Anatomi Dan Fisiologi Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ANATOMI DAN FISIOLOGI ANAK” Makalah Tugas Mata Pembelajaran Kesehatan dan Gizi



Penyusun: FRISCA APRILIANI



(17.03.00.009)



NURHAYATI



(19.03.00.018)



Dosen Pembimbing : Hj. Yani Suarsih, M.Pd



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MAHBUBIYAH JAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) 2020-2021



i



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. yang telahdiutus kemuka bumi ini sebagai RahmatanlilAlamin. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini dengan judul “Anatomi dan Fisiologi Anak”, dimana dalam makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan berpikir dibidang terkait dengannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu Ibu Hj. Yani Suarsih, M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswi yang juga sudah memberi konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalahini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca padaumumnya.



Jakarta, 12 Juli 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI



COVER



................................................................................................................i



KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I



PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................1 B. Rumusan Masalah..........................................................................1 C. Tujuan Penulisan............................................................................1



BAB II



PEMBAHASAN..................................................................................2 A. Pengertian Anatomi dan Fisiologi..................................................2 B. Bagian-Bagian Anatomi dan Fisiologi...........................................3



BAB III



PENUTUP............................................................................................8 A. Kesimpulan....................................................................................8 B. Saran...............................................................................................8



DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...………..9



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berkembang melalui seluruh inderanya seperti melihat (dengan pancaindera mata), meraba (dengan pancaindera kulit), mendengar (dengan pancaindera telinga), mengecap (dengan pancaindera lidah), mencium (dengan pancaindera hidung). Untuk mengenali dan mengamati suatu objek, seluruh indera ini dirangsang melalui kegiatan bermain. Perlu dipertimbangkan bahwa dunia anak adalah “dunia bermain” karena “bermain” merupakan salah satu cara belajar yang efektif bagi anak usia dini. Bermain bagi anak melakukan eksplorasi, petualangan penting sifatnya karena mengisyaratkan kecintaannya akan pembelajaran dari rasa ingin tahu alami. Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (Sensory impression) dari organ idera menuju otak, dimana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:



1. Apakah yang dimaksud dengan anatomi dan fisiologi? 2. Apa saja bagian-bagian dari anatomi dan fisiologi? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang:



1. Pengertian anatomi dan fisiologi.



1



2



2. Bagian-bagian dari anatomi dan fisiologi.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Anatomi dan Fisiologi Ilmu Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi mulai dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisa rumit akan bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu berkembang, dari pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir. Anatomi atau ilmu urai mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Anatomi berasal dari bahasa latin, yaitu : Ana yang berarti “bagian, memisahkan” dan Tomi yang artinya “iris atau potong”. Jadi Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan fisiologi berasal dari bahasa latin yaitu Fisi yang artinya alam atau cara kerja dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian-bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya.



Jika



digabungkan,



anatomi-fisiologi



memiliki



arti



ilmu



pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan dan bagian alat tubuh. Anatomi dan fisiologi manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana tubuh bekerja, sehingga dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh manusia. Keduanya merupakan dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual namun saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan karena aktivitas suatu struktur tubuh juga ditentukan oleh bentuk spesifiknya. Contohnya pancaindera (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit).



2



3



B. Bagian-Bagian Anatomi dan Fisiologi 1. Pancaindera Penglihatan (Mata) Syaraf optikus atau urat syaraf cranial kedua adalah syaraf sensorik untuk penglihatan. Syaraf penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera, lapisan tengah halus seperti arakhnoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah). Mata adalah suatu struktur speris berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan tersebut adalah:



a. Sclera / kornea Sclera/kornea adalah pembungkus yang kuat dan fibrus sklera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membrane yang bening yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.



b. Koroid / badan siliaris / iris Koroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria ofalmita, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang ditengahnya, atau yang disebut pupil (manik) mata. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelopak serabut otot tak sadar atau otot polos.



c. Retina Retina adalah lapisan syaraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut yaitu sel-sel syaraf, batang-batang dan kerucut. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula, yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan pusat pupil.



2. Pancaindera Pencium



3



Indera pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori



4



terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel reseptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filament-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem syaraf pusat. Dalam lamina propria tunita mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh darah dan syaraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubule alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan pas-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus menerus membersihkan bagian apical sel-sel pencium. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara tetap disingkirkan. Jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru. Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit filek, dimana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu sehingga uap makanan dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.



3. Pancaindera Pengecap (Lidah) Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya . ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum



5



linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut maka ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jenis:



a. Papillae sirkum valata, adalah jenis papillae yang terbesar, dan masingmasing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.



b. Papillae fungsi formis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.



c. Papillae filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Papillae filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa contoh dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya. Ada empat macam rasa kecapan yaitu manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung syaraf penciuman dan bukan ujung syaraf pengecapan, supaya dapat dirasakan semua makanan harus menjadi cairan serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung syaraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda.



4. Pancaindera Pendengaran (Telinga) Telinga adalah organ pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf cranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.



a. Telinga



luar, terdiri atas aurikel atau pinna yang pada binatang



rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara. Dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna, serta menghantarkan getaran suara



5



menuju membrane timpani. Liang ini berukuran panjang sekitar 2 ½ cm sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang.



6



b. Telinga



tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang



mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mestoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus.



c.



Rongga telinga dalam berada dalam bagian ospetrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrannosa.



5. Pancaindera Peraba (Kulit) Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Fungsi kulit : a. Kulit sebagai organ pengatur panas. Panas dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara:



1) Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.



2) Dengan pemancaran, panas dilepas pada udara disekitarnya 3) Dengan konduksi, panas dialirkan ke benda yang disentuk seperti pakaian.



4) Dengan



konveksi (pengaliran) karena mengalirnya udara yang



telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin. b. Kulit sebagai indera peraba



Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf di dalam kulit berbeda beda menurut ujung syaraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan,



7



beberapa sensitif (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit. c. Tempat penyimpanan Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Anatomi dan fisiologi manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana tubuh bekerja, sehingga dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh manusia. Keduanya merupakan dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual namun saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan karena aktivitas suatu struktur tubuh juga ditentukan oleh bentuk spesifiknya. Contohnya pancaindera (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit). Pancaindera merupakan salah satu bagian dari anatomi tubuh manusia yang memiliki fungsi sangat strategis. Hal ini berhubungan dengan fungsifungsi yang dimiliki oleh setiap pancaindera tersebut. B. Saran Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang Anatomi dan Fisiologi Anak ecara luas bukan hanya secara “sempit”, serta mengetahui tujuan dan manfaat adanya Pembelajaran Gizi dan Kesehatan.



8



DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Siti. 2007. Metode Khusus Pengembangan Keterampilan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Evelyn, C. Pearce. 1987. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia. Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.



9