Analisis Swot Sma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS SWOT SMA



ANALISIS STRENGHT, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREATS (SWOT) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 DUSUN TENGAH



I. PENDAHULUAN A.



Latar Belakang



Sebagai pelaksana program pendidikan, sekolah merupakan pemeran utama untuk melaksanakan program tersebut.Dalam pelaksanaan program-program serta tujuan yang telah disepakati oleh sekolah tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan problematika maupun persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sekolah.



Persoalan-persoalan yang timbul baik berupa faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya terkait dengan kurikulum, tenaga pendidik, perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor eksternnya adalah faktor-faktor sosial (masyarakat), pemerintahan maupun pihak-pihak yang terkait. Suatu sekolah tentunya harus mengetahui problematika lembaganya, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa melahirkan solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan sekolah pada kedudukan yang seharusnya berorientasi pada kebutuhan dan harapan konsumen atau pelanggan (customers). Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau peranti untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal. Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi lembaga pendidikan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Salah satu upaya yang dilakukan untuk perencanaan pendidikan yang matang dalam melaksanakan pendidikan sebagai suastu sistem ialah dengan melakukan analisis SWOT pada SMAN 1 Dusun Tengah. Analisis SWOT ini merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada SMAN 1 Dusun Tengah. Sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian tujuan serta hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Sehingga harapannya tingkat keberhasilan tujuan organisasi mampu diukur sebelum pelaksanaan perencanaan pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan analisis SWOT di tempat penulis mengajar. Adapun judul dari makalah ini adalah “Analisis Swot di SMAN 1 Dusun Tengah.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.



Apakah definisi analisis SWOT



2.



Analisis SWOT di SMAN 1 Dusun Tengah



3.



Bagaimana penerapan Visi dan Misi melalui analisis SWOT di SMAN 1 Dusun Tengah.



C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui definisi analisis SWOT 2. Mengetahui dan memahami hasil analisis SWOT di SMAN 1 Dusun Tengah 3.



Mengetahui bagaimana penerapan Visi dan Misi melalui analisis SWOT di SMAN 1 Dusun



Tengah. II. PEMBAHASAN A. Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktorfaktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002). Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).



B.



Analisis SWOT SMAN 1 Dusun Tengah



Profil SMAN 1 Dusun Tengah



1. Nama Sekolah



: SMAN 1 Dusun Tengah



2. No. Statistik Sekolah



:



30116008022



3. Tipe Sekolah



:



B



4. Alamat Sekolah



:



Jln. Lebak Murni Kecamatan Sako Kelurahan Sako Palembang Sumatera Selatan



5. Telepon/HP/Fax



:



0711- 5615912



6. Email



: [email protected]



7. Status Sekolah



:



Negeri



8. Nilai Akreditasi Sekolah



:



B (Baik)



9. Luas Lahan, dan jumlah rombel



:



Luas Lahan



:



± 18.000 m2



Jumlah Rombel



:



16 rombongan



10. Data Siswa 3 (tiga tahun terakhir): Tahun Ajaran



20112012



Peserta Tes Kategori Umum Yang Yang Mendaftar Diterima (Orang) (Orang) 380 178



20122013



412



178



20132014



426



214



10. Kepemilikan Tanah



Peserta Tes Kategori Ket PMPA Yang Yang Mendaftar Diterima (Orang) (Orang) 177 20 Untuk 5 rombel (X.1 s/d X.5) 177 20 Untuk 5 rombel (X.1 s/d X.5) 178 24 Untuk 6 rombel (X.1 s/d X.6)



: Pemerintah



Luas Lahan/Tanah



: ± 18.000 m2



Luas Tanah Terbangun



: 3262 m2



Luas Tanah Siap Bangun



: 63,44 m2



Tabel Analisis SWOT SMAN 1 Dusun Tengah Analisis Faktor Internal SMAN 1 Dusun Tengah N o 1



Faktor Penilaian Kekuatan Kondisi sekolah yang kondusif dan lahan yang cukup luas Kelengkapan Fasilitas laboratorium dan perpustakaan Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten Hubungan baik antar



Bobot



Peringka t



Bobot x Penilaian



0,05



3



0,15



0,05



3



0,15



0,15



4



0,60



0,15



2



0,30



Komentar



2



tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite dan peserta didik. Kualitas peserta didik Jumlah kekuatan Weakness Rekrutmen guru dan staf Lokasi sekolah yang kurang strategis Etos kerja Belum optimalnya pembelajaran dari guru yang melanjutkan S2 Tingkat perekonomian peserta didik Jumlah kelemahan Keterangan



0,15



5



0,75 1,95



0,10



1



0,10



0,05



2



0,10



0,10



2



0,20



0,12



4



0,48



0,08



3



0,24 1,12 0,83



1,00



Analisis Faktor Eksternal SMAN 1 Dusun Tengah No 1



2



Faktor Penilaian Peluang Tingginya minat orang tua dan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana Kerja sama dan kemitraan sekolah Meluasnya penggunaan teknologi dan sistem informasi Suasana lingkungan yang asri dan agamis Jumlah peluang Tantangan Kompetitor Sejenis Program sekolah gratis Akses menuju sekolah Kualitas lulusan Dukungan dari orang tua Jumlah tantangan Keterangan



Bobot



Peringkat



Bobot x Peringkat



0,20



4



0,80



0,10



3



0,30



0,10



4



0,40



0,10



5



0,50



0,05



2



0,1



Komentar



2,10 0,15



2



0,30



0,05



3



0,15



0,05 0,10



2 4



0,10 0,40



0,10



3



0,30 1,25 0,85



1,00 Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi



strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Keterangan : Strength (kekuatan) : 1. Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta memiliki lahan yang luas. 2. Kelengkapan Fasilitas laboratorium (meliputi laboratorium fisika, biologi, kimia, multimedia) dan perpustakaan 3. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten (daftar jumlah guru terlampir). Guru di SMAN 1 Dusun Tengah berjumlah 52 orang, minimal mempunyai kualifikasi pendidikan S1. 10 orang kualifikasi S2 (4 orang bidang kependidikan, 6 orang non kependidikan), 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 di bidang kependidikan, dan 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 non kependidikan (IT) . Guru selalu diberi motivasi tentang peningkatan kompetensi pendidikan baik melalui pelatihan, seminar, diklat, maupun loka karya sejenis untuk meningkatkan kompetensi guru. Sehingga sekolah sering memfasilitasi guru untuk mengikuti kegiatan beserta siswa membawa nama baik sekolah. 4.



Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite dan peserta didik. Kepala



sekolah minimal 1 bulan sekali mengadakan rapat pembinaan terhadap guru dan tenaga kependidikan. 5.



Kualitas peserta didik. Prestasi yang diukir siswa siswi SMAN 1 Dusun Tengah tidak hanya di



bidang pendidikan, melainkan di bidang ekstrakurikuler. Diantaranya sebagai peraih juara bergilir di ektrakurikuler PMR, peraih juara di bidang senam, baris berbaris (Paskibra), nasyid, dll.



Weakness (kelemahan) : 1.



Rekrutmen guru dan staf. Jumlah guru yang terdapat di tiap bidang studi tidak menyebar/tidak



memenuhi jumlah kebutuhan tiap mata pelajaran. Salah satu contoh, ada guru yang memiliki tanggung jawab mengajar yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan ada juga guru dengan jumlah jam mengajar yang sangat sedikit dikarenakan kelebihan guru pada satu mata pelajaran. Hal ini dikarenakan, tidak ada kesesuaian kebutuhan guru dengan jumlah guru yang masuk, biasanya merupakan titipan/rekrutmen dari salah satu oknum pejabat. 2. Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMAN 1 Dusun Tengah ini tidak dilalui oleh angkutan umum dan rawan banjir. 3. Etos kerja. Etos kerja tenaga pendidik dan kependidikan masih rendah. Hal ini terlihat masih seringnya tenaga pendidik dan kependidikan yang datang terlambat. Selain itu, inovasi dan kreativitas juga masih rendah. 4.



Belum optimalnya pembelajaran dari guru yang melanjutkan S2. Kualifikasi guru masih di



dominasi dengan S1, dan yang memiliki kualifikasi S2 non kependidikan. Hanya 6 orang guru yang memiliki kualifikasi S2 kependidikan. 5.



Tingkat perekonomian peserta didik. Hampir 60-70 % siswa siswi SMAN 1 Dusun Tengah



memiliki tingkat perekonomian menengah ke bawah. Sehingga hal ini terkadang menjadi penghalang



bagi kegiatan pembelajaran siswa. Misal, siswa memiliki pengetahuan yang minim untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan (tidak bisa mengakses internet secara bebas).



Oportunity (peluang) : 1. Tingginya minat orang tua dan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMAN 1 Dusun Tengah. Hal ini dikarenakan status sekolah Negeri. 2.



Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana. Hal ini terlihat



dari 3 jenis bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada tahun ini (2013), yakni bantuan pembuatan lokal untuk ruang multimedia yang langsung dilengkapi dengan peralatan komputer dan jaringan internet/wifi, rehabilitasi atap pada 8 rombel, pembangunan 4 lokal tegak dinding yang siap untuk 2 lanta, serta pembangunan 1 lokal untuk ruang belajar. 3. Kerja sama dan kemitraan sekolah. Adanya kerja sama dan kemitraan sekoah dan lembaga/instansi lainnya, seperti PT. PUSRI, Telkomsel, Provider XL, sebagai donatur tetap untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta lembaga/instansi lainnya yang juga berperan sebagai donatur. 4.



Meluasnya penggunaan teknologi dan sistem informasi. Adanya bantuan jaringan internet ke



sekolah memberikan kemudahan bagi siswa, pendidik dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi guna pemanfaatan dalam kegiatan pendidikan. 5. Suasana lingkungan yang asri dan agamis. Lingkungan sekolah yang masih alami serta dekatnya sekolah dengan PondokPesantren memberikan suasana nyaman dan religi bagi warga SMAN 1 Dusun Tengah. Threat (tantangan) : 1. Kompetitor Sejenis. Kompetitor bagi SMAN 1 Dusun Tengah memang memiliki jarak yang tidak dekat. Tetapi kompetitor2 tersebut memiliki akses transfortasi yang baik (dilalui oleh angkutan umum). 2. Program sekolah gratis. Program ini tidaklah memberikan solusi yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar. Cairnya dana SG (Sekolah Gratis) yang lambat dan memakan waktu yang cukup lama (3-5 bulanan) dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan sekolah, seperti terhambatnya kegiatan ekstrakurikuler, gaji tenaga honorer, pembiayaan adminstrasi sekolah, dll. 3. Akses menuju sekolah. Selain tidak adanya angkutan umum yang melalui sekolah, kondisi rawan banjir juga menjadi penghambat menuju ke sekolah. Resapan air dan pengairan air yang tidak baik sebagai pemicu terjadinya banjir. 4.



Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang melanjutkan studi hingga



perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian orangtua yang masih menengah ke bawah, memicu lulusan berfikiran untuk segera bekerja sehingga dapat membantu perekonomian orang tua nya. 5.



Dukungan dari orang tua. Orangtua siswa terkadang kurang mendukung sepenuhnya baik materi



maupun sumbangsih pemikiran. Hal ini dapat terjadi karena sebagaian besar pendidikan orangtua siswa rata-rata buruh dan memiliki kondisi perekonomian menengah ke bawah.



C. Visi dan Misi SMAN 1 Dusun Tengah 1. Visi Terwujudnya lulusan yang : “Berprestasi, Berbudaya, Beriman, dan Bertaqwa”.



Hal ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan. Visi tersebut mencerminkan profil sekolah dan cita-cita sekolah yang tergambar pada uraian berikut : a) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian b) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat c) Ingin mencapai keunggulan d) Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah e) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik f)



Mendorong warga sekolah yang religius



2. Misi Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut misi yang dirumuskan berdasarkan visi tersebut : a) Meningkatkan keterampilan akademik b) Meningkatkan mutu tamatan yang siap menghadapi tantangan hidup dan kehidupan c) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa d) Meningkatkan disiplin e) Meningkatkan budi pekerti/berbudaya dan berkarakter bangsa f)



Meningkatkan mutu pelayanan yang berwawasan kesetaraan gender



g) Meningkatkan sarana dan prasarana yang representatif h)



Menjalin kerja sama yang harmonis antarwarga sekolah, lingkungan terkait, dan lembaga



pendidikan dan/atau lembaga non-kependidikan dalam upaya peningkatan akses dan dana.



D. Analisis Visi Visi adalah pernyataan tentang kondisi yang diinginkan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Specific (mengacu/fokus) 2. Measurable (dapat diukur) 3. Achievable (dapat dicapai) 4. Realistic (realistis/nyata) 5. Timeframe (mempunyai jangka waktu) Dari data yang didapat mengenai visi SMAN 1 Dusun Tengah hendak memberikan penegasan terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang diinginkan. III. PENUTUP A. Kesimpulan Dari kegiatan analisis SWOT di SMAN 1 Dusun Tengah, dapat disimpulkan bahwa perumusan manajemen strategi di SMAN 1 Dusun Tengah masuk pada kategori baik. Hal ini terlihat pada hasil analisis menunjukkan SMAN 1 Dusun Tengah berada pada kuadran I. Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.



B. Saran Dari hasil analisis visi misi sekolah, dirasakan adanya kekurangan pada pengukuran jangka waktu dalam pencapaian kondisi yang akan dicapai.



C. ANALISIS SWOT STRENGTH / KEKUATAN 1. Sekolah terakreditasi A 2. Kelulusan UN mencapai 100 % 3. Guru dan Karyawan kompeten dengan bidang tugasnya 4. Sekolah berstatus negeri kategori RSKM 5. memiliki citra yang bagus di masyarakat 6. memiliki jaringan internet yang memadai 7. prestasi siswa dibidang olah raga sampai tingkat propinsi WEAKNESS / KELEMAHAN 1. Iklim organisasi sekolah kurang kondusif 2. Guru kurang menguasai ICT dan Bahasa Inggris 3. Belum ada fasilitas Laboratorium bahasa 4. Kedisiplinan guru masih kurang khususnya dalam mengajar tepat waktu 5. input siswa dengan kemampuan yang standar 6. gaya kepemimpinan kepala sekolah yang sentralistik



OPPORTUNITIES / PELUANG 1. Orang tua dan masyarakat membutuhkan sekolah yang memiliki kualitas baik 2. Minat siswa untuk masuk SMA Negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat 3. adanya dukungan komite yang sangat baik 4. Adanya Program beasiswa, BKMM dan GNOTA 5. adanya bantuan pemerintah, seperti bantuan RSKM dan BOMM dll 6. adanya UU sikdiknas yang memungkinkan perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat dan pemerintah daearah yang lebih besar THREATS / HAMBATAN 1. kemampuan ekonomi orang tua siswa yang rata-rata dari kalangan menengah ke bawah 2. Kurang partisipasi orang tua 3. adanya budaya luar yang negative 4. adanya pesaing dari sekolah negeri lain yang sudah lama berdiri 5. perkembangan teknologi yang cepat dalam bidang pengajaran yang kurang dapat diikuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan D. STRATEGI SO Strategi (Kekuatan-Kesempatan) 1. Meningkatkan perolehan nilai rata-rata pada ujian nasional sebesar 0,5 2. Meningkatkan jumlah lulusan yang dapat diterima di perguruan tinggi negeri baik melalui jalur bebas tes masuk perguruan tinggi maupun lewat jalur tes (UMPTN) 3. Mempertahankan hasil kelulusan UN yang 100 % 4. Mempertahankan nilai akreditasi sekolah A 5. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa berkomunikasi dengan bahasa inggris 6. Meningkatkan status sekolah kategori mandiri 7. Mempertahankan citra positif sekolah 8. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada 9. Memberikan dukungan terhadap prestasi yang diperoleh siswa WO Strategi (Kelemahan Kesempatan) 1. Mengkondusifkan iklim organisasi sekolah dgn peraturan yang lebih partisipasif 2. Meningkatkan kemampuan Guru di bidang penguasaan ICT dan Bahasa Inggris 3. Mengajukan usulan ke pemerintah untuk Pengadaan Laboratorium Bahasa



4. Peningkatan kedisiplinan siswa dan guru dengan menerapkan system point untuk setiap pelanggaran 5. Peningkatan kualitas input siswa melalui seleksi yang lebih bermutu 6. Meningkatkan peran-para wakil kepala sekolah dalam kepemimpinan WT Strategi (Kelemahan –tantangan ) 1. Peningkatan peran humas, serta mengoptimalkan kelebihan-kelebihan sekolah 2. Mengoptimalkan seleksi Peserta didik secara maksimal 3. Meningkatkan kerjasama komite secara masif 4. Mengusahakan peningkatan partisipasi dari pemerintah 5. Mengupayakan bantuan alokasi anggaran dari Pemda ST Strategi ( Kekuatan- Tantangan ) 1. Mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga bantuan pemberi bea siswa baik pemerintah maupun non pemerintah 2. Meningkatkan peran humas dalam pemberian layanan kepada masyarakat, dengan mengadakan acara-acara yang menarik minat orang tua dan masyarakat. 3. Mengagakan kerja sama dengan lembaga yang menangani pembinaan generasi muda 4. Mengoptimalkan program unggulan yang dimiliki sekolah, agar memiliki kelebihan dengan sekolah yang sudah lama berdiri, misalnya dengan meningkatkan pelayanan. 5. Meningkatkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan dalam bidang ICT



Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Condoli memandang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai alat untuk “menekan” sekolah mengambil tanggung jawab apa yang terjadi terhadap anak didiknya. Dengan kata lain, sekolah mempunyai kewenangan untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolah tersebut. Sedangkan pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat. Dalam konteks manajemen menurut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), berbeda dari manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menurut Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan model Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah pertama meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. Kedua, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. Ketiga, meningkatkan tanggung jawab kepala sekolah kepada sekolahnya. Keempat, meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai. 2.4 Analisis SWOT Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dibuat pertama kali oleh Albert Humprhey pada tahun 1960-an di Universitas Stanford. Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan" (strengths), "kelemahan" (weaknesses), "kesempatan" (opportunities), dan “ancaman" (threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.



Analisis SWOT menyediakan para pengambil keputusan organisiasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya. Analisis lingkungan adalah studi tentang “kekuatan” dan “kelemahan” sebagai elemen internal, “peluang” dan “tantangan” sebagai elemen eksternal suatu organisasi, masa kini, dan berpotensi diperkirakan akan muncul di masa depan, sebagai data/bahan untuk menetapkan dan menyusun perencanaan strategis organisai masa depan (Theresia, 2003). Komponen-komponen yang terdapat di dalam analisis SWOT adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknes), Peluang (oportunitis), dan Tantangan (treats). Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah melakukan analisis SWOT, kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan Opportunity) dan kelemahan kita (Weakness dan Threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan. 2.5 Profil Sekolah 2.5.1



Nama dan Alamat Sekolah



Nama Sekolah



: SMA Negeri Jayaloka



NIS



: 301110601037



Nilai Akreditasi



:B



Alamat Sekolah



: Jalan Sunan Manjuran Kampung 6 Desa Purwodadi



Kecamatan



: Jayaloka



Kabupaten



: Musi Rawas



Provinsi



: Sumatera Selatan



Luas Lahan



: ± 2.5 Ha



Jumlah Rombel



: 13 Rombel



2.5.2



Status Sekolah



SMA Negeri Jayaloka berstatus Negeri di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas. 2.5.3



Nomor Surat Keputusan Pendirian



SMA Negeri Jayaloka didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor: 377/ KPTS/ Diknas/ 2004, tentang Penetapan SMA Negeri di Kabupaten Musi Rawas, tanggal 16 Desember 2004. 2.5.4



Visi dan Misi Sekolah



Visi Sekolah: “Jati diri yang teguh sebagai manusia, kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil dan arif dalam menjawab tantangan masa depan” Misi Sekolah: 



Melaksanakan pembinaan-pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.







Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif







Mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik







Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup yang



bermanfaat bagi kelestarian sumber daya alam. 2.5.5



Tujuan Sekolah







Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.







Menumbuhkan rasa patriotisme dan cinta tanah air.







Menumbuhkembangkan kepribadian yang sanggup menghadapi tantangan masa depan.







Menciptakan sikap mandiri dan jiwa wira usaha.







Mempersiapkan lulusan yang dapat memasuki dunia kerja dan dunia usaha.







Menciptakan lulusan yang siap dan mampu mengikuti pendidikan tinggi.



2.5.6



Data Sekolah



1. Data Siswa 3 (Tiga) Tahun Terakhir Jml Pendaftar Th.



(Cln



Pelajaran



Siswa Baru)



2011/2012 2012/2013 2013/2014



322 335 356



Jumlah Kelas X



Kelas XI



Kelas XII



(Kls. X+ XI + XII)



Jml Jml Jml Jml Jml Jml Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel 133 134 162



4 4 5



123 119 129



2. Kepemilikan Tanah



: Pemerintah



Status Tanah



: Hibah



Luas Lahan/ Tanah



: ± 2,5 Ha



Luas Tanah Terbangun



: ± 1 Ha



Luas Tanah Siap Bangun



: ± 2 Ha



4 4 4



81 115 116



3 4 4



337 368 407



10 12 13



3. Angka Kelulusan dan Melanjutkan Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi No.



Tahun Ajaran



Jumlah Peserta Ujian



Jumlah Lulus



% Kelulusan



1.



2011/2012



81



81



100%



% Lulusan yang Melanjutkan Pendidikan 90%



% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan 10%



2.



2012/2013



115



115



100%



95%



2.6 Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka Tabel Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka Analisis Faktor Internal



No



Faktor Penilaian



1



Kekuatan (Strength)



A



Kondisi sekolah yang kondusif dan lahan yang luas



B



Etos kerja



C



Kualitas Tenaga Pendidik yang berkompeten



D



Bobot x



Bobot



Peringkat



0,05



4



0,20



0,05



3



0,15



0,15



4



0,60



0,15



2



0,30



0,15



5



0,75



Penilaian



Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan peserta didik.



E



Kualitas peserta didik Total kekuatan



2,00



2



Kelemahan (Weakness)



A



Lokasi sekolah yang kurang strategis



B



0,10



2



0,20



0,10



4



0,40



0,10



3



0,30



Tidak Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK



C



Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK



D



Sarana dan Prasarana sekolah



0,05



2



0,28



E



Kurangnya tenaga pendidik



0,10



3



0,30



Total kelemahan



1,48 Total Kekuatan-Total Kelemahan = 0,52 1,00



Analisis Faktor Eksternal



No 1



Faktor Penilaian Peluang (Opportunity)



Bobot



Peringkat



Bobot x Peringkat



5%



A



Dukungan dari Orang Tua



B



Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan



0,15



4



0,60



0,10



3



0,30



0,10



4



0,40



0,10



3



0,30



0,10



2



0,20



prasarana C



Budaya Masyarakat



D



Hubungan



Kerjasama



Dengan



Universitas E



Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas Total peluang



1,80



2



Tantangan (Threat)



A



Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar



0,15



4



0,60



B



Persaingan memasuki PTN



0,10



4



0,40



C



Akses menuju sekolah



0,05



3



0,15



D



Kualitas lulusan



0,15



4



0,60



E



Bantuan tenaga pendidik dari



0,05



4



0,20



pemerintah Total tantangan



1,95 Total Peluang-Total Tantangan = - 0,15 1,00



Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.



Keterangan: Analisis Faktor Internal Strength (kekuatan) : 1.



Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta memiliki lahan yang



luas ± 2.5 Ha 2.



Etos Kerja



Meskipun 80% Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertempat tinggal di luar daerah namun tingkat kedisiplinan dari keterlambatan datang tinggi. Karena diperkirakan waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke SMA Negeri Jayaloka adalah 1.30 jam. Biasanya pendidik berangkat dari rumah sekitar pukul 6 pagi.



3.



Kualitas tenaga pendidik yang berkompeten (daftar jumlah guru terlampir). Meskipun Guru di



SMA Negeri Jayaloka hanya berjumlah 22 orang, minimal mempunyai kualifikasi pendidikan S1. 20 orang kualifikasi S2 (1 orang bidang kependidikan), 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 di bidang kependidikan. Dengan jumlah guru 22 orang dengan rombel yang ada berjumlah 13 memang dirasakan kurang, namun para guru mampu mengemban pembagian tugas mengajar yang telah ditetapkan dan tetap dapat memberikan pengajaran yang maksimal. Selain itu Guru mendapatkan pembinaan kompetensi guru melalui MGMP dan Diklat untuk semua mata pelajaran, kaderisasi guru untuk jabatan Kepala Sekolah melalui pembinaan dan diklat, pembinaan guru dan pegawai melalui jalur pemilihan guru berprestasi, dan pembinaan pegawai pendidikan dan latihan. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)



No.



Guru



Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar S1/D4



1.



Biologi



1



2.



Fisika



1



3.



Kimia



2



4.



Matematika



2



5.



Bahasa Indonesia



2



6.



Bahasa Inggris



1



7.



Pendidikan Agama



1



8.



Geografi



1



9.



Sejarah



1



10.



Ekonomi



1



11.



Penjasorkes



2



12.



Seni Budaya



13.



PKn



14.



KWU



15.



TIK/Keterampilan



1



16.



BK



1



17.



Lainnya: B.ARAB Jumlah



S2/S3



Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas mengajar S1/D4



1



1 1 1



1 18



1



3



S2/S3



Jumlah



4.



Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan



peserta didik. Hal ini ditandai dengan kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik. 5.



Kualitas peserta didik. Prestasi yang diukir peserta didik SMA Negeri Jayaloka tidak hanya di



bidang pendidikan, melainkan di bidang ekstrakurikuler. Diantaranya bulan Oktober lalu ektrakurikuler PMR meraih juara ke-II di tingkat Kabupaten, ekstrakurikuler PRAMUKA mendapat juara ke-III di tingkat Propinsi, sedangkan di bidang olahraga yaitu LOMPAT JAUH mendapat juara pertama di tingkat kabupaten dan TAEKWONDO mendapat juara pertama di tingkat Propinsi. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik



No.



Nama Lomba



Juara ke:



Tahun 2012/2013 Tingkat Kab/ Propinsi Kota



1



PRAMUKA



3



V



2



TAEKWONDO



1



V



3



PMR



2



V



4



LOMPAT JAUH



1



V



Nasional



Weakness (kelemahan) : 1.



Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMA Negeri Jayaloka Jauh dari keramaian,



jalan yang dilalui memiliki 2 jalur ada yang masih berupa hotmix dan ada yang sudah di aspal. Selain itu kiri kanan jalan masih berupa perkebunan karet dan rawan terjadinya tindakan penodongan yang mengakibatkan pada keselamatan diri. 2.



Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Dewasa ini TIK menjadi hal



yang wajib digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran, dan penilaian oleh sebab itu sangat disayangkan apabila masih ada guru yang tidak memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran karena dapat membantu siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih cepat menyerap materi pembelajaran sehingga dapat mengefisiensikan waktu sehingga pembelajaran dapat lebih efektif. 3.



Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK. Hal ini menyebabkan



Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK padahal tuntutan zaman yang kini telah menggunakan teknologi berbasis komputer. 4.



Sarana dan Prasarana sekolah. Seperti jumlah ruang praktik laboratorium beserta peralatan dan



perlengkapannya, jaringan internet 5.



Kurangnya tenaga pendidik. Diharapkan dapat menambah tenaga pendidik karena jumlah rombel



yang tiap tahunnya mengalami kenaikan sehingga dirasakan tidak cukup dalam pembagian mengajar. Khususnya tenaga laboran dan lain sebagainya. Oportunity (peluang):



1.



Dukungan dari orang tua. Suatu peluang bagi lembaga SMA Negeri Jayaloka bahwa masyarakat



menginginkan kemajuan kesejahteraan baik ekonomi, pendidikan maupun kesehatan, perlu didukung dengan upaya pemberian kesempatan pendidikan yang layak sehingga dapat membina pola fikir yang lebih maju dan mengolah sumber daya alam yang ada secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat pada pendaftaran calon siswa ke SMA Negeri Jayaloka. 2.



Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana. Hal ini terlihat



dari bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada tahun ini (2013), yakni bantuan pembuatan 3 lokal untuk ruang belajar. 3.



Budaya Masyarakat. Masyarakat Jayaloka terdiri dari penduduk asli dan pendatang (transmigran)



asal Jawa yang telah bermukim sejak tahun 1980-an. Kehidupan masyarakat yang rukun memungkinkan melakukan akselerasi (percepatan) pembangunan. Salah satu indikasi adanya kerukunan warga adalah belum pernah terjadinya perselisihan yang mengakibatkan perkelahian dan keributan secara missal yang menyebabnya terhambatnya kegiatan pembangunan. Kultur masyarakatnya yang suka kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama maupun perorangan yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik. 4.



Hubungan Kerjasama Dengan Universitas. Terdapatnya beberapa Perguruan Tinggi Negeri di



Indonesia seperti UNIB, UNSRI, UNNES yang melakukan proses penseleksian mahasiswa melalui program bidik misi, PMDK kepada siswa SMA kelas XII SMA Negeri Jayaloka. 5.



Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas. Masyarakat mengharapkan setelah selesai



menempuh pendidikan di SMA Negeri Jayaloka ini diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi outcome berkualitas. Dengan adanya penambahan mata pelajaran Kewirausahaan di maksudkan agar siswa mampu menganalisa dan memanfaatkan peluang usaha yang ada, sehingga para lulusan diharapkan mampu mengembangkan diri di bidang kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja sendiri dan mengurangi ketergantungan lulusan terhadap lowongan kerja yang semakin sedikit yang tersedia. Threat (tantangan): 1.



Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar. Dari data keadaan murid SD/MI dan



SMP/MTS tahun 2012/2013 di Kecamatan Jayaloka dapat diproyeksikan perkembangan jumlah siswa SMA Negeri sampai tahun 2016 masih terus meningkat sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang SMA Negeri Jayaloka yang harus disiasati dalam Rencana Strategi Perkembangan Sekolah dan Program-program kerja jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tahunan). Proyeksi Perkembangan Jumlah Siswa SMA Negeri Jayaloka Sampai Dengan Tahun 2016 Jumlah Th. Pelajaran



Kelas X



Kelas XI



Kelas XII



(Kls. X+ XI + XII)



Jml Jml Jml Jml Jml Jml Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel 2012/2013 173 4 143 4 123 4 439 12 2013/2014 176 4 164 4 136 4 476 12 2014/2015 171 4 167 4 156 4 496 12



2015/2016 2.



215



5



162



4



159



4



536



13



Persaingan memasuki PTN. Terbatasnya kuota yang tersedia pada setiap PTN mengakibatkan



Persaingan masuk SMPTN menjadi diidolakan, sehingga memotivasi sekolah untuk meningkatkan berbagai kebijakan yang berpihak pada siswa. 3.



Akses menuju sekolah yang dirasakan jauh, masih sepi dan kurang strategis menyebabkan



kesempatan tindakan penodongan yang mengakibatkan pada keselamatan diri. 4.



Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang melanjutkan studi hingga



perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian orangtua yang masih menengah ke bawah, memicu lulusan berfikiran untuk segera bekerja sehingga dapat membantu perekonomian orang tua nya. Angka Kelulusan dan Melanjutkan Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi



1.



2011/2012



81



81



100%



75%



% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan 25%



2.



2012/2013



115



115



100%



90%



10%



No.



Tahun Ajaran



Jumlah Peserta Ujian



Jumlah Lulus



% Kelulusan



% Lulusan yang Melanjutkan Pendidikan



Alasan lulusan SMA Tidak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5.



Alasan tak melanjutkan Perguruan Tinggi yang ada terlalu jauh/tak terjangkau Tidak mampu membiayai Transportasi sulit/mahal Kondisi geografis (medan sulit) Daerahnya terpencil Pendidikan dipandang kurang penting Bekerja Menikah Lain-lain, sebutkan: malas



Urutan alasan dari yang paling utama dengan memberi nomor 1 s.d. 9*) 7 1 3 9 8 6 2 5 4



Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah. Karena masih minimnya jumlah guru yang ada saat ini



diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan kepada sekolah untuk menyediakan tenaga pendidik baik PNS maupun Honorer.



Analisis Visi Visi adalah pernyataan tentang kondisi yang diinginkan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Specific (mengacu/fokus) 2. Measurable (dapat diukur) 3. Achievable (dapat dicapai) 4. Realistic (realistis/nyata) 5. Timeframe (mempunyai jangka waktu)



Dari data yang didapat mengenai visi SMA Negeri Jayaloka hendak memberikan penegasan terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang diinginkan.



3.



PENUTUP



3.1 Simpulan Dari kegiatan analisis SWOT di SMA Negeri Jayaloka, dapat disimpulkan bahwa perumusan manajemen strategi di SMA Negeri Jayaloka masuk pada kategori baik. Hal ini terlihat pada hasil analisis meskipun menunjukkan SMA Negeri Jayaloka berada pada kuadran II. Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. 3.2 Saran Dari hasil analisis visi/ misi sekolah, pengukuran jangka waktu dalam pencapaian kondisi yang akan dicapai masih menjadi kekurangan dan hendaknya jangka waktu (timeframe) sangat perlu diperhatikan karena merupakan salah satu syarat perumusan visi.



ANALISIS SWOT



N Fungsi dan Faktornya o



Kondisi Kriteria Kesiapan Nyata



(S/O (W/T ) ) √



1. ada dan lengkap. 2. Ada dan kengkap



A Fungsi Kurikulum 1 Faktor Internal 1. lum



1. ada dan perlu penyempurnaan √ 2. Ada dan lengkap



Dokumentasi Kuriku



1.



1. Standar kompetensi setiap mapel 1.



Tk. Kesiapan Faktor Tdk Siap Siap



Silabus setiap mapel.



1. Ada dan lengkap 2. Tersedi 3. Ada dan lengka 4. Ada dan lengka 5. Ada dan lengka



1. Texbook setiap mapel. 2. Rencana dan program kurikulum 3. Rencana dan program evaluasi kurikulum. 4. Pedoman pengembangan kurikulum. 5. Tim pengembang kurikulum.



1. Ada dan perlu penyempurnaan 2. Tersedia. 3. Ada namun kurang lengkap. 4. Ada namun kurang lengkap. 5. Ada dan lengkap.



1. Ada dan mampu.



√ √ √ √ √







1. Ada namun belum efektif 2 Faktor Eksternal 1. Kesesuaian dengan kemajuan iptek. 2. Kesesuaian dengan tuntutan masyarakat. 3. Kesesuaian dengan perubahan nilai. 4. Kesesuaian dengan karakteristik siswa. B. Fungsi Proses Belajar 1 2



Mengajar Faktor Internal



1.



Tinggi



1.



Cukup







1.



Tinggi



1.



Cukup







1.



Tinggi



1.



Cukup



√ √



1.



Tinggi



1.



kurang



Variasi



Kurang Variatif







Tinggi



Cukup







Tinggi



Cukup







Akrab







Efektif







1. Penggunaan metode Akrab mengajar. 2. Motivasi guru. Efektif 3. Motivasi siswa. 4. Hubungan guru –











siswa. 5. Waktu pelajaran.



Tenang



Tenang



Kondusif



Kondusif



Faktor Eksternal. 1. 2.



Linbgkungan Fisik Lingkungan sosial.



C Fungsi Tenaga Pendi-dik dan 1 2



Kependidikan Faktor Internal 1. Kwalifikasi pendidik an.dan tenaga kepen-didikan 2. Kemampuan. 3. Disiplin. 4. Komitmen/ kekompakan. 5. Motivasi. 6. Inisiatif dan kreatifitas. 7. Peningkatan SDM 8. Penghargaan Guru Berprestasi



1. Sesuai/ tinggi.



1. Cukup tinggi



1. 2. 3.



Tinggi. Tinggi Tinggi



1. Cukup tinggi 2. Cukup 3. Cukup



1. 2.



Tinggi Tinggi



1. 2.



Ada Ada



1.



Ada



1. 1.



1. Ketersediaan sarana prasarana sekolah (Lab IPA, komputer, bahasa, Perpusakaan) 2. Rencana Pengembangan sarana pra-sarana sekolah. 3. Tersedianya dana untuk pengembangan sarana dan prasarana sekolah. 4. Perawatan fasilitas sekolah. 2 Faktor Eksternal 1. Keamanan terhadap sarana prasarana seko lah.











√ √ √



1. 2.



Cukup Kurang



1. 2.



Kurang Cukup







1.



Ada







1.



Tinggi







1.



Kurang







1. ada.



Tidak







Tinggi Tidak ada



1. Pengurus Komite sekolah. 2. Dukungan Komite se-kolah. 3. Partisipasi masyarakat. 4. Gangguan masyarakat. D Fungsi Pengembangan Fasilitas (Sarana-Prasarana Sekolah) 1 Faktor Internal







Tinggi



Faktor eksternal. 1.







1.



Memadai



1.



Ada



1.



Tersedia



1.



Baik



1. Ada namun ku rang lengkap



















1. Ada namun perlu penyem purnaan 2. Kurang d. Cukup



1.



Aman



1.



Cukup







1.



Ada



1.



Ada







2. Partisipasi masyarakat terhadap pe-ngembangan fasilitas sekolah. E Fungsi Pengelolaan/ Manajemen Sekolah 1 Faktor Internal 1. Pedoman Pengelolaan Sekolah 2. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah 3. Program Kesiswaan 4. Program Evaluasi 5. Pengembangan Sistem Informasi manajemen 2 Faktor Eksternal 1. Dukungan dari Dinas Dikpora Kabupaten/ Propinsi 2. Kontrol Dinas DIkpora/ Pengawas 3. Pembinaan Disan Dikpora Kabupaten/ Provinsi 4. Pengawasan Masyarakat F Fungsi Keuangan 1 Faktor Internal 2



1. RAPBS. 2. Mental Pengelola. 3. Disiplin Anggaran. 4. Akuntabilitas. 5. Kemampuan pengelola. 6. Jumlah anggaran. 7. Pengawasan intern. Faktor Eksternal



1.



Ada



1.



Ada







1.



Ada



1.



Ada







1. 2. 3.



Ada Ada Ada



1. 2. 3.



Ada Ada Kurang







1.



Ada



1.



Ada







1.



Ada



1.



Ada







1.



Ada



1.



Ada







1.



Ada



1.



Ada







1. 2. 3. 4. 5.



Ada Baik Tinggi Tinggi Tinggi



1. 2. 3. 4. 5.



Ada Baik Tinggi Tinggi Tinggi



















1. 2.



Tinggi Cukup



1. 2.



1. 2.



Tinggi Tinggi



1. 2.



Terbatas √ Tinggi √ Kurang Tinggi √



1. 2.



Tingg Ada



1. 2.



Tinggi Ada



1.



Pedoman Sistem











√ √



1. Subsidi Pemerintah. 2. Partisipasi orangtua / wali siswa. 3. Pengawasan ekstern. 4. Sumber dana lain. G Fungsi Pengembangan Sistem Penilaian 1 Faktor Internal











1.



Ada



1.



Ada







1.



Ada



1.



Ada







1.



Ada



1.



Ada











Pen-laian 2. Penyusunan alat peni-aian 3. Pelaksanaan penlaian 4. Pengembangan sistem penilaian 5. Target pencapaian prestasi. 6. Laporan penilaian 2 Faktor Eksternal 1. Supervisi Kepala Sekolah. 2. Supervisi Pengawas. 3. Supervisi Klinis. 4. Diklat di Tingkat Kabupaten/ Propinsi/Nasional. 5. Masukan Masyarakat/ Wali Murid H Fungsi Hubungan Sekolah – Masyarakat. 1 Faktor Internal



2.



Ada



2.



kurang







1.



Ada



1.



ada







1.



Ada



1.



Ada



1. a baik. 2. a 3. a 4. 5.



Terlaksan



Terlaksan



1. Terlaksan √ a baik. √ 1. Terlaksan a √



Ada Ada



1. a



Terlaksan √



1. 2.



Ada Cukup



Terlaksan







1.



Ada



1.



Kurang







1.



Baik



1.



Baik







1.



Tinggi



1.



Tinggi



1.



Tinggi



1.



Tinggi



1.



Tidak ada



1.



Tidak ada √



1. Ada program kerja sama dengan masyara kat. 2. Tingkat kerjasama de ngan masyarakat. 3. Kepedulian sekolah ter hadap masyarakat. 2 Faktor Eksternal. 1. Partisipasi aktif masya rakat terhadap kemajuan sekolah. 2. Hambatan yang datang dari masyarakat dalam memajukan sekolah.











BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Salah satu ciri sekolah yang bermutu adalah dapat merespon kepercayaan masyarakat artinya,



bagaimana pihak sekolah mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi putra-putrinya sehingga menghasilkan anak-anak yang bermutu dalam segala hal. Mengingat perkembangan dunia IPTEK serta era globalisasi di depan mata maka tujuan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat maka pihak sekolah perlu melakukan pembenahan-pembenahan dalam hal sumber daya manusia yang profesional, manajemen yang handal, kegiatan belajar-mengajar yang berkualitas, adanya akses terhadap lembaga pendidikan tinggi baik dalam maupun luar negeri bermutu serta ketersediaan sarana-prasana yang setaraf dengan pendidikan bertaraf internasional. Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau peranti untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal. Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor – faktor sistematis untuk merumuskan strategi sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun organisasi sosial. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan Peluang (opportunities), Namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, dan kebijakan program – program sebuah organisasi. Dengan demikian perencana strategis (Strategic planner) harus menganalisis faktor – faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Model yang paling populer saat ini adalah analisis SWOT. Obyek organisasi penelitian yang dipilih oleh pemakalah dalam kajian makalah ini adalah SMP Negeri 2 Sidamulih. Model analisis SWOT di atas digunakan untuk menganalisis kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), Opportunity (Kesempatan), dan Threats (ancaman) dari Sekolah tersebut.



Sebagai bahan pertimbangan pemilihan sekolah ini adalah melihat sejauh mana nilai “PLUS” yang terdapat di sekolah tersebut dan bagaimana kondisi dan situasi dari sekolah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut : 



Apakah definisi analisis SWOT?







Bagaimana penerapan analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih?







Bagaimana perhitungan analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih?



1.3 Tujuan  Mengetahui definisi analisis SWOT  Mengetahui bagaimana penerapan analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih  Mengetahui dan membahas perhitungan analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih 1.4 Manfaat ·



Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang analisis SWOT, cara penerapan dan



perhitungan analisis SWOT di organisasi sekolah.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Deskripsi SMP Negeri 2 Sidamulih 2.1.1 Profil Sekolah NAMA SEKOLAH



: SMP NEGERI 2 SIDAMULIH



ALAMAT



: JL. CIJULANG KM 7 CIKANGKUNG



KECAMATAN



: SIDAMULIH



KABUPATEN



: CIAMIS



PROVINSI



: JAWA BARAT



TELEPON/FAX



: (0265) 630925



e-mail



:-



2.1.2 Visi dan Indikator Visi Sekolah



Visi : “Membentuk Siswa yang “Sukses Edukatif Hasil Aktivitas Tuntas”. Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah sebagai berikut : 1.



Semua warga sekolah memiliki perilaku yang sesuai dengan norma-norma agama



2.



berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian



3.



ingin mencapai keunggulan dalam bidang akademik dan non akademik



4.



mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah



5.



mendorong adanya peningkatan ke arah yang lebih baik di bidang Imtaq dan Ipteks



6.



mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah Untuk mewujudkannya, sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan



dalam misi berikut. 2.1.3 Misi Sekolah 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan 3. Meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan bakat, minat dan kreativitas 4. Mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 5.



Meningkatkan, memelihara, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan sebagai wujud



meningkatnya layanan pendidikan 6. Mengembangkan dan memacu profesional personal sehingga memperoleh SDM yang berkualitas. 7. Meningkatkan disiplin semua personal dan meningkatkan kinerja 8. Meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah , komite, orang tua siswa dan masyarakat 9. Mewujudkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala 10. Meningkatkan kesejahteraan personal 11. Meningkatkan akuntabilitas dan keterbukaan. 12. Mendorong dan membantu anak didik meraih prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki 13. Menanamkan disiplin semua personil terkait 14. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler 2.1.4 Strategi 1. Meningkatkan profesionalisme guru 2. Melengkapi sarana dan prasarana



3. menciptakan sekolah sebagai lingkungan belajar 4. Meningkatkan peran steakholder



2.1.5 Tujuan Sekolah Dalam 4 (Empat) Tahun Pada tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan tahun pelajaran 2016/2017 diharapkan : 1. Memiliki lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non kademik 2. Terlaksananya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif 3. Memiliki administrasi kurikulum yang lengkap. 4. Terwujudnya komitmen dan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. 5. Terwujudnya pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel. . 6. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung PBM 7. Memiliki sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah. 8.



Memiliki sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang



kelas. 9. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah. 2.1.6 Program Strategis Dalam rangka mewujudkan program sekolah, maka program strategis yang dicanangkan diarahkan pada delapan standar nasional pendidikan yang terkandung di dalam PP No. 19 Tahun 2005. Adapun program strategis yang dicanangkan adalah sebagai berikut: Pengembangan kompetensi lulusan di sekolah SMP Negeri 2 Sidamulih sesuai dengan SNP.. 1. Pengembangan kurikulum yang merupakan penjabaran dari standar isi dan kurikulum nasional . 2. Pengembangan proses pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan sesuai SNP dan tuntutan global. 4. Pengembangan sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah sesuai dengan kebutuhan. 5. Pengembangan dan implementasi pengelolaan/manajemen sekolah sesuai dengan SNP 6. Pengembangan dan penggalian sumber dana pendidikan dan implementasinya 7. Pengembangan dan implementasi sistem penilaian untuk semua mata pelajaran dan jenjang kelas. 8. Pengembangan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, indah, dan ramah. 2.2 Perencanaan SWOT



Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran jika sebelumnya dilakukan suatu perencanaan yang matang. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan, di mana menyusun perencanaan sebagai langkah awal akan cukup diperhitungkan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai (Sanjaya, 2009). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah – masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu lembaga sehingga mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.



2.3 Definisi Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isuisu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu : S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan. Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan



sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002) Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002). 2.4 Tahap – Tahap Analisis SWOT Analisis SWOT adalah bagian dari tahap tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. 2.4.1 Tahap pengumpulan data Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis data. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar sekolah seperti:  Peran masyarakat  Donatur  Pemerintah Data internal dapat diperoleh dari dalam sekolah itu sendiri, antara lain:  Laporan keuangan sekolah  Administrasi sekolah  Kegiatan Belajar mengajar  Keadaan guru dan siswa  Fasilitas dan prasarana sekolah  Administrasi guru dan lain lain Pada tahap ini digunakan 2 model matriks pengumpulan data yaitu: matriks faktor strategi eksternal dan matriks faktor strategi internal. Langkah – Langkah Menyusun Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)



1.



Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman serta Kekuatan dan



Kelemahan) 2. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). 3. Hitung rating (di dalam kolom 3) untuk masing masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi sekolah yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4 tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1), sedangkan pemberian rating untuk ancaman adalah kebalikan dari pemberian rating peluang. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outsatnding) sampai 1,0 (poor). 5.



Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor – faktor tersebut



dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6.



Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh skor pembobotan bagi sekolah



yang bersangkutan. Nilai total ini akan menunjukkan bagaimana sekolah dalam hal ini SMP Negeri 2 Sidamulih bereaksi terhadap faktor – faktor strategis eksternalnya. Tabel 1. Perhitungan EFAS SMP Negeri 2 Sidamulih Faktor – Faktor strategi Eksternal



Bobot Rating



Bobot X Rating



Komentar



3



0,30



2.Kesesuaian sarana dan 0,15 prasarana sekolah dengan tuntutan potensi daerah dan per-kembangan IPTEK serta IMTAK



4



0,60



Sekolah dapat mengajukan prososal ke Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II perlu dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah Karena sarana dan prasarana merupakan kekuatan artinya kerjasama pengadaan sarana dan prasarana dan pemanfaatan yang ada harus di kembangkan terus.



3.Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas



0,15



3



0,45



4.Sponsor/perusahaan/yay asan



0,10



3



0,30



PELUANG (O) 1.Dukungan pemerintah 0,10 daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana



Masyarakat mengharapkan setelah selasai dari SMP ini diharapkan dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan berkualitas Bantuan sponsor guna pengembangan sekolah tidak ada.



5.Dukungan tinggi



orang



tua 0,10



3



0,30



Faktor – Faktor strategi Eksternal



Bobot Rating



Bobot X Rating



ANCAMAN (T) 1.Lembaga pendidikan sejenis



0,10



3



0,30



2.Lingkungan sosial sekolah



0,10



3



0,30



3.Pusat Berbagai kegiatan



0,05



3



0,15



4.Persaingan masuk SMP negeri



0,10



3



0,30



5.Kemajuan Teknologi Komputer dan Informatika



0,05



3



0,15



JUMLAH TOTAL O + T



1,00



Terbukti dengan orang tua yang mendaftarkananaknya test masuk SMP Negeri 2 Sidamulih sangat banyak



Komentar



Banyak SMP-SMP lainnya yang juga di favoritkan di sekitar lingkungan SMP Negeri 2 Sidamulih Memiliki lapangan olah raga yang belum begitu memadai dan tempat parkir yang tidak cukup luas Belum banyak kegiatan yang dipusatkan di SMP ini Banyak Persaingan lulusan yang terjadi antar SMP-SMP yang di minati dalam tes masuk SMP negeri Belum terlalu maksimal karena belum ada guru Khusus mengajar TIK di sekolah ini jadi kemapuan dalam bersaing dengan SMP lainnya akan sulit.



3,15



Kesimpulan: Dapat dilihat dari butir peluang sarana dan prasarana adalah peluang yang paling besar yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Sidamulih walaupun ini peluang ini masih jauh dari sekali tertinggi. tetapi haruslah dimanfaatkan secara maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak diluar sekolah, dimana peluang ini akan memperkecil ancaman pada butir lima yaitu persaingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik. Ancaman ini dapat diminimalisir dengan peluang tersebut dengan cara tidak hanya infrastruktur saja yang di pehatikan tapi tenaga pengajar yang mumpuni juga harus di penuhi. Tabel 2. Perhitungan IFAS SMP Negeri 2 Sidamulih Faktor – Faktor strategi Bobot Rating Bobot Komentar Internal X Rating KEKUATAN (S) 1. Motivasi guru dan siswa 0,15 3 0,45 Motivasinya tinggi dengan mampu mengembangkan metode pembelajaran dan siswanya cukup antusias dalam pembelajaran dan



ekstrakurikuler.



2. Fasilitas 0,15 perpustakaan danloboratorium



3



0,45



Selain kondusif, kelengkapan buku, dan alat praktik yang dimanfaatkan siswa tersedia dengan cukup baik



3. Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa



0,10



3



0,30



Sangat kondusif baik dalam kegiatan ektrakurikuler ataupun pembelajaran, terutama dukungan positif siswa



4. Pendekatan, metode 0,10 mengajar guru yang bervariasi



3



0,30



Guru menggunakan pendekatan, metode pembelajaran yang bervariasi



5.



3



0,30



Orang tua siswa memiliki kemampuan membayar biaya yang relatif mahal



Pembiyaan



0,10



KELEMAHAN (W) 1. Rekrutmen guru dan staff



0,15



3



0,45



2.



0,10



3



0,30



Keadaan guru



3. Penerimaan siswa Baru/pindahan 4.



5.



0,10



3



0,30



Peneriman siswa dengan test, transparan tetapi masihadanya titipan dari berbagai pihak.



0,10



3



0,30



Tidak adanya jamsostekbagi guru – guru terutama Guru Honorer.



0,10



3



0,30



Jamsostek



Gedung sekolah



JUMLAH S + W



Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan Sebagian besar tenagaguru masih berstatus Honorer dan mengajar ditempat lain



1,00



Sudah banyak membutuhkan perbaikan – perbaikan.



3,45



Kesimpulan : Dilihat dari bobot masing – masing butir Kekuatan dan kelemahan yang ada pada matrik diatas dapat disimpulkan bahwa antara kekuatan dan kelemahan yang dimiliki SMP Negeri 2 Sidamulih ini seimbang baik dari skor dan rating. Hal ini bisa dijadikan pelajaran untuk pihak sekolah bahwa kekuatan yang ada kurang begitu dimaksimalkan untuk meminimalisir kelemahan yang ada. Diharapkan dengan analisis ini sekolah akan terus berusaha dan meningkatkan kekuatan sekolah dengan seoptimal mungkin agar kelemahan yang ada dapat teratasi. 2.4.2 Tahap Analisis Data SWOT



Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan sekolah, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model – model kuantitatif perumusan strategi. Ada beebrapa Model yang dapat digunakan dalam menyusun analisis SWOT antara lain: 1. Matriks TOWS atau Matrik SWOT 2. Matriks BCG (Boston Consultinfg Group) atau dikenal dengan Growth/Share Matriks 3. Matriks Internal Eksternal 4. Matriks SPACE 5. Matriks Grand Strategy Dalam makalah ini penulis akan menggunakan Matriks TOWS atau SWOT, karena matrik ini akan menggambarkan sevara jelas bagaimana peluang, ancaman eksternal yang dihadapi sekolah dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Diagram 1 Matrik SWOT STRENGTHS (S) · Motivasi guru dan siswa IFAS · Fasilitas perpustakaandan laboratorium · Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun EFAS guru dengan siswa · Pendekatan, metode mengajar guru yang bervariasi · Pembiyaan OPPORTUNITY (O) STRATEGI SO · Dukungan pemerintah · Terus memotivasi guru dan daerah dalam melengkapi siswa dalam KBM dengan sarana dan prasarana Dukungan pemerintah dalam · Kesesuaian sarana dan melengkapi sarana prasarana prasarana sekolah dengan · Terus melanjutkan tuntutan potensi daerah dan hubungan baik guru dan per-kembangan IPTEK serta siswa di iringi dengan IMTAQ IMTAQ dan IPTEK . · Tuntutan · Terus melakukan masyarakat terhadap lulusan pendekatan dan metode yang berkualitas mengajar yang bervariasi dan · Sponsor/perusahaan/yayasan berinovasi dalam mengajar · Dukungan orang tua tinggi agar terus akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.



WEAKNESSES (W) · Rekrutmen guru dan staff · Keadaan Guru · Penerimaan siswa Baru/pindahan · Jamsostek · Gedung Sekolah



THREATS (T) · Lembaga pendidikan



STRATEGI WT · Menerima tenaga guru



STRATEGI ST · Selalu berusaha dan



STRATEGI WO · Diharapkan kepada pemerintah untuk tidak hanya memperhatikan sarana dan prasarana tetapi pengadaan tenaga pengajar yang Mumpuni juga. · Adanya kemampuan orang tua siswa untuk pembiyaaan sekolah yang lumayan mahal dapat dijadikan donatur dalam hal perbaikan perbaikan gedung sekolah



sejenis · Lingkungan sosial sekolah · Pusat Berbagai kegiatan · Persaingan masuk SMP negeri · Kemajuan Teknologi Komputer dan Informatika



bekerja keras untuk menjadi yang terbaik di segala bidang baik itu guru, siswa dalam rangka persaingan dengan sekolah lain. · Terus berkreatifitas dan berinovasi dalam KBM .



dengan fair melalu tes masuk jika ingin bersaing dengan dunia luar, baik segi TIK, lulusan dan ekstrakurikuler, skarean kualitas guru adalah cerminan kualitas Siswa.



2.5 Tahap Perhitungan Analisis SWOT SMP Negeri 2 Sidamulih Penentuan Posisi SMP Negeri 2 Sidamulih Dengan mempergunakan tabel Faktor Internal-Eksternal, dan skala sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah, maka kedudukan SMP Negeri 2 Sidamulih apabila dianalisis dengan diagram Cartesius, maka posisinya dapat diketahui sebagai perhitungan berikut: IFAS 3,60 EFAS



3,15



Total Skor Kekuatan (S)



1,80



Total Skor peluang (O)



1,95



Total Skor Kelemahan (W)



1,65



Total Skor Ancaman (T)



1,20



S – W (1,80 – 1,65)



0,15



O–T



0,75



Berdasarkan tabel di atas maka nampak bahwa titik koordinat posisi SMP Negeri 2 Sidamulih pada titik-titik sumbu kekuatan 0,15 dan sumbu peluang 0,75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram cartesius sebagaimana berikut: Daerah ST



Strengths (S) 1,80



Daerah SO



Threats (T)1,20



DaerahWO



Opportunity(O)1,95



Daerah WT



Weaknesses (W) 1,65



KETERANGAN AFI



= 3,60 , dengan (S = 1.80) dan (W = 1,65) , jadi (S – W =1,80 – 1,65 = 0,15)



AFE



= 3,15 , dengan (O = 1,95) dan (T = 1,20) , jadi (O – P = 1,95 – 1,20 = 0,75)



Penjelasan: 



Dari perhitungan diatas dapat diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan SWOT di SMP



Negeri 2 Sidamulih ini bisa dikatakan memiliki kekuatan yang masih kurang baik terbukti dari AFI



(analisis faktor internal) berupa kekuatan dengan poin 1,80 dari skala 1 s/d 4 (1,80) adalah angka yang masih kurang untuk kategori kekuatan 



Poin kelemahan 1,65 adalah angka yang sangat besar untuk kategori kelemahan. Selisih S dan T ini



tidak jauh hanya 0,15. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi pihak sekolah untuk menetapkan kebijakan kebijakan yang baru dan lebih kreatif guna meningkatkan poin kekuatan sekolah sehingga jauh diatas poin kelemahan sekolah. 



Pada analisis AFE (analisis faktor eksternal) SMP Negeri 2 Sidamulih ini mempunyai poin peluang



1,95 angka ini jika dilihat dari skala 1 – 4 masih belum bisa dikatakan cukup.. Hal ini adalah dapat dijadikan pelajaran bagi sekolah ini untuk lebih cerdas dalam memanfaaatkan peluang dan mencari peluang lain dalam rangka memajukan sekolah 



Pada poin ancaman 1,20 poin ini adalah angka yang melebihi standar skala untuk kategori ancaman



yaitu jika poin 1 maka ancaman tersebut besar. Dengan demikian antara peluang dan ancaman hanya beselisih 0,75 masih banyak hal – hal yang harus diusahakan sekolah agar poin peluang bisa lebih besar daripada poin ancaman. 



Keadaan SMP Negeri 2 Sidamulih ini belum bisa dikatakan baik setelah dilakukan analisis SWOT



masih banyak hal – hal yang harus di perbaiki guna memperoleh keadaan yang stabil sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kemajuan sekolah. Berikut Skala yang biasa digunakan dalam menganalisis SWOT skala angka 1-4 (Dalam Rangkuti, 2008 : 22 – 25) Kekuatan: Poin 1 = Kecil Poin 4 = Besar Peluang :



Poin 1 = Kecil Poin 4 = Besar



Kelemahan : Poin 1 = Besar Poin 4 = Kecil Ancaman:



Poin 1 = Besar Poin 4 = Kecil



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan dan perhitungan analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih diatas dapat disimpulkan: 1. Analisis SWOT adalah didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan Peluang (opportunities), namun secaran bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, dan kebijakan program – program sebuah organisasi.



2. Analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih dilakukan dengan teknik EFAS dan IFAS yaitu analisis faktor eksternal dan Faktor Internal sekolah. Kemudian dijabarkan ke dalam matrik analisis SWOT dan dihitung dengan perhitungan AFE dan IFE yaitu analisis faktor eksternal dan analisis faktor internal. 3. Hasil dari tahap analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (S = 1.80) dan (W = 1,65) , (O = 1,95) dan (T = 1,20). Dan poin poin angka ini masih sangat jauh dari skala tertinggi SWOT dengan Kriteria : Kekuatan: Poin 1 = Kecil Poin 4 = Besar



Kelemahan : Poin 1 = Besar Poin 4 = kecil



Ancaman: Poin 1 = Besar



Peluang: Poin 1 = Kecil



Poin 4 = Kecil



Poin 4 = besar



3.2



Saran Diharapkan kepada pihak sekolah SMP Negeri 2 Sidamulih untuk selalu bekerja keras



dalam meningkatkan kekuatan sekolahnya dengan memanfaatkan peluang peluang yang ada. terus berinovasi, membangun, memperbaiki diri dan administrasi agar dapat meningkatkan kualitas sekolah ini lebih baik lagi



ANALISIS SWOT SMA NEGERI 1 JANGKANG BAB . III ANALISIS SWOT Bitmap Bitmap



Bitmap Bitmap



A. FAKTOR INTERNAL 1. Kekuatan



( Strenght ) a. Stratifikasi guru mata pelajaran berijasah Sarjana ( S1 ) b. Sebagian Guru mata pelajaran sudah mengikuti IHT baik tingkat lokal maupun kabupaten c. Ada upaya guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran d. Telah dimilikinya laboratorium dan perpustakaan e. Jumlah ruang belajar yang sangat memadai f. Lahan yang luas dan jauh dari suasana bising g. Listrik PLN yang cukup memadai h. Lapangan olah raga yang memadai berupa basket . Volly , tenis meja , sepak bola , takraw.



2. Kelemahan ( Weaknesses ) a. Ketiadaan guru mata pelajaran fisika , olahraga , biologi , TI dan kesenian b. Masih ada guru yang belum peka terhadap pembaharuan pembelajaran c. Kurangnya alat dan bahan laboratorium serta koleksi perpustakaan d. Kurangnya kursi dan meja siswa sebagai pendukung proses KBM e. Lokasi tempat tinggal siswa yang jauh dan tidak adanya kendaraan menuju lokasi sekolah f. Input siswa yang berkualitas minim sekali g. Ketiadaannya sarana komputer untuk proses KBM TI h. Sarana buku paket dan penunjang yang sangat tidak memadai B. FAKTOR 1. Peluang



EKSTERNAL ( Oportunities ) a. Adanya upaya mengaktifkan MGMP b. Adanya Program workshop yang dilakukan dinas kabupaten maupun propinsi c. Adanya Program beasiswa baik ( BKM , Prestasi , Sampurna dll ) untuk siswa d. Adanya Program PPM - SMU melalui dana blockgrand e. Komitmen dinas pendidikan untuk meningkatkan mutu



2. Ancaman



( Threats ) a. Masih sempitnya pola pikir masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Lingkungan masyarakat yang masih menonjolkan sikap egoisme kelompok c. Kurang intensifnya komite sekolah d. Kemampuan ekonomi orangtua siswa yang rendah



C. FORMULASI STRATEGI SWOT Bitmap Bitmap



Bitmap



Bitmap



a. Stratifikasi guru mata pelajaran a. Ketiadaan guru berijamata pelaran fisika , olahraga , sah Sarjana ( S1 ) biologi , TI b. Sebagian Guru mata pelajaran dan kesenian telah b. Masih ada guru mengikuti IHT atau workshop yang belum c. Ada upaya guru dalam peka terhadap peningkatan pembaharuan kualitas pembelajaran pembelajaran d. Telah dimilikinya c. Kurangnya alat laboratorium dan dan bahan laboratorium perpustakaan serta koleksi e. Jumlah ruang belajar yang perpustakaan memadai f. Lahan yang luas dan jauh dari d. Kurangnya kursi suasana dan meja bising hiruk pikuk siswa sbg kota pendukung KBM g. Listrik PLN yang cukup e. Lokasi tempat memadai tinggal siswa



h. Lapangan olah raga yang memadai



Bitmap



yang jauh dan tidak adanya kendaraan menuju sekolah f. Input siswa yang berkualitas minim sekali g. Ketiadaan sarana komputer untuk proses KBM TI h. Sarana buku dan bahan baca sangat tidak memadai Bitmap



Bitmap



Bitmap



a. Adanya upaya a. Mendorong dan mengirim guru a. Mengusulkan menguntuk penambahan aktifkan mengikuti MGMP atau guru mata MGMP Workshof pelajaran fisika , dll b. Program b. Meningkatkan jumlah sumber b. Membina dan workshop bahan mengasah kedilakukan bacaan guru dan mampuan dinas kabusiswa profesional guru ten maupun c. Mengoptimalkan penggunaan lab mll program IHT propinsi dan dan supervisi c. Program perpustakaan , menambah alat/ c. Mengajukan beasiswa bahan proposal bantuan ( BKM, serta koleksi perpustakaan mll dana blockgrand Prestasi, Samprogram untuk pengpurna dll )untuk adaan sarana bantuan dana block grand siswa komputer, buku d. Program PPM d. Memperkecil angka putus asrama siswa , - SMU sekolah mll guru , mebemll dana sosialisasi program beasiswa dan leur . blockgrand sub e. Komitmen sidi silang dinas penpendidikan untuk meningkatkan mutu Bitmap Bitmap



a. Masih sempitnya pola pikirmasyarakat akan pentingnya pendidikan b. Lingkungan masyarakat yang masih menonjolkan



a. Memberikan informasi dan sosialisasi



a. Berkoordinasi dengan unsur



pentingnya keberadaan SMA Negeri



MUSPIKA dan tokoh masya-



secara kontinyu. b. Membina siswa mll berbagai kegiatan kesiswaan khususnya kegiatan pembinaan mental , kehidupan



rakat guna dapat mendukung keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan b. Memberdayakan



sikap ego-



berbangsa dan komite bernegara agar dapat mengubah agar dapat isme kelompok pola membantu dan c. Kurang memikirkan pikir dan sikap masyarakat. berperannya pengembangan c. Meningkatkan komunikasi komite sekolah sekolah . intensif dgn d. Kemampuan pengurus komite ekonomi sekolah orangtua lemah