ANALISIS Instrinsik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK CERPEN “PELANGI SEHABIS HUJAN” KARYA FAOMASI Dosen pengampu: Dra.Nurhayati Harahap,M.Hum Mata Kuliah; Pengantar Kajian Prosa Indonesia



DISUSUN OLEH: KH RIFKI AMANSYAH SIREGAR



(220701003)



TIO PANRI MANIK



(220701111)



ALYA SHANIA PUTRI



(220701035)



FARAH AISYAH



(220701077)



BELVA FITHRIYAH



(220701009)



PROGAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2023



Judul



Pelangi Sehabis Hujan



Sinopsis



Keluarga kecil ayng berada di dalam sebuah rumah kampung yang hangat, tiba-tiba terpaksa pindah. Hal tersebut dilakukan bukan karena keputusan sesaat atau tiba-tiba, banyak hal yang terjadi sebelum keluarga kecil tersebut memilih untuk pindah. Bisa dikatakan, mereka pindah untuk menyelamatkan keluarga kecil tersebut agar tetap kukuh, guguh dan merangkul.



Teori Pakar :



1. Menurut Suroto (Hertati, 2017:119) cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Sedangkan (Sumarjo, 1997: 37) menyatakan cerpen adalah cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dankapan saja) serta relatif pendek. 2. Menurut Surbakti,dkk (2021:152) tema adalah sebuah pokok pikiran yang mendasari jalannya cerita pendek. 3. Menurut Suhardi (Permana,2019:23) mengatakan bahwa tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. 4. Menurut Nurgiyantoro (Permana, 2019:23)



mengatakan



bahwa unsur latar dibedakan atas tiga unsur, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. 5. Menurut Aminuddin (Hertati, 2017:121) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapantahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita 6. Menurut Tarigan (Hertati,2017:122) sudut pandang (point of view) adalah posisi fisik, tempat persona/pembicara melihat dan menyajikan gagasan-gagasan atau peristiwa-peristiwa; merupakan perspektif/ pemandangan fisik dalam ruang dan waktu yang dipilih oleh sang penulis bagi personanya serta



mencakup kualitas-kualitas emosional dan mental sang persona yang mengawasi sikap dan nada. 7. Menurut Keraf (Hertati, 2017:122)



gaya bahasa adalah cara



mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). 8. Menurut Surbakti,dkk (2021:152) amanat sebuah pesan atau pelajaran yang terdapat di dalam cerpen baik tersirat maupun tersurat



Analisis Unsur Instrinsik 1. Tema Tema pada karya cerita pendek oleh Faomasi yang berjudul “Pelangi Sehabis Hujan” adalah penderitaan batin seseorang. Sesuai dengan pendapat Surbakti,dkk (2021:152) tema adalah sebuah pokok pikiran yang mendasari jalannya cerita pendek. Cerita pendek tersebut menceritakan tentang penderitaan batin seseorang terlihat pada kutipan. “Etta, ayo ikut mama. Kita pergi nak” disaat etta mendengar kegaduhan dari orang tuanya. Dalam kutipan tersebut tersebut terlihat beberapa kata yang menggambarkan penderitaan seorang anak seperti “Kita pergi nak” disaat etta mendegar kegaduhan dari orang tuanya. Seharusnya seorang anak tidak pantas mendengar kegaduhan orang tuanya maka dari itu tema yang tepat pada cerita pendek ini ialah “Penderitaan batin seorang anak”. 2. Alur Alur pada cerita pendek tersebut menggunakan alur maju. Hal itu bisa dilihat pada kutipan “Beberapa lama setelah kepindahan keluarga Pak Ann, tiba-tiba terdengar kabar yang memilukan mereka yang mereka tempati dahulu terkena bencana alam”.



3. Latar Permana,dkk (2019:23) mengatakan bahwa unsur latar dibedakan atas tiga unsur, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. 1. Latar tempat: di rumah di kampung halaman kutipan menunjukkan latar tempat yaitu. “meninggalkan rumah kami” dan “meninggalkan kampung halamannya”. Pada kutipan diatas dapat dilihat bahwa ada kata rumah dan meninggalkan kampung halamannya. Kata rumah dan kampung halamannya itu menunjukkan lokasi tepat cerita tersebut sedang berlangsung,



2. Latar waktu: Malam hari. Terlihat pada kutipan “Membuat suasana di malam itu terasa semakin dingin”. Pada latar waktu merupakan hal yang menunjukkan cerita tersebut terjadi. Dalam kutipan cerita ada kata yang menunjukkan waktu tersebut terjadi yaitu pada kata suasana di malam itu. Hal itu menunjukkan latar waktu pada cerita tersebut terjadi pada waktu malam hari. 3. Latar suasana: Menegangkan, menyedihkan. Terlihat pada kutipan “Pertengkaran kedua orang tuanya merupakan hal yang paling dia benci. Entah mengapa mereka selalu bertengkar, ini bukan pertengkaran yang pertama. Ada rasa kesedihan yang mendalam dalam hatinya, dia tidak bisa melakukan apapun selain melihat segala yang terjadi dengan keluarganya dan menyimpan kesedihan itu dalam hatinya.” Kutipan diatas dapat menggambarkan suasana hati etta sebagai seorang anak yang memilukan terdapat beberapa bagian yang menunjukkan suasana mengangkan seperti pada kata “Pertengkaran kedua orang tuanya merupakan hal yang ia benci”. Hal tersebut karena ia merasa setiap orang tuanya bertengkar suasana rumah menjadi menegangkan tak seharmonis ruamh tangga orang lain. Selain itu kutipan diatas juga menunjukkan suasana sedih karena sebagai seorang anak etta tidak dapat melakukan apapun dan hanya bisa melihat kejadian tersebut dan menyimpannya dalam kesedihan.



4. Tokoh Menurut Suhardi (Permana, 2019:23) mengatakan bahwa tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh



Penokonohan



Kutipan



Pak Ann



Plin plan,sayang anak



“Sekarang, memilih



kamu tau



aku



“Aku saja,karena



harus dia”



memilihmu anakku



ada



bersamamu” Bu Marta



Bijak, tidak egois



“Baiklah,



jika



kau



memilihku maka wanita ini harus pergi dari sini” Etta



Penyabar



“Entah mengapa mereka selalu bertengkar, ini bukan pertengkaran yang pertama.



Pada penokohan tersebut terdapat beberapa kata yang menggambarkan watak dari seorang tokoh seperti tokoh Pak Ann yang tidak punya pendirian atau plin plan seperti yang tergambar pada kutipan “Sekarang kamu harus memilih akua tau dia”. Kutipan diatas menggambarkan kebingungan atau plin plan karena Pak Ann tidak dapat tegas memilih antara satu dengan yang lainnya. Pada penokohan selanjutnya ada watak Bu Marta yang bijak, dia sadar denga apa yang terjadi pada dalam rumah tangganya. Maka dari itu Bu Marta memberikan kata bijaknya yang terlihat pada kutipan “Baiklah, jika kau memilihku maka wanita ini harus pergi dari sini” Kata-kata diatas merupakan hal yang bijak yang dilakukan Bu Marta tidak plin plan dan tegas dalam memilih omongan,



Pada penokohan Etta sebagai seorang ana kia memiliki karakter yang sabar dalam cerita tersebut. Etta sebagai seorang anak kecil hanya bisa sabar dan diam dalam cerita tersebut yang melihat kedua orang tuanya selalu bertengkar. Hal itu terlihat pada kutipan “Entah mengapa mereka selalu bertengkar, ini bukan pertengkaran yang pertama” Pada kutipan tersebut terlihat ini ada kata ini bukan pertengkaran pertama, berarti Etta sudah sering melihat pertengkaran antara kedua orang tuanya. Namun, ia masih saja harus sabar dengan keadaan. 5. Sudut pandang Menurut Tarigan (Hertati, 2017:122) sudut pandang (point of view) adalah posisi fisik, tempat persona/pembicara melihat dan menyajikan gagasan-gagasan atau peristiwaperistiwa; merupakan perspektif/ pemandangan fisik dalam ruang dan waktu yang dipilih oleh sang penulis bagi personanya serta mencakup kualitas-kualitas emosional dan mental sang persona yang mengawasi sikap dan nada. Dalam cerita pendek tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga. Terlihat dari kita tidak tahu jelas bagaimana perasaan yang dirasakan Pak Ann dan Bu Marta, sedangkan Etta diceritakan cukup jelas terlihat pada kutipan “Etta merasa cukup sedih, karena harus meninggalkan kampung halamannya dan saudara-saudaranya. Kebersamaan yang selama ini mereka rasakan terpaksa terhenti karena kepindahhannya. Dengan berat hati dan berlinang air mata Etta memasuki mobil L300 yang bewarna biru tua itu. Ada kecemasan, kesedihan dan keriudan yang dalam akan kampung halamannya itu. “Sampai bertemu kembali kampung halamanku” bisiknya dalam hati. Pada kutipan tersebut terlihat bagaimana perasaan Etta yang ada pada kutipan tersebut saat ia meninggalakan kampung halamannya. Perasaan Etta terlihat sangat jelas pada kutipa ntersebut. Sementara Pak Ann dan Bu Marta tidak terlihat dalam cerita tersebut. 6. Gaya Bahasa Gaya bahasa pada cerita pendek ada menggunakan gaya bahasa personifikasi dalam kutipan “Gemuruh ombak sayup-sayup terdengar memecah keheningan.”



Pada kutipan tersebut jelas terlihat majas personifikasi yang mengubah benda mati seolah-olah memiliki sifat atau bertingkah laku seperti layaknya manusia dengan kata ombak sayup-sayup terdengar memcah keheningan.



7. Amanat Semua yang terjadi atas kehendak yang diatas., semua disusun dengan rapi sedemikian rupa. Begitu juga saat kita mendapatkan sebuah masalah, hal tersebut adala suatu susunan tencana kehidupan yang kedepannya kita tidak tahu apa yang akan terjadi, bisa jadi itulah yang mendorong kita menuju kebahagiaan. Seperti Etta yang dengan iklash menjalani masalahnnya sampai ia rela dengan lapang hati untuk meninggalkan rumah kampung penuh kenangannya, sampai akhirnya terdengar sebuah bencana yang menerpa rumah kampungnya atas rasa ikhlasnya, Etta diselamatkan dalam kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA



Hartati, M. (2017). Analisis Cerita Pendek Tugas Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Edukasi, 15(1), 116-127. Permana, A., Juwita, L., & Zenab, A. S. (2019). Analisis Unsur Instrinsik Novel " Menggapai Matahari" Karya Dermawan Wibisono. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(1), 21-27. Surbakti, F. E., Ramadani, R., & Heriani, U. (2021). Analisis Unsur Instrinsik Cerpen " Hening di Ujung Senja" Karya Wilson Nadeak. ASAS: Jurnal Sastra, 10(2), 148-160.