Analisis Tinggi Tanggul Ekonomis Sebagai Bangunan Pengendali Banjir Sungai Ciraja Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS TINGGI TANGGUL EKONOMIS SEBAGAI BANGUNAN PENGENDALI BANJIR SUNGAI CIRAJA KECAMATAN KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH Try Maretha Lasmana1, Pitojo Tri Juwono2, Dian Chandrasasih2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan Kenanga Indah No 30 Malang 65145 Indonesia [email protected] ABSTRAK Permasalahan yang ditimbulkan oleh banjir dari waktu ke waktu semakin meningkat dan memerlukan perhatian serta usaha dalam pengendaliannya. Pembangunan tanggul sebagai bangunan pengendali banjir menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan banjir. Salah satu aspek dalam perencanaan tanggul sebagai bangunan pengendali banjir yaitu biaya pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan beberapa analisis yang komprehensif untuk mengetahui tanggul yang terekonomis. Dalam kajian ini, perhitungan debit banjir rancangan menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan debit sebesar 322.088m3/detik dan Hidrograf Satuan Sintetis Snyder dengan debit sebesar 305.987m3/detik. Penentuan tinggi tanggul didapat dari penentuan tinggi muka air banjir menggunakan aplikasi HECRAS, direncanakan 2 alternatif perencanaan yaitu alternatif I pada keadaan sungai asli (tinggi tanggul 2m) dan alternatif II pada kondisi setelah sungai dinormalisasi dengan pengerukan (tinggi tanggul 1.7m). Kedua alternatif tersebut dihitung keamanannya menggunakan rumus Fellenius dengan factor aman 1.792 dan 1.507, dan Bishop dengan factor aman 1.606 dan 1.441. Biaya total dari pembangunan tanggul alternatif I sebesar Rp25,127,256,362.840 dan alternatif II sebesar Rp.19,659,485,398.600. Analisa ekonomi dilakukan hanya pada alternatif II karena memiliki biaya terendah. Net Present Value (NPV) sebesar Rp.24,875,062,601.00, Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1.70, dan Internal Rate Of Return (IRR) sebesar 18.91%. Kata kunci: Tanggul, Debit Banjir Rancangan, , Aplikasi HEC-RAS, Analisa Ekonomi. ABSTRACT The problems caused by the flooding from time to time is increasing and requires attention and effort to control it. Construction of embankments as flood controling structure to be one way to overcome the problem of flood. One of the aspect to design the structure of embankments as flood controling is the cost of embankment. Therefore, it takes some comprehensive analysis to determine the economic embankment. In this study, the calculation of design flood discharge using hydrograph of Unit Synthetic Nakayasu with a debit of 322.088m3/sec and hydrograph of Unit Synthetic Snyder with debit of 305.987m3/sec, the determination of high embankment obtained from determining the water level of the flood using application of HEC-RAS, planned two alternative, there are alternative I in river situation original (high of embankment 2m) and alternative II after river conditions normalized with dredging (high of embankment 1.7m). Both of these alternatives are calculated safety factor by Fellenius method with Fs 1.792 and 1.507 and by Bishop method with Fs 1.606 and 1.441. The total costs of the embankment construction are Rp25,127,256,362.840 for alternative I and Rp.19,659,485,398.600 for alternative II. Economic analysis is only calculated for alternative II because it has the lowest cost. Net



Present Value (NPV) of Rp.24,875,062,601.00, Benefit Cost Ratio (BCR) at 1.70, and an Internal Rate Of Return (IRR) of 18.91%. Keywords: Embankment, design flood discharge, HEC-RAS applications, Economic Analysis



1.



PENDAHULUAN Persoalan yang ditimbulkan oleh banjir dari waktu ke waktu semakin meningkat dan memerlukan perhatian serta usaha untuk pengendaliannya. Sungai Ciraja yang mempunyai panjang 15,53km, secara administratif masuk wilayah Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, sungai ini bermuara ke Sungai Cikawung. Pada setiap musim penghujan selalu terjadi luapan Sungai Ciraja sehingga menggenangi persawahan dan permukiman di Desa Pangaweran dan sekitarnya pada wilayah Kecamatan Karangpucung dikarenakan Catchment Area yang merupakan persawahan mempunyai kemiringan relatif datar, bagian hulu dari Sungai Ciraja berpindah – pindah (meandering), dan adanya beberapa titik longsoran di daerah Sungai Ciraja. Salah satu kejadian banjir yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar terjadi pada bulan Februari 2009 dengan tinggi genangan Β±60cm yang mengakibatkan 1 rumah roboh, 204 rumah mengalami rusak berat, 116ha sawah dan 67 kolam ikan rusak. Tidak hanya itu, banjir juga mengakibatkan jalan aspal sepanjang 5,40km rusak berat. Ditinjau dari hal tersebut, perlu direncanakan bangunan pengendali banjir yang dalam hal ini yaitu perencanaan tanggul dengan beberapa alternatif perencanaan. Pembangunan bangunan pengendali banjir ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka dari itu diperlukan analisis ekonomi sehingga dapat direkomendasikan bangunan pengendali banjir yang ekonomis berdasarkan alternatif perencanaan. Manfaat dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran pada pihak terkait untuk penetapan tinggi tanggul



yang ekonomis pada proyek pembangunan bangunan pengendali banjir sungai Ciraja. Adapun tujuan dari studi ini adalah menentukan besar debit rancangan kala ulang 25 tahun (Q25), menentukan tinggi tanggul yang paling ekonomis untuk dibangun berdasarkan alternatif perencanaan dan menentukan kelayakan ekonomi dari tanggul yang akan dibangun berdasarkan alternatif perencanaan. 2. 2.1



TINJAUAN PUSTAKA Hujan Rerata Daerah Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan daerah yang dinyatakan dalam milimeter (Sosrodarsono, 1987:27) Terdapat tiga cara yang digunakan untuk menghitung curah hujan daerah (Sri Harto, 1987:13), yaitu : 1. Cara rata-rata hitung 2. Cara poligon Thiessen 3. Cara garis-garis Isohyet 2.2



Hujan Rancangan dengan Menggunakan Metode Gumbel dan Log Pearson Type III 1. Metode Gumbel Tahapan untuk menghitung hujan rancangan maksimum dengan metode Gumbel adalah sebagai berikut : 1. Mengurutkan data tinggi hujan dari yang terbesar hingga yang terkecil 2. Mencari rerata dari semua data yang ada 3. Menghitung R-R rerata kemudian dikuadratkan 4. Menghitung rerata dari hasil no. 3



5. Menghitung standar deviasi dengan cara akar dari hasil no. 4 6. Mencari Yn dan Sn dari tabel gumbel 7. Dari kala ulang yang diketahui, mencari Yt pada tabel Gumbel 8. Menghitung nilai faktor frekuensi (K), K ο€½



Yt ο€­ Yn Sn



9. Menghitung hujan rancangan dengan rumus 𝑅 π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› = 𝑅 π‘Ÿπ‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž + 𝑆𝐷. 𝐾 2. Metode Log Person Type III Tahapan untuk menghitung hujan rancangan maksimum dengan metode Log Pearson Type III adalah sebagai berikut : 1. Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma. 2. Menghitung harga logaritma rata-rata οƒ₯ Logxi dengan rumus : Logxο€½ n 3. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus : 2 οƒ₯ ( Logxi ο€­ Logx) Si ο€½ n ο€­1 4. Menghitung harga koefisien kemiringan dengan rumus : nοƒ₯ Logxi ο€­ Logx Cs ο€½ n ο€­1n ο€­ 2Si3 5. Menghitung logaritma hujan rancangan dengan kala ulang tertentu dengan rumus : LogRt ο€½ Logx  G.Si







6.



2.3 1.







Menghitung antilog Rt untuk mendapatkan curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu atau dengan membaca grafik pengeplotan Rt lawan peluang di kertas logaritma.



Uji Kesesuaian Distribusi Uji Chi Square Dari hasil pembacaan grafik pengeplotan data curah hujan pada kertas probabilitas logaritma, didapat perbedaan antara distribusi teoritis dan empirisnya pada sumbu vertikal yang merupakan data curah hujan rancangan. Langkahlangkahnya adalah :



a. Menghitung selisih data curah hujan hasil perhitungan (Xt) dengan nilai data curah hujan hasil pengamatan (Xe). b. Selisih tersebut dikuadratkan lalu dibagi nilai tiap tahunnya kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun. Nilai ini disebut X2 hit. c. Harga X2hit dibandingkan dengan harga X2Cr dari tabel Chi Kuadrat dengan  dan jumlah data (n) tertentu. Apabila X2hit < X2Cr maka hipotesa distribusi dapat diterima. 2. Uji Smirnov-Kolmogorov Dari hasil pembacaan grafik pengeplotan data curah hujan pada kertas probabilitas logaritma, didapat perbedaan antara distribusi teoritis dan empirisnya pada sumbu horisontal yang merupakan data probabilitas. Selisih ini dicari yang maksimum yang disebut  maks. Uji Smirnov-Kolmogorov ini akan membandingkan harga  maks dengan suatu harga kritis yang ditentukan berdasarkan jumlah data dan batas nilai simpangan data. Bila  maks <  kritis, hipotesa tersebut dapat diterima. 2.4



Intensitas Hujan dan Waktu Konsentrasi Intensitas hujan didefinisikan sebagai tinggi curah hujan persatuan waktu. Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi digunakan rumus Mononobe (Imam Subarkah, 1980:20), sebagai berikut:



R  24 οƒΆ I ο€½ 24  οƒ· 24  Tc οƒΈ



2/3



dengan : I= intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) R24= curah hujan maksimum harian alam 24 jam (mm) Tc= waktu konsentrasi Waktu konsentrasi dihitung dengan teoritis, tetapi karena daerah pertanian yang diukur secara langsung tidak terlalu besar, maka besarnya waktu konsentrasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



0 , 77



 Ls οƒΆ οƒ·οƒ· menit Tc ο€½ 0,0195  sοƒΈ Dengan : L = panjang saluran (m) S = kemiringan rerata saluran 2.5



Kala Ulang Banjir Rancangan



Tabel 1 Kala Ulang Banjir Rancangan Untuk Bangunan Di Sungai Kala Ulang Banjir Rancangan



Jenis Bangunan Bendungan urugan tanah/batu (eart/rockfill dam) Bendungan beton/batu kali (concrete dam/masonry)



1000 500 - 1000



Bendung (weir)



50 - 100



Saluran pengelak banjir (flood diversion conal)



25 - 50



Tanggul sungai



10 - 25



Drainasi saluran di sawah/pemukiman



5 - 10



Sumber: Ir. Suwanto, M. MS. Diktat Morfologi Sungai



2.6



Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dan Hidrograf Satuan Sintetik Snyder 1. Hidrograf satuan sintetis Nakayasu Penggunaan metode ini memerlukan beberapa karakteristik parameter daerah alirannya, seperti : a) Tenggang waktu dari permukaan hujan sampai puncak hidrograf (time of peak) b) Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time lag) c) Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph) d) Luas daerah aliran sungai e) Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel) Rumus dari hidrograf satuan Nakayasu adalah: Qp ο€½



T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai 30% dari debit puncak (jam) CA = luas daerah pengaliran sampai outlet (km2) Untuk menentukan Tp dan T0,3 digunakan pendekatan rumus sebagai berikut: Tp = tg + 0,8 tr T0,3 = Ξ± tg Tr = 0,5 tg sampai tg tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam). Tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: ο‚· sungai dengan panjang alur L > 15 km : tg =0,4 + 0,058 L ο‚· sungai dengan panjang alur L < 15 km : tg = 0,21 L0,7 Perhitungan T0,3 menggunakan ketentuan: Ξ± = 2 pada daerah pengaliran biasa Ξ± = 1,5 pada bagian naik hidrograf lambat, dan turun cepat Ξ± = 3 pada bagian naik hidrograf cepat, dan turun lambat ο‚· Pada waku naik : 0 < t < Tp Qa = (t/Tp)2,4 dimana Qa adalah limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/dt) ο‚· Pada kurva turun (decreasing limb) a. selang nilai : 0 ≀ t ≀ (Tp + T0,3) t ο€­Tp  T0 , 3



Qd1 = Qp.0,3 b. selang nilai : (Tp + T0,3) ≀ t ≀ (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) t ο€­Tp  0,5T0 , 3  1, 5T



0,3 Qd2 = Qp.0,3 c. selang nilai : t > (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)



t ο€­Tp 1,5T0 , 3 



CA . Ro 3,6(0,3Tp  T0,3 )



dengan : Qp = debit puncak banjir (m3/dt) Ro = hujan satuan (mm) Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)



Qd3 = Qp.0,3 2.



2T0 , 3



Hidrograf satuan sintetis Snyder Ditentukan secara cukup baik dengan tinggi d = 1 cm, dan dengan ketiga unsur yang lain, yaitu Qp (m3/detik), Tb serta tr (jam).



I t



Ξ» = h = 1 mm



tr Qp



t tp



Tb



Unsur hidrograf tersebut dihubungkan dengan: A = luas daerah pengaliran (km2) L = panjang aliran utama (km) Lc = jarak antara titik berat daerah pengaliran dengan pelepasan (outlet) yang diukur sepanjang aliran utama. Dengan unsur-unsur tersebut di atas, Snyder membuat rumus-rumus sebagai berikut:  tp = Ct (L Lc)0,3  tr = tp/5.5  Qp = 2,78.Cp.A/tp  tb = 72 +3tp/24 Koefisien-koefisien Ct dan Cp harus ditentukan secara empiris, karena besarnya berubah-ubah antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Besarnya Ct= 0,75–3,00, sedangkan besarnya Cp= 0,9-1,4 . HSS Snyder ini telah digunakan pada perbaikan sungai Citandui di Jawa Barat. Rumus Snyder di Indonesia mengalami perubahan : 1. Pada rumus tp pangkat diganti ”n” 2. tr diganti te, tr =1 jam tp te = 5,5 3. Hubungan te, tp, tr dan Tp te > tr maka tp’= tp (te - tr) Tp = tp’ + 0,5 te < tr maka Tp = tp + 0,5 4. qp = 0,278 Cp/Tp maka Qp = q.p.A Rumus Snyder diatas hanya mendapatkan Tp,Tb dan Qp. Untuk mendapatkan hidrograf digunakan lengkung Alexejev 1. Q = f (t) 2. y = Q / Qp dan x = t/Tp ο€­a



1ο€­ x 



2



x 3. y = 10 a = 1,32 Ξ»2 + 0,15 Ξ» + 0,045



HEC RAS Dalam Analisa Potensi Banjir Dalam permasalahan banjir hal utama yang harus diketahui adalah sampai setinggi mana profil muka air yang dihasilkan oleh debit banjir sehingga dapat menggenangi daerah di sekitar sungai tersebut. Maka dari itu dengan menggunakan program HECRAS dapat diprediksi sampai setinggi mana profil muka air banjir yang terjadi. Hasil daripada prediksi tersebut dapat ditampilkan menurut periode ulang banjir tahunan baik itu Q25 sampai Q100 yang terjadi sepanjang daerah aliran sungai baik itu di badan sungai, bantaran sungai bagian kiri dan kanan, sampai daerah dataran tinggi yaitu daerah pemukiman dan fasilitasfasilitas infrastruktur yang ada disekitar sungai. 2.7



Tanggul Tanggul di sepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan – genangan yang disebabkan oleh banjir. Tanggul dibangun terutama dengan kontruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat besar (Sosrodarsono,1985:83). Pada setiap perencanaan tanggul, kriteria-kriteria sebagai berikut harus terpenuhi: 1. Tubuh tanggul harus kuat menerima tekanan air 2. Tubuh tanggul harus cukup stabil 3. Tubuh tanggul harus cukup tingginya Tabel 2 Hubungan antara Debit Banjir Rencana dengan Tinggi Jagaan 2.8



No 1 2 3 4 5



Debit Banjir Rencana (m3/detik) Kurang dari 200 200 – 500 500 – 2000 2000 – 5000 5000 – 1000



Jagaan (m) 0.6 0.8 1 1.2 1.5



No 6



Debit Banjir Rencana (m3/detik) 1000 atau lebih



Jagaan (m) 2



Sumber : Sosrodarsono (1995:88) Tabel 3 Lebar Standar Mercu Tanggul No 1 2 3 4 5 6



Debit Banjir Rencana (m3/detik) Kurang dari 200 200 – 500 500 – 2000 2000 – 5000 5000 – 1000 1000 atau lebih



Lebar Atas (m) 2 3 4 5 6 7



Sumber : Sosrodarsono (1995:88) 2.9 1.



Stabilitas Lereng Metode Fellenius dan Metode Bishop Metode Feleenius



οƒ₯ Fs ο€½ οƒ₯



M



M



r d



Nilai faktor aman yaitu : F < 1,07 ( lereng labil, sering terjadi longsor) 1,07 < F < 1,25 ( lereng kritis, longsor pernah terjadi ) F > 1,25( lereng stabil, longsor jarang terjadi) 2. Metode Bishop nο€½ p 1 (cbn  Wn tan  ) οƒ₯ m ( n ) n ο€½1 Fs ο€½ nο€½ p οƒ₯ Wn sin  n n ο€½1



2.10 Biaya dan Manfaat Biaya 1. Biaya Menurut Kuiper (1971) dalam Robert J. Kodoatie biaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya modal (capital cost) dan biaya tahunan (annual cost). 2. Manfaat (Benefit) Manfaat suatu proyek terdiri dari keuntungan langsung (direct benefit) dan keuntungan tidak langsung (indirect benefit), disamping itu, dikenal pula keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang (intangible benefit) dan keuntungan yang dapat diukur dengan uang (tangible



benefit). Manfaat dari proyek terdiri dari (Suyanto, 2001:65 ). 2.11 Analisa Ekonomi 1. Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara manfaat dengan biaya yang telah di present value kan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika NPV > 0. Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai nilai NPV < 0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan. Nilai NPV dapat dicari dengan menggunakan persamaan. Selisih Biaya dan Manfaat = Nilai Sekarang dari Manfaat – Nilai Sekarang dari Biaya. 2. Benefit Cost Ratio (BCR) Metode BCR memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut (Giatman, 2007). Perbandingan manfaat dan biaya merupakan parameter untuk analisis ekonomi, guna mengetahui apakah proyek itu menguntungkan atau tidak. Secara umum rumus perbandingan antara manfaat dengan biaya adalah (Giatman, 2007): 𝑷𝑽 π’…π’‚π’“π’Š π’Žπ’‚π’π’‡π’‚π’‚π’• 𝑩π‘ͺ𝑹 = 𝑷𝑽 π’…π’‚π’“π’Š π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ Apabila harga B/C lebih dari 1, maka proyek layak dikerjakan. Sebaliknya proyek tidak layak apabila B/C kurang dari 1. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Tingkat Pengembalian Bunga (internal rate of return) merupakan tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama B-C= 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C= 1. Apabila biaya dan manfaat tahunan konstan perhitungan IRR dapat dilakukan dengan dasar tahunan, tapi apabila tidak konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai coba-coba (trial and error). Perhitungan IRR ini dilakukan dengan mencari nilai discount rate sehingga nilai present value manfaat sama dengan nilai present value biaya, atau nilai NPV = 0. Apabila discount rate yang berlaku lebih besar dari nilai IRR, maka proyek tersebut menguntungkan, namun apabila discount rate sama dengan nilai IRR maka proyek tersebut dikatakan impas.



3.



METODOLOGI PENELITIAN



Stasiun Hujan Kejadian



8



9



10



Hujan Maksimum Harian Rata-rata (mm)



Cimanggu



Lumbir



Tanggal



Bulan



(mm)



(mm)



(mm)



26



April



141



11



76.000



4



Februari



17



140



78.500



11



April



198



24



111.000



20



Oktober



18



146



82.000



4



Juli



127



109



118.000



24



Januari



11



109



60.000



No Tahun



Hujan Harian Ratarata



78.500



2011



111.000



2012



118.000



2013



Sumber: Hasil Perhitungan



4.2



Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel dan Log Person Type III Tabel 5 Perbandingan Hujan Rancangan Metode Gumbel dan Log Person Type III



2



X rancangan Log Person Type Gumbel III 105.708 103.638



5



128.247



123.678



10



144.541



132.907



25



165.128



142.462



Tr



Tahapan pengerjaan studi ini dapat dilihat pada diagram alir berikut: Gambar 1 Diagram Alir Penyelesaian Skripsi 4. 4.1



HASIL DAN PEMBAHASAN Curah Hujan Rerata Daerah Metode Rata – Rata Hitung (Aritmatic Mean) Tabel 4 Curah Hujan Rerata Daerah Stasiun Hujan Kejadian



No Tahun



1



2 3



2005



2006



2007



5



2008



7



Lumbir



Hujan Maksimum Harian Rata-rata (mm)



Tanggal



Bulan



(mm)



(mm)



(mm)



7



Nopember



122



97



109.500



6



Nopember



9



150



79.500



22



Januari



118



0



59.000



31



Oktober



0



148



74.000



28



Desember



50 260



71.500 132.000



180.401



148.433



195.561



153.640



200



210.665



158.235



1000 245.654 Sumber: Hasil Perhitungan



167.281



4.3



Hujan Harian Ratarata



Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi Metode Smirnov Kolmogorov dan Chi-Square 1. Gumbel Tabel 6 Hasil Uji Smirnov Kolmogorof Terhadap Distribusi Gumbel a No (%)



D critis



D maks



Keterangan



109.500



2004



4



6



Cimanggu



50 100



7



Juni



93 4



21



Oktober



89



70



79.500



25



Desember



57



132



94.500



21



Januari



79



0



39.500



10



Maret



1



176



88.500



31



Januari



200



46



123.000



8



Januari



1



150



75.500



30



Oktober



255



0



127.500



18



Januari



23



175



99.000



74.000 132.000 94.500



88.500



123.000



2009



127.500



2010



1



0.01



0.486



0.277



D maks < D cr'



diterima



2



0.05



0.409



0.277



D maks < D cr'



diterima



Sumber: Hasil Perhitungan ο‚· Untuk  = 5% diperoleh nilai x2tabel : 3,841 sedangkan nilai x2hitung : 1.0 Sehingga x2hitung < x2tabel maka Hipotesa Gumbel Diterima. ο‚· Untuk  = 1% diperoleh nilai x2tabel : 6,635 Sedangkan nilai x2hitung : 1.0 Sehingga x2hitung < x2tabel maka Hipotesa Gumbel Diterima.



MUKA AIR BANJIR



ELEVASI TANGGUL



NOMOR PROFIL



JARAK PROFIL (m)



ELEVASI TEBING KIRI



ELEVASI TEBING KANAN



ELEVASI DASAR SUNGAI



P.75



P.18 P.19P.20



P.21



P.22P.23P.24 P.25 P.26



P.27



P.28 P.29



P.30



P.31



P.32



P.33



P.34



P.35



P.36



P.37



P.38



P.39



P.40



P.41



P.42



P.43 P.44



Gambar 2 Long Section Sungai Ciraja



P.45



P.46



P.47



P.48



P.49



P.50



P.51



P52



P.53 P.54



P.55



P.56



P.57



P.58



P.59



P.60



P.61



P.62



P.63 P.64



P.65



P.66 P.67



P.68



P.69



P.70



P.71



P.72



P.73



P.74 P.75



P.76



P.76



P.77



P.78



P.78



P.79



P.83 P.84



P.79



P.80



P.81



P.82



P.83



P.84



P.85



P.86



P.87



P.88



P.89



P.90



P.91



P.92



P.93



P.94



P.95



P.96



P.97



P.98



P.99



95.86 92.70 96.28 96.31 199.82 97.06 93.11 97.50 98.30 110.52



P.17



P.51



92.99 91.16 93.55 93.97 168.26



P.16



P.50



Hujan Efektif Sumber: Hasil Perhitungan



91.10 89.09 91.59 93.38 264.25



P.49



Koefisien pengaliran



88.38 86.26 90.38 89.34 198.75



P.87 P.88



83.74 81.53 86.03 84.62 164.31 85.20 81.92 91.35 85.73 74.93 86.93 84.05 88.02 88.94 126.06



5.157



%



82.23 80.26 82.60 84.59 176.57



6.0 5.896 Curah Hujan Rancangan



Nisbah



80.63 78.68 80.85 81.41 218.08



5.899



78.62 77.22 80.95 79.46 220.80



6.746



77.45 75.84 78.23 77.73 192.77



5.0



71.41 69.76 72.19 72.34 220.88



5



76.16 75.36 73.96 74.63 74.60 251.87



6.986



74.63 73.83 72.35 73.23 73.33 152.23



7.988 Tr



73.20 72.40 71.15 71.83 71.85 172.93



4.0



71.06 70.26 69.20 69.20 69.60 238.40



4



65.55 64.57 66.10 66.10 166.59



8.775



64.69 63.00 65.16 65.12 214.56



10.034



69.06 68.26 66.83 67.38 67.46 163.12



Curah Hujan Netto jam – jaman Metode Mononobe Tabel 8 Perhitungan Distribusi Hujan JamJaman Dengan Metode Mononobe Jam Ke



67.84 67.04 65.50 66.78 66.25 213.90



4.4



63.94 63.14 62.13 62.82 62.78 217.08



Untuk  = 5% diperoleh nilai x2tabel : - sedangkan nilai x2hitung : 2.500 Sehingga x2hitung > x2tabel maka Hipotesa Log Pearson Tidak Diterima. Untuk  = 1% diperoleh nilai x2tabel : - Sedangkan nilai x2hitung :2.500. Sehingga x2hitung > x2tabel maka Hipotesa Log Pearson Tidak Diterima.



62.74 61.94 60.90 61.55 61.79 195.66



P.15



4.5



58.39 55.89 59.40 59.41 207.09



Sumber: Hasil Perhitungan



57.90 55.84 58.01 58.45 198.42



diterima



57.61 55.00 57.72 57.70 146.14



3.0



No



60.56 59.76 58.54 59.01 59.04 42.88 61.20 60.40 58.65 59.51 59.30 206.79 60.48 58.92 61.40 61.38 95.45 61.83 61.03 59.41 60.09 60.33 116.97



D maks < D cr'



56.64 54.70 57.30 57.03 148.67



0.224



55.70 54.46 57.03 58.81 201.79



0.409



55.68 53.60 55.85 55.90 235.42



0.05



52.49 50.44 53.30 53.35 83.71



P.14



Keterangan



53.80 51.95 54.93 54.82 212.63 54.37 51.93 60.99 54.80 84.88 55.01 53.08 55.20 55.20 119.82



2



53.37 50.89 53.57 53.55 326.02



Diterima



52.18 49.98 52.95 52.89 147.58



D maks < D cr'



50.89 47.59 51.35 58.30 147.77



0.224



50.28 47.93 50.64 51.32 140.90



0.486



49.82 47.31 50.16 55.46 197.39



0.01



52.83 52.03 48.91 49.92 50.57 194.19



1



48.93 46.62 52.40 50.47 211.74



3



48.90 46.68 49.79 49.75 195.78



12.509



47.43 45.15 48.51 48.30 206.21 47.97 45.46 48.60 48.33 52.72 47.96 45.46 48.10 48.26 122.70 48.70 46.14 48.93 49.24 148.60



14.304



48.03 47.23 44.71 45.40 46.25 193.07



2.0



45.72 42.94 45.99 46.81 157.82



2



47.49 46.69 44.42 46.20 45.93 214.82



48.127



45.27 42.65 49.70 45.70 204.97



55.032



46.92 46.12 43.99 45.27 45.34 192.38



% Hujan JamJaman 25th



46.86 46.06 43.43 44.65 44.62 208.18



1.0



44.91 41.78 47.69 45.61 205.83



1



44.00 41.71 44.59 44,21 44.84 44.58 41.70 44.86 44.61 204.93



P.12 P.13



43.83 41.11 44.27 44.30 142.56



P.11



44.61 43.81 40.99 43.21 43.51 154.42



P.10



P.16



44.51 43.71 40.54 42.65 43.41 152.02



P.7 P.8 P.9



42.88 39.46 43.11 43.21 153.74



P.6



P.14



43.45 40.27 43.89 46.11 160.50



P.5



P.13



43.38 40.16 43.69 43.69 141.84



P.10



43.29 39.55 43.60 43.56 198.28



P.4



Nisbah



42.36 39.31 42.83 43.57 141.53



P.1 P.2 P.3



D maks



41.95 38.59 42.13 42.91 141.93 42.03 38.63 43.50 42.33 96.96 42.27 38.95 46.32 42.62 100.05



CKW.1



D critis



40.94 37.61 42.74 41.29 49.97 41.12 37.69 41.97 42.64 145.51 41.64 38.29 42.34 42.63 114.80 41.76 38.41 43.45 42.95 128.74



30



40.86 37.40 41.69 40.98 145.50 40.88 37.29 42.17 41.10 142.32



6



40.26 36.50 40.50 40.45 171.70 40.31 36.47 42.49 40.64 36.43 40.35 36.51 40.59 40.55 58.93 40.43 36.92 40.80 40.61 101.48 40.60 37.16 40.89 40.88 97.70



Jam Ke



39.56 35.77 38.89 39.70 160.91 39.64 35.58 40.00 40.10 101.28 39.79 36.11 40.17 40.33 40.55 39.93 35.85 41.08 40.13 106.67 40.18 36.26 40.45 40.50 147.53



(%)



38.78 34.74 39.53 40.74 203.53 38.91 34.72 40.05 42.73 124.46



a



39.86 39.06 35.22 38.66 38.69 63.75 40.04 39.24 35.15 38.72 38.96 214.91 39.25 35.33 45.33 39.90 92.29 40.35 39.55 35.51 38.89 39.04 114.02



No



37.39 34.06 37.66 37.56 196.48 37.57 34.17 37.94 37.85 199.56 37.93 34.42 38.25 38.21 58.28 37.50 34.64 38.19 40.50 41.86



No



40.16 39.36 34.46 37.76 38.23 154.62



Elevasi (m)



ο‚·



36.21 33.34 38.84 40.32 149.83 36.40 33.25 36.95 40.65 45.89 36.83 33.01 36.98 36.97 64.46 37.12 33.63 37.33 37.30 224.39 37.29 33.21 37.39 37.74 104.18



ο‚·



35.21 32.79 37.42 36.79 0.00



2. Log Person Type III Tabel 7 Hasil Uji Smirnov Kolmogorof Terhadap Distribusi Log Pearson III Hujan JamJaman 25th 0.530



87.452



Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan Hidrograf Satuan Sintetis Snyder



Tabel 9 Perbandingan Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu dan Snyder Debit Puncak (m3/detik)



(Kala Ulang) Nakayasu Snyder



25 th 322.088 305.987



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel diatas, yang digunakan sebagai debit banjir rancangan untuk perhitungan selanjutnya yaitu debit dari etode Nakayasu karena memiliki nilai debit banjir rancangan terbesar.



4.6



Analisa Program HEC-RAS Dari hasil running HEC-RAS dengan debit 25 tahun pada penampang sungai asli dan yang di normalisai/pengerukan, diketahui ketinggian muka air dan tinggi limpasan muka air sungai Ciraja. Patok yang mengalami luapan/overflow yaitu P10, P13, P14, P16, P41, P42, P49-P52, P62, P75, P76, P78P80, P83-P85, P87-P89, sepanjang 7,617.280 m seperti terlihat pada gambar



165.128 71



100



90



KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN



UNIVERSITAS BRAWIJAYA



PENDIDIKAN TINGGI



DIRENCANAKAN



FAKULTAS TEKNIK



80



70



DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING I



Tri Maretha Lasmana 115060401111018



60



50



Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. NIP. 19700721 200012 1 001



P.89



DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING II



40



P52



P.62



P.80



P.85



P.41 P.42



JUDUL GAMBAR



Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 2011 067 807 022 001



P.100 P.101



Long Section Sungai Ciraja Pada Keadaan Asli (Alternatif I)



GAMBAR KE



4.3



H 1 : 400 V 1 : 2



SKALA



SUNGAI CIRAJA KECAMATAN KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP



LOKASI:



Muka Air Banjir Q25thn



LEGENDA



Tebing Kiri Tebing Kanan



Dasar Sungai



Perencanaan tanggul alternatif I pada



Perencanaaan Alternatif I (Perencanaan Tanggul dengan Kondisi Sungai Asli)dan Alternatif II (PerencanaanTanggul + Normalisasi/Pengerukan Sungai)



P10. Dasar perencanaan tanggul adalah sebagai berikut : 1. Debit rencana : 322.088 m3/dt 74



KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK



CL DIRENCANAKAN



11.99



14.00



13.00



6.99



3.99



2.53



4.93



7.96



7.31



12.27



17.00



14.00



38.10



38.12



38.16



37.76



35.16



34.95



34.46



35.00



38.23



38.31



38.22



(m)



38.17



(m)



JARAK



37.91



ELEVASI TANAH ASLI



39.24



39.36



Tri Maretha Lasmana 115060401111018



DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING I



10.00



P.10



Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. NIP. 19700721 200012 1 001



DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING II



CL 3.00



1



3.00



39.36



2



2 2.00



2.00



10.00



1



10.00



Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 2011 067 807 022 001



11.99



14.00



6.99



3.99



4.93



7.31



12.27



17.00



38.12 14.00



SKALA



38.10



37.76



38.16



34.95 7.96



35.16



35.00 2.53



34.46



38.31



13.00



38.23



(m)



38.22



JARAK



38.17



(m)



37.91



ELEVASI TANAH ASLI



39.24



JUDUL GAMBAR



KONDISI SUNGAI ASLI P10,



10.00



dan



P.10



1 : 400



PERENCANAAN ALTERNATIF I (TANGGULPADA KONDISI SUNGAI ASLI) P10



LOKASI:



SUNGAI CIRAJA KECAMATAN KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP



LEGENDA GALIAN



TIMBUNAN



GAMBAR KE



4.5



Gambar 3 Perencanaan Alternatif I (Tanggul pada kondisi sungai asli) 76



KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK



CL DIRENCANAKAN



11.99



14.00



13.00



6.99



3.99



2.53



4.93



7.96



12.27



7.31



17.00



14.00



38.10



38.12



38.16



37.76



35.16



34.95



34.46



35.00



38.23



38.31



38.22



(m)



38.17



(m)



JARAK



37.91



ELEVASI TANAH ASLI



39.24



39.36



Tri Maretha Lasmana 115060401111018



DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING I



10.00



P.10



Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. NIP. 19700721 200012 1 001



DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING II



CL 39.06



3.00



3.00



10.00



10.00 1.70



1.70



Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 2011 067 807 022 001 +34.46 30.00



11.99



14.00



13.00



6.99



3.99



2.53



4.93



7.96



12.27



P.10



7.31



17.00



14.00



SKALA



38.10



38.12



38.16



37.76



35.16



34.95



34.46



35.00



38.23



38.31



(m)



38.22



(m)



JARAK



38.17



ELEVASI TANAH ASLI



37.91



JUDUL GAMBAR 39.24



4.7



10.00



KONDISI SUNGAI ASLI P10, dan



1 : 400



PERENCANAAN ALTERNATIF II (TANGGUL + NORMALISASI) P10



LOKASI:



SUNGAI CIRAJA KECAMATAN KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP



LEGENDA GALIAN



TIMBUNAN



GAMBAR KE



4.6



Gambar 4 Perencanaan Alternatif II (Tanggul pada kondisi sudah dilakukan pengerukan/normalisasi)



2. Bahan : Urugan tanah 3. Tinggi tanggul: 2 m 4. Tinggi jagaan: 0,8 m (tinggi jagaan standar tanggul dengan debit banjir rencana 200 – 500 m3/dt adalah 0,8 m) (Sosrodarsono Suyono, 1985:90) 5. Lebar atas: 3 m (Lebar standar atas tanggul dengan debit banjir rencana < 500 m3/dt adalah 3 m) (Sosrodarsono Suyono, 1985:90) 6. Kemiringan lereng : 1 : 2 (Kemiringan lereng tanggul direncanakan 1:2 agar tanggul aman karena bahan dari tanggul adalah urugan tanah)



Tabel 11 Dimensi Tanggul Alternatif



I



II



2m



1,7 m



14 m2



10.88 m2



7,617.280 m



7,617.280 m



-



9,825.250 m3



106,641.92 m3



82,876.01 m3



Tinggi Tanggul Luas Panjang Volume Galian Volume Tanggul



Sumber: Hasil Perhitungan



4.10 Kerugian Akibat Banjir Perencanaan tanggul alternatif II pada



Tabel 12 Kerugian Akibat Banjir



P10. Dasar perencanaan tanggul setelah pengerukan adalah sebagai berikut : 1. Debit rencana: 322.088 m3/dt (Q 25 tahun) 2. Bahan : Urugan tanah 3. Tinggi tanggul: 1,7 m 4. Tinggi jagaan: 0,8 m (tinggi jagaan standar tanggul dengan debit banjir rencana 200 – 500 m3/dt adalah 0,8 m) (Sosrodarsono Suyono, 1985:90) 5. Lebar atas: 3 m (Lebar standar atas tanggul dengan debit banjir rencana < 500 m3/dt adalah 3 m) (Sosrodarsono Suyono, 1985:90) 6. Kemiringan lereng : 1 : 2 (Kemiringan lereng tanggul direncanakan 1:2 agar tanggul aman karena bahan dari tanggul adalah urugan tanah) 4.8



Stabilitas Tanggul Alternatif I dan Alternatif II Metode Fellenius dan Metode Bishop Tabel 10 Faktor Aman Metode Fellenius dan Metode Bishop Alternatif Felenius Bishop I 1.792 II 1.507 Sumber: Hasil Perhitungan 4.9



Dimensil Tanggul



1.606 1.441



Daerah Banjir Pemukiman Sawah dengan padi Sawah dengan palawija Perkebunan



Luas Kerusakan (Km2)



Harga



246.84



Rp 3,538,969.380



Rp 873,559,201.760



454.32



Rp 5,799,173.620



Rp 2,634,680,559.040



151.44



Rp 670,957.020



Rp 101,609,731.110



559,12



Rp 5,409,180.710



Rp 3,024,381,118.580



Total



Rp 6,634,230,610.480



Total



Sumber: Data BBWS Citanduy Tahun 2013



4.11 Harga Tanggul Alternatif I ο‚· Biaya Tanggul = Volume Tanggul x Harga Satuan Pekerjaan = 106,641.92 m3 x Rp 209,482.140 = Rp 22,339,578,018.420 ο‚· Biaya Tahunan = Bunga bank (10 %,25) Γ— Biaya Tanggul = 0,1102 x Rp 28,722,314,595.110 = Rp 2,461,821,497.630 ο‚· Total Biaya = Biaya Tanggul + Biaya Tahunan =Rp22,339,578,018.420 + Rp2,461,821,497.630 = Rp 24,801,399,516.040 Alternatif II ο‚· Biaya Tanggul = (Volume Tanggul x Harga satuan Pekerjaan) + ((Volume Galian x Harga Satuan Pekerjaan) +



(Volume Tanah Yang Dipindah x Harga Satuan Pekerjaan) =(82,876.01 m3 x Rp209,482.140) + (9,825.250 m3 x Rp106,504.07) + (9.825,250 m3 x Rp106,504.07) = Rp 19,453,901,723.210 Biaya Tahunan = Bunga bank (10 %,25) Γ— Biaya Tanggul = 0,1102 x Rp 19,453,901,723.210 = Rp 2,143,819,969.900 Total Biaya = Biaya Tanggul + Biaya Tahunan =Rp 19,453,901,723.210 + Rp 2,143,819,969.900 = Rp 21,597,721,693.100



ο‚·



ο‚·



4.12 Analisa Ekonomi 1. Benefit Cost Ratio (BCR) Berikut ini hasil perhitungan metode rasio manfaat dan biaya (Benefit Cost Ratio) alternatif II dengan tingkat bunga 10% sebagai berikut : - Biaya Konstruksi = Rp. 19,453,901,723.210 - Manfaat = Rp. 6,634,230,610.480 - Biaya O&P = Biaya Konstruksi x 10% = Rp. 19,453,901,723.210 x 0.1 = Rp. 1,945,390,172.321 -



Tabel 13 Rekapitulasi Biaya Total Pembangunan Tanggul Alternatif I dan II Alternatif



I



II



Tinggi Tanggul



2m



1.7 m



Biaya Tanggul



Rp22,339,578,018.42



Rp 19,453,901,723.21



Biaya Tahunan



Rp2,461,821,497.63



Rp 2,143,819,969.90



Total



Rp25,127,256,362.84



Rp 21,597,721,693.10



-



Sumber: Hasil Perhitungan



Nilai sekarang total manfaat (benefit) = Rp. 6,634,230,610.480 x(P/A,10%,25) = Rp. 6,634,230,610.480 x 9.0770 = Rp. 60,218,911,251.340 Nilai sekarang total biaya (cost) = {Rp. Biaya Konstruksi x(P/F,10%,1)} + (BiayaO&P x (P/A,10%,25)) ={Rp. 19,453,901,723.210 x0.909} +{Rp. 1,945,390,172.321 x 9.0770} = Rp 35,343,848,650.720



Sehingga : 𝐡 Rp. 60,218,911,251.340 = = 1.70 𝐢 Rp 35,343,848,650.720 (π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘¦π‘’π‘˜ πΏπ‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜ π‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘Ž π‘šπ‘’π‘™π‘’π‘π‘–β„Žπ‘– π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– 1)



Jadi, dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggul yang direncanakan dengan alternati II adalah tanggul yang paling ekonomis. Tabel 4.37 Rencana Anggaran Biaya Alternatif II NO. I



URAIAN PEKERJAAN



SAT.



VOLUME



HARGA SATUAN (Rp)



JUMLAH HARGA



a. Galian Tanah



M3



9.825,25



106.504,07



1.046.429.117,305



b. Pemindahan Tanah Hasil Galian



M3



9.825,25



106.504,07



1.046.429.117,305



PEKERJAAN NORMALISASI



JUMLAH II Rp 2.092.858.234,61 II



PEKERJAAN TANGGUL a. Timbunan Tanah Dengan Tanah Dari Luar Termasuk Pemadatan



M3



82.876,01



209.482,14



17.361.043.488,597



JUMLAH III Rp 17.361.043.488,60



TERBILANG : Dua Puluh Milyar Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah



Sumber: Hasil Perhitungan



JUMLAH HARGA



Rp 19.453.901.723,21



PAJAK 15 %



Rp



TOTAL



Rp 22.371.986.981,69



DIBULATKAN



Rp 22.371.900.000,00



2.918.085.258,48



2.



Net Present Value (NPV) Perhitungan untuk suku bunga 10%



NPV = Nilai Benefit – Nilai Cost = Rp. 60,218,911,251.340 Rp.35,343,848,650.720 = Rp. 24,875,062,601 Tabel 15 Net Present Value proyek pada berbagai tingkat suku bunga alternatif II Suku bunga %



AV Benefit



AV Cost



B-C



Rp



Rp



Rp



10



60,218,911,251.34



35,343,848,650.72



24,875,062,601



11



56,125,922,676.20



33,986,063,579.95



22,139,859,096



12



52,032,934,101.07



32,628,278,509.18



19,404,655,592



17



31,567,991,225.39



25,839,353,155.32



5,728,638,070



18



27,475,002,650.25



24,481,568,084.55



2,993,434,566



19



23,382,014,075.11



23,123,783,013.78



258,231,061



Sumber : Hasil Perhitungan



3.



Internal Rate of Return (IRR)



𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 +



𝑁𝑃𝑉1 (𝑖 + 𝑖1 ) 𝑁𝑃𝑉1 + 𝑁𝑃𝑉2 2



𝐼𝑅𝑅 = 13% +



βˆ’258.231.061 βˆ’258.231.061βˆ’(βˆ’24.875.062.601



(10% + 19%)



𝐼𝑅𝑅 = 18,91% Berdasarkan hasil perhitungan Internal of Rate (IRR) diatas, dapat disimpulkan bahwa proyek pengendalian banjir ini layak secara ekonomi. Dikarenakan hasil perhitungan IRR lebih besar dari suku bunga yang dipakai dalam studi ini yaitu sebesar 10% (BI Rate bulan maret 2016) sehingga proyek ini dianggap menguntungkan 5.



Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada studi ini adalah sebagai berikut: 1. Debit banjir rancangan kala ulang 25 tahun dengan metode HSS Nakayasu sebesar 322.088 m3/detik dan metode HSS Snyder sebesar 305.987 m3/detik. Metode HSS Nakayasu digunakan dalam kajian ini karena memiliki nilai debit terbesar.



2. Dari analisa ekonomi (biaya tanggul dan biaya tahunan), alternatif yang dipilih dan disarankan untuk dibangun adalah alternatif II (Perencanaan Tanggul + Normalisasi/Pengerukan) dengan tinggi tanggul = 1.7m. 3. Berdasarkan analisa ekonomi dengan tingkat bunga 10%, alternatif II dikatakan layak bangun karena memiliki nilai BCR >1 yaitu sebesar 1.70, NPV positif (+) sebesar Rp.24,875,062,601.00, dan IRR >10% yaitu sebesar 18.91%. DAFTAR PUSTAKA Giatman, M. 1973. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: Erlangga Kuiper, Edward. 1973. Water Resources Project Economic. Canada. Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung: Lubuk Agung. Marsudi, Suwanto. Sungai



Diktat



Morfologi



Rispiningati, 2008. Ekonomi Malang: Tirta Media



Teknik.



Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku. 1993. Hidrologi Perencanaan Bangunan Air. Jakarta: Pradya Paramitha. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Dharma Trihatmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.