Anggaran Perusahaan Manufaktur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Daftar Isi 1. Anggaran ............................................................................................................... 2 1.1. Definisi Anggaran ........................................................................................... 2 2. Jenis-Jenis Anggaran ............................................................................................. 2 3. Perilaku Biaya ....................................................................................................... 4 3.1. Biaya Variabel ................................................................................................ 4 3.2. Biaya Tetap ..................................................................................................... 5 3.3. Biaya Semivariable ......................................................................................... 5 4. Anggaran Operasional ........................................................................................... 5 4.1 Pengertian Anggaran Operasional .................................................................... 5 4.2 Cakupan Anggaran Operasional ....................................................................... 5 5. Perusahaan Manufaktur ......................................................................................... 7 5.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur................................................................... 7 6. Contoh Kasus ........................................................................................................ 8 6.1. INPUT ANGGARAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR .............................. 8 6.2. OUTPUT ANGGARAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR......................... 11 6.2.1. Anggaran Penjualan ................................................................................ 11 6.2.2. Anggaran Produksi.................................................................................. 11 6.2.3. Anggaran Penggunaan bahan baku .......................................................... 11 6.2.4. Anggaran Pembeliaan Bahan Baku ......................................................... 12 6.2.5. Anggaran Upah Buruh ............................................................................ 12 6.2.6. Anggaran Biaya Overhead Pabrik ........................................................... 12 6.2.7. Anggaran Harga Pokok Produksi ............................................................ 13 6.2.8. Anggaran Biaya Pemasaran ..................................................................... 13 6.2.9. Anggaran Biaya Administrasi ................................................................. 13 6.2.10. Anggaran Laba Rugi ............................................................................. 14 6.2.11. Anggaran Kas ....................................................................................... 14 6.2.12. Anggaran Neraca .................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 17



1



1. Anggaran 1.1. Definisi Anggaran Tanpa anggaran manajer dan karyawan akan sulit mengetahui apakah mereka akan mencapai target pertumbuhan maupun pengeluaran. Berikut ini adalah definisi menurut beberapa penulis buku, yang antara lain adalah : 1.



Menurut Prawironegoro dan Purwanto (2008), anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pada umumnya setiap perusahaan menyusun anggaran sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran antara lain adalah : a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk angka-angka keuangan, dan sering disebut anggaran formal. b. Anggaran disebut perencanaan dan pengendalian laba, yang berarti proses yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian secara efektif. c. Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. d. Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi yang biasanya secara tertulis.



2. Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca. Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan 2



administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya. Anggaran induk terdiri dari (Sasongko dan Parulian, 2010) : 1. Anggaran penjualan : menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa yang akan datang. 2. Anggaran produksi : memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal barang jadi. 3. Anggaran pemakaian dan pembelian, menyajikan dua informasi berikut : a. Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku : jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh jumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi. b. Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah : jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan persediaan awal bahan baku yang ada di perusahaan. Kemudian nilai pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per unitnya. 4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung : memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, juga memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya. 5. Anggaran biaya overhead produksi : memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. 6. Anggaran biaya produksi : memperlihatkan seluruh biaya produksi yang akan dikeluarkan



pada



suatu



tahun



anggaran.



Hanya



mengumpulkan



informasi-informasi yang terdapat pada anggaran pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran overhead.



3



7. Anggaran beban operasi : memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Secara umum, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban administrasi (administrasi expenses). 8. Anggaran laba rugi : memberikan informasi kepada manajemen tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh perusahaan dalam suatu periode anggaran. 9.



Anggaran kas : disusun perusahaan agar pihak manajemen memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode anggaran.



10. Anggaran neraca : menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran kas). Juga memperlihatkan kepada manajemen tentang pengaruh kebijakan yang diambil manajemen terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan dalam suatu periode anggaran.



3. Perilaku Biaya 3.1. Biaya Variabel Adalah biaya yang akan selalu berfluktuasi



sejalan dengan perubahan



tingkat aktivitas perusahaan. Tingkat aktivitas dapat berupa volume produksi, volume pemasaran, jumlah jam kerja, ataupun ukuran aktivitas yang lain. Jika tingkat atkivitas



bertambah,



kelompok biaya ini



juga akan



bertambah secara proporsional. Jika tingkat aktivitas



berkurang,



biaya jenis ini



juga akan berkurang



secara proporsional.



Jika aktivitas perusahaan dihentikan,



biayanya-pun



tidak akan ada lagi. Termasuk



dalam kelompok



tenaga kerja langsung,



ini



adalah



: biaya



bahan



baku, biaya



sebagian biaya overhead pabrik, sebagian biaya



pemasaran.



4



3.2. Biaya Tetap Biaya Tetap adalah terjadi



biaya yang relatif tidak akan berubah



perubahan tingkat aktivitas



aktivitas



bertambah,



tingkat aktivitas



biaya



berkurang,



dalam batas tertentu.



jenis ini biaya



tidak jenis ini



walaupun



Jika



tingkat



akan berubah. juga



tidak



Jika akan



berubah jumlahnya. Termasuk



dalam kelompok ini



adalah :



sebagian dari biaya pemasaran dan biaya



sebagian dari biaya overhead, administrasi & umum.



3.3. Biaya Semivariable Biaya Semi Variabel adalah



satu



dan



biaya



sebagian



yang lagi



sebagian



mengandung



komponen



sifat



Biaya listrik, air dan telepon adalah sebagian contoh dari



tetap.



variabel



jenis



mengandung



jenis biaya semi-variabel.



4. Anggaran Operasional 4.1 Pengertian Anggaran Operasional Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu (Rudianto, 2009). Anggaran operasional (operational budget) merupakan anggaran yang bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi (Nafarin, 2007). Dimana anggaran laba rugi itu sendiri adalah anggaran berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan, beban, serta laba (rugi) yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. 4.2 Cakupan Anggaran Operasional Anggaran opersional mencakup (Rudianto, 2009) : a. Anggaran pendapatan : rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu dan disusun berdasarkan jenis produk, wilayah pemasaran, kelompok konsumen, atau kelompok wiraniaga. b. Anggaran biaya : rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan dan berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan. Yang dibedakan menjadi anggaran biaya terukur dan anggaran biaya diskresioner. Anggaran biaya terukur dirancang untuk mengukur 5



efisiensi dan manajer operasional memikul tanggung jawab penuh atas tercapainya sasaran yang dianggarankan. Sedangkan anggaran biaya diskresioner tidak dirancang untuk mengukur efisiensi dan penyusun anggaran bertanggung jawab untuk membelanjakan jumlah yang telah ditetapkan. Kelompok anggaran biaya ini dapat dipilah menjadi : - Anggaran biaya bahan baku : rencana besarnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang. - Anggaran biaya tenaga kerja langsung : rencana besarnya biaya yang akan dikeluarkan perusahan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung di dalam proses produksi dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. - Anggaran biaya overhead : rencana besarnya biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Anggaran biaya ini mencakup anggaran biaya bahan penolong adalah - Biaya Bahan Penolong (bahan tidak langsung) yaitu bahan tambahan yang



dibutuhkan



untuk



menghasilkan



suatu



produk



tertentu.



Misalnya, kain dan kancing dibutuhkan untuk menghasilkan pakaian, paku dan cat dibutuhkan untuk menghasilkan meja tulis, dsb., - Anggaran biaya tenaga kerja penolong adalah pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Misalnya, mandor dari para penjahit dan tukang kayu, satpam pabrik, dsb., - Anggaran biaya pabrikase adalah biaya-biaya



tambahan yang



dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong. Seperti biaya biaya listrik dan air pabrik, biaya telepon pabrik, depresiasi bangunan pabrik, biaya depresiasi



mesin, dsb., dan lain-lain.Anggaran biaya pemasaran :



rencana tentang besarnya biaya distribusi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan produknya. Yang mencakup anggaran biaya iklan, biaya angkut penjualan, gaji dan komisi wiraniaga, dan lain-lain. - Anggaran biaya administrasi dan umum : biaya yang direncanakan untuk operasi kantor administrasi di dalam suatu periode tertentu dimasa yang



6



akan datang. Mencakup anggaran biaya listrik, air, telepon, gaji pegawai, biaya bunga, dan lain-lain. c. Anggaran laba : besarnya laba yang diinginkan oleh perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Anggaran laba sebenarnya gabungan dan rangkuman dari anggaran pendapatan dan anggaran biaya. Sehingga dapat digunakan untuk : - Mengalokasikan sumber daya. - Merencanakan dan mengkoordinasikan aktivitas organisasi. - Alat pengecek akhir tentang efisiensi biaya yang dianggarkan. - Membagi tanggung jawab kepada semua manajer atas kinerja keuangan perusahaan atau divisi.



5. Perusahaan Manufaktur 5.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai (Rudianto, 2009). Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan industri dalam arti sempit, yang maksudnya adalah perusahaan yang mengolah suatu benda (bahan baku) menjadi produk yang hanya berupa barang saja untuk dijual (Nafarin, 2007). Organisasi manufaktur adalah jenis organisasi dari kelompok perusahaan yang menghasilkan barang. Dua kategori dasar bagi perusahaan manufaktur, yaitu (Herjanto, 2007) : 1. Continuous process industries : industri yang memproduksi barang dengan proses kontinyu. 2. Intemittent process industries : industri dengan proses terputus-putus atau sering disebut



discrete parts manufacturing yaitu industri yang



memproduksi barang secara proses individu atau unit per unit. Yang dibagi lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan sistem volume produksinya, yaitu : a.



Sistem volume rendah (jobbing shop production) : memproduksi berbagai jenis barang yang berbeda dengan volume produksi yang rendah (beberapa unit saja) untuk masing-masing jenis barang.



7



b.



Sistem volume menengah (batch production) : memproduksi barang dalam batch atau lot yang kecil dengan berbagai tahap pekerjaan, setiap tahap pengerjaan dilakukan untuk seluruh batch sebelum menuju tahap pengerjaan berikutnya.



c.



Sistem volume tinggi (mass production) : jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar (massal).



6. Contoh Kasus 6.1. INPUT ANGGARAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Input sebagai bahan baku untuk membuat anggaran tahunan 2 perusahaan menufaktur adalah nerasa, perhitungan rugi laba, dan informasi masa mendatang yang dapat disajikan pada tabel 11.1 dan 11.2. Tabel 11.1 PT ABC: Neraca 31 Desember tahun 1 (dalam ribuan rupiah) Keterangan



Rp



Keterangan



Rp



Kas



5.000



Utang dagang



2.000



Piutang



4.000



Utang bunga



1.800



Persediaan



4.475



Utang pajak



1.200



Harta tetap bersih



6.525



Utang jangka



5.000



panjang



Jumlah harta



20.000



Modal sendiri



10.000



Jumlah hutang dan



20.000



modal Keterangan Tabel 11.1: 1. Bunga hutang jangka panjang 20% per tahun. 2. Nilai persediaan: Rp 4.475.000, terdiri atas: (Bahan baku Rp 547.000 + barang jadi Rp 3.928.000)



Tabel 11.2 PT. ABC: Perhitungan Rugi-Laba 31 Desember tahun 1 Keterangan Penjualan



Rp 18.000



% 100,00



8



HPP



10.800



60,00



Laba Kotor



7.200



40,00



Biaya pemasaran



1.800



10,00



Biaya administrasi



900



5,00



Laba operasi



4.500



25,00



Bunga 20% x Rp 5.000



1.000



5,56



Laba sebelum pajak



3.500



19,44



Pajak 50%



1.750



9,72



Laba bersih



1.750



9,72



Deviden 80% x Rp 1.750



1.400



7,78



Laba ditahan



350



1,94



Rencana Aktiva tahun 2: Rencana penjualan: Produk X 60.000 unit @Rp 200, Y 40.000 unit @Rp 250. Proyeksi Persediaan: Awal X 20.000 unit, Y 8.000 unit. Akhir X 25.000 unit, Y 9.000 unit, Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya kredit. Data yang tersedia antara lain sebagai berikut: Tabel 11.3 Harga dan Pnggunaan Bahan Baku Keterangan



Bahan baku



Bahan baku



Bahan baku



A



B



C



Produk X



4



2



0



Produk Y



5



3



1



Persediaan awal (unit)



32.000



29.000



6.000



Persediaan akhir (unit)



36.000



32.000



7.000



Harga per unit (Rp)



12



5



3



Keterangan Tabel 11.3: Satu unit produk X digunakan bahan baku A 4 unit, B 2 unit, dan C 0 unit. Satu produk Y mneggunakan bahan baku A 5 unit, B 3 unit, dan C 1 unit. Upah buruh:



untuk membuat 1 unit produk X membutuhkan waktu 2



jam, tarif Rp 12 dan Y 3 jam tarif Rp 16. Biaya Overhead Pabrik: Tarif berdasarkan jam tenaga kerja langsung, tarif variable Rp 8 per hari, tarif tetap Rp



9



12 per jam; dari tarif tetap sebesar 20% adalah beban penyusutan aktiva tetap pabrik. Biaya pemasaran: Produk X Rp 680.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap devisi pemasaran Rp 180.000, dan untuk produk Y Rp 560.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap devisi pemasaran Rp 160.000. biaya adminitrasi: produk 1.000.000 untuk X dan untuk produk Y Rp 500.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap devisi administrasi Rp 100.000. Pajak perseroan 50%. Asumsi: Pembelian material dibayar tunai 50%, sisanya kredit; biaya pemasaran dan administrasi 60% dibayar tunai, sisanya utang biaya. Tahun mendatang seluruh utang daganng, utang pajak, dan utang bunga dibayar dan bunga dan pajak tahun yang bersangkutan dibayar tunai 50%, sisanya terutang. Deviden terutang semua taguhan tahun lalu dibayar tunai tahun depan. Penjualan aktiva tetap yang rusak Rp 600.000 dan dibeli aktiva tetap baru Rp 2.000.000 tunai angsuran hutang jangka panjang Rp 1.000.000.



10



6.2. OUTPUT ANGGARAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR 6.2.1. Anggaran Penjualan Tabel 11.4 Anggaran Pejualan Keterangan



(Rp)



Produk X = 60.000 x Rp 200



12.000.000



Produk Y = 40.000 x Rp 250



10.000.000



Jumlah



22.000.000



Keterangan Tabel 11.4 1. Pejualan tunai 70% x Rp 22.000.000 = Rp 15.400.000/penerimaan kas 2. Piutang dagang 30% x Rp 22.000.000 = Rp 6.600.000



6.2.2. Anggaran Produksi Tabel 11.5 Anggaran Produksi (dalam unit) Keterangan



Produk X



Produk Y



Penjualan



60.000



40.000



Ditambah persediaan akhir



25.000



9.000



Total



85.000



49.000



Dikurangi persediaan awal



20.000



8.000



Unit yang diproduksi



65.000



41.000



6.2.3. Anggaran Penggunaan bahan baku Tabel 11.6 Anggaran penggunaan bahan baku Ketrangan



Bahan baku A



Bahan baku B



Bahan baku C



@Rp 12



@Rp 5



@Rp 3



Produk X, 65.000 unit (4,2,0)



260.000



130.000



0



Produk Y, 41.000 unit (5,3,1)



205.000



123.000



41.000



Jumlah dalam unit



465.000



253.000



41.000



Jumlah dalam rupiah



5.580.000



1.265.000



123.000



11



6.2.4. Anggaran Pembeliaan Bahan Baku Tabel 11.7 Anggaran Pembelian Bahan Baku Keterangan Penggunaan



Bahan Baku A



Bahan Baku B



Bahan Baku



@ Rp 12



@ Rp 5



C @ Rp 3



465.000



253.000



41.000



Ditambah persediaan akhir 36.000



32.000



7.000



Jumlah



285.000



48.000



Dikurangi persediaan awal 32.000



29.000



6.000



Jumlah dalam unit



469.000



256.000



42.000



Jumlah dalam rupiah



5.628.000



1.280.000



126.000



501.000



Keterangan Tabel 11.7: 1. Jumlah pembelian = (5.628.000 + 1.280.000 + 126.000) = 7.034.000 2. Pembelian tunai 50% x Rp 7.034.000 = Rp 3.517.000/pengeluaran kas 3. Pembelian kredit 50% x Rp 7.034.000 = Rp 3.517.000



6.2.5. Anggaran Upah Buruh Tabel 11.8 ANggran Upah Buruh Keterangan



(Rp)



Produk X = 65.000 x 2 jam x Rp 12



1.560.000



Produk Y = 41.000 x 3 jam x Rp 16



1.968.000



Jumlah



3.528.000



Keterangan Tabel 11.8: 1. Seluruh upah buruh dibayar tunai



6.2.6. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tabel 11.9 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Keterangan



(Rp)



Produk X = 65.000 x 2 jam x Rp 20



2.600.000



Produk Y = 41.000 x 3 jam x Rp 20



2.460.000



Jumlah



5.060.000



Keterangan Tabel 11.9: 1. Penyusutan diperhitungkan 20% x Rp 5.060.000 = Rp 1.012.000 2. BOP per kas 80% x Rp. 5.060.000 = Rp 4.048.000 12



3. Dibayar tunai 80% x Rp 4.048.000 = Rp 3.238.400/pengeluaran kas 4. BOP terhutang = Rp 809.000



6.2.7. Anggaran Harga Pokok Produksi Tabel 11.10 Anggaran Harga Pokok Produksi



Keterangan



Produk X



Produk Y



65.000 unit



41.000 unit



(Rp)



(Rp)



Bahan A



3.120.000



2.460.000



Bahan B



650.000



615.000



Bahan C



0



123.000



Upah Buruh



1.560.000



1.968.000



Biaya overhead pabrik



2.600.000



2.460.000



Jumlah



7.930.000



7.626.000



Per unit



122



186



6.2.8. Anggaran Biaya Pemasaran Tabel 11.11 Anggaran Biaya Pemasaran Keterangan



(Rp)



Produk X



680.000



Produk Y



560.000



Jumlah



1.240.000



Keterangan Tabel 11.11: 1. Penyusutan Rp 340.000 2. Dibayar tunai 60% x Rp 900.000 = Rp 540.000 3. Terhutang 40% x Rp 900.000 = Rp 360.000



6.2.9. Anggaran Biaya Administrasi Tabel 11.12 Anggaran Biaya Administrasi Keterangan



(Rp)



Produk X



1.000.000



Produk Y



500.000



13



Jumlah



1.500.000



Keterangan Tabel 11.12: 1. Penyusutan Rp 300.000 2. Dibayar tunai 60% x Rp 1.200.000 = Rp 720.000 3. Terhutang 40% x Rp 1.200.000 = Rp 480.000



6.2.10. Anggaran Laba Rugi Tabel 11.13 Anggaran Laba Rugi Produk X



Produk Y



60.000 unit



40.000 unit



(Rp)



(Rp)



12.000.000



10.000.000



22.000.000



HPP



7.320.000



7.440.000



14.760.000



Laba kotor



4.680.000



2.560.000



7.240.000



680.000



560.000



1.240.000



Biaya Administrasi



1.000.000



500.000



1.500.000



Laba Operasi



3.000.000



1.500.000



4.500.000



Keterangan



Penjualan



Biaya Pemasaran



Total (Rp)



Bunga 20% x Rp 4.000.000



800.000



Laba sebelum pajak



3.700.000



Pajak 50% x Rp 3.700.000



1.850.000



Laba bersih



1.850.000



Deviden ditahan



925.000



Laba ditahan



925.000



Keterangan Tabel 11.13: 1. Pembayaran tunai bunga 50% x Rp 800.000 = Rp 400.000/pengeluaran kas 2. Pembayaran tunai pajak 50% x 1.850.000 = Rp 925.000/pengeluaran kas



6.2.11. Anggaran Kas Tabel 11.14 Anggaran Kas Keterangan Saldo awal Penjualan aktiva tetap yang rusak



(Rp) 5.000.000 600.000



14



Penerimaan piutang



4.000.000



Penerimaan tunai penjualan



15.400.000



Jumlah penerimaan kas



25.000.000



Pengeluaran: Utang dagang



2.000.000



Utang bunga



1.800.000



Utang pajak



1.200.000



Pembelian material



3.517.000



Upah buruh



3.528.000



Biaya overhead pabrik



3.238.000



Biaya pemasaran



540.000



Biaya administrasi



720.000



Bunga



400.000



Pajak



925.000



Pembelian aktiva baru



2.000.000



Angsuran hutang jangka panjang



1.000.000



Total pengeluaran



20.000.000



Saldo kas



4.131.600



6.2.12. Anggaran Neraca Tabel 11.15 Neraca Yang Dianggarkan Neraca 1 Januari s/d 31 Desember Keterangan



Rp



Keterangan



Rp



Kas



4.131.600



Utang dagang



3.517.000



Piutang



6.600.000



Utang bunga



400.000



Persediaan



5.337.000



Utang pajak



925.000



Utang biaya



1.649.600



Utang deviden Harta tetap bersih



Jumlah harta



6.273.000



22.341.600



925.000



Utang jangka panjang



4.000.000



Modal sendiri



10.000.000



Laba ditahan



925.000



Jumlah hutang dan modal



22.341.600



Keterangan Tabel 11.15 15



1. Bunga hutang jangka panjang 205 per tahun 2. Utang biaya = biaya ovehead Rp 809.600 + biaya pemasaran Rp 360.000 + biaya administrasi Rp 480.000) = Rp 1.695.600 3. Harta tetap bersih: (6.525 awal – 600 dijual) + 2.000 pembelian) – 1.625 penyusutan = Rp 6.273 4. Penyusutan aktiva tetap: devisi pabrik Rp 1.012 + devisi pemasaran Rp 340 + devisi administrasi Rp 300 = Rp 1.652



16



DAFTAR PUSTAKA Husnayetti. 2012. Anggaran Perusahaan Devinata Darofit. 2011. Analisis Anggaran Operasional Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). IPB Bogor.



17