Analisis Swot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan pelayanan



kesehatan



kepada



pasien,



baik



bersifat



dasar,



spesialistik



maupun



subspesialistik. selain itu, rumah sakit juga dapat di gunakan sebagai lembaga profesi kesehatan (Adisasmito, 2007:1). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan ksehatan dan tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan di sebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau melakukan upaya kesehatan rujukan. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dam tehnologi di bidang kesehatan. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, apotek, praktek dokter, took obat, laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaran upaya kesehatan di perlukan perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan Dalam suatu pelayanan di rumah sakit salah satu faktor yang tidak dapat terlepas untuk perkembangan suatu rumah sakit adalah pelayanan di instalansi farmasi. Instalansi farmasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan di rumah sakit.di dalam instalansi farmasi tidak dapat terlepas dari faktor penyimpanan perbekalan farmasi, seperti penyimpanan obnat dan alat kesehatan lainya, guna tercapainya tujuan tersebut maka di dalam penyimpanan harus mempunyai suatu manajemen yang memiliki standar pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan yang baik dan benar. Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat umum dikenal dan mudah untuk dilakukan. Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. 1



Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan peluang (Opportunities),



namun



secara



bersamaan



dapat



meminimalkan



kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). B. Tujuan Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut: a) Mengetahui SWOT di RSUD b) Mengetahui analisis SWOT RSUD Rasidin Padang.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Analisis Swot Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masingmasing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu : 1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. 3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan



memberikan



peluang



berkembang



bagi



organisasi



dimasa



depan.



3



4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan. Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.



B. Jenis-Jenis Analisis SWOT 1. Model Kuantitatif Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T). Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian. 2. Model Kualitatif Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.



4



Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.



C. Manfaat Analisa SWOT 1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan. 2. Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka panjang. 3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan. 4. Untuk mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S da W)



5



BAB III PERENCANAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD RASIDIN PADANG



A. Tinjauan Umum RSUD Rasidin Padang Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rasidin merupakan Perangkat Daerah (PD) Pemerintah Daerah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis letak Kota Padang berada pada 0°44’00’ – 1°08’35’ Lintang Selatan dan diantara 100°05’05’ – 100°34’09’ Bujur Timur dengan luas seluruhnya ± 694,64 Km² atau setara dengan 1,65 % dari luas Propinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Koto Tangah yang mencapai 232,25 Km². Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar merupakan hutan yang dilindungi oleh Pemerintah dan lautan dimana terdapat 19 (sembilan belas) pulau, pulau yang terbesar adalah Pulau Bintagur, ketinggian daratan kota Padang sangat bervariasi yaitu antara 0 – 1853 m diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota padang dilalui oleh 5 sungai besar dan 16 sungai kecil yang bermuara ke Samudera Hindia dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 Km. Tinggi curah hujan di Kota Padang mencapai rata-rata 326,67 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 16 hari per bulan, suhu udara sangat tinggi yaitu antara 23 º - 32 º c pada siang hari dan pada malam hari adalah antara 22 º - 28 º c dengan kelembabannya berkisar antara 74 – 84 Persen. Dilihat dari kondisi tersebut Kota Padang merupakan daerah yang rawan bencana alam baik banjir, tanah longsor, Gempa dan Tsunami. Tanggal 30 September 2009 yang lalu terjadi bencana Gempa di Kota Padang yang mengakibatkan banyaknya terjadi korban baik manusia maupun harta benda untuk mengantisipasi terjadi gempa dan bahaya tsunami pemerintah Kota Padang membagi daerah/wilayah kota



padang dalam beberapa



zoning/daerah aman bencana. RSUD dr Rasidin berada pada daerah aman bencana yang terletak ± 6 km dari garis lurus pantai dan berada pada ketinggian ± 20 m dari permukaan laut hal ini menjadikan RSUD dr Rasidin sangat stategis dan penting dalam upaya penyelamatan korban bencana gempa dan tsunami di Kota Padang dimana sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Kota Padang sebagian besar berada pada daerah rawan bencana (Zona Merah).



6



RSUD dr Rasidin sendiri beralamat di jalan Air Paku Sei. Sapih Kecamatan Kuranji dan berbatasan langsung dengan beberapa Kecamatan yaitu : 



Sebelah Utara dengan Kec. Koto Tangah







Sebelah Selatan dengan Kec. Padang Timur dan Kec. Padang utara







Sebelah Timur dengan Kec. Pauh dan Kab. Solok







Sebelah Barat dengan Kec. Nanggalo dan Kec. Koto Tangah RSUD dr Rasidin merupakan salah satu Rumah Sakit Umum milik instansi



Pemerintah Kota Padang yang terletak diwilayah kerja Puskesmas Belimbing Kecamatan Kuranji Kota Padang Provinsi Sumatera Barat yang berada pada zona hijau. RSUD dr Rasidin terletak di sentra pengembangan Kota Padang kearah Utara dan Timur yang melayani penduduk yang cukup banyak dengan pertambahan penduduk rata-rata 2,4% pertahun menerima rujukan dari 23 Puskesmas Induk 62 Pustu, 25 Rumah Sakit lainnya. Dengan semakin banyaknya investasi disekitar RSUD ini, kawasan industri Padang, pemukiman Real Estate, Komplek Pendidikan Baiturrahmah dan lainnya maka setiap tahunnya terdapat pertumbuhan penduduk semakin membesar dan merata yang pada gilirannya keadaan RSUD dr Rasidin ini semakin diperlukan sehingga jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan akan tercapai. B. Uraian Struktur RSUD Uraian struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rasidin adalah sebagai berikut: 1. Direktur



: dr. Hj. Herlin Sridiani



2. Kabag Tata Usaha



: Alimarni, S.Kep,MARS



3. Kabid Pelayanan Medis dan Penunjang Medis : dr. Srikurnia Yati 4. Kasi Penunjang Medis : Rina Fauzia, S.Si, Apt 5. Kasi Pelayanan Medis : dr. Lidia Febrina 6. Kasi Aset : Nurul Widya Siska, SH, M.si 7. Kabid keperawatan : Wirdanelly. ZM,S.kep 8. Kabid keuangan dan aset : Drs. Muharram 9. Kasubag Program : Sofianita, SkKM,MM 10. Kasubag Kepegawaian : Allfitri Ita Kusmayanti, SKM 11. Kasubag Umum : Syaiful Andri, SE,MM 12. Kasi Keuangan : Gusnimar, SE,MM 7



13. Kasi Etika keperawatan dan SDM :Hastrina yanti,SKM,M.Kes 14. Kasi asuhan keperawatan : Irwandi, SKM,MARS



C. Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Sejak berdirinya RSUD Kota Padang sampai dengan Tahun 2017, berupaya meningkatkan Sarana dan Prasarana yang ada baik dalam peningkatan alat-alat kesehatan, peningkatan Fisik (bangunan) dan Sumber Daya Manusia (Ketenagaan). Lahan Status Tanah dan bangunan rumah sakit merupakan aset milik Pemerintah Daerah Kota Padang dengan luas lahan 4,9 Ha. Sejak berdirinya RSUD Kota Padang sampai dengan Tahun 2017, berupaya meningkatkan Sarana dan Prasarana yang ada baik dalam peningkatan alat-alat kesehatan dan peningkatan Fisik (bangunan). Bangunan Dari ± 4,9 Ha lahan yang ada baru sebagian kecil yang dimanfaatkan hal ini disebabkan keterbatasan APBD Kota Padang, bangunan yang telah ada dan digunakan antara lain: Untuk menciptakan lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah yang aman, nyaman, dan sehat tentunya pembangunan tersebut juga harus mengacu pada aturan Keputusan Menteri Kesehatan



RI



Nomor



1204/Menkes/SK/X/2004



tentang



Persyaratan



Kesehatan



Lingkungan Rumah Sakit yang mengatur tentang upaya-upaya standar-standar kontruksi bangunan, sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan lingkungan rumah sakit yang harus dipenuhi demi terciptanya lingkungan rumah sakit yang bersih, sehat, aman, nyaman dan bebas dari kemungkinan resiko infeksi nosokomial. Untuk memenuhi semua persyaratan tersebut dan agar mampu mencapai target sebagai Rumah Sakit tipe B tersebut, RSUD dr. Rasidin Kota Padang masih membutuhkan penambahan sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan.



8



Sarana Prasana Pada awal tahun 2000 RSUD dr.Rasidin bernama RSUD Padang dengan satu ruang rawat inap gabung yang memiliki 15 kapasitas tempat tidur yang kemudian berkembang menjadi 40 tempat tidur. Pada saat ini jumlah tempat tidur RSUD adalah 108 tempat tidur, RSUD merupakan pengembangan dari Puskesmas Belimbing yang diresmikan oleh Bapak Walikota Padang pada tanggal 30 Agustus tahun 2000. Berdasarkan SK Menkes No.1139/Menkes /SK/XI/2009 pada tanggal 25 November 2009 RSUD berubah status dari izin sementara menjadi izin tetap dengan izin kelas Tipe C. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD dr.Rasidin telah mendapatkan akreditasi 5 pelayanan Rumah Sakit Tipe C (Nomor: KARS-SERT/661/VI/2012). Tempat tidur Jumlah tempat tidur awal tahun 2009 sebanyak 90 buah tempat tidur dengan penambahan Bangsal Anak dan Bangsal Bedah. Pada tahun 2012 RSUD dr.Rasidin Padang mendapatkan bantuan dari Dana APBN TP dan APBN-P untuk menambah alat kesehatan termasuk tempat tidur. Pada tahun 2016 jumlah tempat tidur sudah 145 buah tempat tidur, namum jumlah tempat tidur yang ada sekarang adalah sebanyak 108 buah. Peralatan Non Medis Pada tahun 2013 RSUD mendapat 1 (satu) tambahan ambulance dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan 2 unit ambulance dari DAK Tahun 2014. Pada saat ini Ambulance berjumlah 6 (enam) buah. Tambahan peralatan non medis lainnya pada tahun 2012 dari Dana APBN TP dan APBN-P berupa Instrument Trolley, Bed Side Cabinet, Instrument Cabinet, Kursi Roda, brangkar, Lemari instrument, lemari obat, Medicine Trolley, Dressing Trolley, dan Linen trolley. Untuk tahun 2017 penambahan alat kesehatan cukup banyak sumber dana dari DAK dan pinjaman dari SMI (Sarana Multi Struktur). Peralatan Medis Peralatan medis yang ada di RSUD dr. Rasidin sudah tersedia untuk tindakan minor surgery dan peralatan medis untuk operasi kebidanan yang diperoleh dari bantuan peralatan medis dari dana dekonsentrasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan ditambah lagi pada tahun 2007 RSUD dr.Rasidin 9



mendapat tambahan alat kesehatan/kedokteran untuk THT, Paru, Mata dan peralatan UGD dari dana Upaya Kesehatan Perorangan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Pada Tahun 2011 RSUD dr.Rasidin Padang mendapatkan bantuan dari APBN-P dan PPID untuk Alat Kesehatan. Dan pada Tahun 2012 dan 2013 RSUD dr.Rasidin mendapatkan Dana APBN TP dan APBN-P untuk menambah peralatan kesehatan. Disamping itu juga mendapatkan tambahan peralatan kesehatan dari DAK dari Tahun 2014-2016. Untuk tahun 2017 penambahan alat kesehatan cukup banyak sumber dana dari DAK dan pinjaman dari SMI (Sarana Multi Struktur).



D. Sumber daya Manusia Berdasarkan data pegawai Tahun 2015, 2016, dan 2017 RSUD dr Rasidin mempunyai jumlah tenaga PNS yang terdiri dari unsur struktural, tenaga administrasi, dan kelompok jabatan fungsional tertentu (dokter, perawat, bidan, penunjang klinik dan penunjang non klinik) serta tenaga Non PNS yang terdiri dari pegawai menurut ijazah, tenaga kontrak, tenaga voulenteer dan tenaga sukarela.



E. Pernyataan Visi Dan Misi VISI “Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera Religius dan Berbudaya”. MISI Misi RSUD dr. Rasidin adalah menyelenggarakan pelayanan yang komprehensif, berkualitas yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Pelayanan Publik



10



BAB IV ANALISIS SWOT



A. SWOT TENTANG RSUD Rasidim 1. Kekuatan (Strengths) a) Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan c) melaksanakan proses kegiatan secara efektif dan efisien yang di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. d) Adanya fasilitas yang memadai e) Adanya dokter umum dan spesialis f) Lingkungan yang bersih g) Adanya komitmen manajemen dalam pengembangan rumah sakit h) Telah diperolehnya sertifikasi akreditasi RS i) Adanya refisi pola tariff RS berdasarkan unit cost j) Lokasi RS yang strategis zona hijau (evakuasi tsunami)



2. Kelemahan (Weaknesses) a) Pelayanan Kedokteran spesialis masih terbatas. b) Lamanya waktu tunggu pelayanan di RSU inap dan jalan. c) Masih terjadi complain keluhan penanganan pasien rawat inap di ruangan. d) Sarana sanitasi di ruangan khususnya kamar mandi/wc masih kurang nyaman. e) Pelayanan yang ada masih terkendala dengan kurangnya sarana alat dan petugas kesehatan. f) Birokrasi atau prosedur yang berbelit-belit. g) Jumlah Dokter yang tersedia sedikit, RS ini tersedia lebih sedikit dibanding rata-rata RS lainnya. h) Obat yang dibutuhakan kadang-kadang tidak tersedia di Apotek. i) Fasilitasnya tidak lengkap j) Keamanan yang ada di area parkir Rumah Sakit Lasinrang kurang aman k) Tenaga kesehatanya selalu murung menangani paseiennya l) Jumlah dana yang terbatas untuk mendukung kegiatan dan pengembangan pelayanan. 11



3. Peluang (Opportunities) a) Semakin terbuka kesempatan memiliki SDM yang baik, adanya kepercayaan pihak ketiga/ perhatian pemerintah terhadap warga miskin dan jumlah warga miskin peserta Jamkesmas yang makin banyak. b) Jumlah Penduduk yang makin berkembang merupakan potensi rumah sakit yang masih dapat dikembangkan. c) Terdapat institusi pendidikan yang memerlukan tempat praktek dan belajar bagi mahasiswa/terbukanya kesempatan magang bagi para pelajar dan mahasiswa. d) RSUD ini berpeluang menjadi rujukan bagi puskesmas-puskesmas di derah e) Karena jumlah dokter spesialis tersedia sedikit, maka rumah sakit ini berpeluang mendatangkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan. f) Bertambahnya minat pasien untuk mendapatkan perawatan di kelas utama dan ruang vip. g) Dapat bekerjasama dengan kementrian RI untuk lebih meningkatkan fasilitas di rumah sakit ini di tunjang dengan dokter ahli yang masih sedikit berpeluang untuk mendatangkan dokter ahli untuk melayani pasien yang bertambah banyak. h) Rumah sakit daerah daerah satu-satunya di kota padang dan RS pemerintah ke-5 dikota Padang. i) Adanya subsidi dana dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. j) Bekerja sama dengan asuransi kesehatan dalam member pelayanan kesehatan pada masyarakat.



4. Ancaman (Threats) a) Bertambahnya angka kematian pasien akibat kurangnya alat medis atau alat kedokterana yang lengkap dan kurang penanganan secara profesional oleh pihak rumah sakit lasinrang b) Pemberian layanan kesehatan yang lambat mengakibatkan warga tidak terdorong untuk ke RSUD c) Adanya rumah sakit swasta yang didirikan di daerah by pass dekat dengan RSUD. d) Harus mampu bersaig dengan RS pemerintah lainnya (RSU M.Djamil, RS. Reksodiwiryo, RS. Bayangkara, RSJ.Hb saanin) dan RS swasta yang berada dikota padang dari segi mutu pelayanan, efisiensi dan efektifitas pelayanan. 12



e) Pengelolaan SDM harus optimal dengan semakin banyaknya kunjungan pasien. f) Transportasi yang tidak lancer (tidak rute angkot) menjadi kendala bagi pasien yang hendak berobat. g) Rendahnya aplikasi pemanfaatan teknologi tepat guna h) Belum tersedianya ruang rawat VIP/VVIP.



Secara ringkat, matriks analisis SWOT RSU LASINRANG sebagai berikut :



Strength SW



Weakness



Fasilitas yang memadai.



Kurang dokter spesialis,



Tempat



pelayanan kurang baik.



rujukan



dari



puskesmas setempat.



OT



Prosedur yang terlalu lama



Opportunity Terdapat



STRATEGI S-O



institusi Dapat menjadi rujukan



pendidikan



tempat untuk



pasien



serta



praktek dan belajar bagi mahasiswa magang mahasiswa.



STRATEGI W-O Mendatangkan



dokter



spesialis, di mulai dari mahasiswa magang



Tempat



yang luas. Treat Adanya



STRATEGI S-T rumah



sakit Memanfaatkan fasilitas



swasta yang didirikan



STRATEGI W-T Meningkatkan



ruang rawat inap yang



pelayanan



dan



banyak untuk menjadi



mengedepankan



daya tarik pasien.



kepentingan pasien



lebih



13



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Keunggulan



RSUD



Rasidin



adalah



dalam



melaksanakan



tugas



sangat



mengedepankan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan di tunjang lingkungan yang bersih, meskipun demikian tak banyak orang yang menyukai berobat di rumah sakit ini karena alasan dokter serta pelayanan yang menurut mereka kurang puas dengan hasilnya, banyak keluhan-keluhan masyarakat rawat jalan maupun rawat inap mengenai pelayanan di rumah sakit ini. Maka dari itu rumah sakit ini berupaya memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk lebih melayani pasien serta tetap menjadi pilihan utama tempat berobat bagi warga setempat, mulai dari kerjasama antar pihak luar maupun menjadikan rumah sakit ini menjadi tempat mahasiswa magang agar memperoleh sumber daya manusia yang lebih kompeten, terampil.



B. Saran Diharapkan



rumah



sakit



ini



memperbaiki



pelayanan



pasien,



harus



tetap



mengedepankan kepentingan pasien, meskipun ada prosedur yang harus di patuhi tapi setidaknya harus melakukan kesiapsiagaan dalam menangani pasien agar pasien tak ada yang terlantar dan tetap menjadi rumah sakit rujukan yang selalu mengedepankan kepentingan pasien diatas segalanya.



14