Anemometer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA PENGUKURAN VENTILASI UMUM



KELOMPOK



:6



NAMA ANGGOTA : 1. Alvian Yoga A



(0516140122)



2. Fierda Lestari S.P



(0516140128)



3. Juhan Zakki Yamani



(0516140129)



4. Zana Chobita A



(0516140137)



PROGRAM STUDI D4 – LINTAS JALUR TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Masalah



1.2.



Rumusan Masalah



1.3.



Tujuan



1.4.



Manfaat



1.5.



Ruang Lingkup



2



BAB II DASAR TEORI



2.1.



Pengertian Ventilasi Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Ventilasi adalah pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruang tertutup. Istilah ini digunakan dalam berbagai hal berikut ini: 



Ventilasi (arsitektur)







Ventilasi (pemadam kebakaran)







Ventilasi (fisiologi)







Ventilasi (terowongan)







Ventilasi (pertambangan) Dalam bidang kedokteran, ventilasi mekanis adalah metode non-



alamiah untuk membantu pernapasan. Menurut SNI 03-6572-2001, ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Ventilasi adalah teknik engineering control yang penting untuk meningkatkan dan memelihara kualitas udara ditempat kerja. Alasan perlunya ventilasi antara lain adalah : 



Memanaskan atau mendinginkan udara dalam ruangan.







Mengeluarkan kontaminan.







Mengencerkan konsentrasi kontaminan dalam udara.







Pertukaran udara untuk penyegaran.







Mencegah terjadinya kebakaran atau peledakan. Ventilasi terbagi menjadi dua, yaitu ventilasi alami dan mekanis.



Ventilasi alami ialah lubang sirkulasi udara tanpa bantuan alat, contoh jendela. Jenis ventilasi ini tidak dapat menanggulangi panas radiasi yang tinggi dan sering tak dapat berfungsi sesuai harapan terutama jika suplai udara bersih dan sejuk kurang memadai. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gasgas panas yang naik dalam saluran ventilasi. Ventilasi alami yang



3



disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu, atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan jumlah bukaan tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi dan arah yang menghadap ke halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai atau daerah yang terbuka ke atas, teras terbuka, pelataran parkir atau yang sejenis, serta ruang yang bersebelahan (SNI 03-6572-2001). Sedangkan ventilasi mekanis adalah lubang sirkulasi udara dengan bantuan alat mekanis, contoh kipas angin, exhaust fan, air conditioner, dan lain lain. Exhaust fan bertujuan untuk mengendalikan panas konveksi dengan cara menghisap keluar udara yang panas melalui canopy hood yang dipasang di atas sumber panas dengan bantuan alat mekanis (fan) kemudian melalui canopy hood udara panas tersebut akan terrhisap ke luar. Pendinginan setempat (spot cooling) juga dillakukan sebagai salah satu cara memaksimalkan ventilasi yaitu dengan mengalirkan udara yang sejuk ke sekitar pekerja dengan tujuan menggantikan udara yang panas dengan udara yang sejuk dengan kecepatan yang tinggi (>1 m/s) sehingga pekerja di tempat tersebut merasa nyaman. Jika di tempat kerja tersebut terdapat sumber panas radiasi yang tinggi, maka udara yang dialirkan harus cukup rendah suhunya. Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami



memenuhi



syarat



tidak memadai.



Penempatan fan harus



memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya. Sistem ventilasi mekanis harus menyala terus menerus selama ruangan tersebut dihuni. Persyaratan teknis pada ventilasi mekanik adalah sebagai berikut : a) Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai. b) Penempatan Fan harus memungkinkan pelepasan udara secara maksimal dan juga memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya. c) Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni. d) Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi mekanis untuk membuang udara kotor dari dalam dan minimal 2/3



4



volume udara ruang harus terdapat pada ketinggian maksimal 0,6 meter dari lantai. e) Ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri dari lebih satu lantai, gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara bersih pada lantai lainnya. f) Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus sesuai ketentuan yang berlaku (Tabel 2.1.) Ventilasi dibagi menjadi tiga,



yaitu ventilasi umum(general



ventilation), ventilasi dilusi(dilution ventilation), dan ventilasi lokal(local exhaust ventilation). Tabel 2.1 Kebutuhan Ventilasi Mekanis Catu udara segar minimum Tipe Pertukaran udara/jam m3/jam per orang Kantor 6 18 Restoran/kantin 6 18 Toko, Pasar Swalayan 6 18 Pabrik, bengkel 6 18 Kelas, bioskop 8 Lobi, koridor, tangga 4 Kamar mandi, peturasan 10 Dapur 20 Tempat parkir 6 Sumber : SNI 03-6572-2001 2.2.



Undang-undang tentang Ventilasi Ventilasi dengan jumlah dan bentuk yang cukup terkait erat dengan aplikasi keselamatan dan kesehatan kerja di suatu tempat kerja. Peraturan perundang-undangan juga telah mengatur besarnya ventilasi yang sesuai, baik dari SNI 03-6572-2001, OSHA 1910.94 tentang ventilation dan OSHA 1918.94 tentang ventilation and atmospheric conditions. Adapun peraturan ini terkandung PP NO



36 tahun 2005 tentang



peraturan pelaksanaan UU NO 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung dalam pasal 39 ayat 2, yakni : “Untuk memenuhi persyaratan sistem penghawaan,setiap bangunan gedung harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya”.



5



Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran maka Untuk mendapatkan tingkat kesehatan dan kenyamanan dalam ruang perkantoran persyaratan pertukaran udara ventilasi untuk ruang kerja adalah 0,57 m3/org/min sedangkan untuk ruang pertemuan adalah 1,05 m3/min/orang. Sedangkan laju pergerakan udara yang disyaratkan adalah berkisar antar 0.15 – 0.50 m/detik. Untuk ruangan kerja yang tidak menggunakan pendingin harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistim ventilasi silang.



2.3.



PerhitunganVentilasi Beberapa rumus dan perhitungan yang sering dipakai untuk pengukuran ventilasi umum adalah : Pergantian udara per jam (air change per hour) 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 luas ruangan x tinggi ruangan



= ⋯ kali ......................................................(2.1)



Waktu setiap pergantian udara volume ruangan 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒



= ⋯ menit



.................................................................(2.2)



Aliran udara per unit area (air floor per unit floor area) general ventilation rate luas daerah lantai



= ⋯ cmm/m2 ......................................................(2.3)



Volume udara setiap orang (air volume per person) general ventilation rate jumlah pekerja



2.4.



= ⋯ cmm/orang .................................................(2.4)



Penyakit Akibat Kerja Terkait dengan Ventilasi Manusia menghabiskan 90 % waktunya dalam lingkungan konstruksi, baik itu di dalam bangunan kantor ataupun rumah yg mungkin sekali kualitas udara dalam ruangnya tercemar oleh chemical yang berasal dari dalam maupun luar ruangan, tercemar oleh mikroba ataupun disebabkan karena ventilasi udara yang kurang baik. Kualitas udara di dalam ruangan



6



mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Contoh polutan yang bisa mencemari ruangan misalnya asap rokok; ozone yg berasal dari mesin foto copy dan printer; volatile organics compounds yang berasal dari carpets, furniture, cat, cleaning agents dan sebagainya; debu, carbon monoxide, formaldehyde, dan lain-lain. Keluhan utama yang yang ditimbulkan dari pencemar udara dalam ruangan itu bisa berupa iritasi (mata berair, bersin, hidung tersumbat, gatal tenggorokan) , sesak napas, sakit kepala, kelelahan, gejala seperti flu, dan bronkitis (e.g Legionella). Menurut Prof. dr. Juli Soemirat, Ph. D & Team. Gangguan yang dapat muncul dari kualitas udara yang buruk berupa timbulnya penyakit yang berasal dari kondisi bangunan (Building Related Desease, BRD) seperti kanker, asma, hypersensitivety pneunomitis, iritasi selaput lendir, humidifier fever, legionnaire, alergi dan lain-lain. Gangguan lain berupa gejala Sindroma Bangunan Sakit (Sick Building Syndrome, SBS) yang menggambarkan keluhan-keluhan non-spesifik dari penghuni. Keluhan itu mencakup iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit, serta sakit kepala, lelah, sukar konsentrasi, napas pendek/berat, termasuk keluhan tentang temperatur dan kelembaban udara. Keluhan ini hilang bila penderita keluar dari gedung atau bila yang bersangkutan tidak berada di dalam gedung. Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan kecacatan tetap, tetapi jelas terasa amat mengganggu, tidak menyenangkan dan bahkan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para pekerja.



7



BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1.



Sistematika Praktikum Sistematika praktikum dapat dilihat pada Gambar 3.1. berikut : Mulai



Persiapan alat dan bahan



Melakukan praktikum dan pengambilan data



Analisa data hasil praktikum



Pengumpulan



Selesai



Gambar 3.1. Sistematika Praktikum Sumber : Data Penulis, 2018



3.2.



Pengukuran 3.2.1. Peralatan Digital Anemometer ini digunakan untuk mengukur air flow dan air velocity. Satuan pengukuran air flow dalam bentuk CMM atau CFM sedangkan satuan pengukuran air velocity dalam bentuk mph, ft/min, knot, Km/h atau m/s.



8



3.3.



Prosedur Kerja 3.3.1. Pengukuran Air Velocity 1. Pasang PROBE PLUG pada PROBE INPUT TERMINAL. 2. Tekan tombol POWER OFF/ON untuk mengaktifkan. 3. Tekan VEL/FLOW untuk memilih pengukuran air velocity. 4. Tekan °C/°F untuk memilih satuan temperatur. 5. Tekan UNIT/▼ untuk memilih satuan air velocity. 6. Untuk menahan nilai tekan HOLD. 7. Untuk merekam data tekan MAX/MIN. Untuk melihat nilai maksimum data terekam, tekan MAX/MIN. Untuk melihat nilai minimum data terekam tekan MAX/MIN. 8. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, tekan POWER OFF/ON untuk mematikan. 9. Lepaskan PROBE PLUG dari PROBE INPUT TERMINAL kemudian tempatkan pada penyimpanan. 10. Sebelum disimpan, keluarkan baterai dari tempatnya.



3.3.2. Pengukuran Air Flow 1. Pasang PROBE PLUG pada PROBE INPUT TERMINAL. 2. Tekan tombol POWER OFF/ON untuk mengaktifkan. 3. Tekan VEL/FLOW untuk memilih pengukuran air flow. 4. Tekan UNIT/▼ untuk memilih satuan air flow. 5. Tekan SAMPLE AREA untuk memasukkan luas area pengukuran. Setelah ditekan akan muncul simbol



dan digit



pertama akan aktif. Masukkan luas area menggunakan tombol : 



▲: untuk menaikkan nilai pada digit yang aktif.







UNIT/▼ : untuk menurunkan nilai pada digit yang aktif.







► : untuk pindah ke digit berikutnya







MAX/MIN : untuk memasukkan luas area dalam bentuk angka desimal.



9



6. Tekan FLOW MODE untuk memilih jenis pengukuran (2/3 V MAX MODE, AVG MODE, INSTANT MODE). 7. Untuk menahan nilai tekan HOLD. 8. Untuk merekam data tekan MAX/MIN, untuk melihat nilai maksimum data terekam,tekan MAX/MIN. Untuk melihat nilai minimum data terekam tekan MAX/MIN. 9. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, tekan POWER OFF/ON untuk mematikan. 10. Lepaskan PROBE PLUG dari PROBE INPUT TERMINAL kemudian tempatkan pada penyimpanan. Sebelum disimpan, keluarkan baterai dari tempatnya.



10



BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1



Analisa Hasil Pengukuran 1. Tim pengukur : a. Alvian Yoga A



(0516140122)



b. Fierda Lestari S.P



(0516140128)



c. Juhan Zakki Z



(0516140129)



d. Zana Chobita A



(0516140137)



2. Alat yang digunakan



:



a. Meteran b. Digital Manometer 3. Tanggal pengukuran



: 6 Oktober 2018



4. Waktu pengukuran



: 9.30-11.00 WIB



5. Lokasi Pengukuran



: Ruang Kelas M103 4



8



1



2



Pintu Utama Pintu alternatif Jendela



11



Kipas Angin Kursi Mahasiswa Meja Dosen Papan Tulis Keterangan :



Pada penelitian tentang ventilasi pada lokasi diatas didapatkan data tentang dimensi ruang kelas tersebut beserta dengan pekerjanya sesuai dengan tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Data Dimensi Ruangan Ruangan



Panjang



Lebar



Tingg



(m)



(m)



i (m)



8



4



4



R. Kelas M103



Jumlah Orang (Orang)



Luas



Volume



(m2)



(m3)



32



128



4



(Sumber : Hasil pengukuran ventilasi, 2018) Dengan kondisi Jendela terbuka dan Pintu Ruang Kelas terbuka lebar sementara kipas angin tidak dinyalakan, maka diperoleh karakteristik ruang kelas No



Titik Pengukuran



Luasan (m2)



1 2 3 4



Jendela 1 Jendela 2 Jendela 3 Pintu terbuka lebar



0,5 0,5 0,5 4



Air Velocity (m/s) 0,92 0,9 0,93 1,1



Total dan hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.2 sebagai berikut :



General Ventilation Rate (cmm = m3/menit) 27,6 27 27,9 264 346,5



Tabel 4.2 Hasil Pengukuran *Asumsi Luas Jendela sama (1 m x 0,5 m), Luas pintu (2 m x 2 m) 4.2



Analisa Perhitungan Berdasarkan data yang diperoleh, Pergantian udara per jam (Air Change per



Hour), Waktu pergantian udara, Aliran udara per unit luas daerah, Volume udara setiap orang dihitung sebagai berikut : Ruang Kelas M103 : 1.



Pergantian Udara Per Jam (Air Change Per Jam)



12



Pergantian udara per jam dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 𝐴𝐶𝑃𝐽 =



𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑉𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛



Berikut adalah hasil perhitungan Pergantian udara Per jam pada ruang kelas M103 3



(346,5 ) 𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛 𝐴𝐶𝑃𝐽 = = 162 (𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑥 60) 128 𝑚3 2.



Waktu Setiap Pergantian Udara Pergantian udara per jam dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 =



𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = ⋯ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑉𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒



Berikut adalah hasil perhitungan Waktu setiap pergantian udara: 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 3.



128 𝑚3 = 0,37 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 3 346,5 𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛



Volume udara per orang Volume udara per orang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : =



𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑉𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = ⋯ 𝐶𝑀𝑀/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎



Berikut adalah hasil perhitungan Volume udara per orang : 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 =



4.3



346,5 𝐶𝑀𝑀 = 86,625 𝐶𝑀𝑀/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔



Pembahasan Berikut adalah tabel kebutuhan ventilasi mekanis dan kebutuhan laju



udara ventilasi berdasarkan SNI 03-6572-2001 tentang Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung : Tabel 4.3 Kebutuhan Ventilasi Mekanis Catu udara segar minimum Tipe Pertukaran udara/jam



m3/jam per orang



Kantor



6



18



Restoran/kantin



6



18



Toko, Pasar Swalayan



6



18



13



Pabrik, bengkel



6



Kelas, bioskop



8



Lobi, koridor, tangga



4



Kamar mandi, peturasan



10



Dapur



20



Tempat parkir



6



18



Tabel 4.4. Kebutuhan Laju Udara Ventilasi



14



(sumber: SIN 03-6572-2001) Berdasarkan kedua tabel diatas, kita dapat membandingkan data hasil perhitungan dengan standart yang ada, dalam hal ini menggunakan ketentuan SNI 03-6572-2001 tentang Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung. Dimana data hasil perbandingan dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut ini :



15



Tabel 4.5. Data Hasil Perbandingan Standart yang diperkenankan Lokasi



Ruang Kelas M103



Pergantian udara per jam (kali)



162



Volume udara tiap orang (cmm/org)



86,125 cmm/org



Catu udara segar minimum



Kebutuhan Udara Luar (cmm/org)



Pertukaran udara/jam



m3/jam per org



Merokok



Tidak Merokok



8



-



0,75



0,15



Berdasarkan tabel 4.5. diatas, kita dapat mengetahui bahwasanya volume udara tiap orang dan pergantian udara pada Ruang Kelas M103 memenuhi standart SNI 03-6572-2001, baik secara keseluruhan maupun secara individu (merokok dan tidak merokok). Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.48 tahun 2016, tentang persyaratan pertukaran udara untuk ruang kerja adalah 0.57 m3/menit/orang dan laju pergerakan udara yang disyaratkan adalah berkisar antara 0.15 – 0.5 m/s. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa volume udara tiap orang dan laju pergerakan udara telah sesuai Nilai yang telah diperoleh sesuai dengan literatur bahkan melebihi batas nilainya. Dengan kondisi pintu terbuka dan jendela terbuka dapat dilihat bahwa sirkulasi udara lancar dan setiap orang mendapatkan pasokan udara sesuai kebutuhan. Selain itu, hal ini dapat terjadi karena jumlah orang yang berada di dalam ruangan berjumlah sedikit dibandingkan dengan volume ruangan. Apabila jumlah orang bertambah, maka harus memperhatikan ventilasi lain seperti kipas angina.



16



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.



Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Volume udara per orang sebesar 86,625 cmm/org. Kebutuhan udara per orang pada Ruang Kelas M03 telah memenuhi standart SNI 03-6572-2001 dan juga Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016. 2. Laju pergerakan udara berturut turut adalah 0,92 m/s, 0,9 m/s, 0,93 m/s, 1,1 m/s sudah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016. 3. Pergantian udara per jam pada Ruang Kelas M103 sudah memenuhi standart SNI 03-6572-2001. Dimana pada kondisi existing, pergantian udara per jam sebesar 162 kali per jam, dalam SNI 03-6572-2001 dijelaskan bahwa untuk ruangan kelas pergantian udaranya harus sebanyak 8 kali dalam satu jam.



5.2.



Saran Kami memiliki beberapa saran agar praktikum dapat berjalan lebih baik lagi. Berikut adalah saran yang dapat digunakan untuk praktikum selanjutnya : 1.



Pemahaman langkah untuk praktikum menggunakan anemometer dengan mengetahui cara penggunaan alat dengan baik dan tepat.



2.



Mempersiapkan materi-materi apa saja yang berkaitan dengan praktikum ini.



3.



Mengetahui cara menghitung yang ada dalam materi ini dan menghitung data dengan benar



17