Anwarul Qudsiyah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ADABNYA SEORANG MURID Tugas Ini Diberikan Untuk Ujian Akhir Semester II Mata Kuliah “Anwarul qudsiyah”



Dosen Pengampu: Ahmad Syatori, M.Fil,l Disusun Oleh: Nur Rachmawaty NIMKO: 18-0641



MA’HAD ALY AL-FITHRAH TAKHASSUS TASAWWUF DAN TAREKAT (TASAWWUF WA TAREKATUHU) Jl. Kedinding lor No. 99 Surabaya ma’[email protected] 085103006049 2020-2020



BAB I



Adab Murid Dalam bab ini menjabarkan bagian adab murid kepada dirinya sendiri serta mencantumkan ungkapan-ungkapan masyayikh mengani hal tersebut. Ketauhilah, bahwa adab murid itu sangatlah banyak dan sukar untuk menelitinya secara detail satu per satu. Akan tetapi disini akan memilih sisi yang baik, patut dan pantas mengenai tugas syaikh yang memberi solusi dan jalan keluar kepada murid yang mempunyai problem pada dirinya, baik yang tersembunyi atau yang tampak. Sungguh Allah telah



menebarkan disetiap ruh segala macam kebaikan dan



keburukan. Tidaklah seorang guru memerintahkan atau melarang sesuatu kepada murid kecuali sesuatu tersebut tersimpan diruhnya murid. Dan tidak ada sesuatu yang diberikan oleh guru kepada murid yang menentang atau yang keluar darinya. Karena sesungguhnya murid itu menjadi urusan pertama seorang guru. Sesuatu atom yang tersembunyi itu yang didalamnya mengandung sebuah tabiat disini diibaratkan kejujuran dan kebohongan didalam bertoriqoh. Jika murid tersebut sodiq(estu) kepada gurunya maka ia akan menuai ke-estuannya, sehingga ia dimuliakan oleh masyarakat sekitarnya dan mereka juga akan kecipratan keberkahannya. Bahkan sampai tersebar dipelosok negeri dan mereka juga akan mendapatkan kemanfaatannya, dan akan tampak pula keestuannya kesolehannya sehingga dia tidak bisa lari dan menyembunyikan kesolehannya dari masyarakat luas. Begitupun sebaliknya. Ketika murid itu kadzib(pendusta) dalam bermahabbah kepada gurunya, maka ia akan terperosok dan terjerat dalam kemunafikan sampai terkenal pada seluruh masyarakat dan pelosok-pelosok negeri, sehingga meskipun ia ingin menampakkan kebaikkanya(sok-sokan baik) maka ia tak akan mampu. Karena segala perbuatan kejinya itu bisa membohongi pengakuannya, dan akan terbuka keburukannya serta terpisah dari toriqoh gurunya. Sehingga ia akan mendapatkan konsekuensi dari kebohonganya sesuai ketetapannya Allah SWT. Bisa jadi Allah akan memberinya bau harum dari bau estu dan kemudian akan mencabut sekeras-kerasnya darinya. Para ulama’ sufi bercerita dalam ungkapan ini : Ketika seorang murid yang keluar dari jalannya fuqoroo’ , maka ia tidak akan mendapatkan sedikit bekas dari fuqoroo’ tersebut, dan dia akan dicampuri kotoran meskipun hanya sehelai rambut kotoran tersebut akan menguasi dirinya, walaupun dia berpakaian seperti halnya



orang sufi, menampakkan diri sebagai fuqoroo’ dan manusia akan memandangnya tidak memiliki adab dan akan tampak jelas dihadapan manusia. Wahai saudaraku bersungguh-sungguhlah mencari jalannya orang-orang yang dekat dengan Allah, jika tidak kamu akan tertolak meskipun jarak yang telah kamu tempuh itu menghabiskan waktu yang lama. Karena hanya Allah lah yang mampu memberikan hidayah kepadamu, dan Ketika kamu telah mengetahui hal tersebut, maka akan kusampaikan bahwa taufik adalah milik Allah semata. Salah satu adabnya seorang murid adalah cinta terhadap gurunya, karena seorang guru dapat menjadi petunjuk meskipun guru itu tidak tampak secara dhohir sebagaimana dalil dalam berdebatan yang dilakukan pada malam yang gelap gulita, seorang guru tersebut mampu memberikan petunjuk, kewajiban dari mahabbah itu to’at dan Ketika tidak adanya rasa cinta maka akan menjadi pertentangan , dan barang siapa yang menentang dalil dari gurunya dia akan sesat dalam perjalanannya, akan terputus dan akan rusak. Kreteria seseorang yang bersungguh-sungguh cintanya terhadap guru, ia tidak akan bisa dibelokkan dari apapun , dan tidak bisa diragukan oleh beberapa pedang sekalipun meskipun itu membahayakan dirinya, Sebagian orang yang mengaku cintanya terhadap guru, mereka tidak akan bisa dipalingkan meskipun ditinggal atau disiksa dia akan tetap setia terhadap dan ridho terhadap gurunya, dan hal tersebut telah lumrah baik di kalangan orang khusus ataupun orang awam, kemudian hari dia berdiri dan melantunkan syair fuqoroo’: **walaupun aku disiksa setiap pagi dan malam tanpa adanya kesalahan atau dosa saya akan tettap ridho** Lalu ada seorang murid-murid yang cerdas mengatakan : kamu berbohong! Maka seketika itu dia duduk , dan wajahnya sampai tampak berubah, dan dilihat dari kejadian itu para orang fuqoroo’ sepakat terhadap apa yang diucapkan oleh seorang tersebut dalam kebohongannya , fuqoroo’ berkata bagaimana kami bisa percaya apa yang kamu katakan ? kamu saja bisa terpengaruh dengan omongan orang lain, Ketika kamu tidak mampu menaggung satu masalah saja, lantas bagaimana kamu bisa menerima siksaan setiap pagi dan malam tanpa adanya suatu kesalahan, kemudian dia beristigfhar dan mengakui kebohongannya. Bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku



dalam mencintai guru maka akan mendapatan seluruh kebaikan karena Allah-lah yang maha memberi petujuk. sesungguhnya ia tidak masuk dalam pengawasan seorang guru sampai murid tersebut mau bertaubat atas dosa-dosanya baik secara dhohir, maupun batin, seperti halnya fitnah, meminum khamar, hasut, dengki dan yang lainnya, oleh karena itu wajib baginya untuk mencari ridho, dan menjauhi sesuatu yang berhubungan dengan harta maka ia akan menghadap kehadiran Allah, seseorang yang belum suci atas dosadosa baik secara batin atau dhohir, maka ia tidak sah masuk dalam pengawasan seorang guru, maka hukum tersebut sama halnya dengan hukum mendirikan sholat yang mana dalam badannya, atau pakaian yang dipakainya itu najis, maka tidak cukup hanya dengan mangalirkan air untuk berwudhu’ dan sholatnya dianggap batal meskipun dia berguru pada ulama’ besar itu tidak bisa untuk mengantarkannya pada kehadirat Allah kecuali ia bersuci terlebih dahulu. Pada bab ini menjelaskan tentang kelalaian manusia yang telah melakukan perjanjian sebagai seorang murid, ia lalai atas dosa-dosanya baik dosa secara dhohir, ataupun batin, selain dari pada itu haknya seorang hamba itu masih mengurus akan hartanya ,maka ia tidak sah memperoleh dalam perjalannya, saya mendengar guruku terhadap qowaas, qowaas berkata jalannya orang yang menggadap kehadirat Allah itu seperti jalan masuk menuju surga, oleh karenan itu tidak sah bagi salah satu penduduk surga yang masih memenuhi haqul adami seperti halnya yang dijelaskan dalam hadits shohih mengenai masuk pada jalan menuju jalan kehadiran Allah. Dan kaedah dari taubat itu Kembali menuju jalan Allah dari suatu perkara yang tercela, yang tidak sesuai dengan aturan syari’at menuju pada sesuatu hal-hal yang terpuji yakni sesuatu yang sesuai dengan syari’at, setiap orang yang bertaubat dengan kadar tingkatannya dan terkadang ada seseorang yang dipuji oleh orang, dia biasa saja, tapi Sebagian orang lain lagi malah mentaubati setiap pujian yang dilontarkan. Dalam penjelasan mengenai tentang (kebaikan yang dilakukan orangorang baik adalah kejelakan dimata orang yang tinggi derajatnya ), maka ketahuilah sesungguhnya yang melakukan pelanggaran ,makan karena nafsu ,slalu melakukan perkara yang diharamkan, dan Ketika orang itu slalu melakukan hal tersebut maka akan jauh dari jalan menuju Allah ibarat jauhnya jarak antara langit dan bumi, dan bukan rahasia lagi ketika



jiwa tersebut mengikuti ajakan kebohongan dari pada



ajakan kebenaran dalam melakukan taubat maka taubat disini dianggap dusta, dan



tidak akan diterima taubatnya kecuali dengan adanya penyaksian kebenaran dari gurunya dalam tiap tingkatan dalam taubat, sehingga sampai pada tingkatan taubat dari setiap kelalaiannya akan menyaksikan Allah setiap kejapan mata, kemudia naik pada tinggkatan yang lebih tinggi Dalam



beberapa



jangka



waktu,



ia



slalu



berada



dalam



maqam



mengagungakan Allah, dan inilah yang menjadi puncak dari taubat yang diperbincangkan ulama’ sufi Macam-macam Taubat yakni taubat dari dosa besar, dosa kecil, dosa dari hal yang dimakhruhkan, taubat dari dosa tidak melakukan kesunahan, melihat kebaikan pada dirinya , taubat dari pandangan bahwa ia dianggap sebagai orang yang fakir terhadap zaman atau ia merasa bahwa dirinya termasuk salah satu orang yang miskin dizamannya. dalam perihal ini Allah akan slalu menyertai orang yang bersungguhsungguh dalam memerangi hawa nafsu dan tidak akan pernah didamaikan dengan itu, syaikh Abu Ali Ad-daqaq berkata “ siapapun yang menghiasi dhohirnya dengan mujahadah, maka Allah akan menghiasi batinnya dengan kesaksiannya, dan barang siapa yang tidak bersunggu-sungguh dalam permulaanya menghadap kepada Allah dengan memerangi hawa nafsunya , dia tidak bisa mencium bau dari jalan tersebut (jalan menju kehadirat Allah), karena itulah merupakan keistimewaan jalan menuju Allah, sehingga ketika Allah tidak memberikan semuanya, mana mungkin Allah akan memberikan hanya sebagian saja. Abu ustamn Al-Magribi berkata : barang siapa yang menyangkan bahwa jalan menuju Allah akan diraih tanpa adanya mujadahah, maka apa yang dikehendakinya tidak akan tercapai , adapun abu Ali Ad-Daqaa’ berkata : barang siapa yang pada awal tidak bisa mencapai(jalan menuju Allah) maka diakhirnya mpun tidak akan memperoleh kedudukan , dan ada juga Hasan al-a’raar berkata : macammacam jalan menuju Allah bagi seorang murid itu ada 3 perkara, yaitu seorang murid tersebut tidak akan makan kecuali dalam keadaan terdesak atau butuh, tidak tidur kecuali tanpa sengaja , tidak berbicara kecuali kebutuhan syari’at, dan Sayyid ibroohiim bin ahdam berkata : seorang laki-laki atau murid tidak akan memperoleh derajat orang-orang sholih kecuali dengan 6 perkara yaitu mujahadah linafsi, serta rendah diri, tidak tidur semalaman yang digunakan untuk menghadap kepada Allah serta tidak cinta akan dunia, senang dengan ajaran gurunya, sedikit harapan, dan Asyab’li berkata : setiap kali beliau mengantuk beliau selalu memukul dirinya dengan



2 buah bambu, bahkan sampai bambu itu hancur sebelum sabuh (karena pukulan beliau yang keras) , dan juga beliau memakai garam untuk mencelaki mata beliau sampai beliau tidak bisa tidur , beliau juga selalu (banyak )memukulkan tangan dan kakinya pada tembok atau dinding rumahnya ketika beliau tidak menemukan barang untuk memukul dirinya, motto beliau adalah “apa yang aku kerjakan adalah sesuatu yang mengerikan untuk diriku. Saya berkata: prihal pembahasan perkara ini, tidak semestinya seseorang berpaling dari para pemimpinnya, karena hal ini termasuk bagian bab (kategori) pekerjaan yg lebih ringan terhadap 2 kerusakan bagi mereka. Mereka memandang pedihnya rasa sakit yg di emban lebih ringan dari pada mengemban kelupaan terhadap Allah sebab tidur atau yg lainnya. Kebalikan keterangan itu akan menimpa selain mereka. Dalam hal ini seseorang murid hanya berbicara dan diam kecuali dalam keadaan yang darurot atau berbicara mengeni kebutuhan syari’at, meninggalkan perkataan yang tidak ada faedahnya, dan semua ini sudah masuk dalam ranah salah satu dari rukun-rukun riyadhoh. Basyar bin haris berkata : “jika ada seseorang yang mengagumi



ucapanmu,



maka



diamlah,



dan



Ketika



seseorang



mengagumi



kediamanmu maka berbicaralah, karena sesungguhnya dalam sebuah ucapan itu merupakan batasan diri, dan merupakan dhohirnya sifat yang terpuji .