Artikel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konselor Volume 01Number01 2019 ISSN: Print 1412-9760 – Online 2541-5948



http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor



DOI: https://doi.org/10.24036//XXXXXX-XX-0000-00 Received February 06, 2019; Revised February 06, 2019; Accepted February 06, 2019



Karir: perspektif teori trait dan faktor Yola Eka Putri1, Rismaniar2(*), Hendri Jaya3 123 Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected] Abstract Tuliasan ini bertujuan untuk memaparkan salah satu teori perkembangan karir,yaitu teori trait and factor. Keywords: Karir, trait dan faktor How to Cite: Yola Eka Putri, Rismaniar, Hendri Jaya. 2020. Karir: perspektif teori trait dan faktor. Konselor, VV (N): pp. XX-XX, DOI:10.24036/XXXXXXXXXX-X-XX This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author.



Pendahuluan Kehidupan manusia selalu berkaitan dengan pilihan-pilihan. Salah satunya adalah pilihan karir. Karir berkaitan erat dengan pembuatan keputusan. Karir merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Karena karir dapat dijadikan sebagai sumber nafkah bagi individu. Perjalanan karir dapat membantu individu dalam melanjutkan keberlangsungan hidupnya. Untuk memahami karir lebih lanjut perlu diketahui tentang teori-teori yang membahas tentang karir. Ini berkaitan dengan pandangan ahli mengenai karir. Teori dapat dijadikan sebagai acuan dalam berpikir. Pada paper ini teori karir yang akan dibahas adalah teori trait dan faktor. Teori trait dan faktor merupakan teori awal dalam sejarah perkembangan karir. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Frank Parsons. Dengan prinsip sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.



Lebih baik memilih pekerjaan daripada sekadar mencari pekerjaan. Individu sebaiknya memilih pekerjaan dengan analisis diri secara cermat, teliti, jujur, dan di bawah bimbingan. Sebelum memutuskan pilihan, anak muda harus melakukan survei terhadap berbagai macam bidang. Sehingga tidak memilih pekerjaan berdasarkan posisi yang nyaman atau terjadi secara tidak sengaja. Saran dari ahli harus lebih baik dan aman untuk anak muda. Menuliskannya diatas kertas terlihat sederhana, tetapi ini adalah salah satu bagian yang paling penting dalam pembelajaran.



Trait adalah sifat pribadi yang berjangka panjang, baik dipelajari atau keturunan. Trait menurut Cattel merupakan konstruk hipotetik atau imajiner sebagai kesimpulan dari pengamatan objektif terhadap tingkah laku. Cattel berpendapat bahwa trait adalah elemen dasar kepribadian yang berperan vital dalam meramalkan tingkah laku. Hal ini tampak dari definisi kepribadian menurut Cattel. Kepribadian adalah struktur kompleks dari trait yang tersusun dalam berbagai kategori, yang memungkinkan untuk memprediksi tingkahlaku. Trait dapat diklasifikasikan dengan memakai tiga kategori yaitu kategori kepemilikan, kategori kedalaman dan kategori modalitas ekspresi (Sholihin, 2015). Berdasarkan kategori kepemilikan trait dibedakan menjadi dua yaitu:



Teori dalam konseling merupakan suatu acuan berfikir atau konsep tentang proses konseling dilaksanakan dengan tujuan konseling tersebut menciptakan perubahan pada diri konseli yaitu dalam



1



KONSELOR



ISSN: 1412-9760



2



konteks cara berfikir, berperasaan, dan berperilaku yang berinteraksi dengan konselor selama proses konseling tersebut. Salah satu teori dalam konseling yang akan dibahas yaitu Trait and Factor Counseling. Diantara tokoh yang sering dikenal dalam teori ini adalah Walter Bigham, John Darley, Donal G. Paterson dan E.G. Williamson. Pada tahun 1984, Brown berargumentasi bahwa teori trait-and-faktor tidak pernah sepenuhnya difahami. Dia mengemukakan bahwa para pendukung pendekatan trait-and-faktor tidak pernah menyetujui penggunaan testing secara berlebihan dalam konseling karir. Misalnya, Williamson (1939) mengemukakan bahwa hasil tes hanya salah satu cara saja untuk mengevaluasi perbedaan individu. Data lain, seperti pengalaman kerja dan latar belakang individu pada umumnya, merupakan faktor yang sama pentingnya dalam proses konseling karir. Asumsi-asumsi berikut ini dari pendekatan trait-and-factor juga menimbulkan keprihatinan tentang teori ini: (1) hanya terdapat satu tujuan karir untuk setiap orang dan (2) keputusan karir terutama didasarkan atas kemampuan yang terukur. Asumsi-asumsi tersebut sangat membatasi jumlah faktor yang dapat dipertimbangkan dalam proses pengembangan karir. Pada intinya, pendekatan trait-and-faktor itu terlalu sempit cakupannya untuk dipandang sebagai teori utama perkembangan karir. Namun demikian, kita harus mengakui bahwa prosedur analisis okupasional dan asesmen baku yang menekankan pendekatan trait-and-faktor itu tetap bermanfaat dalam konseling karir.(Zunker, 1998) Teori trait and factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling trait-factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciriciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. (Sholihin, 2015) Teori trait-and-factor dikembangkan dari studi tentang perbedaan-perbedaan individu dan terkait erat dengan perkembangan tgerakan psikometri. Karakteristik kunci dari teori trait-and-faktor adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan atau traits yang unik yang dapat secara objektif diukur dan akhirnya dicocokkan dengan persyaratan kerja. (O. D. Tarsidi & Tiedeman, 1986) Menurut Fieldman teori trait merupakan sebuah model untuk mengidentifikasi trait-trait dasar yang diperlukan untuk menggambarkan suatu kepribadian. Trait didefinisikan sebagai suatu dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian, hal tersebut yang membedakan individu dengan individu yang lain (Mastuti, 2005). Sejalan dengan itu, sifat-sifat atau karakteristik tertentu dari individu, yang relatif menetap dalam psikologi disebut dengan kepribadian dan kepribadian merupakan aspek psikologi yang penting dalam menentukan perilaku individu (Mastuti, 2005). Menurut Parsons dalam (D. Tarsidi, 2007b) berpendapat bahwa bimbingan vokasional dilakukan pertama dengan mempelajari individu, kemudian dengan menelaah berbagai okupasi, dan akhirnya dengan mencocokkan individu dengan okupasi. Proses ini, yang disebut teori trait-and-factor, secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu, yang pada gilirannya akan memecahkan masalah penelusuran karirnya. Teori trait- and-faktor ini berkembang dari studi tentang perbedaan-perbedaan individu dan perkembangan selanjutnya terkait erat dengan gerakan testing atau psikometri. Teori trait and factor berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh faktor pembawaan maupun lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat-sifat yang umum dan sifat yang khusus terdapat pada seseorang, yang merupakan sifat yang unik (Erlinda & Sulistiyana, 2016) Dari uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa teori Trait and Factor adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan. Tugas konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam (Trait and Factor Theory)



Farhan, Fajri, Fita, Kmas, Zikry



kegiatan diri dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling dilaksanakan dengan membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan dan keterbatasan diri; dan membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. Pada hubungan konseling, individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan dan menyelesaikan masalah masalahnya. (Ferrando & NavarroGonzález, 2018). Teori Trait dan Faktor adalah berasaskan jangkaan terhadap penilaian bakat dan sikap individu serta keperluan-keperluan dalam sesuatu pekerjaan. Pemilihan kerjaya yang baik dicadangkan oleh teori ini ialah melalui kefahaman yang jelas tentang diri, pengetahuan tentang pekerjaan dan taakulan yang tepat mengenai hubungan antara kefahaman jelas tentang diri dengan pengetahuan tentang pekerjaan. Oleh demikian, teori ini turut menyatakan bahawa terdapat tiga komponen asas dalam bimbingan kerjaya iaitu ujian, pemberian maklumat dan mengambil keputusan secara ‘true reasoning’.(Subhan, Amat, & Bakar, n.d.). Trait and Factor juga ada membahas permasalahan karir. Dalam pemecahan masalah karir (Parson, 2002) menjelaskan tiga faktor kunci dalam membuat pilihan karir. Ketiga faktor kunci tersebut adalah: 1.



2.



Pemahaman yang jelas tentang dirinya sendiri (pengentahuan diri). Parson beralasan bahwa jika individu memiliki atribut ini, mereka tidak hanya akan membuat pilihan yang tepat bagi diri mereka sendiri tetapi juga fungsi produktif masyarakat akan lebih besar pada orang yang memiliki kecocokan pekerjaan. Prinsip dasar pertama dari model Parsons berkaitan dengan membantu individu memperoleh pengetahuan diri melalui pengukuran sifat dan faktor. Pengetahuan tentang syarat-syarat dan prospek di berbagai macam jalur pekerjaan (pengetahuan tentang pekerjaan). Prinsip dasar kedua dari model Parsons adalah pengetahuan pekerjaan. Sistem klasifikasi kerja dikembangkan untuk memfasilitasi penyimpanan dan pengambilan informasi tentang sifat dan karakteristik pekerjaan. Kemampuan untuk menarik hubungan antara keduanya (pengambilan keputusan karir). Proses berpikir seorang individu mengintegrasikan pengetahuan diri dan pengetahuan kerja untuk sampai pada pilihan pekerjaan dapat dilihat sebagai garis ketiga dari penyelidikan perkembangan karir.Model model keputusan karir dapat ditempuh melalui lima langkah menyeluruh, yaitu: (1) mendefinisikan masalah; (2) memahami penyebabnya; (3) merumuskan alternatif; (4) memprioritaskan alternatif dan tiba di pilihan pertama; (5) melaksanakan solusi dan mengevaluasi hasil.



Karakteristik Teori Teori trait-and-faktor ini berkembang dari studi tentang perbedaan-perbedaan individu dan perkembangan selanjutnya terkait erat dengan gerakan testing atau psikometri. Teori ini berpengaruh besar terhadap studi tentang deskripsi pekerjaan dan persyaratan pekerjaan dalam upaya memprediksi keberhasilan pekerjaan di masa depan berdasarkan pengukuran traits yang terkait dengan pekerjaan. Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan berbagai jenis pekerjaan. (D. Tarsidi, 2007a) Sebuah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling trait and factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan/kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti program studi. (Mahfud, M. 2016) Teori ini berpengaruh besar terhadap studi tentang deskripsi pekerjaan dan persyaratan pekerjaan dalam upaya memprediksi keberhasilan pekerjaan di masa depan berdasarkan pengukuran traits yang terkait dengan pekerjaan. Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan berbagai jenis pekerjaan (D. Tarsidi, 2007b). Berdasarkan hasil kajian beberapa tokoh psikologi, dapat diketahui bahwa (Subhan et al., n.d.):



KONSELOR, Open Access Journal: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor



KONSELOR 1. 2. 3.



ISSN: 1412-9760



4



Setiap individu mempunyai set trait-trait dan fantasi yang unik di mana boleh diukur secara sah dan boleh dipercayai. Setiap konsep pemilihan karir di kalangan kanak-kanak memerlukan alat bantu dan seorang guru atau konselor untuk melakukan konsep pemilihan karir di kalangan kanak-kanak. Konsep pemilihan karir di kalangan kanak-kanak adalah suatu proses yang agak mudah dipahami dan dicocokkan dengan permainan supaya anak-anak dapat melatih imajinasi dan fantasi dalam mencapai individu yang cemerlang di masa depan.



Pelaksanaan trait and faktor dapat meningkatkan kemampuan individu untuk mengeksporasi dirinya dalam mengambil keputusan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.(Ardana, Dharsana, & Suranata, 2014) Oleh sebab itu, untuk kesuksesan seorang anak di masa yang akan datang sangat penting diperlukan konsep pemilihan karir bagi anak-anak. Krumboltz et al. juga memberikan beberapa observasi untuk konseling karir sebagai berikut (Zunker, 1998): 1. Pembuatan keputusan karir merupakan keterampilan yang dipelajari. 2. Individu yang mengaku telah melakukan pilihan karir memerlukan bantuan juga (pilihan karirnya mungkin telah dilakukan berdasarkan informasi yang tidak akurat dan alternative yang keliru). 3. Keberhasilan diukur berdasarkan keterampilan yang telah ditunjukkan mahasiswa dalam membuat keputusan (diperlukan evaluasi terhadap keterampilan membuat keputusan). 4. Klien berasal dari berbagai macam kelompok. 5. Klien tidak usah merasa bersalah jika mereka tidak yakin tentang karir apa yang harus dimasukinya. 6. Tidak ada satu okupasi yang dapat dipandang tepat untuk semua orang.



Kekuatan dan Kelemahan Teori Konseling Trait and Factor membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan diri dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling dilaksanakan dengan membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan dan keterbatasan diri dan membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. Pada hubungan konseling individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Menurut Williamson (dalam Winkel, 2004), hubungan konseling merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat pribadi dalam hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi konseli berkembang ke satu arah yang baik baginya.(Cita, Putri, Ps, & Suarni, 2014) Setiap teori mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing, menyampaikan bahwa kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut : 1.



2.



Dalam (Surya, 2003),



Kelebihan Teori Trait and Factor, yaitu: a. Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor b. Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian c. Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik d. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif e. Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling Kelemahan Teori Trait and Factor, yaitu: a. Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana



(Trait and Factor Theory)



Farhan, Fajri, Fita, Kmas, Zikry



b.



Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku tetapi melupakan factor intelektual, kognitif dan rasional c. Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori d. Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai individu e. Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.



Riset-riset Berkenaan dengan Teori Adapun riset-riset yang berkenaan dengan teori Trait and Factor adalah : 1.



2.



3.



4.



Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.Williamson berbeda dengan Rouseau yang menganggap manusia pada dasarnya baik dan masyarakat atau lingkungan lah yang membentuknya menjadi jahat. Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh dengan muatan yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya. (Westbrook et al., 2018). Lebih lanjut lagi, hasil penelitian Desta Putu Wikarta dan Mochamad Nursalim menunjukkan bahwa konseling Trait and Factor dapat dijadikan alternatif bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam pilihan program penjurusan bahasa. Penerapan konseling Trait and Factor diberikan pada tiap individu yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman akan kekuatan dan kelemahan diri siswa dan pemahaman yang lengkap mengenai yang dibutuhkan untuk penjurusan (dakam hal ini jurusan bahasa). Berdasarkan informasi dan pemahaman itu, konselor menerapkan penalaran yang benar pada proses pengambilan keputusan untuk membuat suatu perencanaan penjurusan Berdasarkan hasil dari konseling Trait and Factor, didapatkan siswa cenderung mengalami kesulitan dalam hal gaya belajar pada penggunaan atau pengusaan bahasa asing seperti : bahasa Jepang, Mandarin dan bahasa Inggris. Siswa juga ada yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan untuk memilih penjurusan khususnya jurusan bahasa, dan kebingungan dengan pandangan dari sisi orang tua mengenai jurusan bahasa. Pada saat siswa mengalami kesulitan dalam memilih penjurusan bahasa, konselor melakukan penerapan konseling Trait and Factor (Bahasa, n.d.) Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Muhammad Mahfud dalam pendekatan konseling, konselor menggunakan konseling individu dengan pendekatan konseling trait and factor. Pelaksanaan trait and factor dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan pemilihan program jurusan dikatakan berhasil, walaupun disana masih banyak kekurangan, akan tetapi kekurangan tersebut tidak akan mengurangi resiko teknik-teknik dan langkah-langkah yang terdapat dalam konseling trait and factor dan hal tersebut dilakukan karena berdasarkan kondisi dan rasa tanggung jawab konselor atas keberhasilan bimbingan konseling yang sedang dilaksanakan. Dampak dari pelaksanaan konseling trait and factordalam menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam memilih program jurusan. Untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan konseling trait and factordalam menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam memilih program jurusan, ternyata membawakan dampak yang cukup positif. Hal ini bisa kita lihat di bagian prosentase angka di atas. Jadi secara umum dampak dari konseling trait and factor dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam memilih program jurusan membawakan hasil yang positif. (Mahfud, 2016) Berdasarkan hasil studi yang telah dlakukan Yutrika Citra Praswastantika Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2018 di SMAN 11 Surabaya, bahwa terdapat 5 siswa yang memiliki kematangan pilihan karir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kematangan pilihan karir siswa SMAN 11 Surabaya dengan menggunakan strategi konseling kelompok Trait and faktor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pre-eksperimen, bentuk desain penelitian ini adalah one group pre-test design – post-test design. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket kematangan pilihan karir, Subjek penelitian ini adalah 5 siswa yang memiliki kematangan pilihan karir rendah. Teknik analisis data menggunakan statistic non parametric dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk menguji perbedaan signifikansi terhadap kelompok eksperiman yang diberikan perlakukan latihan asertif. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, mean pre-test sebesar 103,2 dan mean post-test 117 dan selisih antara mean



KONSELOR, Open Access Journal: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor



KONSELOR



ISSN: 1412-9760



6



pre-test dan mean post-test adalah sebesar 13,8. Hasil Analisis menunjukan bahwa berdasarkan output “Test Statistics” diketahui Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,042. karena nilai 0,042 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa “Ha diterima”, artinya ada perbedaan hasil kematangan pilihan karir untuk pre-test dan post-test, Sehingga dapat dikatakan bahwa “Penerapan Konseling Kelompok Trait And Factor Mampu Meningkatkan Kematangan Pilihan Karir Siswa SMAN 11 Surabaya.” (Citra Praswastantika, Yutrika Nuryono, 2018) 5.



Manusia bergantung dan hanya akan berkembang secara optimal ditengah-tengah masyarakat. Manusia memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good live). (Ripper, Boyes, Clarke, & Hasking, 2018)



6.



Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (The Universe). Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan manusia terhadapnya sering terjadi salah satu dari: 1. Manusia menyendiri, ketidakramahan alam semesta. 2. Alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau menguntungkan bagi manusia dan perkembangannya. (Leahy, Tarvydas, & Connor, 2018) Lebih lanjut, Penelitian Khabibatul Rochmawati Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya ini menggunakan buku panduan sebagai media. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk berupa buku panduan pemilihan karier berbasisteori trait and factor untuk siswa SMA .Produk pengembangan yang dihasilkan terdiri dari dua buku yaitu buku1 :panduanuntukkonselor, buku 2 : panduan untuk siswa. Media tersebut dikembangkan dengan memenuhi kriteria akseptabilitas (kegunaan, kelayakan, kepatutan, danketepatan). Dalam proses pengembangannya, pengembang menggunakan model pengembangan Borg and Galls (1983) yang telah disederhanakan menjadi lima tahap oleh tim Puslitjaknov sebagai acuan. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu analisis produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi. Analisis data yang digunakan untuk mengolah data hasil validasi dari ahli materi, ahli media, dan ahli pengguna adalah presentase. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengetahui kelayakan buku panduan pemilihan karier yang memenuhi kriteria akseptabilitas. Dari hasil uji coba dengan ahli materi diperoleh rerata presentase sebesar 91,25%, hasil ahli media diperoleh 75%. Kemudian dari hasil uji coba dengan ahli pengguna diperoleh rerata 90%. Selanjutnya rata-rata dari semua presentase hasil validasi adalah 85,42%. Setelah mendapatkan data tersebut dihasilkan pula data kualitatif berupa saran atau masukan untuk perbaikan produk. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka buku panduan pemilihan karier untuk siswa SMA telah memenuhi kriteria akseptabilitas dengan predikat sangat baik dan dapat digunakan oleh konselor dalam memberikan layanan bimbingan karier di sekolah. (Rochmawati, 2016)



7.



Aplikasi Teori dalam Bimbingan Konseling Teori ini lebih mendekati Empirisme atau pengalaman yang berpandangan bahwa kesuksesan karir manusia tidak ditentukan oleh pembawaannya. Proses konseling trait and factor tercermin dalam tahapan-tahapan tertentu, tahapan tersebut merupakan proses konseling yang dilakukan secara terurut. adapun proses konseling Trait and Factor dalam (Adi, 2013) adalah sebagai berikut : 1.



Analisis Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi yang diperoleh tentang diri klien beserta latar belakangnya. Data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian yang dimiliki klien, seperti kemampuan, minat, motif, kesehatan fisik, dan karakteristik lain yang dapat mempermudah atau mempersulit penyesuaian diri klien pada umumnya. Data yang dikumpulkan (Trait and Factor Theory)



Farhan, Fajri, Fita, Kmas, Zikry



2.



3.



diklasifikasikan menjadi dua yaitu data vertikal (mencakup diri klien) dan data horizontal (berkenaan dengan lingkungan klien yang berpengaruh terhadapnya). Sintesis Sintesis adalah usaha merangkum, mengolongkan dan menghubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Dari hasil analisis dapat menunjukkan bakat klien, kelemahan serta kekuatan, penyesuaian diri maupun ketidaksanggupan menyesuaikan diri. Rumusan diri klien dalam sistesis ini bersifat ringkas dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam merangkum data pada tahap sistesis tersebut: cara pertama dibuat oleh konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah cara kolaborasi. Diagnosis Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dalam bentuk (dari sudut) problema yang ditunjukkan. Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan simpulan yang logis. Sesuai dengan Sayekti (2002:53) dalam tahap ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu : 



Identifikasi masalah







Menentukan sebab-sebab







Menentukan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.



4.



Prognosis Menurut Williamson prognosis bersangkutan dengan upaya memprediksikan kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada sekarang. Misalnya bila seorang klien (siswa di sekolah) berdasarkan data sekarang dia malas, maka kemungkinan nilainya akan rendah, kemungkinan nanti tidak dapat diterima dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru 5. Konseling (Treatment) Dalam konseling, konselor membantu klien untuk menemukan sumber-sumber pada dirinya sendiri, sumber-sumber lembaga dalam masyarakat guna membantu klien dalam penyesuaian yang optimum sejauh dia bisa. 6. Follow Up Tindak lanjut merujuk pada segala kegiatan membantu siswa setelah mereka memperoleh layanan konseling, tetapi kemudian menemui masalah-masalah baru atau munculnya masalah yang lampau. Tindak lanjut ini juga mencakup penentuan keefektifan konseling yang telah dilaksanakan, sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas klien, mengingat bahwa tiap individu memiliki keunikan sifatnya, sehingga tak ada teknik yang baku yang berlaku untuk semua. Perlunya konseling Trait and Factor dalam kondisi seperti ini agar siswa mampu mengetahui bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga siswa tidak salah dalam memilih jurusan. Pendekatan teori ini sering disebut kognitif rasional karena peranan konselor dalam konseling ialah memberitahukan, memberikan informasi dan mengarahkan konseli agar siswa dapat mengerti akan kelemahan dan kekuatan dalam diri kepribadian individu siswa.



Kesimpulan Referensi Adi, K. J. (2013). Esensial Konseling: Pendekatan Traint and Factor dan Client Centered. PenerbitGarudhawaca. Ardana, I. N. S., Dharsana, I. K., & Suranata, K. (2014). PENERAPAN KONSELING KARIR HOLLAND DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 3 SINGARAJA. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 2(1), 4. Bahasa, P. (n.d.). Alumni prodi BK Unesa Staf pengajar prodi BK Unesa 1, 1–10. Cita, K. M., Putri, D. A. W. M., Ps, S., & Suarni, N. K. (2014). EFEKTIVITAS MODEL KONSELING



KONSELOR, Open Access Journal: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor



KONSELOR



ISSN: 1412-9760



8



TRAIT AND FACTOR DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA KELAS X SMA LAB UNDIKSHA SINGARAJA TAHUN 2013/2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 2(1). Citra Praswastantika, Yutrika Nuryono, W. (2018). Penerapan Konseling Kelompok Trait and Factor untuk Meningkatkan Kematangan Pilihan Karir Siswa Kelas XI MIA-7 SMAN 11 Surabaya. Jurnal BK UNESA, 8(3). Erlinda, C., & Sulistiyana, S. (2016). Keefektifan Model Konseling Trait and Factor untuk Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Karier Siswa Kelas XI di SMA Negeri 5 Banjarmasin. Fitrah, 1(1), 25–36. Ferrando, P. J., & Navarro-González, D. (2018). Assessing the quality and usefulness of factor-analytic applications to personality measures: A study with the statistical anxiety scale. Personality and Individual Differences, 123, 81–86. Leahy, M. J., Tarvydas, V. M., & Connor, A. (2018). and Trenton Landon. Orientation to Professional Counseling: Past, Present, and Future Trends, 185. Mahfud, M. (2016). KONSELING TRAIT AND FACTOR BAGI SISWA YANG KESULITAN DALAM MEMILIH PROGRAM BELAJAR. FIKROH: Jurnal Penelitian Dan Ilmu Pendidikan, 9(2), 124–143. Mastuti, E. (2005). Analisis faktor alat ukur kepribadian big five (adaptasi dari IPIP) pada mahasiswa suku jawa. Jurnal Insan, 7(3), 264–276. Parson, S. F. (2002). No Title. In Feminist Theology as Domagtic Theology. In Cambridge Companion to Feminist Theology (114th–32nd ed.). New York: Cambridge University Press. Ripper, C. A., Boyes, M. E., Clarke, P. J. F., & Hasking, P. A. (2018). Emotional reactivity, intensity, and perseveration: Independent dimensions of trait affect and associations with depression, anxiety, and stress symptoms. Personality and Individual Differences, 121, 93–99. Rochmawati, K. (2016). PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PEMILIHAN KARIR BERBASIS TEORI TRAIT DAN FACTOR UNTUK SISWA KELAS 10 SMAN 1 GRESIK. Jurnal BK UNESA, 6(3). Sholihin, R. (2015). Konseling Trait and Factor Bagi Siswa yang Kesulitan dalam Memilih Program Belajar. JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM, 5(2), 219–242. Subhan, M., Amat, S., & Bakar, A. Y. A. (n.d.). THE CONCEPT OF CAREER CHOICE AMONG CHILDREN. Surya, M. (2003). Teori-teori konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Tarsidi, D. (2007a). Teori perkembangan karir. Pengembangan Karir, 1. Tarsidi, D. (2007b). Teori Perkembangan Karir Diintisarikan dari Zunker , Vernon G . ( 1986 ). Career Counseling  : Applied Concepts of Life Planning . Second Edition . Chapter 2  : Theories of Career Development . Monterey , California  : Brooks / Cole Publishing Company, 1–31. Tarsidi, O. D., & Tiedeman, D. (1986). Teori Perkembangan Karir Diintisarikan dari Zunker , Vernon G . ( 1986 ). Career Counseling  : Applied Concepts of Life Planning . Second Edition . Chapter 2  : Theories of Career Development . Monterey , California  : Brooks / Cole Publishing Company, 1– 31. Westbrook, C. J., Davis, D. E., McElroy, S. E., Brubaker, K., Choe, E., Karaga, S., … Hook, J. (2018). Trait Sources of Spirituality Scale: Assessing Trait Spirituality More Inclusively. Measurement and Evaluation in Counseling and Development, 1–14.



(Trait and Factor Theory)



Farhan, Fajri, Fita, Kmas, Zikry



Zunker, V. G. (1998). Career counseling: Applied concepts of life planning.



KONSELOR, Open Access Journal: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor