Analisis Strukturalime Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS STRUKTURALIME PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu



Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu



Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan Diserap akar pohon bunga itu



Unsur Intrinsik Dalam Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono Unsur Intrinsik Puisi terdiri dari 2 yaitu : 



Unsur Fisik Puisi adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi.







Unsur Batin Puisi merupakan unsur yang berkaitan dengan batin dalam pembacaan puisi.



A. Unsur Fisik Puisi 1. TIPOLOGI Tipologi ini berkaitan dengan bentuk sebuah teks puisi (sajak) puisi. Tipografi ini adalah bentuk dari puisi itu sendiri seperti halaman puisi, tepi halaman, pengaturan baris, penulisan kata, penulisan tanda baca, penggunaan huruf kapital, halaman, pengaturan baris, penulisan kata, penulisan tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan sebagainya. Tipografi puisi merupakan apa saja yang bisa dilihat dengan mata ketika membaca puisi. Dalam puisi Hujan Bulan Juni ini ada tiga bait,masing-masing bait ada empat baris, masing-masing baris berkisar belasan suku kata. Dan pada setiap awal kalimat pada bait menggunakan huruf kapital, dan tidak ditemukannya adanya tanda baca seperti titik, koma, tanda kutip,tanda tanya, tanda seru, dan sebagainya. Hanya ada tanda hubung (-) untuk menghubungkan kata jejak-jejak dan ragu-ragu 2. DIKSI Ini merupakan unsur untuk pemilihan dan penerapan kata dalam sebuah sajak atau puisi. Dalam pemilihan kata ini pengarang harus memjlihkata dengan komposisi dan rima serta rasa yang indah agar kata tersebuh dapat memiliki makna tersendiri dan bisa membawa pembaca masuk kedalam puisi dan mengerti akan pesan-pesan dari puisi tersebut. Kata-kata dalam Puisi Hujan Bulan Juni ini sangat mencakup dan membawa pembaca kedalaman makna seperti tabah, bijak, dan arif yang digabungkan dengan hujan di bulan Juni ynag terdapat dalam sajak puisi tersebut. 3. PENGIMAJIAN/CITRAAN



Saling berkaitan unsur ini saling erat hubungannya seperti antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dengan ini maka akan menghasilkan kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian Ini sama dengan imajinasi seolah olah. •



Citra Pengelihatan (Imaji Visual)



Baris yang menunjukkan citraan pengelihatan adalah: =>Kepada pohon yang berbunga itu Kondisi pohon yang berbunga dapat dilihat dengan indra pengelihatan. => Diserap akar pohon bunga itu Kondisi akar pohon bungu yang menyerap air hujan •



Citra Pendengaran (Imaji Bunyi)



Baris



yang



menunjukkan



citra



pendengaran



(Imaji



Bunyi)



adalah



:



=>Dirahasiakannya rintik rindunya Rintik ialah suara yang sanggup ditangkap dengan indra pendengaran. => Dibiarkannya yang tak terucapkan Yang terucap merupakan perbuatan yang dapat ditangkap dengan Indra pendengaran 4. KATA KONKRET Kata konkret adalah kata yang memungkinkan memunculkan imajinasi karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan kiasan atau lambang. Agar bisa membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Seperti kata kata Tak ada yang lebih tabah, Tak ada yang lebih bijak, Tak ada yang lebih arif, Dari Hujan Bulan Juni. Yang terucap merupakan perbuatan yang dapat ditangkap dengan Indra pendengaran 5. MAJAS / GAYA BAHASA Majas atau gaya bahasa ini pada dasarnya merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang khas sehingga dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian pengarang (dalam bentuk pemakai bahasa).



Singkatnya majas atau gaya bahasa ini sama dengna perumpamaan, atau gaya bahasa yang terdapat dalam puisi. Dalam puisi ini ada 2 majas yang tampak yaitu : •



Majas personifikasi yaitu pengorangan yang bukan orang. Maksudnya benda mati atau binatang atau flora bertindak seakan-akan menyerupai manusia. Seperti pengungkapan kata hijan dan pohon berbunga







Repetisi yaitu pengulangan kata untuk mempertegas makna kata tersebut. Seperti terdapat pada baris Dari hujan bulan Juni yang direptisi pengulangan setiap bait dan kata Tak ada yang lebih yang diulangi setiap bait. 6. RIMA / IRAMA Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah



atau pada akhir baris puisi. Dalam puisi ini, rima yaitu perulangan suara konsonan. Contoh dalam puisi yaitu : •



Perulangan suara /n/ terdapat pada baris



Hujan bulan Juni,setiap kata mengulang huruf n. •



Perulangan bunyi /r/ terdapat pada baris



Dirahasiakannya rintik rindunya, sama-sama diawali huruf r. •



Selanjutnya suara /r/ lebih terasa di dua baris terakhir puisi yaitu:



Dibiarkannya yang tak terucapkan Diserap akar pohon bunga itu,banyak terdapat pengulangan huruf r. •



Pengulangan kata jejak-jejak pada kalimat



Dihapusnya jejak-jejak kakinya •



Pengulangan kata ragu-ragu pada kalimat



Yang ragu-ragu di jalan itu B. Unsur Batin Puisi 1. TEMA Ini adalah unsur utama pada puisi karena berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Tema pada Puisi Hujan Bulan Juni adalah rasa cinta yang hanya bisa tersimpan dan tidak bisa mengungkapkan nya kepada seseorang yang dicintai lalu memilih untuk mencintainya dalam diam. Ini daapr dilihat dari bait puisi yaitu “Tak Ada Yang Lebih Tabah



Dari Hujan Bulan Juni, Dirahasiakannya Rintik Rindunya Kepada Pohon Berbunga Itu”. Pada bait ini pengarang menyembunyikan rasa rindunya, rasa cinta yang ditahan dan sengaja tidak diucapkannya hingga akhirnya membiarkan rasa itu tidak terucapkan dan tetap ada hingga nantinya diserap oleh akar pohon yang berbunga itu 2. RASA Ini merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Dalam Puisi Hujan Bulan Juni ini rasa yang disalurkan penyair adalah kesedihan karna hanya menahan rasa cinta tanpa bisa mengungkapkannya disertai keikhlasan seperti kalimat “dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu” 3. NADA Ini merupakan sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditujukan penyair pada pembaca dengan nada yang digunakan pada puisi yaitu cenderung lirih menandakan kesedihan dengan emosi tenang. Kata yang dipilih pengarang puisi di setiap bait yang digunakan seperti kata tabah, bijak dan arif ini adalah kata yang menggambarkan bagaimana perasaan pengarang dan diakhiri dengan kalimat menghapus jejak-jejak kakinya yang menggambarkan keingklasan. Pada puisi Hujan Bulan Juni nada penyair lebih kepada kesedihan karna menahan dan memendam rasa cinta dan hanya bisa sekedar mencinta dalam diam. 4. AMANAT Amanat adalah sebuah pesan yang akan disampaikan pengarang kepada pembaca. Dalam puisi Hujan Bulan Juni ini terdapat amanat yaitu kesabaran manahan rasa cinta yang tidak bisa diungkapkan dengan keikhlasan dan kearifan. Puisi ini juga mengingatkan kita untuk bersikap tabah, bijak dan arif yang mana sesuai dengan kata pada kalimat puisi tersebut.



Kesimpulan Unsur Fisik Puisi yang terdapat dalam puisi Hujan Bulan Juni ini ada 6 buah serta saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan disini bersifat saling membangun ini berguna untuk membentuk keutuhan puisi. Dan Unsur Batin Puisi dalam puisi Hujan Bulan Juni ini ada 4 dan ini merupakan ungkapan batin penyair terhadap realita kehidupan yang dijalaninya. Puisi ini juga mewakili kehidupan penyair dalam pencariannya kepada cinta.