Argumentasi Kritis Transformasi Ki Hajar Dewantara Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Anne Melia Program : PPG PRAJABATAN 2022 Bidang Studi : Kimia Argumentasi Kritis Transformasi Ki Hajar Dewantara Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh yang sangat berjasa membangun Pendidikan di Indonesia. Pendidikan di masa lalu dan masa kini sangatlah berbeda jauh. Pendidikan di masa lalu tidak dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat pendidikan melainkan dibatasi dan diperuntukan bagi bangsa Eropa yang menguasai nusantara dan para bangsawan. Rakyat biasa tidak diperkenankan sama sekali untuk mengenyam pendidikan hal ini terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama hingga muncul tokoh-tokoh pembaharu yang memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan terutama dalam bidang pendidikan salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara. Perjuangan Ki Hajar Dewantara dimulai dari sekolah “Adidarma” pada tahun 1921 yang didirikan oleh kakaknya R.M. Suryopranoto. (Djumhur, 1976; 171). Tanggal 3 Juli 1922 babak baru perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan dimulai yaitu dengan mendirikan Taman Siswa yang mula-mula bernama “National Onderwijs Instituut Taman Siswa” yang pertama di Jogjakarta. Taman Siswa terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya Taman Indriya (Taman Kanak-Kanak Taman Siswa) bagi anak-anak yang berumur 5-6 Tahun, Taman Anak (kelas I-III) bagi anak-anak berumur 6-7 Tahun – 9-10. 3), Taman Muda (IV-VI) bagi anak-anak yang berumur 10-11 tahun – 12-13 tahun, Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), dan Taman Guru. Ki Hajar Dewantara tergabung dalam 3 serangkai dalam wadah Indische Partij, Bersama rekannya beliau menyeru kepada masyarakat untuk melawan penindasan kolonialisme dalam kemasan yang mengajar dan mendidik. Selama diasingkan di negeri penjajah beliau tetap mencurahkan gagasan-gasannya dalam bentuk tulisan. Selama perjalanan hidupnya, Ki hajar dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan pada Kabinet RI yang pertama (19 Agustus – 15 November 1945) (wiryopranoto dkk 2017). Walaupun beliau telah tiada, semangat dan kepribadiannya tetap menjadi suri tauladan dalam dunia pendidikan. Visi dan misinya dalam dunia pendidikan memiliki relevansi dengan permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia dewasa ini, yang sedang bekerja keras untuk melepaskan diri dari ketertinggalan segera menggapai kemajuan di tengah-tengah persaingan internasional yang kian sengit. Karena jasanya yang sangat besar dalam dunia Pendidikan, hari lahir Ki hajar Dewantara diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, yakni 2 Mei. “Ki Hadjar Dewantara berharap dapat mewujudkan kemerdekaan berpikir peserta didik melalui pendidikan. Pada saatnya, pendidikan akan membawa peserta didik pada kemerdekaan yang lebih utuh. Maka, pendidikan adalah bagian integral dari proses memerdekakan Indonesia”. Sudah sepantasnya harapan dan perjuangan Ki Hajar Dewantara tidaklah menjadi sia-sia, sebagaimana suri tauladan sikap, semangat, tekad, kepekaan, visi dan kearifan yang diperlihatkannya untuk bangsa dan negaranya dalam mencapaidan mengisi cita-cita kemerdekaan. Referensi: Djumhur., Danasuparta. (1976). Sejarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu Bandung Wiryopranoto S, Herlina N, marihandono D, Tangkilisan YB. 2017. Perjuangan Ki Hajar Dewantara dari Politik ke Pendidikan. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan