Arsitektur Dan Iklim [PDF]

  • Author / Uploaded
  • febi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIA



: ARSITEKTUR NUSANTARA



DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH



: Ir. PILIPUS JERAMAN , MT



TUGAS MINGGUAN 2 “Tanggapan Arsitektur Nusantara Terhadap Iklim Tropis Lembab”



DI SUSUN OLEH : STEFANI FEBRIANTI SEA WAY (221 18 004)



PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2020



ABSTRAK



Iklim merupakan faktor alam yang sangat penting bagi eksistensi arsitektur sebuah bangunan di seluruh permukaan bumi. Iklim memiliki banyak unsur yang sangat berpengaruh bagi penerapan dalam bangunan arsitektur. Sehingga mengakibatkan manusia merancang bangunannya sebagai tempat hunian, aktivitas atau kerja, dan lain-lain dengan memanfaatkan kondisi alam dan iklim agar memperoleh kenyamanan thermal. Bentuk bangunan di suatu wilayah tidak akan sama, sekalipun bangunan tersebut berada dalam satu kawasan pembagian iklim. Namun, jika ditinjau secara klimatik bentuk arsitektur diakibatkan karena bentuk bangunan yang seiring dengan kondisi alam, matahari, angin, cuaca, bahkan iklim yang ada di wilayah tersebut. Pemahaman terhadap prinsip arsitektur tropis lembab di Indonesia, sangat perlu untuk menciptakan bangunan dengan ruang-ruang yang nyaman dan sehat. Selain itu dengan mengantisipasi permasalahan dan memanfaatkan potensi iklim tropis lembab, akan didapatkan hal yang sangat penting, yakni penghematan energi, pelestarian lingkungan dan penghematan sumberdaya alam. Oleh karena itu untuk mewujudkan arsitektur yang berkelanjutan dan sesuai dengan alam serta budaya Indonesia. Perlu dipelajari local wisdom atau kearifan lokal pada arsitektur Nusantara yang dapat dipadukan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan modern yang bersifat global untuk mewujudkan arsitektur masadepan yang berkelanjutan.



Kata Kunci : Arsitektur nusantara terhadap iklim tropis lembab



Pendahuluan Arsitektur yang berupa bangunan dan lingkungannya yang di bangun untuk mampu menjawab kebutuhan manusia dan mengangkat derajat hidup manusia menjadi lebih baik, sehingga tidak bias dilepaskan dari perkembangan kebudayaan manusia dan perbedaan iklim yang ada di wilayah tersebut. Arsitektur merupakan buah dari budaya yang dikembangkan oleh masyarakat secara terus-menerus (Rapport, 1969). Posisi



relative



terhadap



garis



peredaran



matahari,



keberadaan



permukaan air dan laut, pola pergerakan angin, profil permukaan bumi, serta kerapatan jenis vegetasi, merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur di suatu wilayah (Lakitan, 2002). Pengaruh iklim bagi arsitektur bangunan dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya adalah dari segi bentuk arsitektur dan bahan bangunan. Perencanaan arsitektur bangunan seharusnya memperhatikan keselarasan dan kesesuaian antara kebutuhan manusia dengan kondisi lingkungan sekitar, alam bahkan cuaca maupun iklim yang ada disuatu wilayah. Seiring dengan hal tersebut, pemilihan bahan atau material bangunan dan penggunaan teknologi bahan pada suatu bangunan diharapkan agar alami dan tidak meberikan dampak



negatif



terhadap



kelestarian



alam



dan



habitatnya



serta



keberlangsungan hidup makluk yang di sekitarnya. Arsitektur bangunan yang menyesuaikan diri dengan alam dan iklim sangat banyak dijumpai dipermukaan bumi yang tersebar diberbagai wilayah pembagian iklim. Bangunan tersebut masih tetap eksis atau bertahan sampai sekarang dan terjaga subtainabilitasnya. Salah satu indikator keberhasilan bangunan dalam menjaga keberadaannya adalah pemakaian energi yang efisien atau hemat.



1. Tinjauan Pustaka 1.1



Iklim Tropis Lembab (Panas, Hujan, Kelembapan) Iklim mempunyai dampak yang kuat terhadap pembentukan sebuah



rancangan bangunan. Iklim sebuah wilayah akan mempengaruhi respon dalam membentuk kenyamanan beraktifitas pengguna. Respon rancangan dari masing-masing iklim membentuk tipologi bentuk yang secara umum dikenal dengan arsitektur lokal. Karakteristik iklim tropis lembab mempunyai derajat kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Dampak dari kondisi tersebut adalah banyak terdapat bukaan dan naungan berupa sosoran. Sepanjang tahun mempunyai temperatur rata-rata yang tinggi, sehingga memepengaruhi bangunan mempunyai bukaan yang mempertimbangkan aliran udara. Kondisi tersebut berhubungan dengan diurnal yang rendah sekitar 8 derajat Celsius, akibat variasi temperatur yang rendah. Radiasi matahari bervariasi dengan kondisi sering berawan. Tujuan dari perancangan di daerah tropis lembab adalah mereduksi temperatur internal, memaksimalkan ventilasi untuk efektifitas evaporasi, proteksi terhadap sinar matahari, hujan dan serangga. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam iklim tropis lembab antara lain : -



Temperatur dalam ruangan diusahakan tidak lebih tinggi dari temperatur luar. Potensi terbesar adalah dengan memaksimalkan shading.



-



Memperbesar volume ventilasi untuk menghilangkan panas dalam ruangan



-



Menjaga Mean Radiant Temperature serendah mungkin dengan reflective roof, separate ceiling, ventilated attic, low emissive roof material, reflective foil above ceiling, insulated ceiling.



-



Bangunan diusahakan mempunyai bahan lightweight untuk mempercepat pendinginan dimalam hari.



-



Elevasi timur dan barat dihindari sebesar mungkin. Dinding bersifat reflektif dan mempunyai insulasi yang baik.



-



Orientasi utara dan Selatan diusahakan mempunyai bukaan besar untuk ventilasi. Ruangan didalam bangunan diusahakan agar mendorong terjadinya cross-ventilation.



-



Bukaan dibuat untuk proteksi terhadap matahari, hujan, serangga.



-



Terdapat ruang-ruang yang dapat mengoptimalkan masuknya udara segar. Orientasi bangunan sebaiknya mempertimbangkan adanya aliran udara dingin yang masuk bangunan.



-



Konflik antara orientasi yang mempertimbangkan radiasi marahari dan aliran udara sebaiknya diselesaikan dengan melakukan kontrol terhadap radiasi matahari, dengan membuat rancangan yang memodifikasi antara aspek bangunan dan lansekap untuk mengarahkan aliran udara segar.



-



Untuk bangunan tunggal sebaiknya lebih banyak mempertimbangkan aliran udara segar.



2. Tanggapan Arsitektur Nusantara terhadap Iklim Tropis Lembab



(Google, 2020) Iklim di Kabupaten Lembata adalah tropis dengan musim kemarau yang panjang rata-rata 8 – 9 bulan dan musim hujan yang relatif singkat rata-rata 3-4 bulan. Kampung Lamagute merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa Lamagute memiliki sebuah kampung adat bernama Watunlewopito yang terletak dikaki gunung Ile Ape, yang lokasi berada di bagian tertinggi dari desa Lamagute. Rumah pada kampung adat Watunlewopito tidak memiliki dinding. Keadaan seperti ini selain menjadi warisan dari leluhur mereka, juga sebagai salah satu cara agar agin dapat masuk dengan mudah ke dalam rumah mengingat desa mereka memiliki udara yang cukup panas.



(Hasil Survey Kelompok, 2020)



Namun, beberapa rumah di kampung adat Watunlewopito memilih menggunakan dinding bermaterial bamboo yang dijadikan ‘keneka’ (Bahasa daerah lembata) sebagai dinding rumah mereka. Hal ini mereka lakukan agar menjaga privasi di dalam rumah mereka sendiri.



(Hasil Survey Kelompok, 2020) Kampung adat Watunlewopito memilih material alang-alang sebagai bahan pembuat atap rumah adat, selain karena sebuah warisan nenek moyang juga karena alang-alang mudah di dapatkan di daerah mereka dan juga alangalang melabangkan sebuah kealamian. Kampung adat watunlewopito berorientasi kearah utara. Hal ini sebagai warisan leluhur, bahwa leluhur mereka berasal dari laut. Disamping itu juga orientasi menghadap ke laut dapat berpotensi mendapat hembusan angin yang berasal dari laut lepas.



Kesimpulan



Bangunan yang didirikan di Indonesia dengan segala macam ragam atau langgam arsitektur harus dapat mengantisipasi permasalahan dan memanfaatkan potensi iklim tropis lembab. Ketentuan merupakan hal paling penting untuk mewujudkan arsitektur yang berkelanjutan serta diharapkan kedepan terus tercipta arsitektur tropis lembab yang inovatif. Dengan memperhatikan kenyamanan bagi pemilik dan penghuni rumah itu sendiiri.