Analisis Jurnal Pada Narapidana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS JURNAL PADA NARAPIDANA (Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Ajar Keperawatan Jiwa III) Dosen Lia Nurlianawati, S.Kep., M.Kep



Disusun Oleh : Kelompok 2



1. 2. 3. 4.



Firman Taufiq F Irva Nurfadila Mega Alisia Panca Ni Putu Wulan M



AK118031 AK118083 AK118101 AK118122



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020



A. Judul Tema Asuhan keperawatan jiwa pada narapidana B. Kata Kunci Pencarian Jurnal Kata Kunci



: Narapidana / Inmates



Kriteria



: Berbahasa Inggris dan Indonesia Jurnal yang berhubungan dengan judul tema



C. Sumber Jurnal Yang di Ambil Sumber



: Google Cendikia



Jumlah



: 5 Jurnal terdiri dari 3 jurnal dalam negeri 2 jurnal luar negeri



D. Analisa Jurnal JURNAL 1 Judul /Pengarang



Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stress Narapidana Di LPKA Kelas 1 Martapura Penulis : Muhammad Syahradhani, Meilya Farika Indah,



Tahun Negara Sasaran Metode



Agus Jalpi. 2020 Indonesia Tahanan dan narapidana anak di LPKA kelas 1 martapura Desain : Cross sectional Sample dan Jumlah Sample : Teknik total sampling, berjumlah 58 orang. Instrument : Kuisioner dengan penelitian wawancara Analisis :



Hasil



Uji chi-square Didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat stress sedang sebanyak 21 responden (36,2%) dan sebagian besar memiliki dukungan keluarga kategori mendukung sebanyak 38 responden (65,5%). Berdasarkan uji statistic didapatkan ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres (p value = 0,001) pada narapidana di LPKA Kelas I Martapura.



JURNAL 2 Judul/Pengarang



Kecemasan pada narapidana di Lembaga pemasyarakatan narkotika kelas II A WAY HUI bandar lampung



Tahun Negara Sasaran Metode



Penulis: Frans Herianto Panjaitan, Al Murhan, Purwati. 2014 Indonesia Narapidana Desain penelitian: komparasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel/Jumlah sampel: Sampel diambil dengan teknik accidental sampling dan diperoleh sampel sebanyak 62 orang responden terdiri dari 35 narapidana yang baru dan 27 responden narapidana menjelang bebas. Instrument: Analisis yang di gunakan adalah analisis univariat untuk mendeskripsikan karakterristik responden dan variable yang di teliti serta analisis bivariat dengan menggunakan



Hasil



uji



beda



dua



mean



independent



(independent samples T-test). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagai berikut: 1. Karakteristik responden yang diteliti sebagian besar adalah responden dengan usia dewasa awal (20-39) sebanyak 56 responden atau 90,3% dan dewasa madya (40-59) sebanyak 6 responden atau 9,7%, tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA sebanyak 37 responden atau 59,7%, sealanjutnya SMP 17 responden atau 27,4%, dan SD 5 responden atau 8,1%, sedang tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah perguruan tinggi sebanyak 3 responden atau 4,85%, suku responden yang paling banyak adalah suku jawa sebanyak 28 responden (50,0%). 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat kecemasan pada kelompok narapidana



yang baru masuk adalah tidak ada kecemasan sebanyak 10 responden, kecemasan ringan 19 responden, kecemasan sedang 5 responden, kecemasan berat 1 responden. Selanjuntnya berdasarkan analisis terdap skor kecemasan didapatkan rata-rata tingkat kecemasan narapidana yang baru masuk adalah 16,09, skor ini lebih rendah dari skor rata-rata kecemasan narapidana yang menjelang bebas yaitu sebesar 19,52.



JURNAL 3 Judul/Pengarang



Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Stres Narapidana Wanita di Lapas Kelas IIA Jember enulis : Zulfa Makhatul Ilmi, Erti Ikhtiarini Dewi, Hanny



Tahun Negara Sasaran



Rasni 2017 Indonesia Narapidana wanita di Lapas Kelas IIA



Metode



Jember Desain : Pre-eksperimental Sampel dan jumlah sampel : Teknik total sampling, berjumlah 16 orang Instrument : Kuisioner DASS dengan memberikan relaksasi otot 6x dalam seminggu selama 25-30 menit. Analisis :



Hasil



Paired t-test hasil penelitian menunjukkan bahwa separuh (50%) narapidana wanita memiliki status menikah. Dalam berumah tangga, pasangan yang menikah memiliki tugastugas seperti membentuk hubungan intim, memutuskan



bekerja



menghadapi



tujuan



bersama,



menetapkan



pedoman kekuasaan dan masalah pembuatan keputusan, membuat standar untuk interaksi di luar keluarga, membuka



hubungan



dengan



orang



lain



untuk



mendapatkan kehidupan sosial, dan memilih nilai, moral, dan ideologi yang dapat diterima oleh keduanya [10]. Pada narapidana wanita tugas-tugas sebagai pasangan tidak dapat dijalankan karena kehidupan di lapas memisahkan



narapidana



dengan



pasangan



dan



keluarganya. Hal ini membuat tugas-tugas sebagai pasangan menikah tidak dapat terpenuhi. JURNAL 4 Judul/Pengarang



Prevalence of Serious Mental Illness Among Jail Inmates Penulis : Henry J. Steadman Ph.D.Fred C. Osher M.D.Pamela Clark Robbins B.A.Brian Case B.A.Steven



Tahun Negara Sasaran Metode



Samuels Ph.D. 2009 Amerika Serikat Narapidana Desain : skrining Sample dan jumlah sample : Sample sistematis berjumlah 11.438 narapidana pria dan wanita Instrument : Kuisioner dengan wawancara Analisis : Semua manajemen dan analisis data dilakukan di SPSS (versi 12) atau Stata (rilis 10). Estimasi prevalensi tertimbang dan interval kepercayaan dihitung dengan



Hasil



prosedur survei di Stata (rilis 10). Hasil yang di dapatkan menyajikan prevalensi tertimbang dan interval kepercayaan (CI) asimetris 95% dari penyakit mental serius saat ini di penjara menurut jenis



kelamin dan fase. Perkiraan tertimbang menyesuaikan untuk pengambilan sampel berlebihan di sub-sampel SCID wanita dan narapidana yang diskrining positif dan memberikan perkiraan akurat tentang prevalensi penyakit mental yang serius. Data dari keempat penjara digunakan untuk analisis di setiap tahap. Analisis yang sama dengan hanya menggunakan tiga penjara yang berpartisipasi dalam kedua tahap memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. Narapidana pria. Prevalensi penyakit mental yang serius di antara narapidana pria di fase I berkisar dari 12,8% di Prince George's County sampai 20,8% di Albany County, dengan angka keseluruhan 17,5%. Pada fase II prevalensi penyakit mental serius untuk pria berkisar dari 7,7% di Montgomery County hingga 16,3% di Monroe County, dengan tingkat keseluruhan 11,1%. Analisis data yang dikumpulkan dari kedua fase tersebut menghasilkan perkiraan tingkat prevalensi penyakit mental serius sebesar 14,5% di antara narapidana pria. Penambahan gangguan stres pasca trauma (PTSD) sebagai penyakit mental yang serius meningkatkan perkiraan menjadi 17,1% (CI asimetris = 3,2% -21,8%). Narapidana wanita. Perkiraan tingkat penyakit mental yang serius di antara narapidana wanita di fase I berkisar dari 28,3% di Montgomery County hingga 47,7% di Rensselaer County, dengan tingkat keseluruhan 38,3%. Hasil Tahap II untuk wanita sedikit lebih rendah, dengan tingkat prevalensi berkisar dari 20,7% di Montgomery County hingga 32,1% di Rensselaer County dan tingkat keseluruhan 24,4%. Analisis data yang dikumpulkan dari dua fase menghasilkan tingkat prevalensi 31% di antara narapidana wanita. Seperti halnya narapidana laki-laki, penambahan PTSD sebagai penyakit mental yang serius meningkatkan angka prevalensi di antara narapidana



perempuan hanya sedikit menjadi 34,3% (CI asimetris = 24,4% -45,7%) JURNAL 5 Judul/Pengarang



Psychosocial Risk Factors in Pregnant Inmates: A Challenge for Nursing. Fogel, Catherine Ingram PhD, RNC (WHCNP), FAAN;



Tahun Negara Sasaran Metode



Belyea, Michael PhD 2001 Amerika Narapidana Enam puluh tiga narapidana hamil di trimester ketiga diwawancarai. Karena tingkat melek huruf yang rendah dari populasi ini, semua pertanyaan dibacakan kepada



Hasil



peserta untuk memaksimalkan pemahaman dan keandalan. Lebih dari 60% responden melaporkan mengalami kekerasan keluarga selama masa kanak-kanak atau remaja. Hampir setengah dari wanita tersebut dilaporkan menggunakan narkoba dan alkohol selama setahun terakhir dan dalam kehamilan mereka saat ini. Responden yang menyalahgunakan narkoba dua kali lebih mungkin menjadi korban pelecehan fisik. Semua wanita yang pernah mengalami pelecehan seksual selama masa kanakkanak adalah pengguna narkoba; wanita yang tidak menggunakan narkoba tidak memiliki riwayat seperti itu. Banyak wanita dalam penelitian ini memiliki sikap pengasuhan dan pengasuhan anak yang menunjukkan risiko pengasuhan dan pelecehan yang buruk. Lebih dari 70% wanita melaporkan gejala depresi di atas tingkat yang dianggap sebagai indikasi depresi klinis. Wanita melaporkan tingkat dukungan sosial yang rendah; Selanjutnya, 50% wanita telah kehilangan hubungan penting dalam satu tahun terakhir dan 80% tidak memiliki hubungan dengan pasangan pada saat wawancara.