Angkatan - 1980 1990 An [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH SASTRA INDONESIA ANGKATAN 1990-AN



DISUSUN OLEH:



Kelompok 11 Nurul Hatima



1951040002



Nunung Patricia



1951042005



Syayidatul Zuhra Al-Munawarah



1951042004



FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2019/2020 i



KATA PENGANTAR



Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas karunia-Nya. Sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini merupakan syarat untuk melengkapi nilai tugas Mata Kuliah “Teori sastra”. Keberhasilan makalah ini tidak lain juga disertai referensi-referensi serta bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Makalah ini juga memiliki kekurangan dan kesalahan, baik dalam penyampaian materi atau dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan ini juga dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai materi ini. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.



Penyusun



Makassar, 22 Maret 2020



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4 1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4 1.3 Tujuan...................................................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6 2.1 Periodisasi............................................................................................................................6 2.2 Angkatan 1980-1990-an......................................................................................................6 2.3 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980-1990-an.............................................................9 BAB III PENUTUP................................................................................................................11 3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11 3.2 Saran...................................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan tulisan indah, baik yang ditulis oleh pengarang dalam kurun waktu tertentu maupun pengarang pada zaman sekarang. Selain itu juga sastra dapat dipandang sebagai gejala sosial, karena menurut Sangidu (2005:41) karya sastra merupakan tanggapan penciptanya    



(pengarang)



terhadap



dunia



(realita



sosial)



yang



dihadapinya.



Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk pada “kesusastraan”



atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Sastra biasa dibagi sastra tertulis atau sastra lisan. Sastra sebagai pengalaman batin, memperluas emosi pembaca, juga sebagai media pendidikan/ pengajaran dan memberikan inspirasi. Karya sastra sebagai hak cipta manusia selain memberikan hiburan dengan nilai baik, nilai keindahan, susunan adat istiadat, suatu keyakinan dan pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra.                 Masalah angkatan dalam sastra indonesia hingga kini masih tetap di perdebatkan. Perbedaan kriteria atau titik tolak pandangan dalam membuat penggolongan angkatan ini, menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Masalahnya menjadi semakin sulit, karena kriterianya tidak saja berdasarkan perurutan waktu, tetapi juga berdasarkan “nilai-nilai” tertentu. Bakri Siregar mencoba menjelaskan masalah ini.dia juga melihat telah lahir suatu angkatan baru dalam sastra indonesia, yang dalam penampilannya di tandai oleh protes sosial yang ditunjukan kepada penolakan otoritas total dalam semua bidang. Secara instrinsik hal ini diwujudkan dalam penolakan wawasan estetika dari angkatan sebelumnya. Sejarah Sastra Indonesia merupakan ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu di Indonesia. Selain itu, sejarah sastra merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari tentang sastra dengan berbagai permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja periodisasi sejarah sastra Indonesia? 2. Bagaimana sejarah sastra Indonesia pada angkatan 1980-1990-an? 3. Siapa saja penulis sastra Indonesia pada angkatan 1980-1990-an? Berikut contohnya!



  4



1.3   Tujuan 1. Untuk mengetahui periodisasi sejarah sastra Indonesia. 2. Untuk mengetahui sejarah sastra Indonesia pada angkatan 1980-1990-an. 3. Untuk mengetahui sastrawan Indonesia pada angkatan 1980-1990-an.



BAB II 5



PEMBAHASAN 2.1 Periodisasi Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: 1) Lisan 2) Tulisan Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan: 1) Angkatan Pujangga Lama 2) Angkatan Sastra Melayu Lama 3) Angkatan Balai Pustaka 4) Angkatan Pujangga Baru 5) Angkatan 1945 6) Angkatan 1950 - 1960-an 7) Angkatan 1966 - 1970-an 8) Angkatan 1980 - 1990-an 9) Angkatan Reformasi 10) Angkatan 2000-an



Akan tetapi, kami hanya membahas salah satunya saja. Yaitu, Angkatan 1980-1990-an. 2.2 Angkatan 1980-1990-an Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie. Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur. Mira W dan 6



Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya. Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat. Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini. Ciri-ciri Angkatan 90: 1. Kecendrungan dominan dari penyairnya yaitu lebih menyodorkan unsur asketik di antara kerumunan tema-tema sosial yang menghinggapi generasi penyair 90-an. 2. Semakin banyak karya-karya sastra yang diterbitkan tanpa ketakutan apapun. 3. Ditandai dengan banyaknya roman percintaan. 4. Mulai memunculkan masalah gender. 5. Mulai muncul sastrawan wanita yang menonjol. Pelopor Angkatan 90: Ayu Utami adalah salah satu pelopor atau tokoh yang paling populer pada angkatan 90 dengan karyanya Saman diantaranya yang memenangkan sayembara penulisan roman dewan Kesenian Jakarta 1998.          Sedikit singkat mengenai Ayu Utami, Justina Ayu Utami (lahir di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968; umur 43 tahun) adalah aktivis jurnalis dan novelis Indonesia, ia besar di Jakarta dan menamatkan kuliah di Fakultas SastraUniversitas Indonesia.           Ia pernah menjadi wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Tak lama setelah penutupanTempo, Editor dan Detik di masa Orde Baru, ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen yang memprotes pembredelan. Kini ia bekerja di jurnal kebudayaan Kalam dan di Teater Utan Kayu. Novelnya yang pertama, Saman, mendapatkan sambutan dari berbagai kritikus dan dianggap memberikan warna baru dalam sastra Indonesia. 7



         Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu tiga tahun Saman terjual 55 ribu eksemplar. Berkat Saman pula, Ayu mendapat Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, yang mempunyai misi mendukung dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Akhir 2001, ia meluncurkan novel Larungnya. Perdebatan yang Terjadi pada ngkatan 90: Pada tahun 1994, tiga media cetak ditutup Pemerintah: Tempo,Editor, dan Detik. Inilah yang merangsang insiatif untuk membangun Komunitas Utan Kayu. Maka berdirilah Institut Studi Arus Informasi (1995) dan Galeri Lontar (1996) di sebuah kompleks bekas rumah-toko di Jalan Utan Kayu 68-H Jakarta Timur. Menyusul kemudian, Teater Utan Kayu (1997).             Ketika dulu banyak perdebatan antar individu, kini perdebatan itu tertuang dalam sebuah komunitas-komunitas. Perdebatan itu sekarang milik Komunitas Utan Kayu (KUK) atau lebih khusus kepada Teater Utan Kayu (TUK) dengan Komunitas Ode Kampung (KOK).    



TUK yang dihuni seniman tenar (Nirwan Dewanto, Sitok Srengenge, Goenawan



Mohamad, Ayu Utami, dan Eko Endarmoko) menjadi pengendali sekaligus aset terpenting dalam keberadaan komunitas ini. Mereka menghasilkan sebuah eksklusivitas tanpa merambah sastra komunitas lain. Banyak karya sastra yang dihasilkan dari komunitas ini, dengan gaya yang begitu bebas. Memakai gaya yang dulu dianggap begitu tabu, kini dipergunakan dengan lantang dan santainya. Salah satu tokohnya, Ayu Utami, yang terlihat dalam novel Saman dan Larung. Dalam novel ini Ayu menggunakan kebebasan dalam bersastra hingga menggunakan bahasa yang vulgar. Goenawan Mohamad menganggapnya sebagai suatu risiko dalam kesusastraan Indonesia modern. Akibat yang harus ditanggung jika sastra kita ingin menuju pada tahap modern.    



Perdebatan antara KUK dengan TUK-nya dan KOK dengan Boemipoetra-nya



hanyalah sebagai perdebatan sastra bocah. Perdebatan yang dikeluarkan bukan bersifat membangun, tidak seperti yang dilakukan oleh tahun-tahun dulu. Ketika itu perdebatan pertama yang muncul antara STA dan Armijn Pane adalah mencakup hal dasar, yaitu dasar budaya bangsa kita: barat atau timur.       Pada majalah Recak dapat diketahui bahwa letak perdebatan ini karena 8



ketidaksenangan Saut Situmoranng melihat Goenawan Mohamad memanfaatkan mitos baru tentang TUK yang mulai menggeser keberadaan Horizon dan TIM untuk mendominasi dunia sastra Indonesia dalam memenuhi ambisi ekstraliterer mereka. Hal tersebut dimulai dengan skandal menangnya novel Saman di Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Setelah itu penghargaan kepada Ayu Utami dari Prince Claus Award karena karyanya dianggap meluaskan batas penulisan dalam masyarakat. Dalam Saman, Ayu Utami tidak sungkan-sungkan membahas masalah seks. Tapi mungkin zamannya sudah berubah, kini masalah seks sudah bukan merupakan hal yang tabu untuk diungkapkan. Ironis, bahwa yang mengungkap secara detail dan sedikit jorok dalam novel ini adalah justru seorang wanita yaitu Ayu Utami. 2.3 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990-an 



Ahmadun Yosi Herfanda: Ladang Hijau (1980) Sajak Penari (1990) Sebelum Tertawa Dilarang (1997) Fragmen-fragmen Kekalahan (1997) Sembahyang Rumputan (1997)







Y.B Mangunwijaya: Burung-burung Manyar (1981) Darman Moenir Bako (1983) Dendang (1988)







Budi Darma: Olenka (1983) Rafilus (1988) Sindhunata Anak Bajang Menggiring Angin (1984)







Arswendo Atmowiloto: Canting (1986)







Hilman Hariwijaya: Lupus - 28 novel (1986-2007) Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003) Olga Sepatu Roda (1992) Lupus ABG - 11 novel (1995-2005) 9







Dorothea Rosa Herliany: Nyanyian Gaduh (1987) Matahari yang Mengalir (1990) Kepompong Sunyi (1993) Nikah Ilalang (1995) Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)







Gustaf Rizal: Segi Empat Patah Sisi (1990) Segi Tiga Lepas Kaki (1991) Ben (1992) Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)







Remy Sylado: Ca Bau Kan (1999) Kerudung Merah Kirmizi (2002)







Afrizal Malna: Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987) Yang Berdiam Dalam Mikropon (1990) Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991) Dinamika Budaya dan Politik (1991) Arsitektur Hujan (1995) Pistol Perdamaian (1996) Kalung dari Teman (1998)



10



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Pada akhir bab ini kami pemakalah menarik kesimpulan bahwa salah satu pelopor pada angkatan 90 ini Ayu Utami dengan karyanya “Saman”. Karya-karya populer yang berkembang menunjukan adanya peningkatan kemajuan sastra dari massa pembacanya.             Sebetulnya angkatan 90 ini masih diragukan apakah ini merupakan angkatan atau bukan, kerena menurut kami angkatan 90 banyak berbau dengan angkatan 2000 atau angkatan reformasi. Seperti pada angkatan-angkatan sebelumnya bahwasanya angkatan 90 ini pun penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran dengan sastrawan wanita yang menonjol.             Selain itu, Pada masa itu ilmu sastra Indonesia tampak semakin mapan, penelitian makin merak dimana-mana, dan penerbitan pun terbilang berlimpah ruah. Karya-karya yang sulit terbit pada masa sebelumnya ternyata pada angkatan ini dapat diterbitkan tanpa ketakutan apapun. Kita dapat mengetahui bahwa Sejarah Sastra Indonesia tidak pernah berhenti. Sastra Indonesia juga memiliki dua faktor yaitu secara lisan dan tulisan. Selain itu, Sastra Indonesia mempunyai banyak angkatan sesuai berjalannya waktu yaitu: Angkatan Pujangga Lama, Angkatan Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan 1945, Angkatan 1950-1960-an, Angkatan 1966-1970-an, Angkatan 1980-1990-an, Angkatan Reformasi, dan Angkatan 2000-an. 3.2 Saran Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat dijadikan suatu pedoman untuk kalangan umum. Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



11



DAFTAR PUSTAKA



Budianta. Melani dkk. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera, 2003. E. Ulrich Kratz. 2000. Sejarah Sastra Indonesia Abad XX. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. _____________. 1988. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara. Kratz E. Ulrich. 2000. Sejarah Sastra Indonesia Abad XX. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. K.S. Yudhiyono. 2007. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo. _____________. 1988. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara. Melani Budianta. Dkk. 2003. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera. Nurhasanah. Een. 2014. Diktat Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo. Yudiono K.S. 2007. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo. https://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA ahUKEwiPqNyuq9bIAhWBmZQKHbOOC2U&url=https%3A%2F %2Fid.wikipedia.org%2Fwiki %2FSastra_Indonesia&usg=AFQjCNEVwYkLnR4MsJhTYf8PP7_OmMDWQ&sig2=izGez7O5_RC-pRQh3uLBKg http://sesarjackson.blogspot.co.id/2013/05/periodisasi-sastra-indonesia-dan-latar.html http://genpena.blogspot.co.id/2013/04/mengenal-sastra-indonesia.html



12