM AKBAR JAYADI ALGIFAR RIFALDY HARYANTO BOBY RAHMAN ABSTRAK Dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi, persediaan material merupakan bagian yang sangat penting karena selain berperan dalam menunjang kelancaran seluruh aktifitas pelaksanaan pekerjaan juga membutuhkan dana atau investasi yang cukup besar. Aktivitas yang mempunyai peranan penting dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi adalah penyediaan material. Proses penyediaan material memerlukan pemasok yang sesuai dan dapat diandalkan. Ketebalan beton harus dipantau dan dikendalikan dengan cara memeriksa setiap kemerosotan beton. Nilai slump digunakan sebagai presisi panduan dari jumlah penggunaan air dalam hubungannya dengan faktor air semen yang akan dicapai. Nilai kekuatan dan daya tahan beton merupakan fungsi dari banyak faktor, termasuk daya tarik campuran, kualitas bahan. Kualifikasi yang digunakan dipengaruhi oleh tiga variabel penentu yaitu variabel kualitas, performa dan pembayaran. Dengan kualifikasi tersebut perusahaan readymix concrete bisa menilai para supplier material yang akan dipakai perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kita dapat melihat secara pasti bagaimana campuran yang digunakan, alat dan bahan yang digunakan dalam memperoleh campuran yang berkualitas serta segala hal yang berkaitan dengan readymix concrete.



ABSTRACT In the construction of a project construction, material supply is a very important part because in addition to a role in all the activities that support the smooth implementation of the work is also in need of funds or a substantial investment. Material supply has a very important role in construction process. Material supply process require suitable and reliable supplier. Thickness of the concrete should be monitored and controlled by way of checking on any concrete slump. Slump value is used as a guide precision of the amount of water use in conjunction with water cement factor to be achieved. Value of the strength and durability of concrete is a function of many factors, including the mixed appeal, quality of materials. This research uses three variables as qualifications, which are quality, performance, and payment. With these qualifications, ready mix concrete company can appraise material suppliers to be selected. This study shows that we can see exactly how the mix is used, the tools and materials used in obtaining a quality mix, and all things related to the readymix concrete.



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia konstruksi, beton dipakai secara luas sebagai bahan bangunan, terutama karena nilai ekonomisnya yang baik. Sebagai salah satu material utama dalam konstruksi, beton senantiasa dikembangkan. Melalui penelitian dan percobaan, teknologi beton kini maju dengan pesat. Salah satu tujuan dari pengembangan teknologi beton adalah untuk mendapatkan sifat mekanis yang optimal dengan harga yang relatif murah, Dalam hal ini pemakaian bahan tambahan pada campuran beton menjadi kurang ekonomis dan penggunaan beton agregat daur ulang menjadikan nilai beton menjadi lebih ekonomis. Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal. Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan sedini mungkin.



Peruntukan prasarana jalan atau jalan raya adalah melayani lalu-lintas kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor dengan beban lalu-lintas mulai dari yang ringan sampai yang berat, tentunya ini tergantung pada hirarki fungsional jalan tersebut yang berada baik di luar maupun didalam kota Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan beton. Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas jalan dengan hirarki fungsional arteri yang berada di kawasan baik luar maupun dalam kota untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula), maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan pada ruas-ruas jalan yang sangat sibuk karena sesedikit apapun, perbaikan jalan yang dilakukan akan mengundang kemacetan (kasus bottle neck) yang tentunya akan berdampak sangat luas. Seorang manajer secara umum harus memperhatikan hal-hal utama yang akan ditangani antara lain adalah biaya, personalia dan material. Material adalah salah satu komponen yang mempengaruhi kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di proyek. Stuart Heinwitz et.al. menyatakan bahwa bagian pembelian (purchasing) menentukan kebijakan perusahaan terhadap berbagai pilihan yang mungkin untuk pembelian barang. Contoh kasus pada bagian pembelian material di perusahaan readymix concrete atau beton siap cor/pakai. Beton merupakan campuran dari material antara lain semen, pasir, batu pecah, dan air. Semen dan air merupakan produk industri sehingga kualitasnya relatif terjamin atau di bawah kendali manusia, sedangkan pasir dan batu pecah sedikit banyak terpengaruh faktor alam. Oleh karenanya, kinerja sebuah perusahaan pemasok pasir dan batu pecah, secara garis besar, tergantung pada: 1. Kualitas (Quality) dari pasir dan batu pecah 2. Perfoma (performance) adalah ketepatan pengiriman barang sampai di lokasi. 3. Pembayaran (payment), hal ini karena persediaan pasir tersebut dipengaruhi musim, yaitu kemarau dan hujan, pemasok akan memperhatikan harga material dan sistem pembayaran pada musim tersebut.



1.2 Tujuan Tujuan dilakukan kuliah lapangan ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5.



Sebagai salah satu bagian dari mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi. Untuk mengetahui proses pembuatan bahan-bahan konstruksi. Melihat proses langsung pembuatan bahan-bahan dasar konstruksi. Lebih dapat memahamikonsep-konsep non akademis didunia kerja. Sebagai sarana rekreasi.



1.3 Waktu Pelaksanaan Hari



: Sabtu



Tanggal



: 21 September 2013



Pukul



: 11.00 WITA sampai selesai



Tempat : PT. Aneka Batu Persada jalan Tamangapa Raya No. 5A, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Provinsi Sul-Sel.



1.4 Metode Pelaksanaan Pada kuliah lapangan kali ini, kami mengunjungi beberapa tempat yang telah di tugaskan oleh Prof. Dr. H. Muh. Wihardi Tjaronge, ST, MEng. Untuk mengetahui proses pembuatan dari beberapa bahan dasar konstruksi jalan. Pertama – tama kita mengunjungi pembuatan Stone Cruiser yang bertempat di kecamatan Bonto Marannu, disana kita melihat proses pembuatan



Sten Clay, Spilite,



Chipping, dan Abu Batu. Banyak dari para pekerja masih sibuk mengatur dan mengoperasikan alat alat berat untuk mengambil batu batu kali yang ukurannya sekitar 5 – 15cm untuk dihancurkan oleh alat Stone Cruiser Merk Golden Star buatan PT. Sydney Metal Industri. Dengan alat ini, batu batu kali yang masih utuh dan berukuran yang masih dikategorikan besar, dipecah menjadi serpihan kecil yang disebut dengan Sten Clay.



Kemudian, sebagian Sten Clay tersebut ditaruh di penampungan Stan Clay yang berada dibagian belakang kawasan Stone Cruiser tersebut. Sisanya, dilanjutkan ke proses selanjutnya. Proses selanjutnya adalah memecah Sten Clay menjadi Splite dengan memecah kembali dari proses sebelumnya, setelah Splite dan Stan Clay selesai dibuat, maka sisa dari serpihan terkecil tersebut bisa dikategorikan sebagai Chipping dan Abu Batu. Terdapat perbedaan diantara keempat kategori batu serpih yang diproduksi dari Stone Cruiser ini. Yaitu : 1. Ukuran dari Sten Clay sebesar 5 – 7cm 2. Ukuran dari Splite sebesar 3 – 5cm 3. Ukuran dari Chipping sebesar 1 – 3cm 4. Ukuran dari Abu Batu sebesar 0.5 – 1cm Abu Batu yang kami lihat di lapangan secara sekilas mirip dengan pasir, namum teksturnya lebih kasar dibandingkan dengan pasir sungai atau pasir pantai. Setelah mengunjungi Stone Cruiser, kami melanjutkan penelusuran proses pembuatan beton di daerah Tamangapa Raya No. 5A, PT. Aneka Batu Persada, disana kami melihat proses pembuatan beton yang awalnya hanya berupa bahan mentah seperti pasir, chipping, semen, dan air sampai berubah menjadi beton siap pakai. Ada beberapa tahapan, mulai dari proses pengisian drum - drum penampungan pasir dan agregat, kemudian dialirkan menuju truck molen untuk dilakukan pencampuran dan pengadukan serta penambahan air. Tipe – tipe beton disesuaikan dengan pengunaannya, setelah perwakilan kelompok kami bertanya – tanya tentang jenis jenis beton, akhirnya kami mengetahui beberapa jenis beton dan penggunaannya, yaitu : 1. Beton K – 125 (B-0) digunakan untuk lantai dasar kerja 2. Beton K – 225 dan K – 250 digunakan untuk plat rumah berlantai dua atau ruko 3. Beton K – 300 digunakan untuk dasar jalan raya agar tidak cepat rusak



Dengan fungsional yang berbeda – beda, maka harganya pun disesuaikan dengan komposisinya. Sebelum harga bahan bakar naik, harga harga beton pun berkisar antara Rp.570.000 sampai Rp.710.000 perkubik. Melihat proses dan aktifitas di pabrik beton ini, kelompok kami makin penasaran untuk oprasional dan kegiatan mereka sehari hari. Menurut salah satu pekerja yang sempat kami tanyai, setiap hari truck molen ini bisa mengangkut empat sampai lima kali permobil, wilayah yang dituju pun berbeda beda, namun masih tetap di kota Makassar tentunya. Menyelesaikan kuliah lapangan kami di tiga tempat, kami melanjutkan



untuk



mengunjungi pabrik Aspal Mixing Plant yang bertempat di dusun Bonto Bonto, desa Bonto Bonto, kecamatan Bili-bili , kabupaten Gowa.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan Campuran antara semen Portland, air, dan agregat (dan kadangkadang bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu. Bahan penyusun beton meliputi air, semen, agregat kasar dan agregat halus dan bahan tambah, dimana setiap bahan penyusun mempunyai fungsi dan pengaruh yang berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat tekan, bila kuat tekan tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya juga baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton terdiri dari kualitas bahan penyusun, nilai faktor air semen,gradasi agregat, ukuran maksimum agregat, cara pengerjaan (pencampuran, pengangkutan, pemadatan, dan perawatan) serta umur beton (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996:59) Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar (pasir, krikil, batu pecah, atau jenis agregat lain) dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Beton dapat juga didefinisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifatsifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Wuryati S. Dan Candra Rahmadiyanto, 2001:35). Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan-ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen sebagai pengikat (Sagel, Kole & Kusuma, Pedoman Pengerjaan Beton, Seri Beton 2, 1997;144). Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa prategang, direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dengan menahan gaya yang bekerja (SK SNI T-15-1991-03;2) atau beton yang mengandung batang tulangan yang direncanakan berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gayagaya (PBI 1971;20).



2.2 Penyusun Beton Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambah admixture), campuran tersebut apabila dituangkan ke dalamcetakan kemudian didiamkan akan menjadi keras seperti batuan. Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi antara air dengan semen yang berlangsung terus dari waktu ke waktu, hal ini menyebabkan kekerasan beton terus bertambah sejalan dengan waktu. Beton juga dapat dipandang sebagai batuan buatan dimana adanya rongga pada partikel yang besar (agregat kasar) diisi oleh agregat halus dan rongga yang ada diantara agregat halus akan diisi oleh pasta (campuran ait dan semen) yang juga berfungsi sebagai bahan perekat sehingga bahan penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat. 1. Semen Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikatsilikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996:5). Selain itu semen juga dapat didefinisikan yaitu bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan (Wuryati S dan Candra Rahmadiyanto, 2001:1). Dengan demikian semen dapat diartikan sebagai suatu bahan pengikat hidrolis yang berasal dari klinker yang dihaluskan, mengandung silikat kalsium yang bersifat yang bersifat hidrolis dengan bahan tambah berupa gips. Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di Indonesia menurut SII-0013-81 dalam Kardiyono Tjokrodimulyo (1996) dibagi menjadi 5 jenis, yaitu : a. Jenis I Semen portland jenis umum (normal portland cement) yaitu jenis semen Portland yang penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus. b. Jenis II Semen jenis umum dengan perubahanperubahan (modified Portland cement). Semen ini mempunyai panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih lambat dari pada semen jenis I. Digunakan pada bangunan drainase dengan sulfat agak tinggi, dinding penahan tanah tebal. c. Jenis III Semen Portland dengan kekuatan awal tinggi (high early strenght portland cement). Jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat digunakanuntuk perbaikan



bangunan beton yang perlu segera digunakan.



d. Jenis IV Semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat Portland cement). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidrasi serendahrendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini digunakan untuk bangunan beton massa seperti bendungan bendungan gravitasi tinggi. e. Jenis V Jenis semen tahan sulfat (sulfat resisting Portland cement). Jenis ini merupakan jenis khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan bangunan yang terkena sulfat, seperti di tanah/air yang kadar alkalinya tinggi. 2. Air Berdasarkan Kardiyono Tjokrodimulyo (1996) air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan hanya 25% berat semen saja, namun kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit kurang dari 0,35. Kadar air dalam beton tidak boleh terlalu banyak karena mangakibatkan kekuatan beton akan rendah serta betonnya porous ( berlubang-lubang). Dalam RKS air yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. b. Tidak mengandung bendabenda yang tersuspensi lebih dari 2 gram/liter. c. Tidak mengandung garamgaram yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan Clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (SO3)tidak lebih dari 100 ppm. 3. Agregat Agregat dapat didefinisikan yaitu butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton dapat juga didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi atau pengkurus, dipakai bersama dengan bahan perekat, dan bahan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu yang disebut adukan beton (Wuryati S. Dan Candra Rahmadiyanto, 2001:11). Selain itu berdasarkan Kardiyono Tjokrodimulyo (1996:13) agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira



menempati sebanyak 70% volume mortar atau beton. Walaupun namanya hanya sebagai bahan



pengisi,



akan



tetapi



agregat



sangat



berpengaruh



terhadap



sifat-sifat



mortar/betonnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar/beton. 4. Bahan tambah Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok (air, semen, dan agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera, atau selama pengadukan beton. Tujuannya ialah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras. Bahan kimia tambahan (chemical admixture) adalah bahan kimia (berupa bubuk atau cairan) yang dicampurkan pada adukan beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk mengubah beberapa sifatnya (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996:47). Berdasarkan Kardiyono Tjokrodimulyo (1996) bahan kimia tambahan dapat dibedakan menjadi 5 jenis yaitu : a. Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang dipakai. Dengan demikian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer pada faktor air semen sama. Penjelasan : 1) Dengan memakai bahan kimia tambahan ini, kekentalan adukan dapat dibuat sama, dengan f.a.s lebih rendah, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi. 2) Dengan memakai bahan kimia tambahan ini, nilai f.a.s dibuat sama, berarti kuat tekannya sama, namun kekentalan adukan beton lebih encer. b. Bahan kimia tambahan untuk memperlambat proses ikatan beton. c. Bahan kimia tambahan untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton. d. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi air dan memperlambat proses pengikatan. e. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan beton.



2.3 Kualitas, Pencampuran, dan Pengecoran Beton Berdasarkan SNI 03-1726-2002 kualitas, pencampuran, dan pengecoran beton adalah sebagai berikut : 1. Umum a. Beton harus dirancang sedemikian hingga menghasikan kuat tekan rata-rata. Frekuensi nilai kuat tekan rata-rata yang jatuh di bawah nilai fc’ haruslah sekecil mungkin. Selain itu, nilai fc’ yang digunakan pada bangunan yang direncanakan sesuai dengan aturan-aturan dalam tata cara ini, tidak boleh kurang daripada 17,5 Mpa. b. Ketentuan untuk nilai fc’ harus didasarkan pada uji silinder yang dibuat dan diuji. c. Kecuali ditentukan lain, maka penentuan nilai fc’ harus didasarkan pada pengujian beton yang telah berumur 28 hari. Bila umur beton yang digunakan untuk pengujian bukan 28 hari, maka pengujian tersebut harus sesuai dengan yang ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi teknis. 2. Kualitas Beton a. Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan pencampuran betonnya. Makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasi standarnya (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996:71). Nilai deviasi standar dapat diperoleh jika fasilitas produksi beton mempunyai catatan hasil uji. Data hasil uji yang akan dijadikan sebagai data acuan untuk perhitungan deviasi standar sebagai berikut : 1. Mewakili jenis material, prosedur pengendalian mutu dan kondisi yang serupa dengan yang diharapkan, dan perubahanperubahan pada material maupun proporsi campuran yang dimiliki datapengujian tidak perlu ketat dari yang digunakan pada pekerjaan yang akan dilakukan. 2. Mewakili beton yang diperlukan untuk memenuhi kekuatan yang disyaratkan atau kuat tekan fc’ pada kisaran 7 Mpa dari yang ditentukan untuk pekerjaan yang akan dilakukan. 3. Terdiri dari sekurang-kurangnya 30 contoh pengujian berurutan atau dua kelompok pengujian berurutan yang jumlahnya sekurang-kurangnya 30 contoh pengujian.



b. Kuat tekan beton Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan (SNI-03-1974-1990). 3. Evaluasi dan Penerimaan beton a. Teknisi pengujian lapangan yang memenuhi kualifikasi harus melakukan pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh-contoh uji silinder yang diperlukan untuk mencatat suhu beton segar pada saat menyiapkan contoh uji untuk pengujian kuat tekan. Teknisi laboratorium yang mempunyai kualifikasi harus melakukan semua pengujian laboratorium yang disyaratkan. b. Frekuensi Pengujian 1) Pengujian kekuatan masingmasing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari satu contoh perhari, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 500 m3 luasan permukaan lantai atau dinding. 2) Pada suatu pengerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga frekuensi pengujian hanya akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5 kali untuk suatu mutu beton, maka contoh uji harus diambil dari paling sedikit 5 adukan yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima. 3) Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 40 m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh pengawas lapangan. 4) Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari dua contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’. c. Benda uji yang dirawat dilaboratorium 1) Contoh untuk uji kuat tekan harus diambil menurut SNI 03-2458-1991 tentang Metode Pengujian Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar. 2) Benda uji silinder yang digunakan untuk uji kuat tekan harus dibentuk dan dirawat di laboratorium menurut SNI 03-4810-1998 tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan dan diuji menurut SNI 03-1974-1990 tentang Pengujian Kuat Tekan Beton.



3) Kuat tekan suatu mutu beton dapat dikategorikan memenuhi syarat jika dua hal berikut terpenuhi : a) Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari fc’. b) Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sabagai nilai rata-rata dari dua hasil uji contoh silinder mempunyai nilai di bawah fc’ melebihi dari 3,5 Mpa. 4. Pencampuran a. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama dan harus dituangkan seluruhnya sebelum pencampur diisi kembali. b. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan SNI 03-4433-1997 tentang Spesifikasi Beton Siap Pakai. c. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagai berikut : 1) Pencampuran harus dilakukan di dalam pencampur yang telah disetujui. 2) Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik pembuat. 3) Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama sekurang-kurangnya 11/2 menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur, kecuali bila dapat diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat memenuhi persyaratan melalui uji keseragaman campuran SNI 03-4433-1997 tentang Spesifikasi Beton Siap Pakai. 4) Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku sesuai dengan SNI 03-4433-1997 tentang Spesifikasi Beton Siap Pakai. Catatan rinci harus disimpan sebagai data yang meliputi : a) Jumlah adukan yang dihasilkan, b) Proporsi bahan yang digunakan, c) Perkiraan lokasi yang akan dicor pada struktur, d) Tanggal dan waktu pencampuran dan pengecoran. Pekerjaan pencampuran beton pada proyek dilakukan oleh suatu perseroan yang bergerak dibidang beton ready mix atau beton siap pakai. Pada proyek Pembangunan 5. Pengantaran a. Beton harus diantarkan dari tempat pancampuran ke lokasi pengecoran dengan cara-cara yang dapat mencegah terjadinya pemisahan atau hilangnya bahan. b. Peralatan pengantar harus mampu mengantarkan beton ke tempat pengecoran tanpa pemisahan bahan dan tanpa sela yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas campuran.



6. Pengecoran a. Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran. b. Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang diantara tulangan. c. Beton yang telah mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak boleh digunakan untuk pengecoran. d. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikatan awal tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan. e. Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara menerus hingga memenuhi panel atau penampang pada batas, atau sambungan yang didekatkan hingga selesai sebagaimana yang diizinkan. f. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar. g. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan cara yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk kesemua sudut cetakan. 7. Perawatan Beton Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu di atas 100 celcius dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran. Selama cuaca panas, perhatian harus lebih diberikan pada bahan dasar, cara produksi, penanganan, pengecoran, perlindungan, dan perawatan untuk mencegah terjadinya temperatur beton atau penguapan air yang berlebihan yang dapat memberi pengaruh negatif pada kuat perlu beton atau kemampuan layan komponen atau struktur. Pengendalian merupakan suatu kegiatan untuk menjamin penyesuaian antara rencana yang telah disusun dengan hasil pekerjaan di lapangan. Pengendalian mutu dalam suatu proyek konstruksi merupakan hal yang sangat penting dilakukan, terutama pengendalian mutu pekerjaan struktur beton yang dproduksi di lapangan bervariasi dari adukan ke adukan. Besar variasi itu tergantung dari berbagai faktor, antara lain : 1. Variasi mutu bahan (agregat) dari satu adukan ke adukan lainnya. 2. Variasi cara pengadukan. 3. Stabilitas pekerja.



Atas adanya variasi kekuatan beton itu maka diperlukan pengawasan terhadap mutu (Quality Control) agar diperoleh kuat tekan beton yang hampir seragam dengan memenuhi kuat tekan beton yang dipersyaratkan dalam RKS. 2.4 Beton dan Beton Bertulang Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton.



2.5 Kelebihan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur Beton bertulang boleh jadi adalah bahan konstruksi yang paling penting. Beton bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur, besar maupun kecil – bangunan, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, dinding penahan tanah, terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainase serta fasilitas irigasi, tangki, dan sebagainya. Sukses besar beton sebagai bahan konstruksi yang universal cukup mudah dipahami jika dilihat dari banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara lain : 1. beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan bahan lain. 2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-rata, batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan. 3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.



4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi. 5. Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan sampai kapan pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataannya bahwa kekuatan beton tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses pemadatan pasta semen. 6. Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu. 7. Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar. 8. Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah (pasir, kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja, yang mungkin saja harus didatangkan dari daerah lain. 9. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur baja.



2.6 Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan beton, perencana harus mengenal dengan baik kelemahan-kelemahan beton bertulang disamping kelebihan-kelebihannya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :



1. Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan penggunaan tulangan tarik. 2. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap di tempatnya sampai beton tersebut mengeras. Selain itu, penopang atau penyangga sementara mungkin diperlukan untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada tempatnya, misalnya pada atap,



dinding, dan struktur-struktur sejenis, sampai bagian-bagian beton ini cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri. Bekisting sangat mahal. Di Amerika Serikat, biaya bekisting berkisar antara sepertiga hingga dua pertiga dari total biaya suatu struktur beton bertulang, dengan nilai sekitar 50%. Sudah jelas bahwa untuk mengurangi biaya dalam pembuatan suatu struktur beton bertulang, hal utama yang harus dilakukan adalah mengurangi biaya bekisting. 3. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton bertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi momen lentur. 4. Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran dan pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti struktur baja dan kayu.



2.7 Sifat-sifat Beton Bertulang Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat penting sebelum dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat beton bertulang antara lain : 2.7.1 Kuat Tekan Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dengan melakukan uji silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat pembebanan tertentu. Selama periode 28 hari silinder beton ini biasanya ditempatkan dalam sebuah ruangan dengan temperatur tetap dan kelembapan 100%. Meskipun ada beton yang memiliki kuat maksimum 28 hari dari 17 Mpa hingga 70 -140 Mpa, kebanyakan beton memiliki kekuatan pada kisaran 20 Mpa hingga 48 Mpa. Untuk aplikasi yang umum, digunakan beton dengan kekuatan 20 Mpa dan 25 Mpa, sementara untuk konstruksi beton prategang 35 Mpa dan 40 Mpa. Untuk beberapa aplikasi tertentu, seperti untuk kolom pada lantai-lantai bawah suatu bangunan tingkat tinggi, beton dengan kekuatan sampai 60 Mpa telah digunakan dan dapat disediakan oleh perusahaan-perusahaan pembuat beton siapcampur (ready-mix concrete).



Nilai-nilai kuat tekan beton seperti yang diperoleh dari hasil pengujian sangat dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari elemen uji dan cara pembebanannya. Di banyak Negara, spesimen uji yang digunakan adalah kubus berisi 200 mm. untuk beton-beton uji yang sama, pengujian terhadap silinder-silinder 150 mm x 300 mm menghasilkan kuat tekan yang besarnya hanya sekitar 80% dari nilai yang diperoleh dari pengujian beton uji kubus. Kekuatan beton bisa beralih dari beton 20 Mpa ke beton 35 Mpa tanpa perlu melakukan penambahan buruh dan semen dalam jumlah yang berlebihan. Perkiraan kenaikan biaya bahan untuk mendapatkan penambahan kekuatan seperti itu adalah 15% sampai 20%. Namun untuk mendapatkan kekuatan beton diatas 35 atau 40 Mpa diperlukan desain campuran beton yang sangat teliti dan perhatian penuh kepada detail-detail seperti pencampuran, penempatan, dan perawatan. Persyaratan ini menyebabkan kenaikan biaya yang relatife lebih besar. Kurva tegangan-regangan pada gambar dibelakang menampilkan hasil yang dicapai dari uji kompresi terhadap sejumlah silinder uji standar berumur 28 hari yang kekuatannya beragam. • Kurva hampir lurus ketika beban ditingkatkan dari niol sampai kira-kira 1/3 - 2/3 kekuatan maksimum beton. • Diatas kurva ini perilaku betonnya nonlinear. Ketidak linearan kurva tegangan-regangan beton pada tegangan yang lebih tinggi ini mengakibatkan beberapa masalah ketika kita melakukan analisis struktural terhadap konstruksi beton karena perilaku konstruksi tersebut juga akan nonlinear pada tegangantegangan yang lebih tinggi. • Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa berapapun besarnya kekuatan beton, semua beton akan mencapai kekuatatan puncaknya pada regangan sekitar 0,002. • Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti, sebaliknya kurva beton akan tetap bergerak mulus hingga tiba di titik kegagalan (point of rupture) pada regangan sekitar 0,003 sampai 0,004.



• Banyak pengujian yang telah menunjukkan bahwa kurva-kurva tegangan-regangan untuk silinder-silinder beton hampir identik dengan kurva-kurva serupa untuk sisi balok yang mengalami tekan. • Harus diperhatikan juga bahwa beton berkekuatan lebih rendah lebih daktail daripada beton berkekuatan lebih tinggi – artinya, beton-beton yang lebih lemah akan mengalami regangan yang lebih besar sebelum mengalami kegagalan.



Gambar.2.1 Kurva tegangan – regangan beton yang umum, dengan pembebanan jangka-pendek 2.7.2 Modulus Elastisitas Statis Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan perbandingan semen dan agregat. Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi mengenai modulus elastisitas : a. Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan pada titik asal dari kurva. b. Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent (garis singgung) pada kurva tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva, misalnya pada 50% dari kekuatan maksimum beton.



c. Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal kurva ke suatu titik pada kurva tersebut di suatu tempat di antara 25% sampai 50% dari kekuatan tekan maksimumnya disebut Modulus sekan. d. Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus) atau modulus jangka panjang, ditentukan dengan menggunakan tegangan dan regangan yang diperoleh setelah beban diberikan selama beberapa waktu.



Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus elastisitas beton yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 kg/m3. Ec = wc1,5(0,043)√𝒇𝒄𝟏 Dimana : wc : berat beton (kg/m3) fc’ : mutu beton (Mpa)



Type equation here.



2.1



Ec : modulus elastisitas (Mpa) Dan untuk beton dengan berat normal beton yang berkisar 2320 kg/m3 Ec = 4700√𝒇𝒄𝟏



2.2



Beton dengan kekuatan diatas 40 Mpa disebut sebagai beton mutu-tinggi. Pengujian telah menunjukkan bahwa bila persamaan ACI yang biasa digunakan untuk menghitung Ec dipakai untuk beton mutu tinggi , nilai yang didapat terlalu besar. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Cornell University, persamaan berikut ini direkomendasikan untuk digunakan pada beton dengan berat normal yang memiliki nilai fc’ antara 40 Mpa dan 80 Mpa, dan untuk beton ringan dengan fc’ 40 dan 60 Mpa. 𝐰



𝟏,𝟓



𝐜 Ec = (3,32√𝒇𝒄𝟏 + 6895) (𝟐𝟑𝟐𝟎 )



2.7.3 Modulus Elastisitas Dinamis Modulus elastisitas dinamis, yang berkorespondensi dengan regangan-regangan sesaat yang sangat kecil, biasanya diperoleh dari uji sonik. Nilainya biasanya lebih besar 20%-40% daripada nilai modulus elastisitas statis dan kira-kira sama dengan modulus nilai awal. Modulus elastisitas dinamis ini biasanya dipakai pada analisa struktur dengan beban gempa atau tumbukan.



2.7.4 Perbandingan Poisson



Ketika sebuah beton menerima beban tekan, silinder tersebut tidak hanya berkurang tingginya tetapi juga mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah lateral. Perbandingan ekspansi lateral dengan pendekatan longitudinal ini disebut sebagai Perbandingan Poisson(Poisson’s ratio). Nilainya bervariasi mulai dari 0,11 untuk beton mutu tinggi dan 0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-rata 0,16. Sepertinya tidak ada hubungan langsung antara nilai perbandingan ini dengan nilai-nilai, seperti perbandingan air-semen, lamanya perawatan, ukuran agregat, dan sebagainya. Pada sebagian besar desain beton bertulang, pengaruh dari perbandingan poisson ini tidak terlalu diperhatikan. Namun pengaruh dari perbandingan harus diperhatikan ketika kita menganalisis dan mendesain bendungan busur, terowongan, dan struktur-struktur statis tak tentu lainnya. 2.7.5 Kuat Tarik



Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan utama dari kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh retak-retak halus. Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban tekan karena beban tekan menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok menerima beban tarik. Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar retak yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan mengurangi jumlah lendutan. (Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya sedikit usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas tarik dari beton. Namun, berdasarkan informasi yang terbatas ini, diperkirakan bahwa nilai modulus elastisitas tarik beton sama dengan modulus elatisitas tekannya.) Selanjutnya, anda mungkin ingin tahu mengapa beton tidak diasumsikan menahan tegangan tarik yang terjadi pada suatu batang lentur dan baja yang menahannya. Alasannya adalah bahwa beton akan mengalami retak pada regangan tarik yang begitu kecil sehingga tegangan-tegangan rendah yang terdapat pada baja hingga saat itu akan membuat penggunaannya menjadi tidak ekonomis. Kuat tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat tekan ultimitnya fc’. Meskipun demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus terhadap akar kuadrat dari fc’. Kuat



tarik ini cukup sulit untuk diukur dengan beban-beban tarik aksial langsung akibat sulitnya memegang spesimen uji untuk menghindari konsentrasi tegangan dan akibat kesulitan dalam meluruskan beban-beban tersebut. Sebagai akibat dari kendala ini, diciptakanlah dua pengujian yang agak tidak langsung untuk menghitung kuat tarik beton. Keduanya adalah uji modulus keruntuhan dan uji pembelahan silinder. Kuat tarik beton pada waktu mengalami lentur sangat penting ketika kita sedang meninjau retak dan lendutan pada balok. Untuk tujuan ini, kita selama ini menggunakan kuat tarik yang diperoleh dari uji modulus-keruntuhan. Modulus keruntuhan biasanya dihitung dengan cara membebani sebuah balok beton persegi (dengan tumpuan sederhana berjarak 6 m dari as ke as) tanpa-tulangan berukuran 15cm x 15cm x 75cm. hingga runtuh dengan beban terpusat yang besarnya sama pada 1/3 dari titik-titik pada balok tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam ASTM C-78. Beban ini terus ditingkatkan sampai keruntuhan terjadi akibat retak pada bagian balok yang mengalami tarik. Modulus keruntuhannya fr ditentukan kemudian dari rumus lentur. Pada rumus-rumus berikut ini : 𝟔𝑴



fr =𝒃𝒉𝟐 dimana



: fr = modulus keruntuhan M = momen maksimum b = lebar balok h = tinggi balok



Tegangan yang ditentukan dengan cara ini tidak terlalu akurat karena dalam menggunakan rumus lentur kita mengasumsikan beton berada dalam keadaan elastis sempurna dengan tegangan yang berbanding lurus terhadap jarak dari sumbu netral. Asumsi-asumsi ini tidak begitu baik. Berdasarkan beratus-ratus hasil pengujian, peraturan ACI menyebutkan nilai modulus keruntuhan fr sama dengan 7,5 √𝑓𝑟 1 dimana fc’dalam satuan psi. Kuat tarik beton juga dapat diukur dengan melakukan uji pembelahan-silinder. Sebuah silinder ditempatkan di posisinya pada mesin penguji dan kemudian suatu beban tekan diterapkan secara merata di seluruh bagian panjang dari silinder di dasarnya. Silinder akan terbelah menjadi dua dari ujung ke ujung ketika kuat tariknya tercapai. Kuat tarik pada saat terjadi pembelahan disebut sebagai kuat pembelahan-silinder (split-cylinder strength) dan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:



2𝑃



Fr=𝜋𝐿𝐷



2.6



dimana : P = gaya tekan maksimum L = panjang D = diameter silinder



Meskipun digunakan bantalan di bawah beban-beban tersebut, beberapa konsentarsi tegangan lokal tetap terjadi selama pengujian dilakukan. Selain itu, terbentuk pula sejumlah tegangan yang membentuk sudut siku-siku terhadap tegangan-tegangan tarik. Akibatnya, nilai-nilai kuat-tarik yang diperoleh tidak terlalu akurat.



Gambar.2.2 Uji pembelahan silinder



2.7.6 Kuat Geser Melakukan pengujian untuk memperoleh keruntuhan geser yang betul-betul murni tanpa dipengaruhi oleh tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya, pengujian kuat geser beton selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai leleh yang terletak di antara 1/3 sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya.



2.7.7 Kurva Tegangan-Regangan Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan persamaan-



persamaan analisis dan desain juga prosedur-prosedur pada struktur beton. Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan-regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan benda uji silinder beton dan dibebani tekan uniaksial selama beberapa menit. Bagian pertama kurva ini (sampai sekitar 40% dari fc’) pada umumnya untuk tujuan praktis dapat dianggap linier. Sesudah mendekati 70% tegangan hancur, materialnya banyak kehilangan kekakuannya sehingga menambah ketidaklinieran diagram. Pada beban batas, retak yang searah dengan arah beban menjadi sangat terlihat dan hampir semua silinder beton (kecuali yang kekuatannya sangat rendah) akan segera hancur.



Gambar.2.3 Kurva tegangan-regangan beton



Gambar.2.4 Kurva tegangan-regangan untuk berbagai kekuatan beton



2.8 Kolom Definisi kolom menurut SNI-T15-1991-03 adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial desak vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur yang memikul beban dari balok induk maupun balok anak. Kolom meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui`pondasi. Keruntuhan pada suatu kolom merupakan kondisi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari atap, balok dan berat sendiri yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom menerima beban vertikal yang besar, selain itu harus mampu menahan beban-beban horizontal bahkan momen atau puntir/torsi akibat pengaruh terjadinya eksentrisitas pembebanan. hal yang perlu diperhatikan adalah



tinggi kolom perencanaan, mutu beton dan baja yang digunakan dan eksentrisitas pembebanan yang terjadi.



2.9 Balok Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima plat lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya. Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa. Balok merupakan bagian struktur bangunan yang penting dan bertujuan untuk memikul beban tranversal yang dapat berupa beban lentur, geser maupun torsi. Oleh karena itu perencanaan balok yang efisien, ekonomis dan aman sangat penting untuk suatu struktur bangunan terutama struktur bertingkat tinggi atau struktur berskala besar.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Batching Plant Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang-kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air. Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama. Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana hanya sekedar mencampurkan bahan-bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang plastis sebagaimana sering terlihat pada pembuatan bangunan sederhana.Tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan beton segar yang baik dan menghasilkan beton keras yang baik pula. Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 : 2). Beton memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut (Tjokrodimulyo 1996 : 2) :



Kelebihan Beton : 1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan. 2. Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan.Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis. 3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan. 4. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada tempat yang posisinya sulit. 5. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah. Kekurangan Beton : 1. Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan gaya tarik. 2. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu,sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan² akibat terjadinya perubahan suhu. 3. Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus dilakukan dengan pengerjaan yang teliti. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa. Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur/memproduksi beton dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai standar, nilai slump test dan trength-nya stabil sesuai yang diharapkan, untuk itu komposisi material harus terkendali. Dalam artikel kali ini, dipakai tipe dry mixed. Tipe dry mixed yaitu batching plant yang fungsinya hanya untuk menimbang saja, pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer



truck. Semua material yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam agregat kasar maupun agregat halus (pasir). Bagian-bagian batching plant antara lain: 1. Cement silo, berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen agar tetap baik.



2. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin. 3. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan bantuan wheel loader untuk di tarik ke atas (storage bin). 4. Storage bin, digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi menjadi 4 (empat) fraksi, yaitu: agregat butir kasar (split), butir menengah (screening), butir halus (pasir), dan glide ash. 5. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (dua) macam, yaitu: timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk air. 6. Dosage pump, digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder. 7. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai supply kebutuhan air pada ready mix.



Alat berat yang dibutuhkan pada batching plant antara lain: 1. Dump truck berfungsi untuk mengangkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari quarry menuju ke base camp. 2. Wheel loader berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju ke bin. Wheel loader memiliki bucket untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong cepat. 3. Cement truck berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik semen ke base camp. 4. Concrete mixer truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Concrete mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Prinsip kerja concrete mixer truck ini secara sederhana adalah sebagai berikut. Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika



dalam



perjalanan



menuju



lokasi



proyek,



drum



ini



berputar



perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga adukan mengarah kedalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana. Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix diatur dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Pada proyek ini pengadaan concrete mixer truck menjadi tanggung jawab penyedia ready mix. Ready-mix concrete adalah jenis beton yang diproduksi di sebuah pabrik atau tanaman batching, menurut resep set, dan kemudian dikirim ke sebuah tempat kerja, dengan truk mount mixer transit. Hal ini menghasilkan campuran yang tepat, yang memungkinkan campuran beton khusus untuk dikembangkan dan diimplementasikan



pada lokasi konstruksi. Yang pertama ready-mix dibangun pada tahun 1930-an, namun industri tidak dimulai untuk memperluas secara signifikan sampai tahun 1960, dan terus berkembang sejak saat itu.Ready-mix concrete kadang-kadang lebih dipilih daripada beton di tempat pencampuran karena ketepatan campuran dan kebingungan di tempat kerja berkurang. Namun, menggunakan campuran beton ditentukan pre-mengurangi fleksibilitas, baik dalam rantai pasokan dan dalam komponen aktual beton. The leading ready-mix concrete supplier worldwide is the Mexican concrete company Cemex ; its main competitor is France -based Lafarge Terkemuka campuran beton siappemasok di seluruh dunia adalah Meksiko beton perusahaan Cemex ; pesaing utamanya adalah Perancis berbasis Lafarge. Ready Mixed Concrete juga disebut sebagai produk beton disesuaikan untuk tujuan komersial. the Ready-mix Concrete Perusahaan menawarkan yang berbeda sesuai dengan desain campuran pengguna atau standar industri. Perusahaan The Ready mixed concrete diperlukan untuk melengkapi diri dengan peralatan up-to-date, seperti mixer transit, pompa beton, dan Beton batching plant, yang membutuhkan visualisasi produksi software manajemen dan juga kontroler PLC. Ready Mixed Concrete, atau RMC seperti yang populer disebut, mengacu pada beton yang khusus dibuat untuk pengiriman ke lokasi pembangunan pelanggan dalam keadaan segar dicampur dan plastik atau tidak dikeraskan. Beton sendiri adalah campuran dari Portland, air semen dan agregat terdiri dari pasir dan batu kerikil atau dihancurkan. Di lokasi kerja tradisional, masing-masing bahan adalah pengadaan secara terpisah dan dicampur dalam proporsi tertentu di lokasi untuk membuat beton. Siap Beton dibeli dan dijual oleh volume – biasanya dinyatakan dalam meter kubik. RMC bisa custom-made sesuai dengan aplikasi yang berbeda. Ready Mixed Concrete diproduksi di bawah operasi komputer dikontrol dan diangkut dan ditempatkan di lokasi dengan menggunakan peralatan canggih dan metode. RMC meyakinkan pelanggannya banyak manfaat.



3.2 Mutu Beton



DAFTAR MUTU BETON BESERTA HARGA MATERIAL



MUTU BETON B-0



K 225



K 300



SEMEN



230 Kg



360 Kg



430 Kg



PASIR



897 Kg



758.98 Kg



722.39 Kg



AGREGAT 1 - 2



374 Kg



506.22 Kg



496.1 Kg



AGREGAT 2 - 3



640 Kg



520.49 Kg



501.30 Kg



AIR



183 Kg



185 Kg



185 Kg



ADDICTIVE



1.26 Kg



1.3 Kg



1.94 Kg



HARGA



Rp. 570.000



Rp. 650.000



Rp. 710.000



3.3 Nilai Kuat Tekan Beton



KUAT TEKAN BETON NO



MUTU BETON



NILAI KUAT TEKAN BETON (Kg/Cm^2)



1



K 225



225



2



K 250



250



3



K 275



275



4



K 300



300



BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP



4.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut : 1. Ready-mix concrete adalah jenis beton yang diproduksi di sebuah pabrik atau tanaman batching, menurut resep set, dan kemudian dikirim ke sebuah tempat kerja, dengan truk mount mixer transit. 2. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang-kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. 3. Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur/memproduksi beton dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai standar, nilai slump test dan trength-nya stabil sesuai yang diharapkan, untuk itu komposisi material harus terkendali. 4. kinerja sebuah perusahaan pemasok pasir dan batu pecah, secara garis besar, tergantung pada: 1. Kualitas (Quality) dari pasir dan batu pecah 2. Perfoma (performance) adalah ketepatan pengiriman barang sampai di lokasi. 3. Pembayaran (payment), hal ini karena persediaan pasir tersebut dipengaruhi musim, yaitu kemarau dan hujan, pemasok akan memperhatikan harga material dan sistem pembayaran pada musim tersebut. 5. Beton bertulang boleh jadi adalah bahan konstruksi yang paling penting. Beton bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur, besar maupun kecil – bangunan, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, dinding penahan tanah, terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainase serta fasilitas irigasi, tangki, dan sebagainya.



4.2 PENUTUP Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang terlibat dalam kuliah lapangan dan pembuatan laporan ini, terima kasih kepada Prof. Dr. H. Muh. Wihardi Tjaronge, ST, M.Eng selaku dosen pengampuh mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi, terima kasih kepada perusahaan yang telah berkerja sama selama kuliah lapangan ini berlangsung, terima kasih kepada Rifaldy Haryanto yang mengabil alih transpotasi, terima kasih kepada kelompok dari saudara Andi Aulia Wahab yang turut serta dalam perkuliahan lapangan dari kelompok kami, terima kasih pula kami ucapkan kepada Boby Rahman dan Algifar Permana yang telah mendokumentasikan kuliah lapangan kali ini. Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada Muh. Ilham Jayadi dan Miswar Tumpu yang telah mengedit dan mencari bahan untuk laporan ini, tanpa bantuan anda, laporan ini tidak dapat diselesaikan dengan sempurna. Terima kasih atas segala apresiasi anda.