5 0 1012 KB
JAUR, 3 (1) Oktober 2019
ISSN 2085-6601 (Print) ISSN 2502-4590 (Online) DOI: 10.31289/jaur.v3i1.2908
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research) Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur
Analisis Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Kota Medan Analysis of Housing and Settlement Issues in the city of Medan Aulia Muflih Nasution* Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area, Indonesia Diterima: September 2019; Disetujui: Oktober 2019; Dipublikasi: Oktober 2019 *Corresponding author: E-mail : [email protected]
Abstrak Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Perencanaan perumahan dan permukiman berupa hunian kota tidak hanya meninjau atau memikirkan keadaan atau kondisi pada saat ini, namun juga masa depan. Adanya konsep RUTRK, ataupun yang lainnya dalam suatu perencanaan harusnya menjadi fokus ataupun petunjuk dalam pembangunan perumahan dan permukiman bagi pihak pengembang atau develop. Di Kota Medan perkembangan akan pembangunan perumahan dan permukiman semakin meningkat dilihat dari meningkatnya perkembangan penduduk di Kota Medan, Beragam upaya dan program yang dilakukan, tapi masih saja banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin hampir disetiap sudut kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di perkotaan. Melihat dari keterbatasan lingkungan dan pentingnya suatu wadah kebutuhan akan sarana dan fasilitas perumahan dan permukiman sehingga harus dilakukan pengembangan wilayah perkotaan yaitu kawasan perumahan dan permukiman di wilayah pinggiran Kota Medan. Penelitian ini dilakukan terhadap beberapa perumahan yang tumbuh di Kota Medan. Dengan melakukan perbandingan yang ada, maka akan dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada di beberapa perumahan. Hal ini dengan melakukan penelitian secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode wawancara dan survey terhadap perumahan. Kata Kunci : Perumahan, Permukiman, Kota, Medan Abstract Residential environment units are housing areas in various shapes and sizes with structured land and space, infrastructure and environmental facilities. Environmental infrastructure is the basic physical completeness of the environment that allows the residential environment to function as it should. Housing and settlement planning in the form of city dwelling not only reviews or thinks about the current situation or condition, but also the future. The existence of the RUTRK concept, or others in a plan should be the focus or direction in the construction of housing and settlements for the developer or developer. In Medan the development of housing and settlements is increasing as seen from the increasing population in Medan City. Various efforts and programs are carried out, but we still find many poor settlements in almost every corner of the city accompanied by disorder in living in urban society. Judging from the limitations of the environment and the importance of a container needs for housing and settlement
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
facilities and facilities, it is necessary to develop urban areas, namely housing and settlements in the suburbs of Medan. This research was conducted on several housing growing in the city of Medan. By making comparisons, there will be an analysis of the problems in several housing estates. This is done by conducting qualitative and quantitative research using interview and survey methods on housing. Keywords: Housing, Settlement, City, Medan How to Cite: N. Muflih Aulia (2019), Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Kota Medan, Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1): Hal 27-46.
28
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
PENDAHULUAN
keterjangkauan,
Perumahan adalah kelompok rumah atau hunian
dengan
prasarana
kelengkapan misalnya
dasar
Pemukiman adalah suatu wilayah
yang dilengkapi lingkungan fisik
penyediaan
atau area yang ditempati oleh seseorang
yaitu
atau
lingkungan, air
jalan,
lingkungan
yang
minum,
Perumahan
berfungsi
dan
perumahan
harus
4
berlandaskan suatu pola pemukiman yang
Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman adalah
menyeluruh, yaitu tidak hanya meliputi
bagian dari lingkungan hidup diluar
pembangunan fisik rumah saja, melainkan
kawasan
juga
lindung,
baik
yang
No
pemukiman
merupakan kesatuan fungsional, sebab pembangunan
Undang-Undang
Pemukiman
sekitar.
sebagaimana mestinya Menurut
manusia.
kondisi alam dan sosial kemasyarakatan
memungkinkan
pemukiman
kelompok
memiliki kaitan yang cukup erat dengan
pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon,
kelestarian
lingkungan hidup.
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
dan
berupa
dilengkapi
dengan
prasarana
kawasan perkotaan maupun pedesaan
lingkungan, sarana umum dan fasilitas
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
sosial, terutama di daerah perkotaan yang
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
mempunyai permasalahan majemuk dan
kegiatan yang mendukung perikehidupan
multidimensional.
dan
penghidupan.
Satuan
lingkungan
permukiman adalah kawasan perumahan dalam dengan
berbagai
bentuk
penataan
dan
tanah
dan
Persyaratan Dasar Permukiman
ukuran
Suatu bentuk permukiman yang ideal
ruang,
di kota merupakan pertanyaan yang
prasarana dan sarana lingkungan yang
menghendaki
jawaban
terstruktur (pasal 1 ayat 3).
komprehensif,
sebab
permukiman
menyangkut
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1992
menyebutkan
yang
bersifat
perumahan
dan
kehidupan
bahwa
manusia termasuk kebutuhan manusia
penataan perumahan dan permukiman
yang terdiri dari berbagai aspek. Sehingga
berlandaskan asas manfaat, adil dan
dapat
merata, kebersamaan dan kekeluargaan,
tentang ketentuan yang baik untuk suatu
kepercayaan
permukiman
pada
diri
sendiri,
dirumuskan yaitu
sebagai berikut: 29
secara harus
sederhana memenuhi
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
sesuai
a. Lokasinya sedemikian rupa sehingga seperti pabrik, yang umumnya dapat dampak
skala
besarnya
permukiman itu.
tidak terganggu oleh kegiatan lain memberikan
dengan
h. Dilayani oleh jaringan listrik dan
pada
telepon
pencemaran udara atau pencemaran lingkungan lainnya.
Elemen Permukiman Permukiman terbentuk atas kesatuan
b. Mempunyai akses terhadap pusatpusat pelayanan seperti pelayanan
antara
manusia
dan
lingkungan
di
pendidikan, kesehatan, perdagangan,
sekitarnya. Permukiman merupakan suatu
dan lain-lain.
sistem yang terdiri dari beberapa elemen yaitu (Suparno Sastra M. dan Endi Marlina,
c. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan
Perencanaan
dan
cepat dan tidak sampai menimbulkan
Perumahan, 2006:39) .
genangan air walaupun hujan yang
a. Alam.
Pengembangan
Manusia. Di dalam suatu wilayah
lebat sekalipun.
permukiman,
d. Mempunyai fasilitas penyediaan air
manusia
merupakan
bersih, berupa jaringan distribusi yang
pelaku utama kehidupan, disamping
siap untuk disalurkan ke masing-
makhluk
masing rumah.
tumbuhan
hidup
seperti
hewan,
dan
lainnya.
sebagai
e. Dilengkapi dengan fasilitas air kotor/
makhluk yang paling sempurna, dalam
tinja yang dapat dibuat dengan sistem
kehidupannya manusia membutuhkan
individual yaitu tanki septik dan
berbagai hal yang dapat menunjang
lapangan rembesan, ataupun tanki
kelangsungan
septik komunal.
kebutuhan biologis (ruang, udara,
hidupnya,
baik
itu
oleh
temperatur, dan lain-lain), perasaan
fasilitas pembuangan sampah secara
dan persepsi, kebutuhan emosional
teratur agar lingkungan permukiman
dan kebutuhan akan nilai-nilai moral.
f. Permukiman
harus
dilayani
b. Masyarakat
tetap nyaman.
merupakan
kesatuan
g. Dilengkapi dengan fasilitas umum
kelompok orang (keluarga) dalam
seperti taman bermain bagi anak-anak,
suatu permukiman yang membentuk
lapangan
tempat
suatu komunitas tertentu. Hal-hal
beribadat, pendidikan dan kesehatan
yang berkaitan dengan permasalahan
atau
taman,
30
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
yang terjadi dalam masyarakat yang
komunikasi, Drainase dan air kotor
mendiami suatu wilayah permukiman
,Tata letak fisik
adalah: Kepadatan dan komposisi
Lokasi
penduduk, Kelompok sosial,Adat dan
Perumahan
kebudayaan,Pengembangan ekonomi , Pendidikan,
Kesehatan,Hukum
Pola
Perkembangan
Dalam penentuan lokasi perumahan
dan
yang perlu diperhatikan adalah jarak
administrasi
dengan tempat pekerjaan, pusat kota, perdagangan,
c. Bangunan atau rumah. Bangunan atau rumah
Dan
merupakan
wadah
keamanan,
bagi
pendidikan, fasilitas
kesehatan,
pelayanan
kota.
manusia. Pada prinsipnya bangunan
Kondisi fisiklokasi perumahan yang perlu
yang
dipertimbangkan : persyaratan fisik tanah;
dapat
digunakan
sepanjang
topografi; sumber-sumber alam.
operasional kehidupan manusia bisa
Hal-hal
dikategorikan sesuai dengan fungsi
yang
harus
diperhatikan
yaitu:
Rumah
dalam perkembangan perumahan adalah
masyarakat
(sekolah,
pewilayahan (zoning); utilitas (utilities);
rumah sakit, dan lain-lain), Fasilitas
faktor-faktor teknis (technical factors);
rekreasi
Pusat
lokasi (locations); estetika (aesthetics);
Pusat
Pusat
masing-masing, pelayanan
atau
perbelanjaan,
hiburan, Industri,
berpenghasilan
transportasi d. Networks.
pertokoan,
Networks
Penduduk
tinggi,
Kawasan
yang
sesuai untuk lokasi, Kegiatan pertanian,
merupakan
sistem buatan maupun alami yang
Penduduk
menyediakan
fasilitas
komunitas (community); pelayanan kota
operasional
suatu
untuk
berpenghasilan
rendah,
(city services); dan biaya (Costs).
wilayah
permukiman. Untuk sistem buatan,
Daerah pinggiran kota (urban fringe)
tingkat pemenuhannya bersifat relatif,
sebagai suatu wilayah peluberan kegiatan
dimana
perkembangan
antara
wilayah
kota
telah
menjadi
permukimansatu dengan yang lainnya
perhatian banyak ahli di berbagai bidang
tidak sama. Sistem buatan yang yang
ilmu
keberadaannya
perkotaan sejak tahun 1930-an saat
diperlukan
dalam
seperti
istilah
sosial, urban
dan
suatu wilayah antara lain Sistem
pertama
jaringan air bersih, Sistem jaringan
dikemukakan dalam literatur. Besarnya
listrik, Sistem transportasi, Sistem
perhatian tersebut terutama tertuju pada 31
kali
geografi,
fringe
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
berbagai permasalahan yang diakibatkan
terhadap batas lahan yang dikuasai.
oleh proses ekspansi kota ke wilayah
Pengertian
pinggiran yang berakibat pada perubahan
bahwa GSB adalah batas bangunan yang
fisikal misal perubahan tata guna lahan,
diperkenankan untuk dibangun.
demografi, keseimbangan ekologis serta
tersebut
Batasan
kondisi sosial ekonomi.
dapat
atau
disingkat
patokan
untuk
mengukur besar GSB adalah as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api,
Persyaratan kesehatan Perumahan dan
dan/atau
jaringan
tegangan
tinggi.
lingkungan
Pemukiman
Menurut
Sehingga jika rumah berada di pinggir
Keputusan
Menteri
Kesehatan
jalan, maka garis sempadan diukur dari as
(Kepmenkes)No.829/Menkes/SK/VII/1
jalan sampai bangunan terluar di lahan
999
tanah yang dikuasai. Faktor penentu besar GSB adalah
Lokasi
letak lokasi bangunan itu berdiri. Rumah
a. Tidak terletak pada daerah rawan
yang terletak di pinggir jalan, GSB-nya
bencana alam seperti bantaran sungai,
ditentukan berdasarkan fungsi dan kelas
aliran lahar, tanah longsor, gelombang
jalan.
tsunami,
standarnya sekitar 3 - 5 m”, jelas Ir. Imam
daerah
gempa,
dan
pemukiman
perumahan
S. Ernawi, MCM., MSc. (Direktur Direktorat
sebagainya;
Bina
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat
“Untuk
pembuangan
akhir
Teknik,
Ditjen
Perumahan
dan
Pemukiman).
(TPA)
sampah atau bekas tambang; Kualitas udara
c. Tidak terletak pada daerah rawan
Kualitas udara ambien di lingkungan
kecelakaan dan daerah kebakaran
perumahan harus bebas dari gangguan gas
seperti alur pendaratan penerbangan.
beracun dan memenuhi syarat baku mutu GSB
lingkungan sebagai berikut : Gas H2S dan
Di dalam penjelasan Pasal 13 Undang-
NH3 secara biologis tidak terdeteksi g/m3
undang
;g
No.
mempunyai
28
Tahun
2002,
GSB
arti
sebuah
garis
yang
maksimum
150
diameter kurang dari 10.
membatasi jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan 32
Debu
dengan
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
Prasarana dan sarana lingkungan
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM)
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana
rekreasi
keluarga
harus
dengan
menjamin
terjadi kontaminasi
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
tidak
makanan yang
dapat menimbulkan keracunan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak METODE PENELITIAN
menjadi tempat perindukan vektor
Dalam pembahasan perumahan dan
penyakit; c. Memiliki
sarana
jalan
permukiman
lingkungan
ini
digunakan
metoda
dengan ketentuan konstruksi jalan
deskriptif dan komparatif dengan tahapan
tidak
sebagai berikut:
mengganggu
kesehatan,
konstruksi
trotoar
membahayakan
pejalan
a. Tahap Identifikasi Permasalahan
tidak kaki
Tahap
dan
ini
merupakan
tahap
penyandang cacat, jembatan harus
mengungkapkan masalah yang ada
memiliki
pada perumahan dan permukiman
pagar
pengaman,
lampu
penerangan, jalan tidak menyilaukan
menengah
mata;
pendukung melalui studi banding dan dengan
kualitas
air
dan
fasilitas
literatur.
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu
kebawah
b. Tahap Pemecahan Masalah
yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
Pada tahap ini pemecahan masalah
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan
pertama kali adalah penentuan lokasi
limbah rumah tangga harus memenuhi
perencanaan
persyaratan kesehatan
terkandung
berdasarkan dalam
yang Wilayah
sampah
Pengembangan Pembangunan Kota
rumah tangga harus memenuhi syarat
Medan, setelah itu dilanjutkan dengan:
f. Pengelolaan
pembuangan
c. Menganalisa tapak eksisting
kesehatan; g. Memiliki
akses
terhadap
Menganalisa
sarana
terhadap
dampak
komunikasi,
lingkungan sekitar, pola pemukiman
tempat kerja, tempat hiburan, tempat
dan penentuan orientasi bangunan
pendidikan,
dengan
pelayanan
kesehatan, kesenian,
dan
lain
membandingkan
perumahan dan permukiman yang
sebagainya; h. Pengaturan
cara
instalasi
listrik
berada di pinggiran kota Medan dan
harus
menjamin keamanan penghuninya; 33
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
peraturan-peraturan pemerintah yang
pengembang
daerah
ini
adalah
dari
berlaku.
berbagai kalangan seperti : Pegawai Negeri Sipil (PNS), masyarakat menengah,
d. Tahap Kesimpulan Tahap ini merupakan hasil analisa
dan lain lain. sehingga harga jual unit per
yang dilakukan
rumah,
disesuaikan
dengan
standart.
Namun, sangat disayangkan bahwa ratarata lingkungan permukiman dibangun
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanpa
Propinsi Sumatera Utara khususnya
sesuai
dengan
persyaratan
(hunian ),
dan tidak
kota Medan merupakan kota yang sedang
perumahan
berkembang, hal ini tidak terlepas dari
diperhatikan untuk peruntukan
masalah penyediaan sarana hunian yakni
yang akan menjadi kavling rumah, tanpa
berupa perumahan bagi permukiman.
menghiraukan kebutuhan yang menjadi
Kondisi ini memungkinkan masyarakat
standar suatu lingkungan hunian yang
untuk mencari tempat yang layak untuk
layak.
hunian, Kota Medan merupakan potensi
perumahan menengah kebawah di kota
yang sangat cocok untuk memenuhi
Medan, sebagai berikut :
prasarana hunian tersebut.
a. Tidak
Banyak pembangunan perumahan yang tersebar di kota Medan
Beberapa
adanya
contoh
fasilitas
lahan
masalah
kesehatan
seperti puskesmas atau posyandu (pos
dalam
pelayanan terpadu)
padahal lokasi
beberapa tahun ini khususnya di Medan
perumahan sangat jauh dari fasilitas
johor, Medan tembung,Tanjung morawa,
umum lainnya seperti rumah sakit.
dan Medan sunggal, namun hanya sedikit
b. Tidak adanya fasilitas umum lainnya
yang dapat di katakan layak sebagai
seperti lapangan bermain anak-anak
perumahan yang ideal di kota Medan.
(playground),
Perumahan
dimana
fasilitas
ini
kini tidak terhindar
selain untuk anak-anak, juga sebagai
pula dari masalah penyediaan faslitas .
sarana sosialisasi antar penduduk
Kondisi ini sangat jelas terlihat di kota
setempat.
Medan, Binjai dan sebagainya. Banyak
c. Tidak adanya fasilitas rekreasi bagi
lingkungan permukiman sedang dibangun
penghuni
di daerah ini. Sebagian besar lingkungan
seluruh lahan dijadikan kavling rumah.
permukiman
menyediakan
hunian
kawasan
permukiman,
d. Tidak adanya tempat buang sampah
(rumah) sederhana. Pasar yang dituju para
yang 34
memadai
di
kawasan
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
Permukiman,
sehingga
sampah-
Objek
penelitian
ini
berada
di
sampah berserakan dimana-mana dan
komplek perumahan berlian residence,
seringkali memanfaatkan lahan-lahan
Jalan. Harapan Pasti Medan Denai. Latar
kosong
belakang
milik
orang
lain
sebagai
tempat buang sampah.
pemilihan
objek
penelitian
adalah dikarenakan didalam perumahan
e. Tidak adanya tempat buang sampah
tersebut tidak terdapat lahan bermain atau
pribadi di rumah-rumah tinggalnya.
tempat bersosialisasi bagi para penghuni
Sebagian besar lahan hunian atau
perumahan
kawasan
permukiman
di
kota
tersebut,
semuah
lahan
dijadikan kavling rumah.
lebih
mengutamakan unsur bisnis dibandingkan unsur
kenyaman
perumahan
bagi
sebagai
hunian
permukiman,
hanya
Perumahan Sempurna Palace
sekedar sebagai tempat tinggal saja, bukan sebagai
tempat
melakukan
proses
kehidupan yang layak sebagai manusia, dimana
sosialisasi
antar
manusia Gambar 2. Perumahan Sempurna Palace
diperlukan di suatu kawasan permukiman. Sebagai
pengembang
dan
arsitek Objek
harusnya memberikan sikap atau andil
Penelitian
ini
Berada
di
yang besar terhadap suatu keberlanjutan
Komplek Perumahan Sempurna Palace,
kehidupan masyarakat.
Jalan Sempurna Medan Denai . Latar belakang
Dari permasalahan yang timbul di
pemilihan
objek
penelitian
atas kami mengambil beberapa contoh
adalah dikarenakan didalam perumahan
Studi kasus, dari perumahan yang berada
tersebut tidak terdapat drainase, fasiiltas,
dipinggiran kota medan.
lahan bermain atau tempat bersosialisasi bagi para penghuni, dan
pada bagian
depan perumahan tidak menunjukkan ciri
Perumahan Berlian Residence
khas Perumahan.
Gambar1. Perumahan Berlian Residence
35
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
Perumahan Jasari Park
objek
penelitian
adalah
dikarenakan
didalam perumahan terlihat pada gambar 3.11.
keadaan
fisik
dari
perumahan
mengalami banjir akibat fasiiltas, drainase kurang memadai dan
lahan hanya
dibangun untuk kavling setiap unit rumah dan tidak ada fasilitas pendukung lainnya. Analisis
Gambar 3. Perumahan Jasari Park
Kawasan
Perumahan
dan
Permukiman Kota Medan Objek
penelitian
di
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
komplek perumahan Jasari park, jalan Air
Medan No. 13 Tahun 2011 tentang
Bersih Medan Denai. Latar belakang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
pemilihan
Tahun
objek
ini
berada
penelitian
adalah
dikarenakan didalam perumahan tersebut
2011-2031,
Sebagai
kawasan
perkotaan, pembangunan
tidak terdapat drainase, fasilitas, lahan bermain,
dan
pada
bagian
depan
perumahan tidak menunjukkan ciri khas perumahan, dan terdapat fasilitas yang tidak memadai dan telah rusak. Gambar 5. Pola perkembangan pemukiman lingkaran konsentris
Perumahan Bumi Johor Sentosa
Lingkaran Konsentris menyatakan bahwa
kota
melingkar
terbentuk
dengan
berlapis-lapis
susunan
tertentu.
Dimulai dari pusat lingkaran maka lapisanlapiran tersebut adalah : a. Lingkaran pusat yakni daerah pusat Gambar 4. Perumahan Bumi Johro Sentosa
Objek
penelitian
ini
berada
perdagangan yang terletak dipusat kota dimana aktivitas komersial lebih
di
utama daripada fungsi tempat tinggal.
komplek perumahan bumi johor sentosa,
Hanya
Medan johor. Latar belakang pemilihan 36
aktivitas
komersial
yang
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
mampu membeli tanah yang mahal
Berdasarkan teori konsentris, Pola
dan membayar pajak yang besar.
Perkembangan Permukiman dikota Medan
Disini
supermall,
dapat disimpulkan pola yang digunakan
kantor pusat atau cabang utama
adalah pola teori konsentris perkotaan
perusahaan, pusat hiburan modern,
yang berpusat pada Bentuk Permukiman
dan sebagainya.
Memanjang Mengikuti Alur Sungai.
terdapat
hotel,
b. Lingkaran transisi yang melingkar di daerah pusat perdagangan. Di zona ini terdapat slum, tempat tinggal golongan migran yang kemampuan ekonominya rendah, lingkungannya tidak sehat, Sungai
dan terjadi banyak tindak kejahatan. Lingkungan
transisi
deli
disebabkan
karena invasi dari daerah ke pusat perdagangan. c. Lingkaran perumahan kaum buruh merupakan
pemukiman
penduduk
yang kurang mampu yang berasal dari Gambar 6. Bentuk pola berpusat pada Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Alur Sungai
lingkaran transisi. d. Lingkaran perumahan yang lebih baik untuk golongan menengah seperti pegawai
dan
pengusaha.
Permukiman dapat diartikan sebagai
Tingkat
suatu tempat (ruang) atau suatu daerah
kesejahteraan mereka lebih tinggi
dimana
dibandingkan dengan kaum buruh.
hidup bersama menggunakan lingkungan
Zona
setempat,
ini
terdapat
pertokoan,
penduduk
terkonsentrasi
untuk
dan
mempertahankan,
perumahan flat, tempat hiburan, dan
melangsungkan,
sebagainya.
hidupnya. Pengertian pola dan sebaran
Lingkaran
pemukiman
penduduk
dan
mengembangkan
Permukiman memiliki hubungan yang
yang melakukan commuter (berangkat –
sangat
pulang) bekerja di zona pusat. Zona ini
membincangkan
terletak paling luar dan mempunyai dua
permukiman dan atau tidak terdapat
bagian.
permukiman 37
erat.
Sebaran hal
dalam
permukiman
dimana suatu
terdapat wilayah,
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
sedangkan pola Permukiman merupakan
Permukiman Kota medan cenderung
sifat sebaran, lebih banyak berkaitan
membentuk suatu permukiman kota yang
dengan
terdiri dari beberapa perkampungan yang
akibat
faktor-faktor
ekonomi,
sejarah dan faktor budaya. Pola
Permukiman
terbentuk dengan akrifitas dan kebutuhan menunjukkan
dari masyakarat itu sendiri.
tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal
menetap
dan
Pusat pelayanan berada pada pusat
melakukan
kota medan
kegiatan/aktivitas sehari-harinya.
mengarah pada satu pusat
kota , Pemukiman di Kota Medan tumbuh pesat, terutama dilihat dari padatnya
Analisis Perkembangan Permukiman Di
populasi dan angka permintaan untuk
Kota Medan
perumahan dan pemukiman yang telah mencapai diatas 2 juta.
Pada saat ini,
terdapat beberapa pemukiman mewah seperti Citra Garden, Bukit Johor Mas, Johor Indah Permai, Taman Setia Budi Indah, Taman Malibu, Cemara Asri, Cemara Hijau serta apartemen mewah yang sedang
Penyebaran permukiman
dalam tahap pembangunan seperti Royal Residence, Cambridge Condominium dan City Point Tower. Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal
Gambar 7. Penyebaran Permukiman
Berdasarkan
Analisis
Teori
permukiman
Kota
Konsentris, Medan
dijelaskan
perkotaan
adalah
mempunyai
kegiatan
bahwa
kawasan
wilayah
yang
utama
bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan
diatas
sebagai tempat pemukiman perkotaan,
perkembangan permukiman dapat diambil Berdasarkan
1
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
Pola
pemerintahan,
berbentuk
kegiatan
memanjang mengikuti aliran sungai pada
pelayanan
ekonomi.
sosial,
Dalam
dan
kawasan
perkotaan,hal yang paling penting untuk
daerah datar dan berada dikota bagian
diperhatikan
medan. 38
adalah
mengenai
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
pemukiman.
Hal
ini
dikarenakan
pengembangan
perumahan
dan
pemukimanlah yang menunjang segala
pemukiman adalah sebagai berikut:
aktivitas dari masyarakatnya.
a. Pemanfaatan lahan perumahan dan pemukiman
Analisis
Pola
Pertumbuhan
Perkembangan Medan,
perumahan
Perumahan
di
Kota
belum
sepenuhnya
dan
mengacu pada RTRW, dan masih
dikota
berorientasi pada pengembangan yang
Medan
bersifat
horizontal
sehingga
dibedakan menjadi perumahan permanen
cenderung
dan
permanen.
sprawling (pembangunan yang tidak
Perumahan permanen di Kota Medan
terpola dengan baik) dan inefisiensi
berjumlah 233.130, semi permanen 78.532
pelayanan prasarana dan sarana.
perumahan
semi
hal ini menunjukan bahwa secara umum
b. Izin
menciptakan
lokasi
urban
pemanfaatan
lahan
tingkat sosial yang cukup baik. Ditinjau
perumahan dan pemukiman melebihi
dari penyebaran menunjukan bahwa pola
kebutuhan
penyebaran hampir sama antara rumah
meningkatkan luas area lahan tidur
permanen dan semi permanen. Selain itu
(vacant land).
di
Kota
Medan
terdapat
kawasan kumuh seperti
nyata
sehingga
beberapat
c. Pemanfaatan lahan perumahan dan
Medan
pemukiman belum memberikan rasa
di
Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan,
keadilan
Medan Pusat Kota di Kecamatan Medan
berpenghasilan rendah sehingga selalu
Tembung, Medan Denai, Medan Sunggal
tersingkir ke luar kota dan jauh dari
dan Medan Johor. Adanya kawasan kumuh
tempat kerja. Hal ini dapat dilihat dari
ini disebabkan Kota Medan masih menjadi
hubungan kota Medan dengan kota
daya tarik bagi penduduk terutama kaum
Binjai. Banyak dari penduduk kota
migran yang akan mencari Pekerjaan.
Medan yang tinggal di kota Binjai
kepada
penduduk
tetapi bekrja di kota Medan. Analisis Permasalahan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman
d. Pemanfaatan ruang untuk perumahan
Kota
dan pemukiman belum serasi dengan
Medan, Pada pelaksanaannya, beberapa
pengembangan kawasan fungsional
masalah biasanya timbul pada proses
lainnya
pengembangan
sektor/fasilitas pendukung lainnya.
pemukiman.
perumahan Permasalahan
dan dalam 39
atau
dengan
program
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
e. Ketidakseimbangan desa
–
kota
urbanisasi
serta
yang
pembangunan
swasta.
Apabila
meningkatnya
perumahan
yang
mengakibatkan
masyarakat
atau
pembangunan dilakukan
oleh
swasta
tidak
dan
dikendalikan pengembangannya, maka
berkembangnya masalah sosial di
akan menimbulkan masalah besar
kawasan perkotaan.
yang mengancam kawasan lindung.
pemukiman
kumuh
i. Tantangan terbesar dalam penataan
f. Konflik penggunaan lahan, khususnya antara
penggunaan
ruang serta pembangunan perumahan
pemukiman
dan pemukiman adalah bagaimana
dengan penggunaan kawasan lindung. g. Kebutuhan lahan untuk pemukiman
memberdayakan peran masyarakat
semakin meningkat seiring dengan
agar mampu memenuhi kebutuhan
terus meningkatnya jumlah penduduk.
perumahannya sendiri yang sehat,
Data menunjukkan jumlah penduduk
aman,serasi,
perkotaan di Indonesia menunjukkan
merusak
perkembangan yang cukup pesat dari
merugikan masyarakat luas.
dan
produktif
lingkungan
dan
32,8 juta / 22,3% dari total penduduk
Selain
nasional (1980), menjadi 74 juta /
pengembangan
37% (1998) dan diperkirakan akan
pemukiman juga terkait dengan masalah
menjadi 150 juta / 60% dari total
yang dihadapi prasarana dan sarananya.
penduduk nasional pada tahun 2015,
Diantaranya adalah :
dengan laju pertumbuhan penduduk
a. Keterbatasan infrastruktur
kota rata-rata 4,49% (1990 – 1995). h. Tingginya
laju
penduduk
ini
akan
kebutuhan
lahan
itu,
hidup
tanpa
permasalahan perumahan
dan
ketersediaan kota
yang
pertumbuhan
berkualitas,seperti listrik, air bersih,
menimbulkan
gas,
perumahan
jalan,
sarana
transportasi,
drainase,ruang public dan lain-lain.
dan besar,
b. Konsentrasi prasarana/sarana kota
sementara kemampuan Pemerintah
yang mengakibatkan mobilitas sosial
sangat
ekonomi yang terkonsentrasi
pemukiman
yang
terbatas.
sangat Menurut
catatan,
hanya 15% kebutuhan perumahan yang
mampu
pemerintah, disediakan
disediakan
c. Fungsi-fungsi kawasan yang masih
oleh
belum tertata sepenuhnya ke bawah.
sisanya sebesar 85% oleh
masyarakat
atau 40
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
jalan +1 = sesuai dengan data lokasi luasan
d. Keterbatasan perumahan/pemukiman,
jalan Harapan Pasti Medan 5 m
khususnya bagi masyarakat menengah
Berdasarkan analisis dan survey
ke bawah.
langsung ke lokasi, diambil kesimpulan ,
e. Keberadaan Bandara Polonia, yang
antara lain sebagai berikut :
menghambat pengembangan struktur
bangunan secara vertical. f. Belum
terbangunnya
icon
Kota
Kondisi fisik perumahan yang kurang
tertata
tidak
adanya
penghijauan atau pohon hias di
Modern
sekitar kavling rumah atau pada site perumahan tersebut
Analisis Study Kasus Permasalahan
Perumahan, yaitu: a. Perumahan Berlian Residence
tanda rambu pada perumahan
Tidak Memiliki Taman bermain untuk
anak,
sarana
Tidak adanya penunjuk arah atau
rekreasi
GSB
terdapat
berlian
di
Perumahan
residence
kurang
keluarga dengan konstruksi yang
memadai karna sesuai dengan
aman dari kecelakaan;
jumlah ukuran site ½ X jalan +1
Tidak
Memiliki
lingkungan
sarana
dengan
= sesuai dengan data lokasi
jalan
luasan
ketentuan
konstruksi pejalan kaki,
tidak
jalan
Harapan
Medan 5 m
membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
Drainase berupa parit- parit kecil kurang memadai
Tidak memiliki pagar pengaman,
Tidak Memiliki penataan baik dari
Kurangnya fasilitas pendukung lainnya
segi penghijauan, ,taman disetiap kavling rumah
Tidak Memiliki Taman bermain untuk
Pengaturan instalasi listrik harus
anak,
sarana
rekreasi
keluarga dengan konstruksi yang
menjamin keamanan penghuninya;
aman dari kecelakaan;
Berdasarkan analisis dan survey
Tidak
Memiliki
sarana
langsung ke lokasi, antara lain sebagai
lingkungan
berikut
konstruksi pejalan kaki,
GSB
terdapat
Pasti
di
Perumahan
dengan
jalan
ketentuan tidak
berlian residence kurang memadai karna
membahayakan pejalan kaki dan
sesuai dengan jumlah ukuran site ½
penyandang cacat,
X 41
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
Tidak memiliki pagar pengaman,
sempurna palace yang tidak tertata dan
Lebar Jalan Pada Perumahan
tidak fungsikan. Berdasarkan analisis dan survey
Berlian Residence 6 m, Tidak sesuai
dengan
langsung ke lokasi, diambil kesimpulan,
kebutuhan
antara lain sebagai berikut :
standart perumahan
c. Kondisi fisik perumahan tidak tertata
Berdasarkan analisis di perumahan –
dan dapat terlihat pada gambar diatas
permaslahan yang timbul tidak dipkirkan
salah satu permasalahan yang timbul
aspek-aspek
pada perumahan sempurna palace
berlian
residence
permasalahan
atau
persyaratan
pembangunan perumahan yang memenuhi
pamplet
persyaratan yang ada, dan hanya bersifat
menunjukkan
komersil
tanpa
perumahan sempurna palace
kenyamanan,
kesehatan,
mementingkan pada
perumahan cirri
tidak
khas
dari
d. Pamplet perumahan diletakkan pada
suatu
dinding rumah pribadi warga atau
tempat hunian perumahan.
tidak dibuat gapura yang layak untuk menunjukkan ciri kha dari perumahan
b. Perumahan Sempurna Palace
tersebut
Terletak Pada kecamatan Medan
e. Tidak adanya penunjuk arah atau
Denai merupakan Kawasan yang padat
tanda rambu pada perumahan
permukiman, perumahan ini berlokasi di
f. Tidak adanya Drainase Berupa Parit-
jalan Air Bersih Medan, dengan lebar jalan
Parit kecil
utama 5 m, Kondisi jalan utama 5 m ,
g. Kurangnya fasilitas pendukung lainnya
Penataan drainase yang kurang memadai. Terlihat
Permasalahan
h. Fasilitas pos tidak digunakan dan
Yang
difungsikan
Timbul pada akses pintu masuk dan i.
keluar pada perumahan sempurna palace,
Tidak Memiliki Taman bermain untuk
terdapat pamplet atau penanda suatu
anak, sarana rekreasi keluarga dengan
perumahan yang berada di dinding dan
konstruksi yang aman dari kecelakaan; j.
ditempelkan pada dinding rumah pribadi
Tidak memiliki pagar pengaman, Berdasarkan analisis di perumahan
warga. Akses pintu masuk dan keluar pada perumahan sempurna palace dan terdapat
sempurna
fasilitas pos satpam pada perumahan
permaslahan yang timbul tidak dipikirkan aspek-aspek 42
palace atau
permasalahan
–
persyaratan
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
pembangunan perumahan yang memenuhi
e. Kurangnya fasilitas pendukung lainnya
persyaratan yang ada, dan hanya bersifat
f. Fasilitas pos tidak digunakan dan
komersil
tanpa
mementingkan
kenyamanan,
kesehatan,
pada
difungsikan
suatu
g. Penataan rerumputan tidak memadai
tempat hunian perumahan.
sehingga telah tumbuh tanaman liar h. Penataan jaringan utilitas tiang listrik
C. Perumahan Jasari Park
dan telepon tidak memadai
Terletak Pada kecamatan Medan
i.
Tidak Memiliki Taman bermain untuk
Denai merupakan Kawasan yang padat
anak, sarana rekreasi keluarga dengan
permukiman, perumahan ini berlokasi di
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
jalan
Harapan
Pasti
medan,
dengan
Berdasarkan analisis di perumahan
kepadatan penduduk yang cukup padat
jasari park permasalahan-permasalahan
Terlihat pada gambar diatas kondisi
yang timbul tidak dipikirkan aspek-aspek
fisik perumahan Jasari Park yang tidak
atau
memadai, pada Ruas jalan utama digenangi
perumahan yang memnuhi persyaratan
air kotor, merupakan akses utama masuk
yang ada, dan hanya bersifat komersil
dalam ke area perumahan jasari park.
tanpa
Berdasarkan analisis dan survey
persyaratan
pembangunan
mementingkan
kenyamanan,
kesehatan, pada suatu tempat hunian
langsung ke lokasi, diambil kesimpulan,
perumahan.
antara lain sebagai berikut : a. Kondisi fisik perumahan tidak tertata
d. Perumahan Bumi Johor Sentosa
dan dapat terlihat pada gambar diatas
Objek
penelitian
ini
berada
di
salah satu permasalahan yang timbul
komplek perumahan bumi johor sentosa,
pada perumahan jasari park tidak
Medan johor. dengan kepadatan penduduk
digunakan pavling block,
yang cukup padat
b. Pamplet perumahan tidak tertata dan
Kondisi fisik Perumahan johor Budi
sudah tidak layak digunakan c. Kondisi
fisik
akses
pintu
Sentosa terdapat drainase atau parit pada masuk
ruas jalan utama pada kawasan Kecamatan
perumahan mengalami genangan air
Medan johor yang mengalami banjir akibat
dan kotor
kurang penataan dari pihak pemerintah
d. Tidak adanya Drainase Berupa Parit-
maupun Developer sehiungga air banjir
Parit kecil
masuk kedalam perumahn bumi johor 43
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
sentosa
dan
mengganggu
aktifitas
utama johor dan didalam perumahan
penghuni perumahan
bumi johor sentosa. Disamping itu
Berdasarkan analisis dan survey
pengelola
perumahan
tidak
langsung ke lokasi, diambil kesimpulan,
mementingkan
antara lain sebagai berikut :
kesehatan, pada suatu tempat hunian
a. Kondisi fisik perumahan mengalami
perumahan.
permaslahan yang sangat penting akibat
adanya
menggenangi
banjir
aktifitas
g. Berdasarkan beberapa analisis dan
yang
study kasus diatas, dapat disimpulkan
dan
bahwa masih kurangnya fasilitas –
perumahan
mengganggu
penghuni
fasilitas
maupun masyarakat jalan
utama
mengalirkan
tidak
air
mengakibatkan pada
kekurangan
dalam
dibenahi dan sesuai dengan standart
mampu
dari pemerintahan atau berdasarkan
dan
disiplin ilmu yang bersangkutan dan
dan
tugas bagi arsitek atau pengembang
hujan banjir
menggenangi jalan dan perumahan c. Drainase
dan
membangun suatu perumahan harus
b. Drainase atau parit-parit pada badan ruas
kenyamanan,
perumahan
baik swasta maupun non swasta untuk
tidak
menyempurnakan
memadai dan banjir pada perumahan
pembangunan
perumahan tersebut.
sehingga masuk kedalam perumahan tersebut
SIMPULAN
d. Kurangnya fasilitas pendukung lainnya
Dari hasil laporan diatas, maka
e. Tidak Memiliki Taman bermain untuk
kesimpulan yang diperoleh adalah, bagi
anak, sarana rekreasi keluarga dengan
para pengembang atau pihak developer
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
lebih memperhatikan aspek-aspek atau
f. Berdasarkan analisis di perumahan
kriteria
sebelum
membangun
Bumi Johor Sentosa permasalahan-
mendirikan
permasalahan yang timbul adalah dari
permukiman agar terciptanya fasilitas
drainase
yang
yang
kurang
memadai
mewadahi
suatu
atau
bagi
perumahan pengguna
atau
terlihat dari gambar diatas, akibat
pemakai perumahan, agar teciptanya suatu
drainase yang tidak wadah air karna
perumahan permukiman yang ideal dari
hujan
sehingga
segi arsitektur dan juga aspek kesehatan.
mengakibatkan banjir di ruas jalan
Lokasi perumahan harus sesuai dengan
melimpah
44
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 27-46
rencana peruntukan lahan yang diatur
fleksibilitas,
dalam
mempertimbangkan
Rencana
(RTRW)
setempat
perencanaan dengan
Tata
lainnya
Peraturan
Ruang
Wilayah
dicapai
pertumbuhan
dengan kemungkinan
atau
dokumen
yang
ditetapkan
lingkungan perumahan dikaitkan dengan
Daerah
setempat,
kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan
dengan kriteria sebagai berikut:
prasarana;
fisik/
Kriteria
pemekaran
keterjangkauan
Kriteria keamanan, dicapai dengan
jarak, dicapai dengan mempertimbangkan
mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut
jarak pencapaian ideal kemampuan orang
bukan
berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan
merupakan
kawasan
lindung
(catchment area), olahan pertanian, hutan
terhadap
produksi, daerah buangan limbah pabrik,
prasarana-utilitas
daerah
area
Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai
Bandara, daerah dibawah jaringan listrik
dengan mempertimbangkan keterkaitan
tegangan
tinggi;
kesehatan,
dengan karakter sosial budaya masyarakat
dicapai
dengan
mempertimbangkan
setempat, terutama aspek kontekstual
bahwa lokasi tersebut bukan daerah yang
terhadap lingkungan tradisional/ lokal
mempunyai pencemaran udara di atas
setempat.
bebas
bangunan
pada
Kriteria
penempatan
sarana
lingkungan;
dan dan
ambang batas, pencemaran air permukaan dan
air
tanah
dalam;
Kriteria
DAFTAR PUSTAKA
kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian
(aksesibilitas),
berkomunikasi
Branch, C, Meilville, 1996, Perencanaan Kota Komprehensif, Yogyakarta, Indonesia; BSNI (Badan Standart Nasional Indonesia), 036967-2003/ Tentang Pedoman umum penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas (psu) Kawasan Perumahan BSNI (Badan Standart Nasional Indonesia), 036981-2004/Tata cara perencanaan lingkungan perumahan sederhana tidak bersusun di daerah perkotaan BSNI 03-6981-2004/Persyaratan umum system jaringan dan geometrik jalan perumahan Data Arsitek, Neufert, Ernst, Jilid I-II Gramedia, PT, 1992, Pedoman Umum Merancang Bangunan,Jakarta, Indonesia; Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999) Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 34 /PERMEN/M/2006) Rapoport, Amos. “Tentang asal-usul kebudayaan permukiman”. Karangan di: Pengantar
kemudahan
(internal/eksternal,
langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan lingkungan
(prasarana
dan
tersedia);
sarana Kriteria
keindahan/ keserasian/ keteraturan (kompatibilitas), penghijauan,
dicapai
dengan
mempertahankan
karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/ setu/ sungai/ kali dan sebagainya; Kriteria 45
Aulia Muflih Nasution, Permasalahan dan Permukiman di Kota Medan
sejarah perencanaan perkotaan. Bandung. n.d. hlm 22. Thamrin, Husni, 2012 “Pesatnya Pertumbuhan Perumahan Dan Permukiman Menimbulkan Dampak Bagi Prasarana Dan Pengelompokan Hunian” Bahan Kuliah Jurusan Planologi, Medan: Institut Teknologi Medan.
Untermand, Richard, and Small Robert, 1985, Site Planning for Clauster Housing, London: Perseus; UU NO. 1 TAHUN 2011/ Tentang Perumahan Dan Permukiman UU No. 4 Tahun 1992/ Tentang Perumahan Dan Permukiman
46