Artikel 5W + 1 H Tentang Banjir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENYEBAB KEKERINGAN DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA



Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang cukup signifikan utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjadi terlalu lama bisa berdampak pada turunnya produksi tanaman dan merugikan petani. Selain itu, produksi pertanian yang rendah akan berakibat pada menurunnya kondisi pangan nasional bangsa dan menyebabkan stabilisasi perkeonomian mudah goyah. Hal lain yang bisa terjadi jika kekeringan terjadi terlalu lama adalah terganggunya sistem hidrolisis lingkungan dan manusia akan kekurangan air untuk dikonsumsi. Hal ini tentu sangat krusial sebab air merupakan salah satu unsur kehidupan yang mutlak tersedia untuk keberlangsungan hidup. Mencermati dampak yang disebutkan di atas, sudah saatnya kita memandang kekeringan di Indonesia khususnya tidak terjadi semata-mata karena faktor alamiah saja. Memang bisa dipahami bahwa Indonesia terletak di wilayah geografis dimana ia diapit dua benua juga dua samudera. Indonesia juga terletak di sepanjang garis khatulistiwa. Semua fakta geografis ini membuat wilayah Indonesia rentan terhadap gejala kekeringan sebab iklim yang berlaku di wilayah tropis memang monsoon yang diketahui sangat sensitive terhadap perubahan ENSO atau El-Nino Southern Oscilation. ENSO inilah yang menjadi penyebab utama kekeringan yang muncul apabila suhu di permukaan laut pasifik equator tepatnya di bagian tengah sampai bagian timur mengalami peningkatan suhu. Meski demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa anomaly ENSO tidak menjadi penyebab satu-satunya atas gejala kekeringan di Indonesia. Kekeringan umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain: 1. Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan. 2. Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba. 3. Penyebab kekeringan di Indonesia lainnya adalah persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. Kekeringan di Indonesia biasanya terjadi di wilayah pertanian tadah hujan, wilayah irigasi golongan, wilayah gardu liar dan juga titik endemic kekeringan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi kekeringan di Indonesia, antara lain: 1. Memperbaharui paradigma petani terkait kebiasaan memaksakan penanaman padi di musim kemarau. 2. Membangun atau merehabilitasi jaringan sistem irigasi 3. Membangung serta memelihara wilayah konservasi lahan juga wilayah resapan air. 4. Mengaplikasikan juga memperhatikan lebih cermat peta rawa yang mengalami kekeringan. 5. Menciptakan kalender tanam. 6. Pemerintah menyediakan informasi perubahan iklim yang lebih akurat. 7. dan lain-lain.



5W+1H 1. Apa tema artikel diatas? Tentang penyebab kekeringan yang terjadi di Indonesia dan cara penanggulangannya 2. Siapa saja yang dirugikan jika terjadi kekeringan di Indonesia? Semuanya dapat dirugikan, dimulai dari petani karena kekeringan menjadikan produksi pertanian yang rendah akan berakibat pada menurunnya kondisi pangan nasional bangsa dan menyebabkan stabilisasi perekonomian mudah goyah. 3. Dimana biasanya terjadi kekeringan di Indonesia ? Kekeringan di Indonesia biasanya terjadi di wilayah pertanian tadah hujan, wilayah irigasi golongan, wilayah gardu liar dan juga titik endemic kekeringan. 4. Kapan terjadinya kekeringan di Indonesia? Ketika perubahan ENSO atau El-Nino Southern Oscilation. ENSO inilah yang menjadi penyebab utama kekeringan yang muncul apabila suhu di permukaan laut pasifik equator tepatnya di bagian tengah sampai bagian timur mengalami peningkatan suhu 5. Kenapa kekeringan sangat merugikan para petani? Karena Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang cukup signifikan utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjadi terlalu lama bisa berdampak pada turunnya produksi tanaman dan merugikan petani. 6. Bagaimana mengatasi kekeringan di Indonesia? a. Memperbaharui paradigma petani terkait kebiasaan memaksakan penanaman padi di musim kemarau. b. Membangun atau merehabilitasi jaringan sistem irigasi c. Membangung serta memelihara wilayah konservasi lahan juga wilayah resapan air. d. Mengaplikasikan juga memperhatikan lebih cermat peta rawa yang mengalami kekeringan. e. Menciptakan kalender tanam. f. Pemerintah menyediakan informasi perubahan iklim yang lebih akurat.



TRAGEDI TSUNAMI ACEH 2004 DAN PELAJARANNYA



Penyebab Tsunami Aceh Tsunami Aceh adalah salah satu bencana alam yang dahsyat. Dengan korban sekitar 280.000 jiwa yang terjadi di berbagai negara, membuatnya menjadi salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah.



Gambar situasi setelah terjadi tsunami Aceh 2004



Umumnya orang melihat bencana ini akibat dari gempa bumi yang terjadi 30 menit sebelum tsunami terjadi sebagaimana lazimnya tsunami di daerah lain. Namun ada juga yang punya pendapat lain, yaitu akibat bom nuklir. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menilai penyebab tsunami Aceh 2004: 1.



Bukan Tsunami Pertama. Tsunami Aceh tahun 2004 bukanlah tsunami pertama kali menerjang Aceh. Sebelumnya ada tsunami aceh pernah terjadi tahun 1861 dan tahun 1907. 2. Panjang Rekahan: Gempa bumi Aceh 2004 menyebabkan rekahan sepanjang lebih kurang 1600 Km yang menjadi sumber tsunami aceh, hal ini dapat dilihat dengan adanya pulau yang naik dan turun di sepanjang zona rekahan atau rupture. 3. Kawasan Tektonik Aktif: Secara tatanan tektonik, kita memang berada pada jalur tektonik aktif dimana lempeng Indo-Australia yang bergerak dengan kecepatan 5 Cm/tahun menumjam di bawah lempeng Eurasia. Kesimpulannya, Indonesia memang berpotensi tinggi mengalami gempa bumi. Ilmuwan menilai sumber gelombang mematikan itu jelas adalah gempa bumi SumateraAndaman 9,2, yang merupakan salah satu yang paling kuat dari yang pernah ada. Menurut beberapa studi terbaru, justru patahan jauh lebih kecil yang mengirim tembok air setinggi 100 kaki meluncur ke provinsi Aceh. Jika benar, penemuan itu akan menjelaskan apa yang benar-benar melahirkan bencana tahun 2004. Gempa terjadi akibat dari patahnya rekahan sepanjang 1.600 kilometer di mana lempeng tektonik India bertabrakan di bawah lempeng Sunda. Rekahan diperkirakan telah tergelincir 20-25 meter dalam waktu hampir seketika. Gempa bumi ini terjadi ketika lempeng Hindia disubduksi oleh lempeng Burma dan menghasilkan serangkaian tsunami mematikan di pesisir sebagian besar daratan yang berbatasan



dengan Samudra Hindia. Ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka, India, dan Thailand. Dengan kekuatan Mw 9,1–9,3, gempa ini merupakan yang terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan memiliki durasi terlama sepanjang sejarah, sekitar 8,3 sampai 10 menit. Gempa tersebut mengakibatkan seluruh planet Bumi bergetar 1 sentimeter dan menciptakan beberapa gempa lainnya sampai wilayah Alaska. Episentrumnya berada di antara Simeulue dan daratan Sumatera.



Proses Terjadinya Tsunami Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat. b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas. d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.



Pelajaran Mahal Dibalik Tsunami Aceh  



 



Pentingnya sharing informasi dan komunikasi publik yang cepat, akurat dan tepat. Hal ini mendukung penyaluran bantuan yang terbuka dan tepat sasaran. Faktor kepemimpinan dan peran para pemimpin untuk terjun langsung ke lapangan. Dengan kehadiran pemimpin dilapangan maka keputusan, arahan dan tindakan yang dijalankan akan tepat karena sesuai dengan situasi objektif yang ada di daerah bencana. Peningkatan sistem peringatan bahaya gempa dan tsunami Sosialisasi mengenai mitigasi bencana alam dan penanganannya secara luas termasuk pendidikan



5W + 1 H



1. Apa masalah artikel diatas? Artikel diatas membahas tentang tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 2. Kapan terjadi tsunami di Aceh? Aceh terkena tsunami pada tahun 2004, 1861 dan 1907 3. Dimana saja negara yang terkena dampak tsunami tersebut? Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka, India, dan Thailand



4. Kenapa terjadi tsunami di Aceh pada tahun 2004? Karena terjadi Gempa bumi di lempeng Hindia sehingga mengakibatkan tsunami di Aceh 5. Siapa saja yang terkena dampak paling parah akibat gempa dan tsunami tersebut? Masyarakat Aceh, dan masyarakat di negara Sri Lanka, India dan Thailand 6. Bagaimana terjadinya tsunami? Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat. b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas. d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.



ANALISIS GEMPA BUMI MENTAWAI MENURUT PAKAR



Gempa bumi yang terjadi di Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3) kemarin cukup membuat masyarakat panik. Dengan kekuatan 7,8 Skala Richter (SR), sumber gempa di bawah laut, sehingga berpotensi tsunami. Namun peringatan tersebut dicabut karena pusatnya jauh daratan dan kedalamannya yang kecil.



Pakar gempa bumi dari ITB, Irwan Meilano mengatakan, peristiwa gempa bumi di Mentawai pada Rabu (2/3) lalu tersebut merupakan peristiwa yang menarik dan penting bagi keilmuan. Pasalnya, gempa tersebut terjadi bukan di daerah batas lempeng seperti di zona Nias, zona Mentawai, zona Aceh, dan zona Bengkulu, tapi gempa terjadi di bagian luar lempeng, yaitu di bawah laut, kira-kira 600 kilometer dari Mentawai. Gempa seperti ini disebut penting karena jarang terjadi. Terakhir, gempa dengan karakteristik seperti ini pernah terjadi pada April 2012. Gempa tersebut memiliki karakteristik menggeser secara mendatar, sehingga potensinya kecil untuk menghasilkan tsunami. Irwan mengatakan, kalaupun gempa tersebut sampai menyebabkan tsunami, maka tsunami yang terjadi tidak akan tinggi. Menurut Irwan, gempa di Mentawai Rabu lalu tidak ada kaitannya dengan peristiwa gempa di Aceh, Nias, dan Bengkulu beberapa tahun silam. Tapi gempa itu berkaitan dengan peristiwaperistiwa gempa di Samudera Hindia, seperti gempa pada April 2012. “Yang menarik bagi para pakar dan harus dipelajari dengan baik secara keilmuan karena gempa ini terjadi bukan di batas lempeng seperti yang biasa kita ketahui, tetapi di dalam lempeng dan lempengnya lempeng lautan, lempeng oceanic. Lempeng lautan yang kita menyangka lebih tipis, tidak setebal yang kontinen. Jadi kalaupun terjadi gempa tidak akan terlalu besar. Namun gempa yang kemarin justru berkekuatan cukup besar yaitu 7,8 SR. Untuk sebuah gempa dengan karakteristik geser mendatar, (7,8 SR) itu cukup besar,” demikian pernyataan Dr. Irwan Meilano, Pakar Gempa Bumi ITB.



Irwan menambahkan, gempa tersebut bisa berkekuatan besar karena ketika lempeng bergerak, di dalam lempeng tersebut pergerakannya berbeda. “Ini terjadi karena ketika lempeng bergerak, ternyata walaupun satu lempeng tapi geraknya nggak bareng. Pergerakan yang berbeda dalam satu lempeng itulah yang memungkinkan terjadinya akumulasi energi dan akhirnya menghasilkan gempa,” ujar Dr. Irwan Meilano. Menurut Irwan, gempa kemarin terjadi di lempeng Samudera Oceanic dan terjadi di antara daerah transisi lempeng Oceanic dari India dan lempeng lautan Indo-Australia. Karena berada di daerah transisi lempeng, maka gerakannya tidak bersamaan. Meski langka atau jarang terjadi, ternyata gempa seperti ini berpotensi terjadi di Indonesia. Irwan memperkirakan, dalam beberapa minggu ke depan masih akan terjadi gempa susulan namun dengan kekuatan yang terus mengecil dan tidak berpotensi tsunami. Dengan kecilnya potensi tsunami, maka masyarakat sudah bisa melakukan aktivitas kembali seperti biasa.



5W + 1 H 1. Apa yang terjadi di Mentawai? Yang terjadi di Mentawai adalah gempa bumi 2. Kapan gempa tersebut terjadi? Gempa tersebut terjadi pada hari rabu tanggal 2 Maret 2016 3. Dimana pusat gempa tersebut? Gempa tersebut terjadi di bawah laut, kira-kira 600 kilometer dari Mentawai 4. Kenapa gempa tersebut tidak menyebabkan tsunami? Karena Gempa tersebut memiliki karakteristik menggeser secara mendatar, sehingga potensinya kecil untuk menghasilkan tsunami 5. Siapa pakar gempa bumi yang menjelaskan gempa mentawai tersebut? Beliau adalah Pakar gempa bumi dari ITB, Irwan Meilano 6. Bagaimana gempa mentawai tersebut bisa terjadi? Gempa tersebut terjadi di lempeng Samudera Oceanic dan terjadi di antara daerah transisi lempeng Oceanic dari India dan lempeng lautan Indo-Australia. Karena berada di daerah transisi lempeng, maka gerakannya tidak bersamaan



Longsor di Bantul Terjadi Akibat Ulah Manusia



Banyaknya kejadian tanah longsor ataupun tanah bergerak yang ada di DIY, khususnya Kabupaten Bantul, tak lepas dari perilaku warga atau manusia yang mendiami lokasi rawan bencana tersebut. Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Waljito menilai, kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih sangat kurang. Banyak lahan-lahan kritis yang tidak segera ditangani, berpotensi bencana dan mengancam warga. Selain berpotensi longsor, lahan kritis tersebut juga akan membawa dampak di musim kemarau nantinya. Karena jika lahan kritis dibiarkan dan tidak segera ditangani, maka potensi kekeringan yang begitu parah di musim kemarau akan terjadi. "Potensi akan semakin besar jika hal tersebut dibiarkan, terlebih kondisi cuaca atau iklim belakangan ini tidak bisa diprediksi," jelasnya. Dari pengamatannya, cukup banyak lahan kritis di perbukitan yang belum tertangani, sehingga berpotensi menimbulkan bencana. Tak hanya dari sisi pembangunan, ternyata banyak masyarakat tidak mengindahkan potensi bencana di lokasi mereka. Meski sudah mengetahui jika kondisi lahan mereka berpotensi bencana tanah longsor, tetapi mereka tetap nekat membangun rumah tanpa mengindahkan dampak pembangunan tersebut. “Bisa dilihat di berbagai perbukitan, seperti di Bukit Bintang Piyungan. Pembangunan yang tidak mengindahkan kondisi lingkungan, meski teksturnya rawan longsor, tetapi banyak yang ngawur mendirikan bangunan,” ungkapnya. Kini, dengan menggandeng pihak kepolisian, FMM akan melakukan pengawasan lingkungan dan juga gerakan penghijauan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengakui, banyak wilayah di Bantul yang masuk dalam lokasi rawan bencana. Berdasarkan data BPBD Bantul, setidaknya ada 15 desa yang masuk dalam zona merah rawan bencana tanah longsor. Padahal dari 15 desa tersebut, baru satu desa yaitu Wonolelo yang sudah siap menghadapi bencana tanah longsor.



5W + 1 H 1. Apa penyebab sering terjadinya longsor dan tanah bergerak di Yogyakarta terutama di Bantul? Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan sehingga Banyak lahan-lahan kritis yang tidak segera ditangani, berpotensi bencana dan mengancam warga. 2. Kapan lahan kritis dapat memberikan dampak lain selain longsor? Ketika di musim kemarau 3. Dimana lokasi pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan? Di berbagai perbukitan, seperti di Bukit Bintang Piyungan 4. Kenapa sering terjadi longsor di Kabupaten Bantul? Karena kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih sangat kurang 5. Siapa yang paling peduli terhadap isu kerusakan alam di Kabupaten Bantul? Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Waljito 6. Bagaimana cara Waljito mencegah terjadinya tanah longsor di Kabupaten Bantul? Dengan menggandeng pihak kepolisian, FMM akan melakukan pengawasan lingkungan dan juga gerakan penghijauan.



KEBAKARAN HUTAN AKIBAT ULAH MANUSIA



Indonesia merupakan negara yang berada di khatulistiwa dan memiliki hutan yang unik. Memiliki kelembapan yang tinggi sehingga sulit terbakar, merupakan keunikan hutan Indonesia. Oleh sebab itu, hutan Indonesia termasuk jenis hutan hujan tropis. Peneliti dari Pusat Penelitian (Puslit) Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Tukirin Partomihardjo mengatakan, saat ini hutan-hutan tersebut mengalami kerusakan, penurunan kelembapan, serta bukaan kanopi akibat kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena ada campur tangan manusia. Tukirin mengatakan, hutan tropis yang memiliki kelembapan tinggi bisa melakukan “penyembuhan” sendiri. Namun, bila rusak parah akibat kebakaran, hutan tersebut tidak bisa memperbaiki sendiri. Seperti gambut, bila rusak tak akan mungkin bisa memperbaiki dirinya sendiri. Itu karena gambut yang terbakar akan menjadi abu. Dia menambahkan, gambut memiliki kemampuan menyerap air yang luar biasa. Substansi gambut lima kali lipat dari gambutnnya. “Kalau gambutnya 5 kg, bisa mengangkut air 25 kg,” ucap Tukirin. Belum Paham Ia melanjutkan, saat ini masyarakat di daerah belum paham cara memperlakukan hutan. Pemerintah juga dinilai tidak serius menangani kebakaran. “Kebakaran setiap tahun ada. Pemerintah tidak ada perhatian serius. Bila negara tetangga ada ribut-ribut, kita baru pada ribut. Bila pemerintah konsisten mengelola hutan, tidak akan terjadi seperti itu,” tutur Tukirin. Ia menambahkan, dari hasil penelitian yang dilakukannya, ditemukan dampak kerusakan lingkungan akibat kebakaran terbagi menjadi tiga yakni kebakaran ringan. Pertama, yang terbakar hanya semak pendek. Kedua, kebakaran sedang yang membakar habis lapisan semak. “Kebakaran berat dapat mematikan seluruh pepohonan penyusun hutan lebih dari 80 persen. Hutan gambut umumnya akan mati seluruhnya. Itu sebab tidak ada pohon yang mampu bertahan setelah kebakaran, apalagi kebakaran berulang akan memusnahkan seluruh jenis primer,” kata Tukirin. Tantangan Serius Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Prof Herman Hidayat mengatakan, kebakaran hutan dan perubahan iklim merupakan tantangan serius yang dihadapi masyarakat global. Menurutnya, kebakaran hutan merupakan salah satu elemen dari kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam. Ia mengatakan, hutan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hutan tropis, hutan konservasi, dan hutan lindung. Herman mengatakan, hutan lindung berbeda dari hutan konservasi. Selain itu, ada hutan gambut yang memiliki karakkteristik sendri. “Bila hutan gambut terbakar, interaksinya sebagai penyimpanan/storage air akan beralih fungsi,” ucapnya. Menurutnya, lahan



gambut sebenarnya tidak bisa digunakan untuk budi daya kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI). Hal ini tertulis dalam peraturan yang dibuat pemerintah. “Sebenarnya gambut bisa digunakan untuk industri dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 3 meter. Tapi, dalam praktiknya ditemukan lebih dari 3 meter dan dioperasionalkan untuk perkebunan sawit, agro-forestry, dan HTI,” ujarnya. Hutan gambut yang terbakar akan berdampak pada masyarakat karena menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Selain itu, ada HTI atau konversi, yaitu hutan produksi yang digunakan untuk bisnis dengan luas di atas 20.000 ha. Namun, pemberian/peminjaman hutan 10.000 ha harusnya melalui provinsi dan di atas itu harus melalui pusat serta dievaluasi. Herman menambahkan, pemerintah harus bisa menindak tegas pelaku pembakaran hutan dan lahan.



5W + 1 H 1. Apa tema artikel diatas? Kebakaran hutan di Indonesia terjadi akibat ulah manusia 2. Siapa yang mengatakan bahwa kebakaran hutan di Indonesia akibat ulah manusia? Peneliti dari Pusat Penelitian (Puslit) Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Tukirin Partomihardjo mengatakan, saat ini hutan-hutan tersebut mengalami kerusakan, penurunan kelembapan, serta bukaan kanopi akibat kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena ada campur tangan manusia. 3. Kapan hutan bisa rusak parah dan tidak bisa diperbaiki lagi? Ketika terbakar berat 4. Dimana letak hutan Indonesia? Indonesia merupakan negara yang berada di khatulistiwa dan memiliki hutan yang unik. Memiliki kelembapan yang tinggi sehingga sulit terbakar, merupakan keunikan hutan Indonesia 5. Kenapa hutan gambut berbahaya jika terbakar? Hutan gambut yang terbakar akan berdampak pada masyarakat karena menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) 6. Bagaimana sikap pemerintah terhadap pembakar hutan? Pemerintah harus bisa menindak tegas pelaku pembakaran hutan dan lahan