8 0 570 KB
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada zaman sekarang, usaha merupakan suatu pekerjaan yang menjanjikan dan
digemari penduduk Indonesia. Suatu usaha tidak harus mulai dari awal melainkan bisa membeli atau mengakusisi usaha yang sudah ada. Banyak orang yang hanya modal nekat dalam membuka usaha, tanpa memikirkan resiko yang akan datang seperti modal yang berlebihan saat memulai usaha, sampai bangkrut saat di jalankan karna tidak memikirkan banyak aspek di sekitar usaha. Bisnis yang bisa berjalan sehat adalah bisnis yang melihat aspek-aspek dalam kelayakan pendirian suatu usaha. Maka dari itu suatu bisnis harus di analisis terlebih dahulu kelayakannya saat hendak dijalankan. Subandi collection adalah salah satu usaha yang sudah berjalan dan merupakan suatu usaha pembuat sandal berbahan kulit. Pada studi kelayakan ini akan di analisis berapa modal yang pas untuk memulai usaha supaya tidak berlebihan dalam menanamkan modal, melihat pemasaran yang tepat, dan sudah layak atau belum usaha ini dilaksanakan. Untuk itu, akan dilihat dari aspek pemasaran, aspek teknik, aspek finansial, aspek keuangan, aspek hukum, aspek lingkungan dan aspek manajemen dan sumber daya manusia.
1.2
Perumusan Masalah Apakah peoperasian Sandal Jepit Subandi Collection pada lokasi tersebut memenuhi
persyaratan layak atau tidak?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan pendirian Sandal Jepit Subandi
Collection di kawasan tersebut berdasarkan enam aspek kelayakan pabrik, meliputi aspek pasar, aspek teknik dan produksi, aspek sosial ekonomi, aspek finansial, aspek organisasi, manajemen dan hukum serta aspek lingkungan.
1.4
Lokasi Usaha Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah Sandal Jepit Subandi Collection
No.1393, Mergangsan,, Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
1
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh yaitu untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan bagi
yang berkepentingan dalam menjalankan usaha tersebut.
1.6
Data dan Variabel Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara, yaitu dengan melakukan
wawancara langsung dengan pendiri usaha serta melihat langsung pada lokasi didirikannya usaha tersebut. Sedangkan pada variabel dalam penelitiaan ini adalah aspek pasar, aspek teknik dan produksi, aspek sosial ekonomi, aspek finansial, aspek organisasi, manajemen dan hukum serta aspek lingkungan. Data permintaan agregat di asumsikan dengan permintaan selama 1 tahun. Periode Permintaan (Unit) 1.7
Tabel 1.1 Data permintaan agregat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 100 100 100 220 100 150 100 200 100 180 100 100
Deskripsi Umum Usaha Usaha Sandal Jepit Subandi Collection merupakan sebuah usaha yang bergerak
dibidang kerajinan tangan. Produk-produk yang dihasilkan berupa sandal jepit, sandal selop, sandal kulit dan lain-lain. Sudah banyak pengrajin sendal jepit. Maka dari itu harus dilakukan inovasi yang terus menerus agar tetap bisa bersaing di pasaran. Selain inovasi, harus melakukan promosi terutama pada produk baru yang dikeluarkan. Motif yang mengikuti perkembangan zaman juga akan membuat usaha ini dapat terus berjalan.
2
BAB II ASPEK PASAR Secara umum kegunaan produk yang akan dihasilkan di Sandal Jepit Subandi Collection adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan pesanan yang diminta. Kebutuhan masyarakat akan sendal jepit adalah mutlak. Sendal jepit sangat penting bagi seseorang yang ingin bepergian keluar rumah. Menggunakan sendal jepit lebih mudah dan praktis dibandingkan menggunakan sepatu. Maka dari itu sendal jepit akan selalu menjadi pilihan bagi masyarakat. Sendal jepit sangat banyak motifnya. Apabila sendal jepit yang dijual hanya polos maka akan sulit untuk bersaing dipasaran. Untuk itu, Subandi Collection selalu mengeluarkan motif terbaru dengan kualitas terbaik. Sendal jepit ini menggunakan kulit kambing asli agar kuat dan tahan lama. Sendal jepit ini tidak menggunakan kulit imitasi karena kualitas adalah nomer satu. Untuk kisaran harga sendal jepit ini dalam kisaran Rp. 90.000 sampai Rp. 120.000. Harga dan kualitas berbanding lurus sehingga konsumen juga tetap memilih untuk membeli produk Subandi Collection. Sendal jepit ini sudah menembus pasar dalam kota dan luar kota. Untuk di dalam kota, Subandi Collection memasok untuk pedagang di daerah malioboro dan untuk luar kota memasok untuk daerah Surabaya. Hal ini tidak terlepas dari cara pihak pemilik dalam memasrkan produk mereka kepada konsumen dengan mempromosikan semua inovasi terbaru pada produk yang disediakan. 2.1
Pasar Potensial Pasar potensial atau jumlah yang dapat ditembus. Sandal Jepit Subandi Collection
memiliki barang display sandal. Sandal jepit akan dibuat tidak hanya saat ada permintaan. Sandal dapat dibuat sebanyak 100 unit per 3 hari. Permintaan berasal dari pasar di Malioboro dan Surabaya. 2.2
Market Share Dari hasil pengamatan pada kerajinan Sendal Jepit Subandi Collection, mereka telah
dapat memenuhi pangsa pasar. Pemenuhan pangsa pasar adalah 100% karena selalu dapat memenuhi permintaan yang masuk. Apabila sekiranya tidak dapat dipenuhi, pemilik usaha tidak menerima permintaan tersebut. 2.3
Segmentasi Pasar Untuk segmen pasar di tujukan untuk semua umur dan semua gender. Kriteria
segmentasi pasar adalah sebagai berikut : 3
1. Harga produk sesuai dengan kualitas sandal 2. Desain mengikuti perkembangan zaman 3. Umur pakai yang panjang 2.4
Strategi Pemasaran Dalam pemasaran akan ada life cycle product. Tahap tersebut adalah : 1. Tahap promosi, melakukan promosi kepada masyarakat luas agar produk sandal ini terkenal sehingga banyak peminat. 2. Tahap pertumbuhan, setelah di promosikan produk akan memiliki permintaa. Jadi usaha akan tumbuh karena produksi akan terus berjalan sesuai permintaan. 3. Tahap kedewasaan, konsumen tidak akan pindah dari produk ini karena sudah merasa cocok sehingga usaha memiliki permintaan tetap yang kemungkinan akan meningkat. 4. Tahap kejenuhan, pada tahap ini akan mengalami penurunan karena konsumen mulai jenuh dengan produk yang dihasilkan karena konsumen merasa di tempat lain dapat menghasilkan produk serupa. 5. Tahap penurunan, inovasi harus dilakukan agar usaha dapat tetap berjalan dan permintaan datang karena inovasi tersebut.
2.5
Permintaan Produk Permintaan sandal adalah 100 untit per 3 hari. Permintaan datang dari berbagai daerah
yaitu dari dalam kota dan luar kota.
2.6
Analisis Persaingan Analisis persaingan ini dilakukan dengan SWOT analisis, yaitu
1.
Strenght
-
Memiliki pekerja yang terampil
-
Pelayanan yang tepat waktu
-
Lokasi yang strategis
2.
Weak
-
Pengrajin sandal jepit tidak sedikit yang menyebabkan banyak pesaing.
3.
Oportunity
-
Potensi sangat besar karena sandal yang dijual berkualitas tinggi dan harganya terjangkau dan sandal juga merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat saat ingin berpergian
4.
Threat
-
Munculnya pesaing dengan kualitas yang lebih baik sesuai keinginan pasar 4
-
Pelanggan yang mulai pindah karena mulai menemukan barang yang sama dari segi kualitas dengan harga yang lebih murah
2.7
Ringkasan Kriteria
Pasar Potensial
Market Share
Segmentasi Pasar Strategi Pemasaran
Keterangan
Sandal Jepit Subandi Collection memiliki barang display sandal. Sandal jepit akan dibuat tidak hanya saat ada permintaan. Sandal dapat dibuat sebanyak 100 unit per 3 hari. Permintaan berasal dari pasar di Malioboro dan Surabaya. Pemenuhan pangsa pasar adalah 100% karena selalu dapat memenuhi permintaan yang masuk 1. Harga produk sesuai dengan kualitas sandal 2. Desain mengikuti perkembangan zaman 3. Umur pakai yang panjang Promosi
Kategori
Layak
Layak
Layak
Layak
Berdasarkan analisis dari kriteria yang telah disebutkan diatas maka berdasarkan aspek pasar kerajinan Sandal Jepit Subandi dikatakan layak.
5
BAB III ASPEK TEKNIS
3.1
Bahan Baku dan Bahan Tambahan Bahan baku dari pembuatan sandal jepit ini adalah kulit kambing dan karet. Bahan
baku ini didapatkan dari supplier yang sudah bekerja sama dari awal. Apabila terjadi peningkatan permintaan dan supplier tidak dapat memenuhi jumlah untuk memasok bahan baku yang dibutuhkan oleh Subandi Collection maka akan dicari pemasok lain yang memiliki kriteria yang hampir sama terutama pada harga. Selain dari bahan baku tersebut ada pula bahan tambahan yang hanya dibeli saat diperlukan seperti motif tertentu untuk tapak sandal.
3.2
Lokasi Kerajinan .Sandal Jepit Subandi Collection No.1393, Mergangsan,, Mergangsan, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tempat ini dipilih karena beberapa hal, yaitu harga sewa yang murah dan memang tempat itu merupakan kumpulan pengrajin jauh dari keramaian yang akan meningkatkan produktivitas. Selain itu akses untuk masuk ke lokasi terbilang cukup mudah sehingga tidak mengganggu jalannya pemindahan bahan baku dari pemasok menuju ke lokasi produksi.
3.3
Sistem Produksi Sistem produksi yang diterapkan oleh Subandi Collection adalah Make to Order.
Sandal hanya akan dibuat sesuai dengan permintaan yang ada. Tetapi, tidak murni Make to Order tetapi juga menyiapkan display untuk pelanggan melihat motif apa saja yang tersedia dan dapat juga langsung dibeli di tempat pembuatan. Dalam pengerjaan pembuatan sandal jepit ini, Subandi Collection menggunakan peralatan sehingga mengurangi resiko cidera. Proses yang masih menggunakan tangan hanya saat proses pengeleman. Untuk pembentukan pola sandal, pembolongan sandal jepit, dan lainnya sudah menggunakan alat. Urutan produksi sendal jepit adalah membuat jepitan untuk kaki setelah itu diwarnai sesuai permintaan. Selanjutnya membuat pola tapak sendal dengan bahan baku kulit kambing. Pola yang sudah dibuat kemudia ditempelkan menggunakan lem pada lembaran karet untuk menjadikan alas sandal. Kemudian dipotong sesuai pola lalu di press menggunakan alat penge-press. Alas sandal yang sudah dibuat kemudian dilubangi dengan 6
menggunakan alat pelubang sandal. Kemudian digabungkan dengan penjepit sendal lalu di press agar sandal kuat.
3.4
Layout Usaha Layout yang digunakan oleh usaha Subandi Collection masih belum bisa dikatakan
layak karena penempatan alat belum sesuai dengan urutan proses kerja. Penataan tata letak usaha masih seadanya jadi masih belum efisien. Seharusnya penataan alat dan bahan yang akan diolah di sesuaikan dengan urutan atau proses kerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas. Selain itu Subandi Collection belum memiliki gudang untuk menyimpan barang mentah dan barang setengah jadi masih terlihat acak-acakan yang secara otomatis mengganggu saat proses produksi.
3.5
Ringkasan Kriteria
Keterangan
Kategori
- Bahan baku dari pembuatan sandal
Bahan Baku dan Bahan Tambahan
Lokasi Kerajinan
Sistem Produksi
jepit ini adalah kulit kambing dan karet. Bahan baku ini didapatkan dari supplier yang sudah bekerja sama dari awal.. - Selain dari bahan baku tersebut ada pula bahan tambahan yang hanya dibeli saat diperlukan seperti motif tertentu untuk tapak sandal - Sandal Jepit Subandi Collection No.1393, Mergangsan,, Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tempat ini dipilih karena beberapa hal, yaitu harga sewa yang murah dan memang tempat itu merupakan kumpulan pengrajin jauh dari keramaian yang akan meningkatkan produktivitas. Selain itu akses untuk masuk ke lokasi terbilang cukup mudah sehingga tidak mengganggu jalannya pemindahan bahan baku dari pemasok menuju ke lokasi produksi. - Sistem produksi yang diterapkan oleh Subandi Collection adalah Make to Order. Sandal hanya akan dibuat sesuai dengan permintaan yang ada. Tetapi, tidak murni Make to Order tetapi juga
Layak
Layak
Layak
7
menyiapkan display untuk pelanggan melihat motif apa saja yang tersedia dan dapat juga langsung dibeli di tempat pembuatan. - Dalam pengerjaan pembuatan sandal jepit ini, Subandi Collection menggunakan peralatan sehingga mengurangi resiko cidera.
Layout Usaha
Layout yang digunakan oleh usaha Subandi Collection masih belum bisa dikatakan layak karena penempatan alat belum sesuai dengan urutan proses kerja. Penataan tata letak usaha masih seadanya jadi masih belum efisien.
Tidak Layak
8
BAB IV ASPEK SOSIAL EKONOMI 4.1
Dampak Ekonomi Untuk Pihak Terkait Dampak yang paling terlihat adalah untuk masyarakat sekitar lokasi kerajinan
didirikan. Dengan dibukanya lapangan kerja baru, maka otomatis akan mengurangi tingkat pengangguran di daerah sekitar. Disisi lain, kerajinan ini dapat membantu meningkatkan peningkatan ekonomi daerah karena produk yang dihasilkan bukan hanya terjual di dalam kota, tetapi sudah keluar kota yang menyebabkan permintaan lumayan tinggi. Adanya usaha ini dapat meningkatkan income per kapita bagi masyarakat sektiar.
4.2
Dampak dari Segi Sosial Usaha ini memberikan beberapa manfaat seperti : 1. Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar 2. Menggunakan sumber daya lokal 3. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai dengan kemampuan 4. Meningkatkan pendapatan nasional 5. Menumbuhkan industri lain Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan dari aspek sosial ekonomi, Subandi
Collection sudah bisa dikatakan layak untuk terus dijalankan.
9
BAB V ASPEK FINANSIAL
5.1
Kebutuhan Dana
5.1.1 Aktiva tetap operasional Berdasarkan analisis kebutuhan operasional yang diperlukan oleh usaha Sandal Jepit Subandi Collection dapat diperkirakan sebagai berikut. Tabel 5.1 Aktiva tetap operasional No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Produk Gunting Lem Kuas Karet Pisau Alat Press Model kaki Spidol Pewarna Palu Pelubang Kursi Alas benda kerja Penggaris Rak display
Jumlah 5 buah 3 kaleng 4 biji 10 m2 3 buah 1 buah 10 buah 4 biji 8 buah 2 biji 1 unit 5 unit 1 unit 2 unit 4 unit Jumlah
Harga/unit (Rp) 15.000 100.000 10.000 100.000 25.000 700.000 250.000 10.000 75.000 30.000 3.000 5.000 10.000 25.000 80.000
Nilai (Rp) 75.000 300.000 40.000 1.000.000 75.000 700.000 2.500.000 40.000 600.000 60.000 3.000 250.000 10.000 50.000 320.000 6.023.000
Jadi biaya kerja yang dibutuhkan oleh usaha Sandal Jepit Subandi Collection adalah sebesar Rp. 6.023.000
5.1.2 Perkiraan biaya variabel Data biaya variabel sebagai biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola usaha dalam setiap bulannya disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 5.2 Biaya variabel Item Kulit Sol Plastik Kresek Tali rafia Karung
Biaya Satuan (Rp) 10 Kg 10 m2 20 potong 20 potong 4 unit 5 unit
Kuantitas 100.000 30.000 5.000 5.000 5.000 15.000
Jumlah/bulan (Rp) 1.000.000 300.000 100.000 100.000 20.000 75.000
1.595.000 10
5.1.3 Biaya penjualan Biaya-biaya penjualan yang dikeluarkan untuk melihat seberapa besar jumlah penjualan. Data biaya penjualan disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.3 Biaya penjualan Harga No Nama Produk Kuantitas Satuan 1 Sandal Jepit anak-anak 150 unit 70.000 2 Sandal Dewasa Perempuan 140 unit 105.000 3 Sandal Dewasa Laki-laki 160 unit 105.000 Jumlah 5.2
Biaya sambutan (Rp) 10.500.000 14.700.000 16.800.000 42.000.000
Sumber Keuntungan Sehingga total keuntungan :
Sandal anak-anak : Pemasukkan
= Rp. 10.500.000
Pengeluaran
= Rp. 6.023.000 + Rp. 1.595.000 = Rp.7.618.000
Keuntungan
= Pemasukkan – Pengeluaran = Rp. 10.500.000 - 7.618.000 = Rp. 2.882.000
Sandal laki – laki dan perempuan : Pemasukkan
= Rp.31.500.000
Pengeluaran
= Rp. 6.023.000 + Rp. 1.595.000 = Rp. 7.618.000
Keuntungan
= Pemasukkan – Pengeluaran = Rp. 31.500.000 - Rp. 7.618.000 = Rp. 23.882.000
Semua jenis produk sandal : Pemasukkan
= Rp. 42.000.000
Pengeluaran
= Rp. 6.023.000 + Rp. 1.595.000 = Rp. 7.618.000
Keuntungan Total
= Pemasukkan – Pengeluaran = Rp.91.500.000 - Rp.26.892.500,00 = Rp. 49.618.000
11
5.4
No
Proyek Aliran Uang Tunai (Cash Flow)
Uraian
1 Total Investasi awal Penerimaan 2 (Benefit) Sandal Jepit anakA anak Sandal Dewasa B Perempuan Sandal Dewasa C Laki-laki
Harga/satuan
Jumlah Barang
Total Biaya
Rp 100.000.000 70.000 105.000 105.000
150 unit
6.023.000
140 unit
14.700.000
160 unit
16.800.000
Total Benefit/bulan 3 A
Rp 7.000 20 kg Rp 10.000 3 unit Rp 12.000 5 unit Rp 5.000 3 unit Rp 150.000 3 unit Rp 50.000 4 unit Rp 30.000 100 pcs Rp 50.000 3 unit Rp 25.000 6 unit Rp 80.000 3 unit Rp 1.000.000 1 unit Rp 350.000 2 unit Rp 950.000 1 unit Rp 5.000 50 unit Rp 2.000 20 unit Total Biaya Tetap
75.000 300.000 40.000 1.000.000 75.000 700.000 2.500.000 40.000 600.000 60.000 3.000 250.000 10.000 50.000 320.000
Rp 6.023.000
Biaya Variabel Kulit Sol Plastik Kresek Tali rafia Karung Kulit
4
Rp. 42.000.000
Biaya (Cost) Biaya Tetap Gunting Lem Kuas Karet Pisau Alat Press Model kaki Spidol Pewarna Palu Pelubang Kursi Alas benda kerja Penggaris Rak display
B
Keterangan
10 Kg Rp 100.000 10 m2 Rp 30.000 20 potong Rp 5.000 20 potong Rp 5.000 4 unit Rp 5.000 5 unit Rp 15.000 10 Kg Rp 100.000 Total Biaya Variabel Total Cost per Bulan
Benefit per Bulan Net Benefit per Bulan
1.000.000 300.000 100.000 100.000 20.000 75.000 1.000.000
1.595.000 Rp 7.618.000 Rp 49.618.000 Rp 49.618.000
12
a.
Return Cost Ratio (R/C) 𝑅 𝑅𝑝 6.023.000 = = 5,513 𝐶 Rp 7.618.000
b.
Benefit Cost Ratio 𝐵 𝑅𝑝 49.618.000 = = 6,513 𝐶 Rp 7.618.000
c.
Net PresentValue (NPV) Bulan 0 1
d.
Investasi (Rp) 100.000.000
Net Benefit (Rp) 100.000.000 49.618.000 Net Present Value (NPV)
D.F. (20%) 2 0,8
Present Value (Rp) 200.000.000 39.694.400 239.694.400
Break Even Point (BEP)
Sandal anak-anak =
Sandal Laki-laki =
Sandal Perempuan =
𝑅𝑝 6.023.000 Rp 70000
6.023.000 105.000
= 96,661 10 unit x RP 10.5000 = Rp 1.050.000
6.023.000 105.000
Return Cost Ratio (R/C)
Benefit Cost Ratio
Net PresentValue (NPV)
Break Even Point (BEP)
= 8,604 9 unit x Rp 7.00.000 = Rp 63.000.000
=860 10 unit x Rp 10.5000 = Rp 1.050.000
Berdasarkan analisis R/C diperoleh sebesar 5,513, dimana nilai tersebut lebih besar dari satu. Sehingga usaha Sandal Jepit Subandi Collection layak diusahakan dan menguntungkan. Berdasarkan analisis B/C diperoleh nilai sebesar 6,513, dimana nilai tersebut lebih besar dari satu dan usaha Sandal Jepit Subandi Collection layak diusahakan dan dilanjutkan. Berdasarkan tabel NPV diatas hasil yang diperoleh dengan bunga 20% bahwa usaha Sandal Jepit Subandi Collection dapat dilaksanakan. Berdasarkan BEP usaha Sandal Jepit Subandi Collection sudah layak untuk dijalankan.
13
BAB VI ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
6.1
Pengertian Aspek Manajemen dan Organisasi Aspek manajemen dan organisasi adalah aspek yang sangat vital dalam suatu usaha.
Karena usaha yang akan atau sedang dirintis mungkin saja akan mengalami kegagalan jika manajemen dan organisasi tidak berjalan dengan baik. Proses manajemen sendiri juga terdapat kaidah-kaidah agar suatu usaha bisa berjalan lebih mudah. Kaidah-kaidah itu sendiri bisa tergambar jelas melalui fungsi-fungsi manajemen berikut: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan dalah proses untuk menentukan kemana dan bagaimana suatu usaha akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah proses untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang si pemegang unit. 3. Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan adalah proses dimana semua hal yang terencana telah dimulai oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer yang mengerahkan seluruh bawahannya untuk memulai pekerjaan sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan kepadanya. 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai dan mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana awal dan mengoreksi berbagai penyimpangan selama proses pelasanaan kerja.
6.2
Manajemen Pembangunan Proyek Manajemen pembangunan proyek adalah sistem untuk merencanakan, melaksanakan,
dan
mengawasi
proyek
yang sedang dilaksanakan.
Pembangunan
proyek
harus
mengkoordinasikan rencana pelaksanaan dengan sumber daya yang disediakan agar proyek tadi dapat terselesaikan sesuai target, artinya proyek tersebut selesai tepat waktu dan sesuai dengan konsepnya. 1. Perencanaan Proyek Perencanaan proyek pada usaha sandal jepit “Subandi Collection” yaitu proses apa dan bagaimana proyek tersebut harus dikerjakan. Hal itu meliputi jenis pekerjaan, waktu 14
penyelesaian, tenaga pelaksana, peralatan, dan juga anggaran pekerjaan pada usaha tersebut. Perencanaan proyek ini dinilai memudahkan bagi pihak terkait agar bisa bekerja lebih mudah dan terjadwal secara rapi. Perencanaan yang diperlukan dalam usaha ini adalah sebagai berikut:
Durasi mengenai penyelesaian dalam proses pembangunan usaha sandal jepit “Subandi Collection” dilakukan sekitar sebulan.
Perencanaan yang dilakukan pada usaha ini ialah menentukan layout “Subandi Collection”.
Perencanaan pengadaan mesin dan atau alat-alat pendukung lainnya.
Perencanaan jam kerja Perencanaan kebutuhan tenaga kerja.
Perencanaan sumber daya proyek.
2. Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek pada “Subandi Collection” meliputi penjadwalan waktu-waktu dari masing-masing aktivitas proyek dalam urutan yang sudah diatur. Salah satu yang paling terkenal adalah bagan Gantt yang dinilai lebih mudah ditafsir dan efektif untuk digunakan. Berikut merupakan usaha yang dilakukan dalam penjadwalan proyek, ialah:
Mendefinisikan aktivitas proyek
Urutan aktivitas proyek
Estimasi aktivitas sumber daya proyek
Estimasi durasi kegiatan proyek
Membuat jadwal proyek
Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek
3. Pengawasan Proyek Mengawasi dan mengendalikan jalannya proyek “Subandi Collection” adalah satu hal yang tak boleh disepelekan dalam pembangunan proyek demi kesesuaian proyek dengan target dan waktu yang telah ditetapkan. Lebih dari itu pengawasan ini berguna untuk mengawasi arus anggaran dan mengevaluasi berbagai kelemahan dan kekeliruan selama pembangunan proyek.
6.3
Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya meliputi segala sesuatu yang dipersiapkan oleh usaha yang
bersangkutan dengan kinerja SDM, yakni dalam penempatan posisi kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam konsep manajemen SDM terdapat hal yang berkaitan erat 15
seperti adanya kebijaksanaan, prosedur, dan juga praktik dalam mengatur orang lain demi tercapainya tujuan. Dalam manajemen SDM juga diterapkan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dan fungsi yang bersifat operatif seperti pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. 1. Analisis jabatan Analisis jabatan adalah hal yang pertama kali dilakukan sebelum memulai suatu usaha, yakni dengan cara mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi seperti identitas jabatan, fungsi jabatan, uraian tugas, wewenang, tanggungjawab, bahan, alat kondisi kerja, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan jabatan, agar tidak salah posisi dan bekerja sesuai dengan porsinya secara optimal. Analisis diperlukan juga untuk mengevaluasi suatu unit pekerjaan itu sendiri apakah suatu jabatan atau unit itu diperlukan atau tidak. Persayaratan jabatan seperti persyaratan pendidikan, pengalaman, pelatihan, psikologi dan persyaratan khusus itu diperlukan agar seseorang yang diterima bisa bekerja dengan baik nantinya. Informasi analisis jabatan juga berguna bagi manajemen SDM, penarikan tenaga kerja, orientasi, pelatihan, dan pengembangan dan lainnya. 2. Perencanaan SDM Perencanaan sumber daya manusia adalah mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, yakni tentang jumlah tenaga kerja berdasakan prakiraan hasil produksi dan dalam sistem manajerial juga berdasarkan jumlah jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi perusahaan. 3. Pengadaan tenaga kerja Pengadaan dan pencarian tenaga kerja baru dilakukan setelah analisis jabatan dan perencanaan SDM sudah terpenuhi dalam rangka mengisi jabatan yang tersedia. Pengadaan tenaga kerja sendiri merupakan proses untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan juga bidang pengoperasian usaha di lapangan, meliputi: a. Penarikan (Recruitment) Penarikan adalah proses untuk mencari calon karyawan yang memenuhi syarat tertentu sehingga dari mereka perusahaan bisa memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi lowongan yang ada.
16
b. Seleksi (Selection) Setalah dilakukan pencarian tenaga kerja, tahap selanjutnya adalah menyeleksi seluruh calon tenaga kerja yang paling memenuhi kriteria yang terdiri dari uji materi, uji kesehatan, uji psikologi, dan wawancara (interview). c. Penempatan (Placement) Penempatan adalah pencocokan seseorang dengan jabatan yang telah disediakan yang diikuti dengan orientasi, dimana terdapat penjelasan di dalamnya tentang tugas-tugas yang akan dilakukan sesuai dengan standar kerja yang berlaku. 4. Kompensasi Kompensasi adalah suatu imbalan atau penghargaan kepada setiap personel yang bekerja di suatu perusahaan dan kompensasi ini penting adanya demi mencapai tujuan yang diinginkan yang bertalian langsung dengan keberlangsungan karyawan yang bekerja. 5. Pengembangan Pihak manajemen perlu untuk melakukan program pengembangan pada setiap karyawannya untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan agar mampu memenuhi tuntutan organisasi dalam menghadapi persaingan dan perubahan. Pelatihan dan pengembangan ini bisa di dalkukan di dalam perusahaan atau di luar perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan anggaran perusahaan. 6. Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan hubungan kerja biasa disebabkan oleh faktor usia (masa pensiun), permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi dan adanya pemecatan karena adanya kesalahan.
6.4
Manajemen Dalam Operasi
6.4.1 Tujuan dalam Manajemen Operasi Memproduksi produk yang berkualitas Proses produksi tepat waktu Permintaan yang dapat terpenuhi Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan harus sesuai dan menguntungkan. Produk yang dihasilkan sesuai permintaan.
17
6.4.2 Jenis-jenis Pekerjaan yang diperlukan dan Job Deskripsi Pemilik usaha “Subandi
Collection”
bertindak
untuk
memimpin
usahanya,
bertanggung jawab atas produksi, dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan. Bidang Marketing merupakan bidang yang menjalankan fungsi untuk dapat memasarkan produk yang dihasilkan oleh usaha ini yaitu sandal. Bidang Pengeleman ialah bidang yang menjalankan proses pengeleman pada bagian tertentu pada sandal, sehingga sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku Bidang pengepressan ialah bidang yang melakukan proses press pada bagian alas sandal. Bidang pemotongan ialah bidang yang melakukan proses pemotongan baik bagian sandal yang terpakai dan yang tak terpakai nantinya.
6.4.3 Persyaratan yang Diperlukan Untuk Memangku Jabatan 1. Pemilik usaha ialah memiliki kemahiran dalam berusaha, memiliki modal yang cukup, mampu menkoordinasikan bawahannya agar tercipta usaha yang baik dan lancar, memiliki jiwa kepemimpinan, dan mampu mengayomi anggotanya. 2. Bagian Marketing ialah minimal lulusan SMA/SMK sederajat, mengetahui dan pandai tentang marketing, baik, jujur, dan amanah. 3. Bagian pengeleman, pemotongan, dan pengepress ialah giat dalam suatu aktivitas, baik, jujur, teliti, telaten, dan bertanggungjawab.
18
6.4.4 Struktur Organisasi yang Digunakan
Pemilik
Marketing
Karyawan bidang pengepresan
Karyawan bidang pemotongan
Karyawan bidang pengeleman
Gambar 6.1 Struktur organisasi
6.4.5 Cara Memperoleh Atau Merekrut Tenaga Kerja 1. Dengan melakukan info bahwa membutuhkan tenaga kerja baik media sosial dll. 2. Melakukan wawancara 3. Tes keahlian yang dimiliki dan dibutuhkan 4. Penempatan
19
BAB VII ASPEK HUKUM
7.1
Pengertian Aspek Hukum Aspek hukum mengkajii tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan
dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Berikut ini disajikan hal-hal yang harus dilakukan agar usaha “Subandi Collection” dapat berdiri dan berjalan ialah: 1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, maupun BUMN. Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor wilayah Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen Perdagangan yang menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan pembelian SIUP. 2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi keamanan dan kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten atau Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan mewajibkannya. Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib menaati syaratsyarat antara lain:
Keamanan.
Kesehatan.
Ketertiban.
Syarat-syarat
lain
(mengutamakan
tenaga
kerja
dari
sekitarnya
dan
menjaga keindahan lingkungan, serta penghijauan).
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada Kantor Pelayanan
20
Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Undangundang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak dibayar." 4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan) Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.
21
BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN
8.1
Dasar Teori Aspek lingkungan merupakan salah satu yang ada didalam analisis kelayakan pabrik.
Maka dari itu, Studi lingkungan diperlukan untuk mengetahui apakah lingkungan sekitar usaha cocok dengan kriteria dari usaha yang berdiri. Usaha yang baik harus cocok dengan kondisi dari lingkungan sekitar, seperti kondisi air, tanah, dan udara. Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut pp No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan, akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya. Tujuan Aspek lingkungan dalam studi kelayakan: a. Menganalisis kondisi lingkungan operasional. b. Menganalisis kondisi lingkungan industri. c. Menganalisis lingkungan ekonomi. d. Menganalisis dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan. e. Menganalisis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif bisanis terhadap lingkungan.
8.2
Kondisi AMDAL Usaha Kerajinan “Subandi Collection” harus memperhatikan Aspek Lingkungan
dikarenakan untuk mengantisipasi terjadinya dampak-dampak yang kurang baik terhadap usaha tersebut. Selain dampak yang kurang baik, lingkungan juga dapat memberikan keuntungan-keuntungan untuk usahatersebut.
8.2.1 Dampak Terhadap Lingkungan Dampak dari suatu usaha terhadap lingkungan umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu: -
Dampak positif, yaitu dampak yang dapat menimbulkan manfaat bagi lingkungan hidup sekitarnya.
22
-
Dampak negatif, yaitu dampak yang dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup sekitarnya. 1.
Peningkatan kebisingan Dampak peningkatan kebisingan (bersifat negatif). Sumber dampak peningkatan kebisingan berasal dari suara penggunaan alat dalam proses pembuatan sendal.
2.
Penurunan kualitas air Penurunan Kualitas air disini adalah dikarenakan penggunaan dari zat pewarna sendal (bersifat negatif). Zat pewarna sendal jika dibuang dengan sembarangan akan masuk ke dalam saluran bawah tanah dan mencemari air yang ada di sekitar usaha tersebut.
3.
Peningkatan jumlah sampah sisa produksi Dampak peningkatan jumlah sampah sisa produksi (bersifat negatif). Sampah sisa produksi
merupakan
sampah
yang
ditimbulkan
akibat
bahan
yang
tidak
terpakai/terbuang dari proses produksi.
8.2.2 Minimalisir Dampak Negatif Terhadap Lingkungan Untuk mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif dari usaha sendal “SUBANDI COLLECTION” terhadap lingkungan, maka diperlukan usaha-usaha sebagai berikut: 1.
Peningkatan kebisingan Cara untuk meminimalisir dampak kebisingan adalah dengan stasiun kerja/ruang produksi yang tertutup agar suara yang diakibatkan oleh proses produksi tidak mengganggu lingkungan di sekitar usaha.
2.
Penurunan kualitas air Penanggulangan dari penurunan kualitas air adalah dengan melakukan pengolahan limbah cair proses produksi. Pengolahan tersebut dilakukan untuk menetralkan limbah agar tidak mengandung zat yang berbahaya yang dapat membahayakan ekosistem air. Dengan adanya pengolahan, limbah cair yang sudah netral diharapkan akan bisa dipakai kembali untuk kebutuhan akan air lainnya.
3.
Peningkatan jumlah sampah sisa produksi Sampah sisa hasil produksi dapat ditanggulangi dengan pembuangan sampah pada tempatnya. Selain itu sampah sisa hasil produksi juga dapat digunakan sebagai bahan yang berguna seperti dapat dimanfaatkan untuk kerajinan lain.
23
8.3 Ringkasan Kriteria
Keterangan
Kategori
- Peningkatan kebisingan - Penurunan kualitas air Dampak Negatif
- Peningkatan jumlah sampah sisa Tidak Layak produksi
24
BAB IX KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil analisis beberapa aspek untuk menjalankan usaha ini adalah sebagai berikut: 1.
Aspek Pasar Berdasarkan market share sebesar 100% yang berarti dapat memenuhi semua
permintaan, maka usaha ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Usaha tersebut memiliki segmentasi pasar yang jelas dalam hal membidik konsumen serta dengan adanya strategi yang digunakan juga jelas sehingga dalam proses berjalannya diharapkan mampu mendukung penjualan. 2.
Aspek Teknik Berdasarkan aspek teknis tersebut, maka usaha Subandi Collection dapat dikatakan
layak, karena usaha ini mempunyai lokasi yang strategis hingga tata letak ruangan yang terencana. Hal ini dapat menunjang/mendukung kinerja operasional. Subandi Collection juga mempunyai persediaan bahan baku yang efektif dan tenaga kerja yang berkompeten. 3.
Aspek Finansial Berdasarkan kriteria penilaian investasi metode Net Present value, Subandi Collection
ternyata memiliki nilai positif, sehingga usaha tersebut layak untuk dipertimbangkan. 4.
Aspek Manajemen dan Organisasi Berdasarkan aspek manajemen tersebut, maka usaha Subandi Collection dapat
dikatakan layak, karena usaha ini mempunyai sistem manajemen yang teratur dan terarah, perencanaan telah dilakukan dengan matang, pengorganisasian dilaksanakan secara terpadu dan terpusat, dan pengendalian yang terencana. 5.
Aspek Sumber Daya Manusia Berdasarkan aspek sumber daya manusia tersebut, maka usaha Subandi Collection
dapat dikatakan layak, karena usaha ini melaksanakan perencanaan SDM dan analisis pekerjaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
25
6.
Aspek Hukum Berdasarkan aspek hukum tersebut, maka usaha Subandi Collection dapat dikatakan
layak, karena usaha ini telah melakukan perizinan sesuai prosedur seperti perijinan usaha ke dinas perekonomian hingga pendaftaran ke departemen perdagangan dan perindustrian. 7.
Aspek Sosial Ekonomi Berdasarkan analisis aspek sosial dan aspek ekonomi usaha Subandi Collection dapat
dikatakan layak, karena berpengaruh positif pada masyarakat, tidak hanya berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi sekitar tetapi juga mengurangi jumlah pengangguran yang ada di wilayah tersebut. 8.
Aspek Lingkungan Berdasarkan aspek lingkungan tersebut, maka usaha Stalaktindo dapat dikatakan layak,
karena baik secara lingkungan industri maupun lingkungan hidup. Meskipun usaha ini mempunyai beberapa dampak negative, akan tetapi usaha ini telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan. Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Usaha Stalakindo layak untuk dijalankan.
26