Analisisi Jurnal Metode Pico [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISISI JURNAL METODE PICO



(Problem, Intervention, Comparison, Outcome) Oleh: WIWIK HANDAYANI SUBAGIO Jurnal 1:



ANALISIS



HUBUNGAN



PENGETAHUAN



IBU



NIFAS



DENGAN



TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR A. P (Patient, Population, Problem) Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan diperoleh data pada tahun 2017 rekapitulasi data kabupaten/ kota menunjuhkan kasus kematian ibu di provensi Sulawesi selatan sebanyak 156 per kelahiran hidup. Rata-rata penyebab kematian ibu di Sulawesi selatan terjadi karena keluarga terlambat mengenai tanda-tanda bahaya dan mengambil keputusan. (e-renggar.kemkes.go.id di akses tanggal 01 mei 2019) Dimana tanda bahaya masa nifas diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dalam buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2006, oleh karena itu, penting bagi bidan/ perawat untuk memberikan informasi dan bimbingan pada ibu untuk dapat mengenali tandatanda bahaya pada masa nifas. Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 73 orang dan Sampel 42 orang di Rumah Sakit Umum Daerah Labuan Baji Makassar. B. I (Intervention) Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif, yang dimaksud yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Dengan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan. Tempat penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Labuan Baji Makassar. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tahun 2019. Populasi sebanyak 73 orang dan Sampel 42 orang.



C. C (Comparison) 1. Hasil penelitian desilarasati “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang TandaTanda Bahaya Masa Nifas” yang dapat di simpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Yaitu 15 responden (45,5 % ), Yang mempengaruhi umur dan pendidikan. 2. Jurnal Kebidanan Bahkti Mandala Husada Slawi Tahun 2015, oleh Siti Erniyati Berkah Pamuji yaitu dengan melibatkan beberapa variabel antaranya umur, pendidikan, pengalaman melahirkan, dan ketetapan informasi terhadap pengetahuan dengan tanda bahaya masa nifas yaitu ada hubungna antara variabel tersebut. D. O (Outcome) Hasil penelitian menunjukkan dari 42 sampelterdapat 2 orang (4,8 %) dengan pengetahuan yang baik dan kesemua sampel tersebut mengalami tanda bahaya masa nifas. Dan pentehuan yang baik dengan tidak mengalami tandatanda bahaya masa nifas sebanyak 21 orang (50 %). Data lainnya terlihat dari 42 sampel terdapat 13 orang (30,9%) dengan pengetahuan yang kurang dan kesemua sampel tersebut mengalami tanda bahaya masa nifas dan ,sebanyak 6 orang (14,3% ) dengan pengetahuan yang kurang dan tidak mengalami tanda-tanda bahaya masa nifas. Hasil analisis statistic = 0,00. Kesimpulan bahwa didalam Penelitian ini yaitu Hasil analisis statistic dengan Chi-Square diperoleh diperoleh nilai ρ = 0,000< α = 0,05, menunjukkan



hipotesis



alternatif



(Ha)



diterima



artinya



ada



Hubungan



Pengetahuan Ibu dengan Tanda-tanda Bahaya masa nifas di rumah sakit umum Daerah labuang baji makassar.



Jurnal 2:



PENGARUH



PEMBERIAN



SUSU



KEDELAI



TERHADAP



PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI RB BINA SEHAT BANTUL A. P (Patient, Population, Problem) Produksi ASI yang sedikit menjadi masalah utama para ibu yang baru melahirkan, selain masalah puting susu tenggelam atau datar, payudara bengkak, bayi enggan menyusu karena teknik yang kurang benar atau bayi yang berlidah pendek (Dewi, 2013). Hal ini berakibat buruk pada bayi karena ibu biasanya mencari alternatif dengan memberikan susu formula pada bayinya yang menyebabkan intensitas isapan bayi menjadi berkurang karena bergantian menggunakan susu formula yang menjadikan ASI menjadi semakin sedikit yang keluar (Budiasih, 2008). Ditetapkannya Kepmenkes No 450 Tahun 2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia (Widjaya, 2007). Pada Pekan ASI sedunia tahun 2010 Kementrian Kesehatan RI juga meluncurkan Program Menyusui; Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi, dengan slogan Sayang Bayi, dan Beri ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih berhasil, salah satunya adalah dengan cara mengkonsumsi bahan makanan yang mampu merangsang produksi ASI. Produksi ASI dapat dilancarkan dengan mengkonsumsi, beberapa obat yang memperlancar ASI dari ekstrak daun katuk, dan susu bubuk maupun cair khusus untuk ibu menyusui. Ironisnya di pedesaan keberadaan daun katuk susah didapat, apalagi obat pelancar ASI, sedangkan susu khusus ibu menyusui harganya terlalu mahal bagi warga desa, dan tidak semua ibu menyukai susu. Alternatif lain untuk menunjang kebutuhan gizi ibu selama masa nifas adalah dengan konsumsi susu kedelai. Pada penelitian ini, mayoritas responden tidak memiliki riwayat penyakit penyerta yaitu sebanyak 27 orang (67,5%). Diawal proses menyusui responden yang paling banyak mengalami masalah yaitu 17 orang (37,5%) dengan puting lecet



B. I (Intervention) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di RB Bina Sehat Bantul tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan One Group Pretest-Postest. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Responden yang digunakan adalah ibu nifas empat sampai sepuluh hari post partum. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda nonparametrik dengan uji Wilcoxon C. C (Comparison) 1. penelitian Selin, et. all (2010) yang sejalan dengan hasil penelitian ini yaitu bahwa isoflavon dengan kadar yang lebih tinggi pada bayi ditemukan pada ibu yang rutin mengkonsumsi tahu dan susu kedelai. Isoflavon dalam olahan kedelai dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI dan mengurangi risiko kanker payudara. Meningkatkan pembelahan sel-sel payudara, menekan pertumbuhan sel-sel tumor, dan mekanisme yang lainnya. 2. Didukung juga oleh hasil penelitian Andrian, et.all (2006) bahwa ibu yang mengkonsumsi bahan makanan yang terbuat dari kedelai baik berupa susu kedelai dan olahan kedelai lainnya diyakini dapat meningkatkan kadar isoflavone dalam jaringan di payudara. Kedelai jika dikonsumsi secara rutin bisa berefek baik untuk kesehatan yaitu mencegah terjadinya kanker payudara D. O (Outcome) Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 30 orang (75%). Diawal proses menyusui responden yang mengalami masalah diantaranya 17 orang (37,5%) puting lecet dan 15 orang (42,5%) pengeluaran ASI belum lancar. Dari 40 orang responden, sebelum diberikan intervensi susu kedelai sebanyak 14 orang (35%) mengeluh ASI-nya sedikit lancar. Peningkatan produksi ASI sesudah diberikan susu kedelai sebanyak 35 orang (77,5%) dengan kategori ASI sangat lancar dan 5 orang (12,5%) ASI lancar. Hasil analisis bivariat dengan membandingkan nilai pre dan posttest menunjukkan nilai p=0,000



(p